Panduan IVA 2020 Benar [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berdasarkan data Globocan (IARC) 2002, kanker payudara menempati urutan pertama seluruh kanker pada perempuan (insidence rate 38 per 100 perempuan), kasus baru yang ditemukan 22,7% dengan jumlah kematian 14% per tahun dari seluruh kasus kanker pada perempuan di dunia. Kanker leher rahim menempati urutan kedua dengan incidence rate 16 per 100.000 perempuan, kasus baru yang ditemukan 9,7 % dengan jumlah kematian 9,3% per tahun dari seluruh kasus kanker pada perempuan di dunia. Kedua kanker di atas menjadi salah satu masalah utama pada kesehatan perempuan di dunia, terutama pada negara berkembang yang mempunyai sumber daya terbatas seperti di Indonesia. Alasan utama meningkatnya kedua kanker tersebut di negara berkembang adalah karena kurangnya program penapisan yang efektif dengan tujuan untuk mendeteksi keadaan sebelum kanker maupun kanker pada stadium dini termasuk pengobatannya sebelum proses invasif yang lebih lanjut.Estimasi tahun 1985 (PATH, 2000) hanya 5% perempuan di negara sedang berkembang yang mendapat pelayanan penapisan dibandingkan dengan 40% perempuan di negara maju. Kanker Payudara adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar, dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara. Kanker Leher Rahim adalah keganasan yang terjadi pada leher rahim yang merupakan bagian terendah dari rahim yang menonjol ke puncak liang senggama (vagina).Penanggulangan terpadu harus dilaksanakan sejak dari Puskesmas. Kunci keberhasilan program pengendalian kedua kanker adalah penapisan (screening) yang diikuti dengan pengobatan yang adekuat.Hal ini berdasarkan fakta bahwa lebih dari 50% perempuan yang terdiagnosa kanker tidak pernah melakukan penapisan (WHO, 2004). Penapisan atau skrining, adalah upaya pemeriksaan atau tes yang sederhana dan mudah yang dilaksanakan pada populasi masyarakat sehat, yang bertujuan untuk membedakan masyarakat yang sakit atau yang berisiko terkena penyakit diantara masyarakat yang sehat.Upaya penapisan dikatakan adekuat bila tes dapat mencakup seluruh atau hampir seluruh populasi sasaran, untuk itu diperlukan kajian jenis pemeriksaan yang mampu laksana pada kondisi sumber daya terbatas seperti di Indonesia.Di negara berkembang seperti Indonesia dapat dilakukan Pemeriksaan IVA, yaitu pemeriksaan leher rahim secara visual menggunakan asam cuka berarti melihat leher rahim dengan mata telanjang untuk mendeteksi abnormalitas setelah pengolesan asam asetat atau cuka (3-5%). Daerah yang tidak normal akan berubah warna dengan batas yang tegas menjadi putih(acetowhite), yang mengindikasikan bahwa leher rahim



mungkin memiliki lesi prakanker. IVA adalah praktik yang dianjurkan untuk fasilitas dengan sumberdaya sederhana dibandingkan dengan jenis penapisan lain karena aman, tidak mahal, dan mudah dilakukan. Sampai saat ini patofisiologi kanker payudara masih belum diketahui secara pasti, sehingga upaya deteksi dini yang dilakukan hanya bertujuan untuk menemukan penderita kanker pada stadium yang masih rendah (down staging) dan presentase kemungkinan untuk dapat disembuhkan tinggi.Kegiatan deteksi dini kanker payudara dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih di puskesmas yang disebut dengan pemeriksaan payudara klinis (CBE=Clinical Breast Examination) yang diikuti dengan pengajaran cara melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dengan cara yang benar.Dengan cara memasyarakatkan program SADARI bagi semua perempuan dimulai sejak usia subur, sebab 85% kelainan di payudara justru pertama kali dikenali oleh penderita bila tidak dilakukan penapisan massal. SADARI sebaiknya dilakukan setiap kali selesai menstruasi (hari ke-10, terhitung hari pertama haid). Pemeriksaan dilakukan setiap bulan sejak umur 20 tahun (sumber: American Cancer Society). Untuk mencapai hasil yang memuaskan, penapisan harus berfokus pada perempuan dengan golongan umur yang sudah ditargetkan. Walaupun dengan kemajuan saat ini pencegahan primer kanker leher rahim berupa vaksinasi HVP telah tersedia, namun belum dapat menjadi imunisasi massal untuk saat ini, karena mahalnya biaya dan keterbatasan vaksin yang tersedia. Hampir semua negara, insidens kanker payudara dan kanker leher rahim invasif sangat sedikit pada perempuan dengan umur di bawah 25 tahun, insidens akan meningkat sekitar usia 35 tahun keatas dan menurun pada usia menopause. (McPherson, et.al 2000, PATH 2000). Berdasarkan hal ini, program penapisan di Indonesia difokuskan pada perempuan usia 30-50 tahun, sedang pada usia diatas 50 tahun walaupun relatif sedikit insidensnya, sebaiknya dilakukan penapisan 1 kali. B. Tujuan Pedoman a. Tujuan Umum Untuk sebagai acuan bagi petugas dalam upaya Pengendalian kanker payudara dan kanker leher rahim di Puskesmas Talang Betutu. b. Tujuan Khusus 1. Untuk



sebagai



acuan



bagi



petugas



kesehatan



dalam



persiapan,



perencanaan, dan pelaksanaan deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim di Puskesmas Talang Betutu. 2. Untuk sebagai acuan bagi petugas kesehatan dalam perencanaan dan pelaksanaan sistem rujukan pengendalian kanker payudara dan kanker leher rahim di Puskesmas dan jejaringnya.



3. Untuk sebagai acuan terselenggaranya sistem pencatatan, pelaporan, monitoring, dan evaluasi program pengendalian kanker payudara dan kanker leher rahim di Puskesmas dan jejaringnya. C. Sasaran Pedoman Sasaran pedoman ini adalah : a. Semua tenaga kesehatan yang ada di puskesmas, hendaknya memiliki pengetahuan dan keterampilan



dalam



deteksi dini kanker payudara dan



kanker leher rahim. b. Koordinator Program IVA dapat memberikan pelayanan bagi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Talang Betutu. D. Ruang Lingkup Pedoman Ruang lingkup pedoman tehnis pengendalian kanker payudara dan kanker leher rahim, meliputi : Deteksi dini kanker leher rahim, memberikan gambaran patofisiologi, faktor risiko, variasi penapisan, dan terapi yang ada serta limitasinya, juga pendekatan kunjungan tunggal untuk mendiagnosa dan mengobati lesi pra-kanker leher rahim sebagai salah satu strategi mengurangi putus kunjungan (opportunity loss) untuk klien yang didiagnosa lesi pra-kanker. Deteksi kanker payudara, memberikan gambaran tentang faktor risiko dan gejala serta tanda kanker payudara, deteksi dini dan modalitas terapi yang ada. 1. Kegiatan Pemeriksaan IVA di dalam gedung Puskesmas Adalah pemeriksaan IVA yang dilaksanakan di dalam ruangan pelayanan Poli KIA/KB dengan kegiatan memberikan pelayanan pemeriksaan IVA dan pemeriksaan payudara secara klinis (sadanis) serta memberikan informasi / konseling . 2. Kegiatan pemeriksaan IVA di luar gedung Puskesmas Adalah kegiatan pelayanan pemeriksaan IVA dan memberikan konseling yang dilakukan petugas puskesmas untuk masyarakat yang berada di wilayah kerja puskesmas, seperti pada saat kegiatan PTM Terintegrasi atau kegiatan momen tertentu.



BAB II STANDAR KETENAGAAN A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia Tenaga PROMKES Berikut ini kualifikasi SDM dan realisasi Tenaga PROMKES yang ada diPuskesmas Talang Betutu Kegiatan



Kualifikasi SDM



Realisasi PENGELOLA



a. Dalam Gedung



Pendidikan minimal DIII



PROGRAM IVA Jumlah tenaga pengelola



b. Luar Gedung



dan DIV Kesehatan



program IVA 1 orang dengan kualifikasi DIII Kebidanan (PNS)



B. Distribusi Ketenagaan Pengaturan dan penjadwalan Penanggung jawab upaya Program IVA



dan staf



puskesmas yang terlibat dalam kegiatan upaya dikoordinir oleh penanggung jawab UKM. Sumber daya manusia yang wajib berpartisipasi dalam kegiatan Program IVA adalah: 1. Dokter ( Sarjana Kedokteran) 2. Bidan (D3 Kebidanan) 3. Perawat (D3 Keperawatan dan S1 Keperawatan )



C. Jadwal Kegiatan NO 1



JENIS KEGIATAN Pelayanan Pemeriksaan IVA dengan kegiatan PTM Terintegrasi / kegiatan momen tertentu



SASARAN Semua PUS



WAKTU Sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan



TEMPAT



PELAKSANA



Puskesmas Koordinator program IVA Posyandu Koordinator KIA Posbindu Atau tempat yang sudah ditetapkan



KET -



BAB III STANDAR FASILITAS A. Denah Ruangan 4



5 6



2



3



7 1



Keterangan : 1



= Pintu



2



= Meja



3



= kursi



4



= Lemari Buku



5



= Tempat tidur



6



= Meja instrumen



7



= Lemari alat instrumen



B. Standar Fasilitas Tabel 3.1 Standar Fasilitas di ruang Pemeriksaan IVA JUMLAH MINIMAL PERALATAN NO



I.



JENIS PERALATAN



Puskesmas Non Rawat Inap



Puskesmas Rawat Inap



Jumlah Peralatan yang ada di saat ini



Set / Alat Pemeriksaan IVA / Pemeriksaan Sadanis 1



Spekulum dengan ukuran S,M dan L



Sesuai kebutuhan



Sesuai kebutuhan



1 set



2



Kapas lidi Larutan Asam Asetat 3- 5%



4



Kapas Sublimat



5



Sarung tangan



6



Kom kecil



Sesuaikebutuh an Sesuai Kebutuhan Sesuai Kebutuhan Sesuai kebutuhan 2 buah



1 set



3



Sesuai kebutuhan Sesuai Kebutuhan Sesuai Kebutuhan Sesuai kebutuhan 2 buah



Sesuai kebutuhan Sesuai kebutuhan Sesuai kebutuhan 2 buah



7



Baskom besar



2 buah



2 buah



2 buah



8



Albotyl



1 buah



1 buah



1 buah



9



Bayclin



1 botol



1 botol



1 botol



10



Sabun cuci tangan



1 buah



1 buah



1 botol



11



Cermin



1 buah



1 buah



1 buah



12



Selimut



1 buah



1 buah



1 buah



13



Tissu



1 buah



1 buah



1 buah 1



II. Bahan Habis Pakai 1



Cairan Desinfektan Tangan



2



Cairan Desinfektan Ruangan Larutan klorin untuk dekontaminasi peralatan III. Perlengkapan



Sesuai Kebutuhan



Sesuai Kebutuhan



Sesuai kebutuhan



Sesuai Kebutuhan



Sesuai Kebutuhan



Sesuai kebutuhan



1



Lampu



1 unit



1 unit



1



2



Tempat tidur Ginekologi



1 unit



1 unit



1



3



Tempat Sampah Tertutup



2 buah



2 buah



2 buah



4



Lemari alat



1 buah



1 buah



1



IV. Meubelair 1



Kursi kerja



2 buah



2 buah



3



2



Lemari Arsip



1 buah



1 buah



1 buah



3



Meja tulis ½ biro



1 buah



1 buah



V. Pencatatan dan Pelaporan 1



Buku register pelayanan



Sesuai Kebutuhan



Sesuai Kebutuhan



2



Formulir dan Surat Keterangan lain sesuai kebutuhan pelayanan yang diberikan Kartu Status Pasien



Sesuai Kebutuhan



Sesuai Kebutuhan



Sesuai Kebutuhan



Sesuai Kebutuhan



3



Ada



BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN IVA A. Lingkup Kegiatan pemeriksaan IVA Puskesmas Talang Betutu berdasarkan Permenkes No.75 tahun 2014 tentang Puskesmas, kegiatan dalam Upaya pemeriksaan IVA yang dilaksanakan meliputi : Tabel 4.1 Kegiatan Pelayanan IVA didalam Gedung Kegiatan didalam gedung Ruang pelayanan KIA



a) Petugas menyampaikan informasi tentang faktor risiko



& KB



dan bagaimana menghindari faktor risiko agar tidak terjadi



penyakit



kanker



leher



rahim



dan



kanker



payudara. b) Melaksanakan Pemeriksaan IVA dan periksa payudara secara klinis( SADANIS ). Kegiatan diluar gedung 1. Pelayanan pemeriksaan IVA sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan dengan kegiatan PTM Terintegrasi atau ada kegiatan momen tertentu. 2. Pemberdayaan berjenjang di berbagai tatanan (rumah tangga, institusi pendidikan, tempat kerja, dll) dengan urutan tahapan: a. Petugas puskesmas mengembangkan kemitraan dan memberdayakan para pemuka masyarakat b. Pemuka masyarakat memilih dan merekrut kader, lalu memberdayakan kader c. Para kader memberdayakan masyarakat. A.



Strategi Program IVA Merupakan cara bagaimana dalam melaksanakan pemeriksaan IVA di puskesmas. Ada



tiga strategi yaitu :



1. Meningkatkan upaya promotif 2. Memperluas dan mempermudah akses pemeriksaan IVA dan Sadanis



3. Meningkatkan peran kader kesehatan. B.



Langkah Kegiatan Program IVA 1. Perencanaan Secara terinci uraian ruang lingkup kegiatan perencanaan Program IVA yaitu: a. Kajian perilaku tentang masalah kesehatan yang dilakukan oleh lintas program di puskesmas b. Kajian kebijakan publik berwawasan kesehatan yang sudah ada maupun yang perlu dibuat dalam mengatasi masalah kesehatan yang ada di wilayah kerja puskesmas. c. Lokakaryamini di puskesmas yang membahas program IVA yang terintegrasi secara lintas program maupun lintas sektor. d. Komunikasi, informasi dan edukasi tentang kesehatan di masyarakat, melalui kegiatan di dalam gedung dan di luar gedung puskesmas dalam upaya meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan serta meningkatkan status kesehatannya. e. Advokasi kesehatan pada pengambil keputusan di tingkat desa dan kecamatan untuk mendapatkan dukungan kebijakan publik berwawaskan kesehatan dalam mengatasi masalah kesehatan termasuk penanganan kejadian luar biasa, dengan mengoptimalkan potensi dan peran jejaring kemitraan. f. Penggerakan



peran



serta



masyarakat



melalui



upaya



pemberdayaan



masyarakat dalam pengembangan, pembinaan dan peningkatan kualitas kesehatan dan peningkatan pencapaian program IVA



di wilayah kerja



puskesmas. g. Pengembangan dan pembinaan berbagai jenis upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) di tingkat desa dalam mengatasi masalah kesehatan serta meningkatkan status kesehatan masyarakat. 2. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Dilaksanakan dengan memperhatikan : a. Bertujuan untuk mempertahankan kegiatan yang sudah ada pada periode sebelumnya dan memperbaiki program yang masih bermasalah b. Menyusun rencana kegiatan baru yang disesuaikan dengan kondisi kesehatan di wilayah tersebut dan kemampuan puskesmas Contoh matrik : No



Kegiatan



Tujuan



Sasaran



Target



Waktu



Kebutuhan sumber daya Dana Alat Tenaga



3. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Merupakan penetapan rincian rencana pelaksanaan kegiatan program IVA berdasarkan RUK. Contoh matrik: N o



Kegiatan



Sasaran



Target



Volume Kegiatan



Rincian Pelaksanaan



Lokasi



Tenaga



Jadwal



Sumber dana



4. Pelaksanaan a. Melaksanaan kegiatan Program IVA dan Sadanis sesuai dengan jadwal yang telah disusun bersama dengan kegiatan PTM terintegrasi. b. Melakukan pencatatan dan pelaporan pelaksanaan kegiatan program IVA. 5. Pemantauan Tindakan



pengamatan



yang



dilakukan



secara



terus-menerus



terhadap



pelaksanaan kegiatan IVA dengan tujuan memberikan umpan balik pada pengelolaan program IVA untuk perbaikan dan optimalisasi pelaksanaan kegiatan pemeriksaan IVA dan Sadanis. Dilakukan untuk : a. Menetapkan masalah dan situasi b. Menganalisis penyebab dan faktor yang mempengaruhi c. Merumuskan dan merevisi upaya solusi 6. Penilaian dan Evaluasi Merupakan proses sistematis yang mempelajari pengalaman pembelajaran upaya program IVA dan Sadanis sebagai upaya meningkatkan kualitas rancangan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan program IVA yang baru. Rentang waktu : a. Evaluasi pra kegiatan program IVA dan Sadanis. b. Evaluasi sewaktu pelaksanaan pemeriksaan IVA dan Sadanis sedang berlangsung c. Evaluasi setelah pemeriksaan dilakukan 7. Rencana Tindak Lanjut Berdasarkan hasil evaluasi, penanggungjawab upaya membuat RTL untuk perbaikan kegiatan dan penyusunan rencana kegiatan yang akan datang. Laporan kegiatan, hasil evaluasi dan RTL dilaporkan kepada Kepala Puskesmas.



BAB V LOGISTIK A. Definisi Logistik Menurut Perpres No. 26 Tahun 2012 Logistik didefinisikan sebagai rantai pasok (supply chain) yang menangani arus barang, informasi, dan uang melalui proses pengadaan



(procurement),



penyimpanan



(warehousing),



transportasi



(transportation), distribusi (distribution), dan pelayanan penghantaran (delivery services). Adapun tujuan penyusunan sistem logistik ini untuk meningkatkan keamanan, efisiensi, dan efektifitas pergerakan barang, informasi, dan uang mulai dari titik asal (point of origin) sampai dengan titik tujuan (point of destination) sesuai dengan jenis, kualitas, jumlah waktu dan tempat yang dikehendaki konsumen. Tabel 5.1 Skema Definisi Logistik (Modifikasi dari Prof. Senator, 2003) Sarana/prasarana Kamera foto, smart phone ,Atk



-



Aktivitas Pengadaan



-



Misi Tepat Guna



-



Penyimpanan



-



Tepat



-



Penghantaran



Lokasi -



1.



Tepat Waktu



A liran barang



2.



A liran informasi



3.



A liran uang



B. Logistik Program IVA dan Sadanis di Puskesmas Dalam mendukung kegiatan upaya promosi kesehatan kebutuhan logistik pengadaannya melalui dinas kesehatan, dana JKN dan dana BOK. Untuk penyimpanan dilakukan oleh penanggung jawab Barang di Puskesmas dan sebagian disimpan oleh petugas Program IVA Puskesmas di almari. Penghantaran kebutuhan logistik dilakukan sesuai dengan kegunaan, lokasi dan waktu yang tepat.



BAB VI KESELAMATAN SASARAN PROGRAM A. Keselamatan Sasaran Program Pelaksanaan pelayanan UKM diselenggarakan dengan senantiasa memperhatikan keselamatan sasaran program melalui mekanisme pelaporan sesuai dengan Indeks Keselamatan Pasien (IKP) yang telah ditetapkan. Mutu



pelayanan



kesehatan



adalah



kinerja



yang



menunjuk



pada



tingkat



kesempurnaan pelayanan kesehatan, yang disatu pihak dapat menimbulkan kepuasan masyarakat sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta dipihak lain. Tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan standart dankode etik profesi yang telah ditetapkan. B. Risiko yang mungkin terjadi pada sasaran pelayanan program IVA 1. Risiko yang terkait dengan sasaran program 2. Risiko yang terkait dengan sarana dan prasarana 3. Risiko financial 4. Risiko lain, misalnya yang terkait dengan penggunaan kendaraan/ alat transportasi, misalnya Pusling, sepeda motor dan lain-lain Untuk mencegah terjadinya kasus maka pelayanan Puskesmas dalam melaksanakan pelayanannya harus senantiasa memperhatikan keselamatan sasaran program. C. Sasaran Keselamatan Pelanggan Yang meliputi : 1. Ketepatan identifikasi sasaran 2. Peningkatan komunikasi yang efektif 3. Peningkatan keamanan yang perlu diwaspadai 4. Kepastian tepat lokasi



BAB V KESELAMATAN KERJA A. Keselamatan kerja Puskesmas merupakan tempat kerja yang mempunyai risiko kesehatan penyakit akibat kecelakaan kerja. Oleh karena itu petugas Puskesmas mempunyai resiko tinggi karena sering kontak dengan agent penyakit menular dan juga potensial sebagai media penular penyakit yang lain. B. Tujuan Keselamatan Kerja 1. Meningkatnya



kemampuan



tenaga



puskesmas



memecahkan



masalah



kesehatan kerja diwilayah kerja puskesmas. 2. Teridentifikasinya permasalahan kesehatan kerja dilingkungan puskesmas. 3. Teridentifikasi potensi masyarakat diwilayah kerja puskesmas 4. Terlaksananya pelayanan kesehatan kerja yang berkualitas 5. Terselenggaranya kemitraan dengan para pengandil dalam pelayanan. 6. Terselenggaranya koordinasi lintas program dan lintas sector. C. Strategi Keselamatan Kerja 1. Melindungi petugas dari setiap kecelakaan kerja yang mungkin timbul dari pekerjaan dan lingkungan kerja 2. Membantu petugas menyesuaikan diri dengan pekerjaannnya 3. Memelihara atau memperbaiki keadaan fisik, mental maupun social. 4. Pakai APD pada kondisi tertentu D. Pengelolaan Kesehatan Petugas Keselamatan kerja Petugas Pelaksanaan pelayanan UKM di Puskesmas Talang Betutu diselenggarakan dengan senantiasa memperhatikan keselamatan kerja tenaga kesehatan. E. Pencatatan dan Pelaporan



Semua kejadian yang berkaitan dengan keselamatan kerja dicatat dan dilaporkan kepada pimpinan.



BAB VIII PENGENDALIAN MUTU A. Pengendali Mutu Program IVA Sasaran mutu Program IVA ditetapkan oleh Tim Mutu Puskesmas berdasarkan acuan target yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan dengan memperhatikan kemampuan sarana dan tenaga yang dimiliki puskesmas serta capaian kegiatan sebelumnya.



Sasaran



mutu



dipantau



melalui



monitoring



dan



evaluasi



pelaksanaan.Pencapaian sasaran mutu dibahas dalam rapat tinjauan manajemen dan dilaporkan kepada Kepala Puskesmas. B. Tujuan Pengendali Mutu Program IVA 1. Terwujudnya pelayanan berkualitas 2. Untuk meningkatkan kepuasan masyarakat terhadap kualitas pelayanan di pukesmas 3. Untuk meningkatkan cakupan pelayanan 4. Sebagai umpan balik untuk perbaikan dan peningkatan kualitas pelayanan. C. Jenis Kegiatan Indikator Mutu Program IVA NO 1



INDIKATOR CARA PENGHITUNGAN Pemeriksaan IVA dan Sadanis Cakupan pemeriksaan Jumlah PUS yang di periksa IVA dibagi IVA



jumlah sasaran PUS dikali 100%



TARGET 100%



BAB IX PENUTUP Pedoman ini sebagai acuan bagi staf Puskesmas Talang Betutu dan lintas sektor terkait dalam pelaksanaan program IVA dan Sadanis dengan tetap memperhatikan prinsip proses pembelajaran dan manfaat. Keberhasilan kegiatan program IVA tergantung pada komitmen yang kuat dari semua pihak terkait dalam upaya meningkatkan kemandirian masyarakat dan peran serta aktif masyarakat dalam bidang kesehatan. Pelaksanaan pemeriksaan IVA dan Sadanis yang baik merupakan salah satu tolok ukur kinerja Puskesmas dan diperlukan untuk peningkatan mutu pelayanan Puskesmas Talang Betutu.