NABI SAW Sebagai Panglima Perang [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TELADAN NABI MUHAMMAD SAW SEBAGAI PANGLIMA PERANG “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (iaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”. (QS Al-Ahzab:21) Rasulullah SAW adalah uswatun hasanah (suri tauladan yang baik) yang harus kita jadikan pedoman dalam bersikap dan bertindak. keteladanan rasulullah mencakup semua aspek kehidupan. Rasulullah SAW adalah manusia sempurna yang diciptakan Allah untuk menyempurnakan akhlak manusia. Dan kita sebagai umat muslim wajib mencontoh keteladanan beliau. Bahkan K. S.RAMAKRISHNA RAO, Professor Philosophy from India berkata "Kepribadian Muhammad, sangat sulit untuk menggambarkannya dengan tepat. Saya pun hanya



bisa



menangkap sekilas saja: betapa ia adalah lukisan yang indah. Anda bisa lihat Muhammad



sang



Nabi,



Muhammad



sang



pejuang,



Muhammad



sang



pengusaha, Muhammad sang negarawan, Muhammad sang orator ulung, Muhammad sang pembaharu, Muhammad sang pelindung anak yatim-piatu, Muhammad sang pelindung hamba sahaya, Muhammad sang pembela hak wanita, Muhammad sang hakim, Muhamad sang pemuka agama. Dalam setiap perannya tadi, ia adalah seorang pahlawan." Diantara contoh kepemimpinan itu adalah Nabi Muhammad Saw sebagai Panglima Perang yang menerapkan komunikasi persuasif, komunikasi bersifat bujukan yang akan kita uraikan dalam tulisan singkat ini. Merujuk ke Al-Quranul Karim, kita terlebih dulu akan melihat bagaimana pentingnya strategi untuk memenangkan sebuah pertempuran, diuraikan dalam Surah Al-‘Adiyat. Menimbulkan pertanyaan mengapa dalam Surah Al-‘Adiyat ini, Allah SWT bersumpah dengan kuda perang. Wal’Adiyati dhobha. Kuda yang dipacu dalam suatu serangan kilat, sehingga terengah-engah nafasnya. Fal muriyati



qodha



:



Derap



kakinya



begitu



kuat



menghantam



batu-batu



hingga



memercikkan api. Falmughirati shubha. Faasarna bihi naq’a : Menyerbu musuh diwaktu subuh, ditengah-tengah debu yang berterbangan, hingga menutupi wajah musuh. Fawasathna bihi jam’aa. Ketika itulah pasukan berkuda memporakporandakan kekuatan musuh langsung ke jantung pertahanan mereka. Dapat dibayangkan bagaimana kacau balaunya musuh yang diserang ketika mereka sedang terlena, nyenyak tidur, dini hari. Penerapan serangan fajar seperti ini antara lain dilakukan oleh Kolonel Sudirman di



Ambarawa, dalam perang mempertahankan kemerdekaan



Republik Indonesia. Tercatat dalam sejarah bahwa kemenangan pasukan Panglima Divisi Banyumas ini memporak porandakan pasukan Sekutu Desember 1945, menyebabkan ia meraih pangkat Jenderal. Dikaitkan dengan ayat berikutnya adalah peringatan Allah SWT bahwa dalam menjalan hidup ini harus ada bekal taktik dan strategi guna merbut kemenangan. Kemenangan itu adalah kebahagiaan hidup kita, baik di dunia maupun di akhirat. Suatu strategi atau usaha sepenuhnya dalam mencapai tujuan akan mencakup rincian analisa terhadap kekuatan dan kelemahan, peluang dan tantangan. Untuk meraih kemenangan dalam suatu peperangan, banyak kendala yang dihadapi. Diantaranya adalh godaan terhadap harta. Pada masa perang uhud, godaan harta pula yang menyebabkan kelalaian mengikuti perintah Nabi Muhammad SAW, panglima dalam perang Uhud yang terkenal itu (tahun 625 M). Sebagian besar pasaukan panah yang ditempatkan dilereng-lereng bukit Uhud yang strategis meninggalkan posisinya karena melihat musuh sudah mundur. Dan ada peluang untuk merebut harta rampasan. Dari lima puluh orang anggota pasukan, yang tinggal tak sampai sepuluh orang. Pasukan berkuda Quraisy melihat titik kelemahan ini. Dipimpin Khalid bin Walid mereka melakukan serangan balik yang menyebabkan pasukan Islam mengalami bencana yang hebat. Seusai perang, turun ayat Al-Qur’an Surah Ali ‘Imran : 159 : “Dengan rahmat Allah (ya Muhammad) berlaku lembut kepada mereka. Jika engkau



kasar dalam perkataan dan jahat dalam perbuatan, niscaya mereka akan meninggalkanmu. Maafkanlah mereka dan mohon ampunlah untuk mereka”. Karena itu pula Nabi memaafkan para sahabatnya itu. Inilah contoh ketinggian akhlak dalam peperangan, Nabi Muhammad SAW menerapkan metode komunikasi persuasif. Kebijaksanaan yang bersifat bujukan yang menyentuh kejiwaan dan menumbuhkan motivasi. Penyesalan yang tumbuh dalam hati nurani, mendorong perbaikan di masa mendatang.



Dikaitkan dengan teori-teori komunikasi modern, ternyata dengan petunjuk Allah SWT, Nabi Muhammad Saw berabad-abad yang lalu, dengan kebijaksanaannya pada waktu itu, sudah memperhitungkan konsep-konsep dasar komunikasi persuasif yaitu, faktor pribadi, situasi dan kondisi ketika itu serta norma-norma kelompok. Kepatuhan muncul karena kesadaran pribadi dan keteladanan pimpinan dalam arti yang sebenarnya. Nabi SAW sangat mementingkan musyawarah, Al-Qosimy dalam Mahasinuttakwil menyatakan musyawarah Nabi Saw dan sahabat-sahabatnya bukan karena Nabi tidak bisa mengambil keputusan sendiri. Bukan karena ia berhajat atau bergantung kepada orang lain. Tidak demikian. Tapi hikmah dari musyawarah itu adalah tumbuhnya pemikiran-pemikiran positif dari para sahabat, guna kesatuan langkah untuk mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan. Prinsip musyawarah ini pula yang menurut para pakar merupakan akar pandangan demokrasi menurut ajaran Islam. Musyawarah dirumah tangga, musyawarah ditengah-tengah masyarakat, musyawarah dalam urusan bangsa dan Negara. “Fa idza ‘azamta fatawaqqal ‘alallah innalloha yuhibbul mutawakkilin” : Apabila musyawarah telah mengambil keputusan, tawakallah kepada Allah. Maksudnya tetap berpegang kepada kebenaran yang digariskan Allah SWT.



Penerapan komunikasi persuasif sebagai Panglima Perang dan prinsip musyawarah adalah bagian dari kebijaksanaan global risalah Nabi Mukammad Saw yang membawa berita gembira dan berita takut : basyiran wa nazhira”. Berita balasan syurga bagi yang mematuhi perintah Allah dan meninggalkan laranganNya. Berita takut balasan neraka bagi yang engkar. “Dan kami tidak mengutus kamu (ya Muhammad) melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan berita takut (QS. Saba : 28). Secara global, risalah ini dilaksanakan dengan penerapan komunikasi persuasif. Dikenal dalam ilmu komunikasi sebagai penerapan ‘pay off idea’ dan “fear arousing”. Dalam ilmu manajemen dikenal dengan penerapan rewarding dan punishment, ada penghargaan bagi yang berprestasi serta hukuman bagi yang melanggar hukum.



Sejarah telah mencatat kejeniusan dan kehebatan Rasulullah sebagai panglima di bidang militer dan strategi perang, yang tak tertandingi oleh Panglima perang manapun, siapapun dan dalam perang apapun, serta pada waktu kapanpun, baik pada masa lalu, sekarang maupun yang akan datang. Dan fakta-fakta menunjukkan bahwa Rasulullah Sang Panglima telah mempelopori dan menerapkan seluruh “Principles Of War” yang hari ini menjadi rujukan setiap Panglima perang dan tentaranya. Dari peperangan yang banyak itu, yang paling terkenal hingga sekarang adalah Perang Badar, yakni peperangan antara 300 tentara pimpinan Nabi Muhammad SAW melawan 700 tentara kafir Makkah (H.G. Wells, The Outline of History, 1949). Kemenangan yang diraih dalam Perang Badar ini--sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an--tidak terlepas dari bantuan dari 3.000 malaikat yang secara khusus diturunkan oleh Allah dari langit untuk membantu tentara pimpinan Muhammad : Petunjuk Rasulullah SAW dalam berperang • Rasulullah saw. menganjurkan berperang pada pagi hari, jika beliau tidak



berperang di pagi hari, maka beliau menunda peperangan sampai tergelincir matahari dan angin berhembus. • Beliau memba’iat para sahabatnya dalam perang agar tidak melarikan diri, terkadang beliau membai’atnya supaya bersedia untuk mati, mereka di bai’at untuk berjihad sebagaimana mereka di bai’at karena untuk islam • Beliau bermusyawarah dengan para sahabatnya dalam masalah jihad, ketika bertemu musuh dan ketika memilih posisi. • Beliau berada di belakang untuk memberikan mereka air minum dalam perjalanannya, beliau membantu yang lemah dan berada di belakang orangorang yang telah letih tunggangannya (unta atau kuda), Rasulullah saw. Adalah orang yang paling sayang dan ramah buat mereka ketika mereka sedang dalam perjalanan. • Jika beliau hendak berperang maka beliau menggunakan taktik atau strategi, beliau bersabda: “perang adalah (memerlukan) strategi”. • Rasulullah saw. Selalu Mengutus mata-mata untuk mengabarkan keadaan musuh. • Jika beliau telah berhadapan dengan musuhnya, maka beliau berhenti dan berdo’a meminta pertolongan kepada Allah Swt. Beliau dan para sahabatnya memperbanyak mengingat Allah Swt. (berdzikir kepada Allah Swt.) dengan mengecilkan suara mereka. • Rasulullah saw. Memakai peralatan-peralatannya untuk berperang, beliau memakai baju besi, topi baja dan menyandang pedang, beliau juga membawa busur dan anak panah, serta memakai perisai atau tameng. • Rasulullah saw. Menertibkan para pasukan dan pertempuran, beliau meletakkan setiap sudut atau segi yang sesuai untuknya, dan beliau memimpin peperangan.



• Jika pasukan telah turun (ke medan perang) maka beliau mengumpulkan mereka atas sebagian yang lain dengan sebagian yang lain, sehingga jika seandainya di bentangkan sebuah kain di atas mereka maka akan meliputi mereka. • Beliau menertibkan barisan-barisan, dan memerintahkan mereka ketika berperang dengan tangan beliau, dan Rasulullah saw. Bersabda: wahai fulan kamu maju, wahai fulan kamu mundur. • Beliau senang dengan orang yang berperang di bawah bendera kaumnya. • Terkadang Rasulullah saw. Menyerang musuhnya di waktu malam, terkadang beliau menyerang mereka di waktu siang hari. • Dan jika beliau bertemu dengan musuh maka beliau berdo’a: “Allahumma munzilal kitaab, wa majria ssahaab, wahaazimul ahzaab, ihzimhum wanshurnaa ‘alaihim”. Artinya: “Ya Allah! Yang telah menurunkan al kitab (al Qur’an), dan yang menggerakkan awan, Yang mengalahkan golongan yang bersekutu (musuh), Kalahkanlah mereka dan berilah kami kemenangan atas mereka”. Terkadang beliau mengatakan: “Golongan itu pasti akan di kalahkan dan mereka akan mundur ke belakang. Sebenarnya hari kiamat itulah hari yang di janjikan kepada mereka dan kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit”. (QS. Al Qamar: 45-46). Terkadang beliau mengatakan: “ya Allah! Turunkanlah pertolongan-Mu”. Dan beliau membaca: “Ya Allah! Engkau adalah lenganku (pertolongan-Mu yang ku andalkan dalam menghadapi lawanku) Engkau adalah pembelaku, dengan pertolongan-Mu aku berputar-putar, dengan pertolongan-Mu aku menyergap, dan dengan pertolongan-Mu aku menyerang”. • Dan jika manusia merasa keletihan (dengan perang yang berkecamuk) beliau mengingatkannya agar bertakwa kepada Allah, dan beliau berada paling dekat dengan musuh.



• Dan jika beliau menemui musuhnya, maka beliau memperkenalkan dirinya, dengan mengatakan: “Saya adalah seorang Nabi dan bukan suatu kebohongan, saya cucu Abdul Muttalib”. • Rasulullah saw. Senang bersikap bangga diri ketika berada di medan perang (untuk membangkitkan semangat prajuritnya). • Rasulullah saw. Memakai penjaga, dan ketika turun firman Allah Swt.: “…Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia…”. (QS. Al Maaidah: 67). Beliau keluar kedepan orang-orang dan mengabarkan hal tersebut, dan mengosongkan penjagaan. • Dan jika Rasulullah saw. Mengutus sariyyah (pasukan) beliau memberinya wasiat agar bertakwa kepada Allah swt. Beliau bersabda: “berjalanlah dengan Nama Allah, dan di jalan Allah, perangilah orang-orang yang kafir kepada Allah Swt…dan jangan membunuh bayi “. • Dan beliau melarang untuk membunuh wanita dan anak-anak. • Dan beliau memerintahkan kepada pimpinan pasukan (yang di utus) agar mendakwahi atau mengajak musuhnya sebelum berperang, dengan menawarkan pilihan yaitu, masuk islam dan berhijrah atau masuk islam tanpa berhijrah, dan mereka seperti orang-orang pedalaman muslim, mereka tidak mempunyai bagian dalam hal ghanimah harta rampasan perang, atau membayar pajak (upeti), dan jika mereka mengabulkannya maka terimalah mereka, dan jika mereka menolak maka mintalah pertolongan kepada Allah Swt. Dan perangilah mereka. • Terkadang Rasulullah saw. Berperang dengan menggunakan manjanik (alat pelontar batu). • Rasulullah saw. Melarang dalam peperangan merampas atau merampok dan al mutslah, kata al mutslah ialah: pencemaran nama baik (fitnah) sebelum di



bunuh atau setelahnya. • Rasulullah saw. Melarang membawa al Qur’an ketika hendak bepergian ke daerah musuh.