New Laporan Chan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang PT. Sentra Profeed Intermitra Bandar Lampung adalah suatu perusahan yang memproduksi pakan ternak khusus nya pakan ayam mulai dari menetas kemudian PT. Sentra Profeed Intermitra suatu bidang pembuatan pakan ternak unggas, khususnya ayam. Perusahaan ini diresmikan pada tahun 1994 berlokasi di Jalan Soekarno – Hatta km 8,5 Kelurahan Kedamaian, Kecaman Tanjung Karang Timur, Kota Bandar Lampung.



PT. Sentra Profeed Intermitra didirikan sebagai pengembangan usaha import dan memiliki pabrik palleting sesuai dengan ketentuan pasal 5(SK) Menteri perindustrian No.



250/M/10/1994 tentang pedoman teknis



penyusunan pengendalian dampak terhadap lingkungan hidup pada sektor industri, yang dipertanggung jawabkan oleh bapak Zakaria Manager produksi perawatan.



Pada produksi pakan di perusahaan ini semua dikerjakan oleh tenaga – tenaga handal serta profesional sehingga pakan yang dihasilkan bermutu tinggi dan sesuai permintaan konsumen. Bahan – bahan yang digunakan pun harus memiliki kadar air, kadar abu, serta kadar protein yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia untuk bahan baku pakan ternak.



Kualitas pangan adalah salah satu hal yang sangat diperhatikan dalam pembuatan pakan ternak, karena kualitas yang akan menentukan layak atau tidaknya produk ini dipasarkan. Setiap perusahan yang mengelola pakan pasti mempunyai standar NQC (Nutrisi Quality Control) yang berbeda. Bila pakan tidak memiliki standar yang ditetapkan oleh NQC, maka pakan tersebut tidak akan dipasarkan.



1.2 Ruang Lingkup Masalah Pakan P1-0 yang satu ini adalah pakan yang khusus untuk ayam petelur dara pada masa awal yaitu usia 0-3 minggu. Adapun ruang lingkup atau batasan masalah pada proses pembuatan pakan P1 – 0 ini meliputi.   



Penelitian ini dilakukan di PT. Sentra Profeed Intermitra. Proses pembuatan pakan P1 -0 dilakukan di ruangan poduksi. Analisis dilakukan di Lsaboratorium PT. Sentra Profeed Intermitra.



1.3 Tujuan Penelitian Tujuan utama dari penelitian ini sebagai berikut : 1. Mengetahui proses pembuatan pakan ternak dari awal penerimaan hingga proses pemasaran. 2. Melakukan analisis pada pakan ternak P1-0, 3. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa sebagai bekal menuju dunia kerja yang sesuai. 4. Menumbuh kembangkan sikap profesional dan tanggung jawab siswa dalam bekerja. 5. Mengembangkan dan memperaktikan ilmu pengetahuan yang di peroleh di sekolah.



6. Memperluas pengetahuan dari perusahaan industri khususnya PT. Sentra Profeed Intermitra. 7. Melatih dan mempersiapkan siswa menjadi calon tenaga kerja di bidang industri yang mempunyai keterampilan, inisiatif, kreatif, beretos kerja, profesional, dan tanggung jawab serta kompelitif sesuai dengan keahlian.



BAB II LANDASAN TEORI



2.1 Teori Umum



Pakan P1-0 adalah pakan ayam ras petelur usia 0-3 minggu. Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk diambil telurnya. Asal mula ayam unggas adalah berasal dari ayam hutan dan itik liar yang ditangkap dan dipelihara serta dapat bertelur cukup banyak. Tahun demi tahun ayam hutan dari wilayah dunia diseleksi secara ketat oleh para pakar. Ayam yang terseleksi untuk tujuan produksi daging dikenal dengan ayam boiler. Sedangkan ayam untuk produksi telur disebut ayam petelur. Selain itu seleksi juga diarahkan pada warna kulit telur hingga kemudian dikenal ayam petelur putih dan ayam petelur coklat. Persilangan dan seleksi itu dilakukan cukup lama hingga menghasilkan ayam petelur yang seperti sekarang ini. Dalam setiap kali persilangan, sifat jelek dibuang dan sifat baik dipertahankan dan terus dimurnikan. Inilah yang kemudian dikenal dengan ayam petelur unggul.



Ketika itu mulai merebak peternak ayam boiler yang memang khusus untuk daging, sementara



ayam peteur digunakan ayam petelur



coklat mulai menjamur pula. Disinlah masyarakat mulai sadar bahwa ayam ras mempunyai klasifikasi sebagai petelur handal dan pedaging yang enak.



2.2. Teori Khusus Pada dasarnya P1-0 adalah pakan jenis butiran crumble. Crumble merupakan pakan jadi, artinya suatu pakan yang langsung diberikan kepada ayam. Sedangkan mesh dibagi menjadi dua yaitu pakan jadi dan pakan konsentrat. Konsentrat artinya pakan yang pada pemberian nya harus ditambahkan jagung dan dedak.



Semua pakan yang di produksi PT. Sentra Profeed Intermitra harus sesuai dengan formulasi dari perusahaan serta harus memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI). Bahan utama yang dipergunakan pada pembuatan pakan ayam P1-0 yaitu : -



SBM (soya bean meal) Jagung DDGS Tepung ikan (fish meal) Tepung Tapioca MBM Tepung batu (limstone) Tepung tulang (bone meal) Obat dan Premik Minyak olein CGM (corn gluten meal)



Bahan baku tersebut harus lulus uji fisik atau pre-sampling langsung dilapangan.Jika tidak memenuhi standar bahan akan di tolak atau ada potongan harga.



2.2.1 Pedoman pemakaian pakan



Dari bahan baku yang bergizi tinggi terbentuk pakan yang berkualitas tinggi pula. Karakteristik fisik dari pakan P1-0 yaitu berbentuk crumble/pelet dengan campuran bahan lain (jagung, gandum SBM, dll). Aroma pakan ini seperti aroma pakan non-ruminasia lainnya dan tidak tengik. Warnanya dominan coklat dan ada warna putih dari tepung batu, coklat muda dari gandum dan kuning dari jagung atau CGM. Dan pakan ayam baik selalu terhindar dari kerusakan oleh hama (kutu).



2.2.2 Bahan baku Semua bahan baku yang akan dipergunakan pada proses pembuatan harus melalui beberapa tahapan sebagai berikut : 1. penerimaan bahan, yaitu beberapa bahan baku yang dibeli secara karungan akan melalui proses penerimaan di PT. Sentra Profeed Intermitra, lain halnya dengan bahan baku yang di import dari luar daerah hingga luar negeri yang kebanyakan berbentuk curahan, akan langsung dicurah di gudang penyimpanan. 2. Pre – sampling yaitu proses pengambilan sample sesaat setelah bahan baku tiba, selanjutnya sample akan di analisa secara fisik dan kimia singkat untuk mengetahui kadar air atau abunya. Hasil analisis ini yang akan menentukan diterima nya atau tidaknya bahan baku tersebut. Jika hasil analisis tidak sesuai standart maka bahan baku akan ditolak atau ada potongan harga. Perlu diketahui bahwa hasil analisis dari pre - sampling ini masih random dan belum akurat,



selanjutnya



akan



dilakukan



mendapatkan hasil yang lebih akurat.



sampling



lagi



untuk



3. Penimbangan bahan yaitu penimbangan secara total yang dilakukan untuk menentukan berapa harga yang harus dibayar sesuai dengan berat bahan yang ditimbang dan juga sesuai dengan harga pasaran bahan tersebut. Untuk bahan curahan penimbangan dilakukan untuk memastikan bahwa bobot bahan yang diterima sesuai bobot bahan yang dibeli dari supplier. 4. Sampling yaitu proses sampling kedua yang dilakukan saat bahan akan dicurah atau disimpan di gudang. Hasil sampling ini akan di analisis secara kimia untuk mendapatkan hasil analisis lebih akurat dari hasil analisispre - samplesebelumnya. Data ini kemudian yang akan menentukan apakah bahan dari pemasok tersebut layak untuk dipertahankan atau berhenti membeli dari pemasok tersebut. 5. Penyimpanan bahan yaitu peletakan serta perawatan bahan baku digudang sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Bahan yang rentan terkena hama kutu seperti dedak dan gandum, peletakannya harus dipisahkan dari pakan karena kualitas pakan akan menurun jika terkena hama kutu. Dan untuk menghindari adanya hama kutu yang berlebihan biasanya pihak perusahaan melakukan fumigasi atau penyemprotan obat khusus hama yang tidak akan merusak kualitas pakan secara rutin. Untuk penyemprotan secara manual biasanya dilakukan setiap hari mulai dari siang hari hingga petang. Untuk fumigasi berskala besar yang menggunakan alat dan juga obat yang lebih pekat, bahan baku harus ditutup dengan terpal, lalu baru dilakukan penyemprotannya. Biasanya dilakukan sekitar 3 bulan sekali, dengan biaya yang cukup mahal. Tentunya masingmasing perusahaan memilih cara yang berbeda – beda. Di PT. Sentra Profeed Intermitra sendiri biasanya akan melakukan penyemprotan secara manual, karena dirasa lebih efektif dan tidak



memakan banyak biaya. Kemudian bahan baku akan siap untuk diproduksi. 



Bahan – bahan yang digunakan pada pakan P1-0 adalah sebagai berikut : 1. SBM (Soya Bean Meal)



Soya Bean Meal adalah produk sampingan dari proses pengolahan minyak kedelai. Soya Bean Meal mengandung protein kasar tertinggi (sekitar 44 – 45%) dibandingkan pakan dari biji – bijian pada umumnya. Dalam proses pembuatan minyak kedelai, yang diambil hanyalah sedikit bagian dari kedelai, dan sisanya diolah menjadi bentuk bungkil dengan menggiling ampas kedelai yang dihasilkan, sehingga menjadi seperti bubuk kasar yang kita kenal dengan SBM atau Soya Bean Meal ini. Komposisi nutrisi ditentukan oleh jumlah serpihan kulit ari atau sekam yang ditambahkan ke dalam ampas serta sisa minyak yang masih tertinggal.Soya Bean Meal sangat kaya komponen nutrisi. Selain kandungan protein yang sangat tinggi, kedelai mengandung banyak serat dan kaya kalsium dan magnesium. Protein Soya Bean Meal memiliki nilai biologis yang tinggi dan mengandung semua asam amino esensial.Soya Bean Meal juga mengandung berbagai macam asam amino esensial dan merupakan merupakan sumber lisin, metionin, isoleusin, leusin, arginine, glisin, dan treonin.



Konsistensi kandungan nutrisi dan ketersediaannya sepanjang tahun membuat Soya Bean Meal menjadi produk unggulan.Soya bean meal mengandung protein yang tinggi, karena itu para peternak menginginkan soya bean meal untuk menambah energi pada pakan. Ditambah lagi, tidak ada pembatasan jumlah penggunaan soya bean meal untuk pakan ternak.



Hal ini lah yang membuat soya bean meal menjadi bahan baku utama penyusun ransum ternak.



Meskipun Soya Bean Meal merupakan produk limbah dari pengolahan kedelai, namun keunggulan – keunggulan yang dimiliki membuktikan bahwa Soya Bean Meal mampu diandalkan sebagai pakan ternak dewasa ini. Ada produk selain Soya Bean Meal yang juga merupakan sumber protein, seperti corn gluten meal (CGM), meat bone meal(MBM) serta tepung ikan, yang bisa digunakan dalam meracik pakan ternak sehingga didapatkan kandungan protein yang diinginkan. Penggunaaannya Soya Bean Mealsendiri sangat tergantung pada stok barang dan harga di pasaran. Sebagai contoh ketika tepung ikan jarang digunakan karena langka dan harga melambung tinggi, maka penggunaan Soya Bean Meal untuk pakan ternak bisa mencapai 15 – 20%.



Ada beberapa penyebab mengapa Soya Bean Mealtidak di produksi di Indonesia. Pertama, karena Indonesia tidak memproduksi minyak kedelai melainkan minyak kelapa sawit. Para produsen minyak di Indonesia berfikir bahwa minyak kedelai dirasa tidak akan terjual selaris minyak sawit. Maka dari itu produsen pakan ternak lebih memilih mengimpor bahan Soya Bean Meal dari negara lain, atau membelinya dari pengimportir di Indonesia. Negara – negara yang memproduksi Soya Bean Meal antara lain adalah India, Amerika, Brazil, dan China.



Kedelai hanya bisa tumbuh subur di daerah yang siang harinya panjang.Bungkil kedelai yang ada di Indonesia saat ini semuanya masih import dari negara – negara penghasil kedelai. Pabrik – pabrik makan ternak



maupun importir Soya Bean Meal saat ini banyak mendatangkan Soya Bean Meal dari negara Brazil, Argentina, USA, India, dan China. Soya Bean Meal dari negara – negara tersebut mempunyai ciri masing – masing yang bisa diketahui dari bentuk fisiknya, warna, dan baunya. Misalnya Soya Bean Meal berasal dari Brazil (warna kuning, bentuk crumbel besar, aroma harum khas Soya Bean Meal), Argentina (warna kuning cerah, bentuk crumbel kecil, aroma khas Soya Bean Meal), India (warna kuning kecoklatan, bentuk crumbel besar, terlihat agak kotor, aroma harum). Untuk mengetahui kandungan protein Soya Bean Meal bisa dilihat dari CAO-nya. CAO / Certificate Of Authenticity merupakan sertifikat keaslian yang dikeluarkan oleh lembaga dari negara pengekspor. Atau bisa dites di Sucofindo. Saat ini ada beberapa importir Soya Bean Meal besar di indonesia yaitu PT. FKS, PT. Agrico, PT. CPI, PT. Cargil, Jakson, PT.Japfa comfeed, dll. Dari beberapa importir ini ada yang Soya Bean Meal nya dipakai sendiri untuk produksi pakan ternak mereka dan ada yang dijual kembali. Berikut importir atau trader yang biasa melakukan jual beli Soya Bean Meal yaitu: PT. FKS, PT. Agrico, . Cargil, Jakson. Soya Bean Meal bisa digunakan untuk campuran ransum pakan ternak antara 10% - 20%.



2. Jagung Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting



selain gandum dan padi.



Sebagai



sumber karbohidrat utama



di Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan



di Amerika



Serikat.



Penduduk



beberapa



daerah



di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya



(dari bulir),



dibuat tepung (dari



bulir,



dikenal



dengan



istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung bulir dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa



genetika juga



sekarang



ditanam



sebagai



penghasil



bahan farmasi.Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif.



Manfaat jagung untuk kesehatan sangat banyak karena merupakan sumber serat dan kaya nutrisi penting. Kandungan-kandungan yang terdapat didalamnya memiliki kemampuan untuk melindungi tubuh kita dari berbagai serangan penyakit. Secara lebih spesifik manfaat kesehatan jagung adalah untuk diabetes, pencegahan penyakit jantung, hipertensi, dan pencegahan kecacatan pada saraf (neural-tube) saat lahir.



Jagung merupakan salah satu sereal paling populer di dunia dan menjadi makanan pokok di banyak negara termasuk Amerika Serikat. Jagung tidak hanya menjadi sumber makanan untuk menyediakan kalori yang diperlukan bagi metabolisme tubuh, tetapi merupakan sumber yang kaya vitamin A, B, E, dan banyak mineral. Kandungan serat yang tinggi berperan dalam pencegahan penyakit yang menyerang pencernaan seperti sembelit dan wasir serta kanker kolorektal. Antioksidan pada jagung juga bertindak sebagai agen anti-kanker dan mencegah Alzheimer. Jagung juga kaya phytochemical, memberikan perlindungan terhadap berbagai penyakit kronis.



Pertumbuhan jagung dapat di kelompokan ke dalam tiga tahap sebagai berikut: 1. Fase perkecambahan, saat proses imbibisi air yang ditandai dengan pembengkakan biji sampai dengan sebelum munculnya daun pertama. 2. Fase pertumbuhan vegetatif, yaitu fase mulai munculnya daun pertama yang terbuka sempurna sampai tasseling dan sebelum keluarnya bunga betina (silking). Fase ini di identifikasi dengan jumlah daun yang terbentuk. 3. Fase reproduktif, yaitu fase pertumbuhan setelah silking sampai fisiologis.



Tabel 2.2 Sistematika Tanaman Jagung



Kingdom



Plantae



Divisi



Spermatophyta



Kelas



Angiospermae



Kelas



Monocotyledonaeae



Ordo



Graminae



Famili



Graminaceae



Genus



Zea



Sepesies



Zea mays L



Bagian – bagian tanaman jagung yang digunakan untuk pakan ternak sebagai berikut :







Tebon jagung sendiri adalah seluruh tanaman jagung termasuk batang, daun, dan buah jagung muda yang umum dipanen pada umur tanaman 45 – 65 hari ada pula yang menyebut tebon jagung tanpa







memasukkan jagung muda kedalamnya. Tebon jagung ini dapat di manfaatkan peternak untuk pakan ternak







ruminansia. Biji jagung dapat digunakan untuk pakan ternak unggas khususnya pembuatan ransum ayam boiler atau ayam petelur.



3.Tepung Ikan (Fish Meal)



Tepung ikan yaitu salah satu produk hasil dari pengolahan ikan yang mempunyai kadar air rendah. Tepung ikan juga merupakan salah satu bahan baku sumber protein hewani dan mineral yang dibutuhkan dalam komposisi makanan ternak. Keunggulan tepung ikan dibandingkan tepung-tepung yang lain yakni mempunyai kandungan protein dan mineral yang amat tinggi sehingga tidak heran jikalau tepung ikan sering difungsikan oleh para peternak sebagai salah satu bahan pokok untuk pakan ternak. Tidak hanya itu, tepung ikan pun sanggup difungsikan sebagai sumber lemak dan protein, khususnya asam lemak tidak jenuh rantai panjang.



Kandungan ini mempunyai peran yang teramat mutlak terhadap perbaikan penampakan reproduksi binatang ternak. Tidak sedikit penelitian sudah menunjukkan bahwa asam lemak esensial yang terkandung dalam tepung ikan bisa meningkatkan produktivitas, penampakan, dan mutu produk ternak.Binatang ternak memerlukan asupan yang didalamnya terkandung nutrisi dan energi yang cukup untuk menunjang perkembangan



dan kesuburan.Tepung ikan mengandung protein tinggi dan mineral lain dan digunakan untuk pakan hewan budidaya terbaik.



Tepung ikan berkedudukan serupa campuran pakan yang menunjang perkembangan hewan ternak sekaligus menunjang intensivitas bagi peliharaan semacam ayam atau bebek petelur.Produksi telur ayam banyak dihasilkan karena peliharaan yang diberi pakan unggul dengan olahan tepung ikan ini.Tepung ikan bukan cuma mampu mengisi kebutuhan protein.Kandungan minyak ikan yang terdapat di dalamnya serta mampu mengacu perbaikan jaringan dan sel yang rusak, sehingga membantu menyempurnakan ciri binatang peliharaan itu sendiri.Protein yang terkandung dalam tepung ikan ini dapat diserap dengan cepat oleh binatang peliharaan sehingga sangat baik untuk proses pertumbuhan. Tepung ikan baik diberikan secara rutin pada hewan peliharaan untuk mendapatkan hasil peliharaan yang diinginkan.Bahan yang digunakan yaitu ikan, dan biasanya berbagai jenis ikan laut dapat diolah menjadi tepung ikan, akan tetapi yang paling ekonomis adalah ikan – ikan kecil (runcah) yang kurang disukai untuk dikonsumsi dan harganya relatif murah.



Peternak unggas ayam petelur baik ras ataupun bukan ras sangat memerlukan tepung ikan untuk membuat pakan substitusi ayam petelur biasanya memberi ransum ayamnya dengan pakan buatan pabsik ± 2 minggu pertama, selanjutnya untuk menekan biaya diberikan ransum pakan buatan pabrik yang di campurkan dengan bahan lokal (jagung, bekatul, tepung ikan, dll). Peternak unggas ayam petelur hampir sebagian besar memberikan ransum pakan ternaknya dengan pakan formulasi sendiri dengan bahan lokal ditambah tepung ikan, mineral, dan vitamin.



4. Tepung Batu



Tepung batu ini adalah bahan baku dan diperoleh dari batuan kapur (CaCO3). Tekstur tepung batu ini yakni halus agak kasar tidak berbau, dan warnanya putih.Adapun grift yaitu bahan yang karakteristik nya sangat mirip dengan tepung batu.



Grift merupakan campuran dari berbagai bahan yang terbilang keras, seperti batu granit, batu kali, kapur, kulit kerang, dan sebagainya. Semua bahan ini diremukan dengan cara tertentu sehingga masih bisa dicerna oleh ayam.



Fungsi



penyusunan ransum sebenarnya lebih kepada membantu



pencernaan saja. Selain diberikan sebagai bahan penyusun ransum, grift juga bisa diberikan secara tersendiri.



5. Tepung Tulang (Bone Meal)



Tepung tulang adalah bahan hasil penggilingan tulang yang telah diekstrak gelatinnya. Produk ini digunakan untuk bahan baku pakan yang merupakan sumber mineral (terutama kalsium) dan sedikit asam amino. Pembuatan tepung tulang juga merupakan upaya untuk mendayagunakan limbah tulang yang biasanya tidak terpakai dan dibuang di rumah pemotongan hewan.Hasil-ikutan (by-products) ternak merupakan salah satu



potensi dari subsektor peternakan yang sampai saat ini masih belum banyak dimanfaatkan, khususnya untuk industri pangan. Tepung tulang berbentuk serpihan (tepung) berwarna coklat dengan tekstur yang kasar jika dirasakan, dengan aroma khas seperti daging sapi tapi ada juga yang tidak berbau sama sekali. Sekilas memang hampir mirip dengaan tepung MBM tetapi kandungan nutrisi yang dimiliki jelas berbeda. Dalam klasifikasi bahan pakan tepung tulang termasuk dalam kelas VI yang merupakan sumber mineral. Karena tulang sapi kaya akan kalsium walaupun sedikit mengandung protein.



Tabel 2.3 Nutrisi yang Terkandung pada Tulang



No.



Kandungan



Nutrisi



1



Protein



25,54%



2



Lemak



3,80%



3



Abu



61.60%



4



Serat



1,80%



5



Air



5,52%,



Dengan abu yang tinggi, sudah pasti kandungan mineralnya juga tinggi. Dalam pembuatan pakan, tepung tulang tidak terlalu banyak digunakan. Dengan kata lain tepung tulang merupakan suatu pelengkap dalam pembuatan pakan guna melengkapi mineral yang ada dalam pakan.



6. Obat dan Premik



Obat – obatan diberikan dengan maksud untuk menambahkan nutrisi yang terkandung pada pakan, seperti vitamin, mineral, dan enzim. Premik adalah bahan campuran yang diberikan dengan tujuan yang sama seperti penambahan obat –obatan. Namun jumlah bahan premik tidak sebanyak bahan baku lainnya. Persentase pemakaian obat dan premik hanya 2,5% pada pakan layer maupun boiler.



7. Minyak Olein



Dalam menyusun formula pakan ternak unggas, penggunaan minyak nabati sebagai sumber energi pelengkap



biasanya sekitar 2



-



6%.



Pemakaian bahan baku ini dapat meningkatkan palatabilitas atau cita rasa pakan,



Tetapi



penggunaan



minyak



nabati



yang



berlebihan



akan



menyebabkan pelet yang terbentuk mudah berubah menjadi bentuk tepung.



Minyak sawit RBD (refined bleached and deodorized)



diproses



melalui fraksinasi untuk menghasilkan minyak cair yang disebut olein RBD (refined bleached and deodorized) dan minyak padat yang disebut stearin RBD. Dalam proses fraksinasi, minyak sawit RBDdikristalisasi. Minyak kristalisasi kemudian disaring melalui sebuah lapisan membran untuk memisahkan olein RBD dari stearin RBD. Olein RBD, yang biasa disebut olein kelapa sawit, adalah minyak cair. Olein kelapa sawit dapat digunakan sebagai minyak yang dapat dimakan danbiasanya minyak olein ini digunakan oleh pabrik makanan, restoran, dan penggunaan dirumah tangga.



8. CGM (Corn Gluten Meal)



Corn gluten meal (CGM) adalah sisa dari penggilingan jagung dalam prosesproduksi pati dan sirup jagung, yang merupakan residu dari pemisahan pati dan lembaga jagung kemudian dikeringkan . CGM sangat kaya dengan protein (60%) sehingga dapat bersaing dengan protein hewani. Dengan demikian tepung ikan dapat digantikan oleh CGM mengingat kedua bahan tersebut murah dibandingkan tepung ikan.



CGM selain sebagai sumber energi juga berperan sebagai sumber protein. Kandungan prostein kasar CGM lebih tinggi dibandingkan dengan tepung ikan, yaitu sebesar 62%. CGM adalah hasil ikutan proses penggilingan jagung secara basah dari jagung yang digunakan di industri sirup fruktosa. Karenadari bagian pati dan lembaga yang menghasilkan energi dipisahkan, maka hasil ikutan yang tersisa adalah bagian yang banyak mengandung protein.



Corn Gluten Meal berasal dari Shogon, Cina. Protein yang terkandung dalam bahan ini pada saat musim dingin minimal 58%. Kadar air dalam bahan pakan ini adalah mencapai 12 % sedangkan kadar lemaknya makimal 2 % dan kadar abunya 2 %. CGM sudah lama diproduksi untuk makanan ternak dengan mengandung rata-rata protein kasar sekitar 43% 70%, dan rendah akan lysine dan tryptophan. CGM diperoleh dengan memisahkan gluten dengan starch (pati) menggunakan mesin separator yang prinsip kerja pemisahannya berdasarkan berat jenis cairan.CGM adalah bahan baku pakan ternak yang merupakan hasil ikutan dari pengolahan tepung jagung.



Harganya yang kempetitif, menyebabkan sebagian besar pabrik pakan ternak di indonesia menggunkan bahan baku pakan ini. CGM cocok digunakan untuk pakan ternak unggas dan ikan. CGM mengandung protein kasar dan energi metabolis yang tinggi, tetapi sangat sedikit mengandung asam amino lysine dan mudah terkontaminasi racun aflatoxin. Proses pembuatan CGM, yakni melalui proses penggilingan, menghasilkan produk yang seragam. Penyimpanan tepung tersebut mengakibatkan kehilangan zat warna xanthophylls.



Bila disimpan dalam jangka waktu terlalu lama, CGM akan mengeras dan berjamur. Oleh karena itu CGM sebaiknya berkadar air dibawah 12%. Batas maksimum penggunaan CGM dalam ransum broiler adalah 20% dari total formulasi ransum.



9. DDGS



DDGS (Destilled Dried Grains Soluble) merupakan bahan pakan yang berasal dari limbah ekstraksi jagung yang dibuat etanol.DDGS mangandung protein 24 – 28% dan digunakan untuk pakan ternak sebagi sumber



energi.DDGS



adalah



produk



sampingan



dari



industri



ethanol.DDGSsendiri diambil dari singkatan Dried Distillers grains with soluble, produk ini didapatkan dari proses pembuatan ethanol, yang hanya menggunakan sari pati jagung dan sorgum biji – bijian, sedangkan nutrisi yang tersisa seperti serat, protein, dan minyak, merupakan produk sampingan bernutrisi tinggi yang digunakan untuk memproduksi pakan ternak yang kini kita kenal dengan DDGS. DDGS sangat dihargai dalam industri pakan ternak, baik ternak ruminansia maupun unggas.Kenapa?



Karena keunggulan yang dimiliki tentunya.DDGS kaya akan saripati biji – bijian, protein ragi sisa, energi, mineral dan vitamin.



Disamping itu, DDGS merupakan protein yang dapat dicerna dengan mudah, dan merupakan sumber energi yang baik untuk ternak sapi, dapat dimasukkan sebanyak 20 – 30 % rasio campuran pakan ternak kering (belum termasuk air). DDGS juga bisa digunakan untuk pakan unggas dan pakan ternak ruminansia, dan merupakan pakan sapi yang bernilai tinggi baik untuk ternak penghasil susu, atau penghasil daging. Bahkan di Amerika utara, lebih dari 80% dari DDGS yang tersedia, digunakan dalam pakan ruminansia. Hal ini menunjukkan bahwa, penggunaan DDGS dalam pakan ternak, terbukti memiliki keunggulan.



Hal ini tentu sangat berpengaruh bagi para peternak yang kesulitan mendapatkan jagung impor dengan harga terjangkau, terutama karena penggunaan komoditas jagung yang kini makin bergeser untuk produksi ethanol, disamping karena kendala yang dihadapi karena terhambatnya distribusi jagung lokal. Karena pergeseran penggunaan komoditas jagung ini, sudah dipastikan produksi DDGS sebagai produk sampingan dari pembuatan ethanol, juga akan melimpah ruah. Namun, kepercayaan peternak



di



Indonesia,



memeprtimbangkan



DDGS



sepertinya



harus



dipupuk



sebagai



pakan



ternak,



untuk selain



mulai karena



penggunaannya yang tidak berbahaya, kandungan nutrisi didalamnya juga patut dipertimbangkan. Dengan lancarnya distribusi DDGS, diharapkan industri ternak di Indonesia mampu berkembang pesat.



10. Tepung tapioca



Tepung tapioka atau tepung kanji merupakan jenis tepung yang berasal dari olahan akar singkong, biasanya tepung ini digunakan untuk membuat makanan yang memiliki rasa gurih dan manis seperti campuran pembuatan pudding, campuran pembuatan bakso, cilok dan lain sebagainya. Di dalam tepung ini terdapat kandunganrendah lemak dan tinggi karbohidrat sehingga mampu menambah berat badan. Selain dapat menurunkan berat badan, tepung tapioka juga mempunyai manfaat lainnya salah satunya seperti menguatkan tulang dan menguatkan energi.



11. MBM (Meat and Bone Meal)



(MBM) atau tepung daging dan tulang adalah produk olahan pakan ternak, dengan komposisi sekitar 50% protein, 35% abu, 8 – 12 % lemak, dengan kelembaban 4 – 7 %. Pengolahan ini, dilakukan untuk meningkatkan stabilitas dan nilai kandungan bahan pakan, yang diambil dari limbah jaringan tubuh ruminansia.Profil utama dari Meat Bone Meal adalah tingkat asam amino yang lebih tinggi sebagai pakan ternak.Di Amerika sendiri, Meat and Bone Meal digunakan secara luas untuk pakan hewan peliharaan yang terjangkau harganya.



Meskipun diperoleh dengan daur ulang dan dihaluskan dari limbah ruminansia, Meat and Bone Meal tidak diolah dari tanduk, rambut, kulit, kotoran, dan isi perut. Kandungan kalsium dari Meat and Bone Meal tidak boleh melebihi 2,2 kali lipat dari kandungan fosfornya. Kandungan kalsium dalam Meat and Bone Meal yang lebih tinggi dari ini menunjukkan bahwa ada tambahan bahan lain yang ditambahkan ketika proses pengolahan Meat and Bone Meal selain dari tulang, untuk menambahkan kalsiumnya.



Kandungan protein dalam Meat Bone Meal terdegradasi relatif lambat dalam perut ternak.



Oleh karenanya, Meat and Bone Meal bisa diberikan kepada ternak sebagai sumber protein.Meat and Bone Meal juga bisa dimasukkan dalam campuran gilingan dengan komposisi 5% dari campuran, atau diberikan kepada ternak sebanyak 1 ½ pond (0.68) untuk satu ekor ternak perharinya. Namun Meat and Bone Meal harus secara perlahan diberikan kepada ternak, tidak bisa diberikan secara langsung kepada ternak yang sebelumnya tidak mengkonsumsi Meat and Bone Meal, dan membutuhkan penyesuaian secara bertahap.



Meskipun penggunaan Meat Bone Meal di Indonesia belum begitu populer, namun Nestle sebagai perusahaan ternak terkemuka, menyatakan bahwa Meat and Bone Meal merupakan bahan baku ternak sampingan selain jagung yang sudah diketahui merupakan penyumbang 50% komposisi pakan ternak, dan 35%-nya lagi dari bungkil kedelai. Masih ditemukan berbagai upaya untuk mengimpor Meat and Bone Meal secara ilegal, karena ketatnya pengawasan pemerintah dalam impor pakan ternak jenis ini, proses impor tersebut tidak bisa dilakukan dengan mudah dan harus melalui tahapan yang jelas.



BAB III METODE PENELITIAN



3.1 Lokasi Penelitian Penelitian yang penulis lakukan bertempat di PT. Sentra Profeed Intermitra yang beralamat Jl. Soekarna Hatta Km 8,5, Kelurahan Kedamaian, Kecamatan Tanjung Karang Timur, Kota Bandar Lampung. Dilaksanakan mulai tanggal 4 Juli - 8 eptember 2017.



Peralatan dan bahan uji fisik pada pakan P1 – 0 Nama Alat sebagai berikut : 1. Ember 2. Talam 3. Timbangan 4. Prob 5. Ayakan Nama Bahan sebagai berikut : 1. Pakan P1-0



 Bahan dan Peralatan Proses Pengeringan Jagung Nama Alat sebagai berikut : 1. Tester 2. Bin Silo 3. Mesin Ayakan 4. Oven Nama Bahan sebagai berikut : 1. Jagung



 Bahan dan Peralatan Proses Pembuatan Pakan P1-0 Nama Alat sebagai berikut : 1. Bin Penampung 2. Konveyor 3. Mesin Elevator 4. Mesin Hammer Mill 5. Mixer 6. Drum Cleaner 7. Pit Dryser 8. Bin Pellet 9. Stabillizer



10. Mesin Pelleting 11. Mesin Crumble 12. Cooler 13. DW (Dosing Weigher)



Nama Bahan sebagai berikut : 1. SBM (Soya Bean Meal) 2. Jagung 3. MBM (Meat and Bone Meal) 4. DDGS 5. Tepung Ikan55% (fish meal) 6. Obat dan Premik 7. Minyak Olein 8. CGM (Corn Gluten Meal) 9. Tepung Tapioca 10. Tepung Tulang (Bone Meal)  Bahan dan Peralatan Pengecekan Kadar Air Pada Pakan Ternak Nama Alat sebagai berikut ;



1. Oven 2. Botol Timbang 3. Gegep 4. Neraca Analitik 5. Spatula 6. Nampan Nama Alat sebagai berikut : 1. Pakan P1-0



 Bahan dan Peralatan Pengecekan Kadar Abu Pada Pakan Ternak Nama Alat sebagai berikut : 1. Furnace 2. Cawan Porselin 3. Gegep 4. Neraca Analitik 5. Spatula 6. Nampan Nama Bahan sebagai berikut :



1. Pakan P1-0  Bahan dan Peralatan Pengecekan Kadar Protein Pada Pakan Ternak Nama Alat sebagai berikut : 1. Degistor 2. Kjelctec system 3. Tabung Reaksi 5 buah 4. Erlemeyer 150ml 5. Gelas Ukur 100ml 6. Neraca Analitik 7. Buret 8. Statif dan klem



3.3 Prosedur Kerja  Proses Penerimaan Jagung / Dryer 1. Memberikan nomor urut pada truk supplierjagung yang datang. 2. Melakukan pre-sampling 3. Melakukan pengecekan kadar air secara cepat dengan alat tester. 4. Kemudian truk jagung yang diterima akan melakukan penimbangan. 5. Mengarahkan mobil ke area curah untuk melakukan pembongkaran jagung.



6. Mengambil sample jagung tiap karung untuk melakukan tester kedua. 7. Jangung masuk ke dalam bin silo untuk ditampung. 8. Jagung dibawa ke mesin ayakan untuk memisahkan bonggol, kulit ari, biji mati, biji kecil, pasir, debu, dan kotoran lainnya. 9. Jagung masuk ke oven pertama dengan suhu 150 s/d 400 oC sampai kadar air jagung berkurang. 10. Jagung masuk keoven kedua dengan suhu 150 s/d 250 oC sampai kadar air berkurang dari pengovenan sebelumnya. 11. Mengambil sample dari oven tiap 20 menit untuk melakukan finish tester(kadar air rata – rata dari oven sekitar 14% - 16%) 12. Jagung masuk ke mesin pendingin. 13. Jagung ditampung ke bin kayu, dari bin kayu jagung bisa langsung diproduksi, disimpan, atau diekspor ke pabrik lain.



 Proses Pembuatan Pakan P1-0 Pada pakan P1-0 ada dua tahap yaitu paletting dan mixingkarena pakan P1-0 memiliki campuran berupa palet dan juga bahan lain.  Proses Paletting 1. Semua bahan baku untuk proses pelet (dedak, tepungikan, tepungudang, tepung batu, tepung tulang, dan premik) masuk ke bin penampungan melalui curahan. 2. Bahan seperti Olein, jagung dan SBM memiliki bin penampungan khusus 3. Dari bin penampungan bahan akan ditimbang di DW (Dosing Weigher)1 dengan bobot maks 2 ton. Setiap bahan memiliki persentase pemakaian yang berbeda.



4. Kemudian bahan akan diangkut dengan konveyor lalu dinaikan menggunakan elevator ke bin penampungan, kemudian bahan akan digiling dengan mesin hammer mill. Lalu akan di tampung di DW(Dosing Weigher) 2. 5. Kemudian masuk ke mixer untuk ditambahkan premik dan obat, lalu di homogenkan. 6. Kemudian bahan akan turun ke mixer screw 7. Bahan masuk ke drum cleaner untuk membersihkan pakan dari kotoran yang berbentuk kasar. 8. Bahan masuk kedalam pit dryser untuk proses pembersihan kedua dari kotoran yang lebih halus. Dari pit dryser pakan sudah bisa disebut pakan jadi. 9. Lalu bahan akan masuk ke bin pelet. 10. Kemudian akan melewati stabillizer dan diberi suhu dan tekanan yang tinggi dibantu dengan steamm pemanas. 11. Kemudian masuk ke mesin press untuk membuat pelet yang masih panjang yang belum di potong. 12. Lalu pelet akan masuk ke dalam mesin cooler menuju ke rumble untk memotong pelet sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan oleh perusahaan. 13. Sebelum ditampung pelet akan melewati mesin ayakan. Pelet yang sudah sesuai dengan ukurannya akan dibawa ke penampung, lalu akan dibawa dengan konveyor menuju bin penampungan untuk ditimbang dengan bahan campuran lainnya, sedangkan pelet yang lewat dari ayakan akan masuk ke bin pelet untuk diproses kembali.  Proses Mixing 1. Bahan campuran lainnya seperti SBM, jagung, gandum, dan CGM ditimbang dengan DW 1 bersama dengan pelet yang sudah diproduksi terlebih dahulu. 2. Lalu semua bahan akan langsung masuk ke mesin mixer, meski melewati mesin hammer mill tapi bahan tidak mengalami proses penggilingan. 3. Lalu bahan akan dibersihkan di mesin drum cleaner dan pit dryser. 4. Kemudian pakan akan ditampung di bin finish.



5. Lalu pakan akan dikemas/ bagging dan bobot perkarung 50kg. Pada proses bagging pengambilan sample dilakukan setiap 50 menit, sample akan di analisis untuk mengetahui kadar air, kadar abu, dan juga kadar proteinnya. 6. Pakan bisa langsung di pasarkan atau disimpan digudang. Pakan yang disimpan bisa memiliki umur 1 bulan (maksimal) untuk di pasarkan atau pakan bisa dianggap kadaluarsa .



 Prosedur Kerja Analisis Kadar Air Pada Pakan P1-0



Menimbang botol kadar air (W)



Menimbang sample 5 gr Menimbang botol kadar air + sample (W1) Melakukan pengovenan selama 2 jam dengan temperatur 105oC Mendinginkan kedalam desikator selama 15 menit dan melakukan penimbangan lagi untuk menentukan (W2) Mencatat hasil dan melakukan perhitungan



Rumus :



Keterangan: Ka = Kadar Air W = Berat sampel W1=Berat sampel awal W2=Berat sampel akhir



 Prosedur Kerja Analisa Kadar Abu Pada Pakan P1-0



Meyiapkan cawan porselin kosong



Menimbang sampel 2 gr(w) + Cawan porselin (w1) Desikator selama 15 menit



Mengabukan selama 6 jam T=550oC



Menimbang sampel setelah diabukan (w2)



Mencatat hasil dan melakukanperhitungan



Rumus :



Keterangan: W = Berat sampel W1=Berat sampel awal W2=Berat sampel akhir Prosedur Kerja Analisa Protein Pada Pakan P1-0 Membelender bahan sebanyak 2 sendok hingga halus dan masukan ke dalam plastik yang sudah di beri nomor label,kemudian menimbang sample sebanyak 0,25 gr



Memasukan kedalam tabung reaksi yang berisi H2SO4 98,97% + kjeltab 2 butir Memanaskan di degistor ± 1 jam T=421oC kemudian di dinginkan Mendistilasi hasil degistor dengan cara otomatis menggunakan mesin kjeltack ± 5menit, proses distilasi menghasilkan ± 150 ml distilat bewarna hijau Menyiapkan larutan borik sebanyak 25ml masukan kedalam erlenmeyer



Melakukan titrasi pada sample distilat menggunakan larutan HCL 0,1 N, hingga berwarna merah







Prosedur kerja analisa berat jenispada pakan P1 – 0



Menyiapkanalatdanbahan



Menimbanggelasukur 100ml



Menambahkan sample pakan P1 – 0 sampaitandatera



Menimbangkembali sample + gelasukur 100ml



Menghitung berat jenis ( Bj )



 Rumus Berat jenis Keterangan



:



: Bj = W V



W : berat sample ( gr )



V : volume yang ada di gelasukur( ml ) Bj : Berat Jenis (%)







Prosedur Kerja Analisa Ukuran Partikel pada Pakan1 – 0 Menyiapkan alat dan bahan ↓ Menimbang wadah sample ↓ Menimbang sample tepung ikan 55% sebanyak 100gr ↓



Menyusun ayakan berdasarkan ukuran ( 2,36mm, 0,5mm dan0,5mm ) ↓ Mengayak sample sampai partikel yang terhalus dari pakan p1 – 0m ↓ Menimbang hasil dari setiap ayakan, lalu jumlahkan



Rumus



: % ayakan = A1 + A2 + A3 × %



Keratangan : A1 A2



: sample yang tertinggal ayakan 2,36mm : sample yang tertinggal ayakan 0,5mm



A3



: sample pada ayakan < 0,5mm



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN



4.1 HASIL  Hasil penelitian anaisi fisikpada pakan P1- 0 di PT. Sentra Profeed Intermitra:



No



Nama Sample



Berat Jenis (%)



1



P1-0



0,647



Nama Sampel



Mesh