Naskah Drama Bela Negara New [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Guru: hubb al-wathan min al-iman (cinta tanah air sebagian dari iman), Jargon yang bermuara pada KH. Muhammad Hasyim Asy’ari ini benar-benar menjadi pemicu dan pemancik kecintaan yang mendalam kaum muslim Indonesia untuk terus mencintai, menjaga dan bahkan membela NKRI hingga titik darah penghabisan, dari berbagai rongrongan baik internal maupun eksternal bangsa ini. Pertanyaannya:1 Apa landasan atau argumen naqli kecintaan pada tanah air? Bagaimana menjelaskan kecintaan pada tanah air, termasuk bela negara, sebagai bagian dari iman? Mari kita saksikan tayangan berikut….!



Di luar ruangan Ploegman (belanda) : (Berkacak Pinggang) kita kembali ke negeri ini dan sepantasnya kita orang kibarkan lagi bendera-bendera Belanda karena gedung ini akan menjadi markas Rehabilitation of Allied Prisioners of War and Internees, cepat you kibarkan di tiang tertinggi di Hotel Yamato itu. Biar semua orang tau kalau kita orang akan kembali berkuasa hahahaha.... cepaaat.. Setelah beberpa hari …... J. Sudirman : Belanda punya senjata, kita semua tidak punya. Bagaimana kalau kita rampas senjata-senjata mereka ini... setuju... (dihadapan warga Di tempat lain di Jakarta…...(dalam ruangan) Bung Karno : (Berjalan gelisah) Keadaan semakin genting dan belanda benar-benar licik, memanfaatkan kesempatan dan membonceng pasukan sekutu. Ini tidak bisa dibiarkan Bung Hatta : (Masuk) ada apa bung, tampaknya kau sedikit gelisah Bung Karno : (Menoleh) Ya benar, pemerintahan kita sepertinya akan digoyah lagi sama belanda-belanda itu Bung Hatta : benar, kondisi ini semakin diperkeruh dengan ulah belanda yang mengibarkan benderanya di hotel Yamato surabaya. Arek-arek suroboyo benar-benar kalap Bung karno : itulah yang kupikirkan bung, haruskah kita kembali melawan sedangkan...Yang aku tau, memberantas atau melawan kebathilan dengan berperang untuk membela agama itu dibenarkan, Hal ini harus dirundingkan terlebih dahulu Bung Hatta : dirundingkan? Dengan siapa bung? Bung Karno : Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asyari Bung Hatta : (manggut-manggut) benar juga bung, benar yang kau ucapkan itu Bung Karno : Kita harus secepatnya bergerak, hanya beliau yang bisa menjawab semua pertanyaan ini. Aku akan buat surat. (ke mejanya dan menulis surat) tapi bung, tolong rahasiakan semua ini, aku akan kirim utusan pada Beliau untuk menyampaikan surat ini Bung Hatta : Baik bung, aku setuju dengan usulmu itu Bung Karno : (berjalan ke arah pintu) ajudan Ajudan : (masuk) Siap Pak, mohon ijin ada perintah Bung Karno : (memberikan sepucuk surat) Tolong kamu ke jombang atau surabaya, Sowan pada KH. Hasyim Asyari dan sampaikan salam hormatku …. Ajudan KH. Hasyim KH. Hasyim Ajudan KH. Hasyim Ajudan KH. Hasyim



: Assalamualaikum wr.wb Kyai : Waalaikum salam wr.wb. silahkan duduk : Ada apa gerangan hingga bung karno mengutusmu kemari : Untuk menyampaikan ini pada kyai (memberikan sepucuk surat) : (membaca isi surat dan menghela nafas) hmmm aku tau maksud bung karno : mohon maaf kyai, lantas bagaimana kyai? : Begini, sampaikan pada bung karno. Berkenaan dengan keinginan beliau, aku akan memusyawarahkannya terlebih dahulu. Dalam waktu dekat beliau akan kukabari baik secara langsung maupun tidak langsung. Insya Allah jawabannya akan segera beliau dapatkan. Sampaikan saja seperti itu



…. Kyai Hasyim msyawarah bersama Kyai lain KH. Hasyim : , Maksud saya mengundang antum semua datang kesini adalah untuk menanggapi pertanyaan Bung Karno kepada saya tentang bagaimana hukumnya membela tanah air menurut pandangan Islam ? KH. Bisri : kedatangan tentara inggris dan belanda di negeri kita, memang membuat kemerdekaan menjadi terancam. Mereka berniat mengembalikan pemerintahan ketangan Belanda. KH. Hasyim : Diantara ayat al-Quran yang mengisyaratkan aneka bentuk jihad yang patut dilakukan, dalam mempertahankan kedaulatan negara, berupa Keataan pada ulu al-amri (pemerintah) itu dilegalisasi oleh ayat al-Quran. Allah Swt berfirman:



‫سو َل َوأُو ِلي أاْل َ أم ِر ِم أن ُك أم‬ ُ ‫الر‬ َّ ‫َّللا َوأَ ِطيعُوا‬ َ َّ ‫يَاأَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا أَ ِطيعُوا‬



“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu.” (Qs. al-Nisa 4]: 59).



KH WAHAB Dalam Islam fungsi pemerintah sangatlah urgent. Tidak tanggungtanggung, Al-Quran dalam surah al-Nisa’ (4): 59 tersebut menyuruh agar pentingnya taat kepada ulil amr, selama tidak bertentangan dengan perintah Allah dan Rasul-Nya. Yang bisa ditarik dari sini dalam konteks bela negara adalah, bahwa Al-Quran mendorong rakyat – dalam bahasa agama disebut umat –agar terus mendukung pemerintah yang sah secara konstitusional selama masih dalam jalur yang benar. Maka Tindakan penjajahan, pemberontakan, aksi terorisme dan pengkhianatan yang merongrong kesatuan negara menyalahi semangat Al-Quran. kYAI 4 Dalil naqli kecintaan pada tanah air ini juga bisa ditemukan referensinya dalam Hadis-hadis Rasulullah Saw. Terkait Makkah sebagai Tanah Air kelahiran beliau misalnya, Ibnu Abbas menuturkan, beliau bersabda: “Alangkah baiknya engkau sebagai sebuah negeri dan engkau merupakan negeri yang paling aku cintai. Seandainya kaumku tidak mengusirku, niscaya aku tidak tinggal di negeri selainmu.” (HR. Ibnu Hibban) . kYAI 4 : Madinah juga merupakan Tanah Air Rasulullah Saw, karena di situlah beliau menetap menyiarkan ajarannya setelah diusir dari Makkah oleh kaummnya. Kecintaan beliau pada Tanah Air barunya juga sangat tinggi. Diceritakan dari Anas bin Malik, setiap pulang dari bepergian, tatkala beliau melihat dinding Madinah, beliau lalu memacu kendarannya dengan cepat, supaya lebih cepat sampai di Madinah. (HR. al-Bukhari). Ini menunjukkan keutamaan Madinah dan disyariatkannya mencitai tanah air serta merindukannya, kYAI 5: Selama pemerintah tidak menyuruh rakyatnya menjalani kemaksiatan, maka ketaatan wajib diberikan padanya. Dalam Hadis riwayat Imam alBukhari dan Imam Muslim dari al-A’masy, Rasulullah Saw menyatakan: “Innamaa at-ta’ah fil-ma’ruf (sesungguhnya ketaatan itu hanyalah dalam hal yang makruf).” Bila rakyat diperintah bermaksiat pada Allah Swt, maka saat itu tidak ada ketaatan pada-Nya. kYAI 6 Termasuk bentuk nyata ketaatan pada pemerintah, misalnya, ketika pemerintah menuntut rakyatnya untuk mempertahankan kedaulatan negara dari rongrongan pihak lain, termasuk dengan mengangkat senjata/berperang.



kYAI 7: Allah Swt berfirman; “Hai orang-orang yang beriman apakah sebabnya apabila dikatakan kepada kamu, ‘Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah’, kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibanding dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit. Jika kamu tidak berangkat untuk berperang niscaya Allah akan menyiksa kamu dengan siksaan yang pedih dan digantinya (kamu) dengan kaum yang lain dan kamu tidak akan memberikan kemudaratan padaNya sedikitpun. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. al-Taubah 9]: 38-39). kYAI 8 : Jihad mempertahankan kesatuan dan persatuan juga ditegaskan secara nyata oleh al-Quran. Allah Swt berfirman: “Sesungguhnya umatmu ini adalah umat yang satu” (Qs. al-Anbiya’ 21]: 92). Kyai 9: Melihat ayat-ayat dan Hadis-hadis di atas, karenanya sangat wajar bila mencintai tanah air dan jihad membela negara, menjadi kewajiban bagi seluruh rakyat Indonesia. Lalu di mana posisi “membela negara bagian dari iman”? Ini karena bela negara tak lain merupakan bentuk pengamalan pada ayat-ayat al-Quran dan Hadis. Bukankah itu bentuk nyata dari keimanan seorang mukmin pada Tuhan dan Nabinya? Inilah keimanan sesungguhnya! KH HASYIM : Oleh karena itu Berperang menolak dan melawan penjajah itu Fardhu ‘ain (yang harus dikerjakan oleh tiap-tiap orang Islam, laki-laki, perempoean, anak-anak, bersendjata atau tidak) bagi yang berada dalam jarak lingkaran 94 km dari tempat masuk dan kedudukan musuh. Bagi orang-orang yang berada di luar jarak lingkaran tadi, kewajiban itu jadi fardu kifayah



Sambil memegang bamburuncing Karin (Santri perempuan) : aduh... aduh... pie iki rek..? negeriku baru saja merdeka, tapi kenapa para penjajah masih saja datang kesini, apakah nasib bangsaku akan terus seperti ini (duduk ditengah dengan wajah memelas) nasib... nasib... Restina (Santri perempuan): maksudmu Apa ? Karin : setelah aku pikir-pikir, bukankah sebenarnya yang wajib berperang itu para tentara, kita sudah punya pemerintah, punya tentara, kalau kita masih ikut berperang apa gunanya ada mereka ..? Shatila (Santri perempuan): , membela tanah air ini bukan hanya kewajiban para tentara, tapi kewajiban semua orang yang mengaku sebagai rakyatnya. Zaitunnova Santri perempuan 4 : makanya !!! ini sekarang aku bawa selebaran Restina: dari hadratus syaikh , cobak sini aku yang baca ! (membaca selebaran) Santri perempuan 1 : apa isinya cak ? Santri perempuan 2 : intinya, semua warga negara indonesia diwajibkan mmpertahankan kemerdekaan indonesia dan bagi yang gugur layak di sebut sebagai syuhada dan yang memihak kepada penjajah harus di hukum mati Karin : wah.. kalau begitu mari kita ikut berperang cak ! Shatila: bukankah kamu tadi tidak mau no ? Karin : kalau sudah dari kiai mana munkin aku tidak mau cak ! wong didalam firasatnya orang seperti beliau itu ada Nurullah! apalagi kalaupun aku mati, matinya mati syahid. Surga itu cak ! GURU dapat ditarik kesimpulan bahwa mencintai tanah air selain karena tabiat dasar manusia, di samping itu ia juga didorong oleh syara` (agama) penjelasan yang telah dipaparkan. Karenanya, jika kita mengaku diri sebagai orang yang beriman, maka membela Indonesia sebagai tanah air -yang jelas-jelas penduduknya didominasi Muslim- merupakan keniscayaan