5 0 1 MB
PANDUAN PENYIMPANAN REAGENSIA
RUMAH SAKIT UMUM KECAMATAN KEMBANGAN Tahun 2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas izin dan
karuniaNya akhirnya buku Panduan Penyimpanan Reagensia ini dapat diselesaikan. Buku Panduan Penyimpanan Reagensia ini digunakan sebagai acuan dalam Penyimpanan Reagensia serta diharapkan buku panduan ini dapat diaplikasikan pada pelayanan di Rumah Sakit Umum Kecamatan Kembangan. Dalam kesempatan ini kami menyampaikan ucapan
terima
kasih
dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada berbagai pihak atas kontribusinya, semoga kerjasama yang baik ini dapat terus ditingkatkan di masa yang akan datang. Kritik dan saran sangat kami harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan di masa yang akan datang. Jakarta, September 2016 Kepala Instalasi Farmasi Kresna Wijayanto, S.Si, Apt.
KATA SAMBUTAN DIREKTUR
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Rumah Sakit Umum Kecamatan Kembangan merupakan rumah sakit tipe D yang akan selalu menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan, pendidikan serta pelatihan. Panduan Penyimpanan Reagensia
i
Oleh karenanya kita sambut dengan hangat penerbitan buku Panduan Penyimpanan Reagensia tahun 2016 yang telah disusun oleh Instalasi Farmasi. Buku Panduan Penyimpanan Reagensia ini menjadi acuan dalam pelayanan di instalasi farmasi maupun unit yang terkait dalam Panduan Penyimpanan Reagensia ini,
diharapkan
dapat
memberikan
keterangan
yang
jelas
sehingga
dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Penghargaan kami berikan kepada editor yang telah menyelesaikan penyusunan buku ini dengan sebaik-baiknya. Wassalamu’alaikum Wr.Wb. Direktur RSUK Kembangan
dr. Irma Riani, MAP
PENYUSUN
Editor Kepala
: Narulisa Triyunida, S.Farm., Apt.
Editor
: Anies Prijayanti, Amd. Farm. Cendra Smara Kristi, Amd.Farm
Panduan Penyimpanan Reagensia
ii
Fadjar Ariyo Seno Saputra, Amd. Farm. Pristowo Ariya Putra, S.Farm Rindiantika Mutiara Dewi, Amd. Farm. Siti Nurfitriyana, Amd. Farm. Ayiek Retno, Amd.Ak. Vita Puput, Amd.Ak.
DAFTAR ISI Halaman Panduan Penyimpanan Reagensia
iii
KATA PENGANTAR................................................................................................i KATA SAMBUTAN DIREKTUR...............................................................................ii PENYUSUN............................................................................................................ iii DAFTAR ISI............................................................................................................ iv BAB I. PENGERTIAN.............................................................................................1 BAB II. RUANG LINGKUP......................................................................................2 BAB III. TATA LAKSANA.........................................................................................5 BAB IV. DOKUMENTASI........................................................................................11 BAB V. PENUTUP..................................................................................................12 DAFTAR PUSTAKA................................................................................................13
Panduan Penyimpanan Reagensia
iv
BAB I PENGERTIAN
Dalam Panduan Penyimpanan Reagensia di Rumah Sakit ini, yang dimaksud dengan: Reagensia adalah larutan zat dalam konsentrasi tertentu dan berfungsi sebagai alat bantu untuk memperoleh kejelasan dari bahan-bahan yang tidak diketahui. Reagensia yang baik harus memiliki sifat : mudah didapat, bahan murni, mudah dimurnikan, mudah pembuatannya, stabil, tahan lama, dapat membantu reaksi kimia, bereaksi sensitif dan spesifik dengan zat uji. Reagensia merupakan pereaksi yang paling banyak digunakan dalam Laboratorium Klinik untuk melaksanakan kegiatan analisa hingga didapatkan hasil kegiatan uji. Untuk itu sebuah laboratorium selayaknya harus mempersiapkan reagensia berupa larutan atau bubuk yang akan digunakan untuk mereaksikan dengan bahan uji. Beberapa Reagensia memiliki komposisi yang unik sehingga perlu teknik atau proses pelarutan tertentu, ada juga dengan membagi larutan terlebih dahulu kemudian dicampur larutannya, ada juga yang teknik pelarutan menggunakan katalisator seperti pemanasan, pembentukan ikatan kompleks dan penggunaan pelarut khusus. Reagensia yang telah dibuat harus diberi label dalam botolnya supaya tidak tertukar, disertai dengan pemberian konsentrasi pada label tersebut. Botol yang umumnya digunakan terbuat dari borosilikat berwarna gelap atau coklat agar terhindar dari kerusakan akibat cahaya matahari langsung. Konsentrasi yang umum digunakan misal pada Indikator menggunakan persen (%), atau larutan asam basa menggunakan normalitas (N) atau molaritas (M). Apabila reagensia yang telah rusak atau telah lama dibuat, maka perlu dibuang dan digantikan dengan yang baru. Ada beberapa reagensia yang stabil hingga bertahuntahun dan ada juga yang stabil hanya 1 bulan saja. Oleh sebab itu perlu pengetahuan lebih dalam kestabilan tiap reagensia yang dibuat.
Panduan Penyimpanan Reagensia
1
BAB II RUANG LINGKUP Penyimpanan Reagensia di Rumah Sakit dilakukan di : a)
Instalasi Farmasi
b)
Laboratorium
Penyimpanan Reagen : 1. Hal umum yang harus menjadi perhatian di dalam penyimpanan dan penataan bahan kimia diantaranya meliputi aspek pemisahan (segregation), tingkat resiko bahaya (multiple hazards), pelabelan (labeling), fasilitas penyimpanan (storage facilities), wadah sekunder (secondary containment), bahan kadaluarsa (outdate chemicals), inventarisasi (inventory), dan informasi resiko bahaya (hazard information). 2. Pisahkan antara sediaan liquid dan solid dan klasifikasikan berdasarkan sifatnya: flamable, mudah meledak, toxic, oksidator, korosif, infeksi, dll. 3. Disimpan dalam suatu lemari hindari bahan dari kayu 4. Kondisi ruangan harus dingin/ber ac atau dengan dilengkapi exhaust fan, lampu ruangan pilih yang fire proof, dan kalau tidak dilengkapi dengan AC, ruangan harus punya sirkulasi udara yg baik Karena ada beberapa reagen yg penyimpananya dibawah suhu 25 C, pantau suhu ruangan maksimal 30 C. 5. Tempat penyimpanan harus bersih, kering dan jauh dari sumber panas atau kena sengatan sinar matahari. Di samping itu tempat penyimpanan harus dilengkapi dengan ventilasi yang menuju ruang asap atau ke luar ruangan. Pada penataan bahan kimiapun diperlukan sumber literatur untuk mengetahui spesifikasi masingmasing bahan kimia tersebut. Spesifikasi bahan kimia akan dijumpai pada buku katalog bahan. 6. Jika terjadi tumpahan yang paling baik mengatasinya dengan pasir atau dengan air kran.
Panduan Penyimpanan Reagensia
2
7. Buat sistem administrasi nya: daftar isi, jumlah stock, ED bahan, memasang perhatian APD yg sesuai dg peruntukannya, dll. 8. Salah satu informasi penting yang harus selalu disertakan adalah lembar data keselamatan data (Material Safety Data Sheet – MSDS) Informasi MSDS disamping harus tercantum pada produksi, juga harus muncul pada dokumen pengangkutan, penyimpanan, pengedaran dan juga pada kemasan bahan tersebut. -
Penyimpanan Reagen yang bersifat berbahaya memerlukan perlakuan khusus, antara lain : a.
Lokasi dan konstruksi tempat penyimpanan reagen yang bersifat berbahaya dan beracun membutuhkan pengaturan tersendiri, agar tidak terjadi kecelakaan akibat kesalahan dalam penyimpanan tersebut. Salah satupersyaratan kelengkapan pada tempat penyimpanan tersebut adalah sistem tanggap darurat dan prosedur penanganannya.
b. Penyimpanan dan penataan bahan kimia berdasarkan urutan alfabetis tidaklah tepat,
kebutuhan
itu
hanya
diperlukan
untuk
melakukan
proses
pengadministrasian. Pengurutan secara alfabetis akan lebih tepat apabila bahan kimia sudah dikelompokkan menurut sifat fisis, dan sifat kimianya terutama tingkat kebahayaannya. c.
Bahan kimia yang tidak boleh disimpan dengan bahan kimia lain, harus disimpan secara khusus dalam wadah sekunder yang terisolasi. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah pencampuran dengan sumber bahaya lain seperti api, gas beracun, dan ledakan. Penyimpanan bahan kimia tersebut harus didasarkan atas tingkat risiko bahayanya yang paling tinggi. Misalnya benzene memiliki sifat flammable dan toxic.
d.
Sifat dapat terbakar dipandang memiliki resiko lebih tinggi daripada timbulnya karsinogen. Oleh karena itu penyimpanan benzena harus ditempatkan pada cabinet tempat menyimpan zat cair flammable daripada disimpan pada cabinet bahan toxic.
Panduan Penyimpanan Reagensia
3
e.
Reagen berbahaya dan beracun yang dianggap kadaluwarsa, atau tidak memenuhi spesifikasi, atau bekas kemasan, yang tidak dapat digunakan tidak boleh dibuang sembarangan, tetapi harus dikelola sebagai limbah berbahaya dan beracun.
Kadaluwarsa
adalah
bahan
yang
karena
kesalahan
dalam
penanganannya menyebabkan terjadinya perubahan komposisi dan atau karakteristik sehingga bahan tersebut tidak sesuai lagi dengan spesifikasinya. f.
Salah satu langkah yang wajib dilakukan adalah kewajiban uji kesehatan secara berkala bagi pekerja, sekurang-kurangnya 1 kali dalam 1 tahun, dengan maksud untuk mengetahui sedini mungkin terjadinya kontaminasi oleh zat/senyawa kimia berbahaya dan beracun terhadap pekerja atau pengawas lokasi tersebut.
g.
Salah satu kehawatiran utama dalam penanganan berbahaya dan beracun adalah kemungkinan terjadinya kecelakaan baik pada saat masih dalam penyimpanan maupun kecelakaan pada saat dalam pengangkutannya. Kecelakaan ini adalah lepasnya
atau
tumpahnya
reagen
kelingkungan,
yang
memerlukan
penanggulangan cepat dan tepat. Bila terjadi kecelakaan, maka kondisi awalnya adalah berstatus keadaan darurat (emergency).
Panduan Penyimpanan Reagensia
4
BAB III TATA LAKSANA
Alat: 1. Kartu stok 2. Kartu suhu Cara Kerja: 1. Reagen yang datang dilihat expire date dan disimpan sesuai dengan persyaratan penyimpanan reagen pada etiket reagen. 2. Reagen ditutup botolnya saat penyimpanan dan tidak boleh terkena sinar matahari langsung. 3. Untuk reagen yang disimpan di dalam kulkas, kulkas tempat penyimpanan reagen harus dicatat suhunya. Langkah-langkah: a. Letakkan termometer dalam kulkas. b. Suhu kulkas diatur sesuai syarat penyimpanan reagen. c. Usahakan kulkas selalu dalam keadaan hidup. d. Catat suhu pada kartu suhu setiap harinya. 4. Untuk reagensia yang disimpan di dalam suhu ruang, reagen disimpan dalam lemari penyimpanan reagen. 5. Untuk reagensia yang disimpan dalam suhu ruang, suhu ruang pun harus diperhatikan dan dicatat setiap harinya. Atur suhu ruang sesuai dengan persyaratan penyimpanan. 6. Pencatatan reagen dalam kartu stok, meliputi expire date, tanggal penerimaan, jumlah masuknya reagen, tanggal pengambilan dan jumlah pengambilan reagen.
Panduan Penyimpanan Reagensia
5
7. Berikut adalah daftar reagensia di laboratorium
Daftar Reagensia
1
2 Hematologi
3
Cell Pack
PT SABA
ruang Suhu
Stromatolyser
PT SABA
ruang Suhu
Cell Clean
PT SABA
ruang
4
Eightchek L
PT SABA
Kulkas
5
Eightchek N
PT SABA
Kulkas
6
Eightchek H
PT SABA
Kulkas
1
2 Elektrolit 3
4
Kimia Klinik
Suhu
Suhu Reagen Elektrolit
PT Rioca
ruang Suhu
Conditioning Na
PT Rioca
Control Elektrolit L2
ruang Suhu
PT Rioca
Control Elektrolit
ruang Suhu
L3
PT Rioca
ruang
1
Reagen Glukosa
PT Enseval
Kulkas
2
Reagen
PT Enseval
Kulkas
Cholesterol
Panduan Penyimpanan Reagensia
6
3
Reagen PT Enseval
Kulkas
PT Enseval
Kulkas
PT Enseval
Kulkas
urat
PT Enseval
Kulkas
Reagen Ureum
PT Enseval
Kulkas
Kreatinin
PT Enseval
Kulkas
9
Reagen SGOT
PT Enseval
Kulkas
10
Reagen SGPT
PT Enseval
Kulkas
PT Enseval
Kulkas
Indirek
PT Enseval
Kulkas
13
Reagen Albumin
PT Mitra
Kulkas
14
Scal
PT Enseval
Kulkas
15
Ecal
PT Enseval
Kulkas
16
Notrol
PT Enseval
Kulkas
17
Abtrol
PT Enseval
Kulkas
Kalibrator
PT Enseval
Kulkas
19
Lipotrol
PT Enseval
Kulkas
20
Lipotrol
PT Enseval
Kulkas
4
5
6 7 8
11
12
18
Trigliserida Reagen
HDL
Kolesterol Reagen
LDL
Direk Reagen
Asam
Reagen
Reagen Bilirubin Direk Reagen Bilirubin
LDL/Hdl
Abnormal
Panduan Penyimpanan Reagensia
7
21 22
Urinalisa
1
1
2
3
4
Reagen
5
Habis Pakai 6
7
8
Washing Solution
PT Enseval
Kulkas
Wash fluid
PT Enseval
Kulkas
Reagen
Strip
Urit
Suhu PT Jaya mas
Strip
HbSAg
Vikia
ruang
Suhu PT Enseval
ruang Suhu
Strip BHCG Strip
PT Fokus HIV
oncoprobe
ruang Suhu
HIBAH
ruang Suhu
Strip HIV Intec
HIBAH
ruang Suhu
Strip HIV Fokus
HIBAH
ruang Suhu
Strip HIV VIKIA
HIBAH
ruang Suhu
Strip THC
PT Fokus
Strip
ruang Suhu
Amphetamin
PT Fokus
ruang
Strip 9
Benzodiazephin e
Panduan Penyimpanan Reagensia
Suhu PT Fokus
8
ruang
1
2
3 Reagen Pewarnaan
4
5
6
7
Panduan Penyimpanan Reagensia
Suhu Giemsa
PT Merk
ruang Suhu
Wright
PT Merk
ruang Suhu
Metanol
PT Merk
ruang Suhu
R BTA
R KOH
R Eosin 2%
PT AIM
ruang
ST
Suhu
Reagensia
ruang
ST
Suhu
Reagensia
ruang Suhu
Aquabidest
9
PT Wida
ruang
BAB IV DOKUMENTASI Dokumen yang berkaitan dengan penyimpanan Reagensia di rumah sakit adalah: Alat: 1. Kartu stok 2. Kartu suhu Cara Kerja: 1. Untuk reagen yang disimpan di dalam kulkas, kulkas tempat penyimpanan reagen harus dicatat suhunya. Langkah-langkah: a. Letakkan termometer dalam kulkas. b. Suhu kulkas diatur sesuai syarat penyimpanan reagen. c. Usahakan kulkas selalu dalam keadaan hidup. d. Catat suhu pada kartu suhu setiap harinya.
Panduan Penyimpanan Reagensia
10
Pencatatan reagen dalam kartu stok, meliputi expire date, tanggal penerimaan, jumlah masuknya reagen, tanggal pengambilan dan jumlah pengambilan reagen.
BAB V PENUTUP Demikianlah panduan ini dibuat. Semoga Panduan Penyimpanan Reagen ini dapat digunakan dan diterapkan dengan sebaik-baiknya.
Panduan Penyimpanan Reagensia
11
DAFTAR PUSTAKA http://oktriaviani.blogspot.co.id/2012/06/cara-penyimpanan-dan-pewadahan-reagen.html . diakses 24 Maret 2017. Pukul 19.15 WIB
Panduan Penyimpanan Reagensia
12