15 0 276 KB
ASAM DAN BASA (Penentuan Asam Basa Dengan Pengukuran pH) (Laporan Praktikum Kimia Dasar)
Oleh
Frido Yoga Saputra 2014111019
JURUSAN PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2020
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Asam dan basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting. Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti cuka. Istilah basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Ketika asam dan basa saling bertemu, keduanya saling menetralkan. Di alam, asam ditemukan dalam buahbuahan, misalnya asam sitrat di buah jeruk, sedangkan basa biasanya digunakan dalam pembuatan dasar sabun. (Wibowo R. S., Ali M., 2019).
pH adalah jumlah konsentrasi ion Hidrogen (H+) pada larutan yang dapat menyatakan tingkat suatu asam basa yang dimiliki oleh suatu larutan. pH merupakan besaran fisis dan diukur pada skala 0 sampai 14. Bila pH kurang dari 7 larutan bersifat asam, jika pH lebih dari 7 larutan bersifat basa dan jika pH sama dengan 7 larutan bersifat netral. (Ihsanto E, Hidayat S., 2014).
Konsep pH pertama kali diperkenalkan oleh kimiawan Denmark Søren Peder Lauritz Sørensen pada tahun 1909. Tidaklah diketahui dengan pasti makna singkatan "p" pada "pH". Beberapa rujukan mengisyaratkan bahwa p berasal dari singkatan untuk power p (pangkat), yang lainnya merujuk kata bahasa Jerman Potenz (yang juga berarti pangkat), dan ada pula yang merujuk pada kata potential. Jens Norby mempublikasikan sebuah karya ilmiah pada tahun 2000 yang berargumen bahwa p adalah sebuah tetapan yang berarti "logaritma negatif". ( Zulius A., 2017).
1.2 Tujuan Tujuan dari dilaksanakannya Praktikum Kimia Dasar tentang Penentuan Asam Basa Dengan Pengukuran pH yaitu: 1. Dapat menentukan pH dari suatu larutan, dan 2. Dapat mempraktikkan salah satu cara menggunakan alat pengukur pH
BAB II BAHAN DAN METODE
2.1 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan selama kegiatan praktikum kali ini meliputi: 1. Sumber listrik (power supply) 2. Laptop/pc 3. Handphone/hp 4. Alat tulis 5. Kuota cukup 6. Aplikasi Google Zoom
2.2 Metode 1.
Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan;
2.
Masuk ke zoom yang telah dishare/telah disediakan oleh pihak asisten dosen
3.
Pembukaan praktikum yang disampaikan oleh asisten dosen;
4.
Pengisian absen yang telah di share/dibagikan oleh pihak asisten dosen;
5.
Asisten dosen menjelaskan tentang bagaimana penentuan asam basa dengan mengukur pH;
6.
Menonton video tentang penentuan asam basa dengan mengukur pH;
7.
Mencatat semua hal penting yang terdapat di video tersebut;
8.
Asisten dosen memberi tugas mengerjakan laporan praktikum kimia dasar tentang “Penentuan Asam Basa Dengan Mengukur pH”;
9.
Sesi tanya jawab tentang “Penentuan Asam Basa Dengan Mengukur pH”;
10. Mengisi postest yang diberikan oleh asisten dosen.
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Sebelum melakukan sebuah pengukuran pH, terlebih dahulu dipersiapkan larutan yang akan diukur pH. Langkah-langkah pembuatan larutan untuk pengukuran pH yaitu sebagai berikut: 1. Hidupkan timbangan dan biarkan sampai angka keluar dari timbangan; 2. Letakkan alas diatas timbangan, biasa terbuat dari kertas minyak, kemudian tekan zero agar berat alas tidak mempengaruhi bahan; 3. Bahan yang akan ditimbang yaitu NaOH sebanyak 5 gram dan NaCl sebanyak 5 gram; 4. Masukkan NaOH dan NaCl ke tabung enlemeyer dengan wadah terpisah; 5. Tuangkan akuades kedalam gelas ukur sebanyak 50 ml; 6. Tuangkan aquades ke dalam masing-masing tabung enlemeyer untuk melarutkan NaOH dan NaCl, dengan cara menggoyang-goyangkan tabung agar larutan tercampur secara merata atau homongen.
Setiap unsur didunia ini memiliki karakteristik pH yang berbeda beda, tergantung pada unsur yang terkandung didalam larutan tersebut. Pada praktikum ini, ada 4 sampel yang akan diuji, yaitu NaCl 0,1 molaritas; asam cuka 25%; NaOH 10%; dan NaCl 10%, dan alat yang akan digunakan untuk mengukur pH pada praktikum ini yaitu menggunakan kertas lakmus.
Cara menggunakan kertas lakmus yaitu:
Masukkan kertas lakmus kedalam masing-masing sampel;
Tunggu sampai kertas lakmus menunjukkan perubahan warna;
Bandingkan kertas lakmus yang telah berubah warna ke indikator warna lakmus yang berada di wadah atau kotak dari si lakmus tersebut;
Samakan antara warna lakmus ke warna indikator lakmus.
Dari keempat sampel tersebut dapat diketahui pH dari masing-masing sampel, yaitu: a) Untuk NaCl 0,1 molaritas berada di ph 7, yang berarti pH tersebut netral; b) Untuk NaOH 10% berada di ph 12, yang berarti pH tersebut basa kuat; c) Untuk asam cuka 25% berada pada ph 3, yang berarti pH tersebut asam rendah; d) Dan terakhir Nacl 10% berada pada ph 6, yamg berarti pH tersebut mendekati netral.
3.2 Pembahasan A. Berikut beberapa penerapan asam basa dalam kehidupan sehari hari dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 1. Basa Nama Basa
Rumus Kimia
Kegunaan/Terdapat dalam
Aluminium hidroksida
Al(OH)3
Deodoran, obat maag
Kalsium hidroksida
Ca(OH)2
Plester
Magnesium hidroksida
Mg(OH)2
Obat pencahar (antacid)
Natrium hidroksida
NaOH
Sabun, pembersih saluran air
Tabel 2. Asam Nama Asam
Rumus Kimia
Kegunaan/Terdapat dalam
Asam sulfat
H2SO4
digunakan dalam aki mobil
Asam fluorida
HF
digunakan dalam industri kaca
Asam asetat
CH₃COOH
digunakan dalam cuka makanan
Asam nitrat
HNO3
digunakan untuk bahan pembuatan pupuk
B. Alat untuk mengukur pH air ada 2, yaitu pH meter dan kertas lakmus 1) Cara menggunakan pH Meter air digital yaitu:
Ambil sampel air yang akan di ukur kadar pHnya;
Nyalakan dengan menekan tombol on pada pH meter;
Masukkan pH meter ke dalam wadah yang berisi air sampel;
Pada saat di celupkan ke dalam air, skala angka akan bergerak acak;
Tunggu hingga angka tersebut berhenti dan tidak berubah-ubah;
Hasil akan terlihat di display digital.
2) Cara menggunakan kertas lakmus yaitu:
Masukkan kertas lakmus kedalam masing sampel;
Tunggu sampai kertas lakmus menunjukkan perubahan warna;
Bandingkan kertas lakmus yang telah berubah warna ke indikator warna lakmus yang berada di wadah atau kotak dari si lakmus tersebut;
Samakan antara warna lakmus ke warna indikator lakmus.
C. Ada 3 cara mengatasi pH tanah yang memiliki sifat asam yaitu:
Dengan menambahkan bahan yang memiliki sifat basa. Salah satunya dengan menambahkan bubuk kapur. Biasanya kapur yang digunakan untuk menaikan pH tanah terdapat empat jenis yaitu bubuk, butiran, pelet dan kristal.
Dengan menggunakan serbuk kayu. Kandungan potasium yang terdapat di dalam serbuk kayu sangat bermanfaat bagi tanaman untuk menghasilkan buah.
Menggunakan abu kayu yang berasal dari pembakaran kayu dapat meningkatkan pH tanah secara drastis meskipun membutuhkan waktu lama. Abu kayu dapat menambahkan mikronutrien seperti potasium, fosfat, dan kalsium. Abu kayu sangat sesuai dan efektif di lahan berpasir.
BAB IV KESIMPULAN
Setelah melakukan Praktikum Kimia Dasar tentang Penentuan Asam Basa Dengan Pengukuran pH, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari keempat sampel tersebut dapat diketahui pH dari masing-masing sampel, yaitu: a) Untuk NaCl 0,1 molaritas berada di ph 7, yang berarti pH tersebut netral; b) Untuk NaOH 10% berada di ph 12, yang berarti pH tersebut basa kuat; c) Untuk asam cuka 25% berada pada ph 3, yang berarti pH tersebut asam rendah; d) Dan terakhir Nacl 10% berada pada ph 6, yamg berarti pH tersebut mendekati netral.
2. Dapat mempraktikkan salah satu cara menggunakan alat pengukur pH, yaitu menggunakan kertas lakmus. Cara mengguanakan kertas lakmus yaitu: Masukkan kertas lakmus kedalam masing-masing sampel; Tunggu sampai kertas lakmus menunjukkan perubahan warna; Bandingkan kertas lakmus yang telah berubah warna ke indikator warna lakmus yang berada di wadah atau kotak dari si lakmus tersebut; Samakan antara warna lakmus ke warna indikator lakmus.
DAFTAR PUSTAKA
Ihsanto Eko, Hidayat Sadri. 2014. Rancang Bangun Sistem Pengukuran Ph Meter Dengan Menggunakan Mikrokontroller Arduino Uno. Jurnal Teknik Elektro, 3(5):139-146. Wibowo Rizky Satrio, Ali Muhamad. 2019. Alat Pengukur Warna Dari Tabel Indikator Universal Ph Yang Diperbesar Berbasis Mikrokontroler Arduino. Jurnal Edukasi Elektro, 3(2). ISSN 2548-8260. Zulius Antoni. 2017. Rancang Bangun Monitoring Ph Air Menggunakan Soil Moisture Sensor Di SMKN 1 Tebing Tinggi Kabupaten Empat Lawang. Jurnal Teknologi Informasi MURA, 3(1).