(PDF) Pelayanan Dan Kolaborasi Interdisiplin Keperawatan Jiwa - Compress [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang



Kesehatan jiwa masyarakat (community mental health) telah menjadi  bagian masalah kesehatan masyarakat (public health) yang dihadapi semua negara. Salah satu pemicu berbagai masaagkesehatan jiwa adalah dampak modernisasi dimana semua orang tidak siap untuk menghadapi cepatnya  perubahan dan kemajuan teknologi baru. Gangguan jiwa tidak menyebabkan kematian secara langsung namun akan menyebabkan penderitaanya menjadi tidak produktif dan menimbulkan beban bagi keluarga sertalingkungan masyarakat lainya. Dalan Undang-Undang Nomer 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan Pasal (4) disebutkan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Kolaborasi merupakan istilah umum yang sering digunakan untuk menggambarkan suatu hubungan kerjasama yang dilakukan oleh pihak tertentu. Dari sekian banyak pengertian yang dikemukaan.



B. Rumusan Masalah



1. Apa Yang Dimaksud Peran Perawat Jiwa? 2. Apa Yang Dimaksud Pengertian Pelayanan Dan Kolaborasi Interdisiplin Keperawatan Jiwa 3. Apa Yang Dimaksud Dengan Elemen Penting Dalam Kolaborasi? 4. Apa Yang Dimaksud Dengan Manfaat Kolaborasi Interdisiplin Dalam Keperawatan Jiwa? 5. Apa Yang Dimaksud Dengan Hambatan Dalam Melakukan Kolaborasi Interdisiplin Dalam Keperawatan Jiwa?



1



C. Tujuan



1.



Mengetahui Peran Perawat Jiwa?



2.



MengetahuiPelayanan Dan Kolaborasi Interdisiplin Keperawatan Jiwa



3.



MengetahuiElemen Penting Dalam Kolaborasi?



4.



MengetahuiManfaat Kolaborasi Interdisiplin Dalam Keperawatan Jiwa?



5.



MengetahuiHambatan Dalam Melakukan Kolaborasi Interdisiplin Dalam Keperawatan Jiwa?



2



BAB II PEMBAHASAN A. Peran Perawat Jiwa



Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya meningkatkan dan mempertahankan perilaku pasien yang berperan  pada fungsi yang terintegrasi. Sistem pasien atau klien dapat berupa induvidu, keluarga, kelompok, organisasi atau komunitas. ANA mendefinisikan keperawatan kesehatan jiwa sebagai suatu bidang spesialisasi praktik keperawatan yang menerapkan teori perilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri yang bermanfaat sebagai kiatnya. Praktik kontemporer keperawatan jiwa terjadi dalam konteks sosial dan lingkungan. Peran keperawatan jiwa profesional  berkembang secara kompleks dari elemen historis aslinya. Peran tersebut kini mencakup dimensi kompentensi klinis, advokasi pasien keluarga, tanggung jawab fiskal, olaborasi antardisiplin, akuntabilitas sosial, dan parameter legal-etik. Adapun peran perawat kesehatan jiwa masyarakat ini adalah sebagai berikut: 1. Peran perawat dalam prevensi primer. a. Memberikan penyuluhan tentang prinsip sehat jiwa.  b. Mengefektifkan perubahan dalam kondisi kehidupan,tingkat kemiskinan dan Pendidikan c. Memberikan pendidikan dalam kondisi normal,pertumbuhan dan perkembangan dan Pendidikan seks. d. Melakukan rujukan yang sesuai sebelum terjadi gangguan jiwa. e. Membantu klien di rumah sakit umum untuk menghindari masalah psikiatri. f. Bersama



keluarga



untuk



memberikan



dukungan



anggotanya untuk meningkatkan fungsi kelompok.



3



pada



g. Aktif dalam kegiatan masyarakat atau politik yang berkaitan dengan kesehatan jiwa. 2. Peran perawat dalam prevensi sekunder. a. Melakukan skrining dan pelayanan evaluasi kesehatan jiwa.  b. Melaksanakan kunjungan rumah atau pelayanan penanganan di rumah. c.



Memberikan pelayanan kedaruratan psikiatri di rumah sakit umum.



d. Menciptakan lingkungan terapeutik. e. Melakukan supervisi klien yang mendapatkan pengobatan. f.



Memberikan pelayanan pencegahan bunuh diri.



g. Memberi konsultasi. h. Melaksanakan intervensi krisis. i.



Memberikan psikoterapi pada individu,keluarga dan kelompok  pada semua usia.



 j.



Memberikan intervensi pada komunitas dan organisasi yan teridentifikasi masalah.



3. Peran perawat dalam prevensi tertier. a. Melaksanakan latihan vokasional dan rehabilitasi.  b. Mengorganisasi pelayanan perawatan pasien yang sudah  pulang dari rumah sakit jiwa untuk memudahkan transisi dari rumah sakit ke komunitas. c. Memberikan pilihan perawatan rawat siang pada klien.



B. Pengertian Pelayanan dan Kolaborasi Interdisiplin Keperawatan Jiwa



Kolaborasi merupakan proses komplek yang membutuhkan sharing  pengetahuan yang direncanakan yang disengaja, dan menjadi tanggung  jawab bersama untuk merawat pasien. Kadangkala itu terjadi dalam hubungan yang lama antara tenaga profesional kesehatan. (Lindeke dan Sieckert, 2005). 4



Pelayanan



dan



kolaborasi



interdisiplin



keperawatan



jiwa



merupakan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh sekolompok tim kesehatan profesional (perawat, dokter, tim kesehatan lainnya maupun  pasien dan keluarga pasien sakit jiwa) yang mempunyai hubungan yang jelas, dengan tujuan menentukan diagnosa, tindakan-tindakan medis, dorongan moral dan kepedulian khususnya kepada pasien sakit  jiwa. Pelayanan akan berfungsi baikjika terjadi adanya konstribusi dari anggota tim dalam memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada  pasien sakit jiwa. Anggota tim kesehatan meliputi : pasien, perawat, dokter, fisioterapi, pekerja sosial, ahli gizi, manager, dan apoteker. Oleh karena itu tim kolaborasi interdisiplin hendaknya memiliki komunikasi yang efektif, bertanggung jawab dan saling menghargai antar sesama anggota tim.



C. Elemen Penting Dalam Kolaborasi



Kolaborasi didasarkan pada konsep tujuan umum, konstribusi  praktisi profesional, kolegalitas, komunikasi dan praktek yang difokuskan kepada pasien. Kolegalitas menekankan pada saling menghargai, dan pendekatan profesional untuk masalah-masalah dalam team dari pada menyalahkan seseorang atau atau menghindari tangung  jawab. Hensen menyarankan konsep dengan arti yang sama : mutualitas dimana dia mengartikan sebagai suatu hubungan yang memfasilitasi suatu proses dinamis antara orang-orang ditandai oleh keinginan maju untukmencapai tujuan dan kepuasan setiap anggota. Kepercayaan adalah konsep umum untuk semua elemen kolaborasi. Tanpa rasa pecaya, kerjasama tidak akan ada, asertif menjadi ancaman, menghindar dari tanggung jawab, terganggunya komunikasi. Otonomi akan ditekan dan koordinasi tidak akan terjadi. Elemen kunci kolaborasi dalam kerja sama team multidisipliner dapat digunakan untuk mencapai tujuan kolaborasi team : 5



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan



Untuk mencapai pelayanan perawatan pasien sakit jiwa yang efektif maka keluarga, perawat, dokter dan tim kesehatan lainnya harus  berkolaborasi satu dengan yang lainnya. Tidak ada kelompok yang dapat menyatakan lebih berkuasa diatas yang lainnya. Masing-masing  profesi memiliki kompetensi profesional yang berbeda sehingga ketika digabungkan dapat menjadi kekuatan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Kolaborasi yang efektif antara anggota tim kesehatan memfasilitasi terselenggaranya pelayanan keperawatan jiwa yang  berkualitas. Kolaborasi merupakan proses komplek yang membutuhkan sharing  pengetahuan yang direncanakan yang disengaja, dan menjadi tanggung  jawab bersama untuk merawat pasien. Kadangkala itu terjadi dalam hubungan yang lama antara tenaga profesional kesehatan.



B. Saran



Demikian isi makalah ini, kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan banyak kekurangan baik dari segi bentuk maupun materi yang kami uraikan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para  pembaca untuk perbaikan makalah selanjutnya.



14



DAFTAR PUSTAKA



Berger, J. Karen and Williams. 1999. Fundamental Of Nursing; Collaborating for Optimal Health, Second Editions. Apleton and Lange. Prenticehall. USA Dochterman , Joanne McCloskey PhD, RN, FAAN. 2001 Current Issue in  Nursing. 6th Editian . Mosby Inc.USA Sitorus, Ratna, DR, S.Kp, M.App.Sc. 2006. Model Praktik Keperawatan Profesional di Rumah Sakit : Penataan Struktur dan Proses (Sistem) Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat. EGC. Jakarta Siegler, Eugenia L, MD and Whitney Fay W, PhD, RN., FAAN , alih bahasa Indraty Secillia, 2000. Kolaborasi Perawat-Dokter ; Perawatan Orang Dewasa dan Lansia, EGC. Jakarta



15