10 0 3 MB
PRAKTEK KERJA LAPANGAN (ON THE JOB TRAINING (OJT) BANDAR UDARA INTERNASIONAL YOGYAKARTA KULON PROGO,DAERAH ISTIMEWA YOGYAKRTA Tanggal 04 Oktober – 25 Februari 2022
LAPORAN ON THE JOB TRAINING 2
Disusun Oleh:
M. THORIQ DWI ANDRIANTO NIT 30119044
PROGRAM STUDI DIII TEKNIK LISTRIK BANDAR UDARA POLITEKNIK PENERBANGAN SURABAYA 2022
PRAKTEK KERJA LAPANGAN (ON THE JOB TRAINING (OJT) BANDAR UDARA INTERNASIONAL YOGYAKARTA KULON PROGO, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKRTA Tanggal 04 Oktober – 25 Februari 2022
LAPORAN ON THE JOB TRAINING 2
Disusun Oleh:
M. THORIQ DWI ANDRIANTO NIT 30119044
PROGRAM STUDI DIII TEKNIK LISTRIK BANDAR UDARA POLITEKNIK PENERBANGAN SURABAYA 2022
i
LEMBAR PERSETUJUAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (ON THE JOB TRAINING) BANDAR UDARA INTERNASIONAL YOGYAKARTA Tanggal 04 Oktober – 25 Februari 2022 Oleh :
M. THORIQ DWI ANDRIANTO NIT 30119044 Program Studi D III Teknik Listrik Bandar Udara Politeknik Penerbangan Surabaya Laporan On the Job Training (OJT) ini telah diterima dan disetujui untuk menjadi syarat menyelesaikan mata kuliah On the Job Training (OJT) Disetujui Oleh: Dosen Pembimbing
Kepala Unit Teknik Listrik
Drs. Hartono. A.Md, ST, M.Pd NIP. 19610727 198303 1 002
Moch. Arief Syamsudin H NIP. 9470091-M
Mengetahui, Kaprodi Teknik Listrik Bandar Udara
Rifdian IS, ST, MM, MT Penata(III/c) NIP. 19810629 200912 1 002
ii
LEMBAR PENGESAHAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (ON THE JOB TRAINING) BANDAR UDARA INTERNASIONAL YOGYAKARTA Tanggal 04 Oktober – 25 Februari 2022
Oleh :
M. THORIQ DWI ANDRIANTO NIT 30119044
Disahkan di : Yogyakarta, 5 Agustus 2021
1.
Penguji 1
2.
Penguji 2
3.
Penguji 3
: Drs. Hartono. A.Md, ST, M.Pd NIP. 19610727 198303 1 002 : Dimas Suyaksya NIP. 1291204-D
...............
............. ...
: Agung Raya T. NIP. 1492023-A
......... ......
Ketua Program Studi TEKNIK LISTRIK BANDAR UDARA
Rifdian IS, ST, MM, MT Penata(III/c) NIP. 19810629 200912 1 002
iii
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan karunia-Nya yang begitu besar penulis dapat menyelesaikan laporan On The Job Training (OJT) ini dengan baik sesuai dengan waktu yang telah disediakan. Adapun peenulisan laporan ini diajukan untuk memenuhi tugas yang diberikan selama pelaksanaan program On The Job Training (OJT) yang berlangsung selama lima bulan dan disusun berdasarkan observasi nyata di lapangan. Dalam penyusunan penulisan laporan ini penulis banyak mendapatkan bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Menyadari akan hal itu, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1.
Tuhan Yang Maha Esa.
2.
Kedua Orang tua dan Saudara-saudaraku.
3.
Bapak M.Andra Aditiyawarman, ST, MT. selaku Direktur Politeknik Penerbangan Surabaya.
4.
Bapak Rifdian IS, ST, MM, MT. selaku Kepala Program Studi Teknik Listrik Bandar Udara di Politeknik Penerbangan Surabaya.
5.
Para Dosen Politeknik Penerbangan Surabaya.
6.
Bapak Agus Pandu Purnama selaku Kepala Bandar Udara Internasional Yogyakarta, yang telah menerima dan membantu kami dalam melaksanakan praktek kerja lapangan / On The Job Training (OJT).
7.
Bapak Budianto Saprial selaku Airport Technical Senior Manager PT. Angkasa Pura I (Persero) Bandara Internasional Yogyakarta.
8.
Bapak Moch. Arief Syamsudin H selaku Airport Equipment Manager PT. Angkasa Pura I (Persero) Bandara Internasional Yogyakarta.
9.
Bapak Sri Indarto, Bapak Dimas Suyaksya, Bapak Agung Raya Tofa, Bapak Muh. Arif Wicaksono, Bapak Wisnu Hidayat, Bapak Naufal Ibnu Ro’if, Ibu Mu’awanah, ibu Miranti Insi Auli D selaku Teknisi Listrik PT. Angkasa Pura I (Persero) Bandara Internasional Yogyakarta.
iv
10.
Bapak Sugiono, Bapak Triyuno, Bapak Waluyo, Mas Aris Setiawan, Mas Aditya Hendrawan, Mas Tri Hartanta, Mas Prisma, Mas Rifai, Mas Agung Yulianto, Mas Rachmad Baihaqi, Mas Ari Dwi A, Mas Agung Budi P, Mas Maryono, Mas Luthfi, Mas Fajar, Mas Dani, Mas Dita, Mas Aldimas, Mas Febri, Mas Dika, Mas Andika, Mas Bayu selaku Teknisi Listrik Angkasa Pura Support PT. Angkasa Pura 1 di Bandara Internasional Yogyakarta.
11.
Rekan-rekan OJT dari PPI Curug.
12.
Teman-teman TLB XIV Alpha dan Bravo yang ikut menyumbangkan pikiran dan saran.
13.
Semua pihak yang tidak dapat penulis tuliskan satu persatu yang telah membantu secara sukarela segala keperluan penulis selama mengikuti kegiatan On The Job Training(OJT) dan selama membuat laporan On The Job Training(OJT) ini . Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan, maka saran, kritik dan masukan yang membangun bagi penulis guna penyempurnaan
laporan ini sangat diharapkan dan semoga bermanfaat bagi
seluruh pembacanya.
Yogyakarta, 10 Februari 2022
Penyusun
v
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I PENDAHULUAN 1.1
LatarBelakangPelaksanaanOn The Job Training(OJT) Di dalam dunia perhubungan telah banyak diadakan pendidikan dan
latihan untuk membentuk sumber daya manusia yang profesional. Baik darat, laut maupun udara. Politeknik Penerbangan (POLTEKBANG) Surabaya adalah salah satu pelaksana pendidikan dan pelatihan yang memiliki tujuan untuk menciptakan sumberdaya manusia yang terampil khususnya dalam bidang penerbangan. Politeknik Penerbangan (POLTEKBANG) Surabaya adalah suatu lembaga di bawah naungan Badan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Departemen Perhubungan Republik Indonesia yang merupakan salah satu“Approve School” yang ditunjuk oleh Directorate General Civil of Aviation (DGCA) untuk menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan di bidang penerbangan, sekaligus mencetak sumber daya manusia (SDM) yang terampil, cakap dan ahli sesuai dengan persyaratan yang berlaku. Demi terciptanya kelancaran dalam mempersiapkan sumberdaya manusia (SDM) yang handal dalam teknik dan keselamatan penerbangan, para peserta didik perlu memenuhi beberapa standar yang telah ditentukan, salah satunya adalah pembekalan pengalaman kerjabagi para Taruna/I agar siap diturunkan langsung untuk kerja dilapangan. Pembekalan ini di kenal dengan istilah On The Job Training (OJT). On The Job Training (OJT) yaitu praktek kerja lapangan yang dilaksanakan oleh Taruna/I pada unit kerja masing-masing selama 5 bulan. On The Job Training (OJT)di Bandar Udara Internasional Yogyakarta merupakan serangkaian kegiatan dalam bidang Teknik Listrik Penerbangan, dimana suatu metode dalam proses belajar-mengajar pada program Teknik Listrik secara menyeluruh diaplikasikan di tempat kerja setelah Taruna/I menyelesaikan tahapan belajar teori maupun praktek sebagaimana yang telah ditetapkan pada kurikulum Program Diploma III TeknikListrik Bandar Udara. Dengan adanya On The Job Training (OJT), taruna D.III Teknik Listrik Bandar Udara Angkatan ke-14, dipersiapkan sebagai teknisi yang handal dan
bertanggung jawab dibidang keselamatan penerbangan, sehingga pada saat bekerja nanti dapat bermanfaat bagi instansi masing-masing khususnya di unit listrik penerbangan. KegiatanOn The Job Training (OJT) yang dilaksanakan oleh Taruna/I tentunya juga terdapat Undang-Undang serta peraturan yang mendasari. Dengan demikian kegiatan tersebut dapat dipertanggung jawabkan dan dilaksanakan dengan semestinya. Dasar pelaksanaan On The Job Training (OJT) Politeknik Penerbangan (POLTEKBANG) Surabaya adalah sebagai berikut : 1.
Undang – undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional.
2.
Undang – Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1 Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4956)
3.
Undang – Undang Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158 Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 5336)
4.
Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 16 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 55000)
5.
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 86 Tahun 2014 taggal 16 Desember tentang Organisasi dan Tata Kerja Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan Surabaya.
6.
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 88 Tahun 2015 tanggal 06 Mei 2015 tentang Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan Surabaya.
2
1.2 Maksud dan Manfaat Pelaksanaan On the Job Training(OJT) 1. Pelaksanaan On The Job Training (OJT) dilaksanakan dengan tujuan agar Taruna/I memiliki kemampuan secara professional untuk menyelesaikan masalah pada bidang kompetensinya di dunia kerja. 2. Manfaat pelaksanaan On The Job Traning (OJT) adalah sebagai berikut : a. Taruna/I dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang kegiatan dilingkungan kerja. b. Taruna/I dapat memberikan sumbangan pikiran maupun tenaga kepada Bandar Udara c. Taruna/I mendapatkan pengalamannya dalam menangani permasalahan teknis terutama dibidang kelistrikan.
3
BAB II Profil Tempat On the Job Training(OJT) Bandar Udara Internasional Yogyakarta 2.1
Sejarah Singkat Bandar Udara Internasional Yogyakarta
a. Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Departemen Perhubungan. Selak Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) adalah bandara yang dibangun di Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada tahun 2013 berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KP .1164 tahun 2013, PT Angkasa Pura I (Persero) sebagai BUMN yang mengelola Bandar Udara di wilayah Tengah dan Timur Indonesia telah mendapat persetujuan dari Menteri Perhubungan berupa Izin Penetapan Lokasi (IPL) untuk pembangunan bandara tersebut di Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi DIY. Pada tahun 2014tim persiapan pembangunan bandara internasional di Kulonprogo melakukan tahapan sosialisasi pembangunan bandara berkonsep 'airport city' kepada warga terdampak pada 12 September 2014. Tahapan sosialisasi berikut konsultasi publik ini berjalan lancar dalam rentang waktu tiga bulan, sehingga Izin Penetapan Lokasi (IPL) Gubernur DIY terbit sebagai syarat tahapan pembebasan lahan. Proses pembebasan lahan selesai pada bulan September2018. Kemudian pada tahun 2017 Presiden RI Joko Widodo melaksanakan prosesi "Babat Alas Nawung Kridha" pada tanggal 27 Januari 2017, menandai dimulainya pembangungan YIA. Pada tahun 2019 Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) siap untuk dioperasikan seiring dengan penerbitan Sertifikat Bandar Udara Bandara Internasional Yogyakarta dengan nomor 149/SBU-DBU/IV/2019 oleh Direktorat Jenderal Bandar Udara (DJBU) Kementerian Perhubungan pada 26 April 2019. Sertifikat bandar udara tersebut juga mendasari perubahan nama Bandar Udara dari New Yogyakarta International Airport menjadi Yogyakarta International Airport. Pada tanggal 6 Mei 2019 operasional dan penerbangan perdana YIA yang dilayani oleh maskapai Citilink rute HLP-YIA. Pada tanggal 3 Oktober 2019
4
pendarata pesawat Wide body jenis A-330 pertama dari Maskapai Garuda Indonesia di Bandara YIA. Pada tahun 2020 Tanggal 29 Maret 2020 Bandara Internasional Yogyakarta dapat beroperasi secara penuh berdasarkan Surat Direktur nomor AU004/2/4/DRJU.DAU-2020 tentang Penataan Rute Penerbangan Bandara Udara Adisutjipto dan Bandar Udara YIA dan Surat Direktur Bandar Udara nomor AU.201/4/21/DBU-2020 tentang Jam Operasional Bandar Udara YIA.Tanggal 28 Agustus 2020 Presiden Republik Indonesia meresmikan Bandara Internasional Yogyakarta disertai Menara Airnav dan sistem peringatan dini tsunami. Presiden menegaskan bahwa YIA dapat menampung pesawat berbadan besar dan diharapkan dapat menampung wisatawan. Bandar udara ini dibangun untuk membantu kinerja Bandar Udara Internasional Adisutjipto yang sudah tidak mampu lagi menampung kapasitas penumpang dan pesawat. Bandara ini berdiri di tanah seluas 600 hektar dan memiliki terminal seluas 210.000 meter persegi dengan kapasitas 20 juta penumpang per tahun. Selain itu, memiliki hanggar seluas 371.125 meter persegi sanggup menampung hingga sebanyak 28 unit pesawat. Bandara ini juga bisa menampung pesawat berbadan lebar seperti B777, B747, A380.
Gambar 2.1 Gedung Terminal Bandara Internasional Yogyakarta
5
2.2
Data Umum Bandar Udara Internasional Yogyakarta Bandar Udara Internasional Yogyakarta (YIA) merupakan Bandar Udara yang dikelola oleh PT Angkasa Pura I (Persero). Berikut ini adalah profil mengenai Bandar Udara Internasional Yogyakarta: Alamat
:
E-mail
:
Jam Operasi
:
ICAO – IATA
Jl. Wates KM. 42, Kulon Progo Yogyakarta 55282
yogyakarta-airport.co.id 23.00 – 14.00 UTC (05.00 – 21.00 WIB)
:
WAHI – YIA
Koordinat ARP
:
07˚54’15”S 110˚03’27”E
Status Penggunaan
:
Umum - Internasional
Penyelenggara
:
Code
PT Angkasa Pura I (Persero) Kantor Cabang Banda Udara Internasional Yogyakarta – Kulon Progo
Kode Referensi Bandara
RUNWAY
:
4E
:
Name : R11 / R29 Dimension : 3.250 X 45
6
Strengths
: PCN 107 R/C/X/T
Surface
: ASPHALT Concrete
Taxiway A,B,E,F : 23 m PCN TAXIWAY
:
107/R/C/X/ Taxiway C,D,H,J,K : 23 m PCN 93/F/C/X/ Taxiway G : 45 m PCN 93/F/C/X/ Luas : 1.051 x 167 m
APRON
:
Surface : ASPHALT Concrete Strengths
: PCN 107/R/C/X/T 0,5%
slope TERMINAL
:
Luas : 219.000 m2 Kapasitas : 20 juta penumpang/tahun
TERMINAL KAGO
:
DOMESTIK
3.456 m2
TERMINAL KARGO INTERNASIONAL
:
2.304 m2
Tabel 2. 1 Spesifikasi Runway pada Bandara Internasioal Yogyakarta (Sumber: Data Airport Operation Landside dan Terminal Bandara Internasional Yogyakarta
7
2.2.2 Tabel Fasilitas Sisi Udara PERALATAN AIR FIELD LIGHTING Tabel 2.2 Data Peralatan Air field lightning (sumber: kantor Angkasa Pura) NO NAMA
MER
KAPASI
JUML
TAHUN
KON
KETERAN
PERALA
K/
TAS/
AH
PEMASAN
DISI
GAN
TAN
TYP
DAYA
Sedan
Milik
g
PT.Angkas
GAN
E 1
PAPI
.
ADB
150 Watt
8 Unit
2019
Safe gate
2 Threshold ADB .
a Pura 1 65 Watt
48
(green,re
Safe
d)
gate
3
Taxi
ADB
.
Way(blue
Safe
)
gate
4
Run Way
ADB
45 Watt
106
.
Light
Safe
dan 65
Unit
gate
Watt 45 Watt
5
Runway
ADB
.
Guard
Safe
Light
gate
2019
Unit
Sedan
Milik
g
PT.Angkas a Pura 1
45 Watt
414
2019
Unit
Sedan
Milik
g
PT.Angkas a Pura 1
2019
Sedan
Milik
g
PT.Angkas a Pura 1
8 Unit
2019
Sedan
Milik
g
PT.Angkas a Pura 1
(RGL) 6
Flood
ADB
1250
22
.
Light
Safe
Watt
Unit
2019
Baik
PT.Angkas
gate 7
Wind
ADB
.
Directon
Safe
Milik a Pura 1
75 Watt
2 Unit
2019
Baik
Milik PT.Angkas
8
Indicator
gate
a Pura 1
(WDI) 8
Rotating
ADB
.
Beacon(R
Safe
PT.Angkas
OB)
gate
a Pura 1
9
Rapid
ADB
.
Exit Taxi
Safe
(RET)
gate
Sirene
ADB
1 0
Safe
.
gate
400 Watt
45 Watt
1 Unit
142
2019
Baik
2019
Baik
Unit
Milik
Milik PT.Angkas a Pura 1
400 Watt
1 Unit
2019
Sedan
Milik
g
PT.Angkas a Pura 1
9
2.3 Lokasi Bandar Udara Internasional Yogyakarta Yogyakarta International Airport (YIA) menjadi bandar udara baru di Yogyakarta, yang menggantikan Bandar Udara Internasional Adisutjipto. Terletak di kecamatan Temon, Kulon Progo, yang berjarak sekitar 42 kilometer dari pusat kota Yogyakarta, YIA hadir dengan kemegahan nan menawan. Arsitektur yang modern dan desain yang futuristik, dimiliki YIA yang berdiri di atas lahan seluas 600 hektar. Menelan biaya mencapai Rp10 triliun, bandara ini dilengkapi dengan jalur kereta api sebagai jalur transportasi yang mengangkut penumpang dari dan menuju Kota Yogyakarta.
Gambar 2.3 Lokasi Bandar Udara Internasional Yogyakrta (Sumber : google.com)
2.4 Struktur Organisasi
Gambar 2.4 Struktur Organisasi Angkasa Pura I Bandar Udara Internasional Yogyakarta (YIA)a Sumber : Data Kantor PT. Angkasa Pura I Cabang Yogyakart
5
BAB III Tinjauan Teori 3.1 RUNWAY EDGE LIGHT Runway edge light yang ditempatkan pada sisi landas pacu bandar udara terpasang dengan kategori intensitas tinggi dan terangkai dalam 2 (dua) sirkuit berselang-seling. Oleh karena itu, jika ada gangguan di salah satu sirkuit maka hanya akan mempengaruhi sebagian lampu runway saja atau sirkuit yang mengalami gangguan saja dan runway masih bisa digunakan / beroperasi dengan satu circuit saja.Runway Edge Light adalah daerah penerangan tepi atau sisi landasan pacu, penerangan yang dimaksud terdapat pada tepi kanan dan tepi kiri landasan sebagai petunjuk lebar landasan pacu. Penerangan ini merupakan alat bantu secara visual dalam lalu lintas udara yang dapat memberikan indikasi bidang landasan sebenarnya. Lampu yang digunakan bersifat bidirectional, dengan pancaran cahaya berwarna clear-yellow, clear dan yellow-clear. Pada jarak 600meter dari runway end11, pancaran cahaya berwarna clear-yellow, dan jarak 600meter dari runway end 29, pancaran cahaya berwarna yellow-clear.
Gambar 3.1 Lampu Runway Edge light Sumber : Karya Penuli
6
3.2Bahan Penyusun Runway Edge 3.2.1 Mineral muskovit Muskovit juga dikenal dengan mika umum, isinglass, atau potash mica banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku peralatan listrik karena lembaran-lembarannya mempunyai sifat sebagai isolator yang sangat baik.
Gambar 3.2 Mika / Muskovit Sumber : Karya Penulis
3.2.2 Kaca Arkrilik Akrilik merupakan plastik yang bentuknya menyerupai kaca. Namun, akrilik ternyata mempunyai sifat-sifat yang membuatnya lebih unggul dibandingkan dengan kaca. Salah satu perbedaanya adalah kelenturan yang dimiliki oleh akrilik. Akrilik merupakan bahan yang tidak mudah pecah, ringan, dan juga mudah untuk dipotong,dikikir,dibor,dihaluskan,dikilapkan atau dicat. Akrilik dapatdibentuk secara thermal menjadi berbagai macam bentuk yang rumit.
7
Beberapa sifat yang dimiliki oleh akrilik: 1.Bening dan transparan 2.Kuat, lentur, dan tahan lama 3.Aman untuk makanan karena mikroorganisme tidak mungkin berkembang 4.Dapat dibuat menjadi berbagai kategori bentuk
Gambar 3.3 Kaca Arkrilik Sumber : Karya Penulis
3.2.3Aluminium Aluminium ialah unsur kimia. Lambang aluminium ialah Al, dan nomor atomnya 13. Aluminium ialah logam paling berlimpah. Aluminium bukan merupakan jenis logam berat, tetapi merupakan elemen yang berjumlah sekitar 8% dari permukaan bumi dan paling berlimpah. Aluminium digunakan dalam banyak hal. Kebanyakan darinya digunakan dalam kabel bertegangan tinggi. Juga secara luas digunakan dalam badan pesawat terbang.
8
BAB IV PELAKSANAAN OJT 4.1 Lingkup Pelaksanaan OJT Adapun yang menjadi ruang lingkup dalam pelaksanaan OJT adalah dinasPH (Power House).Meliputi Airfield LightingSystem (AFL), Constant Current Regulator (CCR) dan Aircraft Docking Guidance System (ADGS). 1. AFL adalah alat bantu pendaratan visual yang berfungsi membantu dan melayani pesawat terbang selama lepas landas atau take off, mendarat atau landing. 2. CCR adalah catu daya arus konstan yang digunakan untuk mensuplai peralatan Airfield Lighting System (AFL). CCR berfungsi sebagai pengatur arus tetap khusus didesain untuk memenuhi kebutuhan catu daya rangakaian lampu penerangan airport lighting system 3. ADGS atau marshallingdigital adalah suatu alat yang digunakan untuk membimbing pesawat masuk ke area parkir. Alat ini dibuat untuk menggantikan marshaller. 4.1.1 Pelayanan Jasa Bandar Udara Untuk mendukung berlangsungnya Operasional Penerbangan dibentuklah kegiatan pengusahaan Bandar Udara. Kegiatan tersebut dapat berupa pelayanan yang meliputi jasa terkait untuk menunjang kegiatan operasi pesawat udara di Bandar Udara yang terdiri atas penyediaan hanggar pesawat udara, perbengkelan pesawat udara, pergudangan, katering pesawat udara, pelayanan teknis penanganan pesawat udara di darat (ground handling), pelayanan penumpang dan bagasi, serta penanganan kargo dan pos. Selain itu sebagai penunjang adalah kegiatan pelayanan penumpang dan barang yang terdiri atas penyediaan penginapan atau hotel dan transit hotel, penyediaan toko dan restoran, penyimpanan kendaraan bermotor, pelayanan kesehatan, perbankan dan atau penukaran uang, transportasi darat. Jasa terkait tersebut dimaksudkan untuk memberikan nilai tambah bagi pengusahaan Bandar Udara.
9
Pelayanan jasa kebandarudaraan meliputi pelayanan jasa pesawat udara, penumpang, barang, dan pos dapat diselenggarakan oleh badan usaha Bandar Udara untuk Bandar Udara yang diusahakan secara komersial setelah memperoleh izin dari Menteri (izin ini diberikan setelah memenuhi persyaratan tertentu) atau dapat juga diselenggarakan oleh Unit Penyelenggara Bandar Udara. Untuk Bandar Udara yang belum diusahakan secara komersial maka bertanggung jawab kepada pemerintah daerah. Pelayanan jasa terkait dengan Bandar Udara untuk menunjang kegiatan pelayanan operasi pesawat udara di Bandar Udara dapat diselenggarakan oleh orang perseorangan warga negara Indonesia atau badan hukum Indonesia sesuai Pasal 233 ayat (1) (2) UURI No. 1 Tahun 2009.
4.1.2 Air Field Lighting System (ALS) Pada Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) yang dimana ALS itu merupakan sistem penerangan landasan pacu di bandar udara, yang lazim disebut sebagai fasilitas alat bantu pendaratan visual (Visual Aids), dan berfungsi untuk membantu pilot saat take off dan landing pada malam hari atau pada saat cuaca buruk secara visual. Hal ini dijelaskan secara rinci pada dokumen ICAO Annex 14 Aerodome, Airport Design Manual, Part IV Visual Aids dan Part V Electrical system. Alat bantu penerangan runway meliputi lampu-lampu yang berfungsi sebagai rambu-rambu untuk memberikan petunjuk kepada penerbang saat melakukan pendaratan, tinggal landas atau pada saat taxy (memarkirkan pesawat). Alat bantu penerangan terbang tersebut terdiri atas: 1) Approach Light (PALS CAT 1 ) Approach Light merupakan daerah penerangan yang memberikan petunjuk kepada pilot untuk pendekatan ambang landasan agar mudah mengarahkan pesawat menuju ke landasan saat melakukan pendaratan, dan dipasang pada perpanjangan landasan dengan beberapa macam konfigurasi. Lampu approach disebut juga lampu pendekatan yang memancarkan warna putih
10
secara terus menerus dengan intensitas cahaya diatur sesuai dengan permintaan agar tidak terlalu menyilaukan. Pada Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) lampu Approach Light dipasang pada perpanjangan landasan dengan konfigurasi PALS CAT I pada kedua sisi runway. Dalam satu barnya terdiri dari lampu Approach 5 buah dan 1 lampu SQFL (Sequenced Flashing) . Berikut adalah gambar dari konfigurasi PALS CAT I :
Gambar 2.2 Lampu Approach Light (Runway 11) Sumber : Penulis Pada Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) lampu approach atau pendekatan ambang landasan yang terpasang adalah konfigurasi PALS CAT I di sisi 11 dan di sisi 29. Lampu approach dipasang seri mengunakan transformator Arus dan dibagi menjadi dua circuit. Klasifikasi Data : a. PALS CAT 1 pada Runway 11 : Panjang Konfigurasi
: 900 m (30 x 30 bar)
Jumlah Lampu
: 161 buah
Power
: 65 Watt
Tipe Pemasangan
: Elevated dan Inset
Kabel Tipe&Ukuran
: FL2XCY 1 x 6mm²
11
b. PALS CAT 1 pada Runway 29 : Panjang Konfigurasi
: 900 m (30 x 30 bar)
Jumlah Lampu
: 166 buah
Power
: 65 Watt
Tipe Pemasangan
: Elevated dan Inset
Kabel Tipe&Ukuran
: FL2XCY 1 x 6mm²
2) Sequence Flashing Light (SQFL) SQFL merupakan lampu yang menyala secara bergantian berurutan dengan cepat yang berfungsi untuk membantu serta memandu pilot secara visual untuk tepat center line landasan pacu dengan jarak tiap lampu 30 meter. Lampu dipasang pada approach light dari bar 1 sampai bar 30. Lampu sequence flashing light menyala secara berkedip berurutan dari bar 1 sampai bar 30.Sehingga nyala lampu terlihat menuju garis tegah runway. SQFL di Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) merk type ADB Safegate dan menggunakan lampu LED.
Gambar 2.3 Sequence Flashing Light (Runway 11) Sumber : Penulis
12
Klasifikasi Data : a. PALS CAT 1 pada Runway 11 : Panjang Area
: 900 m (30 bar)
Jumlah Lampu
: 30 buah
Power
: 20 Watt
Tipe Pemasangan
: Elevated dan Inset
Kabel Tipe&Ukuran
: NYFGbY 4 x 10mm2
Jenis Lampu
: LED
Indikasi Warna
: Putih (Clear)
b. PALS CAT 1 pada Runway 29 : Panjang Konfigurasi
: 900 m (30 bar)
Jumlah Lampu
: 30 buah
Power
: 20 Watt
Tipe Pemasangan
: Elevated dan Inset
Kabel Tipe&Ukuran
: NYFGbY 4 x 10mm2
Jenis Lampu
: LED
Indikasi Warna
: Putih (Clear)
3) Presicion Approach Path Indicator (PAPI) Sistem visual aids pada sistem PAPI ditempatkan pada setiap ujungrunway 11 dan 29. Sistem PAPIyang dipasang pada setiap ujung runway memiliki 1 buah sirkuit. Lampu PAPI yang ada di Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) terdapat 8 box lampu PAPI, dalam 1 box terdapat 2 buah lampu. Pada runway 11 terdapat 4 box dan pada runway 29 terdapat 4 box. Masing – masing lampu memliki power sebesar 120 Watt. PAPI adalah Alat bantu visual yang menyediakan informasi panduan untuk membantu pilot dalam mempertahankan posisi pesawat dengan pendekatan yang benar (dalam dimensi vertikal) ke
13
touch down point di runway. Pada umumnya posisi PAPI terletak di samping landasan pacu sekitar 300 meter di luar batas landas dari landasan pacu. Jumlah yang lebih besar dari lampu merah terlihat dibandingkan dengan jumlah lampu putih terlihat di gambar berarti bahwa pesawat sedang terbang di bawah glide slope. Untuk menggunakan informasi panduan yang disediakan oleh bantuan untuk mengikuti glide slope yang benar pilot akan manuver pesawat untuk mendapatkan jumlah yang sama dari lampu merah dan putih.
Gambar 2.4PAPI box D (Runway29) Sumber : Penulis Klasifikasi Data : Jumlah Lampu
: 8 buah
Power lampu
: 150 Watt
Tipe pemasangan
: Elevated
Armature merek/tipe
: ADB SAFEGATE
Kabel tipe & ukuran
: FL2XCY 1x6mm2
Indikasi Warna
: Merah/Putih
14
4) Runway Edge Light Runway edge light yang ditempatkan pada sisi landas pacu bandar udara terpasang dengan kategori intensitas tinggi dan terangkai dalam 2 (dua) sirkuit berselang-seling. Oleh karena itu, jika ada gangguan di salah satu sirkuit maka hanya akan mempengaruhi sebagian lampu runway saja atau sirkuit yang mengalami gangguan saja dan runway masih bisa digunakan / beroperasi dengan satu circuit saja.
Runway Edge Light adalah daerah penerangan tepi atau sisi
landasan pacu, penerangan yang dimaksud terdapat pada tepi kanan dan tepi kiri landasan sebagai petunjuk lebar landasan pacu. Penerangan ini merupakan alat bantu secara visual dalam lalu lintas udara yang dapat memberikan indikasi bidang landasan sebenarnya. Lampu yang digunakan bersifat bidirectional, dengan pancaran cahaya berwarna clear-yellow, clear dan yellow-clear.
Pada jarak
600meter dari runway end11, pancaran cahaya berwarna clear-yellow, dan jarak 600meter dari runway end 29, pancaran cahaya berwarna yellow-clear.
(a) (b) Gambar 2.5 (a) Runway edge elevated (b) inset Sumber : Penulis Klasifikasi Data : Panjang Area
: 3250 x 45 m
Jumlah Lampu
: 106 buah
Power lampu
: 45 Watt
Tipe pemasangan
: Elevated dan inset
Armature merek/tipe
: ADB SAFEGATE 15
Kabel tipe & ukuran
: FL2XCY 1x6mm2
Indikasi Warna
: Putih/Putih, Putih/Kuning
5) Runway Centre Line Light Runway
Centre
Line
Light
disediakan
untuk
precision
approachrunway category I, khususnya ketika runway digunakan oleh pesawat terbang dengan kecepatan pendaratan yang tinggi atau dimana lebar antara runway edge light lebih besar dari 45 meter. Runway centre line light harus terletak di garis tengah runway, kecuali bahwa lampu-lampu ini bisa secara sama dipindahkan ke tepi yang sama dari garis tengah runway dengan jarak tidak lebih dari 60 cm, dimana tidak praktis ketika akan menempatkannya di sepanjang garis tengah. Lampu-lampu ini harus ditempatkan dari threshold hingga ke ujung longitudinal dengan jarak kurang dari 15 meter. Runway centre line light haruslah lampu tetap yang menunjukkan variasi sinar putih dari threshold hingga titik 900 meter dari ujung runway; bergantian antara sinar merah dan variasi sinar putih dari 900 meter ke 300 meter dari ujung runway; dan merah dari 300 meter ke ujung runway.
Gambar 2.6
Runway Centre Line Light Sumber : Penulis
16
Klasifikasi Data : Jumlah Lampu
: 107 buah
Power lampu
: 45 Watt
Tipe pemasangan
: Inset
Armature merek/tipe
: ADB SAFEGATE
Kabel tipe & ukuran
: FL2XCY 1x6mm2
Indikasi Warna
: Putih/Putih Putih/Merah Merah
6) Threshold Light dan Runway End Light Threshold light berfungsi untuk memberikan tanda bagi pilot yang akan melaksanakan pendaratan bahwa lampu threshold yang berwarna hijau tersebut adalah ambang awal dari runway. Runway End Light adalah rambu penerangan berupa lampu berwarna merah yang terletak pada batas ujung landasan dan berfungsi sebagai penunjuk ujung dari landasan pacu/ runway.Kedua lampu ini berlokasi di direction 11 dan direction 29.
Gambar 2.7 Threshold Light dan Runway End Light Sumber : Penulis
17
Klasifikasi Data : Jumlah lampu
: 48 buah
Power
: 65 Watt
Tipe pemasangan
: Inset
Karakteristik: Jenis lampu
: Merk ADB
Indikasi warna
: Hijau/merah
Armature merek/tipe : ADB SAFEGATE Kabel tipe & ukuran : FL2XCY 1x6mm² 7) Taxiway Edge Light Taxiway Edge Light merupakan daerah penerangan yang terpasang di pertengahan daerah landasan pacu dan ditempatkan pada sisi kanan dan kiri dengan jarak maksimal 30 meter yang memancarkan cahaya biru guna memandu pilot mengarahkan pesawat ke daerah pemberhentian menuju landasan pacu atau sebaliknya.
Gambar 2.8 Taxiway Edge Light Sumber : Penulis
18
Klasifikasi Data: Jumlah Lampu
: 414 buah
Power
: 45 Watt
Tipe pemasangan
: Elevated
Karakteristik: Jenis lampu
: LED
Indikasi warna
: Biru
Merek/tipe
: ADB SAFEGATE
Kabel tipe & ukuran : FL2XCY 1x6mm²
8) Taxiway Centre Line Light Taxiway Centre Line Light harus disediakan pada exit taxiway, taxiway, apron yang diperuntukkan untuk digunakan kondisi visual runway yang kurang dari 350 meter dengan cara sedemikian rupa sehingga memberikan petunjuk tanpa terputus antara centre line runway danaircraft stands, kecuali jika lampu-lampu ini tidak perlu diberikan pada saat kepadatan lalu lintas rendah dan marka centre line telah memberikan panduan yang memadai. Taxiway centre line light harus menunjukkan cahaya hijau dan kuning secara bergantian dari awal di dekat centre line runway hingga ke perimeter dari area kritis/sensitif ILS/MLS atau pada tepi bawah dari permukaan transisi dalam, bergantung pada yang mana yang paling jauh dari runway; dan setelah itu semua cahayanya harus berwarna hijau. Cahaya pertama pada exit centre line harus selalu menunjukkan warna hijau, dan cahaya terdekat dengan perimeter harus selalu menunjukkan warna kuning.
19
Gambar 2.9 Taxiway Centre Line Light Sumber : Penulis Klasifikasi Data :
:
Jumlah Lampu
: 412 buah
Power
: 45 Watt
Tipe pemasangan
: Inset
Karakteristik: Jenis lampu
: LED
Indikasi warna
: hijau, hijau
Armature merek/tipe : ADB SAFEGATE Kabel tipe & ukuran : FL2XCY 1x6mm²
9) Stopway Light Stopway Light harus disediakan untuk sebuah stopway yang diperuntukkan untuk digunakan di malam hari.Stopway Light harus ditempatkan di sepanjang stopway sepenuhnya dan harus dalam dua deret paralel yang berjarak sama dari centre line dan berada sama dengan deretan runway edge light. Stopway Light haruslah cahaya tetap merah searah (unidirectional) dengan arah runway.
20
Gambar 2.10 Stopway Light Sumber : Penulis Klasifikasi Data: Jumlah Lampu
: 10 buah
Power
: 45 Watt
Tipe pemasangan
: Elevated
Karakteristik: Jenis lampu
: LED
Indikasi warna
: Merah
Armature merek/tipe : ADB SAFEGATE Kabel tipe & ukuran : FL2XCY 1x6mm²
21
10) Rapid Exit Taxiway Tujuan Rapid Exit Taxiway light adalah untuk memberikan informasi kepada pilot terkait jarak yang harus ditempuh ke rapid exit taxiway terdekat di runway dan memungkinkan pilot untuk mengambil langkah pengereman untuk kecepatan roll-out dan keluar runway yang lebih efisien. Rapid Exit Taxiway light harus diletakkan pada runway disisi yang sama dengan centre line runway yang dihubungkan dengan rapid exit taxiway. Rapid exit taxiway light adalah lampu tetap berwarna kuning searah (unidirectional) yang terlihat oleh pilot dari pesawat yang akan mendarat sesuai dengan arah pendekatan runway.
Gambar 2.11
Rapid Exit Taxiway Sumber : Penulis
Klasifikasi Data: Jumlah Lampu
: 142 buah
Power
: 45 Watt
Tipe pemasangan
: inset
Karakteristik: Jenis lampu
: LED
Indikasi warna
: Kuning
Armature merk/type : ADB SAFEGATE Kabel tipe & ukuran : FL2XCY 1x6mm²
22
11) Flood Light Apron Flood Light adalah lampu penerangan yang dipasang pada apron guna kelancaran kegiatan penerbangan dan segala macam aktifitas, khususnya pada kondisi kurang cahaya matahari atau saat malam hari di apron. Jumlah tiang flood light saaat ini pada Terminal utara berjumlah 22 buah lampu penerangan tipe LED pada apron.
Gambar 2.12 FloodLight Apron Sumber : Penulis Klasifikasi Data : Jumlah Lampu
: 22 buah
Power
: 1250 Watt
Lokasi
: Apron
Karakteristik: Jenis lampu
: LED
Indikasi warna
: Putih
Armature merk/type : ADB SAFEGATE Kabel tipe & ukuran : NYFGbY 4 x 10mm2
12) Wind Direction Indicator
23
WDI(Wind Direction Indicator) atau di kenal dengan Wind Cone yang berupa kantong yang dapat berputar dan di pasang di atas tiang, untuk menunjukan arah angin dan di pasang sekitar landasan. Kantong udara wind cone di lengkapi dengan sebuah lampu spot yang terpasang di tengah kantong udara. Pengoprasian lampu penerangan wind cone menggunakan
suplai
listrik
yang
di
ambil
dari
substation
terdekat.Untuk menunjukan arah mata angin yang presisi di setiap kondisi cuaca, wind cone di lengkapi dengan bearing yang tertutup agar terlindungi dari debu.
Gambar 2.13 Wind Direction Indicator Runway 11 Sumber : Penulis Klasifikasi Data : Tinggi tiang
:8m
Jumlah Lampu
: 2 buah
Power
: 75 Watt
Lokasi
: Signal Area
Karakteristik : Jenis lampu
: LED
Armature merk/type
: ADB SAFEGATE
13) Runway Mandatory Sign Board
24
Runway Mandatory Sign Board berupa papan / box bertulisan kode-kode tertentu yang di dalamnya terpasangLEDstrip, sehingga nampak meski di malam hari. Terdiri dari warna kuning, merah, dan hitam. Warna menunjukkan posisi runway yang akan dipilih dan hitam menunjukkan tempat yang akan dituju.
Gambar 2.14 Runway Mandatory Sign Board Sumber : Penulis Klasifikasi Data : Panjang Board
:3m
Jumlah Lampu
: 1 buah
Power
: 42 W
Tipe Pemasangan
: Elevated
Karakteristik : Indikasi Cahaya
: Putih
Umur operasi
: 500 jam
Power
: 42 W/ 6,6 A
25
14) Runway Guard Light
Gambar 2.15
Runway Guard Light Sumber : Penulis
Klasifikasi Data : Jumlah lampu
: 8 buah
Power
: 45 Watt
Tipe pemasangan
: Elevated
Karakteristik
:
Jenis lampu
: LED
Indikasi warna
: Kuning
Armature merek/tipe : ADB SAFEGATE Kabel tipe & ukuran : FL2XCY 1x6 mm² 15) Rotating Beacon Rotating Beacon merupakan rambu penerangan petunjuk lokasi bandar udara, terdiri dari 2 (dua) sumber cahaya bertolak belakang yang dipasang pada as yang dapat berputar, sehingga dapat memancarkan cahaya berputar dengan warna hijau dan putih dan total frekuensi kedipan harus berjumlah 20 hingga 30 permenit. Pada umumnya Rotating Beacon ditempatkan di tower dan sinar yang
26
dipancarkan dari RotatingBeacon harus dapat dilihat dari semua sudut di azimuth.
Gambar 2.16 Rotating Beacon Sumber : Penulis Klasifikasi data : Jumlah lampu
: 2 buah
Power
: 400 Watt
Tipe pemasangan
: Elevated
Karakteristik: Jenis lampu
: Halogen
Indikasi warna
: Putih
Armature merek/tipe : ADB SAFEGATE 16) Accustical Signal (Sirine) Sirine (horn) adalah alat yang berupa bunyi indikator dengan operasinya yang berputar-putar, yang berfungsi untuk memperingatkan kepada orang-orang yang ada di sekitar movement area bahwa akan ada pesawat yang akan melakukan pergerakan.
27
Gambar 2.17 Sirine Sumber : Penulis Karakteristik Merek/tipe
: ADB SAFEGATE
Lokasi
: Runway 11
Kapasitas
: 400 Watt
Jumlah Lampu
: 1 Unit
Pemasangan
: 2019
2.2.3 Constant Current Regulator (CCR) CCR adalah catu daya arus konstan yang digunakan untuk mensuplai peralatan Airfield Lighting System (AFL).Constant Current Regulator ditempatkan pada suatu ruangan yang khusus dibuat untuk penempatan CCR, jarak antara satu CCR terhadap CCR lainnya 1 meter dan jarak terhadap dinding minimal 1 meter. CCR berfungsi sebagai alat catu daya listrik peralatan airfield lighting suatu bandar udara agar memperoleh intensitas cahaya yang merata karena jarak beban lighting yang relatif jauh.CCRmenggunakan sistem kerja magnetik amplifier yaitu pengaturan beban arus dengan menambah dan mengurangi medan magnet pada lilitan trafo sekunder melalui regulator, setiap CCR dilengkapi dengan PCB : - Proteksi, sebagai alat mencegah open CCT. - Kompensasi, sebagai alat mengatur intensitas cahaya.
28
- Regulasi, sebagai alat untuk mengatur pemeliharaan arus yang dikehendaki oleh beban .
Gambar 2.18 CCR ADBRunway Edge Light Sumber : Penulis Spesifikasi Merk/Type
: ADB IDM 8000
Aplikasi
: Runway Edge Light
Input
: 400V/61A
Frekuensi
: 50/60 Hz
StandarRemote Control
: 60VDC
Brightness
: 7Steps
Output
: 20 KVA/6,6 A
Lokasi
: Ruang CCR
29
Gambar 2.19 CCR ADBRunway Cemter Line Light Sumber : Penulis Spesifikasi Merk/Type
: ADB IDM 8000
Aplikasi
: Runway Center Line LightCCT 2
Input
: 400V/15A
Frekuensi
: 50/60 Hz
StandarRemote Control
: 60VDC
Brightness
: 7Steps
Output
: 5 kW/6,6 A
Lokasi
: Ruang CCR
30
Gambar 2.20 CCR ADBPrecision Approach Path Indicator 11 Sumber : Penulis
Spesifikasi Merk/Type
: ADB IDM 8000
Aplikasi
: Precision Approach Path Indicator (PAPI) 11
Daya
: 230V/21A
Frekuensi
: 50/60 Hz
StandarRemote Control
: 60VDC
Brightness
: 7Steps
Output
: 4 kW/6,6 A
Lokasi
: Ruang CCR
31
Gambar 2.21 CCR ADBPrecision Approach Path Indicator 29 Sumber : Penulis
Spesifikasi Merk/Type
: ADB IDM 8000
Aplikasi
: Precision Approach Path Indicator (PAPI) 29
Daya
: 230V/21A
Frekuensi
: 50/60 Hz
StandarRemote Control
: 60VDC
Brightness
: 7Steps
Output
: 4 kW/6,6 A
Lokasi
: Ruang CCR
32
Gambar 2.22 CCR ADBTaxiway Edge Light Sumber : Penulis Spesifikasi Merk/Type
: ADB IDM 8000
Aplikasi
: TaxiwayEdge Light2
Daya
: 400V/23A
Frekuensi
: 50/60 Hz
Standar Remote Control
: 60VDC
Brightness
: 7Steps
Output
: 7,5 kW/6,6 A
Lokasi
: Ruang CCR
33
Gambar 2.23 CCR ADBTaxiway Center Line Light Sumber : Penulis
Spesifikasi Merk/Type
: ADB IDM 8000
Aplikasi
: TaxiwayCenter Line Light2
Daya
: 230V21A
Frekuensi
: 50/60 Hz
Standar Remote Control
: 60VDC
Brightness
: 7Steps
Output
: 4kW/6,6 A
Lokasi
: Ruang CCR
34
Gambar 2.24 CCRApproach Light 11 Sumber : Penulis
Spesifikasi Merk/Type
: ADB IDM 8000
Aplikasi
: Approach 11CCT 2
Daya
: 400V/30A
Frekuensi
: 50/60 Hz
StandarRemote Control
: 60VDC
Brightness
: 7Steps
Output
: 10 kW/6,6 A
Lokasi
: Ruang CCR
Gambar 2.25CCR ADBApproachLight 29 Sumber : Penulis
Spesifikasi Merk/Type
: ADB IDM 8000
Aplikasi
: Approach 29 CCT 2
Daya
: 400V/30A
Frekuensi
: 50/60 Hz 35
StandarRemote Control
: 60VDC
Brightness
: 7Steps
Output
: 10 kW/6,6 A
Lokasi
: Ruang CCR
Gambar 2.26 CCR ADBRapid Exit Taxiway Sumber : Penulis
Spesifikasi Merk/Type
: ADB IDM 8000
Aplikasi
: Rapid Exit Taxiway2
Daya
: 230V/21A
Frekuensi
: 50 Hz
StandarRemote Control
: 60VDC
Brightness
: 7Steps
Output
: 4 kW/6,6 A
Lokasi
: Ruang CCR
36
Gambar 2.27 CCR ADBRunway Guard Light Sumber : Penulis
Spesifikasi Merk/Type
: ADB IDM 8000
Aplikasi
: Runway Guard Light
Daya
: 230V/21A
Frekuensi
: 50/60 Hz
StandarRemote Control
: 60VDC
Brightness
: 7Steps
Output
: 4 kW/6,6 A
Lokasi
: Ruang CCR
2.2.4 Automatic Docking Guidance System (ADGS) Automatic Docking Guidance System (ADGS) yang kini telah berubah menjadi Visual Docking Guidance System (VDGS) adalah sebuah teknologi 37
yang dikembangkan untuk memandu pesawat melakukan pergerakan menuju parkir pesawat.
Gambar 2.28 Automatic Docking Guidance System Sumber : Penulis Peralatan ini secara visual akan memandu pilot melalui layar LED dengan menunjukkan arah dan jaraknya dari titik parkir yang dituju. Fungsi ini saat ini dilakukan oleh seorang marshaller dengan hanya menunjukkan arahnya saja tanpa memberikan informasi jarak. Akan tetapi, bukan berarti fungsi marshallerakan ditiadakan. Melalui Local control, petugas dapat memilih jenis dan type pesawat apa yang akan parkir ditempat yang telah ditentukan dengan sangat akurat. Diketahui, teknologi sensor yang saat ini digunakan ada dua, yaitu teknologi laser dan teknologi kamera. Dengan sangat akurat, sensor mampu mendeteksi dan mengcapture keberadaan pesawat selanjutnya akan dipandu menuju parkir area.
38
Gambar 2.29 Tampilan Automatic Docking Guidance System Sumber : Penulis Beberapa bandar udara Internasional yang dikelola PT Angkasa Pura II (AP II)
telah memasang ADGS guna mengembangkan bandar udara
menjadi smart airport yaitu Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta dan Bandar Udara Kualanamu Medan.Sedangkan di PT Angkasa Pura I yang telah terpasang pada Bandar Udara Juanda, Surabaya dan Ngurah rai, Bali. Tentunya, sistem ini memberikan kemudahan bagi pilot saat memarkir pesawat. Dalam cuaca yang berkabut, layar LED masih mampu terbaca dengan baik sehingga pilot tidak perlu khawatir terhadap kondisi tersebut, selain selalu diawasi oleh petugas yang selalu standby di darat. Di Bandara Internasional Yogyakarta ini belum terdapat ADGS, kemungkinan ada beberapa hal dan pertimbangan tentunya oleh kepala bandar udara itu sendiri dan pihak-pihak lainnya.
2.2.5 Perancangan Sistem Perancangan sistem AFL di Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) bersumber dari Constant Current Regulator (CCR) yang merupakan catu daya arus konstan untuk menyuplai AFL agar memperoleh intensitas cahaya yang merata karena jarak beban lighting yang relatif jauh. Di Bandara Internasional Yogyakarta ini, semua penerangan di landasan pacu menggunakan LED. Di Bandara Internasional Yogyakarta mempunyai catu daya cadangan yaitu 7 unit genset. Dimana 5 unit genset kapasitas 2500 KVA di Power House (PH) untuk membackup seluruh bandara, 1 unit genset kapasitas 400
39
KVA di PH khusus untuk peralatan AFL dan 1 unit genset kapasitas 300 KVA di Gedung Crisis Center. Dengan teknologi sekarang ini, sistem CCR menggunakan control desk yang berfungsi mengontrol dan memonitoring AFL yang ada pada landasan pacu.Control Deskdi Bandara Internasional Yogyakarta terdapat 3control deskdimana 2 control deskberada pada tower ATC (Air Traffic Control) dan 1berada di MPH (Main Power House) untuk mempermudah control dan perawatan dari teknisi.Selain itu di Bandar Udara Internasional Yogyakarta sistem kelistrikan AFL sudah menggunakan 2 sirkuit yang bertujuan pada saat
terjadi
permasalahan
memudahkan
maintenance (perbaikan).
A) Perancangan Kelistrikan
40
teknisi
untuk
melakukan
Gambar 2.30 Sistem Kelistrikan di Bandara Internasional Yogyakarta B) Model Perawatan Model menggunakan
perawatan metode
yang
dilakukan
perawatan
pada
peralatan
harian, mingguan,bulanan,
triwulan, semesteran, sampai tahunan. 1) CCR a. Pemeliharaan Harian -
Periksa circuit-circuit kontrol pada semua brightness step.
b. Pemeliharaan Mingguan -
Periksa arus input dan output serta tegangan antar phase dan antar phase ke netral.
-
Periksa dan bersihkan sekering-sekering dan relai-relai.
-
Periksa card-card proteksi, compensator dan regulator.
-
Periksa penunjukan ampere meter dan bila perlu lakukan adjusment.
-
Bersihkan bagian luar dan dalam regulator.
-
Lakukan pengetesan beban secara lokal dari masingmasing CCR
41
-
Periksa posisi peralatan pada posisi normal dan pintupintunya.
-
Lakukan pengetesan triping open circuit.
c. Pemeliharaan Triwulan -
Periksa tegangan adaptor.
-
Periksa konduktor dan relai-relai.
-
Periksa kekencangan koneksi kabel input/ output.
-
Lakukan pengetesan alat pengaman terhadapopen circuit.
-
Periksa posisi peralatan siap operasi.
d. Pemeliharaan Tahunan -
Periksa pintu-pintu panel, kunci, handel dan engsel.
-
Periksa seluruh bagian dari faktor karat dan bila perlu dicat ulang.
-
Bersihkan rak kabel dan tutup lubang yang dapat dimasuki binatang.
-
Bersihkan dan periksa circuit breaker dan kontaktor.
-
Periksa
isolasi
terhadap
tanah
(output)
setelah
melepaskan hubungan dari kabel seri. -
Periksa sekrup pada selektor.
2) AFL a. Pemeliharaan Harian -
Periksa nyala lampu yang hidup dan melaporkan kepada Satker PPBIY bila terdapat lampu yang mati/rusak.
b. Pemeliharaan Mingguan -
Periksa untuk arus outputnya bila perlu bersihkan socket-socketnya.
-
Periksa dan bersihkan rumput yang tumbuh disekitar lampu.
42
-
Periksa dan bersihkan debu/kotoran yang menempel dilampu/glass.
-
Periksa kerja lampu secara lokal dan remote di CCR room.
c. Pemeliharaan Bulanan -
Bersihkan housing dan dudukan lampu serta socket ke trafo.
-
Bersihkan bak trafo, series trafo dan sambungan kabel dari lumpur/kotoran.
d. Pemeliharaan Triwulan -
Periksa sirkuit kabel.
-
Periksa mur baut dan breakable coupling serta konstruksi lainnya.
-
Periksa dudukan/elevasi lampu sesuai settingnya.
-
Periksa dan perbaiki sistem pentanahan.
-
Periksa bak trafo dan buang/kuras air didalamnya.
e. Pemeliharaan Semesteran -
Periksa dudukan/elevasi lampu.
-
Periksa karat, cat yang terkupas.
-
Periksa tahanan isolasi series kabel dan series trafo.
f. Pemeliharaan Tahunan -
Periksa gasket.
-
Periksasambungan kabel,bila perlu ganti sambungannya dengan melaporkan ke pihak satker PPBIY.
-
Periksa housing lampu,bila perlu dicat kembali.
43
4.2 Jadwal OJT Pelaksanaan On The Job Training dilakukan selama 4 bulan terhitung mulai tanggal 04 Oktober 2021 sampai dengan 25 Februari 2022 di Bandara Internasional Yogyakarta. Waktu pelaksanaan OJT di Power House dilaksanakan sesuai jam dinas atau jam staff pada : Pagi
: Pukul 07.00 WIB s.d. pukul 17.00 WIB
Malam
: Pukul 20.00 WIB s.d. pukul 06.00 WIB
Libur
: Setelah 4 hari kerja
Selama kegiatan OJT berlangsung, taruna dibimbing serta diawasi oleh Supervisor di masing – masing divisi. Untuk lebih jelas jadwal dinas dapat dilihat pada lampiran 1. 4.3 Permasalahan Bandara Internasional Yogyakarta memiliki peralatan berupa lampu penerangan runway atau yang biasa dikenal dengan AFL.Pada lampu penerangan AFL tersebut terdapat masalah pada salah satu alat penerangan yakni lampu runway edge light. Dengan letak geografis bandara yang dekat dengan laut sehingga memungkin uap air laut dibawa oleh angin mengenailampu runway edge light. yang menyebabkan timbulnya kerak berwarna putih. Pada laporan ini penulis mencoba melakukan perawatan lampu runway edge light serta memberikan upaya pencegahan kerak putih timbul kembali dan merusak MPCB LED runway edge light.
NO
NAMA RUNWAY
GAMBAR
44
KETERANGAN
EDGE LIGHT 1
Runway edge light
Timbulnya kerak putih pada bagian dalam blok pendingin runway edge light.
88 - 2
2
Runway Edge light
Timbulnya kerak putih pada bagian luar blok pendingin runway edge light.
92 - 2
3
Runway Edge light
Timbulnya kerak putih pada bagian klip optic runway edge light.
100 - 2
Table 4.1 Pembersihan Kerak Putih Pada Runway Edge Light Sumber : Penulis
45
4.4 Penyelesaian Dari permasalahan tersebut penulis melakukan perawatan lampu runway edge light dan melakukan upaya pencegahan agar kerak putih tidak timbul kembali Sebelum dilaksanakannya pemeliharaan dan pencegahan ada beberapa tahapan yang perlu di persiapkan,antara lain : 1. Menyiapkan peralatan seperti obeng plus dan obeng minus. 2. Menyiapkan bahan seperti majun,sikat,alkohol dan sealant 3. Pengecekan lampu AFL harian. 4. Bilamana ada lampu runway edge light yang mati dan terlihat berkerak,teknisiyang ada di lapangan berkoordinasi dengan teknisi penanggung jawab untuk mengambil langkah selanjutnya. 5. Jika izin sudah terpenuhi,maka teknisi di lapangan melakukan pemeliharaan dan perawatan lampu runway edge light. Berikut upaya pembersihan dan pencegahan untuk mengurangi risiko timbulnya kerak putih : A) Melepaskan kepala optic runway edge light dari penyangganya
Gambar 4.1 Prosedur Pelepasan Kepala Optik Sumber : Karya Penulis 1. Lepaskan bagian peniti, kemudian buka kedua klip pada lampu 2. Lepaskan kepala optik lengkap dengan hati – hati 46
3. Lepas kabel ground dan power pada lampu 4. Lepas paking body B) Melepaskan bagian – bagian pada kepala optik 1. Lepaskan sekrup untuk klip penutup optik dan ring (A). 2. Lepaskan klip (B). 3. Lepaskan spacer (C). 4. Lepaskan penutup optik (D). 5. Lepaskan paking penutup optik (E).
Gambar 4.2 Prosedur Pelepasan Penutup Optik Sumber : Karya Penulis 6. Lepaskan sekrup blok optik (A) dan ring (B). 7. Lepaskan blok optik (C).
Gambar 4.3 Prosedur Pelepasan Blok Optik Sumber : Karya Penulis
47
8. Lepaskan Konektor dari MCPCB LED
Gambar 4.4 Prosedur Pelepasan MPCB LED Sumber : Karya Penulis 9. Lepaskan sekrup dan ring pada bagian blok . 10. Kemudian lepaskan blok pendingin .
Gambar 4.5 Prosedur Pelepasan Blok Pendingin Sumber : Karya Penulis C) Melakukan pembersihan pada bagian – bagian yang terkena kerak(warna putih) 1. Pada bagian yang korosi (berwarna putih) , kita lakukan Pembersihan dengan menggunakan cairan berupa alkohol 2. Sikat dan bersihkan setiap bagian tersebut dengan cairan alkohol 3. Setelah dipastikan bersih dari bekas kerak,maka bagian yang 48
tadi dibuka di pasang kembali 4.Untuk pemasangan pada bagian antara karet dan blok pendingin diberikan sealant untuk meminimalsir masuknya kembali uap airlaut 5. Pada bagian penutup optik dengan paking penutup optik juga diberikan sealant guna mencegah masuknya uap air laut. 6. Pasang kembali seluruh komponen pada kepala optik dengan lengkap dan sesuai dengan tahap pelepasan 7. Setelah komponen pada kepala optik terpasang lengkap,maka langkah selanjutnya memasang kepala optic dengan penyangga 8. Hubungkan kabel power dan ground secara tepat 9. Pasang kembali kepala optik dengan ketentuan tanda panah mengarah ke runway 10.Pasang kembali kedua klip dan peniti 11.Setelah memastikan semua terpasang dengan lengkap,maka coba untuk menyalakan kembali runway edge untuk memastikan alat dalam kondisi baik
Gambar 4.6 Keadaan Runway Edge light Setelah Dilakukan Pembersihan Sumber : Karya Penulis
49
BAB V PENUTUP 5.1
Kesimpulan 1.1. 5.1.1 Kesimpulan Terhadap Bab IV Dari hasil kegiatan yang telah penulis lakukan di lapangan ketika On The Job Training (OJT) di PT. ANGKASA PURA I cabang Bandara Internasional Yogyakarta, penulis dapat menarik kesimpulanterhadap permasalahan yang dipaparkan dalam bab IV sebagai berikut: Bahwa diperlukannya pengecekan secara berkala setiap 6 bulan sekali terhadap lampu runway edge light dan peralatan penerangan AFL lainnya. Serta melakukan perawatan padarunway edge light yang terkena angin laut dan upaya pencegahan mengurangi timbulnya kerak putih kembali pada lampu. 5.1.2 Kesimpulan Pelaksanaan OJT Penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam pelaksanaan On the Job Training (OJT) penulis mendapatkan banyak hal, diantaranya : a. On The Job Training ini dapat menambah pengetahuan, pengalaman, keterampilan kerja dan gambaran sebagai Teknisi Listrik Bandar Udara b. On The Job Training ini digunakan taruna agar siap menghadapi lingkungan kerja setelah menyelesaikan studi nantinya. c. On The Job Training ini bermanfaat untuk menerapkan teori dan keterampilan kerja atau praktek yang telah di peroleh dari pendidikan. d. On The Job Training dapat menambah praktek taruna yang tidak di ajarkan di kampus e. On The Job Training melatih para taruna agar dapat bekerjasama untuk menyelesaikan suatu permasalahan dalam pekerjaan. f. On The Job Training dapat melatih tanggung jawab taruna dalam mengerjakan suatu pekerjaan.
50
1.2. 1. 2. 2.1. 2.2. 5.2
Saran 5.2.1 Saran Terhadap BAB IV Untuk menyikapi berbagai permasalahan yang ditemukan oleh penyusunpada BAB IV, penyusun memiliki beberapa saran, yaitu : 1.
Pentingnya melakukan analisa yang tepat terhadap masalah – masalah yang di temukan pada peralatan, karena banyak peralatan yang harus cepat melakukan penanganan sebab peralatan tersebut sangat berpengaruh pada operasional bandara.
2.
Penambahan alat – alat dengan teknologi terbaru dan canggih agar sistem yang ada pada saat ini bisa lebih maju dan lebih maksimal dalam melakukan pelayanan pada pengguna jasa penerbangan. 3. Agar pelaksanaan OJT II berjalan dengan maksimal hendaknya setiap taruna harus dibekali dengan ilmu yang didapat dalam masa pendidikan di kelas sehingga dapat diaplikasikan dalam pelaksanaan OJT II di lapangan, Dalam pelaksanaan OJT I tiap taruna/i diharapkan lebih aktif menanyakan hal yang masih perlu dipahami. 4. Pentingnya mengetahui standar oprasional prosedur (SOP) dalam bekerja, dan mengoprasikan sebuah peralatan (machine) untuk keamanan alat dan tentunya yang lebih penting teknisi/ orang lain yang memungkinkan terkena dampak, Adapun saran untuk pelaksanaan OJT II selanjutnya antara lain:
51
5.2.2 Saran Terhadap Pelaksanaan OJT a. Perlunya penambahan personil teknisi yang kompoten dan memiliki lisensi khusus penerbangan di unit lisrik di PT. ANGKASA PURA I cabang Bandara Internasional Yogyakarta. b. Dalam pelaksanaan OJT I tiap taruna/i diharapkan lebih aktif menanyakan hal yang masih perlu dipahami.
52
DAFTAR PUSTAKA
Buku Standart Operating Procedure ( SOP ) Teknik Listrik
Data Airport Operation Landside dan Terminal Bandara Internasional Yogyakarta. Data Kantor PT. Angkasa Pura I Cabang Yogyakarta
Buku Pedoman On The Job Training, Polteknik penerbangan Surabaya 2020
Form Daftar Peralatan Electrical Bandara Internasional Yogyakarta, 2020.
Form Daftar Peralatan Electrical Bandara Internasional Yogyakarta, 2021.
https://adbsafegate.com/product-center/airfield/?prod=reliance-runwayedge-light-l-862-led
https://www.indo-makmur.com/product/product_detail/red-insulationboard-pertinax-novotex
https://www.elektroindonesia.com/elektro/elek32.html
LAMPIRAN
Contoh perawatan lampu Runway