Pegas Spiral [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN Pegas banyak diterapkan dalam berbagai bentuk dan dalam berbagai macam jenis konstruksi konstruksi mesin. Misalnya saja pegas dapat berfungsi sebagai pesawat kerja mekanisme, aparat dan instrumen, sebagai penekan. Perapat dan pengunci suatu komponen komponen mesin. Dalam banyak hal tidak terdapat alternatif lain yang dapat dipakai kecuali menggunakan pegas dalam konstruksikonstruksi mesin tersebut. Hal ini disebabkan karena diharapkan suatu konstruksi mesin dapat berfunsi dengan baik, akan tetapi pegas merupakan suatu hal yang cocok sehubungan dengan pembuatan dan biaya konstruksi mesin tersebut. Fungsi lain daripada pegas yaitu penahan kejutan, penyerap getaran, penyimpan energi, pengukuran dan sebagainya. Hal ini pegas yang direncanakan adalah pegas yang berbentuk spiral. Pegas spiral biasa dipakai untuk mengurangi getaran getaran yang disebabkan oleh pukulan suatu beban. Pegas spiral juga biasa dipakai untuk menekan katup katup yang terdapat pada ketel uap. Dalam perencanaan ini perencana dengan semampunya untuk merencanakan tentang pegas tekan. Walaupun dalam perecanaan ini perencana menyadari bahwa perencanaan ini masih jauh dari tingkat kesempurnaanya akan tetapi perencanaan ini dapat berguna bagi kita.



BAB II TEORI PENDUKUNG A. Sifat Pegas Pegas diterapkan dalam berbagai bentuk dan dalam banyak konstruksi seperti pesawat kerja, mekanisme, aparat dan instrumen. Dalam kebanyakan hal, tidak terdapat alternatif lain yang dapat dipakai kecuali menggunakan pegas dalam konstruksi. Dalam hal lain menggunakan suatu konstruksi berfungsi dengan baik bukan merupakan suatu hal yang mutlak, melainkan suatu pilihan sehubungan dengan pembuatan dan biaya . Sifat pegas yang terpenting adalah kemempuannya menerima kerja lewat perubahan bentuk elastis dan ketika mengendor dan menyerahkan kembali kerja tersebut. Hal inilah yang biasa disebut kerja pegas. Pada bahan yang biasa dipergunakan untuk pegas gaya dalam daerah elastis sepadan dengan perpindahan f titik tangkap gaya. Hal inilah ditunjukkan pada diagram bebas pada sumbu mendatar diukuran perpindahan f dan pada sumbu vertikal gaya f. Diagram pegas



Garis a dalam diagram pegas ialah garis pemegasan atau karakteristik sebuah pegas. Garis b ialah karakteristik sebuah pegas. Garis b ialah dari sebuah yang lebih lemah karena fb fa dan c fa. Perbandingan tetap antara gaya dan perpindahan tetap antara gaya dan perpindahan F/f disebut dengan tetapan pegas c. Jadi c = F/f. Luas yang terletak antara a dan sumbu mendatar merupakan gaya yang terhimpun dalam pegas yang ditegangkan. Ketika pegas mengendor bukan pegas penuh yang dilalui melainkan garis lengkung putus putus. Jumlahyang dibebankan ketika pegas mengendor sedikit lebih kecil daripada jumlah kerja yang diperlukan untuk menggunakan pegas. Selisih kerja ini diubah menjadi kalor sebagai akibat gesekan interen dalam bahan pegas. Gejala ini disebut histeresis. Umumnya peristiwa ini dapat diabaikan dan jumlah yang disebabkan ketika pegas mengendor disamakan dengan kerja yang diperlukan untuk menegangkan pegas. Luas yang terletak antara karakteristik pegas a dan sumbu mendatar merupakan kerja w yang ditampung oleh pegas . Jadi : W =



0



f



F. df



Dengan subtitasi F = G. F F 2 W = 0  C.F .df  1 .Fa.Fa  1 c.Fa



2



2



Untuk membandingkan berbagai jenis pegas satu sama lain dipergunakan pengertian kerja pegas speifik yang dimaksudkan ialah pegas tiap satuan volume W/V.



Bagi batang yang berbentuk prisma yang dibebani gaya tarik dalam daerah elastis bahan, kerja pegas spesifik ialah : W 1 F. f  V 2 V



Subtitusi gaya F = A.







dengan







sebagai tegangan normal perpindahan



(perpanjangan batang ) f = ∆L= L.  /E dengan modulus elastis bahan batang dan volume batang yang tidak dibebani V = A . L untuk batang yang dibebani gaya tarik memberi kerja pegas spesifik. W



V







1 . / E 2



Pegas yang dibebani karena perpanjangan atau pemendekan elastis oleh gaya tarik atau gaya tekan pada bahan pegas yang biasa dipakai terlalu kecil untuk digunakan secara praktis. Sebaliknya pegas yang dibebani



lengkun atau puntir



sangat banyak terdapat bila kita tinjau dari sebuah batang prismatik dengan penampang siku siku yang dibebani bahan lengkung.



Batang prismatik berpenampang siku siku dengan bahan lengkung batang pada gambar diatas pada salah satu ujungnya dijepit dan pada ujung yang lain diberi beban lengkung dengan gaya. Kerja pegas spesifik batang yang dibebani sedemikian itu adalah : M 1 F. f Mb   subtitusikan gaya F = V 2 V L



dengan b tegangan lengkung sebagai tegangan normal yang terbesar pada penampang batang yang menerima bahan terbesar perpindahan : f 



F .L3 1 b.h 3 .b  2  2 L2 .b  . .  Dengan 3.E.L 3 G.L E.b.h 3 3 h.E



E ialah moduluselastis bahan batang Dengan volume elastis bahan batang . Dengan volume batang V= b.h.L ini memberikan kerja pegas spesifik batang yang dijepit dan dibebani lengkung sebesar : W 1 b 2 .  V 18 E



berdasarkan hal tersebut diatas dikatakan bahwa hubungan umum bagi kerja



pegas spesifik



W  K . 2 / E . Faktor K ialah lebih besar atau lebih kecil tergantung V



pada apakah banyak atau lebih sedikit bahan yang dibebani sepenuhnya .



Hal ini berkaitan dengan bentuk pegas dan karena itu disebut faktor bentuk. Pada (batang) pegas yang dibebani gaya tarik, tegangan normal







dalam setiap



penampang normal ialah sama besarnya, bahan pada bentuk pegas ini dibebani dengan sepenuhnya, sehingga dari sini terdapat harga maksimal faktor bentuk K = ½. Pada (batang) pegas yang dibebani lengkung hanya bahan yang paling jauh dari lapisan netral sepenuhnya dibebani dan juga hanya dalam penampang yang dibebani tersebut. Karena itu faktor bentuk pada bentuk pegas yang dibebani lengkung ini jauh dari lebih kecil daripada pegas yang dibebani gay tarik. Kita perhatikan kembali pada sebuah batang baja prismatik berpenampang bulat dengan bahan puntir.



Kerja Pegas spesifik batang yang dibebani puntir ialah : 1 M. W  2 V V



Subtitusi kopel puntir M = Vm – Tw =



 4.6



.d 3 .Tw



Dengan Tw sebagai tegangan putus geser terbesar dalam penampang batang.



Perputaran sudut : M . d 3 .rw 32. 2.w  .  Dengan G modulus 2 G.P 16 G.D G.d



kekakuan batang dan dengan volume V =



 4



.d 2 . memberi kerja pegas spesifik



1 3 pada batang yang dibebani puntir W V  .W / G 4



Dari hubungan ini ternyata bahwa pada tegangan putus geser tegangan normal harus diganti dngan G sehimgga hubungan umum antara kerja pegas spesifik.



W



V



 T 2 /G



Selanjutnya faktor bentuk K bagi bentuk pegas ini ialah ¼ juga pada pegas yang dibebani puntir. Bahan itu tidak sepenuhnya dibebani sehingga faktor bentuiknya lebih kecil daripada pegas yang dibebani lengkung. Dari hubungan kerja pegas spesifik W



V



 K . 2 / E



atau



W



V



 K . 2 / G



Didapati pula bahwa dengan pilihan bahan pegas terikat pula tegangan pegas yang diizinkan serta modulus elastis E dan modulus kekakuan G faktor bentuk K tertinggal sebagai derajat kebebasan . dari jenis pegas yang diperlihatkan maka pegas puntir berbentuk sekrup mempunyai tenaga pegas yang diperlihatkan spesifik yang terbesar. Sifat pegas untuk dapat menampang kerja dan menyerahkan kerja tersebut membuat pegas cocok untuk fungsi berikut :



1. menerima dan menyerahkan kerja diterapkanpada lengkapan penggerak terombol instrumen 2. mengerjakan gaya seperti pabila menggerendel 3. memberi gaya seperti pada mekanisme katup dan mekanisme hubungan serta rem 4. menampang tumpukan dan meredam getaran seperti pada pegas boper dan isolator getaran untuk memasang mesin bebas getaran 5. mengukur gaya dan perpindahan seperti pada neraca pegas, lengan neraca, meter dinamo dan instrumen ukur. B. Konstruksi pegas Karena beraneka ragam konstruksi pegas meka kita akan membatasi pada beberapa contoh pegas lengkung berbentuk sekrup dan pegas puntir



berbentuk



sekrup pada gambar 1 dipelihatkan sebuah pegas lengkung berbentuk sekrup sebagai engsel tuas yang memegas dan gambar 2 sebuah pegas tekan mekanisme pal



Pada gambar dilukiskan sebuah pegas puntir berbentuk sekrup sebagai pegas tekan grendel peluru dan pada gambar 4 sebagai pegas tekan tombol tekan .



Gambar 3



gambar 4



Selanjutnya pegas puntir berbentuk, itu sangat banyak digunakan sebagai pegas katup dalam pompa torak dan motor bakar. C. Bahan Pegas dari rumus kerja pegas spesifik W / V  k . 2 / E dan W / V  k .w 2 / G dapat diketahui bahwa untuk pegas kita lebih baik memilih bahan yang mempunyai batas elastisitas tinggi. Bagi pegas yang dibebani berisolasi, suatu kekuatan lelah yang tinggi adalah sangat penting. Pertama – tama yang memenuhi syarat ialah bahan pegas dengan besi sebagai bahan dasar yaitu apa yang disebut baja pegas. Baja pegas ini dapat baja Zat arang yang dipadu, digilas dalam keadaan panas, ditrik keras oleh



minyak atau baja tahan karat lihat din 17221 dan 17223 dengan tembaga sebagai bahan dasar terdapat antara lain perunggu untuk pegas tahan karat.



D. Macam – macam pegas Pegas



dapat



digolongkan



atas



dasar



jenis



bahan



yang



dapat



diterimanya.seperti : a. pegas tekan atau kompresi berfungsi sebagai pelunak tumbukan atau kejutan seperti pada pegas kendaraan bermotor.



b. pegas tarik berfungsi sebagai pengukur seperti pada timbangan.



c. pegas puntir berfungsi sebagai pembagi rata tegangan dan biasa digunakan pada bermacam pedal.



d. pegas volut berfungsi sebagai menyimpan energi seperti pada jam.



e. pegas daun berfungsi sebagai pelunak tumbukan atau kejutan seperti pada pegas kendaraan



f. pegas cincin berfungsi sebagai pemegang atau penjepit pada pemasangan mur.



g. pegas batang puntir berfungsi sebagai suspensi depan pada mobil mobil kecil



h. pegas spiral berfungsi sebagai penyimpan energi dan digunakan pada jam



E. Kalkulasi pegas tekan Ukuran pegas tekan puntir berbentuk sekrup yang dibebani tekan ditentukan dengan menggunakan rumus : F 



 d nr 2 W . .W dan f  4 . . 16 r d G



Dimana : F = gaya tekan pda pegas f = pendesakan pegas d = diameter kawat pegas atau baja pegas r = separuh garis tengah pegas n = jumlah lilitan efektif W= tegangan puntir G = modulus kekuatan baja Beberapa pengertian lain yang dipakai dalam kalkulasi antara lain : D= garis tengah pegas D/d = perbandingan lilitan C = F/f = kekakuan pegas atau tetapan pegas Untuk dapat memulai kalkulasi pegas harus dilakukan terlebih dahulu gaya pra tegangan Fv yang diisyaratkan dengan pendesakan pegas turutannya fv . gaya



prategang rata-rata Fv adalah sebesar gaya pegas yang diisyaratkan atau sebesar separuh jumlah gaya pegas minimum yang diperlukan F min dan gaya pegas maksimum yang diisyaratkan : F maks, jadi Fv =



F min  Fmaks 2



Pendesakan pegas turutan masing masing adalah F min dan F maks. Selanjutnya gaya pegas Fk pada pendesakan pegas terbesar yang diizinkan disamakan dengan dua kali gaya prategang rata rata Fv, jadi Fk = 2 Fv dan pendesakan Fk = 2fv, pegas tidak ditegangkan, lilitan akhir pegas akan dikembalikan sehingga setelah dikembalikan lilitan akhir dirapikan (digerinda) pada penampang memanjang pegas dalam kedudukan digambar tertinggal separuh tebal kawat. Dengan merapikan ujung pegas, maka pegas pendukung ¾ keliling lilitan akhir dan dengan demikian mengurangi kekakuan lilitan akhir dan karena itu lilitan akhir disebut 2 kali ¾ atau 1 1 1 lilitan akhir disebut 2 kali ¾ atau 1 lilitan akhir mati. 2 2



Gaya pada pegas dalam keadaan diblok adalah Fb. Seperti diuraikan terlebih dahulu maka gaya pegas Fk adalah gaya terdapat pegas pada pendesakan terbesar Fk yang diizinkan atau gaya pegas Fk adalah gaya terhadap pegas pada panjang Ik pendek yang diizinkan. Panjang Ik terpendek yang diizinkan yang dapat ditentukan dengan menempatkan sebuah tumpuan, adalah sebesar panjang blok Ib dan jumlah ruang main yang terkecil antara lilitan-lilitan, jadi Ik = Ib + S jumlah ruangan main S minimum adalah sebesar jumlah lilitan aktih n kali ruang mesin minimal antara



lilitan lilitan. Ruang main minimum oleh tebal kawat baja pegas d 5 mm diambil = 0,1 mm dan untuk d 5 mm. Maka jumlah ruang main minimum S = n. 0,1 atau S = n. 0,5 mm tergantung pada tebal kawat . Untuk menentukan ukuran pegas tekan kita harus memperhitungkan bahwa pembagian tegangan puntir pada penampang kawat berbentuk lingkaran tidak merata seperti halnya pada penampang berbentuk lingkaran pegas batang torsi yang lurus. Harga teringgi tegangan puntir terdapat pada titik titik penampang kawat merupakan keliling dalam lilitan dan makin kecil garistengah D terdapat tebal kawat d, maka selisihnya dengan tegangan puntir rata rata makin besar. Pengaruh lengkungan baja



pegas pada pembagian tegangan penampang kawat dalam rumus :



16



r .Fi. X .  d3 .



yang tergantung pada perbandingan lilitan D/d yang ditunjukkan pada tabel dibawah ini. D/d 3



X 1,55



D/d 5,5



X 1,25



8



D/d



X 1,17



D/d 11



X 1,12



D/d 16



X 1,08



3,5



1,45



6



1,24



8,5



1,16



12



1,11



18



1,07



4



1,38



6,5



1,22



9



1,15



13



1,10



20



1,06



4,5



1,33



7



1,20



9,5



1,14



14



1,09



25



1,05



5



1,29



7,5



1,19



10



1,13



15



1,08



30



1,04



Dalam garis besarnya pegas tekan dibedakan dalam dua golongan :



1. pegas tekan dengan beban dengan jarak waktu lama berubah atau dengan selama umur yang diharapkan lebih sedikit daripada 10 4 . `



2. Pegas tekan dengan beban berisolasi Pegas tekan yang tergolong dalam kelompok pertama dapat kita hitung tanpa memperhitungkan faktor x. Bagi pegas tekan kelompok lainnya dibutuhkan pengamatan kelelahan..



BAB III ANALISA PERHITUNGAN Beban (P)



= 7,749 kg



Diameter pegas (D)



= 50 mm = 5 cm



Konstanta bahan (G) = 8000 kg/cm 2 Banyak lilitan (n)



=5



Tegangan puntir (τw) = 160 kg/ mm 2 = 1,6 kg/ cm 2 Jarak antara kawat



= 0,5 cm



A. Diameter kawat pegas (d)



d=



3



P.D 0,4.w



=



3



7,749.5 0,4.1,6



=



3



38,7 0,64



=



3



60,53



Dimana : D = diameter pegas (cm) d = Diameter kawat (cm) P = Beban (kg)



w = Tegangan puntir = 4500 kg/ cm 2



= 3,92 cm. B. perpendekan pegas disebabkan oleh beban (p) = 7,749 kg



f 



8. p.D 3 .n d 4 .G



dimana p = beban (kg)







8.7,749.(5) 3 .5 (3,92) 4 .8000



D = diameter pegas (cm)







8.7,749.125.5 236,1.8000



n = jumlah lilitan efektif (s)



=



d = diameter kawat (cm)



38745 188880



=



0,20



G = konstanta bahan, untuk bahan pegas = 8000 f = perpendekan pegas C. Pnjang pegas sesudah dibebani (L1) L1 = 8.d - n. l1 Dimana ;



L1 = panjang pegas sesudah dibebani (cm) d = diameter kawat (cm) n = jumlah liltan efektif (11) l1 = jarak antara kawat (cm)



L1 = 8.d - n . l1 = 8.3,92 - 5 . 0,5 = 31,11 cm D. Panjang pegas sebelum dibebani (Lo) Lo = L1 + f Dimana ; Lo = panjang pegas sebelum dibebani (cm) L1 = Panjang pegas sebelum dibebani (cm) f



= perpendekan pegas



penyelesaian ;



Lo = L1 + f = 31,11 + 0,2 = 31,31



E. jarak kisar mula-mula (s) Lo  1.d / 2 n 31,31  1.d / 2  5 30,31.3,92 / 2  5 28,35   5,67cm 5 s



f. jarak kisar setelah dibebani (S1) S1 



L1  1.d / 2 n



Dimana : S1 = Jarak kisar setelah dibebani L1 = panjang pegas setelah dibebani d = Diameter kawat n = jumlah lilitan efektif L1  1.d / 2 n 31,31  1.3,92 / 2  5 30,11.1,96  5  5,63 S1 



G. momen puntir (MW)



dimana : S = jarak kisar mula-mula Lo = panjang pegas sebelum dibebani d = diameter kawat (cm) n = jumlah lilitan efektif



MW= P.D/2 (KG/CM) Dimana : Mw : momen puntir P = Beban (kg) D = diameter pegas (cm) Penyelesaian : Mw = P.D/2 = 7,749.5/2 = 7,749.2,5 = 3,09 Kg/cm H. Besar puntiran tiap kawat ( ) 



Mw.L IP.G



Penyelesaian : L =  .D = 3,14 . 5 = 15,7 cm IP =  / 32.d 4 = 3,14/32.  9,92  4 = 23,16 cm =



MW .L IP.G 3,09.15,7



= 23,16.8000



=



48,5  2,6.10  4 185280



KATA PENGANTAR



Dengan mengucapkan dan syukur kehadirat ALLAH swt, karena itu atas berkat dan hidayahnyalah sehingga tugas ELEMEN MESIN I dengan judul perencanaa PEGAS SPIRAL pada ketel uap dan ULIR SEGI TIGA pada konstruksi pintu air dapat terselesaikan. Dalam perencanaan ini perencana menyadari sepenuhnya bahwa perencana masih jauh dari tingkat kesempurnaan oleh karena itu perencana sangat mengharapkan saran dan kritik dari seluruh pihak pembaca demi tercpainya kesempurnaan dari perencana ini. Akhirnya perencana mengucapkan terima kasih kepada seluruh rekan rekan yang telah membantu menyelesaikan tugas ELEMEN



MESIN I



ini , semoga



Makassar,



feb- 2006



ALLAH swt memberkati kita semua. AMIN.WASSALAM



( penyusun )



NOMEN KALTUR UNTUK PEGAS SPIRAL Simbol



Keterangan



satuan



P



Beban



Kg



d



Diameter kawat



cm



D



Diameter pegas



cm



n



Jumlah lilitan efektif



G



Konstanta pegas



Lo



Panjang pegas mula mula



cm



L1



Panjang pegas terbebani



cm



w



Tegangan puntir



lo



Jarak antara kawat mula2



cm



L1



Jarak kawat terbebani



cm



f



Perpendekan pegas



cm



Ip



Momen lemban penampan



Mw



kg / cm 2



kg / cm 2



cm 4



Momen puntir



kg/cm



Besar puntiran



rad



PENUTUP A. Kesimpulan Pegas adalah alat yang cocok dalam konstruksi konstruksi mesin yang berfungsi untuk mengurangi getaran getaran yang disebabkan oleh pukulan suatu beban. Selain itu juga berfungsi sebagai penyimpan energi, pengukur dan sebagainya. Dan penting untk kita ketahui dalam perencanaan pegas adalah menyangkut sifat pegas. Sifat pegas yang terpenting adalah kemampuannya menerima kerja lewat



perubahan elastis dan ketika mengendor, mengembalikan atau menyerahkan kembali kerja pegas tersebut. Hal itulah yang disebut dengan kerja pegas. Sifat pegas untuk dapat menampang kerja dan menyerahkan kembali kerja tersebut, maka pembuatan pegas cocok untuk fungsi fungsi tersebut : 1. menerima dan menyerahkan kembali kerja 2. mengerjakan gaya 3. memberikan gaya 4. menampukan tumbukan 5. mengukur gaya pada perpindahan B. Saran – Saran Adapun saran saran yang diberikan oleh perencan adalah : 1. Karena mengingat pentingnya pegas bagi suatu konstruksi mesin maka hendaklah para ahli perencana mengembangkan kemampuannya agar dapat lebih mantap dalam merencnakan hal baru mengenai pegas tersebut. 2.



dalam perencanaa pegas tekan ini kita harus merencanakan dengan tingkat ketelitian yang tinggi



3. perencanaan pegas tekan ini membutuhkan analisa yang tinggi pula 4. Dalam perencanaa ini perancang menyadari sepenuhnya bahwa perencana ini masih jauh dari target yang diinginkan olehnya itu kritikan serta saran yang membangun dari segenap lapisan pembaca sangat diharapkan tercapainya target yang diinginkan.



BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Pegas adalah alat yang cocok dalamkonstruksi konstruksi mesin yang berfungsi untuk mengurangi getaran getaran yang disebabkan oleh pukulan suatu beban. Selain itu juga berfungsi sebagai penyimpan energi, pengukur dan sebagainya. Dan penting untuk kita ketahui dalam peencanan pegas adalah menyangut sifat pegas. Sifat pegas yang terpenting adalah kemampuannya menerima kerja lewat perubahan



elastik dan ketika mengendor, mengembalikan atau menyerahkan kembali kerja pegas tersebut. Hal itulah yang disebut dengan kerja pegas. Sifat pegas untuk dapat menampung kerja dan menyerahkan kembali kerja tersebut, maka pembuatan pegas cocok untuk fungsi fungsi tersebut : 1. menerima dan menyerahkan kembali kerja 2. mengerjakan gaya 3. memberikan gaya 4. menampung tumbukan 5. mengukur gaya pada perpindahan B. Saran – saran Adapun saran saran yang diberikan perencanaan adalah : 1. karena mengingat pentingnya pegas bagi suatu konstruksi mesin maka hendaklah para ahli perencana mengembangkan kemampuannya agar dapat lebih mantap dalam merencanakan hal baru mengenai pegas tersebut. 2. dalam perencanaan pegas tekan ini kita harus merencanakan dengan ketelitian yang tinggi 3. perencanaan pegas tekan ini membutukan analisa yang tinggi pula. 4. dalam perencanaan ini perancang menyadari bahwa sepenuhnya bahwa perencana ini masih jauh dari target yang diinginkan olenya itu kritikan serta saran yang membangun dari segenap lapisan pembaca sangat diharapkan demi tercapainya target yang diinginkan.



DAFTAR PUSTAKA Sularso, iyokatso 1987 “ Dasar perencanaan dan pemilihan Elemen mesin “ Penerbit PT oradya paramitha. Yoseph EL shiglery. D mitchel .Gandi Harfat . 1986” Perencanaan teknik mesin Edisi keempat “ Penerbit Erlangga umar, sukrisno “ Bagian bagian mesin dan perencanaan” Penerbit Erlangga Jakarta.



LAMPIRAN LAMPIRAN



BAHAN PEGAS MENURUT PEMAKAIANNYA PEMAKAIAN



LAMBANG



Pegas biasa (dibentuk panas)



Sup4,Sub9,Sub7,5bb,sub10



Pegas biasa (dibentuk dingin)



STph,sw,swp,sw,8ssw,Nsws Pbw, bocawkawat ditempel Dengan minyak



Pegas tumpuan kendaraan



Supa,Sup6,Sub7,Sub9,Sub11



Pegas untuk katub keamanan



Swp,Sup6,Sup7,Sub9,Sup10



Loyal



Swp,Supa,Sup6,Sup7,kawat



Pegas untuk general kecepatan



Ditempel dengan minyak



Pegas untuk katub



Swpv,kawat ditempel dengan minyak untuk pegas katup



Pegas untuk pemutaran telepon Pegas untuk penutup (sulfer)



Swp



Kamera Pegas untuk dudukan, pengantuk momen



Sw



Pegas untuk yang diulir Arus listrik



Bsw ,Nsws,pbw,Becvw



Pegas tekan panas Sus LAMPIRAN LAMPIRAN Pegas tekan korosi Sus,Bsw,usus,pbw,Becw HARGA MODULUS GESER G BAHAN



LAMBANG



HARGA G ( KG / mm 2 )



Baja pegas



Sup



8.10 3



Kawat baja keras



Sw



8.10 3



Kawat plano



Swp



8.10 3



Kawat steper dengan minyak



Swp



8.10 7



(sus 27,12,40)



Sus



7,5.10 3



kawat kurungan



Bsw



4.10.10 3



kawat perak nikel



Usus



4.10 3



kawat fosfor



Pbw



4,5.10 3



Kawat baja tekan torak



kawat tembaga barilium



Becauw



5.10 3



NOMEN KALTUR UNTUK ULIR SEGITIGA Simbol



Keterangan



satuan



P



Beban



Kg



Teganagan geser



kg / mm 2



a



Tegangan tarik



kg / mm 2



wd



Beban rencana



kg



d1



Diameter inti



mm



p



Jarak bagi



mm



H1



Tinggi kaitan gigi



mm



d2



Diameter efektif



mm



d



Diameter



mm



qa



Tekanan permukaan



kg / mm 2







a