Nilai Ambang Batas Iklim Kerja ISBB Yang Diperkenankan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nilai Ambang Batas Iklim Kerja ISBB Yang Diperkenankan Pengaturan waktu kerja setiap hari Waktu Kerja Waktu Istirahat Bekerja terus-menerus 75% kerja 25% istirahat 50% kerja 50% istirahat 25% kerja 75% istirahat



Ringan 30,0 30,6 31,4 32,3



ISBB (oC) Beban Kerja Sedang 26,7 28,0 29,4 31,1



Berat 25,0 25,9 27,9 30,0



Catatan: ISBB: Indeks Suhu Basah dan Bola (Wet Globe and Ball Temperature/WBGT) Indeks Suhu Basah dan Bola untuk di luar ruangan dengan panas radiasi: 



ISBB: 0,7 suhu basah alami + 0,2 suhu bola + 0,1 suhu kering Indeks Suhu Basah dan Bola untuk di dalam atau luar ruangan tanpa panas radiasi:







ISBB: 0,7 suhu basah alami + 0,3 suhu bola Beban kerja ringan membutuhkan 100-200 kkal/jam Beban kerja sedang membutuhkan >250 – 350 kkal/jam Beban kerja berat membutuhkan >350-500 kkal/jam



Sistem Manusia Dan Mesin ( Ergonomi )



SISTEM MANUSIA MESIN (ERGONOMI) Sistem Manusia-Mesin adalah kombinasi antara satu atau beberapa manusia dengan satu atau beberapa mesin, yang saling berinteraksi, untuk menghasilkan keluaran-keluaran berdasarkan masukan-masukan yang diperoleh. Ergonomi adalah ilmu interdisipliner yang mempelajari interaksi antara manusia dan objek yang Fokus perhatian ergonomi adalah berkaitan erat dengan aspekaspek manusia di dalam perencanaan man-made objek (proses perancangan produk) dan lingkungan kerja. Pendekatan agro ergonomi akan ditekankan pada penelitian kemampuan keterbatasan manusia, baik secara fisik maupun mental psikologis dan interaksinya dalam sistem manusia-mesin yang integral. Maka, secara sistematis pendekatan ergonomi kemudian akan memanfaatkan informasi tersebut untuk tujuan rancang bangun, sehingga akan tercipta produk, sistem atau lingkungan kerja yang lebih sesuai dengan manusia. Pada gilirannya rancangan yang ergonomis akan dapat meningkatkan efisiensi, efektifitas dan produktivitas kerja, serta dapat menciptakan sistem serta lingkungan kerja yang cocok, aman, nyaman dan sehat. INTERAKSI MANUSIA DAN MESIN DALAM SEBUAH SISTEM KERJA (MAN-MACHINE SYSTEMS) Sistem manusia mesin merupakan sebuah sistem yg baik biasanya memiliki sifat deterministik yg relatif tertutup. Sehingga sistem dapat diduga yg selalu berjalan tepat seperti seharusnya. Dalam sistem informasi, unsur mesin seperti komputer dan program komputer relatif tertutup dan deterministik. Sedang unsur manusia adalah sistem terbuka dan probabilistik. Pemakaian manusia dan mesin membentuk sebuah sistem manusia-mesin. Sistem manusia-mesin dapat mengandalkan mesin dan memakai manusia hanya sebagai suatu pengawas atas operasi mesin. Sistem – secara umum – bisa didefinisikan sebagai sekelompok elemen-elemen (yang lazim disebut sub-sistem) yang terorganisir dan memiliki fungsi yang berkaitan erat satu dengan lainnya guna mencapai tujuan bersama yang telah diterapkan sebelumnya. Suatu sistem akan terjadi dalam suatu lingkungan yang akan memberi batasan, dan perubahan-perubahan yang timbul dalam lingkungan ini akan mempengaruhi sistem dan elemen-elemen sistem tersebut. Satu hal yang akan sangat penting dipertimbangkan didalam analisis sistem ialah bahwa setiap sistem akan merupakan bagian (subsistem) dari sistem lain yang lebih besar. Dengan demikian pendekatan sistem (system approach) akan dimaksudkan sebagai pendekatan yang memperhatikan setiap permasalhan secara total atau terpadu (integral). Pemecahan masalah dalam hal itu harus dianalisis dengan melihat keterkaitan antara satu sistem dengan sub-sistem yang lainnya. Selanjutnya yang dimaksudkan dengan sistem manusia-mesin (man-machine system) ialah kombinasi antara satu atau beberapa manusia dengan satu atau beberapa mesin, dimana salah satu dengan lainnya akan saling berinteraksi untuk menghasilkan keluaran-keluaran berdasarkan masukan-masukan yang diperoleh. Dengan “mesin” maka disini akan diartikan secara luas, yaitu mencakup semua objek fisik seperti mesin, peralatan, perlengkapan, fasilitas dan benda-benda yang biasa dipergunakan manusia dalam melaksanakan kegiatannya. Jelas tampak bahwa sistem biasa diklasifikasikan sebagai closed system dimana manusia disini memegang posisi kunci, karena keputusan akan sangat tergantung pada didirinya. Arus informasi dan arahnya dalam hal ini bisa digambarkan sebagai berikut :



• Display instrument akan mencatat dan memberikan informasi mengenai perkembangan kegiatan/proses produksi yang berlangsung, operator kemudian menyerap informasi ini secara visual (persepsi) dan mencoba menginterpretasikannya secara seksama. Berdasarkan interpretasi yang dilakukan serta pengetahuan yang sebelumnnya sudah dimiliki maka operator (manusia) kemudian mencoba membuat keputusan. • Langka berikutnya, operator kemudian mencoba mengkomunikasikan keputusan yang telah diambilnya kemesin dengan menggunakan mekanisme kontrol. Instrument kontrol selanjutnya memberikan gambaran (display) mengenai hasil dari tindakan yang telah dilakukan oleh operator, dan selanjutnya sistem kerja mesin akan memberikan proses kegiatan produksi sesuai dengan program yang diberikan oleh operator tersebut. Demikian seterusnya siklus ini akan berulang. Dalam sistem manusia mesin yang dimodelkan secara sederhana dapat terlihat bahwa problematik Ergonomic akan nampak dalam hal persepsi yang bisa diambil oleh manusia (operator) dari instrumen display (mesin) dan handling operations yang dilaksanakan operator pada saat menangani mekanisme kontrol dari mesin. Disini penelitian Ergonomi dapat dilakukan dalam bentuk persepsi visual, bentuk display untuk menampilkan informasi dan rancangan dari mekanisme kontrol mesin itu sendiri. Dalam kaitannya dengan sistem manusia-mesin, dikenal 3 macam hubungan (interaksi) manusia-mesin, yaitu manual man-machine systems, semiautomatic man-machine systems, dan automatic man-manchine systems. Dalam Manual Man-Machine Systems ini masukan (input) akan langsung ditransfomasikan oleh manusia menjadi keluaran (output). Contoh dalam hal ini ialah seorang pekerja melaksanakan pekerjaannya dengan menggunakan peralatan sederhana seperti ball-point untuk menulis. Disini manusia masih memegang kendali (control) secara penuh didalam melaksanakan aktivitasnya. Peralatan kerja yang ada hanyalah sekedar menambah kemampuan atau kapabilitasnya didalam menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Sistem dimana manusia secara penuh sebagai sumber tenaga (power) dan pengendali (control) langsung dikenal sebagai sistem manual. Adanya revolusi industri dan perkembangan teknologi yang pesat, maka telah berhasil diketemukan berbagai macam mesin dan peralatan kerja yang semakin kompleks cara kerjanya. Tidak seperti halnya pada manual man-machine system, maka dalam semiautomatic man-machine system akan ada mekanisme khusus yang akan mengolah masukan (input) atau informasi dari luar sebelum masuk kedalam sistem manusia. Demikian pula reaksi yang berasal dari sistem manusia ini akan diolah atau dikontrol terlebih dahulu melewati suatu mekaniske tertentu sebelum suatu output berhasil diproses. Contoh kontrit dari sistem tersebut adalah apa yang terjadi dalam cara kerja mobil. Adanya instrumen-instrumen atau display-display panel dalam mobil akan mampu menunjukkan kecepatan mobil yang sedang berjalan dan / atau jumlah bahan bakar yang masih ada dalam tangki mobil tersebut. Disini manusia (pengemudi) tidak akan bisa secara langsung mengendalikan atau mengontrol sumber tenaga penggerak mobil tersebut secara langsung, karena dalam sistem ini mesinlah yang akan memberikan tenaga yang mampu menyebabkan mobil bergerak. Manusia disini kemudian akan melaksanakan fungsi kontrol dengan memakan waktu input-nya lewat display dan mekanisme lainnya seperti kemudi, rem, gas, dan lain-lain. Sistem dimana mesin akan memberikan tenaga (power) dan manusia akan melaksanakan fungsi kontrol dikenal sebagai sistem semiautomatic. Ber”konsok-bali” dengan sistem manual, maka dalam sistem automatis sistem mesin akan memegang peranan penuh secara langsung. Disini mesin akan melaksanakan dua fungsi



sekaligus, yaitu penerima rangsangan dari luar (sensing) dan pengendali aktivitas seperti yang umum dijumpai dalam prosedur kerja yang normal. Fungsi operator disini hanyalah memonitor dan menjaga agar supaya mesin tetap bekerja secara baik, serta memasukkan data atau menggantikan dengan program-program baru apabila diperlukan. Sistem dimana mesi akan berfungsi penuh sebagai sumber tenaga (power) dan pengendali langsung aktivitas dikenal sebagai sistem automatic. Penyelidikan tertahap fungsi manusia-mesin adalah didasarkan atas suatu kenyataan bahwa antara manusia dan mesin masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Hal ini berarti bahwa ada beberapa pekerjaan yang akan lebih jika dikerjakan oleh manusia dan sebaliknya ada pula beberapa jenis pekerjaan yang labih baik bila dilaksanakan oleh mesin. Dengan memperhatikan kekurangan serta kelebihan masing-masing maka akan diperoleh tabel perbandingan manusia mesin ini antara lain seperti berikut : Tabel 5.1. Perbandingan manusia dengan mesin Masalah Manusia Mesin Kecepatan Tenaga (power) Keseragaman Ingatan (memory) Berpikir Kalkulasi Reaksi terhadap Lambat Kecil, terbatas dan berubah-ubah Tidak dapat diandalkan, perlu dimonitor dengan mesin Bisa mengingat segala macam, dengan pendekatan dari berbagai sudut, baik untuk menentukan dasar-dasar pikiran maupun strategi Induktif baik. Lambat dan sangat mungkin melakukan kesalahan, tetapi memiliki kemampuan koreksi. Degradasi Cepat Dapat diatur dengan baik Seragam atau standard cocok untuk pekerjaan rutin & masal. Baik untuk menyimpan dan memproduksi sesuatu yang sudah hditentukan, baik untuk jangka pendek maupun panjang (komputer). Deduktif baik. Cepat dan tepat, tetapi tidak memiliki kemampuan koreksi. Kerusakan tiba-tiba Dari perbedaan antara manusia dan mesin tersebut di atas, maka diharapkan akan dapat dirancang suatu sistem manusia-mesin dimana interaksi hubungan antara manusia dan mesin tersebut akan saling melengkapi satu dengan lainnya. Disini kita melihat bahwa kelebihan utama manusia dibandingkan dengan mesin adalah sifatnya yang mudah untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Manusia bisa merubah peranannya dengan cepat dan teratur, sehingga memungkinkannya untuk bisa bekerja dalam kondisi apapun. Tetapi sifat yang mudah berubah-ubah dari manusia ini juga membuktikan sifat ketidakstabilan manusia, yaitu cara atau apa yang



dihasilkan sekarang belum tentu sama denan yang dihasilkan yang akan datang. Hal lain berbeda dengan sifat mesin yang relatif lebih stabil dibandingkan dengan manusia. Denan kata lain, sistem manusia-mesin pada hakekatnya akan lebih banyak dipengaruhi oleh kemampuan dan keterbatasan manusia. Dengan mempelajari komponen manusia sebagai salah satu komponen dalam sistem manusia-mesin, maka diharapkan dalam proses perancangan sistem manusia-mesin yang terdiri dari manusia, mesin, peralatan dan lingkungan kerjanya akan dapat diperoleh hasil akhir yang optimal. Ergonomi sebagai disiplin keilmuan yang baru dalam perkembangannya akan banyak memerlukan informasi-informasi yang berkaitan dengan fungsi manusia dengan segala kemampuan dan keterbatasannya. Sekali lagi, manusia adalah manusia. Manusia bukanlah mesin. Sehingga tidak selayaknya kalau mesin “mengatur” manusia. Untuk itu pendekatan ergonomis akan mengharuskan kita merancang mesin, peralatan maupun lingkungan kerja yang disesuaikan dengan kemampuan dan keterbatasan manusia yang akan mengoperasioannya. Macam Hubungan (Interaksi) Manusia – mesin : 1. Sistem manusia – mesin secara Manual 2. Sistem manusia – mesin secara Semi-otomatis 3. Sistem manusia – mesin secara Otomatis 1. Sistem manusia – Mesin Secara Manual : - Masukan (Input) akan langsung ditransformasikan oleh manusia menjadi keluaran (output) Manusia memegang kendali secara penuh dalam menjalankan aktifitas - Mesin hanya sekedar menambah kemampuan dalam menyelesaikan aktifitas. - Manusia sebagai sumber tenaga (Power) dan sekaligus fungsi kendali (Control) 2. Sistem manusia – mesin secara Semi-otomatis : - Adanya mekanisme khusus yg akan mengolah masukan (input) atau informasi dari luar sebelum masuk kedalam system manusia - Reaksi yg berasal dari Sistem Manusia akan diolah atau dikontrol terlebih dahulu melalui suatu mekanisme tertentu, sebelum suatu output berhasil diproses oleh mesin Mesin yang memberikan sumber tenanga (Power) Manusia yg melakukan proses kendali (Control) 3. Sistem manusia – mesin secara Otomatis : Mesin memegang peranan penuh secara langsung Mesin sebagai penerima rangsangan dari luar Mesin juga sebagai pengendali aktifitas Manusia hanya memonitor agar mesin dapat bekerja secara baik - Manusia dapat memasukan data atau mengganti program apabila diperlukan - Mesin berfungsi penuh sebagai sumber tenanga (Power) & Pengendali (Control) aktifitas. Berdasarkan Penyelidikan : Kedua sub Manusia & Mesin mempunyai kelebihan dan kekurangan Ada pekerjaan yang akan lebih baik jika dikerjakan oleh Manusia Ada pekerjaan yang lebih baik dikerjakan oleh Mesin Masalah Manusia Mesin Kecepatan Lambat Cepat Tenaga (Power) Kecil, terbatas dan berubah-ubah Dapat diatur dengan baik, bisa kecil, besar dan tetap. Keseragaman Tidak dapat diandalkan, perlu dimonitor dengan mesin Seragam / standar, cocok untuk pekerjaan rutin.



Ingatan (Memory) Bisa mengingat segala macam, dengan pendekatan dari berbagai sudut, baik untuk menentukan dasar-dasar pikiran maupun strategi. Baik untuk menyimpan memori proses guna memproduksi sesuatu yg sudah ditentukan, baik untuk jangka pendek, maupun panjang, terbatas pada data yg tersimpan. • Kelebihan Manusia adalah : Mudah untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan Dapat merubah peranan dengan cepat dan teratur Memungkinkan dapat bekerja dalam kondisi apapun • Kekurangan Manusia adalah : Mempunyai sifat yg mudah berubah-ubah - Mempunyai sifat ketidakstabilan (cara atau apa yg dihasilkan saat ini belum tentu sama dengan yg dihasilkan akan datang) • Kelebihan Mesin adalah : Mempunyai sifat relatif lebih stabil Dapat diatur dengan baik berdasarkan kebutuhan Dapat melakaukan pekerjaan rutin / massal dengan standar Dapat melakukan kalkulasi dengan cepat • Kekurangan Mesin adalah : Tidak daat melakukan koreksi - Tidak dapat melakukan pengembangan sendiri (terbatas pada data yg tersimpan) - Tidak dapat menerima beban lebih (Overload) maka akan rusak tiba-tiba. - Dengan mempelajari komponen manusia sebagai salah satu komponen dalam system manusia – mesin, diharapkan dapat memperoleh hasil yang optimal - Ergonomi sebagai disiplin keilmuan yg baru, dalam perkembangannya akan banyak memerlukan informasi yang berkaitan dengan fungsi manusia dengan segala kemampuan dan keterbatasannya. - Manusia adalah manusia, bukan mesin, sehingga selayaknya mesin yang mengatur manusia - Pendekatan Ergonomi mengharuskan kita merancang mesin, peralatan maupun lingkungan kerja disesuaikan dengan kemampuan dan keterbatasan manusia ygakan mengoperasikannya. Secara umum aplikasi konsep Human Integrated Design (HID) dapat dijelaskan berdasarkan 2 (dua) prinsip yaitu : pertama, seorang perancang produk harus menyadari benar bahwa faktor manusia akan menjadi kunci penentu sukses didalam operasionalisasi sistem manusia-mesin (produk); tidak peduli apakah sistem tersebut bersifat manual, mekanis (semi-automatics) ataukah otomatis penuh. Kedua, seorang perancang produk harus juga menyadari bahwa setiap produk akan memerlukan informasi-informasi detail dari semua faktor yang terkait dalam setiap proses perancangan. Seorang perancang produk harus mengetahui sistem operasional seperti apa yang dapat dikerjakan lebih baik oleh manusia (didasarkan oleh factor kelebihan yang dimiliki manusia dibandingkan dengan mesin/alat); dan disisi lain dengan menyadari segala kekurangan serta kelemahan manusia, maka keterbatasan-keterbatasan ini kemudian bisa dialokasikan untuk kemudian dikerjakan oleh subsistem mesin (produk) yang dirancang. Data yang berkaitan dengan kelebihan, kekurangan maupun keterbatasan — baik yang bersifat fisiologik maupun psikologik — bisa dikembangkan melalui riset ergonomis yang merujuk manusia sebagai obyek dan sekaligus subyek pengamatan. Esensi dasar dari evaluasi ergonomis dalam proses perancangan produk adalah sedini mungkin mencoba



memikirkan kepentingan manusia agar bisa terakomodasikan dalam setiap kreativitas dan inovasi sebuah“man-made object”.



Ergonomika dan Sistem Manusia & Kerja (Mesin)



Ergonomika adalah ilmu yang mempelajari keterkaitan antara orang dengan lingkungan kerjanya. Ilmu ini muncul akibat banyaknya kesalahan yang dilakukan dalam proses kerja. Penelitian menunjukkan bahwa kesalahan dalam proses kerja disebabkan oleh kesalahan dalam perancangan atau prosedur kerja. Sejumlah peralatan kerja dirancang tidak sesuai dengan kondisi fisik, psikis pekerja dan lingkungannya. Dengan kata lain ergonomika mempelajari interaksi antara manusia dengan obyek yang digunakannya dan dengan lingkungan



tempatnya



bekerja.



Apa yang dilakukan manusia dalam menghadapi pekerjaannya banyak dipengaruhi oleh keadaan lingkungannya. Semua sistem itu dapat dijelaskan seperti pada Gambar 1. Dari gambar itu kita dapat melihat bahwa kondisi lingkungan memberi beban tersendiri pada manusia dalam melakukan pekerjaannya. Manusia harus melakukan usaha-usaha pengaturan agar



ia



merasa



nyaman



dalam



melakukan



tugasnya.



Tujuan yang hendak dicapai adalah meningkatkan efektivitas kerja dengan tetap memandang manusia sebagai pusat sistem untuk mempertahankan dan meningkatkan unsur kenyamanan dan kesehatan.



Gambar 1. Sistem Manusia Pekerjaan.



Interaksi



Manusia



Pekerjaan



Ergonomika mempunyai tempat yang luas dalam penerapannya, mulai dari kantor direktur sampai ke ruang kerja staf, mulai dari ruang kendali utama sampai ke ruang generator, mulai dari lantai produksi sampai pergudangan dan sebagainya. Namun interaksi-interaksi yang terjadi antara manusia dengan pekerjaannya pada tempat-tempat tersebut memiliki karakteristik yang sama yang dapat dilukiskan dengan skema seperti pada Gambar 2.



Gambar 2. Diagram interaksi manusia dengan pekerjaannya.



Dari Gambar 2 di atas dapat dijelaskan bahwa, 1.



Manusia menyampaikan isyarat kepada manusia tentang kondisi pekerjaan pada suatu saat.



2.



Isyarat diterima indera-indera pekerja yang relevan.



3.



Isyarat dikirim ke pusat-pusat syaraf.



4.



Oleh pusat syaraf isyarat tersebut ditafsirkan artinya.



5.



Keputusan yang dianggap tepat diambil.



6.



Otot-otot yang relevan digerakkan untuk mengejawantahkan keputusan dalam bentuk gerakan.



7.



Tindakan berefek pada pekerjaan yang mengakibatkan perubahan.



Maksud dari penangkapan isyarat sampai diambilnya tindakan oleh manusia tidak lain adalah untuk mengatur, memelihara dan mengendalikan pekerjaan sehingga berada pada keadaan yang



diharapkan



sesuai



dengan



misi



pekerjaan



yang



bersangkutan.



Suatu kenyataan penting yang harus diketahui bahwa manusia tidak akan pernah dapat lepas dari kelemahan-kelemahannya dalam menerima isyarat, memprosesnya dan dalam tindakantindakannya, serta sangat peka terhadap keadaan lingkungannya. Keadaan ini terwujud dalam apa yang disebut human error atau kesalahan kerja yang sangat besar pengaruhnya pada



efektivitas dan keselamatan kerja. Kesalahan kerja adalah salah satu pusat perhatian Ergonomika. Kesalahan kerja hanyalah sesuatu yang tampil ke permukaan sebagai akibat dari tidak sempurnanya proses berputar penyampaian isyarat, penerimaan dan penafsirannya lalu mengambil Perancangan



keputusan



dan



tindakan.



Sistem



Manusia



Mesin



Ergonomika merupakan ilmu untuk mengetahui interaksi manusia dan pekerjaanya. Pekerjaan yang cukup banyak di sorot adalah di bidang industri yang melibatkan mesin-mesin (perlu diingat juga bahwa ‘induk’ ilmu ergonomika adalah teknik industri dan ‘induk’ ilmu teknik industri adalah teknik mesin) walaupun ergonomika tidak hanya untuk pekerjaan yang menggunakan mesin



saja.



Antara manusia dan mesin masing-masing mempunyai kekurangan dan kelebihan. Artinya ada beberapa pekerjaan yang hanya bisa dilakukan manusia saja dan pekerjaan yang lebih baik dikerjakan mesin. Kelebihan manusia adalah mempunyai sifat menyesuaikan diri dengan lingkungan serta bisa cepat mengubah perannya dengan cepat dan teratur sehingga memungkinkan dapat bekerja dalam kondisi apapun. Kelemahan manusia adalah sifatnya mudah



berubah-ubah



sehingga



dalam



menghadapi



suatu



masalah,



manusia



akan



menggunakan cara yang kadang-kadang berbeda antara satu waktu dengan waktu yang lain. Dalam sistem manusia mesin terdapat dua antar-muka (interface) penting dimana ergonomika memegang peranan penting. Interface pertama adalah display yang dapat menghubungkan kondisi mesin pada manusia, kemudian interface kedua adalah perangkat kendali atau control dimana dapat menyesuaikan respon dengan informasi balik yang diperoleh dari display tadi. Secara umum sistem manusia mesin dapat digambarkan sebagai berikut: dalam model yang ditunjukkan pada Gambar 1, secara ringkas dapat dinyatakan bahwa letak kesalahan terjadi pada proses masukan, proses pengolahan dan/atau proses keluaran yang dikenal sebagai rantai



M.O.K.



(Masukan,



Olahan,



Keluaran). Artinya



kesalahan dapat



timbul sejak



penginderaan, pada pengolahannya atau pada pengambilan tindakannya. Adapun penyebab gagalnya rantai M.O.K. dapat dikelompokkan pada dua sumber: 1.



Kesalahan manusianya,



2.



Kesalahan pada rancangan pekerjaannya.



Kesalahan pada rancangan (desain) pekerjaannya terdiri atas dua macam: 1.



Bersifat



non



fisik



atau



kognitif



atau



sosial



keorganisasian



seperti



motivasi,



pengorganisasian kerja, kejelasan prosedur dan petunjuk kerja, pengawasan dan lainlain. 2.



Bersifat fisik seperti rancangan mesin dan peralatannya serta kondisi atau lingkungan tempat kerja.



Tujuan ergonomika adalah untuk memperoleh pengetahuan tentang manusia dan interaksinya dengan pekerjaan. Hal ini dimaksudkan untuk merancang sistem kerja yang mampu menjalankan misinya dengan aman, nyaman, efektif dan efisien. Adanya kesalahan kerja jelas merupakan Ergonomika



penghalang Dalam



terwujudnya



sistem



Sistem



kerja



yang



Manusia



demikian. Mesin



Jika disadari bahwa perancangan suatu produk atau sistem juga dilakukan oleh manusia, maka perancangan sistem manusia mesin juga tidak lepas dari faktor-faktor manusia (human factors) karena sebagian dari kesalahan-kesalahan kerja yang terjadi disebabkan oleh rancangan yang tidak kompatibilitas dengan manusia yang menanganinya. Karena itu seorang perancang mempunyai peran besar dalam mengurangi resiko bahaya akibat kesalahan kerja. Diantara penyebab kesalahan pengoperasian setiap produk atau alat atau mesin terdapat kesalahan manusia. Dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa besarnya faktor manusia berperan dalam kelancaran pemakaian produk atau alat atau mesin. Memang kesalahan adalah manusiawi, tetapi penelitian lebih jauh menunjukkan bahwa kesalahan manusia lebih banyak disebabkan kesalahan rancangan. Ini menunjukkan bahwa kesalahan manusia berawal pada perancangannya yang tidak manusiawi dan berakibat pada tahap pemakaiannya sebagaimana juga pada perawatannya. Oleh karena itu ergonomika dalam sistem manusia mesin berperan dalam perancangan produk atau alat atau mesin atau keseluruhan sistem kerja tersebut agar sesuai (fit) dengan faktor-faktor manusia (human factors) baik fisik maupun non fisik. Faktorfaktor manusia itu bias berupa keadaan, kemampuan, kelebihan, kebolehan, kelemahan, karakteristik, keterbatasan, kebutuhan, keahlian, bakat dan minat, potensi, trait, fenotip dsb. Sumber: Pentingnya Bidang Ergonomika pada Lingkup Litbang Menuju Era Industrialisasi,



Zuhair (Program Studi Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Mercu Buana) dan Suharyo Widagdo (Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir – BATAN).