Pemahaman Kak Dan Pendekatan Metodologi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

4. TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA DAN PERSONEL/FASILITAS PENDUKUNG DARI PPK A.



TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA Sesuai dengan latar belakang yang disampaikan dalam Kerangka Acuan Kerja, pada pelaksanaan Pembangunan SD Kalangan diperlukan Konsultan Pengawas sebagai upaya untuk mengawasi pelaksanaan danberfungsi sebagai control sehingga pelaksanaan pekerjaan oleh Penyedia Jasa Konstruksi dapat sesuai dengan yang diharapkan oleh Perencana maupun Pemilik. Maksud dan tujuan tang disampaiakn oleh pemberi kerja yang dituangkan dalam Kerangka Acuan Kerja sangat mudah dipahami dan tentunya memberikan arahan yang jelas kepada konsultan pengawas sehingga dapat dijadikan sebagai petunjuk dan pedoman bagi Konsultan Pengawasdalam melaksanakan tugas profesionalnya. Adapun tujuannya agar Konsultan Pengawas dapat bekerja menjalankan tugas pokok dan fungsinya sebagai pengawas sehingga Rehabilitasi Bangunan yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi dapat sesuai dengan perencanaan dan tepat mutu, tepat biaya, tepat waktu. Dalam melaksanakan pekerjaan ini konsultan sudah memahami dengan jelas bahwa sasaran dari kegiatan ini adalah membantu DPUPR Kota Surakarta untuk melaksanakan kegiatan pengawasan teknis terhadadap kegiatan rehabilitasi di lapangan yang dilaksanakan oleh Kontraktor, baik dari segi jumlah maupun kualifikasinya. Konsultan diharapkan dapat memberikan kepastian dan jaminan kepada Pengguna Barang/Jasa bahwa pengendalian pengawasan terhadap pekerjaan fisik yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi (Kontraktor) sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan teknisyang tercantum dalam dokumen kontrak.



B.



TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP PERSONEL/FASILITAS PENDUKUNG DARI PPK. Menanggapi perihal penyediaan peralatan/material/personel/fasilitas pendukung oleh PPK konsultan merasa informasi yang disampaikan dalam Kerangka Acuan Kerja sudah cukup informatif. Demikian tanggapan dan saran yang dapat kami sampaiakn sebagai bentuk pemahaman kami terhadap kewenanagan, ruang lingkup pekerjaan dan batas waktu pekerjaan yang menjadi tanggung jawab kami sebagai penyedia jasa.



5.



URAIAN PENDEKATAN,METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA



A.



PendekatanTeknis dan Metodologi. Dalam bab ini dijelaskan Tugas konsultan pengawasan teknis secara garis besar akan meliputi : • Pengendalian teknis, mutu, volume, waktu, biaya • Pengendalian atas proses koordinasi terkait • Pengendalian administrasi proyek • Evaluasi rencana proyek • Pelaporan Layanan konsultan pengawas dimulai dari Pre construction stage – Mobilisation stage – Construction stage – Provisional hand over.Block diagram layanan pengawasan teknis tersebut disajikan seperti pada Gambar 6.1. Mulai



Persiapan



Koordinasi



Survei Pendahuluan



Mobilisas i



Pengawasan Pelaksana Kontruksi



Teknis Pelaksana Lapangan Kontrol Kualitas



Kontrol Kuantitas No



Chek



Kontrol Jadwal Pelaksanaan Yes



Kontrol Administrasi Lapangan



Diskusi Yes



Laporan Akhir



Foto Dokumentasi



Dokumentasi Teknis



Gambar 6.1. Bagan Alir Rencana Pekerjaan Pengawasan



Konsultan menyajikan tentang pemahaman proyek untuk pekerjaan supervisi tersebut yang secara garis besar diuraikan dalam sub sub-bab berikut ini A.1.



Monitoring dan manajemen teknik 1.



Fungsi dan proses pengendalian Pengendalian/monitoring adalah usaha yang sistema sistematis tis untuk menentukan standar yang sesuai dengan sasaran, merancang sistem informasi, membandingkan pelaksanaan dengan standard, menganalisis kemungkinan adanya penyimpangan antara pelaksanaan dan standard, kemudian mengambil tindakan pembetulan yang diperl diperlukan ukan agar sumber daya digunakan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran. Langkah-langkah langkah proses monitoring proyek dapat diuraikan sebagai berikut : •



Menentukan sasaran







Definisi lingkup kerja







Menentukan standard dan kriteria sebagai pa patokan tokan dalam rangka mencapai sasaran sa







Merancang/menyusun sistem informasi, pemantauan, dan pelaporan hasil pelak pelaksanaan pekerjaan







Mengkaji, investigasi dan menganalisis hasil pekerjaan terhadap standard, krite kriteria, dan sasaran yang telah ditentukan







Mengadakan ngadakan tindakan pembetulan



Gambar 4.2. menunjukkan urutan langkah proses pengendalian proyek. 2.



Teknik dan metode pengendalian Suatu sistem pemantauan dan pengendalian disamping memerlukan perencanaan yang realistis sebagai tolok ukur pencapai pencapaian an sasaran, juga harus dilengkapi dengan teknik dan metode yang dapat segera mengungkapkan tanda tanda-tanda tanda terjadinya penyimpangan (bila terjadi). Agar suatu sistem pengendalian/monitoring dapat bekerja dengan efektif, diperlukan unsur unsur-unsur berikut : •



Tolok ukur yang realistis







Perangkat yang dapat memproses dengan cepat dan tepat







Perkiraan yang akurat







Rencana tindakan (action plan)



Salah satu bagian pengelolaan mutu proyek yang penting adalah menyusun serta menerapkan program penjaminan mutu (Quality A Assurance). ssurance). Tujuan utama kegiatan penjaminan mutu adalah mengadakan



tindakan-tindakan yang dibutuhkan untuk memberikan kepercayaan kepada semua pihak yang berkepentingan bahwa tindakan yang diperlukan untuk mencapai tingkatan mutu produk telah dilaksanakan dengan berhasil. ini semua dapat ditunjukkan dengan catatan dan dokumen yang berkaitan dengan quality assurance/quality control. Audit pada aspek mutu perlu dilakukan untuk mengetahui sejauh mana program QA-QC (Quality Assurance - Quality Control) telah dilaksanakan. Hal-hal yang diaudit meliputi bagian berikut ini.



3.







Program menyeluruh untuk mencapai sasaran mutu







Kriteria fit for use dan aman







Mengikuti peraturan dan prosedur







Memenuhi spesifikasi dan kriteria







Identifikasi dan koreksi kekurangan yang menyebabkan obyek tidak memenuhi mutu







Dokumen yang mencatat hasil implementasi program QA/QC



Pengendalian Rentang Pre-audit, Monitoring dan Post-audit Pengendalian meliputi rentang “Pre-audit”, “Monitoring”, dan “Post-audit”. a. Rentang kendali pre-audit Kegiatan konsultan dalam rangka pengendalian teknis dalam rentang “pre-audit” adalah seluruh kegiatan konsultan sebelum melakukan pengawasan, yang terdiri dari : • Pengumpulan dan analisa terhadap data • Pengecekan hasil perencanaan dengan membandingkan terhadap kondisi lapangan • Pemeriksaan terhadap kesiapan kontraktor, yang meliputi material, peralatan, tenaga dan jadwal pelaksanaan. Kegiatan pengumpulan dan analisa data, informasi dan hasil perencanaan akan menghasilkan catatan mengenai seluruh pekerjaan antara lain : • Jenis pekerjaan • Kuantitas pekerjaan • Kualitas yang dipersyaratkan • Schedule pelaksanaan • Schedule pembayaran. Pengecekan hasil perencanaan dilakukan dengan cara membawa hasil perencanaan ke lokasi untuk menentukan apakah hasil perencanaan tersebut telah sesuai dengan kondisi yang ada. Apabila ternyata dari hasil pengecekan hasil design tidak sesuai dengan kondisi lapangan, konsultan team supervisi akan membuat alternatif lain yang sesuai untuk diajukan kepada pemberi tugas. Material dan peralatan yang didatangkan kontraktor akan diperiksa terlebih dahulu oleh konsultan sehingga benar-benar memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan. Jadwal waktu yang dibuat oleh kontraktor akan diteliti lebih dahulu apakah sudah memadai terhadap volume pekerjaan yang akan dilaksanakan dengan perkiraan tenaga kerja/tukang yang akan mengerjakannya. Apabila menurut analisa tidak seimbang antara volume dengan tenaga kerja dan peralatan terhadap waktu yang tersedia maka konsultan akan menyarankan kepada kontraktor untuk menyiapkan tenaga kerja dan peralatan yang secukupnya agar bisa selesai tepat pada waktunya. Penyimpangan biaya keseluruhan biasanya disebabkan oleh adanya pekerjaan tambahan sebagai akibat dari perubahan design dan pertambahan volume pekerjaan.



Agar tidak terjadi perubahan biaya terlalu besar, konsultan akan menggantikan nilai pekerjaan tambah itu dengan pengurangan pekerjaan lainnya sehingga terjadi kompensasi dan tidak memerlukan biaya tambah sepanjang hal tersebut memungkinkan dan mendapat persetujuan dari Pemimpin Proyek. 4.



Rentang kendali monitoring Kegiatan pengendalian teknis rentang “monitoring” adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama masa pelaksanaan pekerjaan. Meskipun konsultan pengawas telah melakukan “pre-audit” namun setiap langkah pelaksanaan pekerjaan akan terus memonitor agar kalau terjadi penyimpangan segera diketahui dan dapat diluruskan kembali sesuai petunjuk yang benar. Selama periode ini konsultan akan selalu melakukan evaluasi terhadap progres dan kwalitas pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor. Dalam melakukan monitoring, kerjasama antara anggota tim akan kita jaga sebaik-baiknya sehingga informasi dan pelaporan bisa berjalan dengan cepat, sehingga kerugian yang menyangkut aspek mutu, volume, waktu dan biaya keseluruhan hasil pekerjaan dapat dihindari atau ditekan sekecil-kecilnya, selain mengawasi pekerjaan fisik konsultan pengawas juga memonitor aspek lingkungan sekitar proyek, agar jangan sampai pelaksana lapangan berikut tukang-tukangnya mengganggu, mematikan serta merusak flora dan fauna yang ada. Faktor keselamatan kerja juga akan dimonitor secara rutin dengan memperhatikan peraturan-peraturan yang berlaku.



5.



Rentang kendali post-audit Setiap kemajuan penyelesaian pekerjaan akan merupakan prestasi kerja bagi kontraktor. Kemajuan fisik ini akan dipakai untuk pengajuan pembayaran senilai hasil kerjanya. Namun kontraktor tidak akan bisa menyajikan permintaan pembayaran sebelum mendapat rekomendasi dari konsultan pengawasbahwa hasil pekerjaannya sudah memenuhi persyaratan teknis atau tidak.



6.



Penggunaan komputer Dalam rangka dan dengan mempertimbangkan, team pengendalian teknik, bisa meningkatkan produktifitasnya, memperbaiki kualitas sistem pelaporan, menghemat waktu dalam menyelesaikan pekerjaan, menyederhanakan beberapa operasi, melakukan pengolahan berulang-ulang secara otomatis, penghematan biaya, hal ini sangat perlu dalam monitoring dan manajemen teknik menggunakan bantuan komputer baik perangkat kerasnya maupun perangkat lunaknya. Dengan bantuan program komputer ini Tim Konsultan akan bekerja melaksanakan tugas pengawasan teknis proyek. Konsultan memandang perlu, untuk reporting dalam monitoring kegiatan/proyek-proyek itu bantuan komputer sangat diperlukan.



A.2.



Pengendalian teknis Bertindak untuk dan atas nama pemberi tugas konsultan supervisi mengendalikan pelaksanaan fisik pembangunan yang dilakukan oleh Kontraktor. Lingkup pengendalian antara lain meliputi : •



Aspek mutu hasil pekerjaan







Aspek volume pekerjaan







Aspek waktu penyelesaian pekerjaan







Aspek biaya keseluruhan pekerjaan



Segala sesuatunya harus merujuk kepada ketentuan dan syarat-syarat yang tercantum dalam kontrak pemborongan. A.3.



Pengendalian atas koordinasi terkait Konsultan pengawas dalam rangka melaksanakan tugas pengendalian teknis tersebut diatas berkewajiban mengendalikan proses koordinasi yang perlu dilakukan oleh pihak lain yang terkait dengan proyek tersebut.



A.4.



Pengendalian administrasi proyek Dalam hal ini konsultan pengawas berkewajiban merancang, memberlakukan serta mengendalikan pelaksanaan keseluruhan sistem administrasi proyek yang diawasinya, yaitu mencakup antara lain surat, memorandum, risalah, laporan, contoh barang, foto, berita acara, gambar, sketsa, brosur, kontrak & addendum dan lain-lain yang dianggap perlu. Langkah-langkah dan tindakan yang akan dilakukan konsultan pengawas untuk maksud di atas adalah : • Mempelajari, menanggapi, memecahkan dan menyelesaikan sampai tuntas maksud dari surat masuk maupun keluar. • Memperhatikan memorandum dan risalah untuk pedoman dalam pelaksanaan tugas konsultan. • Mempesiapkan dan mengecek contoh barang agar memenuhi persyaratan yang ditetapkan baik kualitas dan kuantitas. • Membuat foto-foto dokumentasi pada setiap paket pekerjaan. • Mempelajari dan mengecek gambar-gambar/sketsa pelaksanaan agar sebelum maupun sesudah pekerjaan selesai tidak terjadi penyimpangan. • Membantu/menyiapkan addendum serta lain-lain yang dianggap perlu.



A.5.



Evaluasi Rencana Konsultan pengawas melakukan evaluasi atas rencana proyek yang akan dilaksanakan serta menyarankan perubahan/ penyempurnaan/ penyesuaian rencana yang perlu dilakukan (bila ada) guna menjamin tercapainya maksud dan tujuan proyek dengan sebaik-baiknya.



A.6.



Verifikasi hasil pekerjaan kontraktor Konsultan pengawas berwenang dan pada saatnya berkewajiban menyatakan bahwa hasil pekerjaan kontraktor telah memenuhi segala persyaratan untuk disetujui atau disyahkan oleh Pemberi Tugas.



A.7.



Kontrol sistimatik terhadap kegiatan lapangan Dalam konteks lebih luas, pekerjaan konsultan supervisi mengemban juga fungsi kontrol manajemen proyek konstruksi. Sebelum memeriksa hasil pekerjaan, perlu diperiksa dahulu persiapan kerjanya. Persiapan pekerjaan yang dilakukan setengah-setengah atau dengan cara perencanaan yang mendadak akan mengakibatkan hasil kerja yang tidak memuaskan. Untuk menanggulangi masalah ini, diperlukan suatu kontrol yang sistimatik. Pengawas lapangan perlu menerapkan sistim kontrol yang baik dilapangan. Kontrol yang sistimatik terhadap kegiatan dilapangan memiliki tiga tujuan yaitu : • Meninjau secara periodik hasil dan kemajuan pekerjaan pada beberapa bidang kegiatan pokok. Bilamana terdapat kekurangan yang terjadi, maka harus dikembangkan sasaran jangka pendek dan program kerja untuk mengatasinya. • Memastikan bahwa pekerjaan pengawasan berjalan secara benar sehingga peringatan secara dini dapat diberikan apabila terjadi sesuatu kesalahan. • Mengamankan bahwa biaya yang sudah dianggarkan oleh proyek tidak dilampaui bila tidak terjadi perubahan kontrak.



Bidang-bidang sasaran kegiatan pokok yang perlu dikontrol pada waktu peninjauan dilapangan yaitu : • Pencapaian target kemajuan fisik. • Pencapaian target keuangan. • Pengadaan dan pembelian barang, bahan dan peralatan. • Pemakaian tenaga kerja dan peralatan untuk menjamin efektivitas dan efisiensi kerja lapangan. • Pemantapan kerja sama antar pekerja proyek dari seluruh bagian/divisi. • Hubungan dengan pihak pemilik. Tiap bidang tersebut diatas ditinjau apakah situasinya mantap, kurang memadai atau menunjukkan tendensi yang tidak menggembirakan. Dengan mengetahui keadaan dan situasi masalah dengan benar, maka langkahlangkah yang diambil untuk mengatasinya akan lebih cepat dan efektif. A.8.



Kunjungan lapangan / site visit Frekwensi kunjungan ke lapangan tergantung dari pentingnya keadaan lapangan, sifatnya dapat secara harian, mingguan. Frekwensi kunjungan juga dapat bergantung pada tahapan dari Pemimpin Proyek yang mengelolanya beserta para teamnya



A.9.



Pengontrolan proyek Merencana dan membangun adalah suatu aktivitas yang dinamis, dan yang dipengaruhi oleh bermacammacam faktor. Karena itu network / s-curve chart yang telah disetujui sebagai pegangan untuk pelaksanaan harus secara periodik dicheck kembali : • Apakah waktu yang direncanakan telah ditepati. • Akan ditepati dalam jangka panjang atau segera. • Nantinya akan ditepati (jangka panjang). Bila perlu dapat diadakan perubahan baru untuk mengendalikan jalannya proyek seperti yang dikehendaki. Jarak waktu kontrol Jarak waktu kontrol dapat dibedakan menjadi 2 macam rentang waktu yaitu : • 1 - 2 minggu untuk aktivitas-aktivitas yang kritis atau yang mendekati kritis. • 2 - 4 minggu untuk aktivitas-aktivitas yang tidak kritis. Cara mengontrol Dibedakan 3 cara mengontrol, sebagai berikut : a. Untuk sebuah aktivitas yang akan dimulai b. Untuk menguji pekerjaan yang seharusnya sudah dimulai c. Uji pekerjaan yang seharusnya sudah selesai



A.10.



Sistim informasi manajemen proyek Sistim informasi manajemen proyek pada hakekatnya adalah suatu sistim untuk mendukung pihak Pimpinan Proyek dalam memantau dan mengendalikan proyek. Tujuan sistim ini untuk digunakan pihak Pemilik dalam mendapatkan informasi proyek secara berkala, cepat dan akurat. Sistim ini dibuat dan dikembangkan berdasarkan studi dan evaluasi situasi dan kondisi yang dihadapi dilapangan serta mengintegrasikan keinginankeinginan dari pihak Pemimpin Proyek yang mewakili pihak Pemilik Proyek tentang apa-apa yang mau dimonitor dan dikendalikan. Di project-site setiap saat hasil pekerjaan fisik berkembang bertambah banyak dan supaya perkembangannya terjadi menurut rencana, dimana rencana tersebut dijabarkan dalam besaran uang dan besaran waktu.



Khusus untuk mengontrol mutu pekerjaan, peranan sistim informasi manajemen proyek hanya sebagai penerus informasi saja. Pengontrolan mutu pekerjaan dilakukan oleh petugas khusus dan harus dilaksanakan dilapangan, tidak dapat dilaksanakan di kantor. Tolok ukur pengukuran mutu pekerjaan adalah dokumen tender (Spesifikasi Pekerjaan). Perkembangan pekerjaan yang terjadi selalu diikuti oleh perkembangan datanya atau dimonitor dimana perkembangan suatu proyek selalu diikuti oleh perkembangan data proyeknya. Volume data kian hari kian membengkak sesuai dengan perkembangan pekerjaan secara fisik. Data proyek sesungguhnya belum dapat memberikan informasi kepada Pemberi Tugas, kerena masih belum diolah, jadi masih mentah. Data proyek yang telah dikumpulkan secara periodik kemudian diolah/diproses untuk dijadikan informasi proyek (laporan proyek). Artinya dari laporan proyek dapat diketahui pekembangan pekerjaan yang nyata terjadi (prestasi aktual). Dari laporan proyek ini Pemimpin Proyek baru dapat mengevaluasi tentang perkembangan proyeknya, pertumbuhan dari tiap-tiap pekerjaan dilapangan dengan diperbandingkan terhadap rencana. Pemimpin proyek mengendalikan proyeknya dengan keputusan-keputusan yang dibuat dan diimplementasikan ke project site. Hasil dari implementasinya menciptakan data proyek baru dan dengan demikian siklus project management control system berulang kembali. Siklus ini baru berhenti apabila proyek telah selesai. A.11.



Fungsi konsultan supervisi Fungsi konsultan supervisi pada dasarnya dibagi dalam 2 fungsi, yaitu : Fungsi Administratif dan Fungsi Pengawasan. 1.



Fungsi administratif Fungsi administratif terdiri dari : a. Membantu Pemimpin Proyek / Pemimpin Bagian Proyek fisik dalam memahami dan melaksanakan ketentuan-ketentuan hukum yang tercantum dalam dokumen kontrak, terutama sehubungan dengan penentuan kewajiban dan tugas kontraktor. b. Mengadakan komunikasi dan surat-menyurat, membuat memorandum atas pekerjaan konstruksi. c. Membuat dokumentasi hasil-hasil test pelaksanaan pekerjaan berupa, foto-foto yang dibuat sebelum proyek berlangsung (mulai), sedang berjalan dan proyek selesai, serta kejadian dilapangan lainnya. d. Menyiapkan rekomendasi sehubungan dengan “Contract Change Order” dan “Addendum” sehingga perubahan-perubahan



kontrak



yang



diperlukan



dapat



dibuat



secara



optimal



dengan



mempertimbangkan semua aspek yang ada. e. Menyiapkan dan menyampaikan laporan pekerjaan secara berkala. 2.



Fungsi pengawas (supervisor) Fungsi pengawas (supervisi) meliputi : a. Membantu Pemimpin Proyek / Pemimpin Bagian Proyek Phisik dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam mengendalikan pelaksanaan pekerjaan agar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai dengan desain, persyaratan dan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam dokumen kontrak serta jadwal waktu yang telah ditetapkan. b. Melaksanakan pengumpulan data lapangan yang diperlukan secara terperinci untuk mendukung review design (bila ada), membantu Pemimpin Proyek Pemimpin Bagian Proyek Phisik sehingga perubahan desain tersebut dapat dilaksanakan.



c. Melaksanakan pengecekan secara cermat semua pengukuran dan perhitungan volume pekerjaan yang akan dipakai sebagai dasar pembayaran, sehingga semua pengukuran pekerjaan perhitungan volume dan pembayaran didasarkan kepada ketentuan yang tercantum dalam dokumen kontrak. d. Meninjau pengadaan personil dan peralatan kontraktor sesuai dengan kebutuhan yang dipersyaratkan. e. Memantau dan mengecheck pengendalian mutu dan volume pekerjaan untuk sertifikasi “Monthly Certificate (MC)”. f. Melakukan pengecheckan dan persetujuan gambar terlaksana (as built drawing). g. Membantu Pemimpin Proyek / Pemimpin Bagian Proyek Phisik dalam menyiapkan pelaksanaan “Provisional Hand Over (PHO)” dan beberapa kondisi kontrak juga “Final Hand Over (FHO)”. A.12.



Tanggung-jawab konsultan pengawas Konsultan pengawas bertanggung jawab penuh kepada Pemimpin Proyek bahwa hasil pelaksanaan pembangunan proyek yang dilaksanakan oleh kontraktor adalah benar-benar sesuai ketentuan dalam kontrak pemborongan. Konsultan akan membantu memberikan jaminan segala ijin kerja, persetujuan dari setiap jenis/langkah pelaksanaan dan persyaratan konstruksi yang telah dikeluarkan. Untuk memperjelas uraian tersebut diatas, berikut ini dilengkapi Bagan Alir Aktivitas Pengawasan Pekerjaan dari pekerjaan dimulai sampai pekerjaan selesai 1.



Pengendalian mutu



Selama periode konstruksi, konsultan akan senantiasa memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi yang diperlukan kepada kontraktor guna menjamin bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain sebagai berikut dibawah ini namun tidak terbatas pada : •



Penyimpanan bahan/material







Cara pengangkutan material/campuran ke lokasi kerja.







Pengujian material yang akan digunakan.







Tes lapangan







Administrasi dan formulir-formulir



Pengendalian kualitas tersebut diatas seperti diuraikan berikut ini : a. Penyimpanan bahan/material Bahan-bahan harus disimpan dengan suatu cara yang sedemikian rupa untuk menjamin perlindungan kualitas. Bahan-bahan yang disimpan hams ditempatkan sedemikian rupa yang mudah dapat diperiksa oleh konsultan. Tempat penyimpanan harus bebas dari tumbuh-tumbuhan dan puing, harus mempunyai drainase yang lancar. Bahan-bahan yang diletakkan langsung diatas tanah tidak boleh digunakan dalam pekerjaan kecuali tempat kerja tersebut telah dipersiapkan dan diberi lapisan atas dengan suatu lapisan pasir atau kerikil setebal 10 cm. Bahan-bahan (crushed stone, dlsb.) harus disimpan dengan cara yang sedemikian rupa untuk mencegah segregasi dan untuk menjamin gradasi yang sesuai serta mengontrol kadar air. Tinggi maksimum tumpukan 5 m.



Penumpukan berbagai ragam agregat untuk hotmix, beton, harus dipisahkan dengan papan pembatas guna mencegah pencampuran bahan-bahan. Tumpukan agregat harus dilindungi dari hujan untuk mencegah kejenuhan agregat yang akan mengakibatkan penurunan kualitas. b. Cara pengangkutan material/campuran Konsultan dapat mengenakan pembatasan bobot pengangkutan untuk perlindungan terhadap setiap jalan atau struktur yang ada disekitar proyek. Pengangkutan hotmix perlu ditutup dengan Kahan tebal guna mempertahankan suhu campuran. Bilamana terjadi gangguan diantara operasi berbagai pekerjaan, konsultan akan mempunyai wewenang untuk memerintahkan kontraktor dan untuk menentukan urutan pekerjaan yang diperlukan guna mempercepat penyelesaian seluruh proyek. c. Pengujian material yang akan digunakan Semua material dari setiap bagian pekerjaan akan di inspeksikan oleh konsultan. Staf anggota team konsultan setiap saat akan membuat rencana untuk menginspeksi material yang akan digunakan berdasarkan atas jadwal kerja kontraktor. Walaupun bahan-bahan yang disimpan telah disetujui sebelum penyimpanan, namun dapat diperiksa ulang dan ditest kembali oleh konsultan. Material yang akan digunakan harus ditest di laboratorium untuk mendapat persetujuan dari konsultan, jenis dan jumlah test seperti yang disebutkan dalam spesifikasi. d. Test lapangan Setelah pekerjaan selesai dilaksanakan, produk tersebut perlu diadakan pengujian/test lapangan seperti apa yang disebutkan dalam persyaratan pengujian. e. Formulir-formulir pengujian Formulir-formulir pengujian baik untuk testing di laboratorium dan lapangan, menggunakan form yang sudah baku dan disetujui oleh Pemberi Tugas. 2.



Pengendalian kuantitas (volume)



Pengawasan kuantitas (Quantity Control), akan mengecek bahan-bahan/campuran (atau setiap item pekerjaan) yang ditempatkan atau yang dilaksanakan oleh kontraktor. Konsultan akan memproses bahan-bahan/campuran berdasarkan atas : • Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran. • Metoda perhitungan • Lokasi kerja • Jenis pekerjaan • Tanggal diselesaikannya pekerjaan. Setelah produk pekerjaan memenuhi persyaratan baik kwalitas maupun elevasi dan persyaratan lainnya, maka pengukuran kwantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga kwantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan di-sertifikasi oleh konsultan dan mendapat persetujuan pemberi tugas. Beberapa pengukuran pekerjaan tersebut antara lain : 1. Pengukuran meter persegi (m2)



Pengukuran dilapangan dapat dilakukan dengan meteran, yaitu panjang dan lebar, setelah ketebalan memenuhi persyaratan tebal minimal atau toleransi yang dibenarkan dalam spesifikasi. 2. Pengukuran meter panjang (m') Pengukuran di lapangan dapat dilakukan dengan meteran, yaitu panjang, setelah penampang suatu konstruksi telah sesuai dengan gambar yaitu dimensinya. 3. Pengukuran meter kubik (m3) Pengukuran di lapangan dapat dilakukan dengan meteran untuk panjang dan lebar. Sedangkan untuk ketebalan dapat diukur dengan Core Drill atau alat ukur, sehingga panjang, lebar, dan tebal menghasilkan volume yang akurat. 4. Pengukuran berat (ton) Untuk pengukuran ton dapat dilakukan dengan dua cara : •



Pertama, yaitu penimbangan dengan timbangan atau Truck Scale (misal Hot Mix di AMP).







Kedua, dengan pengukuran meter kubik dikalikan berat jenis bahan tersebut (berat jenis dapat diketahui dari laboratorium atau referensi baku).



Formulir untuk perhitungan kuantitas tersebut dapat dilihat pada contoh Quantity Sheet seperti pada Lampiran 2. Form-form ini dibuat secara computerized, sehingga perhitungan-perhitungan volume pekerjaan dapat dilakukan dengan cepat. Bila diperlukan, form-form tersebut dapat disesuaikan dengan format proyek. 3.



Pengendalian waktu



Didalam proyek jalan, alat berat, tenaga kerja dan jumlah jam kerja per hari adalah sangat erat sekali hubungannya dengan waktu pelaksanaan penyelesaian pekerjaan. Dibawah ini adalah bagaimana pengendalian waktu perlu mendapat perhatian agar tidak terjadi perpanjangan waktu yang tidak perlu yang akan memboroskan waktu, tenaga dan biaya. 1. Schedule kontraktor Sebelum pekerjaan dimulai konsultan akan mengecek schedule pelaksanaan yang dibuat kontraktor. Apakah rencana kerja progres pekerjaan yang ditargetkan sudah layak dan realistis. Misalnya dalam musim hujan, target pekerjaan 1ebih kecil bi1a dibandingkan pada musim kemarau untuk pekerjaan pengaspalan misalnya, untuk kondisi kerja yang sama. Kemudian juga construction method, urutan kerja kontraktor apakah sudah sistematis, konsepsional dan benar. Selanjutnya berdasarkan schedule kontraktor yang sudah disetujui, konsultan pengawas akan mengendalikan waktu pelaksanaan tersebut. Dari time schedule tersebut bisa dijabarkan kedalam target harian, sehingga setiap hari apakah terget volume tersebut bisa tercapai atau tidak, bila target volume tersebut tidak tercapai maka selisih volume harus diprogramkan/dikejar untuk schedule hari berikutnya. Dengan time schedule yang dibuat dan disetujui itu bila dilaksanakan dengan sebagaimana mestinya dan dikendalikan dengan baik maka diharapkan proyek bisa diselesaikan "on schedule". 2. Alat berat (heavy equipment) Untuk mengerjakan pekerjaan jalan, diperlukan alat berat, bisa kombinasi/beberapa jenis dari jumlah alat. Pertama harus diketahui/dianalisis kapasitas alat, kalau alat tersebut adalah suatu kombinasi, maka kapasitas yang diperhitungkan adalah yang terkecil, misal untuk pengaspalan/overlay hotmix, maka alat yang digunakan adalah AMP, Asphalt Sprayer, Asphalt Finisher, Tandem Roller, Pneumatic Tire Roller dan sejumlah Dump Truck. Dari alat tersebut dianalisis produksi nyata per jam, kemudian produksi terkecil yang digunakan untuk evaluasi pengendalian waktu.



Untuk rencana sekian jam kerja per hari, apakah mampu alat tersebut menghasilkan produk hotmix seperti volume yang ditargetkan. Bila tidak tercapai maka perlu diambil tindakan-tindakan antara lain : •



Menambah jumlah alat, atau







Menambah jam kerja/overtime







Efisiensi dan manajemen pengoperasian alat berat.



Sedemikian hingga volume pekerjaan yang direncanakan bisa diselesaikan dalam waktu yang ditentukan. 3. Tenaga kerja Demikian juga untuk tenaga kerja, untuk suatu pekerjaan diperlukan cukup atau sejumlah tenaga kerja, sehingga pekerjaan akan bisa diselesaikan oleh tenaga kerja sesuai dengan jadwal/waktu yang ditentukan. Bila kondisi pekerjaan diperkirakan tidak bisa diselesaikan, maka tenaga kerja perlu ditambah atau kerja dua shift atau kerja lembur/overtime. Dengan tenaga kerja yang cukup dan jam kerja yang cukup/effektif maka diharapkan pelaksanaan pekerjaan bisa tepat waktu sesuai yang ditargetkan. 4. Jumlah jam kerja Untuk penyelesaian suatu pekerjaan, tergantung juga pada jam kerja per hari. Jumlah jam kerja yang sedikit akan menghasilkan produk yang lebih kecil daripada bila per hari jam kerjanya lebih banyak. Jam kerja perlu disesuaikan dengan kapasitas alat, tenaga kerja, sedemikian hingga volume pekerjaan yang ditargetkan bisa diselesaikan. Kalau suatu pekerjaan tidak bisa diselesaikan dalam satu hari siang, maka perlu untuk kerja malam/overtime. Untuk administrasi pengendalian waktu, agar pengendalian dapat dicapai secara optimal maka konsultan akan memahami secara sungguh-sungguh "Network Planning" yang umumnya telah dibuat oleh kontraktor dengan metode lintas kritis ("Critical Path Method/CPM"). Mengingat sangat pentingnya "Network Planning" ini dalam suatu pekerjaan pengawasan, maka konsultan akan menganalisa secara rutin "Network Planning" dari kontraktor dan akan membantu kontraktor dalam mereview dan menyusun kembali "Netwok Planning" tersebut bila memang diperlukan. Pengendalian schedule pelaksanaan lainnya dapat menggunakan "Barchart/S-curve" yang biasa dan juga dapat digunakan "Vector Diagram" yang baik/cocok untuk pekerjaan jalan karena dapat mengetahui/menunjukkan lokasi dan waktu. Schedule ini, pada arah "basis" menunjukkan lokasi atau STA, sedangkan arah "ordinat" menggambarkan waktu. 4.



Pengendalian biaya pelaksanaan proyek



Didalam kontrak pelaksanaan pekerjaan tercantum : •



Biaya proyek







Estimated Quantity/Volume Pekerjaan







Harga satuan pekerjaan



Guna pengendalian biaya pelaksanaan proyek, hal-hal pokok yang perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut: •



Pengukuran hasil pekerjaan, perlu dilakukan dengan akurat dan benar-benar sehingga kwantitas yang dibayar sesuai dengan gambar rencana atau yang terpasang. Dengan demikian volume dalam kontrak tidak dilampaui yang pada akhirnya biaya yang dikeluarkan sudah sesuai dengan yang dianggarkan.







Pekerjaan yang bisa dibayar adalah pekerjaan yang sudah diterima dari segi pengukuran/kwantitas dan kwalitas, sehingga biaya yang dikeluarkan adalah benar-benar untuk pekerjaan yang sudah memenuhi spesifikasi.







Pekerjaan yang bisa dibayar adalah pekerjaan yang tercantum dalam kontrak dan harga satuan pekerjaan yang sudah ada dalam kontrak pelaksanaan, sehingga biaya proyek dibayarkan sesuai dengan item pekerjaan yang ada dalam kontrak.



5.



Administrasi proyek dan formulir-formulir



Proyek perlu mengikuti/melaksanakan tertib administrasi, kelengkapan dan hal-hal administrasi yang diperlukan proyek antara lain dan tidak terbatas pada : •



Dokumen kontrak pemborongan







Gambar rencana







Struktur organisasi kontraktor







Surat-menyurat







Buku direksi







Time schedule







MCo (Mutual Check Awal)







Request & shop drawing







Quantity sheet







Quality control







Laporan harian







Laporan mingguan







Record cuaca







Photo dokumentasi







Change order







Addendum







Risalah rapat







As built drawing







Monthly certificate (MC)







Back-up quantity







Back-up quality control







Berita acara PHO (Provisional Hand Over)







Berita acara FHO (Final Hand Over)



TAHAP AWAL



1. Dokumen kontrak 2. Gambar Rencana 3. Struktur Organisasi 4. Buku Direksi



TAHAP PELAKSANAAN



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.



Time Schedule Mco Request & Shop Drawing Quantity Sheet Laporan Harian Laporan Mingguan Risalah Rapat BA.Opname Pekerjaan Record Cuaca Photo Dokumentasi Change Order Addendum Quality Control As Built Drawing



TAHAP PEMBAYARAN



PHO



1. Monthly Chart 2. Back up Quantity 3. Back up Quality Control



1. Berita Acara PHO 2. Administrasi Kantor 3. Mutu (Pengujian) 4. Mutu (Dimensi)



PHO



Berita Acara PHO



Gambar 4.4. menunjukkan diagram kelengkapan administrasi proyek. A.13.



Sertifikasi dan pembayaran MC Kontraktor harus menyerahkan suatu nilai estimasi dari pekerjaan yang dilaksanakan kepada konsultan supervisi pada setiap akhir bulan yang berjalan, yang selanjutnya disebut sebagai "sertifikat bulanan (MC)". Format sertifikat bulanan harus sesuai dengan standar atau diusulkan oleh Konsultan supervisi dan disetujui oleh Pemberi Tugas. Konsultan Pengawas akan memeriksa kemajuan pekerjaan yang diajukan pada sertifikat bulanan dan apabila telah dianggap sesuai dengan sebenarnya yang telah terjadi di lapangan, selanjutnya dapat disetujui untuk menanda-tangani bersama oleh wakil kontraktor, konsultan, dan Pemimpin Proyek. MC harus didukung/dilengkapi dengan back-up data yang terdiri dare Back-up Quantity Sheet dan Back-up Quality Control. Prosedur pembuatan/sertifikasi MC dapat dilihat pada diagram alir Gambar 4.2.18.



1.



Pemeriksaan pembayaran akhir Tim Pengawas Teknis akan memeriksa kembali seluruh pembayaran yang telah lalu. Pembayaran terdahulu yang sudah disetujui apabila terdapat kesalahan masih dapat dikoreksi pada pembayaran berikutnya/akhir.



2.



Prosedur perubahan (Contract Change Order) Perubahan terhadap pekerjaan dapat dimulai oleh Pemberi Tugas atau Kontraktor dan harus disetujui dengan suatu Perintah Perubahan yang ditandatangani oleh kedua belah pihak. Jika dasar pembayaran yang ditetapkan dalam suatu Perintah Perubahan tersebut menyajikan suatu perubahan dalam struktur Harga Satuan Jenis Pembayaran atau suatu perubahan yang diperkirakan dalam Jumlah Kontrak cukup besar, maka Perintah Perubahan harus dirundingkan dan dirumuskan dalam suatu Addendum.



3.



Sertifikat penyelesaian akhir Bila kontraktor menganggap pekerjaan akan selesai, termasuk semua kewajiban dalam perioda jaminan, maka kontraktor harus membuat permohonan untuk serah terima pertama, umumnya pada tingkat penyelesaian fisik mencapai 97 % (Provisional Hand Over / PHO).



Setelah penyelesaian dari setiap pekerjaan perbaikan yang diminta oleh Panitia Serah Terima, dan dilanjutkan dengan pemeriksaan akhir terhadap pekerjaan tersebut, maka konsultan membantu mempersiapkan Sertifikat Penyelesaian Akhir. 4.



Pernyataan perhitungan akhir Kontraktor hams membuat permohonan untuk pembayaran perhitungan akhir, bersama-sama dengan semua rincian pendukung sebagaimana diperlukan oleh engineer. Setelah peninjauan kembali oleh engineer dan jika diperlukan, amandemen oleh kontraktor, engineer akan mengeluarkan suatu pernyataan Perhitungan Akhir yang disetujui untuk pembayaran oleh Pemberi Tugas.



5.



Addendum penutup Berdasarkan pada rincian pemyataan Engineer mengenai Perhitungan Akhir. Setelah memperoleh tanda-tangan kontraktor, engineer akan menyampaikan addendum penutupan tersebut kepada Pemberi Pekerjaan untuk ditanda-tangani bersama-sama dengan Pernyataan Perhitungan Akhir yang disetujui.



6.



Dokumen catatan proyek Kontraktor harus memelihara suatu catatan yang cermat tentang semua perubahan dalam Dokumen Kontrak dan Dokumen Catatan Proyek selama pelaksanaan pekerjaan.



7.



Manajemen lalu-lintas dan keselamatan kerja Pekerjaan ini yang dengan volume lalu lintas yang cukup padat memerlukan pengaturan lalu lintas dan metoda pelaksanaan yang lebih khusus dan teliti, baik pada saat pelaksanaan pekerjaan survey maupun pelaksanaan pekerjaan konstruksinya agar arus lalu lintas yang ada tetap terjaga kelancarannya dan pemakai jalanpun merasa aman melewatinya sesuai dengan tujuan dari pembangunan jalan itu sendiri. Manfaat yang didapatkan pada pemeliharaan lalu-lintas yang baik selama pelaksanaan memberikan keselamatan dan kenyamanan lalu lintas yang lebih baik pula. Situasi semacam itu sangat membantu untuk menghilangkan persoalan-persoalan yang diakibatkan oleh kacaunya lalu lintas yang pada gilirannya akan menghambat pelaksanaan pembangunan proyek itu sendiri. Untuk itulah pada proyek pembangunan jalan tersebut diatas perlu dibuat sistim pengaturan lalu lintas yang baik dan memenuhi standard. Penyajian rencana pemeliharaan lalu lintas selama masa pelaksanaan pembangunan jalan dimaksudkan menyampaikan gambaran masalah yang ada dan yang diperkirakan terjadi pada masa pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan pembangunan, diperkirakan ada beberapa aktivitas antara lain : •



Pemasangan pagar untuk pengaman dan kerapian pekerjaan pada kedua sisi jalan.







Pekerjaan perkerasan jalan.







Pembongkaran beton.







Pekerjaan tanah, menggali dan mengangkut keluar lokasi.







Pekerjaan lainnya.



Semua kegiatan tersebut di atas jelas menjadi kendala bagi kelancaran dan keselamatan kerja bagi pemakai jalan maupun bagi pekerja proyek. Oleh sebab itu penanganan khusus sangat diperlukan agar tercapai hasil yang optimal dan sesedikit mungkin akibat yang ditimbulkannya. Untuk mengantisipasi pengurangan lebar jalur effective, bahu jalan dibagian luar yang sudah diperkeras bisa dipakai sebagai jalur lalu lintas khusus untuk kendaraan penumpang sedan dan jeep atau sejenisnya dan



alternatip lain dengan membuat jalur baru dengan memanfaatkan areal yang kosong disekitar lokasi pekerjaan tersebut. Demikian pula mengenai penanganan pembuangan tanah hasil galian haruslah dengan penanganan yang baik, misalnya dimana dump truck harus masuk dan keluar dari lokasi proyek. Tidak kalah pentingnya dari penanganan tersebut di atas adalah cara pemuatan dan transportasi pembuangan tanah hasil galian haruslah memperhatikan wawasan lingkungan. Tanah yang dimuat diatas dump truck harus diberi penutup agar tidak tercecer diatas permukaan jalan yang ada, sebab bila turun hujan akan menjadi licin dan menyebabkan kecelakaan lalu lintas yang pada gilirannya menghambat arus lalu lintas yang ada. Didalam pelaksanaan "Traffic Management" untuk proyek ini kriteria penanganan dibagi menjadi 2 bagian : •



Pelayanan umum







Keselamatan kerja.



1. Pelayanan umum Indikasi yang diperlukan dalam pelayanan umum adalah sebagai berikut : a. Efektifitas sistem informasi Sistim informasi bersifat pemberitahuan kepada calon pemakai jalan selama pelaksanaan yang tujuannya memberikan informasi bahwa akan ada proyek pembangunan. Sistim ini dapat diwujudkan dalam 2 media, yaitu: •



Melalui media cetak yang bersifat pengumuman







Pembagian "pamflet"



b. Mengurangi kemacetan Dalam mengatasi adanya kemacetan lalu-lintas, dapat dilakukan dengan perambuan sementara selama pelaksanaan pekerjaan dan dengan menyiagakan satuan penanggulangan gangguan. 2. Keselamatan kerja Indikasi diperlukan dalam keselamatan kerja meliputi hal-hal sebagai berikut : a. Disiplin kerja • Pengendalian pelaksanaan dilapangan secara ketat dan terus menerus dimonitor dengan perlengkapan komunikasi untuk dapat saling berhubungan setiap saat dengan cepat. • Pengendalian waktu dimaksudkan agar penyelesaian proyek sesuai jadwal yang telah ditetapkan. • Pengendalian waktu ini disesuaikan dengan tuntunan lapangan yang mencakup seluruh aspek terkait. b. Peniadaan kecelakaan fatal • Perambuan sesuai dengan standar perambuan. • Pemasangan pagar pengaman yang juga berfungsi sebagai penciptaan kerapian kerja sepanjang daerah proyek yang diperkirakan perlu (kiri dan kanan) dan diberi lampu-lampu agar mudah terlihat pada malam hari. Kecelakaan lalu lintas adalah aspek negatif dari meningkatnya mobilitas transportasi. Keseimbangan antara mentalitas pengemudi, kemajuan teknologi kendaraan dan penyediaan prasarana lalu lintas merupakan unsur-unsur yang menentukan mobilitas transportasi yang semakin dinamis, cepat dan semakin nyaman sesuai dengan tuntutan keadaan. Ketidak-seimbangan dari salah satu unsur tersebut diatas dalam beradaptasi akan menyebabkan kesenjangan yang cenderung kepada terjadinya kecelakaan.



Bekerja pada sebuah proyek jalan pada tahapan pelaksanaan menanggung resiko tinggi pada terjadinya kecelakaan yang setiap saat bisa terjadi. Untuk itulah maka diperlukan persyaratan keselamatan kerja pada pelaksanaan proyek yang berbeda pada ruas jalan yang sedang beroperasi. Dalam pelaksanaan proyek, beberapa faktor keselamatan kerja yang terkait, antara lain: • Faktor perambuan darurat • Sistim transportasi pada lokasi proyek. • Atribut pada tenaga kerja. • Astek • Dan lain-lain. Pada tahap pelaksanaan, yang mana banyak aktivitas jenis pekerjaan yang ditangani dan melibatkan banyak tenaga yang bekerja, maka keselamatan kerja daripada semua eksponen terkait menjadi faktor utama dari kelancaran progress yang hendak dicapai. Pada tahap ini, gambaran pencapaian keselamatan kerja dapat dijelaskan sebagai berikut a. Perambuan darurat Perambunan pada tahap pelaksanaan mempunyai andil besar dalam keselamatan kerja yang memberikan rasa aman dalam melaksanakan pekerjaan bagi para pekerja yang berada pada daerah perambuan. Rambu-rambu darurat yang diperlukan pada tahap pelaksanaan misalnya rambu peringatan, rambu perintah dan larangan serta rambu petunjuk, juga rubber cone serta lighting yang pengaturan letak penempatan serta jaraknya seperti ditunjukan pada keperluan "rambu darurat". Disamping itu diperlukan pagan pembatas antara daerah kerja dan lajur yang beroperasi yang diletakkan sepanjang daerah kerja. Pagar pambatas dicat dengan warna crossing "kuning-biru" dan pada setiap jarak tertentu diberi tanda "spot light" atau cat berpendar yang bisa terlihat bila kena sorot lampu pada malam hari. Bisa juga dengan lampu-lampu sebagai pengganti spot light. b. Sistim transportasi pada lokasi proyek Pengaturan transportasi, adalah sebagai berikut : •



Pintu keluar/masuk kendaraan proyek pada daerah kerja ditentukan, rute perjalanan pembuangan dibuat search dengan arus lalu lintas, pada prinsipnya tidak boleh ada arah "crossing" sehingga tidak ada konflik.







Dump truck yang menunggu giliran pengangkutan, antri dan berderet ke belakang namun hams masih tetap dalam area perambuan.







Untuk pengangkutan tanah, tiap dump truck hams dilengkapi dengan penutup bak belakang. Ini dimaksudkan agar tanah yang diangkut tidak tercecer dimuka jalan, sebab tanah yang tercecer tersebut sangat hicin bila sedikit saja kena air hujan dan ini dapat mengakibatkan kecelakaan fatal.







Mobilisasi peralatan berat ke lapangan juga harus memperhatikan keselamatan dari peralatan maupun operatornya, dan bila perlu minta satuan pengawal dari pihak kepolisian.



c. Atribut pada tenaga kerja Semua tenaga kerja disarankan mengenakan atribut yang mudah dikenal dan terlihat dari jarak yang cukup jauh dan ini bisa terpenuhi dengan pemakaian baju rompi refleksionis warna orange menyolok yang harus selalu dikenakan pada saat melaksanakan tugas. Penggunaan topi di lapangan juga dianjurkan, sebab sangat membantu mengurangi keletihan akibat terik matahari. Bekerja pada kondisi



badan letih yang dipaksakan apalagi di jalan yang padat lalu lintas yang beroperasi sangat membahayakan dan mengurangi akurasi kerja. d. Astek (Asuransi tenaga kerja) Jaminan perlindungan keselamatan terhadap tenaga kerja pada daerah beresiko tinggi adalah mutlak diperlukan. Setiap tanaga kerja tersebut harus dijamin dengan asuransi tenaga kerja yang lebih dikenal dengan astek. Mengingat pentingnya Astek pada pelaksanaan pekerjaan tersebut maka astek tidak bisa dipisahkan dari dokumen kontrak, jadi merupakan satu kesatuan dalam dokumen kontrak. A.14.



Serah terima pekerjaan Konsultan, memberikan pengarahan, petunjuk dan saran untuk membantu Pemimpin Proyek menyusun rencana serah terima pekerjaan dari kontraktor kepada Pemimpin Proyek. Bila Kontraktor menganggap pekerjaan akan selesai, termasuk semua kewajiban dalam periodaimasa jaminan, maka kontraktor hams membuat permohonan untuk serah terima pertama. Setelah penyelesaian dari setiap pekerjaan perbaikan yang diminta oleh Panitia Serah Terima, dan dilanjutkan dengan pemeriksaan akhir terhadap pekerjaan tersebut, maka konsultan membantu mempersiapkan Sertifikat Penyelesaian Akhir atau Berita Acara Serah Terima Pekerjaan.



A.15.



Operasional pemanfaatan dan pemeliharaan Konsultan, memberikan pengarahan, petunjuk dan saran untuk membantu Pemimpin Proyek menyusun rencana pelaksanaan kegiatan operasional pemanfaatan dan pemeliharaan hasil-hasil pembangunan. Strategi pemanfaatan dan pemeliharaan : •



Untuk memberikan biaya pemeliharaan secara efektif pada semua bangunan dalam kondisi baik dan sedang, guna mencapai standar pelayanan yang dapat diterima.







Untuk memberikan definisi pekerjaan pemeliharaan dengan jelas dan konsisten.







Untuk menentukan tanggung jawab yang jelas untuk pemeliharaan dalam organisasi.







Untuk membentuk organisasi pemeliharaan disetiap daerah tingkat II agar dapat mengatur dan mengawasi program kerja pemeliharaan tahunan.



Tujuan pemeliharaan : •



Untuk melindungi struktur serta untuk mengurangi percepatan kerusakan sehingga memperpanjang umur







Untuk mengurangi biaya operasi







Untuk menjaga bangunan dalam kondisi baik, dengan demikian menjaga keamanan bagi pengguna, dan menyediakan kondisi yang tepat untuk pelayanan



Kegiatan pemeliharaan : Secara umum, pembagian kegiatan pemeliharaan dibagi menjadi dua kategori : Pemeliharaan rutin dan Pemeliharaan periodik. Pembagian ini disesuaikan dengan pembagian secara praktis berdasarkan tipe pekerjaan, tenaga kerja yang diperlukan untuk menangani kegiatan-kegiatan tersebut dan dari biaya pemeliharaan. a. Pemeliharaan rutin : Meliputi pekerjaan perbaikan ringan dan secara umum pekerjaan ini dilaksanakan pada beberapa interval dalam satu tahun dan atas dasar yang diperlukan. b. Pemeliharaan periodik : Pekerjaan yang mempunyai rencana lebih dari satu dalam satu tahun pada setiap lokasi.



QUALITY ASSURANCE Jaminan mutu memerlukan perubahan struktural terhadap metode supervisi. Juga diperlukan supervisi yang permanen (tentunya untuk pekerjaan yang lebih besar), standarisasi test dan pengetesan (termasuk kekerapan pengetesan) serta kriteria untuk penaksiran (termasuk toleransi yang diijinkan). Diperlukan pula guideline yang spesifik untuk supervisor dan client atau pihak ketiga (seperti konsultan atau team audit teknis). Aspek lain yang sangat mempengaruhi mutu akhir pekerjaan sipil ialah kecermatan rancangan. Rancangan yang dibuat berdasarkan dana yang tersedia dan/atau berdasarkan survey yang tidak akurat cenderung mendapatkan lebih banyak masalah mutu dibandingkan dengan rancangan yang secara akurat mewakili kebutuhan-kebutuhan dilapangan. Persyaratan testing dan kekerapannya pada dasarnya berarti pergeseran tanggung jawab yaitu : kontraktor harus membuktikan bahwa pekerjaan itu dilakukan menurut spesifikasinya, bukannya supervisor harus membuktikan bahwa pekerjaan ada dibawah standard. Konsultan akan mendukung melalui saran-saran yang sehubungan dengan perhitungan teknis, standar dan kriteria Baku, saran yang berhubungan dengan evaluasi yang dilakukan kontraktor, saran pengawasan konstruksi serta pelatihan (bila diperlukan).



B.



Rencana Kerja. Organisasi dan Rencana Penggunaan Tenaga Ahli. Dalam bab ini usulkan struktur dan komposisi tim. Peserta harus menyusun bidang-bidang pokok dari pekerjaan,tenaga ahli inti sebagai penanggung jawab,dan tenaga pendukung.



B.1. Persiapan awal Segera setelah konsultan mengadakan mobilisasi, dimana Pemimpin Tim (Team Leader) yang pertama telah dimobilisasi yang kemudian disusul segera personil yang lain sesuai Manning Schedule (Jadwal penugasan personil) dan atau sesuai kebutuhan aktivitas pekerjaan, team konsultan segera mengadakan persiapan awal, antara lain dan tidak terbatas pada: •



Menata/penyiapan kantor, furniture, perlengkapan kantor dll.







Mempersiapkan perlengkapan pekerjaan rekayasa lapangan.







Mengadakan rapat koordinasi awal seluruh team konsultan.







Mengadakan kunjunaan/koordinasi awal dengan instansi-instansi dan pihak-pihak terkait.







Penyiapan format / form-form standar yang akan diperlukan/digunakan selama periode pekerjaan.







Pengumpulan data yang tersedia.







Studi /analisa data yang tersedia.



B.2. Koordinasi Konsultan dengan Pemimpin Proyek Representative Pemberi Tugas Konsultan adalah Pemimpin Proyek Pekerjaan Konsultan Pengawas Pembangunan SD Kalangan. Untuk itu, Konsultan perlu koordinasi dengan Pemimpin Proyek dan dilakukan secara Kontinue serta dengan frekuensi yang cukup. B.3. Koordinasi dengan instansi terkait Dalam rangka melaksanakan tugas pengawasan teknis, konsultan akan melakukan koordinasi dengan instansi dan konsultan lain terkait yang berhubungan dengan scope pekerjaan. Dalam melaksanakan tugas, team konsultan selain akan melaksanakan tugasnya sesuai dengan job description pada Term of References, juga perlu ada koordinasi antara Team Leader (Pemimpin Tim) dengan stafnya, seperti antara lain dan tidak terbatas pada: a. Rapat dua mingguan antara Team Leader dan staff membahas: •



Masalah lapangan dan pemecahannya.







Penjelasan dan diskusi teknis untuk menunjang kelancaran pekerjaan.



b. Rapat bulanan antara Team Leader dan staff membahas : Laporan bulanan. •



Aktivitas yang sudah dan akan dilaksanakan.







Masalah lapangan dan pemecahannya.



c. Pertemuan-pertemuan khusus antara Team Leader (Pemimpin Tim) dengan team atau antar Staff konsultan dengan frekwensi yang cukup atau sesuai kebutuhan agar terjadi komunikasi, koordinasi, informasi yang baik serta membahas masalah-masalah teknis



perencanaan. B.4. Tenaga Ahli dan Teknisi Personil tenaga ahli dan teknisi konsultan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut: 1.



Team Leader



:



1 orang



2.



Ahli Sipil



:



1 orang



3.



Pengawas Lapangan



:



1 orang



4.



Operator Komputer



:



1 orang



5.



Sekretaris



:



1 orang



Team konsultan di lapangan akan dipimpin oleh Site Engineer. 1. Team Leader disyaratkan Pendidikan Minimal S1 Teknik Sipil/Arsitektur, Pengalaman minimal 5 tahun, 2. Ahli Sipil disaratkan pendidikan minimal S1 Teknik Sipil Pengalaman minimal 3 tahun. 3. Inspector / Pengawas pendidikan Minimal D3 Teknik Sipil/Arsitektur, pengalaman 3 tahun 4. Operator Komputer pendidikan minimal SMA/SMK pengalaman 2 tahun 5. Sekretaris pendidikan minimal SMA/SMK pengalaman 2 tahun B.5. Penempatan tugas Fasilitas kantor untuk layanan jasa konsultansi disediakan melalui kontrak konsultan, maka untuk mendukung aktivitas pekerjaan, konsultan sanggup dan akan mengadakan kantor proyek/lapangan yaitu di Kota Surakarta. Tenaga Ahli, Tenaga Teknisi dan Tenaga Pendukung yang ditugaskan untuk melaksanakan pekerjaan sebagai berikut dibawah ini : Tenaga Ahli (Professional Staff) No.



Posisi / Jabatan



Nama



Tempat tugas



Jangka waktu



1.



Team Leader



Ardhi Yudhanto, S.T



Site



6 bulan



2



Ahli Sipil



Ahda Syarif. H, S.T



Site



6 bulan



Tenaga Pendukung (Supporting Staff) No.



Posisi / Jabatan



Nama



Tempat tugas



Jangka waktu



1.



Pengawas Lapangan



Ir.Supoyo,M.T



Site



2



Operator Komputer



Setyo Nugroho



Site



6 bulan 6 bulan



3



Sekretaris



Wisnu



Siye



6 bulan



B.6. Struktur organisasi 1. Hubungan kerja konsultan dan instansi terkait Hubungan konsultan dengan instansi terkait yang ada hubungannya dengan proyek dapat dilihat pada bagan dibawah ini 2. Struktur organisasi team konsultan



Pada Gambar dibawah ini menunjukkan bagan organisasi Konsultan Pengawas Pembangunan SD Kalangan. STRUKTUR ORGANISASI TEAM KONSULTAN PENGAWAS



DIREKTUR CV ATHAR



PENGGUNA JASA



RIZKY RIZALUL KHAQ, S.T



DINAS PENDIDIKAN KOTA SURAKARTA



TEAM LEADER ARDHI YUDHANTO,S.T



AHLI SIPIL AHDA SYARIF,S.T



PENGAWAS LAPANGAN



OPERATOR KOMPUTER



IR. SUPOYO



SETYO NUGROHO



SEKRETARIS WISNU



6. JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN JADWAL PELAKSANAANPEKERJAAN KONSULTAN PENGAWAS PEMBANGUNAN SD KALANGAN I NO



URAIAN KEGIATAN / PEKERJAAN



I



PERSIAPAN



1



Persiapan Awal



2



Koordinasi proyek



3



Administrasi Proyek



II



PEKERJAAN PENGENDALIAN



1



Pengendalian persiapan pekerjaan



2



Pengendalian saat pelaksanaan Pengendalian Mutu Pengendalian Kuantitas Pengendalian Waktu Pengendalian Biaya



3



Pengendalian setelah pekerjaan selesai Sertifikasi MC



III



PELAPORAN



1



Laporan Harian



2



Laporan Mingguan



1



2



II 3



4



1



2



IV



III 3



4



1



2



3



4



1



2



V 3



4



1



2



VI 3



4



1



2



3



4



3



Laporan Bulanan



4



Laporan Akhir