Novel Cinta Dan Rahasia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Mengikat Cinta Rahasia



Mengikat Cinta Rahasia



1 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia Oleh: Roviatus Sa’adah Hak Cipta © 2018 Elbuy All rights reserved



Dipublikasikan pertama kali dalam bahasa Indonesia oleh Penerbit Elbuy Publishing Buntet Pesantren. 02/05 Blok Kedung Subur. Desa Munjul. Kec.Astanajapura. Cirebon 45181 Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang menjual baik dalam bentuk buku atau ebook atau menerjemahkan buku ini tanpa izin dari Penerbit.



Untuk keringat suamiku yang selalu mendampingi, memberikan semangat, dukungan serta motivasi demi tercapainya cita-citaku yang tinggi menjulang di angkasa. Untuk air mata orang tuaku yang tidak pernah habis mendoakan keberhasilanku dalam menempuh kehidupan yang lebih baik. Juga untuk semua guruku yang tanpa lelah membimbing dan mengajariku dengan berbagai ilmunya, khususnya keluarga besar Pesantren Nurul Huda, Peleyan Kapongan Situbondo Jawa Timur. Untuk gema tawa semua saudaraku yang menjadi penghibur hatiku, adik bungsuku, Muhammad Mubarokah Ramadhani yang selalu aku rindukan. Terakhir untuk dua sahabatku berinisial L & I yang tertinggal di Nurul Huda.



Ucapan Terima Kasih Roviatus Sa’adah (Dhara)



Alhamdulillah, dengan ucapan basmalah penulis akhirnya mencoba menerbitkan novel karya pertama yang berjudul Mengikat Cinta Rahasia. Ini semua adalah berkat Allah yang telah memberikan penulis pemikiran dan kesehatan yang sempurna. Tanpa ijin Yang Maha Kuasa, novel perdana ini tidak akan terselesaikan di meja penerbit. Terima kasih banyak pada pihak penerbit yang dengan senang hati memberikan kesempatan langka yang akhirnya menuntun penulis pada puncak impian. Terima kasih juga kepada pembaca buku ini yang telah rela membeli novel perdana penulis. Namun, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis mohon perkenaan para pembaca untuk memberikan saran dan kritik demi menjadikan tulisan ini menjadi lebih sempurna.



Mengikat Cinta Rahasia



Namaku Virdhara Ramadani



‘ELICHA HOSPITAL’ Sebuah rumah sakit terkenal di Jakarta menjadi saksi bisu. Di rumah sakit itu, Dhara Ramadani dan Calsa Olivia dilahirkan. Dhara Ramadani atau biasa dipanggil Dhara adalah seorang anak yang tumbuh menjadi gadis berparas cantik jelita, baik hati, pintar, dan mempunyai perangai yang baik. Sedangkan Calsa kebalikannya terutama sikapnya pada Dhara. Paling istimewa yang dimiliki Dhara adalah senyuman yang selalu melekat dibibirnya. Siapapun cowok yang menikmati senyumnya akan langsung jatuh hati padanya. Senyuman Dhara ibarat racun yang mematikan. Bagi cowok yang terpaksa menikmatinya akan mati dalam kegelisahan. Di siang hari, Dhara sibuk menyiapkan makan siang di dapur. Saat Calsa pulang sekolah, keadaan rumahnya sudah sangat sepi. Tuan Taufik, papa Calsa, belum pulang dari kantornya. Pastinya, sopir pribadi Tuan Taufik, Pak Mahmudꟷyang tak lain adalah ayah Dharaꟷbelum pulang dari kantor Tuan Taufik. 5 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Bik Imahꟷbunda Dharaꟷpergi berbelanja ke pasar karena persediaan makanan di dapur sudah semakin menipis. Sedangkan Dhara dan Nyonya Marinaꟷmama Calsaꟷsekarang sedang berada di dalam rumah. Mama Calsa tampak tertidur pulas. Namun Nyonya Marina tiba-tiba terbangun dari tidurnya karena mendengar suara Calsa berteriak memanggilnya. “Ma, Calsa pulang…!” Calsa adalah putri satu-satunya dari Tuan Taufik dan Nyonya Marina. Calsa sangat berbeda dengan Dhara walaupun mereka terlahir pada hari, jam dan tanggal yang sama. Jika Dhara tumbuh menjadi gadis yang berperangai baik maka Calsa sebaliknya. Calsa tumbuh menjadi gadis yang sombong, sifat angkuh dan beberapa sifat buruk lainnya. Kecantikan parasnya pun tidak seperti kecantikan Dhara. “Ma, Mama…!“ Calsa berteriak memanggil mamanya. Kakinya yang terbalut sepatu hitam dengan kaos kaki jingga berjalan cepat menuju kamar mamanya. “Sudah pulang, Sayang?” tanya mamanya yang keluar kamar menghampiri Calsa sambil mengucekngucek matanya. “Ada rapat Ma di sekolah,“ jawab Calsa singkat.



6 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Ya sudah, kamu ganti baju, terus tunggu Mama di meja makan ya! Mama mau cuci muka dulu,” pinta Nyonya Marina. Kemudian Calsa melangkah pergi dari kamar mamanya setelah anggukan setuju atas perintah mamanya. Nyonya Marina tidak membuang-buang waktu lagi setelah melihat anggukan putri tunggalnya. Ia langsung masuk ke kamar dan mencuci muka di kamar mandi. Kemudian ia menemui Calsa yang sudah lebih dulu duduk di meja makan. Tangan Nyonya Marina yang dibalut lengan panjang bergerak mengambil nasi dan meletakkannya ke piring Calsa. Tidak lupa melengkapinya dengan lauk kesukaan Calsa, capcai daging sapi muda. Hampir saja sesendok nasi masuk ke mulut Nyonya Marina, telepon berdering. Sumber suara ada di ruang tamu. Hal itu mengurungkan niat Nyonya Marina untuk memasukkan sesendok nasi ke dalam mulutnya. “Sayang, Mama angkat telepon dulu ya,” Nyonya Marina berkata sambil beranjak dari duduknya, menuju ruang tamu, tempat telepon berdering keras. Calsa hanya mengangguk tanpa memandang wajah mamanya. Ia tampak menikmati makanan dengan capcai daging sapi muda favoritnya.



7 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Bik, Bik Imah…!” Calsa berteriak sekuat mungkin memanggil Bik Imah, bunda Dhara, yang tidak datang mengahampirinya. Karena tahu bunda Dhara sedang pergi ke pasar, Dhara keluar menuju Calsa. “Eh…, Ello siapa?” tanya Calsa heran saat Dhara datang memenuhi panggilannya ke meja makan. Ia merasa tersaingi dengan kehadiran Dhara yang kenyataannya memang lebih cantik dari padanya. “Kamu terkejut ya, Sayang?” tanya Nyonya Marina tiba-tiba datang di tengah keheranan Calsa. “Calsa, ini Dhara putri Bik Imah. Ia baru datang tadi malam. Dhara, ini Calsa, putri Tante,” ucap Nyonya Marina tersenyum. Dhara mengulurkan tangannya ke arah Calsa. Calsa menerimanya dengan sikap dingin, sama sekali tidak terlintas rasa senang di hatinya. “Dan mulai besok, Calsa akan mempunyai teman baru di sekolah karena Dhara akan sekolah di tempat Calsa sekolah. Jadi mulai besok juga, Calsa tidak akan sendirian berangkat kesekolah.” Nyonya Marina berkata sambil memandang ke arah Dhara dan Calsa, bergantian. “Apa? Teman baru? Ih, amit-amit deh berteman sama anak babu yang gembel. Dasar Mama, hobinya ngumpulin gembel,” ucap Calsa dalam hatinya. Sorot matanya memandang Dhara. 8 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



*** Dhara sangat senang dengan keputusan majikannya yang akan membiayai sekolahnya. Dari rasa bahagianya, ia sampai tidak sadar bahwa sepasang mata bening memperhatikannya dari jarak yang cukup dekat. “Bunda…!” teriak Dhara sambil menghampiri sepasang mata bening yang memperhatikannya. “Ada apa, Vir?” tanya Bik Imah heran dengan sikap Dhara. “Dhara, ada apa? Kenapa kamu? Seperti orang yang kejatuhan bintang saja,” tanya Bik Imah lagi setelah tahu Dhara enggan menjawab pertanyaannya yang pertama. “Ya ampun Bunda…. yang Dhara rasakan sekarang ini bukan hanya sekedar kejatuhan bintang saja, lebih beruntung dari semua itu,” jawab Dhara girang. Giginya yang berbaris rapi menambah keanggunannya saat Dhara tersenyum. “Maksudnya?” tanya Bik Imah berlanjut. “Aduh, Bunda, Dhara tidak tahu lagi harus mulai dari mana? Dhara terlalu bahagia,” Dhara berkata sambil memeluk bundanya sehingga mereka tidak tahu kalau Pak Mahmud, ayah Dhara, sudah berdiri di belakang mereka dengan bibir tersungging senyum. “Ada apa kok sepertinya bahagia sekali?” tanya Pak Mahmud sambil berjalan mengahampiri Dhara dan bundanya. 9 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Ayah, Bunda, dengarkan Dhara! Dhara punya kabar gembira. Besok, Dhara akan masuk sekolah lagi,” ucap Dhara girang. “Apa?!” ucap ayah dan bunda Dhara bersamaan. “Tante Marina akan membiayai sekolah Dhara,” lanjut Dhara yang masih belum menyembunyikan barisan giginya yang rapi. “Alhamdulillah. Terima kasih ya Tuhan,” ucap syukur Pak Mahmud yang langsung bersujud. Dhara langsung dipeluk erat oleh Bundanya. Menyekolahkan Dhara adalah harapan terbesar dalam hidup kedua orang tuanya. *** Sore hari seperti biasa, Dhara mengepel lantai di ruang tamu. Bundanya memasak untuk makan malam di dapur. Ayahnya memotong rumput di halaman belakang. Tiba-tiba, Dhara dikejutkan oleh orang yang mengetok pintu. Sejenak Dhara ragu untuk membukanya. Tapi, kemudian dia pasrahkan kakinya melangkah untuk membuka pintu yang terus diketuk orang sambil mengucapkan salam–ketika mendengar teriakan bundanya yang menyuruh Dhara cepat membukakan pintu. Clekk 10 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Dhara memutar kunci ke arah utara. Perlahan, tangan Dhara membuka pintu yang sudah tidak terdengar ketokan lagi. Saat di buka, hati Dhara benar-benar kacau, dadanya berdegup kencang, bibirnya terkatup seribu bahasa. Ucapan yang biasa diucapkan ketika menyambut seorang tamu, tidak kuasa ia ucapkan. Ia tidak mengerti dengan semua yang terjadi padanya saat membukakan pintu buat orang yang tanpa putus asa mengetoknya sambil mengucapkan salam. Dada Dhara semakin berdebar ketika melihat orang yang berdiri di depannya–dengan tanpa beban– tersenyum padanya. Tanpa sadar, Dhara mengeluarkan senyuman juga yang pastinya akan membuat cowok menikmatinya, langsung jatuh hati dapanya. Setangkai bunga cinta di hati cowok itu seperti langsung menancap ketika bibir Dhara mengembangkan senyum terindahnya. Pemuda itu jatuh hati pada Dhara. “Maaf cari siapa?” Dhara menyapa pemuda itu dengan lembut membuat pemuda itu terpesona untuk yang kesekian kalinya. “Ehem, kenalkan, aku Radit!” Radit mengulurkan tangannya. Dhara hanya tersenyum tanpa menyambut uluran tangan Radit ataupun menyebutkan namanya. Ia tahu yang ada di hadapannya adalah seorang yang sangat 11 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



berbeda dengannya. Tapi sambutan Dhara sudah membuat puas hati Radit. “Maaf, aku tidak bermaksud melecehkanmu dengan uluran tanganku,“ ucap Radit sambil menarik tangannya kembali. Dhara hanya memandang lembut ke arah Radit, tanpa bisa berkata-kata lagi. Tatapan mata Dhara membuat tatapan mata Radit semakin tajam menatapnya, setajam mata elang yang siap menerkam mangsa. Dhara yang merasa tidak sanggup menerima tatapan tajam itu, ia mulai menundukkan kepalanya, melihat ke arah kakinya yang tidak beralas bersepatu atau sandal. Tapi Radit, ia tambah leluasa menikmati wajah cantik Dhara yang baru pertama kali dilihatnya. Radit bertambah kagum pada kecantikan Dhara yang saat itu memakai baju putih berkombinasi biru langit. “Hey, ngeliatin mulu.” Dhara kebetulan membiarkan rambutnya tergerai indah diterpa angin yang kebetulan lewat dihadapannya. Namun Dhara terbiasa memakai kerudung bila berangkat ke sekolah. Hal itu menambah kekaguman Radit pada Dhara. Dhara tercipta begitu sempurna menurutnya. “Ups, maaf.” “Radit…!” teriak Calsa sambil menuruni anak tangga satu persatu. 12 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Dalam beberapa menit saja, Calsa mampu melewati anak tangga yang berkelok tiga. Kakinya sangat lincah menuruni tangga-tangga yang baru dipel itu. “Udah dari?” tanya Casla sambil berjalan ke arah Radit yang beralih menatap Dhara. “Eh, Dhara, ello lancang banget sih? Kenapa ada tamu kok dibiarin berdiri di sini aja sih? Udah sana cepat buatin minum!” Calsa berkata dengan nada tinggi hingga sampai membuat Dhara berniat pergi ke dapur dengan tergesa. “E…e…e… tunggu!” cegah Calsa saat tubuh Dhara sudah melewati ruang tamu. Dhara menghentikan langkahnya, menoleh ke arah Calsa menuju pintu. “Ada apa Non?” tanya Dhara tanpa berani memandang wajah Calsa yang tidak pernah bersahabat dengannya. “GPL!” jawab Calsa singkat. Dhara hanya mengangguk kemudian melangkah melewati sofa empuk yang melebihi kasur tempat tidur Dhara. Ia kemudian berjalan ke arah dapur, lalu belok ke selatan di bagian rak gelas. Ia memenuhi keinginna tuan putrinya. Sementara dua sosok yang tadi ada di samping pintu, sekarang mereka duduk di sofa mewah berwarna ungu itu. 13 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Dit, tumben ke sini nggak ngasih kabar dulu?” tanya Calsa sambil mendekati posisi duduk di samping Radit. Radit masih terdiam memikirkan Dhara. “Ada apa?” Lanjut Calsa bertanya kembali. “Sebenarnya sih, aku itu malas banget mau ke sini, tapi Mama sama Papa maksa aku untuk datang ke sini dan mengundang kalian sekeluarga datang di acara makan malam, nanti jam 8.30,” jawab Radit tanpa memandang Calsa yang duduk berdekatan dengan Radit. “Ada apa? Tante dan Om ngundang aku untuk makan malam? Wow aku seneng banget, Dit…,” ujar Calsa girang. “Bukan ngundang kamu, tapi sekeluarga,” bantah Radit sinis. Bantahan Radit tidak membuat rasa girang. Calsa berubah duka. Mukanya mendadak cemberut. Namun, rasa sayang Calsa membuat hatinya memaklumi Radit. Dhara datang dari arah dapur sambil membawa nampan yang berisi dua gelas minuman sirup yang ia buat sendiri. “Eh, Vir, ngapain sih ello bengong di situ?! Cepat bawa ke sini minumannya! Lelet banget sih!” teriak Calsa saat melihat Dhara hanya berdiri di samping sofa. Calsa melihat kondisi Dhara yang terlihat agak



14 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



kaku seperti ada beban pandangan pertama bersama Radit. Mendengar gertakan Calsa, Dhara tidak punya alasan lagi untuk tetap mematung di tempatnya. Ia langsung melangkah mendekati Calsa. Calsa memandanya sinis Dhara. Kemudian Dhara langsung pergi setelah dua gelas sirup rasa pisang susu berada di depan Calsa dan Radit. “Cal, dia siapa?” tanya Radit setelah Dhara berlalu dari hadapannya.” “Dia anak pembantu aku, Dit. kemarin malam baru datang dari desanya,” jawab Calsa setelah terlebih dahulu meneguk setengah dari jus yang dibawakan Dhara. Radit hanya mengangguk paham dengan jawaban Calsa. “Namanya siapa?” “Dhara. Kalau lagi kesel manggil, panggil aja Dar Der Dor,” jelas Calsa. “Gitu amat ama pembantu. Dia cantik ya?” “Dih, apa-apaan sih? Emangnya aku gak kalah cantik?” “Mending ngaca!” “Ih, Radit gitu.” “Oh ya Cal, dari tadi aku nggak ngeliat Tante, memangnya Tante kemana?” tanya Radit mengalihkan pembicaraannya. 15 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Bentar! Mama!” teriak Calsa sambil melihat ke sekeliling ruangan mencari Nyonya Marina. Tak lama kemudian, Nyonya Marina langusung keluar dari arah kamar, seolah sudah tahu kalau ada tamu datang “Eh, Nak Radit.. Udah lama datangnya?” Sapa Nyonya Marina, mama Calsa, dari jauh. “Nah itu Mama,” ucap Calsa saat melihat mamanya melangkah menuju ruang tamu. “Lagi ngomongin apa sih?” Tapi Tante nggak ganggu kan?” goda Nyonya Marina sambil melirik ke arah Calsa dan Radit, bergantian. “Ah Tante, bisa aja. Nggak kok Tante. Kita hanya ngomongin Vir…. Eh gak. Oh, Mama ngundang Tante sekeluarga makan malam. Acaranya nanti jam 8.30,” kata Radit berusaha menjelaskan tentang topik pembicaraannya dengan Calsa namun dibatalkan. Ia lebih memilih menjelaskan maksud kedatanganya. “Oh… acara makan malamnya jadi?” ucap Nyonya Marina mengulang kata-kata Radit. “Jadi, Tan,” jawab Radit singkat. “Syukur. Nanti kami pun siap-siap untuk ke sana.” “Ya sudah kalau begitu, Radit permisi dulu Tante,” pinta Radit kemudian sambil bangun dari duduknya. “Kok sebentar sih? Tante belum banyak ngobrol,” tanya Nyonya Marina. “Iya, Tan, maaf. Ada keperluan. Ya udah, Tan.” 16 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Oh, ya sudah.” Calsa mengantar Radit sampai halaman depan. Radit membiarkan Calsa melakukan hal itu, yang penting ia tidak memintanya. *** Malam hari, setelah Calsa dan keluarganya siap, mereka berangkat. Perjalanan menembus kegelapan perlu kehati-hatian. Malam itu Tuan Taufik sengaja menyetir mobilnya sendiri. Ia sengaja tidak dibawa sopir pribadi yang selalu mengantarnya kemanapun ia pergi. Jarak pun tidak terlalu jauh. Lagi pula, mereka tidak mau sang supir terlantar akibat acara makan malam. Ketika keluarga Tuan Taufik masuk pintu gerbang, keluarga Radit menyambut hangat di teras rumahnya. Mereka ingin menyepesialkan tamunya dengan diawali sambutan perjumpaan. Mobil berusaha diparkir. Orang dalam mobil satu per satu keluar. Mereka berjalan menuju tuan rumah. “Hai Taufik,” sapaan Tuan rahmat sambil melebarkan kedua tangannya saat kaki Tuan Taufik menginjak teras. Mereka berpelukan layaknya seorang sahabat yang baru bertemu setelah sekian tahun lamanya terpisah. “Hai Marina…, apa kabar ?” sapa Nyonya Susana, mama Radit, pada mama Calsa.



17 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Tuan Rahmat dan Nyonya Susana adalah sahabat baik orang tua Calsa. Tali persaudaraan sangat erat diantara mereka sehingga pada suatu kesempatan mereka sepakat untuk menjodohkan putra-putri mereka. Malam ini adalah acara peresmian perjodohan antara Radit dan Calsa. Tapi, Radit dan Calsa tidak tahu tentang hal itu. “Sayang, kok kamu hanya diam di situ sih…? Sini dong, ayo peluk Tante…,” Nyonya Susana berkata sambil menarik tangan Calsa dan memeluknya. “Ayo kita masuk kedalam…!” ajak Nyonya Susana setelah tahu suaminya sudah mengajak Tuan Taufik masuk ke dalam. Radit yang merasa terusik dengan kehadiran Calsa, tidak menampakkan batang hidungnya. Ia membiarkan telinganya mendengar suara orang tuanya yang ada di ruang tamu bersama orang tua Calsa yang sesekali tertawa terbahak-bahak. Ia langkahkan kakinya menuju taman samping rumahnya. “Hai Dit…,“ sapa Calsa yang tiba-tiba berada di samping Radit. Radit tak acuhkan kedatangan Calsa. Ia tidak menggeser sedikitpun dari kursi yang didudukinya dan membiarkan Calsa berdiri agak lama. “Emmm… Dit, boleh nggak aku duduk di samping kamu?” tanya Calsa kemudian setelah dirasa kakinya 18 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



kesemutan karena terlalu lama berdiri. Radit hanya mengagguk sambil menggeser posisi duduknya. “Dit, kamu kenapa?” tanya Calsa tujuh menit kemudian. “Memangnya aku kenapa?” ucap Radit balik bertanya. “Aku perhatikan, sepertinya kamu kurang berkenan dengan kehadiranku,” kata Calsa pelan. ‘Emamg, aku sama sekali nggak suka dengan kehadiranmu. Dasar cewek jutek…,’ mungkin ucap Radit dalam hatinya. “Dit… kamu denger aku kan?” tanya Calsa lagi setelah tahu Radit tak bernafsu menjawab pertanyaannya. “Heh…“ Radit mendesah kesal. “Radit, Calsa… ternyata kalian ada di sini,” ucap Nyonya Susana yang tiba-tiba hadir di tengah kekesalan Radit. Radit bersyukur, karena kedatangan mamanya, ia tidak jadi menjawab pertanyaan Calsa yang pastinya akan berbohong. “Ada apa Ma?” tanya Radit yang langsung berdiri dari posisi duduknya dan diikuti oleh Calsa. “Sayang, kami semua nunggu kalian di meja makan. Ayo cepat. Acara makan malam akan segera di mulai,” jawab Nyonya Susana sambil memeluk pundak Calsa. 19 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Calsa tersenyum ke arah Nyonya Susana. Radit yang selalu muak dengan perilaku Calsa, saat melihat senyumnya yang di buat-buat, langsung melangkah menuju meja makan tanpa menunggu ajakan yang kedua kalinya dari mamanya. “Dit, Calsa mana?” tanya papa Radit saat melihat Radit melangkah ke meja makan. “Tau tuh,” jawab Radit sambil menaikkan kedua bahunya. Kedua orang tua Calsa saling pandang melihat sikap Radit yang tidak sewajarnya. “Calsa… dari mana saja kamu?” tanya Nyonya Marina saat melihat langkah pelan Calsa menuju meja makan bersama Nyonya Susana. Calsa langsung duduk di sebelah Radit tanpa menjawab pertanyaan mamanya. Mereka menikmati makanan. “Calsa, gimana masakan Tante? Enak kan?” tanya Nyonya Susana saat Calsa berhasil memasukkan sesendok nasi ke dalam mulutnya. “Enak banget Tante. Ini Tante sendiri yang masak semuanya?” tanya Calsa sambil terus mengunyah makanan yang sudah di dalam mulutnya. Nyonya Susana hanya mengangguk sambil tersenyum mendengar pertanyaan Calsa. “Ayo tambah lagi, Sayang…!” Nyonya Susana berkata sambil menambah nasi dan lauk ke piring Calsa. 20 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Calsa berusaha menghindar. Tapi, usahanya siasia. Dalam sekejap, nasi yang sudah hampir ludes di piring Calsa bertambah lagi. Calsa melirik ke arah Radit sebelum memulai memakannya kembali. Radit diam saja saat merasakan dari lirikan Calsa. Sejak awal acara makan malam, sampai selesai, Radit lebih banyak diam. Jiwanya serasa tidak hadir bersama jasadnya. Senyuman Dhara sore tadiꟷsaat Radit berkunjung ke rumah Calsaꟷmampu membuat Radit lupa segalanya, termasuk saat ini. Radit lupa kalau saat itu ia sedang dalam perhatian papanya. “Radit, bengong saja dari tadi. Ada apa?” tanya Tuan Rahmat sambil menepuk bahu Radit. “Papa… bikin Radit kaget aja,” ujar Radit sambil sambil mengelus dadanya. “Kamu kenapa bengong?” tanya papa Radit sambil mengelap bibirnya dengan sapu tangan yang sejak tadi ada di pangkuannya. Radit menjawab dengan gelengan kepala. Setelah acara makan malam selesai, orang tua Radit dan Calsa menuju ruang tamu untuk melanjutkan percakapan tentang perjodohan antara Radit dan Calsa. Nyonya Susana membiarkan Calsa membawa piring-piring kotor ke dapur agar Calsa tidak mendengar apa yang akan mereka rencanakan. Sedangkan Radit, ia langsung pergi ke kamarnya. 21 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Tidak peduli pada tatapan mata Nyonya Marina yang tampaknya mengerti kalau Radit tidak suka dengan kehadirannya. Malam kian larut. Keluarga Calsa pamit pulang pada keluarga Radit. Orang tua Radit mengantarnya sampai pintu depan. Jalanan yang tadinya bising dengan suara kendaraan yang lalu-lalang, kini jalan menjadi senyap seakan mendapat aba-aba yang memerintahkan bahwa pada jam itu semua kendaraan harus terparkir. Jalanan lalu-lintas harus istirahat karena seharian penuh dilewati banyak orang. Begitu juga dengan Tuan Taufik. Mobilnya yang tadinya dinaiki, kini mobil telah terparkir di halaman rumahnya. Sengaja dibiarkan di halaman depan karena rasa lelah telah menjalar ke seluruh tubuhnya. Hingga dalam waktu sekejap, keluarga Calsa telah lelap dalam mimpi indah masing-masing. Setelah itu, biarlah sang mentari pagi menjangkau peraduannya.



22 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Sahabat Baru



Malam kini berganti pagi. Burung-burung mulai berkicau seakan ikut merasakan betapa enak dan segarnya badan yang kini bangkit kembali setelah semalam penuh terbaring lelah. Pagi ini semua tertawa begitu juga dengan Dhara. Dhara yang pagi ini akan kembali masuk sekolah lagi, ia bangun lebih pagi dari sebelumya, sebelum matahari terbit dengan sinar emasnya. Dhara sudah selesai mengerjakan semua tugasnya sebagai seorang pembantu. Perasaan yang dirasakan Dhara sulit dilukiskan dengan kata-kata atau apapun. “Calsa, kamu mau Papa antar atau berangkat di antar sopir?” tanya Tuan Taufik sambil memasang jas hitam, jas yang memang merupakan pakaiannya saat ke kantor. “Ih, Papa jahat banget sih. Calsa kan masih belum selesai sarapan Pa…,” jawab Calsa sambil terus mengolesi roti bakarnya dengan Blue Bend plus keju. Wajahnya tampak cemberut memandang wajah Tuan Taufik, papa tercintanya.



23 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Ya sudah sayang, biar Papa berangkat aja duluan. Nanti yang ngantar Calsa ke sekolah biar Pak Mardhi saja. Gimana?” usul Nyonya Marina sambil memperbaiki letak dasi suaminya. “Ya deh, Papa berangkat saja duluan!” putus Calsa kemudian. “Ma, Papa berangkat dulu ya…,” pamit Tuan Taufik. Kemudian ia mulai tancap gas setelah mencium kening istrinya. Setelah sarapan, Nyonya Marina mengantar Calsa ke halaman depan, tempat Pak Mardhi berdiri di samping mobil, menunggu Calsa. “Ma, Calsa berangkat dulu ya…,” pamit Calsa sambil masuk mobil. “Eh tunggu sayang, sepertinya ada yang ketinggalan,” ujar Nyonya Marina tersenyum. Calsa bertanya heran dalam hatinya. Ia coba membuka tas yang disandangnya, mencari tahu apa yang terlupakan. Kening Calsa berkerut tebal saat tahu tidak ada satupun barang miliknya yang ketinggalan. “Apa sih, ma…?” tanya Calsa penasaran saat usahanya mengingat sesuatu yang ketinggalan tidak membuahkan hasil. “Sayang, kamu lupa ya, kalau hari ini Calsa punya teman baru?” jawab Nyonya Marina tersenyum.



24 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Kali ini Calsa mengerti apa yang di maksud mamanya. “Sebentar ya, Mama panggil Dhara dulu….” Setelah berkata, Nyonya Marina pergi untuk memanggil Dhara tanpa memperhatikan raut wajah Calsa yang tiba-tiba mendung. “Dhara, Tante harap kamu mau menerima dengan senang hati, keputusan Tante untuk membiayai sekolahmu,” ujar Nyonya Marina sebelum Dhara masuk ke dalam mobil. Dhara hanya tersenyum. Dalam hati ia berjanji bahwa sedikitpun ia tidak akan mengecewakan hati Nyonya Marina. “Kami berangkat dulu ya Tante…,” pamit Dhara setelah duduk di samping Calsa. “Iya, hati-hati…,” sahut Nyonya Marina sambil melambaikan tangannya. Mobil pun melaju melewati jembatan yang berkurung. Jarak antara rumah ke sekolah cukup jauh. Di dalam mobil, Dhara lebih banyak diam. Ia mengerti kalau Calsa kurang suka dengan kehadirannya. “Eh dengar ya Vir… walaupun elo itu sekolah sama gue, derajat ello itu tetap nggak akan berubah. Ello tetap seorang pembantu dan gue adalah majikannya. Jadi, walaupun di sekolah, elo tetep harus manggil gue ‘Nona’. Ngerti elo?” ucap Calsa dengan congkak. 25 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Calsa memang sombong dengan apa yang dimilikinya. Ia suka semena-mena dengan orang miskin. Apalagi jika ada orang yang menyaingi kecantikannya. Dhara hanya diam mendengar penuturan Calsa. “Eh, diam aja…, ello denger nggak sih apa yang barusan gue bilang?!” ulang Calsa membentak Dhara. “Denger Non…,” jawab Dhara sambil mengangguk. Untuk selanjutnya, Calsa tidak berkata-kata lagi. Dhara juga tahu diri sehingga ia lebih sedikit menggeser duduknya. Calsa tahu akan hal itu, ia membiarkan saja apa yang Dhara lakukan. Setengah jam berlalu, mobil Calsa yang ditumpangi berhenti di depan pintu gerbang. Pak Mardhi turun, langsung membukakan pintu buat Calsa. “Hati-hati Non…,” ucap Pak Mardhi saat Calsa mulai memijakkan kakinya, turun dari mobil. “Non, nanti jam berapa mau di jemput ? “ Tanya Pak Mardhi saat Calsa sudah seutuhnya keluar dari mobil. “Jam, 12.30,” jawab Calsa singkat. “Ingat, jangan sampai terlambat!” tambah Calsa kemudian melangkah. Pak Mardhi pun juga berlalu dari tempat itu. 26 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“O ya Vir, gue kok lupa ya, kalau ello itu pembantu gue? Udah, nih bawa tas gue,” ucap Calsa sambil memberikan tasnya pada Dhara walau Dhara sedikit tersinggung dengan apa yang Calsa lakukan. Terpaksa Dhara mengabulkan permintaan Calsa. Mereka berjalan menuju ke ruang kelas XII. “Hai Dit…,” sapa Calsa saat melihat Radit yang baru turun dari mobilnya. “Hai,” balas Radit kecut. Matanya beralih memandang orang di belakang Calsa: Dhara. Mata bening Dhara juga memandang ke arah Radit. Radit tersenyum dan Dhara pun membalas senyum itu. “Bareng yuk…!“ ajak Calsa yang langsung berjalan di samping Radit. Radit melirik Dhara yang berjalan di belakangnya dengan kedua tangan membawa barang-barang milik Calsa. Berpasang-pasang mata memandang sosok siswa baru. Sebagian ada yang memandang kagum, sebagian lagi ada yang memandang heran. ”Mau saja diperbudak Calsa” ucap salah satu mata yang memandang Dhara dengan pandangan heran. Dhara tahu akan hal itu. Ia tekankan perasaan agar berusaha tegar mendengar cibiran pedas dari teman-teman di sekolahnya.



27 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Setelah sampai di kelas, Dhara langsung mengambil posisi duduk di bangku nomer dua dari depan paling utara. ‘Sepertinya bangku ini kosong,’ batin Dhara. Hingga tanpa disuruh, Dhara langsung menempati bangku tersebut. Sedangkan Calsa duduk dengan sahabat karibnya, Beky, di bangku barisan selatan nomer tiga dari depan. Bangkunya terletak pas di belakang Radit. Dan di belakangnya, Fani, ia juga sahabat karib Calsa. Bel masuk berbunyi, lima menit setelah Dhara merasa bebas dari tugas membawa tas yang dibebankan padanya oleh Calsa. Pak Ridwan masuk kelas. Beliau adalah wali kelas XII. Selain baik hati, beliau juga terkenal karena kesabarannya. Hingga semua murid menaruh hormat padanya. “Pagi anak-anak…,” sapa Pak Ridwan sebelum duduk di bangkunya. “Pagi Pak!“ balas murid serempak. “Selamat anak-anakku, karena saat ini kalian semua kedatangan teman baru. Dia pindahan dari SMA 2 Teladan. “Siapa namanya Pak?!“ teriak salah satu murid yang duduk di paling pojok, di kanan.



28 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Namanya, Ramadhani,” jawab Pak Ridwan mantap. Dhara yang mendengarnya hanya mengangguk pelan. Memang, di ijazah Dhara hanya menyebutkan Ramadhani saja, tanpa Dhara. Tapi nama yang sebenarnya adalah Dhara Ramadhani. “Sudah, sekarang keluarkan buku biologinya!” perintah Pak Ridwan mengalihkan. Kontan semua siswa mulai mengeluarkan buku Biologi yang di maksud. Dan Pak Ridwan pun mulai menjelaskan apa itu pelajaran Biologi, apa saja yang terkandung di dalamnya. Bel istirahat berbunyi, murid-murid keluar kelas dengan berebutan. Mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan tempat duduk di kantin karena tempat duduknya agak terbatas. Siapa yang terlambat akan tertinggal, kata-kata yang tertulis di depan kantin sekolah. “Ramadhani…,” panggil seseorang ketika Dhara melintas di depan kantin. Merasa ada yang memanggil namanya, Dhara menoleh ke asal suara. Dada Dhara berdegup kencang saat tahu siapa yang memanggilnya. Sejenak Dhara ragu untuk menghadiahkan senyumnya. Ia tahu, orang yang memanggilnya adalah Radit, orang yang kemarin sore, orang yang telah membuat hatinya gelisah. 29 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Hai…,” sapa Radit “Hai…,” balas Dhara tersenyum. “Emmm, kamu Ramadhani kan?” tanya Radit sambil berjalan di samping Dhara. Dhara hanya tersenyum mendengar nama yang di sebut Radit. “Kenapa tersenyum? Ada yang lucu sama aku…?” tanya Radit sambil memerhatikan penampilan dirinya, siapa tahu ada salah satu kancing bajunya yang lupa tidak di pasang. Dhara hanya menggeleng. “Aku Radit, masih ingat kan?” tanya Radit, lalu menghentikan langkahnya di depan Dhara. Bola mata elangnya kembali memandang Dhara tajam. “Namaku, Dhara…,” jawab Dhara lembut. Bulu lentik matanya terlihat lebih panjang saat Radit memandang Dhara dari arah samping. “Dhara…?” tanya Radit heran. Di keningnya membentuk sebuah kerutan yang semakin lama semakin lebar. “Dhara Ramadhani,” lanjut Dhara, berusaha menjawab rasa heran Radit. Kemudian melangkah pergi, meninggalkan Radit yang terpaku sendiri. “Dhara… Dhara Ramadhani. Akan selalu aku ingat nama itu,” ucap Radit sambil memandang langkah Dhara yang semakin menghilang di balik gedung kantin. 30 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



*** ‘TIADA WAKTU TANPA MEMBACA’ Itulah prinsip Dhara, hingga dimanapun Dhara berada, buku selalu mendampinginya. Teman-teman sekelasnya di SMA dulu menjulukinya sebagai kutu buku. Dhara sendiri suka dengan julukan tersebut. Karena membaca adalah sumber pengetahuannya. Dengan membaca, orang akan tahu sesuatu yang belum ketahui. Membaca dapat menambah pengalaman dalam segala hal. Membaca termasuk salah satu modal terbagus dalam segi intelektual. “Hai… aku boleh duduk di sini nggak?” Dhara beralih pandangan pada asal suara. Buku yang dibacanya dibiarkan tetap berpangku dipahanya. “Oh, boleh… Silahkan!“ jawab Dhara mempersilakan. “Kenalkan, aku Linda…,” Linda berkata sambil mengulurkan tangannya. “Aku Dhara,” balas Dhara menerima uluran tangan Linda. “Dhara…?“ tanya Linda heran. “Bukannya nama kamu, Ramadhani?” Lanjut Linda sambil mengaduk jus yang ada di depannya. “Iya. Namaku Virdhara Ramadhani,” jawab Dhara. “Ramadhani adalah nama karena aku dilahirkan di 31 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



bulan Ramadhan. Bunda dan Ayah yang memberi nama itu. Mereka berharap aku bisa menjadi wanita suci yang selalu menghormati orang lain, terutama pada yang lebih tua. Tapi, ayah dan bundaku sering memanggilku, dengan panggilan Dhara atau Virda,” lanjut Dhara menjelaskan. “O ya Vir, kamu nggak mesen makanan?” tanya Linda saat tahu tidak ada satupun makanan yang terhidang di depan Dhara. “Aku nggak terbiasa makan di kantin Lin,” jawab Dhara sambil menutup buku yang sejak tadi dibacanya. “Kamu suka membaca ya Vir?” tanya Linda lagi sambil meraih buku yang dibaca Dhara. “Islam, Din Arab Jawi,” kata Linda membaca judul buku yang di baca Dhara. “Kamu dapat dari mana buku seperti ini Vir?“ tanya Linda berlanjut. Dhara mengerti kalau Linda adalah orang yang tidak cepat puas jika ingin tahu tentang sesuatu. “Buku itu bagus lho Lin. Aku dapat buku langka ini dari lomba menulis karya ilmiah satu bulan yang lalu,” jawab Dhara yang membiarkan Linda membolak-balik bukunya. “Kamu boleh pinjam kok Lin,” tambah Dhara kemudian. “Terima kasih banyak Vir. Tapi sayang, aku nggak suka baca. Kecuali baca surat cinta. He he he…, “ ucap Linda sambil mengerdip-ngerdipkan matanya. 32 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Dhara dan Linda tertawa. Mereka ternyata cepat akrab. Dalam waktu beberapa menit saja, hingga kini terjalin persahabatan di antara Dhara dan Linda. “Boleh gabung nggak?” Tiba-tiba mereka berdua dikejutkan oleh suara yang asing bagi telinga Linda dan Dhara. “Radit?” ucap Linda terkejut. Bola matanya seakan keluar. Linda masih tidak percaya dengan apa yang ada di hadapannya. Baru kali ini Radit mau bergabung dengan dirinya. “Boleh nggak?” tanya Radit untuk yang kedua kalinya. Tanpa menunggu jawaban Linda dan Dhara, Radit langsung duduk berhadapan dengan Dhara. “Pak, saya pesan nasi goreng satu, air jeruk nipis nggak pake gula satu dan apa ya…? Eh, Dhara pesan apa?” tanya Radit pada Linda dan Dhara. Tapi, tampaknya Dhara masih sungkan. Akhirnya ia menggelengkan kepala. “Ya sudah, nggak apa-apa. Pak yang tadi ditambah telur ceplok aja,” ucap Radit memutuskan. Pelayan itu pun pergi, dan kembali dengan diikuti oleh dua orang pelayan wanita dibelakangnya. Mereka memakai baju yang sama. Beberapa menit memudian. Di tangan masing-masing pelayan wanita itu terdapat nampan berisi menu pesanan Radit. Setelah 33 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



meletakkan pesanan Radit di hadapannya, pelayan itu pun pergi dari hadapan Radit. “Dit, tumben banget sih mau gabung sama aku? Biasanya, kamu kan lebih suka gabung sama Calsa dan teman-temannya?” tanya Linda ge’er. Mulutnya dipenuhi mi ayam kesukaannya. “Malas aja mau gabung sama mereka. Aku ingin punya teman baru Lin,” jawab Radit asal-asalan, sambil melahap nasi goreng panas kesukaannya. Linda mencium sesuatu yang aneh. Sejak tadi Linda perhatikan Radit. Radit selalu memandang Dhara yang tampaknya Dhara mengerti kalau sedang dipandang Radit. Tapi Dhara tak acuh. “Em, Vir, Dit, sorry ya, aku mau ke toilet, sakit perut nih…,” pamit Linda pada Radit dan Dhara sambil memegangi perutnya yang hanya pura-pura. “Eh, Lin… mau kemana?!” tanya Dhara berteriak, tapi Linda sudah berlalu dari kantin. Linda pergi. Kini tinggal Dhara dan Radit berdua di kantin. Keduanya saling membisu. Radit semakin leluasa memandangi wajah cantik Dhara. Tak tahu, apa yang akan dilakukannya. Bulatan kerudung menghiasi wajahnya yang manis lonjong. Tentunya rambut panjang yang indahnya tertutup. Dhara tidak membiarkan rambutnya tergerai bila ada di sekolah walaupun di rumah dibiarkan tergerai. 34 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Hai Vir…,” sapa Radit yang ternyata tidak tahan dengan kebisuan yang menyelimuti kebersamaannya. Dhara hanya tersenyum mendengar sapaan Radit. Lagi-lagi Radit tepesona dengan senyum Dhara yang langka di dunia. “Hemm, masih ingat nggak sama aku?” tanya Radit yang memaksa membuka suara Dhara yang memang sengaja di sembunyikan. “Ia, aku ingat. Kamu… Radit kan?” jawab Dhara menebak-nebak yang ternyata nama itu tidak pernah musnah dari ingatannya, sedikitpun. Mata indah Dhara memandang Radit. Senyum manisnya masih menyertainya. Kemudian kembali menunduk setelah tahu Radit tambah tajam memandangnya. Mata tajam Radit tetap leluasa memandang wajah cantik Dhara walau sebenarnya sempat beberapa kali Dhara berusaha menyembunyikan wajahnya. “O ya Vir, nanti sepulang sekolah, kita pulang bareng yuk…,” ajak Radit tanpa basa-basi. ‘What? Pulang bersama Radit? Ya ampun mau banget…,’ ucap Dhara dalam hati. “Pulang bareng, gimana ya…?” gumam Dhara berusaha menyembunyikan rasa kegembiraannya. “Kamu, mau kan Vir…?” tanya Radit yang was-was menanti jawaban Dhara.



35 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Maaf Dit, bukannya aku nolak, cuman tadi aku udah janji mau pulang bareng Linda sekalian mampir ke toko buku. Sekali lagi, maaf ya Dit…,” jawab Dhara ragu. Radit hanya mengangguk pelan. Ada sebaris kecewa yang tergurat di wajahnya. “Dwaaaarr…!!!” Radit dan Dhara terkejut. Mereka dikagetkan oleh ketiga teman Radit “Oh my God, kalian,” seru Radit tampak terdengar nyaring. “Wah lagi asyik nih? Goda Angga. “Ia, kebetulan kita juga lagi pada lapar nih, ia nggak?” ucap Beni pada Angga dan Dimas, sambil menoleh kebelakang. “Kita boleh gabung kan?” tanya Dimas. Tanpa menunggu jawaban Radit dan Dhara, Dimas langsung duduk yang di susul oleh Angga dan Beni. Seorang pelayan menghampiri mereka setelah sebuah lambaian tangan Dimas memanggilnya. “Mau pesan apa Mas?” tanya pelayan saat berada pas di samping Dimas. “Kita mau pesen ayam bakar, jeruk nipis tiga dan minumnya…,” ucapan Dimas berhenti sejenak. Ia menoleh ke arah Angga dan Beni. “Minumnya Fanta pakek susu,” sanggah Beni cepat. “Sip sip sip…,” sambung Angga mantab. 36 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Pelayan itu pun pergi dengan membawa catatan berisi menu pesanan teman-teman Radit. Dan kembali tak lama lagi. Ketiga teman Radit mulai menyantap menu pesanannya. “Dit, udah dapetin gebetan baru nih…?” tanya Beni yang mulutnya dipenuhi ayam bakar jeruk nipis. Bumbunya menempel di sekitar mulut Beni. “Dit, sejak kapan si dapetinnya?” Sambung Angga. Angga memang paling biang gosip di antara mereka ber-empat. Radit hanya tersenyum kecil mendengar godaan teman-temannya. Dhara yang duduk di hadapan Radit, merasa terusik hatinya. Radit yang dikenal dan berteduh di hatinya ternyata tidak lain hanyalah seorang playboy. “Dit, kenalin sama kita dong…! “ ucap Dimas setelah meneguk segelas habis Fanta campur susu. “O ya. Vir, kenalin, ini Angga, ini Dimas, dan yang ini Beni,” Radit berkata sambil menunjuk temannya sesuai dengan nama yang di sebutkan. “Aku Dhara,” ucap Dhara singkat. Buku Islam, Din Arab Jawi yang semula ditutup, ia buka kembali untuk sekedar menghilangkan rasa nervouse. “Eh Dit, tahu nggak, kita itu nyariin elo, mulai dari kelas ampek toilet, terus ke kantin sebelah, tapi kita lihat nggak ada elo. Eh nggak tahunya pacaran di



37 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



sini,” ucap Bani menceritakan petualangannya mencari Radit. “Ia, kalau gue tahu, ello ama ni cewek, suwer deh gue nggak bakal ganggu,” sambung Dimas sambil melahap terakhir dari menu pesanannya. “Tapi, kalau gue ngga, walau ello di kantin ama kepala sekolah sekalian, gue bakal tetap nemenin elo. Dari ketiga teman elo, yang paling setia ama ello kan gue Dit…,” ucap Angga sambil menepuk dada. “Huuuu…!” teriak Beni dan Dimas bersamaan, sambil memukul kepala Angga. “Lagian, kalau gue nggak sama elo, nggak akan ada orang yang bakal nraktir gue makan,” lanjut Angga. Mendengar perkataan terakhir Angga, semua tertawa, hingga menjadi perhatian pengunjung kantin lainnya. “Kalau gitu, kenapa ello berdua nggak pergi aja dari sini?” canda Radit pada Dimas dan Beni. “Oke, kita akan pergi dari sini, tapi dengan satu syarat, ello harus bayarin semua pesanan kita. Ayo Ben, daaag…” setelah berkata, Dimas langsung pergi disusul Beni yang berjalan cepat di belakangnya. “Resek ello berdua…!” teriak Radit keras. Dimas dan Beni tambah lari cepat, keluar dari kantin. Angga dan Dhara tertawa lepas melihat tingkah konyol kedua teman Radit. 38 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Bentar ya, gue ke kasir dulu,” ucap Radit sambil melangkah menuju kasir. “Berapa semua Pak?” tanya Radit setelah langkah kakinya berhenti di depan kasir. “Semuanya, lima puluh lima ribu Mas,” jawab penjaga kasir sambil memberikan nota pada Radit. Radit menyodorkan uang 50.000,- pada penjaga kasir. Kemudian melangkah pergi menghampiri Dhara dan Angga. “Hai Vir, lagi asyik ni ya…?” Linda yang baru datang setelah pergi lama langsung mengagetkan Dhara. “Ya ampun Linda…,” ucap Dhara sambil beranjak dari duduknya. “Vir, aku ke kelas dulu ya,” pamit Linda pada Dhara kemudian langsung pergi sebelum mendengar jawaban Dhara. “Eh, Lin tunggu…!” suara Dhara agak berteriak. Linda berhenti tanpa menoleh ke arah Dhara. “Emh, Dit, Angga, aku ke kelas dulu ya…?” pamit Dhara yang langsung pergi setelah melihat anggukan Radit yang agak berat. “Vir, kelihatannya, kamu akrab banget sama Radit. Memangnya, kamu udah kenal lama sama dia?” Dasar Linda, sudah enam kali ia lontarkan pertanyaan itu pada Dhara. Tapi Dhara hanya diam saja. Ia tidak mau banyak cerita tentang Radit. Dhara takut 39 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



sesuatu yang kini mengusik ketenangannya semakin menjadi-jadi. *** Theeeet… Teeeteet… Suara itu membuat Linda dan Dhara yang berjalan ke arah perpustakaan menjadi berbalik arah ke kelas. Bel masuk berbunyi. Tak satupun siswa berani masuk ke kelas terlambat karena hal itu akan membuat hukuman menghampiri dan menghapus keceriannya. Wali kelas XII ikut rapat di Diknas kabupaten. Murid-murid dibiarkan ramai. Tak satupun ada guru yang masuk, karena guru-guru yang lain berada di kelas pelajaran masing-masing. Ramainya tak terkontrol lagi. Ketua kelas pun angkat tangan, tak mampu menenangkan suasana kelas. Hingga semua murid keluar dengan membawa tas masing-masing. Mereka semua, pulang. “Ramadhani, tunggu…! “ Dhara menoleh ke arah sumber suara saat berjalan berdampingan dengan Linda. “Ilham…?” ucap Linda tak percaya saat melihat Ilham berjalan menuju ke arahnya. “Kamu, Ramadhani kan?” tanya Ilham tersenyum. Jari telunjuknya, menunjuk ke arah Dhara.



40 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Iya, aku Ramadhani. Dhara Ramadhani lebih tepatnya,“ jawab Dhara membalas senyum Ilham. “Tapi, panggil saja aku Dhara,” tambah Dhara melanjutkan. “Oh ya, Dhara, gini, sebagai ketua kelas, aku merasa bertanggung jawab jika ada murid yang baru masuk,” ucap Ilham pelan. “Maksud kamu?” tanya Dhara tak mengerti. “Gini Vir, semester kenaikan kelas kan sudah hamper selesai, aku mau bantu kamu unutuk melengkapi pelajaran yang belum kamu ikuti. Gimana?” jawab Ilham menjelaskan. “Yang bener? Aku mau, Ilham, mau banget,” tanggap Dhara girang. “Kalau begitu, kapan kita mulai Vir?” tanya Ilham berlanjut. Ia sengaja berjalan di samping Dhara, dekat sekali, sehingga Ilham dapat dengan jelas mendengar harumnya parfum yang dipakai Dhara. “Gimana, kalau kita mulai belajar besok pagi? Kan bisa kita manfaatkan waktu luang, di perpustakaan misalnya?” usul Dhara, setelah sekian lama memutar pikirannya., mencari waktu yang tepat untuk belajar seperti yang di katakan Ilham. “Besok?” tanya Ilham. “Iya, sekalian nanti aku mau mampir ke toko buku dulu,” jawab Dhara sambil mengangguk. “Oke, boleh juga,” ucap Ilham mantap sambil menganggukkan kepalanya. 41 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Ya udah Vir, Lin, aku pulang dulu ya,” Ilham melangkah setelah melihat anggukan kepala Dhara dan Linda. “Vir, aku heran deh sama Ilham. Tidak biasanya dia seperti itu sama murid baru. Apalagi sampai ngajakin belajar bersama. Setahuku, Ilham itu lebih suka belajar sendiri dari pada belajar bersama,” terang Linda dengan wajah yang serius. “Masak sih?” ucap Dhara tak percaya. “Iya, atau jangan-jangan…,” Linda tak berani melanjutkan kata-katanya. “Jangan-jangan apa?” tanya Dhara penasaran. “Eh, nggak jadi deh…,” jawab Linda santai. Dhara hanya menyisakan kerutan dikeningnya, melihat sikap Linda, sahabat barunya. Mobil roda empat berwarna biru berhenti di depan Dhara dan Linda. Setelah seorang kernet menyebutkan tujuan mobil, Dhara dan Linda segera masuk, bersembunyi dari sengatan sinar matahari. Mobil pun melaju segera. “Daaaag Lin…,” ucap Dhara melambaikan tangannya setelah sampai di depan rumah tempat bundanya bekerja. Sesampainya Dhara di kamarnya yang terletak di samping taman, ia langsung rebahkan tubuh di atas kasur yang sudah tidak begitu empuk.



42 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Pikirannya berkelana mencari sesosok yang kini sangat mengganggu ketentraman hatinya. Orang itu adalah Radit. Dalam hati, sebenarnya Dhara menyimpan perasaan terhadap orang yang ditemuinya kemarin sore, saat ia mengepel lantai. Perasaan itu terus merasuk ketika Dhara bertemu Radit di sekolah, yang ternyata Radit dan Dhara satu sekolah. “Dhara,” pangil bunda Dhara, sambil membuka pintu kamar Dhara yang menimbulkan bunyi tak enak di dengar. “Bunda…,” ucap Dhara. Bangun kemudian melangkah menghampiri bundanya yang berdiri di dekat lemari Dhara. “Sudah shalat Dzuhur Vir?” tanya bunda Dhara sambil menerima uluran tangan Dhara yang hendak menciumnya. “Belum, Bunda,” jawab Dhara cepat, kemudian bergegas mengambil handuk dan seperangkat alat mandi lainnya. “Dhara mandi dulu ya, Bun…,” ucap Dhara kemudian melangkah menuju kamar mandi yang berada di sebelah dapur. Selesai mandi, Dhara langsung menghampar sajadah menghadap kiblat. Ia memakai mukena putih bersih. Untuk beberapa saat Dhara solat dalam khusyuk menghadap Ilahi. Selesai shalat, Dhara melipat mukena dan meletakkannya di tempat semula. Kemudian ia beranjak ke dapur karena di sana 43 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



sudah di tunggu piring kotor, cucian menumpuk, dan lantai yang belum dipel. Dhara menarik nafas panjang melihat itu semua. Lelah, itulah yang saat itu di rasakannya, tapi statusnya sebagai anak seorang pembantu rumah tangga, semua itu menjadi kewajibannya. Dhara berjalan ke arah kamar bundanya. Dilihatnya bunda yang sangat dikasihani itu, sudah tertidur pulas di atas kasur. Sedangkan ayahnya juga sudah tidur pulas. Wajah kelelahan, terlihat di wajah keduanya. Dengan nafas yang sedikit ditahan, Dhara kembali ke dapur dan menyelesaikan semua pekerjaan yang sudah kian menumpuk. Pas sebelum adzan ashar berkumandang, semua pekerjaan telah selesai Dhara kerjakan. *** “Vir, ambilkan garam!” perintah bunda Dhara. Saat ini, Dhara dan bundanya sedang sibuk menyiapkan makan malam. Ayahnya duduk di kursi kayu yang menghadap ke pintu keluar. Secangkir kopi menemani santainya. “Vir, ello nggak buatin gue capcai daging?” tanya Calsa saat Dhara menata makan malam di meja makan.



44 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Maaf Non, tadi katanya makan malam sama tumis bawang bombay?” bantah Dhara mencoba membela dirinya. “Eh, ello kan udah tahu, tiap makan malam harus ada capcai daging!” teriak Calsa marah. “Udahlah sayang, makan apa adanya. Lagian, tadi Calsa sendirikan yang minta di buatin bawang Bombay,” tegur Nyonya Marina pada putrinya. Matanya berkedip ke arah Dhara, menyuruhnya agar segera pergi dari hadapan Calsa. Calsa membiarkan Dhara pergi. Tapi tatapan matanya menyimpan dendam pada Dhara. “Udahlah sayang, jangan sedih! Besok Papa belikan capcai daging sapi muda yang banyak ya?“ bujuk Tuan Taufik, mencoba menghibur Calsa. ***



45 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Gelisah



“Dharaaaa…!” Teriak Calsa keras. Dhara yang mendengar teriakan itu langsung berlari tunggang langgang menuju ke arah asal suara di halaman depan. “Iya, Non…,” jawab Dhara setelah berada di dekat Calsa. “Vir, kemana aja sih? Gue nggak mau datang terlambat hanya gara-gara nungguin ello tahu!” ucap Calsa keras sambil mendorong Dhara. Dhara jatuh terduduk. Kemudian ia bangun dan langsung masuk ke mobil menyusul Calsa yang sudah duduk di jok belakang. Setelah Dhara duduk, mobil melaju meninggalkan pekarangan rumah Calsa. Dalam perjalanan, tiba-tiba… “Pak Mardhi, berhenti, berhenti…!” ucap Calsa tiba-tiba. “Ada apa Non?” tanya Pak Mardhi heran sambil mengerem mobilnya. “Eh Vir, turun lo…!” perintah Calsa sambil mendorong Dhara.



46 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Kenapa Non…?” tanya Pak Mardhi heran. Ia mencoba membela Dhara. Calsa tidak menanggapi pertanyaan Pak Mardhi. “Udah, ayo cepat turun dari mobil gue…!” ulang Calsa. Kali ini pintu mobil terbuka sehingga Dhara langsung meloncat keluar setelah Calsa mendorongnya. “Non, apa salah aku?” tanya Dhara setelah kakinya yang beralaskan sepatu hitam menyentuh bumi. “Ello mau tahu, kenapa gue nurunin ello di sini?” tanya Calsa tertawa sinis. Dhara menanti jawaban dengan harap-harap cemas. “Karena ello udah berani melawan gue. Ello lupa apa yang udah ello lakuin sama gue tadi malam?” ucap Calsa sambil menutup pintu mobilnya. “Itu adalah balasan dari gue,” lanjut Calsa. “Jalan Pak!” perintah Calsa. “Tapi Non!” tolak Pak Mardhi. “Udah deh, Pak!” sanggah Calsa. “Bapak tidak tega kalau putri Bapak Mahmud diginiin!” geram Pak Mardhi. “Ah!” ucap Calsa ketus. “Sudah, Pak, gak apa-apa,” pinta lembut Dhara. “Dhara! Gak bisa,” tolak Pak Mardhi. “Sudah lah, drama macam apa sih?! Atau mau aku pecat?” Calsa tetap marah kecut. 47 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Sudah, Pak, nurut saja!” lerai Dhara lembut. Pak Mardhi pun langsung tancap gas dengan memendam perasaan iba pada anak Pak Mahmud. Mobil kembali melaju, meninggalkan Dhara seorang diri. Dhara menangis. “Ya Allah, beginikah nasib seorang pembantu? Nona Calsa sangat berbeda dengan mamanya,” ucap Dhara di tengah tangisnya. Dalam perjalanan dengan menggunakan kaki sambil menunggu bus, tiba-tiba Dhara dikejutkan seseorang. “Vir, bareng yuk…,” ajak Radit yang tiba-tiba berada di dekat Dhara. “Radit…?” ujar Dhara terkejut. “Ayo…,” ajak Radit sambil membuka pintu mobilnya. Dhara masih ragu. “Dhara, ayo naik! Ntar telat lho…,” paksa Radit. Dhara masih ragu. Ditatap sekelilingnya, takut kalau Calsa melihatnya. Kok tiba-tiba ada di sini? “Sudah lah, aku sengaja ingin mengajakmu!” “Kok gitu? Aku kan tiap hari naik mobil majikanku!” “Buktinya kamu ada di sini? Apa gak konyol jalan kaki?” “Iya sih.” “Tapi, kenapa kamu ada di sini?” “Gak perlu dibahas. Aku ingin olahraga pagi.” 48 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Ayo Vir…,” paksa Radit untuk yang sekian kalinya. Dengan sedikit rasa was-was, Dhara naik ke motor Radit. “Yes!“ ucap Radit girang sambil masuk ke dalam mobilnya. “Makasih ya Dit, udah mau nolongin aku,” ucap Dhara di tengah kebisuan yang mencekamnya. “Aku senang bisa bantu kamu,” tanggap Radit tersenyum. Dhara membalas senyum Radit, senyum yang lebih indah. Sepanjang jalan, mereka saling membisu, tidak ada suara yang keluar dari mulut masingmasing, hanya suara deruman motor Radit. Seperti biasa, dada Dhara berdegup kencang saat berdekatan dengan Radit. Mata elang Radit terbayang seakan sedang memandang ke arah Dhara. Lima belas menit berlalu, mobil Radit berhenti di tempat parkir. Dhara yang memang tidak bisa membuka pintu mobil, membiarkan Radit yang membukakannya. “Terima kasih…,” ucap Dhara tersenyum. “Busyeeet…!” teriak Beky ketika melihat Dhara turun dari mobil Radit. “Cal, pembantu ello belagu banget sih…,” ucap Beky sambil melihat ke arah Dhara yang berjalan bersama Radit. “



49 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Kenapa sih….?” tanya Calsa. Pandangannya berusaha mencari sosok Dhara yang ditinggalkannya tadi. “Tuh…,” jawab Beky menunjuk ke arah Dhara dan Radit. “Hah…Dhara jalan sama cowok gue?” ujar Calsa saat melihat Dhara dan Radit. “Wow… bisa jadi gosip terbaru nih,” celetuk Fani asal-asalan. “Eh Fan, jangan coba-coba usik cowok gue ya…,” Calsa berkata sambil memukul pundak Fani. “Sorry deeh,” Sesal Fani kemudian. “Cal, kayaknya, pembantu ello itu perlu di beri peringatan deh,” hasut Beky tiba-tiba. “Maksud ello?” tanya Calsa tak mengerti “Ya, pelajaran, gimana caranya agar pembantu brengsek ello itu nggak berani lagi deketin cowok ello,” jawab Beky jelas, membuat Calsa menganggukangguk paham. “ Nah, itu dia yang lagi ada dipikiran gue.... Ello-Ello pada ada ide nggak?” Mendengar perkataan Calsa, Fani dan Beky langsung memutar otaknya, mencari cara untuk memberi pelajaran pada Dhara. Untuk saat ini pikiran mereka bertiga buntu, tak ada jalan yang tepat untuk lancarnya rencana usilnya. *** 50 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Vir, Linda mana? Nggak mau ikut belajar sama kita?” tanya Ilham sambil berjalan ke arah perpustakaan saat terdengar bel istirahat berbunyi. Dhara hanya menggeleng mendengar lalu sepasang bahunya terangkat ke atas. “Memangnya, Linda nggak bersama kamu?” tanya Ilham lagi. Langkahnya terus mengayun menuju ke perpustakaan. “Tadi, sebelum bel istirahat, Linda keluar duluan. Nggak tahu mau ngapain. Pas bel istirahat berbunyi, aku langsung ngajakin kamu ke perpustakaan. Tapi aku yakin, Linda tahu kita ada dimana,” jawab Dhara menjelaskan. Langka kaki keduanya terhenti ketika sampai di depan pintu perpustakaan. Seperti biasa, siapapun yang akan masuk ke perpustakaan, ia harus menyerahkan kartu anggota perpustakaan. Dan mengisi formulir yang ada di meja penjaga perpustakaan. “Zal, kita masukya berdua, tapi kartunya satu, boleh gak?” tanya Ilham pada penjaga perpustakaan yang ternyata bernama Rizal. “Kok bisa gitu?” tanya Rizal sambil menerima kartu anggota perpustakaan milik Ilham.



51 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Ini Dhara, murid baru di kelas XII. Jadi belum sempat buat kartu anggota perpustakaan. Masuknya kan baru kemarin,” jawab Ilham menjelaskan. Mata Rizal beralih memandang Dhara yang hanya diam saja. “Sekalian aja hari ini, buatkan kartu anggota perpustakaan,” lanjut Ilham, kemudian masuk ke perpustakaan setelah Rizal mengangguk setuju. “Vir, pelajaran apa yang paling kamu sukai? “ Tanya Ilham sambil duduk di samping Dhara. “Pelajaran Ekonomi dan bahasa Indonesia,” jawab Dhara tangkas. “Oke, kalau begitu, hari ini kita belajar bahasa Indonesia,” ucap Ilham sambil membuka buku bahasa Indonesia yang memang dibawanya dari kelas. “Kok bahasa Indonesia sih?” tanya Dhara heran “Vir, kamu kan suka pelajaran bahasa Indonesia, jadi jika kita belajar apa yang kita senangi, itu akan membuat semangat kita semakin besar terhadap pelajaran yang lainnya,” jawab Ilham menjelaskan. Pandangannya tetap ke arah buku bahasa Indonesia yang ada di depannya. Tangannya berhenti ketika sampai pada halaman 20: tentang cara menulis karya ilmiah yang benar. Kemudian Ilham mulai menjelaskannya. Dhara mendengarkan dengan telinga dipasang lebar-lebar. Ia tidak mau ketinggalan



52 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



satu huruf pun dari pelajaran bahasa Indonesia, pelajaran yang sangat digemarinya. ”Il, memangnya jika ada karya ilmiah yang tidak memenuhi syarat seperti yang kamu ucapkan tadi, apakah masih dikatakan sebagai karya ilmiah?” tanya Dhara ke Il (panggilan Ilham) dengan kening berkerut. Ilham tersenyum mendengar pertanyaan Dhara. Tampaknya Dhara mengerti dengan apa yang dijelaskannya, sehingga ia bertanya. “Vir, sebagai seorang muslim, kita di wajibkan untuk melakasanakan shalat yang lima waktu dan shalat tersebut mempuyai beberapa syarat yang harus kita lakukan agar shalat kita bisa dibilang sah. “Nah sekarang, jika ada satu syarat shalat saja yang tidak kita penuhi, apakah shalat kita sah? Nggak kan? “ ucap Ilham dengan mengkiaskan jawaban. “Jadi, maksud kamu, dalam menulis karya ilmiah, kita harus tempuh semua syarat-syaratnya agar bisa dikatakan sebagai karya ilmiah?” tanggap Dhara, berusaha menjelaskan jawaban Ilham yang dikiaskan. “Sip…,” ucap Ilham sembari mengangkat jempolnya. Dhara tersenyum girang. Ada kebahagiaan yang terlukis di senyumnya. “Il, sorry ganggu.” Tiba-tiba Rizal datang menghampiri Ilham dan Dhara, di tangan kanannya tergenggam kertas putih, 53 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Ada apa Zal?” tanya Ilham menghentikan penjelasannya. Rizal tak menjawab. Ia hanya menyodorkan selembar kertas putih ke arah Ilham. Ilham menerimanya dengan perasaan heran. “Untuk apa?” tanya Ilham kemudian. “Buat ngisi formulir teman kamu yang mau daftar sebagai anggota perpustakaan,” jawab Rizal sambil duduk di depan Ilham. “Ooooh…,” ucap Ilham tampak mengerti apa yang di maksud Rizal. “Vir, ngisi formulir dulu. Jangan sampai salah,” Ilham berkata sambil memberikan kertas putih itu pada Dhara. Dhara menerimanya dan langsung mengisi. Selama Dhara mengisi formulir tersebut, Ilham bercengkrama dengan Rizal. Sebentar-sebentar mereka tertawa. Dhara tak menghiraukan mereka berdua. Ia fokus pada formulir di depannya. “Udah,” ucap Dhara tujuh menit kemudian. Rizal menerima formulir itu dengan tanpa ada rasa canggung. Hal itu, merupakan hal yang biasa baginya, karena Rizal sering melakukan hal itu jika ada yang mendaftarkan diri sebagai anggota perpustakaan. “Dhara Ramadhani,” ucap Rizal membaca nama Dhara yang tertera di kertas formulir itu. “Oh, nama 54 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



kamu Dhara Ramadhani? Nama yang indah dan suci, Ramadhan,” tambah Rizal memandang Dhara. “Terima kasih,” ucap Dhara tersenyum. “Eheem…,” Ilham berdehem membuat pandangan mata Rizal kabur. “Ya udah, aku ke sana ya, thank’s,” pamit Rizal kemudian pergi. Belum sempat Ilham melanjutkan penjelasannya, bel tanda masuk berbunyi. Mendengar itu, Ilham dan Dhara langsung beranjak menuju ke kelas. Tentunya, setelah pamit pada penjaga perpustakaan dan mengambil kembali kartu yang tadi diserahkannya. “Besok, belajar apa Vir?” tanya Ilham setelah berada di luar perpustakaan. “Terserah yang ngajar dong…,” jawab Dhara sambil mengambil bukunya yang di pegang Ilham. “Eh, Dhara…!” Dhara terkejut saat tahu Calsa dan dua orang temannya telah berdiri di depannya. “Non Calsa,” ucap Dhara pelan, hingga dari pelannya suara Dhara, Ilham yang berjalan di sampingnya tak mampu mendengar suaranya. Ia hanya terpaku heran dengan sikap Calsa yang langsung membentak Dhara. “Vir, ada apa?” tanya Ilham memandang wajah panik Dhara. “Nggak ada apa-apa kok Il,” jawab Dhara bohong. “Ya udah Il, kamu duluan aja! Nanti aku nyusul,” putus 55 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Dhara pada Ilham yang masih tak mengerti dengan apa maksud Dhara menyuruhnya duluan. “Ada apa sih…?” tanya Ilham penasaran. “Nggak ada apa-apa kok,” jawab Dhara lagi. “Bener nggak ada apa-apa?” tanya Ilham tak percaya karena ia menemukan segurat ketakutan di wajah Dhara. “Iya, nggak ada apa-apa,” ucap Dhara meyakinkan. “Ya, udah aku duluan ya.” Setelah berkata, Ilham pergi, meninggalkan Dhara yang berdiri terpaku. Ketakutan. “Ada apa Non?” tanya Dhara tanpa bergeser dari tempatnya. “Kamu tuh ya…,” ucap Calsa, sambil menjambak rambut Dhara. Dhara mengaduh kesakitan. “Aduh, aduh… sakit Non, sakit…!“ ucap Dhara saat jambakan dari tangan Calsa semakin keras. “Apa salah aku Non?” tanya Dhara, mulai menangis karena sakitnya jambakan Calsa. “Apa ello bilang? Ello belum tahu apa salah ello atau ello pura-pura hah?!” ucap Calsa keras. “Aduh, sakit Non…!” teriak Dhara tak kalah keras. “Emangnya, ello pikir gue nggak tahu, kalau ello tadi pagi jalan sama cowok gue?” ucap Calsa se-



56 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



makin menjadi-jadi. Kedua temannya memandang Dhara, puas. “Aku, nggak ngerti maksud Non Calsa,” bantah Dhara berusaha mengingat-ingat. “Dasar…! Ello emang murahan ya…,” ucap Calsa mendorong Dhara, Dhara terjatuh, kepalanya membentur dinding. “Denger ya Vir, gue peringatin ama ello, jangan sekali-kali ello deketin Radit. Kalau nggak, ello tahu sendiri akibatnya. Ingat itu...!” Setelah berkata, Calsa dan dua orang temannya pergi dari hadapan Dhara. Dhara menangis. “Ya ampun Vir, kamu kenapa?” tanya Linda saat melihat Dhara menangis di depan ruang Biologi. “Linda,” ucap Dhara sambil menghapus air matanya. “Vir kamu kenapa?” tanya Linda lagi. Dhara hanya menggeleng. Membuat Linda tidak puas. “Vir, cerita dong sama aku, kamu kenapa? Kita kan sahabatan…,” bujuk Linda sambil berjalan menuju kelas. “Nggak ada apa-apa Lin,” jawab Dhara tersenyum berusaha menyembunyikan kegetiran hatinya. “Lho, Ilham kemana?” tanya Linda saat sadar bahwa Ilham tidak bersama Dhara, sahabatnya.



57 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Ini pasti gara-gara Ilham kan?” ucap Linda asalasalan. Dhara hanya menggeleng sambil tersenyum. “Ya udah deh, kalo kamu nggak mau cerita sama aku, tapi jangan nangis lagi dong…!” Hibur Linda yang akhirnya mengundang senyum Dhara. Dalam hati Dhara bersyukur mempunyai sahabat seperti Linda yang selalu bersamanya, saat suka maupun duka. *** “Nih, bawa tas gue...!” perintah Calsa pada Dhara saat pulang sekolah. Dhara menurutinya tanpa rasa dendam, membawakan tas Calsa menuju ke pintu gerbang, tempat Pak Mardhi, sopir Calsa menunggunya. “Bek, Fan, pulang bareng gue aja yuk…,” ajak Calsa pada dua orang temannya. Tubuhya yang terbungkus seragam sekolah, masuk ke dalam mobil saat kedua temannya menggeleng, menolak ajakannya. “Eh, nyampek rumah, ello nggak perlu cerita tentang tadi di sekolah sama Mama, ngerti lo? Kalau ello cerita, awas ello!” ancam Calsa pada Dhara. Dhara hanya mengangguk tanpa berani bersuara.



58 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Mobil terus melaju menuju rumah mewah Calsa. Sampai beberapa belas menit, akhirnya mobil sampapi ke rumah. “Silakan Non,” ucap Pak Mardhi sambil membuka pintu mobil. Calsa turun dari mobilnya. Dhara berjalan di belakangnya, membawakan tas Calsa. “Antar tas gue ke kamar!” Perintah Calsa. Dhara langsung melangkah menuju kamar Calsa. Meletakkan tas di atas meja belajarnya. “Vir, sudah pulang? Calsa mana?” tanya Nyonya Marina saat melihat Dhara berjalan menuju dapur. Belum sempat Dhara menjawab, Calsa datang dan langsung memeluk mamanya. “Ayo makan siang sayang…,” ajak Nyonya Marina “Oke Mam, Calsa ganti baju dulu ya…,” setelah berkata, Calsa berlari menuju kamarnya. Ganti baju. Nyonya Marina menunggu Calsa di meja makan. Telepon rumah di ruang tamu bendering. Dhara yang kebetulan menyapu di sana, langsung mengangkatnya. “Hallo…,” ucap Dhara setelah gagang telepon berada pas ditelinganya. “Dhara?” ucap penelepon tiba-tiba. Dhara terperanjat mendengar namanya disebut. “Ya, ini siapa?” tanya Dhara yang masih terheranheran. 59 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Tut..tut…tut… panggilan terputus. “Hallo, hallo…,” ucap Dhara keras. Tuan Taufik yang baru pulang dari kantor dan melewati ruang tamu, memandang ke arah Dhara. Cepat-cepat Dhara menutup gagang telepon yang dipegangnya. “Siapa?” tanya Tuan Taufik menghampiri Dhara. “Tidak tahu Tuan. Saat di tanya siapa, tiba-tiba teleponnya terputus,” jawab Dhara apa adanya. Kemudian Dhara melanjutkan pekerjaannya, setelah Tuan Taufik pergi menuju ke kamarnya. *** Sang penelepon, yang ternyata adalah Ilham, merasa sekujur tubuhnya gemetaran ketika mendengar suara Dhara, orang yang baru dua hari di kenalnya. “Kenapa aku jadi seperti ini?” tanya Ilham yang tidak mengerti keadaan dirinya sendiri. “Ya Tuhan…,” Ilham menghempaskan tubuhnya ke atas kasur di kamar. Gelisah. Itulah yang saat ini dirasakannya. Hatinya selalu merindui Dhara, orang yang belum lama dikenalnya. Matahari yang masih lama menuju tempat tenggelamnya, membuat hati Ilham semakin gelisah. Ia ingin cepat-cepat mengantarkan sang matahari menuju peristirahatannya. Karena jika matahari 60 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



kembali muncul, ia akan bertemu Dhara lagi. Akhirnya, malam itu, ia lewatkan tidurnya dengan keresahan hati yang dipenuhi tanda tanya. Muncul matahari pagi, membuat Ilham tertawa riang karena ia akan segera bertemu dengan orang yang sudah meresahkan jiwanya, Dhara. Setelah menyisir rambut ikalnya – sebelumya memoleskan minyak rambut khas–, Ilham mengeluarkan mobil dengan segudang senyuman. Ia berangkat ke sekolah. Sesampainya di halaman sekolah, cepat-cepat Ilham memarkir mobil sebelum Dhara, si pengobat keresahannya, datang dan mengajaknya belajar. “Wow… Il, tumben banget nih bawa mobil ke sekolah?” Linda yang melihat Ilham keluar dari mobil gengsinya, langsung menyapa sambil berjalan ke arah Ilham. “Ada apa ni?” tanya Linda setelah Ilham menoleh ke arahnya. “Lagi kasmaran ya…?” Goda Linda sambil mencubit lengan Ilham. “Bisa aja…,” ujar Ilham setelah mengunci pintu mobilnya. “Memangnya, tidak boleh ya bawa mobil ke sekolah?” tanya Ilham sambil berjalan ke arah kelas. Ia membiarkan Linda berjalan di sampingnya. “Kamu lagi kasmaran ya, Il?” Mata Linda melirik tajam saat bertanya hal itu pada Ilham. 61 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Ilham terdiam mendengar pertanyaan Linda. Sejak pulang sekolah kemarin, pikiranya kalut, ingatannya tertuju pada Dhara. “Tuh kan…. Benar kan kamu lagi kasmaran?” Goda Linda tak bosan-bosan. Ilham tersenyum mendengar godaan Linda. Dalam hati mugkin ia merasa kalau dirinya sedang merasakan apa yang diucapkan Linda, tapi pada siapa? Dhara? Sampai di kelas, Ilham belum melihat sosok Dhara. Ia pun tidak bertanya pada Linda. “Il, udah jam segini, Dhara kok belum datang ya?” tanya Linda pada Ilham tanpa beranjak dari bangkunya. Ilham tak menjawab, Linda cukup mengerti pada jawaban Ilham ketika melihat Ilham menaikkan kedua bahunya. Linda pun tak bertanya lagi. *** “Nih bawa ke kelas!” Perintah Calsa ketika turun dari mobilnya. Tanpa ragu Dhara melakukan apa yang Calsa perintahkan. “Aku mau ke toilet dulu,” lanjut Calsa sambil berlari kearah toilet. Melihat Calsa telah hilang dari pandangan mata, Dhara melangkah menuju kelas.



62 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Selamat pagi Vir…,” sapa Radit sambil berjalan di samping Dhara. “Pagi…,” balas Dhara tersenyum ke arah Radit. Radit pun membalas senyum Dhara. “Sini, aku bantu…,” pinta Radit berusaha mengambil alih barang yang dibawa Dhara. “Ah, nggak usah Dit, makasih,” tolak Dhara menarik barang yang hampir berpindah tempat ke tangan Radit. “Nggak apa-apa…,” paksa Radit, yang kemudian berhasil memindah barang yang ada di tangan Dhara. “Jadi ngerepotin…,” ucap Dhara setelah gagal usahanya untuk merebut kembali barang yang berhasil Radit ambil. “Ah, nggak kok, aku senang bisa bantu kamu,” tanggap Radit sambil terus berjalan di samping Dhara. “O ya, kamu udah sarapan belum?” tanya Radit menoleh ke arah Dhara. “Belum,” jawab Dhara singkat. “Sarapan di kantin yuk…,” ajak Radit tanpa basabasi. Dhara diam tak menjawab. Pandangannya yang semula ke depan, kini mulai menekuri lantai kotakkotak warna putih. “Vir,” gertak Radit sambil meletakkan tangannya ke atas bahu Dhara. 63 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Dhara tersontak kaget. “Maaf, aku tak bermaksud mengagetkanmu,” ujar Radit. Langkah keduanya terhenti. Mata bulat Dhara langsung memandang Radit, Raditpun membalas pandangan Dhara dengan mata elangnya. Dhara selalu merasakan getaran yang aneh bila berada di dekat Radit, tidak terkecuali saat ini. Hati Dhara bergetar hebat. Pandangan mata elang Radit menembus jantung Dhara. Perasaan Radit tak kalah hebatnya. Jika gemetar yang Dhara rasakan, maka gelisah yang Radit rasakan. Seumur-umur ia tidak pernah merasakan hal seperti itu. Gelisah. Rasa itulah yang Radit rasakan. “Maaf,” ucap Radit sambil melepas pandangannya. Dhara hanya tersenyum sambil mengangguk. “Gimana?” tanya Radit menanti jawaban Dhara. “Apanya yang gimana? “ Kata Dhara balik nanya. “Em, sarapan pagi di kantin … sama aku,” jawab Radit mengingatkan ajakannya yang tadi. Dhara diam tak menjawab. Ada sekuntum bunga yang tiba-tiba mekar di hatinya. ‘Sarapan pagi…? Di kantin? Sama Radit…? Ya Tuhan, apa aku nggak mimpi?’ mungkin ucap Dhara dalam hati. Radit memperhatikan tingkah Dhara yang tersenyum sendiri.



64 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Jangan khawatir, aku kok yang bayar,” tambah Radit meyakinkan. Dhara diam. Bukannya dia takut di suruh bayar sendiri hidangan yang telah dinikmatinya, tapi Dhara diam karena ia bingung, antara mau atau tidak. “Gimana?” tanya Radit lagi. Kali ini Radit berjalan mundur, di depan Dhara. Dhara belum menjawab, Radit menunggu jawaban Dhara dengan nada gelisah di dadanya. Dhara menggigit bibirnya. Matanya memandang Radit, ada sesuatu yang tak bermakna di sana. “Gimana ya…?” tanya Dhara kemudian setelah lama membisu. Tanggan lembutnya, meraih buku yang sejak tadi dipegang Radit. “Kamu mau kan Vir? Please…,” ucap Radit berharap, “Oke deh…,” jawab Dhara kemudian. Seperti ada secercah harapan yang merasuki kehidupannya. “Tapi, aku ke kelas dulu ya…,” ujar Dhara saat kakinya berhenti di depan pintu kelas. “Vir, aku tunggu di kantin ya,” Radit berkata penuh semangat. Hingga dari semangatnya, ia tidak berminat masuk kelas walau sekedar hanya menaruh tas di bangkunya. Dhara menoleh ke arah Radit. Ada seutas senyum di bibirnya.



65 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Yess…!” ucap Radit girang saat tubuh Dhara memasuki kelas. Kemudian Radit menuju kantin. “Vir, tumben siang?” tanya Linda saat melihat Dhara meletakkan tasnya, di samping Linda. Dhara tak menjawab, hanya gelengan kepalanya yang membuat Linda tak puas. “Eh mau kemana Vir?” tanya Linda lagi saat tahu Dhara tak berniat duduk setelah meletakkan tas yang di bawanya. “Mau keluar sebentar. Lagian bel masuk masih sepuluh menit lagi,” jawab Dhara, kemudian berlalu. ‘Aah, tuh anak kenapa ya? Aneh banget…,’ tanya Linda pada dirinya sendiri. “Ah, masa bodoh. Ngapain coba ngurusin urusan orang lain…?” Setelah berkata, Linda melanjutkan apa yang sering dilakukannya, menekuni buku kesukaannya: komik. “Lin, Dhara mau kemana lagi tuh?” tanya Ilham menghampiri Linda, dan duduk di sebelahnya. Linda tidak menjawab. Hanya gelengan kepalanya yang menjadi jawaban bagi Ilham, walau tak memuaskan. Ilham pun tidak bertanya lagi karena sepertinya Linda tak ingin diganggu. Hingga hal itu membuat Ilham tergerak dan melangkah pergi dari samping Linda, menuju bangkunya. ***



66 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Radit menunggu Dhara di kantin. Perasaannya sulit dilukiskan. Selama ini, ia memang selalu mencari waktu agar bisa bersama Dhara, walau itu hanya sekejap. “Maaf Dit, kamu harus nunggu lama,” ujar Dhara setelah sampai di kantin dan berdiri di dekat Radit. Radit hanya tersenyum ramah. Mata elangnya tak pernah lepas dari Dhara. “Silakan duduk!” Radit berkata sambil menarik sedikit ke belakang kursi yang pas di hadapannya. ”Terima kasih,” ujar Dhara tak lupa tersenyum. Radit langsung mempersilakan Dhara menikmati hidangan yang sudah tersedia sebelum kedatangan Dhara. “Vir, kamu nggak suka ya sama makanannya?” tanya Radit saat melihat Dhara yang belum menyentuh makanannya. “Bukannya nggak suka Dit…,” jawab Dhara sambil memandang Radit. Ada kedamaian di sana. “Terus kenapa?” tanya Radit lagi. Ia menghentikan makannya, kemudian menatap Dhara. “Makanan-makanan ini, terlalu mewah untuk aku makan Dit,” jawab Dhara polos, “Vir, aku tidak suka cara kamu merendahkan diri seperti itu,” ujar Radit yang tetap menatap Dhara. Tak ragu lagi, dada Dhara sejak tadi berdebar. Perasaan yang Dhara rasakan seperti seseorang 67 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



yang mendapat apa yang selama ini diharapkannya. Mata elang Radit yang sejak tadi menghujamkan pandangan maut ke arah Dhara, semakin dalam menembus bola mata Dhara yang bulat. Radit yang selalu ingin di dekat Dhara, tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Saat Dhara tidak bisa menyelamatkan matanya yang terkena sihir Radit, Radit semakin membacakan mantra yang benarbenar membuat Dhara tidak bisa menghindarinya. Sebuah adegan klasik, mematikan sementara logika, yang berujung tenggelam dalam noda cinta. Bhuuuk… Suara buku terjatuh menghancurkan suasana mereka berdua. Secepat kilat, Radit dan Dhara mengalihklan pandangan pada asal suara. Ternyata seseorang menggoda, salah satu penjaga kantin yang latah. Suara tawa langsung pecah diantara mereka berdua. “Kamu kelihatan lebih cantik kalau tertawa…,” ucap Radit tiba-tiba, membuat Dhara mengatupkan kedua bibirnya. Mata Dhara tidak beralih dari kuasa mata elang Radit. “Eh, maaf… Aku tidak bermaksud untuk…,” Radit tidak melanjutkan kata-katanya. Dilihatnya Dhara tersenyum menggelengkan kepalanya.



68 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Sudahlah, ayo kita makan,” ucap Radit mengalihkan. Dhara pun langsung menikmati apa yang ada di hadapannya. Makanan yang belum pernah dimakannya kecuali saat ini. Dhara merasa, Radit benar-benar orang yang bisa menghibur hatinya. Hingga perasaan halus yang sampai saat ini dirasakannya, semakin bersemi di hatinya. Teet teet teteeeeeeet… Suara bel masuk membubarkan suasana sarapan pagi Radit dan Dhara. Setelah Radit membayar semua hidangan yang menjadi menunya pagi itu, ia berjalan beriringan dengan Dhara. Mereka menuju ke kelas. “Terima kasih ya Vir, kamu sudah mau nemenin aku sarapan pagi,” ujar Radit sambil terus melangkah. “Aku yang harus berterima kasih, Dit, karena kamu sudah mau ngajakin aku makan gratis,” balas Dhara tersennyum. “Kapan-kapan, boleh dong ikutan makan gratis lagi…?” Canda Dhara saat langkahnya pas di depan perpustakaan. Mereka belok kanan dan jalan lurus. Di sanalah letak kelas XII, kelas Radit dan Dhara. “Dengan senang hati…, tuan putri…,” sahut Radit sambil membungkukkan badannya di depan Dhara.



69 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Dhara tersenyum ke arah Radit yang masih membungkukkan badan di depannya Sampai di pintu kelas, Dhara langsung masuk setelah menghadiahkan senyumam pada Radit yang berjalan di belakangnya. Radit menganggukkan kepalanya, membuat Dhara mengerti bahwa ia harus cepat-cepat masuk ke kelas. “Dari mana saja Neng?” tanya Linda saat Dhara menghempaskan tubuhnya pada sandaran kursi di samping Linda. Lima menit, murid-murid ramai di kelas. Tak satupun guru yang berminat untuk masuk, apalagi mengajarnya. Memang, selama ini, murid kelas XII terkenal sebagai murid yang paling ramai. Tidak sedikit guru yang selalu menahan sakit hati ketika mengajar di kelas XII. Tapi seramai-ramainya kelas XII, tidak pernah membantah sedikitpun pada Pak Ridwan, wali kelas mereka. “Dit….” panggil Calsa sambil duduk di depan Radit. Tak ada jawaban, hanya kedua alis Radit yang tampak bertaut, membentuk sebuah kerutan. “Radit,” panggil Calsa sekali lagi. Tetap tidak ada jawaban. “Kamu kenapa sih?” tanya Radit, beberapa menit kemudian. “Kamu kenapa sih Dit, dingin banget sama aku?” tanya Calsa kecewa. 70 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Memangnya aku harus gimana?” tanya Radit sambil menurunkan bukunya, kemudian meletakkannya di meja depannya. Calsa diam, tangannya memainkan bolpoin Radit. Ternyata Radit tidak suka. Radit langsung merampas bolpoin yang dipegang Calsa. “Mau ngapain ke bangku aku?” tanya Radit kemudian. Pertanyaan itu, membuat Calsa berpindah duduk ke samping Radit. “Ada apa sih Cal?” tanya Radit yang kedua kalinya. “Aku mau ngajakin kamu ke supermarket besok pagi. Mau ya…?!” jawab Calsa memohon. “Memangnya kamu kekurangan orang buat membawa semua belanjaanmu?” tanya Radit protes sebelum menjawab pertanyaan Calsa. “Bukannya gitu Dit. Aku merasa ingin pergi sama kamu aja.” Calsa kembali memainkan bolpon Radit lagi. Tapi kali ini, Radit tidak menghalanginya. “Dit, kamu mau kan?” tanya Calsa menunggu keputusan. Radit tampak berpikir sejenak. “Dit,” Calsa berkata sambil menggoyangkan tubuh Radit. “Aku nggak bisa,” jawab Radit yang langsung Jawaban Radit, membuat persendian Calsa lemas seketika. Padahal ia sangat berharap, Radit akan 71 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



bersedia menemaninya. Apalagi besok hari Minggu, sekolah libur. “Kenapa?” tanya Calsa dengan suara yang dipaksakan. “Besok aku ada latihan basket. Minggu depan pertandingan akan dimulai. Yang jelas, aku tidak mau pertandingan ini sampai kalah tanding dengan sekolah tetangga,” jawab Radit tanpa memandang Calsa. Pandangannya lurus ke depan, memandang papan tulis yang banyak digerumuti teman-temannya, “Memang latihannya sehari penuh ya?” tanya Calsa dengan nada memaksa. “Sepertinya sih, gitu,” jawab Radit. Kemudian bangkit dari bangkunya, berjalan ke arah bangku Angga, meninggalkan Calsa yang terpaku menatapnya. *** “ Vir, tunggu…!” teriak Radit saat pulang sekolah. Dhara menghentikan langkahnya, menoleh ke arah Radit yang berjalan menuju ke arahnya. “Besok ada latihan basket di sekolah. Kamu bisa datang kan Vir?” tanya Radit setelah sampai di dekat Dhara. “Jam berapa?” ujar Dhara balik bertanya. “Jam tujuh pagi,” jawab Radit meyakinkan. 72 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



‘Jam tujuh pagi semua pekerjaan di rumah masih belum kelar…,’ mungkin ucap Dhara dalam hatinya. “Kamu bisakan?” tanya Radit saat melihat Dhara terdiam. “Ya, deh, aku usahakan…,” jawab Dhara kemudian melangkah. “Eh, Vir tunggu,” cegah Radit secepat kilat. Tangannya menyergap lengan Dhara. Dhara mundur selangkah ke belakang. “Aku mohon Vir, kamu datang ya…!” ucap Radit menggenggam tangan Dhara. Dhara mengangguk. Kemudian pergi setelah Radit melepaskan genggamannya. Dhara berjalan ke arah Calsa yang marah menunggunya. “Eh, babu… dari mana saja sih?! Gue nggak mau ya, nanti nyampek rumah Mama nanya’in ello hanya gara-gara ello nggak pulang sama gue!” bentak Calsa. “Maaf Non…,” balas Dhara mengakui kesalahannya “Ya udah ayo naek!” Perintah Calsa mendorong bahu Dhara. Dhara masuk mobil, duduk di jok belakang. Sedangkan Calsa, ia lebih memilih untuk duduk di jok depan bersama Pak Mardhi, sopirnya. Dari pada duduk berdua dengan pembantu yang sangat



73 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



dibencinya itu. Mobil pun melaju, mengikuti lorong yang bergaris putih di tengahnya. *** “Aaaaakh…,” Radit menguap seraya bangun dari tidurnya. Mata Radit yang terasa kantuk tidak bisa terpejam. Sejak tadi hanya tubuhnya saja yang menggulingguling, berbalik ke kanan dan ke kiri. Dhara, dialah yang membuatnya tidak bisa tidur malam ini. Bayangan Dhara menghantui setiap detak jantungnya. Perasaan yang memang sudah ada sejak awal, kini semakin menggerogoti hatinya. Radit bangkit, dibukanya pintu kamar yang tembus keluar. Radit melangkah. Saat ini, ia berdiri di teras atas. Matanya menatap langit yang sedang mengedipkan cahaya terangnya. Seakan memberi tahu bahwa hatinya sedang gelisah. Ya gelisah. Gelisah seperti yang pernah Dhara rasakan saat berjumpa Radit pertama kali. ***



74 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Di Lapangan Basket



“Radit… Radit… Radit…,” terdengar suara penonton berteriak ramai dan tangan mereka juga ikut memeriahkan acara latihan basket pagi itu. Para tim basket sengaja mengambil hari Minggu sebagai hari yang tepat buat latihan basket. Karena selain hari Minggu libur, hari Minggu juga hari yang menyenangkan bagi mereka, karena otak mereka terbebas dari yang namanya pelajaran. Radit yang mendengar suara itu, menerbangkan kecupan jauh ke arah penonton yang bersorak ramai. “Huuuuuuuuu…,” seru penonton bersama. Tangan mereka melambai-lambai ke arah Radit. “Ilham… semangat!” teriak Linda dengan suara lantangnya. Ilham tidak mendengar teriakan itu, karena hanya suara Linda yang mendukung Ilham. Memang Ilham adalah bintang kelas XII. Tapi dalam lapangan basket, Radit lah yang menjadi bintangnya. Priiit! Pripit…! Seorang pelatih basket berlari ke arah lapangan basket. Dibibirnya terdapat sebuah peluit warna hijau. Peluit itulah yang berbunyi sehingga para pemain 75 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



basket yang mengenal suara itu seperti dikomando, mereka semua menghentikan permainannya. Tubuh mereka langsung membentuk sebuah lingkaran. “Cukup! kita istirahat sepuluh menit.” Setelah berkata, pelatih itu pergi dari lapangan basket yang langsung diikuti oleh para pemain basket. Mereka menuju ke ruang istirahat, di sebelah utara lapangan basket. “Radit…!” Panggil Calsa sambil berlari ke arahnya. Tangannya menenteng sebuah kresek hitam. “Nih buat kamu…,” ujar Calsa mengulurkan tangannya yang memegang kresek hitam. “Apa’an?” tanya Radit mengamati bugkus plastik yang diberikan Calsa. “Ini minuman mineral kesukaanmu,” jawab Calsa sambil mengarahkan tangannya ke dalam bungkus plasti, mengambil minuman kemudian memberikannya pada Radit. Radit menerimanya dengan dingin. “Minum dong Dit…. Aku sengaja beli minuman itu buat kamu, karena aku yakin kamu pasti butuh minuman itu setelah latihan basket,” ucap Calsa bahagia karena Radit tidak menolak pemberiannya. Radit pun membuka tutup minuman itu. “Aduh haus…,” ucap Angga yang tiba-tiba datang dari arah belakang Radit.



76 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Radit menoleh ke arah Angga. Dilihatnya Angga mengipas-kipas badan dengan baju yang dikenakannya. “Panasss…!” ucap Angga sambil terus berjalan. “Kamu haus Ang?” tanya Radit saat kaki Angga berhenti di sampingnya. “Ya iyalah men, orang lagi kipas-kipas…,” jawab Angga sambil terus kipas-kipas. “Nih buat ello….” Tiba-tiba Radit memberikan minuman pemberian Calsa yang hampir di minumnya. “Bener men…?” tanya Angga tak percaya. Di matanya langsung terbayang sejuknya minuman yang ditawari sahabatnya itu. Tanpa menunda, Angga langsung merenggut minuman dari tangan Radit, kemudian meminumnya. “Dit, minumannya kok diberikan sama Angga sih?” Protes Calsa kesal. Ada secarik kecewa di raut wajahnya. “Cal, minuman itu sudah jadi milik aku. Jadi, terserah aku dong, mau diberikan sama siapa?” balas Radit sewot. “Ya aku tahu, tapi minuman itu kan aku beli buat kamu Dit.” Calsa merasa sangat kecewa. “Cal, lain kali, kamu nggak usah deh memberi aku apapun. Kamu kira aku nggak bisa beli minuman yang seperti itu? Lagian Angga itu sahabat aku.” Setelah berkata Radit pergi dari hadapan Calsa. 77 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Dit, Radit…!” teriak Calsa memanggil Radit. Radit tak menggubrisnya. Ia terus saja melangkah menjauh dari Calsa. “Ahhhhh, segar…,” ucap Angga setelah menghabiskan satu botol minumannya. “Cal, terima kasih ya. Lain kali, boleh dong aku minta dibeliin lagi…,” goda Angga seraya memegang dagu Calsa. “Apa sih? Kurang ajar banget… Dengar ya Ang, minuman itu gue beli bukan buat ello, tapi buat Radit,” jelas Calsa yang membuat mata Angga terbelalak. “What…?” ucapnya kemudian. “Buat Radit?” lanjut Angga terkejut. “Ya, buat Radit,” jawab Calsa kemudian pergi. “Masa bodoh! Yang penting sekarang tubuh ini terasa lebih segar dari sebelumnya,” ujar Angga seraya melangkah. *** “Lin…,” panggil Radit sambil berjalan menghampiri Linda yang duduk di antara para penonton. “Radit?” ucap Linda terkejut, tidak biasanya dia menyapa dirinya. “Ada apa?” tanya Linda sambil beranjak dari duduknya, ia mendekat ke arah Radit. “Ada apa sih, tumben manggil Linda?” tanya Linda lagi setelah tahu Radit tidak menjawab pertanyaannya. 78 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Dhara mana?” Jawab Radit bertanya. Linda membelalakkan matanya. Matanya yang biasa berteduh di bawah kelopak indahnya seakan mau keluar. “Dhara..?” ucap Linda mengulang katakata Radit. “Ya, Dhara, sahabat kamu. Lihat dia nggak?” tanya Radit meyakinkan Linda. “Memangnya, Dhara mau datang ke sini?” tanya Linda seraya mengedarkan pandangannya ke sekeliling, siapa tahu matanya menangkap sosok Dhara. “Katanya sih, Dhara mau datang ke acara latihan basket hari ini,” jawab Radit sambil membetulkan tali sepatunya yang memang sejak tadi copot. “Oh, tapi aku kok nggak lihat Dhara ya?” ujar Linda yang ketularan mengamati tali sepatunya. “Ya udah ya Lin, makasih…,” ujar Radit kemudian berlalu dari hadapan Linda. “Dhara lagi… Dhara lagi… Kenapa sih, di dunia ini banyak cowok yang nanyain Dhara? Tadi Ilham, sekarang Radit…,” ucap Linda menggelenggelengkan kepalanya. Radit sedikit kecewa karena Dhara, orang yang sangat diharapkannya, tidak datang pada acara pelatihan basketnya. Padahal menurut Radit, semuanya akan menjadi lebih baik bila Dhara juga datang ke acaranya.



79 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Dengan langkah gontai, Radit berjalan kembali ke ruang istirahat yang terletak di sebelah utara lapangan basket. Mukanya menunduk, menekuri lantai yang berkeramik putih. Tapi tiba-tiba, “Aauh!” seru seseorang sambil memegangi kepalanya. Radit terhenyak, ia tidak sadar bahwa baru saja ia menabrak seseorang. “Aduh…!” seru orang itu kesakitan. Radit yang ingin cepat pergi dari tempat itu, tergerak hatinya untuk mempertanggungjawabkan apa yang telah dibuatnya. “Ma… Dhara?” Mata Radit seakan mau keluar saat tahu siapa yang telah ditabraknya tadi. “Radit…?” ucap Dhara yang juga terkejut saat melihat orang yang membantunya berdiri, ternyata Radit. “Maafin aku Vir, aku nggak sengaja,” ujar Radit sambil membantu Dhara berdiri “Nggak apa-apa Dit. Lagian kamu kenapa sih, jalan kok nggak lihat ke depan?” tanya Dhara heran sambil membersihkan bajunya yang sedikit kena debu. “Sini aku bantu…,” ucap Radit yang langsung membantu Dhara membersihkan bajunya.



80 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Habisnya, aku kira kamu nggak jadi datang ke acara latihanku,” lanjut Radit yang masih membersihkan baju Dhara. “Memangnya, kalau aku nggak datang, kamu mau nabrak orang seenaknya, gitu...?” Protes Dhara tersenyum. Matanya memandang mata elang Radit yang sudah sejak tadi memandangnya. Radit tersenyum ke arah Dhara. “Aku suka jika kamu tersenyum Vir…,” kata-kata Radit membuat raut wajah Dhara berubah menjadi merah jambu. “Kalau kamu tersenyum, kamu tambah kelihatan cantik…,” lanjut Radit yang masih belum melepaskan tatapannya. Dhara tidak tahan dengan tatapan itu. Ia menundukkan kepalanya, menekuri lantai tempatnya jatuh tadi. “Vir…” panggil Radit pelan, membuat Dhara yang sejak tadi menunduk, kembali memandang mata elang Radit. “ Aku…” Prit! Prit! Radit belum sempat melanjutkan kata-katanya, suara peluit yang berasal dari lapangan basket cukup membuatnya kaget, terkejut. Spontan Radit langsung melihat jam yang melingkar dipergelangan tangannya.



81 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Maaf Vir, aku harus segera kembali ke lapangan. Jam istirahatku sudah habis,” pamit Radit seketika membuat perasaan Dhara kacau. Dhara yakin tadi Radit akan mengatakan sesuatu yang pernah menjadi angan-angannya, tapi semuanya rusak oleh suara peluit itu. Dhara menghela nafas kecewa. “Vir, kamu harus melihat latihan basket ini. Jangan pulang dulu. Aku mohon…,” ucap Radit sambil menggenggam tangan Dhara. Dhara mengangguk setuju. Tidak lupa senyumnya juga ikut menjawab pertanyaan Radit. “Makasih Vir…,” ucap Radit kemudian berlalu. Dhara berjalan ke arah tempat kerumunan orang yang melihat latihan bola basket. Tanpa ia sadari, sepasang mata memandangnya muak, yang kemudian terdengar langkah kaki berjalan menghampirinya. “Heh, ngapain ello ke sini?” tanya Calsa yang sudah berada di depan Dhara. Dhara terkejut. Belum sempat ia lari, Calsa sudah menjambaknya dan menariknya keluar dari para penonton latihan basket. “Au, sakit Non…,” keluh Dhara sambil berjalan cepat sesuai tarikan Calsa. “Non, lepaskan Non, sakit…,” ulang Dhara dalam tangisnya.



82 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Iiih…!” Calsa mendorong Dhara hingga Dhara jatuh ke lantai. Mata Dhara mulai berkaca-kaca. “Dasar cewek gatel. Ngapain coba ello datang ke tempat latihan basket ini?” Hina Calsa pedas. “Ngapain?! Ayo jawab…!” teriak Calsa, suranya meninggi. “Nggak ada Non. Dhara cuman pengen lihat latihan basket…,” jawab Dhara yang mulai menangis. “Denger ya Dhara! Ello itu nggak pantas ada di tempat seperti ini. Gara-gara kehadiran ello, bisa-bisa sekolah kita kalah tanding sama sekolah tetangga, ello tahu kenapa?” tanya Calsa yang kembali menjambak rambut Dhara. Dhara meradang kesakitan. Kepalanya menggeleng mendengar pertanyaan Calsa. “Karena ello anak seorang pembantu,” jawab Calsa. Wajahnya didekatkan ke wajah Dhara. Dhara berusaha menghindar. “Ello pantasnya bukan ada di sini! Tapi ada di rumah gue, membantu bunda ello yang sudah mau tua itu! Ngerti nggak sih lo?!” suara Calsa semakin keras. Dhara hanya mengangguk. “Uh….” Calsa melangkah meninggalkan Dhara setelah sebuah cubitan menyakitkan melekat di tubuh Dhara.



83 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Dhara semakin menangis. Air matanya mengalir seperti sungai yang. Acara latihan basket telah selesai. Pelatih basket itu kembali meniupkan peluit, dengan meletakkan peluit di antara kedua bibirnya. Radit yang tahu bahwa Dhara datang ke acara latihan basketnya, langsung berlari ke temapat kerumunan penonton. Ia mencari Dhara. “Lin, Dhara kemana?” tanya Radit saat berpapasan dengan Linda. “Dhara….?” tanya Linda heran. Radit mengangguk meyakinkan. “Memangnya, Dhara ke sini?” tanya Linda kemudian. “Ya, dan Dhara bilang, ia akan pulang setelah acara latihan selesai,” jawab Radit sambil mengedarkan pandangannya, mencari Dhara. ‘Kalau Dhara kesini, kenapa dia nggak nemuin aku? Pasti ada sesuatu sama Dhara,’ mungkin ucap Linda dalam hati. “Lin, pulang yuk…!” Ajak Ilham menghampiri Linda yang berdiri bersama Radit. “Dit, aku pulang dulu ya?” pamit Linda sambil berlalu dari hadapan Radit. Radit pun melangkah menuju ke arah mobilnya. “Dhara…! ucap Radit saat melihat Dhara dari dalam mobil. 84 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Mesin mobilnya yang semula berderu, segera dimatikan. Radit turun, ia berjalan ke arah Dhara. “Dhara!” panggil Radit berteriak. Dhara menoleh. khas senyumnya selalu menghiasi wajahnya saat berpapasan dengan Radit. “Dit, kamu belum pulang?” tanya Dhara yang berjalan ke arah Radit. “Aku mencarimu Vir. Aku kira kamu bohong mau menungguku sampai latihan selesai,” kata Radit saat jarak mereka sudah semakin dekat. Dhara hanya tersenyum. Dhara merahasiakan kejadian tadi. “Ya udah yuk, aku antar kamu pulang.” ucap Radit kemudian. Dhara melangkah memasuki mobil Radit setelah tangan bersih Radit membukakan pintu. Radit pun tancap gas, mengantar Dhara pulang. Calsa yang melihat langsung kejadian itu, dengan dada yang panas, dia langsung menaiki mobilnya, pulang. Dalam hati ia berjanji untuk membalas sakit hatinya itu.



85 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Dia Hanya Milikku



Dhara berangkat ke sekolah lebih awal. Karena ia harus menemui Ilham dan melanjutkan belajarnya. Seperti ini yang sering dilakukan Dhara bersama Ilham, yang hampir setiap hari. Sehingga persahatan mereka kian dekat. “Hai Vir, good morning…,” sapa Ilham pada Dhara sambil duduk di dekat Dhara. “Morning…,” balas Dhara tersenyum. “Gimana Vir, apa kita bisa lanjutkan sekarang belajarnya? Ujian semester sudah tinggal beberapa hari lagi kan?” tanya Ilham mengingatkan Dhara pada pelajaran yang masih belum lengkap. “Siap Pak Guru,” jawab Dhara sambil menundukkan kepalanya, seolah-olah Ilham adalah guru wali kelasnya. “Bagus!” tanggap Ilham menganggukkan kepalanya. “O ya Il, tunggu, tunggu…,” Dhara berkata sambil mengeluarkan buku dari dalam tasnya. “Kemarin kamu kan minjemin aku buku paket kamu, terus aku coba deh merangkum dan mengerjakan soalnya. 86 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Sorry Il, bukannya aku mau mendahului kamu, dan sekarang, aku mau kamu menilai hasil kerjaku. Gimana, mau nggak?” tanya Dhara memandang Ilham. Ilham membentuk sebuah kerutan di keningnya. “Coba sini aku lihat….” Ilham mengambil buku yang di pegang Dhara. “Eh Il, jangan dibuka dulu dong…! Jawab dulu pertanyaan aku, kamu mau apa nggak menilai semua kerjaku?” tanya Dhara sambil merampas bukunya kembali. “Ia, tapi aku mau lihat dulu Vir…,” pinta Ilham. “Nggak!” tolak Dhara mempertahankan buku yang ada di tangannya. “Vir…!” teriak Ilham sambil berlari mengejar Dhara. Dalam beberapa menit, Dhara dan Ilham berlari, saling kejar-kejaran. Mereka tidak berbeda dengan Tom and Jerry yang selalu berlari mengejar satu sama yang lain. “Ah, get you…,” ucap Ilham yang hampir mau mendapatkan buku di tangan Dhara dari belakang namun hanya menangkap kedua tangan Dhara lalu dikarik ke kebakang. “Eh, kamu curang. Pengecut, jangan nangkap lawan dari belakang dong…!” teriak Dhara sambil meronta-ronta.



87 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Dari kejauhan, Radit yang kebetulan lewat di situ, melihat Ilham yang sedang memegan tangan Dhara, merasa cemburu. Ia meremaskan gumpalan tangannya. Ia benci pada Ilham. Ia berjanji akan membalas sakit hatinya itu. “Oke oke… Kita baikan. Lebih baik sekarang kita ke kantin, sarapan pagi…,” ajak Ilham pada Dhara. “Iya, tapi balikin dulu dong bukunya…,” pinta Dhara. Tapi Ilham, bukannya mengembalikan buku yang dipinta Dhara, ia malah menyegap kedua tangan Dhara, menarik menuju ke kantin. *** “Gimana?” tanya Dhara saat Ilham selesai mengoreksi hasil kerjanya. “Wah... wah... wah… benar-benar di luar dugaan. Kamu hebat banget Vir. Padahal kemarin aku belum ngajarin apa-apa. Sekarang kamu bisa mengerjakan soal-soal ini dengan sempurna. Kamu benar-benar hebat Vir...,” puji Ilham sambil menganggukkan kepalnya. Dhara hanya tersenyum sambil menikmati bakso sayur kesukaannya. “Sebagai ucapan selamat, gimana kalau aku yang traktir kamu hari ini?” tanya Ilham 88 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Setuju, setuju…!” jawab Dhara mengangguk mantab. “Kamu mau pesan apa lagi Vir? Mumpung gratis…,” tawar Ilham saat Dhara memasukkan pentol terakhir ke dalam mulutnya. “Emmh, apa ya? “ Tanya Dhara pada dirinya sendiri. Ilham menanti jawaban meluncur dari bibir Dhara. Ilham berjanji, apapun yang Dhara pinta, pasti ia akan memberikannya. Rasa cintalah yang mendorong semuanya, karena Ilham mencintai Dhara. “Mie ayam pedas, nggak pake sayur,” jawab Dhara kemudian. Ilham tahu, Dhara tidak suka mie ayam. Tapi Ilham cukup mengerti kalau orarng yang dicintainya itu selalu peduli pada temannya. Mie ayam yang dipintanya, pastilah buat sahabatnya, Linda. “Yuk…,” ajak Ilham setelah seorang pelayan memberikan sebungkus mie ayam pedas tidak pakai sayur pada Dhara. Mereka pun melangkah menuju kelas XII. “Hai Lin,” sapa Dhara sesampainya di kelas. Linda tidak menyahut. Dengan asyik ia rebahkan kepalanya ke atas meja. “Kamu marah ya Lin, gara-gara aku dekat sama Ilham?” Goda Dhara, tapi godaannya itu tidak juga membuat Linda mengangkat kepalanya. 89 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Linda…,” ucap Dhara sambil mencubit pipi Linda. “Ih, genit ah. Sakit tahu….” Linda memukul tangan Dhara yang mencubitnya. “Kalau aku bawakan ini buat kamu, apa yang namanya Linda masih tetap marah sama yang namanya Dhara?” Dhara berkata sambil meletakkan mi ayam pedas tanpa sayur ke depan Linda yang masih belum mengangkat kepananya. Mendengar aroma sedap mi ayam pedas tanpa sayur, Linda langsung mengangkat kepalanya. Memandang Dhara penuh terima kasih, kemudian langsung menyantapnya. Dhara tertawa melihat tingkah sahabatnya itu. Lalu melanjutkan aktifitas masing-masing. “Vir, lagi ngapain?” Tiba-tiba Ilham menghampiri dan berdiri di dekat Dhara. “Ilham?” ujar Dhara terkejut. “Nggak ada. Cuma baca-baca biasa,” jawab Dhara kemudian setelah pulih dari keterkejutannya. “Udah mau belajar sekarang?” tanya Dhara seraya menutup bukunya. “ Eh, nggak,” jawab Ilham tergagap. “Terus ada apa?” tanya Dhara tidak mengerti. “Nggak ada sih, cuman aku mau ngajakin kamu ke toko buku nanti setelah belajar. Gimana?” Mendengar perkataan Ilham, Dhara berpikir. Jika mau, tentunya itu akan membuat Ilham senang hati 90 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



tapi tidak menepati janji dengan Linda. Tapi kalau menolak, Ilham akan kecewa dan akan merasa bersalah yang takkan pernah termaafkan oleh dirinya sendiri. “Vir,” ucap Ilham membangunkan Dhara dari lamumannya. “Aduh, Il, gimana ya? Bukannya aku nggak mau, tapi aku sudah janji sama Linda mau ke internet, buat mencari Filsafat Yunani kuno. Sekalian mau beli obat buat Bunda,” ujar Dhara panjang lebar, “Sorry ya Il?” tambah Dhara sambil memegang lengan Ilham. Ilham terkejut. Rasa yang menggelayut manis di hatinya semakin ia rasakan. “Nggak apa-apa kan...?” tanya Dhara panik. Dhara takut untuk membuat Ilham sakit hati. Karena bagaimanapun juga, Ilham adalah satu-satunya teman yang selalu membantunya. “Nggak apa-apa kok Vir. Aku bisa ngerti. Mungkin aku memang ngajakin kamu bukan pada waktu yang tepat,” jawab Ilham kecewa. Dhara bisa merasakan itu semua. “Il, kamu nggak marah kan?” tanya Dhara lagi. “Nggak!” jawab Ilham hambar. Kemudian berbalik, hendak ke bangkunya. “Il!” cegah Dhara sambil menarik lengan Ilham. Ilham menoleh ke arah Dhara. Dhara berdiri. Tingginya sebahu dengan Ilham. 91 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Kamu masih maukan ngajarin aku, walau aku nggak bisa bantu kamu?” Ada penyesalan dalam ucapan Dhara tapi ia terlajur menolak, hingga membuat persendian tulang Ilham terasa tidak kokoh lagi. “Vir, apapun yang kamu lakukan ke aku, itu semua nggak akan merubah keputusan aku untuk ngajarin kamu, menyusul pelajaran yang tidak kamu ikuti,” sambut Ilham ramah. Ada sesuatu yang mengalir di hati Ilham. Dengan sabar Ilham kembali ke tempat duduknya setelah Dhara melepaskan tangannya. *** Sepulang sekolah, Ilham bersiul santai ke arah mobilnya yang tidak jauh dari lapangan basket. Ia tidak menyadari bahwa Radit dan ketiga temannya telah menunggunya sejak tadi. Ilham dicegat oleh Radit dan ketiga temannya. “Eh, brengsek!” ucap Radit sambil menghujamkan gumpalan tinjunya ke wajah Ilham sebanyak dua kali. “Au…! Ilham meraung kesakitan. Ia bangun sambil memegang hidungnya yang mengalirkan darah segar. “Dit, apa salah gue?” tanya Ilham tak mengerti. “Ello pura-pura nggak tahu hah...?” kata Radit sambil memukulkan tinjunya ke arah perut Ilham. CEEESS... 92 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Ilham jatuh tidak berdaya karena pukulan Radit yang diarahkan ke perutnya yang saat itu dilanda rasa lapar. “Dengar Il, jangan mentang-mentang ello bintang di kelas, ello seenaknya saja berbuat curang!” Radit berkata sambil menendang perut Ilham yang sudah jatuh tidak berdaya. “Aaaaaaaaakh,” keluh Ilham menahan rasa sakit sambil memegang perutnya. “Apa maksud ello Dit?” tanya Ilham sambil berusaha bangun tapi tidak berdaya. “Eh! Dengar ya Ham. Mulai besok, gue nggak mau ngeliat ello deket-deket sama Dhara lagi. Ingat itu! Atau kalau nggak, ello akan merasakan yang lebih parah dari ini,” jawab Radit dengan mata melotot ke arah Ilham. Ilham hanya bisa memandang sendu wajah Radit. “Ingat! gue nggak mau ngeliat ello dekat-dekat Dhara lagi. Karena kenapa?” tanya Radit tajam. “Karena Dhara hanya milik gue. Dia hanya milik gue…,“ jawabnya kemudian. “Ayo kita pergi…!” ajak Radit pada ketiga orang temannya. Radit berjalan melangkahi tubuh Ilham yang sudah terkapar tak berdaya. Puas rasanya karena bisa membalas sakit hati yang menusuknya. Permainan cinta membuat persahabatan tidak ada nilainnya. Kebaikan hanya untuk sang pujaan hati 93 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



saja. Sedikit saja sang pujaan hati dicintai orang lain, sudah merasa tidak terima walalu belum bersetatus ‘kekasih’. Padahal, sama-sama mencintai orang yang sama, antara Ilham dan Radit. Cinta bukan lagi simbol kedamaian, kebaikan dan kesucian, tetapi hanya luapan-luapan nafsu yang siap menghantam siapa saja. *** “Eh Dhara…!” Suara Calsa berteriak memanggil Dhara yang berjalan ke arah dapur. Dhara menoleh pada Calsa yang berjalan menuruni anak tangga. “Non Calsa, ada apa?” tanya Dhara menghampiri Calsa yang sudah berdiri di anak tangga paling bawah. “Apa ello bilang, ada apa?” Protes Calsa keras. Siang itu, Calsa memang sudah berniat akan memarahi Dhara habis-habisan. Karena mumpung Nyonya Marina tidak ada di rumah. Calsa tahu, mamanya sangat menyayangi Dhara, pembantunya. “Coba lihat jam berapa sekarang!” Perintah Calsa sambil menunjuk jam yang tergantung di dinding. “Sekarang jam 13.00,” jawab Dhara sambil melihat jam yang terpasang dipergelangan tangannya.



94 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Kalau ello tahu ini sudah jam 13.00, kenapa ello baru pulang? Dari mana saja? Ello kira, ello bisa seenaknya di sini? Keluar pagi, pulang malam. Emang ello kira, ello siapa? Jangan mentangmentang karena Mama gue sayang sama ello, ello bisa saja berbuat seenaknya.” Dhara menundukkan kepalanya mendengar omelan Calsa. Hatinya menjerit sakit. Walau Calsa adalah majikannya, Dhara tetap sakit hati mendengar semua ucapannya. Lagi pula, tadi Dhara harus ke toko buku untuk membeli buku yang diperlukannya. “Non Calsa…. Ada apa Non?” Bik Imah, bunda Dhara, datang dari dapur. Dengan langkah cepat ia menghampiri Dhara. “Eh, Bik Imah, bilangin ya sama anak Bibi ini, kalau di sini itu bukan hotel yang seenaknya saja keluarmasuk. Emang pikir, kalian itu siapa? Kalian itu cuma pembantu di rumah ini, tahu…,” Setelah memaki, Calsa melangkah pergi, kembali menaiki tangga menuju ke kamarnya. “Sudah ya Ndok. Nggak usah diambil hati. Non Calsa memang suka begitu. Tapi dia itu orangnya baik….” Bik Imah melangkah. Tangan kanannya menuntun Dhara. Dhara hanya mengangguk, tapi tidak bisa membuat ia berhenti dari rasa sedih. Kemudian Dhara masuk ke kamar mininya. 95 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Bik Imah, Dhara mana? Dari tadi kok nggak kelihatan?” Tiba-tiba Nyonya Marina datang. Menanyakan tentang Dhara sambil membantu Bik Imah menata makanan di meja makan. “Mungkin Dhara ada di kamar, Nya...,” jawab Bik Imah tanpa menghentikan pekerjaannya. “Bik, tolong panggilkan Calsa di kamarnya ya…!” Perintah Nyonya Marina yang langsung membuat langkah kaki Bik Imah berlari-lari kecil, menaiki tangga menuju kamar Calsa. Belum sampai di kamar Calsa, tiba-tiba Calsa sudah menuruni tangga, kemudian langsung menghampiri Nyonya Marina yang sudah duduk di meja makan, menunggunya. “Siang, Ma...,” sapa Calsa sambil duduk di kursi yang biasa di tempati ketika makan. “ Sayang, gimana di sekolah?” tanya Nyonya Marina di sela-sela makannya. “Ma, tumben banget nanya’in tentang sekolah?” tanya Calsa sambil memasukkan nasi ke dalam mulutnya. “Ya, bukannya tumben sayang. Beberapa hari ini, Calsa kan punya teman baru di sekolah. Pastinya, menyenangkan sekali kan…?” Nyonya Marina menaikkan alisya. Bibirnya tersenyum ke arah putri yang tidak pernah menggetarkan jiwanya.



96 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



‘Hah? Menyenangkan? Yang ada malah gue kena sial terus gara-gara ada anak gembel itu di sekolah,’ mungkin ucap Calsa dalam hatinya. “Sayang…,” panggilan Nyonya Marina mengagetkan Calsa. “Eiiiya Ma…? Jawab Calsa terperangah. “Di tanya Mama kok malah bengong sih?” tanya Nyonya Marina lembut, kemudian mengelapkan selembar tisu ke mulutnya yang sama sekali tidak ada bekas makanannya. “Seneng banget Ma, apalagi teman baru Calsa kan cantik Mah…,” jawab Calsa bohong. Nyonya Marina mengangguk senang. Makan siang selesai. Nyonya Marina langsung melangkah menuju ruang tamu. Telinga indahnya mendengar dering telepon yang sudah sejak tadi. Sedangkan Calsa, usai makan siang, dia langsung menemui Dhara ke kamar mungilnya. Tanpa mengetok pintu, Calsa langsung masuk. Matanya membesar melihat Dhara yang tidur nyenyak. “Eh, bangun dong! Jangan tidur terus,” gertak Calsa sambil melemparkan guling ke arah Dhara. Dhara terkejut dan langsung bangun. “Ya Allah, Non Calsa, ada apa Non?” tanya Dhara dengan wajah heran.



97 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Eh, nih anak… ada apa, ada apa… Emang ello nggak lihat ini jam berapa?” tanya Calsa mendorong keras tubuh Dhara, Dhara tersandar ke dinding. “Jam 2 siang Non,” jawab Dhara sambil mengucek matanya yang diarahkan ke jam dinding merah, tergantung di sebelah barat. “Memangnya ada apa Non?” tanya Dhara yang masih terus mengucek matanya. “Eh, Vir… ello itu emang keterlaluan banget ya. Ello itu di sini bukan buat tidur. Ello kan pembantu. Dasar pemalas! Udah nih kerjakan PR gue! Awas jangan sampai salah!” Setelah berkata Calsa pergi dari kamar Dhara. Dhara hanya diam memandang langkah kaki Calsa yang perlahan hilang dari pandangan matanya. Dhara menghela nafas berat. Di depan matanya, terdapat buku PR Matematika milik Calsa yang harus diselesaikan. Dengan sedikit sisa-sisa rasa kantuknya, Dhara beranjak menuju kamar mandi, ambil wudhu kemudian menghadap Sang Pencipta, diatas sajadah birunya. *** “Bunda, Ayah, Dhara berangkat dulu…,” pamit Dhara sambil mencium telapak tangan kedua orang tuanya. 98 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Hati-hati di jalan Vir…,” teriak Bik Imah yang sudah ada di tempat cuci piring. “Ya!” jawab Dhara berteriak. “Vir… Dhara,” panggil Pak Mahmud. “Iya, Ayah,” sahut Dhara memenuhi panggilan ayahnya. Kakinya melangkah pelan ke arah ayahnya. “Vir, ini Ayah ada uang sedikit tapi pasti cukup untuk beli buku baru,” ujar Pak Mahmud sembari membuka dompetnya yang sudah bolong di pojok kanannya. “Nih….” Pak Mahmud menjulurkan tangannya yang memegang uang. “Ayah…,” ucap Dhara pelan. “Bunda sama Ayah pasti lebih membutuhkan uang ini, dari pada Dhara kan?” Lanjut Dhara menolak lembut pemberian Pak Mahmud. “Vir, uang ini memang Ayah sisakan buat kamu,” ujar ayahnya sambil meraih tangan Dhara. Menyelipkan uangnya di genggaman tangan Dhara. “Terima kasih ya Ayah…,” ucap Dhara tersenyum, kemudian mencium kening ayahnya. “Dhara berangkat Yah, Bunda, assalamualaikum.” Kemudian Dhara melangkah. “Waalaikum salam,” jawab Pak Mahmud tersenyum. Dalam hatinya bersyukur, karena dikaruniai anak seperti Dhara yang sangat berbakti pada orang tuanya. 99 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Pagi ini, Dhara berangkat tidak bersama Calsa, karena Calsa sudah berangkat lima menit yang lalu, dia diantar oleh papanya, Tuan Taufik. Dhara tahu alasan Calsa minta diantar ke sekolah. Tuan Taufik juga tidak pernah senang dengan kehadiran Dhara di rumah itu. Hingga hal itu menjadi kesempatan emas agar Calsa semakin membenci Dhara. Sesampainya di kelas, Dhara langsung duduk di bangkunya. Matanya melirik ke arah Calsa yang berjalan mendekat ke bangkunya. ‘Mau apa lagi Non Calsa…?’ Mungkin tanya Dhara dalam hatinya. “Hei anak babu, mana PR gue?” tanya Calsa sambil memukul bangku di depan Calsa. Dhara tidak berani memandang Calsa. Tanpa menunggu gertakan Calsa lagi, Dhara membuka tasnya dan mengambil buku PR Calsa. “Ini Non…,” ujar Dhara seraya mengulurkan tangannya, memberikan buku yang di maksud Calsa. “Cepat!” ucap Calsa merampas buku di tangan Dhara. “Cal, kayaknya nggak adil banget deh, kalau pembantu ello itu juga ngumpulin PR nya,” hasut Beky. “Ya Cal, pastinya pembantu ello itu tidak semuanya mengerjakan tugas ello dengan benar. Pasti ada yang disalahkan, sehingga dia bisa dapat nilai lebih tinggi dari pada nilai ello,” sambung Fani. 100 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Ya juga ya. Kenapa gue nggak berpikiran ke arah sana? ucap Calsa membenarkan. Dia memang mudah di hasut orang lain, apalagi dengan kedua temannya itu. “Vir, sini buku ello,” ujar Calsa mengambil tas Dhara yang sejak tadi ada dipangkuannya. “Jangan Non!” teriak Dhara merampas tasnya dari tangan Calsa. “Udah sini… bawel banget sih….” Calsa kembali merampas tas Dhara, kemudian menuangkan isinya ke lantai. Semua isi tas Dhara berantakan, jatuh ke lantai. Melihat hal itu, Dhara langsung turun dari bangkunya, memunguti barang-barangnya yang jatuh berantakan. “Nih dia…,” ujar Calsa senang, sambil mengambil buku Matematika Dhara. “Jangan Non…! Jangan!” teriak Dhara berusaha mengambil bukunya dari tangan Calsa. Tapi sia-sia. “Calsa…!” teriak seseorang dari arah pintu. “Ilham….?” ucap Dhara pelan “Balikin nggak buku Dhara!” teriak Ilham sambil melangkah mendekati Calsa, “Ooh, ternyata ada juga yang berani belain pembantu gue,” ujar Calsa mendekat ke arah Ilham. “Ello keterlaluan banget ya!” ucap Ilham saat langkahnya terhenti di depan Calsa.



101 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Apa urusannya sama ello?” jawab Calsa tenang. Sama sekali tidak ada rasa takut di wajahnya. Harta yang dimilikinya, telah membuat angkuh sifatnya. “Cal, aku tahu Dhara adalah pembantu kamu. Tapi ini sekolah, bukan rumahmu. Kalau di rumahmu sendiri, kamu bebas mau ngelakuin apa saja pada Dhara. Tapi di sini sekolah Cal, bukan rumahmu. Aku bisa saja ngelaporin sikap kamu ini jika aku mau. “Tapi aku masih menghormatimu sebagai majikan Dhara, karena aku tahu Dhara sangat menghormati majikannya yang tidak tahu diri. Sekarang, balikin nggak buku Dhara…?” ucap Ilham tegas. Ilham memang pantas melakukan itu semua, melindungi Dhara. Selain itu, memang Ilham adalah ketua kelas. Ilham juga orang yang sangat mencintai Dhara, yang tentunya tidak mau jika melihat orang yang dicintainya tersakiti. “Iiiih, awas ello ya Vir,” ucap Calsa sambil melemparkan bukunya ke wajah Dhara. Dhara tidak sempat menghindar. Kemudian Calsa pergi, diikuti kedua temannya yang mau saja diperbudak Calsa. “Makasih Il,” ucap Dhara sambil memasukkan barang-barangnya yang berantakan. “Vir, lain kali kamu nggak perlu takut sama Calsa. Kita semua sama. Tidak ada yang perlu kita takuti kecuali yang menciptakan kita,” nasihat Ilham sebelum kembali ke bangkunya. Dhara hanya diam. Ilham 102 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



tidak tahu siapa Calsa dan keluarganya yang telah banyak membantu keluarga Dhara. “Ya, udah, aku ke bangku dulu ya…,” pamit Ilham mengelus kepala Dhara yang mengangguk. Kemudian Ilham berlalu dari bangku Dhara. *** “Linda…!” teriak Radit memanggil Linda, sahabat Dhara. “Ada apa? Aku juga lagi nyari’in Dhara nih…,” ucap Linda sewot. “Siapa yang mau nanya’in Dhara?” bantah Radit sambil menyilangkan kedua tangannya di dadanya yang bidang. Mata Linda membesar seperti bola pimpong. “Apa? Jadi kamu manggil aku, bukan karena nyari’in Dhara….?” ujar Linda salah tingkah. Ia langsung merapikan tataan rambutnya yang sebahu. Radit tersenyum melihat tingkah Linda. Radit adalah cowok paling keren di sekolah itu. Selain keren, Radit juga cowok yang kaya raya, sehingga siapa sih yang nggak bakalan salting jika didekati Radit. Tak terkecuali juga Linda. “Terus, ada perlu apa dong Radit manggil Linda?” tanya Linda genit. Bulu matanya dikedipkan seindah mungkin ke arah Radit. Radit tersenyum, membuat 103 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Linda tambah salah tingkah di depannya. Pipinya mulai merah merona. “Kamu mau ini?” tanya Radit sambil memperlihatkan gambar mi ayam pedas tanpa sayur kesukaan Linda. “Wah, mau banget Dit!” jawab Linda menggigit ibu jarinya. “Aku janji, aku akan memberimu mi ayam ini, sebanyak apapun yang kamu minta,” ucap Radit yang langsung membuat Linda meloncat kegirangan. Linda sudah membayangkan kenikmatan makan mi ayam pedas tanpa sayur kesukaannya, apalagi makannya pas ditemani Radit. “Yang bener Dit?” tanya Linda tak percaya. Radit mengangguk meyakinkan. “Tapi, ada satu syarat yang harus kamu lakukan,” jawab Radit. “Apapun syarat itu Dit, akan aku penuhi, janji….” Linda mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya. Membuat Radit mengangguk puas. “Syaratnya apa?” tanya Linda kemudian. “Syaratnya gampang aja,” jawab Radit, membuat Linda tak sabar. “Kamu harus berhasil membawa Dhara keluar nanti malam, gimana?” Lanjut Radit. Wajah ceria Linda tiba-tiba mendung. “Oh, jadi kamu mau manfaatin aku, untuk deketin Dhara?” Tebak Linda mengerti. 104 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Lin, aku hanya menawarkan saja. Tidak memaksa. Jika kamu tidak mau, tidak apa-apa. Aku bisa kok minta bantuan yang lain. Tapi mi ayam pedas tanpa sayur ini, akan menjadi milik orang lain juga tentunya.,” jelas Radit membuat Linda bingung. “Gimana?” tanya Radit menanti keputusan. Linda tampak berpikir, sambil mengelus-elus dagunya. “Kalau kamu nggak mau, nggak apa-apa. Aku akan cari orang lain.” Setelah berkata Radit pergi. “Dit, tunggu…!” teriak Linda. “Gimana?” tanya Radit tersenyum. “Ya, deh, aku mau bantuin kamu untuk ketemu sama Dhara nanti malam. Tapi janji ya, kamu akan memberiku mi ayam sebanyak yang aku mau…,” jawab Linda setuju. “Yap, pasti…!” ucap Radit sambil menaikkan jempolnya. Kemudian melangkah pergi “Dit, dimana?” tanya teriak Linda keras. “Di taman dekat sekolah…,” jawab Radit sambil menunjuk taman yang tidak jauh dari sekolah mereka. “Mudah-mudahan aja, aku berhasil membawa Dhara malam ini. Dan sebagai gantinya, aku akan makan mi ayam pedas tanpa sayur kesukaanku, sebanyak yang aku mau, Hemmmm,” gumam Linda sambil berjalan. Lidahnya menari-nari. *** 105 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Taman Dekat Sekolah



Tok! Tok! Tok! Terdengar suara orang mengetok pintu di luar. Calsa yang baru selesai makan malam tergerak hatinya untuk membuka pintu yang diketuk orang. “Malam Cal…,” sapa Linda saat pintu telah terbuka. Setelah berhari-hari memikirkan waktu yang tepat untuk mengajak Dhara keluar malam, hari inilah waktu yang tepat. Waktu malam untuk mempertemukan Dhara dengan Radit. “Yah, ello…. Gue kira siapa,” sahut Calsa dingin. “Ada apaan ello malam-malam kemari?” tanya Calsa tanpa menyuruh Linda masuk. “Aku mau ketemu Dhara Cal…,” jawab Linda berusaha tetap sopan walau di hatinya ada rasa sakit yang tertahankan atas perlakuan Calsa yang sama sekali tidak menghormatinya sebagai tamu. “Oh, ello mau ketemu pembantu gue?” ucap Calsa mengulang jawaban Linda. “Ntar ya, gue panggilin….” Setelah berkata, Calsa pergi, bahkan tanpa mempersilakan Linda masuk. Kreeeeeeek… 106 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Dhara membuka pintu kamarnya yang kebetulan mau masuk kamar. Ia nyaris saja masuk ke kamar, jika suara Calsa tidak berteriak menahannya. “Ada apa Non?” tanya Dhara ketika Calsa berhenti di dekatnya. “Ada yang cari ello tuh di depan….” jawab Calsa kemudian pergi. “Ada yang cari aku di depan….?” tanya Dhara pada dirinya sendiri. “Siapa ya kira-kira?” lanjut Dhara sambil masuk kamarnya, kemudian merapikan penampilannya. Ia takut kalau yang datang adalah Radit, seorang yang diam-diam dicintainya. Dhara menghadapkan wajahnya ke arah cermin yang tergantung di samping lemarinya. Tangannya meraih bedak, kemudian memoleskan sedikit ke wajahnya. Dhara kembali menutup pintu kamarnya. Dadanya berdebar. Ia yakin pasti Radit yang datang mencarinya. Karena dari sikap dingin Calsa pun, terlihat raut wajahnya menunjukkan tidak suka. Dhara masih melangkah pelan menuju ruang tamu. Hatinya masih menebak-nebak, siapa kira-kira yang datang mencarinya. Debaran itu sedikit reda ketika dilihatnya Linda yang berdiri didekat pintu. “Linda…!” ucap Dhara keras.



107 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Linda menoleh dan langsung mengeluarkan senyum termanisnya. “Aku kira siapa yang datang nyari’in aku,” ujar Dhara sembari menghampiri Linda yang berdiri di dekat pintu. “Udah tadi Lin?” tanya Dhara, sambil menyuruh Linda duduk di kursi yang ada di teras. “Lin, sorry ya, karena aku nggak bisa ngajakin kamu masuk ke dalam…,” ujar Dhara penuh sesal. “Ya, aku tahu. Lagian aku nggak minat masuk ke dalam Vir. Najis rasanya kakiku ini jika masuk ke dalam,” mata Linda melirik tajam ke dalam rumah mewah ini. Kebetulan Calsa sedang meniti anak tangga menuju kamar besarnya. “Kok kamu ngomong gitu sih Lin,?” tanya Dhara memandang Linda. Linda memalingkan wajahnya menghadap Dhara. “Vir, kamu tahu nggak, tadi waktu aku ketok pintu, yang bukain itu Calsa. Aku sakit hati banget tahu. Sikapnya kayak es batu yang nggak cair-cair. Udah nggak pura-pura nawarin aku masuk lagi. Aku tahu, aku orang miskin. Nggak kayak dia yang punya segalanya,” jawab Linda penuh amarah. Dhara hanya diam mendengar semua itu, selama ini ia juga sangat kenal dengan sifat Calsa. Hingga tidak ada satu kata pun yang bisa ia lontarkan untuk membela Calsa di hadapan Linda, sahabatnya.



108 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Sombong banget… Aku heran deh Vir, kenapa kamu sama keluargamu itu betah banget tinggal di rumah ini?” Tambah Linda. Api amarahnya masih belum padam. “Jangan marah gitu dong. Kesel sama orang, masak sahabat sendiri yang dikena marah. Kan nggak level banget…,” ucap Dhara mengalihkan pembicaraan Linda. “Sorry deh…,” ucap Linda kemudian. Bibirnya mulai tersenyum. “Sebenarnya, ada keperluan apa sih Lin, hingga kamu datang kesini malam-malam?” tanya Dhara kemudian. “Oh ya, hampir lupa…!” ucap Linda keras. “Vir aku mau ngajakin kamu keluar malam ini. Keluarga Calsa pastinya sudah makan malam kan?” jawab Linda. Dhara membentuk sebuah kerutan di dahinya. “Keluar? Malam-malam gini?” ucap Dhara heran. Kerutan di keningnya tidak juga hilang. “Kamu mau kan Vir? Please…,” ucap Linda memohon. “Memangnya mau kemana sih Lin? Kenapa harus sama aku?” tanya Dhara tidak mengerti. “Aduh…, emang aku mau ngajak siapa kalau bukan ngajak sahabat sendiri. Ya sudah, kalau tidak



109 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



mau, aku pulang ya…,” ucap Linda sambil beranjak dari duduknya. “Eh, eh, eh…, jangan marah gitu dong,” cegah Dhara menarik lengan Linda. “Ya, udah aku mau ikut kamu. Tapi harus kamu sendiri dong yang bilang sama Bunda dan Ayah, gimana?” tawar Dhara tersenyum puas, karena perkiraannnya Linda pasti tidak mau untuk melakukan hal semacam itu. “Oke…!” ujar Linda menyanggupi tawaran Dhara. Mata Dhara terbelalak kaget. Jawaban temannya kali ini sungguh di luar dugaan. Kemudian Dhara melangkah menuju kamar bundanya. Linda mengikuti dari belakang. Mata Linda menerawang, memandangi seluruh isi rumah mewah itu. Bibir Linda berdecak kagum. ‘Ternyata rumah ini jauh lebih mewah dari yang aku bayangkan…,’ mungkin Linda membatin. “Bunda….,” panggil Dhara dari balik pintu. Seorang wanita tidak terlalu tua membuka pintu dan langsung tersenyum cerah ketika melihat orang yang berdiri di depan pintu. “Bunda ada Linda…,” ujar Dhara kemudian. “Oh, Nak Linda, temannya Dhara ya?” ujar bik Imah sambil mengulurkan tangannya yang kemudian Linda menciumya.



110 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Ayo, Nak, silakan duduk dulu…!” Bik Imah berkata sambil berjalan ke arah kursi yang terletak di dapur. Tanggannya mulai membuka tutup termos yang berisi air panas, hendak membuat air teh buat Linda. Dhara dan Linda duduk bersebelahan. “Diminum dulu Nak Linda…,” Bik Imah meletakkan secangkir air teh hangat ke hadapan Linda. “Waduh, jadi ngerepotin nih Bu…,” basa-basi Linda sebelum menyentuh secangkir teh hangat itu. “Ah, nggak” ucap bik Imah singkat. “Emh, sebenarnya kedatangan aku ke sini, karena mau mengajak Dhara Bu…,” ujar Linda setelah meneguk sedikit dari secangkir teh yang dihidangkan Bik Imah, bunda Dhara. “Mau mengajak Dhara? Kemana Nak?” tanya Bik Imah lembut. Linda hanya tersenyum mendengar pertanyaan Bik Imah. Tidak mungkin Linda berkata jujur bahwa ia akan membawa Dhara untuk bertemu dengan Radit di taman dekat sekolah seperti yang direncanakannya. Karena Dhara sendiripun juga belum tahu tentang rencana tersebut. “Mau kemana?” tanya Bik Imah lagi. Kali ini, pertanyaan itu membuat leher Linda serasa dicekik. Ia menoleh ke arah Dhara. Tampak Dhara menaikkan alisnya, tanda tidak mengerti dengan sikap bisu Linda ketika berada di depan bundanya. 111 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Kalau diijinkan, Linda mau membawa Dhara bermalam di rumah, Bu. Malam ini saja,” jawab Linda kemudian, suaranya agak gugup. Bik Imah memandang Dhara sekilas, “Oh, bukannya Ibu tidak mengijinkan. Apa nanti tidak merepotkan Nak Linda?” Bik Imah duduk di kursi berhadapan dengan Linda. Linda diam. Matanya kembali memandang Dhara yang dari tadi tidak berkutik. “Boleh kan bu…?” tanya Linda meminta kepastian. “Kalau seperti itu, terserah Dhara saja. Ibu tidak pernah mengatur-ngatur hidupnya,” jawab Bik Imah memberi keputusan. Mendengar keputusan itu, Linda dan Dhara beranjak dari kursi. “Ingat Vir, walaupun Linda adalah sahabat kamu, tapi tetap saja kamu harus menjaga tatakrama kamu di rumahnya. Jaga sikap, jangan sembarangan di rumah orang lain,” lanjut Bik Imah yang juga beranjak dari duduknya. Dhara mengangguk, paham. *** “Lin, ngapain ke taman dekat sekolah malammalam begini?” tanya Dhara saat mendengar ucapan



112 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Linda yang akan mengajak Dhara jalan-jalan ke taman dekat sekolah. “Ya, jalan-jalan lah Vir. Sekalian aku mau beli gantungan kunciku yang sudah kamu rusakin kemarin,” jawab Linda sambil menyisir rambutnya. “Kamu ikut nggak?” tanya Linda yang mulai berputar-putar di depan cermin. “Kalau kamu nggak mau ikut, juga nggak apa-apa. Tapi jangan marah ya, kalau aku agak lama?” lanjut Linda sambil terus berputar-putar. “Ya, deh aku ikut,” putus Dhara kemudian. Linda tersenyum bahagia. Besok ia akan mendapatkan mi ayam pedas tanpa sayur sebanyak yang ia mau. Yang pastinya, gratis. “Berangkat yuk?” Ajak Linda yang langsung menyambar tasnya. Kemudian menaiki mobilnya. Sebenarnya, Linda juga termasuk salah satu siswa yang berada di golongan menengah ke atas. Tapi ia tidak suka dengan kehidupannya yang serba mewah, sehingga terpakasa ia lebih memilih naik angkutan umum bersama Dhara dari pada membawa mobilnya sendiri. “Vir, sebentar ya aku beli potato dulu.” Setelah berkata, Linda turun meninggalkan Dhara yang duduk sendiri di dalam mobil Linda. Seumur-umur ia tidak pernah keluar malam jika hanya untuk sekedar jalanjalan. 113 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Kejenuhan mulai Dhara rasakan. Linda yang berpamitan hanya untuk membeli potato, hingga kini ia belum datang. Dhara mencoba bersabar. Satu menit, dua menit, tiga menit, bahkan hampir setengah jam Dhara menunggunya, Linda juga tidak kunjung datang. “Aduh…, Linda kemana sih?” tanya Dhara pada dirinya sendiri sambil turun dari mobil Linda. Dhara mengedarkan pandangannya, mencari Linda. Ia telepen dan SMS tidak juga dibales. Matanya terasa lelah berkeliling mencari Linda sahabatnya yang pergi dan belum kembali. Perlahan, Dhara melangkahkan kakinya, berjalan dipinggiran lorong yang ramai dilewati banyak kendaraan – yang banyak meninggalkan asap yang tidak sehat. Dhara begitu menikmati suasana malam ini. Nyaris tidak pernah dalam hidupnya menikmati keindahan malam seperti malam ini. Dhara menghirup udara dalam-dalam, terasa segar setelah sampai di selang pernapasan. “Dhara…!” Panggil Radit turun dari mobilnya. “Radit….?” ucap Dhara heran saat melihat Radit yang mulai berjalan ke arahnya. “Dit, ngapain?” tanya Dhara ketika Radit sampai didekatnya.



114 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Kamu sendiri ngapain malam-malam gini di sini. Sendirian Vir?” ujar Radit balik tanya. “Emh…,” leher Dhara seperti tercekik kalung besi, sulit mengeluarkan suaranya. “Vir….” Tangan lembut Radit memegang bahu Dhara. Dhara tergagap. “Ee, ia, Dit…,” ujar Dhara menunjukkan wajah keterkejutannya. Radit tertawa ringan. “Kamu ngapain di sini?” tanya Radit lagi. “Anu, diajak Linda beli buku-buku,” jawab Dhara asal-asalan. “Terus, Linda-nya kemana?” tanya Radit lagi. “Linda pergi. Katanya sebentar. Tapi sudah hampir setengah jam aku nunggu Linda, dia belum juga kembali,” jawab Dhara. Raut wajahnya sedih. “O ya Vir, aku dengar, katanya kamu pernah jadi juara umum tingkat nasional ya?” tanya Radit sambil melangkah, mengikuti langkah Dhara. “Dengar dari siapa?” tanya Dhara heran. Dia tidak pernah ingin ada orang yang tahu tentang latarbelakangnya yang memang selalu pantas dibanggakan. “Sebenarnya, aku tidak langsung mendengar dari sumber terpercayanya sih. Tapi kalau aku lihat dari prestasimu tiap hari di sekolah, aku jadi percaya pada semua itu. “Dhara hanya diam mendengar ucapan Radit. Bagaimanapun juga, ia tidak pernah berkata bohong 115 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



pada siapapun, apalagi hanya untuk hal sepele yang menurutnya sudah lumrah. “Dit, Non Calsa cantik ya…?” Ucap Dhara mengalihkan pembicaraan. “Ya, Calsa memang cantik, bahkan paling cantik dari semua wanita yang pernah aku temui. Tapi itu sebelum aku bertemu dengan wanita yang lebih segala-galanya dari Calsa. “Maksud kamu?” tanya Dhara tidak mengerti dengan alur cerita Radit. “Ha ha ha… Dhara, Dhara, kamu itu terlalu mudah percaya dengan apa yang aku katakan,” jawab Radit tertawa lepas. “Iih, Radit kamu ngerjain aku ya…,” ujar Dhara yang langsung mengejar Radit yang sudah berlari cepat menghindar dari pukulan tangan lembut Dhara. “Ayo kejar… sampai dapat…!” teriak Radit sambil terus berlari. “Radit…!” suara Dhara semakin dekat dengan Radit. Hampir seuntai tangan Dhara menyentuh punggung Radit, tapi tiba-tiba, “GDUBRAAAK….” “Aauw…!” jerit Dhara keras. Radit langsung menoleh mendengar jeritan Dhara. “Ya ampun, Dhara…,” ucap Radit terkejut sambil berlari ke arah Dhara yang jatuh membentur pagar besi yang menjadi pelindung bunga sakura.



116 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Vir, kenapa bisa seperti ini?” tanya Radit seraya memapah Dhara duduk di kursi yang tidak jauh dari tempat Dhara jatuh. “Aduh… sakit Dit,” rintih Dhara memandangi kakinya yang terus mengalirkan darah dari lukanya yang cukup dalam. “Vir, tunggu bentar ya. Aku ambil obat dulu di mobil.” Setelah berkata, Radit langsung berlari menuju tempat mobilnya di parkir. Radit meraih sebuah kotak putih yang memang ada di dalam mobil, kotak obat. Kemudian dengan sekuat tenaga, Radit berlari menuju Dhara yang terluka dalam akibat benturan dengan pagar besi. “Vir, tahan ya….” Radit langsung membalut luka Dhara memakai kapas yang ada di dalam kotak obat. Tangannya begitu mahir mengobati luka Dhara, seakan-akan ia adalah dokter yang berpengalaman dalam hal menyembuhkan luka. “Auw Dit, hati-hati,” rintih Dhara saat obat merah yang sudah meresap ke dalam kapas ditempelkan ke bagian kaki yang teluka. “Sorry,” ucap Radit cepat. “Aduh…” ucap Dhara yang masih terus mendesah. Darah yang semula mengalir dari luka di kakinya, kini sudah berhenti. Semua itu karena jasa Radit yang begitu mahir saat mengobati Dhara. 117 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Auw…!” teriak Dhara lagi saat tahu kakinya tidak bisa melangkah. Ada uratnya yang masih berkumpul, hingga untuk bisa berjalan normal Dhara masih belum bisa. “Ayo aku bantu…,” ucap Radit sambil mencoba agar tangan Dhara marangkul ke bahu Radit, membantu Dhara berjalan menuju mobilnya. Rencana untuk menyatakan perasaannya pada Dhara hanyalah sebatas rencana yang ternyata tidak mendapatkan izin dari Yang Maha Kuasa. “Hati-hati Vir…,” ujar Radit sambil terus membantu Dhara melangkah. Tangan Dhara masih tidak berpindah di sekitar pundak Radit saat Radit membawanya. Dhara yang saat itu merasakan sakit, juga merasakan getaran yang sulit diartikan. “Aku mau cari Linda Dit,” ucap Dhara tiba-tiba. “Ya, tapi kamu tidak bisa mencari Linda dalam keadaan seperti ini Vir,” protes Radit. “Telepon Dit. Aduh…,” rintih Dhara sekali lagi, membuat hati Radit ciut. Bagaimanapun juga, kejadian yang menimpa Dhara adalah bagian dari kesalahannya. Jika Radit tidak lari dan memaksa Dhara untuk mengejarnya, Dhara tidak akan lari-lari dan kakinya tidak akan terluka. “Vir, maafin aku ya,” sesal Radit tiba-tiba. 118 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Kenapa harus minta maaf, Dit?” tanya Dhara sambil memijit pinggiran kakinya yang terluka yang kini sudah dibungkus perban. “Semua kejadian ini adalah salahku Vir. Sekali lagi, maafkan aku…,” ucap Radit sambil meraih telapak tangan Dhara dan menggenggamnya. “Kamu mau kemana Vir?” tanya Radit saat Dhara beranjak pelan dari duduknya. “Aku mau cari Linda Dit,” jawab Dhara dengan mata berkaca-kaca. Ia berusaha menelepon Linda namun tidak diangkat. Dhara tak habis pikir, kenapa Linda tiba-tiba meninggalkannya begitu saja dan lama tidak kembali. Bahkan tidak untuk mencarinya. “Ya sudah Vir, kamu tunggu di sini saja. Biar aku yang akan pergi mencari Linda, sahabat kamu…,” ucap Radit kemudian melangkah. “Dit,” panggil Dhara, suaranya hambar. Radit kembali melangkah mendekati Dhara. Tidak ada suara apapun dari mulutnya. Mata elangnya mulai memandangi Dhara yang sudah kesekian kalinya mendesah kesakitan. “Dit, aku sudah terlalu merepotkanmu,” suara Dhara memecah kebisuan. “Sssst…”. Radit menempelkan jari telunjuk ke bibirnya. “Jangan pernah ucapkan kata itu lagi.” Setelah berkata, Radit pergi mencari Linda, membiar119 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



kan Dhara duduk mematung di kursi yang tidak jauh dari tempatnya jatuh tadi. Radit, dengan sangat mudah bisa menemukan Linda yang memang pergi untuk menghindar. Memberi kesempatan buat Radit untuk melancarkan aksinya yang ternyata dibilang kacau. “Dit,” ucap Linda saat melihat muka Radit yang gusar. “Ada apa?” tanya Linda heran. Kaki Linda yang terbalut sepatu dari kulit ular, perlahan menghampiri Radit yang tidak minat masuk ke kafe, tempat Linda nongkrong. “Dhara jatuh Lin,” jawab Radit sambil mengamati Linda yang tercenggang, tidak percaya. “Jatuh…?” ucap Linda mengulangi jawaban Radit. “Kok bisa…?” lanjut Linda heran. Radit langsung menarik tangan Linda pergi dari tempat di mana Dhara terjatuh. Dibiarkannya mulut Linda yang rame dengan pertanyaan-pertanyaan, yang memang sengaja Radit tidak menghiraukannya. Mereka melangkah untuk menemui Dhara. “Ya ampun Vir…,” ucap Linda saat sampai didekat Dhara. Dhara tersenyum melihat Linda. “Kenapa sampai begini? “ Linda menyentuh luka di kaki Dhara. “Auw… sakit!” teriak Dhara seketika. 120 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Sorry,” ucap Linda cepat. “Ayo aku bantu berjalan,” ujar Radit sambil kembali melingkarkan tangannya ke pundak Dhara. Dhara berjalan pelan ke arah mobil Linda yang cukup jauh. Linda juga berjalan di samping Dhara. Tangannya membantu membawa tas Dhara. “Lin, sebaiknya kamu bawa mobil kamu ke sini saja biar Dhara tunggu di sini. Kasihan kan kalau terlalu berjalan jauh.” Ide dari Radit langsung membuat kaki Linda berlari menghampiri mobilnya yang terparkir beku di depan toko aksesoris. “Terima kasih Dit. Kamu sudah banyak membantuku,” ujar Dhara setelah Radit menurunkan tangannya dari pundaknya. “Aku senang Vir, bisa bantu kamu….” Radit menebarkan senyum menggetarkan ke arah Dhara. Matanya juga langsung memandang mata indah Dhara yang sejak tadi memandangnya. ‘Vir, seandainya kamu tahu tentang perasaanku, mungkin semua yang aku lakukan terhadapmu adalah karena aku mencintaimu, ya aku mencintaimu Vir…….’ Radit mungkin membatin dalam hati. Titit! Tit! Suara klakson mobil Linda membuyarkan perasaan Dhara dan Radit.



121 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Dit, ayo bawa Dhara ke sini!” teriak Linda dari dalam mobil. Radit berjalan memapah Dhara menuju mobil Linda. Linda belum mematikan mesin mobilnya. Suara deru mesin mobil Linda bercampur dengan suara Dhara yang masih mengaduh kesakitan. “Lin, kita bawa Dhara ke dokter terdekat dari sini,” ujar Radit sambil membantu Dhara masuk ke dalam mobil. “Ah, nggak usah Dit, terima kasih. Biar aku langsung ke rumah Linda saja. Besok lukanya juga sudah pasti sembuh kok,” tolak Dhara sebelum menutup pintu mobil. “Vir, mana ada luka yang sembuh tanpa diobati?” ujar Radit menahan tangan Dhara yang nyaris menutup pintu mobil. “Iya Vir, sebaiknya kamu, kami bawa ke dokter dulu sebentar. Setelah itu baru kita pulang ke rumah,” sambung Linda menyakinkan Dhara. “Nggak usah Lin,” Bantah Dhara. “Ya sudah, kami pulang dulu ya Dit,” pamit Linda setelah tahu Dhara masih menolak ajakan Radit untuk berobat ke dokter. Dhara menutup pintu mobil. “Aku duluan ya Dit,” pamit Dhara setelah pintu tertutup rapat. Linda pun tancap gas, meninggalkan Radit yang berdiri terpaku memandang kepergian Linda dan Dhara. 122 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



I Love You Just The Way You Are



Calsa yang selalu dikawal kedua sahabatnya itu, merasa dirinya adalah penguasa di kelas. Siapapun yang ada di kelas dan melihat Calsa datang bersama dua orang temannya, orang itu langsung pergi dengan bulu kuduknya yang berdiri. “Eh Cal, kayaknya pembantu ello itu udah datang dari awal deh,” ujar Fani ketika melintas di samping bangku Dhara. “Iya, itu tasnya,” tambah Beky sambil menunjuk tas Dhara yang sudah tersandar rapi di kursi tempatnya duduk. “Ah, udah dong, ngapain sih kita ngurusin gembel itu? Lebih baik sekarang kita ngerjain PR yang kemarin. Kalian lupa ya kalau PR itu harus dikumpulkan hari ini?” ucap Calsa setelah sampai di tempat duduknya. “Apa, dikumpulkan sekarang…?” tanya Beky tidak percaya,



123 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Yang bener aja Cal…?” Sambung Fani yang langsung menyambar buku PR-nya yang ada di dalam tas. “Cal, kita nggak mungkin ngerjakan PR ini sekarang,” ucap Beky sambil membanting bukunya. Calsa berpikir sejenak. “Nah, aku ada ide…,” ujar Calsa kegirangan. “Apa?” tanya Beky dan Fani bersamaan. “Ayo ikut gue…,” ajak Calsa sambil berjalan ke arah bangku Dhara. “Cal, mau ngapain?” tanya Fani heran. “Hanya buku Dhara yang dapat nyelametin kita semua,” jawab Calsa enteng. Beky dan Fani saling pandang, mengangkat bahu, tanda tidak mengerti. “Gue harus sadar kalau ello berdua itu memang tolol semua….” Tangan Calsa mendorong Beky dan Fani. “Dasar tolol…,” umpat Calsa. Beky dan Fani hanya diam pasrah, sepasrah seorang hamba yang menerima takdirnya dari Yang Maha Kuasa. Tanpa menunggu Beky dan Fani, Calsa langsung membuka tas Dhara dan mencari buku PR milik Dhara. Saat itu, barulah ketololan Beky dan Fani hilang. Mereka berdua mengerti dengan apa yang akan dilakukan Calsa.



124 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Wah… ello emang hebat Cal,” puji Fani saat tangan Calsa berhasil meraih buku PR Dhara dari dalam tasnya. Beky tepuk tangan kemenangan. “Ha ha ha…,” Mereka tertawa puas. Kembali ke bangkunya. Mengerjakan PR dengan cara licik, menyotek di buku Dhara. “Hari ini gue yakin, pasti Dhara akan di hukum gara-gara tidak mengumpulkan PR-nya,” ujar Calsa dengan kelicikannya. Mereka tertawa lebih keras, hingga tidak mendengar bel masuk berbunyi. “Kita lihat saja…,” Calsa menaikkan dua alisnya. Dhara yang tidak tahu tentang kelakuan licik Calsa, berjalan menuju bangkunya dengan tenang. Pagi ini pun Ilham sudah ada di bangkunya. Dan yang pasti, Calsa dan dua temannya tidak akan berani mengganggu Dhara jika ada Ilham, ketua kelas. Pak Ridwan, masuk kelas. Setelah mengucapkan salam, Pak Ridwan langsung memberi aba-aba agar semua murid mengumpulkan PR yang sudah diembannya. “Ya ampun…,” ucap Dhara saat melihat isi tasnya yang nihil buku PR-nya. “Vir, kenapa?” tanya Linda yang baru selesai mengumpulkan PR-nya.



125 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Lin, buku PR aku…,” jawab Dhara tanpa memandang Linda. Tangannya masih sibuk mencari-cari buku PR yang tiba-tiba ngilang gitu aja. “Cari apa Vir?” tanya Calsa yang sengaja memperlihatkan buku Dhara yang ada di tangannya. “Vir, itukan buku kamu,” ujar Linda menunjuk buku yang dipegang Calsa. Dhara memandangnya dengan cermat. “Oh, ya, benar sekali ini buku Dhara. Ternyata, ingatan ello boleh juga ya…,” ucap Calsa pada Linda. “Tapi sorry, gue nggak tahu kalau buku ini berharga banget buat ello, jadi gue robek-robek tuh di tempat sampah,” tunjuk Calsa, kemudian berjalan menuju bangku guru dan meletakkan buku PR-nya di hadapan Pak Ridwan. Mata Vira langsung berkaca-kaca. Dhara berjalan menuju tong sampah. “Ya Allah, PR aku…,” ujar Dhara sambil mencoba merangkai sobekan beberapa halaman bukunya. “Sudah mengumpulkan semua?” Suara Pak Ridwan tiba-tiba langsung mengucurkan air mata Dhara. Ia tahu apa yang akan terjadi jika ada salah satu murid yang berani tidak mengumpulkan PR. “Pak, sepertinya ada yang masih mencoba tidak mengumpulkan Pak!” teriak Beky, sahabat Calsa. Semua mata langsung menoleh ke arah Dhara yang masih tidak beranjak dari tempat tong sampah. 126 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Dhara, kamu tidak mengumpulkan?!” bentak Pak Ridwan tiba-tiba. Suaranya sangat membahana di ruangan itu. Tidak biasanya Pak Ridwan marah seperti saat itu. Semua yang ada di ruangan itu menjadi heran atas sikap Pak Ridwan. Tapi, tidak semua siswa di kelas menyalahkan Dhara, karena mereka kenal betul siapa Dhara. Ilham juga memandang heran atas apa yang terjadi pada Dhara, karena setahu Ilham, Dhara adalah orang yang paling anti melanggar. ‘Pasti ada sesuatu yang tidak beres,’ mungkin Ilham membatin. “Dhara, ayo ke depan! “ Perintah Pak Ridwan. Kaki Dhara langsung melangkah menuju bangku guru yang tidak jauh dari pintu. “Vir, benar kamu tidak mengumpulkan?” tanya Pak Ridwan setelah langkah Dhara sampai di depannya. “Iya Pak…,” jawab Dhara hambar. Kepalanya mengangguk pelan. Linda yang tahu pasti alasan Dhara tidak mengumpulkan, hampir saja mau melaporkan pada Pak Ridwan. Tapi Linda urungkan hal itu, karena tangan Beky, sahabat Calsa, mencubitnya. “Baiklah, sebagai hukumannya, karena Dhara sudah berani tidak mengumpulkan PR, nanti pas waktu istirahat kamu harus mengepel lantai dua. Mengeri?” tegas Pak Ridwan. 127 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Dhara kembali ke tempat duduknya dengan perasaan yang tidak tenang. Semua yang terjadi padanya pagi ini, bukanlah kesalahannya. *** Gara-gara Calsa, Dhara jadi di hukum. Saat bel istirahat berbunyi, Dhara bergegas berjalan menuju ke lantai dua untuk menjalani hukumannya karena tidak mengerjakan PR. “Ha ha ha, kaciaaaan deh lo,” ucap Calsa sambil berjalan berjalan di lantai yang sudah dipel. Dhara hanya diam memandang kelakuan Calsa yang tidak berprikemanusiaan. “Eh Vir, ello itu emang pantas jadi tukang ngepel ya. Lagian, ello itukan anak babu. Jadi mendingan ello berhenti aja deh sekolah. Iya nggak?” ujar Calsa, menoleh sedikit pada kedua sahabatnya yang selalu setia menjadi pengawal kemana pun kakinya beranjak. “Bener Cal, tampangnya saja udah kayak tong sampah yang menjijikkan,” sambung Beky sambil mendorong Dhara. “Kacian… deh lo,” ucap Fani sambil menarik hidung Dhara. Dhara menjerit kesakitan.



128 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Daaag, anak babu,” ucap Calsa sambil tertawa. Kemudian melangkah pergi yang diikuti oleh kedua temannya. Terpaksa Dhara mengepel lagi lantai yang sudah kotor karena bekas jejak kaki Calsa dan kedua temannya. Ilham yang tahu bahwa Dhara di hukum, setelah makan siang di kantin, ia langsung menuju tempat dimana Dhara di hukum. Tidak lupa Ilham membawa sebungkus makanan dan sebotol minuman untuk Dhara. Tentu, Dhara akan merasa lapar dan haus. “Hai Vir….” Mendengar suara itu, yang tak lain adalah suara Radit, Ilham menghentikan langkahnya. dilihatnya, Radit membawa es krim di tangannya. “Radit?” ujar Dhara sambil menoleh ke arah Radit yang sedang tersenyum padanya. “Vir, ini buat kamu,” ucap Radit sambil menyodorkan es krim di tangan kanannya. “Vir, es krim ini sengaja aku beli buat kamu. Aku tahu kamu pasti haus. Nih…,” paksa Radit dengan senyum mengembang. “Terima kasih Dit,” ucap Dhara seraya menerima es krim pemberian Radit. Ilham hanya berdiri mematung melihat kejadian itu di depan matanya. Kejadian yang sangat menyakitkan. 129 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Dhara menyandarkan alat pelnya di dinding yang semula di pegangnya. Kemudian duduk berdampingan dengan Radit. “Vir, benar tadi kamu tidak mengumpulkan PR?” tanya Radit sambil melahap es krim yang dipegangnya, kepalanya menoleh ke arah Dhara yang juga melahap es krim pemberian Radit. Ilham berdiri sedikit menjauh dari tempat yang tadi, agak bersembunyi ditikungan menuju ke toilet. Tidak sengaja Radit menyenggol es krim yang dipegang Dhara. Otomatis, es krim itu langsung jatuh berantakan ke baju Dhara. Rasa nikmat es krim yang diberikan Radit, hilang seketika. “Ya ampun, Vir, sorry… aku nggak sengaja,” ucap Radit sambil mengambil sapu tangan di saku bajunya, kemudian mengusapkannya ke dagu Dhara yang belepotan terkena es krim. Matanya menatap grogi ke arah Radit yang tersenyum. Sedangkan Ilham, saat melihat adegan tidak mengenakkan itu, langsung pergi begitu saja. Makanan yang sengaja dibelinya masih dibawa di tangan kanannya. “Hei… hati-hati dong…! Nggak lihat ada bidadari lewat ya?!” teriak Linda saat Ilham masuk kelas dan tidak sengaja menabrak Linda yang berjalan menuju keluar kelas.



130 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Ilham tidak menggubris omelan Linda. Ia terus saja berjalan menuju bangkunya yang tidak jauh dari bangku Dhara. Matanya memandang lekat tas Radit yang terletak rapi di bangkunya. Ada perasaan dendam yang menyelusup masuk. ‘Seharusnya dari awal aku harus tahu, kalau Radit mencintai Dhara dan aku tidak berhak mengharap terlalu banyak dari Dhara.’ Mungkin berkata batin Ilham. Linda yang merasa bahwa omelannya, tidak digubris, memandang heran ke arah Ilham yang duduk dengan muka masam di bangkunya. *** Tet… tet… teeeeet… Radit dan Dhara dikejutkan oleh suara bel masuk yang membahana di sekolah. Dhara langsung beranjak dari duduknya. “Maaf Dit, udah masuk, aku duluan ya…..” setelah berkata Dhara langsung pergi meninggalkan Radit yang sedang senang bukan kepalang. Setelah Dhara hilang dari pandangan matanya, Radit pun beranjak pergi, menyusul Dhara. Masuk kelas. “Eh, eh, eh,…,” Cegah Linda saat Radit sampai di pintu kelas.



131 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Ada apa Lin?” tanya Radit, menghentikan langkahnya. “Sih… ada apa, ada apa…,” protes Linda sambil berkacak pinggang di depan Radit. Radit tersenyum dengan tingkah Linda. “Eh, Radit, kamu lupa ya sama perjanjian kita kemarin?” tanya Linda, matanya membesar seakan keluar melompat ke arah Radit. “Perjanjian?” ucap Radit mengulang perkataan Linda. “Perjanjian apa ya?” tanya Radit berusaha mengingat-ingat sesuatu. “Oh, jadi gini sifat seorang putra tunggal konglomerat yang kaya raya? Buat janji sendiri dan mengingkarinya sendiri?” Linda berkata sambil menjewer telinga Radit. “Aw, aw, aw…,” ucap Radit mengaduh kesakitan. “Kamu masih mau jadi pelupa, hah?” tanya Linda tanpa ampun. “Oke! Oke…! Tapi lepaskan dulu dong!” Linda melepaskan telinga Radit saat kalimat terakhir Radit terucap dengan penuh kesakitan. “Mana janjimu?” ucap Linda setelah melepas telinga Radit. “Mau berapa piring mi ayam kamu, hah?” tanya Radit sambil mengeluarkan dompetnya. “Katanya sebanyak yang aku mau…?” ujar Linda berusaha mengembalikan ingatan Radit. 132 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Ya, yang kamu mau berapa Lin? “ Tanya Radit tersenyum. ditangannya tergenggam uang tiga ratus ribu rupiah. “Terserah kamu aja deh Dit. Yang penting nepatin janji,” jawab Linda singkat. “Nih!” Mata Linda biru melihat uang yang disodorkan Radit padanya. Seumur-umur, belum pernah ada yang memberinya uang sebanyak itu padanya. “Apa? Nih buat aku semua Dit?” ucap Linda tidak percaya. “Kenapa? Kurang?” tanya Radit sambil mengeluarkan uang dari dompetnya. “Ah, nggak Dit. Nih udah lebih dari cukup,” jawab Linda cepat. “Thanks ya….” Kemudian Linda kembali ke tempat duduknya. Radit juga mulai melangkah menuju bangkunya, di dekat bangku Calsa. *** “Vir, tunggu…!” Sepulang sekolah, Radit memanggil Dhara. Dhara yang mendengar panggilan itu, sengaja tidak menoleh. Ia kenal betul suara itu, suara Radit, suara lakilaki yang diam-diam dicintainya. Dada Dhara berdetak



133 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



kencang. Langkah Radit semakin mendekat ke arahnya. “Vir,” ujar Radit setelah sampai di dekat Dhara. Nafasnya ngos-ngosan. “Radit, ada apa?” tanya Dhara tersenyum. “Emm, nggak ada apa-apa. Cuman mau ngajakin kamu pulang bareng. Mau kan?” jawab Radit dengan harapan penuh. “Pulang bareng…?” Dhara mengulang kata-kata Radit. Radit mengangguk tersenyum. “Maaf Dit, tapi aku nggak bisa,” putus Dhara kemudian melangkah. Radit dengan cepat menyambar lengan Dhara. Buku yang berada di tangan Dhara jatuh berantakan. Mereka berdua saling pandang. Dhara tersenyum. Dari kejauhan, Calsa melihat. Ia merasa cemburu, karena sebenarnya Calsa juga mencintai Radit. Walaupun ia tahu, Radit tidak pernah merespon cintanya. “Sorry Vir…,” ucap Radit saat Dhara melepas genggamannya. Dhara hanya tersenyum. Kemudian merapikan bukunya yang jatuh berantakan. Radit berniat membantunya. Jiwa Radit serasa dibawa terbang melayang, menjauh dari keramaian. Begitu juga dengan



134 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Dhara. Mereka berdua sama-sama merasakan getaran cinta yang sudah sangat mendalam. “Eh, Dhara!” Tiba-tiba mereka berdua dikejutkan oleh suara, yang tidak lain adalah suara Calsa. “Vir, berani-beraninya ello ngedekatin Radit,” ujar Calsa sambil mendorong Dhara. Dhara hanya terdiam tanpa berani memandang wajah Calsa, majikannya. “Ello tahu gak, siapa Radit?” tanya Calsa yang kembali mendorong Dhara. Kali ini Dhara jatuh terduduk. Dhara menggeleng pelan. “Radit ini adalah pacar gue.” Dhara yang semula menunduk, mendongakkan kepalanya, demi mendengar ucapan Calsa yang di luar dugaannya. Eh, Ello apa-apa’an? Datang-datang ngaku ello pacar gue,” kata Radit pada Calsa. “Dasar nggak tahu malu….” Kata Calsa membuat hati Dhara hancur. “Eh, Dhara, ello itu sadar nggak sih? Ello itu siapa dan Radit ini siapa? Apa ello lupa, kalau ello itu hanya anak seorang pembantu di rumah gue? Sedangkan Radit adalah putra tunggal konglomerat. “Seharusnya ello itu malu dong…. Ello sama sekali nggak pantas deket-deket sama Radit, nggak level.



135 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Ello sama Radit beda jauh, kayak langit dan bumi,” hina Calsa panjang lebar. Selain hatinya hancur, Dhara juga merasakan malu yang tidak pernah dirasakan sebelumnya. Air matanya sejak tadi mengalir, menahan sakit hati karena hinaan Calsa. “Vir, Dhara…!” panggil Radit saat tahu Dhara berlari dari hadapannya. Radit tahu, semua itu karena Calsa. “Eh Cal, kamu apa-apaan sih, ngatain kalau aku ini adalah pacar kamu?” tanya Radit marah. “Dit, kamu kenapa sih?” tanya Calsa memegang bahu Radit. Radit memandang tajam mata Calsa. Radit tidak menyangka kalau Calsa akan melakukan hal senekat itu. “Seharusnya aku yang nanya, kamu kenapa?!” Suara Radit berteriak sambil menghempaskan tangan Calsa yang memegang bahunya. “Dit, aku nggak mau saja kalau kamu terlalu deket sama Dhara murahan itu, karena aku tahu siapa dia,” lanjut Calsa sok perhatian. “Kalau kamu tahu siapa Dhara, siapa dia?” tanya Radit yang semakin tajam memandang Calsa. “Dit, Dhara itu adalah penjilat. Aku yakin dia deketdeket sama kamu karena ia ingin menguasai harta kamu yang tak kan habis sampai tujuh turunan Dit. 136 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Apalagi dia tahu kalau kamu adalah anak tunggal konglomerat yang terkaya. “Aku yakin, Dhara menjadikan kesempatan ini sebagai kesempatan emas yang hanya datang satu kali, Dit. Kamu harus percaya sama aku,” ujar Calsa, mencoba menghasut Radit yang ternyata tidak menggubrisnya. “Cal, sebenarnya kamu atau Dhara sih yang penjilat?” Ucapan Radit kali ini membuat mata Calsa membesar seperti bola basket yang keluar dari rantangnya. “Dit, kamu kok ngomong begitu sih? “ tanya Calsa dengan mata yang masih membesar. “Dit, aku hanya nggak mau suatu saat nanti, kamu akan menyesal,” tambah Calsa. “Calsa, denger ya, aku nggak pernah ikut campur dalam urusanmu. Jadi aku harap kamu nggak perlu repot-repot untuk ikut campur dalam urusan aku. “Satu lagi, suatu saat nanti aku mau menyesal atau nggak, itu bukan urusanmu.” Setelah berkata Radit pergi meninggalkan Calsa seorang diri, yang berdiri mematung, “Dit, Radit…!” teriak Calsa mencoba menahan kepergian Radit. Radit yang sebenarnya mendengar jelas jeritan Calsa, tidak meresponnya. Ia terus saja berjalan menuju mobilnya, kemudian tancap gas. 137 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Sedangkan Dhara, siang ini ia sengaja tidak langsung pulang ke rumah Calsa, tempat bundanya bekerja. Ia sengaja pergi ke tempat lain, karena Dhara tidak mau melihat bundanya bersedih. Salah satu yang bisa menyebabkan bundanya bersedih adalah melihat air mata duka Dhara. Dhara terus melangkah menuju ke taman yang jauh dari rumah majikannya. Taman tersebut adalah taman tempat bemain masa kecilnya. Di taman tersebut, ada anak suangai yang mengalir deras. Di pinggiran anak sungai itu terdapat kursi yang menghadap ke arah anak sungai − tempat Dhara duduk ketika bermain bersama teman masa kecilnya. Dan saat ini, Dhara juga duduk di kursi yang menghadap ke arah sungai itu. Hati Dhara bersedih, karena hinaan Calsa sepulang sekolah tadi. Ia tidak habis pikir pada sikap Calsa yang selalu membuatnya berduka − Calsa tidak suka dengan kehadirannya. “Dwaaaaaarrr…!” Tiba-tiba Dhara dikejutkan oleh suara yang sudah tidak asing lagi bagi telinganya. Tapi sudah beberapa tahun ini ia tidak pernah mendengar suara itu. “Samir?!” ucap Dhara setelah tahu siapa yang ada dibelakangnya.



138 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Samir langsung mengembangkan kedua tangannya. Dhara langsung menyambut, spontan memeluk Samir. Samir adalah teman masa kecil Dhara. Mereka berpisah sudah hampir 10 tahun. Setelah orang tua Samir bercerai, papanya membawa Samir pulang ke Amerika. Karena di sana papanya menjalankan bisnis kertas. Sebelum berpisah, Samir berjanji akan datang lagi ke Indonesia untuk menemui Dhara. Kini ia telah menepati janjinya itu. Tapi kedatangan Samir saat ini bukanlah untuk menjadi teman kecil Dhara seperti 10 tahun yang lalu. Kedatangan Samir saat ini ke Indonesia adalah untuk melamar Dhara. Sejak kecil Samir sudah mencintai Dhara, cinta alamiah khas anak kecil. “Samir, kamu berubah,” ujar Dhara. Samir hanya tersenyum simpul mendengarnya. “Kamu benar-benar berubah. Kamu tidak seperti waktu masih kecil yang suka membuat mama kamu marah hanya gara-gara kamu tidak mau mandi dan ganti baju. Penampilanmu berbeda sekali. Saat ini kamu kelihatan lebih gagah, lebih bersih, lebih tampan, dan kelihatan lebih dewasa,” lanjut Dhara penuh kekaguman. Samir hanya tersenyum lebar. “Samir, sejak kapan pesawatmu mendarat?” tanya Dhara setelah Samir duduk di sampingnya.



139 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Sebenarnya, pesawatku sudah mendarat 3 hari yang lalu. Tapi sorry Vir, karena aku baru bisa sekarang datang menemuimu,” jawab samir setelah menarik nafas terlebih dahulu. “Aku pulang ke Indonesia tanpa sepengetahuan Papa. Aku tidak diberi izin oleh Papa untuk pulang ke Indonesia karena Papa khawatir Mama akan melarangku untuk kembali lagi ke Amerika. Ternyata, Papa sama Mama belum juga baikan. Jadinya, aku harus mengurusi sendiri semua kebutuhanku di Indonesia. Tapi… nggak apa-apa kan Vir?” tanya Samir di akhir ceritanya. Dhara hanya mengangguk sambil tersenyum. “Terus, kapan rencana kamu akan kembali lagi ke Amerika Mir?” tanya Dhara setelah keduanya samasama diam. “2 hari lagi Vir,” jawab Samir singkat. Kepalanya menekuri rerumputan yang terinjak kakinya. “2 hari lagi?” ucap Dhara terkejut, mengulang jawaban singkat Samir. Matanya yang semula juga menekuri rerumputan, kini beralih memandang Samir yang masih asyik menekuri rerumputan. “Aku tidak bisa lama-lama tinggal di sini Vir. Ternyata, Papa tahu kepulanganku ke Indonesia. Semalam Papa nelpon. Beliau bilang akan mencabut semua uang yang ada di rekeningku jika aku tidak segera



140 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



pulang ke Amerika. Dan benar saja, seperti yang kamu kenal, papaku tidak pernah main-main. “Tadi pagi, sebelum aku datang kemari, aku ke ATM untuk mengambil sedikit uang. Ternyata, semua uang yang ada di rekeningku ludes. Di blokir. Semuanya habis. Papa tidak menyisakan uang sedikit pun untukku. “Untung saja, setelah dari ATM, aku ke tempat Mama dan Mama memberiku uang. Akhirnya, aku sampai di sini, di dekatmu Vir, di tempat bermain semenjak kita kecil,” lanjut Samir panjang lebar. Dhara yang hanya mendengarnya, menganggukangguk tanda paham atas apa yang dibicarakan Samir, teman masa kecilnya. “Vir, kamu tahu, kenapa aku ngotot mau pulang ke Indonesia?” tanya Samir kemudian setelah tidak ada suara yang terluncur lagi dari pita suara masingmasing. Dhara menggeleng, benar-benar tidak tahu. “Kenapa?” tanya Dhara kemudian. “Vir, kamu ingat nggak? Waktu kecil kamu selalu berkata padaku bahwa tak kan ada seorang pun yang akan mencintaiku karena penampilanku yang selalu berantakan. Dan kamu juga bilang, kalau aku harus terus berjuang untuk mencari cinta sejatiku. “Pada saat itu juga aku berjanji, kalau suatu hari nanti aku akan membawa cinta sejatiku itu ke 141 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



hadapanmu,” jawab Samir yang membuat Dhara mengerutkan keningnya. Ia memutar ingatannya, mencoba mengingat apa yang pernah diucapkan Samir. “Dan sekarang, aku datang ke Indonesia untuk menepati janjiku itu,” lanjut Samir membuat Dhara berkeringat dingin. “Siapa sih? Beri tahu aku dong…!” Dhara berkata sambil menggoyangkan badan Samir. “Benar Vir, kamu ingin tahu?” ujar Samir menantang keinginan Dhara. Dhara mengangguk cepat. “Vir, kalau kamu ingin tahu siapa wanita itu, datanglah ke tempat ini besok malam. Aku akan mengatakannya padamu, siapa sebenarnya wanita yang aku cintai selama ini.” Setelah berkata, Samir pergi begitu saja dari hadapan Dhara, hingga hal itu membuat hati Dhara heran atas sikap Samir yang tidak seperti biasanya. “Samir, kenapa sih? Semenjak dia hidup di Amerika, sikapnya juga ikut berubah. Ah mungkin dia sudah terlalu terbiasa dengan kehidupan di sana, kehidupan yang serba bebas,” ucap Dhara sambil memandang langkah Samir yang kemudian hilang ditikungan jalan. ***



142 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Selamat sore… Dhara ada ya?” suara Ilham yang dipaksakan meluncur begitu saja, ketika melihat sosok Calsa yang membuka pintu dengan sikap tak bersahabat. “Dhara belum pulang,” jawab Calsa ketus. Ilham tidak menyanggah keketusannya. Ia tahu, lantai yang saat ini dipijakan kakinya adalah lantai rumah Calsa, salah satu teman kelasnya. “Belum pulang?” ucap Ilham heran. Ia melihat jam dipergelangan tangannya, jam 4 sore, hampir jam setengah 5. “Kalau ello mau nunggu, nunggu aja di situ.” Setelah berkata, Calsa berlalu begitu saja dari hadapan Ilham. Ilham hanya bisa menelan ludah dengan sikap Calsa yang sama sekali tidak wajar untuk seorang tamu. Tapi rasa kesal yang Ilham rasakan hilang begitu saja ketika melihat Dhara yang datang dari arah pintu gerbang. “Sore Vir,” sapa Ilham bangun dari duduknya. “Ilham, tumben sampai nemuin aku ke rumah, ada apa?” Tanya Dhara sambil duduk di kursi yang bersebelahan dengan Ilham. Mendengar pertanyaan Dhara, Ilham hanya diam sambil memandang Dhara. Ada perasaan heran yang langsung menyelubung masuk ke dalam pikiran Dhara. 143 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



‘Ya Tuhan, bagaimana cara mengungkapkannya? Aku takut Dhara menolakku. Lebih takut lagi jika Dhara akan memutus tali persahabatannya denganku. Apa yang harus aku lakukan?’ mungkin ucap Ilham dalam hatinya. “Il…,” ujar Dhara membuyarkan lamunan Ilham. Kedatangan Ilham saat ini sebenarnya hanya untuk mengatakan perasaannya pada Dhara. Sekalian akan berpamitan untuk ikut papanya ke Prancis. Papanya juga termasuk salah satu pengusaha sukses yang kaya-raya. Tapi saat ini perusahaannya sedang gulung tikar. Di Prancis-lah sebagian sahamnya akan didapatkan kembali. “Il, kok malah bengong sih?” Dhara kembali menggoyangkan tangan Ilham, mengajaknya keluar dari lamunan yang membuatnya duduk resah. Ilham hanya bisa kembali diam mendengar suara Dhara. Ia ingat saat Radit dan teman-temannya menghajar dirinya ketika pulang sekolah, beberapa hari yang lalu. “Il, sebenarnya ada apa sih?” tanya Dhara mulai bosan dengan sikap diam Ilham. “Sebenarnya aku ke sini nggak ada penting apaapa. Aku hanya kebetulan lewat saja. Kemudian aku mampir ke sini. Ingin bersilaturrahmi saja,” jawab Ilham kemudian.



144 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Dhara yang mendengar jawaban Ilham, mengangguk-angguk. Mulutnya langsung membentuk huruf konsonan ‘O’. “Ya, udah Vir, aku pamit dulu ya?” Ilham beranjak dari duduk. Kemudian langsung melangkah pergi setelah Dhara mengangguk sambil tersenyum. Setelah bayangan Ilham – yang berbalut kaos hitam – hilang dari pandangan Dhara, Dhara masuk ke dalam rumah. Kembali dengan keaktivitasannya sebagai anak tunggal dari seorang pembantu. *** Keesokan hari, saat Dhara dan Linda sarapan pagi di kantin sekolah, Ilham datang menghampiri mereka berdua. Ia langsung duduk di sebelah Linda. “Pagi Vir, Lin…,” sapa Ilham yang langsung memperoleh tatapan heran dari kedua bersahabat itu. “Pagi Il…,” sambut Linda dan Dhara bersamaan. “Emmh…, Vir, bisa bicara empat mata nggak ?” tanya Ilham dengan suara yang dipaksakan, membuat suasana jadi tegang. Dhara dan Linda berpandangan mendengar suara Ilham yang sangat tidak seperti biasanya. “Bisa nggak?” Ilham mengulangi pertanyaannya. “Sekarang?” tanya Dhara mencoba menghilangkan rasa herannya. 145 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Ilham mengangguk, membuat rasa heran yang ada pada diri bersahabat itu, tambah menebal di hatinya. “Ya udah deh Vir, aku cabut dulu. Nanti kita ketemu di kelas. Oke…!” ujar Linda sambil beranjak dari duduknya. “Lin, sorry ya Lin…,” ucap Ilham. “Lin, tapi nggak apa-apa kan?” sambung Dhara. “Ya, nggak apa-apa…. Aku nunggu di kelas ya Vir.” Setelah berkata, Linda pergi dari kantin. “Ada masalah apa Il?” Akhirnya Dhara membuka kebisuan yang dari tadi mencekamnyam hatinya. Ilham hanya diam. Pelan-pelan Ilham arahkan tangannya, mencoba memegang tangan Dhara. Dhara terkejut dan langsung menarik tangannya yang hampir berada di dalam genggaman Ilham. “Il, kamu baik-baik saja kan?” tanya Dhara memandang muka pucat Ilham, “Vir, aku… aku….,” Ilham tidak kuasa untuk meneruskan kata-katanya. Ia masih teringat ancaman Radit yang waktu itu menghajarnya ketika pulang sekolah. Ilham mengerti kalau Radit juga mencintai Dhara seperti dirinya. Radit adalah saingannya dalam mendapatkan cinta Dhara. “Il, sebenarnya mau ngomong apa sih ?” tanya Dhara penasaran.



146 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Ah, nggak kok Vir. Aku cuman mau ngomong, kalau aku mau pijam bukumu lagi, boleh kan?” jawab Ilham mengalihkan. “Memangnya, buku yang waktu itu sudah selesai kamu baca?” tanya Dhara. “Sudah, makanya aku mau pinjam bukumu yang lainnya. Boleh nggak?” suara Ilham agak memaksa. “Ya bolehlah Il. Tapi, hari ini aku nggak bawa buku-buku selain buku pelajaran. Gimana kalau besok?” tawar Dhara sambil beranjak dari duduknya. Ilham mengangguk terpaksa. “Aku ke kelas dulu ya Il.” Setelah berkata, Dhara pergi meninggalkan Ilham yang masih duduk terpaku memandang langkah Dhara, yang perlahan hilang di depan kantin sekolah. “Ah…!” gusar Ilham menyesal, “Kenapa aku jadi seorang yang pengecut? Kenapa aku tidak punya keberanian untuk mengatakan yang sebenarnya pada Dhara, pada orang yang aku cintai?” ujar Ilham penuh penyesalan. Sebenarnya saat imi, Ilham akan mengatakan yang sebenarnya pada Dhara tentang persaannnya selama ini. Ia menyesal membiarkan Dhara berlalu begitu saja dari hadapannya. Menurutnya, saat itu adalah waktu yang sangat tepat.



147 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Dhara, yang tidak tahu dengan apa yang sebenarnya terjadi pada diri Ilham, terus saja berjalan menuju kelasnya. “Vir!” Saat kakinya nyaris melangkah memasuk ruang kelas, tiba-tiba telinganya dikejutkan oleh suara yang sangat ia hafal. Suara Radit. Dhara menoleh dengan senyum yang di paksakan. “Radit?” suara Dhara terdengar getir. Kemudian melangkah kembali. Kali ini lebih cepat. “Vir, tunggu…!” tangan Radit lebih cepat menarik lengan Dhara hingga keduanya terpental ke dekat pot yang paling besar. “Dit, lepasin aku…,” ucap Dhara mencoba menyelamatkan tangannya dari cengkraman tangan Radit yang sangat erat. Radit tidak mengubris suara Dhara. Ia malah semakin erat memegangnya. “Dit, ada apa lagi? Aku ini anak seorang pembantu. Nggak pantas jika selalu berdekatan denganmu yang katanya kamu adalah anak tunggal konglomerat. Paling kaya. Hartanya tidak akan bisa habis sampai tujuh turunan!” lanjut Dhara saat berusaha untuk menyelamatkan tangannya dari genggaman tangan Radit. Tak juga berhasil lepas. “Dit, kita sangat berbeda. Aku nggak mau Non Calsa dan semua orang menyangka kalau aku 148 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



berteman dengan kamu hanya ingin memiliki semua harta yang kamu miliki. Aku memang miskin Dit. Tapi aku juga manusia yang mempunyai perasaan. Aku masih punya perasaan. Sekali lagi Dit, aku punya perasaan!” Tambah Dhara kemudian melangkah. “Vir, dengarkan aku dulu!” teriak Radit yang membuat Dhara menghentikan langkahnya. “Ada apa lagi Dit? Kamu belum puas dengan ucapan Non Calsa kemarin? Aku paling nggak suka ada yang menghina Bunda dan Ayah, siapapun dia. Dan mulai hari ini, kamu nggak perlu lagi deketin aku. Benar kata Non Calsa, kita sangat berbeda, seperti langit dan bumi.” Mata indah Dhara memandang Radit. Ada aliran suci yang keluar dari kedua bola matanya. Dhara menangis. Ucapannya adalah ucapan yang menyakitkan bagi hatinya. Bagaimanapun juga, Radit adalah orang yang Dhara cintai. Radit adalah cinta pertamanya. “Vir, aku hanya ingin mengembalikan bukumu yang jatuh kemarin sepulang sekolah.” suara Radit agak keras. Dhara yang mendengar ucapan Radit, menoleh ke arah Radit. Kemudian berjalan menghampiri Radit. “Terima kasih….” Dhara mengambil bukunya dari tangan Radit. Kemudian masuk kelas.



149 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Radit tidak berusaha untuk menahannya lagi. Hanya hembus nafasnya yang cukup panjang menjadi akhir dari perselisihan dengan orang yang dicintainya, pagi itu. Sampai di kelas, Dhara langsung duduk di bangkunya, di samping Linda. Pikirannya berputar, kembali mengingat apa yang telah diucapkannya pada Radit. Dhara menyesal, mengapa takdir mempertemukannya dengan Radit hingga ia mencintainya. Karena semua yang Dhara rasakan saat ini, tidak akan pernah terjadi. Dhara adalah anak dari seorang pembantu di rumah Calsa. Sedangkan Radit, dia adalah putra tunggal konglomerat berdarah biru. Mengingat hal itu, bulu kuduk Dhara berdiri. Tanpa sadar, Dhara membuka bukunya yang tadi diambil dari tangan Radit. Dhara terkejut ketika dalam bukunya terdapat sebuah kertas yang terbungkus amplop merah jambu. Sejenak Dhara ragu untuk membukanya. Ia arahkan pandangannya ke arah Radit yang mengintipnya di jendela. Pandangan Radit dan Dhara bertemu. Dilihatnya Radit yang menanggukkan kepalanya, menyuruh untuk segera membuka kertas beramplop merah jambu itu. Agar Dhara segera tahu perasaan yang melanda hatinya. Dengan dada berdebar hebat, perlahan tangan Dhara membuka amplop merah jambu itu. Dengan sedikit menyembunyikannya dari Linda, Dhara mulai 150 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



membaca kata demi kata tulisan yang tertoreh di kertas yang tadi mendekam dalam amplop merah jambu.



151 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



152 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Sebuah surat pengungkapan sekaligus permintaan yang segera untuk dijawab oleh Dhara, hanya untuk sebuah status ‘pacar’. Setelah itu, apa yang akan digunakan Dhara dengan status pacar itu? Adakah pernikahan ala abg sebagai solusi yang terbaik untuk Dhara di saat cinta sudah saling beradu? Memang Dhara agak ragu namun sulit untuk menghindar dari dunia pacaran. Dada Dhara terasa mau jatuh setelah membaca surat dari Radit. Dhara tidak percaya dengan apa yang baru saja ia baca. Hatinya sama sekali tidak menduga bahwa orang yang ia cintai juga mencintai dirinya. Di kemasi kembali surat yang talah dibacanya. Bibir Dhara kembali tersenyum. Ingin rasanya Dhara berlari mengejar Radit dan mengatakan cinta, yang juga dirasakannya. Tapi, saat itu juga senyum bahagianya berubah menjadi ekspresi duka. Dhara teringat ucapan Calsa, bahwa dirinya tidak pantas bersama Radit, putra tunggal konglomerat. *** Sepulang sekolah, Radit benar-benar menunggu Dhara di gerbang sekolah. Dadanya berdebar kencang saat melihat Dhara yang berjalan ke arahnya. 153 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Tapi, debaran kencang itu agak reda ketika dilihatnya Dhara berjalan bersama Linda, sahabat karibnya. Langkah Dhara terhenti saat sampai di dekat Radit. “Ehem, ehem…,” Linda berdehem. “Cieee… ada yang nunggu nih…?! Udah janjian ya?” lanjut Linda. Tangannya mencubit lengan Dhara. Dhara hanya tersenyum, sambil menundukkan kepalanya. “Ya udah ya Vir, aku cabut dulu. Daaag,” Linda berkata sambil melangkah mundur. Kemudian masuk ke angkot yang sejak tadi menunggunya. Sebuah simbol bahwa persahabatan ternyata terkalahkan asmara. Lama keduanya membisu seakan-akan mulut Dhara dan Radit terkunci rapat. Hati Radit benarbenar kacau. Ia tidak sabar ingin segera tahu jawaban Dhara atas ungkapan cintanya. Matahari, makin lama makin meninggi, hingga panasnya makin menyengat kulit Radit dan Dhara. Seakan panas matahari memberi isyarat bahwa mereka berdua harus segera saling bicara agar keduanya tidak membisu begitu lama. Akhirnya, setelah menarik nafas panjang, Dhara mulai membuka suara. “Dit, aku sudah membaca suratmu…,” ucap Dhara pelan, mengangkat wajah untuk memandang Radit, yang juga Radit pun memandangnya. 154 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Terus, jawaban apa yang akan kamu lontarkan Vir?” tanya Radit yang sejak tadi memang tidak sabar menunggu jawaban dari bibir Dhara. Sebuah pertanyaan konyol yang sering diungkapkan anak abg yang belum paham mengharapkan sebuah ikatan. “Aku…, aku…,” kata-kata Dhara terputus. Hati Dhara memang sangat mencintai Radit. Tapi ucapan Calsa yang mengatakan bahwa dirinya tidak pantas bersama Radit selalu terngiang hebat di hatinya. Tak ada yang salah dengan ucapan Calsa, karena Dhara sadar, dirinya memang tidak pantas bersama Radit, seorang putra tunggal konglomerat. Sedangkan dirinya adalah anak seorang pembantu rumah tangga. Mengingat hal itu, Dhara berdesah panjang. “Vir, kamu bersedia menyambut perasaanku kan?” tanya Radit sambil meraih kedua tangan Dhara. Dhara hanya diam tidak bersuara. Ia takut Radit hanya mengujinya. Kalau dibandingkan dengan Calsa, dirinya tidak ada apa-apanya. “Dit, kamu kan tahu, aku ini siapa? Aku, merasa tidak pantas dengan semua ini,” jawab Dhara dengan suara terbata-bata. Ada sesuatu yang tergenang di pelupuk matanya. “Kita berbeda Dit, jauh… Sangat jauh sekali. Seperti yang dikatakan Non Calsa saat itu. Aku hanyalah anak dari seorang pembantu rumah tangga. Se155 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



dangkan kamu putra tunggal konglomerat,” lanjut Dhara. Kali ini air itu menerobos keluar, Dhara menangis. “Vir, cinta di hatiku tulus untukmu. Aku tidak memandang kamu berasal dari mana dan anak siapa. Aku tulus mencintaimu bukan karena suatu apa pun. Tapi, karena aku yakin, hanya kamu bidadari yang diturunkan ke dunia untukku,” Radit semakin erat menggenggam tangan Dhara. “Vir, ku mohon,” tambah Radit dengan suara pelan. Bila Radit memang tulus mencintai, seharusnya tidak perlu ada ketidakpastian waktu dalam menuju hubungan serius: menunggu sekolah, kuliah, kerja, dan setelah itu baru menikah. What? Ini yang ditakutkan Dhara dan sebagan besar wanita. “Maaf Dit, aku nggak bisa jawab sekarang,” ucap Dhara seraya melepaskan genggaman tangan Radit. “Vir, aku mohon jawab perasaanku. Aku tahu kamu juga mencintaiku,” langkah Radit menghalangi jalan Dhara. Dhara menghentikan langkahnya. “Ku mohon Vir, apapun jawabanmu…,” desak Radit. Dhara melangkah perlahan, meninggalkan Radit. Radit termangu dengan pandangan menatap ke depan, ke arah Dhara yang berjalan meninggalkannya. Mata Radit terbelalak ketika melihat langkah yang



156 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



sejak tadi dilihatnya berhenti. Dhara menoleh. Radit memandangnya dengan harap-harap cemas. “Radit!” Panggil Dhara yang tiba-tiba berlari menuju Radit. “Radit… hik… hik….” Dhara terbenam dalam luapan perasaan. Air matanya merembes membasahi pipi. “Vir, kenapa menangis?” tanya Radit. “Hik… hik… hik….” Tidak ada jawaban yang meluncur dari bibir Dhara. Hanya suara tangisnya yang terdengar semakin keras. “Dit maafin aku…,” ucap Dhara di tengah-tengah tangisnya. Radit mengelus punggung Dhara, berusaha menenangkannya. “Sebenarnya perasaan itu juga menimpaku Dit. Tapi aku sadar siapa kita berdua? Tidak mungkin ada cerita indah dalam hidup kita jika kita terus egois memaksakan kehendak sendiri yang pastinya kedua orang tuamu tidak akan merestui hubungan kita…” “Vir, bukan kata itu yang aku harapkan. Tolong jawab pertanyaanku dengan jelas. Apakah kamu menerima cintaku?” ujar Radit mengulang pertanyaannya. Seolah menganggap bahwa penerimaan cinta adalah sebagai tanda cinta yang suci. “Iya Dit, aku juga mencintaimu…,” ucapnya kemudian. 157 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Ada pancaran sinar yang tiba-tiba masuk ke dalam hati Radit. Sulit dilukiskan bagaimana perasaan Radit saat itu. Hingga tanpa sadar, ada beberapa pasang mata yang memperhatikannya. “Cal, sepertinya kali ini ello bakal kehilangan Radit bener deh,” Fani, sobat Calsa berkata sambil menunjuk ke arah Dhara dan Radit yang masih berdiri berdekatan. “Iya Cal, kayaknya ello benar-benar udah dikalahin ama si gembel itu. Kok bisa sih? Padahal dia nggak ada apa-apanya dibandingkan ello,” hasut Beky. Fani dan Beky memang sangat membenci Dhara, anak baru yang sok pinter. Hingga mereka berdua memanfaatkan Calsa yang juga ternyata sangat membenci Dhara karena merasa tersaingi. Calsa tidak tahan lagi melihat pemandangan menyakitkan itu. Setelah tahu sopir yang biasa menjemputnya telah datang, Calsa langsung berlari dan masuk mobil tanpa menggubris kedua sahabatnya yang berteriak memanggil namanya. “Jalan Pak…!” perintah Calsa sambil menyeka air matanya. Ada getir yang menyayat hatinya. Berulang kali Pak Mardhi, sopir Calsa, memandangi Calsa dari kaca spions depan. Hanya itulah yang dapat dilakukannya. Ia sama sekali tidak berani bertanya, karena Pak Mardhi tahu betul seperti apa sifat Calsa.



158 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Ketika sampai di rumah, Calsa langsung berlari menuju ke kamarnya. Ia tidak peduli lagi pada semua barang yang tertinggal di mobilnya. Mama Calsa yang kebetulan saat itu sedang bercengkrama dengan orang tua Radit merasa heran dengan sikap Calsa yang tidak seperti biasanya. “Non Calsa, tunggu Non! Ini tas dan henphone Non Calsa…!” teriak Pak Mardhi yang berlari tergopoh-gopoh. “Pak Mardhi ada apa dengan Calsa? “ Tanya Nyonya Marina cemas. “Ngg… Anu Nyah…,” Pak Mardhi menggantungkan kalimatnya. “Anu apa?” Suara Nyonya Marina tampak bertambah cemas. “Sebenarnya, saya kurang tahu Nya. Tapi saya dengar di mobil tadi, Non Calsa nyebut-nyebut namanya Den Radit Nyah… Katanya, den Radit jahat Nyah…,” Pak Mardhi berkata sambil menggarukgaruk kepalanya yang tidak gatal, karena dirinya merasa grogi dan risih mengadukan sikap anak muda. “Oh…,” mulut Nyonya Marina langsung membentuk huruf vocal ‘O’ setelah mendengar penjelasan dari Pak Mardhi. Bulu matanya yang sengaja dibuat lentik, melirik ke arah mama Radit yang tersenyum simpul.



159 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Ya sudah Pak, sini tasnya biar aku saja yang mengantarkannya ke kamar Calsa,” tangan Nyonya Marina mengulur sepanjang jaraknya dengan sopir pribadi Calsa itu. Mengambil tas Calsa dan mulai meniti anak tangga yang di alasi karpet hijau muda. Setelah Nyonya Susana ke atas, mama Radit pamit pulang. “Calsa sayang…. Buka pintu dong! Ini Mama….” Nyonya Marina berkata sambil mengetok pintu. “Calsa, ini mama,” tambahnya. Tapi sekian lama mamanya mengetok pintu, Calsa tidak memberi jawaban. Hal itu membuat mamanya khawatir, sehingga tanpa menunggu pintu dibuka oleh Calsa, mamanya langsung masuk. “Sayang….kamu kenapa?” tanya Nyonya Marina sambil membelai lembut rambut Calsa. “Kalau punya masalah, cerita dong sama Mama siapa tahu Mama bisa bantu,” bujuknyonya Marina. Calsa hanya diam. Air matanya masih tetap mengalir tertanda Calsa belum lupa pada kejadian tadi di sekolah. Ternyata Calsa sangat mencintai Radit. “Ya sudah, kalau Calsa nggak mau cerita sama Mama, nggak apa-apa. Mama keluar dulu ya sayang…,” ucap Nyonya Marina sambil beranjak pergi setelah mencium kepala Calsa. *** 160 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Sedangkan mama Radit sudah sampai dirumahnya. Ternyata Radit juga sudah pulang. “Radit…,” panggil Nyonya Susana saat melihat yang lagi nonton kartu. “Eh Mama. Dari mana saja? Dari tadi Papa nyari’in Mama lho…,” goda Radit. “Mau tau aja urusan orang tua,” ucap Nyonya Susana sambil masuk kamar. “Pa, dari mana sih?” tanya Radit. “Mana Papa tahu…?” jawab papa Radit sambil duduk di samping Radit. “Paling juga dari salon…,” tangan papa Radit meraih koran yang terletak tidak jauh dari toples berisi camilan. “Ma, Pa, Radit pergi dulu ya…,” pamit Radit sambil berlari menuju ke arah mobilnya. “Dit, mau kemana?” tanya Nyonya Susana sambil berlari mengejar Radit. “Biasa Ma, anak muda… Kan malam Minggu,” Radit berkata sambil masuk mobil, kemudian tancap gas. “Mau kemana sih Mah?” tanya papa Radit yang sudah ada di belakang istrinya. “Mau kemana lagi kalau bukan jalan-jalan,” jawab istrinya. Kemudian kembali ke ruang tamu, menikmati hari libur bersama suaminya.



161 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



*** Radit sampai di tempat tujuan. Ia langsung menghampiri Dhara yang berdiri menghadap ke timur. “Hai Vir… Sorry telat,” ucap Radit setelah sampai di dekat Dhara. Dhara hanya tersenyum. “Pasti kamu sudah lama menunggu kan?” Tambah Radit sambil duduk di kursi yang berhadapan dengan Dhara. “Nggak, aku juga baru nyampek kok…,” Dhara mencoba mengerti Radit. Radit melambaikan tangannya, memanggil pelayan. “Menu apa Mas? Silakan…,” ucap pelayan itu sambil memberikan daftar menu pada Radit dan Dhara. Radit tidak kesulitan memilih menu di daftar yang terpegangnya karena ia memang sering makan di restoran ini. Walaupun baru kali ini Dhara makan di restoran mewah, ia juga tidak merasa sulit memilih menu apa yang diinginkannya, karena semua daftar menu itu memakai tulisan bahasa Inggris. Dhara paling bisa berbahasa Inggris. “Mas, saya nasi goreng daging satu dan minumnya es jeruk nipis nggak pakek gula satu,” ucap Radit



162 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



kemudian sambil memberikan daftar menu yang didapat dari pelayan tadi. “Mbak-nya pesan apa?” tanya pelayan itu beralih pada Dhara yang masih mencari menu yang paling disukainya. “Saya mau pesan nasi soto tapi pakek daging sapi satu,” jawab Dhara tanpa memandang pelayan. Tampak terpesona ketika Dhara mengulas bibirnya dengan senyum yang membuat Radit kini mencintainya. “Minumnya apa Mbak?” tanya pelayan itu lagi. Kali ini ia berdiri lebih dekat dengan Dhara. “Oh ya… Minumnya, air putuh saja…,” jawab Dhara sambil mengulurkan tangannya, memberikan daftar menu itu pada pelayan. Dengan senyum yang seakan-akan dibuat paling manis, pelayan itu melangkah pergi ke dapur dengan dua pesanan di meja No 26. Lima menit berlalu tanpa merubah suasana hati Radit dan Dhara, pelayan itu kembali datang. Tapi kali ini ia didampingi dua pelayan wanita yang anggun dan memakai baju yang tidak berbeda. Dua pelayan wanita itu membawa nampan berisi menu pesanan Radit dan Dhara. “Silakan…,” ucap pelayan itu dengan ramah. Radit dan Dhara tersenyum dengan keramahan itu. Kemudian mereka mulai mencicipi menu pe-



163 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



sanannya, setelah ke-3 pelayan itu kembali bertugas di tempat yang lain. “Aku senang bisa makan berdua dengan kamu Vir,” ucap Radit sambil meneguk sedikit dari jus jeruk nipis tidak pakai gula kesukaannya. Dhara hanya tersenyum mendengar ucapan Radit. Malam ini ia kelihatan bahagia sekali. Seumur hidup baru malam inilah Dhara berhasil duduk di kursi restoran mewah bersama orang yang di cintainya. Walaupun makna makan malam ini, sudah umum dilakukan dua lawan jenis walau dengan status teman saja. Waktu berjalan begitu cepat, hingga tidak terasa jam sudah menunjukkan jam 09.45. Kebahagiaan yang Dhara rasakan malam itu sulit dilukiskan oleh siapapun. Ia begitu tenggelam dalam suasana cinta yang tidak pernah dirasakannya selama ini. Hingga ia lupa janjinya dengan Samir, sahabat kecilnya yang pulang ke Indonesia. *** Saat ini, Samir berdiri memandang aliran anak sungai yang ada di taman itu. Ia berdiri dengan gelisah menunggu kedatangan Dhara. Lebih dari 3 jam Samir menunggu kedatangan Dhara. hingga ia merasa putus asa. Cincin yang di genggamnya telah 164 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



siap ia lemparkan ke dasar sungai yang mengalir tenang. “Samir…” Suara itulah yang akhirnya mampu mengurungkan niat Samir untuk melemparkan cincin yang ada di genggaman tangannya. Karena Samir kenal betul dengan suara itu. Suara itu adalah suara Dhara, orang yang sejak tadi ditunggunya. “Samir, sorry aku terlambat…,” ujar Dhara menghampiri Samir. “Vir, kenapa kamu datang terlambat?” tanya Samir tanpa memandang ke arah Dhara. “Aku benar-benar minta maaf Mir, aku lupa. Tapi wanita itu belum pergi kan?” tanya Dhara kemudian. “Samir, wanita itu belum pergi kan? Kok kamu diem aja sih…?” Ulang Dhara sambil mendekat kearah Samir. Mata Dhara memandang ke sekeliling, mencari wanita yang ditanyakannya pada Samir. “Vir, apa kamu benar-benar ingin tahu siapa wanita yang aku cintai selama ini?” ujar Samir memegang kedua pundak Dhara. Dhara hanya mengangguk sambil memandang Samir. “Vir… kamulah orang yang aku cintai selama ini…,” ungkap Radit kemudian.



165 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Samir meraih tangan Dhara. Cincin yang tadi di genggamnya, ia masukkan ke jari manis tangan kiri Dhara. “Vir, aku melamarmu malam ini….” Samir berkata sambil mendorong cincin itu agar cepat masuk dan melingkar di jari manis Dhara. Hampir saja cincin itu mencapai puncak jari manis Dhara. Tapi tiba-tiba Dhara menarik tangannya hingga cincin itu jatuh menggelinding masuk ke aliran anak sungai yang tiba-tiba beriak lembut. Dhara terus berlari dengan air mata membasahi mata - menghindar lamaran yang siap menikahinya. Ia tidak menyangka bahwa wanita yang Samir cintai adalah dirinya. Kini Samir mengerti bahwa selama ini cintanya bertepuk sebelah tangan. Tapi janji tidaklah bisa dihindari. Keesokan harinya, Samir telah duduk di kursi pesawat. Rupanya, ia akan kembali ke Amerika. Dalam hati Samir seolah berjanji, bahwa ia tidak akan pernah menginjakkan kakinya lagi di tanah kelahirannya, tanah air Indonesia. Dalam hati, mungkin Samir berkata, ‘Kenangan, tinggallah kenangan.” Ia sudah bertekad akan mengubur cinta dan semua kenangannya bersama Dhara. Sedangkan Dhara, semenjak ungkapan hati Radit pada dirinya, ia sangat bahagia. Hidupnya terasa lebih sempurna. Tapi di tengah-tengah kebahagi166 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



aannya, ia kembali murung karena kejadian semalam, di taman tempat bermain di masa kecilnya. *** Pagi-pagi sekali Dhara berangkat ke sekolah. Kemurungan di wajahnya masih sangat jelas. Sesampainya ia di dalam kelas, kemurungan di wajahnya berubah menjadi sebuah keterkejutan yang luar biasa. Ia melihat terdapat setangkai mawar merah di atas mejanya dan di samping mawar itu terdapat sepucuk surat yang dibungkus dengan amplop warna putih tulang, menandakan bahwa kata-kata yang tertuang di dalamnya suci dan tulus. Dhara menggerakkan tangannya meraih bunga mawar tersebut dan mencium wanginya. Dhara mengira bahwa bunga itu adalah kiriman dari Radit, orang yang dicintainya. Setelah diingat dengan baik, hari ini adalah hari ulang tahunnya. Setelah puas mencium bunga mawar itu, ia beralih mengambil surat yang tergeletak di atas meja. Ia membukanya dan kemudian langsung membaca nama terang sang pengirim. Keterkejutan yang dirasakannya sulit digambarkan ketika tahu nama sang pengirim itu. Bukanlah Radit



167 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



seperti yang disangkanya, melainkan nama Ilham yang tertuang di sana. Jantung Dhara berdebar lebih cepat, tidak seperti biasanya. Apa yang telah Ilham lakukan padanya membuatnya takut dan gemetar. Selama ini Dhara sangat mengerti bahwa perhatian yang diberikan Ilham padanya sebenarnya adalah bungkusan dari rasa cinta yang mendalam, tapi Dhara tidak pernah menghiraukannya. Ia purapura tidak mengerti tentang rasa cinta di hati Ilham. Karena Dhara tidak mau merusak cintanya pada Radit. Dengan tangan gemetar, Dhara membaca surat dari Ilham itu : Dhara …. Dua bulan lebih kita bersama. Masa itu adalah masamasa yang paling indah dalam hidupku. Walaupun aku tahu kau tak pernah merasakan apa yang aku rasakan walau kau anggap rasa yang ada di hatiku hanyalah rasa yang pantas sebagai sahabat sejati, padahal….. Kau tahu Dhara?.... Rasa yang ada di hatiku adalah rasa yang sama seperti rasa yang ada di hati Radit, orang yang sangat mencintaimu. Aku rasa, kau bisa menebak makna lewat perhatianku selama ini. Dan aku sadar bahwa kau memang tak pernah menanggapi rasa indah itu. Hingga aku merasa putus asa



168 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



dan terpaksa menerima tawaran orang tuaku untuk pindah sekolah ke Londond. Dan hari ini, aku akan berangkat ke Londond bersama orang tuaku. Jika kau berminat menerima cintaku, datanglah ke bandara sebelum jam 09.30, karena pesawatku akan segera terbang. Maafkan aku Dhara ….. Ilham



Air mata Dhara tidak dapat dibendung lagi setelah membaca surat dari Ilham. Ia tak menyangka bahwa Ilham sebegitu menderitanya. Air matanya terus mengalir membasahi surat Ilham yang baru dibacanya itu. Sebenarnya, Dhara mengerti pada perasaan Ilham selama ini, tapi ia tidak bisa membohongi dirinya, bahwa ia hanya mencintai Radit. Dan Ilham pun tahu tentang hal itu. Tapi bagi Ilham, cinta adalah hak setiap manusia. Dhara beranjak dari posisi duduknya. Pikiran bawah sadarnya terpengaruh pengharapan cinta yang tidak pasti. Hatinya terbebani, seolah mendapat beban yang besar: berpisah dengan penyesalan. 169 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Diremasnya surat Ilham yang tergenggam dalam tangannya. Sekilas Dhara menoleh jam dinding merah yang tergantung di kelasnya. Dhara langsung berlari, ia akan ke Bandara menyusul Ilham. Ia tidak mau Ilham salah paham. “Eh Vir, Dhara… mau kemana?” tanya Linda berusaha mencegah lari Dhara saat ia berpapasan di gerbang sekolah. Dhara seakan tidak mendengar suara Linda. Ia tidak menggubrisnya. Dhara terus saja berlari ke arah Bandara walaupun ia tahu jarak antara sekolah dan Bandara tidak sedekat jarak antara sekolah dan rumahnya. “Dit, Dhara pergi….” lapor Linda yang menemui Radit di tempat parkir mobil. “Pergi? Kemana?!” tanya Radit terkejut. “Aku juga nggak tahu pasti Dhara mau kemana. Tapi sewaktu aku tanya, dia mau kemana, dia hanya bilang ‘bandara’,” jawab Linda. Terlihat jelas kecemasan diraut wajahnya. “Bandara?” Radit berucap heran. Tanpa menunggu lebih lama lagi, Radit langsung menarik lengan Linda masuk mobil, kemudian tancap gas. Mobil pun melaju menuju ke Bandara. ***



170 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Dhara sampai di bandara. Tapi keadaan bandara saat itu sudah sepi. Hanya tinggal beberapa orang saja yang masih duduk di ruang tunggu. Dhara terasa lemas. Rasa capek baru saja dirasakannya. Dhara berhenti sejenak dengan nafas tidak tertahankan, dadanya sesak, keringatnya bercucuran, kakinya terasa berat untuk melangkah lagi. Air matanya masih mengalir. Tiba-tiba: “Perhatian-perhatian, bagi para penumpang pesawat menuju Londond, harap bersiapsiap, karena pesawat akan segera terbang.” Mendengar pengumuman itu, semangat Dhara menyala lagi seakan ada kekuatan yang mendorong kakinya berlari menuju pesawat yang akan segera terbang ke Londond. Pesawat yang akan membawa sosok Ilham terbang jauh. “Ilhaaaaaaaaaaaaaamm…!” Teriak Dhara saat melihat seseorang yang memakai jaket hitam. Dhara tahu orang itu adalah Ilham, orang yang tadi pagi mengiriminya surat yang didampingi mawar merah. Mendengar teriakan suara yang memanggil namanya, Ilham menoleh. Ia tahu suara itu adalah suara Dhara, orang yang memang diharapkan kedatangannya sebelum pesawat membawanya terbang menjauh dari cintanya.



171 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Dhara…!” ucapnya setelah tahu yang datang memang benar-benar Dhara. Ilham merasa sangat bahagia dengan kedatangan Dhara. Ilham mengira cintanya yang terungkap dalam amplop putih tulang mendapat sambutan bersahabat dari Dhara. “Ilham…!” teriak Dhara lagi sambil berlari menghampiri Ilham yang berdiri di dekat tangga pesawat. “Ilham…!” ujar Dhara yang ditemani tangisnya. “Vir, aku senang kamu datang. Aku tahu kamu pasti datang karena kamu menerima cintaku,” ucap Ilham sambil memegang tangannya. Mendengar ucapan Ilham, Dhara terdiam sebentar. Ia melepas tangannya dari genggaman tangan Ilham. Air matanya semakin mengalir deras. Jari tangannya menyeka-nyeka airmatanya. Ia tidak kuasa menahan semua ini. “Vir, kamu menerima cintaku kan…?” tanya Ilham yang merasakan perubahan pada raut wajah Dhara. Dhara hanya diam. “Vir kenapa diam? Jawab aku Vir. Kamu menerima cintaku kan?” tanya Ilham mendesak Dhara. Dhara kembali berhambur ke dalam suasana kedekatan. Hatinya menjerit. Pada saat itu, Radit dan Linda datang dari arah samping mereka. Radit merasa cemburu melihat pemandangan di depan matanya itu.



172 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Maafin aku Il, bukannya aku menolak cintamu. Aku mencintai Radit. Cintaku padamu hanya cinta seorang sahabat, seorang saudara, nggak lebih. Sekali lagi maafin aku Il,” ucap Dhara yang masih menangis. “Ehem… ehem…,” terdengar suara dehem dari arah samping mereka, yang tidak lain adalah suara Radit. “Radit…!” ucap Dhara terkejut sambil melepas tangannya dari genggaman tangan radit. “Il, kamu tetap mau pergi?” Ilham mengangguk tanpa berani memandang wajah Radit. Tampak sekali senyum getir di bibirnya. “Iya Vir. Lagian aku nggak mungkin terus-terusan begini. Selalu mencari alasan untuk menolak permintaan Papi begitu lama. Mungkin ini semua adalah yang terbaik untukku. Karena aku yakin, semua yang terjadi itu tidak luput dari sekenario Tuhan…,” jawab Ilham kemudian. Setelah berkata Ilham melangkah. “Ilham tunggu….” Suara Dhara mencegah langkah Ilham. Tangannya memegang bahu Ilham. Ilham hanya mencegah pandangannya agar ia tidak berbalik memandang Dhara. Ia hanya melirik bahunya yang dipegang Dhara. Sejenak Dhara ragu. Dhara menoleh pada Radit, Radit mengangguk pelan. Melihat anggukan itu, Dhara langsung berhambur memeluk Ilham. 173 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Radit hanya mampu menelan ludah melihat semua itu. Merasa bodoh karena menyetujui cewek yang dicintainya berpelukan tanpa merasa salah! Adakah cowok seperti Radit, rela cewek yang dicintainya berpelukan dan cipika-cipiki seenaknya dengan sahabat? “Aku mohon jangan pergi, Il,” ucap Dhara yang sudah menangis dipelukan Ilham. Lalu ia melepaskan pelukannya. Ilham hanya menggeleng pelan. “Il, kenapa kamu harus bertekad untuk pergi?” tanya Dhara. Tangisnya semakin menjadi. Linda yang ada di dekatnya juga ikut meneteskan air mata. Hanya Radit yang berdiri tegar tanpa mengalihkan pandangannya dari kekasih, yang kini di depan matanya sudah berani memeluk orang lain. “Vir, aku mencintaimu. Aku tidak bisa melihat dirimu jadi milik orang lain. Aku memang egois Vir, yang tidak mau tahu pada perasaanmu yang mencintai orang lain. Tapi, apakah aku bersalah jika aku juga mencintaimu seperti orang itu mencintaimu?” jawab Ilham sambil melirik ke arah Radit yang memandang tajam matanya. “Percayalah Vir, semuanya akan menjadi lebih baik setelah aku pergi dari kehidupan kalian. Aku yakin, Radit adalah orang yang terbaik buatmu,



174 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



karena memang dia yang lebih pantas kamu cintai,” tambah Ilham. “Radit, aku tidak akan meminta sesuatu apapun darimu, aku hanya ingin kamu menjaga Dhara. Buatlah dia selalu tersenyum, karena dia sangat mencintaimu. Kau tahu hal itu kan? Aku tidak ingin melihat air mata Dhara menetes lagi. Aku harap hari ini adalah tetesan air mata terakhir bagi Dhara,” ucap Ilham sambil menepuk pundak Radit, seolah pahlawan cinta sejati. Radit tak berkata apa-apa. Mengangguk pun seakan rugi baginya. Persahabatan yang sia-sia hanya karena percintaan di masa remaja. “Il, jangan pernah lupakan kita semua….” Linda yang sejak tadi memang menangis, kini ia telah menumpahkan semua air matanya ke dalam pelukan Ilham. Ilham juga menangis, karena sebenarnya ia tidak rela pergi jauh melepas Dhara, orang yang sangat dicintainya. “Aku harus pergi Lin.” Setelah melepas pelukan Linda, Ilham mulai melangkah mundur sambil melambaikan tangannya. Hingga akhirnya, pesawat itu pun terbang membawa sosok Ilham pergi jauh. ***



175 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Dhara duduk seorang diri di kelasnya. Ia kembali membuka surat Ilham dan membacanya berulangulang. Jelas ada kegetiran di dalamnya. Air matanya mengalir, mengingat betapa berjasanya Ilham dalam kehidupannya. Tapi tiba-tiba ia harus pergi di saat dirinya baru meraih puncak cinta itu bersama orang lain. Sejak awal, hal itulah yang paling Dhara takuti. Dhara takut, persahabatannya akan menimbulkan perasaan yang tidak Dhara inginkan. Ternyata memang terbukti muncul perasaan yang tidak diinginkannya itu. Mengingat hal itu, Dhara menghela nafas panjang. Matanya terpejam dan mengalirlah dua butir air dari matanya. “Vir, kamu masih belum bisa melupakan Ilham?” tanya Linda yang tiba-tiba muncul dan duduk di sampingnya. Mendengar pertanyaan itu, Dhara cepat-cepat mengemasi suratnya kembali. “Linda…?” ucap Dhara sambil memasukkan surat Ilham ke dalam tasnya. “Dhara, jangan siksa dirimu seperti ini.” Muka Linda terlihat serius. “Lin, kamu nggak tahu permasalahannya sehingga kamu bilang semua ini menyiksaku. Ilham selalu membantuku, juga membantumu dalam segala keadaan. Tiba-tiba saja dia harus pergi dengan 176 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



segudang kekecewaan yang mendalam. Dan semua itu gara-gara aku Lin,” tutur Dhara pelan, air matanya mulai merembes lagi. “Aku tahu Vir. Tapi bukan begini caranya. Kalau Ilham tahu hal ini, dia juga tidak akan membiarkanmu seperti ini,” balas Linda sambil memegang tangan Dhara. “Lin, aku merasa nggak tenang saja. Ilham, orang yang selalu membantuku harus menanggung derita sebegitu parah. Dan semua itu karena aku. Akulah penyebabnya,” Dhara menutupi mukanya dengan kedua tangannya. Dhara menangis mengingat Ilham, mengingat semua jasa-jasanya, mengingat kepergiannya yang disertai deraian air mata. “Vir, kamu jangan sedih lagi ya…. Kamu masih punya Radit yang sangat mencintaimu. Kamu masih punya aku, ada Linda Vir… Sahabatmu…,” ujar Linda mencoba menghibur Dhara. Dhara hanya diam. Suara tangisnya mulai terdengar lebih nyaring. Bel masuk berbunyi keras seakan memecah telinga. Kontan semua murid masuk kelas masing-masing. Radit dan ketiga temannya juga masuk dan langsung duduk di bangkunya. *** 177 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Hai Dit,” sapa Calsa yang langsung duduk di samping Radit. Kemudian disusul oleh kedua orang temannya, Beky dan Fani. Radit tidak membalas sapaan Calsa. Ia malah lebih asyik dengan jus yang hanya diaduk-aduk memakai sedotannya. “Dit, kok dingin banget sih…?” tanya Calsa tersinggung. Radit hanya tersenyum sinis tanpa merasa bersalah. “Dit, kita makan bareng yuk…. Kamu mau makan apa?” tanya Calsa mengalihkan kondisi. “Makasih…. Aku sudah sarapan,” jawab Radit sebelum meneguk jus yang sejak tadi hanya diaduknya. “Ya ampun Dit, nggak usah sungkan. Aku kok yang bayarin….” Calsa berkata sambil beri isyarat memanggil pelayan kantin. Kemudian pelayan dengan setengah berlari datang menghampiri Calsa. “Makasih aku nggak lapar… Lagian aku juga punya banyak uang dan masih cukup buat aku makan. Jadinya kamu nggak usah repot-repot deh…. Aku bukan pengemis. Aku bisa makan dengan uangku sendiri. Ingat Cal, aku bukan pengemis yang butuh dikasihani darimu.” Setelah berkata, Radit pergi meninggalkan Calsa 178 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Calsa menatap kepergian Radit dengan heran. “Uuuh, kenapa sih Radit kasar banget sama gue? Padahal, niat gue kan baik mau nraktir dia makan. Apa salahnya sih…?” ujar Calsa yang tidak mengalihkan pandangannya yang memandang langkah Radit keluar dari kantin. “Cal, gue tahu kenapa Radit bisa bersikap seperti itu ama ello…,” suara Beky tiba-tiba memecah keheningan diantara mereka. “Gara-gara Dhara? Maksud ello…?” tanya Calsa tidak mengerti. “Ya, gara-gara Dhara. Dhara udah pasti dengan sengaja menghasut Radit agar menjauhi ello,” jawab Beky mencoba mempengaruhi pikiran Calsa yang memang sangat membenci Dhara. “Ia, lagian buat apa Radit akan nyuekin cewek cantik dan kaya seperti ello jika tidak ada orang yang mempengaruhi di belakangnya?” Tambah Fani. “Ya, kalian berdua benar. Pasti Dhara telah meracuni pikiran Radit, sehingga Radit mulai bersikap tak acuh terhadap gue.” “Cal ello jangan diem aja dong…,” lanjut Fani. “Ya Cal, ello harus balas tuh Si Dhara, biar dia tahu bahwa tak ada seorang pun yng bisa ngalahin ello dalam hal apapun,” sambung Beky . Mereka berdua, Fani dan Beky, semakin menyalakan api dendam di hati Calsa. Tidak ada pikiran 179 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



untuk berbuat baik terhadap Dhara. Yang ada, Calsa harus selalu bersaing dan mengalahkan Dhara dalam hal apapun. *** “Radit tunggu…!” Teriak Calsa dari kejauhan. Ia tampak berjalan setengah berlari menghampiri Radit yang sengaja berhenti mendengar panggilan Calsa. “Ada apa?” tanya Radit setelah Calsa sampai di dekatnya. “Dit, hari ini, aku boleh pulang bareng kamu ya…?” Rengek Calsa sambil memegang tangan Radit. “Apa?! Pulang bareng Radit…?! Apa aku nggak salah denger Cal? Memangnya kemana mobil kamu yang katanya mewah dan tidak seorang pun menandingi harganya itu?” tanya Radit yang seakan mengejeknya. Calsa mengerti maksud Radit. Tapi ia tidak ingin tambah dibenci Radit dengan berusaha menjawab ejekannya itu. “Dit… aku mohon, boleh ya…?” paksa Calsa yang berjalan mengikuti langkah Radit. “Sopirmu nggak mau jemput? Kenapa? Bosan karena majikannya terlalu sombong sehingga sopir pribadimu itu enggan untuk menjemputmu lagi…?” 180 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



ejek Radit ketika tahu Calsa tidak berminat membalas ejekannya itu. “Aku udah telepon Dit, tapi sampai saat ini Pak Mardhi belum juga datang. Padahal aku harus Temenin Mama krimbat ke salon,” raut wajah Calsa tiba-tiba berubah sedih. Tapi, Radit terlalu paham siapa Calsa. Hingga ia tidak perlu merasa tertipu dengan perubahannya. Seperti apapun. “Dit, aku mohon…,” desak Calsa mencoba memaksa Radit. “Sorry Cal, aku nggak bisa karena sudah ada orang lain yang nebeng di mobilku.” Setelah berkata, Radit pergi dari hadapan Calsa. Calsa memandangi langkah Radit, hingga dia tahu siapa orang yang ada di mobil Radit. “Dhara…?” gumam Calsa terkejut. Matanya memandang tajam ke arah Dhara. “Brengsek! Lagi-lagi si gembel itu bikin hati gue panas! Awas ello Vir…!” Umpat Calsa saat mobil Radit perlahan telah memutarkan rodanya menuju jalan raya. “Cal, kayaknya sih, ello benar-benar bakalan kehilangan Radit,” hasut Beky saat merasa ada api yang membara di dada Calsa.



181 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Benar Cal. Buktinya, Radit lebih memilih Dhara yang nebeng bareng dia dari pada ello. Ya kan…?” Sambung Fani. “Ah udah-udah, kalian berdua bisanya cuman ngomong dooang. Kapan sih kalian mau bantuin gue?” Setelah berkata, Calsa pergi meninggalkan kedua temannya yang berdiri mematung. “Eh Cal, mau kemana?” tanya Beky sambil berlari mengejar Calsa. “Gue mau pulang,” jawab Calsa tanpa menoleh pada Beky yang masih mengejarnya. “Terus kita gimana?” tanya Fani yang sudah ada di samping Beky. “Kalian berdua pulang aja sendiri…,” jawab Calsa sambil menutup pintu taxi. Taxi-pun melaju meninggalkan Beki dan Fani yang kebingungan mencari jalan untuk pulang. Ketika sampai di rumah, Calsa akan langsung menghampiri Dhara untuk menghadiahkan sesuatu pada Dhara, sebuah hadiah yang menyakitkan. *** Malam hari, saat semua lampu telah padam; saat suara-suara orang yang lalu-lalang di jalanan telah diam membisu; dan saat pekerja keras yang merupakan tulang punggung keluarganya telah tertidur pulas, 182 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



di rumah besar itu, semua juga telah terlarut dalam mimpi indah masing-masing. Hanya Dhara yang masih termenung di dalam kamarnya. Lampu remangremang di kamarnya belum padam. Ia teringat Radit. Siapa yang akan Radit pilih antara Dhara dan Calsa yang juga mencintai Radit. Dhara menangis. Radit adalah satu-satunya orang yang ia cintai. Melepaskan Radit, sama saja dengan menghancurkan kebahagiaannya sendiri – walau, apalah arti ikatan pacaran. Dan jika ia tetap bertahan pada perasaannya, bagaimana dengan Calsa? Orang tua Calsa terlalu berjasa hingga Dhara tidak mau menyakiti Calsa walaupun ia sendiri sering Calsa sakiti. Tiba-tiba, Dhara teringat Ilham yang pergi dari Indonesia karena hatinya ia hancurkan. Ingatannya pun langsung beralih pada Samir – orang yang sudah dikenalnya sejak kecil –, namun tiba-tiba harus membuang kenangan itu. Semua itu juga karena Dhara. Dan sekarang, setelah ia banyak mengecewakan orang-orang yang mencintai dirinya, apakah ia juga akan mengecewakan orang yang sudah banyak membantu dalam kehidupannya? Perkara itu datang dan menari-nari di benak Dhara. Ia tidak bisa tidur. Bayangan mereka hadir bersamaan. Dhara melirik jam yang tergantung di dinding kamarnya. 183 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Jam satu…,” ujar Dhara lirih. Dhara bangkit, mematikan lampu, kemudian tidur. ***



184 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Duri Dalam Cinta



“Pagi yang indah saat aku melihat matamu…,” sapa Radit yang tiba-tiba menghampiri Dhara dan duduk di sebelahnya. Dhara hanya tersenyum mendengar sapaan romantis Radit. “Vir, muka kamu kok pucat sekali. Kamu sakit ya…?” tanya Radit sambil meletakkan tangannya ke dahi Dhara. Dhara hanya diam. Membiarkan apa yang dilakukan Radit terhadapnya. “Vir, kamu belum sarapan ya?” tambah Radit melihat kebisuan Dhara. Dhara hanya mengangguk sambil mengerdipkan bulu matanya yang lentik. “Ya udah, ke kantin yuk!” ajak Radit sambil menggandeng tangan Dhara. Dari ujung lain, terlihat sepasang mata memandang Dhara dan Radit “Eh Cal, lihat deh, makin ke sini Si Radit semakin nempel banget tuh sama Dhara… Ke kantin aja pakek gandengan tangan segala.” Beky yang melihat Radit



185 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



dan Dhara langsung menghasut Calsa yang kebetulan juga melihat mereka berdua. “Ya tuh, udah kayak perangko aja... Gue heran deh Cal, sebenarnya mereka itu pacaran nggak sih?” Sambung Beky yang paling membenci Dhara diantara mereka bertiga. “Ya nggak mungkin lah. Mana berani sih, si Dhara itu pacaran sama orang yang gue taksir,” Calsa berkata sambil memandang tajam ke arah Radit dan Dhara yang sudah masuk ke dalam kantin. “Tapi Cal, Radit kan nggak tahu kalau ello naksir dia. Gimana coba kalau semisal Radit suka beneran sama Dhara. Terus dia nembak Dhara dan Dhara menerimanya, apa yang akan ello lakukan?” tanya Fani tersenyum penuh kemenangan. Beky hanya mengangguk mengiyakan. “Lihat aja. Gue nggak akan pernah ngebiarin hal itu sampai terjadi. Karena gue akan membuat Dhara berhenti ngedeketin cowok idaman gue. Buktikan aja…,” jawab Calsa. Ada rencana jahat yang sudah tersusun di dalam benaknya. *** Sepulang sekolah, ketika langkah Dhara sampai di dekat gerbang sekolah, Calsa langsung menarik lengan Dhara. 186 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Non Calsa… ada apa Non?” tanya Dhara sambil melangkah cepat mengikuti tarikan tangan Calsa. “Sini lo…!” Calsa menghentakkan tangan Dhara ketika sampai di tempat yang agak sepi. “Auu…!” suara Dhara mengaduh kesakitan. “Vir, gue peringatin ya. Mulai besok ello harus jauhi Radit. Jangan coba-coba deketin dia lagi, apalagi sampai jalan berdua. Karena Radit adalah milik gue!” “Apa salahnya jika aku berteman dengan Radit Non..?” tanya Dhara yang tidak mau menyerah begitu saja. Ia tahu, semua itu hanyalah duri cinta. “Apa ello bilang? Eh Vir, ello itu sadar nggak sih Radit itu siapa dan ello itu siapa? Ello itu nggak pantas deket-deket sama Radit. Dia adalah putra tunggal konglomerat yang kaya, sedangkan ello hanya anak dari pembantu di rumah gue. Derajat ello itu tidak kan jauh beda dari bunda ello yang kampungan itu…!” hina Calsa pedas. “Calsa, cukup…!” Tiba-tiba Radit datang dan langsung merangkul Dhara. “Radit…!” Calsa berkata sambil menutupi mulutnya dengan tangan kanannya. “Eh Cal, kamu bilang Dhara tidak pantas deket denganku? Emang, kamu pikir, kamu itu pantas…? Ngaca dong!” Amarah Radit tidak terkontrol mendengar orang yang sangat dicintainya direndahkan. 187 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Ayo sayang, kita pergi dari sini…,” Radit berkata sambil melangkah pergi dari hadapan Calsa. Calsa yang mendengar ucapan Radit, langsung menggerakkan kaki, berlari ke arah mobilnya, kemudian langsung pulang. Ketika sampai di rumah, Calsa langsung berlari ke kamarnya, menyusuri satu persatu anak tangga. Hingga membuat papanya yang sengaja tidak kerja dan lebih memilih duduk di ruang tamu – sambil menghirup kopi pahit buatan bunda Dhara –, merasa heran dengan sikap Calsa yang tidak seperti biasanya. “Pak Mardhi, ada apa dengan Calsa?” tanya Tuan Taufik khawatir. Koran yang dibacanya langsung ia letakkan begitu saja. “Maaf Tuan, saya kurang tahu apa yang terjadi sama Non Calsa, karena ketika ditanya, Non Calsa tidak menjawab. Hanya suara tangisnya yang saya dengar. Tapi ketika mau masuk mobol tadi, telinga saya sempat mendengar ucapannya, katanya Den Radit jahat, brengsek, dan….” Pak Mardhi tidak melanjutkan kata-katanya karena dilihatnya, mata Tuan Taufik langsung menyala merah padam. Tanpa menunggu waktu lagi, Tuan Taufik langsung berlari menuju ke kamar Calsa. Pak Mardhi hanya bisa mengelus-elus dadanya ketika Tuan Taufik telah pergi dari hadapannya. Hingga hal itu 188 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



membuat Nyonya Marina yang sedang santai di ruang tengah juga berlari ke kamar Calsa, menyusul suaminya. “Pa, kenapa dengan Calsa?” tanya Nyonya Marina setelah langkah kakinya sampai di dekat suaminya. “Ini semua gara-gara Mama…!” jawab Tuan Taufik keras. Pak Mardhi yang sedang mencuci mobil di depan mendengar dengan jelas teriakan itu! Pak Mahmud yang kebetulan sedang tiduran langsung bangun mendengar teriakan itu. Dan Bik Imah yang mendengarnya, langsung menjatuhkan gelas yang ada di tangannya. Semua terasa begitu asing di telinga mereka. Mereka baru satu kali itu mendengar suara Tuan Taufik yang tidak terkontrol. “Lho Pa, Papa kok langsung nyalahin Mama sih…? Ada apa sebenarnya?” tanya Nyonya Marina tidak mengerti.” Mama tahu kenapa Calsa menangis?” tanya Tuan Taufik geram. Matanya memandang Nyonya Marina tajam. Nyonya Marina hanya diam memandang Calsa yang masih menangis. “Ma, Calsa mengangis karena ia dihina. Dan yang menghinanya adalah Radit. Semua ini disebabkan oleh pembantu murahan kesayangan Mama,” lanjut



189 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Tuan Taufik. Ternyata ia sangat marah melihat kondisi putri tunggal yang sangat di kasihinya itu. “Apa? Nggak mungkin Pa. Mama nggak percaya kalau Dhara melakukan hal seperti itu. Karena Mama tahu betul siapa dia dan bagaimana sifatnya. Mama nggak percaya Pa. Ini pasti hanya fitnah,” ujar Nyonya Marina berusaha membela Dhara. “Ma, Mama kenapa sih…? Sejak pertama Dhara tinggal di rumah kita, dia sudah selalu buat onar dan mama masih saja terus membelanya. Sekarang, semua yang terjadi pada Calsa. Mama masih sempat membelanya? “Seandainya Mama tidak mengizinkan Dhara tinggal di rumah ini dan Mama tidak terlalu berbaik hati padanya, mungkin hal semacam ini tidak akan pernah menimpa Calsa Ma… Karena Dhara tidak akan pernah melintas dalam kehidupan Radit,” Calsa berkata sambil melemparkan satu persatu bonekanya yang ada di tempat tidurnya. Nyonya Marina berusaha menghindar. “Sayang, maafkan Mama ya…,” ujar Nyonya Marina sambil memeluk Calsa. Calsa berusaha keras keluar dari pelukan hangat mamanya. “Pergi dari sini ! Cepat pergi…! Pergi…!” Calsa mengusir papa dan mamanya. Serentak papa dan mama Calsa lari ke luar. 190 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Dor!!! Calsa menutup pintu dengan keras. Mama dan papanya yang masih belum melangkah jauh dari kamar Calsa, langsung berteriak kaget mendengar suara pintu itu. “Ma, Papa nggak bisa tinggal diam dengan semua perbuatan Radit. Papa harus datang ke rumahnya,” ujar Tuan Taufik sambil terus menuruni tangga dengan sangat cepat. “Pa, dengarkan Mama dulu!” ujar Nyonya Marina yang berusaha mencegah langkah suaminya. Tangannya memegang erat lengan suaminya. “Ma, lepaskan tangan Papa! Biarkan Papa pergi. Papa nggak rela putri kita dihina sama keluarga mereka. Kita ini keluarga terhormat Ma, keturunan darah biru. Apapun yang terjadi, Papa akan tetap pergi. Tidak ada yang bisa menghalangi niat Papa, termasuk Mama…!” Setelah berkata Tuan Taufik langsung pergi dengan mobilnya. Semua pembantu di rumah itu berdiri mematung, menyaksikan apa yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Tuan Taufik pergi dengan amarahnya yang memuncak. Niatnya sudah bulat akan membalas dendamkan putrinya pada keluarga Radit. Setelah sampai di rumah keluarga Radit, Tuan Taufik langsung mengetok pintu.



191 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Eh Taufik…” sapa Tuan Rahmat, papa Radit, saat membuka pintu. Wajah sahabatnya itulah yang ia lihat. “Mari silakan masuk…,” ajak Tuan Rahmat sambil merangkul pundak Tuan Taufik. “Tidak perlu!” tolak Tuan Taufik kasar sambil menghempaskan tangan Tuan Rahmat yang merangkul pundaknya. “Ada apa sobat?” tanya Pak Rahmat tanpa bisa menyembunyikan rasa herannya. Tuan Taufik memandang tajam mata Tuan Rahmat. “Maaf, aku ke sini bukan karena untuk bersilaturrahmi. Aku datang ke sini, hanya akan mengatakan bahwa kerja sama bisnis di anatara kita batal total. Dan jangan harap kita bisa bersahabat lagi.” Setelah berkata, Tuan Taufik pergi dari hadapan Tuan Rahmat. “Tapi kenapa Fik? Apa maksudmu?” tanya Tuan Rahmat keras. Suaranya agak berteriak. Tuan Taufik menghentikan langkahnya. Tanpa menoleh, ia berkata: “Kau mau tahu Rahmat? Anakmu Radit, dia telah dengan sangat berani dan sangat disengaja menghina putriku, Calsa. Kau memang kaya Rahmat. Tapi perusahaanmu di Indonesia, tidak akan sukses tanpa bantuan dari perusahaanku.



192 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Dan kau harus tahu Rahmat, perselisihan ini telah berhasil membuatku berniat untuk membatalkan pertunangan antara Calsa putriku dan Radit putramu. Aku bisa mendapatkan seribu laki-laki yang lebih cocok dan yang lebih baik buat putriku. Dan persahabatan kita, cukup sampai di sini. Permisi.” Setelah berkata, Tuan Taufik pergi. Lega rasanya ia dapat membalaskan sakit hati putrinya itu. “Ada apa Pa?” Mama Radit, Nyonya Susana datang dengan langkah cepat menghampiri suaminya. “Ada apa Pa?” ulang Nyonya Susana ketika langkahnya sampai di samping suaminya. “Gawat Ma…!” jawab Tuan Rahmat. “Gawat? Apanya yang gawat pa?” tanya Nyonya Susana antusias. “Ini semua gara-gara Radit!” jawab Tuan Rahmat dengan tangannya yang menggepal. “Maksud Papa…?” tanya Nyonya Susana semakin tidak mengerti. “Keluarga Calsa telah membatalkan kerja sama bisnis dengan kita. Mereka telah membatalkan perjodohan antara Calsa dengan Radit. Itu artinya, persahabatan Papa dengan Taufik hancur. Dan Mama tahu kenapa? Ini semua karena Radit. Dia telah berani menghina Calsa. Sekarang kita harus bagaimana Ma? Tanpa kerja sama bisnis dari Taufik,



193 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



perusahaan kita tidak akan berjalan di Indonesia,” ucap Tuan Rahmat panjang lebar. “Jadi…” Nyonya Susana tidak dapat meneruskan kata-katanya. Ia tidak dapat membayangkan, bagaimana nasib perusahaannya yang nyaris terancam gulung tikar bila tanpa bantuan bisnis dari Tuan Taufik. “Radit…. Ya, ini semua gara-gara dia. Papa harus beri dia pelajaran, Ma,” Papa Radit berkata sambil berjalan menuju ke kamar Radit. “Radit belum pulang Pa…,” suara Nyonya Susana agak keras hingga langkah kaki suaminya terhenti. “Belum pulang…? Memangnya pergi ke mana saja anak itu?” tanya Tuan Rahmat dengan suaranya yang mengelegar. Kakinya kembali melangkah menghampiri istrinya. “Mama juga nggak tahu Pa. Sejak pulang sekolah tadi, dia belum pulang sampai sekarang,” jawab Nyonya Susana sedikit panik. Tidak ia hiraukan amarah yang memuncak di raut wajah suaminya. “Apa? Radit belum pulang sejak pulang sekolah?” suaranya tambah keras. “Awas nanti kalau dia pulang!” ancam Tuan Rahmat, kemudian melangkah masuk kamar. Nyonya Susana hanya bisa mengelus dadanya dengan sikap suami dan anaknya yang selalu saling balas. 194 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



*** “Radit, Papa mau bicara…!” teriak Tuan Rahmat ketika melihat Radit muncul dari balik pintu. Koran yang semula dipegangnya, sengaja ia letakkan di samping secangkir kopi hangat buatan Nyonya Susana, istrinya. “Papa, ada apa pa? Tumben banget,” respon Radit sebelum kakinya menginjak anak tangga paling bawah. “Dari mana saja kamu, hah…?” tanya Tuan Rahmat. Matanya melotot tajam ke arah Radit. Radit yang dipelototi papanya, diam dengan senyum yang berkembang di bibirnya. Ia sama sekali tidak tahu apa yang sedang terjadi. “Biasalah Pa, Radit dari tempat nongkrong ama temen-temen,” jawab Radit tanpa curiga. “Ada apa sih Pa? Papa tenang aja deh… Radit bisa jaga diri kok. Radit kan sudah dewasa,” tambah Radit kemudian naik tangga. “Radit tunggu...!” cegah Tuan Rahmat dengan suara agak keras. “Ada apa lagi sih Pa…?” tanya Radit sambil menoleh sedikit ke arah papanya berdiri. “Papa mau bicara sesuatu sama kamu, sekarang,” jawab Tuan Rahmat serius.



195 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Wah kebetulan sekali Pa, Radit juga ingin ngomong sesuatu sama Papa, penting… banget,” ujar Radit tersenyum. “Tapi, besok saja ya Pa. Radit gerah mau mandi. Bau Pa…,” setelah berkata, Radit melangkah ke kamarnya. “Radit…!” Panggil Tuan Rahmat keras. Tapi Radit tidak menghiraukan panggilan itu. Walau sebenarnya, telinganya yang masih normal mendengar jelas suara papanya. “Ada apa Pa, kok rebut-ribut?” tanya Nyonya Susana yang keluar dari kamarnya. Dengan pakaian piama, siap tidur. “Itu Radit, Ma, dia baru pulang jam segini. Udah seharian Papa duduk nungguin dia, eh pulangnya kok malah makan hati. Mau jadi apa anak itu? Disuruh memimpin perusahaan nggak mau. Malah bisanya hanya nyusahin orang tua saja,” ujar Tuan rahmat. Matanya tidak lepas dari arah kamar Radit. “Sudahlah Pa. Lagian Papa juga, udah malam begini malah mau ribut. Kalau mau bahas soal yang kemarin, besok saja Pa. Nggak enak kan udah malam? Mendingan sekarang kita tidur yuk…,” tangan lembut Nyonya Susana langsung menggandeng tangan suaminya menuju kamar mereka. Rasa amarah yang memuncak hilang seketika dari hati Tuan Rahmat, ketika ia berada di dekat istrinya. 196 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



*** “Dit, nggak sarapan dulu?!” tanya Nyonya Susana ketika melihat langkah putranya yang berjalan cepat menuju ke pintu depan. “Nggak Ma, Radit udah telat banget,” jawab Radit sambil membuka pintu. “Radit tunggu…!” Suara Tuan Rahmat mencegah langkah Radit. “Ada apa pa?” tanya Radit sebelum masuk ke dalam mobilnya. “Papa ingin bicara…,” jawab Tuan Rahmat sambil berjalan menghampiri putranya. “Aduh, Papa… Radit udah telat nih,” bantah Radit. “Eh, kamu ini, inikan masih jam 6!” Protes Tuan Rahmat. “Ia tahu, masalahnya, Radit ada janji sebelum masuk kelas. Ya udah Radit berangkat dulu Pa….” Setelah berkata, Radit tancap gas. Radit berangkat sekolah dengan kecepatan tinggi. Ia ingin segera bertemu dengan Dhara, separuh jiwanya. Ketika Radit sampai di sekolah, ia langsung menghampiri Dhara yang duduk di beranda sekolah sambil membaca buku. Sendirian. “Hai Vir, kok sendirian? Linda kemana?” tanya Radit setelah sampai di dekat Dhara. 197 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Linda ke toilet Dit. Katanya sih… dia diare,” jawab Dhara berusaha menahan tawanya. “Diare? kok bisa sih…?” ulang Radit tidak percaya. “Katanya sih, semalam Linda pesta bareng keluarganya. Mungkin dia terlalu banyak makan semur jengkol kali…,” jawab Dhara menoleh ke arah Radit. Setelah berkata, Dhara tidak dapat lagi menahan tawanya. Kontan saja Radit yang mendengarkan jadi terpingkal-pingkal sambil memegangi perutnya. Tawanya meledak, hingga mereka berdua tidak sadar kalau Linda sudah berada di belakang mereka. “Pagi Dit,” sapa Linda. Mendengar sapaan itu, Radit tambah terpingkal-pingkal. “Iiii, kalian berdua kenapa sih? Ngetawain aku ya…?” Linda berkata sambil memukul lengan Dhara dan Radit. “Ih, udah dong, diliatin banyak orang tahu… Aku kan jadi malu…,” ujar Linda sambil melihat ke arah sekitarnya. “Eh, Dit, Vir, aku punya kejutan buat kalian berdua…,” ucap Linda sambil menyembunyikan kedua tangannya di belakang punggungnya. “Kejutan apa? Jangan-jangan semur jengkol…,” ucap Radit yang kembali tertawa. Kali ini tawanya lebih hebat dari sebelumnya. “Haaah…? Kamu kok bisa tahu sih Dit?” Linda berkata sambil menghentakkan kakinya ke lantai. 198 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Pasti kamu kan, Vir, yang cerita?” tuduh Linda sambil menggerakkan jari telunjuknya ke arah Dhara. Linda kelihatan kesel. “Udah, udah, emangnya apa kejutanmu Lin?” tanya Radit yang saat itu merangkul pundak Dhara. “Nih…,” jawab Linda sambil memberikan 2 lembar kertas undangan pada Radit. Radit menerima undangan, kemudian memberikannya 1 lembar pada Dhara. “Haaaaa undangan?” ucap Radit dan Dhara bersamaan. “Kalian nggak percaya? Ini bukan main-main. Buka aja…!” “Tunangan?” ujar Dhara setelah tahu apa isi undangan yang tergenggam di tangan lembutnya. Kabar dalam surat undangan itu, membuat sendisendi Dhara tidak berfungsi lagi. Detak jantungnya bekerja lebih keras. “Lin, kamu nggak main-main kan?” tanya Dhara berusaha menghibur keterkejutanya itu. “Vir, memang aku suka bo’ong sama kamu, suka ngerjain kamu. Tapi percayalah, untuk kali ini aku serius, suweer,” jawab Linda sambil memperlihatkan dua jarinya. Linda kelihatan begitu bahagia. Sedangkan Dhara, ia merasa sebentar lagi akan kehilangan sahabat yang selalu bersamanya dalam suka dan duka. 199 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Awas, kalian berdua harus datang ya…?! Aku tunggu, daaag….” Setelah berkata, Linda pergi, menaiki anak tanggga dekat sekolah satu persatu. Wajah Dhara berubah jadi mendung hitam. Matanya mengikuti langkah Linda yang kemudian hilang ditikungan utara. “Vir, kamu kok jadi sedih sih?” tanya Radit yang merasakan perubahan pada wajah Dhara. “Dit, bentar lagi Linda akan tunangan…,” jawab Dhara lemas. “Kenapa? Kamu juga mau tunangan…?” canda Radit menyenggol lengan Dhara. “Iiiih, Radit… apa-apaan sih…?” ujar Dhara sambil memukul lengan Radit. Radit mengaduh kesakitan. “Terus kenapa Vir?” tanya Radit lagi. “Dit, kamu tahu kan, bahwa Linda adalah satusatunya sahabatku. Kalau Linda tunangan, itu artinya aku akan kehilangan sahabat terbaikku, karena pastinya Linda akan lebih banyak menghabiskan waktunya bersama tunangannya,” jawab Dhara, suaranya terdengar sedih dan parau. “Vir, kamu lupa ya? Sekarang kamu kan sudah punya aku? Aku janji Vir, aku tidak hanya akan menjadi kekasihmu. Tapi, aku juga akan menjadi sahabatmu… sebagai pengganti Linda. Percayalah Vir, aku tidak akan pernah mungkin meninggalkanmu, 200 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



sampai kapan pun…,” Radit berkata sambil memegang tangan Dhara. Radit tidak sadar bahwa di kejauhan ada sepasang mata yang memperhatikannya. Dialah Calsa. Melihat pemandangan yang kurang enak itu, Calsa berlari menuju mobilnya. Ia akan pulang. Air matanya juga ikut mengantarnya menuju mobil. *** “Calsa…,” panggil Nyonya Marina melihat putrinya pulang dengan menangis. Ini adalah untuk yang kedua kalinya. “Lho… Jeng, memangnya ini sudah jam berapa? Calsa kok sudah pulang?” tanya Nyonya Susana, mama Radit, yang kebetulan sedang bertamu. “Biasanya belum Jeng. Ada apa ya…?” Sambil berkata, Nyonya Marina beranjak pergi ke kamar Calsa, melewati beberapa anak tangga. Nyonya Susana mengikuti di belakang Nyonya Marina. “Calsa, buka pintu, sayang…. Ini Mama…,” kata Nyonya Marina sambil mengetok pintu. “Sayang, kamu kenapa…? Mama masuk ya….” Setelah berkata, Nyonya Marina langsung masuk ke kamar Calsa.



201 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Sayang, kok menangis? Ada apa? Cerita dong sama Mama. Siapa tahu Mama bisa bantu Calsa,” lanjut Nyonya Marina sambil berusaha menghibur Calsa. Kedua tangan keibuannya mengelus kepala Calsa. “Ini semua gara-gara Mama…!” teriak Calsa tibatiba. Suaranya lantang di dalam kamar besar itu. “Gara-gara Mama? Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa semua permasalahan yang terjadi itu adalah salah Mama…?” kata Nyonya Marina bertanya sambil beranjak dari duduknya. “Ma, ini semua memang salah Mama. Coba seandainya Mama tidak membiayai sekolah Dhara, tidak membiarkan Dhara berlama-lama tinggal di rumah ini, Dhara tidak akan bertemu dengan Radit, dan mereka tidak akan saling jatuh cinta Ma…!” ujar Calsa. Suaranya semakin keras dan lantang. Nyonya Susana, mama Radit, yang mendengar Calsa menyebut nama putranya, langsung terperanjat kaget. Ia merasa malu pada keluarga Calsa. “Dhara lagi, Dhara lagi. Calsa, kamu itu selalu… saja menyalahkan Dhara. Memangnya apa yang telah Dhara perbuat kepadamu hingga kamu begitu sangat membencinya?” ucap Nyonya Marina setengah marah. “Ma, Mama kenapa sih, selalu saja membela Dhara? Dhara itu sudah merebut Radit dari Calsa Ma! 202 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Dhara itu adalah wanita murahan yang suka merebut milik orang lain…!” teriak Calsa sambil memukul kasur. “Calsa, kenapa sih kamu selalu saja berburuk sangka kepada Dhara? Mama yakin, Dhara tidak seburuk yang kamu kira…,” ujar Nyonya Marina. “Ma, Mama ngerti nggak sih, kalau Dhara itu sudah merebut Radit dari Calsa? Tapi kenapa Mama masih saja membela Dhara brengsek itu? Calsa yakin, pasti Dhara adalah anak haram Mama…!” Jari telunjuk Calsa menuding ke arah mamanya. Mendengar kata-kata Calsa yang terakhir, Nyonya Marina benar-benar naik pitam. Hingga tanpa sadar, ‘PLAAKK’ sebuah tamparan hangat yang berasal dari tangan Nyonya Marina, mendarat di pipi Calsa yang penuh dengan air mata. “Calsa, berani-beraninya kamu lontarkan kata-kata itu. Inikah pelajaran yang kamu dapat selama ini? Mama benar-benar tidak menyangka,” ucap Nyonya Marina yang menempatkan tangan di dadanya. . “Sudahlah Jeng…,” hibur Nyonya Susana sambil memeluk pundak Nyonya Marina membawanya keluar dari kamar Calsa. Setelah Nyonya Susana berhasil menenangkan hati Nyonya Marina, ia pulang dengan seribu tanda tanya di benaknya. Kata-kata Calsa, bahwa Radit mencintai Dhara, seorang anak pembantu di rumah 203 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Calsa, masih belum punah dari ingatannya. Harga diri dan martabat keluarga konlomerat merasa terinjakinjak. *** Sampai di rumah, Nyonya Susana melihat Radit yang sedang nonton TV. Kontan saja, langsung mengambil remot yang dipegang Radit, kemudian mematikan TV-nya. “Mama? Yah Mama… kok dimatikan sih Ma? Acaranya kan udah hampir selesai. Please deh Ma….” Tangan Radit berusaha meraih kembali remot TV yang ada di tangan mamanya. “Radit, Mama mau bicara sama kamu,” ucap Nyonya Susana. “Ya nanti dulu dong Ma. Radit kan masih nonton TV. Lagian Mama itu kenapa sih?” tanya Radit sambil menghampiri mamanya. “Dit, seharusnya, Mama yang tanya sama kamu, kamu itu kenapa?!” Suara Nyonya Susana melai terdengar agak tinggi. “Lho, Ma… Mama kenapa sih? Baru pulang kok langsung marah-marah gitu?” tanya Radit heran. “Mama ingin ngomong sesuatu sama kamu Dit, penting. Ini menyangkut kehormatan keluarga kita,” jawab Nyonya Susana. 204 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Iya, iya, memangnya Mama mau ngomong apa sih? Kok sampe bilang menyangkut kehormatan keluarga segala. Pasti Mama dipanggill kepala sekolah lagi kan? Itu pasti fitnah Ma. Karena akhirakhir ini, Radit nyaris tidak pernah berbuat keonaran di sekolah,” Radit berkata sambil duduk berhadapan dengan Nyonya Susana. Mata bulat Nyonya Susana memandang Radit yang tampak tidak menaruh curiga sedikitpun. “Lho, ada apa ini…? Kok pada ngumpulngumpul?” tanya Tuan Rahmat yang tiba-tiba muncul dari arah pintu depan. Rupanya Tuan Rahmat baru pulang dari kantor. “Wah kebetulan Dit kamu ada di sini. Papa mau bicara penting sama kamu…,” Tuan Rahmat berkata sambil duduk di samping Nyonya Susana, istrinya, berhadapan dengan Radit. “Papa sama Mama kenapa sih, kok aneh gitu…?” tanya Radit setelah tahu kedua orang tuanya tidak berani angkat suara. “Dit, sekarang bukan waktunya untuk bercanda,” tegas Tuan Rahmat yang membuat bulu kuduk Radit berdiri. “Ma, Pa, sebenarnya ada apa sih…?” tanya Radit mencoba mengorek sedikit dari perubahan sikap kedua orang tuanya itu.



205 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Agak lama keadaan ruangan itu sepi, tidak ada diantara mereka bertiga yang berani angkat bicara. Karena menurut kedua orang tua Radit, perbuatan Radit kali ini benar-benar sulit termaafkan. Benarbenar keterlaluan. “Radit, kamu tahu, kenapa Papa kemarin ngotot mau bicara sama kamu?” tanya Tuan Rahmat. Ternyata Tuan Rahmatlah yang diberi keberanian untuk angkat bicara dalam kebisuan itu. Mendengar pertanyaan Tuan Rahmat, Radit hanya menggeleng kosong. “Radit, jawab dengan jujur pertanyaan Papa,” lanjut Tuan Rahmat yang semakin membuat Radit tidak mengerti. “Dit, apa yang kamu lakukan pada Calsa putri tunggal keluarga Tuan Taufik?” tanya Tuan Rahmat geram. Radit yang sengaja menundukkan kepalanya, tanpa diminta langsung mendongak menghadap ke arah Tuan Rahmat, memandang tajam kearah mata Tuan Rahmat. “Yang Radit lakukan pada Calsa, maksud Papa…?” tanya Radit coba mengulang pertanyaan langka dari bibir Tuan Rahmat. “Ya. Kamu tahu Dit, Tuan Rahmat, Papa Calsa datang kemari. Dan dia marah-marah sama Papa karena ada orang yang telah berani menghina putri 206 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



kesayangannya. Dan orangnya itu adalah kamu,” ucap Tuan Rahmat marah. Giginya berbenturan dengan gigi yang lain. “Pa, tidak ada satupun perbuatan yang Radit lakukan pada Calsa Pa. Kalau Om Taufik bilang Radit telah menghina Calsa, ya wajarlah. Karena saat itu, Radit hanya membela teman Radit saja. “Apakah salah jika Radit berusaha membela dan melindungi teman Radit itu?” jawab Radit. Suaranya juga tidak kalah kalah dengan suara Tuan Rahmat. Radit memang sangat keras kepala. “Pasti teman yang kamu maksud itu adalah Dhara kan?” sambung Nyonya Susana yang membuat Radit berbalik arah memandang Nyonya Susana, mamanya. Radit merasa heran, bagaimana mamanya bisa tahu dengan nama Dhara? Karena ia belum merasa bercerita pada siapapun, termasuk kepada kedua orang tuanya. “Mama kok tahu?” tanya Radit heran. “Siapa yang tidak mengenal Dhara, seorang anak pembantu di rumah Jeng Marina? Mama akui dia memang lebih cantik dari Calsa. Tapi Dhara itu begitu sangat tidak pantas buat kamu…,” terang Nyonya Susana tertawa sinis. “Dhara? Siapa dia? Apa hubungannya denganmu Dit?” tanya Tuan Rahmat heran.



207 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Ternyata, Papa belum tahu,” ucap Nyonya Susana. “Pa, Dhara itu adalah anak dari seorang pembantu di rumah Jeng Marina, di rumah Calsa. Dan parahnya, Dhara itu adalah wanita idaman putra tunggalmu itu….” “Apa?” ujar Tuan Rahmat terkejut. Tangannya yang bidang memukul geram meja yang terletak rapi di depannya. “Dit, apa benar kamu mencintai anak pembantu itu?!” tanya Tuan Rahmat marah. Suaranya semakin tinggi dan keras. “Kalau benar, kenapa Pa? Apakah Radit bersalah?” jawab Radit lantang. Seoah tidak merasa bersalah walau sudah berhubungan dengan cara terselubung, pacaran. Tidak ada restu orang tua terlebih dahulu. “Apa kamu bilang, kamu masih bertanya bersalah atau tidak? Dit, gara-gara kamu semua bisnis Papa akan hancur. Dan sekarang, Papa dengar kamu mencintai anak pembantu rumah tangga. Lelucon macam apa ini?” Suara Tuan Rahmat semakin nyaring di langit-langit ruangan. Suasana semakin terasa panas dan mendebarkan. “Pa, apakah Radit salah jika Radit mencintai Dhara anak seorang pembantu rumah tangga? Bukankah itu



208 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



hak Radit?” bantah Radit, membuat Tuan Rahmat semakin geram. “Radit, sekali lagi Papa tegaskan. Jangan sekalikali bertanya apakah itu salah atau tidak, karena itu sudah jelas-jelas salah. “Kamu tahu kenapa? Karena kamu adalah keturunan tunggal konglomerat berdarah biru. Sedangkan gadis itu hanyalah anak seorang pembantu rumah tangga. Dia sama sekali tidak pantas untuk hidup bersamamu. “Dan jika kamu tetap berhubungan dengan gadis itu, maka kamu telah menginjak-injak martabat konglomerat berdarah biru. “Ingat Dit, konglomerat hanya pantas bersanding dengan konglomerat. Sedangkan anak pembantu lebih pantas bersanding dengan anak jalanan, karena mereka sama-sama rakyat jelata yang hina. “Dan mulai saat ini, detik ini, Papa larang kamu untuk dekat-dekat lagi dengan gadis hina itu. Mengerti?!” tegas Tuan Rahmat. Radit hampir pingsan. Bagaimana dia akan memperjuangkan cintanya, jika saat ini kedua orang tuanya telah memberi ketegasan padanya agar tidak mendekati Dhara lagi? “Pa, perbedaan kita sama Dhara itu hanya terletak pada pangkat Pa, pada harta, pada dunia yang



209 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



sewaktu-waktu akan sirna dengan kesombongan orang yang memilikinya. “Ingat Pa, seseorang bisa terkenal bukan karena harta yang dimilikinya atau pangkat yang didudukinya. Tapi, seseorang itu terkenal karena tingkah lakunya Pa, budi pekertinya. “Dhara memang bukan Calsa yang memiliki semua itu. Tapi Dhara adalah gadis yang memiliki budi pekerti yang baik,” ujar Radit berusaha membela Dhara, gadis yang dicintainya. “Eh Dit, apa yang telah gadis itu berikan kepadamu, sehingga kamu berani mengajari Papa seperti itu? Kamu berani melawan Papa dan Mama hah…? “Ingat Dit, Papa dan Mama ini adalah orang tuamu, yang banting tulang agar kamu bisa tumbuh seperti saat ini….” Amarah Tuan Rahmat semakin memuncak. “Papa juga harus ingat bahwa Radit tidak pernah meminta keluar dari perut Mama dan meminta Papa agar bekerja untuk menghidupi Radit. Bahkan Radit menyesal telah keluar dari perut Mama dan menjadi putra tunggal konglomerat seperti Papa. Radit menyesal Pa….” “Kurang ajar…!” ‘PLAAKK’, sebuah tamparan langsung menempel di pipi kanan Radit. “Dengar Dit, mulai hari ini Papa peringatkan sekali lagi, jangan kamu coba dekat-dekat dengan gadis itu 210 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



lagi, atau kalau tidak, terpaksa Papa akan hapus nama kamu dari ahli waris keluarga ini,” setelah berkata Tuan Rahmat berjalan ke arah kamarnya. Sebuah pertengkaran hanya masalah perebutan hak percintaan anak remaja yang tidak penting, baik yang dilakukan Radit maupun orang tuanya. Tidak ada yang salah mencintai dan mengharapkan siapapun, yang penting budi pekerti yang baik, kata Radit. Namun seharusnya, masa remaja adalah masa belajar. Namun kenyataan, Radit sudah menjalin ikatan cinta terselubung. Sampai berani berkata yang sungguh menyakiti orang tuanya, pun tuhannya. Tuan Rahmat menyesali sikap Radit yang menyakiti dirinya dan Tuhan. Sebagai orang tua pun, memang benar melarang percintaan Radit dengan Dhara karena berhubungan secara terselubung, tidak mendapat restu. Tuan Rahmat pun menyadari hal ini. Seharusnya Calsa yang dipilih Radit. Namun, alangkah bijaknya bila memang tidak sampai merendahkan orang lain apalagi persoalan dunia, menampar, dan bahkan mencoret sebagai ahli warisnya. Namun hawa nafsu sudah menguasai jiwa Tuan Rahmat. “Pa, apakah Papa lupa, dari mana Mama berasal? Mama juga bukan keluarga terhormat seperti Papa kan? Mama hanyalah anak dari seorang bapak 211 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



penjaga kebun milik kakek, tapi kenapa Papa menikahi Mama? “Kenapa harga diri konglomerat yang Papa bangggakan itu tidak merasa terinjak-injak Pa, kenapa? Kenapa Pa, kenapa Ma…?” Mendengar ocehan Radit, Tuan Rahmat yang sudah berdiri diambang pintu kamar tidurnya, kembali melangkan menghampiri Radit ynag matanya menyala merah. “Kurang ajar…!” Tampar lagi. Contoh yang tidak benar lagi yang ditunjukkan ke anak remaja yang terbilang masih labil, mudah meniru. “Radit! Secepatnya kamu harus melamar Calsa putri Tuan Taufik, titik!” Setelah berkata, Tuan Rahmat langsung masuk kekamarnya, tanpa memedulikan pertengkaran yang masih berlanjut di luar kamarnya. “Apa, melamar Calsa? Pa, Radit tidak mencintai Calsa. Radit hanya mencintai Dhara seorang… Sampai kapanpun…!” teriak Radit keras. Tapi daun pintu kamar papa Radit telah tertutup rapat, hingga Tuan Rahmat yang berada di dalamnya tidak begitu mendengar teriakan Radit yang menolak perintahnya. “Ma, hanya Mama yang selalu mengerti Radit. Tolong Radit Ma. Radit tidak mau melamar Calsa. Radit tidak mencintainya Ma. Radit hanya mencintai



212 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Dhara. Tolong Radit Ma…,” rengek Radit pada Nyonya Susana yang sudah berlinangan air mata. “Dit, mungkin selama ini memang benar, hanya Mama yang bisa mengerti kamu. Tapi untuk saat ini, Mama tidak bisa berbuat apa-apa dengan keputusan papamu. “Secepatnya kamu harus melamar Calsa, apapun yang terjadi. Karena kamu telah Mama jodohkan dengan Calsa sejak kecil,” setelah berkata Nyonya Susana pergi meninggalkan Radit seorang diri yang masih tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. “Melamar Calsa? Sudah dijodohkan sejak kecil?” Sebuah pertanyaan yang seharusnya tidak layak diucapkan anak remaja seperti Radit, apalagi pertanyaan tentang keputusan perjodohan yang tidak diketahui anak. Tubuh Radit terkulai lemas mendengar semua itu. Sebagai laki-laki, ia tidak bisa berbuat apa-apa. Radit teringat Dhara, teringat janjinya. Baru ia berjanji, bahwa apapun yang terjadi, ia akan tetap setia pada Dhara. Ia tidak akan pernah sedikitpun meninggalkan Dhara, sampai kapanpun. Bahkan berniat pun tidak. “Dhara, aku mencintaimu Vir… Sangat mencintaimu. Aku tidak ingin kehilanganmu. Semua yang terjadi bukanlah keinginanku. Percayalah Vir, aku kan tetap mencintaimu, sampai kapanpun,” Radit berkata 213 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



sambil melangkahkan kaki dengan sisa-sisa tenaga yang dimilikinya. Radit terelap. Terlelap dalam duri cinta. ***



214 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Pertunangan Sahabat



“Radit! Iiih, apa-apaan sih? Lepasin! Dit, lepasin dong… Malu dilihatin banyak orang tahu…!” Dhara berkata sambil berusaha keluar dari pelukan Radit. “Dit, ya ampuun lepasin aku…!” ucap Dhara terus mendesak, agar Radit melepas pelukannya. “Dit, ada apa sih, kok tiba-tiba banget…? Nggak seperti biasanya deh. Aneh banget tau…,” tanya Dhara setelah Radit melepaskan pelukannya. “Vir,” ucap Radit. “Dit, kamu kenapa sih,?” tanya Dhara semakin heran. “Vir, aku takut…!” jawab Radit yang berusaha mau memeluk lagi namun ditepis Dhara. “Takut?” ulang Dhara. Perasan herannya semakin menjadi-jadi. “Iya Vir, takut. Aku takut kehilanganmu,” ujar Radit. “Ih, Radit, gombal banget sih…,” balas Dhara mencubit punggung Radit. “Dit, sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa tibatiba kamu ngomong seperti itu?” tanya Dhara sambil memegang kedua tangan Radit.



215 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Percayalah Vir, nggak ada apa-apa. Aku hanya takut kehilanganmu. Aku nggak mau kehilanganmu Vir, aku sayang kamu Vir. Aku cinta kamu…,” Radit berkata bohong demi cinta sambil kembali seperti merengek. Seolah harapan kokohnya tali pacaran adalah hal yang pasti bersatu, seumur hidup. Jodoh manusia tidak ada tahu. “Radit, aku nggak mungkin mengkhianati cinta kita. Hanya kamu yang aku cintai Dit, tidak ada yang lain. Kamu harus yakin dan percaya itu,” tutur Dhara polos. Dhara memang tidak pernah bercinta sebelum dengan Radit. Radit adalah cinta pertama dalam hidupnya, juga nafsu pertama. Radit yang mendengar jawaban polos Dhara, langsung melepaskan kegelisahannya. Ditatapnya mata Dhara yang penuh dengan cahaya, ia menemukan ketulusan di dalamnya. ‘Dhara, aku percaya padamu. Percaya pada semua yang kamu katakan. Karena aku tahu, kamu bukan seorang pembohong. ‘Tapi Vir, maafkan aku jika suatu hari nanti kita harus berpisah, jika terpaksa aku harus meninggalkanmu, meninggalkanmu dengan kesendirian, meninggalkanmu setelah kamu kehilangan sahabat setiamu itu. Aku benar-benar minta maaf Vir. ‘Nanti malam adalah acara pertunangan Linda. Malam itu juga, kamu pasti akan merasakan sangat 216 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



kehilangannya. Sedangkan aku, aku sebagai orang yang mencintaimu tidak bisa menjadi pengganti Linda yang selalu ada untuk menghiburmu. Karena satu Minggu lagi aku harus melamar Calsa, orang yang sama sekali tidak aku cintai. ‘Ini semua bukanlah kehendakku Vir. Aku hanyalah korban dari perjodohan. Tapi aku berjanji atas nama cinta ini, aku hanya akan bertunangan dengannya. Apapun yang terjadi, aku tidak akan sampai menikahinya, aku berjanji Vir,’ mungki ucap Radit dalam hati. “Oh ya Dit, nanti malam adalah acara pertunangan Linda, sahabat kita berdua. Aku akan merasa bersalah sekali jika pada malam kebahagiaannya nanti, aku tidak memenuhi undangannya,” ujar Dhara. “Dhara, kamu tidak akan pernah merasakan hal demikian, karena kita akan pergi bersama-sama ke pesta Linda. Nanti malam aku jemput kamu di gerbang rumah,” Radit berkata sambil memulai langkahnya menuju kelas yang ternyata sudah banyak yang berada di dalam kelas. Calsa yang kebetulan juga baru masuk kelas, ketika melihat Radit dan Dhara yang berjalan bergandengan, merasa cemburu. Api amarahnya kembali menyala.



217 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



‘Brengsek, awas ello Vir. Ello boleh manasin gue. Ello boleh merasa menang dengan cara ello udah bisa ngedapetin Radit, merebutnya dari tangan gue! ‘Tapi ingat Vir, bentar lagi gue akan buat orang yang ello cintai pergi ninggalin ello selamanya…’ mungkin ucap Calsa dalam hatinya, kemudian ia keluar menuju kantin menghampiri teman-temannya. “Hai, tuh Calsa! Tunjuk Fani saat melihat Calsa muncul dari balik pintu kantin. “Cal, sini dong! Teriak Beky keras hingga Calsa yang mendengarnya langsung berjalan menghampiri teman-temannya. Mereka duduk di bangku kantin menghadap ke arah pintu masuk. “Brengsek…!” kata Calsa geram sambil memukulkan gumpalan tangannya ke meja yang ada di depan. “Kenapa?” tanya Beky saat melihat wajah Calsa yang suram. “Oh, gue tahu. Pasti semua ini gara-gara Dhara brengsek itu kan?” tebak Fani yang dikuatkan dengan anggukan Calsa. “Dhara? Cal, ello kok bisa sih dikalahin sama yang namanya Dhara brengsek itu?” Protes Bela. “Eh, ello berdua itu, jangan pernah mengira bahwa gue udah kalah dalam permainannya. Lihat aja, bentar lagi, gue juga akan merebut orang yang dia cintai dalam hidupnya, se-la-ma-nya…,” ujar Calsa kemudian pergi. 218 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



*** “Radit, mau kemana kamu?” tanya Tuan Rahmat yang sudah berdiri didekat pintu mobil Radit. “Bukan urusan Papa,” jawab Radit enteng. “Radit, Papa larang kamu pergi malam ini, karena Papa yakin kamu pasti akan pergi dengan pembantu sialan itu!” teriak papanya yang ternyata tidak dapat gubris dari Radit. “Sorry Pa, Radit harus pergi,” ucap Radit sambil masuk ke dalam mobil, kemudian tancap gas. Radit mengeluarkan kecepatannya agar cepat sampai ke tempat dimana Dhara sedang menantinya. Beralih di pojok rumah Calsa. “Bunda, Dhara berangkat!” teriak Dhara dari balik pintu kamar bundanya. Dengan sedikit menguap, bunda Dhara membuka pintu kamarnya. Tampaklah wajah cantik Dhara yang tersenyum sayang pada bunda yang sangat dikasihinya. “Sama siapa Vir?” tanya bunda Dhara setelah bibir Dhara mencium telapak tangan bundanya. “Sama… sama teman, Bunda,” jawab Dhara sedikit berbohong. “Nanti jam berapa pulangnya Vir?” tanya bundanya lagi. 219 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Kurang tahu Bunda. Mungkin Dhara pulang duluan sebelum acara pertunangan Linda selesai. Dhara berangkat ya….” Kemudian Dhara melangkah setelah terlebih dahulu mencium pipi bundanya. Dhara langsung menuju depan pintu gerbang, di sana Radit sudah menunggunya. Setelah Dhara duduk di jok depan, samping Radit, Radit langsung melajukan mobilnya kembali. Tidak satupun di antara Radit dan Dhara yang tahu, bahwa sepasang mata memperhatikannya dari atas tingkat. Dialah Calsa, orang yang juga mencintai Radit. *** “Selamat ya Lin,” ucap Dhara mencium pipi Linda. “Makasih Vir,” balas Linda tersenyum. “Oh ya Don, kenalkan ini Dhara, sahabat aku di sekolah dan ini Radit pacar Dhara,” ucap Linda sambil menunjuk Radit dan Dhara. “Aku Doni,” Doni mengulurkan tangan kanannya. “Radit!” balas Radit menyambut uluran tangan Doni. “Dhara!” ujar Dhara setelah tangan Doni beralih terulur ke arah Dhara. “Don, bentar ya aku ngantar Dhara ke dalam dulu. Ayo Vir….” Dhara melangkah di samping Linda.



220 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Terasa sekali terhirup hidung Dhara, bau harum minyak yang membasahi tubuh Linda. “Lin, aku juga merasa senang dengan datangnya hari kebahagiaanmu, malam ini,” ucap Dhara sambil mencicipi hidangan yang tersedia di meja. “Terima kasih Vir, kamu memang yang paling mengerti perasaanku. Eh, ngomong-ngomong, kalian kapan tunangan?” Pertanyaan positif Linda menggetarkan jantung Dhara. ‘Tunangan? Benarkah hubunganku dengan Radit akan sebahagia Linda malam ini? Benarkah orang miskin sepertiku bisa bersanding dengan putra tunggal konglomerat?’ mungkin ucap Dhara dalam hati. Mereka berdua melajutkan perbincangannya. “Linda, ayo acara tukar cincin sudah mau di mulai,” Kartini, mama Linda, tiba-tiba datang menghampiri Linda dan Dhara. Linda segera berjalan menuju tempat Doni berada. Ia lupa bahwa Dhara masih mengikuti langkahnya di belakangnya. Dhara tidak berkedip menyaksikan acara di depan matanya itu. Doni memasangkan cincin pertunangannaya ke jari manis Linda. Kemudian Linda pun juga memasangkan cincin pertunangan ke jari manis Doni. Lengkap sudah kebahagiaan yang Linda rasakan. Ini adalah pertama kali dalam hidupnya. 221 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Setelah cincin pertunangan itu melingkar di jari manis Doni dan Linda, maka mereka telah terikat satu sama lain. Tidak ada lagi kebebasan sebebas sebelum mereka tunangan. Setelah acara pertunangan Doni dan Linda selesai, Radit langsung mengantar Dhara pulang. Masih jelas diingatan Dhara, bagaimana dia menyaksikan acara tukar cincin di acara pertunangan Doni dan Linda. Dhara menghela nafas sesak mengingatnya. “Dit, makasih ya udah nganter aku pulang. Maaf aku nggak bisa ngajakin kamu mampir, karena ini bukan rumahku,” ucap Dhara setelah mobil Radit berhenti di depan gerbang besar di depan rumah Calsa itu. “No problem, sayang. Bisa mengantarmu pulang, itu sudah lebih dari cukup buatku,” ucap Radit sebelum Dhara keluar dari mobilnya. “Ya udah, aku masuk dulu ya. Sampai ketemu besok di sekolah….” setelah berkata, Dhara turun dari mobil Radit. Lambaian tangan Dhara membuat mobil Radit berlalu dari depan gerbang besar itu. Saat Dhara tahu, Radit telah menghilang di tikungan jalan, Dhara masuk melewati gerbang besar itu menuju rumah.



222 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Bagus, bagus…, “ terdengar tepukan tangan dari arah tangga yang mengarah ke kamar Calsa. Calsa telah berdiri angkuh di sana. “Non Calsa…,” ujar Dhara pelan. Calsa dapat melihat keterkejutan Dhara di raut wajahnya. “Ya, gue Calsa. satu-satunya orang yang tahu kebusukan ello di belakang jasa-jasa keluarga gue. Gue tahu, ello dari mana, sama siapa, dan gue juga tahu siapa orang yang nganter ello pulang. “Ello hebat ya Vir, bisa ngelabuhi Papa sama Mama gue. Mama udah susah payah ngebantu ello agar ello bisa ngelanjutin sekolah, bahkan ello udah dimasukin ke sekolah gue, sekolah terfavorit. Apakah seperti ini balasan ello? Dasar cewek gembel! Nggak tahu diri. “Gue yakin, Mama pasti akan kecewa banget kalau sampai tahu kelakuan ello,” ucap Calsa yang semakin membuat Dhara terkejut. “Tapi tenang saja, karena gue adalah cewek yang baik hati. Gue nggak akan ngelaporin perbuatan ello ke Mama ataupun Papa. Tapi ingat Vir, malam ini adalah malam terakhir ello bertemu dengan Radit!” Keterkejutan Dhara semakin menjadi, ketika mendengar akhir dari kata-kata Calsa. “Apa?” ucap Dhara saat matanya bertemu dengan mata Calsa. 223 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Ingat Vir, ello hanya pembantu di rumah gue, jadi jangan mimpi di siang bolong deh, hello… Bisa bersama Radit? Karena yang pantas bersama Radit itu hanya gue, nggak ada yang lain. Termasuk ello. Mengerti? Hanya gue….” Setelah berkata, Calsa kembali meniti tangga menuju ke kamarnya. Dhara juga melangkah menuju ke kamarnya. Ada setetes bening yang mengalir pelan di pipinya. Dhara sedih. sebuah resiko ikatan pacaran yang belum direstui, memang. Matanya masih tidak bisa lepas pandang ke arah Calsa yang berjalan cepat menuju ke kamar. Dhara masuk kamar dengan pikiran tidak tenang. Kata-kata Calsa telah membuatnya harus bisa beralih dari perasaannya. Ia mencintai Radit, tapi ia juga mencintai Calsa dan keluarganya. Dengan sisa-sisa air mata yang masih mengalir hangat di pipinya, Dhara terlelap dalam mimpinya yang tidak begitu indah. ***



224 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Ayah, Maafkan Dhara



Pagi ini Calsa sengaja bangun lebih awal dari biasanya. Entah apa yang ada di perasaannya. Ia hanya ingin cepat-cepat ke sekolah dan bertemu dengan teman-temannya. “Selamat pagi Non,” sapa Pak Mahmud yang sedang mencuci mobil. Calsa menghentikan langkahnya mendengar sapaan itu. Matanya terarah ke Pak Mahmud. “Mau saya antar Non?” tanya Pak Mahmud ketika tahu Calsa menatapnya. “Apa? Ngantar gue? makasih, dari pada Bapak itu sok baik sama gue, mendingan Bapak urusin aja putri kesayangannya itu,” jawab Calsa tanpa sopan santun. “Maksud Non Calsa, Dhara?” tanya Pak Mahmud heran. “Iya, siapa lagi? Memangnya ada anak pembantu lain di rumah ini selain Dhara?!” suara angkuh Calsa semakin terdengar menyakitkan di telinga Pak Mahmud. “Memangnya ada apa dengan putri saya Non?” tanya Pak Mahmud sambil meletakkan selang air yang sejak tadi dipegangnya. 225 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Jadi, kerjaan Bapak apa saja sih, sampai tidak tahu apa yang Dhara lakukan?!” Calsa semakin mengeluarkan kata-kata yang menusuk. “Memangnya, apa yang putri saya lakukan pada Non Calsa?” tanya Pak Mahmud mulai kesal. “Bukan padaku, tapi pada Papa dan Mama. Mama dengan susah payan berusaha memasukkannya ke sekolah, terfavorit lagi, tapi Dhara menikam belati dari belakang Mama. “Pak Mahmud tahu kan, kalau Dhara sering jalan berdua dengan Radit, putra tunggal konglomerat berdarah biru? Kalau Mama tahu, Mama pasti kecewa sekali dengan sikap Dhara yang tidak tahu diuntung itu!” jawab Calsa panjang lebar. “Apa? Sering jalan berdua dengan Den Radit?” ucap Pak Mahmud mengulang kata-kata Calsa. “Ya, semalam aja Dhara yang tak tahu diuntung itu sengaja jalan berdua dengan Radit ke acara pertunangan Linda. Pulangnya larut malam lagi….” Setelah berkata, Calsa pergi. Senyum penuh kemenangan tersungging di bibirnya. Dhara yang baru datang dari arah samping rumah ketika melihat senyum Calsa, sudah bisa menebak apa yang sebentar lagi akan menimpanya. “Ayah, Ayah kenapa?” tanya Dhara yang langsung menghampiri ayahnya. Pak Mahmud tidak menjawab. Hanya tatapannya yang mengatakan bahwa dirinya 226 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



sama sekali tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya dari Calsa. “Ayah, Ayah kenapa?” tanya Dhara lagi setelah sekian lama tidak mendengar jawaban dari ayahnya. “Ayah…,” ulang Dhara setelah merasakan ada yang lain pada diri ayahnya. “Ayah, Ayah baik-baik saja kan?” tanya Dhara mulai merasa khawatir. Dhara semakin khawatir ketika melihat ada genangan air yang terbendung di pelupuk mata ayahnya. “Dhara, Ayah ingin bertanya dan kamu harus menjawabnya dengan jujur,” ucap Pak Mahmud kemudian. Dhara hanya diam terpaku, menebak-nebak apa kira-kira yang sebentar lagi akan menimpanya. Kepalanya sudah terpekur sejak mendengar ucapan ayahnya yang menggetarkan dinding hatinya. “Dhara, apakah benar yang ayah dengar, bahwa kamu mempunyai hubungan khusus dengan Den Radit?” ujar Pak Mahmud, memulai maksud dari tatapannya. “Maksud Ayah?” Bibir Dhara yang beku tiba-tiba d paksakan untuk bertanya maksud dari ucapan ayahnya. “Apakah benar kamu mencintai Den Radit?” Mendengar pertanyaan ayahnya, Dhara langsung menoleh ke arah Calsa yang tersenyum penuh 227 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



kemenangan sambil masuk ke dalam mobil. Dhara tahu, ini semua adalah aduan dari Calsa. “Jawab Dhara!” bentak Pak Mahmud tiba-tiba. Dhara yang mendengar bentakan itu langsung keluar air matanya, menggenang. Seumur hidup Dhara tinggal bersama ayah dan bundanya, hanya baru satu kali inilah ia mendapat bentakan dari ayahnya. “Apakah benar kamu dan Den Radit pacaran…? Jawab dengan jujur Vir!” bentak Pak Mahmud semakin keras. Tidak ada jawaban dari bibir Dhara, hanya suara tangisnya yang mulai terdengar sesenggukan. “Vir, bukan air mata yang Ayah minta, tapi jawaban kejujuranmu dari semua pertanyaan yang Ayah lontarkan. Ayah mohon, Vir, jawab pertanyaan Ayah dengan jujur!” Kedua tangan Pak Mahmud memegang bahu Dhara dan menggoyang-goyangkannya. “Dhara, kenapa diam? Apa semua yang telah Ayah dengar itu benar? Kenapa kamu tidak mau menjawab pertanyaan ayah? Mana Dhara putri Ayah yang dulu yang selalu menjawab jika sedang ditanyakan, Dhara yang selalu berkata jujur pada Ayah, Dhara yang selalu berbakti pada kedua orang tuanya? Mana putri Ayah itu? Mana…?” Mendengar penuturan ayah Dhara, Dhara langsung berhambur ke dalam pelukan ayahnya. 228 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Ayah….maafkan Dhara Ayah…,” ucap Dhara yang sudah tenggelam ke dalam pelukan ayahnya. “Maafkan Dhara….” Air mata Dhara yang sejak tadi sudah mengalir, membasahi kra baju ayahnya. “Dhara, bukan kata maaf yang Ayah harapkan darimu, tapi jawaban dari pertanyaan Ayah. Apakah benar kamu menjalin hubungan dengan Den Radit putra tunggal Tuan Rahmat yang kaya raya itu?” tanya Pak Mahmud melepas Dhara dari pelukannya. “Maafkan Dhara, Ayah…,” ucap Dhara yang langsung bersimpuh di kaki Pak Mahmud. “Ayah… maafkan Dhara,” tangis Dhara semakin menjadi-jadi. “Jadi benar, kamu mencintai den Radit dan telah menjalin hubungan dengannya?” ujar Pak Mahmud menarik dagu Dhara agar melihat ke arahnya. “Iya Ayah…,” jawab Dhara menganggguk pelan. “Apa? Kamu…! “Aaakh…,” Pak Mahmud jatuh terlentang dengan tangan memegangi dadanya. Penyakit lemah jantung yang diidapnya kambuh ketika mendengar jawaban Dhara yang sangat mengejutkan. Memang sering kejadian tentang percintaan yang tidak dan belum direstui orang tua. Seperti halnya dialami Dhara yang belum direstui orang tuanya. Ini pun karena sebagai anak berhubungan secara terselubung alias mengikat sebuah ikatan pacaran.



229 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Seperti kebanyakan remaja, pacaran dahulu – bahkan sampai gonta-ganti – baru kemudian meminta restu orang tua, entah tunangan atau pernikahan. Inilah yang dialami Dhara dengan pacarnya. Dengan harapan, suatu saat nanti mereka mendapat restu walau diawali konflik. Nasi sudah menjadi bubur. Akibat dari semua ini adalah ayah Dhara jatuh, tidak sadarkan diri. “Ayah…!” teriak Dhara yang langsung mengejutkan seluruh isi rumah. Bunda Dhara yang mendengar teriakan itu, langsung berlari ke asal suara. “Dhara, ada apa dengan ayahmu…?!” teriak bunda Dhara ketika melihat Pak Mahmud yang sudah tergeletak tidak berdaya. “Ayah, bangun Yah…!” teriak Dhara sambil menggoyangkan tubuh Pak Mahmud yang ternyata sudah tidak bergerak lagi. “Bik Imah, Pak Mahmud kenapa?” tanya Nyonya Marina yang juga berlari keluar ketika mendengar teriakan di halaman rumahnya. “Saya tidak tahu Nyonya,” jawab Bik Imah sambil merangkul tubuh suaminya yang terbaring kaku. “Ma, kenapa?” tanya Tuan Taufik yang baru datang karena mendengar suara tangis yang bergemuruh.



230 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Nyonya Marina hanya mengerdipkan matanya, sehingga membuat Tuan Taufik melangkah mendekati tubuh Pak Mahmud. Tuan Taufik memegangi urat nadi seperti yang dilakukan istrinya tadi. “Inna lillahi wa inna ilaihi raaji’un,” ucap Tuan Taufik sambil memegang pergelangan tangan Pak Mahmud. Dhara dan bundanya yang mendengar kalimat istirja (kalimat untuk menyatakan kembali ke pada Tuhan) dari bibir Tuan Taufik, langsung menjerit histeris dan langsung merangkul tubuh Pak Mahmud. “Ayaaaah!” teriak Dhara berulang-ulang yang masih memeluk tubuh kaku ayahnya. “Maafkan Dhara Ayah. Ini semua kesalahan Dhara…!” Air mata Dhara mengalir membasahi dada Pak Mahmud. “Vir, setiap manusia pasti akan kembali kehadapan-Nya. Tidak ada satu orang pun yang bisa menghindar dari kematian,” ujar Nyonya Marina sambil memeluk Dhara. “Tabahkan hatimu Vir. Biarkan ayahmu pergi dengan tenang. Hapuslah air matamu,” tambah Nyonya Marina mencoba menghibur Dhara yang sedang berduka. ‘Tak ada satu pun yang tahu penyebab kematian ayahku. Hanya aku penyebab kematian ayahku sendiri. Maafkan aku Ayah, maafkan Dhara…. 231 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Maafkan Dhara ayah…’ mungkin ucap Dhara dalam hati ketika masih berada dalam pelukan Nyonya Marina. “ Ayah… maafkan Dhara…!” *** Karena musibah yang telah menimpa, Dhara sengaja tidak masuk sekolah pagi ini. Hingga membuat Calsa yang memang selalu menginginkan ketiadaannya di sekolah, menjadi semakin leluasa untuk melakukan hal-hal yang menjadi nalurinya. “Udah jam 09.45, kenapa Dhara juga belum datang? Di telepon gak diangkat-angkat,” tanya Radit sendiri penuh rasa heran. Sedari tadi menunggu kedatangan Dhara. Calsa yang tahu hal itu, langsung melangkah menghampiri Radit yang sedang mondar-mandir di dekat perpustakaan. “Hai Dit, kalau boleh gue tebak, ello pasti lagi nungguin bidadari gembel ello itu kan?” ucap Calsa ketika langkah kakinya berhenti di dekat Radit. Radit merasa muak dengan kedatangan Calsa, yang memang tidak pernah Radit harapkan. “Apa urusan lo?!” ucap Radit sewot. “Aduh, jangan sewot gitu dong Dit. Gue cuman mau bilang kalau Dhara nggak mungkin masuk 232 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



sekolah pada hari ini. Dan ello harus percaya gue, karena yang tinggal dekat sama Dhara itu cuman gue. Tapi kalau ello nggak mau percaya, terserah deh….” Calsa menaikkan alisnya. Matanya memandang Radit tajam. “Denger Cal, kalau kamu sampai macam-macam sama Dhara, aku nggak bakal segan-segan ngebunuh kamu dengan tanganku sendiri,” ucap Radit marah. Kemudian melangkah dari hadapan Calsa. “Wow, wow, segitunya ternyata ello cinta mati ya sama bidadari gembel itu?” Radit yang mendengar ucapan Calsa, menghentikan langkahnya kemudian berjalan menghampiri Calsa, “Brengsek banget sih! Aku tahu, perusahaan papaku tidak akan berjalan tanpa perusahaan papamu yang ada di Indonesia. “Tapi kamu juga harus tahu Cal, bahwa perusahaan papamu juga tidak akan berjalan tanpa bantuan dari perusahaan papaku yang ada di luar negeri. Dan silakan cari perusahaan lain untuk melakukan ekspor-impor.” Setelah berkata, Radit pergi tanpa memedulikan teriakan Calsa yang mengutuk dirinya. *** Dhara merenung di dalam kamar. Kejadian tadi pagi yang mengakibatkan terenggut nyawa ayah satu233 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



satunya, belum bisa menghilang begitu saja dari pikirannya. Semuanya juga dilatarbelakangi oleh Calsa yang memang tidak begitu suka dengan kehadirannya sejak dari awal. Dhara tahu, bahwa Calsa sengaja menceritakan hungannya dengan Radit. Hati Dhara hancur mengingat hal itu. “Ayah, jangan pernah tinggalkan Dhara dan Bunda lagi,” rengek Dhara ketika Pak Mahmud datang dari luar kota. Pak Mahmud tersenyum sambil mengangguk pelan. “Pasti Sayang, Ayah tidak akan pernah meninggalkan Dhara dan Bunda lagi,” sanggup Pak Mahmud sambil mencubit gemes pipi Dhara. “Horeee…!” teriak Dhara yang langsung berlari kepangkuan Pak Mahmud. “Vir, ayo turun. Ayahmu kan baru pulang dari luar kota. Biarkan ayahmu istirahat sebentar,” tegur Bik Imah sambil mengambil Dhara dari pangkuan suaminya. Langsung dialihkan kepangkuannya. “Tapi Bunda, Dhara kan kangen sama Ayah,” ucap Dhara ketika sudah berada dipangkuan bundanya. Pak Mahmud yang mendengar hal itu, langsung mencium gemes pipi putri semata wayangnya itu, yang telah ia tinggalkan selama 3 tahun 10 hari karena mencari nafkah di luar kota. Tok! Tok! Tok! 234 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Dhara buyar dari lamunan masa lalunya, ketika mendengar seseorang telah dengan sengaja mengetok pintu dari luar. Dhara segera menyimpan foto masa kecilnya itu di bawah bantalnya. Ia melangkah membuka pintu. “Tante…,” kata Dhara ketika yang tampak di depan pintu kamarnya adalah Nyonya Marina, satu-satunya majikannya yang sangat baik dan sangat menyayanginya. “Vir, semua orang pasti akan selalu merasakan sakit setelah ia sehat, merasakan miskin setelah ia kaya raya, dan mengalirkan air mata setelah ia puas dengan senyum merekahnya. Dan mungkin sekarang, tiba saatnya kamu dan kami semua mengalirkan air mata. Tidak hanya kamu, Vir, yang merasa kehilangan. “Kami semua, Om dan Tante, lebih-lebih bunda kamu juga sangat merasa kehilangan dengan kepergian ayahmu untuk selama-lamanya. Tapi, percayalah Vir, dibalik semua ini pasti akan ada hikmahnya, percayalah pada Tante!” kata Tante Marina menasihati Dhara yang ternyata masih sock berat atas kepergian ayahnya tadi pagi. “Makasih Tante…,” ucap Dhara sambil berhambur memeluk Nyonya Marina. ‘Ya Tuhan, kenapa aku merasa lain dengan pelukan ini? Pelukan Dhara sangat hangat dan sangat 235 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



menyentuh hatiku. Pelukan yang tidak pernah aku rasakan ketika Calsa datang memelukku,’ mungkin kata Nyonya Marina dalam hati. “Maafkan Dhara Tante, jika Dhara terlalu berlarut dalam kesedihan ini. Dhara sangat mencintai dan menyayangi Ayah, Tante. Hanya beliau lah tulang punggung yang selalu bekerja demi memberi makan Dhara dan Bunda,” ucap Dhara yang masih tenggelam dalam pelukan Nyonya Marina. Nyonya Marina tidak mendengar apa yang Dhara ucapkan. Jiwanya terhipnotis dengan rasa hangat pelukan Dhara yang tidak pernah dirasakan sebelumnya. “Tante…,” ucap Dhara sambil melepas pelukannya. Nyonya Marina keluar dari tangannya. Di tatap mata Dhara begitu dalam, tampak sekali kepedihan yang terpancar di dalamnya. Dirinya seakan sangat kenal dekat dengannya, dekat sekali. “Dhara, berjanjilah kamu akan tegar dengan semua ini. Berjanjilah bahwa kamu akan berusaha sabar menghadapinya. Jangan menangis lagi. Lihatlah bundamu, dia tetap berusaha tegar walau pahit yang dirasanya belum juga hilang,” ucap Nyonya Marina. Dhara melihat bundanya melintas di samping kamar Dhara walau bundanya sama sekali tidak 236 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



menyadari bahwa mata Dhara dan Nyonya Marina memperhatikannya dari balik jendela. “Bunda memang wanita yang tegar Tante. Kejadian yang menimpa Ayah adalah kejadian yang paling kami takutkan dalam hidup ini. Tapi Bunda, senyumnya mampu menutupi kepedihan yang sangat menyakitkan,” ujar Dhara tersenyum getir. “Dhara janji Tante, Dhara akan menjadi seperti Bunda yang tetap tegar walau sebenarnya pahit yang terasa. Dhara akan menjadi putri Bunda yang tegar dengan kepahitan ini, Tante, “ ucap Dhara tersenyum. ***



237 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Aku Harus Belajar Melupakanmu



Dhara kembali masuk sekolah. Tapi hari ini ia berangkat agak sedikit terlambat karena Dhara harus menggantikan pekerjaan ayahnya, menyapu halaman rumah – walau tidak sampai menyetir mobil. Kejadian yang menimpanya, membuatnya harus sedikit menjaga jarak dengan Radit, orang yang sangat dicintainya. “Vir,” panggil Radit ketika Dhara melewati tempat parkir. Dhara hanya menoleh sambil tersenyum hambar. Kemudian ia melangkah lagi tanpa membalas sapaan hangat Radit pagi itu. “Dhara, tunggu…!” Radit berteriak sambil berlari mengejar Dhara yang semakin mempercepat langkah kakinya. “Vir, tunggu Vir…” Radit menarik lengan Dhara. Dhara berbalik dan memandang Radit dengan pandangan terpaksa. “Ada apa Dit?” tanya Dhara kemudian. Suaranya parau.



238 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Aku turut berduka cita ya Vir. Sorry aku baru mendengar kabar kematian ayahmu semalam,” jawab Radit yang langsung membuat mata Dhara berkacakaca. “Makasih Dit,” ucap Dhara kemudian melangkah pergi dari hadapan Radit. Radit hanya bisa memandang punggung Dhara, gadis yang sangat dicintainya. Sesampai di kelas, Dhara langsung duduk di sebelah Linda. “Vir, aku turut berduka cita ya… Tapi sorry, aku nggak bisa datang ke tempatmu menjelang pemakaman karena kemarin aku nemenin Doni ke acara keluarga di puncak. Acaranya sih malam. Tapi kamu tahu sendiri kan puncak jauhnya seperti apa? Jadinya, aku dan Doni berangkat pagi,” tutur Linda. “Nggak apa-apa Lin,” Dhara tersenyum getir. Bibirnya berusaha selalu tersenyum walau sebenarnya hati Dhara masih belum bisa melupakan kejadian yang merenggut nyawa ayah tercintanya. “Selamat pagi anak-anak….” Tiba-tiba Pak Ridwan masuk dengan membawa map biru yang pastinya berisi kertas ujian. “Pagi Pak!” jawab murid srempak. Tanpa menunggu bangku yang kosong, tidak terisi murid yang terlambat, Pak Ridwan langsung membagikan kertas ulangan. “Jangan sampai ada yang ketahuan menyontek pada temannya. Lebih-lebih 239 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



pada buku,” ucap Pak Ridwan sambil berjalan ke bangku guru, mengambil dua soal lagi untuk murid yang baru masuk. “Ya sudah ayo dikerjakan. Jangan ramai…,” ucap Pak Ridwan memberi aba-aba. Dhara dapat mengerjakan soal-soal dihadapannya dengan mudah. Dhara, selain selalu belajar, dia juga termasuk salah satu dari 3 murid yang pintar di kelas itu. “Vir, kerjakan soal gue dong…,” ucap Calsa dari bangkunya. Dhara hanya diam, walaupun sebenarnya ia mendengar ucapan Calsa. Hatinya belum bisa membukakan pintu maaf bagi Calsa. Memang, selama ini Dhara selalu memaafkan setiap kelakuan yang Calsa perbuat, tapi tidak untuk kesalahan Calsa yang menyebabkan ayah yang sangat di cintainya meninggal. “Eh Vir, ello tuli ya?!” ucap Calsa marah. Ia merasa dilecehkan oleh Dhara. Mendengar ucapan Calsa itu, Dhara hanya menoleh sebentar ke arah bangku Calsa, kemudian mengerjakan soal dihadapannya kembali. “Vir, ello pelit banget sih…,” Calsa beranjak dari bangkunya, menghampiri bangku Dhara kemudian langsung merampas lembar jawaban milik Dhara.



240 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Non, jangan Non Calsa…” Dhara menarik baju Calsa, mencoba menahan dan mengambil lembar jawabannya kembali. “Vir, lepasin baju gue. Dhara, lepasin nggak…?” ucap Calsa agak keras, hingga Pak Ridwan yang duduk di bangku depan mendengar keributan itu. “Calsa ada apa?” tanya Pak Ridwan berjalan menghampiri Calsa. “Nggak ada apa-apa kok Pak,” jawab Calsa bohong. “Calsa, lembar jawaban siapa yang kamu pegang?” tanya Pak Ridwan sambil menunjuk lembar jawaban yang dipegang Calsa. “Emmh, nggak kok Pak. Ini kertas coret-coretan, ya coret-coretan…,” Calsa menyembunyikan kertas yang dipegangnya ke balik punggungnya. “Apa, coret-coretan? Kamu bilang kertas coretcoretan? Kamu pikir Bapak ini anak kecil yang mudah kamu bohongi seenaknya, hah?” ujar Pak Ridwan sambil merampas kertas yang dipegang Calsa. “Ayo sekarang kamu berdiri di depan!” Perintah Pak Ridwan yang langsung membelalakkan mata Calsa. Dhara menunduk tanpa berani memandang Calsa. “Tapi Pak…,” jawab Calsa. Wajahnya tampak merah padam menahan malu.



241 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Tidak ada tapi-tapian. Ayo cepat ke depan dan berdiri sampai jam istirahat!” Suara Pak Ridwan semakin keras di ruangan kelas itu. Dengan perasaan malu yang sangat, Calsa melangkah, kemudian berdiri dengan kaki satu di depan sedangkan kedua tangannya memegangi kedua telinganya. Dhara kembali mengerjakan soal setelah Pak Ridwan mengembalikan lembar jawabannya yang tadi direbut Calsa. Begitu juga dengan murid yang lain. Suasana kelas yang semula gaduh dengan sorakan yang ditujukan pada Calsa, kini kembali tenang, kembali pada suasana sebelum gaduh. Masingmasing murid kembali memeras otak, mengerjakan soal-soal dihadapannya. Hingga 15 kemudian, bel istirahat berbunyi. Itulah saatnya Calsa terbebas dari hukuman yang menderanya. *** “Eh, brengsek, ikut gue, ello….” Calsa menarik paksa tangan Dhara, menjauh dari keramaian. “Kurang ajar…,” Calsa mendorong tubuh Dhara. “Auuw!” rintih Dhara kesakitan. “Berani-beraninya ello buat gue malu di depan teman-teman.” Calsa mencubit hidung Dhara.



242 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Dhara mengaduh kesakitan. “Lepasin Non, sakit.” Dhara berusaha membebaskan hidungnya dari cengkraman jari tangan Calsa. “Tapi, untuk masalah ini, gue beri ello ampunan,” ucap Calsa sambil melepaskan hidung Dhara. “Tapi ingat, gue mau ello jauhin Radit, karena dia milik gue. Atau, ello belum jera dengan kematian bokap ello yang renta itu? Apa ello mau bunda ello yang udah bau tanah itu juga cepat-cepat nyusul ayah ello, hah?” ancam Calsa mengingatkan pada kejadian yang mengantar ayahnya ke pintu kematian. “Awas lo!” tambah Calsa, kemudian pergi meninggalkan Dhara yang terpaku memandang langkahnya. Dhara termenung sejenak. Sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Baru beberapa hari yang lalu berduka akibat kematian ayahnya, kini malah mendapat perlakukan dan ancaman yang membuat hatinya semakin tambah berduka. “Vir, kamu di sini? Dari tadi aku dan Linda mencarimu…” Tiba-tiba Radit datang membuyarkan pandangan Dhara. Buru-buru Dhara menghapus air matanya. “Vir, kamu menangis? Kenapa gadisku?” tanya Radit ketika melihat Dhara mengusap air matanya. “Nggak ada apa-apa kok Dit,” jawab Dhara mencoba tersenyum. Sedangkan matanya yang basah oleh air, memandang Radit. 243 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Ya udah, ke kantin yuk…” ajak Radit menarik lengan Dhara, melangkah menuju kantin. *** “Linda….” Panggil Doni saat melihat Linda dari arah selatan. “Doni?” ucap Linda terkejut. “Don, mau jemput kok nggak ngasih kabar dulu sih?” Linda berjalan ke arah Doni yang berdiri di samping mobilnya. “Ya dong, lupa ya, kalau tunanganmu yang tampan ini suka buat kejutan? Pulang yuk…,” ajak Doni. Tangannya memainkan kunci mobil, melemparkannya ke atas kemudian menangkapnya. “Dhara gimana dong?” ujar Linda menoleh ke arah Dhara yang berdiri tidak jauh dari jaraknya. “Udah Lin, pulang aja duluan. Aku pulangnya belakangan aja,” sahut Dhara menenangkan hati Linda. “Bener nggak apa-apa Vir aku pulang duluan?” tanya Linda yang merasa tidak enak hati jika meninggalkan Dhara sendirian. “Nggak apa-apa Lin,” sahut Dhara tersenyum. Mendengar ucapan Dhara, Linda buru-buru menyusul Doni masuk ke dalam mobil.



244 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Dhara, aku duluan ya…,” ujar Linda setelah berada di dalam mobil. Dhara hanya menganggguk sambil tersenyum. Mobil Doni pun tancap gas. Benar-benar meninggalkan Dhara sendirian di pinggir jalan. Menunggu angkutan umum, bus atau angkot. “Vir, aku antar pulang yuk…” Tiba-tiba Radit menghentikan mobil di depan Dhara yang masih berdiri menunggu angkot. “Radit,” ucap Dhara heran karena ternyata Radit belum pulang. “Terima kasih Dit, pulang aja duluan. Kebetulan aku masih mau mampir ke apotik,” tolak Dhara lembut. “Vir, aku mau mengantar kamu pulang, berarti, aku juga mau mengantarmu kemanapun kamu pergi,” Radit turun dari mobil, menghampiri Dhara. “Terima kasih, Dit.” Dhara tersenyum ramah. “Vir, kenapa sih, kamu selalu menolak ajakanku ketika aku mau mengantarmu pulang?” tanya Radit memandang wajah Dhara. “Maafkan aku Dit. Bukannya aku menolak, hanya saja….” Dhara menggantungkan kata-katanya, membuat Radit bergeser lebih mendekatnya. “Kenapa?” tanya kemudian. Dhara memandang bola mata Radit yang hitam.



245 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Dit, Non Calsa sangat mencintaimu…,” jawab Dhara hambar. Ada segurat rasa bersalah di wajahnya. “Aku tidak mau menyakiti hati orang yang sudah banyak membantuku dan keluargaku, Dit,” lanjut Dhara. Radit hanya diam mendengar ucapan Dhara. Hatinya sangat yakin sekali bahwa petunangannya sudah tinggal beberapa hari lagi. Pasti akan terjadi. Dan ia belum menceritakannya kepada Dhara. “Heemmm….” Radit bingung. “Dit, kamu nggak apa-apa kan?” tanya Dhara ketika melihat raut wajah Radit yang langsung berubah. Radit hanya menggeleng sambil tersenyum. “Maafkan aku Dit. Aku tidak bermaksud untuk membuatmu bersedih,” ujar Dhara. “Ya udah, ayo kita pulang. Langsung pulang saja, aku nggak jadi mau ke apotik.” Dhara masuk ke dalam mobil Radit. Radit pun langsung tancap gas. Roda mobil Radit melaju di atas aspal. Dhara diam membisu, tidak sepatah kata pun yang keluar dari dua insan yang sedang duduk bersebelahan di dalam mobil itu. Hingga mobil pun menepi di depan pintu gerbang yang terbuat dari besi mahal. “Makasih ya Dit,” Dhara turun dari mobil Radit. “Aku pulang ya Vir,” pamit Radit sambil menghidupkan mesin mobilnya kembali. 246 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Hati-hati Dit….” Dhara melambaikan tangan ketika Radit melajukan mobilnya kembali. Mobil Radit hilang di tikungan depan. Dhara langsung masuk ke kamar. “Sudah pulang Vir?” tanya Nyonya Marina yang tiba-tiba masuk dan langsung duduk di kasur Dhara. “Tante…,” ucap Dhara terkejut. Ia langsung bangun. “Ya Tante, Dhara udah pulang. baru aja masuk ke kamar. Ada apa Tante?” tanya Dhara sambil merapikan buku-bukunya yang tergeletak sembarangan di lantai dan di kasurnya. “Vir, kalau boleh tahu, yang mengantarmu pulang tadi itu siapa?” tanya Nyonya Marina, suaranya agak gugup. Mendengar pertanyaan Nyonya Marina, Dhara tertegun kaget. Ia merasa malu. Tiba-tiba, Dhara ingat pada ucapan Calsa yang mengatakan bahwa dirinya tidak pantas dekat dengan Radit, apalagi sampai bermimpi untuk menjadi pendamping hidupnya. “Vir, kenapa nggak jawab pertanyaan Tante?” tegur Nyonya Marina melihat kebisuan Dhara. “Apa yang mengantarmu tadi itu, Nak Radit?” tanya Nyonya Marina setengah menebak. Dhara hanya diam mendengarnya. “Dan apa benar kalian pacaran? Nyonya Marina terus melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang memburu detak jantung Dhara. 247 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Dhara yang mendengar pertanyaan itu, seakan telinganya pecah terbelah dua. Bagaimana ia akan berbohong sedangkan Nyonya Marina sudah tahu semuanya? “Dhara, kenapa kamu harus diam? Tante tidak akan marah. Jadi, kamu tidak perlu merasa takut,” ucap Nyonya Marina sambil menarik Dhara untuk duduk di dekatnya. “Dhara, sekarang Tante mohon jawab pertanyaan Tante dengan jujur. Apa benar kalian pacaran?” Pertanyaan Nyonya Marina semakin menghujam jantung Dhara. Detak jantung Dhara semakin cepat. Dhara hanya menjawab dengan anggukan. Kepalanya tetap menunduk. “Vir, Tante tidak melarangmu untuk mencintai siapa saja, apalagi pacaran. Karena semua itu adalah hak kamu pribadi. Tapi Vir, mulai sekarang Tante ingin kamu menjauhi Radit.” Mendengar ucapan Nyonya Marina, Dhara mendongakkan kepalanya. “Tante yakin, kamu pasti bertanya, kenapa Tante berkata seperti ini? Kenapa Tante dengan mudah menyuruhmu agar kamu menjauhi Radit? Karena Tante sangat menyayangimu, Vir. Tante tidak mau melihatmu patah hati di kemudian hari,” ujar Nyonya



248 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Marina berusaha menjelaskan apa yang sebenarnya bergejolak dalam hatinya saat ini. “Maaf Vir, karena Tante harus mengatakan semua ini padamu, jujur, Tante terpaksa. Tante lakukan semua ini karena Tante sangat menyayangimu, seperti anak kandung Tante sendiri….” Dhara hanya diam mendengarkan semuanya. “Sebenarnya, Radit yang kamu kenal itu adalah tunangan Calsa, putri Tante,” lanjut Nyonya Marina yang langsung mengagetkan Dhara. “Apa?!” ucap Dhara tidak percaya. Air mata Dhara langsung memuncak setelah mendengar cerita dari Nyonya Marina. Dhara menangis sejadi-jadinya. Hatinya yang kini sakit, teriris, masih sempat berteriak pilu. Ia tidak percaya apa yang baru saja didengarnya. Sedangkan hatinya sudah terlanjur larut dalam cinta. “Jadi…,” Dhara tidak kuasa untuk melanjutkan kata-katanya. “Iya Vir, Radit dan Calsa sudah kami jodohkan sejak mereka masih bayi. Tapi Tante tahu Vir, bahwa Radit hanya mencintaimu dan sama sekali tidak pernah mencintai Calsa, putri Tante. Sedangkan Calsa, dia sangat mencintai Radit. Dhara, bukan salah kamu jika Radit tidak bisa mencintai Calsa. Sekali lagi, maafkan Tante, Vir.



249 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Sungguh, Tante tidak niat untuk merusak kebahagiaanmu. Sekali lagi, Tante katakan, Tante lakukan semua ini karena Tante menyayangimu, Vir. Tante tidak mau melihatmu patah hati lebih dalam lagi. Maafkan Tante Vir….” Nyonya Marina langsung memeluk Dhara yang sejak tadi sudah mengalirkan air mata. “Tante, Dhara sangat berterima kasih karena Tante sudah mau menceritakan semuanya pada Dhara. Sumpah, Dhara baru mendengar hari ini dari Tante. Radit pun tidak pernah bercerita tentang hal ini.” Dhara masih menangis di pelukan Nyonya Marina. “Dhara janji tante, Dhara akan menjauhi Radit. Dhara akan berusaha untuk melupakannya…,” ujar Dhara dalam tangis yang tersedu-sedu. “Sayang, sekarang kamu tenang ya? Jangan bersedih lagi, karena ini semua bukan kesalahanmu. Tenang ya? Tante keluar dulu….” Setelah mengecup kening Dhara, Nyonya Marina keluar dari kamar Dhara. Perasaan Dhara kacau. Tapi bukan karena masalah yang merundung Dhara. Melainkan kecupan Nyonya Marina yang didaratkan di kening Dhara. Kecupan yang sangat berbeda dengan kecupan yang sudah sering dilakukannya pada Calsa.



250 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Nyonya Marina keluar dengan langkah pelannya. Setelah Dhara tahu bahwa Nyonya Marina telah tiada, dia bangkit dan langsung menyambar foto Radit yang berlindung dalam pigura bentuk hati terbelah, sama seperti suasana hatinya saat ini. Patah hati untuk yang pertama kali dalam hidupnya. “Dit, kamu jahat banget samaku… Kenapa kamu nggak pernah menceritakan yang sebenarnya kepadaku? Atau kamu memang sengaja melakukan semua ini terhadapku? Kamu kejam Dit! Kamu tega! Kamu tahu Dit, aku sangat mencintaimu. “Dan sekarang, apa yang harus aku lakukan? Meninggalkanmu sama saja dengan bunuh diri. Apakah aku harus menyerahkan dirimu seutuhnya pada Non Calsa? Itu artinya sama saja dengan menghancurkan hidupku sendiri. “Kamu begitu berarti dalam hidupku Dit. Dalam keadaan seperti sekarang ini, aku masih sudi memandang fotomu ini. Tapi maafkan aku Dit, karena setelah ini aku pasti akan meninggalkanmu, meninggalkanmu begitu saja tanpa menorehkan alasan yang rasio dalam lembar hari-harimu. “Maafkan aku Dit, aku melakukan semua ini karena aku tidak mau menyakiti dan mengecewakan Tante Marina yang telah bersedia dengan lapang dada menerima kehadiranku, bahkan beliau mem-



251 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



biayai sekolahku. Sekali lagi maafkan aku Dit, aku harus belajar melupakanmu.” Dhara berkata panjang, meluapkan isi hati sambil memeluk foto Radit. Air matanya mengalir deras membasahi foto yang dipeluknya. Setelah memeluk foto Radit, Dhara segera mengemasi semua barang yang beraroma Radit. Tekad bulatnya untuk melupakan Radit ternyata tidak bisa dirubah lagi. Dengan air mata yang masih saja deras mengalir, Dhara melangkah menuju ke tempat tidur. Kemudian merebahkan tubuh di atas kasur yang sudah tidak terlalu empuk. “Maafkan aku Dit, aku harus belajar melupakanmu. Dan aku harus berhasil,” ucap Dhara sambil menutup matanya dengan bantal. Dengan hatinya yang pilu, Dhara pun memejamkan mata. ***



252 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Biarkan Aku Sendiri



Setelah Dhara menyelesaikan tugas sebagai pengganti Pak Mahmud, Dhara bersiap-siap untuk berangkat sekolah. 7 menit kemudian, Dhara pun berangkat ke sekolah. Setelah sampai di sekolah, Dhara sudah bisa menebak kalau Radit juga sudah datang. Karena sewaktu kakinya menapaki area parkir, Dhara melihat mobil Radit telah terparkir di sana. Dengan rasa sakit yang tertahankan, Dhara masuk ke dalam kelas. “Pagi Vir,” sapa Radit sambil melangkah ke arah Dhara yang masih berdiri di dekat pintu. Dengan senyum yang masih tersungging, Radit melangkah mengahampiri Dhara. “Pagi Dit,” balas Dhara, kemudian pergi. “Vir, Dhara…!” teriak Radit sambil berlari mengejar Dhara. “Vir, kamu kenapa?” tanya Radit panik setelah langkahnya mencapai langkah Dhara. “Vir, aku sayang kamu. Aku nggak mau terjadi sesuatu apapun terhadapmu. Jadi tolong Vir, aku mohon, jangan buat aku gelisah,” lanjut Radit.



253 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Mendengar ucapan Radit, Dhara tidak dapat memendung air matanya. Dhara teringat pada cerita Nyonya Marina kemarin, kalau Radit sebenarnya adalah tunangan Calsa. Mereka sudah dijodohkan sejak mereka masih bayi, masih sama-sama baru terlahir dari rahim yang suci. “Maaf Dit, aku harus pergi.” Dhara melangkah pergi. “Vir tunggu, Vir….” Tangan Radit menahan langkah Dhara. “Vir, sebenarnya ada apa? Apa yang terjadi? Kenapa kamu bersikap dingin terhadapku pagi ini? Please Vir, aku sayang kamu, aku cinta kamu, jadi aku mohon ceritalah ada sebenarnya. Masalah apa yang membuatmu berubah sikap terhadapku?” tutur Radit panjang lebar. Air mata Dhara semakin mengalir pelan mendengarnya. “Nggak ada masalah apapun…,” jawab Dhara singkat. Tatapannya dibiarkan tidak menatap Radit. “Dit, aku mohon jangan deketin aku lagi. Biarkan aku sendiri…,” ucap Dhara, kemudian melangkah pergi dari hadapan Radit. “Tapi kenapa Vir?” tanya keras Radit. Dhara yang sebenarnya mendengar teriakan itu, terus saja melangkah tanpa memedulikan teriakan Radit yang semakin lama, semakin keras. 254 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Dharaaaa…!” teriak Radit semakin keras. Tapi Dhara telah pergi “Dit, kamu kenapa?” tanya Linda yang tiba-tiba muncul di depan Dhara. “Radit, ada apa sih? pagipagi gini mukamu udah berantakan? Kenapa?” Linda mengerutkan keningnya. Perasaan heran semakin menyatu dengan detak jantungnya yang tidak pernah berhenti sejenakpun. “Dhara Lin…,” jawab Radit pelan. Kepalanya menunduk menekuri lantai yang berwarna abu-abu. “Dhara? Ada apa dengan dia Dit?” tanya Linda cemas. “Kalian bertengkar? Kok tumben banget sih?” Tambah Linda. “Kami nggak berantem, Lin,” suara Radit terdengar lebih pelan dari sebelumnya. “Terus, kalian kenapa?” Linda semakin heran dan tidak mengerti. “Aku nggak tahu Dhara kenapa, Lin. Tiba-tiba saja dia sudah tidak mau aku ajak bicara. Sepertinya Dhara mulai menghindar dariku Lin. Alasannya kenapa, aku juga nggak tahu,” jawab Radit semakin gusar. “Terus kamu nggak coba tanya Dhara kenapa?” tanya Linda lagi. “Sudah Lin. Dhara hanya diam tanpa menjawab pertanyaanku. Malahan Dhara nyuruh aku agar 255 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



ngejauhin dia. Aku benar-benar bingung Lin,” jawab Radit dengan suara agak keras. “Dit, coba kamu ingat-ingat lagi. Mungkin kamu sudah menyinggung perasaannya. Aku kenal betul siapa Dhara. Dhara tidak pernah marah ketika ada orang yang menyakitinya. Tapi pasti dia akan mendiami orang yang menyakitinya, seperti yang dilakukannya padamu saat ini, Dit.” Radit kembali memutar ingatnnya ketika mendengar ucapan Linda yang menurutnya sangat masuk akal. “Ya ampun Lin, aku sama sekali nggak pernah nyakitin Dhara, sama sekali nggak buat Dhara tersinggung. Bagaimana aku mau buat dia tersinggung, ketemu saja hanya di sekolah, makan malam hanya beberapa kali saja?” ujar Radit gusar. Linda hanya diam memandang kekasih sahabatnya itu. Ada secuil rasa iba dihatinya. “Ya udah deh Dit, sekarang kamu tenang aja. Biar aku saja yang tanya ke Dhara, dia kenapa. Aku yakin dia pasti akan cerita ke aku. Udah tenang. Sekarang, aku pergi dulu ya?” Setelah berkata, Linda pergi dari hadapan Radit. Pergi meninggalkan Radit seorang diri yang masih mematung dengan pikiran yang dipenuhi sikap dingin Dhara pagi ini.



256 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



*** “Hai Vir,” sapa Linda sambil memegang bahu Dhara dari belakang. “Linda…,” kata Dhara sambil menoleh. Jelas sekali keterkejutan di wajahnya. “Ternyata kamu di sini Vir. Dari tadi aku itu cari kamu kemana-mana tau. Di SMS gak bales-bales,” Linda duduk di samping Dhara. Mereka berdua duduk bersebelahan. “Vir, kamu kenapa?” tanya Linda memulai pembicaraannya. “Nggak, aku baik-baik saja, Lin,” jawab Dhara sambil membolak-balik buku yang ada dihadapannya. “Memangnya ada apa Lin?” Lanjut Dhara bertanya. Linda terdiam mendengar pertanyaan Dhara. Hanya gelengan kepalanya yang menjadi jawaban dari pertanyaan Dhara. “Vir, sebenarnya kamu kenapa sih?” tanya Linda yang merasa tidak sabar dengan basa-basi yang dibuatnya. “Vir, aku inikan sahabatmu, apa salahnya sih, jika kamu cerita semua masalah yang menimpamu padaku?” Linda mencoba membuka mulut Dhara yang hanya membolak-balik buku yang ada dihadapannya itu.



257 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Lin, nggak ada apa-apa. Jadi nggak ada yang perlu aku ceritakan sama kamu. Karena semuanya baik-baik saja. Bel masuk udah berbunyi Lin. Aku masuk dulu ya….” Setelah berkata, Dhara pergi dari hadapan Linda. Linda hanya diam terpaku melihat perubahan sikap sahabatnya yang benar-benar dingin pagi ini. Linda pun beranjak menuju kelasnya. Di dalam kelas, Dhara lebih banyak diam. Dia sengaja tak acuh terhadap Radit. Dan ternyata hal itu juga dirasakan oleh Calsa dan teman-temannya. “Eh Cal, gue perhatikan, kayaknya Dhara lagi marahan deh sama Radit,” kata Beky menuding Dhara yang asyik dengan bukunya. “Ya, mungkin saja Radit sudah sadar bahwa gembel itu tidak pantas berteduh di hatinya. Lagian, anak babu mimpi jadi Cinderella.” Calsa sengaja mengucapkannya dengan keras. Dhara yang tengah asyik dengan bukunya, sedikit merasa terusik dengan kehadiran Calsa dan temantemannya. Dhara sengaja diam apa yang didengarnya, karena bagaimanapun juga, Calsa adalah tunangan Radit. Radit adalah orang yang dicintainya. Tiba-tiba Dhara teringat Ilham. Lelaki paling berjasa dalam hidupnya yang kemudian pergi hanya



258 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



karena cintanya telah milik Radit. Milik orang yang sekarang telah menikamkan belati ke punggungngya. “Vir, sebenarnya kamu kenapa sih?” tanya Linda yang ternyata merasa tidak puas dengan tanggapan Dhara dikantin tadi. “Vir, kalau kamu punya masalah, cerita dong, mungkin aku bisa membantumu. Lagipula, apa salahnya sih, cerita pada sahabat sendiri? Atau jangan-jangan, kamu sudah tidak percaya padaku lagi?” tambah Linda. “Nggak ada masalah apapun Lin. Aku hanya teringat Ayah saja,” jawab Dhara. Suaranya sangat pelan. “Benar nggak ada masalah yang lain, Vir?” tanya Linda merasa kurang puas dengan pengakuan Dhara. “Maaf Lin, aku nggak bisa cerita padamu,” jawab Dhara. “Kenapa Vir? Aku inikan sahabatmu? Aku pasti akan membantumu,” sahut Linda. “Kalau boleh aku tebak, apa kamu punya masalah dengan Radit, Vir?” tanya Linda yang langsung membuat tersentak kaget Dhara. Air mata Dhara yang sejak tadi tertahankan, langsung menggenang di sekitar mata ketika mendengar ucapan Linda menyebut nama Radit.



259 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Aku nggak bisa cerita sekarang Lin. Aku belum siap jika aku harus kembali tumpahkan air mata ini lebih banyak lagi,” jawab Dhara. “Ya udah deh…,” kata Linda mengakhiri percakapannya. Dalam hati, Linda tanamkan keyakinan, bahwa masalah yang merundung sahabatnya itu pasti tentang sesuatu yang membuatnya bersikap dingin pada Radit hari ini. Bel, tanda jam istirahat berbunyi, semua murid keluar kelas. Di saat semuanya menuju kantin, Dhara berbeda arah. Ia melangkah menuju ke perpustakaan. “Linda, bagaimana? Apa Dhara sudah menceritakan masalahnya kepadamu?” tanya Radit yang menghampiri Linda di kantin. “Sama saja Dit, Dhara juga tidak mau menceritakan masalahnya padaku,” jawab Linda setelah sesendok mi ayam pedas kesukaannya memenuhi mulutnya. “Aku tanya Dhara kenapa, dia hanya menjawab bahwa dia masih ingat pada almarhum ayahnya yang tanah kuburannya masih belum kering. Ya, menurutku sih, masuk akal banget, karena kenyataannya ayah Dhara baru meningal dunia. Tapi, aku yakin Dit, pasti Dhara punya masalah lain,” tambah Linda yang menghentikan makannya.



260 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Sekarang, kamu tahu nggak Dhara dimana?” tanya Radit kemudian setelah agak lama keduanya membisu. “Aku sih, nggak tahu pasti Dhara dimana. Aku gak tanya waktu keluar. Tapi biasanya dia lebih senang diperpustakaan. Coba aja kamu ke sana Dit, siapa tahu Dhara beneran ada di sana,” jawab Linda memastikan. “Ya udah deh, Lin,” ujar Radit kemudian pergi melangkahkan kakinya menuju perpustakaan, berharap Dhara benar-benar ada di sana. Ia berusaha menghubungi Dhara via hp namun tidak diangkatangkat. “Eh, Dit!” panggil Linda berteriak. Radit yang mendengar teriakan Linda, langsung menoleh sambil menghentikan langkahnya. “Coba aja kamu samperin Dhara ke perpustakaan, siapa tahu marahnya udah reda. Aku mau ngabisin mi ayam kesukaanku dulu….” Suara Linda sangat keras, sampai yang mendengarnya, serempak menoleh ke arah Linda penuh keheranan. Radit hanya mengangguk pelan, kemudian melangkah lagi menuju ke perpustakaan. Mencari sosok Dhara. Sampai di perpustakaan, Radit langsung menghampiri Dhara yang duduk sendirian di kursi paling pojok. 261 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Lagi baca buku apa Vir?” tanya Radit sambil duduk berhadapan dengan Dhara. “Radit…,” kata Dhara terkejut. “Dit, ngapain kamu ke sini?” tanya Dhara sambil menutup buku yang sejak tadi dibacanya. “Vir, aku khawatir padamu. Sikapmu tiba-tiba saja berubah. Tidak hanya padaku Vir, tapi juga pada Linda, sahabatmu sendiri,” jawab Radit sambil memegang. “Terima kasih Dit, karena kamu sudah begitu peduli terhadapku. Tapi untuk kali, aku mohon, jangan dekatin aku lagi, biarkan aku sendiri,” ucap Dhara, kemudian pergi. “Vir tunggu…!” Dengan cepat Radit memegang lengan Dhara. “Vir, aku mencintaimu, aku menyayangimu. Mana mungkin aku bisa menjauhimu? Mana mungkin aku bisa menghindarimu, seperti yang kamu mau Vir?” Ucap Radit pelan. Dhara yang mendengar ucapan Radit, langsung matanya basah karena air mata. Dalam hati ia berkata, bahwa sebenarnya ia juga sangat mencintai Radit. Tapi ia juga tahu, bahwa Radit bukan lagi miliknya dan memang tidak pernah jadi miliknya. Radit adalah tunangan Calsa, majikannya. Dan mereka telah dijodohkan sejak masih kecil. “Dit, kalau kamu memang benar-benar mencintaiku, aku mohon …. mulai sekarang, tolong jauhi aku. 262 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Jangan pernah deketin aku lagi Dit, aku mohooon…,” ujar Dhara kemudian pergi. “Vir, Dhara…!” panggil Radit berteriak keras. Dhara terus berlari walaupun sebenarnya dia mendengar teriakan Radit yang memanggil dirinya. Air mata yang selalu menghiasi kecantikannya, masih saja terus mengalir mengiringi langkah kakinya yang semakin cepat berlari. *** “Hai Dit, kenapa?” Linda yang menyusul Radit, langsung menghampirinya ketika Radit berada di depan perpustakaan. “Dhara, Lin,” ujar Radit semakin kesal. “Dhara masih marah?” tanya Linda. “Dhara tidak hanya marah Lin. Dia benar-benar nyuruh aku agar ngejauhin dia. Aku bingung Lin. Sebenarnya ada apa? Apa yang sedang terjadi? Aku tidak mau kehilangannya, Lin,” Radit berkata sambil memukulkan genggaman tangannya ke arah tembok. “Udahlah Dit, kamu yang sabar aja,” Linda berkata sambil memegang bahu Radit, kemudian pergi. “Radit ello kenapa? Sepertinya habis marah deh…,” tanya Calsa sambil berjalan menghampiri Radit yang masih berdiri di depan perpustakaan. “Apa urusanmu?” tanya Radit kesal. 263 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Iih, judes banget sih Dit. Aku kan hanya nanyain aja. Salah ya?” Protes Calsa. “Salah! Puas? Udah deh Cal, kamu nggak perlu sok perhatian gitu. Nggak akan pernah merubah suasana dan warna hatiku. Karena sampai kapanpun, hanya Dhara yang ada di hatiku.” Radit melangkah pergi dari hadapan Calsa. “Lho Dit, kok ello jadi marah-marah gitu sih? Gue kan hanya nanya. Lagian orang nanya baik-baik.” Radit menghentikan langkahnya mendengar ucapan Calsa. “Eh Cal, kamu itu bisa nggak sih kalau nggak ikut campur urusanku?” Setelah berkata, Radit langsung pergi tanpa memedulikan suara Calsa yang masih memaki-makinya. *** Linda langsung menghampiri Dhara yang sedang mengemasi buku-bukunya. “Vir, kamu marah sama Radit?” tanya Linda dengan mimik serius. Dhara sengaja diam dengan pertanyaan Linda yang dianggapnya sangat tidak penting. “Vir, sebenarnya kalian berdua itu berantem nggak sih…?” tanya Linda lagi setelah merasa tidak puas dengan kebisuan Dhara yang memang di sengaja.



264 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Lin, apa yang aku rasakan sangat pahit untuk aku telan. Kesalahan Radit kali ini tidak bisa termaafkan lagi Liiiiin…,” jawab Dhara pelan. Namun Linda sangat jelas mendengar ucapan Dhara. “Kesalahan Radit?! Apa yang telah Radit lakukan terhadapmu, Vir?” tanya Linda terkejut. “Sorry Lin, aku nggak bisa cerita sekarang padamu. Aku belum siap jika harus mengalirkan air mata lagi. Terasa kering air mataku hanya untuk menangisi kebiadabannya,” jawab Dhara sambil beranjak dari duduknya. “Ya, sudahlah Vir. Kalau kamu nggak mau cerita padaku, aku bisa ngerti kamu kok. Tapi besok aku harap kamu akan bersedia untuk menceritakannya padaku.” Linda juga beranjak dari duduknya. Melangkah perlahan di samping Dhara. Melangkah pulang dengan naik angkot yang sudah biasa mereka tumpangi ketika pulang sekolah. *** Ketika Dhara sampai di rumah, ia langsung masuk ke kamar. Ia merebahkan tubuh di atas kasur yang sudah terasa sangat tidak empuk. Sebenarnya Dhara jarang sekali tidur di atas kasur. Ia lebih sering dan 265 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



lebih senang jika tidur di lantai memakai karpet. Selain hawanya lebih sejuk, di lantai juga sangat nyaman dan terasa bebas. “Dhara, sudah pulang….” Tiba-tiba Bik Imah masuk ke kamar Dhara tanpa mengetok pintu. Dhara yang lagi asyik tiduran langsung terbangun seketika, kemudian menghampiri bundanya yang berdiri di dekat rak buku. “Bunda…,” sahut Dhara sambil melangkah menghampiri bundanya kemudian mencium telapak tangannya. “Vir, setelah almarhum ayahmu meninggal dunia, maka bundalah yang bertanggung jawab penuh atas kehidupanmu,” Bik Imah berkata sambil menempelkan pantatnya di pinggir kasur Dhara. Terdengar desahan berat dari Bik Imah. “Vir, kalau boleh Bunda tahu, masalah apa yang merundungmu? Karena akhir-akhir ini, Bunda lihat kamu selalu murung dan lebih pendiam. Tidak seperti biasanya. Seakan-akan kamu bukan Dhara bunda yang dulu….” Mata Bik Imah menatap wajah putrinya, Dhara. “Nggak ada masalah serius sih Bunda, sebenarnya. Dhara hanya ingat almarhum Ayah. Dhara tidak menyangka, Ayah akan pergi meninggalkan kita berdua,” jawab Dhara setelah menarik nafas panjang.



266 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Bunda juga Vir. Di setiap gerak Bunda, masih terbayang jelas wajah ayahmu. Sepertinya Ayah masih hidup dan berada di samping Bunda. Apalagi kalau siang, biasanya Bunda makan bersama dengan Ayah. Tapi sekarang….” Bik Imah menutupi mukanya dengan kedua telapak tangan. Air mata yang mengalir tampak jelas menggambarkan sebuah kedukaan. “Bunda….” Dhara langsung memeluk bundanya, satu-satunya orang tua Dhara yang masih hidup bersamanya di dunia. “Bunda tidak bisa melupakan ayahmu Vir. Bunda sangat mencintainya, walaupun seumur hidup ayahmu selalu memberi kekurangan pada Bunda,” Tangis Bik Imah semakin menjadi ketika berada dalam pelukan putri tercintanya itu. Dhara juga menangis, seakan merasakan kedukaan terdalam yang dialami bundanya. “Sebenarnya, ada yang ingin Bunda bicarakan denganmu, Vir.” Dhara melepas pelukannya ketika mendengar ucapan Bik Imah. Perasaannya campur aduk. “Vir, Bunda ingin pergi dari tempat ini…,” ucap Bik Imah setelah diam sejenak. Dhara hanya diam mendengarnya. “Jika kita terus saja tinggal di rumah ini, sampai kapanpun kita tidak akan bisa melupakan almarhum, ayahmu Vir. Karena bagaimanapun, almarhum 267 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



ayahmu tidak akan pernah hidup kembali.” Bik Imah masih mengalirkan air matanya. Lalu ia mengusap air matanya yang semakin deras mengalir. “Bunda benar, kita tidak akan bisa melupakan almarhum Ayah jika kita tetap bersikeras tinggal di rumah ini. Tapi Bunda, jika kita pindah dari rumah ini, kita akan tinggal dimana?” tanya Dhara. “Apakah kita akan kembali ke rumah yang dulu, Bunda?” lanjut Dhara menatap Bik Imah. “Ya, mungkin begitu Vir. Karena hanya rumah itulah satu-satunya peninggalan ayahmu. Lagipula, rumah kita yang dulu lebih dekat dengan makam ayahmu,” jawab Bik Imah sambil beranjak dari duduknya. “Apa Tante Marina akan mengizinkan kita pindah dari sini Bunda?” Bik Imah menghentikan langkahnya mendengar pertanyaan Dhara. “Yang pastinya tidak. Tapi kita harus tetap pindah dari rumah ini Vir,” jawab Bik Imah berbalik memandang Dhara. “Kapan kita akan pindah, Bunda?” lanjut Dhara terus bertanya. “Secepatnya….” Jawab Bik Imah kemudian keluar dari kamar Dhara. ***



268 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Dhara, kok sendirian, Sayang?” tanya Nyonya Marina menghampiri Dhara yang sedang mencuci piring. “Bunda ada di kamar Tante. Dhara suruh istirahat saja. semua pekerjaan biar Dhara yang ngerjakan. Kasihan Bunda, dari pagi nggak istirahat,” jawab Dhara sambil terus mencuci piring. “Kamu memang anak yang berbakti Vir. Bik Imah sangat beruntung memilikimu. Seandainya putri Tante sepertimu, pasti Tante akan menjadi seorang ibu yang paling bahagia di dunia.” Dhara hanya diam mendengar penuturan Nyonya Marina tanpa berani memandang wajahnya. “Vir, kamu sudah makan siang belum?” tanya Nyonya Marina kemudian sambil mencuci tangannya. “Belum Tante. Akhir-akhir ini, nafsu makan Dhara berkurang,” jawab Dhara sambil meraih sapu tangan kemudian membersihkan meja dengan sapu tangan tersebut. “Kebetulan sekali Vir, Tante juga belum makan siang. Kamu maukan nemenin Tante…?” Pandangan Dhara beralih memandang Nyonya Marina, ketika mendengar ucapan Nyonya Marina. “Aku Tante? Nemenin Tante makan siang?” tanya Dhara tak percaya, seakan ia dijatuhi bintang dari langit mendengar tawaran Nyonya Marina yang tidak pernah diduga sebelumnya. 269 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Calsa nggak ada Vir. Sepulang sekolah dia langsung pamit. Katanya mau belanja di mal bersama teman-temannya,” ucap Nyonya Marina tiba-tiba, seakan mengerti apa yang Dhara takutkan. Nyonya Marina langsung menarik lengan Dhara, melangkah menuju ke meja makan. Dhara duduk berhadapan dengan Nyonya Marina. Mata Nyonya Marina tidak pernah lepas sedikitpun dari hadapannya. Memandang Dhara tajam, mencoba menyelam ke dalam bola mata Dhara. Ada sesuatu yang lain di dalamnya. ‘Dhara, Tante memang mempunyai segalanya. Harta, Calsa, rumah mewah, berlian mahal. Tapi semua yang Tante miliki tidak mampu membuat hati Tante senang dan bahagia. Tidak pernah membuat suasana hati Tante setenang hari ini, setenang ketika ada di dekatmu Vir. Hanya kamu puncak kebahagiaan Tante. Selera makan Tante lain ketika makan bersamamu. “Tidak seperti selera makan Tante ketika Tante makan bersama Calsa. Hati Tante lebih tenang ketika bersamamu Vir. Ketenangan itu membuat jiwa Tante merasa tentram. Mengapa Tante serasa pernah dekat denganmu…,’ mungkin ucap Nyonya Marina dalam hatinya. “Tante, Tante nggak makan?” tanya Dhara mengagetkan Nyonya Marina. 270 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Eeee, i, ia Vir, kenapa?” tanya Nyonya Marina tergagap. “Tante ngelamun ya? Ayo, ngelamunin apa’an?” Goda Dhara sambil menuding Nyonya Marina. “Nggak, siapa yang ngelamun. Tante cuma asyik saja melihatmu makan,” elak Nyonya Marina. Kemudian langsung menikmati hidangan di depannya. ‘Tante, selama Dhara di rumah ini, hanya Tante yang bisa menerima Dhara tinggal bersama Bunda yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga Tante Marina. Hati Tante begitu baik dan lembut. Dhara ingin sekali memeluk dan mencium Tante. Wajah dan senyum Tante seaakan sudah tak asing lagi bagi Dhara. Dhara sepertinya sudah kenal dekat dengan Tante. “Calsa sungguh adalah gadis paling beruntung. Karena selain mempunyai harta yang tak ternilai banyaknya, Calsa juga mempunyai mama seperti Tante, seorang ibu yang baik hati. “Seandainya Dhara adalah Calsa, pasti Dhara akan menjadi gadis terbahagia di dunia ini,’ mungkin ucap Dhara dalam hatinya sambil memandang Nyonya Marina yang duduk berhadapan dengannya. “Dhara, nasinya kok nggak dihabiskan, Sayang?” tanya Nyonya Marina mengagetkan Dhara, membuatnya keluar dari lamunannya.



271 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Dhara langsung mengahbiskan nasinya yang masih tersisa di piringnya. *** Ketika mentari pagi menyapa bumi dengan kehangatannya, Radit berangkat ke sekolah dengan perasaan campur aduk. Perubahan sikap Dhara yang tiba-tiba, membuat hatinya resah. Hingga dengan sengaja, Radit berangkat ke sekolahnya lebih pagi dari seperti biasanya. Karena Dhara datang selalu pagi. “Dhara…!” panggil Radit berteriak ketiak melihat Dhara yang datang dari arah selatan. Dengan langkah kakinya yang cepat, Radit melangkah menghampiri Dhara. Ia ingin memastikan penyebab apa yang sudah membuat Dhara bersikap dingin kemarin di sekolah. “Pagi Vir,” sapa Radit setelah langkahnya sampai di dekat Dhara. Tanpa sedikit pun merespon sapaan Radit, Dhara langsung pergi begitu saja, meninggalkan Radit yang telah bersusah payah mendatanginya ke arah selatan. “Vir, tunggu Vir…!” Cegah Radit memanggil Dhara. Dhara menghentikan langkahnya, karena pergelangan tangannya sakit di genggam Radit.



272 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Dit, lepasin aku…!” kata Dhara sambil menarik tanggannya yang dipegang Radit. “Dhara apa salahku? Salah apa aku terhadapmu? Kenapa kamu berubah, Vir?” tanya Radit yang kembali meraih tangan Dhara. Dhara membiarkan Radit melakukan hal itu. “Dit, kenapa kamu masih bertanya padaku?!” Tanya Dhara sedikit berteriak. “Apa maksudmu, Vir? Tolong katakan padaku, ada apa sebenarnya? Jangan terus-terusan begini Vir. Jujur aku tak kuat, aku tak tahan jika kamu terus mendiami aku seperti ini,” ujar Radit pelan. “Dit, aku lebih tak kuat menghadapi ini semua….,” tukas Dhara. Air mata sucinya langsung membasahi matanyanya. “Sebenarnya apa yang terjadi Vir?” tanya Radit dengan dahi berkerut. “Tanya saja pada dirimu sendiri,” jawab Dhara kemudian pergi. Sengaja membiarkan Radit memandangi langkah kakinya dari belakang. “Dit, kalian belum baikan ya?” tanya Linda menghampiri Radit yang sejak tadi mendengar semua perbincangan Radit dan Dhara. “Yah … seperti yang kamu lihat,” jawab Radit singkat. Pandangan Radit tidak beralih dari langkah Dhara, yang kemudian Dhara hilang ditelan pintu kelas. 273 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Lin, aku benar-benar tidak mengerti Dhara itu kenapa? Apa salahku? Kenapa dia marah banget padaku?” Radit memukulkan tangannya ke arah pohon cemara. Sebagian dari daunnya langsung berjatuhan ketika tangan Radit menamparnya. “Aku juga heran Dit. Nggak biasanya Dhara marah dalam kurun waktu yang cukup lama. Tapi benarkan Dit, kamu nggak nyakitin hatinya?” Selidik Linda penuh tanda tanya. “Lin, harus berapa kali sih aku bilang, kalau aku itu tidak merasa menyakiti Dhara. Sama sekali… Aku mencintainya Lin. Jadi, mana mungkin aku tega menyakiti hatinya? ujar Radit dengan suara sedikit nyaring. “Ya udah deh Dit. Nanti aku coba tanya Dhara lagi, sebenarnya dia itu kenapa.” Linda mencoba menenangkan hati Radit. Radit memandang puas kehadapannya. Ada sedikit senyum yang mengembang dari bibirnya. Radit merasa beruntung mempunyai teman seperti Linda yang selalu membantunya dalam suka dan duka. Linda pergi meninggalkan Radit seorang diri. Kakinya melangkah menuju kelas, menghampiri Dhara yang sedang duduk termenung dibangkunya. “Dhara, kamu kenapa?” tanya Linda sesampainya di samping Dhara.



274 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Dhara hanya menggeleng pelan mendengar pertanyaan Linda. Air matanya sudah pasti mengalir. “Eh Vir, sandiwara apalagi yang udah ello lakonkan?” Tiba-tiba Calsa yang baru masuk kelas, langsung menghampiri Dhara yang menangis di bangkunya. Selembar tangan Calsa memukul meja yang ada di hadapan Dhara. Dhara dan Linda melonjak kaget. “Ello kira, gue nggak tahu rencana ello dibalik air mata buaya yang mengalir itu? Udahlah Vir, buka saja kedok ello itu. Gue tahu semua rencana ello untuk nguasai harta Radit yang takkan pernah habis sampai tujuh turunan,” sindir Calsa dengan pandangan sinis. Dhara hanya memandang Calsa dengan perasaan bersalah karena selama ini ia telah berani mendekati Radit, tunangan Calsa, majikannya. “Eh Cal, kamu resek banget sih….” Linda mendorong Calsa dengan keras, hingga tubuh Calsa tergerak menempel ke dinding. “Eh, kok jadi ello sih yang sewot? Denger ya, gue nggak punya minat untuk meladeni orang kayak ello. Gue tahu, ello adalah sahabat terbaik pembantu gue. Tapi ello juga harus tahu, kalau gue itu punya urusan dengan Dhara, bukan dengan ello. Ngerti?” Calsa membalas mendorong Linda. Dhara hanya diam memandang pemandangan gratis di depannya. 275 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Ello pikir, ello siapa? Berani-beraninya membentak gue,” Calsa mendorong Linda sekali lagi. Kemudian pergi. “Cal, iiiiiiiiih.” Linda beranjak dari duduknya, mengejar Calsa yang sudah agak berlalu dari hadapannya. Kepalanan tanyannya sudah siap menghantam Calsa kalau saja Dhara tida mencegahnya. “Udah lah Lin, biarin aja. Non Calsa memang pantas melakukan hal itu,” ujar Dhara sambil menghapus air matanya. “Apa kamu bilang? Pantas? Calsa yang kamu panggil Non itu pantas melakukan hal itu kamu bilang? Vir kamu sadar nggak sih kalau kamu itu sudah dihina. Dihina Vir, dihina. “Aku tahu kamu dan orang tuamu hidup di bawah gaji dari orang tua Calsa. Tapi, apakah harga dirimu, kamu biarin gitu aja? Calsa memang kaya Vir, tapi dia tak punya hati. Hatinya bukan hati manusia,” ucap Linda sambil memandang Dhara. “Aku sebagai sahabatmu, tidak akan pernah membiarkan si sombong itu menghinamu lebih lama lagi.” tambah Linda tanpa memedulikan gejolak hati Dhara. “Lin, kamu belum tahu masalah yang menimpaku, masalah yang aku alami saat ini. Hingga semua omongan Non Calsa kamu anggap salah. Lin, tak ada yang salah pada omongan Non Calsa. Dia benar,” ujar Dhara membela Calsa. 276 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Linda semakin geram mendengar ucapan Dhara. Linda arahkan lirikan matanya ke arah Calsa yang masuk kembali ke kelas, kemudian duduk. Di sana Calsa dan teman-termannya tampak bercakap-cakap. Sesekali mereka semua menoleh pada Dhara dan Linda. Hening yang terjadi. Selanjutnya, tidak ada sepatah katapun yang Dhara keluarkan. Begitu juga dengan Linda. “Lin, sebenarnya … Calsa adalah tunangan Radit,” ucap Dhara kemudian. Rasa kesal dan amarah Linda yang menggunung, tiba-tiba runtuh seperti yang terkena longsor. Linda berbalik arah memandang Dhara. “Apa?!” Hanya kata itulah yang mampu Linda ucapkan karena keterkejutan hatinya ketika mendengar ucapan Dhara yang tidak pernah diduga sebelumnya. Dhara masih sibuk dengan tisu yang menjadi alat peresap air matanya. “Vir, kamu mau kan mengulangi sekali lagi ucapanmu itu?” pinta Linda pada Dhara. Dhara hanya memandang sayu ke arah Linda sahabatnya. “Non Calsa adalah tunangan Radit Lin,” ulang Dhara memenuhi permintaan Linda.



277 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Kali ini, Linda merasa benar-benar tidak ada yang konslet pada alat indra pendengarannya. Ia dapat dengan jelas mendengar semua ucapan Dhara. “Apa? Jadi, masalah itu yang telah membuatmu menjauhi Radit belakangan ini?” tanya Linda sambil mendekatkan mukanya pada Dhara. Dhara mengangguk pelan, mengiakan pertanyaan sahabatnya itu. “Aku marah bukan karena Radit adalah tunangan Non Calsa Lin. Tapi aku marah karena Radit telah menyakitiku Lin. Dia telah berbohong dengan merahasiakan semua ini dariku. Kenapa Radit tidak menceritakannya padaku sejak awal? “Pantas saja selama ini Non Calsa sangat membenciku. Ternyata aku telah berani dan lancang merebut Radit yang sudah jelas-jelas adalah tunangan Non Calsa. Aku malu Lin.” Dhara langsung berhambur ke dalam pelukan Linda setelah selesai mengatakan hal yang telah meremukkan hatinya selama ini. “Calsa adalah tunangan Radit? Mana mungkin Vir? Apalagi Radit sangat membenci Calsa. Mungkin Calsa hanya memerdayaimu agar kamu menjauhi Radit,” ujar Linda dengan rasa tidak percayanya. “Lin, jika yang mengatakan padaku adalah Non Calsa sendiri, mungkin kamu pantas mengatakan hal itu. Tapi yang mengatakan semua ini padaku bukan278 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



lah Non Calsa Lin, tapi Nyonya Marina, majikanku. Beliau lah yang telah menyampaikannya padaku. Dan beliau juga mengatakan bahwa Non Calsa dan Radit sudah mereka jodohkan sejak kecil, sejak mereka masih sama-sama menjelma sebagai bayi mungil yang selalu tersenyum bahagia,” ucap Dhara berusaha menjelaskan dan menyakinkan Linda dengan apa yang telah dikatakannya. “Radit benar-benar jahat Lin. Berbulan-bulan dia telah menipuku, menipu kita semua. Kamu pastinya tahu kan Lin, kalau aku sangat mencintai Radit? Tapi Radit, dia sengaja menghujamkan belati di punggungku, hingga aku tertusuk. Aku sakit hati Lin…,” lanjut Dhara yang masih berteduh dalam pelukan Linda. “Aku tak bisa memaafkan Radit begitu saja Lin. Aku sudah terlanjur kehilangan Ayah. Dan semua itu karena Radit, karena cintaku.” Dhara melepas pelukannya. Matanya bengkak karena air mata yang terus-terusan mengalir. Sayu matanya sangat kentara sekali. ‘Aku tak pernah menyangka kalau Radit akan melakukan hal ini pada Dhara. Kasihan kamu Vir…’ mungkin Linda membatin. “Sudahlah Vir, kamu yang sabar aja ya. Aku janji tak akan menceritakan hal ini pada siapapun, termasuk pada Radit,” ucap Linda menghibur Dhara. 279 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Dhara mengangguk pelan mendengarnya. Ada sebaris senyum tipis yang mengembang dari sudut bibir Dhara. “Janji?” ujar Dhara sambil mengarahkan jari kelingkingnya pada Linda. Linda menyambut jari kelingking Dhara dengan menyatukan dengan jari kelingking miliknya. “Aku janji Vir. Demi persahabatan kita berdua,” ucap Linda setelah jari kelingking Dhara dan Linda menyatu. Kedua bersahabat itu saling menyunggingkan senyum. *** “Lin, Linda…!” Teriak Radit memanggil Linda ketika pulang sekolah. Linda yang mendengarnya, terus saja melangkah, tidak mengindahkan panggilan Radit yang semakin lama, semakin keras dan nyaring. “Lin…,” panggil Radit lagi sambil berlari mengejar Linda. “Lin tunggu,” cegah Radit menarik tangan Linda. “Ada apa sih?” Linda menghempaskan tangan Radit. “Lin, bagaimana? Apa kamu sudah tanya sama Dhara?” tanya Radit penuh harap. 280 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Kamu memang pria jahat Dit. Aku benci sama kamu.” Setelah berkata, Linda pergi dari hadapan Radit. Radit mengejarnya. “Lin, Linda, kenapa kamu juga ikutan marah padaku? Sebenarnya ada apa sih?!” teriak Radit sambil terus mengejar Linda. Tapi Linda sudah hilang dari pandangan matanya, karena Linda sengaja mempercepat langkah kakinya untuk menjauhi Radit yang terus mengejarnya. “Brengsek…!” umpat Radit setelah usahanya mengejar Linda ternyata tidak berhasil. “Dhara, ya Dhara. Aku harus menemuinya. Dan dia harus ceritakan semuanya padaku.” Radit berjalan menuju kelas. senyum Radit tibatiba mengembang ketika matanya melihat Dhara yang baru keluar dari dalam kelas. “Vir…!” panggil Radit. Dhara langsung berlari ketika telinganya menangkap suara Radit yang memanggilnya. “Vir tunggu Vir!” cegah Radit menarik tangan Dhara. “Ada apa lagi, Dit?” tanya Dhara sambil menghempaskan tangannya. “Vir, tolong katakan padaku, apa yang sebenarnya telah terjadi? Kenapa kamu seakan sangat mem-



281 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



benciku, Vir?” Radit kembali meraih tangan Dhara, kemudian menggenggamnya. “Dit, aku mohon, tolong jangan ganggu aku lagi,” ucap Dhara kemudian pergi. “Tapi kenapa Vir?!” tanya Radit keras. Dhara menghentikan langkahnya. “Dit, mau kamu itu apa sih?” ucap Dhara mulai kesal. “Biarian aku pergi, Dit,” lanjut Dhara sambil berusaha pergi. “Vir, aku janji, aku akan biarkan kamu pergi setelah kamu mengatakan padaku ada apa sebenarnya. Apa yang telah terjadi?” Radit memandang tajam ke arah Dhara. “Dit, kamu mau tahu apa yang telah terjadi padaku?” Dhara mengulang pertanyaan Radit. “Ia Vir, karena aku tak tenang dengan sikapmu belakangan ini terhadapku,” jawab Radit dengan suara agak pelan. “Dit, kenapa selama ini kamu tega membohongiku? Kenapa? Apa salahku padamu?” tangis Dhara tiba-tiba meledak. Kedua buah tangannya menjadi penutup bagi wajahnya yang kini banjir air mata. “Kebohongan?” ucap Radit heran “Maksudmu kebohongan apa Vir?” lanjut Radit bertanya, membuat air mata Dhara semakin mengalir deras. 282 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Jangan pura-pura bodoh Dit! Aku tahu kelicikanmu di belakangku!” Suara Dhara semakin keras. “Vir, aku benar-benar tidak mengerti apa yang kamu bicarakan. Kelicikan? Kelicikan apa yang kamu maksud Vir?” Radit membalas suara Dhara dengan lembut. “Pertunangan!” kata Dhara mengagetkan Radit. Dhara mengarahkan pandangannya memandang Radit yang begitu terkejut dengan ucapan Dhara. “Dit, kenapa kamu tidak pernah menceritakan tentang pertunanganmu dengan Non Calsa padaku? Kenapa kamu harus bersandiwara, Dit? Kenapa? Kamu jahat! Aku benci padamu, Dit.” Dhara berkata sambil mendorong Radit. “Jadi, kamu sudah tahu tentang pertunangan itu, Vir?” tanya Radit lemas. “Ya, dan mulai sekarang, aku minta kita putus!” ucap Dhara kemudian pergi dari hadapan Radit. “Vir!” Cegah Radit menarik lengan Dhara. “Lepasin aku Dit!” Dhara menarik cepat tangannya yang dipegang Radit. “Vir, dengarkan penjelasanku dulu…” Radit mengejar Dhara yang berlari sambil menangis. “Nggak ada yang perlu dijelaskan lagi…!” teriak Dhara sambil terus berlari.



283 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Aaahhh! Brengsekk!” umpat Radit. Kakinya menendang kaleng minuman yang ada didekatnya. “Kamu belum tahu yang sebenarnya Vir… Aku tidak sejahat yang kamu kira!” teriak Radit keras. “Kurang ajar!” Umpatnya sekali lagi. “Calsa. Ya, pasti wanita kurang ajar itu yang menceritakannya pada Dhara. Awas Cal, aku tidak akan pernah mengampunimu jika Dhara benar-benar akan meninggalkanku,” ucap Radit geram, kemudian melangkahkan kakinya. Pulang. *** Lalu lintas yang penuh debu semakin membuat sesak di dada Radit. Roda mobil Radit tiba-tiba berhenti ketika lampu lalu lintas berwarna merah menyala. Kemudian kembali melaju ketika lampu berganti warna hijau yang menyala. Belum lama Radit melajukan mobilnya kembali, tiba-tiba ia menginjak rem mobilnya. Radit turun dari mobilnya. “Hei Calsa…!” teriak Radit ketika melihat Calsa yang memperbaiki mobilnya yang sedang macet. “Radit,” sahut Calsa bahagia. “Dit, aku yakin, kamu memang akan datang mengantarku pulang.” Calsa berjalan mendekati Radit yang berdiri di samping mobilnya.



284 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Makasih ya Dit, karena kamu udah mau ngantar aku pulang,” ujar Calsa ketika langkahnya sampai di dekat Radit. “Apa? Ngantar kamu pulang? Emang kamu pikir aku ini udah gila? Udah stress? Jangan mimpi deh, Cal,” sambut Radit pedas. “Dengar baik-baik ya Cal. Aku datang ke sini bukan karena aku ingin mengantar, menjemput atau mau membawamu pulang. Dan kamu harus buang sangkaan itu jauh-jauh, karena aku tidak akan pernah melakukan hal bodoh itu untukmu. Sampai kapanpun. Mengerti?” ucap Radit kasar. Ada genangan yang belum tertumpah di pelupuk mata Calsa. “Cal, sekarang jawab pertanyaanku dengan jujur,” mata Radit memandang Calsa tajam. “Apa yang kamu katakan pada Dhara?” tanya Radit masih dengan mata melotot. “Aku? Mengatakan pada Dhara? Maksudmu apa sih, Dit?” tanya Calsa tidak mengerti. “Ya, kamu. Apa yang kamu katakan pada Dhara?” ujar Radit mengulang pertanyaannya. “Maksudmu apa Dit? Aku benar-benar nggak mengerti…,” bantah Calsa. “Udahlah Cal, kamu nggak perlu pura-pura bodoh di depanku, karena aku sudah tahu semua yang kamu



285 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



katakan pada Dhara,” jawab Radit. Suaranya semakin keras. “Radit, aku benar-benar nggak ngerti dengan apa yang kamu katakan. Sumpah Dit, nggak ada yang katakan pada Dhara,” ujar Calsa berusaha membela dirinya. “Mana ada maling ngaku sih?” Radit mendorong tubuh Calsa. “Dit! aku tahu kamu mencintai Dhara pembantu aku itu, tapi please deh Dit, jangan semua omongan berasal dari aku!” Suara Calsa semakin keras. Air yang sejak tadi terbendung di pelupuk matanya, kini mulai mengalir deras. “Eh, buang aja deh air matamu itu. Karena aku tidak akan pernah tertipu dengan air mata buayamu itu. Mengerti?” ucap Radit kemudian pergi. “Dit tunggu Dit, Radit…!” teriak Calsa berusaha mencegah kepergian Radit. “Dit, kenapa sih kamu selalu lebih percaya Dhara dari pada aku? Aku mencintaimu Dit. Aku tidak mau kamu tertipu oleh pembantu sialan itu.!” teriak Calsa semakin keras. Radit sudah berlalu dengan mobilnya. Telinganya sama sekali tidak mendengar pada semua teriakan Calsa.



286 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



‘Dhara…!” teriak Calsa semakin keras. “Gue pasti akan balas semua perbuatan ello ini padaku. Gue berjanji…!’ mungkin kata janji Calsa dalam hati. Calsa pulang. Sebuah mobil taxi menjadi pengganti mobilnya yang masih mogok. *** Sampai di rumah, Calsa langsung menghampiri Dhara yang sedang mencuci piring di dapur. “Awww…!” teriak Dhara ketika segelas air membasi wajahnya. “Non Calsa?” ucap Dhara tidak percaya dengan apa yang baru terjadi padanya. “Non, kenapa Non Calsa menyiram wajahku dengan air itu Non?” tanya Dhara sambil menghanduki wajahnya. “Kamu masih bertanya, hah?” Calsa menjambak Rambut Dhara. “Aduh, duh, duh, duh… Sakit Non!” teriak Dhara mengaduh kesakitan. “Apa salah saya non?” tanya Dhara polos. “Apa ello bilang? Ello masih bertanya apa salah ello sama gue? Benar-benar kurang ajar ello ya….” Calsa semakin keras menjambak rambut Dhara. Kemudian mendorongnya, hingga kepala Dhara terbentur ke pojok meja yang terbuat dari plastik. “Dengar ya Vir, gue tahu Radit cintanya sama ello bukan sama gue. Tapi tolong dong, jangan mentang287 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



mentang ello yang dicintainya, ello seenaknya saja fitnah gue yang macam-macam,” ujar Calsa tanpa ampun. “Maksud Non Calsa apa?” tanya Dhara sambil mengusap air matanya. “Alaaahh… Pura-pura nggak ngerti lagi. Ingat ya Vir, sekali lagi ello deketin Radit, gue nggak akan segan-segang membuat bunda ello yang jelek itu pergi nyusul ayah ello. Ngerti lo?” Setelah berkata, Calsa pergi meninggalkan Dhara yang masih bersimpuh di lantai. Dhara menangis. Air mata mengalir deras. Apa yang Dhara alami selama ini cukup menguras air matanya. ***



288 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Assalamualaikum Sahabat



“Bunda Dhara berangkat,” ucap Dhara sambil mencium tangan bundanya. “Ini kan masih pagi Vir? Tumben kamu berangkatnya pagi. Ada apa?” tanya Bik Imah sambil membawa masakannya ke meja makan. Hari ini Dhara memang pagi sekali mencium tangan bundanya untuk berangkat ke sekolah. Dhara sengaja karena ia akan mampir menjemput Linda, sebelum berangkat sekolah. “Heh, ditanya kok malah bengong. Nggak mau sarapan dulu Vir?” tanya Bunda Dhara yang masih belum selesai membawa masakannya ke meja makan. “Nggak Bunda, Dhara ingin sarapan di kantin sama Linda,” jawab Dhara. “Ya sudah, sana berangkat!” Bunda Dhara menghentikan pekerjaannya, mengantar Dhara sampai halaman. “Dhara berangkat ya Bunda,” pamit Dhara kemudian. “Hati-hati di jalan Vir,” pesan Bik Imah memperingati. 289 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Dhara hanya mengangguk, kemudian berlalu dari hadapan bundanya. Rumah Dhara dan Linda cukup jauh. Tapi hal itu tidak menjadi penghambat baginya untuk jalan kaki ke rumah Linda, seperti yang memang sudah sering Dhara lakukan setiap kali bermain ke rumah Linda. Dhara terus mengayunkan langkah kakinya menuju rumah Linda. Rasa penat di kakinya mulai sedikit terasa. “Assalamualaikum…,” kata Dhara mengucapkan salam ketika sampai di depan rumah Linda setelah hampir setengah jam berjalan. Tidak ada jawaban. “Assalamualaikum…,” ucap Dhara mengulangi salamnya. “Linda….” Dhara merubah perkataan panggilan dengan nama Linda ketika mengucapkan salam tidak ada satupun yang menjawabnya. “Lin, Linda…!” teriak Dhara keras. “Dwaaarr…!” Tiba-tiba seseorang mengagetkan Dhara dari belakang. Dhara menoleh. “Ya ampun Linda,” ucap Dhara setelah tahu siapa yang mengagetkannya. “Kamu. Aku kaget Lin,” lanjut Dhara sambil memukul lengan Linda.



290 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Sorry deh… He he…,” Linda tertawa puas. Niatnya untuk bisa membuat Dhara kaget ternyata berhasil. “Jahat banget sih…,” gerutu Dhara yang masih memegang dadanya. “Akhirnya aku berhasil membuat Dhara terkejut. Terima kasih Tuhan….” Linda memandang langit sambil tersenyum. “Lin, berangkat yuk…,” ajak Dhara langsung menarik lengan Linda. “Tunggu tunggu tunggu….” Linda tiba-tiba menghentikan langkah kakinya, membuat Dhara melongo keheranan. “Ada apa lagi sih Lin?” tanya Dhara sedikit kesal. “Kamu tunggu di sini dulu ya Vir!” teriak Linda sambil berlari. Dhara hanya mendesah kesal dengan tingkah sahabatnya itu pagi ini. Tapi, kekesalan yang Dhara rasakan berubah menjadi sebuah ketidakpercayaan ketika dilihatnya sebuah mobil berjalan ke arahnya. Dan Dhara kenal betul siapa pengemudi itu. “Linda? “ ujar Dhara tidak percaya. Tittit! Titt! Tit!, Linda menyembunyikan klakson mobilnya. “Ayo Vir masuk. Pagi ini kita berangkat pakai mobil baruku!” teriak Linda dari dalam mobilnya. 291 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Dhara tak bergerak dari tempat berdirinya. “Vir…!” suara keras Linda membuyarkan kekagetan Dhara. Kemudian Dhara masuk ke dalam mobil Linda. Duduk di jok depan, bersebelahan dengan Linda. “Lin, sejak kapan kamu punya mobil ini? Kamu nggak nyolong kan?” tanya Dhara khawatir. Linda langsung tertawa lepas mendengar pertanyaan Dhara. “Eh, kok tertawa sih? Apanya yang lucu Lin?” tanya Dhara lagi. “Vir, memangnya kamu mengenaliku sebagai tukang nyolong?” Linda balik bertanya. “Terus…?” tanya Dhara ingin tahu. “Mobil ini adalah hadiah pertunanganku dari Mama. “Linda berkata dengan senyum khasnya. “Mama?” ucap Dhara heran. “Aku tahu Vir, kamu akan heran ketika aku bilang Mama. Kamu pun tahu, selama ini mamaku berada di Yogyakarta, mendalami bakatnya sebagai seorang jurnalis yang berpotensi. Dan akhirnya Mama bersedia pulang, meninggalkan keegoisannya sebagai jurnalis ketika Mama mendengar kalau aku mau tunangan,” ujar Linda bercerita. “Papa kamu Lin?” Linda tiba-tiba menginjak rem mobilnya mendengar pertanyaan Dhara. Linda 292 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



termenung sejenak. Mata Linda mendandak mendung. “Lin, aku tidak bermaksud untuk membuatmu bersedih. Aku hanya ingin tahu lebih dalam tentang keluargamu,” ujar Dhara merasa bersalah ketika melihat dua bulir air mata mengalir di pipi sahabatnya itu. “Nggak apa-apa Vir,” ucap Linda sambil melajukan mobilnya kembali. “Mama tidak tahan dengan mulut Papa yang selalu menyebutkan asal-usul Mama. Papaku seorang konglomerat Vir. Sedangkan mamaku hanyalah seorang anak dari pekerja pabrik. Papa merasa berhutang budi pada Kakek, sehingga Papa ingin menikahi Mama yang saat itu baru SMA. “Mamaku adalah seorang anak tunggal yang tidak pernah membantah, Vir. Mama menikah dengan Papa. Kehidupan keluargaku terbilang bahagia. Kakek pun juga sudah berhenti menjadi pekerja pabrik. Karena sering sakit-sakitan, akhirnya Kakek meninggal dunia. Dan hal itulah yang menjadi awal keretakan keluargaku. “Karena Kakek sudah meninggal, maka hak Papa untuk membalas budi Kakek dianggap sudah selesai. Mama tidak mau bercerai dengan Papa karena ada aku yang masih kecil. Tapi Papa, dia selalu membius Mama dengan cacian dan hinaan. 293 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Akhirnya, Mama mengalah. Mama langsung meminta cerai pada Papa. Dan sejak saat itu aku berdua hidup dengan Mama, berjuang bersama agar tetap bisa bertahan hidup walapun tanpa uang dari Papa. “Makanya Vir, aku biarkan Mama menekuni bakatnya itu ke Yogyakarta. Dan alhamdulillah, berkat bakat Mama, kita bisa hidup layak lagi Vir. Dan mobil ini adalah hadiah pertama dari Mama dalam hidupku. Makanya, aku ingin mobil ini dipakai bersama orangorang yang baik padaku,” Cerita Linda panjang lebar. “Apa kamu tidak ingin bertemu dengan papamu lagi Lin?” Dhara merasa tidak canggung lagi dengan pertanyaan-pertanyaannya. Karena ia tahu, sahabatnya adalah wanita yang tegar. “Aku nggak mau melihat Mama terluka lagi Vir. Walaupun aku ingin bertemu. Mungkin, Papa tidak ingat padaku dan Mama. Buktinya, Papa tidak pernah mencariku. Aku yakin pasti Papa sudah menikah lagi dan punya anak. Mungkin anaknya sekarang seusia dengan kita,” jawab Linda dengan sedikit mata berkaca-kaca. “Tunanganmu, seharusnya kan mendapat restu papamu.” “Gak lah… Nanti saja pas sudah pernikahan saja.”



294 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Oya Lin, selama mama kamu di Yogyakarta, kamu kan tinggal bersama adik Mama kamu. Tapi, tadi kamu bilang, katanya mama kamu adalah anak tunggal dari kakek kamu. Maksudnya?” Dhara berbalik memandang Linda yang mengemudi dengan tenang, walau pikirannya sedang kalut. “Mamaku anak tunggal Kakek dari nenek berbeda. Ke-4 saudara Mama, anak Kakek dari lain nenek,” jawab Linda mencoba memberi kepahaman pada sahabatnya itu. “Ooooooo….” Dhara menghentikan pertanyaannya. Karena dilihatnya, hidung Linda merah. Linda benar-benar menangis. Baru kali ini, Dhara melihat Linda menangis. ‘Ternyata, kehidupan Linda lebih menyedihkan ketimbang aku. Terima kasih Tuhan, karena Engkau telah memberi kesempatan buatku untuk memiliki ayah dan merasakan kasih sayangnya sampai aku sebesar ini. Walau saat ini, ayah sudah Pulang Kehadirat-Mu…,’ mungkin ucap Dhara dalam hatinya. Untuk selanjutnya, Linda dan Dhara sama-sama terdiam. Menikmati perjalanannya yang hanya tinggal beberapa meter lagi. ***



295 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Turun yuk…,” Ajak Linda sambil membuka pintu mobilnya. “Kok mau turun sih, Lin?” tanya Dhara heran. “Kamu mau di sini?” Linda balik bertanya. “Kita sudah sampai di sekolah Vir,” lanjut Linda. Dhara tidak percaya. “Masak sih?” tanya Dhara tidak percaya sambil keluar dari dalam mobil. “Kok cepat banget sih Lin?” tanya Dhara setelah tahu dan sadar ternyata kakinya kini berarda di tempat parkiran sekolah. Linda hanya tersenyum melihat sahabatnya yang tiba-tiba culun itu. “Ke kantin yuk, kamu belum sarapan kan, Vir?” Linda menarik lengan Dhara setelah berhasil mengunci pintu mobilnya. Dhara menurut saja. “Memangnya, kamu belum sarapan juga Lin?” tanya Dhara sambil terus melangkah. “Vir, Vir, kamu itu kan udah lama jadi sahabatku. Kok masih lupa sih kalau aku ini hobi banget sama yang namanya mi ayam pedas. Dan, walaupun aku sudah sarapan, pastinya aku nggak mau absen dong makan mi ayam pedas buatan Mbak Santi di kantin,” jawab Linda. Langkah mereka sudah sampai di kantin. Linda dan Dhara langsung mengambil kursi yang berada di dekat pintu masuk. Suasananya lebih nyaman, selain



296 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



angin bisa masuk, mereka juga bisa sedikit mencuci mata. “Mbak Santi, aku pesen seperti biasa ya!” teriak Linda ketika mata pelayan kantin itu menatap ke arah Linda dan Dhara. Pelayan itu tidak menjawab, hanya mengacungkan jempolnya. “Kamu mau pesen apa Vir?” tanya Linda beralih memandang Dhara. “Aku mau pesen bakso sayur ya, Mbak Santi!” Dhara juga ikut-ikutan berteriak memanggil pelayan kantin. Pelayan kantin yang dipanggil Mbak Santi itu hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. Beberapa menit kemudian, pelayan kantin itu menghampiri tempat Dhara dan Linda sambil membawa pesanan yang mereka berdua pesan. Setelah sempat mereka menikmati separo pesanan yang selalu menggiurkan selera mereka berdua, tiba-tiba seseorang datang menghampiri dan langsung duduk bergabung bersama Linda dan Dhara. “Radit!” ujar Dhara terkejut. “Mau ngapain lagi kamu ke sini?” tanya Dhara sambil berdiri. “Vir, aku mau jelaskan semuanya padamu. Aku tidak seburuk yang kamu kira Vir, percayalah…,” jawab Radit.



297 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Udahlah Dit, tidak ada yang perlu kamu jelaskan lagi dan aku sudah tidak mau mendengar apa-apa lagi darimu. Sekarang, biarkan aku pergi.” Setelah berkata, Dhara pergi meninggalkan Linda, Radit, dan juga bakso sayur kesukaannya begitu saja. “Lin,” Radit beralih memandang Linda yang juga sudah berdiri, siap pergi dari tempat itu. “Aku juga nggak mau mendengar sesuatu apapun dari mulutmu, brengsek!” Linda juga berlalu dari hadapan Radit. “Linda, Dhara, kalian tidak tahu yang sebenarnya. Kalian tidak tahu apa yang terjadi. Dengarkan aku dulu…!” teriak Radit keras. Semua yang ada di kantin menoleh penuh keheranan ke arah Radit yang ternyata tidak sadar bahwa dirinya jadi perhatian orang di kantin sekolah, pagi ini. “Hei, jangan rame dong…. Selera makanku bisa rusak tahu….” Celetuk salah satu pengunjung kantin yang duduk di dekat air minum. Radit langsung keluar dari kantin setelah mendengar celetukan itu. Hatinya tambah geram. “Dit, kamu kenapa?” sapa Calsa yang berpapasan dengan Radit. “Cal, please deh, jangan pernah ikut campur urusanku. Dan kamu harus tahu, semua yang terjadi padaku saat ini adalah kamu sebagai penyebabnya. 298 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Mengerti?” Radit pergi begitu saja dari hadapan Calsa. “Iiih, Radit kenapa sih? Dia tidak pernah satu kalipun menghargai aku,” ucap Calsa kesal. Kemudian pergi. “Eh, Cal, mau kemana?” tanya Fani. “Kita nggak jadi makan pagi ini?” Beki juga ikut bertanya. “Ello berdua itu hanya perut saja yang jadi masalah. Kapan kalian mau bantu gue?! Jawab Calsa sambil berlari. “Aduh, Calsa marah lagi, Fan. Ini semua gara-gara Radit yang sok cakep itu,” ucap Beki pada Fani. “Kita susul Calsa saja yuk, Bek…” ajak Fani yang langsung berlari menyusul Calsa. Beki mengikuti di belakang Fani. ***



299 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Pertunangan Menyakitkan



Sore ini Dhara mengemasi semua barangbarangnya. Ia akan pindah dari rumah itu, sesuai dengan yang telah direncanakan dengan bundanya beberapa hari yang lalu. Tiba-tiba, pintu kamarnya terbuka, Nyonya Marina masuk setelah menatap heran ke arah Dhara. “Vir, kamu mau kemana?” tanya Nyonya Marina sambil duduk di samping Dhara. “Sekarang ini, Dhara mau pindah dari sini Tante,” jawab Dhara tanpa menghentikan pekerjaannya. “Vir, kamu sedang tidak serius dengan ucapanmu itukan sayang?” Nyonya Marina kelihatan cemas dan sangat khawatir sekali. Dhara hanya diam dengan ucapan Nyonya Marina. Tangannya yang sibuk memasukkan barangbarangnya ke dalam tas, masih saja terus memasukkan barang-barangnya. “Vir kamu sedang tidak berbicara serius kan?” Ulang Nyonya Marina. Dhara langsung menghentikan pekerjaannya. Matanya yang tampak sayu, memandang wanita 300 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



berjasa yang sudah banyak meringankan beban hidupnya itu. “Jangan Vir, jangan pergi. Jangan tinggalkan rumah ini. Jangan tinggalkan Tante,” ucap Nyonya Marina memeluk Dhara. ‘Ya Tuhan… selalu begini jika aku dekat Dhara. Kenapa pelukan tanganku terasa berbeda ketika aku memeluk Dhara? Pelukan yang aku rasakan, tak sama ketika aku memeluk Calsa putriku. Siapa sebenarnya Dhara? Kenapa hatiku terasa begitu dekat dengannya Tuhan?’ mungkin ucap Nyonya Marina dalam hati. “Tapi Tante…,” ucap Dhara membuyarkan suara hati Nyonya Marina. “Vir, Tante mengerti perasaanmu. Tapi Tante mohon, jangan pergi Vir. Jangan tinggalkan Tante,” Nyonya Marina melepas pelukannya sejenak, kemudian memeluk Dhara lagi. Hati Dhara terasa nyeri mendengar ucapan Nyonya Marina yang melarang kepergiannya. ‘Ya Allah… Selama hamba hidup, hamba belum pernah merasakan kehangatan seperti pelukan Tante Marina. Pelukan Bunda pun tak sehangat pelukan Tante Marina dan hamba selalu merasakan lain ketika hamba berada di dekat Tante Marina… Pertanda apa ini, Ya Allah?



301 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Kenapa pelukan Bunda yang melahirkan dan merawat serta menyayangi hamba kalah saing dengan pelukan Tante Marina yang baru hamba kenal beberapa bulan ini?’ mungkin kata Dhara dalam hati. “Vir, Tante mohon….” Nyonya Marina melepas pelukannya. “Maafkan Dhara Tante, Dhara harus pergi. Dhara tidak mau semakin banyak lagi air mata yang kan jatuh ke bumi.” Dhara mengusap air matanya. “Vir, Tante mengerti apa yang kamu rasakan,” ucap Nyonya Marina. “Tante, Dhara dan Bunda pergi dari rumah ini bukan karena hal apapun, tapi karena Dhara hanya ingin membantu Bunda melupakan almarhum Ayah, Tante,” ucap Dhara. “Tapi Vir…. Katakanlah pada Tante, apa yang harus Tante lakukan untukmu agar kamu dan Bik Imah tidak jadi pindah dari rumah ini.” “Maafkan Dhara dan Bunda, Tante…. Dhara tetap harus pergi,” Dhara melepas pelukan Nyonya Marina. “Tapi, kenapa Vir?” tanya Nyonya Marina berlanjut. “Karena Dhara dan Bunda ingin menghilangkan kenangan-kenangan tentang Ayah di rumah ini. Karena bagaimanapun, Dhara di sini itu tidak akan membuat Ayah Dhara hidup lagi, Tante. “Dan Dhara juga tidak bisa terus-terusan begini. Karena bunda Dhara sudah cukup tua, sedangkan 302 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Ayah sudah tiada. Maka inilah saatnya Dhara menggantikan posisi ayah sebagai bagian keluarga yang harus banting tulang untuk menghidupi Bunda…,” ujar Dhara panjang lebar. “Jika memang itu yang jadi alasanmu untuk pindah dari rumah Tante, Tante siap untuk menjamin kehidupanmu sampai kapanpun kamu mau. Asalkan jangan pindah dari rumah ini Vir, Tante mohon….” Nyonya Marina kembali memeluk Dhara. Air matanya yang sudah mengalir sejak tadi, bertambah deras. “Maafkan Dhara Tante. Tidak ada yang bisa halangi niat Dhara….” Dhara melepas pelukannya. Tiba-tiba bunda Dhara masuk. “Nyonya…,” ucapnya ketika melihat majikan yang baik hati itu berada di kamar putrinya. “Bik Imah, jangan pergi!” Suara Nyonya Marina terdengar pelan tapi jelas. Bik Imah yang mendengarnya hanya diam dengan kepala tertunduk. “Aku mohon Bik…, jangan tinggalkan rumah ini. Jangan bawa Dhara menjauh dariku,” ucapan Nyonya Marina kali ini langsung membuat Bik Imah mengangkat kepalanya, memandang heran ke arah majikannya yang baik hati itu. “Aku mohon…,” ucap Nyonya Marina yang membiarkan air matanya merembes, mengalir deras di pipinya. Bik Imah menoleh ke arah Dhara. 303 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Dhara tampak menghapus air matanya. Ia tidak tahu untuk siapa air matanya yang mengalir deras itu. Tiba-tiba, rasa cemburu sedikit muncul dalam hati Bik Imah. ‘Nyonya begitu sangat menyayangi putriku…,’ mungkin Bik imah membatin. “Bik, aku mohon….” Kali ini Nyonya Marina meraih tangan Bik Imah. Dan Bik Imah hanya bisa merasa kasihan pada Nyonya Marina. Dialihkan pandangannya ke arah Dhara dan Dhara mengerti maksud pandangan bundanya itu. “Tapi Tante, Dhara tidak bisa terus-menerus berada di rumah ini, sementara Dhara harus menjadi pengganti Ayah.” “Baiklah Vir, Tante akan membiarkanmu pergi dari rumah ini. Tapi nanti, setelah acara pertunangan Radit dan Calsa selesai. Kamu mau kan?” Nyonya Marina menghapus air matanya dengan tangan kanan. “Tante mohon Vir, satu kali ini saja…. Tante mohon…,” kata Nyonya Marina memohon. “Baiklah Tante, Bunda dan Dhara akan tetap tinggal di rumah ini sampai acara pertunangan Non Calsa selesai,” ucap Dhara berat dengan penuh kesedihan mendalam mendengar kata tunangan tadi. “Terima kasih Vir, Tante tidak akan pernah melupakan ketulusanmu ini,” ujar Nyonya Marina



304 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



tersenyum. Kemudian memeluk Dhara dan bundanya. *** Keesokan hari, semua orang di rumah Calsa sibuk mempersiapkan acara pertunangannya yang akan di gelar minggu depan. Calsa juga sudah jarang keluar dari kamarnya. Karena waktunya hanya dihabiskan dengan bersolek dan berlulur. “Dharaaaaaa!” teriak Calsa keras dari dalam kamarnya. “Aku Non…,” jawab Dhara sambil berlari cepat menuju ke kamar Calsa. “Lama banget sih…,” ucap Calsa ketika wajah Dhara nongol di balik pintu kamarnya. “Ada yang bisa aku bantu, Non Calsa?” tanya Dhara yang masih berdiri di dekat pintu. “Kalau gue manggil ello, ya itu artinya ada sesuatu yang harus kamu kerjakan. Gimana sih?” jawab Calsa sambil membuka lacinya. Dhara sudah dapat menebak apa yang akan Calsa perintahkan untuknya. “Udah sini, jangan bengong di situ!” bentak Calsa keras. Spontan, Dhara langsung menghampiri Calsa yang duduk di pinggir ranjangnya. 305 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Sekarang ello harus urut seluruh badan gue. Ayo cepetan!” Lanjut Calsa yang membuat Dhara terkejut untuk kedua kalinya. Dhara beranjak lebih mendekati Calsa. Mengambil handbody lotion yang ada di samping Calsa, kemudian Dhara mulai mengurut tubuh Calsa. “Oh ya, Vir, minggu depan kan gue udah mau tunangan sama Radit, jadi mulai sekarang ello harus selalu bantuin gue buat merawat kecantikan kulit gue ini. Gue nggak mau dong nanti acara pertunangan gue itu kacau hanya gara-gara kulit gue yang rusak. “Dan mulai sekarang, ello juga harus memikirkan makanan apa yang harus selalu gue makan, agar tubuh gue tetap segar dan berstamina. Karena gue juga nggak mau acara pertunangan gue gagal garagara gue sakit. Mau tidak mau, ello harus lakukan itu buat gue. Ngerti?” ujar Calsa panjang lebar. Dhara hanya diam terpaku mendengar semuanya. Tapi tangan Dhara tetap pada keadaan semula, yaitu mengurut tubuh Calsa. “Eh, ngerti nggak sih ello Vir?” Bentak Calsa. “Ee, iya Non, aku mengerti…,” jawab Dhara gugup. “Nah gitu dong, baru itu namanya pembantu gue yang penurut…,” lanjut Calsa sambil membuka majalah kecantikan yang sejak tadi hanya dipandangnya.



306 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Emmmmm…, satu lagi Vir. Gue nggak mau pas acara malam pertunangan gue nanti, ello hadir ke tempat acara itu. Lebih baik ello di dapur saja. Atau biar enak, ello molor saja di kamar butut ello itu. “Dan kalau sampai gue ngeliat ello ada di antara para tamu, maka gue nggak bakalan segan-segan bilang pada semua orang, kalau ello itu mencintai calon suami gue, dan berusaha akan merebutnya dari gue. “Dan gue juga akan bilang, kalau yang membunuh ayah ello itu, sebenarnya adalah ello, putrinya sendiri…,” tambah Calsa mengancam Dhara. Dhara hanya diem sambil berusaha menahan air matanya yang sudah membendung sejak tadi. *** 1 Minggu Kemudian Malam ini adalah malam yang ditunggu-tunggu kedatangannya oleh Calsa. Malam yang paling berbahagia dalam hidup Calsa. Sebaliknya dengan Dhara. Buat Dhara, malam ini adalah malam kehancuran dalam hidupnya. Pada malam ini ia akan menyaksikan dengan mata kepalanya kalau Radit, pemuda yang dicintainya, akan memasangkan cincin pertunangan di jari manis gadis lain, bukan di jari manis tangannnya sendiri. 307 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Air mata Dhara menetes tanpa sadar demi melihat satu per satu tamu undangan yang datang. Setelah menyelesaikan semua pekerjaannya, Dhara melangkah pergi ke kamar, kemudian menutup pintu tanpa menguncinya dari dalam. Tangisnya pecah di dalam kamar. Siapapun yang melintas di depan kamarnya, ia pasti akan mendengar suara tangisan Dhara. Untung saja, saat itu tidak ada seorang pun yang melintasi depan kamarnya. Tak lama, terdengar suara langkah kaki seseorang menuju ke kamar Dhara. Semakin lama, suaranya semakin jelas terdengar. Dan suara itu terhenti ketika langkah kakinya sampai di depan kamar Dhara. Dhara sudah bisa menebak-nebak siapa yang berada di balik pintu kamarnya itu. “Tante,” ucap Dhara ketika orang yang tadi berdiri di depan kamarnya, kini mulai menampakkan kepalanya. Orang yang dipanggil Tante itu langsung berhambur memeluk Dhara, membuat air mata Dhara yang jatuh tertumpah semakin banyak. “Maafkan Tante, Sayang,” ujarnya yang semakin erat memeluk Dhara. Air matanya juga berderai. ***



308 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Keluarga utama datang, yaitu keluarga Radit. Mempelai pria. Semua orang memandang kagum pada pasangan suami-istri yang hanya memiliki satu putra saja. Kini, putra tersebut berjalan di belakang, mengikuti langkah sepasang suami-istri itu. Tuan Taufik yang sejak tadi memang telah menunggu kedatangan tamu istimewanya, langsung beranjak menyambut meriah Tuan Rahmat dan keluarganya untuk menaiki koridor di tempat acara. “Selamat datang sahabatku… Kami telah menunggu kedatanganmu sejak tadi,” ucap Tuan Tuafik sambil memeluk Tuan Rahmat. “Terima kasih sahabat baikku, lebih tepatnya, calon besanku…,” balas Tuan Rahmat yang juga merangkul Tuan Taufik. “Ayo, silakan duduk!” Tuan Taufik mempersilakan calon besannya duduk setelah melepas pelukannya. “Jeng Marina kok nggak kelihatan?” tanya Nyonya Susana, sambil mengedarkan pandangannya mencari sosok yang baru saja disebutkan namanya. Tiba-tiba sosok itu muncul di samping Nyonya Susana. “Halo Jeng…,” sapa Nyonya Susana saat Nyonya Marina sampai di hadapannya. Nyonya Marina hanya tersenyum sambil memeluk Nyonya Susana. Suasana hatinya saat ini tidak



309 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



sebahagia mereka semua. Karena di sisi lain, masih ada seorang lagi yang merasa tersakiti, Dhara. Nasib gadis itu begitu malang. Setelah Dhara kehilangan ayahnya – sebagai tulang punggung keluarga –, pada malam ini juga, Dhara harus rela kehilangan Radit, pemuda yang dicintainya. Nyonya Marina tidak mampu untuk melakukan hal apapun, termasuk menggagalkan pertunangan dan membiarkan Radit menjadi milik Dhara seutuhnya. Karena di sisi lainnya lagi, masih ada Calsa, putri semata wayangnya. Seperti biasa, sebelum melakukan tukar cincin, 2 calon besan itu saling mengungkapkan kebahagiaannya sambil makan malam. Dan saat itulah Radit sengaja memanfaatkan kesempatan emas untuk mencari sosok Dhara – yang pastinya ada di dalam rumah megah ini. Dengan alasan ke kamar mandi, Radit berhasil keluar dari suasana itu. Kakinya terus melangkah melewati kamar mandi yang dijadikan alasannya. Langkah kakinya terus melangkah menuju ruangan yang ada di belakang dapur. Dan secara sadar, kaki Radit terhenti di depan kamar kecil tertata rapi. Di situlah kamar Dhara, gadis yang memang sejak tadi menjadi tujuannya. Tanpa mengetok pintu, Radit langsung membuka pintu dan masuk ke dalam. 310 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Dhara yang saat itu sedang merebahkan tubuhnya di atas kasur, dengan cepat dapat melihat jelas siapa orang yang kini berada di dalam kamarnya. “Radit!” ucapnya masih dengan deraian air mata. Radit tidak berkata. Ia langsung mendekati Dhara, gadis yang sampai saat ini masih di hatinya. Suara tangis Dhara semakin meledak saat dirinya telah berada di dekat Radit. “Dhara…,” ucap Radit sambil berusaha untuk memeluk Dhara. Dhara berusaha menolak pelukan kotor Radit. “Dit, kenapa kamu ke sini? Apa kamu sengaja akan memperlihatkan gaunmu itu untuk menambah luka di hatiku? Sudah cukup Dit. Cukup aku lah gadis yang harus menderita. “Aku tidak mau penderitaan ini juga akan dirasakan oleh Non Calsa. Dia terlalu baik untuk kamu sakiti, Dit. Jadi aku mohon, pergilah, temui Non Calsa…!” ujar Dhara setelah berhasil mencegah pelukannya. “Aku mencintaimu Vir.” Radit berusaha untuk memeluk Dhara lagi, tapi dengan cepat Dhara menghindar dari pelukan nafsu itu. “Buanglah cintamu itu jauh-jauh, Dit! Aku lebih memilih kehilanganmu untuk selama-lamanya dari pada aku harus melihat Non Calsa sedih….” Dhara duduk di kursi belajarnya. 311 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Tapi aku tidak mencintai gadis yang kamu panggil dengan sebutan ‘non’ itu Vir. Aku hanya mencintai kamu, hanya kamu. Hanya Dhara. Dhara Ramadhani seorang. Dan sampai kapanpun, tidak akan pernah ada yang bisa menggantikannya di hatiku. Aku berjanji itu…!” Radit melangkah, mendekati Dhara. “Nggak Dit, aku bukan gadis yang pantas untukmu. Non Calsalah yang pantas menjadi pendampingmu sampai kapanpun.” Bantah Dhara beranjak dari duduknya. “Tapi Vir…,” Radit memegang pundak Dhara. “Pergilah dari sini Dit, sebelum ada orang yang melihat keberadaanmu dan akan mengacaukan semua acara pada malam ini!” Dhara mendorong Radit ke arah pintu kamarnya yang tidak tertutup rapat. “Pergilah Dit dan jangan pernah temui aku lagi. Anggap aku tidak pernah hadir dalam hidupmu.” Radit berusaha bertahan dari dorongan pintu yang dilakukan Dhara. “Nggak Vir, aku nggak akan pergi dari hadapanmu sebelum kamu mengatakan padaku bahwa kamu masih sangat mencintaiku seperti dulu seperti aku yang masih sangat mencintaimu…!” Radit marih erat memegang daun pintu kamar Dhara yang nyaris ditutup.



312 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Jika memang benar kamu masih sangat mencintaiku, maka pergilah temui Non Calsa. Hiduplah dengannya. Bahagiakanlah hidupnya. Jika kamu melakukan semua itu, aku percaya padamu bahwa kamu mencintaiku,” ujar Dhara. “Baiklah Vir, aku akan melakukan apapun demi kamu, termasuk bertunangan dengan Calsa. Tapi ingat Vir, aku melakukan semua ini demi kamu, karena aku sangat mencintaimu dan kamu harus percaya itu, Vir!” Suara Radit agak keras, membuat jantung Dhara berdetak lebih cepat. “Persetan dengan cinta. Aku tidak pernah mencintaimu, bahkan tidak pernah sedikitpun tumbuh benih cinta dalam hatiku untukmu. Jadi sekarang, tolong pergilah dari kamarku. Jangan pernah temui aku lagi!” ucap Dhara dengan suara agak tinggi. Dhara langsung menutup pintu kamarnya setelah berhasil mendorong Radit keluar dari dalam kamarnya. Mungkin Radit mengalah. “Vir, aku nggak percaya dengan semua omong kosongmu itu. Aku yakin, sampai detik ini kamu masih mencintaiku seperti aku yang masih sangat mencintaimu. “Aku berjanji Vir, aku akan dapatkan cintamu lagi dengan 1001 cara yang aku punya. Dan kamu akan menjadi milikku selamanya…!” Radit berteriak sambil memukul pintu kamar Dhara. 313 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Dhara yang mendengar teriakan Radit, menutup kedua telinga dengan tangan sambil bersimpuh di depan pintu kamar. Perlahan, Radit melangkah pergi dari kamar Dhara. Dia begitu kecewa dengan apa yang baru saja dialaminya, bagai mimpi buruk di malam hari. Radit terus dan terus berjalan menuju tempat acara. Dia tidak memperhatikan keadaan sekelilingnya. Bahkan dia tidak tahu bahwa sepasang mata yang sejak tadi mengintainya, kini telah mengalirkan air mata saat melihat dan mendengar percintaan mereka. Dialah Nyonya Marina. *** Acara tukar cincin tiba. Radit dan Calsa berdiri berdampingan. Semua tamu menatap sambil tersenyum bahagia menyaksikan Radit dan Calsa. Tapi tidak bagi Nyonya Marina, mama Calsa. Setelah mendengar dan melihat kisah cinta di kamar Dhara tadi, hatinya juga ikut merasakan apa yang Dhara rasakan. Dan selalu begitu. Sepertinya, antara Dhara dan majikannya itu ada hubungan erat, yang akan selalu merasakan apa yang terjadi pada salah satu dari mereka berdua. Radit memasangkan cincin pertunangan ke jari manis Calsa. Begitu juga dengan Calsa. Semua orang 314 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



yang hadir bersorak dan bertepuk tangan meriah. Mereka semua juga ikut merasakan kebahagiaan Calsa tanpa memperhatikan mendung yang menggelayut di wajah Radit. Tidak satupun orang – kecuali Nyonya Marina – yang tahu pada siapa hatinya kini merindu. Radit terpaksa tersenyum di bibirnya. Sebenarnya, hatinya menjerit keras atas apa yang telah dilakukannya. Atas dasar ‘terpaksa’. Semua temen-temen Calsa yang hadir mengucapkan selamat pada Calsa yang akhirnya bisa memiliki Radit. Tapi tidak ada seorang pun dari teman Radit yang hadir pada acara pertunangannya. Sebenarnya Radit telah mengundang teman-temannya 3 hari sebelum malam pertunangannya. Begitu pun teman dekat Dhara, Linda, tidak hadir juga walau sudah dikasih undangan. “Cal, selamat ya. Akhirnya, nggak akan ada lagi yang bisa ngambil Radit dari tangan ello… termasuk pembantu gembel ello itu,” ucap Fani sambil menyalami sahabatnya itu. “Gue juga mau ngasih ucapan selamat, nih. Selamat ya Cal, gue seneng karena Radit udah jadi milik ello. Itu artinya, ello semakin kaya raya dong saat ini, karena Radit kan juga orang kaya. “Itu artinya, besok di sekolah ello akan nraktir makanan yang enak-enak dan yang mahal-mahal buat 315 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



gue. Ya kan?” Beky menjilat-jilat bibirnya, membayangkan ia sedang menikmati makanan yang lezat. “Hhhhuuuuuuuuuu.” Calsa dan Fani memukul kepala Beky bersamaan. Tertawa mereka jelas sekali. Dhara yang dari tadi tidak bisa memejamkan mata, bisa mendengar dengan jelas suara bising di luar. Mereka semua tertawa gembira. Tidak ada seorangpun yang akan peduli dengan hatinya saat ini. Sejak malam pertunangan yang menghancurleburkan hatinya itu, Dhara berjanji bahwa ia akan menghapus kenangan dan nama Radit dari dalam memori hidupnya. ‘Mulai detik ini, aku akan melupakanmu Dit, aku juga akan menghapus semua kenangan tentang kita berdua. Karena kini dirimu bukan lagi milikku.’ mungkin ucap Dhara dalam hatinya.



316 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Lembaran Baru



Calsa sengaja berangkat ke sekolah lebih awal dari Dhara. Karena ia tidak mau jika Dhara berangkat mendahuluinya dan akan bertemu dengan Radit lagi. Calsa juga tidak mau, cinta mereka berdua bersemi kembali gara-gara ketidakhati-hatian dirinya menjaga Radit yang kini menjadi miliknya, sebatas calon suami. “Eh, udah pada sarapan belum sih kalian?” tanya Calsa mengalihkan keadaan. “Ya belum lah. Kita sarapannya kan selalu bareng di kantin,” jawab Beky cepat. “Ello udah lupa ya Cal, kalo ello itu punya dua orang teman?” Fani tidak mau kalah. “Ok, ok, ayo sekarang kita ke kantin. Sebagai rasa syukur gue karena udah berhasil ngedapetin Radit, gue traktir ello berdua makan apa saja yang ello berdua suka. Gimana?” Calsa memeluk bahu kedua temannya. “Ok! Siapa yang nolak?” teriak Beky dan Fani bersamaan. “Yuk!” ajak Calsa tanpa melepaskan pelukannya. Mereka bertiga berjalan menuju ke kantin. 317 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Mau makan apa Neng…?” tanya pemilik kantin ketika Calsa dan kedua temannya sudah duduk di bangku kantin. “Ello mau makan apa Cal?” tanya Fani sambil melihat daftar menu. “Gue jus avokad aja deh. Males, lagi nggak mood nih perut gue.” jawab Calsa memandang Fani. “Kalau ello Bek?” Fani beralih menatap Beky. Tampaknya, Beky juga lagi sibuk mencari menu yang akan di pesannya pagi ini. “Emmmm…, apa ya?” Beky menggigit ibu jarinya. “Kalau ello sendiri menu apa sih Fan?” Beky balik tanya. “Gue, mau pesan ikan lele pepes sama ayam panggang, ditambah tumis bawang bombai pedas. Terus minumnya, jus avokad juga deh, sama kayak Calsa,” jawab Fani sambil menulis menu yang diinginkannya. “Waw…, banyak banget Fan? Memangnya perut ello muat apa makanan sebanyak itu?” Beky menaikkan alisnya. “Suka-suka gue dong Bek. Lagian diantara kita yang paling banyak makan kan ello, Bek.” Fani memukul kepala Beky. “Masalahnya, gue kan emang gendut. Jadinya, perut gue muat. Lah, kalau ello kan gak segendut perut gue?” Beky memegang perutnya. 318 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Udah, udah, kalian tuh ya, setiap detik kerjanya berantem terus. Pusing gue dengernya.” Calsa memukul meja yang ada di depannya. “Mau makan nggak sih ello berdua?” tambah Calsa. “Mbak, gue mau makan bakso pakek lontong ya. Ee…, jangan lupa bakso sayur. Dan minumnya Fanta dingin aja,” ucap Beky kemudian. “Baksonya berapa porsi, Neng?” tanya penjaga kantin ramah. “1 porsi. Bakso sayur raksasa ya,” jawab Beky nyengir. Setelah menerima menu pesanannya, penjaga kantin itu berlalu. Kemudian kembali dengan membawa nampan besar berisi menu pesanan teman-teman Calsa. *** Di gerbang utama, Dhara yang baru datang berpapasan dengan Radit, laki-laki yang semalam telah menjadi milik nona mudanya. Tanpa menoleh Radit, Dhara terus berjalan. “Vir!” panggil Radit sambil mengejar Dhara. Orang yang dipanggil langsung mempercepat langkahnya. Tapi, Radit tidak mau kehilangan kesem-



319 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



patan pagi ini. Dia terus mengejar Dhara. Dhara pun berusaha lari lebih cepat. Hingga akhirnya, ‘BRUUUUUKKK’ Dhara jatuh kesandung batu yang bersembunyi di balik rerumputan tipis. “Dhara…!” teriak Radit keras. Dhara tidak menghiraukan Radit yang sudah ada di dekatnya. “Awwwww…,” rintih Dhara ketika usahanya untuk bangun tidak juga berhasil. “Aku bantu, Vir,” ucap Radit berusaha membantu Dhara. “Lepas!” teriak Dhara keras. “Vir, beri aku waktu untuk menjelaskan semuanya.” Pinta Radit. “Nggak ada yang perlu dijelaskan lagi Dit. Aku udah ikhlas melepasmu, buat Non Calsa. Karena memang dia yang lebih pantas mendampingi hidupmu. “Jadi, mulai sekarang, aku mohon Dit sama kamu, jangan pernah deketin aku lagi. Karena aku tidak ingin Non Calsa tambah membenciku hanya gara-gara ulahmu itu, Dit.” Setelah berkata, Dhara pergi. “Tapi Vir, aku melakukan semua ini hanya demi kamu. Karena kamu yang meminta agar aku menerima Calsa sebagai calon istriku. Tapi aku tidak mencintainya Vir. Aku hanya mencintaimu. Dan 320 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



sampai kapanpun juga, aku akan selalu dan tetap mencintaimu.!” teriak Radit keras. Sebagian orang yang mendengar hanya mampu mengeleng-gelengkan kepalanya, melihat tingkah aneh Radit. Dan Radit pun seakan tidak peduli dengan cibiran orang-orang di sekitarnya. “Radit!” panggil Calsa yang sudah berdiri di belakang Radit. “Dit, kamu kenapa?” tanya Calsa menghampiri Radit yang tidak sedikitpun melirik kehadirannya. “Lepas!” Radit menghempaskan tangan Calsa dari bahunya. “Dit, kamu kenapa sih? Setiap kali aku berusaha mendekatimu, kamu selalu marah dan membentakku. Apa salahku Dit?” tanya Calsa heran. Kedua orang teman Calsa sudah pergi sejak 5 menit yang lalu. “Kamu mau tahu apa salahmu?” tanya Radit melotot. Calsa tidak menjawab. “Karena kamu udah buat hidupku kacau dan sial. Puas?” jawab Radit, kemudian pergi. Mendengar jawaban Radit, Calsa merengek. Hatinya menjerit sakit. Tapi sakit hati yang Calsa rasakan, tidak sebanding dengan sakit hati yang Dhara rasakan.



321 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



*** Malam ini Dhara belum bisa memejamkan matanya. Padahal malam sudah semakin larut. Suara bising juga sudah mulai sunyi. Hanya tinggal suara jangkrik malam dan kodok yang saling bersahutan menyambut malam. Terdengar juga suara burung hantu yang sesekali membuat bulu kuduk merinding. “Uuuhh….” Dhara mengingat nasibnya yang selalu sial. Apakah dengan kehilangan orang yang dicintainya juga merupakan ujian dari Yang Maha Kuasa? Mungkin ujian dalam menghindar diri dari dunia pacaran, pikirnya. Tetapi mengapa begitu sulit Dhara mengikhlaskan? Dhara beranjak dari tempat tidur. Tangan kananya meraih sesuatu yang berada di balik laci kamar. Air matanya tiba-tiba sedikit menggenang. “Radit,” desis Dhara pelan. “Mengapa aku begitu sulit melupakanmu? Apa karena kamulah cinta pertamaku?” ucapnya pelan. Matanya tidak bisa lepas dari sebingkai foto yang ada di tangannya. Ya, sebingkai foto yang tadi diambilnya dari dalam laci kamar. Sebingkai foto antara Dhara dengan Radit. “Tapi aku tidak boleh terus-terusan begini. Aku tidak boleh menyiksa batinku sendiri. Ingat Vir! Radit yang kamu cintai sudah menjadi milik orang yang 322 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



memang pantas untuk pendamping hidupnya,” ucap Dhara pada dirinya. Dhara termenung… “Maaf Dit, terpaksa aku harus membuang semua kenangan masa lalumu denganku, kenangan kita berdua. Karena aku tidak mau ada yang tersakiti. Aku, hatiku, cintaku, Non Calsa, Tuan Taufik, Tante Marina dan kamu.” Dhara meraih korek api yang ada di meja belajar. Dinyalakan korek dengan lembut. Kemudian dengan hati pilu, Dhara membakar foto kenangannya. Air matanya sudah mengalir sejak melihat foto yang kini hangus terbakar itu. “Dan, aku harus membakar semua kenangan cintaku bersama Radit. Karena saat ini, menit ini, detik ini untuk seterusnya adalah lembar baru untuk hidupku, untuk hati dan cintaku,” ucap Dhara sambil membakar semua barang yang berhubungan dengan Radit. 02.45 Dhara baru selesai membakar semua barang kenangannya. Air matanya masih saja keluar, menetes di samping kertas terbakar. Matanya sampai lebam. Dhara tidak bisa tidur malam ini. Walau Dhara tidak takut kebablasan bangun besok pagi, karena besok adalah hari Minggu, hari libur sekolah. Dhara sudah bertekad tidak akan tidur malam itu. 323 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Dengan sisa air mata dan mata yang sudah bengkak, Dhara melangkah keluar kamar. Menuju ke kamar mandi. Ia berniat akan melakukan shalat malam demi ketenanan hatinya. Dhara mengangkat kedua tangannya ke langit, seraya berucap doa. *** Pagi ini, Dhara lebih dulu berada di dapur dari pada bundanya. Karena memang semalaman ia tidak bisa memejamkan matan walau sejenak. “Vir,” panggil bunda Dhara terkejut ketika mendapati putri semata wayangnya sudah hampir menyelesaikan semua masakan pagi ini. “Bunda….” Dhara menghampiri bundanya. Kemudian mencium tangannya. “Tumben pagi Vir?” tanya Bik Imah heran sambil membuka kulkas. Orang yang ditanya hanya tersenyum tanpa menghentikan pekerjaannya. “Bunda libur saja memasak pagi ini. Biar Dhara saja yang nyelesaikan semuanya. Lagian udah hampir selesai kok,” ucap Dhara ketika bundanya berusaha mengambil alih pekerjaan Dhara.



324 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Tapi kamu kan masih harus menyelesaikan pekerjaan lainnya Vir,” bantah Bik Imah sambil mengaduk tumisan yang hampir matang. “Nggak apa-apa Bun, hari ini kan Dhara libur,” ucap Dhara. “Libur?” sebuah kerutan langsung memanjang di kening Bik Imah. “Hari ini kan hari Minggu, Bunda sayang.” Dhara memeluk Bik Imah dari belakang. Bik Imah mengelus kepala Dhara dengan tangan kirinya. “Wah, lagi bahagia nih?” Tiba-tiba Nyonya Marina masuk ke dapur. Dhara melepaskan pelukannya. “Nyonya….” Bik Imah salah tingkah. “Harum sekali, Bik. Masak apa hari ini?” Nyonya Marina berjalan menghampiri Bik Imah yang masih mengaduk tumisan yang sebenarnya sudah matang. “Dhara, Nya yang masak hari ini,” jawab Bik Imah sambil melirik Dhara yang tersenyum. “Semua masakan hari ini, berarti resep dari Dhara dong? Cobain dulu ah….” Nyonya Marina mengambil sedikit tumisan yang sudah disaji dalam piring. “Hemmm…, enaknya…,” goda Nyonya Marina yang juga melirik ke arah Dhara. Dhara tambah mengembangkan senyum manisnya. 325 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Nyonya Marina selalu merasa dekat dengan senyum itu. “Oya Bik, kan masakannya udah selesai semua. Bik Imah ke apotik ya…. Obat mag saya sudah habis. Sekalian saja belanja bahan yang sudah habis.” Nyonya Marina mengeluarkan uang dari dalam saku bajunya. “Nih….” Kemudian memberikannya pada Bik Imah. Bik Imah menerima dengan tangan kanan dan sedikit anggukan kepalanya. “Ya udah berangkat sekarang Bik, mumpung masih pagi. Ntar kalau siang kan udaranya panas.” Nyonya Marina beranjak dari dapur. “Vir, Bunda berangkat ke pasar dulu ya,” ucap Bik Imah sambil mengambil tas yang digantung di dekat kulkas. “Kamu mau Bunda bawakan oleh-oleh apa, Vir?” tanya Bik Imah sebelum keluar dari pintu belakang. “Emmmm…, apa ya? Pisgor aja dah Bunda,” jawab Dhara. “Ya udah, Bunda berangkat, Vir. Jangan lupa, pel lantai dan cuci piringnya!” ucap bik Imah berjalan membuka pintu. “Hati-hati Bunda!” teriak Dhara ketika Bik Imah sudah kembali menutup pintu belakang. *** 326 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Mengoyak Foto Kenangan



“Diiiittt!” panggil Nyonya Susana berteriak ketika melihat Radit berenang di kolam. Radit tidak menggubrisnya. Ia terus saja berenang walau panggilan itu berulang berkali-kali. “Dit, Radit!” Radit terpaksa menoleh ketika mamanya sudah ada di pinggir kolam renang. “Sejak kapan budek (tuli), Sayang?” Nyonya Susana melempari Radit dengan buah jeruk yang ada di meja, dekat kolam renang. “Ada apa sih Ma?” tanya Radit sambi membuka kaca mata renang yang selalu di pakai ketika berenang. “Sekarang hari libur sekolah kan?” tanya Nyonya Susana yang masih menatap putranya. “Kalau bukan hari libur, Radit nggak mungkin berenang selama ini, Ma. Ada apa sih?” Radit keluar dari kolam renang, kemudian meneguk segar juz jeruk kesukaannya. Ia membiarkan air menetes dari rambutnya. Lalu duduk di samping mamanya. “Dit, mau bantu Mama, nggak?” Nyonya Susana meraih buah manggis, kemudian mengupasnya. “Bantuin apa’an Ma?” Radit meraih handuk kering, kemudian mengeringkan rambutnya. 327 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Sekarang kan hari libur, kamu mau kan Sayang, bawa Calsa nemuin Mama?” ucap Nyonya Susana. “Calsa?” ucap Radit heran. “Iya, Sayang, Calsa calon menantu Mama yang paling cantik. Kamu mau kan, Dit?” Nyonya Susana menaruh harapan yang sangat besar. “Ngapain sih Ma?” Radit beranjak dari duduknya. Melangkah pergi meninggalkan mamanya yang berdiri terpaku menatap langkah Radit. “Dit, kamu kok seperti itu sih?” suara Nyonya Susana terdengar nyaring. “Memangnya salah kalau Mama memintamu menjemput Calsa yang sudah menjadi tunanganmu itu Dit?” Nyonya Susana mempercepat langkahnya. Mengejar Radit. “Mama nggak salah. Tapi Radit nggak mau melakukan itu.” Radit terus melangkah menuju ke kamarnya. “Kenapa Dit? Mama sangat ingin bersama dengannya. Apalagi sekarang hari libur.” Radit menghentikan langkahnya mendengar suara mamanya yang terasa serak. “Radit nggak ada bensin Ma.” Setelah berkata, Radit masuk ke dalam kamar. Nyonya Susana beralih ke dapur. Dipikirannya masih terbayang wajah muram Radit ketika dimintanya untuk menjemput Calsa, tunangannya.



328 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Masak apa, Ma?” Tiba-tiba Tuan Rahmat masuk ke dapur. Menghampiri istrinya yang sedang menggoreng daging. Terdengar suara langkah kaki menuruni anak tangga dengan kasar. Spontan, sepasang suami-istri itu menoleh cepat ke asal suara. “Dit, mau kemana?” tanya Nyonya Susana cepat sambil menghampiri Radit yang tidak berhenti mendengar pertanyaan mamanya. “Jemput Calsa Ma,” jawab Radit singkat. Kemudian tancap gas. Ada senyum mengembang yang menghiasi bibir Nyonya Susana ketika mendengar jawaban Radit yang tidak terduga. Radit melajukan mobilnya menuju rumah Calsa. Hari ini, ia akan melakukan hal terbodoh dalam hidupnya. Menjemput Calsa. Wanita yang telah menghancurkan hubungan asmaranya dengan Dhara. Setengah jam kemudian, mobil Radit terparkir di halaman rumah Calsa. Radit turun dari mobil, setelah lebih dahulu membuka kaca mata hitam. Tanpa ragu, Radit memencet bel yang tergantung di samping jendela rumah Calsa yang bercat biru. Suara bel menggema di seluruh sudut rumah Calsa. Calsa baru bangun tidur. Kebetulan sedang menuruni anak tangga di depan kamarnya. Ketika mendengar bel berbunyi, langsung melangkah 329 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



menuju pintu utama tanpa memedulikan keadaannya yang acak-acakan. ‘Kreeeekkk’ Pintu utama terbuka lebar. Dan Calsa dapat melihat dengan jelas siapa yang berdiri di depan pintu utama itu. “Radit…!” ucap Calsa girang. Radit yang selalu muak, mendengar suaranya hanya tersenyum sinis tanpa memandang Calsa. “Masuk Dit!” Calsa meraih tangan Radit, menuntunnya menuju kursi sofa yang terletak di sebelah utara ruang tamu. “Tumben? Kangen ya…?” Calsa duduk di sebelah Radit. “Kamu belum mandi ya, Cal?” tanya Radit ketika mendengar sesuatu yang tidak sedap. Calsa hanya tersenyum dengan menahan muka merah karena malu. ‘Jorok,’ mungkin ucap Radit dalam hatinya. “Ntar ya Dit, aku ambilkan minum dulu. Aku tahu lho minuman yang paling kamu suka.” Setelah berkata, Calsa melangkah menuju dapur. “Eh Vir, buatin minuman yang paling Radit sukai. Tapi biar gue saja yang anter ke depan!” Calsa berbalik hendak ke kamar mandi yang ada di dapur. “E, ingat! Jangan coba-coba ello keluar nemuin Radit. Kalau ello maksa, lihat saja apa yang bakal gue 330 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



lakuin ke ello. Ngerti ello?” Kemudian Calsa masuk ke kamar mandi. Dhara hanya bisa mendesah pelan menerima kelakuan nona mudanya yang tidak pernah berubah. Padahal, ia sudah rela menyerahkan orang yang paling dicintai dalam hidupnya. Beberapa menit kemudian. “Eh, udah belum sih? Lelet banget deh jadi babu. Ello di sini itu digaji, tau? Makanya kalau kerja yang bener dong!” Calsa sengaja mengeraskan suaranya. Biar Radit tahu, kalau Dhara itu orang yang tidak berguna. “E e e e… ada apa ini? Pagi-pagi kok ribut? Ada apa sih, Sayang?” tanya Nyonya Marina menghampiri Calsa. “Ini Ma. Masak cuman buat juz saja hampir setengah jam. Dasar orang malas ello,” Calsa memukul kepala Dhara. “Eh eh eh, Calsa sayang… nggak boleh seperti itu,” Nyonya Marina memegang tangan Calsa, sebelum akhirnya Dhara akan mendapat pukulan yang lebih keras lagi. “Lagian, pagi-pagi kok udah di dapur sih, Cal? Di kamar atas kan juga ada kamar mandinya?” Nyonya Marina mencoba meredakan emosi Calsa. “Ini Ma, di luar ada Radit. Ya, Calsa mau bikin minuman kesukaannya. Tapi Dhara bilang, biar Dhara 331 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



aja yang buatin minuman itu buat Radit. Memangnya dia pikir Radit itu siapa. Enaknya sendiri mau cari perhatian di depan Radit…,” suara Calsa berapi-api. Dhara yang mendengar ucapan itu terkejut karena semua ucapan Calsa sama sekali bukan ucapannya. Bahkan, ia belum sempat mengeluarkan sepatah katapun. “Ya udah, Sayang, sana bawa minumannya ke depan. Kasihan Nak Radit nunggu Calsa dari tadi pagi.” Nyonya Marina memberikan nampan berisi air jus itu ke tangan Calsa. Calsa menerimanya dengan senyum. Kemudian melangkah pergi menemui Radit yang sudah duduk mematung di ruang tamu. “Sorry ya Dit, lama,” ucap Calsa sambil meletakkan segelas juz jeruk kesukaan Radit. “Minum dulu, Dit!” ujar Calsa menyuguhkan. Radit hanya menangguk pelan. Matanya menerawang, mencari sosok Dhara yang pastinya ada di rumah itu. “Ayo dong Dit, diminum! Gue lho… yang buat juz itu sendiri.” Calsa tersenyum ke arah Radit. “Makasih…,” ucap Radit, kemudian meneguk sedikit dari juz jeruk yang dibawa Calsa. “Sebenarnya, ada perlu apa Dit pagi-pagi udah ke sini?” tanya Calsa tanpa lepas memandang Radit. “Mama nyuruh aku untuk menjemputmu sekarang juga,” jawab Radit sambil bangun dari duduknya. 332 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Lho udah mau berangkat?” tanya Calsa yang juga bangun dari duduknya. “Mau nunggu hari kiamat?” jawab Radit kesel. “Maksudku, aku kan belum ganti baju, Dit.” Calsa memarik lengan bajunya. “Ya udah sana cepetan ganti baju. Tunggu apa lagi? Dan kamu hanya punya waktu 2 menit.” Radit kembali menjatuhkan pantatnya di sofa empuk itu. Sedangkan Calsa langsung berlari menuju ke kamar. Ia bahagia sekali karena akhirnya Radit mau juga menjemputnya untuk pergi ke rumah yang sebentar lagi juga akan menjadi tempat tinggalnya. Radit yang boring karena sudah 5 menit menunggu, Calsa juga belum keluar dari kamarnya. Hingga Radit langkahkan kakinya menuju koridor depan. Di tempat taman bunga bermekaran indah, Radit langsung terbelalak bahagia melihat siapa yang ada di taman bunga itu. “Dhara…!” ucap Radit keras ketika melihat Dhara yang menyiram bunga memakai selang panjang. Dhara yang pendengarannya tidak terganggu, bisa mendangar dengan sangat jelas suara orang yang sedang memanggilnya. Dhara sengaja tidak menoleh ataupun menggubrisnya. “Vir…!” panggil Radit sekali lagi.



333 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Dhara tetap tidak mengacuhkan Radit. Tahu hal itu, kaki Radit perlahan melangkah menuruni lantai yang berkeramik licin itu. Sebelum langkahnya sampai di dekat Dhara, seorang wanita paruh baya datang menghampiri Dhara. “Bunda, sudah pulang?” Dhara mencium tangan kanan bundanya ketika melihatnya menghentikan langkah di samping Dhara. Kemudian Dhara melangkah menuju dapur dengan membawakan semua belanjaan bundanya tanpa sedikitpun menoleh ke arah Radit – yang masih menatap langkah Dhara hingga langkahnya hilang di balik pintu belakang. Dalam hati, Dhara bersyukur karena bundanya datang pada saat yang tepat. “Dit…!” panggil Calsa sambil mengarahkan pandangan matanya ke arah pandangan mata Radit. “Lihat apa’an sih Dit?” tanya Calsa kemudian ketika dia tahu tidak ada sesuatu hal yang menarik yang patut dijadikan tontonan. Radit menoleh ke arah Calsa tanpa menjawab pertanyaan yang pastinya akan berbohong. “Yuk, kita berangkat!” ajak Calsa lembut. Seulas senyum masih menghiasi bibirnya yang kini dipolesi lipsgloss. Radit hanya menganggukkan kepala pelan, kemudian menuju ke mobil. “Ma, Calsa berangkat dulu…!” teriak Calsa keras. 334 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Iya Sayang, hati-hati di jalan. Salam sama Tante Susana ya!” Nyonya Marina melambaikan tangan ke arah Calsa yang sudah duduk di jok depan, berdampingan dengan Radit. Sepanjang perjalanan, Radit hanya banyak diam. Tidak selalu menjawab semua pertanyaan Calsa yang dianggapnya tidak berguna. “Dit, kok berhenti di sini?” tanya Calsa ketika Radit menghentikan mobilnya di depan toko kaset. “Mau beli kaset, bentar,” jawab Radit dingin. Calsa hanya mengangguk mendengar jawaban dingin Radit. Lima menit kemudian, Radit melajukan mobilnya kembali. …Cukup sudah kau sakiti aku lagi…. Serpihan perihku takkan kubawa mati… Terdengar suara dering handphone Radit dari lagu band kesayangannya. “Hallo…,” Radit menjawab teleponnya. Calsa hanya menduga-duga siapa yang sedang menelpon Radit. “Dit, kamu di mana sih, kok lama banget?” Terdengar sahutan dari suara seluler. “Udah di jalan Ma. Bentar lagi nyampek kok,” jawab Radit pada sang penelepon yang ternyata adalah mamanya. “Oh, ya udah. Hati-hati membawa calon menantu Mama Dit.” 335 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Tut… tut… tut. Radit mematikan HP-nya. Meletakkannya di saku baju hem kotak-kotaknya. “Siapa Dit? Tante ya?” tanya Calsa pura-pura tidak tahu. “Kalau udah tahu, jangan nanya! Berisik!” jawab Radit ketus. Calsa tidak berani bersuara lagi, di kunci rapatrapat mulutnya. Tanpa terasa, mobil Radit berhenti di halaman rumahnya yang tidak memiliki taman bunga. Radit turun dari mobil. Kemudian langsung masuk ke dalam rumah. Mama Radit yang memang sejak tadi sudah menunggu kedatangan Calsa, ketika mendengar suara mobil yang Radit, langsung beranjak menuju halaman rumahnya. “Dit, Calsa mana, Sayang?” tanya Nyonya Susana ketika melihat Radit masuk seorang diri ke dalam rumah. Radit tidak menjawab. Hanya jari telunjuknya yang menunjuk ke arah Calsa. Nyonya Susana langsung menghampiri Calsa. “Sayang…,” ucap Nyonya Susana ketika melihat Calsa yang baru keluar dari mobil Radit. “Tante…,” ucap Calsa tersenyum. “Masuk yuk, sayang,” ajak Nyonya Susana sambil menggandeng tangan Calsa. 336 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



‘Sebentar lagi, rumah yang tak kalah megahnya dengan rumah gue ini, akan menjadi milik gue. Karena Radit adalah pewaris tunggal dalam keluarga ini. Hihhihi… gue emang beruntung. “Dan gue emang pantas bahagia dengan apa yang telah gue capai. Radit, rumah megah, perusahaan, kasih sayang om dan tante, dan semuanya. “Coba kalau Dhara yang dapatkan semua ini. Gue pasti nggak akan bikin hidupnya tenang. Kasian deh hello Vir. Takdir ello itu emang udah jadi pembantu seumur hidup tau’. Hhemmmm…. Babu kok mimpi bisa jadi Cinderella. Dongeng kale,’ mungkin ucap Calsa dalam hati yang merasa kagum pada isi rumah megah ini. “Sayang, kok bengong?” Nyonya Susana menepuk pundak Calsa. “Ahh, ia Tante…,” jawab Calsa tergagap. “Calsa, udah sarapan sayang?” tanya Nyonya Susana sambil melangkah ke meja makan. “Belum. Soalnya, tadi pas Calsa mau sarapan bareng Mama, Radit datang jemput Calsa,” jawab Calsa sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. “Ya udah, ayo sarapan bareng Tante. Hari ini Tante sengaja memasak makanan kesukaan Calsa,” ucap Nyonya Susana sambil menarik tangan Calsa menuju meja makan. 337 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Calsa duduk berhadapan dengan Nyonya Susana. “Pa, Papa…, Radit…, sarapan yuk…!” teriak Nyonya Susana memanggil suami dan putra tunggalnya. “Wah… makan enak nih hari ini,” ucap Tuan Rahmat sambil duduk di kursi yang biasa menjadi tempatnya ketika makan bersama keluarga. “Lho, ada calon menantu Om yang cantik di sini. Udah dari tadi datangnya?” Tuan Rahmat menyapa Calsa. “Iya Om,” jawab Calsa sambil menganggukkan kepalanya. “Radit kemana, Ma? Kok nggak ikut sarapan?” tanya Tuan Rahmat ketika Nyonya Susana meletakkan piring yang sudah terisi nasi di depan suaminya. “Radit…!” panggil Nyonya Susana berteriak. “Dit, ayo turun dong sayang, sarapan bareng,” ajak Nyonya Susana. “Nah, ini dia putra Mama yang tampan. Ayo sarapan dulu sayang,” ucap Nyonya Susana ketika melihat Radit yang bejalan ke arah meja makan. “Radit pergi dulu Ma, Pa, “ ucap Radit kemudian setelah lebih dulu meneguk segelas susu hangat buatan mamanya. “Radit, kamu mau kemana? Nggak sarapan aja dulu? Mumpung lagi ada Calsa Dit,” tanya Nyonya Susana. 338 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Namun sedikitpun Radit tak menggubris. Hanya suara deru mobilnya yang semakin lama semakin tak terdengar. “Heehhh…,” desah Nyonya Susana dengan sikap putranya. “Kurang ajar sekali anak itu. Dia sama sekali tidak menghormati Mama yang sudah payah-payah memasak untuknya,” ucap Tuan Rahmat marah. “Sudahlah Pa, Radit kan memang jarang sarapan di rumah bareng kita. Mungkin dia sedang ada kepentingan mendadak.” Nyonya Susana mengusap punggung suaminya dengan sabar. “Sayang, maafkan sikap Radit barusan ya! Mungkin dia sedang terburu-buru,” ucap Nyonya Susana mencoba menghibur Calsa. “Nggak apa-apa kok Tan, Calsa mengerti kok. Lagi pula tadi Radit sempat bilang ke Calsa, kalau minggu ini dia punya acara dengan tim basketnya,” tutur Calsa mencoba mengerti meski ada segurat kecewa di hatinya. “Ya sudah sayang, ayo makan,” ucap Nyonya Susana akhirnya. Setelah sarapan, Calsa membantu Nyonya Susana membawa semua piring kotor ke dapur. “Aduh sayang, biar Tante saja yang nyuci piringnya. Calsa duduk saja di ruang tamu,” ucap Nyonya Susana ketika melihat Calsa mencuci piring. 339 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Nggak apa-apa kok Tante...,” ucap Calsa purapura. “Aduh Cal, udah biar Tante saja yang nyuci piringnya. Ntar baju Calsa kotor gimana ayo…. Udah sana Calsa ke kamarnya Radit saja, Tante udah biasa melakukannya sendirian kok. “ ujar Nyonya Susana sambil mengambil alih pekerjaan Calsa. Calsa pun langsung mencuci tangannya. Karena sebenarnya ia jijik melakukan semua itu. Setelah Nyonya Susana benar-benar membiarkan Calsa tidak membantunya, Calsa melangkah pergi ke kamar Radit. Hatinya bahagia karena hal inilah yang memang diinginkannya sejak dulu. Calsa menaiki anak tangga yang menuju ke kamar Radit. Perlahan, Calsa mulai membuka pintu yang ternyata tidak di kunci. Radit memang selalu lupa untuk mengunci kamarnya. Tapi walau begitu, tak ada seorang pun yang berani memasuki kamarnya tanpa ada izin darinya. Dan Calsa lah orang pertama yang berani masuk ke kamarnya tanpa seizin Radit. Pemilik kamar. Sampai di kamar Radit, Calsa langsung berbaring di atas ranjang Radit. “Hemm, bagus juga tataanya. Tak kalah rapinya dengan kamar wanita,” ucap Calsa sambil mengedarkan pandangan matanya ke sekeliling kamar Radit.



340 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Tidak sengaja mata Calsa menangkap sesuatu yang aneh. Suatu gambar yang tertempel di dinding, tertutup kain sutra hijau. Rasa penasaran pun langsung memenuhi ruang hatinya. Hingga Calsa langsung beranjak dan membuka kain sutra hijau yang menutupi gambar dinding tersebut. “Haaa…? Foto Dhara?” ucap Calsa terkejut ketika tahu bahwa gambar yang di tutup kain sutra itu adalah foto Dhara, gadis yang sangat Radit cintai. “Kurang ajar! Ternyata Radit masih menyimpannya.” Calsa mengambil foto Dhara kemudian merobeknya. Tak puas hanya itu, Calsa kemudian menginjak-injaknya. “Brengsek! Brengsek! Gue yakin, pasti masih banyak foto Dhara yang lain yang di simpan Radit. Gue harus mencarinya sebelum Radit pulang dan masuk kamar. Dan akan gue bakar semua foto-foto ini.” Calsa membongkar semua isi lemari Radit. Dan benar saja, masih banyak simpanan foto dan suratsurat dari Dhara. Semuanya masih tersimpan dengan sangat rapi. Melihat itu semua, amarah Calsa semakin memuncak. Calsa menangis. Ternyata selama ini ia telah salah. Salah menyangka, dikira Radit sudah tidak mencintai Dhara lagi. Ternyata memang benar-benar sulit untuk bisa menghapus jejak Dhara di hati Radit. 341 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Semua usahanya untuk bisa membuat Radit melupakan Dhara dan mau berusaha mencintainya, ternyata sia-sia. Tangis Calsa semakin menjadi ketika ia menemukan foto Radit yang berdua dengan Dhara, di bawah bantal tempat tidur Radit. Hatinya semakin remuk redam. *** Sudah setengah hari Calsa menunggu kedatangan Radit di kamarnya. Tapi, Radit belum juga pulang. Hingga Calsa dengan sisa sakit dalam hatinya menemui Nyonya Susana yang sedang menyetrika baju di kamar belakang. “Tante, Calsa mau pulang…,” ucap Calsa setelah sampai di dekat Nyonya Susana. “Lho, kok sudah mau pulang? Nggak mau nunggu Radit pulang dulu?” tanya Nyonya Susana sambil mencabut cop setrikaan. “Nggak usah Tante, biar nanti Calsa telepon Radit saja,” jawab Calsa pelan. “Beneran, nggak mau nunggu Radit pulang?” Nyonya Susana menuntun tangan Calsa, menuju ke ruang tamu. Calsa hanya mengangguk sambil tersenyum. “Ya sudah, tapi Calsa harus mau diantar oleh sopirnya Tante, ya…!” ucap Nyonya Susana kemudian. 342 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Calsa pulang dulu ya Tante,” pamit Calsa sebelum masuk ke dalam mobil. “Iya, hati-hati ya sayang!” Nyonya Susana membukakan pintu mobilnya untuk Calsa. Calsa masuk dan langsung duduk di jok belakang. “Sayang, jangan sungkan-sungkan untuk sering datang ke rumah Tante, ya…,” ucap Nyonya Susana sambil menutup pintu mobilnya. Calsa hanya tersenyum sambil mengangguk. Kemudian sopir Nyonya Susana melaju, meninggalkan pekarangan halaman rumah. Mobil berhenti di dekat taman bunga, di halaman rumah Calsa. Dengan cepat, Pak Mardhi yang selalu ada di dekat taman, membukakan pintu mobil ketika tahu yang ada di dalam mobil adalah Calsa. “Silakan Non,” ucap Pak Mardhi sambil membukakan pintu, kemudian menutupnya kembali setelah Calsa keluar. “Mari, silakan duduk dulu,” ajak Pak Mardhi pada sopir Nyonya Susana yang mengantar Calsa pulang dengan selamat. “Ohh, terima kasih. Lain kali saja, saya harus segera pulang. Karena harus mengantar Nyonya,” tolak sopir Nyonya Susana sopan. “Ya, sudah kalau begitu, saya permisi dulu…,” lanjutnya sambil masuk mobil.



343 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Oooh, monggo-monggo! Terima kasih sudah mengantar Non Calsa dengan selamat,” ucap Pak Mardhi sambil melangkah mundur selangkah. Mobil tadi yang mengantar Calsa pulang, kini telah kembali melaju menuju ke rumah majikannya. Dan Pak Mardhi kembali ke ruang istirahatnya. “Sayang,” Nyonya Marina berjalan mendekati Calsa ketika tahu putri semata wayangnya datang. “Lho, siapa yang ngantar kamu pulang?” Tanya Nyonya Marina sambil melihat ke arah pintu yang masih terbuka. “Sopirnya Tante Susana, Ma,” jawab Calsa yang juga ikutan melihat ke arah pintu yang masih terbuka. “Radit kemana Cal?” tanya Nyonya Marina lagi. Calsa hanya mengangkat bahunya. Kemudian menaiki anak tangga, menuju ke kamarnya. “Heeeehhh,” desah Nyonya Marina berat. Dia sudah bisa menebak, hal apakah yang baru saja terjadi pada putri semata wayangnya itu. *** Sore hari, sekitar pukul 05.45, Radit pulang. Ia langsung merebahkan tubuh di atas ranjang empuk setelah sampai ke dalam kamarnya. Rasa lelah yang sejak tadi dirasakannya, membuat Radit mengeliat pelan. Ketika pandangan matanya sampai pada 344 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



dinding yang biasanya tertutup kain sutra hijau, Radit terperanjat kaget. Ia langsung bangun dan mengambil kain sutra yang jatuh di lantai. Radit baru sadar, bahwa foto Dhara yang biasa menjadi pandangannya, lenyap dari tempatnya. Kemudian Radit membuka lemari, keterkejutannya bertambah. Karena dilihatnya, semua isi lemari berantakan, seperti memang sengaja dibuat berantakan. Radit juga mengangkat bantal. Foto berdua dengan Dhara juga tidak ada. Radit geram. Ia langsung menghampiri mamanya yang sedang duduk di ruang tengah. “Ma, siapa yang berani-beraninya masuk ke kamar Radit dan mengambil semua barang-barang Radit?” tanya Radit. Suaranya nyaring di langit-langit ruangan. “Radit, ada apa sayang? Baru pulang langsung marah-marah gitu?” ucap mama Radit heran sambil menutup majalah yang sejak tadi dibacanya. “Ma, Mama belum menjawab pertanyaan Radit. Siapa yang sudah dengan berani dan lancang sekali masuk ke kamar Radit tanpa seizin Radit kemudian mengambil semua barang-barang berharga Radit? Siapa Ma, siapa?!” tanya Radit berteriak. Suaranya semakin keras dan nyaring. “Radit, berani sekali kamu membentak Mama?” suara Nyonya Susana tidak kalah nyaringnya. 345 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Ma, Radit tidak ingin bertengkar dengan Mama. Radit hanya ingin tahu, siapa orang yang sudah berani masuk ke kamar Radit dan mengambil semua barang-barang Radit. Jadi, mending sekarang Mama katakan, siapa orang itu Ma!” Radit memandang tajam mata mamanya yang sudah berdiri di depan Radit. “Calsa. Dan Mama yang menyuruhnya.” jawab Nyonya Susana pasti. “Apa, Calsa yang melakukannya?! Sudah aku duga.” “Kenapa?” tanya Nyonya Susana yang sudah kembali duduk. “Benar-benar keterlaluan. Gara-gara Calsa menantu kesayangan Mama itu, semua foto-foto Dhara rusak. Dan Radit tak terima hal itu!” umpat Radit keras. “Dit, kamu punya otak nggak sih? Dan kalau punya, apa otak kamu itu masih berfungsi? Calsa memang pantas melakukan hal itu. Karena Calsa adalah tunangan kamu.” Nyonya Susana mendorong Radit. “Tapi Ma, Radit sama sekali tidak merasa bahwa saat ini Calsa adalah tunangan Radit. Karena Mama melakukan semua ini secara paksa dan tidak ada unsur musyawarah.



346 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Mama kira Radit ini mesin yang bisa Mama gunakan untuk hal apapun? Mama kira Radit ini robot yang remotnya ada di genggaman Mama dan akan Mama gunakan seenaknya, sesuai keinginan Mama?” Radit tidak dapat menaham emosinya. “Plaaakk!” Tangan Nyonya Susana yang seharusnya memeluk dan melindungi putranya itu, menampar wajah Radit. Kekerasan pada anak mudah sekali dilakukan. Radit memegangi pipinya. “Ma, hanya demi gadis brengsek itu, Mama sudah berani menampar Radit? Ingat Ma, suatu hari Mama akan menyesal dengan apa yang telah Mama lakukan pada Radit,” setelah berkata Radit pergi dari hadapan mamanya. “Radit!” teriak Nyonya Susana memanggil Radit yang terus saja melangkah menuju ke kamarnya. “Aaaaakkkkkkkhh, brengsek! Kurang ajar! Benarbenar keterlaluan!” teriak Radit semakin gila. “Aku tidak akan pernah memaafkanmu Cal, sampai kapanpun. Dan itu adalah janjiku padamu! Brengsek! Gadis murahan, kurang ajar!” umpat Radit dalam kamarnya. Terpaksa malam itu Radit pergi ke alam mimpinya tanpa memandang foto Dhara yang selalu tergantung manis di dinding kamarnya. Dia ingin hari cepat pagi.



347 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Karena Radit ingin segera menghajar Calsa dengan tingkah lakunya yang sudah sangat kelewatan. Waktu yang Radit tunggu akhirnya tiba juga. Ketika sinar matahari yang hangat menggantikan kedudukan bulan dan bintang – yang selalu bersanding gembira dengan cahaya kemilau yang dimilikinya –, Radit telah menjadi salah satu pengendara yang terjebak macet di jalanan kota. Rasa tak sabar ingin segera bertemu dengan gadis yang sudah menghancurkan cinta dan hidupnya. Hingga dengan amarahnya yang belum reda, Radit melangkah cepat menghampiri Calsa yang baru saja selesai memarkir mobilnya. “Radit!” sapa Calsa dengan ke-PD-an ketika melihat Radit yang melangkah cepat menuju ke arahnya. Calsa merapikan letak baju dan dasinya. Plaakk! Sebuah tamparan pagi yang menghangatkan mendarat di pipi Calsa tanpa merasa salah. Kejadian yang tidak patut dilakukan Radit kepada Calsa hanya masalah disobeknya foto percintaan yang belum ada dalam ikatan pernikahan – apalagi terjadi di lingkup sekolah. Sebuah kejadian kekerasan dalam rumah tangga sekolah yang sering terjadi dalam sekolah. “Dit, ello kenapa sih?“ Calsa memegangi pipinya yang kesakitan. Calsa mulai menangis.



348 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Cal, seharusnya aku yang bertanya padamu. Kamu itu kenapa? “Radit mendorong Calsa. “Maksud ello apa, Dit? Gue benar-benar nggak mengerti,” ucap Calsa yang masih memegangi pipinya. Air terus mengalir. “Denger Cal, aku tahu kamu kemarin masuk ke kamarku dan mengambil barang-barang berhargaku. Bahkan kamu telah merusak semua foto-foto Dhara yang ada di kamarku. Iya kan?!” kata Radit keras. Mata Radit melotot, memandang Calsa yang sesekali menghapus air matanya. “Kalau memang gue yang melakukannya, kenapa? Ello mau nampar gue lagi? Ayo, ayo tampar gue kalau berani! Ayo…!” tantang Calsa penuh emosi. “Ayo! Kenapa diam? lanjut Calsa saat tahu Radit urung menamparnya lagi. “Dit, apa gue salah melakukan semua itu? Apa gue salah melakukannya?” tanya Calsa. Air mata Calsa semakin banyak mengalir. “Dit, gue tahu ello memang mencintai Dhara dan ello memang tidak bisa melupakannya. Gue sadari itu. Tapi Dit, ello juga harus sadar. Siapa gue, siapa ello, ikatan apa yang telah mengikat hubungan kita? Kita sudah bertunangan Dit, tunangan!” tutur Calsa dalam tangisnya.



349 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Terus, apa hubungannya ikatan atau pertunangan yang kamu maksud itu dengan semua barang dan foto-foto Dhara yang kamu rusak itu?” tanya Radit semakin geram. Mata Radit masih melotot ke arah Calsa. “Dit, bagaimana perasaan gue, ello tidak akan pernah mau mengerti. Dan ello tidak akan pernah mau tau hal itu. Cewek mana Dit, yang tidak akan sakit hatinya jika melihat ada gambar cewek lain yang sengaja di simpan oleh tunangannya. Cewek mana yang tidak akan sakit hati melihat tunangannya itu masih menyimpan foto cewek lain?” jawab Calsa. Lalu Calsa menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. “Eh, dengar ya Cal! Sejak awal aku sudah pernah mengatakannya padamu bahwa aku tidak mencintaimu dan aku hanya mencintai Dhara seorang. Dan aku yakin kamu tahu dan mengerti tentang hal itu. “Mengenai dengan pertunangan kita, aku juga yakin sekali kalau kamu sudah tahu bahwa pertunangan kita adalah atas dasar pemaksaan. Bukan atas dasar cinta. Dan kamu juga tahu kan kalau aku mau menerimamu hanya karena terpaksa! “Dan aku tidak mau tahu, bagaimanapun caranya, kamu harus mengganti semua foto-foto yang sudah kamu rusak itu. Kalau tidak, aku akan dengan sangat



350 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



mudah untuk memutuskan tali pertunangan kita ini. Camkan itu!” Setelah berkata, Radit pergi dari hadapan Calsa. “Radit! Gue benci ello!” teriak Calsa keras. Radit terus melangkah. Tak menghiraukan teriakan Calsa yang mengumpat dirinya. Hingga langkahnya hilang di tikungan jalan samping perpustakaan.



351 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Hunian Ke Kampung Kenangan



Bel istirahat berbunyi. Linda langsung menggandeng tangan Dhara, menuju ke kantin. Hari ini, Dhara dapat rejeki nomplok, karena Linda akan mentraktir Dhara. “Emmm, Vir, entar malam, calon adik sepupu tunanganku mau ngadain pesta. Kamu bisakan datang?” tanya Linda sambil menyerahkan selembar kertas undangan. Mendengar ucapan Linda, Dhara teringat masa lalu. Masa ketika ia datang bersama Radit menghadiri pesta pertunangan Linda. “Vir, mau nggak? Kok malah bengong sih,” Linda menggertak Dhara. “Aduh, gimana ya Lin. Bukannya aku tidak bisa. Sebenarnya juga ingin ikut memeriahkan acara calon adik sepupumu itu. Cuman….” Dhara menghentikan ucapannya. “Cuman kenapa?” tanya Linda berharap-harap cemas.



352 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Cuman, aku nggak bisa ninggalin Bunda sendirian melakukan semua pekerjaan rumah. Kamu kan tahu Lin, sekarang aku yang menggantikan semua tugas Ayah. Jika aku pergi, maka Bunda akan merasa sangat lelah sekali. Karena selain melakukan tugasku, Bunda masih punya tugas sendiri,” ucap Dhara hatihati. Ia takut sekali menyinggung sahabatnya itu. “Nggak apa-apa kan Lin?” tanya Dhara cemas. Linda hanya mengangguk. “Maafin aku ya Lin. Aku benar-benar tidak bisa…,” lanjut Dhara ketika tahu ada segurat rasa kecewa di wajah sahabatnya itu. “Nggak apa-apa Vir, aku ngerti kok. Tapi sayang banget. Padahal akan lebih meriah kalau kamu juga bisa datang. Tapi ya sudahlah! Pilihanmu itu lebih mulia aku kira.” Linda mengaduk jus anggur dihadapannya, kemudian meminumnya. “Tapi kamu nggak kecewa kan Lin??” tanya Dhara masih dengan rasa bersalahnya. “Kecewa sih, pastinya. Tapi, aku juga harus tahu dong menempatkan kekecewaan itu. Dan aku memang harus bisa merelakanmu untuk tidak datang,” jawab Linda tersenyum. “Makasih, atas pengertiannya Lin, “ ucap Dhara. “Vir!”



353 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Tiba-tiba Radit datang dan langsung duduk di samping Linda berhadapan dengan Dhara. “Radit, ngapain kamu ke sini?” tanya Dhara yang tidak sedikitpun menoleh ke arah Radit. Linda langsung pergi dari tempat itu ketika dirasakannya akan terjadi sesuatu yang dirinya tidak boleh tahu. “Vir, aku merindukanmu. “ ucap Radit. “Basi!” kata Dhara kemudian langsung beranjak. “Vir, tunggu!” Radit menahan Dhara. “Dit, tolong jangan ganggu aku lagi. Biarkan aku hidup dengan caraku sendiri di atas lembar baru ini. Lembar baru tanpa ada segaris namamu di sana.” Dhara melangkah cepat menuju pintu kantin. “Dhara, tolong Vir. Beri aku kesempatan untuk buktikan bahwa aku hanya mencintaimu, tak ada yang lain.” Radit mencoba meraih tangan Dhara. Dan Dhara tak membiarkan hal itu. “Udahlah, Dit. Aku sudah menghapus bersih namamu dalam hidupku. Jadi tolong, jangan pernah ganggu atau menemuiku lagi. Kemudian Dhara pergi. “Vir, aku berjanji, aku bukan Radit jika aku tidak bisa mendapatkan cintamu lagi,” ucap Radit sambil memandang Dhara yang terus berjalan cepat tanpa menoleh ke belakang. 354 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Ketika sampai di kelas, Dhara langsung duduk di tempatnya. Linda yang sudah menduga apa yang barusan terjadi, tidak berani menegur atau bertanya pada Dhara tentang apa yang sebenarnya terjadi. Ia hanya diam memandang Dhara yang duduk di sampingnya. Linda dapat melihat dengan jelas air mata Dhara yang mengalir itu. “Vir,” akhirnya Linda tak tahan dengan kebisuannya. Dhara mengusap air matanya ketika tangan Linda mengusap-usap bahunya. “Aku tidak akan bertanya kenapa kamu menangis. Karena aku sudah tahu pasti apa yang terjadi padamu. Aku tidak akan memaksamu untuk menceritakannya padaku. Aku hanya ingin kamu tenang dan tidak menangis lagi.” Linda merangkul sahabatnya. Ada kesedihan yang menutupi keceriaan Linda pagi ini. “Aku mau minta maaf karena telah meningalkanmu di kantin tadi,” lanjut Linda setelah melepas rangkulannya. “Nggak ada yang perlu dimaafkan Lin, karena tidak terjadi sesuatu apapun saat ini. Aku hanya ingin menangis saja,” jawab Dhara setelah menghapus bersih air matanya. “Beneran nggak apa-apa?” tanya Linda tak yakin. 355 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Dhara hanya mengangguk pelan. Senyum getir jelas sekali di bibirnya. 15 menit berlalu dengan begitu cepat. Semua siswa dan siswi mengakhiri senang-senang mereka ketika bel masuk berdering keras. Tiba-tiba Pak Ridwan masuk, membuat murid kelas XII memandang heran. Karena hari ini mereka terbebas dari jadwal Pak Ridwan. “Ada kabar duka buat kita semua. Ibu Pak Fuji, wali kelas X, yang sudah hampir 4 bulan terbaring di rumah sakit karena kencing manis, pagi tadi sekitar pukul 08.35 meninggal dunia,” ucap Pak Ridwan setelah terlebih dahulu duduk di bangku guru. “Innalillahi wa inna ilaihi raaji’unn,” spontan semua murid membaca kalimat istirja mendengarnya. “Dan siang ini, sebelum Almarhumah di makamkan, kami para guru akan melayat ke rumah Pak Fuji. Karena itu, kalian Bapak pulangkan,” ucap Pak Ridwan setelah keadaan sedikit tenang. Kemudian keluar kelas. Dan membiarkan siswa-siswinya keluar dengan membawa tas mereka masing-masing. Pulang. *** “Vir, hari ini kamu pulang naik apa?” tanya Linda sambil berjalan di samping Dhara. 356 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Seperti biasa Lin, naik bus atau angkot. Kamu?” jawab Dhara. Linda hanya mengangkat bahunya. “Lho, kenapa?” tanya Dhara heran. “Aku mau pulang bareng kamu aja deh,” Linda menghentikan langkahnya di halte bus. “Mau naik bus juga?” tanya Dhara meyakinkan. Linda hanya mengangguk sambil melihat jam di pergelangan tangannya. “Beneran mau naik bus? Nggak mau nunggu jemputan dari Doni?” Dhara mengikat rambutnya dengan ikat rambut yang baru diambil dari dalam saku bajunya. “Ya, biasanya kan gitu Vir. Tapi, mulai hari ini Doni bilang udah nggak bisa antar jemput aku lagi ke sekolah Vir,” jawab Linda kesal. “Nggak bisa antar jemput kamu lagi? Kok bisa gitu? Kalian berantem?” Tanya Dhara. Linda hanya menjawab dengan gelengan kepalanya. “Terus kenapa?” lanjut Dhara bertanya lagi. “Sekarang, Doni itu udah punya pekerjaan. Sebelum aku berangkat ke sekolah, Doni udah berangkat ke kantor. Dan saat aku udah pulang sekolah, Doni belum jam istirahat. Makanya, dia udah nggak bisa antar jemput aku lagi Vir,” jawab Linda dengan mimik sewotnya.



357 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Sebel banget tahu. Apa gunanya coba punya calon suami yang nggak bisa ngurangin beban aku? Udah punya calon suami, masih saja pulang pergi naik bis ke sekolah. Coba deh kamu bayangin Vir, sebel banget kan?” tambah Linda. Dhara yang mendengar ucapan Linda tak bisa menahan tawanya. Hingga tawa Dhara meledak begitu saja. “Eehh, tertawa nih anak. Seneng ya lihat sobatnya sengsara?” ucap Linda semakin sebel. “Ya ampun Lin, memangnya aku bilang kalo aku ini tertawa karena kesedihanmu? Nggak kan?” protes Dhara. “Terus kenapa kamu tertawa coba, kalau nggak nertawain aku?” Linda semakin sebel. “Lin, seharusnya kamu itu bersyukur punya calon suami seperti Doni,” kata Dhara sambil mencubit lengan Linda. “What? Bersyukur?” Linda terperanjat. Dhara mengangguk cepat. Linda semakin tidak mengerti dengan sobatnya itu. “Bersyukur karena saat ini, Doni itu sudah berusaha untuk menjadi suami yang bertanggung jawab. Lin, Doni kan bekerja buat kamu, buat masa depan hubungan kalian berdua. Kalau mencari nafkah tidak dilatih dari sekarang, kapan lagi?



358 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Makanya, kamu itu juga harus bisa menjadi istri yang baik buat Doni. Dan kamu, harus bisa ngertiin dia. Semua yang Doni lakukan itukan juga buat kamu. Dan aku yakin, Doni tahu yang terbaik buat kamu,” lanjut Dhara menjelaskan. Linda hanya diam mendengar itu semua. Dalam hatinya, ia membenarkan apa yang di ucapkan Dhara. “Gimana, apa kamu masih mau marah sama Doni? “ Dhara menyenggol lengan Linda. Linda tersenyum. Bulu matanya sengaja ia kedipkedipkan. “Eh, tuh busnya udah datang, yuk!” ajak Linda sambil menarik tangan Dhara. “Vir, Dhara tunggu!” teriak Radit ketika Dhara nyaris masuk ke dalam bus. “Vir, dengarkan aku dulu, Vir,” ucap Radit ketika sampai di dekat Dhara. “Ada apa lagi sih Dit? Aku kira, di antara kita berdua sudah tidak ada hubungan apa-apa. Jadi, aku sudah tidak punya urusan denganmu,” ucap Dhara kemudian masuk ke dalam bus. “Vir, beri aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya. Aku tahu kamu masih mencintaiku!” teriak Radit keras. Tapi sekeras apapun suara Radit yang dikeluarkan, Dhara tidak akan mendengarnya. Karena bus yang Dhara tumpangi telah membawa Dhara jauh dari bayang-bayang Radit. 359 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Vir, kamu yang sabar ya…,” ucap Linda sambil mengusab bahu Dhara. Dhara tak menyahut. Hanya suara tangisnya yang terdengar sedikit sesenggukan. Untuk selanjutnya, Linda hanya diam, tidak berani berkata-kata lagi. Karena dilihatnya, Dhara masih saja terus menangis tanpa merasa sungkan dengan ada Linda di sampingnya. 10 menit kemudian, bis yang Dhara tumpangi berhenti di halte bus, tidak jauh dari rumah Calsa. Rumah yang saat ini jadi tempat berteduhnya Dhara dan bundanya. “Aku turun duluan, ya Lin, “ ucap Dhara sebelum keluar dari bus. “Ya, hati-hati di jalan, Vir!” jawab Linda dengan anggukan kepalanya. Dhara turun, dan Linda masih tetap di dalam bus. Karena masih beberapa puluhan meter lagi, baru sampai ke halaman rumah Linda. *** Dhara langsung masuk ke arah kamarnya. Keadaan rumah Nyonya Marina yang sepi siang itu, membuat Dhara enggan lewat pintu depan. Hingga kakinya melangkah menuju pintu belakang.



360 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Udah pulang Vir?” tanya Nyonya Marina ketika melihat Dhara berjalan ke arah kamarnya. “Tante..., Dhara mencium tangan Nyonya Marina. “Kenapa lewat belakang? Perasaan di depan tidak dikunci,” ujar Nyonya Marina setelah Dhara selesai mencium tangannya. Dhara hanya tersenyum. “Kok sepi Tante?” tanya Dhara melihat ke arah kamar bundanya. “Ya, semua orang sedang keluar. Bunda kamu juga,” jawab Nyonya Marina. Dhara tidak bertanya lagi. Kembali kakinya melangkah yang bersepatu hitam. Menuju kamarnya. “Hemm…,” Dhara menghempaskan tubuhnya ke atas kasur. Rasa penat tiba-tiba menjalar ke seluruh tubuh Dhara. Teringat Radit, pemuda yang sampai saat ini masih dicintainya. Hatinya menangis mengingat prilakunya. Kenapa takdir memberikan hal seperti ini pada hidupnya? Kenapa keuntungan selalu milik mereka yang kaya, yang banyak harta? Apakah kesempatan berbahagia bagi orang-orang seperti Dhara hanya hayalan belaka? Dhara beranjak segera, ia lupa bahwa dirinya belum menunaikan shalat Dzuhur. Dengan segera, Dhara meraih handuk. Kemudian masuk ke kamar mandi. 361 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Beberapa menit kemudian. “Vir.” Seseorang membuka pelan pintu kamar Dhara. Dhara yang sudah melipat mukenanya langsung melangkah ke arah pintu. “Bunda…,” ucap Dhara lalu mencium tangan bundanya. “Udah dari tadi pulang?” tanya Bik Imah. “Ya, Bunda... Nyonya Marina bilang, Bunda lagi keluar?” “Dhara menyisir rambutnya. “Iya. Bunda ke kampung yang dulu. Melihat tanah peninggalan Almarhum ayahmu,” jawab Bik Imah pelan. Matanya memperhatikan Dhara yang sedang menyisir rambut. Dhara tak menanggapinya. Ia menanti kalimat Bik Imah yang selanjutnya. “Ternyata, tanah dan rumah peninggalan Almarhum ayahmu, tidak ada yang mengurusinya. Bunda sedikit khawatir tanah itu akan hilang jika kita terus membiarkannya tak terurusi. Makanya, Bunda ingin kita cepat-cepat pindah ke rumah itu. Atau kalau tidak, kita jual saja rumah dan tanah itu. Lumayan kan buat bayar sekolahmu, Vir,” lanjut Bik Imah. Suaranya terdengar semakin pelan. “Bunda, Bunda jangan sedih ya. Kita akan segera pindah ke sana. Melestarikan tanah dan rumah 362 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



peninggalan Ayah. Dan Bunda tak perlu menjualnya. Kalaupun tanah itu harus dijual, uangnya tidak akan Dhara gunakan untuk biaya sekolah Dhara. “Bunda saja yang pakai, buat modal. Kan tidak mungkin Bun tiap hari bolak-balik, pulang dan pergi dari rumah ke sini. Jadi, Dhara dan Bunda akan buka usaha sendiri. Usaha kecil-kecilan yang penting laku,” ucap Dhara yang duduk di samping bundanya. “Oya, bagaimana kalau besok sore kita langsung pindah ke sana, Bunda? Besok pagi kan hari Minggu. Sekolah Dhara libur. Paginya kita beres-beres dan sorenya kita berangkat deh,” ucap Dhara kemudian. Bik Imah hanya mengangguk. Bibirnya tersenyum bahagia. “Udah dong, Bunda jangan sedih lagi ya. Dhara janji akan selalu menjaga bunda,” Dhara memeluk Bik Imah. Ada kehangatan yang Dhara rasakan. Kehangatan dari kasih dan sayang Bik Imah yang tidak pernah berkurang. *** Kreeeekkk… Seseorang membuka pintu kamar Dhara. Dan langsung terperangah melihat semua yang dilakukan Dhara. 363 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Vir,” panggil orang itu sambil berjalan menghampiri Dhara. “Dhara, kamu mau kemana, sayang?” tanya Nyonya Marina dengan seraut wajah sedih yang siap mengalirkan air mata. “Dhara dan Bunda mau pindah, Tante…,” jawab Dhara sambil meraih tangan Nyonya Marina. “Kenapa Vir?” Nyonya Marina meminta alasan Dhara. “Tante, meskipun nanti Bunda dan Dhara udah tidak tinggal di sini lagi, Tante tetap akan selalu menjadi malaikat buat Dhara. Dhara akan tetap dan selalu menyayangi Tante, Om, dan Non Calsa. Bukan berarti Dhara tidak sayang Tante lagi. Hanya saja, Dhara dan Bunda memang harus pindah dari rumah ini Tante, cepat atau lambat, karena Dhara tidak mau satu-satunya barang peninggalan Ayah terjual,” jawab Dhara beralasan. “Vir, harta peninggalan ayahmu bisa tetap kamu gunakan tanpa harus pergi dari rumah ini...,” ujar Nyonya Marina tetap coba mencegah Dhara. “Tante memang sosok ibu yang baik dan bijaksana, tapi Dhara tetap harus pergi Tante... Maafkan Dhara dan Bunda...,” ucap Dhara memutuskan. “Baiklah, jika itu adalah keputusan kalian berdua, maka saya tidak akan menghalanginya. Tapi, ingatlah 1 hal Vir. Dimanapun kamu berada, kapanpun itu, jangan pernah lupakan Tante sebagai orang yang 364 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



pernah dekat denganmu dan juga sebagai orang yang sangat menyayangimu...,” Nyonya Marina memeluk Dhara erat, seperti enggan untuk melepaskannya. ‘Lagi-lagi perasaan ini, kenapa rasanya aku seperti telah mengenal Dhara lama, tiap aku memeluknya, pasti aku tak ingin melepaskannya...,’ mungkin kata Nyonya Marina dalam hati. Kemudian melepas pelukan Nyonya Marina ketika Bik Imah tiba-tiba masuk ke kamar Dhara. “Kapan rencananya bibik akan pindah?” tanya Nyonya Marina tanpa beranjak dari duduknya. “Sore ini Nya,” jawab Bik Imah yang menundukkan kepalanya. Kemudian Nyonya Marina melangkah pergi dari kamar Dhara. “Vir, kenapa barang-barangmu masih banyak yang ada di luar? Ada apa?” tanya Bik Imah menghampiri Dhara. Dhara hanya menggeleng kepala sambil kembali memasukkan barang-barangnya ke dalam koper butut milik ayahnya. *** Nyonya Marina terisak tangis di atas sofa, di ruang tamu. Tuan Taufik dan Calsa yang baru datang menatap heran Nyonya Marina. 365 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Ma, Mama kenapa...?” tanya Calsa menghampiri Nyonya Marina. Yang ditanya hanya diam tak mengacuhkan. Dan Calsa segera tahu penyebab tangisan mamanya ketika melihat Bik Imah dan Dhara datang dengan 3 tas koper di tangannya. “Kami mohon pamit, Tuan...,” ucap Bik Imah menghampiri Tuan Taufik yang berdiri heran dan tidak mengerti. “Ada apa ini Bik? Kenapa Bik Imah mau pergi dari rumah?” tanya Tuan Taufik sambil membuka jaz kerjanya. “Saya mau pulang kampung, Tuan...,” jawab Bik Imah pelan. “Pulang kampuuuung.... ahaaa.... akhirnya Calsa akan terbebas dari yang namanya hantu Dhara. Dasar anak babu, bisanya cuman nyusahin orang.” mungkin ucap Calsa dalam hatinya. “Vir, kamu juga akan pergi dari rumah ini?” tanya Tuan Taufik sambil duduk di samping istrinya. Dhara hanya menjawab dengan anggukan kepalanya. Tuan Taufik pun paham dengan anggukan itu, hingga dia tak lagi bertanya. “Ya sudah, kalau itu yang menjadi keputusan kalian berdua, kami sekeluarga khususnya saya tidak bisa menghalanginya,” ujar Tuan Taufik kemudian. 366 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Dhara dan bundanya pun pergi setelah Dhara mencium tangan majikannya. “Vir…!” teriak Nyonya Marina berlari mengejar Dhara kemudian memeluknya. “Jaga diri baik-baik ya.... Tante akan selalu merindukanmu....” ucapnya yang masih erat memeluk Dhara, hingga membuat suami dan putrinya merasa tak enak hati. “Dhara janji Tan, Dhara tidak hanya akan menjaga diri baik-baik, tapi Dhara juga akan menjaga Bunda dengan baik,” ucap Dhara sambil melepas pelukannya. Hari ini, Dhara dan bundanya bener-bener pindah dari rumah bak istana megah itu. Berat sebenarnya kaki Dhara melangkah pergi meninggalkan Nyonya Marina yang lebih akrab di panggil ‘tante’ itu. Karena entah kenapa, tiap kali Dhara dekat dengannya, seperti ada sesuatu yang pernah terjalin. Begitu juga dengan Nyonya Marina, air matanya tak henti mengalir menyaksikan langkah Dhara yang kini benar-benar telah pergi dari rumahnya. *** Sore hari, saat Dhara menyapu halaman rumahnya, ia dikejutkan oleh suara deru mobil yang berhenti di halaman rumahnya yang sebenarnya tidak 367 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



begitu luas. Dhara menghentikan pekerjaannya, memandang mobil yang sudah tidak berbunyi deru mesinnya lagi, menanti siapa yang akan keluar dari dalam mobil yang lumayan mahal itu. “Hai Vir....” Sapa orang yang baru saja keluar dari mobil mewah itu. “Ya ampun, Linda...!” teriak Dhara setelah tahu siapa pengendara mobil itu, yang tak lain dan bukan adalah Linda, sahabat baiknya. “Wah, mobil baru nih...” Dhara menghampiri Linda yang masih berdiri di samping mobilnya. “Ini punya Doni, aku pinjem,” jawab Linda lalu tersenyum. “Eh, masuk yuk...,” ajak Dhara kemudian. “Bunda, ada Linda...!” teriak Dhara agak keras. “Eh, ada Nak Linda... Duduk dulu, Nak,” sambut bunda Dhara yang lagi ada di dapur. “Eh Lin, kok tahu kalau aku pindah? Tahu dari siapa?” tanya Dhara “Emmm.. tahu lah, kan kamu sahabat aku. Jadi, apapun yang kamu lakukan, pastinya aku tahu, meski kamu gak ngasih tahu aku. Aku hebat kan?” jawab Linda sambil menepuk dadanya. “Maaf Nak Linda, tempatnya tidak seperti di rumahnya Nak Linda... di sini sempit, kocar-kacir, banyak nyamuk lagi,” bunda Dhara datang dengan 368 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



membawa nampan yang berisi 2 teh manis dan kue gorengan kecil. “Ah sama aja, Bu...,” jawab Linda. “Ayo silahkan diminum!” ucap bunda Dhara mempersilakan. “Eh Lin, memangnya ada apa? Tumben nyamperin sebelum telepon?” tanya Dhara sambil mengunyah sedikit gorengan kecil yang dibawa bundanya tadi. “Nggak juga sih, Vir. Tadi aku kebetulan lewat aja. Pas ingat kamu pindah ke daerah ini, ya udah aku mampir aja. Buat pastiin kalau info yang aku denger itu valid. Ternyata, bener kan?” jawab Linda. Setengah jam lewat mereka berbincang-bincang. “Ea udah deh Vir, aku cabut dulu ya...” pamit Linda setelah meneguk habis segelas air teh buatan bunda Dhara. “Kok udah mau pulang sih? Bundaku lagi masak buat makan sore, sekalian aja kita makan bareng,” ajak Dhara berusaha mencegah Linda. “Gak pa-pa Vir. Lain kali aja… Lagian, ini juga udah sore. Takut Doni nunggu. Mobilnya kan aku bawa. Kalau aku lama, entar ujung-ujungnya Doni marah lagi...” Linda berjalan melewati pintu yang sudah tidak bisa di kunci lagi. “Eh, hampir lupa, bundamu mana? Aku kan belum pamitan ama beliau.” 369 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Linda yang sudah membuka pintu mobilnya menutupnya kembali. “Kenapa buru-buru, Nak? Bik Imah datang lewat pintu samping. “Ya Bu, takut Doni kelamaan nunggu aku. Soanya mobilnya kan dibawa Linda...,” jawab Linda kemudian pamit setelah mencium tangan Bik Imah. “Hati-hati di jalan ya, Lin...!” teriak Dhara ketika Linda sudah tancap gas. Hampir saja Dhara menutup pintu rumahnya. “Dhara…!” ucap Dhara sambil melangkah ke arah mobil yang masih berderu. “Ada apa lagi bawel?” tanya Dhara setelah sampai di dekat Linda. “Besok jemput kamu jam 06.00. Jadi harap siapsiap sebelum jam tersebut jika kamu gak ingin datang terlamabat ke sekolah,” jawab Linda tanpa senyum. “Heeeemm... mentang-mentang udah punya sopir pribadi dan mobil mewah nih ceritanya...?” Goda Dhara sambil mencubit pipi Linda. “Mau nggak?” Mata Linda membesar. “Ok! Ok! Kamu datang jam 06.00, aku udah siap,” ucap Dhara kemudian sambil tangannya memberi hormat pada Linda yang mulai cekikikan. “Ok deh Vir, aku tancap gas sekarang sebelum Doni bener-bener kebakaran jenggot nih,” ujar Linda



370 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



yang langsung disusul ketawa Dhara yang keras tetapi tetap ramah. Linda pun berlalau, meninggalkan halaman rumah Dhara. Rumah yang bersih dan banyak ditumbuhi bungabunga liar di sekitarnya. Sedangkan di dekat tetangga sebelah kanan, bermacam-macam apotik hidup tumbuh di sana. Rumah yang kecil, sempit, halaman yang tidak terlalu luas, namun asri dan sangat menyejukkan. “Viiiir!” teriak Bik Imah ketika mendapati Dhara masih belum sampai di meja makan. “Iya Bun...” Dhara segera memenuhi panggilan bundanya. “Kok malah dari halaman?” tanya Bik Imah sambil memberi nasi pada piring di hadapan Dhara. “Emmm itu Bun, tadi Linda kembali lagi...,” jawab Dhara kikuk. “Nak Linda? Kembali lagi?” Bik Imah mengulang kata-kata Dhara. “Besok jam 06.00, Linda akan jemput Dhara Bun. Makanya Dhara sudah harus siap sebelumnya....” lanjut Dhara sebelum bundanya bertanya lebih panjang lagi. “Owh... ya udah ayo makan. Habis ini, Bunda mau ke toko kain di depan rumah,” ucap Bik Imah mulai menyantap makan sorenya. 371 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Ke toko kain depan rumah? Ada apa? Bunda beli kain?” Ada segurat heran dalam nada suara Dhara. “Bunda diminta menjadi salah seorang pekerja menjahit baju-baju pesanan oleh pemilik toko itu. Makanya, Bunda tidak mau kehilangan kesempatan untuk pekerjaan ini. Karena kesempatan tidak akan datang dua kali sayang...,” Bik Imah menjawab atas rasa heran Dhara. “Yang bener Bun? Dhara menghentikan makannya. Bik Imah hanya mengangguk sebagai jawaban dari ketidakpercayaan putrinya. “Tapi Bun, Bunda tidak perlu memaksakan bekerja. Bunda harus lebih banyak istirahat. Biar Dhara yang akan berusaha mencari uang untuk kehidupan kita berdua,” ujar Dhara. Ada segurat penyesalan dalam hati Dhara karena merasa tidak menjadi anak yang berbakti. “Nggak apa-apa Vir. Anggap aja itu adalah kegiatan yang Bunda lakukan buat mengisi kekosongan hari-hari Bunda. Bunda merasa kesepian Vir,” Bik Imah mengelus rambut Dhara. “Jika itu yang menjadi keputusan Bunda, maka Dhara hanya bisa mendukung apa yang Bunda anggap terbaik, Bunda....” Dhara memeluk Bik Imah.



372 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Terima kasih sayang, sudah Bunda duga, kalau kamu bukanlah putri biasa, tapi sebuah anugrah terindah dalam hidup Bunda,” Bik Imah membalas pelukan Dhara. *** Tiiin... tiiin... Dhara langsung berlari ke luar ketika mendengar suara klakson mobil yang pastinya adalah suara klakson mobil Linda. “Hai... gimana, aku tepat waktu kan...?” Dhara langsung masuk ke dalam mobil Linda dan duduk di jok depan. “Siip... tancap...!” Linda langsung memutar balik mobilnya. Dengan kecepatan yang masih di atas normal, Linda melajukkan mobilnya. 15 menit dalam perjalanan, akhirnya Linda berhasil memarkir mobil di parkir sekolah. Saat itu, ternyata masih belum banyak siswa yang datang. Hanya ada 4 mobil di tempat parkir mobil dan hanya beberapa sepeda motor di parkir motor. “Eh, Bu Anis sekarang ijin lho…. Itu artinya, hari ini gak ada ulangan Kimia. Duuuh... senengnya...,” ucap Linda setelah melintas di depan ruang guru.



373 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Linda tadi sempet mendengar percakapan beberapa guru yang sudah datang terlebih dahulu. “Nggak ada pelajaran kok malah seneng sih,” protes Dhara yang langsung membuat Linda menoleh ke arahnya. “Eh, aku bukannya seneng karena Bu Anis hari ini ijin tidak masuk. Tetapi, karena Bu Anis sekarang ijin tidak masuk, itu artinya, ulangan harian Kimia ditunda. Kan enak tuh, lumayan kan buat aku tambah giat belajar sebelum ujian,” ujar Linda bangga. Dhara mencibir Linda kemudian lari. Linda pun tak mau diam saja. Langsung mengejar Dhara yang berlari menuju kelas. Hari ini, khususnya di jam pertama, kelas XII benar-benar sepi dari guru sehingga ruangan kelas ramai oleh suara siswa-siswi. ***



374 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Identitas Baju Kuning



“Bun, nanti sore jika tidak hujan, Dhara ingin ziarah ke makan Ayah... apa Bunda mau ikut dengan Dhara?” ucap Dhara sambil melipat baju-bajunya yang baru saja diambil dari jemuran samping rumahnya. “Kamu saja yang ziarah ke makam ayahmu. Bunda masih belum siap memandang nisan putih kelabu itu. Bunda masih merasakan betapa singkat perjalanan hidup Bunda bersama ayahmu....,” Bik Imah meneteskan air matanya. “Bun, apa Dhara boleh ziarah ke makam Ayah?” tanya Dhara kemudian. “Sejak kapan ada orang yang melarang anaknya ziarah ke makam orang tuanya?” ucap Bik imah dengan senyum dukanya yang bercampur air mata. “Bunda... Bunda menangis....” Dhara menghampiri Bik Imah yang sebenarnya duduk tidak jauh darinya. “Bunda, maafkan Dhara... Dhara tidak bermaksud mengingatkan Bunda pada Ayah. Dhara juga merasa, Dhara lah penyebab kematian Ayah....” Dhara menghapus air matanya yang menetes cepat. 375 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Sudahlah Vir, tidak ada yang bersalah dalam hal ini. Semuanya adalah takdir. Semuanya adalah karena waktu ayahmu bersama dengan kita sudah berakhir. Bukankah kematian sudah ditentukan oleh yang Maha Rahim?” Bik Imah mencoba tegar di depan putrinya. Walau sebenarnya hatinya juga masih tidak percaya dengan kehidupan singkat suaminya. “Pergilah... sampaikan salam Bunda pada ayahmu...,” ucap Bik Imah getir, namun tetap tersungging senyum di bibir pucatnya. *** Sore hari, ketika orang-orang pencari nafkah telah banyak yang kembali ke rumah masing-masing, saat itulah Dhara melangkahkan kaki menuju makam ayahnya, Pak Mahmud. Sesampainya di sana, Dhara bersimpuh, menangis. Ia ingat bagaimana kejadian sebelum ayahnya pergi meninggalaknnya untuk selama-lamanya. “Ayah... maafkan Dhara. Dhara-lah yang menyebabkan kepergian Ayah. Dhara-lah yang membuat Ayah berbaring dalam tanah bisu yang sudah mengering ini... Maafkan Dhara Ayah. “Selama ini, Dhara sudah berusaha menebus kesalahan Dhara dengan cara menjaga Bunda 376 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



dengan sebaik-baiknya. Karena Dhara tidak mau Ayah semakin membenci Dhara di dalam sana. Dhara tahu, Ayah pasti kecewa, Ayah pasti marah, Ayah pasti benci, kesal pada Dhara... Dhara memang bukan anak yang baik... Dhara memang bukan anak yang berbakti pada ayah. “Tapi Dhara janji Yah... Dhara janji akan menjaga Bunda. Dhara tidak akan menyakiti Bunda. Dhara tidak akan melakukan kesalahan yang sama, kesalahan yang telah Dhara lakukan pada Ayah. Dhara janji Yah.” Air mata Dhara meleleh begitu saja ketika melihat nisan ayahnya yang semakin hari semakin berwarna kelabu. Bunga dalam keranjang yang dibelinya sebelum memasuki area pemakaman tadi, ia taburkan di atas pusara ayahnya. Dhara berdo’a setelah selesai menaburkan bunga dan menyirami sekendi kecil air di atas pusara ayahnya. “Ayah, Bunda tidak ikut Dhara ke makam Ayah. Bunda hanya menitipkan salam buat Ayah. Salam kasih dan cinta yang tak pernah pudar walau kini ayah tak lagi di samping Bunda... “Bunda bukan tak ingin berkunjung ke rumah Ayah, bukan Bunda tak cinta lagi pada ayah, tapi



377 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Bunda belum siap melihat Ayah di dalam sana sendiri, tanpa ada teman ataupun kawan. “Ayah, Dhara pamit dulu, Dhara harus pulang ke rumah karena Bunda sekarang sibuk menjadi seorang penjahit pesanan dan semua tugas rumah adalah tanggung jawab Dhara. Dhara pamit dulu Yah. Insya Allah Dhara akan kembali dalam dua atau tiga hari lagi...” Dhara mencium nisan kelabu ayahnya, kemudian beranjak melangkah pergi dari makam, tempat peristirahatan ayahnya yang terakhir. Ketika adzan Asar sudah mengalun nyaring, Dhara sudah keluar dari area pemakaman. Kakinya sudah meniti lembut trotoar-trotoar nakal yang sesekali menusuk kakinya dari bawah sandal jepit yang dipakainya. “Viiiirrrr.” Langkah Dhara terhenti ketika sebungkus suara memanggilnya dari jarak yang tidak jauh darinya. Setelah menghapus air matanya yang masih mengalir, Dhara menoleh. Ia sangat kenal dengan suara itu, suara yang sangat dirindukannya, suara yang sudah lama tidak didengarnya. “Dharaa….” Seseorang keluar dari mobil mewahnya. “Tante Marina...,” ucap Dhara pelan ketika tahu siapa yang baru saja keluar dari mobilnya. 378 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Wanita yang disebutnya Tante itu tersenyum lembut ke arah Dhara, yang beberapa bulan sebelumnya pernah menjadi pembantu di rumahnya. “Bagaimana kabarmu?” tanya Nyonya Marina ketika sampai di dekat Dhara. “Alhamdulillah, baik, Tante...,” jawab Dhara yang saat itu sudah dalam pelukan Nyonya Marina. Air mata Nyonya Marina mengalir begitu saja ketika merasakan hangat pelukan Dhara, putri pembantunya. “Tante bagaimana?” Dhara melepas pelukannya. “Tante juga baik-baik aja,” jawab Nyonya Marina. “Oh ya, kamu mau kemana Vir?” lanjut Nyonya Marina kemudian. “Emh... Dhara baru pulang dari makan Ayah, Tante. Sekarang udah mau pulang ke rumah,” jawab Dhara menunduk. “Kalau begitu, Tante anter kamu pulang ya? Nyonya Marina meraih tangan Dhara. “Terima kasih Tante, gak apa-apa Dhara pulang sendiri saja. Lagi pula udah biasa jalan kaki,” tolak Dhara lembut. “Nggak apa Vir, biar Tante anter kamu pulang ya. Sekalian Tante ingin ketemu sama Bunda kamu. Kangen rasanya lama nggak ketemu...,” ucap Nyonya Marina memaksa. 379 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Yuk!” Nyonya Marina menarik lengan Dhara, masuk ke dalam mobil mewahnya. “Kamu tinggal dimana sekarang?” tanya Nyonya Marina ketika mobil sudah mulai melaju meninggalkan trotoar-trotoar. “Di jalan Kamboja, Tan... “ jawab Dhara tanpa menoleh ke arah Nyonya Marina yang sejak tadi tak henti menatapnya. “Oh, jalan Kamboja dekat toko kain itu kan?” tebak Nyonya Marina langsung. “Tante kok tahu?” Dhara menoleh ke arah Nyonya Marina, kemudian tersenyum heran. “Dulu toko itu milik Tante, tapi sekarang sudah Tante jual,” jawab Nyonya Marina mengenal masa lalu. Beberapa menit kemudian mobil mewah itu berhenti di halam rumah Dhara yang tidak begitu luas. Bik Imah yang sedang menjemur pakaiannya, ketika telinganya mendengar deru suara mobil di halaman rumahnya, langsung berlari menuju halaman. “Nyonya Marina...,” panggil Bik Imah tak percaya ketika melihat siapa yang keluar dari mobil bersama putrinya. “Nyonya...” sapa Bik Imah. “Bik.... Akhirnya kita bisa bertemu kembali.” Nyonya Marina menutup pintunya.



380 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Mari Nya, silakan masuk,” Bik Imah mempersilakan. Sedangkan Dhara langsung menuju ke samping rumah, melanjutkan jemuran bundanya yang belum selesai. “Emh.. Bik, kalian hanya tinggal berdua di sini?” tanya Nyonya Marina ketika sudah sampai di ruang tamu yang sebenarnya tidak pantas di sebut sebagai ruang tamu. “Enggih (iya) Nya...,” jawab Bik Imah sambil menganggukkan kepalanya. “Nyonya mau minum apa?” tanya Bik Imah kemudian. “Terserah Bibi, yang penting seger,” jawab Nyonya Marina yang masih berjalan melihat-lihat keadaan tataan rumah Dhara. Nyonya Marina berjalan ke arah selatan. Pandangannya menerawang memandangi seluruh isi rumah sederhana itu. Tiba-tiba pandangan matanya berhenti pada sebuah foto dalam pigura yang sudah retak. Foto yang membuat jantungnya berdegup. Foto seorang bayi yang memakai baju kuning berlogo C kecil – hampir tidak terlihat –, seorang bayi yang tersenyum senang dalam pelukan ibunya. Baju kuning yang dikenakan bayi di foto itu, adalah baju yang sama persis dengan baju yang pernah ia 381 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



pakaikan saat putri pertamanya lahir. Jantungnya berdegup. Memang, selama ini ia tidak pernah melihat baju itu. Nyonya Marina baru menyadari setelah lama tidak memperhatikan tentang baju yang pernah dipakai anaknya, Calsa. Berlogo C kecil, mirip bulan sabit. ‘Foto Dhara? Mengapa Dhara bisa memakai baju ini? Seharusnya Calsalah yang memakai baju ini, Bukan Dhara. Tapi kenapa baju ini melekat di badan Dhara?’ mungkin kata Nyonya Marina membatin. Mata Nyonya Maria tak lepas dari foto bayi berbaju kuning itu. “Tante...” Tiba-tiba Dhara datang dengan nampan berisi teh hangat di tangannya. Nyonya Marina terkejut dan langsung meletakkan foto itu pada tempatnya. “Tante mandangin foto bayi itu ya...?” Dhara meletakkan secangkir teh tersebut tepat di hadapan Nyonya Marina. Nyonya Marina hanya mengangguk sebagai jawaban pertanyaan Dhara. Bibirnya ia paksakan untuk tersenyum. “Itu foto Dhara Tante.... lucu kan...?” Dhara meraih foto dalam pigura itu, kemudian kembali duduk di samping Nyonya Marina.



382 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Ini foto saat Dhara baru lahir. Dhara senang bisa lahir sebagai bayi bunda, karena bunda sangat menyayangi dan mencintai Dhara.... “ ujar Dhara bercerita. “Apa...?” ucap Nyonya Marina terkejut “Kenapa Tante...? Dhara kembali meletakkan foto itu di tempatnya. “Nggak apa-apa, bajunya lucu banget, Dhara juga kelihatan cantik dengan baju itu... Tante suka...” Nyonya Marina menatap mata Dhara. Ia berusaha masuk ke bola mata Dhara, menyelam ke dalam dan berusaha tahu siapa Dhara sebenarnya. ‘Ya Tuhan... kenapa dadaku berdebar seperti ini? Seharusnya bukan Dhara yang di foto itu, tapi Calsa. Karena akulah yang membeli baju warna kuning seperti itu. Dhara, Calsa... mereka berdua memang lahir di jam dan di hari yang sama, juga di rumah sakit yang sama.’ “Eh, silakan diminum Tante….” Dhara meraih secangkir teh itu kemudian memberikannya pada Nyonya Marina. Nyonya Marina menerimanya dengan bibir yang tersungging senyum dan hati tak menentu. “Enak, kamu yang buat?” tanya Nyonya Marina setelah meneguk sedikit dari secangkir teh itu.



383 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Ah Tante... teh biasa, tidak senikmat teh seperti di rumah Tante....” ujar Dhara sambil membetulkan duduknya. Selanjutnya, Dhara lebih banyak bercerita tentang masa kecilnya bersama bunda tercinta dan almarhum ayahnya. Namun, telinga itu seperti hanya mendengar tanpa merekam jelas apa pembicaraan itu. Karena ingatan Nyonya Marina hanya memikirkan tentang baju kuning di foto masa bayi Dhara. Hatinya gelisah, hingga Nyonya Marina tak tahan dan pamit untuk pulang. “Kenapa buru-buru Nya...?” Bik Imah yang mendengar Nyonya Marina akan pulang langsung berlari kecil dari dapur. Dhara menghampiri Bik Imah, menggandeng tangan bundanya kemudian melangkah mengikuti langkah Nyonya Marina ke arah mobil yang mentereng di tengah-tengah halaman rumah Dhara. “Lain kali, Tante bolehkan Vir mampir lagi?” ucap Nyonya Marina ketika supirnya sudah membukakan pintu mobil untuknya. “Monggo (silahkan) Tante, pintu rumah Dhara selalu terbuka untuk orang tua berhati malaikat seperti Tante…,” Dhara mencium tangan Nyonya Marina. “Mari Bik.”



384 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Nyonya Marina masuk ke dalam mobilnya dan membuka kaca di sampingnya. “Saya pulang dulu Bik... Makasih udah dibolehin mampir. Tante pulang ya... jangan sungkan untuk main ke rumah Tante, karena itu juga rumah kalian.” Mobil pun tancap gas setelah Nyonya Marina melambaikan tangannya pada Dhara, pada seorang yang kini menjadi tanda tanya besar dalam hidupnya. *** Sampai di rumah, Nyonya Marina langsung masuk ke kamar Calsa dan mengacak isi lemarinya. Calsa yang saat itu sedang membaca majalah remaja di atas kasurnya, merasa heran melihat tingkah mamanya. “Ma.... ada apa?” tanya Calsa menutup majalah remaja yang sebenarnya belum selesai dibaca. Nyonya Marina tak menjawab. Ia terus saja membongkar semua isi lemari Calsa, tanpa memedulikan Calsa yang sudah turun dari kasur dan kini ada di sampingnya. “Ma, Mama kenapa sih, datang-datang langsung bongkar lemari Calsa? Mama nyari’in apa sih?” tanya Calsa kesal.



385 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Ma... jawab dong, jangan buat Calsa marah. Mama kok diem aja sih... Barang-barang Calsa kan jadi berantakan....” Nada Calsa mulai tinggi. “Jangan marah sayang..... Mama nyari’in foto-foto Calsa waktu masih bayi. Kemaren Mama kan nyimpen-nya di sini. Sekarang kok gak ada. Ada dimana sayang?” “Aduh, Mama kok nggak bilang-bilang sih,” protes Calsa. “Ada dimana sih, sayang....” Nyonya Marina terus mencari dan membongkar lemari Calsa, hingga barang-barang Calsa sudah ada di luar semua. Lemarinya kosong. Plong. “Foto-foto itu sudah Calsa pindah ke lemari di ruang tengah Ma. Abisnya, tempat Calsa udah nggak muat,” Calsa berkata sambil merapikan barangbarangnya. Mendengar hal itu, Nyonya Marina langsung berlari menju lemari di ruang tengah, tempat penyimpanan barang-barang lama. Setelah memutar kuncinya ke selatan, Nyonya Marina langsung membongkar seluruh isinya. Hingga dalam waktu sekejap, barangbarang di lemari tengah itu sudah berada di luar semua. “Mama kenapa sih...?” Calsa berjalan cepat menghampiri mamanya.



386 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Ma.... ada apa sih?” tanya Calsa yang sudah kesekian kalinya. Namun Nyonya Marina tak menjawab. Ia sibuk dengan pikirannya yang ingin melihat foto bayi Calsa dan membuktikan bahwa debaran hatinya mengatakan salah. “Wah, wah, waaaah... mimpi apa Papa semalam, kok tumben Mama bersih-bersih lemari sendiri? Ternyata, kepergian Bik Imah dan putrinya membuat Mama mandiri.” Tuan Taufik yang baru datang langsung menghampiri istrinya kemudian mencium keningnya. “Papa...” Calsa berlari menghampiri Tuan Taufik. “Eemmm.... putri Papa yang cantik...,” kata Tuan Taufik sambil sedikit mengelus-elus rambut Calsa. “Calsa dari mana saja? Kok gak bantuin Mama?” tanya Tuan Taufik sambil melepas sepatu hitam yang biasa dipakai dinas ke kantornya. “Bantuin Mama...? Emang ada apa’an sih Pa…?” Calsa balik nanya dengan muka masamnya. “Lho, Mama kan lagi bersih-bersih…” jawab Tuan Taufik sok tahu. “Bersih-bersih? Pa, dari tadi itu, Mama hanya bongkar-bongkar lemari dan mengacak-acak isinya saja... Calsa heran deh, sebenarnya ada apa sih Pa?” tanya Calsa sambil berjalan mengambil remoth TV, kemudian menyalakannya. 387 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Ma, ada apa sih?” tanya Tuan Taufik yang kini berdiri di samping istrinya. “Mama mencari foto Calsa waktu masih bayi itu lho Pa. Papa tahu nggak ada dimana? Tadi Mama cari di lemari Calsa nggak ada. Calsa bilang ada di lemari ini, tapi kok nggak ada ya Pa? Nyonya Marina membuka album, mencari sosok bayi berbaju kuning seperti yang dilihatnya di rumah Dhara tadi. “Ooooh..... Mama cari foto itu? Pantas saja nggak ada di sini, meski mama cari sampai pagi pun, gak mungkin ada. Foto itu udah Papa pindah ke ruang kerja Papa.” Dengan kening penuh keringat, Nyonya Marina langsung berlari ke ruang kerja suaminya. Sedangkan Calsa, ia sudah tidak peduli lagi dengan apa yang dilakukan oleh mamanya. Calsa asyik dengan sinetron kesayangannya. “Naaah.... ini dia yang aku cari...,” ucap Nyonya Marina sambil meraih setumpuk album masa kecil Calsa. Tangan lembutnya langsung membuka album tersebut dan langsung mencari sosok bayi berbaju kuning seperti yang dilihatnya ketika mampir ke rumah Dhara. “Ma, tumben banget cari album itu?”



388 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Calsa yang melihat mamanya keluar dari ruang kerja, langsung menghujaninya dengan beberapa pertanyaan. “Nggak ada sayang, Mama kangen masa kecilmu saja....” Nyonya Marina berusaha menyembunyikan kepanikannya. “Sayang... baju kuning berlogo C ada dimana?” tanya Nyonya Marina setelah tahu tak ada foto berbaju kuning berlogo di album yang dipegangnya. “Baju kuning berlogo C? Yang mana sih Ma?” tanya Calsa heran. Konsentrasinya pada sinetron yang sedang dinikmatinya, buyar seketika. “Itu... baju kuning yang dulu Mama pakaiakan ketika kamu baru dilahirkan...,” Nyonya Marina mengingat. “Ya ampun Ma.... mana Calsa tahu. Lagian waktu itukan Calsa masih bayi. Calsa juga tidak suka warna kuning....” Calsa menggeleng-gelengkan kepalanya. “Cari apa’an sih Ma...?” Tuan Taufik menghampiri istri dan putrinya, kemudian duduk di tengahtengahnya. “Pa, Papa ingat nggak sama baju kuning berlogo C yang Mama beli di mal 3 hari hari sebelum Calsa lahir?” jawab Nyonya Marina memutar memori masa silam. “Baju kuning berlogo C... yang mana sih Ma...?” Tuan Taufik mencoba mengingat-ingat masa 389 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



silamnya, masa sebelum kelahiran Calsa, putri pertama sekaligus putri terakhirnya. “Aduh Papa... masak lupa? Waktu itu, Mama ingin sekali jalan-jalan. Terus Papa anter ke mal, kita makan, ke toko mainan, kemudian Mama minta mampir ke toko baju. Pas di sana kita beli baju kuning yang Mama bilang untuk hadiah kelahiran putri pertama kita. Logo C pun sebagai awal Mama memberi nama anak kita dengan nama Calsa... Masak Papa nggak inget siiih?” Nyonya Marina berusaha membantu putaran masa silam suaminya yang ternyata ingatannya tak sekuat ingatan dirinya. “Oh... ya ya Papa ingat sekarang. Baju warna kuning. Dan setelah itu, Mama ngotot mau memberi nama Calsa.” Tuan Taufik mengangguk-anggukkn kepalanya. Akhirnya ia dapat mengingat semuanya. “Tapi Papa tidak tahu bahwa baju kuning itu berlogo C. Memangnya ada apa? Tumben banget Mama cariin itu?” tanya Tuan Taufik kemudian. “Nggak ada apa-apa sih Pa. Mama ingin liat aja,” jawab Nyonya Marina berbohong. “Tapi, Papa rasa, Papa nggak pernah liat foto baju kuning berlogo itu itu deh Ma...,” ucap Tuan Taufik sambil meraih remot TV di meja kemudian menekan nomor, mengubah ke acara Favoritnya: Sepak bola. 390 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Ah, yang bener Pa...? Nyonya Marina semakin panik. Dadanya kembali berdebar. Ingatannya kembali pada foto Dhara yang memakai baju kuning berlogo C kecil, baju yang sama persis dengan baju yang ia beli untuk kelahiran putri pertamanya, Calsa. “Ya Tuhan... jangan-jangan....” Nyonya Marina tak kuasa meneruskan kata-katanya. Dadanya semakin berdebar. “Ma, jangan-jangan kenapa...?” tanya Tuan Taufik dan Calsa hampir bersamaan. “Ma....” Calsa memukul lengan Mamanya. Nyonya Marina menatap Calsa nanar. Kini ia ragu akan identitas Calsa sebenarnya. “Mama kok bengong... udahlah Ma, nggak usah mikirin foto baju kuning itu lagi. Meski baju kuning itu masih ada, baju itu udah pasti kekecilan banget buat Calsa... Iya kan sayang?” ucap Tuan Taufik kemudian beranjak pergi, masuk ke kamarnya. Calsa pun juga ke kamarnya ketika mendengar ponselnya berbunyi. Hanya tinggal Nyonya Marina yang masih duduk termenung. Ia yakin bahwa baju yang ada di foto Dhara adalah baju yang ia beli 3 hari sebelum kelahiran putri pertamanya. Ia juga yakin kalau baju itulah yang ia kenakan pada saat Calsa baru dilahirkan. 391 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Ya Tuhaaan....” keluhnya pelan. *** Malam hari, saat sinar mentari telah tergantikan oleh cahaya rembulan dan kehangatannya diganti oleh taburan gemintang yang berkelip, Nyonya Marina tidak bisa memejamkan matanya. Pikirannya masih berkeliling diantara baju kuning dan foto Dhara. “Kenapa Dhara yang memakai baju itu? Kenapa bukan Calsa? Seharusnya Calsalah yang memakai baju itu, karena aku ingat dengan jelas dan betul kalau itulah yang dipakai Calsa. Di album foto Calsa, tak satupun fotonya yang memakai baju kuning seperti yang Dhara pakai. Apa mungkin memang ada yang salah memakaikan baju kuning berlogo itu? Karena memang Calsa dan Dhara lahir di waktu dan tempat yang sama, bedanya hanya aku di kamar VIP, dan Bik Imah di kamar biasa... Tapi apa mungkin baju tertukar? Tapi bisa juga bukan saja baju yang tertukar, tapi… jangan-jangan....” Nyonya Marina menutup mulutnya dengan tangannya. ‘Jangan-jangan Dhara adalah putri kandungku, bukan Calsa. Apalagi setiap kali aku dekat Dhara, ada gerakan lain dalam hatiku, yang tak aku mengerti... Tapi itu tidak mungkin. Bagaimana bisa bersalin di 392 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



ruang yang beda bisa tertukar, apalagi ruang bersalinku sangat jauh dengan ruang bersalin tempat Bik Imah. Ya Tuhan, ada apa dengan kejadian ini...?’ mungkin lanjut Nyonya Marina dalam hatinya. Mata Nyonya Marina semakin tak dapat ia pejam. “Ma... kok bangun? Ada apa? “ Tuan Taufik yang tahu istrinya tak dapat memejamkan mata, ikut bangun dan duduk di samping istrinya. “Mama tidak bisa tidur, Pa...,” jawab Nyonya Marina. “Papa tahu, Mama tidak bisa tidur. Tapi ada apa? Apa yang sedang Mama pikirkan...?” tanya Tuan Taufik mengelus-elus pundak istrinya. “Mama masih kepikiran dengan baju kuning itu, Pa...,” jawab Nyonya Marina tanpa menoleh ke arah suaminya. “Ya ampun Ma.... ini sudah larut malam. Sekarang, Mama istirahat ya. Besok pagi kan harus menggantikan aktivitas Bik Imah. Kalau malam ini Mama tidak tidur, besok Mama pasti capek. Kalau sakit gimana...?” Tuan Taufik menyelimuti tubuh istrinya yang sudah kembali berbaring. “Tapi Pa…,” Nyonya Marina mencegah. “Papa belum tahu apa yang terjadi...,” lanjut Nyonya Marina sambil memiringkan tubuhnya, menghadap suaminya. 393 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Apa yang terjadi? Memangnya ada apa, Ma?” Tuan Taufik mulai penasaran. “Tadi sore, sewaktu Mama pulang dari salon, Mama beretemu Dhara, Pa… Mama memaksa mampir ke rumahnya....” Nyonya Marina merubah arah tidurnya. “Dhara lagi... Dhara lagi.... Ternyata anak itu benar-benar menjadi duri dalam keluarga kita,” Tuan Taufik membelakangi istrinya. “Papa jangan ngomong begitu. Mama kan belum selesai ceritanya. Dhara itu, tidak seburuk yang Papa kira,” Nyonya Marina membela Dhara dihadapan suaminya. “Aaah sudahlah.... Papa sudah tidak mau mendengar apapun tentang Dhara. Gara-gara dia, Calsa pulang sekolah dalam keadaan menangis. Gara-gara dia juga, persahabatan Papa dengan orang tua Radit hampir putus. Papa mau tidur saja,” Tuan Taufik menutup tubuhnya dengan selimut tebal yang sedari tadi hanya diselimutkan di kakinya saja. “Terserah Papa saja. Walaupun Papa tidak akan mendengarkan Mama, Mama akan tetap bercerita. Karena ini menyangkut putri kita,” lanjut Nyonya Marina. “Setelah Mama masuk ke dalam rumah Dhara, tanpa sengaja mata Mama melihat foto bayi yang memakai baju kuning. Baju yang sama persis dengan 394 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



baju yang pernah kita beli di mal 3 hari sebelum Calsa lahir. Mama yakin, Mama tidak salah mengingat hal itu. “Dan yang membuat hati Mama tambah gelisah, apakah yang tertukar adalah bajunya atau bayinya? Namun, kedua-duanya tidak mungkin terjadi bila tidak ada yang melakukannya dengan sengaja. Tetapi, apa mungkin? Mamah khawatir, putri kita tertukar dengan putri Bik Imah,” Nyonya Marina bercerita. “Anak kita tertukar? Ma, Papa mohon, jangan karena Mama ingin mengembalikan Dhara ke rumah ini, Mama bercerita yang sangat tidak masuk akal. Karena Papa tahu, dokter yang mengurus persalinan Mama tidak mungkin salah...” bantah Tuan Taufik tidak percaya. “Apa? Dokter tidak pernah salah? Pa, dokter juga manusia yang tak luput dari salah dan dosa. Papa boleh mengatakan seperti itu. Papa boleh tidak percaya pada Mama, tapi Pa, Mama adalah seorang ibu. Perasaan seorang ibu tidak mungkin salah,” ucap Nyonya Marina. “Terus apa Papa harus mau bilang kalau Calsa sebenarnya bukan anak kandung kita, melainkan Dhara-lah anak kandung kita? Begitu?” Tuan Taufik masih membelakangi istrinya. “Pa... Papa jangan keburu emosi karena Mama tidak akan mengatakan hal seperti itu tanpa bukti. 395 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Biarlah bukti yang akan berbicara…,” Nyonya Marina berkata sambil menarik selimut dari tubuh suaminya kemudian menyelimuti badannya. “Dan Mama yakin, firasat Mama tidak pernah salah...,” lanjutnya kemudian memejamkan matanya. Tidur. Nyonya Marina tidur dengan hati yang resah tak tenang. Hingga akhirnya, sang fajar menyingsing, membangunkan jiwa-jiwa yang telah semalam pulas dalam tidur nyenyaknya. Nyonya Marina telah bangun lebih awal dan tengah menyiapkan sarapan pagi. ***



396 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Dokter Adnan



“Papa... Mama.... selamat pagi...” Calsa biasa selalu bangun siang. Saat pembantu di rumahnya tidak ada, dia pun tetap tidak pernah bangun pagi dan tidak pernah melakukan apapun yang kini menjadi kewajibannya. “Wah... pagi ini masakan Mama lengkap. Rasanya pasti enak banget. Ternyata Mama pinter juga masaknya. Kalau tahu begini, kan nggak perlu repotrepot punya pembantu....” Calsa sudah duduk di tempat biasanya. Piring di hadapannya juga sudah terisi nasi lengkap dengan lauknya. Dan semua itu Nyonya Marina yang melakukan. Nyonya Marina diam saja dengan apa yang Calsa lakukan pagi ini. Pikirannya hanya berkelana di antara baju kuning dan foto Dhara di rumahnya. “Ma.... Mama nggak sarapan?” tanya Tuan Taufik yang mulai mengunyah nasi masakan istrinya. Calsa hanya diam sambil terus melahap masakan top mamanya itu.



397 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Ma... kok malah bengong sih... ada apa?” tanya Tuan Taufik kemudian ketika tak melihat istrinya bereaksi. “Mama masih kepikiran hal yang semalam?” tanya Tuan Taufik lagi. Nyonya Marina hanya diam tanpa menatap siapapun. “Ma... udahlah, lupakan saja. Itu hanya akan membuat Mama semakin tidak tenang. Papa yakin firasat Mama kali ini sangat salah....” Tuan Taufik mengelap bibirnya dengan sapu tangan yang sejak tadi ada di pangkuannya. “Ada apa sih Pa... Ma...?” Calsa yang mulai merasa tidak enak ikut bertanya juga. “Nggak kok, nggak ada apa...?” jawab Nyonya Marina sambil mengaduk-aduk jus yang sama sekali belum diminumnya. Calsa langsung menghentikan makannya melihat mamanya yang serasa berbeda pagi ini. Susu yang biasanya dia minum tiap hari pun, pagi itu tidak di minumnya. “Sayang... pagi ini Calsa berangkat sama supir atau mau langsung berangkat bareng Papa aja?” tanya Tuan Taufik yang melihat perubahan di rona wajah Calsa.



398 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Calsa mau berangkat sama Papa aja...,” jawabnya kemudian melangkah meninggalkan Nyonya Marina yang sudah tidak peduli dengan apapun. “Ma... Papa berangkat dulu... lupakan hal itu Ma! Mama lihat kan bagaimana Calsa pagi ini? Papa tidak akan biarkan Mama menyakitinya....” Tuan Taufik pergi dari hadapan istrinya. Nyonya Marina hanya menatap langkah suaminya dari belakang. “Hati-hati Pa…!” ucapnya kemudian setelah mendengar deru mesin mobil suaminya, meninggalkan halaman megahnya. “Tuhan... jika Calsa memang bukan putri kandungku dan ternyata adalah Dhara putri kandungku, berarti selama ini aku telah menyia-nyiakan putri kandungku sendiri... Semoga ini hanya suatu kebetulan saja...,” ucap Nyonya Marina sambil memandang foto keluarganya di pigura ukuran 50R. “Aku harus cari tahu semua ini.... Aku harus tahu siapa putri kandungku yang asli. Karena aku tidak ingin semakin lama berbuat dosa karena telah menyia-nyiakan putri kandungku sendiri. Sekarang juga aku harus berangkat, berangkat ke rumah sakit tempat Calsa dan Dhara dilahirkan. “Pegawai rumah sakit dan dokter harus memastikannya bahwa mereka tidak salah dan tidak terlibat dalam hal ini....”



399 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Nyonya Marina langsung berangkat menuju ke rumah sakit, tempat kelahiran Dhara dan Calsa. *** Jam menunjukkan pukul 09.45. Nyonya Marina telah berada di tengah-tengah jalan kota yang tanpa henti dalam macet. Ia benar-benar menuju ke rumah sakit tempat putrinya dilahirkan. Ia pergi sendiri tanpa seorang supir yang biasa menemaninya kemanamana, karena ia tidak ingin orang lain tahu sebelum bukti-bukti itu nyata. “Permisi Suster... bisa bertemu dengan Dokter Adnan?” Nyonya Marina berkata pada suster yang bertugas di bagian administrasi rumah sakit. “Maaf, Ibu ini siapa...?” tanya suster itu lembut. “Saya Marina, Sus.... pasien Dokter Adnan belasan tahun yang lalu...,” jawab Nyonya Marina. “Sebentar, ya Bu...,” jawab suster itu yang kemudian melihat jadwal Dokter Adnan pagi itu. “Maaf, apakah Ibu sudah buat janji untuk bertemu?” tanya suster itu lagi. “Belum, Sus...,” jawab Nyonya Marina sambil menggelengkan kepalanya. “Oh.. kalau begitu, maaf ya Ibu…, hari ini jadwal Dokter sangat padat. Beliau tidak bisa menerima tamu



400 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



yang belum buat janji untuk bertemu. Sekali lagi maaf ya, Bu...,” ujar suster cantik itu panjang lebar. “Ya sudah Sus, terima kasih banyak... Mari Sus,” pamit Nyonya Marina kemudian pergi. Dengan perasaan kecewa, Nyonya Marina pulang. Dalam hatinya berharap, semoga besok dia bisa bertemu dengan Dokter Adnan dan berbicara kepadanya. *** “Ma... dari mana?” tanya Calsa saat melihat Mamanya datang. “Calsa… udah dari tadi pulang?” sambut mamanya dengan senyum yang dipaksakan. “Mama dari mana sih...?” tanya Calsa lagi. “Mama dari salon, sayang....,” jawab Nyonya Marina bohong. Nyonya Marina sengaja berbohong karena ia tidak mau Calsa tahu sebelum semuanya benar. “Kamu sudah makan, Cal?” Nyonya Marina mengalihkan pembicaraannya. Calsa sedikit mengerutan dahinya. “Belum. Calsa sengaja nungguin Mama. Kan gak enak Ma kalo makan sendirian...,” jawab Calsa sambil menghampiri mamanya yang sudah lebih dulu duduk di meja makan. 401 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Ma... Mama kenapa sih...?” tanya Calsa sambil mengunyah makanan yang sudah ada di dalam mulutnya. “Memangnya Mama kenapa sayang...?” Nyonya Marina balik nanya. “Calsa perhatiin sepertinya Mama sedang gelisah....” Calsa menatap mamanya. Mulutnya tetap mengkunyah makanan yang sudah sedikit halus. “Nggak apa-apa kok sayang... mungkin Mama terlalu lelah. Sekarang kan Mama yang lakukan semua pekerjaan Bik Imah... Ya sudah, Mama ke kamar dulu ya....” Tanpa memperhatikan Calsa, Nyonya Marina melangkah ke kamarnya. ‘Mama kenapa sih? Nggak seperti biasanya deh. Aneh. Pasti ada yang Mama sembunyikan dari aku. Aku bukan Calsa jika tidak tahu itu...,’ mungkin ucap Calsa dalam hati. Calsa tak berminat menghabiskan nasi di piringnya yang masih tersisa. Hingga diteguknya air putih. Kemudian berjalan menuju kamarnya. Di lantai dua. *** Keesokan hari, pagi-pagi Nyonya Marina sudah duduk di ruang Dokter Adnan. Ia masuk ke ruang 402 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Dokter Adnan tanpa pamit pada suster penjaga yang pastinya harus menunggu jadwal kosong Dokter Adnan. “Selamat pagi Dokter.” Nyonya Marina langsung bangun dari duduknya ketika melihat Dokter Adnan datang. “Pagi... maaf, Ibu ini siapa?” tanya Dokter Adnan memandang Nyonya Marina penuh selidik. “Saya Marina, Dokter...” jawab Nyonya Marina menyalami Dokter Adnan. “Marina...? Apa sebelumnya kita sudah buat janji untuk bertemu? Sepertinya, wajah Anda sangat asing di mata saya...,” tanya Dokter Adnan heran sambil duduk di hadapan Nyonya Marina. “Eeh... maaf, mungkin dokter sudah lupa. Saya Marina, pasien Dokter belasan tahun yang lalu yang melahirkan di kamar Melati No.4,” jawab Nyonya Marina memandang Dokter Adnan penuh harap. “Marina? Pasien saya belasan tahun yang lalu?” Dokter Adnan mengulang ucapan Nyonya Marina sambil memutar otaknya, mengingat-ingat siapa wanita di hadapannya itu. “Maaf Dokter, pasien menunggu di ruang operasi. Kita harus secepatnya melakukan operasi...,” ucap seorang Suster yang tiba-tiba datang, menghampiri Dokter Adnan tanpa mengetok pintu.



403 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Cukup membuyarkan ingatan Dokter Adnan dengan kedatangan suster itu. “Ya Allah, kenapa aku sampai lupa...? Ok, aku akan segera ke sana. Bu, maaf sekali karena ada pasien yang harus saya tangani. Kalau Ibu mau menunggu, silakan. Operasinya akan memakan waktu 4-5 jam. “Tetapi, kalau Ibu mau pulang dulu, tidak apa-apa. Datanglah besok ke rumah sakit ini lagi sebelum jam istirahat saya. Atau menyerahkan kartu nama Ibu.” Setelah berkata, Dokter Adnan langsung pergi dengan setengah berlari menuju ruang operasi. “Ya Allah.... kenapa untuk tahu tentang putriku saja begitu sulit? 4-5 jam aku harus menunggu? Itu waktu yang tidak bisa dibilang sebentar. Berilah aku kekuatan Ya Allah, kekuatan untuk bisa tetap di rumah saki ini sampai Dokter Adnan menyelesaikan tugas dan kewajibannya.” 3 jam berlalu.... Nyonya Marina sudah merasakan penat di seluruh badannya. Jika bukan karena ingin tahu siapa sebenarnya putri kandungnya, dia tidak akan setega itu membiarkan tubuhnya payah – harus lama-lama duduk di kursi yang sama sekali tidak empuk. Di tengah-tengah kepenatannya, hp-nya berdering. Lagu ST12 dengan judul ‘Kebesaran-Mu’ menjadi nada dering khasnya. 404 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Hallo...,” Nyonya Marina menjawab teleponnya. “Ma...,” terdengar suara manja Calsa dari seberang. Ternyata Calsa yang menelfon. Sejenak Nyonya Marina ragu akan melanjutkan teleponnya. Karena keraguan tentang identitas Calsa telah menyelimuti hatinya. “Ma..., Hallo..., Ma... Mama...,” panggil Calsa dalam teleponnya. “Ya, sayang...” jawab Nyonya Marina tersentak. “Ada apa?” tanyanya kemudian. “Ma... jemput Calsa dooong. Tadi Papa fon Calsa, katanya ban mobil kempes. Jadi nggak bisa jemput Calsa... Mama bisa kan jemput Calsa sekarang...?” jawab Calsa dalam teleponnya. “Mama...,” Calsa memanggilku Mama. ‘Benarkah Calsa bukan putri kandungku? Jika bukan, apa aku harus menjemputnya sekarang...,’ mungkin ucap Nyonya Marina dalam hatinya. “Hallo... Mama...,” panggil Calsa lagi. “Ya sayang...,” Nyonya Marina terkejut. “Mama bisa nggak jemput Calsa sekarang ke sekolah? Mama kok bengong sih? Ini temen-temen Calsa udah pada pulang semua Ma... Tinggal Calsa sendiri diparkiran!” Calsa mulai marah. “Iya iya... Mama jemput sekarang. Calsa tetap di situ dan jangan kemana-mana. Mama mau berangkat ke sekolah...,” ucap Nyonya Marina kemudian me405 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



nutup teleponnya. Ia melangkah menuju resepsionis rumah sakit. “Selamat siang Bu...,” sapa suster itu tersenyum ramah. “Siang, Sus...,” balas Nyonya Marina. “Ada yang bisa saya bantu, Bu...? tanya suster itu kemudian. “Ya Sus... tolong berikan ini pada Dokter Adnan dan katakan pada beliau kalau saya sudah pulang. Dan besok saya akan kembali,” ucap Nyonya Marina sambil memberikan kartu nama berisi nomor teleponnya. “Terima kasih Sus. Saya permisi dulu...,” kemudian Nyonya Marina pergi dengan harapan besok ia akan kembali bertemu dengan Dokter Adnan dan akan berbicara padanya mengenai putrinya. Beberapa saat kemudian… “Lho... Ibu yang tadi kemana...?” ucap Dokter Adnan kemudian berjalan menghampiri resepsionis rumah sakit. “Siang Dokter...,” sapa suster yang berkulit putih itu memberi hormat. “Siang ... emmm apa tadi tidak ketemu dengan orang yang rambutnya sebahu, pakai baju biru, bawa tas dan sepatunya hak tinggi di sini?” tanya Dokter Adnan.



406 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Maksud Dokter, Ibu Marina...?” tebak suster berkulit putih itu. Suaranya pelan namun dapat terdengar jelas di telinga Dokter Adnan. “Nah... benar,” Dokter Adnan mengerutkan keningnya. “Oh… tadi sebelum ibu itu pergi, ibu itu menitipkan kartu nama buat Dokter. Di dalamnya juga ada nomor Ibu Marina yang bisa dihubungi...,” suster itu berkata sambil memberikan kartu nama yang tadi diterimanya dari Nyonya Marina. Bulu matanya yang lentik dan panjang berkedip, seakan sedang menggoda Dokter Adnan. “Terima kasih, Sus...” ucap Dokter Adnan setelah menerima kartu nama itu, kemudian kembali keruangannya. *** Nyonya Marina telah sampai di sekolah Calsa. Ia langsung menghentikan mobilnya di depan Calsa yang berdiri di dekat gerbang sekolah. “Sayang,” panggil Nyonya Marina dari dalam mobilnya. Mendengar panggilan mama Calsa, Calsa langsung masuk ke dalam mobilnya. Duduk di jok depan.



407 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Calsa..., jangan marah ya... Mama minta maaf jika terlambat menjemputmu,” ujar Nyonya Marina setelah Calsa duduk di sampingnya. “Nggak apa-apa deh Ma. Yang penting ada yang jemput Calsa... Dari pada harus naik taxi,” sahut Calsa lirih. Mobil pun melaju melewati beberapa pohon-pohon yang berbaris rapi di tepi jalan. Calsa tak bicara lagi. Ia biarkan mamanya konsentrasi menyetir mobil agar cepat sampai ke rumahnya. Juz jeruk dingin di kulkas, sudah terbayang di mata Calsa. Betapa nikmatnya minuman dingin yang diminum setelah lelah dan kepanasan.



408 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Makan Malam Spesial



“Sayang... kok sendirian? Mama mana?” tanya Tuan Taufik yang baru datang dari kantornya. Calsa hanya diam, tak menanggapi sapaan papanya. Tangannya asyik melempar-lempar apel kemudian menggigitnya. “Hei, ditanya kok diem aja? Mama mana?” Tuan Taufik bertanya lagi sambil membuka sepatu yang sejak tadi masih dipakainya. “Taau.... mungkin Mama di kamarnya, Pa...,” jawab Calsa pelan. Raut wajahnya suram. “Lho, Calsa kenapa? Kok jadi sedih gitu?” Tuan Taufik menghampiri Calsa, kemudian duduk di sampingnya. “Pa... sebenarnya ada apa sama Mama? Karena Calsa perhatikan, akhir-akhir ini Mama aneh, sering diem, menyendiri, pokoknya aneh deh Pa,” keluh Calsa pada papanya. “Aneh? Aneh gimana maksud Calsa?” tanya Tuan Taufik yang sebenarnya sudah mengerti apa penyebabnya. “Pokoknya, aneh gitu deh Pa.... Biasanya, pulang sekolah Calsa langsung dibuatin jus, sekarang nggak 409 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



lagi. Tadi aja, Waktu Calsa minta jemput ke Mama, Mama kayak yang keberatan gitu... udah gitu, nyape di rumah Calsa dibiarkan saja, nggak seperti biasanya. Memangnya ada apa sih Pa...? Apa Papa bertengkar sama Mama...?” jelas sekali kesedihan di raut wajah Calsa. “Masak sih Mama setega itu? Mungkin itu hanya perasaan Calsa saja atau Mama lagi capek. Makanya cuek ke Calsa. Tapi sebenarnya Mama itu sayang kok sama Calsa... Lagian, mana ada ceritanya orang tua yang nggak sayang anaknya...?” ujar Tuan Taufik berusaha menutupi kecurigaan Calsa. “Iya juga sih...” ucap Calsa. “Ya sudah... Papa ke kamar dulu ya....” Tuan Taufik mengelus-elus rambut Calsa, kemudian melangkah menuju ke kamarnya. “Ma...,” sapa Tuan Taufik lalu mencium kening istrinya. “Mama kenapa?” tanyanya kemudian. Nyonya Marina hanya menghadiahkan gelengan kepalanya untuk menjawab pertanyaan suaminya. “Pasti Mama masih kepikiran sama baju kuning itu kan?” tebak Tuan Taufik sambil meraih handuk kemudian menggantungkan di bahunya. Nyonya Marina tetap diam membisu. “Ma, Papa mohon... apapun yang merupakan keyakinan Mama, jangan sampai Calsa tahu. Dan saat ini Calsa sudah mulai merasakan perubahan 410 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



sikap Mama padanya. Papa hanya tidak mau membuat Calsa sedih, Ma...,” ujar Tuan Taufik sebelum masuk ke kamar mandi. “Papa juga kan tidak melarang Mama untuk melanjutkan niat Mama mencari identitas baju kuning itu. Tapi Papa mohon, jangan buat putri kita itu bersedih karena papa sangat menyayanginya...,” lanjutnya kemudian masuk kamar mandi dan menutup tanpa menguncinya. “Putri kita? Kenapa Papa tetap tidak percaya pada naluri keibuan Mama...? Papa boleh mengatakan hal itu. Tapi Mama harap Papa tidak akan menyesal jika suatu hari nanti Mama benar-benar berhasil menemukan identitas baju kuning itu sebenarnya!” ucap Nyonya Marina sedikit keras. “Terserah Mama saja...!” teriak Tuan Taufik dari dalam kamar mandi. Suaranya bertarung dengan suara gemercik air yang membasahi tubuhnya. Nyonya Marina tak menyahutnya lagi. Ia lebih memilih diam dari pada meneruskan perselisihan dengan suaminya. Nyonya Marina keluar kamar, melangkah menuju ruang tengah, tempat Calsa terbaring lelah di kursi sofa. “Kasihan kamu sayang. Maafkan Mama ya, Mama lakukan semua ini juga demi kamu. Karena Mama hanya ingin tahu, apakah firasat Mama benar atau salah. Jika memang benar, berarti selama ini Mama 411 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



telah menyia-nyiakan anak kandung Mama sendiri. Mama juga telah berdosa besar karena memisahkanmu dengan orang tua kandungmu...,” ucap Nyonya Marina yang kemudian mencium kening Calsa. Calsa terlalu lelap dalam mimpi siang harinya, hingga ia tidak tahu kalau Nyonya Marina menangis di sampingnya. Tok! Tok! Tok! Terdengar suara orang mengetok pintu di luar. Setelah menghapus air matanya, Nyonya Marina melangkah untuk membuka pintu. “Assalamualaikum, Tante...,” sapa Radit sambil mencium tangan Tante Marina, calon mertuanya. “Waalaikum salam, Nak Radit…,” ucap Tante Marina bahagia. “Silahkan masuk, Nak!” perintah Tante Marina yang kemudian menutup pintu kembali setelah Radit masuk. “Terima kasih, Tante....” ucap Radit sambil berjalan menuju ruang tamu. “Ayo silahkan duduk! Tante mau buat minum dulu,” ucap Tante Marina mempersilahkan Radit duduk. Radit hanya tersenyum. “Sayang... bangun, ada Radit di depan,” ucap Tante Marina sambil mengguncang tubuh Calsa.



412 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Aduh... masih ngantuk Ma...,” rengek Calsa malas. “Calsa, di depan ada Radit, ayo bangun temui dia!” ucap Nyonya Marina kemudian. “Apa Ma...? Radit?” ucap Calsa tak percaya. Mama Calsa hanya mengangguk sambil tersenyum. Melihat anggukan mamanya, Calsa langsung berlari menuju ruang tamu. “Radit?” ucap Calsa setelah sampai di ruang tamu. Radit hanya melihat ke arah Calsa tanpa membalas sapaannya. “Dit, kamu udah dari tadi?” tanya Calsa yang sudah duduk di samping Radit. “Ya..... lumayan,” jawab Radit singkat. “Nak Radit, ayo diminum,” Nyonya Marina berkata sambil meletakkan secangkir sirup di depan Radit. “Makasih, Tante,” ucap Radit ramah. “Oh ya Tante, Radit datang ke sini karena Papa dan Mama mengundang Tante, Om, dan Calsa makan malam di rumah,” ucap Radit setelah lebih dulu meneguk sedikit dari sirup yang dihidangkan calon mertuanya. “Makan malam...? Kapan Dit?” tanya Calsa girang. Nyonya Marina tersenyum sambil menggelengkan kepalanya melihat tingkah Calsa. “Besok malam, jam delapan,” jawab Radit jelas. 413 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Ya sudah Dit, bilang sama papa dan mamamu, Tante sekeluarga pasti datang besok malam,” ucap Nyonya Marina memutuskan. Radit hanya mengangguk. “Kalau begitu, Radit permisi dulu Tante...,” pamit Radit sambil bangun dari duduknya. “Kok sebentar Dit? Aku kan masih kangen sama kamu,” rengek Calsa mencegah kepergian Radit. “Cal, kamu apa-apaan sih...? Malu tuh ada mama kamu. Kayak anak kecil aja,” ucap Radit sambil mendekatkan kepala ke telinga Calsa. Nyonya Marina mengerutkan keningnya melihat hal itu. “Radit pulang ya, Tante...,” pamit Radit lagi sambil berjalan ke arah mobilnya. Calsa berjalan sambil menggandeng tangan Radit, sedangkan Nyonya Marina mengikuti dari belakang. “Mari Tante…, assalamualaikum...,” ucap Radit setelah mencium tangan Nyonya Marina. “Daaag...daaag... Radit...,” ucap Calsa melambaikan tangannya saat deru mobil Radit menjauh dari rumah Calsa. “Masuk yuk, sayang,” ajak Nyonya Marina pada Calsa setelah Radit keluar dari halaman rumah Calsa. Calsa dan Nyonya Marina pun masuk ke dalam. *** 414 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Radiiiiiiitt...!” panggil Calsa yang baru turun dari mobilnya. Radit tak menoleh Calsa. Ia terus saja berjalan menuju kelasnya. “Dit tunggu...!” teriak Calsa sambil berlari mengejar Radit. “Ada apa sih?” tanya Radit terpaksa menghentikan langkahnya ketika Calsa berhasil mengejarnya. Calsa hanya tersenyum mendengar pertanyaan dingin Radit. Radit yang memang selalu muak dengan sikap Calsa, kembali berjalan menuju kelasnya yang hanya tinggal beberapa langkah lagi. Ia membiarkan Calsa berjalan di belakangnya. Mengikuti langkahnya. “Emh… Dit, nanti malam jemput aku ya...,” ucap Calsa sambil terus berjalan mengikuti langkah Radit. “Jemput kamu? Memangnya mau kemana?” tanya Radit tanpa menghentikan langkahnya. “Kan mau makan malam di rumahmu...,” Calsa beralih berjalan di samping Radit. “Memangnya kamu tidak bisa berangkat sendiri apa?” protes Radit atas kemanjaan Calsa. “Tapi Dit... kan lebih enak kalau kamu yang jemput aku...,” ujar Calsa memaksa. “Eh Cal, denger ya, kamu udah aku undang itu lebih dari cukup. Kamu mau datang apa tidak itu 415 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



urusanmu. Lagi pula, kehadiranmu tidak begitu penting buat aku….” Radit menghentikan langkahnya. Tatapannya mengarah ke lapangan basket. “Maksud kamu...?” tanya Calsa emosi. Dahinya sudah dari tadi membentuk suatu kerutan yang memanjang. “Kalau kamu mau datang, silakan datang sendiri karena aku tidak bisa menjemputmu... puas. “ setelah berkata Radit pergi. “Tapi Dit... Radiiit...!” teriak Calsa kesal. ‘Kenapa sih Radit masih belum berubah? Padahal Dhara sudah pulang kampung,’ mungkin ucap Calsa dalam hati. Kemudian langsung melangkah kembali menuju kelasnya. Ketika bel masuk berdendang di seluruh ruang kelas, semua murid masuk kelas masing-masing. Pak Ridwan langsung memasuki ruang kelas XII, kelas yang bulan depan sudah akan menghadapi Ujian Nasinal. *** “Ma, mau kemana?” tanya Calsa saat melihat mamanya keluar dari kamarnya menuju ke mobilnya. “Sayang... sudah dari tadi pulang sekolah?” tanya Nyonya Marina sambil terburu-buru berjalan menuju mobil. 416 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Ma, mau kemana sih, buru-buru amat?” tanya Calsa lagi sambil menghampiri mamanya yang nyaris masuk mobil. “Mama mau ke salon sebentar,” jawab Nyonya Marina sambil masuk ke dalam mobil. Seru deru mobilnya mulai Calsa dengar. “Ke salon lagi? Kan ke salon baru kemaren, masak ke salon tiap hari sih?” tanya Calsa heran. “Sayang, bilang sama Papa, Mama gak lama ya...!” ucap Nyonya Marina kemudian tancap gas tanpa menanggapi protes Calsa yang pastinya butuh banyak waktu. Calsa hanya berdiri kaku menatap kepergian mamanya yang semakin hari semakin aneh di matanya. Nyonya Marina yang kini berada di tengah-tengah keramaian kota terus menyetir mobilnya menuju rumah sakit untuk bertemu dengan Dokter Adnan. Dokter yang bisa menjawab teka-teki baju kuning. 15 menit melaju, akhirnya mobil Nyonya Marina terparkir di halaman rumah sakit. Dengan tergesa, Nyonya Marina turun dari mobil dan langsung menuju ruangan Dokter Adnan. “Sus, bisa bertemu dengan Dokter Adnan?” tanya Nyonya Marina pada suster yang lewat di depannya.



417 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Maaf Bu, kalau mau bertemu dengan Dokter Adnan silahkan lapor ke bagian administrasi,” jawab suster kemudian pergi. Tanpa pikir panjang, Nyonya Marina langsung pergi menuju tempat administrasi. “Maaf Sus, saya mau bertemu dengan Dokter Adnan,” ucap Nyonya Marina setelah sampai di tempat administrasi. “Kalau gak salah, Ibu ini, Ibu Marina ya?” tanya Suster sambil menunjuk Nyonya Marina. “Ya Sus, benar, saya Marina yang kemaren datang ke sini,” jawab Nyonya Marina membenarkan. “Apakah saya bisa bertemu dengan Dokter Adnan sekarang?” tanya Nyonya Marina penuh harap. “Maaf Bu, sejak tadi pagi Dokter Adnan sudah menunggu Anda, karena siang hari Dokter Adnan harus pergi ke Semarang karena ada keperluan penting,” jawab suster lembut “Maksud Suster?” tanya Nyonya Marina kecewa. “Maaf Bu, siang tadi kira-kira jam 11:30, Dokter Adnan berangkat ke Semarang dan beliau satu minggu ada di sana,” jelas suster. “Apa...?!” seru Nyonya Marina sambil menutup mulutnya dengan tangan kanan. Perasaan kecewa semakin berkecamuk dihatinya. “Kemaren, Ibu bilang akan datang pagi ke sini, jadi Dokter Adnan mengundur kepergiannya sampai jam 418 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



11:30. Setelah Dokter tunggu ternyata Ibu tidak datang,” tambah suster menjaga nama baik Dokter Adnan. “Ini salah saya saya...,” sesal Nyonya Marina pada suster cantik itu. “Makasih Sus, saya permisi dulu...,” pamit Nyonya Marina, kemudian melangkah pergi dari rumah sakit itu, dengan perasaan kecewa yang sangat mendalam. Dengan sisa-sisa tenaga Nyonya Marina, ia memutar mobil dan melaju menuju rumah. *** “Ma, katanya dari salon? Kok rambutnya biasa aja?” tanya Calsa sambil memegang rambut mamanya. “Salonnya tutup, sayang...,” jawab Nyonya Marina bohong. “Tutup? Ini kan baru jam 02:00? Kok tumben banget sih Ma?” tanya Calsa heran. “Mama juga gak tahu...,” jawab Nyonya Marina, kemudian pergi ke kamarnya. “Mama kenapa sih?” gumam Calsa heran. Tidak hanya satu kali ini Calsa merasa ada kejanggalan pada diri mamanya. *** 419 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Sayang, sudah siap?” tanya Tuan Taufik berteriak ke kamar Calsa. “Ya Pa, bentar lagi. Calsa cari sepatu!” teriak Calsa. “Mama kenapa kok murung?” tanya Tuan Taufik sambil memegang dagu istrinya. “Ah Papa, enggak ada apa-apa kok,” jawab Nyonya Marina tersenyum. Raut wajah cemberutnya tiba-tiba berubah menjadi merah delima. “Ehem, ehem,” Calsa berdehem melihat tingkah kedua orang tuanya. “Calsa....?” ucap Nyonya Marina khawatir apa yang dilakukan suaminya terlihat oleh Calsa. “Aduh... Aduh... sudah punya calon menantu masih mesra ya...,” goda Calsa sambil menyenggol lengan papanya. “Ah apa sih sayang? Ayo kita berangkat...!” ajak Nyonya Marina kemudian, mengalihkan pembicaraan. Calsa dan Tuan Taufik pun langsung mengikuti langkah cepat Nyonya Marina yang menuju ke mobil. Tuan Taufik dan Nyonya Marina duduk bersebelahan di depan sedangkan Calsa duduk di belakang. Perasaan Calsa saat itu sulit dibayangkan, sejuta bunga kesenangan mekar di hatinya. “Makan malam bersamaa Radit...?” kata itulah yang selalu diucapkan Calsa. 420 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Seperempat jam berlalu, mobil itu pun sampai di pekarangan rumah Radit. Dengan perasaan gembira, Calsa turun dan langsung menghampiri orang tua Radit yang sedang menantinya di depan pintu masuk. “Selamat malam sayang. Kamu cantik sekali...,” puji Tante Susana, yang langsung memeluk Calsa. “Hai Taufik...,” sapa Pak Rahmat, sambil menepuk pundak Tuan Taufik. “Mari silahkan masuk...!” ajak Pak Rahmat pada Tuan Taufik. “Marina, ayo masuk...,” ajak mama Radit pada Nyonya Marina sambil menarik tangannya, membawa masuk. “Ayo sayang...,” ucap Tante Susana pada Calsa yang masih di peluknya. Mereka semua masuk ke dalam dan langsung menuju ke meja makan “Ayo, silahkan duduk...!” ucap papa Radit tersenyum. “Ma, Radit mana? Kok belum turun?” tanya Pak Rahmat sambil melihat ke arah kamar Radit. “Emm, Tante, Om, biar Calsa yang panggil Radit ya...?” ucap Calsa penuh harap dan langsung mendapat anggukan setuju dari mama Radit. “Makasih Tante,” ucap Calsa lagi kemudian melangkah menuju kamar Radit.



421 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Mereka berdua sudah sepantasnya kita satukan, apalagi sebentar lagi mereka lulus SMA...,” ucap Taufik pada Pak Rahmat. “Taufik, justru karena itulah aku mengundang kalian makan malam di sini,” Pak Rahmat berkata sambil menepuk pundak Tuan Taufik. “Oooh...,” mulut Taufik tertawa membentuk huruf “O”. Yang lain pun juga ikut tertawa, membuat suasana makan malam semeriah di restoran mahal. Calsa yang sudah sampai di depan kamar Radit, langsung masuk tanpa mengetuk pintu kamar Radit. “Dit...,” panggil Calsa menghampiri Radit. “Calsa...!” ucap Radit terkejut, sambil menyembunyikan foto yang dipegangnya. “Dit, Om dan Tante sudah menunggu kamu di meja makan,” ucap Calsa langsung tanpa di tanya maksud kedatangannya. “Emang-nya acara makan malamnya udah mau dimulai?” tanya Radit tanpa melihat ke arah Calsa. “Sepertinya sih gitu. Makanya aku disuruh jemput kamu,” jawab Calsa sambil duduk di samping Radit. Tanpa berkata lagi Radit langsung pergi meninggalkan Calsa. Kembali dalam ruang pertemuan.



422 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Radit.... Calsa mana sayang?” tanya mamanya saat melihat Radit sendirian melangkah ke meja makan. “Taau...,” jawab Radit singkat sambil mengangkat bahunya. Mendengar jawaban Radit, semua yang ada di meja makan memandang heran. “Calsa sayang,” ucap Tante Susana saat melihat Calsa menuruni tangga. Tapi Calsa tidak menghiraukan panggilan Tante Susana. Ia terus berjalan ke meja makan yang sudah tinggal beberapa langkah lagi. “Duduk sayang,” ucap Tante Susana saat Calsa ada di dekatnya. Calsa langsung duduk di samping Radit. Acara makan malam pun dimulai. Mereka sibuk dengan selera makan masing-masing sehingga separuh dari hidangan itu termakan habis. Setelah itu, mereka berbincang-bincang dengan penuh candatawa. “Calsa…, malam ini kamu bermalam di sini ya, sayang,” bujuk Tante Susana sambil berjalan menuju ruang tamu. Calsa hanya tersenyum mendengarnya. Memang ia tidak pernah menolak jika disuruh berdekat-dekatan dengan Radit, orang yang dicintainya.



423 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Jeng, Calsa mau pulang besok, iya kan sayang?” ucap Tante Susana sambil memeluk Calsa. “Ah, Jeng nanti ngerepotin,” ucap Nyonya Marina mengedipkan matanya. “Ah, enggak apa-apa Jeng. Lagi pula sebentar lagi, Calsa kan akan menjadi bagian dari keluarga di rumah ini,” paksa Tante Susana. “Terserah Calsa saja,” ucap Nyonya Marina kemudian. “Sudahlah Ma, biarkan saja Calsa di sini. Besok sekolah kan libur,” tambah Tuan Taufik memutuskan. Nyonya Marina hanya tersenyum. “Ya sudah kalau begitu kita pamit pulang, yuk ma....” pamit Tuan Taufik pada Pak Rahmat. Kemudian masuk mobil. “Jeng Susana, aku pulang ya...,” pamit Nyonya Marina sambil memeluk mama Radit. “Sayang, jangan nakal ya… Mama pulang dulu,” ujar Nyonya Marina sambil mencium kening Calsa. “Ya Ma, hati-hati di jalan...,” ucap Calsa sambil memeluk mamanya. Kemudian Nyonya Marina masuk mobil dan langsung melajukannya. “Masuk yuk!” ajak Tante Susana pada Calsa saat mobil orang tua Calsa telah lenyap dari pandangannya.



424 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Dit, ajak Calsa ke atas. Dan kamu sementara tidur di kamar tamu!” suruh Tante Susana pada Radit. “Mau ngapain sih Ma?” tanya Radit acuh tak acuh. “Dit, sampai kapan kamu akan seperti ini terus?” ucap Tante Susana sambil memukul pelan kepala Radit. Radit tak menghiraukan omelan mamanya, tanpa merasa bersalah, ia bangkit dan pergi ke kamarnya. “Radit..., Mama belum selesai bicara!” teriak mamanya saat Radit mulai menaiki tangga menuju kamarnya. “Tante...,” panggil Calsa sambil mendekat ke arah Tante Susana. Tante Susana tetap berusaha tersenyum walau sebenarnya hatinya kecewa dengan sikap Radit, putranya. “Maafkan Calsa ya Tante… Gara-gara Calsa, Radit bertingkah seperti itu,” ucap Calsa kemudian. “Kamu enggak salah sayang. Radit memang bener-bener keterlaluan. perbuatannya sudah melampaui batas sebagai anak. Dia sudah durhaka pada Tante,” Tante Susana berkata sambil memeluk Calsa. Calsa berusaha harus tetap terlihat penyabar di depan mertuanya, walau sebenarnya semua perilaku Radit terhadapnya sudah membuat hatinya muak.



425 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Ya sudah, Tante, Calsa tidur di kamar tamu saja, lagian besok pagi kan sudah mau pulang,” ucap Calsa berusaha menyembunyikan sakit hatinya. “Sama Tante saja, mau? Kamar tamu masih berantakan dan belum pantas ditidurin putri cantik lho... Masih berantakan.” Calsa mengangguk setuju. Ia merasa senang. Nyonya Susana hanya tersenyum, kemudian berjalan menuju kamarnya. “Pa...,” panggil Tante Susana sambil membuka pintu kamarnya. “Ada apa, Ma?” tanya Tuan Rahmat saat melihat istrinya masuk kamar bersama Calsa, calon menantunya. “Pa, malam ini Calsa mau tidur sama Mama,” jawab Nyonya Susana berbisik ketelinga suaminya. “Ada apa sama Radit?” tanya Tuan Rahmat geram. “Yah, seperti biasa Radit tidak suka dengan kehadiran Calsa,” jawab Mama yang kesal pada Radit. “Ya sudah, biar papa tidur di kamar tamu saja,” putus Tuan Rahmat kemudian. “Sayang, ayo sini...!” ucap Nyonya Susana pada Calsa. Calsa hanya tersenyum sambil berjalan ke arah Nyonya Susana, memenuhi panggilannya.



426 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Om mau kemana?” tanya Calsa ketika melihat Tuan Rahmat keluar dari kamarnya. “Om mau tidur di kamar tamu,” jawab Tuan Rahmat. “Calsa tidur di sini saja sama Tante,” tambah Tuan Rahmat. Kemudian keluar setelah melihat anggukan Calsa. “Ayo Calsa… tidur sama Tante. Tante ini kan calon Mama kamu juga,” Nyonya Susana menarik tangan Calsa. Calsa menurut saja. Dengan sisa-sisa kesabaran hatinya, Calsa merebahkan tubuhnya di samping calon mertuanya. Di kamar Nyonya Susana. Tuan Rahmat menuju kamar Radit. “Radit,” ucap Tuan Rahmat sambil membuka pintu kamar Radit. Radit tak menghiraukan suara papanya ia tetap saja sibuk dengan hpnya. “Dit, kamu dengar Papa enggak?” tanya Tuan Rahmat “Ada apa sih Pa?” tanya Radit tanpa menoleh ke arah papanya. “Dit, begitu caramu bicara dengan orang tuamu? Mana rasa homatmu pada Papa? Atau kamu sudah lupa kalau Papa ini adalah orang tuamu?!” gertak Tuan Rahmat keras. Radit hanya diam mendengarnya. 427 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Dit, kamu boleh membenci Papa, kamu boleh bersikap seperti ini pada Papa, tapi tolong hargai kehadiran Calsa di rumah ini karena dia juga bagian anggota keluarga kita. Mengerti kamu?!” ucap Tuan Rahmat keras. Suaranya nyaring di ruangan. “Pa, Papa sadar enggak kalau Papa itu selalu saja menuntut Radit agar Radit menghargai Papa dan semua yang menjadi keputusan Papa. Sedangkan Papa tidak pernah menghargai perasaan Radit, sedikitpun Papa tidak pernah,” bantah Radit lebih keras. “Kurang ajar. Berani-beraninya kamu menggugat Papa seperti itu. Rasa hormatmu kepada Papa yang sudah menghidupimu ternyata bener-bener sudah tidak ada,” ucap Tuan Rahmat. “Terserah, Papa mau ngomong apa, yang penting Radit akan tetap mencintai Dhara,” ucap Radit, kemudian pergi meninggalkan papanya dalam keadaan terbakar api kemarahannya. “Radit, mau kemana kamu?” tanya Tuan Rahmat keras. “Bukan urusan Papa...,” jawab Radit kemudian pergi. “Radit, sudah mulai kurang ajar, kamu ya!” teriak Tuan Rahmat. Radit tidak menghiraukan teriakan Tuan Rahmat.



428 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Radit, satu langkah kamu berjalan, jangan harap kamu bisa pulang lagi ke rumah ini!” teriak Tuan Rahmat keras amarahnya tambah memuncak. Tapi Radit tidak peduli. Ia terus saja pergi dengan mobilnya. “Pa, ada apa?” tanya mama Radit yang keluar dari kamarnya. “Radit sudah benar-benar keterlaluan Ma...,” jawab Tuan Rahmat dengan sisa emosinya yang masih menyala. “Pa, papa jangan terlalu keras sama Radit,” tegur Nyonya Susana. “Ma, Mama jangan selalu membenarkan semua perilaku Radit. Semakin hari, kelakuan Radit semakin keterlaluan. Cinta pembantu murahan itu telah membuat Radit lupa bahwa papa ini adalah orang tuanya. Sedikitpun Radit tidak pernah menghormati Papa,” ucap Tuan Rahmat marah. Emosinya belum stabil. “Mama tau hal itu Pa. Dan Mama tidak menyalahkan sikap Papa terhadap Radit. Tapi Papa harus ingat, Radit adalah putra satu-satunya di keluarga kita dan Radit adalah masa depan keluarga kita,” ucap Nyonya Susana lembut, berusaha merendahkan emosi Tuan Rahmat. “Mama bilang, Radit penerus keluarga kita? Sikap Radit itu tidak mencerminkan teladan yang baik. Dia 429 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



hanya mencoreng nama baik keluarga kita,” ucap Tuan Rahmat masih dengan nada marah. “Pokoknya, Papa tidak akan mengijinkan Radit pulang ke rumah ini lagi, apapun yang terjadi kecuali bila ia bisa menerima Calsa dan menikahinya di waktu yang telah kita sepakati bersama,” setelah berkata, Tuan Rahmat pergi. “Ya Allah...,” desah Mama Radit, kemudian kembali ke kamarnya. Langsung tidur di samping Calsa yang telah tertidur pulas. ***



430 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Sambut Ujian Nasional



“Dit, kapan UN di sekolahmu?” tanya mama Radit sambil berjalan ke arah Radit yang sedang nonton TV. “Semingguan lagi Ma...,” jawab Radit membetulkan posisi duduknya. “Gimana? Apa semua persyaratan sudah kamu penuhi?” tanya Nyonya Susana lagi yang mengambil alih remot TV. Kemudian merubahnya ke chanel RCTI. Sinetron Safa dan Marwah tampil di layar kaca. Radit tampak acuh tak acuh dengan apa yang dilakukan mamanya. “Sebenarnya sudah sih Ma... tapi keuangannya Radit bayar pake uang mungguan Radit ma...,” jawab Radit agak ragu. Mama Radit tampak menganggukkan kepala tanda mengerti. Kemudian beranjak kekamarnya. Tak lama kemudian, kembali ke tempat Radit dengan membawa sebuah amplop di tangannya. “Dit, Mama tahu kamu lebih membutuhkan uang mingguan itu. Makanya Mama mau ngasih ini buat bayar keuangan UN kamu,” ucap mama Radit sambil memberikan amplop di tanganya. 431 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Makasih Ma...,” ucap Radit tersenyum ke arah mamanya. “Radit ke atas dulu ya ma...” pamit Radit kemudian melangkah menuju ke kamarnya. “Aku tidak mungkin menolak pemberian Mama. Tapi sebenarnya uang yang kupakai membayar UN adalah uang hasil penjualan di perusahaan Papa. Dan Papa tidak tahu hal ini. Jika aku menolak, Mama akan curiga. Tapi kalau aku terima, buat apa uang ini?” ucap Radit setelah samoai di kamarnya. “Dhara.... ya, uang ini akan aku beri buat membayar UN Dhara dan Dhara tidak perlu tahu hal ini.” Ide Radit kemudian. *** Keesokan hari, pagi-pagi sebelum Dhara datang, Radit sudah berada di ruang guru. Niatnya membayar UN Dhara dengan uang dari mamanya. Benar-benar sudah menjadi tekat bulat hatinya. Radit tidak ragu mengatakan niat baiknya pada salah satu guru yang menjadi panitia UN, bagian bendahara. “Radit, Bapak bangga dengan niat kamu. Tapi apakah ada sesuatu dibalik kebaikanmu?” tanya Pak TU (Tata Usaha), petugas administrasi. Setelah mendengar niat Radit untuk membayarkan UN Dhara.



432 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Gak ada apa-apa kok Pak. Aku hanya ingin membantu Dhara saja. Karena aku dengar, Dhara tidak akan ikut UN karena tidak bisa membayar persyaratannya. Makanya, aku ingin Bapak merahasiakan tentang ini semua pada Dhara ataupun lainnya. Karena saya takut Dhara salah sangka pada niatku,” jawab Radit menjelaskan maksudnya. Pak TU itu hanya menganggukkan kepalanya saja. “Baiklah, Bapak terima niat baik kamu dan Bapak akan merahasiakan semua ini pada siapa pun,” Pak TU itu berkata sambil menjabat tangan Radit. “Terima kasih, Pak...,” ucap Radit kemudian keluar dari ruang TU. Lega perasaan Radit karena ia bisa membantu beban orang yang pernah – sampai saat ini masih – dicintainya. Ia tak mengharap apapun dari kebaikannya itu, kecuali cintanya dapat diterima lagi di hati Dhara, orang pertama yang ada di hatinya. Baru beberapa langkah kakinya saja, Radit sudah berhenti. Ia mendengar seseorang memanggil namanya. Pastinya orang itu adalah Calsa. “Dit, boleh ya aku ikut kamu?” ujar Calsa saat langkahnya menyamai langkah Radit. “Terserah deh,” tanggap Radit tak acuh. Calsa tersenyum sambil melangkah di samping Radit. Menuju kelas.



433 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Pandangan mata Radit dan Dhara bertemu. Seperti sebelumnya, dada Dhara selalu berdegup hebat jika matanya bertemu dengan mata Radit. Sejenak Dhara teringat sesuatu. “Vir, orang bilang kalau dua insan bertatap ada getaran dari hatinya itu artinya mereka berdua jodoh.” Kata itulah yang selalu menyelinap masuk ke pikiran Dhara tiap kali tatapannya bertemu dengan mata Radit. Buru-buru Dhara alihkan pandangannya ke arah Linda. Linda tidak tahu pada sesuatu yang sedang Dhara alami. Hatinya masih bergetar walau Radit sudah duduk di bangkunya. ‘Jujur Dit, aku masih mencintaimu,’ mungkin ucap Dhara dalam hati. Bola mata Dhara melirik ke arah Calsa dan Radit. Api cemburunya seperti menemukan kayu bakar kering siap membakar. “Vir!” gertak Linda membuyarkan lamunan Dhara. “Ah, ya Lin” ujar Dhara gugup. “Hem, ngelamun lagi. Kenapa sih Vir? Kamu punya masalah?” Dhara hanya menggeleng sambil membuka buku yang dipegangnya kemudian diam. Ia membiarkan Linda mengoceh sendiri. Dhara kembali membaca buku yang dipegangnya. Linda mengerti pada



434 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



keseriusan Dhara. Hingga Linda hentikan ocehannya dan diam sambil memainkan hp-nya. Sudah hampir istirahat tapi tak satupun guru yang masuk ke kelas 3. Keadaan kelas cukup ramai bahkan menyaingi pasar mingguan. Tapi semua guru tak peduli hal ini. “Vir, aku keluar dulu ya...?” pamit Linda memandang Dhara. “Mau kemana sih Lin, ini kan belum istirahat?” tanya Dhara tanpa memandang Linda. “Aku mau ke ruang administrasi. Mau menyelesaikan administrasi UN,” jawab Linda kemudian pergi. Dhara menutup buku yang sejak tadi dibacanya. Ia sempat lupa bahwa UN butuh biaya dan ia sama belum sekali membayar itu. ‘Aku lupa belum sempat membayar UN,’ mungkin kata Dhara dalam hati. Sebuah suara keras yang berasal dari ruang guru membuat semua murid keluar kelas dengan menggendong tas masing-masing, termasuk juga Dhara. Karena semua guru mengadakan rapat mengenai pelaksanan UN mendatang. ***



435 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Vir, aku duluan ya...,” pamit Linda saat melihat sopir Doni berdiri di depan gerbang sekolah. “Iya, salam ya buat Doni,” ujar Dhara. Linda mengangguk sambil melambaikan tangannya. Masuk mobil. “Vir,” panggil Radit dari dalam mobilnya. Dhara tak menggubris panggilan itu. Ia terus saja berjalan. “Vir, kenapa sih kamu masih seperti ini? Semua yang kamu dengar itu gak benar, Vir!” teriak Radit yang masih tak digubris oleh Dhara. “Dhara!” panggil Radit yang kemudian turun di depan Dhara. Dhara memandang Radit tajam. “Aku tak mau mengganggu hubungan kalian,” ujar Dhara menghentikan langkahnya. “Vir, aku mencintalmu, bukan Calsa. Dan aku janji pernikahan itu tidak akan pernah terjadi, sumpah...!” ucap Radit meyakinkan. Dhara tahu itu. Tapi sebagai wanita miskin yang pernah menerima uluran tangan baik dari keluarga Calsa, ia tidak mau menghancurkan kebahagiaan Calsa. “Dit, aku mohon jangan pernah kamu gagalkan pernikahan itu. Apapun yang terjadi kamu harus tetap menikah dengan Non Calsa. Karena semuanya tidak akan pernah menjadi seperti yang kamu inginkan.



436 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Keluarga Non Calsa terlalu baik untuk aku hianati. Nyonya Marina telah banyak membantu dalam kehidupanku. Maaf, aku harus pergi.” Setelah berkata Dhara pergi menunggalkan Radit yang tak kuasa mengejarnya lagi. ‘Aku bejanji Vir, aku akan menikah tapi bukan dengan Calsa. Aku akan menikah denganmu! Apapun yang terjadi,’ mungkin ucap Radit dalam hati. Kemudian melajukan mobilnya kembali. Pulang ke rumahnya. ***



437 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Suster Helena



Sudah lama Dokter Adnan tidak menghubungi Nyonya Marina. Selama itu pula, Nyonya Marina resah, hidup dalam ketidakpastian. Apa dokter tidak menepati janji? Atau lupa? Nyonya Marina sudah mulai tidak peduli lagi pada penampilan dan kecantikannya. Yang ada dipikirannya adalah “baju kuning” yang dipakai Dhara tersenyum manis di pigura kusam saat kampungnya. “Ma….” Calsa masuk dan menghampiri Nyonya Marina yang terbaring di tempat tidur. “Ada apa Cal?” tanya Nyonya Marina yang masih tetap berbaring. “Mama nggak makan?” tanya Calsa sambil menghampiri Nyonya Marina dan duduk di dekatnya. “Mama nggak lapar sayang…,” jawab Nyonya Marina berbalik memandang Calsa. “Mama menangis…?” Calsa meraba pipi mamanya. Nyonya Marina hanya menggeleng. “Mama bohong….” Calsa merasa aneh.



438 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Ma, sekarang ini, Calsa merasa aneh dengan sikap Mama… Ada apa Ma?” tanya Calsa heran. “Mama nggak apa-apa sayang. Mama hanya kecapean aja. Kan sekarang nggak ada Bik Imah. Jadinya, Mama semua yang melakukan pekerjaan rumah… Mama minta maaf ya sayang jika udah buat kamu cemas selama ini…,” Nyonya Marina membelai rambut Calsa. Calsa hanya diam. Kemudian menganggukkan kepalanya. *** ‘Kriiiiiiiiiiing!’ Telepon di ruang tamu tempat tinggal Nyonya Marina berdering keras. Nyonya Marina yang kebetulan saat itu menyapu ruang tamu, langsung mengangkat telfonnya. “Hallo…” Suara Nyonya Marina masih terdengar agak sedikit serak. “Saya Dokter Adnan. Bisa bicara dengan Marina…?” ucap penelepon dari seberang. “Ya, saya sendiri. Apa Dokter sudah kembali ke rumah sakit?” tanya Nyonya Marina senang. “Sudah. Dan Anda bisa datang menemui saya selepas jam istirahat. Maaf, saya baru ingat dengan kartu nama yang Anda berikan pada saya…,” ujar 439 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Dokter Adnan sebelum menutup teleponnya tanpa salam. “Uhh…,” desah Nyonya Marina dan tertegun. “Siapa yang nelpon Ma?” tanya Tuan Taufik yang berjalan menuju pintu depan sambil membawa kopernya. “Dokter Adnan Pa…,” jawab Nyonya Marina sambil meletakkan gagang telepon, kembali ke tempatnya. “Dokter Adnan?” Tuan Taufik menghentikan langkahnya. Menoleh ke arah istrinya. “Dokter yang membantu persalinan Mama belasan tahun yang lalu Pa…,” Nyonya Marina menjawab untuk menghilangkan rasa heran suaminya sebelum suaminya bertanya lebih lanjut. “Ma, Ma, sampai kapan Mama akan menyiksa diri Mama dengan baju kuning yang Mama maksudkan itu?” Tuan Taufik kembali melangkah kemudian masuk ke dalam mobil. Lanjut, tancap gas. Calsa yang mendengar pembicaraan orang tuanya menjadi semakin tidak mengerti. Merasa curiga dengan tingkah dan sikap mamanya yang sudah beberapa hari ini terlihat aneh. “Sepertinya ada yang Mama dan Papa sembunyikan dariku. Aku harus cari tahu…,” gumam Calsa sambil menaiki tangga, menuju ke kamarnya. “Sayang…!” Teriak Nyonya Marina memanggil Calsa. 440 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Calsa tidak menyahut. Pikirannya masih terpacu pada percakapan orang tuanya yang seperti sengaja disembunyikan dari dirinya. “Cal…,” Nyonya Marina membuka pintu kamar Calsa. Calsa hanya melihatnya dengan sudut mata indahnya. “Sayang…, ternyata di sini. Mama panggil kok nggak jawab-jawab…,” Nyonya Marina mengambil handuk di atas kasur Calsa kemudian menggantungnya di kamar mandi. “Kenapa?” tanya Nyonya Marina kemudian. “Nggak denger, Ma,” jawab Calsa berbohong. “Oh…. Eh, Calsa, sekarang jadwal les piano, kenapa belum siap-siap?” tanya Nyonya Marina sambil membereskan meja rias Calsa. “Calsa males Ma…,” jawab Calsa sambil merebahkan tubuh di atas kasur. “Kok tumben? Kenapa?” Nyonya Marina menghampiri putrinya. “Sekarang putri Mama kok pemalas? Ada apa? Cerita ke Mama….” Nyonya Marina merebahkan tubuhnya di samping Calsa. “Nggak ada apa Ma… Calsa cuma males aja. Lagian kalau yang ngajar datang, Calsa mau dihubungi sama beky…,” jawab Calsa.



441 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Ya udah, Calsa istirahat saja ya… Mama mau ke kamar….” Setelah berkata, Nyonya Marina keluar dari kamar Calsa. Calsa memejamkan mata. Tidur. *** Ketika jam istirahat Dokter Adnan, Nyonya Marina telah duduk di ruang Dokter Adnan. Hatinya berdebar penuh tanya. Kabar apa yang akan ia dengar dari dokter yang masih tampan di usia yang sudah lewat 40 tahun itu? “Selamat siang….” Dokter Adnan masuk ruangan dan menyalami Nyonya Marina. “Silakan duduk kembali” ujar Dokter Adnan mempersilakan. Nyonya Marina duduk menghadap Dokter Adnan. Dadanya masih berdebar dan bertanya-tanya. “Sebelumnya, saya sangat minta maaf jika lewat telepon kemarin, saya mengganggu Anda. Akhirnya Anda harus meluangkan waktunya untuk saya dan datang ke rumah sakit ini…,” ucap Dokter Adnan setelah Nyonya Marina kembali duduk di kursi dan seperti posisi yang tadi. “Nggak apa-apa Dok. Malah saya yang sangat berterima kasih banyak karena Dokter masih mau 442 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



membantu saya dalam masalah ini,” jawab Nyonya Marina dengan sedikit senyum. “Ok! Kalau begitu, saya langsung saja pada pokok permasalahan. Maaf sebelumnya, karena saya benarbenar tidak tahu perihal permasalahan yang terjadi.” Nyonya Marina hanya mengangguk kemudian menarik nafasnya. Panjang dan berat. “Awalnya, saya bertemu dengan seorang gadis. Dia adalah anak dari bekas pembantu saya Dok. Saya mampir ke rumahnya. Dan di sana saya melihat ada foto seorang bayi memakai baju kuning berlogo C kecil. Dan saat itu, saya teringat bahwa bayi saya juga memakaikan baju kuning persis foto itu. “Saya merasa, selama ini tidak pernah melihat baju kuning jenis tersebut di semua album foto putri saya, Dokter. Dulu saya tidak memperhatikan hal spele ini karena masih gembira atas kelahiran anak saya. “Anehnya, saya yang membeli, bayi kami mengenakan baju kuning tersebut yang baru saya lahirkan, tapi kenapa justru bayi orang lain yang memakainya? Hal itu yang membuat saya heran, Dokter,” ujar Nyonya Marina panjang lebar. Dokter Adnan hanya mengangguk-anggukkan kepala ketika mendengar cerita Nyonya Marina. “Masalah ini memang tidak bisa kita anggap remeh. Dilihat dari usianya, Anda sudah belasan 443 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



tahun yang lalu melahirkan. Jika dikuak saat ini tentu itu akan memakan waktu yang panjang. Dalam memutuskan masalah seperti ini kita tidak boleh gegabah. Tapi, apa mungkin Anda terlupa atau apa mungkin justru dokter yang salah.? “Saya sendiri juga tidak bisa langsung mengatakan apapun sebelum ada bukti-bukti nyata. Karena saya sendiri tahu, saat itu ada beberapa suster yang membantu persalinan Anda. Bukan hanya saya,” ujar Dokter Adnan kemudian mendesah. “Dokter, tolonglah. Saya tidak mau kesalahan ini terlanjur lebih lama lagi.” Nyonya Marina mulai menitikkan air mata. Dokter Adnan merasa tidak nyaman. “Sebagai orang yang terlibat dalam problem ini, saya pasti membantu Anda. Hanya saja, yang bisa kita lakukan saat ini hanyalah melakukan tes DNA pada putri Anda, juga putri bekas pembantu Anda itu. Karena mungkin saja mereka salah atau tertukar waktu dibersihkan darahnya. Bagaimana jika menurut Anda?” Dokter Adnan mengakhiri ceritanya dengan sebuah pertanyaan yang sulit dijawab oleh Nyonya Marina. “Menurut saya pun demikian. Hal itu bukan ide yang buruk. Tapi saya tidak mau membuat putri saya curiga sebelum semuanya jelas dan terbukti, Dokter.”



444 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Nyonya Marina mengusap air mata dengan tisu yang sudah ada di tangannya. “Saya mengerti maksud Anda. Tapi, hanya itu jalan satu-satunya. Jika tidak, kita harus bertemu dengan para suster yang membantu persalinan itu. Sekarang, justru mereka sudah banyak yang pindah tugas dari rumah sakit ini.” Dokter Adnan memegang kepalanya dengan kedua tangan. Nyonya Marina hanya diam sambil terus mengusap air mata yang sudah membasahi tisu di tangannya. “Begini saja, mungkin nanti saya akan mencari tahu data-data tentang suster siapa saja yang sudah pindah bertugas. Nanti saya hubungi Anda lagi. Bagaimana?” Dokter Adnan memandang iba pada pasien belasan tahun yang lalu, yang kini ada di hadapannya itu. “Terima kasih Dokter.” “Ya sudah Bu… Ibu pulang dulu.” “Saya permisi dulu….” Nyonya Marina berlalu dari hadapan Dokter Adnan dengan kegelisahan yang masih tak berujung. Pulang dari rumah sakit, Nyonya Marina menemui Dhara di rumahnya. Ia ingin benar-benar memastikan kalau baju kuning yang membalut tubuh Dhara itu



445 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



adalah baju yang ia beli 3 hari sebelum kelahiran putri pertamanya. Calsa. *** “Nyonya…!” Bik Imah, bunda Dhara terkejut ketika membuka pintu rumahnya. “Mari silakan masuk Nya… Maaf saya tadi ada di belakang, cuci pakaian. Jadinya, gak dengar kalau ada yang ketok pintu…,” ujar Bik Imah sambil merapikan taplak meja. “Nggak apa-apa Bik. Saya dari rumah sakit. Kebetulan lewat jalan di depan. Jadinya mampir…,” ucap Nyonya Marina yang langsung membuat Bik Imah menghentikan pekerjaannya. “Nyonya sakit?” tanya Bik Imah kemudian. “Oh nggak Bik. Cuman jenguk teman ke rumah sakit. Bukan saya kok…,” jawab Nyonya Marina gugup. “Kok sepi? Dhara kemana?” tanya Nyonya Marina mengalihkan pembicaraannya. “Oh Dhara…. Dia masih ngantarkan baju-baju tetangga yang dicucinya. Udah 4 hari ini, Dhara bekerja sebagai tukang cuci. Dia mencuci baju-baju tetangga, menyetrikanya, lalu mengantarkannya sebelum pemiliknya menjemput. 446 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Maklumlah Nya, hasil kerja saya sebagai tukang jahit baju pesanan hanya cukup untuk makan seharihari. Sedangkan, kebutuhan kita semakin menanjak,” ujar Bik Imah bercerita yang langsung membuat air Nyonya Marina kembali berkaca-kaca. ‘Ya Tuhan… jika memang Dhara adalah putriku yang sebenarnya, maka aku tidak akan pernah memaafkn diriku karena sudah membuatnya terlantar dan menjalani kehidupan yang serumit ini…,’ mungkin ucap Nyonya Marina dalam hatinya. Mata Nyonya Marina menatap tidak berkedip pada foto bayi berbaju kuning yang menggeliat manis di tangan Bik Imah. Beberapa menit berbincang-bincang. “Assalamualaikum, Bunda…!” Dhara datang dan langsung masuk setelah mengucapkan salam. “Itu Dhara sudah datang. Dia memang suka berteriak jika pulang dapat bayaran dari pekerjaannya… Mari Nya, silakan diminum tehnya…,” Bik Imah mempersilakan. “Tante, Udah dari tadi…?” Dhara langsung mencium tangan majikan bundanya. “Lumayan…,” jawab Nyonya Marina gugup. Ia tidak sanggup menatap mata Dhara. Sinar matanya seakan berkata kalau memang Dhara lah putri kandungnya.



447 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Tante….” Dhara melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Nyonya Marina. “Eehh…, maaf,” ucap Nyonya Marina kemudian langsung minum teh panas dihadapannya. “Aauuuu…,” berkata kaget Nyonya Marina ketika bibir gelas berisi teh panas itu menyentuh bibir pinknya. Dhara langsung mengambil gelas yang ada di tangan Nyonya Marina dan meletakkannya kembali ke meja. ‘…bahkan Calsa yang selama ini mendapatkan kasih sayangku, tidak pernah sebegitu pedulinya terhadapku. Ya Tuhan… ampunilah aku…,’ mungkin ucap Nyonya Marina dalam hati. Ada bendungan yang sengaja tak dialirkan di kelopak matanya. Bik Imah yang datang mengambil serbet (lap) di dapur, langsung menglap meja kayu yang sedikit basah karena tumpahan teh tadi. “Aduh…, maaf, jadi ngerepotin,” kata Nyonya Marina kemudian. “Saya minta maaf Nya. Seharusnya buat tehnya dicamur air dingin…,” Bik Imah langsung membawa segelas teh – yang separuh isinya tumpah – ke dapur. “Pasti panas ya, Tante… Maafkan Bunda Dhara ya…,” ucap Dhara. “Nggak apa-apa Vir, makasih…”



448 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Dhara hanya tersenyum sambil meletakkan handuknya kembali. “Bik, saya permisi dulu…,” pamit Nyonya Marina kemudian sambil beranjak dari duduknya. “Kok buru-buru…,” Bik Imah datang tergopohgopoh dari dapur. “Sudah jam pulang sekolah, Bik. Takutnya Calsa panik nungguin saya,” ucap Nyonya Marina sambil mencium tangan Bik Imah. Memang, walau Bik Imah adalah pembantu Nyonya Marina, tapi usianya yang lebih tua darinya membuatnya selalu mencium tangannya. “Vir, Tante pulang ya…” Nyonya Marina mengelus lembut rambut Dhara. Lagi-lagi debaran itu. Jantung Nyonya Marina berdebar hebat tiap kali di dekat Dhara. Membuatnya semakin yakin bahwa sesuatu musibah telah menimpanya di masa lalu. Dengan hati yang masih dipenuhi tanda tanya besar, Nyonya Marina kembali melajukan mobilnya kembali. Pulang. *** “Tumben Mama baru pulang!” teriak Calsa yang berada di serambi kamarnya di lantai dua. Ia merasa heran melihat Nyonya Marina yang baru pulang.



449 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Nyonya Marina serasa enggan bersuara ketika sudah memasuki rumah. Ia langsung menuju ke kamarnya. “Ma…!” teriak Calsa dari depan pintu kamarnya. Ia berjalan menuju kamar mamahnya. “Ma.. Calsa boleh masuk?” “Masuk! Mama lagi di kamar mandi…!” teriak Nyonya Marina dari dalam kamar mandinya. Calsa membuka pintu perlahan. Ia masuk dan langsung duduk di kasur mamanya. “Hei… udah dari tadi pulang sekolah?” tanya Nyonya Marina yang baru keluar dari kamar mandinya. Calsa hanya mengangguk kemudian merebahkan tubuhnya ke kasur tempat tidur mamanya. “Ada apa sayang…,” tanya Nyonya Marina sambil membuka lemari, mengambil baju salinannya. “Mama dari mana saja? Dari tadi pagi kok baru pulang?” tanya Calsa sambil membuka majalah yang dari tadi hanya dipegangnya. “Dari rumah temen Mama. Kebetulan ada aksesoris baru dan murah. Mama diundang ke rumahnya. Kemudian, ban mobil Mama pecah. Biasa, rumah temen Mama itu kan agak masuk sedikit, jalannya juga terjal. Makanya, ban mobil Mama sampai pecah. Mobil Mama bawa ke bengkel dulu. Tahu nggak akan



450 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



sampai besok, Mama tunggu sampai selesai ganti ban. Makanya lama. “Kenapa? Calsa khawatir ya sama Mama…?” goda Nyonya Marina sambil mengacak-acak rambut Calsa. “Belakangan ini Mama sangat aneh deh...,” ucap Calsa sambil memeluk Nyonya Marina dari belakang. “Aneh gimana maksud Calsa?” Nyonya Marina mengernyitkan alisnya. Dadanya kembali berdebar. Ia takut Calsa tahu sebelum ada bukti. Ia juga takut Calsa curiga dengan sikap ragunya selama ini dengan identitas Calsa. “Nggak apa-apa kok sayang. Mama baik-baik saja. Mungkin itu semua karena Calsa terlalu sayang sama Mama. Makanya, bilang sikap Mama aneh. Udah makan?” Nyonya Marina mengalihkan pembicaraannya. “Nunggu Mama.” “Ya udah, makan bareng Mama yuk…” Nyonya Marina merangkul putrinya, berjalan menuju meja makan. Makan siang. *** “Bundaaaaaaaaa…!” Dhara terbangun dari tidurnya. Ia baru saja mimpi buruk. Mimpi tentang bunda tercintanya. Dalam mimpi itu, sangat jelas sekali kalau bundanya melepaskan 451 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



genggaman tangan Dhara demi menyambut tangan seorang gadis yang datang secara tiba-tiba. Dhara tidak tahu siapa gadis itu. Yang Dhara tahu, bundanya meninggalkannya dengan kejam, pergi dengan gadis yang baru datang tersebut. Dan sekali lagi, wajah gadis itu tidak jelas dalam mimpi Dhara. “Heeg, heeeg,” nafas Dhara naik turun mengingat mimpi yang baru saja datang ke dalam tidurnya. “Masya Allah… Dhara, ada apa Nak?” Bik Imah langsung berlari menuju kamar Dhara yang terletak di samping kiri ketika mendengar Dhara menjerit histeris. “Bunda…!” Dhara langsung memeluk bundanya. “Ada apa?” tanya Bik imah khawatir. Dhara yang masih tampak sock tidak menjawab pertanyaan bundanya. Bunda Dhara mengambilkan minum. “Ini, minum dulu…!” Bik Imah memberikan segelas air ke tangan Dhara. Dhara langsung meminum air pemberian bundanya sampai habis. Ia berharap mimpi buruk tadi tidak akan menjadi kenyataan. “Tidur lagi, Vir. Ini masih jam satu kurang…” Bik Imah menyelimuti tubuh Dhara yang sudah kembali berbaring setelah meneguk segelas air tadi.



452 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Bunda.. tidur di sini sama Dhara… Dhara takut,” cegah Dhara ketika Bik Imah akan melangkah keluar dari kamar Dhara. Bik Imah hanya mengangguk, kemudian merebahkan tubuhnya di samping putrinya. Dhara tetap merasa tidak tenang walau bundanya kini memenuhi permintaannya untuk tidur bersama di kamarnya. Ia merasa, mimpi itu seakan-akan nyata. Karena ia yakin saat bermimpi tadi belum sepenuhnya tidur. “Heeeeh…,” Dhara mendesah. ‘Ada apa dengan firasat mimpiku?’ mungkin ucap Dhara dalam hatinya. Tangan Dhara memeluk tubuh bundanya yang sudah tertidur nyenyak memakai selimut tipis. Dhara tidak mau mimpi buruk itu datang lagi dan mengusik ketenangan hidupnya. Ketika matahari mulai menaburkan senyumnya yang hangat, Dhara sudah berada di sekolah. Siang ini, ia akan pulang terlambat karena harus menjenguk Linda ke rumah sakit. Perjumpaan kemudian. “Hei, udah bisa tertawa lagi ya rupanya….” Dhara langsung nyelonong masuk ke ruang Mawar No.11. Doni pun sedang berada di rumah sakit ini. Di kamar ini, hanya mereka berdua. Dhara menyenggol lengan Linda, menggodanya.



453 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Hem, hem, lagi sakit, apa lagi kasmaran nih…? Sampai bela-belain bolos sekolah 2 hari….” Dhara mengupas jeruk kemudian memakannya. Linda hanya diam melihat sahabatnya. “Vir… hari ini aku sudah boleh pulang…,” ucap Linda sambil duduk, menyandarkan punggungnya ke bantal yang biasa menjadi alas kepalanya. “Kok cepat banget?” Dhara menghentikan kunyahannya. Diletakkan separuh jeruk yang masih ada kulitnya. “Kenapa? Nggak suka ya denger aku sembuh?” Linda berlagak kesel. Dhara mau menarik dagu Linda, tapi secepat kilat Linda menepis tangan Dhara. Doni, semenjak kedatangan Dhara, langsung pamit keluar sebentar. Mungkin agar mereka leluasa bercanda-ria. Mungkin pertemuannya yang tertunda selama 2 hari ini, membuat mereka rindu. Jam setengah empat, Dhara pamit pulang. Lagi pula, saat ini orang tua Linda datang menjenguk. Entah, sudah yang ke berapa kalinya. *** Pagi ini, meski mentari memberi kehangatan seperti hari-hari biasanya, namun tetap saja hawa dingin membuat siswa-siswi yang berderet rapi di ruangan, 454 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



diam tidak berkutik. Mereka juga tidak berani menoleh ke kanan dan ke kiri, apalagi ke belakang. Pengawas yang duduk di depan tidak pernah lepas memandang seluruh peserta dengan seksama. Seperti seekor bunglon yang sangat hati-hati merubah warnanya ketika berusaha menghindar dari musuh. Tet! Tettttt! Teeettt! Bel berbunyi pertanda waktu pengumpulan lembar jawaban tinggal 5 menit lagi. Sebagian murid yang sudah selesai mengerjakan soal, keluar ruangan. Sedangkan lembar jawabannya ditinggalkan di masing-masing meja. Namun, begitu sampai di luar, semuanya bernafas lega. Hari ini adalah hari terakhir mereka ujian. Besok merupakan hari tenang bagi mereka meski tetap dengan dada dag dig dug menunggu hasilnya. Dinyatakan lulus atau bahkan tidak. “Vir, entar pulang bareng aku ya…,” ajak Linda sambil berjalan menuju parkiran. “Memangnya, Doni nggak jemput tah?” tanya Dhara yang berjalan berdampingan. “Jemput,” jawab Linda singkat sambil melihat jam di pergelangan tangannya. Bersamaan dengan itu, Doni datang dengan mobil hitam yang mengkilat. “Tuh Doni… yuk!” Linda menarik lengan Dhara, masuk mobil. 455 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Hari terakhir ujian, jalan-jalan yuk, sekalian refresing,” ucap Doni melirik Linda yang duduk di sampingnya. Linda mengangguk tanda setuju. Kemudian menoleh kebelakang, ke Dhara. Dhara hanya tersenyum. Kemudian Doni langsung belok arah, ke kafe. Beberaa menit kemudian… “Kalian sering datang ke tempat ini ya?” tanya Dhara ketika kakinya menginjak lantai keramik merah jambu di kafe sebelah barat jalan. Kafe ini tempat langganan Linda dan Doni jika hanya untuk sekedar menghilangkan sumpek. Linda hanya mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan Dhara, kemudian melangkah masuk. Doni berjalan di belakangnya. “Pesan apa?” Seorang pelayan kafe datang dan menyodorkan daftar menu minuman serta makanan ringan. Linda menerima dan langsung membolak-balik bingung, memilih satu menu yang amat disukainya. “Aku minum kopi pakai soda sama susu dan 1 stik kentang rasa balado,” ucap Linda. Pelayan yang gagah dengan dasi hitam itu dengan cepat menulis pesanan menu yang keluar dari mulut Linda. “Udah itu aja…,” ucap Linda sambil memberikan kembali daftar menu yang tadi diterimanya. 456 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Ok…! Mas pesan apa?” Pelayan itu beralih ke arah doni. Doni juga masih sibuk memilih yang akan dipesannya. “Minuman apa aja, yang penting rasa jeruk dan bersoda,” Akhirnya Doni menentukan menunya. “Kalau Mbak yang satu lagi, pesan apa?” Dhara juga dapat pertanyaan yang sama dari pelayan yang ramahnya seperti di buat-buat itu. “Aku kopi susu aja…,” jawab Dhara singkat. Merasa cukup dan selesai, pelayan itu langsung berjalan menuju dapur kembali tanpa menghiraukan panggilan pengunjung yang baru datang. Tidak lama setelah kepergian pelayan itu, datang lagi seorang pelayan dengan pakaian yang sama namun barang yang dibawa di tangannya berbeda. Jika pelayan yang tadi membawa daftar menu lengkap dengan penanya, maka pelayan yang datang ini membawa kereta barang dorong yang di dalamnya berisi nampan besar: 3 gelas minuman dan 1 stik kentang rasa balado. Pelayan itu berhenti tepat di samping Dhara. Kemudian meletakkan semua barang yang dibawanya ke meja yang bertuliskan nomor 15 itu. “Silakan!” ucap pelayan, kemudian berlalu. “Vir, abis ini, ke mall yuk,” Linda mengunyah sedikit stik kentang dihapannya. 457 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Kamu mau belanja apa?” tanya Dhara sebelum menjawab. “Kalau ditanya mau belanja apa, pastinya banyak sekali kebutuhanku. Tapi, belum ada uang, hehehe…” Dhara hanya geleng-geleng kepalanya. Doni tampak asyik dengan koran yang baru dibelinya di lampu merah pertama, sebelum masuk ke kawasan kafe tersebut. Untungnya, ada Dhara. Jadi, Linda tidak kesepian karena ada teman bicaranya. *** “Dit,” panggil Nyonya Susana ketika melihat Radit yang baru datang. “Ada apa Ma…?” Radit menoleh ke asal suara yang memanggilnya. Kakinya yang sudah mencapai separuh tangga, kembali meniti cepat. Turun. “Bagaimana ujiannya, sayang…?” tanya Nyonya Susana, sambil meletakkan majalah yang sudah ditutupnya. “Biasa aja Ma…,” jawab Radit sambil duduk di samping mamanya. “Kan sekarang hari terakhir…” Nyonya Susana menepuk paha Radit. “Biasa-biasa tuh…,” jawab Radit sambil memasang hetset ke telinganya, kemuidian menekan



458 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



tombol play di layar hp Blackbarry yang baru kemarin di beli di toko Maju Jaya. “Ya udah Ma, Radit ke kamar dulu. Mau istirahat,” Radit langsung berjalan menuju kamarnya. Anak tangga yang sudah biasa jadi jalan yang menghubungkan lantai atas dan bawah, kini dibalut dengan karpet hijau, sudah 3 hari yang lalu. Radit langsung menghempaskan tubuhnya begitu ia sampai di kamarnya. Rasa penat dan capek yang sudah tiap hari dirasakannya, masih Radit rasakan meski ia sudah menggeliat panjang dikasurnya. Bayangan wajah Dhara kembali hadir. Gadis yang sampai saat ini masih dicintainya itu, tidak pernah lagi menghiraukan panggilannya. Dimana pun. Radit memejamkan mata, berusaha membuang bayangan itu. Ia tahu, ia tidak akan pernah bisa lepas dari takdir orang tuanya. Orang tua yang selalu mengatasnamakan keturunan ningrat dari segala yang Radit lakukan. Lama Radit memejamkan mata, bukan ketenangan yang dirasakannya, namun bayangan gadis yang pernah menamparnya itu masih saja terus mengelebat di matanya. “Dhara…,” kata Radit berat tanpa membuka matanya. Bayangan Dhara semakin nyata. Hingga Radit terpaksa membuka matanya ketika pintu kamar di ketuk orang. Dan bayangan itupun sirna seketika. 459 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Masuk…!” teriak Radit yang masih tetap terbaring di kasurnya. Kekuatan Radit untuk bangun dan membuka pintu seakan ikut sirna bersama sirnanya bayangan Dhara. “Hai….” Pengetuk pintu itu masuk dan langsung membuat Radit terperanjak bangun dari baringannya. “Calsa…!” ucap Radit terkejut. Orang yang disebut namanya oleh Radit hanya senyum-senyum saja melihat keadaan Radit. “Ngapaen ke kamarku…?” Radit sudah berdiri di dekat Calsa. Namun Calsa terus saja duduk di pinggir kasur, tanpa merasa bersalah. Pastinya, Radit tidak menginginkannya. “Kan tadi disuruh masuk. Sekarang kok malah ngomong gitu….” Calsa tersenyum karena telah berhasil membuat Radit kikuk. Radit hanya mendesah kesal. “Ok… aku memang menyuruh masuk. Tetapi jika aku tahu itu kamu, jangankan nyuruh masuk, menjawab ketukanmu saja aku nggak sudi…!” teriak Radit kemudian. Kedua mata gadis itu terdiam sejenak. Ada raut sedih. Radit tidak peduli padanya. Gadis itu berlari keluar dari kamar Radit. Keluar. Dan entah apa yang terjadi selanjutnya. Yang Radit tahu, setelah itu



460 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



terdengar suara deru mobil meninggalkan halaman rumahnya. *** Seperti biasa, Nyonya Marina mengunjungi Dokter Adnan di ruangannya saat waktu istirahat. Dokter Adnan yang sudah tahu pasti kedatangan Nyonya Marina, sudah menyiapkan berkas-berkas rumah sakit untuk mencari tahu suster yang ikut membantu pesalinan wanita – yang masih kelihatan cantik itu – yang kini duduk resah dihadapannya. Ia di damping pegawai yang bekerja di sini. Lalu mencoba mencari-cari. “Apakah dokter ingat sesuatu?” tanya Nyonya Marina ketika melihat dokter. “Suster Helena…,” ujarnya kemudian. Nyonya Marina mengernyitkan dahinya mendengar penuturan dokter tersebut. Ia merasa tidak pernah mendengar nama suster itu kecuali hari ini. “Saya yakin, dia salah satu yang ikut membantu persalinan Anda…,” ucap Dokter Adnan beralih memandang wanita beranak satu itu. “Saya merasa baru sekarang mendengar namanya, Dokter,” Nyonya Marina mengungkapkan keheranannya. Dokter Adnan itu hanya mengangguk-angguk. 461 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Dia tergolong suster yang rajin bekerja dan tidak banyak bicara. Dan 4 hari setelah Anda selesai melahirkan, Suster Helena pulang kampung karena mendadak dapat telepon dari keluarganya. Dan setelah itu, kami tidak pernah lagi mendengar kabarnya. Itupun tanpa suatu kejelasan, apakah dia sudah benar-benar akan berhenti bekerja di sini atau tidak. “Jika boleh saya sarankan, baiknya Anda bicarakan masalah serius ini dengan suami Anda. Karena emmm… maaf saja, saya melihat hanya Anda yang ingin mencari kebenaran putri Anda itu. Apa suami Anda tidak ingin ikut membantu? Atau hanya sekedar apa gitu?” kata pegawai tegas yang sudah belasan tahun bekerja mengurusi administrasi. Pegawai rumah sakit benar-benar membuat Nyonya Marina bungkan seribu bahasa. Tidak mungkin ia katakan. Sebenarnya, suaminya itu sangat tidak setuju dengan pencarian ini. Suaminya memang tidak suka dengan Dhara. “Baik Pak, saya akan coba bicara dengan suami saya. Mungkin nanti setelah saya pulang dari rumah sakit ini…,” ucap Nyonya Marina kemudian. Di wajah Nyonya Marina yang masih terlihat cantik, jelas sekali kegelisahan yang kini merundungnya. “Kalau begitu, saya permisi dulu….” Nyonya Marina pergi pulang setelah Dokter Adnan dan pegawai rumah sakit menjabat tangannya. Dokter 462 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



dan pegawan itu hanya bisa memandang iba dengan apa yang terjadi pada pasiennya, belasan tahun yang lalu. Kaca mata minsnya ia lepas kemudian menghapus setitik bening yang hampir jatuh membasahi buku dokumen dihadapannya. *** “Saya mau bertemu pimpinan perusahaan…” Nyonya Marina mendatangi resepsionis perusahaan suaminya. “Mari Bu…, silakan.” Petugas itu mengantar melangkah ke ruangan Tuan Taufik. Nyonya Marina mengikuti dari belakang. Tok tok tok… “Masuk!” teriak Tuan Taufik dari dalam. “Mari silakan masuk, Bu… Kebetulan Bapak ada di dalam…,” sekretaris itu membukakan pintu, kemudian berlalu. Nyonya Marina masuk dan menutup pintunya kembali. “Mama…” Tuan Taufik menghampiri istrinya yang memilih duduk di sofa dekat jendela kaca. “Ma… ada apa?” Tuan Taufik merangkul istrinya. Nyonya Marina memandang harap-harap cemas, karena tidak biasa istrinya datang ke kantor menemui suaminya. 463 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Pa, Mama ingin bicara serius dengan Papa…,” ucap Nyonya Marina terbata. “Tentang baju kuning itu? Ma… sudahlah, ini hanya akan membuat kita sibuk. Hanya akan membuang waktu kita dengan percuma. Papa malas jika Mama terus-terusan seperti ini. Calsa itu putri kita Ma. Dia putri kita satu-satunya….” kata Tuan Taufik marah. Nyonya Marina hanya diam, hanya isak tangisnya yang tedengar. “Jika jauh-jauh Mama datang menemui Papa, untuk hal ini, Papa kecewa!” lanjut Tuan Taufik. Ucapannya terhenti ketika HP Nyonya Marina berbunyi. Setelah melihat siapa yang menelfon, Nyonya Marina langasung mengangkatnya. “Halo…,” ucap Nyonya Marina menjawab teleponnya. “Ya... bisa Dokter bacakan alamatnya? Baik saya tulis…,” kemudian Nyonya Marina pun menulis tiap kata yang keluar dari mulut Dokter Adnan. “Terima kasih dokter…,” ucap Nyonya Marina kemudian mengakhiri panggilannya. “Siapa yang menelepon, Ma….?” tanya Tuan Taufik yang sebenarnya sudah tahu siapa yang menelepon. “Dokter Adnan, Pa…” jawab Nyonya Marina sambil menekan nomor yang baru menghubunginya, kemudian menekan tombol save in phone book. 464 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Nyonya Marina menyimpan nomor tersebut di kontak HP-nya. “Dokter Adnan memberikan alamat Suster Helena Pa…,” lanjut Nyonya Marina sebelum suaminya bertanya panjang lebar. “Siapa? Suster Helena?” ucap Tuan Taufik terkejut, seperti ada sesuatu. Nama itu sudah sekian lama tidak pernah didengarnya lagi, bahkan sudah ia lupakan nama itu. “Apa hubungan Mama dengan Helena?” tanya Tuan Taufik mulai gelisah. Rona wajahnya berubah seketika. “Dokter Adnan bilang, Suster Helena adalah salah satu dari beberapa suster yang membantu persalinan Mama, Pa… Jadi Mama akan mencarinya dan akan meminta keterangannya. Mama sangat ingin masalah ini cepat terselesaikan,” jawab Nyonya Marina menatap suaminya. “Papa melarang Mama bertemu dengan suster itu…,” ucapan Tuan Taufik membuat aliran darah Nyonya Marina terhenti. “Apa maksud Papa? Papa sengaja membiarkan Mama gelisah sendiri, sibuk sendiri mencari jati diri putri kita yang sebenarnya. Dan sekarang, setelah Mama menemukan jalan, Papa melarang Mama menempuhnya.



465 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Tidak Pa. Papa sama sekali tidak berhak melarang Mama. Karena ini hidup Mama dan Papa tidak berhak ikut campur.” Nyonya Marina bangkit dan langsung membuka pintu. Hendak keluar. “Tapi Papa ini suami Mama. Apapun yang jadi keputusan Papa, Mama tidak boleh melanggarnya!” teriak Tuan Taufik. “Sekarang Papa sudah sadar kalau Mama ini adalah istri Papa? Tapi jika memang Papa menganggap Mama adalah istri Papa, kenapa Papa tidak mau ikut menanggung beban yang Mama pikul? Kenapa justru Papa yang mempersulit jalan Mama dalam mencari kebenaran. “Jika memang Mama istri papa dan Papa adalah suami Mama, tentunya, siapapun putri kandung kita, maka ia juga putri Papa. Mama harap Papa sadar itu!” Setelah berkata Nyonya Marina keluar, membanting pintu dengan keras hingga membuat karyawan yang kebetulan mendengarnya merasa heran. “Aaakh…!” Tuan Taufik melemparkan benda yang ada dihadapannya. *** Desa Sukamaju, Bandung Nyonya Marina melihat tulisan itu di plat warna hijau di pinggir jalan. Di sampingnya terlihat gang menanjak, agak masuk ke dalam. Nyonya Marina 466 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



menarik gas untuk laju mobil, masuk ke gang tersebut. Ia sengaja menyetir sendiri ke desa tersebut. “Permisi Pak… rumah Suster Helena dimana ya?” Nyonya Marina menghentikan mobilnya kemudian bertanya pada laki-laki separuh baya yang kebetulan akan menyebrang jalan. “Suster Helena naon atu Neng?” tanya laki-laki paruh baya itu dengan logat sundanya. “Suster Helena yang…” Nyonya Marina tampak berfikir mencari cara menjelaskan orang yang ditanyakannya. Kemudian ia mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Sebuah foto. Ya, foto Suster Helena yang didapatkannya dari petugas rumah sakit. “Emmmm… ini Pak, kebetulan saya punya fotonya.” Nyonya Marina turun dari mobil, kemudian memperlihatkan foto yang ada di tangannya. “Ooh… Kalau yang ini mah, Bapak tahu, Neng. Tapi bukan Helena namanya,” jawab laki-laki paru baya itu setelah melihat foto yang ditunjukkan Nyonya Marina. “Rumahnya, Neng lurus saja, kemudian nanti ada conter. Di selatannya ada jalan ke timur. Neng masuk ke jalan itu. Nah… setelah itu, ada rumah cet kuning. Di halamannya ada pohon rambutan. Itu rumah orang



467 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



yang Neng maksud,” ucap laki-laki paruh baya itu sambil menunjuk arah dengan jari telunjuknya. “Terima kasih Pak,” ucap Nyonya Marina sambil membungkukkan sedikit badannya. “Sama-sama… Mari Neng…,” ucap laki-laki paruh baya itu kemudian menyebrang jalan dan hilang turun di bukit. Nyonya Marina melajukan mobil kembali, mengikuti arah petunjuk laki-laki yang ditemuinya tadi. Rumah dengan cat warna kuning yang sudah agak buram. Di halamannya berdiri pohon rambutan yang buahnya lebat dan sudah kelihatan matang karena warnanya sudah merah semua. Nyonya Marina memarkir mobilnya pas di bawah pohon rambutan itu. Kemudian keluar dari mobil. Membuka kaca mata coklatnya. Berjalan pelan menghampiri pintu. Matanya memandang ke sekitar. Tok tok tok Tangan yang masih terbalut sarung tangan itu mengetok pintu. Berkali-kali. Tapi tidak ada jawaban. Tapi masih ada tanda-tanda kehidupan di dalamnya. Tok tok tok “Assalamualaikum…” Nyonya Marina kembali mengetok pintu, namun kali ini disertai dengan ucapan salam. Tapi, tetap saja sama. Rumah itu kelihatan sepi. Ada rumah laba-laba dimana-mana. Setelah cukup lama ia berdiri dan 468 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



mengetok pintu, akhirnya memutuskan untuk pulang. Kembali esok hari. Namun, baru saja Nyonya Marina membuka pintu mobil dan menghidupkan mesinnya, seseorang tampak keluar. Membuka pintu. Dengan cepat Nyonya Marina menghampirinya. “Assalamualaikum, Ibu…,” Nyonya Marina kembali mengucapkan salam sambil menjabat tangan orang yang baru keluar membukakan pintu. “Maaf, tadi ada di belakang. Jadi, baru dengar ketika ada suara mobil. Makanya baru buka pintu…,” ucap wanita dengan senyumnya yang dipaksakan. “Nggak apa-apa Bu... Kenalkan, saya Marina,” ucap Nyonya Marina pelan. “Eh, mari silakan masuk…!” ajak ibu itu yang mengaku namanya Sumin. Nyonya Marina masuk dan langsung duduk setelah dipersilakan. Tidak lama keduanya terdiam. Mata Nyonya Marina tak henti memandangi seluruh isi rumah itu. Kemudian matanya menangkap sosok dalam foto. Sosok yang sama persis dengan foto yang didapatkan dari pegawai rumah sakit. “Emm… saya ingin bertemu dengan Suster Helena, Bu…” Mendengar ucapan Nyonya Marina, Bu Sumin beranjak masuk ke dalam kamarnya tanpa sepatah katapun. 469 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Nyonya Marina merasa tidak nyaman hati. Matanya yang masih tidak lepas dari suasana dalam rumah itu, kemudian tertarik dengan pajangan dari bambu yang di dalamnya tampak sepasang kekasih sedang tersenyum bahagia. Nyonya Marina meraih gambar tersebut dan mengamatinya dengan teliti. Air matanya membasahi mata tiba-tiba saat melihat gambar tersebut. Gambar yang sudah tidak asing lagi di matanya. Ya, itu gambar Tuan Taufik, suaminya. Dengan cepat ia masukkan gambar tersebut ke dalam tas yang disandangnya. Bu Sumin keluar dengan sebuah kotak di tangannya. Nyonya Marina yang melihatnya merasa heran, kedua alisnya bertemu. “Ini hadiah dari putri saya untuk Anda…,” ucap Bu Sumin sambil menyeka air mata yang tiba-tiba membasahi bola matanya, sampai menetes. Nyonya Marina yang sudah duduk di tempat semula hanya menatap heran ke arah Bu Sumin yang tibatiba menangis tanpa sepatah katapun. “Helena sudah meninggal 3 tahun yang lalu…,” ucap Bu Sumin pelan. “Innalillahi wa inna ilaihi raaji’iuun…” sahut Nyonya Marina pelan Kini terjawab sudah keheranannya dengan sikap dingin Bu Sumin. 470 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Putri saya, Helena, meninggal karena kecelakaan. Dan saya menemukan kotak itu 10 hari setelah acara berkabung selesai. Tapi saya juga tidak tahu isi dan maksud dari kotak itu. Saya tidak pernah membukanya. Dan lagi pula, kotak itu bukan untuk saya, jadi saya merasa tidak berhak,” tutur Bu Sumin sambil terus mengusap air matanya yang masih meleleh. “Kalau boleh tahu, ada kepentingan apa mencari putri saya?” tanya Bu Sumin setelah tangisnya agak reda. Nyonya Marina jadi bingung mau jawab apa. Tidak mungkin ia menjawab ingin bertanya tentang peristiwa persalinan dan nasib putrinya. Karena hal itu akan membuat hati Bu Sumin semakin sedih dan berduka. “Sebenarnya, saya temannya di Jakarta. Sudah lama saya tidak mendengar kabarnya, makanya saya datang ke tempat ini untuk mencarinya. Tapi, maaf sekali jika kedatangan saya ke sini kembali membuat ibu berduka dan sedih karena ingat dengan kepergiannya.” Suara Nyonya Marina sedikit gugup. “Tapi, kenapa kotak ini Ibu berikan kepada saya?” tanya Nyonya Marina mengangkat kotak yang ada di hadapannya. “Saya juga tidak tahu apa alasan Helena… Mungkin Helena menyelipkan surat di dalamnya. Saya hanya melihat ada foto Anda di atas kotak ini…” Bu



471 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Sumin menyerahkan selembar foto pada Nyonya Marina. “Memang tidak ada tulisan atau kesan agar kotak ini diberikan pada Anda, tapi dengan adanya selembar foto itu, saya yakin tidak salah orang. Mungkin, semuanya ada di dalam kotak itu,” lanjut Bu Sumin yang kembali mengusap air matanya. “Kalau begitu, saya permisi dulu, Bu. Sudah sore.” Nyonya Marina beranjak dari duduknya. “Assalamualaikum…” ucap Nyonya Marina setelah berjabat jangan. Kemudian pergi dengan mobilnya. *** Nyonya Marina melempar keras sebuah pigura foto dari bambu ke hadapan suaminya. Tuan Taufik yang sedang membaca Koran, langsung melempar korannya. “Apa-apaan Ma…?!” tanya dengan suara lantang. “Apa-apaan? Pa! Seharusnya Mama lah yang bertanya, Papa apa-apaan?” Suara Nyonya Marina lebih keras. Calsa yang tiduran di kamarnya langsung keluar dan mengintip dibalik tangga, mendengar suara mamanya yang baru kali ini sehisteris itu. “Pa, jelaskan semua foto itu pada Mama! Sekarang Papa masih akan berbohong dengan 472 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



semua bukti ini?! Kenapa Papa diam?!” teriak Nyonya Marina semakin keras. Matanya merah. Jelas sekali kemarahannya. “Oh… Mama tahu sekarang. Gara-gara ini, Papa melarang Mama mencari tahu tentang baju kuning itu kan? Hebat. Papa hebat karena selama ini sudah berhasil membuat Mama percaya. Sekarang Mama minta Papa jelaskan semuanya!” Nyonya Marina mendorong Tuan Taufik yang akan memeluknya. “Apa hubungan Papa dengan suster itu? Apa Pa… Papa jahat!” Nyonya Marina masuk kamar dan menguncinya dari dalam. Calsa yang hanya mendengar dari jauh, tidak dapat menyimpulkan apa sebenarnya yang terjadi pada orang tuanya. Yang ia tahu, selama ini sikap mamanya berubah aneh dan mengherankan. Nyonya Marina menangis di kamarnya. Tak ia hiraukan teriakan suaminya yang memukul pintu agar dibuka. “Papa akan jelaskan semuanya Ma, tapi buka dulu pintunya…!” Tuan Taufik terus memukul pintu kamarnya. Namun tetap saja Nyonya Marina enggan membukanya. Semakin keras Tuan Taufik memukul pintu, semakin keras pula tekad Nyonya Marina untuk tidak



473 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



membuka pintu dan membiarkan suaminya tidur di sofa. Ia menangis sejadi-jadinya. Bayangan foto dalam pigura kayu itu masih tergambar jelas dalam ingatannya. Laki-laki yang sudah dicintainya sepenuh hati itu ternyata telah membohonginya selama ini. Nyonya Marina baru ingat dengan sebuah kotak pemberian Bu Sumin. Satu-satunya barang peninggalan Suster Helena yang ditujukan padanya. Dengan sisa air mata yang masih terus mengalir, tangannya gemetar meraih kotak itu, kemudian membukanya. Mata Nyonya Marina terbelalak kaget ketika melihat isi kotak itu. Selembar foto tanpa pigura hasil cetak Suster Helena. Foto yang sama persis dengan foto yang sering dilihatnya di rumah Dhara. Foto bayi yang memakai baju kuning berlogo C. Baju yang selama ini dicarinya. Di bawah foto itu, terselip surat yang bertuliskan namanya. Nyonya Marina membuka dan membacanya.



Buat Marina, wanita cantik yang kaya raya…. Entah dari mana aku akan mengatakan padamu, entah dari mana aku harus memulai, karena semua ini terjadi lantaran sakit hatiku yang tak bisa terobati, sakit hati yang akhirnya aku bawa mati..



474 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Marina…. 1 bulan sebelum acara pernikahanmu dengan suamimu, hari-hariku yang bahagia dan sejahtera berganti menjadi harihari yang suram dan menakutkan. Kamu tahu kenapa? Karena suamimu, Taufik yang saat itu masih resmi menjadi suamiku akan pergi meninggalkanku dan lebih memilih hidup bersamamu yang kaya dan banyak harta. Aku menangis bukan karena hanya aku yang akan kehilangannya, tapi bayi yang aku kandung. Ya, saat itu aku hamil 2 bulan, hamil muda. Aku menangis karena bayi yang nantinya akan aku lahirkan tanpa seorang ayah, tanpa ayah di sampingnya. Dan anakku juga akan tumbuh dewasa tanpa seorang ayah yang merangkulnya. Aku sudah tidak tahu lagi harus bagaimana saat itu. Dan aku masih tetap coba bersabar. 1 bulan setelah pernikahannya denganmu, suamimu yang saat itu juga masih sah sebagai suamiku datang ke kampungku. Dia menemui aku. Kamu tidak tahu betapa bahagianya aku saat itu. Walau 1 bulan yang lalu dia telah mencampakkan aku, tapi bulan berikutnya dia datang menghampiriku lagi, pastinya aku terima dia dengan baik. Karena bagaimanapun, dia adalah ayah dari bayi yang aku kandung. Namun kamu tahu apa yang terjadi Marina…? Taufik memberiku segelas susu yang sudah dicampur



475 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



dengan obat keras, obat penggugur kandungan. Saat itu juga darah mengalir deras dari rahimku, aku keguguran. Jeritan histeris keluar dari mulutku. Suamimu itu hanya diam menatapku yang berjalan sempoyongan. Memang, air bening mengalir dari kedua bola matanya, tapi sebening apapun yang keluar dari bola matanya, air itu tetap busuk, sama busuknya dengan hati suamimu. Dia tega mencampakkanku demi menikahimu. Dan dia juga tega membunuh calon bayinya sendiri yang akan aku lahirkan. Darah dagingnya sendiri, buah dari cintanya bersamaku. “Maafkan aku Lena, aku terpaksa melakukan semua ini, karena aku sudah menikah dengan Marina. Aku tidak mau kebahagiaanku hancur dengan kelahiran bayimu itu… maafkan aku…” Kata-kata itulah yang diucapkan suamimu sebelum kemudian dia pergi dengan tanpa perasaan. Dia pergi tanpa rasa bersalah. Hatiku hancur Marina, hancur. Kamu telah menghancurkan hidupku…! Kamu telah merebut suamiku dan menyebabkan bayi dalam kandunganku mati. Aku benci kamu, Marina, aku benci kamu! Aku menaruh dendam padamu Marina dan Taufik. Aku berjanji akan menghancurkan keluargamu. Tidak peduli juga apa yang akan terjadi padaku. Yang penting, aku harus melaksanakan misiku, menghancurkanmu dan keluargamu. Hingga ketika aku mendengar kamu akan melahirkan putri pertamamu yang juga putri pertama suamiku, dan kebetulan di



476 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



rumah sakit tempatku bertugas, dendamku membara, hatiku bergejolak untuk menghancurkanmu. Dan akupun langsung membantu persalinanmu. Dan setelah bayi tak berdosa itu keluar dari rahimmu, aku langsung menukarnya dengan bayi yang dilahirkan oleh Bik Imah yang ternyata ia adalah pembantumu sendiri. Dan tak seorangpun yang tahu hal itu. Jika aku tidak mempunyai anak dari pernikahanku dengan Taufik, maka aku tidak akan membiarkanmu mempunyai keturunan darinya. Karena kita sama-sama mencintainya, sama-sama ingin bahagia. Namun suamiku rela pergi dari hidupku demi kamu dan hartamu. Maafkan aku Marina, aku menukar bayimu dengan bayi pembantumu… Maafkan aku, aku khilaf… Maafkan aku Marina… Tapi kini aku sudah katakan semuanya padamu, dan aku juga memberimu foto putrimu dengan baju kuning yang kamu pakaikan sendiri, jika kamu ingin bertemu dengan putrimu, carilah foto yang sama dengan foto yang ada dalam kotak di tanganmu ini… Marina… Berjanjilah kau tidak akan marah dan membenci suamimu. Karena aku yakin ia tidak akan bercerita tentang semua ini padamu. Karena ia ingin kamu hidup bahagia bersamanya, tanpa ada bayangan masa lalu yang menghancurkan. Berjanjilah kau akan mencari putri kandungmu sendiri,



477 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



karena arwahku tidak akan tenang di alam sana jika melihat putrimu hidup menderita karena jauh darimu. Aku berdosa karena telah memisahkan bayi yang tak berdosa itu dengan orang tua kandungnya….” Helena



Kertas surat itu basah tersiram tetesan air mata dari bola mata Nyonya Marina. Ia tidak menyangka dengan kenyataan yang kini di hadapannya. Ternyata apa yang dirasakannya selama ini benar, Dhara yang selalu membuatnya damai jika berdekatan ternyata adalah putri kandungnya. Nyonya Marina meraih selembar foto bayi yang memakai baju kuning itu, kemudian dipeluknya dan diciumnya berkali-kali. Tak menyangka kalau gadis yang selama ini membanting tulang demi mempertahankan hidupnya adalah putri kandungnya. Gadis yang juga pernah jadi pembantu di rumahnya. “Astaghfirullah, Dhara, maafkan Mama sayang…,” ucap Nyonya Marina sambil memeluk foto Dhara. Dicium kembali foto oleh Nyonya Marina yang juga basah dengan air mata itu. Badannya yang kian melemas, jatuh pingsan, tak sadarkan diri. *** 478 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Perjumpaan Buah Cinta



Ruangan bercat putih dan bau obat-obatan yang sangat menyengat hidung membuat Nyonya Marina bangun dari pingsannya. Ia mengingat-ingat kejadian sebelum dirinya terbaring dalam ranjang kaku warna klabu itu. Hingga kemudian Nyonya Marina menjerit histeris ketika seorang suster masuk ke dalam ruangannya. “Pergi…! pergi…! Jangan ambil anakku…!” teriak Nyonya Marina ketakutan. Namun tak lama kemudian, ia sudah kembali tenang setelah suster itu menyuntikkan obat penenang di lengan Nyonya Marina. “Ada apa, Sus…?” tanya Tuan Taufik tiba-tiba masuk setelah mendengar jeritan itu. Calsa datang dengan surat bertinta merah di tangannya. Matanya basah oleh air mata. Bibirnya bergetar menahan tangis. Kini Calsa tahu semuanya. Kini, ia tahu siapa sebenarnya, bagaimana masa lalu ayahnya, apa penyebab keanehan dan perubahan yang terjadi pada mamanya selama ini. Kini, semuanya telah terjawab.



479 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Terjawab setelah tanpa sengaja Calsa menemukan selembar kertas lusuh dan kemudian membacanya. “Pa… kenapa Papa rahasiakan semuanya dari kita? Kenapa Pa…?” Calsa menghempaskan tangan papanya yang hendak memeluknya. “Papa jahat…!” teriak Calsa sambil berlari menjauh dari Tuan Taufik. *** Calsa terus berlari menyusuri lorong dan jalanan yang penuh sesak oleh asap kendaraan bermotor. Air matanya yang terus mengucur deras tak jadi alasan untuk berhenti. Calsa mencari sesuatu. Makam. Ya, Calsa mencari makam seseorang. Pak Mahmud. Supir pribadi Tuan Taufik yang bertahuntahun melayaninya dan tak jarang menerima cacian ternyata adalah ayah kandungnya. Hingga kemudian langkahnya terhenti di sebuah makan yang tertulis dalam nisannya, ‘Mahmud bin Ahmad’. Itulah makan ayahnya, makam ayah kandungnya. “Ayaaaaaah…!” tangisnya sambil mencakar tanah yang sudah tak lagi berwarna merah itu. Tanah yang kini tak lagi basah. Tanah yang hanya menyisakan kebisuan. “Ayah… Calsa yakin Ayah mendengar. Ini Calsa Ayah! Putri kandung Ayah… Maafkan Calsa Ayah…!” 480 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



teriaknya sambil terus mencakar tanah makam ayahnya. Tangis Calsa yang semakin keras membuat orang – yang kebetulan juga sedang ke makam keluarganya – menoleh keheranan dengan tatapan tidak suka. Namun Calsa tidak memedulikannya. Ia terus saja menangis sejadi-jadinya. Ia ingat bagaimana dulu memperlakukan Pak Mahmud. Ia ingat bagaimana dulu dengan sengaja membuat Pak Mahmud meninggal dunia. “Non Calsa…!” Bik Imah yang kebetulan saat itu juga datang ke makam suaminya, terkejut melihat Calsa menangis sambil memukul tanah yang sudah hampir merata lagi. Calsa tidak menjawabnya. Ia berlari menjauh dari wanita tua yang ternyata adalah ibu kandungnya. Ia terus saja berlari tanpa menoleh ke belakang, hingga, “Aaaaaaaaaaaaaaaa…!” Sebuah mobil dengan kecepatan yang tidak bisa dikurangi menabrak Calsa dari belakang. Bruukk. Tubuh Calsa jatuh dengan darah yang keluar dari tubuhnya. Bik Imah mendekat. Kemudian langsung menghubungi keluarganya. Beberaa menit ambulan datang. Membawa tubuh Calsa yang berlumuran darah ke rumah sakit.



481 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



*** “Calsa… sayang… apa yang terjadi?” Tuan Taufik mengikuti dokter yang membawa Calsa ke ruang ICU. “Maaf Pak! Sebaiknya Anda tidak ikut ke dalam…,” ucap dokter sambil menutup pintu. Tuan Taufik hanya mendesah kesal, menyesal dengan semua yang terjadi. Percuma selama ini ia simpan rapi-rapi cerita masa lalunya jika sekarang tetap kebahagiaannya hancur. Nyonya Marina sudah sadar dan mulai stabil lagi keadaannya. Ketika mendengar suara Dhara, langsung turun dari ranjangnya. Suntikan infus yang masih di pergelangan tangannya ditarik paksa, lepas. Ia berlari mencari sumber suara. Suara Dhara. Ia yakin itu. “Dharaaaaaa…!” teriak Nyonya Marina keras “Dharaaaa…! Putriku…!” Nyonya Marina langsung memeluk Dhara tanpa permisi. “Putriku…,” ucapnya sambil menangis. Dhara tidak mengerti maksud dari ucapan majikan bundanya yang dipanggilnya ‘tante’ itu. Lama Nyonya Marina memeluk Dhara. Tuan Taufik yang melihatnya, hanya diam saja semenjak kejadian di rumahnya kemaren itu. Dia tidak lagi berani bicara apapun pada



482 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



istrinya. Sebab istrinya masuk rumah sakit ini juga karena Helena, mantan istrinya. “Dhara sayang, apa yang Mama rasakan selama ini ternyata benar… Kamu adalah putri kandungku,” ucap Nyonya Marina sambil melepas pelukannya. Dhara hanya mengernyitkan dahinya. Tidak mengerti. “Putriku….” Nyonya Marina memeluknya lagi. Bik Imah yang juga berdiri di antara mereka saat itu merasa cemburu dan sakit hati jika Dhara benarbenar bukan putri kandungnya. “Bik, terima kasih telah merawat putriku sedemikian baiknya…,” ucap Nyonya Marina balik memeluk bi’ Imah. “Apa maksud Nyonya?” tanya Bik Imah beranikan diri meski dengan suara yang gugup. “Dhara itu putri kandungku Bik. Dhara dan Calsa sengaja ditukar sewaktu mereka masih bayi oleh Suster Helena, salah satu suster yang membantu persalinanku.” Nyonya Marina kemudian menceritakan semuanya. Menceritakan perihal firasatnya tiap kali dekat Dhara, kunjungan ke rumah sakit, sampai akhirnya ada kotak wasiat dari Helena. Dan ia pun juga menceritakan isi suratnya. Mendengar hal itu, Bik Imah langsung bersimpuh di kaki Nyonya Marina. 483 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Ampun Nya. Bukan saya yang menukar bayi Nyonya… Sumpah Nya. Saya tidak ada kaitannya dalam masalah ini…,” ucap Bik Imah yang menangis di kaki majikannya. “Masa Allah, Bik, apa yang Bik Imah lakukan? Bangunlah Bik! Aku tahu ini semua bukan salah Bik Imah. Bik Imah dan aku hanyalah korban, korban dari dendam seseorang yang kita tidak ikut melakukan kesalahan terhadapnya…” ucap Nyonya Marina melirik ke arah suaminya. “Dhara adalah putriku Bik. Dia putri kandungku dan Calsa adalah putri kandung Bik Imah…,” ucap Nyonya Marina dan kembali memeluk Dhara. “Ma… Mama…,” ucap Dhara menangis dalam pelukan Nyonya Marina. *** Dokter keluar dari ruangan Calsa. Semua mata tertuju pada dokter, tak terkecuali Bik Imah. Jika waktu lalu Calsa sering memaki dan menyakitinya, itu karena ia adalah majikannya. Dan sekarang, jika Calsa kembali mencaci dirinya dan tak mau mengakui dirinya sebagai ibu kandungnya, dia tidak tahu lagi harus berbuat apa.



484 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Bagaimana kondisi putriku, Dokter?” tanya Tuan Taufik yang masih tidak bisa terima jika memang benar-benar Calsa bukanlah putri kandungnya. “Kondisinya masih belum bisa dipastikan karena sampai saat ini, belum ada pendonor darah yang datang ke rumah sakit ini…,” ucap dokter pelan. “Ambil saja darahku, Dokter. Yang penting putriku selamat…,” ucap Bik Imah sambil menangis. Dhara menghampiri Bik Imah kemudian merangkulnya. “Bunda… Dhara merasakan apa yang Bunda rasakan. Tapi Bunda harus tenang ya….” Dhara tetap merangkul bundanya. Cinta dan kasih Dhara tidak berkurang meski ia kini tahu bahwa wanita baik hati yang selama ini ia panggil ‘bunda’ adalah bukan ibu kandungnya. Bik Imah menangis di pelukan Dhara. Ia ingin pelukan itu tetap selalu dinikmatinya. Tapi, ia kini juga harus tahu siapa Dhara, siapa dirinya dan siapa putri yang keluar dari rahimnya. “Kita berdo’a sama-sama,” Nyonya Marina merangkul keduanya. *** “Ma….”



485 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Calsa yang baru sadar dari kamarnya, langsung memanggil Nyonya Marina. Lidahnya terasa pahit bukan hanya karena ia sekarang terbaring tidak berdaya di ranjang rumah sakit, tapi juga karena panggilan ‘mama’ pada wanita kaya itu sudah tidak pantas lagi untuknya. Ia sudah tidak pantas memanggil Nyonya Marina dengan sebutan Mama. Karena kini, ia tahu kalau mama yang selama ini memanjakannya dengan harta kekayaan ternyata bukanlah ibu kandungnya. Justru wanita tua yang selama hidupnya hanya menerima cacian dan hinaan dari Calsa adalah orang tua kandungnya. “Ya sayang…,” Nyonya Marina yang menyangka Calsa belum tahu rahasia besar dalam hidup. Mencoba tegar dengan memanggilnya ‘sayang’. “Mama, Calsa bahagia, ternyata Mama masih sayang Calsa…,” ucap Calsa. Air matanya mulai mengalir. “Apa maksud Calsa, sayang….” Nyonya Marina mencium tangan Calsa. “Ma, Pa, Calsa sudah tahu semuanya. Calsa sudah tahu identitas Calsa, siapa Calsa sebenarnya…,” ucap Calsa terbata-bata. “Sssst, sayang, bukan saatnya ngomongin soal itu. Sekarang Calsa tidak boleh mikir apapun. Yang penting Calsa sembuh ya….” 486 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Tuan Taufik ikut mengalirkan air mata melihat Calsa yang sangat dicintainya. Buatnya, Calsa adalah hidupnya. Ia sudah tulis di surat keluarganya kalau Calsa-lah pewaris tunggal harta yang berlimpah. Dan sekarang, kenyataan pahit membalikkan takdir hidupnya. Calsa yang sangat dicintainya ternyata bukanlah putri kandungnya. Malah Dhara, gadis kampung yang sangat dibencinya ternyata adalah putri kandungnya, darah dagingnya. “Kenapa baru sekarang Calsa tahu Ma, Pa? Kenapa tidak dari dulu ketika Calsa masih kecil, ketika Calsa masih tidak mengerti tentang kehidupan?” Calsa menangis. Bik Imah yang duduk di pojok juga ikut menangis. Dhara masih tetap merangkul bundanya. “Calsa sudah membunuh Papa Calsa sendiri Ma…!” Teriak Calsa histeris. “Calsa adalah penyebab Pak Mahmud meninggal dunia yang ternyata Pak Mahmud adalah orang tua yang darahnya mengalir di tubuh Calsa… Calsa benci kelakuan Calsa…!” teriak Calsa semakin keras. Namun suaranya tiba-tiba surut, badannya lemas. Calsa pingsan. “Calsaaaa…!” teriak semuanya bersamaan. Tuan Rahmat dan keluarganya yang mendengar berita kecelakaan Calsa, juga datang ke rumah sakit. Radit yang melihat Calsa dalam ruangan itu merasa



487 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



aneh. Tidak biasanya, Tuan Taufik, Dhara juga bundanya akur. Dokter datang untuk memeriksa keadaan Calsa. “Sebaiknya, pasien jangan diganggu dulu. Kondisinya belum stabil. Dia masih butuh istirahat. Saya permisi dulu,” ucap dokter setelah memeriksa Calsa. Semua keluar dari kamar, tempat Calsa dirawat. *** “Ibu…,” ucap Calsa mencium tangan Bik Imah. Calsa kembali sadar setelah hampir 7 jam pingsan. “Ya anakku, ini ibumu….” Bik Imah mengalirkan air mata. Ia tak menyangka kalau Calsa akan memanggilnya ibu secepat ini. Karena selama ini, yang ia tahu, sifat Calsa sangat angkuh dan sombong. Ia tidak mau berbuat baik pada siapapun. Dan sekarang, di depan matanya, ia memanggil dirinya ‘ibu’. Ini sungguh di luar dugaan. “Calsa minta maaf atas segala dosa dan kesalahan Calsa selama ini. Calsa berdosa sudah membuat ibu menderita selama berada di dekat Calsa…” “Dhara…,” Calsa beralih memandang Dhara yang berdiri di samping Bik Imah. “Vir, eh, Non Dhara….” Calsa tertawa renyah membuat tangan Dhara mencubit lembut lengan Calsa.



488 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



“Entah harus bilang apa aku padamu, Vir. Baru kemaren kamu memanggilku dengan sebutan ‘non’, baru kemarin aku sombong dengan semua kekayaanku, tapi ternyata pemilik sejatinya adalah kamu Vir, bukan aku… Aku malu…. Aku juga yang sudah menghancurkan hubunganmu dengan Radit…,” Calsa menyeringai “Non, bukan saatnya bicara seperti itu…,” kata Dhara. “Tidak Vir, jangan panggil aku ‘non’. Aku orang hina. Aku bukan orang kaya lagi…,” ucap Calsa menggenggam tangan Dhara. “Bu… Calsa ingin istirahat…,” ucap Calsa kemudian. Semua mata terarah ke ranjang tempat Calsa tergolek tak berdaya. Bik Imah menyelimuti tubuh Calsa. Satu persatu orang yang ada di ruangan itu mulai keluar. Tinggal Bik Imah yang masih setia menunggui Calsa di tepi tempat ranjangnya. Perlahan, Calsa memejamkan matanya. Tidur. Tidur tanpa mimpi. Calsa merasa senang pergi dengan maaf dari orang-orang yang pernah disakitinya. 1 jam, 2 jam, 3 jam, 4 jam, 5 jam, 6 jam, 7 jam, dan sampai 8 jam.



489 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



Bik Imah mulai khwatir karena sampai 8 jam Calsa tak kunjung bangun juga. Hingga akhirnya diperiksa pergelangan tangannya. “Tidaaaaaaaaaaaak!” Bik Imah menjerit ketika tahu Calsa sudah tidak bernyawa lagi. Semua orang masuk ke ruang Calsa dan tercenggang melihat Calsa yang sudah terbaring kaku. “Inna lillahi wa inna ilaihi raaji’un,” ucap mereka semua bersama. Selanjutnya hanya suara tangis tersedu-sedu yang terdengar. Sore itu juga mayat Calsa dimakamkan. Kini tiada lagi orang sombong yang angkuh serta congkak. Kini tiada lagi gadis manja, cantik, namun tidak disukai. Calsa. Ia sudah dipanggil ke rahmatNya. Yang tersisa hanyalah tanah merah dan dua nisan yang berdiri tegak, mematung di kedua sisi tanah merah menggunung itu. *** Beberapa bulan kepergian Calsa sudah terlewati. Radit dan keluarganya sudah tahu tentang Dhara dan Calsa yang tertukar sewaktu bayi. Semua ini adalah takdir. Dhara juga sudah pindah lagi ke rumah Nyonya Marina yang ternyata mamanya setelah kepergian Calsa. Bik Imah juga ikut pindah. Namun kali ini, ia bukan lagi sebagai pembantu di rumah 490 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



besar itu, tapi ia sudah di anggap sebagai orang tua sendiri oleh Nyonya Marina dan Tuan Taufik. Tuan Taufik juga sudah bisa menerima kenyataan bahwa Dhara adalah darah dagingnya. Tidak ada lagi marah-marah di pagi hari, tidak ada lagi cacian, dan makian setiap hari. Dhara bahagia dengan hidupnya sekarang. Namun ia tidak mau barang-barang Calsa dipindah. Dhara tetap ingin barang-barang Calsa di dalam kamarnya. Tetap utuh meski kini hanya tinggal namanya saja. “Sayang… apa keputusanmu sudah bulat?” tanya Nyonya Marina ketika akan melepas Dhara di bandara. “Ya Ma, Dhara ingin menyelesaikan kuliah di luar negeri dan hidup mandiri di sana…,” kata Dhara sambil memeluk Nyonya Marina. “Pa, Dhara hanya ingin doa Papa dari jauh.. Jika kuliah Dhara selesai, Dhara pasti pulang.” Tuan Taufik mencium kening putri yang kini dicintainya. “Bunda…, siapapun Dhara sekarang, Bunda tetaplah wanita termulia yang Dhara kenal di dunia ini. Tanpa Bunda, mungkin Dhara tak akan sebesar ini sekarang. Dhara sayang bunda…,” Dhara memeluk Bik Imah yang menangis. Ia masih shock dengan kepergian Calsa beberapa bulan yang



491 | www.bukubercerita.com



Mengikat Cinta Rahasia



lalu. Dan sekarang, hari ini, ia kembali harus melepas Dhara untuk melanjutkan study-nya ke luar negeri. “Dit… aku pernah bilang padamu, jika kita berjodoh, kita akan bertemu suatu saat nanti. Aku pergi untuk kembali. Aku hanya ingin study-ku selesai. Aku ingin cita-citaku tercapai,” ucap Dhara sebelum naik tangga pesawat. “Selama apapun waktumu untuk meraih cita-cita, aku akan tetap menunggumu Vir, sampai kapanpun. Karena aku mencintaimu…,” ucap Radit melepas kepergian Dhara. Dhara meniti tiap tangga pesawat. Kemudian melambaikan tangannya. Pesawat itu membawa tubuh Dhara, tinggi, jauh dan semakin menjauh.



THE AND



492 | www.bukubercerita.com



Tentang Penulis



Nama lengkap penulis Roviatus Sa’adah . Penulis dilahirkan di desa Koncer Darul Aman Kecamatan Tenggarang Kabupaten Bondowoso Jawa Timur pada tanggal 28 September 1990 dari abah yang bernama H. Ibrahim Abd Rahman dan umi bernama Sri Maryati. Penulis merupakan anak Pertama dari empat bersaudara. Penulis mulai masuk sekolah Taman Kanak-kanak di TK PGRI 03 pada tahun 1996-1997, pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 02 Koncer Tenggarang Bondowoso pada tahun 1997 dan lulus pada tahun 2003. Lulus dari Sekolah Dasar. penulis mondok di Pesantren NURUL HUDA Peleyan Kapongan Situ-



bondo Jawa Timur kemudian melanjutkan pendidikan sekolah menengah pertama di MTs al-Banat Nurul Huda Peleyan Kapongan Situbondo dan tamat pada tahun 2006, kemudian melanjutkan pendidikan sekolah menengah atas di MA al-Banat Nurul Huda Peleyan Kapongan Situbondo dan lulus pada tahun 2009. Setelah tamat MA, penulis diterima di Fakultas Syari’ah Program Studi S1 di Sekolah Tinggi Agama Islam Nurul Huda (STAINH) Peleyan Kapongan Situbondo Jawa Timur dan Tamat pada tanggal 28 Januari tahun 2014. Penulis mulai menulis sejak berusia 14 tahun. Memang suka membaca dan bercita-cita ingin menjadi penulis hebat. Berbagai lomba menulis seperti cerpen, puisi dan karya ilmiah lainnya pernah diikuti demi menambah pengalaman kehidupan tulismenulis. Salah satu karya cerpen penulis termuat di koran Radar Banyuwangi pada tahun 2014. Alhamdulillah novel Mengikat Cinta Rahasia ini adalah karya novel pertama yang terbit. Untuk para pembaca tercinta yang ingin info lebih lengkap kontak penulis ke: E-mail : [email protected] Facebook: /dara.jutekabis / Dhara Jutex Abyzz Instagram: @saadahsuhartono



495 | www.bukubercerita.com