Nilai-Nilai Kearifan Lokal Kehidupan Bermasyarakat Dalam Pengembangan IPTEK [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS INDIVIDU Nama



: Nur Adisty



NIM



: N011201085



Jurusan/Fakultas



: Farmasi



Mata Kuliah



: Pancasila



Dosen Pengampu



: Drs. Mastam Ladeng, M. M



Nilai-nilai Kearifan Lokal Kehidupan Bermasyarakat dalam Pengembangan IPTEK Kearifan lokal dapat tercipta dari kedekatan lingkungan sumber daya alam dengan manusia secara emosional dan fisik dan adanya interaksi pada suatu sistem yang mewujudkan suatu proses serta hasil proses tersebut saling berhubungan dan saling memberi serta mengambil manfaat satu dengan lainnya dalam kurun waktu yang lama telah melahirkan pengetahuan terkait sumber daya alam tersebut. Kearifan lokal bukan hanya pengetahuan tradisional, tetapi masih banyak hal lainnya. Kearifan lokal merupakan aktualisasi dan bentuk pengetahuan tradisional yang dipahami oleh masyarakat yang berinteraksi langsung dengan lingkungannya, sehingga kearifan lokal adalah pengetahuan kebudayaan dari kelompok masyarakat tertentu yang terdiri dari bentuk-bentuk pengelolaan sumber daya alam secara lestari serta cara untuk menjaga hubungan manusia dengan alam dengan cara pemanfaatan yang bertanggung jawab dan tidak merugikan sekitarnya. Oleh karena itu, kearifan lokal merupakan suatu sistem yang mengintegrasikan budaya, pengetahuan, praktik, serta kelembagaan mengelola sumber daya alam. Menurut Keraf (2005), kearifan lokal harus memiliki sifat komunal secara kepemilikan dan tidak individualis. Kearifan lokal bersifat keterbukaan serta bisa



dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari sepanjang usia kelompok masyarakat yang ada, memiliki sifat aplikatif dan pragmatis yang berdasarkan filosofi yang dipahami bersama,



serta lebih bersifat holistik meletak pada kehidupan



makrokosmos dan mikrokosmos. Kearifan lokal merupakan refleksi moralitas dengan landasan dari prinsip tabu yang hanya dipahami dalam kerangka tradisional. Selain itu, kearifan lokal juga memiliki sifat-sifat lokal dari refleksi karakteristik komunitas lokal Adapun iptek (pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi) tidak bisa terlepas dari situasi yang mengelilinginya, maksudnya iptek selalu maju dan berkembang dalam sebuah ruang budaya. Perkembangan iptek pada saat ini sendiri sudah mencapai kemajuan pesat sehingga dapat terjadi perubahan yang luar biasa terhadap peradaban manusia. Perkembangan iptek ini harus mempertimbangkan beberapa nilai-nilai, terutama nilai-nilai budaya agar dalam pengembangannya tidak akan merugikan umat manusia. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan iptek meliputi seluruh aspek kehidupan, yang berarti bahwa ancaman yang timbul karena pengembangan iptek yang terlepas dari nilai-nilai spiritualitas, kebangsaan, musyawarah, kemanusiaan, dan keadilan adalah gejala yang nantinya akan merambah ke seluruh aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Bahkan, nilai-nilai kearifan lokal yang merupakan suatu simbol kehidupan di berbagai macam daerah mulai memudar dan digantikan dengan gaya hidup global yang timbul dari pengembangan iptek, misalnya seperti gaya hidup bermewah-mewah menggantikan sikap bersahaja, konsumerisme, semangat individualistis yang menggantikan solidaritas sosial, serta voting yang menggantikan musyawarah untuk mufakat. Kelompok masyarakat juga lebih memilih untuk menggunakan teknologi yang lebih memudahkan mereka dalam bekerja dan meningkatkan produktivitas kerja mereka daripada menggunakan cara tradisional. Hal ini tentunya membuat kearifan lokal suatu daerah dapat memudar dan bahkan perlahan-lahan akan menghilang. Maka dari itu, seharusnya masyarakat dapat memanfaatkan pengembangan iptek terhadap kearifan lokal daerah sekitar dengan baik, misalnya seperti melakukan interaksi



sosial dengan sesama warga masyarakat dengan menggunakan teknologi yang berupa hasil dari perkembangan iptek tersebut tetapi tidak terlalu bergantung terhadap teknologi itu dan tetap melestarikan interaksi sosial secara langsung. Dari hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknologi dalam kearifan lokal masyarakat sebaiknya digunakan sewajarnya dan seimbang, agar tidak menimbulkan kerugian terhadap kearifan lokal yang mereka miliki.



DAFTAR PUSTAKA Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset. 2016. Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi. Cetakan 1 ed. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset. Marfai, M, A. 2016. Pengantar Etika Lingkungan dan Kearifan Lokal. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Widnyana, I, M, A. 2020. Buku Ajar Pendidikan Pancasila Berbasis Implementasi Nilai dan Konsep Local Genius. Surabaya: Scopindo Media Pustaka.