Naskah Roleplay Resusitasi Neonatus Fix [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

NASKAH ROLEPLAY RESUSITASI NEONATUS



PERAN : 1. Perawat 1



: Wildan Suheri



2. Perawat 2



: Neng Fauziyah



3. Bidan



: Hesti Julia Suhendan



4. Istri



: Novina Tri Utama



5. Suami



: Agung Yusuf M.U



6. Kader



: Andini Dwi Ayunani



7. Narrator



: Andini Dwi Ayunani



Disebuah rumah sederhana hiduplah sepasang suami istri yang baru saja dua tahun yang lalu menikah. Kini sang istri sedang hamil, menurut Bidan Desa tempat ibu memeriksakan kehamilannya, tafsiran persalinannya ibu sudah dekat. Kira – kira 3 hari lagi. Tentu saja sang suami, merasa sangat senang dengan kehamilan istrinya. Terbukti dia tidak pernah absen mengantar istrinya untuk memeriksakan kandungannya di puskesmas terdekat. Suatu hari sang istri sedang berbincang dengan suaminya mengenai rencana mereka ketika bayinya nanti telah lahir… Istri



: “wah.. pak sebentar lagi anak kita akan lahir ya… ibu senang sekali pak…”



Sambal memeluk tangan suami… Suami



: “iya bu, bapak juga sudah sangat menantikan kelahiran bayi kita loh…”



Istri



: “tunggu ya pak, ibu mau ke dapur dulu ambil minuman..”



Ketika sang istri hendak ingin ambil minuman, tiba – tiba ibu merasa kesakitan dan berteriak di dapur minta tolong…



Istri



: “aduuuhhh sakiiiitttt” (sambal memegang perutnya)



Mendengar teriakan sang istri, sang suami pun langsung menemui istrinya di dapur..



Suami



: “astagfirullah… ibu kenapa ? apanya yang sakit bu ? (sambal merangkul ibu)



Istri



: “perut ibu sakit pak”



Suami



: “ya sudah.. ayo kita ke bidan bu.. sepertinya ibu akan lahiran…!”



Dengan sigap, sang suami pun langsung bergegas pergi ke puskesmas.. Baru saja keluar rumah, tiba – tiba ibu dan suami bertemu dengan kader desa tersebut yang kebetulan hendak ingin melakukan kunjungan ANC.



Kader



: “ada apa ini pak ? ibu nya kenapa ?



Suami



: “bu kader, sepertinya istri saya akan segera melahirkan!!”



Kader



: “ya ampun, ya sudah.. mari kita bawa ibunya ke puskesmas…”



Beberapa saat kemudian, mereka sudah sampai di puskesmas. Dengan cepat, sang suami segera memanggil bidan.



Kader



: “permisi, Bu..”



Perawat 1



: “iyaa ada apa bu kader ?”



kader



: “ini Bu, ada yang mau melahirkan!!!”



Perawat 1



: “ya ampunn.. mari silahkan masuk dulu.. bu kader, tolong bantu bawa ke kamar bersalin yaa.. saya mau panggil bidan 2 untuk membantu saya dalam proses persalinan..”



Kader



: “baik bidan.. mari bu.. saya bantu ke kamar bersalin, silahkan baring dulu bu..”



Ibu berbaring di tempat tidur, sementara itu bidan 1 memanggil bidan 2 untuk membantunya dalam proses persalinan…



Perawat 1



: “hallo, assalamualaikum Teh”



Bidan : “ya Teh, ada apa ?” Perawat 1 : “Teh, di puskesmas, ada pasien yang mau bersalin dan saya butuh pertolongan bidan,” Bidan : “ ya sudah, kamu anamnesa dulu terus observasi, setelah ini saya langsung kesana yaa” Perawat 1 : “baik bidan”



Kemudian Perawat 1 pun melakukan anamnesa pada ibu, dan melihat data setiap kunjungan ibu, kemudian Perawat 1 melakukan pengkajian keadaan umum ibu, lalu Perawat 1 melakukan pemantauan djj dan hasilnya lebih dari 100 kali/menit, lalu bidan melakukan pemeriksaan dalam. Setelah dilakukan pemeriksaan dalam ternyata pembukaannya sudah pembukaan 8, bidan 1 menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya.



Perawat 1



: “silahkan ibu ambil posisi yang nyaman untuk ibu melakukan proses persalinan ya bu, bapak tolong berikan ibu air minum.”



Istri



: “bu bidan perut saya sakit sekali bu bidan”



Tak lama kemudian, bidan 2 pun dating..



Bidan



: “assalamualaikum.. jadi gimana perkembangannya ?”



Perawat 1



: “belum lama pasien telah saya periksa dalam, dan ibu sudah memasuki pembukaan 8 dan saya sudah membantu ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya..”



Bidan



: “ya sudah, kalau begitu, kamu siapkan dulu peralatan partus set, infus, oksigen dan alat untuk kegawat daruratan lainnya ya.. biar saya yang observasi lanjutan!”



Perawat 1



: “iya bidan”



Setelah 4 jam kemudian pembukaan ibu sudah lengkap, sudah ada tanda – tanda ibu ingin melahirkan seperti dorongan ingin mengedan, adanya sprinter anus, perineum menonjol, vulva vagina ibu telah membuka, pecahnya ketuban dan ketubannya bercampur dengan meconium (berwarna kehijauan)



Perawat 1



: “iya bu saya akan segera membantu ibu, pembukaan ibu sudah lengkap, kalau perut ibu merasakan sakit yang sangat hebat silahkan mengedan sekuat mungkin ya bu, iya terus bu mengedan yang kuat!!”



Proses persalinannya berjalan dengan lancar, kondisi ibu dalam keadaan baik. Akan tetapi saat bayi keluar terjadi lilitan tali pusat, lalu bidan 2 segera mengendorkan dan melepas lilitan tali pusat dan memotong tali pusat bayi.”



Bidan



: “aduh bidan ada satu lilitan tali pusat, saya akan melepaskannya.. bidan tolong segera siapkan meja resusitasi, untuk mengantisipasi!”



Perawat 1



: “baik bidan”



Sambal menyiapkan meja resusitasi, lahirlah bayi ibu, akan tetapi saat lahir bayinya tidak menangis, bayi terlihat bernafas mengap – mengap, lalu bayi tampak sianosis, bayi tampak pucat, tonus otot menurun, penurunan kesadaran dan tidak ada respon terhadap reflex ransangan. Dari penyebab seperti saat dilakukan pemeriksaan djj janin lebih dari 110/menit dan air ketuban bercampur meconium dan tanda gejala bayi dengan bayinya tidak menangis, bayi terlihat bernafas mengap – mengap, lalu bayi tampak sianosis, bayi tampak pucat, tonus otot menurun, penurunan kesadaran, tidak ada respon terhadap refleks rangsangan maka diagnosanya adalah bayi ibu mengalami asfiksia berat. Lalu setelah memotong tali pusat, bidan 2 segera meletakan bayi ke meja resusitasi atau ketempat yang datar dank eras. Kemudian bidan melakukan resusitasi pada bayi yang bertujuan agar bayi dapat bernafas spontan dan normal. Bidan



: “bidan, tolong kamu urus ibu nya yaa!.. saya harus melakukan resusitasi pada bayi ini”



Perawat 1



: “baik bidan”



Istri



: “bidan bagaimana dengan bayi saya ? apakah baik – baik saja ? “



Perawat 1



: “ibu tadi pada saat proses persalinan ternyata bayi ibu terlilit tali pusat jadi tadi bayi nya tidak menangis pada saat keluar, lalu nafas bayi nya terlihat mengap dan bayi nya pun terlihat kebiruan bu”



Istri



: “Asatagfirullah, tapi bayi saya masih bias selamat ?”



Perawat 1



: “insyaallah masih bias diselamatkan bu dengan cara resusitasi, tujuan nya yaitu agar sirkulasi darah tetap terjaga dan oksigen tetap beredar keseluruh tubuh, apakah ibu bersedia ? jika ibu bersedia silahkan tanda tangan di sini bu!



Sang istri menyetujui tindakan resusitasi dan telah menandatangani inform consent



Setelah bayi diletakkan di meja resusitasi, tiba – tiba bidan 3 datang karena hari itu sedang pergantian jadwal dinas. Perawat 2



: “ada apa ? bayinya asfiksia ?”



Bidan



: “iya bidan, bayi ini mengalami asfiksia, dan kita harus segara melakukan resusitasi!”



Perawat 2



: “ya sudah mari saya bantu”



Bidan



: “baik bidan”



Kemudian, bidan 2 melakukan langkah awal resusitasi 1. Penilaian bayi baru lahir dilakukan dengan benar dan tepat untuk menentukan bayi memerlukan resusitasi atau tidak : cukup bulan, air ketuban jernih, bernapas atau menangis dan tanus otot baik. 2. Langkah awal segera dilakukan untuk memulai resusitasi neonatus dalam 30 detik pertama dengan sistematis dan tepat : berikan kehangatan, posisikan, bersihkan jalan napas (bila diperlukan), keringkan, rangsang dan reposisi. 3. Bayi diposisikan dengan benar dalam posisi menghidu 4. Evaluasi pernapasan, frekuensi jantung dan warna kulit dilakukan dengan segra dan benar setelah dilakukan langkah awal resusitasi neonatus. 5. Pemberian oksigen tambahan (jika sianosi dan frekuensi > 100Xmin) atau ventilasi tekanan positif dengan menggunakan balon resusitasi (jika apneo dan penilaian frekuensi jantung < 100xmin) dilakukan dengan benar dan tepat dalam 30 detik pertama 6. Posisi perawat berada dibelakang kepla bayi saat melakukan VTP 7. Posisi sungkup saat VTP dipasang dengan benar 8. Frekuensi dan irama pemberian fentilasi dilakukan dengan tepat sebanyak 20-30 X (dalam 30 detik VTP) 9. Evaluasi pernapasan, frekuensi jantung dan warna kulit dilakukan dengan segera dan benar setelah 30 detik pemberian oksigen atau VTP



10. Konpresi dada dan VTP segera dilakukan dengan benar dalam 30 detik dengan perbandingan kompresi dan VTP yaitu 3:1 (jika penilaian frekuensi jantung < 60x/min) 11. Posisi ibu jari (jari-jari tanga) dan lama penekanan pada saat kompresi dada dilakukan dengan tepat 12. Penilaian pernapasan, frekuensi jantung dan warna kulit segra dilakukan setelah 30 detik kompresi dada dan ventilasi : a. lebih dari 60x/min, hentikan kompresi dada dan lanjutkan ventilasi pada 40-60x/min b. lebih dari 10x/min hentikan kompresi dada dan hentikan ventilasi secara bertahap jika bayi bernapas spontan, lakukan perawatan BBL pasca resusitasi. c. jika denyut jantung