Pendekatan Teknologi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Perancangan dengan Pendekatan Teknologi dan Ekonomi a. Pendekatan teknologi Dalam melakukan perancangan bangunan, arsitek dapat melakukan pendekatan strategi perancanaan dengan menonjolkan sistem struktur yang dipakai serta teknologi pelaksanaan bangunannya. Untuk menentukan sistem struktur yang dipakai maka diperlukan kriteria-kriteria sebagai berikut . 1. Keamanan structural. Perlu dicarikan sistem struktur yang memadai untuk dapat mendukung beban dari berat bangunan dan gaya-gaya yang terjadi dari desain arsitek. Bentuk desain arsitek sangat bervariatif yang terkadang memerlukan perhitungan dan inovasi dari konstruktor untuk mewujudkannya. 2. Ketahanan dan keamanan terhadap kebakaran. Kriteria ini menunjukkan sejauh mana material yang dipilih untuk sistem struktur aman terhadap bahaya kebakaran . pada bangunan yang menggunakan struktur baja, kolom besinya dilapisi dan disemprot bahan anti api, sehingga dapat menlindungi dari api sampai pada titik lelehnya. 3. Kemudahan pelaksanaan konstruksi. Perlu dipertimbangkan kecepatan dan kemudahan dalam pelaksanaannya, sehingga anggaran biaya atas kerumitan konstruksi akan sebanding dan sepadan dengan keuntungan finansial dan sosialnya. 4. Daya tahan struktur. Ini menunjukkan daya tahan struktur terhaap klimatologi, baik iklim, cuaca, angin,air,dan korosi agar bangunan tetap up to date dan mempunyai masa atau waktu penggunaan yang cukup lama. Begitu pula daya tahannya terhadap gempa dan kondisi darurat saat terjadi kebakaran. 5. Ketersediaan material. Lokasi ketersediaan bahan material struktur yang akan dipergunakan akan memengaruhi biaya, apakah mudah didapatkan atau harus didatangkan dari luar daerah yang tentunya akan menambah biaya transportasi. 6. Skala dimensi. Perlu dipertimbangkan ukuran dan sifat materialnya harus sesuai dengan penampilan bangunan. Sering terjadi material struktur bangunan sudah cukup kuat mendukung beban,tetapi estetikanya kurang mendukung terhadap kesan dan tipologi bangunan. Akibatnya, kolom dibungkus dan diperbesar dengan material lain sehingga tampak kokoh dan kuat.



7. Integrasi fungsi. Dari pemakaian sistem struktur dengan material yang dipilih harus dipertimbangkan kaitannya dengan jaringan utilitas dan system sirkulasinya. 8. Kekukuhan struktur. Dengan melihat kondisi geografis daerah dan lokasinya, perlu diperhitungkan sistem strukturnya terhadap angin dan gempa. Contohnya, Wisma Nusantara sebagai bangunan rampasan perang yang pada masa penjajahan Jepang, dilakukan uji coba sebagai bangunan tahan gempa oleh ahli konstruksi Jepang. 9. Ekonomi dan anggaran struktur. Dalam mewujudkan rancangan arsitek, pengalokasian anggaran biaya secara keseluruan. Contohnya, bangunan Hotel Borobudur Jakarta akhirnya ada perubahan struktur untuk medapatkan jumlah unit kamar yang lebih banyak. 10. Visualisasi struktur. Mengekspreksikan dan memperlihatkan system strutur dapat menunjukkan konsep perancangan dan meningkatkan estetika bangunan, terutama bila disekitar tapak sudah berdiri bangunan-bangunan bergaya dan bertipe lain. Dari kriteria tersebut, akan ditentukan apakah sistem strukturnya memadai, harus ditonjolkan strukturnya, ataukah diperlukan sistem struktur khusus serta cara pemilihan material struktur yang memadai. b. Pendekatan ekonomi Perencanaan dan perancangan bangunan juga dapat dimulai dari sudut ekonomi banguna, yaitu berdasarkan kemampuan finansial owners. Sering kali terjadi pihak owners menyampaikan semlah besaran tertentu dari dana yang dimilikinya. Untuk mendapatkan dimensi dan luas bangunan yang diinginkan, dilakukan pembagian ploting biaya struktur bangunan dengan harga pelaksanaan per meter persegi lantai. Harga satuan ini biasanya sudah diketahui konsultan arsitek yang telah berpengalaman. Sementara biaya ploting untuk struktur dan finishing didapatkan dengan cara mengurangkan biaya investigasi dengan biaya masing-masing porsi biang pekerjaan yang lain, seperti biaya konsultan, perizinan, pajak. Selain pertimbangan tersebut, pendekatan ekonomi lainnya berupa hal-hal yang bersifat entangible, yaitu berkaitan dengan faktor berikut ini. 1. Ekonomis tapak lokasi dan lahan. Ini berkaitan dengan pemanfaatan maksimum dari KDB, KLB, dan KDH dengan



pemanfaatan untur parkir dan sikulasi serta potensi keindahan alamnya. 2. Penampilan bangunan dan proses konstruksi. Ini didapatkan dari hasil desain perancangan arsitek yangdidasarkan atas penggunan stanar yang berlaku dan kemudahan dalam kecepatan pelaksanaan konstruksi, sehingga mempunyai nilai jual yang kompetitif. Tingkat kesulitan pelaksanaan bangunan akan memengaruhi waktu dan jadwal pembangunannya. 3. Kemudahan operasional. Desain an perancangan bangunan sangat berpengaruh pada pengoperasionalan dan perawatan. Penggunaan teknologi modern pada utilitas bangunan dan fleksibel pembagian ruang pada bangunan komersial akan mengefektifkan penggunaan energi dan SDM. 4. Pemasaran dan penjualan. Pada bangunan-bangunan komersial yang tumbuh dengan cepat membutuhkan pemasaran yang tumbuh dengan cepat membutuhkan pemasaran yang ketat dan kompetitif. Hal ini didukung oleh penampilan ekpresi bangunan, kenyamanan, dan adanya unit-unit yang mempunyai fleksibellitas sesuai dengan keinginan dan kondisi para penyewa. Dengan skala prioritas yang disesuaikan dengan kemampuan finansial owners,dapat saja bangunan dibuat seperti standar bangunan biasa. Ada pula harga bangunan dengan bentuk dan material yang dipakai secara keselruhan mempunyai nilai ekonomi mahal, tetapi besaran anggaran biayanya dapat saja tidak menjadi permasalahan, karena justru merupakan kebanggaan yang menaikkan status symbol bagi pemiliknya. Murah tidaknya suatu bangunan bersifat relatif, karena tidak hanya diukur secara finansial saja, tetapi ada pertimbangan lain yang juga menunjukkan nilai-nilai tambah arsitektur. Contohnya, megahnya bangunan religi seperti masjid, gereja, kuil, dan vihara, monumentalitasnya tidak dapat diukur dengan anggaran biaya yang harus dikeluarkan. Ukurannya adalah kepuasan dan kebanggaan hati yang dapat disalah artikan oleh pihak-pihak yang tidak memahaminya. Dengan demikian , faktor-faktor efektif dan efisien dari sudut pandang pendekatan ekonomi harus dilihat dan disesuaikan dengan tipologi bangunan yang dirancang dan diinginkan owners.