Pelatihan ETAP Poltek Negeri Bali [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENGENALAN ETAP Sistem tenaga listrik mengalami perkembangan yang sangat signifikan mulai dari pembangkitan, transmisi, distribusi sampai ke beban. Di sisi pembangkitan, implementasi pembangkit berbasis energi baru-terbarukan (EBT) dan penggunaan teknologi baru pada sistem kontrol pembangkit konvensional berpengaruh pada kondisi operasi sistem tenaga listrik. Penggunaan peralatan kompensator seperti Capacitor Bank, Static Var Compensator (SVC) dan peralatan Flexible AC Transmission System (FACTS) dapat meningkatkan kapasitas dan kemampuan saluran transmisi dan distribusi dalam mempertahankan level tegangan dan mereduksi rugi-rugi. Di sisi beban atau pengguna, semakin beragamnya jenis dan kapasitas beban seperti beban statis dan dinamis turut mempengaruhi kondisi operasi normal sistem tenaga elektrik. Dengan semakin kompleksnya operasi sistem tenaga elektrik, dibutuhkan alat bantu untuk mendesain, memonitor dan mengambil keputusan dalam menjaga kontinuitas operasi dan pelayanan kepada konsumen. Selain itu, software sistem tenaga listrik sangat diperlukan untuk perencanaan, antisipasi akibat yang ditimbulkan ketika terjadi gangguan dan asset management. Salah satu software yang memiliki kemampuan lengkap dalam mendesain, mensimulasikan, memonitor, mengontrol dan menentukan operasi optimal sistem tenaga listrik adalah ETAP (Electric Transient and Analysis Program) Power Station. ETAP dapat digunakan untuk mensimulasikan system tenaga listrik secara off-line dalam bentuk modul simulasi, monitoring data operasi secara real time, optimasi, manajemen energi sistem dan simulasi intelligent load shedding. ETAP didesain untuk dapat menangani berbagai kondisi dan topologi system tenaga listrik baik di sisi konsumen rumah tangga, industri maupun untuk menganalisa performa sistem di sisi utility. Software ini dilengkapi dengan fasilitas untuk menunjang simulasi seperti jaringan AC dan DC, desain jaringan kabel (cable raceways), grid pentanahan (ground grid), GIS, desain panel, arc-flash, koordinasi peralatan proteksi, dan AC/ DC control sistem diagram. Analisa dan simulasi yang dapat dilakukan dengan menggunakan software ini antara lain sebagai berikut:  Studi aliran daya (Balanced and Unbalanced Load Flow)  Analisa hubung singkat (short circuit)  Analisa kestabilan transient  Starting motor  Analisa Arc Flash ETAP juga menyediakan fasilitas library yang mempermudah desain suatu sistem kelistrikan. Library ini dapat diedit atau dapat ditambahkan dengan informasi peralatan. Software ini bekerja berdasarkan plant (project). Setiap plant harus menyediakan modelling peralatan dan alat-alat pendukung yang berhubungan dengan analisa yang akan dilakukan. Misalnya generator, data motor, data kabel dll. Sebuah plant terdiri dari sub-sistem kelistrikan yang membutuhkan sekumpulan komponen elektris yang khusus dan saling berhubungan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam bekerja dengan ETAP:  One Line Diagram, menunjukkan hubungan antar komponen/peralatan listrik sehingga membentuk suatu sistem kelistrikan.



1



 Library, informasi mengenai semua peralatan yang akan dipakai dalam system kelistrikan. Data elektris maupun mekanis dari peralatan yang detail/lengkap dapat mempermudah dan memperbaiki hasil simulasi/analisa.  Standar yang dipakai, biasanya mengacu pada standar IEC atau ANSII.  Study Case, berisikan parameter – parameter yang berhubungan dengan metode studi yang akan dilakukan dan format hasil analisa. 1.1 Membuat File Project Baru pada ETAP Prosedur untuk membuat project baru atau memulai simulasi di ETAP secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut:  Pilih dan klik icon ETAP pada desktop kemudian pilih “File” kemudian “New” untuk membuat file project yang baru atau dengan memilih “New” pada toolbar.



 Menu untuk mengisikan nama file dan memilih direktori penyimpanan file project akan muncul seperti yang ditunjukkan oleh gambar berikut ini:



2



 Setelah menentukan nama dan lokasi file project, klik OK, maka akan muncul pilihan yang berhubungan dengan identitas pembuat file dan otorisasi yang dibutuhkan pada file project tersebut.



Informasi pengguna



Akses terhadap file project



1.2 Menu Simulasi pada ETAP Tampilan standar (default) pada ETAP ketika file project yang baru telah dibuat atau file project yang telah ada dibuka terdiri atas beberapa menu atau toolbar sebagaimana ditunjukkan pada gambar.



3



Menu atau toolbar pada ETAP secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut:  MENU BAR dan PROJECT TOOLBAR: menyediakan fasilitas/ fungsi-fungsi operasi dasar yang dapat dilakukan pada project yang sedang aktif. Dapat digunakan untuk mengedit dan mengatur file yang telah dibuat meliputi membuat file baru, membuka file, printing, konversi dan mengatur tampilan file (copy, cut dan zoom).  SELECT AND ANALYSIS MODE: pada mode EDIT, menu ini menyediakan fasilitas untuk memodifikasi dan menambahkan elemen pada one-line diagram. Sedangkan pada mode analysis, menu ini menyediakan fasilitas untuk melakukan simulasi dan analisis yang diinginkan. Secara umum, ETAP memiliki tiga mode operasi; Edit, AC Study dan DC Study. Mode AC Study terdiri atas beberapa analisa seperti Load Flow, Unbalanced Load Flow, Short Circuit, Motor Acceleration, Harmonics, Transient Stability, and Protective Device Coordination. Mode DC Study terdiri atas DC load flow, DC Short Circuit dan Batere Discharge Sizing.  INSTRUMENTS: Menu yang menampilkan fasilitas yang ada sesuai yang dipilih pada menu SELECT AND ANALYSIS MODE. Pada mode EDIT, akan ditampilkan komponen-komponen yang dapat ditambahkan pada one-line diagram. Pada mode ANALYSIS akan ditampilkan toolbar yang berhubungan dengan studi/ analisis yang dipilih.  ONE-LINE DIAGRAM: merupakan lembar kerja untuk membuat dan memodifikasi gambar diagram dari file yang akan disimulasikan. 4



 SYSTEM MANAGER: menunjukkan fungsi-fungsi system pada ETAP yang dapat dilakukan pada project yang sedang aktif. Dan menyediakan fasilitas untuk mengatur file dan analisis yang dapat dilakukan.



5



BAB II ONE LINE DIAGRAM Pada bagian ini akan dijelaskan cara dasar untuk membuat sebuah single line diagram dari suatu sistem tenaga listrik dan cara untuk menambahkan, mengurangi maupun memanipulasi sistem tersebut. Penambahan elemen-elemen dalam sistem tenaga listrik meliputi peralatan-peralatan mulai dari pembangkitan misalnya generator, saluran transmisi, saluran distribusi, transformator, peralatan pengaman sampai ke sisi pembebanan konsumen. Semuanya dilakukan pada halaman OLV (one-line view). Apabila kita ingin membuat sebuah single line diagram baru maka setelah lembar kerja di ETAP terbuka kita dapat memilih EDIT pada “mode toolbar” seperti yang ditunjukkan oleh gambar berikut ini:



Jika kita pilih ‘EDIT’ maka pada jendela ETAP sebelah kanan akan muncul toolbar untuk AC Elemen, DC Elemen dan AC Instrumentation Elemen seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut ini:



2.1 Menggambar Elemen pada One Line Diagram  Double-click pada tombol elemen untuk memindahkan elemen tersebut ke lembar kerja. Ketika selesai, tekan tombil ESC.  Kita dapat memperbesar lembar kerja (zoom in), memperkecil (zoom out), dan menyesuaikan dengan ukuran layar (zoom to fit) dengan memilih timbol zoom yang ada pada Project Toolbar 6



 Tampilan bus dapat diperpanjang dengan meletakkan mouse pointer pada gambar bus sampai gambar doube panah keluar. Kemudian pilih dan tahan sampai panjang yang diinginkan.



 Untuk menghubungkan elemen-elemen dalam one-line diagram, kita dapat melakukan dengan meletakkan mouse pointer pada titik hubung dari elemen sampai titik tersebut berwarna merah. Kemudian ‘klik’ dan arahkan ke titik hubung elemen yang lain. Node akan ditambahkan secara otomatis jika kita menghubungkan kabel dengan transformer.



7



 Menambahkan sub jaringan (composite network) memiliki prosedur yang sama dengan menggambarkan one-line diagram. Untuk membuka composite network, double klik pada gambar composite network yang ada di lembar kerja. Nama jendela yang dibuka pada composite network akan menjadi OLV1=>Network1. Penamaan tersebut dapat digantikan dengan cara ‘double klik’di dalam jaringan tersebut atau dengan klik kanan pada gambar dan pilih menu properties.



 Untuk menambahkan peralatan pengaman, pastikan bahwa terdapat tempat yang cukup antara elemen yang akan dihubungkan dengan bus yang ada. Menambahkan pengaman pada one-line diagram tidak perlu menghapus saluran yang menghubungkan elemen dengan bus, cukup langsung menambahkam peralatan pada saluran tersebut. Peralatan pengaman akan terhubung secara otomatis pada saluran antara elemen dan bus.  Untuk memeriksa apakah elemen tersebut telah tersambung dengan one-line diagram (energized), maka pilih tombol continuity icon pada project toolbar. Semua elemen yang belum tersambung (deenergized) kan berwarna abu-abu. Sebagai contoh, jika dengan tombol cek continuity icon diaktifkan, buka CB4. Sebagaimana terlihat pada gambar, CB4 dan semua elemen di bawahnya akan berwarna abu-abu (deenergized).



2.2 Komponen pada One Line Diagram Bagian ini menjelaskan langkah-langkah untuk menginputkan data setiap elemen dalam one-line diagram yang dibutuhkan dalam analisis seperti load flow, short circuit, transient 8



stability dan sebagainya. Elemen yang dibahas pada bagian ini dikhususkan pada elemenelemen yang sering digunakan dalam analisis khususnya elemen AC. ETAP memberikan fasilitas kepada kita untuk menginputkan data dasar dan memodifikasi data peralatan yang ada untuk kepentingan simulasi dan analisis. Berikut adalah elemen-elemen yang terdapat pada AC toolbar ETAP.



Bus Three winding transformer Transmission Lines



Two winding transformer Cable Reactor/current limiting



Impedance



Power Grid



Synchronous Generator



Wind Turbine Generator



MG Set (Rotary UPS)



Induction Machine



Synchronous Motor



Lumped Load



MOV



Static Load



Capacitor



Panel System



Harmonics Filter



Remote Connector



Phase Adapter



Static Var Compensator



HV DC Transmission Link



AC Composite Motor



Composite Network



Fuse



Contactor



High Voltage Circuit Breaker



Low Voltage Circuit Breaker



Recloser



Recloser



Overload Heater



In line overload relay



Single Throw Switch



Double Throw Switch



Instrumentation



Ground Grid



Display Option



Schedule Report Manager



Beberapa elemen yang sering digunakan berkaitan dengan berbagai studi analisa pada ETAP akan dibahas secara detail sebagai berikut: I.



POWER GRID



Power Grid adalah suplai yang diambil oleh system sebagai sumber tegangan dalam hal ini adalah suplai dari utility. Menu editor dari power grid adalah sebagai berikut:  INFO PAGE Pada menu Info page, kita dapat menginputkan ID, kondisi operasi dan penjelasan umum pada power grid. Penjelasan mengenai menu ini adalah sebagai berikut: INFO:  ID: memberi penamaan pada power grid (max 25 karakter)  Bus: memberikan informasi bus yang langsung terhubung dengan power grid 9



IN/ OUT OF SERVICE: Menunjukkan apakah power grid tersebut pada kondisi terhubung atau tidak dengan sistem. EQUIPMENT: Menunjukkan peralatan-peralatan yang terhubung langsung dengan power grid. MODE:  SWING: Power grid pada mode swing akan berfungsi sebagai slack bus (bus referensi). Pada mode ini, magnitude tegangan dan sudut fasa pada terminal power grid akan diasumsikan tetap. Minimal ada sebuah mesin (power grid/ generator) yang berfungsi sebagai swing. Kita dapat memiliki beberapa mesin yang berfungsi sebagai bus swing pada satu sistem.  VOLTAGE CONTROL: Power grid dapat dipilih berfungsi sebagai voltage control system (regulated sistem). Hal ini berarti bahwa power grid tersebut akan mengatur keluaran MVAr-nya untuk mengendalikan tegangan. Apabila mode ini dipilih, maka magnitude tegangan terminal, daya nyata operasi (MW) dan nilai maksimum dan minimum daya reaktif yang diijinkan (Max Q dan Min Q) harus dimasukkan ke dalam data voltage control power grid. Voltage Control Power Grid berarti power grid tersebut dibebani pada beban dasar (fixed MW) dengan AVR yang ada mengontrol tegangan pada nilai yang konstan.  MVAR CONTROL: Dengan memilih opsi MVar Control, kita dapat menentukan jumlah pembangkitan MW dan MVAr yang tetap pada menu rating Power Grid Editor. Mode ini berarti bahwa Power Grid dibebani pada MW yang tetap dengan pembangkitan MVAr yang tetap pula (tidak ada pengaruh AVR)  PF CONTROL: Dengan memilih opsi PF Control, kita menentukan keluaran MW pada menu Rating Page pada nilai yang tetap. Nilai PF juga ditentukan. ETAP menghitung keluran MVAr yang diinjeksikan dari Power Grid ke sistem. Menu “info page” power grid ditunjukkan pada gambar berikut ini:



10



 RATING PAGE Menu rating page power grid ditunjukkan pada gambar berikut ini:



Penjelasan mengenai menu ini adalah sebagai berikut: RATED KV Menunjukkan data tegangan dalam kilovolt (kV) pada power grid. Data ini digunakan oleh ETAP untuk menghitung MVA hubung singkat power grid menjadi persen hubung singkat. Nilai tegangan yang diinputkan juga digunakan sebagai dasar tegangan power grid dalam kV. GENERATION CATEGORIES Bagian ini digunakan untuk memfasilitasi seting daya yang berbeda dari sepuluh kategori pembangkitan daya dari power grid. Data yang dapat diisikan pada masingmasing mode: Swing mode : %V dan sudut Voltage Control mode : %V dan MW MVAR Control mode : MW dan MVAr PF Control mode : MW dan PF Gen Cat : Nama-nama dari kategori pembangkitan. OPERATING  %V (Voltage Magnitude): Ketik magnitude dari tegangan power grid sebagai persentase tegangan nominal power grid dalam kV. %V yang dimasukkan digunakan sebagai nilai kontrol untuk mode swing dan voltage control serta digunakan sebagai tegangan awal untuk mode MVAr control.  Vangle (Voltage Angle): Ketik sudut dari tegangan power grid dalam derajat. Nilai ini digunakan sebagai sudut referensi untuk power grid pada mode swing dan digunakan sebagai sudut operasi tegangan awal pada MVAr Control.  MW/kW: Data ini dapat diisikan hanya pada mode MVAr Control saja. Nilai ini akan dipertahankan konstan untuk pehitungan analisa aliran daya.  MVAR/ kVAR: 11



Masukkan data daya reaktif pembangkitan dari power grid dalam megavar/ kilo var. Data ini dapat diisikan hanya pada mode MVAr Control Power Grid saja. Nilai ini akan dipertahankan konsam untuk pehitungan analisa aliran daya.  %PF: Merupakan seting PF dari power grid. Data ini dapat diisikan hanya pada mode PF controlled power grid saja. Nilai ini akan dipertahankan konstan pada analisa aliran daya.  QMax dan QMin Data ini menunjukkan batas maksimum dan minimum untuk pembangkitan daya reaktif dalam MVAr/ kVA. Batasan ini diperlukan hanya untuk mode Voltage Control Power Grid dan seharusnya diperoleh dari kurva kapabilitas (MVAr vs MW). SC RATING  MVAsc: Menunjukkan MVA hubung singkat untuk gangguan tiga fasa dan satu fasa (ke tanah). Kita dapat memodifikasi nilai MVAsc atau X/R dan ETAP akan menghitung ulang nilai impedansi hubung singkat berdasarkan nilai yang telah kita masukkan. MVA hubung singkat untuk arus gangguan tiga fasa dan satu fasa (ke tanah) dihitung dari persamaan berikut: 𝑀𝑉𝐴



= √3 × 𝑘𝑉 × 𝐼



𝑀𝑉𝐴 = √3 × 𝑘𝑉 × 𝐼 I3phase dan I1phase merupakan arus hubung singkat tiga fasa dan satu fasa (kAsc). Nilai arus gangguan dihitung dan ditampilkan pada studi hubung singkat.  kAsc: Kontribusi arus hubung singkat dari Power Grid yang berubah jika nilai MVAsc dan X/R ditentukan.  X/R: Masukkan nilai rasio X/R untuk impedansi urutan positif dan negative  3-Phase X/R = X/R rasio intuk impedansi urutan positif dari power grid  1-Phase X/R = X/R rasio untuk impedansi ururtan nol dari power grid  HARMONICS PAGE POWER SOURCES: Power grid dapat dimodelkan sebagai sumber tegangan harmonisa jika peralatan tersebut mengandung distrosi tegangan harmonisa yang signifikan. SYSTEM LOAD: Beban statis, transformer, UPSs, VFDs, Inverter dan Charger dapat dimodelkan sebagai sumber arus harmonisa jika peralatan tersebut mengandung distorsi arus harmonisa yang signifikan. ETAP memiliki fasilitas untuk menginputkan data dan memodelkan spectrum harmonisa arus dan tegangan di luar model yang telah disediakan HARMONICS LIBRARY: Pilih tombol ‘Library’ untuk memilih sumber harmonisa yang diinginkan meliputi tipe, produsen, model, waveform dan spektrum dari sumber harmonisa. Menu untuk “harmonics page” dan “library” ditunjukkan pada gambar berikut ini:



12



 RELIABILITY PAGE Menu reliability page power grid ditunjukkan pada gambar berikut ini:



PARAMETER RELIABILITY  A Didefinisikan sebgai jumlah kegagalan aktif dari seluruh kegagalan operasi per tahun. Tingkat kegagalan aktif (active failure) berhubungan dengan kegagalan operasi komponen yang mengakibatkan bekerjanya sistem proteksi primer di sekitar komponen tersebut.   Jumlah perbaikan rata-rata selama setahun, dihitung berdasarkan MTTR = 8760/MTTR).  MTTF Waktu kegagalan rata-rata selama setahun, dihitung berdasarkan A (MTTF = 1.0/A).  FOR Forced Outage Rate (tingkat ketidaktersediaan system) dihitung berdasarkan MTTR, A (FOR = MTTR/(MTTR+8760/A). 13



 MTTR Waktu rata-rata perbaikan dalam jam. Ini merupakan waktu kerja yang diharapkan ketika teknisi memperbaiki komponen yang lepas dari sistem dan/ atau kembali ke sistem pada kondisi operasi normalnya. REPLACEMENT Available: Pilih tombol available bila terdapat rp (waktu penggantian peralatan yang gagal beroperasi dengan cadangannya) ALTERNATIVE SUPPLY  Switching Time: Waktu yang diperlukan dalam jam untuk switching/ pensaklaran pada suplay alternative setelah peralatan mengalami kegagalan.  Library: Pilih tombol library untuk memilih data reliability, yang terdiri atas sumber, type dan kelas data  ENERGY PRICE PAGE Menu energy price page pada power grid mengandung informasi tentang biaya/ harga energy (harga listrik) dari power grid, yang digunakan untuk analisa optimal power flow dan perhitungan biaya energy. Pada menu ini, dapat diisikan model/ tipe fungsi biaya termasuk batas minimal dan maksimal keluaran daya aktif. Menu unuk energy price power grid ditunjukkan gambar berikut:



MODEL PARAMETER Masukkan data-data pada daftar untuk mendapatkan kurva harga energy. Data yang dimasukkan masing-masing merupakan pasangan: nilai MW dan harga energi dalam Dollars/MWh terhadap nilai daya keluaran MW. Sebagai contoh, pda gambar grafik di atas dari 0 MW sampai 1000 MW, harga energy listrik adalah $50 per MW. PRICE CURVE Menggambarkan kurva yang terbentuk dari data-data yang telah diinputkan



14



II. SYNCHRONOUS GENERATOR Propertis/ karakteristik dan data yang berhubungan dengan generator sinkron pada sistem tenaga elektrik dapat dimodelkan pada menu-menu editor yang telah disediakan ETAP. Menu-menu editor pada generator akan dijelaskan sebagai berikut:  INFO PAGE Pada menu ini, kita dapat menginputkan nama (ID) dari generator, ID bus yang terhubung dengan generator, kondisi operasi in/ out service, Nama peralatan dan deskripsinya serta tipe generator tersebut. Menu “info page” untuk generator sinkron ditunjukkan pada gambar berikut ini:



Penjelasan tentang menu INFO, IN/ OUT OF SERVICE dan EQUIPMENT dapat dilihat pada penjelasan pada elemen POWER GRID. MODE Mode operasi generator sinkron pada ETAP dapat dijelaskan sebagai berikut:  SWING: Generator pada mode swing akan berfungsi sebagai slack bus (bus referensi) sehingga magnitude tegangan dan sudut fasa pada terminal generator akan diasumsikan tetap pada nilai-nilai yang telah ditentukan. Minimal ada sebuah mesin (power grid/ generator) yang berfungsi sebagai swing pada sistem terisolasi yang ditunjukkan dalam one line diagram. Kita dapat memiliki beberapa mesin yang berfungsi sebagai bus swing pada satu sistem.  VOLTAGE CONTROL: Generator dapat diplih berfungsi sebagai voltage control system (regulated sistem). Hal ini berarti bahwa generator tersebut akan mengatur keluaran MVAr-nya untuk mengendalikan tegangan. Apabila mode ini dipilih, maka magnitude tegangan terminal, daya nyata operasi (MW) dan nilai maksimum dan minimum daya reaktif yang diijinkan (Max Q dan Min Q) harus dimasukkan ke dalam data voltage control dari generator.



15



 MVAR CONTROL: Dengan memilih opsi MVar Control Generator, kita dapat menentukan jumlah pembangkitan MW dan MVAr pada menu rating Generator editor. Mode ini berarti bahwa generattor dibebani pada MW yang tetap dengan pembangkitan MVAr yang tetap pula (tidak ada pengaruh AVR)  PF CONTROL: Dengan memilih opsi PF Control Generator, governor beroperasi pada mode droop, dengan pembebanan yang tetap sehingga keluaran MW akan tetap juga sesuai dengan setting yang telah ditetapkan. Di lain pihak, AVR mengatur setting PF.  RATING PAGE Menu rating page power grid ditunjukkan pada gambar berikut ini:



RATING Simbol KW/MW KV %PF KVA/MVA %EFF POLES % of BUSkVNom FLA RPM



Keterangan Data rating daya aktif generator dalam MW atau KW *) Intput rating tegangan generator dalam kV*) Data rating power factor dari generator dalam persen Rating daya generator dalam KVA atau MVA Data efisiensi dari generator Jumlah Kutub generator Rating tegangan sebagai persentase kV tegangan bus Rating arus beban penuh generator ETAP menghitung kecepatan generator berdasarkan frekuensi sistem dan jumlah kutub (𝜔 = 120𝑓 ⁄𝑝)



GENERATION CATEGORIES Bagian ini digunakan untuk memfasilitasi seting pembangkitan daya pada generator. Setiap generator bisa diatur memiliki level operasi pembangkitan yang berbeda. Berdasarkan mode operasi yang telah ditetapkan, beberapa besaran dapat diatur sebagai berikut: 16



Swing mode : %V dan sudut Voltage Control mode : %V dan MW MVAR Control mode : MW dan MVAr PF Control mode : MW dan PF OPERATING VALUES  %V (Voltage Magnitude): Inputkan setting magnitude tegangan dari bus yang terhubung dengan terminal generator sebagai persentase tegangan nominal bus dalam kV. %V yang dimasukkan digunakan sebagai nilai kontrol untuk mode swing dan voltage control generator.  Vangle (Voltage Angle): Ketik sudut dari tegangan untuk swing bus pada terminal generator dalam derajat. Nilai ini digunakan sebagai sudut referensi untuk generator pada mode swing.  MW/kW: Masukkan data daya nyata pembangkitan dalam megawatt/ kilowatt dari generator. Data ini dapat diisikan hanya pada mode Voltage control dan MVAr Control generator. Nilai ini akan dipertahankan konstan untuk pehitungan analisa aliran daya.  MVAR/ kVAR Masukkan data daya reaktif pembangkitan dari generator dalam megavar/ kilo var. Data ini dapat diisikan hanya pada mode MVAr Control generator saja. Nilai ini akan dipertahankan konstan untuk pehitungan analisa aliran daya.  %PF: Merupakan seting PF dari generator. Data ini dapat diisikan hanya pada mode PF controlled generator saja. Nilai ini akan dipertahankan konstan pada analisa aliran daya.  QMax dan QMin Data ini menunjukkan batas maksimum dan minimum untuk pembangkitan daya reaktif dalam MVAr/ kVA. Batasan ini diperlukan hanya untuk mode Voltage Control generator dan diperoleh dari kurva kapabilitas (MVAr terhadap MW). Batas MaxQ dan MinQ harus berhubungan dengan daya aktif (MW) yang dibangkitkan. Jika nilai MVar yang terhitung di luar batas-batas tersebut maka nilai daya reaktif ditentukan pada batasnya dan mode operasi generator diubah menjadi MVAr Control generator. MVAR LIMITS Inputkan data rating MVAr/ KVAr puncak generator. Batas ini dapat ditentukan sendiri atau didapatkan dari kurva kapabilitas generator. Parameter ini digunakan sebagai salah satu variable ‘alert’ pada analisa starting motor PRIME MOVER RATING Inputkan rating puncak dan kontinyu dalam tenaga kuda (HP), MW atau kW dari mesin penggerak generator (prime mover). Parameter ini digunakan sebagai salah satu variable ‘alert’ pada analisa starting motor OPERATING: Berdasarkan hasil studi aliran daya yang ada, atau kita dapat menginputkan magnitude tegangan, sudut tegangan, MW dan MVAr.



17



 CAPABILITY PAGE Daerah kapabilitas generator digunakan untuk menentukan nilai maksimum dan minimum daya reaktif (Qmax dan Qmin) yang dapat disediakan oleh generator untuk keluaran daya aktif tertentu. Daerah kemampuan operasi steady state generator mencakup empat kurva: kurva limit MVA stator, kurva limit ekstiasi, kurva steady state stability dan kurva minimum output daya nyata. Pada ETAP, kita bisa menentukan daerah operasi steady state dengan menentukan nilai-nilai Qa, Qc, Qd, and Pmin, bersama dengan rating keluaran daya reakatif generator Qb yang telah ditentukan pada “Rating Page Menu”.



PARAMETERS  Qa: Merupakan daya reaktif maksimum yang mungkin dibangkitkan (titik a) yang dibatasi oleh rating eksitasi dan MVA generator. Titik a merupakan perpotongan dari kurva limit eksitasi dan sumbu vertical. Kita bisa menginputkan nilai tertentu atau menyerahkan perhitungan pada ETAP. Jika kita memilih ‘Calculated Qa’, ETAP akan menghitung nilai Qa berdasarkan rating keluaran daya reaktif generator (Qb), rating tegangan keluaran, dan reaktansi sinkron (Xd). Jika Xd sama dengan nol, maka nilai Qa akan disetting sama dengan Qb.  Qb Rating daya reaktif output (titik b) yang telah ditentukan pada ‘Rating Page’. Titik b merupakan rating titik operasi generator.  Qc Qc adalah daya reaktif output pada titik c. Titik c merupakan perpotongan dari kurva limit stator dan kurva steady state stability.  Qd Qd adalah daya reaktif output pada titik d. Titik d merupakan perpotongan kurva steady state stability dan sumbu vertikal. Karena sultinya mendapatkan data detail untuk menghitung kurva steady state stability, ETAP menggunakan garis lurus antara titik c dan d untuk menunjukkan kurva limit steady state.  Pmin Merupakan daya aktif keluaran minimum yang harus dikirimkan oleh generator 18



 IMPEDANCE MODEL PAGE Menu impedance model page generator sinkron ditunjukkan pada gambar berikut:



IMPEDANCE Xd” Reaktansi subtransient sumbu direct (saturated value, machine base) Xd’’/Ra Rasio X/R armature (Xd”/Ra). Nilai ini digunakan untuk studi hubung singkat pada ½ dan ¼ cycle network Ra (%) Resistansi armature dalam persen (machine base) Ra(Ohm) Resistansi armature dalam Ohm X2 Reaktansi urutan negative dalam persen (machine base). Nilai ini digunakan untu analia harmonisa, short circuit dan unbalanced Load Flow Studies X2/R2 Rasio X/R urutan negatif R2(%) Resistansi urutan negative dalam persen (machine base) R2(Ohm) Resistansi urutan negative dalam Ohm X0 Reaktansi urutan nol dalam persen (machine base). Nilai ini digunakan untuk kondisi gangguan tidak simteris pada studi hubung singkat X0/R0 Rasio X/R pada urutan nol R0(%) Resistansi urutan nol dalam persen (machine base) R0(Ohm) Resistansi urutan nol dalam ohm X/R Rasio X/R armature (X”/Ra) Nilai ini digunakan untuk studi hubung singkat pada ½ dan ¼ cycle network Xd” TOLERANCE Merupakan nilai reaktansi subtransient dalam persen. Nilai ini digunakan untuk mengatur nilai reaktansi selama perhitungan load flow dan short circuit. Analisa short circuit menggunkan nilai toleransi negative, sementara untuk studi yang lain menggunakan nilai toleransi positif. H Menunjukkan inersial total mesin yang diperoleh dari menu Intertia page MACHINE TYPE Merupakan desain short circuit generator sesuai dengan standar ANSI/IEEE dan IEC 19



GEN. TYPE Digunakan untuk menentukan reaktansi generator untuk perhitungan hubung singkat sesuai dengan standar ANSI/IEEE sebagaimana ditunjukkan oleh tabel berikut ini.



ROTOR TYPE Round-Rotor: Untuk generator dengan round-rotor. Salient-Pole: Untuk generator dengan salient-pole. IEC EXCITER TYPE Berdasarkan tipe rotor, Tipe IEC Exciter digunakan untuk menentukan faktor λ max generator dalam perhitungan arus steady state dan hubung singkat berdasarkan standar IEC Standard 909. λmax proporsional terhadap µfmax, yang memiliki nilai yang berbeda berdasarkan tipe exicer yang digunakan sebagaimana ditunjukkan tabel berikut:



PG Data ini digunakan untuk perhitungan IEC Shot Circuit ketika geneterator dispesifikasikan sebagai sebuah unit generator DYNAMIC MODEL Pilih model generator sinkron yang diingikan apakah model equivalent, transient atau subtransient. Semua parameter yang ada pada menu Dynamic Model digunakan hanya pada analisa transient stability. Model Type: Equivalent : Model yang menggunakan sumber tegangan internal di belakang reisstansi armature dan reaktansi sumbu quadrature Transient : Model yang lebih komprefensif dari equivalent model, memasukkan pengaruh saliency mesin Subtransient : Representasi yang paling komprehensif dari mesin sinkron, yang memperhitungkan baik parameter transient dan subtransient 20



Xd



Reaktansi sinkron sumbu direct dalam persen (Saturated value, machine base) Xdu Reaktansi sinkron sumbu direct dalam persen (unsaturated value, machine base) Xd’ Reaktansi sinkron transient sumbu direct dalam persen (machine base, saturated value). XL Reaktansi bocor armature dalam persen (machine base) Xq Reaktansi sinkron sumbu quadrature dalam persen (Saturated value, machine base) Xqu Reaktansi sinkron sumbu quadrature dalam persen (unsaturated value, machine base) Xq’ Reaktansi sinkron transient sumbu quadrature dalam persen (Saturated value, machine base) Xq” Reaktansi sinkron subtransient sumbu quadrature dalam persen (Saturated value, machine base) Tdo’ Konstanta transient open circuit pada sumbu direct dalam second Tdo” Konstanta subtransient open circuit pada sumbu direct dalam second Tqo’ Konstanta transient open circuit pada sumbu quadrature dalam second Tqo” Konstanta subtransient open circuit pada sumbu quadrature dalam second Sbreak Nilai per unit tegangan terminal saat kurva saturasi generator skews dari celah udara S100 Faktor saturasi pada 100% tegangan terminal S120 Faktor saturasi pada 120% tegangan terminal DAMPING Merupakan redaman mekanis poros (shaft) dalam bentuk persen perubahan MW akibat 1Hz deviasi kecepatan (%MW/Hz). Nilai tipikal bervariasi antara 2% (short shaft) to 10% (long shaft).  GROUNDING PAGE Menu grounding page pada generator sinkron ditunjukkan pada gambar berikut ini:



21



DISPLAY Memberikan opsi bagaimana sistem grounding generator ditunjukkan dalam one-line diagram (Font atau Symbol) Font Symbol



CONNECTION Merupakan menu untuk menentukan spesifikasi grounding pada generator meliputi hubungan, tipe dan rating grounding. Hubungan yang ada adalah Wye dan Delta TYPE Untuk grounding yang terhubung Y, tipe grounding dapat dipilih: Type Description Open Netral tidak dihubungkan dengan tanah (ungrounded) Solid Dihubungkan langsung dengan tanah tanpa impedansi Resistor Ditambahkan resistor pada jalur antara netral dan tanah Reactor Ditambahkan reactor pada jalur antara netral dan tanah Xfmr-Reactor Sebuah trafo ditambahakan pada jalur netral-tanah dengan reactor di sisi sekunder trafo. Xfmr-Resistor Sebuah trafo ditambahakan pada jalur netral-tanah dengan reactor di sisi sekunder trafo. Tipe resistor dan reactor grounding memiliki rating sebagai berikut: Vln Tegangan line-netral dihitung sebagai tegangan nominal bus generator dibagi dengan √3 Amp Untuk generator yang digroundkan melalui resistor dan reactor, inputkan data rating arus resistor dan reactor dengan persamaan Amp Rating = (V ln) / (Ohms). Ohm Impedansi Resistor atau reactor dalam ohm Tipe Xfmr-Resistor and Xfmr-Reactor memiliki rating grounding sebagai berikut: Vln Tegangan line-netral dihitung sebagai tegangan nominal bus generator dibagi dengan √3 kV1 Tegangan primer pada transformator dalam kV Amp Amp Rating = (V ln) / (Prim. Ohms). Prim.Ohm Nilai impedansi dalam Ohm dilihat dairi sisi primer trafo kV2 Tegangan sekunder pada tansformator dalam kV Amp2 Aru sisi sekunder dalam Ampere. Sec.Ohm Impedansi Resistor dan reactor dalam Ohm. Perhitungan berdasarkan rasio belitan trafo dan arus sekunder. Transfomer kVA Rating kVA trafo pentanahan 22



 INERTIA PAGE Menu untuk grounding page generator sinkron ditunjukkan pada gambar berikut:



INERTIA CALCULATOR  PrimeMover, Coupling, dan Generator RPM, WR2, dan H: Inputkan data rating kecepatan dalam revolutions per minute (RPM) dan WR2 dalam lb-ft2 atau H dalam MW-sec/MVA untuk PrimeMover, Coupling, dan Generator. ETAP menghitung WR2 atau H jika salah satu data diketahui dan RPM dapat diinputkan dengan mengikuti persamaan berikut: 𝐻 = 2.31 × 10 × 𝑊𝑅 × 𝑅𝑃𝑀 /𝑀𝑉𝐴 (WR2 = Momen inersia dalam lb-ft2) 𝐻 = 5.48 × 10 × 𝑊𝑅 × 𝑅𝑃𝑀 /𝑀𝑉𝐴 (WR2 = Momen inersia dalam kg-m2) Total RPM Total WR2 Total H Prim.Ohm kV2 Amp2 Sec.Ohm Transfomer kVA



Total RPM setara dengan RPM Generator Total WR2 dihitung berdasarkan Total RPM and Total H menggunakan persamaan di atas Penjumlahan aritmatik dari PrimeMover, Coupling, and Generator H dalam MW-sec/MVA. Nilai impedansi dalam Ohm dilihat dairi sisi primer trafo Tegangan sekunder pada tansformator dalam kV Aru sisi sekunder dalam Ampere. Perhitungan arus ini berdasarkan arus sisi primer dan perbandingan belitan trafo Impedansi Resistor dan reactor dalam Ohm. Perhitungan berdasarkan rasio belitan trafo dan arus sekunder. Rating kVA trafo pentanahan



SHAFT TORSION Include Torsion Effect Pilih opsi ini untuk mempertimbangkan efek torsi antara turbine, coupling gear, dan generator selama perhitungan transient stability 23



D1 D2 K1 K2



Konstanta damping antara turbin dan coupling gear Konstanta damping antara coupling gear dan generator Koefisien pegas antara massa turbine dan coupling gear Koefisien pegas antara massa coupling gear dan generator



 GOVERNOR PAGE Bagian ini menjelaskan representasi speed governor dan sistem kendali mesin pada generator sinkron. Sebagian besar model yang tersedia sesuai dengan standar IEEE dan model lainnya sesuai dengan data yang diperoleh dari peralatan.



 PROTECTION PAGE Bagian ini menyediakan pilihan untuk menggambarkan kurva generator (I2)2t.



24



THERMAL CAPABILITY Kurva kapabilitas themal generator (I2)2t dihitung berdasarkan arus urutan negative, arus urutan negative diasumsikan sebagai rating arus stator atau FLA. Plot (I2)2 t Pilih kotak ini untuk menggambarkan kurva karakteristik (I2)2t generator.



(I2)2 t Factor Untuk generator sinkron dengan tipe rotor silindris, faktor ini ditetapkan 30 sementara untuk salient pole, faktor ini ditetapkan 40. Tabel ini bawah ini menunjukkan tipe generator dengan faktor (I2)2 t masing-masing:



SHORT-CIRCUIT DECREMENT  Plot Decrement Total Menggambarkan kurva karakteristik arus short circuit generator pada halaman Star View. 25



 Plot Decrement AC Only Menggambarkan kurva karakteristika arus untuk komponen AC  Initial Loading Condition – No Load Condition Jika kondisi tanpa beban dipilih, ETAP akan menggunakan sudut faktor daya beban=0 untuk menghitung tegangan internal mesin.  Initial Loading Condition – Full Load Condition Jika kondisi beban penuh dipilih, ETAP akan menggunakan sudut faktor daya berdasarkan beban nominal untuk menghitung tegangan internal mesin. Magnitude arus gangguan generator akan lebih besar pada kondisi beban penuh daripada pada kondisi tanpa beban.  Compound Excitation Persen arus jangkar/ armature dari rating FLA generator. Merupakan pengaruh dari eksitasi terhadap kondisi arus gangguan steady state.  PSS PAGE PSS (Power System Stabilizer) merupakan peralatan tambahan yang terpasang pada generator untuk meningkatkan stabiltas generator dan sistem. ETAP menyediakan dua macam model PSS sesuai dengan standar IEEE.



 HARMONICS PAGE POWER SOURCES Power Grids dan Synchronous Generators dapat dimodelkan sebagai sumber tegangan harmonisa jika peralatan tersebut mengandung distorsi harmonisa tegangan yang signifikan SYSTEM LOADS Static Loads, Transformers, UPSs, VFDs, Inverters, dan Chargers dapat dimodelakan sebagai sumber arus harmonisa jika peralatan tersebut mengandung arus harmonisa yang signifikan. Selain kedua macam sumber harmonisa di atas, ETAP memberikan fasilitas 26



untuk memodelkan spectrum hamonisa arus dan tegangan. Menu untuk harmonics page ditunjukkan pada gambar berikut ini. Penjelasan tentang menu “harmonic page” sama seperti yang dijelaskan pada bagian elemen Power Grid.



 RELIABILITY PAGE Menu reliability page power grid ditunjukkan pada gambar berikut ini.



PARAMETER RELIABILITY  A Parameter yang didefinisikan sebgai jumlah kegagalan aktif dari seluruh kegagalan operasi per tahun. Tingkat kegagalan aktif (active failure) berhubungan dengan kegagalan operasi komponen yang mengakibatkan operasi sistem proteksi primer di daerah proteksi di sekitar komponen tersebut. 27



  Jumlah tingkat perbaikan rata-rata dalam satu tahun, dihitung secara otomatis berdasarkan MTTR.  = 8760/MTTR).  MTTF Waktu kegagalan rata-rata selama setahun, dihitung berdasarkan A (MTTF = 1.0/A).  FOR Forced Outage Rate (tingkat ketidaktersediaan system) dihitung berdasarkan MTTR, A (FOR = MTTR/(MTTR+8760/A).  MTTR Waktu rata-rata perbaikan dalam jam. Ini merupakan waktu kerja yang diharapkan ketika teknisi memperbaiki komponen yang lepas dari sistem dan/ atau kembali ke sistem pada kondisi operasi normalnya. REPLACEMENT Available: Pilih tombol available bila terdapat rp (waktu penggantian peralatan yang gagal beroperasi dengan cadangannya) ALTERNATIVE SUPPLY  Switching Time: Waktu yang diperlukan dalam jam untuk switching/ pensaklaran pada suplay alternative setelah peralatan mengalami kegagalan.  Library: Pilih tombol library untuk memilih data reliability, yang terdiri atas sumber, type dan kelas data  FUEL COST PAGE Menyediakan informasi biaya bahan bakar/ pembangkitan generator yang digunakan untuk analisa optimal power flow perhitungan biaya energi.



MODEL TYPE Merupakan model kurva biaya bahan bakar (fuel cost) generator sebagai berikut:  Piecewise 28



 Equation  “V” Curve PROFILE Daftar Profile ditambahkan pada menu ini dan dapat menampung sampai 10 Fuel Costs ($/Mbtu)/ biaya bahan bakar (Profile1–Profile10). Hal ini serupa dengan kategori pembebanan (loading category) di ETAP. Nama profil fuel cost dapat diubah sesuai dengan yang diinginkan user melalui Project Setting Menu. Profil biaya akan tetap mengacu pada biaya bahan bakar/ fuel cost untuk setiap generator. Untuk setiap generator bisa terdiri atas 1o fuel cost ($/MMBtu) (satu untuk setiap profile). Studi aliran daya optimal (Optimal Power Flow Study Case) salah satuanya adalh nertukuan untuk pemilihan profil biaya bahan bakar/ fuel cost. Untuk profil biaya yang terpilih dari setiap generator dan power grid, OPF akan menghitung fuel source yang paling minimum dan meminimalkan fuel cost. CURVE TYPE  Pilihan berikut tersedia untuk model Piecewise  Heat Rate vs. Output  Cost vs. Output  Pilihan berikut tersedia untuk Equation model:  Input vs. Output  Cost vs. Output  Pilihan berikut tersedia untuk V Curve model:  Cost vs. Output Tergantung pada pemilihan model parameter di atas, model parameter dan data dapat diubah untuk mencerminkan karakteristik yang sesuai. Gambar grafik fuel cost juga diupdate berdasarkan pemilihan tipe kurva yang dikehendaki. MODEL PARAMETER Piecewise Model: Untuk model ini, data-data fuel cost ($/hr) dan kenaikan fuel cost rata-rata (average incremental fuel cost) ($/MWh) untuk membangkitkan daya tertentu dalam MW diinputkan. Note: Biaya awal seperti biaya operasi dan perbaikan diasumsikan 0 MW. Coloum/ heading model parameter untuk Cost vs. Output Curve pada Model Piecewise diinputkan dengan cara sebagai berikut: MW Output MW (x axis) $/h Input/ Output (y axis) Incremental $/MWh Average Incremental Cost (y axis) Coloum/ heading model parameter untuk Heat Rate vs. Output Curve pada mode; Piecewise diinputkan dengan cara berikut: MW Output MW (x axis) 1000 Btu/h Input/ Output Heat Rate(y axis) Incremental Btu/kWh Average Incremental Heat Rate (y axis) Add: Menambahakan data yang baru pada akhir daftar model parameter. Fungsi ini terdapat pada model Piecewise Insert: 29



Memasukkan data yang baru sebelum baris data yang sedang aktif. Fungsi ini terdapat pada model Piecewise Delete: Menghapus data yang tidak diperlukan. Fungsi ini terdapat pada model Piecewise. Equation Model: Model kurva incremental berbasis equation model berbasis nilai sesaat/ instantaneous value (dy/dx) dan bukan nilai incremental rata-rata/ average incremental cost. Untuk kurva biaya didefinisikan sebagai $/hr. Untuk kurva input/output didefinisikan sebagai y= 1000 Btu/hr dan x = MW. y = $/hr Instantaneous Incremental Cost (dy/dx) x = MW Instantaneous Incremental Heat Rate y = 1000 Btu/hr (dy/dx) x = MW



CO, C1, C2, C3, K: Koefisien persamaan kurva biaya: 𝑌 = 𝐶 + 𝐶 .𝑋 + 𝐶 .𝑋 + 𝐶 𝑒 V-Curve Type: Untuk model ini, nilai MW pembangkitan yang diinginkan yaitu MidPoint diinputkan ke dalam ETAP dan kemiringan/ gradient (slope) dari kurva biaya diinputkan ke dalam pilihan Weight. Model ini dapat digunakan untuk menunjukan biaya energy pada berbagai output MW berdasarkan penjeadwalan generator yang telah ditentukan sebelumnya. Untuk model fungsi biaya V-curve, Kurva diset sebagai Cost vs. Output MW dan data tidak dapat diinputkan sebagiamana pada fungsi piecewise Fuel Cost: Kurva biaya/ fuel cost digunakan untuk dari nilai Heat Rate ke Biaya Bahan Bakar. Biaya Bahan bakar diberikan dalam $/MBtu(1 MBtu = 106 Btu). Biaya bahan bakar (fuel cost) ditunjukkan pada kurva karakteristik Heat Rate vs. Output curve types dalam 30



kelompok Model Parameter. ETAP dapat menyimpan sampai 10 jenis biaya bahan bakar (fuel costs) untuk setiap generator (10 profiles). $ / hr = 1000 Btu/hr * $/MBtu Min MW: Inputkan nilai MW minimum generator Max MW: Inputkan nilai MW maksimum generator Cost Curve: Menunjukkan kurva dari data-data yang telah diinputkan Nilai-nilai sumbu X dan Y pada berbagai model kurva karakteristik: Y1 Axis : Cost ($) Curve Type Y2 Axis : Incremental Cost Cost vs. Output ($/MWh) X Axis : Output (MW) Piecewise dan Equation Y1 Axis : Input (1000 Btu/hr) Curve Type Y2 Axis : Incremental Heat Rate Heat Rate vs. Output (Btu/kWh) X Axis : Output (MW) Y1 Axis : Cost ($) V-curve Curve Type Cost vs. Output X Axis : Output (MW) III. BUS  INFO PAGE Menu ini digunakan untuk menginputkan ID bus, kondisi operasi (in/ out service), Nominal kV, Nilai awal/ operasi tegangan (magnitude dan sudut). Diversity Factors (maximum dan minimum), FDR Tag serta deskripsi bus dan peralatan yang terhubung dengannya.



31



INFO ID Penamaan ID bus sampai 25 karakters. ETAP secara otomatis akan memberikan ID pada setiap bus yang ditambahkan pada one-line diagram. NOMINAL KV Inputkan tegangan nominal bus dalam kilovolt (kV). Input ini merupakan data yang harus ada yang digunakan oleh ETAP untuk mengubah tegangan final bus menjadi tegangan actual untuk kepentingan penggambaran grafik dan output report. IN/OUT OF SERVICE Menunjukkan kondisi operasi dari bus, apakah bus tersebut pada kondisi terhubung atau tidak dengan sistem. BUS VOLTAGE  Initial %V Inputkan magnitude dari tegangan bus sebagai persentase tegangan nominal bus dalam kV. Nilai ini digunakan sebagai tegangan awal bus untuk studi aliran daya termasuk studi motor starting, harmonics, dan transient stability studi. Untuk kondisi unregulated bus yang tidak memiliki generator yang terhubung dengannya, tegangan operasi dihitung selama analisa load flow menggunakan nilai awal yang diinputkan. Untuk regulated bus, yang memiliki power grid/ generator dalam mode swing atau voltage control, nilai ini tidak digunakan. INITIAL KV Inputkan magnitude dari tegangan bus dalam kV. % V dihitung jika nilai tegangan nominal telah dimasukkan. Nilai ini digunakan sama seperti pada penjelasan di atas. ANGLE Inputkan sudut fasa tegangan pada bus dalam derajat. Untuk non-swing bus (bus yang tidak terhubung dengan power grid/ generator mode swing), sudut tegangan dihitung selama studi aliran daya dengan menggunakan nilai awal sebagai asumsi dasar. Nilai ini akan diabaikan pada tipe bus swing dengan sdut fasa tegangan default adalah 0.0. OPERATING VOLTAGE %V / KV / ANGLE Setelah running studi aliran daya, nilai magnitude tegangan operai dalam %kV dan sudut fasa bus akan ditampilkan. CONNECTION Hubungan fasa untuk bus dapat dipilih dalam 3 Phase, 1 Phase 2W, atau 1 Phase 3W. Connection default adalah dalam 3 Phase. Kita dapat mengubah default connection pada menu Defaults atau dari Project View. Hubungan antar fasa baru ditentukan sebelum menghubungkan bus dengan peralatan. Untuk mengubah tipe connection bus kita harus melepaskan bus tersebut dari semua peralatan 3 PHASE Bus sebagai three-phase bus. Beban tiga fasa dan satu fasa dapat dihubungkan pada bus ini. Cabang satu fasa harus dihubungkan melalui phase adapter sebelum dihubungkan dengan bus tiga fasa. 1 Phase 2W Bus sebagai bus satu fasa dengan dua kawat. 1 Phase 3W Bus sebagai bus satu fasa dengan tiga kawat. 32



LOAD DIVERSITY FACTOR Minimum dan maksimum diversity factor (batas pembebanan) dari setiap bus dapat ditentukan sebagai presentasi pembebanan bus. Nilai ini digunakan jika ketika opsi pembebanan minimum dan maksimum dipilih dari Studi Case Editor.  PHASE V PAGE Menu untuk menginputkan data tegangan pada setiap fasa.



LINE-TO-NEUTRAL %V Inputkan magnitude tegangan bus dalam persentase untuk tegangan dari fasa A ke ground, B ke ground atau C ke ground dalam kV. Nilai yang diinputkan pada menu ini digunakan sebagai nilai tegangan bus awal untuk analisa unbalanced load flow study. LINE-TO-NEUTRAL KV Inputkan magnitude tegangan bus dalam kV. Perhatikan bahwa %V dihitung jika nominal kV pada menu info page telah diinputkan. Nilai tegangan line ke netral digunakan sama dengan %V sebagaimana telah dijelaskan di atas. LINE-TO-NEUTRAL ANGLE Inputkan sudut fasa dari tegangan bus dalam derajat. Untuk bus non-swing, sudut tegangan dihitung selama analisa unbalanced load flow dengan menggunakan asumsi nilai sudut tegangan awal. LINE-TO-LINE %V, KV, ANGLE Nilai ini adalah tegangan antar saluran (AB, BC, CA) yang terhitung berdasarkan nilai tegangan fasa ke neteral dan sudut tegangan yang telah didefinisikan sebelumnya. OPERATING VOLTAGE (LINE-TO-NEUTRAL AND LINE-TO-LINE) Setelah kita menjalankan studi unbalanced load flow, magnitude tegangan operasi dalam %kV dan sudut tegangan line to netral dan line to line dari bus ditampilkan VOLTAGE UNBALANCE: %LVUR Rating ketidakseimbangan tegangan antar saluran, merupakan deviasi maksimum tegangan dari tegangan line rata-rata dalam persen. 33



%PVUR %VUF



Rating ketidakseimbangan dari tegangan fasa, merupakan deviasi maksimum tegangan dari tegangan fasa rata-rata dalam persen. Faktor ketidakseimbangan tegangan, merupakan tegangan rasio tegangan urutan negative terhadap tegangan urutan positif dalam persen.



 LOAD PAGE Menampilkan nilai konstan kVA, konstan Z, Konstan I dan Beban yang terhubung pada bus untuk setiap kategori pembebanan.



 MOTOR GENERATOR PAGE Menu ini menunjukkan setiap motor induksi, motor sinkron dan generator yang terhubung langsung dengan bus.



34



 RATING PAGE Menu ini memberikan informasi tentang tipe peralatan (open air, switchgear, MCC dll) dan data tipikal untuk mendekati batas dan gap peralatan di antara tipe konduktor berdasarkan IEEE 1584-2002.



STANDARD ANSI Gunakan pilihan ini jika data bus telah diinputkan dalam standar ANSI. IEC Gunakan pilihan ini jika data bus telah dimasuukan dalam sandar IEC TYPE Pilihan ini digunakan untuk memilih tipe peralatan yang berbeda yang mendukung analisa arc flash dan short circuit. Peralatan yang ada adalah sebagai berikut: Other MCC Switchgear Switchboard Switchrack Panelboard Cable bus Open Air CONTINUOUS Merupakan rating arus kontinyu dari. Jika nilai tersebut lebih besar dari seting overload yang diatur pada Load Flow Study Case, ETAP akan membangkitkan alert. BRACING SYMMETRICAL, ASYMMETRICAL, PEAK ETAP menghitung nilai asimetris berdasarkan tipe bus dan NEMA & UL test power factors. Untuk bus tegangan rendah, ETAP menjalankan analisa gangguan standar ANSI dan membandingkan arus gangguan simetris dan asimetris dengan symmetrical dan asymmetrical bus bracing. Untuk bus tegangan menengah ETAP menjalankan analisa gangguan standar ANSI dan membandingkan arus asimetris dan arus puncak gangguan dengan asymmetrical dan peak (Crest) bus bracing yang diinputkan pada menu ini. ARC FLASH PARAMETERS GAP BETWEEN CONDUCOR/ BUSES Gap didefinisikan dalam IEEE 1584-2002 Section 9.4 sebagai gap antara konduktor atau bus untuk peralatan pada lokasi gangguan. Nilai gap yang lebih besar daripada hasil tes tidak diijinkan (lebih tinggi dari 153 mm). Minimum gap adalah 1mm untuk setiap peralatan. 35



TYPICAL GAP & BOUNDARY Merupakan nilai default dan daerh untuk gap peralatan, dan batasnya (X-factor, Limited, Restricted, and Prohibited Approach Boundaries).  ARC FLASH PAGE Bus Arc Flash page terdiri atas calculator insiden energy, yang merupakan tool analisis yang sangat berguna untuk mensimulasikan analisa arc flash pada level bus.



 HARMONICS PAGE Untuk menentukan limit/ batasan harmonisa pada bus



HARMONIC LIMIT CATEGORY Pilih desain yang sesuai dari list yang ada. Pilihan yang tersedia adalah General, Special, Designated, PCC, dan Other.List tersebut menentukan limit harmonisa pada bus sesuai dengan standar IEEE. 36



VTHD LIMIT Pilih nilai dari list yang telah ada atau inputkan harga dari 0 sampai 999. Bagian ini menentukan batas THD bus (bus voltage Total Harmonic Distortion). Nilai yang telah ditentukan tersebut akan dibandingkan dengan VTHD yang terhitung dari Harmonics Load Flow Calculation dan nilai-nilai diluar batas yang telah ditentukan untuk menghasilkan warning pada output report. VIHD Limit Pilih nilai-nilai dari daftar atau msukkan sebuah angka antar 0 dan 999. Bagian ini menentukan distorsi harmonisa individu pada bus tegangan (bus voltage Individual Harmonic Distortion). Nilai yang telah ditentukan tersebut akan dibandingkan dengan VIHD yang terhitung dari Harmonics Load Flow Calculation dan nilai-nilai diluar batas yang telah ditentukan untuk menghasilkan warning pada output report.  RELIABILITY PAGE Menu reliability page power grid ditunjukkan pada gambar berikut ini:



PARAMETER RELIABILITY  A Merupakan jumlah kegagalan aktif dari seluruh kegagalan operasi per tahun. Tingkat kegagalan aktif (active failure) berhubungan dengan kegagalan operasi komponen yang mengakibatkan operasi sistem proteksi primer di daerah proteksi di sekitar komponen tersebut.   Jumlah tingkat perbaikan rata-rata dalam satu tahun, dihitung berdasarkan MTTR.  = 8760/MTTR).  MTTF Waktu kegagalan rata-rata selama setahun, dihitung berdasarkan A (MTTF = 1.0/A).  FOR Forced Outage Rate (tingkat ketidaktersediaan system) dihitung berdasarkan MTTR, A (FOR = MTTR/(MTTR+8760/A). 37



 MTTR Waktu rata-rata perbaikan dalam jam. Ini merupakan waktu kerja yang diharapkan ketika teknisi memperbaiki komponen yang lepas dari sistem dan/ atau kembali ke sistem pada kondisi operasi normalnya. REPLACEMENT Available: Pilih tombol available bila terdapat rp (waktu penggantian peralatan yang gagal beroperasi dengan cadangannya) ALTERNATIVE SUPPLY  Switching Time: Waktu yang diperlukan dalam jam untuk switching/ pensaklaran pada suplay alternative setelah peralatan mengalami kegagalan.  Library: Pilih tombol library untuk memilih data reliability, yang terdiri atas sumber, type dan kelas data



IV. TRANSFORMATOR 2 W  INFO PAGE Menu ini digunakan untuk menginputkan ID trafo 2 belitan, kondisi operasi (in/ out service), bus yang terhubung pada belitan primer dan sekunder, FDR tag, nama dan data manufaktur trafo



INFO  ID Penamaan ID transformator sampai 25 karakters. ETAP secara otomatis akan memberikan ID pada setiap trafo yang ditambahkan pada one line diagram.  PRIM. AND SEC. Merupakan identitas bus yang terhubung dengan belitan primer dan sekunder transformator 2 belitan. Untuk menghubungkan trafo dengan bus, kita dapat memilih daftar bus yang ada di list box. One line diagram akan diupdate untuk menunjukkan 38



hasil koneksi yang baru antara trafo dan bus. ETAP menampilkan kV nominal dari buses di samping ID bus primer dan sekunder. Trafo satu fasa juga dapat dihubungkan dengan phase adapter. Jika trafo dihubungkan dengan phase adapter, ID dari phase adapter akan muncul pada box Prim. atau Sec. IN/ OUT OF SERVICE: Menunjukkan kondisi operasi transformator, apakah transformator tersebut pada kondisi terhubung atau tidak dengan sistem. CONNECTION Hubungan fasa dari trafo 2 belitan ditentukan dengan memilih 3-Phase atau 1–Phase, dengan atau tanpa Secondary Center Tap. Hubungan fasa trafo harus ditentukan terlebih dahulu sebelum menghubungkan trafo 2 belitan dengan bus atau phase adapter.  3 Phase Mendefinisikan trafo 3 fasa. Trafo ini hanya dapat dihubungkan dengan bus tiga fasa.  1 Phase Mendefinisiakan trafo satu fasa. Trafo ini hanya dapat dihubungkan dengan bus satu fasa dan phase adapter. Sisi primer dari trafo ini selalu 1 fasa 2W  Secondary Center Tap Pilih box ini untuk menentukan sisi sekunder trafo sebagai 1 fasa 3 kawat. Dengan memikih box ini, belitan sekunder trafo akan digroundkan pada centernya. Hanya bus 1 Phase 3 Wire yang dihubungkan dengan belitan sekunder.  RATING PAGE Menu ini digunakan untuk menentukan rating trafo 2 belitan, impedansi, variasi dan data toleransi.



RATING  PRIM & SEC KV Rating tegangan pada sisi primer dan sekunder trafo 2 belitan dalam kV. Note: Ketika trafo dihubungkan dengan sebuah bus, kV belitan diseting sama dengan tegangan nominal bus. ETAP akan menampilkan pesan error jika mendeteksi inkonsistensi tegangan dasar dalam hubungan parallel atau loop pada sistem selama proses analisis. 39



Jika terdapat trafo yang terpasang parallel pada sistem yang memiliki rasio tegangan yang berbeda, ubah salah satu rasio tegangan pada trafo untuk menjadikan rasio tegangannya menjadi setara, menggunakan rasio tegangan yang baru untuk mengoreksi rasio belitannya. Trafo dengan rasio belitan dan rating kV yang lebih rendah yang harus diatur:



 



 



Untuk menyamakan level tegangan, set tap dari trafo kedua sehingga menghasilkan rasio belitan yang setara dengan trafo yang lain. Jika trafo pertama memiliki rating 13.8/4.16 kV dan trafo kedua memiliki rating 13.2/4.16 kV, maka data yang harus dimasukkan untuk kedua trafo adalah 13.8/4.16 kV (rasio belitan yang sama). Untuk mengkoreksi rasio belitan trafo kedua, tentukan tap seting yang sama dengan rating kV actual dibagi dengan raing kV yang baru sebagaimana ditunjukkan persamaan di bawah ini: 13,2 % 𝑇𝑎𝑝 = − 1 × 100 = −4,35% 13,8 Trafo pertama harus dimodelkan dengan seting tap negative pada 4,35% pada sisi primernya. Positif tap setting cenderung menurunkan tegangan operasi dari bus sekunder, sementara tap negative menaikkan tegangan bus sekunder. Note: Jika trafo memiliki seting tap actual adalah 2,5%, nilai ini harus ditambahkan pada off nominal tap dari -4,35% yaitu -4,35%+2,5% = -1,85%. MVA RATING Nilai ini digunakan sebagai dasar MVA untuk perhitungan impedansi transformator. Max MVA CAPABILITY Nilai ini, jika tidak sama dengan nol digunakan untuk menghitung persentasi beban lebih/ overload dari transformator dan digunakan sebagai batasan transformator flow pada studi OPF. FLA Menunjukkan arus beban penuh pada belitan primer dan belitan sekunder CONNECTED BUS Menunjukkan tegangan nominal bus dalam kV yang terhubung dengan terminal sisi primer dan sekunder pada transformator.



40



 IMPEDANCE ETAP memodelkan transformer dalam sistem menggunakan impedansi urutan positif dan negatif. Nilai ini berhubungan dengan impedansi nominal urutan positif dan negatif, yang menunjuk pada posisi tap dan batas toleransi manufaktur.  X/R Ratio Merupakan data rasio X/R transformator. Nilai ini digunakan pada ETAP untuk perhitungan reaktansi dan resistansi belitan transformator untuk persen impedansi yang telah diberikan  Typical Z & X/R and Typical X/R Merupakan pilihan untuk mendapatkan nilai tipikal impedansi tranformator (2-belitan) bersama dengan rasio X/R\C atau X/R. Impedansi tipikal dan data rasio X/R transformator 2 windings berdasarkan dua sumber: American National Standard C57.12.10 dan Industrial Power System Handbook by Beeman. Z VARIATION Menu ini digunakan untuk menginputkan data variasi impedansi transformator terhadap setting tap. Jika nilai variasi impedansi tidak nol, maka impedansi transformator 2 belitan akan dihitung berdasarkan nilai impedansi pada tap nominal (diinputkan dalam bentuk impedansi urutan positif dan negative pada %Z), posisi tap pada belitan primer dan sekunder (untuk fixed tap dan LTC tap seting), dan variasi impedansi pada -5% tap dan +5% tap.



% Variation @ -5% Tap Bagian ini digunakan untuk menginputkan variasi impedansi transformator pada posisi tap -5%, dalam persen dari impedansi transformator pada posisi tap nominal: (100 + %𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛@ − 5%𝑇𝑎𝑝) 𝑍 (−5%𝑇𝑎𝑝) = (𝑍 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑁𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙 𝑇𝑎𝑝) × 100 % Variation @ +5% Tap Bagian ini digunakan untuk menginputkan variasi impedansi transformator pada posisi tap +5%, dalam persen dari impedansi transformator pada posisi tap nominal: (100 + %𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛@ + 5%𝑇𝑎𝑝) 𝑍 (+5%𝑇𝑎𝑝) = (𝑍 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑁𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙 𝑇𝑎𝑝) × 100  Z TOLERANCE Inputkan toleransi impedansi transformator sebagai persentase dari nilai nominal. Nilai ini dapat diisikan nol untuk transformator yang telah diketahui nilai impedansinya..



41



 TAP PAGE Menu ini digunakan untuk menentukan data tap transformator baik untuk fixed tap maupun untuk LTC taps. Hubungan belitan dan grounding transformator juga ditentukan pada menu ini.



FIXED TAP  % Tap and kV Tap Inputkan data seting tap transformator dalam persen, sementara tombol diset pada %Tap, atau pilih tombol tap untuk kV tap dan inputkan data seting tap transformator dalam kV. ETAP memungkinkan untuk melakukan pemodelan off load tap (fixed tap) changer pada kedua sisi transformator. Standar off-load tap changer transformator secara tipikal memiliki 5.0% seting, dengan dua step di atas dan dua step di bawah nominal tap seting. Untuk transformator tersebut, seting tap bisa perkisar -5.0, -2.5, 0, 2.5, 5.0. PRIM…/SEC… BUTTONS Pilih tombol ini untuk mengakses Fixed Tap Range Editor pad sisi primer atau sekunder dan seting posisi tap maksimum dan minimum sebagaimana step tap untuk transformator pada fixed tap. Ketika tombol ini dipilih maka akan muncul menu sebagai berikut:



42



TAP SETTINGS  % Tap/kV Inputkan seting tap transformator dalam persen, jika tombol diset pada %Tap, atau inputkan seting tap dalam kV jika tombol diset on pada kV. ETAP akan menghitung nilai ekivalen dari kedua mode seting tap tersebut.  Min. Inputkan seting tap minimum untuk belitan transfomator primer/ sekunder.  Max. Inputkan seting tap maksimum untuk belitan transfomator primer/ sekunder.  Step Menampilkan ukuran step dalam persen atau kV menurut mode seting tap yang dipilih.  # of Taps Inputkan jumlah tap dengan menekan tombol panah atas/bawah untuk menambah/ mengurangi jumlah tap pada transformator. Berdasarkan input ini dan seting tap maksimum dan minimu, ETAP menghitung ukuran step dan menampilkannya pada menu step secara otomatis LTC/VOLTAGE REGULATOR Dalam ETAP dimungkinkan untuk memodelkan/ memiliki seting fixed tap dan LTC (off load dan manual on load) pada kedua belitan transformator. AVR PRIM. Pilih opsi ini untuk mengaktifkan automatic control action dari Load Tap Changer (LTC) untuk belitan primer. AVR SEC. Pilih opsi ini untuk mengaktifkan automatic control action dari Load Tap Changer (LTC) untuk belitan sekunder. LTC Button Pilih tombol ini untuk menginputkan data LTC. Ketika tombol ini dipilih maka akan muncul menu sebagi berikut:



TAP OPTIMIZATION… Pilih tombol Tap optimization yang akan menampilkan menu Transformer Tap Optimization editor. Jika tombol ini dipilih maka akan muncul menu sebagai berikut: 43



TRANSFORMER Inputkan data transformator atau pilih Get Data untuk memilih rating MVA, %Z dan X/R transformator yang akan digunakan untuk perhitungan optimasi. Tombol upadate akan bisa digunakan jikat terdapat perbedaan antara nilai yang ditunjukkan pada menu ini dengan nilai yang terdapat pada Rating page.  Use Z Tolerance Pilih box ini untuk menyertakan nilai z tolerance transformator pada perhitungan.  Step Sizes… Tombol ini mengakses Tap Optimization Step editor untuk menginputkan nilai Min, Max dan Step Tap. Parameter ini memiliki nilai awal default sebagai berikut:



 Rated MVA Merupakan rating MVa transformator atau pilih Get Dat untuk menginputkan rating MVA transformator dari Rating page.  %Z Inputkan nilai persen impedansi atau pilih Get Data untuk menginputkan impedansi urutan positif transformator dari rating page, dengan rating MVA dan kV transformator sebagai dasar.  X/R Inputkan nilai rasio X/R transformator atau update rasio X/R dari rating page. 44



 Get Data Pilih tombol Get Data untuk menggantikan rating MVA, %Z dan X/R sesuai dengan data transformtor yang diinginkan. ID transformator akan ditampilkan di sini. PRIMARY SIDE CABLE IMPEDANCE (Ohm) Digunakan untuk memilih impedansi kabel sisi primer transformator.  R Inputkan atau pilih Get Data untuk secara otomatis memilih resistansi kabel sisi primer transformator dalam Ohm. Nilai ini harus menyertakan faktor-faktor berikut:  Resistansi Actual kabel pada sisi primer  Resistanse ekivalen internal  X Inputkan atau pilih Get Data untuk secara otomatis memilih reaktansi kabel sisi primer transformator dalam Ohm. Nilai ini harus menyertakan faktor-faktor berikut:  Reaktansi Actual kabel pada sisi primer  Reaktansi ekivalen internal  Get Data Button Pilih tombol Get Data untuk menggantikan nilai R dan X kabel pada Impedansi kabel sisi primer dari kabel sisi primer yang telah diinputkan sebelumnya. ID kabel sisi primer ditampilkan. Tidak ada kabel yang ditampilkan jika tidak terdapat kabel yang terhubung pada sisi primer transformator. SECONDARY SIDE CABLE IMPEDANCE (Ohms) Digunakan untuk memilih impedansi kabel sisi sekunder transformator.  R Inputkan atau pilih Get Data untuk secara otomatis memilih resistansi kabel sisi sekunder transformator dalam Ohm. Nilai ini harus menyertakan faktor-faktor berikut:  Resistansi Actual kabel pada sisi sekunder  Resistanse ekivalen internal  X Inputkan atau pilih Get Data untuk secara otomatis memilih reaktansi kabel sisi sekunder transformator dalam Ohm. Nilai ini harus menyertakan faktor-faktor berikut:  Reaktansi Actual kabel pada sisi sekunder  Reaktansi ekivalen internal  Get Data Button Pilih tombol Get Data untuk menggantikan nilai R dan X kabel pada Impedansi kabel sisi sekunder dari kabel sisi primer yang telah diinputkan sebelumnya. ID kabel sisi sekunder ditampilkan. Tidak ada kabel yang ditampilkan jika tidak terdapat kabel yang terhubung pada sisi sekunder transformator. SYSTEM Inputkan data atau pilih Get Data untuk secara otomatis mengupdate kV sistem.  System kV Inputkan atau update tegangan sistem dalam kV. Teanganini juga merupakan tegangan bus sisi primer transformator jika tidak terdapat kabel sisi primer  %Variation (+) / % Variation (-) 45



Inputkan variasi tegangan sistem dalam persen. Terdapat dua nilai yang digunakan untuk menampilkan kurva MVar delivery sesuai dengan variasi tegangan operasi pada batas atas dan bawah. Nilai default adalah ± 5%  Get Data Button Pilih tombol Get Data untuk menggantikan tegangan nominal bus dalam kV pada sisi primer transformator ke dalam sistem kV. ID dari bus transformator sisi primer ditampilkan. GENERATOR Inputkan data atau pilih Get Data untuk secara otomatis mengupdate rating kV, MW, Max dan Min Mvar generator.  Rated kV Inputkan atau update rating tegangan generator dalam kV dari one line diagram.  %Variation Inputkan variasi tegangan generator dalam persen. Nilai ini digunakan untuk menghitung variasi batas atas dan bawah dari rating tegangan. Nilai default adalah 5%.  MW Inputkan atau update rating MW generator dari generator Rating page.  Max Mvar Inputkan atau update rating batas MVar maksimum generator dari generator Rating page.  Min Mvar  Inputkan atau update rating batas MVar minimum generator dari generator Rating page.  Get Data Button Pilih tombol Get Data untuk menggantikan rating kV, MW, Max Mvar, dan Min Mvar generator ke dalam group generator pada page ini. ID dari generator ditampilkan, jika terdapat generator yangterhubung pada sisi sekunder transformator melalui tidak lebih dari satu kabel. AUXILIARY LOAD Inputkan beban tambahan pada generator unit. Auxiliary load diperlakukan sbagai beban motor ( daya konstan). Daya MVA dari beban tambahan generator dihitung dari daya MW dan Mvarnya.  MW Inputkan daya MW beban tambahan generator unit.  Mvar Inputkan daya MVar beban tambahan generator unit.  MVA MVA dihitung dari MW dan Mvar yang diinputkan. OPTIMIZATION AND RESULTS ETAP menampillkan hasil perhitungan jika optimasi tap berhasil dilakukan.



46



 Optimization Primary Tap Menghitung tap optimal sisi primer transformator dan membangkitkan kurva MVar delivery.  Use Existing Primary Tap Membagkitkan kurva MVar delivery menggunakan tap primer transformator yang sudah ada. Jika menu ini dipilih, tap primer trafo yang sudah ada akan ditampilkan dalam bentuk Prim% Tap dan kV Tap.  % Tap Menampilkan hasil perhitungan tap transformator optimal pada sisi primer dan tap digunakan dalam perhitungan pada sisi sekunder, keduanya dalam persen. Ingat bahwa tap transformator pada sisi sekuner yang digunakan dalam perhitungan selalu nol.  kV Tap Menampilkan hasil perhitungan tap transformator optimal pada sisi primer dan tap digunakan dalam perhitungan pada sisi sekunder, keduanya dalam kV. Ingat bahwa tap transformator pada sisi sekuner yang digunakan dalam perhitungan selalu nol.  Calculation Untuk running perhitungan ketika semua data yang dibutuhkan telah diinputkan. Perhitungan akan menghasilkan nilai % Tap dan KV tap sisi primer transformator dan memasukkannya dalam menu %Tap dan kV tap dan kurva kurva MVar delivery jika Optimize Primary Tap dipilih, atau hanya membangkitkan kurva MVar delivery jika Use Existing Primary Tap dipilih.  Update Button Untuk mengupdate Transformer Tap Page sesuai dengan hasil perhitungan optimasi tap yang telah dilakukan



MVAR DELIVERY CURVE PAGE Menampilkan hasil perhitungan Transformer Tap Optimization dalam format grafis. Gambar tersebut menjelaskan generator voltage sebagai fungsi dari generator reactive power output. Format ini juga disebut sebagai kapabilitas pengiriman daya reaktif generator karena menunjukkan range/ daerah output daya reaktif generator pada tap transformator terhitung dan tegangan operasi pada sistem. Gambar ini terdiri atas tiga kurva pengiriman pada tiga tegangan operasi sistem yang berbeda. Tegangan pertama 47



adalah rating tegangan sistem actual, sementara dua gambar yang lain berdasarkan pada variasi tegangan (max dan min) yang telah ditentukan



 GROUNDING PAGE Menu ini menunjukkan desain sistem pentanahan pada transformator.



DISPLAY Memberikan pilihan font dan symbol untuk menentukan bagaimana hubungan pentanahan ditampilkan dalam one line diagram. FONT Bila opsi ini ETAP akan menampilkan hubungan grounding sebagai berikut:



48



SYMBOLS Menampilkan hubungan grounding dengan menggunakan symbol one line.



CONNECTION Merupakan menu untuk menentukan spesifikasi grounding pada generator meliputi hubungan, tipe dan rating grounding. Hubungan yang ada adalah Wye dan Delta TYPE Untuk grounding yang terhubung Y, tipe grounding dapat dipilih pada tabel berikut: Type Description Open Netral tidak dihubungkan dengan tanah (ungrounded) Solid Dihubungkan langsung dengan tanah tanpa impedansi Resistor Ditambahkan resistor pada jalur antara netral dan tanah Reactor Ditambahkan reactor pada jalur antara netral dan tanah Xfmr-Reactor Sebuah trafo ditambahkan pada jalur netral-tanah dengan reactor di sisi sekunder trafo. Xfmr-Resistor Sebuah trafo ditambahakan pada jalur netral-tanah dengan resistor di sisi sekunder trafo. Tipe resistor dan reactor grounding memiliki rating sebagai berikut: Vln Tegangan line-netral dihitung sebagai tegangan nominal bus generator dibagi dengan √3 Amp Untuk generator yang digroundkan melalui resistor dan reactor, inputkan data rating arus resistor dan reactor dengan persamaan Amp Rating = (V ln) / (Ohms). Ohm Impedansi Resistor atau reactor dalam ohm Tipe Xfmr-Resistor and Xfmr-Reactor memiliki rating grounding sebagai berikut: Vln Tegangan line-netral dihitung sebagai tegangan nominal bus generator dibagi dengan √3 kV1 Tegangan primer pada transformator dalam kV Amp Amp Rating = (V ln) / (Prim. Ohms). Prim.Ohm Nilai impedansi dalam Ohm dilihat dairi sisi primer trafo kV2 Tegangan sekunder pada tansformator dalam kV Amp2 Aru sisi sekunder dalam Ampere. Perhitungan arus ini berdasarkan arus sisi primer dan perbandingan belitan trafo Sec.Ohm Impedansi Resistor dan reactor dalam Ohm. Perhitungan 49



Transfomer kVA



berdasarkan rasio belitan trafo dan arus sekunder. Jika Sec. Ohm diinputkan terlebih dahulu, maka rating arus primer dan Ohm dapat terhitung secara otomatis. Rating kVA trafo pentanahan



 SIZING PAGE Digunakan untuk menghitung kapasitas/ ukuran rating MVA, maksimum MVA dan %Z transformator berdasarkan pembebanan transformator, instalasi, level isolasi dan kapasistas short circuit. Faktor variasi beban dapat juga disertakan dalam perhitungan ukuran transformator. Pada Sizing page, kita dapat memilih atau menginputkan data pembebanan transformator, instalasi transformator dan data isolasi transformator untuk melakukan perhitungan ukuran/ kapasitas, memilih hasil perhitungan ukuran/ kapasitas yang direkomendasikan dan mengupdate rating transformator berdasarkan hasil perhitungan.



TRANSFORMER LOADING Menu pembebanan transformator memungkinkan kita untuk mengetahui operasi pembebanan atau beban yang terhubung dengan transformator dan kemudian menggunakan kondisi beban operasi dan terhubung untuk tujuan perhitungan ukuran/ kapasistas transformator. MVA Daya beban yang dilihat dari sisi transformator. Pembebanan MVA diinputkan secara manual atau dapat diupdate secara otomatis dengan memilih tombol Operating or Connected Load. Nilai ini digunakan sebagai beban MVA pada perhitungan ukuran/ kapasitas transformator. OPERATING MVA, MW AND MVAR Jika kita melakukan analisa load flow dan memilih opsi “Operating Load & V” dari Load Flow Study Case Editor, MVA, MW dan MVar opearasi pada transformator akan diupdated dan ditampilkan dan tombol Operating bisa diakases. 50



MVA operasi adalah nilai maksimum MVA yang dihitung dari atau mengacu pada dua belitan transformator. Dengan memilih tombol operating, akan mengupdated nilai MVA dan melakukan perhitungan pada saat yang sama.



LOAD VARIATION Bagian ini mendefinisikan faktor variasi beban yang mempengaruhi perhitungan ukuran/ kapasistas MVA  GROWTH FACTOR Merupakan pertumbuhan beban yang diijinkan di masa yang akan datang. Nilai persen mengindikasikan seberapa banyak peningkatan beban di masa datang yang diharapkan dari transformator yang sudah ada. Growth factor digunakan untuk menghitung rating MVA transformator yang dibutuhkan. JIka kita memilih Use GF gor Max. MVA, maka growth factor digunakan untuk mengitung ukuran/ kapasistas MVA maksimal  LOAD FACTOR Merupakan rasio beban rata-rata terhadap beban puncak dalam satu desain periode waktu. Kita dapat menghitung Load Factor sebagai persentasi dari persamaan berikut ini: 𝑘𝑊 × 𝑇 %𝐿𝑜𝑎𝑑 𝐹𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟 = 100 × 𝑘𝑊 × 𝑇 Keterangan: i : interval waktu saat beban tidak sama dengan nol kWi : beban pada interval i Ti : Jumlah jam dari interval i Tt : Ton + Toff Ton : Total jam ketika beban on Toff : Total jam ketika beban off Jika transformator terhubung dengan beban setiap saat maka persamaan di atas dapat disederhanakan menjadi: 𝑇 %𝐿𝑜𝑎𝑑 𝐹𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟 = 100 × 𝑇 Load faktor pada kondisi tersebut sama dengan 100% jika transformator secara kontinyu terhubung dengan beban. INSTALLATION Menjelaskan kondisi pemasangan transformator yang mempengaruhi perhitungan ukuran/ kapasistas MVA 51



 ALTITUDE Inputkan data ketinggian daerah tempat pemasangan transformator dalam feet atau meter. ETAP akan mengatur perhitungan rating MVA yang dibutuhkan berdasarkan nilai ketinggian tempat. Ketinggian tempat akan mempengaruhi nilai derating factors. ETAP menggunakan derating factor, per Standards C57.92-1981 dan C57.96-1986, untuk tiap 330 ft. (100 m) di atas 3300 ft. (1000 m), untuk tranformator yang dipasang pada ketinggian lebih dari 3300 ft. (1000 m).  AMBIENT TEMP. Inputkan data suhu lingkungan pada lokasi pemsangan trasnformator dalam derajat Celcius IMPEDANCE Bagian ini mendefinisikan Basic Impulse Level (BIL) transformator dan kapasitas short circuit sisi primer dan sekunder yang mempengaruhi perhitungan impedansi transformator.  BIL LIMIT Inputkan Basic Impulse Level transformator. ETAP menggunakan nilai ini untuk menentukan impedansi minimum transformator berdasarkan ANSI/ IEC standar.  LIMIT Short-Circuit kA Jika kita memilih opsi ini, ETAP akan menggunakan kontribusi arus hubung singkat, nilai BIL dan tipe transformator untuk menentukan impedansi transformator  @ Prim. Inputkan persyaratan arus short circuit pada belitan primer dalam kV. ETAP akan menggunakan nilai ini untuk menghitung impedansi transformator. Nilai ini mengindikasikan kontribusi arus hubung singkat untuk transfer dari sisi sekunder ke sisi primer  @ Sec. Inputkan persyaratan arus short circuit pada belitan sekunder dalam kV. Nilai ini mengindikasikan kontribusi arus hubung singkat untuk transfer dari sisi primer ke sisi sekunder. ETAP akan menentukan kontribusi arus short circuit baik dai sisi primer maupun sekunder jika kedua nilai tersebut diketahui berdaarkan rasio rating tegangan. Result Menampilkan hasil perhitungan ukuran/ kapasitas MVA transformator



 LARGER SIZE Nilai rating MVA, Max MVA dan %Z yang terhitung akan ditampilkan pada bagian ini untuk satu ukuran transformator yang lebih besar. ETAP pertama akan menghitung rating MVA, Max MVA, dan %Z yang dibutuhkan kemudian berdasarkan standar ANSI atau IEC, ETAP akan memilih ukuran standar yang lebih besar dari yang dibutuhkan.  REQUIRED SIZE 52



ETAP menghitung nilai rating MVA, Max MVA dan %Z yang dibutuhkan dan hasilnya ditampilkan dalam bagian ini.  SMALLER SIZE Nilai rating MVA, Max MVA dan %Z yang terhitung akan ditampilalkan pada bagian ini untuk satu ukuran transformator yang lebih kecil. ETAP pertama akan menghitung rating MVA, Max MVA, dan %Z yang dibutuhkan kemudian berdasarkan standar ANSI atau IEC, ETAP akan memilih ukuran standar yang lebih kecil dari yang dibutuhkan.  PROTECTION PAGE Menu ini berisi pilihan/ opsi untuk menggambarkan kurva kerusakan transformator (damage curve) pada menu Star View. Peralatan proteksi arus lebih seperti fuses dan relay telah memiliki karakteristik operasi yang sangat jelas. Kurva karakteristik (protection device characteristic curve) peralatan tersebut seharusnya dikoordinasikan dengan kurva kapabilitas transformator dalam menahan gangguan (through fault withstand capability curve) atau kurva kerusakan transformator (damage curve).



 RELIABILITY PAGE



53



Penjelasan tentang parameter pada reliability page dapat dilihat pada penjelasaan pada komponen generator dan power grid.



V.



TRANSMISSION LINE



 INFO PAGE Untuk menginputkan atau menentukan ID, dari dan ke bus ID dan kV, In/out service, Feeder Tag, nama, deskripsi dan panjang saluran transmisi.



LINE TYPE Menampilkan informasi dari library transmission line yang telah dipilih:



SOURCE Sumber data saluran transmisi untuk line yang telah dipilih. CONDUCTOR TYPE Material konduktor dapat dipilih melalui Library yang ada pada program ETAP. BASE TEMP.1 FOR R Rating temperature dasar 1 untuk nilai resistansi dalam derajat Celcius, digunakan untuk menghitung variasi resistansi saluran pada berbagai tingkat termperature. BASE TEMP.2 FOR R Rating temperature dasar 2 untuk nilai resistansi dalam derajat Celcius, digunakan untuk menghitung variasi resistansi saluran pada berbagai tingkat termperature. FREQUENCY 54



Rating frekuensi dalam Hz. Nilai ini mengindikasikan frekuensi dimana reaktansi, GMR dan parameter lain ditentukan oleh perodusen atau ditetapkan oleh standar. CODE Kode nama diberikan pada saluran transmisi berdasarkan standar dan sumber data. SIZE Ukuran saluran dalam AWG, kcmil, atau mm2 CON. # OF STRANDS Jumlah konduktor utama pada saluran transmisi. INFO ID Penamaan ID saluran transmisi sampai 25 karakters. ETAP secara otomatis akan memberikan ID pada setiap saluran yang ditambahkan pada one line diagram. FROM & TO ID bus untuk bus yang terhubung dengan saluran adalah From (dari) dan To (ke) buses. Untuk menghubungkan sebuah cabang dengan sebuah bus, pilih bus dari daftar. Jika saluran transmisi terhubung dengan bus melalui peralatan proteksi, koneksi saluran transmisi dengan bus yang baru akan mengikutsertakan semua peralatan proteksi dan menghubungkan peralatan proteksi terakhir pada bus yang baru, sebagaimana ditunjukkan pada gambar:



IN/ OUT OF SERVICE: Menunjukkan kondisi operasi saluran transmisi, apakah saluran tersebut pada kondisi terhubung atau tidak dengan sistem. CONNECTION Saluran transmisi dapat didefinisikan sebagai saluran 3 fasa atau 1 fasa dengan memilih menu berikut:  3 Phase Untuk mendefinisik saluran 3 fasa. Saluran ini hanya dapat dihubungkan dengan bus tiga fasa.  1 Phase Untuk mendefinisiakan saluran satu fasa. Saluran ini hanya dapat dihubungkan dengan bus satu fasa dan phase adapter. LENGTH LENGTH Inputkan data panjang saluran transmisi, dengan satuan yang telah ditentukan dalam bagian Unit. UNIT Pilih satuan dari daftar yang ada. Satuan panjang yang ada adalah feet, miles, meters, dan kilometers. TOLERANCE Inputkan persen toleransi dalam panjang saluran. Adjutment Page dalam modul analisis dapat digunakan untuk memperhitungan +/- % toleransi panjang saluran, secara efektif 55



meningkatkan atau mengurangi impedansi berdasarkan pada tipe studi yang sedang dilakukan. 2.3 Latihan Menggambar One Line Diagram Gambarkan one line diagram dari sistem kelistrikan berikut ini:



Ikuti langkah-langkah berikut ini untuk menggambarkan one-line diagram tersebut: 1. Klik Power Grid satu kali pada AC element, lalu klik satu kali pada one-line diagram untuk meletakkannya. 2. Double click pada Power Grid, lalu isikan data pada tab Info dan Rating untuk memberi nama grid dengan PLN, tegangan operasi 20 kV dan kondisi pembebanan sesuai dengan default. Inputkan kapasistas short circuit (MVAsc) 100 MVa dan rasion X/R 20. 3. Klik HVCB satu kali pada AC element, lalu klik satu kali pada one-line diagram untuk meletakkannya. 4. Double click pada HVCB, lalu isikan data pada tab Info dan Rating sesuai dengan defaultnya. Library yang dipakai adalah ABB 27GHK1000 dengan continuous ampere 1200. 5. Tempatkan Bus dari AC element lalu hubungkan dengan CB1. Double click pada Bus, lalu isikan data pada tab Info sesuai dengan defaultnya. 6. Tempatkan 2-Winding Transformer dari AC element lalu hubungkan dengan Bus1. 56



7.



8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.



19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26.



Double click pada 2-Winding Transformer, lalu isikan data pada tab Info dan Rating. Tegangan pada sisi primer adalah 20kV sedangkan pada sisi sekunder adalah 6.6kV. Kapasitas daya pada trafo adalah 5 MVA. Inputkan %Z adalah 6.5 dan rasio X/R adalah 14.12. Tempatkan HVCB dari AC element lalu hubungkan dengan T1. Library HVCB yang dipakai adalah Westinghouse 75-DH-250 dengan continuous ampere 1200. Tempatkan Bus dari AC element lalu hubungkan dengan CB2. Tempatkan Cable dari AC element lalu hubungkan dengan CB3. Tempatkan HVCB dari AC element, lalu hubungkan dengan Bus2. Library HVCB yang dipakai adalah Westinghouse 75-DH-250 dengan continuous ampere 1200. Tempatkan Cable dari AC element lalu hubungkan dengan CB3. Dengan mengakses library, pilih jenis konduktor CU, isolasi rubber. #C adalah 3/C dengan ukuran (size) 6 dan panjang kabel adalah 100m. Tempatkan Single Throw Switch dari AC element lalu hubungkan dengan Cable1. Inputkan kapasitas tegangan adalah 13.8kV dan continuous ampere adalah 1200. Tempatkan lagi Bus dan HVCB seperti gambar di atas. Library HVCB yang dipakai adalah Westinghouse 75-DH-250 dengan continuous ampere 1200. Tempatkan Induction Machine dari AC element lalu hubungkan dengan CB4. Isikan data pada tab Nameplate sebagai berikut: Kapasistas motor 206 HP, 6.6kV. Tempatkan Single Throw Switch dari AC element lalu hubungkan dengan Bus 3. Inputkan kapasitas tegangan adalah 13.8kV dan continuous ampere adalah 1200. Tempatkan lagi HVCB dan hubungkan dengan Single Throw Switch SW2. Library HVCB yang dipakai adalah Westinghouse 75-DH-250 dengan continuous ampere 1200. Tempatkan 2-Winding Transformer dari AC element lalu hubungkan dengan CB5. Double click pada 2-Winding Transformer, lalu isikan data pada tab Info dan Rating. Tegangan pada sisi primer adalah 6.6kV sedangkan pada sisi sekunder adalah 0.4V. Kapasitas daya pada trafo adalah 0.5 MVA. Inputkan %Z adalah 4.8 dan rasio X/R adalah 4.7. Tempatkan LVCB dari AC element lalu hubungkan dengan T2. Double click pada LVCB, lalu isikan data karakterstik LVCB tersebut. Library yang dipakai adalah ABB DSM, 0.48 kV, continuous ampere 150. Tempatkan lagi Bus dan LVCB. Library LVCB yang dipakai adalah ABB DSM, 0.48 kV, continuous ampere 150. Tempatkan Induction Machine dari AC element lalu hubungkan dengan CB7. Double click pada Induction Machine, lalu isikan data pada tab Nameplate seperti di atas. Kapasistas motor adalah 175 HP dan Pilih Typical Nameplate NEC. Tempatkan lagi LVCB pada bus 4. Library LVCB yang dipakai adalah ABB DSM, 0.48 kV, continuous ampere 150. Double click pada Static Load, lalu isikan data pada tab Info dan loading sebagai berikut: Tegangan pada static load 0.4kV, daya pada Static Load adalah 0.18MVA dan PF 0.93. Save



57



BAB III ANALISA ALIRAN DAYA



3.1 Simulasi Aliran Daya Modul Load Flow Analisis pada ETAP berfungsi untuk menghitung tegangan bus, faktor daya pada cabang-cabang dan daya yang mengalir di seluruh sistem tenaga elektrik. ETAP memberikan fasilitas untuk menentukan kondisi power plant yang berfungsi sebagai swing atau voltage regulated dan unregulated dengan beberapa hubungan power grid dan generator. ETAP memungkinkan melakukan perhitungan analisa aliran daya baik pada sistem radial maupun sistem loop dengan beberapa metode perhitungan untuk mendapatkan hasil perhitungan yang paling baik. 3.2 Load Flow Toolbar Bagian ‘Load Flow Toolbar’ menjelaskan bagaimana kita dapat menjalakan perhitungan aliran daya, membuka dan melihat report keluaran atau memilih tampilan. Tampilan toolbar pada studi aliran daya akan muncul pada layar jika mode Load Flow Study dipilih.



58



3.2 Load Flow Study Case Editor Bagian ‘Load Flow Study Case Editor’ menjelaskan bagaimana membuat studi kasus yang baru, parameter yang dibutuhkan untuk menentukan sebuah studi kasus dan bagaimana untuk menentapkan parameter-parameter perhitungan yang diperlukan. Tampilan Load Flow Study Case Editor ditunjukkan pada gambar berikut ini:



Load Flow Study Case Editor merupakan menu ETAP yang terdiri atas solusi kontrol variable, kondisi pembebanan dan berbagai variasi untuk report keluaran studi aliran daya. ETAP memungkinkan kita untuk membuat dan menyimpan berbagai kondisi studi kasus melalui menu ini. Terdapat dua cara untuk membuat suatu studi kasus yang baru. Kita dapat memilih pada menui New Study Case pada toolbar Study Case sebagaimana ditunjukkan pada gambar di atas. Jika kita menggunakan cara ini maka ETAP akan membuka menu Duplicate Study Case dialog box sehingga kita dapat menentukan nama studi kasus yang saat ini kita gunakan dan membuat studi kasus lain dengan nama yang baru.



Kita juga dapat membuat studi kasus yang baru dari menu Project View, dengan menekan tombol klik kanan pada mouse pada Folder Load Flow Study Case dan memilih menu Creating New.



59



3.2.1 Info Page- Load Flow Study Case Editor



STUDY CASE ID Nama studi case terdapat pada isian ini yang dapat diubah-ubah dengan panjang maksimal karakter panamaan adalah 12 karakter. METHOD Terdapat bebarapa metode yang digunakan pada analisa aliran daya yaitu Newton Raphson, Fast Decouple atau Accelerated Gauss Seidel MAX. ITERATION Inputkan jumlah iterasi maksimum pada bagian menu ini. Nilai iterasi maksimum untuk metode gasuss Seidel adalah 2000 dan 5 untuk metode Newton-Raphson dan Fast-Decoupled PRECISION Menunjukkan ketelitian tiap iterarsi dalam satuan pu. Pada metode Gauss Seidel ketelitain tegangan 0.0000001 pu volt dan 0.001 daya untuk Newton Raphson dan Fast Decoupled. ACCEL. FACTOR Menunjukkan faktor percepatan yang digunakan pada metode Accelerated Gauss Seidel dengan nilai yang berkisar antara 1.2 s/d 1.7. APPLY XFMR PHASE-SHIFT Mempertimbangkan pergeseran fasa transformator pada perhitungan aliran daya. CALC. PANEL/UPS SYSTEM Mengikutsertakan panel dan /atau sistem UPS dalam perhitungan aliran daya sebagai bagian dari keseluruhan studi aliran daya. Sebuah panel/ sistem UPS didefinisikan sebagai suatu susb sistem radial yang disuplai dari panel teratas, UPS atau pahse adaptor yang terhubung pada bus 3 fasa.



60



UPDATE Pada kelompok menu ini kita dapat memilih untuk mengupdate kondisi awal dari bus dan/atau seting tap transformator untuk menghitung LTC. INITIAL BUS VOLTAGE Mengupdate nilai dari magnitude tegangan bus dengan hasil perhitungan aliran daya. INVERTER OPERATING LOAD Pada studi aliran daya sistem AC, inverter dimodelkan sebagai sumber tegangan konstan. Beban yang disuplai oleh inverter ini akan diupdated sehingga dapat digunakan kemudian sebagai DC load pada studi aliran daya DC. OPERATING LOAD & V Hanya bisa digunakan apabila pada ETAP dilengkapi dengan online feature. Hasil perhitungan akan diupdated pada sumber, beban dan bus sehingga dapat digunakan sebagai input pada studi selanjutnya. TRANSFORMER LTCs Pilih opsi ini untuk mengupdate seting tap transformator. Hal ini diperlukan jika kita ingin mengikutsertakan impedansi pada LTC untuk perhitungan hubung singkat. CABLE LOAD AMP Untuk data arus beban pada kabel dari hasil running studi aliran daya sebelumnya. REPORT Menghitung tegangan bus pada sistem yang nantinya akan dikeluarkan pada report keluaran dalam bentuk kV atau persen. Selain itu juga menghitung losses pada equipment cable dan pilihan untuk menyertakan atau tidak faktor load diversity. INITIAL VOLTAGE CONDITION Kondisi awal untuk semua tegangan bus dan sudut tegangan dapat ditentukan pada bagian ini untuk keperluan studi aliran daya. 3.2.2 Loading Page Page- Load Flow Study Case Editor



LOADING CATEGORY Memilih satu dari sepuluh kategori pembebanan untuk studi aliran daya. GENERATION CATEGORY Memilih satu dari sepuluh kategori pembangkitan pada generator untuk studi aliran daya. 61



LOAD DIVERSITY FACTOR Menentukan faktor diversity beban untuk diaplikasikan pada kategori pembebanan pada beban yang terhubung pada sistem. GLOBAL DIVERSITY FACTOR Inputkan faktor diversity untuk semua konstanta kVA, Z, Generic/ Beban terpusat dan Konstanta I pada beban. Jika menu ini dipilih maka ETAP akan mengalikan seluruh motor, beban statis, beban arus konstan dan beban generic dari kategori pembebanan yang telah dipilih dengan nilai yang diinputkan untuk faktor diversity. 3.2.2 Adjustment Page Untuk melakukan pengaturan nilai toleransi terhadap panjang, resistensi peraltan dan impedansi.



3.2.2 Alert Page Digunakan untuk menentukan seting alert/ peringatan untuk menunjukkan kondisikondisi sistem yang abnormal seperti kondisi overload pada peralatan pengaman, bus, transformator, kabel, saluran, panel, DC link, reactor, generator dan power grid.



62



CRITICAL AND MARGINAL ALERTS Kondisi alert dapat terjadi pada:  LOADING Merupakan nilai dalam persen yang menunjukkan terjadinya peringatan/ alert pada kondisi pembebanan yang ditentukan dari hasil perhitungan aliran daya. BUS VOLTAGE Peringatan/ alert akan muncul jika kondisi magnitude tegangan pada bus (dalam % atau kV) melebihi batas-batas nominal yang telah ditentukan. Alert yang terjadi dalam bentuk overvoltage atau undervoltage. GENERATOR/ POWER GRID EXITATION Memonitor kondisi batas rating VAR generator/ power grid:  Over excitation: terjdi jika batas atas daya raktif (Qmax) generator terlampaui setelah dilakukan analisa aliran daya.  Under excitation: terjdi jika batas bawah daya raktif (Qmin) generator terlampaui setelah dilakukan analisa aliran daya.  Under Power: jika daya aktif keluaran generator kurang dari batas bawahnya (Pmin) atau jika generator tersebut merupakan generator swing maka generator tersebut menyerap daya aktif dari sistem/ daya aktif bernilai negative (Pout