Pakaian Adat Bengkulu [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Pakaian Adat Bengkulu Bengkulu. Sebuah provinsi di Barat Daya Pulau Sumatera ini sebetulnya adalah provinsi yang sangat kaya sumber daya. Selain kaya akan hasil pertanian dan pertambangan, provinsi yang berdiri sejak 18 November 1968 ini ternyata juga memiliki kekayaan budaya yang bersumber dari warisan nenek moyangnya. Kekayaan nilai-nilai budaya adat Bengkulu yang telah terpupuk semenjak dahulu dan masih tetap lestari hingga saat ini misalnya dapat kita temukan pada pakaian adatnya. Pakaian adat Bengkulu yang mungkin sangat asing dan tidak begitu dikenal oleh kebanyakan masyarakat Indonesia ini begitu sarat dengan nilai-nilai filosofis. Apa saja keunikannya? Berikut ini akan kita pelajari dengan seksama. Pakaian Adat Bengkulu Pakaian Adat Bengkulu Suku asli dari masyarakat Bengkulu seperti suku Rejang, Serawai, Lembak, dan Pekal sebetulnya adalah bagian dari sub suku Melayu. Oleh karenanya, setiap adat dan budaya yang mengalir dari masing-masing suku tersebut bersumber dari budaya yang sama, yakni budaya Melayu. Budaya Melayu Bengkulu tentu memiliki beberapa perbedaan dengan budaya Melayu pada umumnya. Perbedaan tersebut tercipta akibat adanya akulturasi budaya dengan kekhasan alam sekitar. Salah satu bentuk akulturasi budaya tersebut misalnya dapat kita lihat dari pakaian adat Bengkulu seperti terlihat pada gambar di bawah ini. Pakaian Adat Bengkulu dan Keterangannya Pakaian adat Bengkulu atau yang bernama pakaian adat Melayu Bengkulu sekilas memang terlihat memiliki kesamaan dengan pakaian dari suku Melayu Riau, Melayu Deli, Palembang, atau Lampung. Pakaian Adat Pria Bengkulu Pakaian Adat Pria Bengkulu Para pria bengkulu mengenakan pakaian adat yang terdiri atas jas, celana panjang, alas kaki dan tutup kepala. Jasnya terbuat dari bahan wol atau beludru berwarna hitam, celana terbuat dari bahan kain satin dengan warna gelap, dan tutup kepalanya dibuat mancung ke atas seperti halnya tutup kepala pada pakaian adat Melayu Riau. Tutup kepala ini dikenal dengan nama detar. Penggunaan celana panjang umumnya akan disertai dengan lipatan sarung yang dipasang di pinggang setinggi lutut. Sarung tersebut adalah sarung songket yang ditenun menggunakan motif emas. Sesuai cara penggunaannya, oleh masyarakat Melayu Bengkulu, sarung ini diberi nama sarung segantung. Sebagai pelengkap penggunaan pakaian adat Bengkulu pada pria lazimnya juga dilengkapi dengan hiasan gelang emas di tangan kanan, serta sebilah keris yang menjadi senjata tradisional sarana perlindungan diri. Pakaian Adat Wanita Bengkulu Pakaian Adat Wanita Bengkulu Untuk pakaian wanita adat Bengkulu memiliki kesamaan dengan pakaian adat Melayu pada umumnya, yaitu berupa baju kurung lengan panjang yang dibuat dari kain beludru. Baju kurung ini dihiasi dengan motif sulaman emas berbentu bulat-bulat seperti lempengan uang logam. Warna yang paling dominan digunakan untuk baju kurung ini biasanya adalah warna-warna tua, seperti merah tua, lembayung, biru tua, dan hitam. Baju kurung dipadukan dengan bawahan berupa kain songket berbahan sutra yang dihiasi dengan motif benang-benang emas. Sarung yang dikenakan para wanita umumnya serupa dengan sarung yang dikenakan pada pakaian adat pria Bengkulu. Untuk mempercantik penampilan, selain mengenakan pakaian adat, para perempuan juga akan menggunakan beberapa aksesoris lainnya, di antaranya yaitu sanggul lengkap dengan tusuk konde, anting atau giwang emas, serta mahkota dengan hiasan kembang goyang, ikat pinggang, kalung bersusun, gelang emas di pergelangan tangan, serta sepasang alas kaki yang berupa slop bersulam emas. Dengan aksesoris-aksesoris tersebut, wanita Bengkulu yang terkenal cantik akan tampil menjadi lebih sempurna. Gambar Pakaian Adat Bengkulu dan Keterangannya Kain Besurek dan Kain Kaganga Khas Adat Bengkulu Selain terkenal dengan pakaian adat Bengkulu-nya, provinsi yang mempunyai bangunan benteng bersejarah –Fort Marlbourgh ini juga disebut mempunyai budaya batiknya sendiri. Batik khas bengkulu yang dikenal dengan nama batik besurek atau kain besurek ini adalah batik yang bermotifkan kaligrafi huruf Arab. Motifnya yang berupa potongan dari ayat-ayat Suci Al-Quran membuat batik ini dianggap



begitu sakral dan tidak boleh dikenakan secara sembarangan. Batik besurek hanya boleh dipakai untuk menutupi tubuh bagian atas, ikat kepala, alas bayi pada upacara cukur rambut, serta sebagai kain penutup jenazah. Selain penggunaan tersebut, tidak ada penggunaan lain yang diperbolehkan. Motif kaligrafi yang terdapat pada kain besurek dibuat dengan teknik batik tulis. Oleh karenanya saat ini kain besurek begitu sulit ditemukan seiring semakin sedikitnya pengrajin pakaian adat Bengkulu. Akan tetapi, jika beruntung kita dapat membeli batik khas Bengkulu ini di sekitar pertokoan Anggut Atas, kota Bengkulu. Kain Besurek dan Kain Kaganga Khas Adat Bengkulu Selain batik Besurek, Bengkulu juga mengembangkan varian batik khas lainnya yang memang telah ada sejak dahulu. Batik tersebut adalah batik kaganga. Batik Kaganga tercipta dari tangan orang-orang suku Rejang yang terinspirasi dari batik besurek. Jika batik besurek dinilai terlalu sakral karena motifnya merupakan susunan ayat suci Al Quran, maka batik kaganga dinilai cenderung lebih luwes dari sisi penggunaannya. Batik kaganga adalah batik tulis yang motifnya merupakan susunan aksara Kaganga, aksara asli khas suku Rejang. Motif aksara kaganga pada batik Kaganga juga sering kali dipadukan dengan motif burung wallet atau bunga Raflesia Arnoldi.



.



RUMAH ADAT



Rumah Bubungan Lima adalah rumah adat resmi Provinsi Bengkulu. Rumah Bubungan Lima termasuk jenis rumah panggung. “Bubungan lima” sejatinya merujuk pada atap dari rumah panggung tersebut. Selain “bubungan lima”, rumah panggung khas Bengkulu ini memiliki bentuk atap lainnya, sperti “bubungan limas”, “bubungan haji”, dan “bubungan jembatan”. Material utama yang digunakan adalah kayu medang kemuning atau surian balam, yang berkarakter lembut namun tahan lama. Lantainya terbuat dari papan, sementara atapnya terbuat dari ijuk enau atau sirap. Sementara di bagian depan, terdapat tangga untuk naik-turun rumah, yang jumlahnya biasanya ganjil (berkaitan dengan nilai adat). Menilik sejumlah literatur yang menerangkan tentang rumah adat ini, kesimpulan sementara yang bisa diambil adalah, rumah ini bukanlah jenis tempat tinggal yang umum ditempati masyarakat. Rumah Bubungan Lima (juga jenis rumah adat lainnya di Bengkulu) merupakan rumah dengan fungsi khusus yang digunakan untuk ritus-ritus adat atau acara khusus, seperti penyambutan tamu, kelahiran, perkawinan, atau kematian. Rumah Bubungan Lima, merupakan salah satu prototipe hunian tahan banjir, yang merepresentasikan nilai-nilai kearifan lokal pada masyarakat Bengkulu. Ramli, dkk (1992), seperti dikutip oleh Larasati dalam http://prestylarasati.wordpress.com/), menerangkan bahwa Rumah Bubungan Lima, dan rumah panggung warga Bengkulu pada umumnya, terdiri atas beberapa bagian: Bagian Atas: Bagian atas terdiri dari: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



Atap, terbuat dari ijuk, bambu, atau seng, Bubungan, ada beberapa bentuk, Pacu (plafon), dari papan atau pelupuh, Peran, balok-balok bagian atas yang menghubungkan tiang-tiang bagian atas, Kap, kerangka untuk menempel kasau, Kasau, untuk mendasi reng, Reng, untuk menempel atap, dan Listplang, suyuk, penyunting.



Bagian Tengah: Bagian tengah terdiri dari: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.



Kusen, kerangka untuk pintu dan jendela, Dinding, terbuat dari papan atau pelupuh, Jendela, bentuk biasa dan bentuk ram, Pintu, bentuk biasa dan bentuk ram, Tulusi (lubang angin), ventilasi, biasanya di atas pintu dan jendela, dibuat dengan berbagai ragam hias, Tiang penjuru, Piabung, tiang penjuru halaman, Tiang tengah, Bendu, balok melintang sepanjang dinding.



Bagian Bawah Sementara bagian bawah, terdiri dari: 1. Lantai, dari papan, bambu, atau pelupuh, 2. Geladak, dari papan 8 dim dengan lebar 50cm, dipasang sepanjang dinding luar di atas balok, 3. Kijing, penutup balok pinggir dari luar, sepanjang keliling dinding, 4. Balok (besar), kerangka untuk lantai yang memanjang ke depan, 5. Tailan, balok sedang yang berfungsi sebagai tempat menempelkan lantai, 6. Blandar, penahan talian, melintang, 7. Bedu, balok diatas sebagai tempat meletakkan rel, 8. Bidai, bamboo tebal yang dipasang melintang dari papan lantai, untuk mempertahankan dari tusukan musuh dari bawah rumah, 9. Pelupuh kamar tidur, sejajar dengan papan lantai (di atas bidai), 10. Lapik tiang, batu pondasi tiang rumahtiang rumah, 11. Tangga depan dan belakang.



Susunan Ruang dan Fungsinya Susunan ruang Rumah Bubungan Lima (dan rumah panggung Melayu Bengkulu umumnya) beserta fungsinya, adalah sebagai berikut: 



Berendo



Tempat menerima tamu yang belum dikenal, atau tamu yang hanya menyampaikan suatu pesan (sebentar). Selain itu juga dipergunakan untuk bersantai pada pagi atau sore hari. Bagi anak-anak, berendo juga sering dipergunakan untuk bermain congkak, karet, dll 



Hall



Ruang untuk menerima tamu yang sudah dikenal baik, keluarga dekat, atau orang yang disegani. Ruangan ini juga digunakan untuk tempat cengkrama keluarga pada malam hari, ruangan belajar bagi anak-anak, dan sewaktu-waktu ruang ini digunakan untuk selamatan atau mufakat sanak famili. 



Bilik Gedang



Bilik gedang atau bilik induk merupakan kamar tidur bagi kepala keluarga (suami istri) serta anak-anak yang masih kecil. 



Bilik Gadis



Biasanya terdapat pada keluarga yang memiliki anak gadis, merupakan kamar bagi Si Anak Gadis. Selain uantuk tidur juga digunakan untuk bersolek. Bilik gadis biasanya berdampingan dengan bilik gedang, demi keamanan dan kemudahan pengawasan terhadap anak gadis mereka. 



Ruang Tengah



Biasanya dikosongkan dari perabot rumah, dan di sudutnya disediakan beberapa helai tikar bergulung karena fungsi utamanya adalah untuk menerima tamu bagi ibu rumah tangga atau keluarga dekat bagi si gadis. Di samping itu juga sering dipakai sebagai tempat belajar mengaji. Bagi keluarga yang tidak memilki kamar bujang tersendiri, kadang-kadang dipakai untuk tempat tidur anak bujang. 



Ruang Makan



Tempat makan keluarga. Pada rumah kecil biasanya tidak terdapat ruang makan, mereka makan di ruang tengah. Bila ada tamu bukan keluarga dekat, maka untuk mengajak tamu makan bersama digunakan hal, bukan di ruang makan. 



Garang



Tempat penyimpanan tempayan air atau gerigik atau tempat air lainnya, juga dipakai untuk tempat mencuci piring dan mencuci kaki sebelum masuk rumah atau dapur 



Dapur



Ruangan untuk memasak 



Berendo Belakang



Serambi belakang, tempat bersantai bagi kaum wanita pada siang atau sore hari, melepas lelah setelah mengerjakan tugas, tempat mengobrol sambil mencari kutu. Selain Rumah Bubungan Lima, di Provinsi Bengkulu juga terdapat rumah adat yang lain seperti Rumah Umeak Potong Jang, Rumah Kubung Beranak, Rumah Patah Sembilan, dan lain sebagainya.



SUKU BANGSA DI BENGKULU Suku-suku bangsa yang mendiami Provinsi Bengkulu dapat dikelompokkan menjadi suku asli dan pendatang, meskipun sekarang kedua kelompok ini mulai bercampur baur. Bahasa yang dominan dipakai adalah bahasa Rejang, yang banyak dipahami oleh sebagian besar penduduk, selain bahasa Melayu (bahasa Indonesia) dan bahasa Serawai. Di Pulau Enggano dipakai bahasa Enggano. Suku-suku pribumi mencakup suku-suku berikut: 1. Mukomuko, mendiami wilayah Kabupaten Mukomuko; 2. Pekal, mendiami wilayah Kabupaten Mukomuko dan Kabupaten Bengkulu Utara; 3. Rejang, mediami wilayah Kabupaten Bengkulu Utara, Kepahiang, Rejang Lebong dan Lebong; 4. Lembak, mendiami wilayah Kota Bengkulu dan Kabupaten Rejang Lebong; 5. Serawai, mendiami wilayah Kabupaten Seluma dan Bengkulu Selatan; 6. Basemah, mendiami wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kaur; 7. Kaur, mendiami wilayah Kabupaten Kaur; 8. suku-suku pribumi Enggano (ada enam puak), mendiami Pulau Enggano. Suku bangsa pendatang meliputi Melayu, Jawa (dari Banten), Bugis, Madura, Minangkabau, Batak, Sunda, dan lain-lain



TARIAN TRADISIONAL DI BENGKULU Bengkulu merupakan salah satu provinsi yang ada di sumatera dan berada antara provinsi Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan juga dengan Lampung. Bengkulu terkenal dengan kerajian tradisional batik besurek, yaitu kain batik yang dihiasi huruf-huruf Arab gundul dan diakui oleh pemerintah Republik Indonesia sebagi salah satu bagian warisan budaya Republik Indonesia serta turut memperkaya khazanah budaya di Indonesia. Selain batik bengkulu juga terkenal dengan Tarian Tradisional yang indah. Tarian yang sering digunakan untuk menyambut tamu penting adalah Tarian Andun. Selain itu masih banyak tarian yang kita belum mengetahui. Berikut ini adalah Tarian Tradisional Bengkulu yang wajib kita ketahui. 1. Tarian Andun



Tarian Andun



Tarian Andun biasanya di pentaskan untuk menyambut tamu penting atau pada acara kemanten. Dalam pementasan biasanya diwakili oleh pasangan muda mudi pada malam hari dan di iringin oleh alat musik tradisional kolintang. Pada jaman dahulu tarian andun di pentaskan setelah masa panen yang berfungsi untuk mencari jodoh. 2.Tari Bidadari Teminang Anak



Tari Bidadari Teminang Anak Tarian yang berasal dari Rejang Lebong. Dari namanya sudah memberikan pengertian kalau Tarian ini di ibaratkan seorang bidadari yang sedang meminang anak. Yang jelas diberi nama yang unik pasti memiliki maksud yang baik oleh pembuatnya dahulu. Kita sebagai generasi penerus harus bisa melestarikannya 3. Tarian Tabot



Tari Tabot Tarian Tabot merupakan Tarian untuk mengenang kisah kehebatan dan kepahlawanan dari cucu Nabi Muhammad SAW. Husein Bin Ali Abi Thalib dalam melakukan peperangan melawan ubaidillah bin zaid di padang karbala irak. Tarian tabot untuk menghormati keturunan dari Syeh Buhanuddin yang di kenal dengan Imam Senggolo dan memiliki cucu yang dikemudian menjadi keluarga tabot. Tarian ini di lakukan pada tanggal 1-10 muharam setiap tahunnya



4.Tari Kejei



Tari Kejei Tarian yang dilakukan oleh pasangan muda mudi yang diadakan setiap panen raya pada setiap tahunnya. Kesenian tari kejei berasai dari rakyat Rejang. Tarian ini menggunakan baju adat bengkulu dan dilakukan pada malam hari dengan menggunakan penerangan lampion, sehingga terlihat indah. Tarian Kejei dilakukan setiap desa yang ada di bengkulu 5. Tarian Lanan Belek



Tarian Lanan Belek Tarian Lanan Belek di ceritakan dari seorang biadadari yang tertinggal di bumi saat mandi karena selendangnya di ambil seseorang sehingga tidak bisa kembali ke kayangan. Ketika seledangnya sudah ketemu sang bidadari pulang kekayangan dan meninggalkan pemuda tadi sendirian. Seperti kisah joko tarub yang ada di jawa. Dengan mengenal Tarian Tradisional yang ada di Provinsi Bengkulu kita bisa memahami bahwa warisan budaya di Negara kita itu sangat banyak dan perlu kita lestarikan agar tidak di klaim oleh negara lain ataupun punah. Yuk Baca Juga Tarian Tradisional Jambi Dan Keterangannya



ALAT MUSIK TRADISIONAL BENGKULU



Sebelum membahas tentang alat musik tradisional Bengkulu, terlebih dahulu mari kita pahami apa saja etnis sub suku Melayu yang tinggal di provinsi ini. Alat Musik Tradisional Bengkulu Berdasarkan data Wikipedia, dapat kita ketahui bahwa terdapat 7 suku besar yang mendiami provinsi Bengkulu sejak lama. Ketujuh suku tersebut yaitu suku Muko-Muko, suku Pekal, suku Rejang, suku Lembok, suku Serawai, suku Basemah, dan suku Kaur. Suku-suku tersebut memiliki ciri khas dan keunikan budayanya masing-masing. Akan tetapi, dalam urusan budaya seni musik, terdapat kesamaan mencolok dalam kehidupan masyarakat tersebut dengan adanya 4 jenis seni musik tradisional yaitu Geritan atau seni bercerita sambil berlagu, Serambeak atau seni patatah-petitih, Andei-andei atau seni sastra yang berisi nasihat, dan Sambei atau seni vokal yang dipertunjukan dalam pesta perkawinan. Dalam mempertunjukan keempat jenis seni musik tersebut, masyarakat Bengkulu menggunakan beberapa instrumen alat musik untuk menghasilkan bunyi-bunyian indah seperti yang saat ini dapat kita lihat di Museum Negeri Bengkulu. Alat musik tradisional Bengkulu tersebut antara lain: 1. Alat Musik Doll Doll adalah alat musik tradisional Bengkulu yang berupa sebuah gendang dengan bentuk cembung di bagian sisinya. Sejak dulu, gendang ini dimainkan dalam perayaan Tabot (1 sd 10 Muharram), perayaan untuk mengenang kematian cucu Nabi Muhammad. Instrumen tepuk ini tidak dapat dimainkan oleh sembarang orang. Hanya Sipai atau orang keturunan India saja yang diperkenankan memainkannya. Dalam memainkan Dol, terdapat suatu aturan yang wajib ditaati oleh pada Sipai. Aturan tersebut terkait dengan jenis pukulan dan ritme tepukan yang dimainkan. Terdapat 3 jenis tepukan dalam aturan tersebut yaitu suwena, tamatam, dan suwari. Tepukan suwena adalah pukulan dengan tempo lambat yang digunakan untuk menggambarkan duka cita, tepukan tamatam adalah pukulan dengan ritme cepat yang digunakan untuk suasana riang, sementara tepukan suwari adalah tepukan satu-satu untuk tempo yang panjang. Dalam pementasan, Dol tidak dimainkan sendiri. Ada instrumen lain seperti tassa, serunai, rebana yang mengiringinya.



1Lirik Lagu Daerah dari Provinsi Bengkulu - Lalan Belek Oi lalan belek… oi lalan belek lalan belek Oi lalan belek… oi lalan belek lalan belek Kemak boloak si depeak depeak nang au Kemak dawen si lipet duwei Lipet duwei Kunyeu depoloak etun temegeak nang au Belek asen ite beduei ite beduei Oi lalan belek… oi lalan belek… lalan belek Oi lalan belek… oi lalan belek… lalan belek Amen ku namen repie epet nang au Coa ku melapen eboak kedulo Eboak kedulo… Amen kunamen idup yo peset nang au Coa ku lak tu’un mai dunio tu’un mai dunio Oi lalan belek… oi lalan belek… lalan belek Oi lalan belek… oi lalan belek… lalan belek Amen ade seludang pinang nang au Jano guno ku upeak igei ku upeak igei Amen ade bayang betunang nang au Jano guno bemedeak igei Bemedeak igei Oi lalan belek… oi lalan belek… lalan belek Oi lalan belek… oi lalan belek… lalan belek Bilei iyo temanem tebeu nang au Memen sebilei temanem seie Temanem seie Bilei iyo ite betemu nang au Memen sebilei ite becei Ite becei Oi lalan belek… oi lalan belek… lalan belek Oi lalan belek… oi lalan belek… lalan belek Oi lalan belek… oi lalan belek… lalan belek…………….



2. Lirik Lagu Daerah dari Provinsi Bengkulu - Sungai Suci Oh sungai suci tempek nan elok nan menawan hati tempek pariwisata bejalan-jalan besuka ria Kemano kemano lah elok nian tiado duonyo tempek menghibur hati dan duka lara berganti bahagia Oh sungai suci lah terkenal sejak dulu kalo bertebaran warna warni batu mulia Di hari minggu banyaklah orang nang pai kesitu tiado lupo bekalnyo gitar kek gendang main bersamo



3. Lirik Lagu Daerah dari Provinsi Bengkulu - Anak Kumang ko laleu dete asoak sayang ku tingga suang ko laleu dete asoak sayang ku tingga suang tebo leceak be pagar pinang tebo dawen be deret bae api madeak gicolak senang cuma babagei tenimo bae ko laleu dete asoak sayang ku tingga suang ko laleu dete asoak sayang ku tingga suang karang tinggei nak lubuk tabah dalen belek kak tabeak penanjung amen cigei indok ngen bapak awei ba kacang gi pateak junjung ko laleu dete asoak sayang ku tingga suang ko laleu dete asoak sayang ku tingga suang ko laleu dete asoak sayang ku tingga suang ko laleu dete asoak sayang ku tingga suang keleak doo si burung ponoi mesoa umpan nak padang lalang lueng kelmen uku menginoe semesoa bagei gituun malang ko laleu dete asoak sayang ku tingga suang ko laleu dete asoak sayang ku tingga suang asen tuein cao menoo cao uyo leyen igei tengen igei lak murus tuntuei



kaleu coa uyo tengen ba igei ko laleu dete asoak sayang ku tingga suang ko laleu dete asoak sayang ku tingga suang ko laleu dete asoak sayang ku tingga suang



SENJATA TRADISIONAL BENGKULU



1. Senjata Tradisional Bengkulu - Keris Keris adalah senjata tradisional daerah Bengkulu. Keris merupakan senjata tradisional yang dipergunakan untuk menikam dari jarak dekat. Sebagai senjata tradisional yang banyak dipergunakan oleh masyarakat di Sumatera bisa Sobat lihat pada halaman Senjata Tradisional Provinsi Riau.



2. Senjata Tradisional Bengkulu - Badik / Sewar Badik/Sewar juga sejenis keris dengan bentuk lurus dan bermata satu. Dipakai untuk berburu dan sebagai perlengkapan upacara adat. Pada umumnya jenis badik ini terdapat juga pada masyarakat melayu daerah / provinsi lainnya namun dengan nama yang kemungkinan berbeda beda seperti sewar/siwah atau tumbuk lada. Seperti dibawah ini, di daerah Manna Bengkulu Selatan senjata tradisional ini disebut Sewar, sedangkan di Lampung disebut dengan Badik Manna



3. Senjata Tradisional Bengkulu - Rambai Ayam Rambai ayam atau Jembio adalah senjata tradisional yang berupa senjata tusuk yang tajam disalah satu sisi dan ujung yang meruncing. Disebut rambai ayam karena bentuknya yang menyerupai ekor ayam / taji ayam. Pada umumnya Rambai Ayam berukuran antara 25 - 30 cm.



4. Senjata Tradisional Bengkulu - Rudus Rudus adalah sejenis pedang yang terdiri dari mata, ulu, dan sarung. Dipergunakan untuk berperang, membela diri dan kelengkapan pada upacara penobatan datuk (kepala adat). Rudus juga dipergunakan dalam lambang Provinsi Bengkulu. Penggunaan rudus dalam lambang Provinsi Bengkulu tersebut melambangkan kepahlawan.