Pengaruh Pendidikan Kesehatan Diet Rematik Terhadap Pengetahuan Pada Lansia Di Puskesmas Nagaswidak Palembang [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Aprianti M, Ardianty S, Murbiah/Pengaruh Pendidikan Kesehatan Diet Rematik



PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DIET REMATIK TERHADAP PENGETAHUAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS NAGASWIDAK PALEMBANG Mita Aprianti¹),Septi Ardianty²),Murbiah²) 1Program 2Dosen



Studi Ilmu Keperawatan STIKes Muhammadiyah Palembang Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Muhammadiyah Palembang ABSTRAK



Latar Belakang : Lansia merupakan masa dimana terjadi penurunan kemampuan kondisi fisik, psikologis, maupun sosial yang saling berinteraksi pada sistem muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada kaitan dengan timbulnya penyakit rematik yang terjadi pada lansia, rematik merupakan penyakit menyerang anggota gerak atau sistem musculoskeletal terganggu sistem sendi dan otot maupun jaringan disekitar sendi. Pencegahan diet rematik istirahat yang cukup, hindari makanan yang mencetus rematik, olaraga secara rutin agar tidak terasa kaku sertai mengurangi kekambuhan rematik salah satunya memberikan pendidikan kesehatan. pendidikan kesehatan merupakan strategi pemberian informasi tentang pengetahuan diet rematik pada lansia. Tujuan penelitian : Untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan diet rematik terhadap pengetahuan pada lansia di Puskesmas Nagaswidak Palembang Metode penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian pre eksperiment menggunakan rancangan one grup pre-test post-test menggunakan total sampling. Populasi terdiri 75 responden dan sampel terdiri dari 75 responden di Puskesmas Nagaswidak Palembang. Hasil penelitian: Perbedaan nilai rata-rata pengetahuan diet rematik saat pre-test nilai mean 12,71 dan pengetahuan diet rematik nilai post-tets mean 14,11 dan dengan hasil uji perbedaan nilai rata-rata pengetahuan sebelum dan sesudah p Value 0,001. Kesimpulan: pendidikan kesehatan mempunyai pengaruh terhadap pengetahaun diet rematik pada lansia di Puskesmas Nagaswidak Palembang. Kata kunci



: Lansia, Pengetahuan, Rematik, Diet, Pendidikan Kesehatan



Korespondensi : Mita Aprianti. Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Muhammadiyah Palembang. Jl. Jend. A. Yani 13 Ulu Palembang. Email: [email protected]



LATAR BELAKANG Lansia merupakan suatu keadaan yang terjadi didalam kehidupan manusia yang merupakan proses sepanjang hidup tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya yaitu anak, dewasa dan tua.



Sejalan dengan semakin meningkatnya usia seseorang maka akan terjadi perubahan pada tubuh manusia. Perubahan tersebut terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian itu tampak pula pada semua sistem muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan timbulnya beberapa golongan rematik pada lansia dipengaruhi 52



Jurnal Hospital Science (2020), 4(1): 52-60 ISSN: 2598-0122 (online)



oleh proses penuaan, usia, status pekerjaan makanan dan aktivitas fisik merupakan pola penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit degeneratif. Semakin bertambahnya usia akan menyebabkan perubahan pada tubuh seseorang. Perubahan tersebut dapat terjadi pada sistem muskuloskeletal. Salah satu penyakit yang sering ditemukan pada sistem muskuloskeletal yaitu penyakit rematik (Fitriani, 2015). Rematik adalah terganggu sistem otot dan sendi. Rematik adalah suatu penyakit kronis, sistemik yang secara khas berkembang perlahan-lahan dan ditandai oleh adanya radang yang sering kambuh pada sendi-sendi dan struktur. Dengan manifestasi klinisnya seperti sakit pada persendian disertai kaku dan gerakan terbatas, serta sistemik seperti mudah capek, lemah, lesu, demam (Stanley & Beare, 2007). Beberapa pentalaksanaan yang dapat mengatasi penyakit rematik dengan cara berolahraga, istirahat, diet, memberikan gambaran tentang penyakit rematik dan memberikan informasi mengenai penyakit rematik (Kurniawati, 2014). Bertujuan mengurangi keluhan yang dialami dan memperlambat progesifitas penyakit. Tujuan utama dari program penatalaksanaan keperawatan rematik yaitu untuk menghilakan nyeri dan peradangan, untuk mempertahankan fungsi sendi dan kemampuan maksimal dari penderita, untuk mencegah dan memperbaiki deformitas yang terjadi pada sendi, mempertahankan kemandirian sehingga tidak bergantung kepada orang lain (Sandra Sinthya, 2018). Salah satu peran perawat adalah sebagai tenaga pendidikan atau memberi pelayanan kesehatan melalui pendidikan atau penyuluhan kesehatan. Penyuluhan kesehatan adalah pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat 53



tidak hanya sadar, tau dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Penyuluhan kesehatan juga dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode dan media (Nugroho, 2014). Metode yang dipergunakan dalam memberikan penyuluhan kesehatan pada penelitian ini adalah metode ceramah. Media penyuluhan yang di gunakan kelompok yaitu media cetak (leaflet, kalender, poster, bookleat, dan lain-lain), media papan (Billboard), dan media elektronik seperti video. Media penyuluhan tersebut mempunyai peran penting dalam melakukan kegiatan pendidikan kesehatan (Notoatmodjo, 2012). Bedasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 27 Januari 2019 didapatkan bahwa pada bulan Desember sampai Febuari tercatat sebanyak 75 lansia terkena rematik jumlah lansia laki-laki 23 lansia dan jumlah perempuan 52 lansia bedasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan di Puskesmas Nagaswidak Palembang didapatkan 12 lansia dan 10 orang lansia kurang mengetahui penyebab rematik dibandikan Puskesmas Pembina palembang tercatat sebanyak 40 lansia yang didapat di Puskesmas Pembina hasil wawancara masih banyak lansia kurang mengetahui tentang rematik, maka dapat disimpulkan bahwa yang mengetahui tentang penyakit rematik masih sangat rendah maka dari itu peneliti tetarik melakukan penelitian di Puskesmas Nagaswidak Palembang. Bedasarkan masalah yang telah diuraikan diatas maka penelitian tertarik melakukan penelitian mengenai pengaruh pendidikan kesehatan diet rematik terhadap pengetahuan lansia di Puskesmas Nagaswidak Palembang Tahun 2019.



Aprianti M, Ardianty S, Murbiah/Pengaruh Pendidikan Kesehatan Diet Rematik



METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif menggunakan desain penelitian pre experiment melalui one group pre test-post test design. Intervensi yang diberikan adalah pendidikan kesehatan tentang diet rematik dengan metode ceramah, kemudian peneliti memberikan leaflet yang didesain oleh peneliti dan berisi materi atau informasi tentang diet rematik. Penilaian pengetahuan lansia dilakukan dua kali yaitu sebelum pendidikan kesehatan (pretest) kemudian diberikan intervensi tentang pengetahuan diet rematik dan dilanjutkan dengan (post test) penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Nagaswidak Palembang pada tanggal 23-30 Mei 2019. Populasi 75 dan sampel 75 responden menggunakan total sampling dan alat ukur yang digunakan adalah kuesioner uji yang di gunakan uji Wilcoxon. Teknik cara mengumpulkan responden dalam penelitian ini adalah dengan mengikuti jadawal posyandu untuk pertemuan pertama peneliti mengikuti kegiatan posyandu, namun untuk pertemuan kedua peneliti mengundang kembali lansia yang hadir pada saat pertemuan pertama dengan bantuan kader, pertemuan ini untuk menilai pengetahuan diet rematik lansia sebelum pendidikan kesehatan diberikan kuesioner (pretest) dilanjutkan dengan pemberian intervensi tentang pengetahuan diet rematik mengunakan baner dan leaflet setelah itu dilanjutkan pemberian kuesioner sesudah penyuluhan pendidikan kesehatan (posttest) . HASIL PENELITIAN A. Karakteristik Responden Distribusi frekuensi responden berdasarkan karakteristik (umur, jenis kelamin dan pendidikan) dapat dilihat pada table 1



Tabel 1 Distribusi Frekuensi Usia Lansia di Puskesmas Nagaswidak Palembang No 1



Variabel Lanjut usia



frekuensi Presentase 72 94,0%



2



Lanjut usia tua



3



4,0%



Dari tabel 1 diatas menunjukan dari 75 responden di dapatkan responden dengan lanjut usia sebanyak 72 responden (94,0%) di dapatkan responden dengan lanjut usia tua sebanyak 3 responden (4,0%). Tabel 2 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Lansia di Puskesmas Nagaswidak Palembang No 1 2 3



Jenis kelamin frekuensi Presentase Laki-laki 31 41,3% Perempuan 44 58,7% Jumlah 75 100,0%



Dari tabel 2 diatas di dapatkan responden berjenis kelamin laki-laki 31 (41,3%) berjenis perempuan 44 (58,7%), jadi total semua berjumlah 75 orang dengan presentase 100,0%. Tabel 3 Distribusi Frekuensi Pendidikan Terakhir Lansia di Puskesmas Nagaswidak Palembang No 1 2



Pendidikan terakhir Frekuensi Presentase SMP SD



23 52



30,7% 69,3%



Dari tabel 3 diatas didapatkan responden pendidikan terakhir SMP 23 responden (30,7%), SD 52 responden (69,3%), jadi total semua berjumlah 75 orang dengan presentase 100,0%.



54



Jurnal Hospital Science (2020), 4(1): 52-60 ISSN: 2598-0122 (online)



Tabel 4 Nilai Rata-Rata Pengetahuan Lansia Tentang Diet Rematik Sebelum Diberikan Penyuluhan Pendidikan Kesehatan di Puskesmas Nagaswidak Palembang Variabel Mean Median SD Sebelum 12,71



Min Max



13,00 2,283



7



18



Bedasarkan tabel 4 diatas nilai pengetahuan sebelum dilakukan penyuluhan pendidikan kesehatan diet rematik di dapatkan nilai pengetahuan minimum 7 dan maksimum 18 dengan median 13,00, mean 12,71, standar deviation 2, 283. Tabel 5 Nilai rata-rata pengetahuan lansia tentang diet rematik sesudah di berikan penyuluhan pendidikan kesehatan di puskesmas Nagaswidak Palembang Variabel Mean Median Setelah



14,11



14,00



SD



Min max



2,729 10



19



Bedasarkan tabel 5 diatas nilai pengetahuan sesudah di berikan penyuluhan pendidikan kesehatan diet rematik di dapatkan nilai minimum 10 dan nilai maksimum 19. Dengan median 14,00, mean 14,11 standar deviation 2,729. B. Analisa Bivariat Nilai Rata-Rata Sebelum dan Sesudah Diberikan Penyuluhan Pendidikan kesehatan di Puskesmas Nagaswidak Palembang Analisa uji bivariat dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisa pengaruh pendidikan kesehatan diet rematik terhadap pengetahuan pada lansia di Puskesmas Nagaswidak Palembang. Uji 55



yang di gunakan dalam penelitian ini adalah uji Statistik . Tabel 6 Nilai Rata - Rata Sebelum Dan Sesudah Diberikan Penyuluhan Pendidikan Kesehatan Di Puskesmas Nagaswidak Palembang Variabel



N



Mean



Sebelum



75



12,71



Setelah



75



14,11 1,4



Media SD n 13,0 0 14,0 0 1,00



Min Max



2,238



7



18



2,279



10



19



0,491



17



1



Bedasarkan tabel 6 diatas dapat di ketahui perbedaan nilai rata-rata pengetahuan sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan. Pada pre-pengetahuan di dapatkan nilai median 13,00. Pada post-test pengetahuan di dapatkan nilai median 14,00 dengan selisih 1,00 dan standar 0,491. Uji statistik yang di gunakan yaitu uji wiloxon dengan nilai p value 0,001 < 0,005 maka keputusan statistiknya ada pengaruh pendidikan kesehatan diet rematik terhadap pengetahuan lansia di Puskesmas Nagaswidak Palembang. PEMBAHASAN 1. Analisis Univariat Nilai Rata-Rata Pengetahuan Lansia Tentang Diet Rematik Sebelum Diberikan Pendidikan Kesehatan Bedasarkan hasil penelitian yang terdapat pada tabel 4 pengaruh pengetahuan lansia tentang diet rematik di Puskesmas Nagaswidak Palembang tahun 2019 telah dilakukan 75 responden sebelum di berikan pendidikan kesehatan diet rematik dengan nilai rata-rata adalah



Pvalue



0,001



Aprianti M, Ardianty S, Murbiah/Pengaruh Pendidikan Kesehatan Diet Rematik



12,71 dengan minimum 7 dan maximum 18 standar deviasi2,238. Menurut Herliansyah (2007), pengetahuan dapat juga didapatkan melalui pengalaman pribadi manusia yang terjadi berulangkali, jika seseorang memiliki pengalaman yang lebih maka menghasilkan pengetahuan yang lebih. Umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir sangat mempengaruhi responden dalam memperoleh informasi yang lebih banyak secara langsung maupun tidak langsung akan menambah pengalaman dan yang akan meningkatkan pengetahuan. Dalam penelitian ini distribusi frekuensi bedasarkan usia yakni 60-74 tahun sebanyak 72 responden sedangkan 75-90 tahun sebanyak 3 responden. Sesuai dengan penelitian (Junaidi, 2013) mengatakan bahwa semakin bertambahnya usia, semakin tinggi tingkat prevalensi penyakit nyeri sendi. Nyeri sendi di alami terbanyak pada penyakit arthritis rematoid dan gout. Arthritis Rematoid adalah radang cairan sendi (sinovitis inflamatoir) yang persisten, biasanya menyerang sendi-sendi perifer dengan penyebaran yang simetris. Pengolahan distribusi frekuensi responden yang berdasarkan jenis kelamin perempuan sebanyak 44 responden, sedangkan laki-laki 31 responden. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian (Dugowoson, 2009) yang mengatakan bahwa perempuan lebih banyak terkena rematik di bandingkan laki-laki. Hal ini karena wanita memiliki hormon estrogen. Hormon ini bisa menimbulkan sistem imun yang tidak baik. Auto-imun sendiri adalah kondisi di mana sistem imun salah mengenali dan menyerang jaringan tubuh sendiri. Sehingga imun yang seharusnya bertugas melindungi tubuh, malah menyerang balik, termasuk menyerang sendi. Wanita lebih sering terkena osteoartritis lutut dan sendi, dan lelaki lebih



sering terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher. Secara keseluruhan dibawah 45 tahun frekuensi osteoartritis kurang lebih sama pada lakilaki dan wanita tetapi diatas 50 tahun frekuensi oeteoartritis lebih banyak pada wanita daripada pria hal ini menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis osteoartritis tersebut. Distribusi tingkat pendidikan responden terbanyak yaitu SD yang berjumlah 52 responden dan SMP berjumlah 33 responden. Menurut Herliansyah (2007) tingkat pendidikan rendah yang membuat responden sulit menerima informasi yang di berikan peneliti. Pengetahuan yang dimiliki responden selain dari pendidikan dapat juga berasal dari pengalaman. Pengalaman lansia dalam merawat diri khususnya dalam mengatasi kekambuhan penyakit rematik akan mempengaruhi tingkat pengetahuan lansia tentang rematik. Menurut Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melakui panca indra manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, indera perasa dan indera peraba. Bedasarkan teori-teori hasil penelitian asumsi dapat di simpulkan bahwa dalam penelitian rendahnya 56



Jurnal Hospital Science (2020), 4(1): 52-60 ISSN: 2598-0122 (online)



pengetahuan lansia dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu umur, jenis kelamin, pendidikan dan kurangnya informasi. Umur mempengaruhi pengetahuan lansia karena memasuki usia lanjut maka ilmu pendidikan kesehatan merupakan cara atau strategi yang dapat di gunakan agar pesan dan informasi ksehatan yang di berikan dapat dengan mudah dipahami informasi tentang penyakit diet rematik. Nilai Rata-Rata Pengetahuan Lansia Tentang Diet Rematik Setelah Diberikan Pendidikan Kesehatan Bedasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 75 lansia di Puskesmas Nagaswidak Palembang Tahun 2019 nilai rata-rata pengetahuan diet rematik di dapatkan bahwa nilai rata-rata 14,11 dan minimum 10 dan maximum 19, standar deviasi2,729. Menurut Herliansyah (2007), pengetahuan dapat juga didapatkan melalui pengalaman pribadi manusia yang terjadi berulangkali, jika seseorang memiliki pengalaman yang lebih maka menghasilkan pengetahuan yang lebih. Umur sangat mempengaruhi responden dalam memperoleh informasi yang lebih banyak secara langsung maupun tidak langsung akan menambah pengalaman dan yang akan meningkatkan pengetahuan. Perubahan terjadi setelah dilakukan pendidikan kesehatan perubahan domain ke domain memahami (comprehension) yang mana responden tidak sekedar hanya mengetahui (know) tetapi melakukan atau mempraktekan apa yang di pelajari (aplication) informasi yang telah di berikan pengalaman atau pendidikan (Notoatmodjo, 2003). Menurut Hendra (2008) pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur 57



hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi pendidikan seeorang semakin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Bedasarkan teori hasil peneliti dan peneliti terkait, peneliti berasumsi bahwa pengetahuan lansia dilakukan oleh petugas kesehatan agar melakukan pendidikan kesehatan secara rutin setiap bulan untuk menambah pengetahuan kesehatan kearah yang baik untuk lansia dan keluarga. Ratarata nilai pengetahuan diet rematik pada lansia di lakukan pendidikan kesehatan mampu mempengaruhi perubahan pengetahuan lansia dari perbaikan prilaku dan pengetahuan yang telah dilakukan lansia maupun keluarga dalam mengatasi penyakit rematik yang terjadi. 2. Analisa Bivariat Perbedaan Nilai Rata-Rata Pengetahuan Lansia Tentang Diet Rematik Sebelum Dan Setelah Diberikan Pendidikan Kesehatan Bedasarkan hasil penelitian, peneliti kemudian melakukan uji Wilcoxson terhadap data nilai pendidikan kesehatan sebelum dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan pada 75 reponden diwilayah kerja di Puskesmas Nagaswidak Palembang Tahun 2019, berdasarkan uji Wilcoxson di dapatkan hasil dengan nilai p value sebesar 0,001 sehingga dari hasil tersebut dapat di ketahui jika p value (0,001) < 0,005 dapat di simpulkan ada perbedaan yang signifikan antara pengetahuan diet rematik sebelum dan setalah di lakukan pendidikan



Aprianti M, Ardianty S, Murbiah/Pengaruh Pendidikan Kesehatan Diet Rematik



kesehatan pengetahuan diet rematik di dapatkan hasil nilai rata-rata sebelum pendidikan kesehatan 12,71 setelah di lakukan pendidikan kesehatan diet rematik nilai rata-rata lansia yaitu 14,11. Pendidikan kesehatan (health behavior) adalah aktivitas yang dilakukan oleh individu tanpa memandang status kesehatan aktualnya maupun status kesehatan menurut persepsi individu tersebut yang bertujuan untuk meningkatkan melindungi atau mempertahankan kesehatannya tanpa mempertimbangkan apakah perilaku tersebut efektif untuk mencapai tujuan tersebut. Istilah ini harus dibedakan dengan perilaku berisiko (risk behavior) yang bearti perilaku yang berhubungan dengan peningkatan pengetahuan terhadap penyakit tertentu. Sebelum dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang diet rematik perubahan atau peningkatan pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melakui panca indra manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, indera perasa dan indera peraba. Tetapi sebagian besar pengetahuan manusia dengan peneliti ini di lakukan pendidikan kesehatan tentang diet rematik pada lansia dapat diperoleh selama proses peneliti setelah dilakukan pendidikan kesehatan pengetahuan meningkat tentang diet rematik. Beberapa faktor yang mendukung keberhasilan dalam peneltian ini adalah kerja sama tejalin baik antara responden dengan peneliti di tunjukan dengan keterbukaan responden menerima hal baru dan berbagi tentang peristiwa. Pendidikan kesehatan mencangkup pemberian informasi yang sesuai, spesifik, diulang, terus menerus, sehingga dapat memfasilitasi perubahan perilaku kesehatan. Program pendidikan kesehatan



di gunakan untuk meningkatkan kemampuan seseorang dalam merubah gaya hidupnya menjadi positif, mendukung peningkatan kesehatan dan kualitas hidup komunitas meningkatkan partisipasi seseorang dalam merawat kesehatannya sendiri dengan pendidikan kesehatan. (Faisalado Candra Widayanto, 2014). Bedasarkan teori hasil peneliti dan peneliti terkait. Peneliti berasumsi bahwa pengetahuan rata-rata diet rematik pada lansia terjadi meningkat pengetahuan setelah di lakukan pendidikan kesehatan diet rematik. Hal ini ini terjadi karena pendidikan kesehatan menyampaikan informasi dengan cara menggunakan media banner dan leaflet dengan cara penyuluhan memberi pengetahuan pada lansia DAFTAR PUSTAKA Arief Sadiman. 2002. Media pembelajaran dan proses belajar mengajar, pengertian pengembangan dan pemanfaatnya, jakarta: Raja Grafindo Persada Afriyanti, N, F. 2009.Tingkat Pengetahuan Lansia Tentang Rheumatoid Arthritis Di Panti Sosial Tresna Werdha (pstw) Budi Mulya 1 Cipayung Jakarta Tahun 2009.Skripsi.Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Ayad,



2013. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tidur di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera Banjarbaru. Jurnal Ilmu Keperawatan universitas negeri gorontalo. Vol. 2 No. 3



Ardiansyah. 2007. Peranannya



Antioksidan dan Bagi Kesehatan.



58



Jurnal Hospital Science (2020), 4(1): 52-60 ISSN: 2598-0122 (online)



http://www. Berita iptek. Diakses 28 Februari 2007.



com.



Adelia. 2011. Libas Rematik dan Nyeri Otot dari Hidup Anda. Yogyakarta: Brilliant Books Andi. 2015. Metode Penelitian Kesehatan Edisi Pertama. Jakarta: Kencana 2015 Beck, Mary E.. 2012. Ilmu Gizi dan Diet Hubungannya dengan Penyakit – Penyakit : untuk Perawat dan Dokter. Yogyakarta: Yayasan Essentia Medika Christensen. 2011. Joined-up government for welfare administration reform in Norway. Public Organization Review Coresa, 2014 Gambaran Fungsi Kognitif Pada LansiaDi Unit Rehabilitasi Sosial Pucang GadingSemarang. Vol 6, No 1. Dinkes Sumsel. 2014. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan. Palembang : Dinas Kesehatan Sumatera Selatan. http://dinkes.sumselprov.go.id/ Edelman, C.L. & Mandle, C. L. 2010. Health Promotion Throught Out The Lifespan. (7 ed). St. Louis Missouri :Mosby Elsiver Fitriani. 2011. Perubahan Pada Lansia. http://health.detik.com//2013/11/2 2/ perubahan-pada-lansia. diakses tanggal 22 November 2013. 17:00. Fatmah. 2010. Gizi Usia Lanjut. Erlangga : Jakarta



59



Hardywinoto & Setiabudi. T. (20015). Menjaga Keseimbangan Kualitas HidupPara Lanjut Usia. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Heliansyah, Y. 2007. Pengaruh Pengalaman Terhadap Bukti Tidak Relevan. Simposium Nasional 9. Padang. Diakses http: info.stieperbanas.ac.id pada 20 Agustus 2011. Junaidi. 2006. Rematik dan Asam Urat PT: Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia.Jakarta. Kisworo. 2008. fitramaya



Rematik.



Yogyakarta:



Kurniawati, 2014. Asuhan Keperawatan pada Lan!ut Usia. Jakarta: Salemba Medika Laksmiarti. 2007. Proses Menua (Aain Proses).htpp://www.wokimu com/News Print Merryana. 2012. Permaslahan nutrisi pada lansia. http:///pergemi.me dindo.com/nutrisi, htm. Meryana. 2012. Peranan gizi dalam siklus kehidupan, jakarta Notoatmodjo S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta, Rineka Cipta. Notoatmodjo. 2007. Promosi Kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta:Rineka Cipta Neil Niven. (2002). PsikologiKesehatan Keperawatan : Pengantar untuk Murray, R.K., Hartono, A., Bani, A.P., & Sikumbang, T.M.N. (2003). Biokimiaharper (25 thed). Jakarta :



Aprianti M, Ardianty S, Murbiah/Pengaruh Pendidikan Kesehatan Diet Rematik



EGCP erawatdan Jakarta : EGC



Profesional.



Notoatmodjo, 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.



Riyanto. 2011 Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian Jakarta: Salemba Medika S, Adellia. 2011. Libas Rematik dan Nyeri Otot dari Hidup Anda.Cetakan 1. Brilliant Books: Yogyakarta



Nugroho C. 2010. hubungan pengetahuan lansia tentang artritis rheumatoid dengan upaya penatalaksanaannya, (2), 19–25



Sandra Sinthya, (2018), penyakit rematik Autiomun, Gramedia-jakarta



Ningsih, 2016. Asuhan Keperawatan pada Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta : Salemba Medika



Sarwono, N. (2001) Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I (Edisi Ketiga). Jakarta : Balai Penerbit FKUI



Nugroho Wahayudi. 2012. Keperawatan gerontik & geriatrik, edisi 3. Jakarta : EGC



Stanley M. & Beare P. G., (2007). Buku Ajar Keperawatan Gerontik Edisi II Jakarta, EGC.



Nuha Medika. 2013. Keperawatan gerontik. Yogyakarta



Suliha, Uha. 2002. Pendidikan Kesehatan Dalam Keperawatan. Jakarta: EGCSuliha, Uha. 2002. Pendidikan Kesehatan Dalam Keperawatan. Jakarta: EGC



Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis : Jakarta : SalembaMedika. Putri, M.I, 2012. Hubungan Aktivitas,Jenis Kelamin Dan Pola Diet Dengan Frekuensi Kekambuhan Artritis Reumatoid di Puskesmas Nuasa Indah Bengkulu,http://VI.stikesdehasen.a c.id/dowlot.pht?file=memi%zoika% 20puti,%20S.kep.docx.diakses tanggal 16 september 2016 Padila.



(2013) Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika



Price, Wilson. 2006. PatofisiologiVol 2; Konsep Kllinis Proses-proses Penyakit.Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta.



Setiawan. 2000. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 2: Jakarta: Trubus Agriwidya. Sutirna & Samsudin, Asep. 2015. Landasan Kependidikan. Bandung : PT Refika Aditama Smeltzer.2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddart (Alih bahasa Agung Waluyo) Edisi 8 vol.3. Jakarta :EGC Wilson (2006),Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Sikap Keluarga Tentang Perawatan Arthritis RheumatoidPerawatan pada Lansia. Jakarta, EGC. Word



Health Organization (WHO), (2016).Angka kejadian rematik. 60