Nasionalisme Di Indonesia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

NASIONALISME DI INDONESIA



Oleh: 



Tesalonika Putri Eklesia Tarigan







Abraham Purba







Isra’ Pasu Mutiara







Nabilatul Hasanah







Reni Wasilah







Yunita



Kelas: B reguler 2016



JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2018



Mata Kuliah:



Dosen Pengampu:



Sejarah Intelektual



Syahrul Nizar Saragih, S.Hum., M.A



KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada saya sehingga berhasil menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Intelektual. Selesainya tugas ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah ini yang telah memberi tugas, baik petunjuk kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Dan penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini. Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa dalam penulisannya tentu tidak terlepas dari kekurangan baik dalam sistematika dan tehnik penulisan.Oleh karena itu penulis sangat membutuhkan kritik, saran, dan opini yang membangun senantiasa yang diharapkan dapat sebagai umpan balik yang positif untuk perbaikan di masa mendatang.



Medan, 24 Februari 2018



Penulis



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................................ i DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii



BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1 A. Latar Belakang ............................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 2 C. Tujuan Penulisan ............................................................................................. 2



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Nasionalisme ................................................................................. 3 B. Latar Belakang Lahirnya Nasionalisme Di Indonesia .................................... 4 C. Keadaan Nasionalisme Sebelum Kemerdekaan ............................................. 5 D. Faktor-Faktor Nasionalisme Di Indonesia .................................................... 9 E. Karakteristik Nasionalisme Di Indonesia...................................................... 13 F. Keadaan Nasionalisme Di Indonesia Pasca Kemerdekaan .......................... 15 G. Keadaan Indonesia Dewasa Ini & Faktor Yang Mempengaruhi Melemahnya Nasionalisme di Indonesia ........................................................................... 16 H. Memperkuat Nasionalisme Di Indonesia ...................................................... 19



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan dan Saran................................................................................... 22



DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 23



ii



BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Permasalahan nasionalisme di Indonesia beberapa tahun terakhir menjadi fokus perhatian para sejarawan yang peduli dengan eksistensi negara Republik Indonesia. Kartodirjo (2001), seorang sejarawan senior dari UGM, mengungkapkan keprihatinannya terhadap pertikaian antar elit politik di Indonesia. Kartodirjo menilai bahwa etos nasionalisme para elit politik di Indonesia telah menipis, karenanya Kartodirjo menghimbau agar para elit polittik segera mawas diri dengan mempelajari kembali sejarah pergerakan nasional melalui biografi tokoh-tokoh pergerakan nasional. Nasionalisme dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia dikenal sebagai sebuah kata sakti yang mampu membangkitkan kekuatan berjuang melawan penindasan yang dilakukan kaum kolonialis selama beratus-ratus tahun lamanya. Perasaan senasib dan sepenanggungan yang dialami mampu mengalahkan perbedaan etnik, budaya dan agama sehingga lahirlah sejarah pembentukan kebangsaan Indonesia. Kenyataannya banyak dari komponen bangsa ini telah mengingkari nilainilai Pancasila, sehingga sulit untuk dikatakan sebagai golongan yang berjiwa nasionalisme. Betapa tidak, bukankah sebagian masyarakat telah mementingkan dirinya sendiri, misalnya, dengan melakukan praktek korupsi atau melakukan apa pun demi memperoleh keinginannya, misalnya kekuasaan. Demikian pula, ternyata pemerintah bangsa ini tidak mempunyai kekuatan, sehingga membiarkan dan bahkan memberi kesempatan bangsa lain untuk mendhalimi dan menindas. Butul bahwa penjajahan dalam bentuk fisik sudah enyah dari bangsa ini, akan tetapi bukankah neokolonialisme telah 1



tumbuh yang sebenarnya lebih menyakitkan, karena seolah-oleh bangsa ini tersiksa dalam waktu yang lama dan tidak segera menemukan kesembuhan.



B. RUMUSAN MASALAH 1. Apakah yang dimaksud dengan nasionalisme? 2. Jelaskan bagaimana latar belakang lahirnya nasionalisme di indonesia? 3. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi jalannya nasionalisme di indonesia (internal dan eksternal) ? 4. Bagaimana karakteristik nasionalisme di indonesia? 5. Jelaskan kondisi penerapan nasionalisme di indonesia? 6. Bagimana cara memperkuat nasionalisme di indonesia?



C. TUJUAN PENULISAN 1. Untuk menjelaskan pengertian nasionalisme. 2. Untuk menjelaskan latar belakang lahirnya nasionalisme di indonesia. 3. Untuk



menjelaskan



faktor-faktor



yang



mempengaruhi



jalannya



nasionalisme di indonesia (internal dan eksternal). 4. Untuk menjelaskan karakteristik nasionalisme di indonesia. 5. Untuk menjelaskan kondisi penerapan nasionalisme di indonesia. 6. Untuk menjelaskan bagaimana cara memperkuat nasionalisme di indonesia.



2



BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN NASIONALISME Nasionalisme adalah suatu sikap politik dari masyarakat suatu bangsa yang mempunyai kesamaan kebudayaan dan wilayah serta kesamaan cita-cita dan tujuan, dengan demikian masyarakat suatu bangsa tersebut merasakan adanya kesetiaan yang mendalam terhadap bangsa itu sendiri. Nasionalisme adalah suatu dasar pembentukan negara, keduanya mempunyai kaitan yang cukup erat. Secara tidak langsung, terbentuknya suatu negara itu dibarengi dengan semangat warga yang berjiwa nasionalisme, begitu pula dengan terbentuknya NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) ini. Pengertian nasionalisme secara umum adalah pengabdian yang tinggi oleh bangsa terhadap negaranya yang diperlihatkan melalui sikap dan tingkah laku individu atau masyarakat. Nasionalisme dalam arti sempit dapat diartikan sebagai perasaan kebangsaan atau cinta terhadap bangsanya dengan sangat tinggi dan berlebihan. Nasionalisme dalam arti luas adalah suatu sikap memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan termasuk harga diri bangsa sekaligus menghormati bangsa lain. Sifat nasionalisme pada setiap orang akan membina rasa bersatu antar penduduk negara yang berbeda-beda karena perbedaan baik suku, agama, maupun ras. Penting sekali untuk membedakan antara nasionalisme dan patriotism, patriotism adalah sikap berani yang pantang menyerah dan rela berkorban demi bangsa dan negara. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), pengertian nasionalisme adalah paham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan negara sendiri, sifat nasional, kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara potensial 3



atau actual bersama-sama mencapai, mempertahankan dan mengabdikan identitas, integritas, kemakmuran dan kekuatan bangsa itu, semangat kebangsaan. Nasionalisme menurut Ernest Renan adalah kehendak untuk bersatu dan bernegara.



B. LATAR



BELAKANG



LAHIRNYA



NASIONALISME



DI



INDONESIA Konsep Nasionalisme dalam pengertian modern berasal dari dunia barat. Nasionalisme yang bangkit dalam abad ke-18 itu merupakan suatu gerakan politik untuk membatasi kekuasaan pemerintah dan menjamin hakhak warga negara. Nasionalisme abad ke-18 telah melahirkan negara-negara kebangsaan (nation-state) di Eropa dengan menentukan batas-batasnya di satu pihak dan melahirkan imperialisme di pihak lain. Nasionalisme adalah manifestasi kesadaran bernegara atau semangat bernegara. Sebelum kedatangan bangsa Belanda di lingkungan Indonesia, negara-negara sudah dikemudikan oleh orang-orang indonesia sendiri dalam bentuk kerajaan-kerajaan lokal. Nasionalisme Indonesia yang dalam perkembangannya mencapai titik puncak setelah PD-II yaitu dengan diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia berarti pembentukan nasional Indonesia berlangsung melalui proses sejarah yang panjang. Indonesia dan negara-negara lain di Asia mengalami penjajahan dan secara serempak membangkitkan nasionalismenya sendiri sehingga menciptakan negara merdeka. Usaha untuk menolak kolonialisme inilah yang merupakan manifestasi dari penderitaan dan tekanan-tekanan yang disebut nasionalisme. Kolonialisme umumnya disamakan dengan imperialisme yaitu suatu rangkaian daya upaya suatu bangsa untuk menaklukkan bangsa lain dalam segala lapangan. Tindakan-tindakan itu meliputi bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang sangat merugikan bangsa yang dijajah. Sistem politik 4



kolonial pada massa itu menjadi faktor utama yang melatarbelakangi munculnya nasionalisme di Indonesia. Secara umum kita mengetahui nasionalisme di Indonesia dimulai ketika munculnya pergerakan dan organisasi nasional yang menutut Indonesia untuk merdeka. Tapi tanpa kita sadari, ternyata Kartini lah yang memberi sinar nasionalisme pertama kali di Indonesia meskipun sifatnya masih samar. Walaupun Kartini sering dikategorikan sebagai pejuang wanita, tetapi ditinjau dari teori yang ada seperti teorinya Sartono Kartodirdjo (1967) sepak terjang Kartini masuk pada fase paling awal pembentukan nasionalisme Indonesia. Lalu tahap selanjutnya adalah terbentuknya organisasi-organisasi kebangsaan yang



menandai



bangkitnya



kesadaran



sebagai



bangsa



Indonesia.



Perkembangan selanjutnya ialah komitmen sebagai bangsa Indonesia melalui Sumpah Pemuda 1928 dan Proklamasi Kemerdekaan 1945.



C. KEADAAN



NASIONALISME



DI



INDONESIA



SEBELUM



KEMERDEKAAN Munculnya nasionalisme di Indonesia dalam pengertian modern merupakan bentuk reaksi atau antitesis terhadap kolonialisme, yang bermula dari cara ekploitasi yang menimbulkan pertentangan kepentingan yang permanen antara penjajah dan yang di jajah. Nasionalisme Indonesia secara umum bertujuan ke dalam memperhebat nation building dan character building sesuai dengan falsafah dan pandangan hidup bangsa, sedangkan tujuan ke luar secara antitesis dan antagonis melakukan konfrontasi atau menolak segala bentuk kolonialisme. Nasionalisme Indonesia bersikap menentang secara prinsipil. Hal itu dapat dimengerti karena nasionalisme ingin mengambalikan lagi harga diri manusia yang hilang akibat kolonialisme. Itulah sebabnya dalam pertumbuhan dan perkembangannya nasionalisme dan 5



kolonialisme tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan memiliki hubungan timbal balik. Semua



pengalaman



yang



mengecewakan



Indonesia



akibat



kolonialisme Belanda memaksa terbentuknya solidaritas sosial yang mengantar lahirnya organisasi-organisasi pergerakan kebangsaan Indonesia. Pergerakan kebangsaan Indonesia yang muncul pada abad ke-20 merupakan suatu fenomena baru di dalam sejarah bangsa Indonesia. Pergerakan kebangsaan itu merupakan lanjutan perjuangan yang masih bersifat pranasional dalam menentang praktek-praktek kolonialisme dan imperialisme Belanda pada masa-masa sebelumnya. Pergerakan kebangsaan modern ini lebih terorganisasi, mempunyai asas dan tujuan yang jelas, berjangkauan panjang, serta mempunyai ideologi baru yaitu menciptakan masyarakat maju, suatu ideologi yang kemudian mengalami pendewasaan dengan hasrat mendirikan sebuah negara nasional. Ada pula beberapa organisasi-organisasi pergerakan kebangsaan Indonesia, antara lain:



1. Budi Utomo (1908) Dengan diterapkannya politik balas budi secara tidak langsung telah mendorong munculnya elit baru berpendidikan barat yang sadar akan nasib bangsanya akibat kolonialisme. Dalam hal ini para pelajar Indonesia sebagai kelompok cendekiawan (kelompok elite modern) menyadari sepenuhnya bahwa seperangkat alat yang dibutuhkan itu tidak lain adalah sebuah organisasi modern. Kesadaran ini telah memberikan motivasi pada sekelompok pelajar di Stovia yang dipimpin oleh Soetomo untuk mendirikan perkumpulan Boedi Utomo (1908) sebagai organisai pergerakan pertama yang menjadi perintis bagi lahirnya organisasiorganisasi pergerakan kebangsaan Indonesia lain. 6



Nasionalisme di Indonesia mengalami pertumbuhan seirama dengan dinamika pertumbuhan dan perkembangan pergerakan kebangsaan Indonesia. Sifat dan corak nasionalisme pada saat lahirnya Boedi Utomo (1908) telah dilandasi oleh nasionalisme dalam bentuknya yang masih samar-samar. Perkumpulan ini membatasi gerakannya terbatas pada Jawa dan Madura. Sasaran perjuangannya juga tampak belum tegas antara perjuangan politik atau terbatas pada sosiokultural menyebabkan aktivitasnya cenderung hanya dibidang kebudayaan.



2. Sarekat Islam (1912) Lahirnya Sarekat Islam (1912) memberikan titik terang bagi perkembangan nasionalisme Indonesia. Sarekat Islam tidak semata-mata mengadakan perlawanan terhadap pedagang Cina, tetapi membuat front melawan semua penghinaan terhadap rakyat bumi putera. Perjuangannya yang langsung membela rakyat, yaitu memperjuangkan ekonomi rakyat telah menjadikan perkumpulan ini berkembang sangat pesat. Dengan keadaan tersebut perkembangan nasionalisme Indonesia mengarah pada konsep nasionalisme yang bercorak ekonomi, religius, dan demokratis.



3. Indische Partij (1912) Konsep nasionalisme lebih luas lagi diperkenalkan oleh Indische Partij. Organisasi ini dengan tegas mencanangkan kemerdekaan tanah air dan bangsa Hindia lepas dari Nederland sebagai akhir dari perjungannya. Nasionalisme yang dikembangkan bercorak tegas bahkan radikal. Menjadi organisasi politik pertama di Indonesia.



7



4. Perhimpunan Indonesia (PI) (1925) Perkumpulan mahasiswa Indonesia di Belanda bernama Perhimpunan Indonesia (PI) awalnya bernama “Indische Vereneging” (1908) mulanya hanyalah perkumpulan organisasi sosiokultural. Tetapi sejak 1925 mereka telah mengembangkan organisasi tersebut sebagai organisasi yang mengutamakan masalah-masalah politik. Lewat PI konsep nasionalisme bercorak lebih tegas dan revolusioner. PI telah memberikan sumbangan yang sangat penting yaitu nama “Indonesia” sebagai identitas nasional.



5. Partai Nasional Indonesia (PNI) (1927) Kelahiran Partai Nasional Indonesia (PNI) tahun 1927 melanjtkan ideide yang dikembangkan oleh PI juga dilandasi oleh nasionalisme dan revolusioner. Selanjutnya dicetuskan Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 yang menjadi bukti bahwa nasionalisme Indonesia telah melandasi dan dijunjung tinggi dalam aktivitas bangsa Indonesia, untuk bersatu adalah kemauan bersama yang akan mengatasi alasan-alasan dengan tetap menghormati perbedaan-perbedaan yang ada. Dari



pertumbuhan



dan



perkembangan



organisasi



pergerakan



kebangsaan Indonesia, tampaklah bahwa proses pendewasaan dari pematangan



konsep



nasionalisme



kultural,



berkembanag



ke



sosioekonomis, dan memuncak menjadi nasionalisme politik revolusioner yang mempunya aspek multidimensional. Nasionalisme Indonesia tumbuh dan berkembang dari dan dalam kebudayaan masyarakat Indonesia sendiri. Itu artinya bangsa Indonesia menyadari keberadaannya dalam tata pergaulan hidup dengan bangsa-bangsa lain.



8



D. FAKTOR-FAKTOR NASIONALISME DI INDONESIA 1. Faktor Internal a. Kenangan Kejayaan Masa Lampau Bangsa-bangsa Asia dan Afrika sudah pernah mengalami masa kejayaan sebelum masuk dan berkembangnya imperialisme dan kolonialisme barat. Bangsa India, Indonesia, Mesir, dan Persia pernah mengalami masa kejayaan sebagai bangsa merdeka dan berdaulat. Kejayaan masa lampau mendorong semangat untuk melepaskan diri dari penjajahan. Bagi Indonesia kenangan kejayaan masa lampau tampak dengan adanya kenangan akan kejayaan pada masa kerajaan Majapahit dan Sriwijaya. Dimana pada masa Majapahit, mereka mampu menguasai daerah seluruh Nusantara, sedangkan masa Sriwijaya mampu berkuasa di lautan karena maritimnya yang kuat.



b. Bersatunya Negara-Negara Asia Dan Afrika Sejak Zaman Dahulu Kala Faktor yang mendorong rasa nasionalisme bangsa Asia bukanlah akibat penjajahan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa Eropa terhadap bangsa Asia, Afrika, melainkan rasa persatuan itu sudah dimiliki sejak zaman dahulu kala terutama sesama ras, ataupun kerjasama perdagangan yang telah saling melengkapi antara suku produsen benda yang berlainan (sehingga terjadi pertukaran tanpa adanya keserakahan seperti yang dilakukan bangsa barat). Mereka saling menghormati dan menjaga. Namun kedatangan bangsa barat yang menjajah mengakibatkan mereka hidup miskin dan menderita sehingga mereka ingin menentang imperialisme barat.



9



c. Munculnya Golongan Cendekiawan Perkembangan pendidikan menyebabkan munculnya golongan cendekiawan baik hasil dari pendidikan barat maupun pendidikan Indonesia sendiri. Mereka menjadi penggerak dan pemimpin munculnya organisasi pergerakan nasional Indonesia yang selanjutnya berjuang untuk melawan penjajahan.



d. Paham Nasionalis Yang Berkembang Dalam Bidang Politik, Sosial Ekonomi, Dan Kebudayaan Dalam bidang politik, tampak dengan upaya gerakan nasionalis menyuarakan aspirasi masyarakat pribumi yang telah hidup dalam penindasan dan penyelewengan hak asasi manusia. Mereka ingin menghancurkan kekuasaan asing/kolonial dari Indonesia. Dalam bidang ekonomi, tampak dengan adanya usaha penghapusan eksploitasi ekonomi asing. Tujuannya untuk membentuk masyarakat yang bebas dari kesengsaraan dan kemelaratan untuk meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia. Dalam



bidang



budaya,



tampak



dengan



upaya



untuk



melindungi, memperbaiki dan mengembalikan budaya bangsa Indonesia yang hampir punah karena masuknya budaya asing di Indonesia. Para nasionalis berusaha untuk memperhatikan dan menjaga serta menumbuhkan kebudayaan asli bangsa Indonesia.



2. Faktor Eksternal a. Kemenangan Jepang Atas Rusia (1905) Pada tahun 1904-1905 Jepang melawan Rusia dan tentara Jepang berhasil mengalahkan Rusia. Hal ini dikarenakan, modernisasi yang dilakukan Jepang yang telah membawa kemajuan pesat dalam 10



berbagai bidang bahkan dalam bidang militer. Awalnya dengan kekuatan yang dimiliki tersebut Jepang mampu melawan Korea tetapi kemudian dia melanjutkan ke Manchuria dan beberapa daerah di Rusia. Keberhasilan Jepang melawan Rusia inilah yang mendorong lahirnya semangat bangsa-bangsa Asia Afrika mulai bangkit melawan bangsa asing di negerinya.



b. Perkembangan Nasionalisme di Berbagai Negara 1) Pergerakan Kebangsaan India Dalam melawan Inggris di India, kaum pergerakan nasional di India membentuk All India National Congress (Partai Kongres India), atas inisiatif seorang Inggris Allan Octavian Hume pada tahun 1885. Di bawah kepemimpinan Mahatma Gandhi, partai ini kemudian menetapkan garis perjuangan yang meliputi Swadesi, Ahimsa, Satyagraha, dan Hartal. Keempat ajaran Ghandi ini, terutama Satyagraha mengandung makna yang memberi banyak inspirasi terhadap perjuangan di Indonesia.



2) Gerakan Nasionalis Rakyat Cina Dinasti Manchu (Dinasti Ching) memerintah di Cina sejak tahun 1644 sampai 1912. Dinasti ini dianggap dinasti asing oleh bangsa Cina karena dinasti ini bukan keturunan bangsa Cina. Masuknya pengaruh Barat menyebabkan munculnya gerakan rakyat yang menuduh bahwa Dinasti Manchu sudah lemah dan bekerja sama dengan imperialis Barat. Oleh karena itu muncul gerakan rakyat Cina untuk menentang penguasa asing yaitu para imperialis Barat dan 11



Dinansti Manchu yang juga dianggap penguasa asing. Munculnya gerakan nasionalisme Cina diawali dengan terjadinya pemberontakan Tai Ping (1850 – 1864) dan kemudian disusul oleh pemberontakan Boxer. Gerakan ini ternyata berimbas semangatnya di tanah air Indonesia.



3) Pergerakan Nasionalisme Mesir Dipimpin oleh Arabi Pasha (1881-1882) dengan tujuan menentang kekuasaan bangsa Eropa terutama Inggris atas negeri Mesir. Adanya pandangan modern dari Mesir yang dikemukakan



oleh



Muhammad



Abduh



mempengaruhi



berdirinya organisasi-organisasi keagamaan di Indonesia seperti Muhammaddiyah.



4) Munculnya Paham-Paham Baru Munculnya paham-paham baru di luar negeri seperti nasionalisme, liberalisme, sosialisme, demokrasi dan pan islamisme juga menjadi dasar berkembangnya paham-paham yang serupa di Indonesia. Perkembangan paham-paham itu terlihat pada penggunaan ideologi-ideologi (paham) pada organisasi pergerakan nasional yang ada di Indonesia.



12



E. KARAKTERISTIK NASIONALISME INDONESIA Menurut



Sartono



Kartodirdjo



mengemukakan



unsur-unsur



nasionalisme di Indonesia dibagi dalam tiga kategori: 



Unsur kognitif menunjukkan adanya pengetahuan atau pengertian akan suatu situasi/fenomena tertentu dalam hal ini mengenai pengetahuan akan situasi kolonial pada segala parposinya.







Unsur orientasi nilai/tujuan menunjukkan keadaan yang dianggap berharga oleh pelaku-pelakunya, dalam hal ini dianggap sebagai tujuan atau hal yang berharga adalah memperoleh hidup yang bebas dari kolonialisme.







Unsur afektif dari tindakan kelompok menunjukkan situasi dengan pengaruhnya yang menyenangkan atau menyusahkan bagi pelaku-pelakunya. Berbagai macam diskriminasi pada masyarakat colonial melahirkan aspek afektif.



Melihat pendapat di atas, maka ketiga aspek tersebut di atas tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainya, karena saling berhubungan antara aspek satu dengan aspek lainnya yang akan saling menunjang dalam satu kesatuan. Substansi nasionalisme Indonesia mempunyai dua unsur: Pertama, kesadaran mengenai persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang terdiri atas banyak suku, etnik dan agama. Kedua, kesadaran bersama bangsa Indonesia dalam menghapuskan segala bentuk penjajahan dan penindasan di Indonesia. Semangat dari dua substansi tersebutlah yang kemudian tercermin dalam proklamasi kemerdekaan dengan jelas dinyatakan “atas nama bangsa Indonesia”, sedangkan dalam pembukaan UUD 1945 dikatakan secara tegas, “segala bentuk penjajahan dan penindasan didunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”. Dilihat dari sejarahnya, menurut Risalah Sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan 13



Kemerdekaan Indonesia (PPKI) bahwa karakteristik nasionalisme Indonesia antara lain: 



Persamaan asal keturunan bangsa (etnik), yaitu bangsa Indonesia berasal dari rumpun bangsa melayu yang merupakan bagian dari ras mongoloid dan kemudian diperkaya oleh variasi percampuran darah antar ras.







Persamaan pola kebudayaan, terutama cara hidup sebagian suku-suku petani dan pelaut dengan segala adat istiadat dan lembaga sosialnya, manifestasi (perwujudan) persamaaan bahasa nasional, yaitu bahasa indonesia.







Persamaan tempat tinggal yang disebut dengan nama khas tanah air, yakni tanah tumpah darah seluruh bangsa berwilayah dari sabang sampai merauke.







Persaaan senasib kesejahteraanya, baik kejayaan bersama dimasa kejayankerajaan-kerajaaan besar jaman bahari sriwijaya dan majapahit, maupun penderitaan bersama dibawah dominasi penjajah asing.







Persamaan cita-cita yakni persamaan cita-cita hidup bersama sebagai



bangsa



yang



merdeka



dan



berdaulat



serta



mmembangun negara dalam ikatan persatuan indonesia yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945. (Risalah Sidang BPUPKI-PPKI, 1995).



14



F. KEADAAN



NASIONALISME



DI



INDONESIA



PASCA



KEMERDEKAAN Indonesia dan negara-negara lain di Asia mengalami penjajahan dan secara



serempak



membangkitkan



nasionalismenya



sendiri



sehingga



menciptakan negara merdeka. Nasionalisme sendiri mengacu pada faham yang mementingkan perbaikan dan kesejahteraan rasio atau bangsanya. Di Indonesia terdapat banyak suku dan etnik. Kelompok etnik yang bersifat sangat lokal ini perlu dikoordinasikan secara kolektif untuk menuju keinginan bersama. Jadi, klimaks dari pergerakan nasional adalah pembentukan nation Indonesia. Pada masa awal kemerdekaan Indonesia bentuk gerakan nasionalisme adalah dalam wujud perlawanan fisik dan upaya diplomasi bangsa Indonesia dalam upaya untuk mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia. Adapun bentuk-bentuk dari wujud nasionalisme rakyat Indonesia yaitu: Peristiwa pertempuran tanggal 10 November 1945 di Surabaya, peristiwa Bandung Lautan Api, Palagan Ambarawa, Konferensi Linggar Jati, Konferensi Renville, serta KMB. Termasuk di dalamnya upaya penanggulangan pemberontakan dari dalm negeri seperti: DI/ TII, PRRI/ Permesta, RMS baik Belanda maupun para pemberontak adalah sama-sama musuh bersama bangsa Indonesia yang harus dilawan demi menegakkan kedaulatan negera Republik Indonesia. Pada era Orde Baru 1966-1998, menanamkan nasionalisme pada siswa telah dilakukan pada masa ini dengan memasukkan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) dalam kurikulum sekolah. Hal ini dilatarbelakangi hasrat Presiden Soeharto agar pelajaran sejarah tidak sekedar mengajarkan pengetahuan sejarah belaka, melainkan juga menanamkan nilai-nilai perjuangan bangsa dalam hati siswa. Sebagaimana halnya dengan kebijakan lain pada masa Orde Baru, maka program ini pun memerlukan dasar hukum 15



yang jelas. Maka berdasarkan TAP MPR no. II/MPR/1982 tentang GarisGaris Besar Haluan Negara disebutkan “Dalam rangka meneruskan dan mengembangkan jiwa, semangat dan nilai-nilai 1945 kepada generasi muda, maka di sekolah-sekolah baik negeri maupun swasta, wajib diberikan pendidikan sejarah perjuangan bangsa”. Dalam era Reformasi, gerakan nasionalisme menampakkan wujudnya dalam wajah yang baru yakni dalam bentuk perlawanan terhadap represi politik rezim yang berkuasa dan dalam perlawanan daerah terhadap pusat. Tragedi 12 Mei 1998 terjadi penembakan mahasiswa Trisakti, dan 1 Januari 2001 saat diberlakukannya Otonomi Daerah merupakan momentum puncak dari gerakan nasionalisme pada masa transisi menuju demokrasi di Indonesia. Nilai perjuangan pada angkatan 1998 dalam simpul perubahan sejarah politik negara, nilai-nilai perjuangan yang diangkat lebih kepada isu konkrit berkaitan



dengan



penyimpangan



dan



penyelewengan



penyelenggara



pemerintah serta pembangunan yang dirasakan masyarakat dengan tidak bersistem.



G. KEADAAN INDONESIA DEWASA INI & FAKTOR YANG MEMPENGARUHI



MELEMAHNYA



NASIONALISME



DI



INDONESIA Nasionalisme itu bersifat dinamis. Nasionalisme pada zaman kolonial dan zaman sekarang jelas berbeda. Dewasa ini nasionalisme Indonesia tidak hanya di uji dari luar seperti masa kolonial atau hanya konflik dalam negeri seperti pasca orde lama dan orde baru, namun serangan untuk melemahkan nasionalisme kita datang dari luar dan dari dalam negeri sendiri. Tahun 1998 terjadi Reformasi yang memporak-porandakan stabilitas semu yang dibangun Orde Baru. Masa ini pun diikuti dengan masa krisis berkepanjangan. Potret nasionalisme itu pun kemudian memudar. Banyak yang beranggapan bahwa 16



nasionalisme sekarang ini semakin merosot, di tengah isu globalisasi, demokratisasi, dan liberalisasi. Masyarakat sekarang mulai melupakan arti sesungguhnya dari nasionalisme, dan mulai sibuk dengan dirinya sendiri atau kelompoknya tanpa peduli dengan aset-aset kebudayaan negara yang sebenarnya patut untuk dijaga. Untuk kali ini, kami akan mengangkat masalah kebudayaankebudayaan Indonesia yang banyak diambil alih oleh negara tetangga dan diklaim sebagai kepemilikan mereka, contohnya Reog Ponorogo, Rasa Sayang-Sayange, Batik, Wayang dsb. Ketika masalah ini terjadi, semangat nasionalisme kultural dan politik seakan muncul. Seluruh elemen masyarakat bersatu menghadapi ancaman dari luar. Namun anehnya, perasaan atau paham itu hanya muncul sesaat ketika peristiwa itu terjadi. Nasionalisme kita seakan muncul dengan paksaan yaitu ketika ada serangan atau ada ancaman dari pihak luar.



a. Faktor



Eksternal



Yang



Mempengaruhi



Lemahnya



Nasionalisme Di Indonesia



 Globalisasi Secara umum globalisasi adalah suatu perubahan sosial dalam bentuk semakin bertambahnya keterkaitan antara masyarakat dengan faktor-faktor yang terjadi akibat transkulturasi dan perkembangan teknologi modern. Istilah globalisasi dapat diterapkan dalam berbagai konteks. Globalisasi sendiri membawa pengaruh yang positif dan negatif kepada rakyat Indonesia. Beberapa pengaruh negatif yang diberikan oleh globalisasi antara lain:



 Globalisasi



mampu



meyakinkan



masyarakat



Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa 17



kemajuan dan kemakmuran, sehingga ideologi Pancasila lama kelamaan mulai meredup.



 Hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena



banyaknya



produk



luar



negeri



yang



membawa brand bergaya barat yang membanjiri di Indonesia.



 Munculnya



sikap



individualisme



yang



menimbulkan ketidak pedulian antar perilaku sesama warga. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa. b. Faktor



Internal



Yang



Mempengaruhi



Lemahnya



Nasionalisme Di Indonesia 



Provinsialisme, Kedaerahan, Primodialisme Ketiga kata tersebut sebenarnya mempunyai arti atau definisi yang kurang lebih sama. Ketiganya sama-sama mempunyai arti paham yang menjunjung tinggi daerahnya atau bersifat kedaerahan. Provinsialisme paham yang menjunjung tinggi provinsi sendiri, primodialisme paham yang menjujung tinggi daerah asalnya atau daerah kelahirannya. Sebenarnya menjujunjung tinggi daerahnya bukanlah hal yang salah, karena setiap orang tidak akan mungkin terlepas dari daerah asalnya. Tapi yang mejadi masalah adalah primodialisme fanatik atau berlebihan. Terlalu mengagung-agungkan daerahnya hingga merendahkan daerah atau suku lain. Primodialisme yang seperti inilah yang bisa memecahkan persatuan nasionalisme bangsa kita. Apabila setiap suku atau daerah di Indonesia menganut 18



paham primodialisme yang berlebihan bisa dibayangkan nasionalisme Indonesia akan kacau. 



Separatisme Separatisme secara umum adalah suatu gerakan untuk memisahkan suatu wilayah atau kelompok manusia dari satu sama lain. Di Indonesia sendiri kita ketahui cukup banyak gerakan separatisme yang bermunculan dari jaman dahulu atau masa pasca kemerdekaan sampai saat ini ada GAM, RMS, dll yang mecoba untuk memisahkan diri dari NKRI. Dari pengalaman yang sudah ada ini bisa dilihat bahwa gerakan separatisme sudah ada sebelumnya menyebabkan nasionalisme kita menjadi rusak, karena gerakan tersebut mencoba untuk memisahkan diri dari RI.



H. MENINGKATKAN JIWA NASIONALISME Rapuhnya rasa kebanggaan bagi bangsa selama beberapa tahun belakangan ini, sesungguhnya disulut oleh menguatnya sentimen kedaerahan dan semangat primordialisme pascakrisis. Suatu sikap yang sedikit banyak disebabkan oleh kekecewaan sebagian besar anggota dan kelompok masyarakat bahwa kesepakatan bersama (social contract) yang mengandung nilai-nilai seperti keadilan dan perikemanusiaan dan musyawarah kerap hanya menjadi wacana belaka.Bukan hal yang aneh jika semangat solidaritas dan kebersamaan pun terasa semakin tenggelam sejak beberapa dekade terakhir. Boleh jadi, penyebab dari memudarnya rasa nasionalisme ini juga disebabkan oleh karena paradigma tentang bangsa dan nasionalisme yang kita anut, berjalan di tempat. Maka dari itu sebagai upaya untuk menumbuhkan kembali jiwa nasionalisem generasi muda bangsa diperlukan dukungan dari berbagai pihak. 19



Upaya menumbuhkan jiwa nasionalisme pada generesami muda bangsa ini tidak hanya tanggung jawab pemerintah sebagai penyelenggara negara namun juga membutuhkan peran aktif masyarakat.



1. Peran Keluaga a) Memberikan contoh atau tauladan tentang rasa kecintaan dan penghormatan pada bangsa misalnya dengan menunjukkan para pahlawan pendahulu yang telah merebut kemerdekaan. b) Memberikan pengawasan yang menyeluruh kepada anak terhadap lingkungan sekitar dan memastikan anak tumbuh dalam lingkungan yang baik. c) Selalu menggunakan produk dalam negeri dan merasa bangga dalam menggunakannya.



2. Peran Pendidikan a) Memberikan



pelajaran



tentang



Pendidikan



Pancasila



dan



Kewarganegaraan dan juga bela Negara. b) Menanamkan sikap cinta tanah air dan menghormati jasa pahlawan dengan mengadakan upacara setiap Hari Senin dengan penuh khitmad. c) Memberikan pendidikan moral, sehingga para pemuda tidak mudah menyerap hal-hal negatif yang dapat mengancam ketahanan nasional.



3. Peran Pemerintah a) Menggalakan berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan rasa nasionalisme seperti seminar dan pameran kebudayaan. b) Mewajibkan pemakaian batik kepada pegawai negeri sipil setiap Hari Jum’at. Hal ini dilakukan karena batik merupakan sebuah kebudayaan 20



asli Indonesia, yang diharapkan dengan kebijakan tersebut dapat meningkatkan rasa nasionalisme dan patrotisme bangsa. c) Lebih



mendengarkan



dan



menghargai



aspirasi



pemuda



untuk



membangun Indonesia agar lebih baik lagi.



21



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan uraian di atas, maka jelas bahwa nasionalisme itu merupakan salah satu nilai yang terkandung dalam sila ketiga karena nasionalisme ini mewujudkan perwujudan dan kesadaran hidup berbangsa dan bernegara. Serta bahwasannya paham kebangsaan atau nasionalisme pada dasarnya mempunyai pokok-pokok yaitu kesetiaan terhadap negara dalam segala aspeknya, perasaan senasib dan sepenanggungan, sebagai identitas negara, merupakan suatu paham, dan pengakuan adanya negara nasional. Dapat ditegaskan bahwa apabila belajar dari sejarah yang pernah terjadi, nasionalisme Indonesia adalah bentuk perwujudan dari sikap dan tindakan yang anti terhadap praktek-praktek kolonialisme. Dengan demikian, nasionalisme Indonesia merupakan suatu bangunan suatu negara yang dibentuk berdasarkan anti penjajahan, penindasan, diskriminasi, kedholiman, ketidakadilan, serta pengingkaran atas nilai-nilai ketuhanan. Tentru saja, apabila masyarakat Indonesia berprilaku dan bertindak dengan sikap-sikap sebagaimana disebutkan tentu saja mereka bukanlah manusia Indonesia yang mempunyai jiwa nasionalisme sekaligus manusia yang tidak Pancasilais.



22



DAFTAR PUSTAKA 1. Suhartono. 1994. Sejarah Pergerakan Nasional Dari Budi Utomo-Proklamasi (1908-1945). Pustaka Pelajar: Yogyakarta. 2. Warman, Asvi. 2013. Sejarah Resmi Indonesia Modern Versi Orde Baru Dan Para Penantangnya. Ombak: Yogyakarta. 3. Utomo, B. Cahyo. 1995. Dinamika Pergerakan Kebangsaan Indonesia; Dari Kebangkitan Hingga Kemerdekaan. IKIP: Semarang. 4. Siti Nuraini. Nasionalisme di Era Reformasi. Jurnal Madani Edisi II / November 2005. 5. Grendi Hendrastomo. Nasionalisme vs Globalisasi. Jurnal Dimensia, Volume I, No. 1, Maret 2007. 6. Dr. Drs. Yosaphat Haris Nusarastriya, M.Si. Sejarah Nasionalisme Dunia & Indonesia 7. Sudrajat. Kartini: Perjuangan dan Pemikirannya 8. download.portalgaruda.org/article.php?article=369010&val=7990...Nasionalis me 9. www.jurnal.unsyiah.ac.id/PEAR/article/download/7542/6209 10. staff.uny.ac.id/system/files/penelitian/..../Artikel%20Nasionalism%20Pancasil a.pdf 11. https://pengertiandefenisi.com/pengertian-nasionalisme/



23