Panduan Kelas Hipertensi [PDF]

  • Author / Uploaded
  • tiwi
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TAHUN 2020



PANDUAN KELAS HIPERTENSI



UPTD PUSKESMAS BATEALIT



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karuniaNya, Kami dapat menyelesaikan Panduan ini. Buku ini Kami susun sebagai salah satu upaya untuk memberikan acuan dalam melaksanakan kelas hipertensi. Pada kesempatan iniperkenankan Kami menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi kepada semua pihak yang terlibat dalam proses penyusunan panduan ini. Semoga dengan digunakannya panduan ini dapat membantu meningkatkan IKS (indeks keluarga sehat) dan pelayanan terhadap masyarakat.



Jepara,



2020



Kepala UPTD Puskesmas Batealit



dr. Fauziah Lubis, M.M. Pembina NIP 197507162005012010



A. DEFINISI Kelas Berhenti Merokok adalah kegiatan yang muncul dari masalah indikator anggota keluarga tidak ada yang merokok dalam kunjungan rumah PIS-PK melalui pemberian materi bahaya merokok dan pengukuran kadar CO dalam darah oleh petugas puskesmas di suatu wilayah yang sudah ditunjuk sebagai wilayah percontohan. Merokok adalah suatu kebiasaan yang dapat menimbulkan kerugian masa depan seorang perokok. Masalah kesehatan akibat merokok secara umum dampak negatif yang dapat mempengaruhi kesehatan adalah kanker, gangguan sistem kardiovaskular, serebrovaskular, metabolisme endokrin, gastrointestinal, sistem reproduksi dan kehamilan serta kulit. Merokok merupakan penyebab kematian utama dan kesakitan yang sesungguhnya dapat dicegah. Kandungan nikotin di dalam rokok dapat menyebabkan ketergatungan pada pengguna. Ketergantungan pada nikotin digolongkan sebagai penyakit. Penurunan konsumsi tembakau, akan menurunkan beban penyakit terkait dan memungkinkan penggunaan dan pendapatan keluarga secara lebih baik. Tembakau diperkenalkan di Indonesia oleh bangsa Belanda sekitar dua abad yang lalu dan penggunaannya pertama kali oleh masyarakat Indonesia di mulai ketika



Menurut WHO rokok memberikan



bahaya yang hampir sama terhadap perokok maupun orang yang terkena pajanan asap rokok lingkungan. Pengkonsumsian produk tembakau pada satu sisi adalah hak pribadi masingmasing warga negara. Namun disisi lain, ada ruang public yang harus dihormat. Hak masyarakat untuk menghirup udara segar bebas dari asap rokok, harus mendapat perhatian. Ketika penggunaan produk tembakau telah mengganggu ketertiban dan meresahkan orang lain, maka saat itu hak seseorang akan udara bersih yang sehat mulai terabaikan. Oleh sebab itu perlu adanya upaya untuk berhenti merokok salah satunya kelas berhenti merokok dan diperlukan pionir sebagai roll model untuk tidak merokok. Usaha berhenti merokok bukanlah semata-mata merupakan tanggung jawab pemerintah namun dibutuhkan uluran tangan dan kontribusi dari berbagai pihak secara sinergis untuk memberantas permasalahan kesehatan akibat merokok. Menghentikan kebiasaan merokok tidaklah mudah, dibutuhkan komitmen yang kuat dari dalam diri perokok dan bantuan dukungan dari sekitarnya.



B. RUANG LINGKUP Kelas hipertensi yang merupakan kegiatan pemberian intervensi lanjutan hasil PIS-PK untuk meningkatkan cakupan indikator anggota keluarga tidak ada yang merokok. Sasaran yang termasuk dalam ruang lingkup Kelas hipertensi ini adalah perokok aktif/ keluarga perokok aktif. Adapun rincian kegiatan dalam ruang lingkup Kelas hipertensi adalah sebagai berikut: 1. Pre dan Post test a.



Pre test merupakan suatu bentuk pertanyaan, yang dilontarkan petugas kepada peserta sebelum memulai suatu penyuluhan. Pertanyaan yang diberikan adalah materi yang akan disampaikan pada saat penyuluhan. Pertanyaan itu biasanya dilakukan petugas di awal kegiatan. Pre test diberikan dengan maksud untuk mengetahui apakah ada diantara peserta yang sudah mengetahui mengenai materi yang akan disampaikan. Pre test juga bisa di artikan sebagai kegiatan menguji tingkatan pengetahuan peserta terhadap materi yang akan disampaikan, Adapun manfaat dari diadakannya pre test adalah untuk mengetahui kemampuan awal peserta mengenai materi penyuluhan yang disampaikan. Dengan mengetahui kemampuan awal peserta ini, petugas akan dapat menentukan cara penyampaian informasi yang akan di tempuhnya nanti.



b.



Post test merupakan bentuk pertanyaan yang diberikan setelah materi telah disampaikan. post test juga merupakan bentuk evalausi akhir saat materi yang di sampaikan petugas sudah selesai, dengan maksud apakah peserta sudah mengerti dan memahami mengenai materi yang diberikan. Manfaat dari diadakannya post test ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan yang dicapai setelah berakhirnya penyampaian materi penyuluhan. Hasil post test ini dibandingkan dengan hasil pre test yang telah dilakukan sehingga akan diketahui seberapa jauh efek atau pengaruh dari pemberian informasi/penyuluhan yang telah dilakukan, dan mengetahui bagian dari penyuluhan yang masih belum dipahami oleh peserta.



2. Pemberian informasi/ Penyuluhan Metode penyuluhan kelompok berupa ceramah dan diskusi kelompok ditujukan kepada perokok dan dilakukan di salah satu rumah warga/ tempat yang telah ditentukan. Media informasi yang digunakan yaitu power point materi dari laptop dan LCD, leaflet/brosur, banner, dan poster terkait dengan rokok. 3. Pengukuran Kadar CO dalam darah perokok Pengukuran menggunakan CO analizer



kepada peserta adalah



bentuk



pemeriksaan kadar Karbon Monoksida dalam Darah yang berguna untuk mengetahui apakah peserta atau perokok memiliki cukup oksigen di dalam darah. 4. Jenis informasi yang disampaikan berupa : Informasi tentang rokok, karakteristik asap rokok, kandungan dalam rokok, dampak konsumsi rokok, cara dan faedah berhenti merokok. 5. Komimen bersama Komimen bersama berhenti merokok sebagai upaya perbaikan menyelesaikan masalah terkait indikator anggota keluarga tidak ada yang merokok. Kelas hipertensi yang dilakukan di Desa Bawu meliputi bidang: 1. Dokter 2. Petugas Promosi Kesehatan 3. Petugas P2PTM (Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular) 4. Perawat 5. Bidan Desa



C. TATALAKSANA Pelaksanaan kegiatan Kelas Berhenti Merokok dilaksanakan dengan : 1. Persiapan a. Petugas berkoordinasi dengan koordinator PIS-PK, kemudian berkonsultasi dengan Penanggung Jawab UKM untuk menentukan wilayah kegiatan b. Petugas dan bidan desa berkoordinasi dengan Petinggi c. Petugas menyampaikan maksud, tujuan, sasaran, dan materi penyuluhan d. Membuat surat pemberitahuan kepada Desa dan surat undangan e. Membagikan surat pemberitahuan kepada Desa dan surat undangan f. Petugas mempersiapkan materi yang akan diberikan g. Petugas mempersiapkan alat peraga/penyuluhan 2. Pelaksanaan a. Peserta mengisi daftar hadir b. Peserta mengerjakan Pre test c. Petugas memberikan salam dan memperkenalkan diri d. Petugas mengemukakan maksud dan tujuan e. Petugas menyampaikan materi penyuluhan f. Pengukuran Kadar CO dalam darah perokok menggunakan CO analizer g. Petugas menyediakan waktu untuk tanya jawab h. Petugas menyimpulkan penyuluhan sebelum mengakhiri penyuluhan i. Peserta mengerjakan Post test j. Melaksanakan Komitmen bersama k. Petugas menutup penyuluhan dengan mengucapkan salam



D. DOKUMENTASI Kegiatan kelas hipertensi didokumentasikan dalam : 1. Laporan Kegiatan 2. Rekap Input Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) 3. Profil Kesehatan Keluarga (Prokesga) E. PENUTUP Puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT Kami telah menyelesaikan amanat untuk pembuatan Buku Panduan Kelas hipertensi ini. Dengan disusunnya buku panduan ini, semoga bisa menjadi acuan bagi tenaga kesehatan Puskesmas dalam melaksanakan kegaitan Kelas hipertensi di masyarakat secara cepat, tepat, dan efektif sehingga dengan demikian dapat meningkatkan indeks keluarga sehat (IKS) pada tingkat keluarga hingga Kecamatan.