Partnership 1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Bab 9 PERSEKUTUAN: PEMBENTUKAN, OPERASI, DAN PERUBAHAN KEANGGOTAAN 1. Pendahuluan Persekutuan merupakan bentuk usaha yang populer karena mudah untuk membentuknya dan memungkinkan beberapa individu untuk menggabungkan bakat dan keterampilan mereka dalam suatu usaha bersama tertentu. Persekutuan menyiapkan laporan keuangan bertujuan umum harus mengadopsi SAK-ETAP untuk pencatatan akuntansinya, kemudian membuat laporan keuangan dari pencatatan tersebut. Persekutuan harus membuat laporan keuangan untuk pihak eksternal karena hubungan mereka dengan bank/kreditor, maka mereka harus mengadopsi SAK-ETAP. Kebanyakan persekutuan tidak diwajibkan untuk memiliki untuk memiliki audit atas laporan keuangan tahunannya. 2. Regulasi Hukum Persekutuan Akuntan yang bekerja untuk persekutuan harus memahami hukum atau Undang-undang terkait dengan persekutuan karena hukum atau undang-undang tersebut menjelaskan hak-hak setiap sekutu/partner dan kreditor pada tahap pembuatan, operasi, dan likuidasi persekutuan. Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer) dan Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD) Indonesia tertera definisi hak dan tanggung jawab sekutu/partner dengan sekutu yang lain dan kreditor dari persekutuan. 3. Definisi Persekutuan “Persekutuan/ perseroan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih yang setuju untuk menginvestasikan sesuatu ke dalam usaha agar memperoleh keuntungan dari persekutuan itu dibagi antara mereka”. 4. Pembentukan Persekutuan Kesepakatan untuk mendirikan sebuah persekutuan bisa bersifat informal seperti orang yang berjabat tangan atau bersifat formal seperti perikatan antara dua pihak di atas kertas yang disebut akta pendirian persekutuan. Setiap sekutu harus setuju atas perjanjian pendirian, dan para sekutu sangat disarankan untuk memiliki perjanjian tertulis secara formal untuk menghindari potensi konflik yang mungkin timbul selama pengoperasian usaha. Perjanjian persekutuan harus mencakup hal-hal sebagai berikut: 1. Nama dari persekutuan dan nama dari para sekutu. 2. Jenis usaha yang akan dijalani dan jangka waktu perjanjian persekutuan. 3. Kontribusi modal awal dari masing-masing sekutu dan metode yang digunakan untuk menghitung kontribusi modal di masa depan. 4. Spesifikasi lengkap tentang distribusi keuntungan dan kerugian termasuk gaji, bunga atas saldo modal, bonus , batas penarikan dalam antisipasi laba, dan persentase yang digunakan untuk mendistribusikan sisa keuntungan dan kerugian. 5. Prosedur yang digunakan dalam perubahan persekutuan, seperti penambahan sekutu baru atau berhentinya sebuah sekutu.



1



6. Aspek lain dalam operasi yang diputuskan oleh para sekutu seperti hak manajemen dari masing-masing sekutu, prosedur pemungutan suara, dan metode akuntansi. 5. Jenis –Jenis Persekutuan Terbatas a. Limited Partnership (LP) : terdapat setidaknya satu sekutu umum dan satu atau lebih sekutu terbatas. Sekutu umum bertanggung jawab secara personal atas kewajiban persekutuan dan memiliki tanggung jawab manajemen. Sekutu terbatas bertanggung jawab hanya sampai dengan kontribusi modal, tidak memiliki wewenang manajemen. b. Limited Liablity Partnership (LLP) adalah salah satu persekutuan yang tiap-tiap sekutu memiliki tingkat perlindungan kewajiban yang sama. Tidak ada sekutu umum/terbatas ,sehingga tiap-tiap sekutu memiliki hak dan kewajiban sebagai sekutu umum, tetapi dengan kewajiban hukum terbatas ( sekutu dlm LLP tidak bertanggung jawab secara personal atas kewajiban persekutuan) c. Limited Liability Limited Partnership (LLLP) setiap sekutu hanya bertanggung jawab atas kewajiban bisnis persekutuan, dan tidak bertanggung jawab apabila terjadi kesalahan yang dilakukan sekutu lain dalam kegiatan usaha normal. 6. Akuntansi Untuk Pembentukan Persekutuan Pada saat pembentukan persekutuan, diperlukan untuk melakukan penilaian yang tepat terhadap aset dan liabilitas yang dikontribusikan oleh masing-masing sekutu. Aset yang dikontribusikan harus dinilai pada nilai wajarnya, yang mungkin membutuhkan jasa penilai atau teknik penilai lainnya. Liabilitas yang diasumsikan oleh persekutuan harus dinilai sebesar nilai sekarang. Contoh: Aldi pemilik tunggal, telah mengembangkan perangkat lunak untuk berbagai jenis komputer. Berikut adalah saldo akun pada tanggal 31 Desember 20x0. Kas 3.000.000 Liabilitas 10.000.000 Persediaan 7.000.000 Modal, Aldi 15.000.000 Peralatan 20.000.000 Dikurangi: Akumulasi Penyusutan (5.000.000) Total Aset 25.000.000 Total Liabilitas & Modal 25.000.000 Aldi membutuhkan bantuan teknis tambahan untuk meningkatkan penjualan dan menawarkan kepada Bayu sebuah kepentingan dalam bisnis tersebut. Aldi dan Bayu setuju untuk membentuk persekutuan. Bisnis Aldi telah diaudit dan dinilai aset netonya. Hasil audit dan penilaian menyatakan bahwa liabilitas sebesar Rp. 1.000.000 tidak dicatat, persediaan memiliki nilai pasar sebesar Rp. 9.000.000 dan peralatan memiliki nilai wajar sebesar Rp. 19.000.000 Aldi dan Bayu menyiapkan dan menandatangi perjanjian persekutuan yang mencakup semua kebijkan operasi yang signifikan. Bayu akan berkontribusi uang tunai sebesar Rp. 10.000.000 untuk sepertiga kepemilikan modal. Persekutuan AB mengambil alih semua usaha Aldi dan mengaggap sebagai hutang. Jurnal untuk mencatat kontribusi modal awal pada pembukuan persekutuan adalah sebagai berikut: 1 Januari 20X1 (1) Kas 13.000.000 Persediaan 9.000.000 2



Peralatan



19.000.000



Liabilitas Modal, Aldi Modal Bayu



11.000.000 20.000.000 10.000.000



7. Akun Sekutu 7.1 Akun Modal Investasi awal dari para sekutu, kontribusi modal selanjutnya, distribusi keuntungan atau kerugian, dan penarikan modal oleh sekutu dicatat dalam akun modal para sekutu. Setiap sekutu memiliki satu akun modal, yang biasanya bersaldo kredit. Dalam keadaan tertentu, akun modal seorang sekutu bisa bersaldo debit, disebut juga dengan defisiensi/defisit yang terjadi karena kerugian dan penarikan dan penarikan modal seorang sekutu melebihi kontribusi modal dan pembagian keuntungan. 7.2 Akun Prive (Penarikan) Akun penarikan yang terpisah terkadang digunakan untuk mencatat penarikan periodik dan kemudian ditutup ke akun modal sekutu pada akhir periode. Contoh: Pada tanggal 1 Mei 20X1, Bayu melakukan penarikan kas sebesar Rp. 4.000.000 pada persekutuan AB. Jurnal : 1 Mei 20X1 Prive- Bayu 4.000.000 Kas 4.000.000 7.3 Akun Pinjaman Persekutuan bisa meminta pendanaan tambahan dari para sekutu. Tanpa semua sekutu menyetujui, persekutuan diwajibkan untuk membayar bunga pinjaman kepada sekutu yang meminjamkan. Jurnal berikut dbuat untuk mencatat pinjaman dari Aldi kepada persekutuan sebesar Rp. 4.000.000 dengan tingkat bunga 10% pada tanggal 1 Juli 20X1. 1 Juli 20X1 Kas 4.000.000 Utang pinjaman dari Aldi 4.000.000 8. Mengalokasikan Laba atau Rugi ke Pasar Sekutu Laba atau rugi dialokasikan ke para sekutu pada setiap akhir periode bersangkutan dengan perjanjian persekutuan. Jika tidak ada dalam perjanjian, Bab VIII, Bagian II Pasal 163 KUH Per menyatakan bahwa sekutu berhak memperoleh bagian laba atau rugi secara proporsional sesuai dengan jumlah yang dikontribusi ke persekutuan. Hampir semua persekutuan memiliki perjanjian alokasi laba atau rugi. Ada berbagai macam rencana distribusi laba di dunia usaha. Hal ini menjadi tanggung jawab akuntan untuk mendistribusikan laba atau rugi berdasarkan perjanjian persekutuan terlepas seberapa sederhana atau kompleksnya perjanjian tersebut. Distribusi laba serupa dengan deviden untuk korporasi. Sebagian besar persekutuan menggunakan satu atau lebih metode distribusi sebagai berikut: 1. Rasio yang ditetapkan sebelumnya (preselected ratio)/ Rasio pembagian laba Arbiter 3



2. Bunga atas saldo modal (interest on capital balance) 3. Gaji kepada sekutu 4. Bonus kepada sekutu Ilustrasi Alokasi Laba Selama tahun 20X1, persekutuan AB memperoleh pendapatan Rp. 45.000.000 dan beban Rp 35.000.000 sehingga menghasilkan laba Rp. 10.000.000 pada tahun tersebut. Aldi mengelola saldo modal sebesar Rp 20.000.000 selama tahun berjalan, tetapi investasi modal Bayu selama tahun berjalan berubah-rubah sebagai berikut.



Tanggal Debit Kredit Saldo 1 Januari 10.000.0000 1 Mei 3.000.000 7.000.000 1 September 500.000 7.500.000 1 November 1.000.000 6.500.000 31 Desember 6.500.000 Nilai debit sebesar Rp. 3.000.000 dan Rp. 1.000.000 dicatat dalam akun penarikan Bayu, investasi tambahan dikredit ke akun modalnya. 8.1 Rasio Pembagian Laba secara Arbiter Para sekutu setuju untk membagi laba atau rugi dengan rasio 60% untuk Aldi dan 40% untu Bayu. Beberapa perjanjian persekutuan menyatakan perbandingan ini sebagai raso 3:2. Tabel berikut ini menggambarkan bagaimana laba neto didistribusikan menggunakan rasio pembagian laba 3:2 Aldi Bayu Total Persentase pembagian laba 60% 40% 100% Laba neto 10.000.000 Alokasi 60:40 6.000.000 4.000.000 Total 6.000.000 4.000.000 Distribusi aktual diselesaikan dengan menutup akun ikhtisar laba rugi. Selain itu, akun penarikan ditutup ke akun modal pada akhir periode. 31 Desember 20X1 Modal Bayu 4.000.000 Penarikan-Bayu 4.000.000 (menutup akun penarikan oleh Bayu) Pendapatan 45.000.000 Beban 35.000.000 Ikhtisar Laba Rugi 10.000.000 (menutup pendapatan dan beban) Ikhtisar Laba Rugi 10.000.000 Modal Aldi 6.000.000 Modal Bayu 4.000.000 (Mendistribusikan laba berdasarkan perjanjian persekutuan) Kas



500,000 Modal, Bayu 500.000 4



(Investasi tambahan oleh Bayu)



8.2 Bunga atas Saldo Modal Hal yang perlu diperhatikan adalah ketika bunga atas saldo modal dimasukan dalam rencana distribusi laba, jumlah yang didistribusikan dapat berbeda secara signifikan tergantung pada apakah bunga dihitung dari saldo awal, saldo akhir modal atau rata-rata saldo modal selama satu periode. Sebagian besar provisi untuk bunga atas modal menyatakan bahwa harus menggunakan modal ratarata tertimbang. Metode ini secara eksplisit mengakui rentang waktu untuk setiap tingkat modal yang digunakan selama periode berjalan. Misalnya, Saldo modal rata-rata tertimbang Bayu untuk tahun 20X1 dihitung sebagai berikut. Tanggal Debit 1 Jan 1 Mei 3.000.000 1 September 1 November 1.000.000 Total Modal rata-rata ( 96.000.000/12) =



Kredit



Saldo 10.000.000 7.000.000 7.500.000 6.500.000



500.000



Jumlah Bulan 4 4 2 2 12



Bulan X Saldo 40.000.000 28.000.000 15.000.000 13.000.000 96.000.000 8.000.000



Jika Aldi dan bayu setuju untuk mengenakan bunga sebesar 15% pada saldo modal rata-rata tertimbang dengan sisa laba yang akan didistribusikan pada rasio 60:40 , maka distribusi laba 10.000.000 akan dihitung sebagai berikut:



Persentase Laba Modal rata-rata Laba neto Bunga pada modal rata-rata Sisa Laba Alokasi 60;40 Total



Aldi 60% 20.000.000



Bayu 40% 8.000.000



Total 100%



3.000.000



1.200.000



10.000.000 (4.200.000)



3.480.000 6.480.000



2.320.000 3.520.000



5.800.000 (5.800.000) 0



8.3 Gaji Gaji untuk para sekutu biasanya dimasukan sebagai bagian dari rencana distribusi laba untuk mengakui dan mengompensasi atas jumlah yang berbeda dari jasa yang diberikan masing-masing sekutu kepada persekutuan. Untuk menghitung gaji para sekutu, asumsikan bahwa perjanjian persekutuan memberikan gaji kepada Aldi sebesar Rp. 2.000.000 dan Bayu sebesar Rp. 5.000.000. Sisanya akan didistribusikan dengan rasio pembagian laba rugi 60:40. Distribusi laba dihitung sebagai berikut:



Persentase Laba Laba neto Gaji Sisa laba



Aldi 60%



Bayu 40%



2.000.000



5.000.000



5



Total 100% 10.000.000 (7.000.000) 3.000.000



Alokasi 60:40 Total



1.800.000 3.800.000



1.200.000 6.200.000



(3.000.000) 0



8.4 Bonus Bonus terkadang digunakan sebagai cara untuk memberikan kompensasi tambahan kepada sekutu yang menyediakan jasa kepada persekutuan. Bonus biasanya dinyatakan dalam persentase dari laba sebelum atau setelah bonus. Sering kali perjanjian persekutuan mensyaratkan laba minimum yang harus diperoleh sebelum bonus dibagikan. Misalnya, bonus 10% dari laba akan dikredit pada akun modal Bayu jika laba melebihi 5.000.000 sebelum mendistribusikan sisa laba.Dalam kasus 1, bonus dihitung sebagai persentase dari laba sebelum dikurangi bonus. Dalam kasus 2 bonus dihitung sebagai persentase dari laba setelah dikurangi bonus. Kasus I Bonus = X% (NI-MIN) Dimana: X% = persentase bonus NI = Laba neto sebelum bonus MIN = Jumlah minimum laba sebelum bonus Bonus = 0,10 (10.000.000-5.000.000) = 500.000 Kasus II Bonus = X% (NI-MIN-Bonus) B= 0,1 (10.000.000-5.000.000-Bonus) B= 0,1 (5.000.000-Bonus) B= 500.000-0,10 Bonus 1,1 Bonus = 500.000 Bonus = Rp. 454,545 Distribusi laba neto berdasarkan pada kasus II dihitung sebagai berikut:



Persentase laba Laba neto Bonus sekutu Sisa laba Alokasi 60:40 Total



Aldi 60%



Bayu 40% 454,545



5.272.273 5.727.273



3.818.182 4.272.727



Total 100% 10.000.000 (454,545) 9.6545.454 (9.545.454) 0



8.5 Basis Berganda Alokasi Laba Perjanjian persekutuan dapat menggambarkan kombinasi dari beberapa prosedur alokasi yang akan digunakan untuk mendistribusikan laba. Misalnya, perjanjian laba rugi persekutuan AB menetapkan metode alokasi sbb: 1. Bunga sebesar 15% pada saldo modal rata-rata tertimbang 2. Gaji sebesar 2.000.000 untuk Aldi dan 5.000.000 untuk Bayu 3. Bonus sebesar 10% akan dibayarkan kepada Bayu jika laba persekutuan melebihi 5.000.000 sebelum dikurangi bonus, gaji dan bunga atas saldo modal. 4. Jika ada sisa akan dialokasikan 60% untuk Aldi dan 40% untuk Bayu. Aldi



6



Bayu



Total



Persentase laba Modal rata-rata Laba neto: Langkah 1: Bunga atas modal rata-rata (15%) Sisa setelah langkah 1 Langkah 2: Gaji Defisiensi setelah langkah 2 Langkah 3: Bonus Defisiensi setelah langkah 3 Langkah 4: Alokasi 60:40 Total



60% 20.000.000



40% 8.000.000



100% Rp.10.000.000



3.000.000



1.200.000



(4.200.000) 5.800.000



2.000.000



5.00.000



(7.000.000) (1.200.000)



(500.000)



(500.000) (1.700.000)



(680.000) 6.020.0000



1.700.000 0



(1.020.000) 3.980.000



9. Laporan Keuangan Persekutuan Sebuah persekutuan merupakan entitas pelaporan terpisah untuk tujuan akuntansi, dan ada tiga laporan keuangan- laporan laba rugi, laporan posisi keuangan, dan laporan arus kas yang biasanya disusun pada akhir periode pelaporan. Selain ketiga laporan keuangan dasar, laporan modal sekutu biasanya disiapkan untuk menyajikan perubahan akun modal sekutu untuk suatu periode berjalan contohnya sebagai berikut:



Saldo 1 Jan 20x1 Ditambah: Investasi tambahan Distribusi laba neto Dikurangi :penarikan Saldo 31 Des 20x1



Persekutuan AB Laporan Modal Sekutu Untuk tahun yang Berakhir pada 31 Desember 20x1 Aldi Bayu 20.000.000 10.000.000 500.000 6.020.000 16.520.000 (4.000.000) 12.520.000



3.980.000 23.980.000 23.980.000



Total 30.000.000 500.000 10.000.000 40.500.000 (4.000.000) 36.500.000



Latihan Soal Soal 1 ( Pembagian Laba-Basis Berganda) Perjanjian persekutuan antara Anita dan Danu memiliki ketentuan sbb: 1. Masing-masing sekutu akan mendapatkan 10% dari modal rata-rata 2. Anita dan Danu akan mendapatkan gaji masing-masing 25.000.000 dan 15.000.000 3. Sisa laba atau rugi akan dibagikan antara Anita dan Danu dengan rasio 70:30. Modal rata –rata Anita adalah 50.000.000 dan Danu 30.000.000 Diminta: Buatlah skedul pembagian laba dengan mengasumsikan laba persekutuan adalah a) 80.000.000 dan b) 20.000.000. Jika tidak ada perjanjian persekutuan, apakah KUHP Per menetapkan persentase distribusi laba atau rugi?



7



Soal 2 ( Pembagian Laba-Bunga atas Saldo Modal) Lolita dan Rima adalah sekutu. Akun modal mereka selama tahun 20X1 adalah sbb: Modal Lolita 23/8 6.000.000 1/1 ¾ 31/10



30.000.000 8.000.000 6.000.000



Modal Rima 1/1 50.000.000 6/7 7.000.000 7/10 5.000.000 Laba neto persekutuan selama tahun ini adalah 50.000.000. Perjanjian persekutuan menetapkan pembagian laba sbb: 1. Masing-masing sekutu akan mendapatkan 8% bunga atas modal rata-rata mereka 2. Sisa laba atau rugi akan dibagi sama rata Diminta : Buatlah skedul distribusi laba untuk keduanya! 5/3



9.000.000



Soal 3 ( Pembagian Laba Persekutuan dan Penyiapan laporan Modal Sekutu) Laporan laba rugi persekutuan Aprilia –Jaka untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 20x5 adalah sebagai berikut: Persekutuan Aprilia-Jaka Laporan Laba Rugi Untuk tahun yang berakhir pada 31 Des 20X5 Penjualan neto 300.000.000 Beban pokok penjualan (190.000.000) Margin Bruto 110.000.000 Beban Operasi (30.000.000) Laba Neto 80.000.000 Informasi tambahan untuk tahun 20X5 adalah sebagai berikut: 1. Saldo awal modal Aprilia tahun ini adalah 40.800.000 2. Saldo awal modal Jaka 112.000.000 3. Tgl 1 April, Aprilia menginvestasikan dana tambahan sebesar 15.000.000 4. 1 Agustus Jaka menginvestasikan dana tambahan 20.000.000 5. Selama tahun 20X5 masing-masing sekutu menarik sejumlah 400,000 setiap minggu sebagai antisipasi laba neto persekutuan. Para sekutu setuju penarikan ini tidak dimasukan dalam perhitungan saldo modal rata-rata dalam rangka distribusi laba. Aprilia dan Jaka setuju untuk mendistribusikan laba neto persekutuan berdasarkan rencana berikut. Aprilia Jaka Bunga atas saldo modal rata-rata 6% 6% Bonus atas laba neto sebelum 10% bonus, tetapi setelah bunga atas saldo modal rata-rata Gaji 25.000.000 30.000.000 Sisa (jika Positif) 70% 30% 8



Sisa (jika negatif) 50% 50% Diminta: a. Buatlah skedul yang menyajikan distribusi laba neto persekutuan untuk tahun 20X5! Tunjukkan perhitungan pendukung dengan rapi. b. Buatlah laporan modal sekutu per 31 Des 20X5 c. Bagaimana pengaruh terhadap jawaban bagian a, jika semua ketentuan dari rencana distribusi laba sama seperti semula kecuali gaji untuk aprilia menjadi 30.000.000 dan gaj untuk jaka menjadi 35.000.000



Soal 4 (Pembagian Laba) Eka, Norman, dan Wanti adalah produsen yang bergerak di bidang arsitektur. Akun modal pada persekutuan ENW untuk tahun 20X1 adalah sbb: Modal Eka Modal Wanti 1/9 8.000.000 1/1 30.000.000 1/5 6.000.000 1/8 12.000.000 1/1 50.000.000 ¼ 7.000.000 1/6 3.000.000 Modal Norman 1/3 9.000.000 1/1 40.000.000 1/7 5.000.000 1/9 4.000.000



Diminta: a. Gaji untuk Eka, Norman dan Wanti masing-masing adalah 15.000.000, 20.000.000, dan 18.000.000. Eka menerima bonus sebesar 5% dari laba neto setelah dikurangi bonus yang diterimanya. Bunga 10% dari saldo akhir modal. Eka , Norman dan Wanti membagi sisa laba dengan rasio 3:3:4. Laba neto tahun ini adala 78.960.000 b. Bunga 10% dari saldo modal rata-rata tertimbang. Gaji untuk Eka, Norman dan Wanti masing-masing 24.000.000, 21.000.000, dan 25.000.000. Norman menerima bonus sebesar 10% dari laba neto setelah dikurangi bonus dan gajinya. Sisa laba akan dibagi sama besar. Laba neto tahun ini adalah 68.080.000 c. Wanti menerima bonus 20% dari laba neto setelah dikurangi bonus dan gaji, gaji Eka,Norman dan Wanti masing-masing 21.000.000, 18.000.000, dan 15.000.000. Bunga 10% dari saldo awal modal. Eka, norman dan wanti membagi sisa laba dengan rasio 8:7:5. Laba neto tahun ini adalah 92.940.000



Soal 5 ( Pembagian Laba) Ciracas adalah persekutuan yang menjual alat olahraga. Perjanjian persekutuan memberikan bunga 10% atas modal yan diinvestasikan, gaji sebesar 24.000.000 dibayarkan kepada Lulu dan 28.000.000 kepada Denisa. Lulu berhak mendapatkan bonus. Pada tahun 20X3 akun modal adalah sbb: Modal Lulu 1/8 15.000.000



1/1 50.000.000 1/4



5.000.000



9



Modal Denisa 1/7 10.000.000



1/1 70.000.000 1/9 22.500.000



Diminta: Untuk setiap situasi independen berikut, buatlah skedul distribusi laba! a. Bunga didasarkan atas saldo modal rata-rata tertimbang. Bonus 5% berdasarkan laba neto setelah dikurangi bonus. Pada tahun 20X3 laba neto 64.260.000. Sisa laba akan dibagi antara Lulu dan Denisa dengan rasio 3:2 b. Bunga didasarkan atas saldo akhir modal setelah dikurangi gaji, yang biasanya diambil para sekutu sepanjang tahun berjalan. Bonus sebesar 8% dan dihitung berdasarkan laba neto setelah dikurangi bonus dan gaji. Laba neto tahun ini adalah 108.700.000. Sisa laba akan dibagi sama rata diantara para sekutu. c. Bunga didasarkan atas saldo awal modal. Bonus sebesar 12,5% dan dihitung berdasarkan laba neto setelah dikurangi bonus. Laba neto tahun ini adalah 76.950.000. Sisa laba akan dibagi antara Lulu dan Denisa dengan rasio 4:2



10