Paper SANS IntegratedBuildingDesign [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/39742798



PENINGKATAN MUTU DESAIN STRUKTUR DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE DESAIN STRUKTUR TERPADU SANSPRO Structural Design Quality Improvement in Indonesia Using Comprehens.... Article Source: OAI



CITATIONS



READS



0



446



1 author: Nathan Madutujuh Engineering Software Research Center (www.esrcen.com) 53 PUBLICATIONS   1 CITATION    SEE PROFILE



Some of the authors of this publication are also working on these related projects: Detailed Engineering Design of The Super elevated Highway from Kp.Melayu-Tn.Abang in Jakarta (Detail Disain Jalan Layang Non Tol Kp. MELAYU – Tn. ABANG: Struktur Bangunan Bawah) View project Steel Fiber Reinforced Concrete View project



All content following this page was uploaded by Nathan Madutujuh on 09 September 2016.



The user has requested enhancement of the downloaded file.



PENINGKATAN MUTU DISAIN STRUKTUR DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE DISAIN STRUKTUR TERPADU SANSPRO



Nathan Madutujuh1



ABSTRACT: Located in active earthquake zone, all buildings in Indonesia should be designed to follow strict building code requirements to be able to resist designated earthquake load. Unfortunately, many engineers in Indonesia do not have enough design skill and training for aseismic building design, especially with new building and earthquake code. Freshly graduated engineers usually have enough knowledge about the new code, but lack of real design experiences. SANSPRO, an Integrated Structural Modeling, Analysis, Design, Drawing, and Cost Estimation, can be a very useful tool to increase design quality in Indonesia. It can be used as a learning tool and also as a real design tool. ABSTRAK: Berada di daerah gempa yang aktif, semua bangunan di Indonesia harus didisain untuk mengikuti persyaratan yang ketat dari peraturan bangunan sehingga mampu menahan beban gempa yang direncanakan. Sayangnya, banyak insinyur di Indonesia kurang memiliki kemampuan disain dan training yang cukup untuk merencanakan bangunan tahan gempa, khususnya dengan menggunakan peraturan bangunan dan peraturan gempa yang baru. Insinyur yang baru lulus biasanya memiliki pengetahuan yang cukup mengenai peraturan yang baru, tapi kurang dalam pengalaman disain yang nyata. SANSPRO, suatu Program Terpadu untuk Pemodelan, Analisis, Disain, Penggambaran, dan Perhitungan Biaya Struktur, dapat menjadi suatu alat bantu yang sangat berguna untuk meningkatkan mutu disain di Indonesia. Program ini dapat digunakan sebagai alat bantu belajar, dan juga sebagai alat disain sehari-hari. 1. PENDAHULUAN Aplikasi komputer dalam dunia teknik sipil sekarang sudah merupakan suatu keharusan. Hal ini terlihat ketika listrik padam di suatu konsultan sipil dengan ratusan insinyur, mereka tidak bisa bekerja sampai sore. Namun apakah mutu disain meningkat seiring dengan maraknya penggunaan software-software canggih ini ? Dari pengamatan, malah ada kecendrungan peningkatan kecerobohan dalam disain yang mengakibatkan kegagalan struktur bahkan pada masa konstruksi. Sering kita mendengar atau menjumpai sendiri kasus pelat yang melendut, dinding yang retak, dan sebagainya, didisain dengan software canggih oleh konsultan terkemuka. Kemampuan intelektual seorang insinyur tidak dapat ditingkatkan begitu saja dengan memberikan software yang canggih atau seperangkat peraturan bangunan yang lengkap. Kemauan, ketelitian, kerajinan, bakat dan naluri seorang insinyur masih merupakan faktor yang penting. Menggunakan suatu software yang canggih yang menyediakan ribuan halaman output tanpa menyediakan fasilitas reporting dan quality control yang mudah digunakan akan dapat membawa banyak masalah di kemudian hari. Dalam paper ini akan dibahas bagaimana cara penggunaan software analisis dan disain struktur yang optimal tanpa merasa kehilangan kendali atas hasil yang di peroleh. Tujuannya adalah agar prosedur disain yang baik dapat diterapkan pada sebanyak mungkin projek, dan perbedaan yang tajam dari mutu disain dapat dikurangi. 1



Director of Engineering Software Research Center, a practicing structural engineer, and a doctorate candidate at Catholic Parahyangan University, Bandung. E-mail: [email protected] 1



2. ASPEK-ASPEK DALAM PERENCANAAN STRUKTUR Ada bebeberapa aspek dalam perencanaan struktur yang melibatkan perancang struktur, antara lain: 1. Disain Awal : Pemilihan Sistem dan ukuran awal 2. Disain Skematik : Pemilihan ukuran akhir 3. Beban struktur : Perhitungan beban 4. Analisis Struktur : Mencari gaya-gaya dalam, reaksi, dan deformasi 5. Disain Struktur : Mencari penulangan beton dan rasio tegangan baja 6. Disain Fundasi : Mencari jumlah dan konfigurasi fundasi yang optimal 7. Penggambaran Detail : Menggambar detail balok, kolom dan indeks penamaannya 8. Analisis Volume dan Biaya : Menghitung volume dan biaya beton, baja, cat dan bekisting 9. Penyusunan Laporan Umumnya software analisis struktur yang ada hanya dapat menangani point 3 dan 4 saja. Beberapa software dapat menangani point 2 s/d 7 dan hampir tidak ada atau sangat sedikit software yang memiliki cukup kecerdasan untuk menangani point 1 s/d 8, itupun hanya untuk struktur khusus. 3. HUMAN FACTOR Sifat umum dari manusia adalah lambat untuk berubah bila sudah betah pada suatu situasi tertentu. Sifat ini menghambat dalam penyerapan metode disain dan peraturan bangunan baru, yang setiap 3-5 tahun selalu diperbaharui. Kecenderungan dari pelaku perancangan adalah memilih sesuatu yang lebih mudah dan cepat dilaksanakan, walaupun hasilnya mungkin tidak akurat. Ini berlaku untuk semua aspek sekarang ini. Availability dan Easy to Use adalah kata kunci yang penting sekarang ini dalam industri software, demikian juga dalam dunia disain struktur. Jika tidak tersedia fasilitasnya dengan mudah, sangat sukar untuk berharap bahwa sesuatu tugas akan dikerjakan dengan baik dan benar sesuai prosedur yang telah ditentukan. 4. CONTOH KASUS PROGRAM SANSPRO Program komputer analisis dan disain struktur (SANS) pada awalnya (1988) dirancang dengan filosofi sebagai berikut: Insinyur struktur memanfaatkan komputer sebagai alat bantu dalam analisis dan disain struktur. Penggambaran akhir dan perhitungan volume dilakukan dengan kontrol ketat manusia. Proses interaksi berlangsung secara seri. Model Engineer



Analisis Komputer



Disain Komputer



Gambar Engineer



Laporan Engineer



Dalam perkembangannya, Program SANS berkembang menjadi suatu software terpadu dengan filosofi sebagai berikut: Suatu model terpadu disusun dengan bantuan komputer, komputer melakukan analisis, disain, perhitungan volume, dan penggambaran. Insinyur sebagai perencana diberikan sebanyak mungkin jendela untuk memeriksa model tersebut dari berbagai segi, kemudian model dapat diatur kembali parameternya dan semua laporan diupdate kembali. Proses dikontrol oleh perencana dengan menggunakan parameter yang tepat.



1



Director of Engineering Software Research Center, a practicing structural engineer, and a doctorate candidate at Catholic Parahyangan University, Bandung. E-mail: [email protected] 2



Analisis Preliminary



Model



Disain Vol/Cost



Engineer



Fundasi



Disain Report Beberapa aspek dalam tahapan perencanaan struktur dengan SANSPRO dijelaskan sebagai berikut: 4.1. DISAIN AWAL Pada disain awal ini ditentukan sistem struktur yang efisien: sistem pemikul beban gravitasi, dan sistem pemikul beban lateral gempa. Tidak banyak yang dapat diatur oleh program, selain memberikan database berbagai jenis struktur yang pernah ada, sehingga perencana dapat menggunakannya dalam pemilihan sistem struktur yang optimal. Idealnya dicoba beberapa sistem struktur alternatif, untuk projek khusus mutlak perlu, tapi untuk projek tipikal akan menghabiskan banyak waktu dan biaya. Pada SANSPRO, dengan telah dilakukannya otomatisasi pada tahapan berikutnya, sebenarnya mencoba beberapa sistem struktur tidaklah begitu menghaiskan waktu seperti dulu. Dalam menentukan ukuran awal, dilakukan dengan rumus empiris sbb: Ukuran Balok:



H = L/12 s/d L/14 (konvensional) H = L/20 s/d L/24 (Prestress atau baja) H = L/4 (Kantilever) Ukuran Kolom: Area kolom = Ptotal / (0.3 * fc1) Ukuran Shearwall: Area wall = Ptotal / (0.2 * fc1) Tebal pelat: Tp = L/33 (konvensional), Tp = L/30 (flat slab) 4.2. DISAIN SKEMATIK Dengan SANS, ukuran balok baja dan beton yang sesuai dengan bentangnya dapat dipilih secara otomatis dengan satu perintah sederhana. Cuma hasilnya adalah pembagian group balok dan kolom dapat menjadi tidak sesuai karena bentangnya berbeda. Untuk itu setelah dilakukan perubahan, perencana dapat melakukan perbaikan. Jenis dan ukuran penampang balok dan kolom dapat ditampilkan sesuai kode warna yang berbeda sehingga dapat diperiksa dengan mudah. Prosedur Disain Skematik yang dapat dikerjakan secara otomatis oleh SANSPRO adalah sbb: 1. Tentukan daftar calon ukuran balok dan kolom yang tersedia 2. Untuk setiap balok: 1. Cari panjang fisiknya (dari kolom ke kolom) atau kolom ke ujung kantilever 2. Tentukan nilai H = L/12-L/14 (balok induk) atau H=L/5-L/4 (kantilever) 3. Cari dari daftar balok yang ada, ukuran yang terdekat 3. Untuk setiap kolom: 1. Cari luas tributari area kolom (bisa juga beban pada setiap pelat yang bersentuhan dengan kolom diberikan sebanyak 25% untuk pelat seqgi empat, dan 33% untuk pelat segitiga) 2. Bagi tinggi bangunan kedalam beberapa grup lantai (per grup dapat 1-5 level) 3. Untuk tiap grup lantai: 1. Hitung beban lantai diatas kolom yang bersangkutan 2. Cari luas permukaan kolom Ac 3. Cari ukuran kolom (asumsi kotak) 1



Director of Engineering Software Research Center, a practicing structural engineer, and a doctorate candidate at Catholic Parahyangan University, Bandung. E-mail: [email protected] 3



4. Cari dari daftar kolom yang ada, ukuran yang terdekat 4.3. PERHITUNGAN BEBAN STRUKTUR Perhitungan beban yang tadinya membutuhkan waktu yang lama, sekarang bukan menjadi masalah lagi. Berat sendiri, beban mati pelat, beban hidup, beban gempa, beban angin dan beban tekanan tanah dapat dimodelkan dengan mudah dengan SANSPRO, dengan prosedur sbb: 1. Berat sendiri 1. Masukkan berat jenis bahan pada tabel MATERIAL 2. Masukkan ukuran penampang pada tabel SECTION 3. Berat sendiri = berat jenis * luas penampang * panjang (Luas penampang dikurangi tebal pelat beton untuk balok beton) 2. Beban mati Beban mati terbagi rata dapat dimodelkan sebagai beban terdistribusi pada pelat 3. Beban hidup Beban mati terbagi rata dapat dimodelkan sebagai beban terdistribusi pada pelat 4. Beban gempa 1. Beban gempa statik ekivalen dapat dihitung secara otomatis dari data berat per lantai 2. Massa untuk analisis dinamik dihitung dengan mudah dengan memberikan faktor konstribusi masa pada tiap kasus beban yang diperhitungkan masanya. 3. Peta gempa Indonesia dan daftar kota beserta zone gempanya juga diberikan untuk memudahkan memilih zone gempanya 5. Beban angin pada dinding 1. Beban angin pada struktur dikenakan pada elemen shell atau shearwall yang dipasang pada posisi dinding. Bila kekakuan dinding tidak ingin dimasukkan, maka elemen shell dapat diberikan stiffness nol. 2. Setelah dihitung, beban angin pada dinding dimodelkan sebagai beban titik pada diafragma lantai atas dan bawah masing-masing 50%. 3. Tekanan angin yang terjadi pada dinding tergantung pada ketinggian dan kecepatan angin dasar. 6. Beban tekanan tanah pada dinding basement 1. Beban tekanan tanah pada struktur dikenakan pada elemen shell atau shearwall yang dipasang pada posisi dinding. Bila kekakuan dinding tidak ingin dimasukkan, maka elemen shell dapat diberikan stiffness nol. 2. Setelah dihitung, beban tekanan tanah pada dinding dimodelkan sebagai beban terdistribusi pada elemen shell untuk dieruskan pada titik atas dan bawah. 3. Tekanan tanah yang terjadi pada dinding tergantung pada kedalaman dan adanya muka air tanah atau tidak. Beban dapat berupa segitiga atau trapesium. 7. Beban tekanan tanah pada pelat dasar basement 1. Beban tekanan tanah pada struktur dikenakan pada elemen shell atau shearwall yang dipasang pada posisi lantai terbawah basement. Bila kekakuan pelat lantai tidak ingin dimasukkan, maka elemen shell dapat diberikan stiffness nol. 2. Setelah dihitung, beban tekanan tanah pada lantai dimodelkan sebagai beban titik pada diafragma lantai atas dan bawah. 3. Tekanan tanah yang terjadi pada lantai basement tergantung pada kedalaman dan adanya muka air tanah atau tidak, dan adanya tanah liat yang bersifat ekspansif. .



1



Director of Engineering Software Research Center, a practicing structural engineer, and a doctorate candidate at Catholic Parahyangan University, Bandung. E-mail: [email protected] 4



4.4. ANALISIS STRUKTUR Analisis struktur umumnya sudah bukan masalah bahkan telah menjadi proses blackbox dan dianggap benar. Hal ini yang menyebabkan banyaknya kegagalan struktur pada saat konstruksi. Suatu prosedur minimal dalam pemeriksaan hasil analisis struktur harus dilakukan: 1. Memeriksa kewajaran besaran beban dan reaksi tumpuan 2. Memeriksa kewajaran ukuran kolom, balok dan pelat 3. Memeriksa lendutan balok dan pelat 4. Memeriksa keabsahan hasil analisis dinamik: 1. Tidak seperti analisis statik dimana hasilnya hanya tergantung kekakuan struktur dan beban, hasil analisis dinamik juga sangat tergantung pada parameter analisis dinamiknya: Jumlah eigen, perioda getaran, rasio damping, eksentrisitas rencana, faktor partisipasi massa, dan rasio base shear dinamik/statik 2. Proses analisis dinamik adalah bersifat iteratif dan harus dilakukan berulangkali agar didapat hasil yang tepat. Program SANSPRO dalam hal ini menyediakan fasilitas Visual Report dan Quick Report untuk memeriksa output berupa lendutan, gaya dalam, reaksi perletakan, maupun dalam memeriksa hasil analisis dinamik. 4.5. DISAIN STRUKTUR Proses perencanaan struktur adalah proses yang bersifat iteratif, tidak dapat langsung sekali jadi. Setelah beban, model struktur, dan hasil analisis sudah benar, masih perlu diperiksa apakah penampang yang ada masih memenuhi. Walaupun proses disain juga bersifat Blackbox, tapi tetap diberikan kesempatan bagi perencana untuk mengatur parameter disain, dan juga mengatur pembulatan hasil disain. 1. Mengatur parameter disain 1. Faktor beban 2. Faktor reduksi kekuatan 3. Mutu bahan, diameter tulangan, mutu baut, dsb 4. Parameter disain kapasitas 5. Parameter disain sambungan 2. Pembulatan hasil disain 1. Jarak sengkang dapat dibulatkan ke .... cm 2. Jumlah tulangan minimal dapat ditentukan 3. Luas tulangan minimal dapat diatur Pemeriksaan hasil disain juga dapat dilakukan dengan lebih mudah dengan menggunakan Visual Report, dimana setiap batang diberikan kode warna yang menunjukkan status disainnya. Disini diberikan kode warna yang berbeda-beda untuk menggambarkan apakah disain sudah optimum atau belum: Warna Hijau Biru Ungu Merah



Arti Hasil Disain Penampang terlalu besar Penampang optimal Penampang terlalu kecil/kritis Disain gagal



Sebenarnya kode warna ini tergantung juga pada harga dari material struktur yang digunakan. Dengan menggunakan sistem ini, pemeriksaan mutu disain sangatlah dimudahkan, sehingga proses perencanaan struktur menjadi menarik dan tidak membosankan. 1



Director of Engineering Software Research Center, a practicing structural engineer, and a doctorate candidate at Catholic Parahyangan University, Bandung. E-mail: [email protected] 5



Disain Pelat Disain pelat adalah proses yang mudah tetapi cukup rumit, terutama dalam penggambaran hasilnya. Dalam SANSPRO, pelat beton didisain hanya terhadap beban gravitasi, dengan perhitungan momen pelat berdasarkan tabel. Untuk analisis yang lebih akurat, dapat digunakan elemen pelat lentur, khususnya untuk struktur flat slab. Modul disain pelat ini dapat membedakan pelat one-way atau two-way, dan bentuk pelat segi empat maupun segitiga. Disain pelat ini cukup penting karena biaya pelat adalah cukup signifikan dalam keseluruhan biaya struktur. Untuk menghemat biaya, pada SANSPRO dapat juga diberikan opsi untuk menyederhanakan tulangan pelat menjadi tulangan menerus dan tulangan tertekuk (kromo atau bent rebar). 4.6. DISAIN FUNDASI Disain fundasi adalah area abu-abu, dimana ada keterlibatan perencana struktur dan ahli geoteknik. Idealnya, bila akan diotomatisasi semuanya, perlu dimasukkan peta lokasi sondir, boring, dan hasil uji laboratorium untuk setiap sampel boring. Prosedur disain fundasi ini, karena biasanya datanya tidak diintegrasi, memakan waktu yang lama, dan akhirnya tidak dikerjakan dengan baik (baik karena lalai atau tidak sempat), atau yang mengerjakannya bukan orang struktur yang memiliki akses ke database model komputer.



Gbr. 1. Hasil Disain Tulangan Balok 1



Director of Engineering Software Research Center, a practicing structural engineer, and a doctorate candidate at Catholic Parahyangan University, Bandung. E-mail: [email protected] 6



Perencanaan sistem fundasi dengan SANSPRO dilakukan sbb: 1. Daya dukung tanah dan daya dukung tiang aksial, lateral, dan tarik diberikan datanya 2. Reaksi akan diambil dari seluruh kombinasi beban yang ada 3. Reaksi akan dikombinasikan ulang untuk : 1. Beban gravitasi + reduksi jumlah lantai 2. Beban gravitasi + Beban gempa + reduksi beban hidup untuk gempa 3. Beban gravitasi + Beban gempa * f1*f2 + reduksi beban hidup untuk gempa (disain kapasitas) 4. Untuk perencanaan jenis pondasi telapak 1. Hitung Luas telapak minimum 2. Hitung tekanan tanah dan momen pada telapak 3. Periksa pons, tentukan tebal telapak 4. Ubah ukuran dan tebal telapak jika momen terlalu besar 5. Hitung tekanan tanah akhir 6. Hitung biaya struktur 5. Untuk perencanaan jenis pondasi tiang (Langkah ini dilakukan untuk setiap jenis tiang pada setiap pilecap, untuk 3 jenis kombinasi beban, lalu dipilih yang termurah) 1. Hitung jumlah tiang, menurut beban aksial, beban lateral, beban tarik, abaikan dulu efisiensi grup, berat dan ukuran kepala tiang (pilecap) 2. Dari jumlah tiang yang didapat diatas, cari konfigurasi tiang yang ideal 3. Dari konfigurasi tiang, tentukan ukuran pilecap 4. Periksa pons, tentukan tebal pilecap 5. Hitung gaya-gaya pada tiang dan momen pada pilecap 6. Ubah ukuran dan tebal pilecap jika momen terlalu besar 7. Aplikasikan efisiensi grup 8. Ulangi langkah 1-6 dengan memasukkan efisiensi grup, dan berat pilecap 9. Hitung biaya struktur 6. Pemeriksaan Uplift dan Differential Settlement Konfigurasi final dan jumlah tiang yang diperoleh diberikan kembali kepada ahli geoteknik untuk diverifikasi sbb: 1. Menghitung reduksi kapasitas aksial, lateral, dan tarik dari tiang 2. Menghitung differential settlement untuk menrencanakan pelat lantai basement dan balok sloof



1



Director of Engineering Software Research Center, a practicing structural engineer, and a doctorate candidate at Catholic Parahyangan University, Bandung. E-mail: [email protected] 7



7. Pemeriksaan Akhir dapat dilakukan secara grafis dengan Visual Report



Gbr. 2. Hasil Disain Fundasi Tiang (Visual Report)



4.7. PENGGAMBARAN DETAIL BALOK/KOLOM Penggambaran struktur adalah proses yang juga memakan waktu lama dan tidak bisa diotomatiskan. Prosedur penggambaran yang umum dilakukan adalah: 1. Perencana struktur mengambil hasil disain dari komputer dan membuat sketsa tulangan 2. Dari sketsa tulangan yang ada, dibuatkan sejumlah detail balok dan kolom oleh drafter. Jumlah detail dibatasi agar didapatkan gambar yang sederhana namun tetap ekonomis 3. Detail balok dan kolom diberikan nomor detail yang unik 4. Denah pembalokan digambar, dan setiap balok diberikan nomor detail yang sesuai 5. Denah kolom tiap grup lantai digambar, dan setiap kolom diberikan nomor detail yang sesuai 6. Bila perlu, digambarkan juga potongan memanjang balok atau bahkan potongan portal Proses diatas sangat mudah namun akan memakan waktu lama bila dilakukan secara manual. Belum lagi resiko human error karena proses ini melibatkan juga drafter dan pihak lainnya yang tidak terlibat langsung dalam perencanaan. Pada suatu struktur dengan jumlah balok dan kolom ribuan, kesalahan gambar hampir pasti akan terjadi. Dalam SANSPRO, ada beberapa fasilitas untuk mempermudah proses ini: 1. Denah balok + tulangannya, dan juga potongan portal, dapat dicetak dengan dua opsi: 1. Tulangan apa adanya 1



Director of Engineering Software Research Center, a practicing structural engineer, and a doctorate candidate at Catholic Parahyangan University, Bandung. E-mail: [email protected] 8



2. Tulangan sudah melalui proses penyamaan dan penyederhanaan 2. Detail penulangan balok dan kolom dapat dibuat secara otomatis sbb: 1. Untuk tiap lantai lakukan: 1. Untuk tiap tipe balok lakukan: 1. Tulangan disaring dan disederhanakan 2. Jumlah detail tulangan dihitung, dibedakan menurut tulangan lapangan, tulangan tumpuan, tulangan geser. 3. Tulangan lapangan dapat dinaikan 10-20% 4. Tulangan tumpuan dapat direduksi 0-15% 5. Bila jumlah detail tulangan masih terlalu banyak lakukan: 1. Cari jumlah tulangan minimum dan maksimum 2. Tentukan berapa detail tulangan per tipe balok yang diinginkan 3. Bagi jumlah tulangan sesuai jumlah detail tulangannya 4. Konversi detail lama ke indeks detail baru yang terdekat 6. Isikan nomor indeks detail tulangan ke gambar denah balok 2. Untuk tiap tipe kolom lakukan: 1. Tulangan disaring dan disederhanakan 2. Jumlah detail tulangan dihitung, dibedakan menurut jumlah tulangan memanjang dan tulangan geser. 3. Isikan nomor indeks detail tulangan ke gambar denah kolom Untuk mendapatkan detail yang lebih sedikit, pembagian jenis detail tulangan dapat dilakukan tidak per lantai, tapi per gedung, namun bila ada revisi pada suatu lantai, penomoran detail tulangan akan menjadi berubah semuanya. 4.8. ANALISIS VOLUME DAN BIAYA Analisis volume dan biaya struktur adalah seni yang kelihatannya mudah tapi rumit dan memakan waktu yang lama. Sewajarnyalah perencana struktur diberikan juga tanggung jawab untuk mempermudah proses ini, bagaimanapun juga, mereka yang paling mengetahui data ukuran dan hasil disain struktur suatu gedung. Perencana yang sudah berpengalaman akan mengetahui betapa pentingnya penguasaan perhitungan volume dan biaya, sesederhana apapun, karena hasil analisis biaya yang mudah dan cepat dapat membantu dalam pemilihan sistem struktur dan dalam perencanaan keuangan pemilik gedung. Lebih jauh, biaya struktur sekarang digunakan sebagai alat marketing, bahkan ada konsultan yang berani menjamin, “kalau pakai saya, dijamin volume beton ... m3/m2, dan berat tulangan .... kg/m3”, bahkan sebelum melihat gambar disain arsiteknya. Ilmu tebakan seperti ini akan menjadi bumerang di kemudian hari, karena terlanjur berkata, volume harus dikurangi, dengan mengorbankan detail dan kebutuhan akan kekuatan dan kekakuan. Alternatif dari perencanaan “gaya tebakan” diatas adalah menggunakan program analisis struktur yang memiliki kemampuan menghitung volume dan biaya struktur, walaupun dalam level estimasi dan level ketepatannya bervariasi.



1



Director of Engineering Software Research Center, a practicing structural engineer, and a doctorate candidate at Catholic Parahyangan University, Bandung. E-mail: [email protected] 9



Gbr. 3. Hasil Penggambaran Detail Tulangan (PotonganPortal)



Prosedur perhitungan volume dan biaya dalam SANSPRO adalah sbb: 1. Masukkan harga satuan dasar (terpasang) 1. Harga satuan beton Rp/m3 2. Harga satuan baja Rp/kg 3. Harga bekisting Rp/m2 2. Volume beton akan dihitung langsung dari data penampang yang ada, dengan ketelitian sekitar 2% dari volume aktualnya 3. Volume baja tulangan dapat dihitung dari tiga alernatif: 1. Persentase tulangan balok, kolom, dan pelat sesuai masukkan dari perencana 2. Jumlah tulangan dari hasil disain, berbeda-beda tiap batang 3. Jumlah tulangan dari hasil disain, disamakan untuk tiap jenis batang Volume baja dapat dikoreksi terhadap sambungan, dan teah memperhitungkan sengkang. Ketelitian dari perhitungan ini adalah sekitar 5-10% (biasanya kurang) dari nilai aktualnya. 4. Khusus untuk berat tulangan pelat, karena alasan praktis, tetap menggunakan persentase Laporan volume dan biaya yang diberikan adalah: 1. Biaya total struktur 2. Biaya per m2 struktur 1



Director of Engineering Software Research Center, a practicing structural engineer, and a doctorate candidate at Catholic Parahyangan University, Bandung. E-mail: [email protected] 10



3. 4. 5. 6.



Volume beton / m2 Berat baja / m3 beton Volume beton, berat baja, dan luas bekisting per lantai Volume beton, berat baja, dan luas bekisting per jenis batang



4.9. PENYUSUNAN LAPORAN Penyusunan laporan yang baik juga merupakan sarana untuk meningkatkan mutu disain. Dengan adanya laporan yang baik, perencana senior dapat memeriksa hasil dari perencana junior dengan mudah, sehingga mutu disain dapat seragam. Agar mudah dibaca, laporan yang ringkas atau berupa grafik ditempatkan didepan, dan laporan berupa tabel yang tebal ditempatkan sebagai lampiran. Susunan dari laporan perencanaan struktur yang baik adalah: 1. Ringkasan laporan 2. Data Projek: 1. Data tanah dan jenis pondasi 2. Sistem struktur 3. Data dan sifat bahan 3. Pemodelan struktur 4. Ringkasan hasil analisis struktur dan verifikasi hasil analisis dinamik 5. Ringkasan hasil disain struktur 6. Ringkasan hasil disain pondasi 7. Disain pelat dan dinding basement 8. Disain galian, lereng, dan soldier pile 9. Disain komponen struktur lainnya: tangga, canopy, tanki air, dsb 10. Lampiran: 1. Laporan detail analisis struktur 2. Laporan detail disain struktur 5. KESIMPULAN DAN SARAN Diatas telah dibahas beberapa prosedur disain standar yang dapat dilakukan dengan bantuan komputer dengan mudah. Program komputer SANS digunakan sebagai contoh, namun banyak program lainnya yang memiliki fasilitas yang sama bahkan lebih canggih. Dengan fasilitas program komputer yang ada, dan ditambah tersedianya peraturan bangunan yang baru, diharapkan mutu disain struktur di Indonesia dapat ditingkatkan dan diseragamkan. DAFTAR PUSTAKA Nathan Madutujuh, SANPRO V.4.79 User Guide, ESRC, Bandung, 2005 Tim Penasihat Konstruksi Bangunan, Pedoman Penyusunan Laporan Perencanaan Struktur, TPKB, Jakarta Puslitbangkim PU, Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Gedung, SNI-1726-2002, 2003 ACI, Concrete Detailing Guide, 1989 PCA, Notes on ACI 2002, PCA, 2002



1



Director of Engineering Software Research Center, a practicing structural engineer, and a doctorate candidate at Catholic Parahyangan University, Bandung. E-mail: [email protected] 11



View publication stats