Pengaruh Senam Lansia Dengan Brain Gym Terhadap Peningkatan Kognitif Pada Lansia Di Puskesmas [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENGARUH SENAM LANSIA DENGAN BRAIN GYM TERHADAP PENINGKATAN KOGNITIF PADA LANSIA DI PUSKESMAS LUBUK PAKAM TAHUN 2021



PROPOSAL



OLEH :



LIDYA CHRISTIYANI NPM.17.11.094



PROGRAM STUDI KEPERAWATAN JENJANG SARJANA FAKULTAS KEPERAWATAN DAN FISIOTERAPI INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM TAHUN 2021



LEMBAR PERSETUJUAN Proposal Penelitian ini Dengan Judul : PENGARUH SENAM LANSIA DENGAN BRAIN GYM TERHADAP PENINGKATAN KOGNITIF PADA LANSIA DI PUSKESMAS LUBUK PAKAM TAHUN 2021



Dipersiapkan dan Diseminarkan Oleh :



LIDYA CHRISTIYANI NPM.17.11.094



Telah Disetujui untuk Diseminarkan Dihadapan Peserta Seminar Dan Komisi Penguji Proposal Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Dan Fisioterafi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam. Lubuk Pakam,



Pembimbing



SA’ADAH SIREGAR, S.Si, M.Kes NPP.



April 2021



LEMBAR PENGESAHAN Proposal Penelitian ini Denagan Judul : PENGARUH SENAM LANSIA DENGAN BRAIN GYM TERHADAP PENINGKATAN KOGNITIF PADA LANSIA DI PUSKESMAS LUBUK PAKAM TAHUN 2021



Oleh : LIDYA CHRISTIYANI NPM.17.11.094 Lubuk Pakam, April 2021 Komisi Penguji



Tanda Tangan



1. Ns. Iskandar Markus Sembiring, S. Kep, M Kep., 2. Delita Hayanti Panjaitan,SKM, M.KM 3. Sa’adah Siregar, S.Si, M.Kes



Disahkan Oleh : Dekan



Ns. Kuat Sitepu,S.Kep ,M.Kes NPP : 01.96.26.02.1972



Ketua Jurusan Ilmu Keperawatan



Ns. Tati Murni Karo-Karo,S.Kep ,M.Kep NPP : 01.02.28.02.1980



KATA PENGANTAR Puji Dan Syukur penulis ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Karena Kasih Dan Karunia Yang Telah Dilimpahkan-Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan proposal ini, yang bertujuan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Sarjana Keperawatan di Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam. Proposal ini berjudul “Pengaruh senam lansia dengan brain gym peningkatan kognitif pada lansia di Puskesmas Lubuk Pakam Tahun 2021” Dalam penyusunan proposal ini penulis banyak memperoleh bimbingan, bantuan, saran dan masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesarbesarnya kepada: 1. Drs. Johannes Sembiring, M.Pd, M.Kes, selaku Ketua Yayasan MEDISTRA Lubuk Pakam. 2. Ns. Rahmad Gurusinga, S.Kep, M.Kep, selaku Rektor Institut Kesehatan MEDISTRA Lubuk Pakam. 3. Ns. Kuat Sitepu, S.Kep, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan dan Fisioterapi Institut Kesehatan MEDISTRA Lubuk Pakam. 4. Ns. Tati Murni Karokaro, S.Kep, M.Kep, selaku Ketua Program studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan dan Fisioterapi Institut Kesehatan MEDISTRA Lubuk Pakam. 5. Ns. Dian Anggrianti, S.Kep, M.Kep, selaku Seketaris Prodi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan dan Fisioterapi Institut Kesehatan MEDISTRA Lubuk Pakam. 6. Sa’adah Siregar, S.Si, M.Kes, selaku dosen pembimbing saya yang telah banyak memberi masukan kepada saya sehingga peneliti bisa menyelesaikan proposal ini dengan baik. 7. Ns. Samuel Ginting, S.Kep, selaku wali tingkat yang selama ini sudah mendidik serta memberi dukungan. 8. Seluruh Staff Dosen Institut kesehatan MEDISTRA Lubuk Pakam yang telah banyak mendidik peneliti selama proses perkuliahan dan staf non akademik yang membantu memfasilitasi secara administrasi.



i



9. Kepada kedua orangtua tercinta saya ibunda R.Sihombing dan ayah K.Simatupang yang telah memberikan motivasi dan dukungan baik dari segi materi maupun lainnya serta mendoakan saya selama proses pendidikan. 10. Untuk sahabat-sahabat saya Tantri, Glory, Helen, Susan, Revina, Reka, Theresya, Naensi, Lina, Jelita, Yessy, Desi, yang telah mengajari saya banyak hal yang selalu membantu dan bersama saya selama empat tahun ini. 11. Untuk orang yang saya cintai Driko Brewster Sitepu , terimakasih atas dukungan, kebaikan, perhatiannya selama bersama saya. 12. Seluruh teman mahasiswa/i S1 Program Studi Ilmu Keperawatan Institut kesehatan MEDISTRA Lubuk Pakam, yang telah memberikan semangat dan masukan dalam penyusunan proposal ini.



Lubuk Pakam, April 2021 Penulis



LIDYA CHRISTIYANI NPM. 17.11.094



ii



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.......................................................................................i DAFTAR ISI......................................................................................................iii DAFTAR SKEMA............................................................................................v DAFTAR TABEL.............................................................................................vi DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................vii BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................1 1.1. Latar Belakang ................................................................................1 1.2.Rumusan Masalah.............................................................................5 1.3.Tujuan Penelitian .............................................................................5 1.4.Manfaat Penelitian............................................................................6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................7 2.1.Lansia ...............................................................................................7 2.1.1 Pengertian Lansia....................................................................7 2.1.2 Klasifikasi lansia ....................................................................8 2.1.3 Proses menua...........................................................................9 2.1.4 Teori lansia..............................................................................9 2.1.5 Perubahan proses menua.........................................................15 2.2 Kognitif.............................................................................................19 2.2.1 Pengertian................................................................................19 2.2.2 Fungsi kognitif........................................................................19 2.2.3 Aspek-aspek kognitif..............................................................20 2.2.4 Gangguan fungsi kognitif........................................................22 2.2.5 Faktor yang mempengaruhi kognitif.......................................25 2.2.6 Penegahan lansia dalam mempertahankan fungsi kognitif.....25 2.2.7 Instrumen pengukur fungsi kognitif menggunakan MMSE....25 2.2.8 Karakteristik Demografi Penurunan Fungsi Pada Lansia.......26 2.3 Senam Otak.......................................................................................28 2.3.1 Pengertian senam otak.............................................................28 2.3.2 Manfaat senam otak (brain gym)............................................29 2.3.3 Mekanisme kerja senam otak..................................................30 2.3.4 Gerakan senam otak................................................................30 2.4 Kerangka Teori Penelitian.................................................................34 2.5 Kerangka Konsep Penelitian.............................................................34 2.6 Hipotesis Penelitian...........................................................................35 BAB III METODE PENELITIAN..................................................................36 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian........................................................36 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................36



iii



3.3 Populasi Dan Sampel........................................................................37 3.4 Metode Pengumpulan Data...............................................................38 3.5 Variabel dan Defenisi Operasional...................................................39 3.6 Metode Pengukuran Data..................................................................41 3.7 Metode Analisa Data.........................................................................41 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................43 LAMPIRAN



iv



DAFTAR SKEMA Nomor



Judul



Halaman



2.1 Kerangka Teori Penelitian..................................................................



34



2.2 Kerangka Konsep Penelitian..............................................................



34



v



DAFTAR TABEL Nomor



Judul



Halaman



3.1. Rencana Kegiatan Penelitian....................................................................... 37 3.2. Defenisi Dan Variabel Penelitian................................................................ 39



vi



DAFTAR LAMPIRAN Nomor



Judul



1. SOP 2. Instrumen penelitian



vii



Halaman



BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi terutama ilmu kedokteran,



promosi kesehatan, pencegahan penyakit dan pelayanan kesehatan mengakibatkan meningkatnya usia harapan hidup manusia (life expectancy). Hal ini menyebabkan jumlah lansia menjadi bertambah dan ada kecenderungan akan meningkat dengan cepat (Azizah,2011 dalam Andari,2018). Meningkatnya populasi lansia di Indonesia, membuat berbagai masalah kesehatan dan penyakit yang khas terdapat pada lansia ikut meningkat. Salah satu masalah yang akan banyak dihadapi adalah gangguan kognitif yang bermanifestasi secara akut berupa konfusio dan kronis berupa dimensia (Darmojo & Hadi, 2010 dalam Andari 2018). Sampai saat ini, penduduk di 11 negara anggota World Health Organitation (WHO) kawasan Asia Tenggara yang berusia di atas 60 tahun berjumlah 142 juta jiwa dan di perkirakan akan terus dan di perkirakan akan terus meningkat hingga 3 kali lipat di tahun. Indonesia termasuk dalam lima besar negara dengan jumlah lanjut usia terbanyak di dunia dengan jumlah lansia di indonesia pada tahun 2014 sekitar 18,78 juta jiwa dan di perkirakan pada tahun 2025, jumlahnya akan mencapai 36 juta jiwa (Kementrian Kesehatan RI, 2016 dalam Pramadita 2019). Aging process (proses menua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Proses menua merupakan proses yang terus menerus (berlanjut) secara alamiah. Proses menua setiap individu pada organ



1



2



tubuh juga tidak sama cepatnya dan sangat individual. Banyak faktor yang mempengaruhi penuaan seseorang seperti genetic (keturunan), asupan gizi, kondisi mental,pola hidup, lingkungan, dan pekerjaan sehari-hari (Azizah, 2011 dalam Andari 2018). Setiap orang yang memasuki usia lanjut, maka ia akan mengalami penurunan fungsi kognitif yang meliputi memory, IQ, kemampuan belajar, kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah, perasaan, sosial dan seksual. Sementara fungsi fisik (sistim indra, sistim muskuloskeletal, sistim kardiovaskuler dan respirasi, pencernaan dan metabolisme, sistim perkemihan, sistim saraf dan sistim reproduksi). Menurunnya kedua fungsi tersebut menjadikan lansia tidak dapat beraktivitas dengan baik sehingga lambat laun kehilangan berbagai kemampuan untuk menyeleseikan masalah. Kondisi ini merupakan suatu tantangan untuk mempertahankan kesehatan dan kemandirian pada lanjut usia agar tidak menjadi beban bagi dirinya, keluarga dan juga masyarakat (Azizah, 2011 dalam Nurafriani,2017). Fungsi kognitif merupakan kemampuan seseorang untuk menerima, mengolah, menyimpan dan menggunakan kembali semua masukan sensorik secara baik terdiri dari unsur memperhatikan (atensi), mengingat (memori), berkomunikasi



(bahasa),



bergerak



(motorik)



dan



merencanakan



atau



melaksanakan keputusan (eksekutif) sehingga memegang peranan penting (Gallo, 1998 dalam Sauliyusta 2016). Apabila penurunan fungsi kognitif ini tidak diatasi tentunya menjadi masalah pada lansia. Penurunan fungsi kognitif menyebabkan menurun kemampuan konsentrasi terhadap stimulus, proses berpikir yang tidak tertata (inkoheren), gangguan persepsi, disorientasi (tempat, waktu, orang), serta



3



gangguan daya ingat. Dampaknya akan terjadi gangguan dalam aktivitas seharihari maupun gangguan dalam berkomunikasi dan berhubungan dengan orang sekitar (Ameliarina, 2011 dalam Nur Hidayah 2017). Menurunnya fungsi kognitif pada susunan saraf pusat (gejala ringan adalah mudah lupa dan jika parah akan menyebabkan kepikunan) sering kali dianggap sebagai masalah biasa dan merupakan hal yang wajar terjadi pada mereka yang berusia lanjut. Padahal, menurunnya kemampuan kognitif yang ditandai dengan banyak lupa merupakan salah satu gejala awal kepikunan. Pikun sendiri merupakan gejala umum demensia, walaupun pikun itu sendiri bukan berarti indikasi terjadinya demensia. Orang-orang yang menderita demensia sering tidak dapat berpikir dengan baik dan berakibat tidak dapat beraktivitas dengan baik. Oleh sebab itu mereka lambat laun kehilangan kemampuan untuk menyelesaikan permasalahan dan perlahan menjadi emosional, sering hal tersebut menjadi tidak terkendali. Upaya yang dilakukan untuk mencegah dan menghambat penurunan fungsi kognitif dapat melalui terapi farmakologis dengan menggunakan obat-obatan, serta melalui terapi non farmakologis seperti aktivitas fisik (senam otak), aktivitas mental dan aktivitas social (Yuliati, 2017). Senam otak adalah serangkaian latihan yang berbasis gerakan tubuh sederhana. Senam otak dapat memperlancar aliran darah dan oksigen ke otak, juga merangsang kedua belah otak untuk bekerja. Gerakan-gerakan ringan dengan permainan melalui olah tangan dan kaki dapat memberikan rangsangan atau stimulus pada otak. Gerakan yang menghasilkan stimulus dapat meningkatkan memori, kewaspadaan, konsentrasi, kecepatan, persepsi, belajar, pemecahan



4



masalah dan kreativitas, menyelaraskan kemampuan beraktivitas, berpikir pada saat bersamaan, meningkatkan keseimbangan atau harmonisasi antara kontrol emosi dan logika, mengoptimalkan fungsi kinerja panca indra, serta menjaga kelenturan dan keseimbangan tubuh (Setyoadi dan Kushariyadi, 2011 dalam polan dkk, 2018). Prinsip senam otak adalah mengaktifkan 3 dimensi otak, dimensi pemusatan dapat meningkatkan aliran darah ke otak, meningkatkan penerimaan oksigen sehingga dapat membersihkan otak, dimensi lateralis akan menstimulasi koordinasi kedua belahan otak yaitu otak kiri dan otak kanan (memperbaiki pernapasan, stamina, melepaskan ketegangan dan mengurangi kelelahan) dimensi pemfokusan



untuk



membantu



melepaskan



hambatan



fokus



dari



otak



(memperbaiki kurang perhatian kurang konsentrasi) (Dennison, 2008 dalam Ashyhari A, dkk 2016). Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hatmanti (2019) dengan 35 responden, 51,4% mengalami penurunan fungsi kognitif berat sebelum dilakukan terapi senam lansia. Setelah diberikan intervensi hasil menunjukkan 17 lansia yang mengikuti senam lansia 82,4% mengalami penurunan fungsi kognitif sedang dan 18 lansia yang mengikuti terapi puzzle menunjukkan 66,7% mengalami penurunan fungsi kognitif sedang. Dari hasil studi pendahuluan di Puskesmas Lubuk Pakam, didapatkan kesulitan dalam proses pengkajian kepada pasien lansia. Seringkali data yang dikumpulkan tidak maksimal karena harus bertanya pada anggota keluarga atau pengantar pasien yang kadangkala juga tidak dapat memberikan data yang dibutuhkan. Hal ini berdampak pada penanganan masalah kesehatan pasien.



5



Melalui wawancara kepada pasien lansia didapatkan mayoritas mengalami masalah dengan daya ingat. Beberapa dari pasien lansia mengatakan sering lupa menaruh barang pribadi, ada lansia yang tidak ingat nama teman, ada lansia tidak bisa menjawab bahkan salah menjawab nama hari, lupa dan tidak bisa menyebutkan kembali nama peneliti serta salah menyebutkan benda yang ditunjukkan. Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti apakah ada pengaruh senam lansia dengan brain gym peningkatan kognitif pada lansia di Puskemas Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2021. 1.2



Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada



penelitian ini yaitu apakah ada pengaruh senam lansia dengan brain gym peningkatan kognitif pada lansia di Puskesmas Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2021? 1.3



Tujuan Penelitian



1.3.1 Tujuan Umum Adapun tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh senam lansia dengan brain gym peningkatan kognitif pada lansia di Puskesmas Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2021. 1.3.2 Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui rerata fungsi kognitif lansia sebelum senam lansia dengan brain gym di Puskesmas Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2021.



6



b. Untuk mengetahui rerata fungsi kognitif lansia sesudah senam lansia dengan brain gym di Puskesmas Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2021.



1.4



Manfaat Penelitian



1.4.1 Bagi Lansia Melalui penelitian ini diharapkan fungsi kognitif lansia dapat meningkat melalui perlakuan senam otak dengan brain gym yang diberikan kepada lansia. 1.4.2 Bagi Puskesmas Hasil penelitian ini diharapkan nantinya menjadi masukan bagi Puskesmas dalam menentukan kebijakan yang sesuai untuk meningkatkan kemampuan kognitif lansia yang berkunjung ke Puskesmas. 1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan nantinya menjadi referensi di perpustakaan Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam dan menjadi informasi bagi dosen dan mahasiswa khususnya pada mata kuliah keperawatan gerontik. 1.4.4 Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan menjadi data bagi pengembangan penelitian selanjutnya terkait fungsi kognitif pada lansia.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lansia 2.1.1. Pengertian Lansia Lansia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia tidak secara tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak-anak, dewasa dan akhirnya menjadi tua (Azizah, 2011 Andari 2018). Lansia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan (Pujiastuti, 2003 dikutip dalam Andari 2018). Lansia merupakan seorang pria atau wanita yang telah mencapai usia 60 tahun keatas. Menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupan yaitu anak, dewasa dan tua (Nugroho, 2016). 2.1.2. Klasifikasi lansia Klasifikasi lansia dibagi menjadi 5 yaitu pralansia, lansia, lansia resiko tinggi, lansia potensial, dan lansia tidak potensial. Pralansia (prasenelis) adalah seseorang yang berusia antara 45-59 tahun. Lansia yaitu seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih, untuk lansia resiko tinggi yaitu seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih dan bermasalah dengan kesehatan seperti, menderita rematik, demensia, mengalami kelemahan dan lain-lain, sedangkan lansia potensial yaitu lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang atau jasa , Lansia tidak potensial yaitu lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain (Nugroho, 2016 dalam Amila,dkk 2018). Batasan-batasan lansia:



7



8



a. Menurut WHO, klasifikasi lansia adalah: 1) Usia pertengahan (middle age) 45-59 tahun 2) Lansia (elderly) 60-74 tahun 3) Lansia tua (old) 59-90 tahun 4) Lansia sangat tua (vey old) diatas 90 tahun b. Menurut Depkes RI, klasifikasi lansia adalah: 1) Lansia awal 46-55 tahun 2) Lansia akhir 56-65 tahun 3) Lansia manula >65 tahun 2.1.3. Proses Menua Aging process (proses penuaan) dalam perjalanan hidup manusia merupakan suatu hal yang wajar dan alamiah, ini akan di alami oleh semua orang dengan karunia umur panjang, tergantung dari setiap individunya cepat atau lambatnya proses tersebut. Secara teori perkembangan manusia yang dimulai dari masa bayi, anak, remaja, dewasa, tua dan akhirnya akan masuk usia lanjut dengan umur diatas 60 tahun. Diperlukan persiapan untuk menyambut terjadinya hal tersebut agar dikemudian hari tidak menimbulkan masalah fisik, mental, sosial, ekonomi, bahkan psikologis skalipun. Menua (menjadi tua) adalah suatu proses yang hilangnya secara perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri / mengganti dan mempertahankan fungsi norlmalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita, maka sangat dibutuhkan persiapan maupun pencegahan agar hal yang tidak diinginkan akan terjadi pada para lansia (Constantinides, 1994 dalam Nugroho. W, 2000 dalam Iwan Ardian, 2018).



9



Proses menua merupakan proses yang terus menrus (berkelanjutan) secara alamiah yang dimulai sejak manusia lahir hingga udzur / tua. Pada usia lanjut biasanya seseorang akan mengalami beberapa penurunan diantaranya kehilangan jaringan otot, susunan syaraf pusat, dan jaringan lain sehingga tubuh akan mengalami kematian sedikit demi sedikit. Akan terjadi beberapa perubahan system dari aspek fisik dan biologisnya, seperti system organ dalam muskuloskeletal, system sirkulasi (jantung), sel jaringan dan system syaraf yang tidak dapat diganti karena kerusakan atau bahkan mati. Diperparah lagi terutama sel otak yang berkurang 10- 20%. Dalam setiap harinya dan sel ginjal yang tidak bisa membelah, sehingga tidak ada regenerasi sel, apabila hal tersebut terjadi terus menerus maka system dan jaringan tubuh seorang lansia tidak bisa berfungsi sebagaiman mestinya (Mujahidulla, 2012 dalam Iwan Ardian,2018). 2.1.4. Teori lansia Berdasarkan pengetahuan yang berkembang teori proses menua yang hingga saat ini dianut oleh gerontologis, maka penting sekali setiap individu mampu berkonstribusi dalam masalah-masalah kesehatan yang selama ini dihadapi oleh Masyarakat. Implikasi yang bisa dikembangkan yakni dengan proses menua dapat didasarkan pada teori menua berdasarkan faktor- faktor bio, psiko, sosio. a. Teori Biologis Lansia Teori biologis dalam proses menua merupakan perubahan yang terjadi dalam struktur dam fungsi tubuh selama masa hidup (Zairt, 1980 dalam Mujahidullah, 2012) teori ini lebih menekankan pada perubahan kondisi tingkat struktural sel / organ tubuh, termasuk didalamnya adalah agen patologis. Fokus dari teori ini adalah mencari determinan-determinan yang



10



menghambat proses penurunan fungsi organisme yang dalam kontek sistematis dapat mempengaruhi / memberikan dampak berupa organ / system tubuh



lainya dan berkembang sesuai dengan peningkatan usia



kronologis (Hayflick, 1977 dalam Iwan Ardian, 2018). Termasuk teori menua dalam lingkup proses menua biologis adalah teori keterbatasan hayflick (hiflick limit teory), teori kesalahan (Error teory), teori pakai dan using (Wear dan Tear Theory), Teori radikal bebas (Free Radical Teory). Teori Imunisasi (Imunity Theory), dan teori ikatan silang (Cross Linkage Theory). 1) Teori kesalahan Adanya perkembangan umur sel tubuh, maka terjadi beberapa perubahan alami pada sel, DNA dan RNA, yang merupakan substansi pembangunan / pembentuk sel baru. Semakin bertambahnya usia akan mempengaruhi perubahan sel dimana sel-sel Nukleus menjadi lebih besar namun tidak diikuti oleh substansi DNA. Orgel (1963) mempunyai konsep bahwa kemungkinan terjadinya proses menua adalah akibat kesalahan pada saat transkrip pada saat sintesa protein, yang berdampak pada penurunan kualitas (daya hidup) sel atau bahkan sel-sel baru akan terbentuk. Kesalahan yang terjadi pada proses transkrip ini dimungkinkan oleh karena produksi dari Enzim dan rantai peptida (protein) tidak bisa melakukan penggandaan substansi secara tepat. Akibat dari kondisi ini akhirnya proses transkripsi sel berikutnya juga mengalami perubahan dalam beberapa generasi yang akhirnya dapat mengubah komposisi yang berbeda dari sel awal (Sonneborn, 1979 dalam Iwan Ardian 2018).



11



2) Teori keterbatasan Hayflick Stanley, Pye, McGregor dalam Lueckenote: (1996) menyatakan istilah jam biologis manusia yang diperkirakan antara 110-120 tahun, jam biologis manusia diasumsikan sebagai waktu dimana sel-sel tubuh manusia masih dapat berfungsi secar produktif untuk menunjang fungsi kehidupan. Teori Haflick menekankan bahwa pengaruh perubahan kondisi fisik yaitu adanya kemampuan reproduksi dan fungsional sel organ yang menurun sejalan dengan bertambahnya usia tubuh setelah usia tertentu. 3) Teori pakai dan usang Dalam teori ini dikatakan bahwa sel-sel tetap ada sepanjang hidup manakala sel-sel tersebut digunakan secara terus-menerus. Teori ini dikenalkan oleh Weisman (1981) Heyflick menyatakan bahwa kematian merupakan akibat dari tidak digunakanya sel-sel karena dianggap tidak diperlukan lagi dan tidak meremajakan lagi sel-sel tersebut secara mandiri. Teori ini menua dianggap sebagai “ proses fisiologis yang ditentukan oleh sejumlah penggunaan dan keusangan dari organ seseorang yang terpapar oleh lingkungan.” (Mateson, Mc.Connell, 1988 dalam Mujahidullah, 2012). 4) Teori imunitas Ke”tuan”an disebabkan oleh adanya penurunan fungsi system imunitas dalam tubuh. Perubahan tersebut lebih tampak pada Limposit – T, namun perubahan tersebut juga terjadi di Limposit sel - B. prubahan yang



12



tampak yaitu penurunan sistem hormonal, yang dapat menjadi faktor predisposisi pada orang tua untuk: a) Menurukan resistensi melawan pertumbuhan kanker dan tumor, b) Menurunkan kemampuan untuk mengadakan inisiasi proses dan secara agresif memobilisasi pertahanan tubuh terhadap pathogen, c) meningkatkan produksi autoantigen, yang berdampak pada semakin meningkatnya resiko terjadinya penyakit yang berhubungan dengan autoimun. 5) Teori radikal bebas Radikal bebas merupakan molekul yang memiliki tingkat akitivitas yang tinggi, merupakan molekul, fragmen molekul atau atom dengan elektron yang bebas tidak berpasang. Radikal bebas merupakan zat yang terbentuk dalam tubuh manusia sebagai bentuk hasil kerja metabolisme tubuh. Meskipun ia terbentuk oleh kerja metabolisme tubuh tetapi ia juga dapat terbentuk akibat:



a) Proses Oksigenasiasi Lingkungan Seperti Pengaruh Polutan Dan Pestisida,



b) Reaksi Akibat Paparan Dengan Radiasi, c) Sebagai Reaksi Berantai Dengan Molekul Bebas Lainya. 6) Teori ikatan silang Dikenalkan oleh J. Bjorksten pada tahun 1942, menekankan pada postulat bahwa proses menua terjadi sebagai akibat adanya ikatan-ikatan kimiawi tubuh. Hasil dari proses ikatan silang adalah peningkatan densitas kolagen dan penurunan kapasitas transport nutrein serta membuang produk-produk sisa metabolism dari sel.



13



14



b. Teori Psikologis Lansia Dikutip dari Iwan Ardian (2018) Dalam teori ini lansia masih kita bagi menjadi beberapa bagian penting dalam menjalani beberapa bagian penting dalam menjalani beberapa proses perkembang lebih lanjut, anatara lain:



1) Teori tugas perkembangan Havigurst (1972) menyatakan bahwa tugas perkembangan pada masa tua antara lain: a) Menyesuaikan diri dengan penurunan fisik dan kesehatan. b) Menyesuaikan diri dengan massa pensiun dan penurunan penghasilan. c) Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup. d) Membentuk hubungan dengan orang-orang yang sebaya. e) Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan. f) Menyesuaikan diri dengan peran sosial.



2) Teori delapan tingkat kehidupan Ericson (1950) mengidentifikasi tahap perubahan psikologis (delapan tingkat



kehidupan)



menyatakan



bahwa



pada



usia



tua,



tugas



perkembangan yang harus dijalani adalah untuk mencapai keseimbangan hidup atau timbulnya perasaan putus asa. Peck (1968) menguraikan lebih lanjut tentang teori perkembangan Ericson dengan mengidentifikasi tugas penyelarasan integritas diri dapat dipilih dalam tiga tingkat yaitu: pada perbedaan ego terhadap peran pekerjaan preokupasi, peruahan tubuh terhadap preokupasi, dan perubahan ego terhadap priokupasi. Dari 3 tugas perkembangan tersebut yang terakhir yang harus diterima oleh lansia adalah bahwa mereka harus mampu menerima kematian yang



15



bakal terjadi pada dirinya dalam kesejahteraan. Pemanafatan aktivitas positif sehari-hari dapat menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan moral individu dalam menerima perubahan ego menuju keselarasan diri (dikutip dalam Iwan Ardian 2018).



3) Teori Jung Psikolog Carl Jung yang berasal dari Swiss ini mengembangkan teori bahwa perkembangan personal individu melalui beberapa tahap, diantaranya: masa kanak-kanak, masa remaja dan remaja akhir, usia pertengahan, dan usia tua. Teori ini mengungkapkan bahwa sejalan dengan perkembangan kehidupan, pada masa pertengahan maka seseorang akan mulai mencoba menjawab hakikat kehidupan dengan mengeksplorasi nilai-nilai, kepercayaan dan meninggalkan khayalan. Pada penjelasa diatas, maka jung menilai bahwa seseorang mampu dianggap sukses dalam roses menua manakala individu mampu untuk menjadi “orang yang berfokus pada orang lain”dan memiliki kepedulian yang penuh terhadap kehidupan social. (dikutip dalam Iwan Ardian 2018). c. Teori sosial lansia 1) Teori stratifikasi usia Rilley (1985) mengungkapkan ada lima konsep utama yang mendasari teori stratifikasi usia, yaitu: a) Setiap individu merupakan bagian dari social b) Adanya keunikan peran tugas dan fungsi c) Tidak hanya pada tataran tertentu saja terjadi perubahan



16



d) Pengalaman yang dimiliki oleh orang yang tua dapat dibentuk melalui parameter umur dan tugas. e) Hubungan dengan lansia usia lanjut dan lingkungan tidak staganan. 2) Teori aktivitas Dalam teori ini dikatakan bahwa seorang individu harus mampu eksis dan aktif dalam kehidupan social untuk mencapai kesuksesan dihari tua (Havigurts dan albrech, 1963) teori ini dilakukan berdasarkan asumsi bahwa: (1) aktif lebih baik daripada pasif (2) gembira lebih baik dari pada sedih (3) orang tua merupakan orang yang baik untuk mencapai sukses dan akan memilih alternative pilihan pilihan aktif dan gembira. 3) Teori Kontinuitas Teori ini memandang bahwa kondisi tua merupakan kondisi yang selalu terjadi dan berkesinambungan yang harus dihadapi oleh orang lanjut usia. 2.1.5. Perubahan Proses Menua Seseorang dengan mengalami lanjut usia pasti akan mengalami perubahan pada tubuh / fisik, psikis / intelektual, sosial kemasyarakatan ataupun secara spiritual / keyakinan / agama. Berkut merupakan perubahan secara alamiah yang akan terjadi pada lansia yaitu: a. Perubahan fisik Perubahan yang terjadi pada lansia ada beberapa macam anatara lain: 1) Kardiovaskuler



17



Daya pompa darah mulai menurun, elastisitas pembuluh darah menurun, seta meningkatnya resistensi meningkatnya pembuluh darah sehingga terjadi peningkatan tekanan darah. 2) Respirasi Elastisitas paru menurun, kapasitas residu meningkat kemudian terjadi penyempitan bronkus sehingga disaat nafas terasa berat. 3) Muskuloskeletal Menurunnya cairan synovial dan terjadi kerapuhan pada tulang (osteoporosis), punggung melengkung (kifosis), tendon mengkerut sehingga menjadi sclerosis, persendian menjadi besar dan kaku. 4) Sistem Persyarafan Kurang sensitive terhadap sentuhan, mengecilnya saraf panca indra, lambat dalam berespon sehingga waktu untuk bereaksi sehingga terjadi hubungan syaraf menurun. 5) Gastrointestinal Terjadi penurunan kelenjar saliva karies gigi, peristaltic usus menurun dan pertambahan waktu pengosongan lambung hal itu disebabkan penurunan nafsu makan dan rasa haus, serta turunya asupan makanan dan kalori. 6) Sistem Integument Menurunnya produksi kolagen sehingga berpengaruh terhadap tekstur kulit yang mengkeriput, permukaan kulit yang kasar dan bersisik, kulit kepala dan rambut menipis berwarna kelabu, kuku menjadi keras dan pertumbuhanya lambat, serta kelenjar keringat menurun.



18



7) Sistem Penglihatan Hilangnya respon terhadap cahaya kornea berbentuk sferis (bola), timbul sclerosis pada spingter pupil, sehingga hilangnya daya akomodasi, menurunya lapang pandang, 8) Sistem Perkemihan Otot-otot kandung kemih milai kendur, penurunan kapasitas tamping pada bledder, terjadi retensi urin. 9) Sistem Endokrin Menurunya produksi hormone fungsi paratiroid dan sekeresi tidak berubah, aldosteron menurun, dan terjadi penurunan sekresi hormone kelamin (Nugroho, 2016). b. Perubahan psikososial Pensiun merupakan seseorang sering diukur oleh produktivitas dan karier pekerjaan, dengan adanya pensiun maka seseorang akan mengalami beberapa kehilangan antara lain: 1) Kehilangan status 2) Kehilangan penghasilan tetap 3) Kehilangan pekerjaan dan kegiatan 4) Kehilangan aktivitas yang tiap hari dilakukan 5) Ekonomi akibat pemberhentian kerja dan kebutuhan untuk berobat semakin besar. 6) Penyakit kronis ketidak mampuan tubuh. 7) Gizi terganggu akibat kehilangan jabatan 8) Perubahan terhadap gambaran diri, perubahan konsep diri.



19



9) Kehilangan hubungan dengan teman-teman dan keluarga (Nugroho, 2016). c. Perubahan Spiritual Spiritual merupakan hal yang utama pada lansia untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, dimana para lansia berfikir bahwa dirinya sudah dekat dengan kematian makanya di usia yang senja ini ia perbanyak amal dan kegiatan yang positif. Perkembangan spiritual usia 70 tahun adalah Universalizing, pada perkembangan ini yang ingin dicapai yaitu berfikir dan bertindak dengn memberikan contoh cara mencintai dan bersifat adil (fowler 1978 dikutip dalam Iwan Ardian 2018).). d. Perubahan Ingatan (Memori) Pada lansia akan terjadi penurunan ingatan baik jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang. Menurut Schlessinger dan groves, 1976 memori adalah system yang sangat berstruktur, dan memori otak akan merekam fakta tentang dunia dan menggunakan pengetahuanya untuk membimbing perilaku. Dan sering terjadi perilaku yang aneh pada lansia diantaranya sering lupa atau pikun. Menjadi tua biasa ditandai oleh kemunduran biologis yang Nampak pada gejala kemunduran fisik disamping itu, juga sering terjadi kemunduran kohnitif diantaranya yaitu : 1) Seing lupa, ingatan tidak berfungsi dengan baik. 2) Ingatan terhadap hal – hal lebih baik dari pada hal – hal yang baru saja terjadi. 3) Sering terjadinya disorientasi terhadap waktu, tempat dan orang 4) Sulit menerima ide – ide baru (Padila, 2013).



20



Semakin bertambahnya usia, maka sering terjadinya proses menua secara generative yang berdampak pada perubahan – perubahan pada manusia, tidak hanya perubahan fisik, tetapi juga perasaan, kognitif, sosial, dan seksual (Azizah, 2011). Perubahan kognitif terjadi pada perubahan daya ingat (memory), IQ (Intelegent quocient), kemampuan belajar, kemampuan pemahaman, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, kebijaksanaan dan kerja. 2.2. Kognitif 2.2.1. Pengertian Kognitif Kognitif merupakan istilah ilmiah untuk proses berpikir. Kognitif adalah kepercayaan seseorang tentang sesuatu yang didapatkan dari proses berpikir tentang seseorang atau sesuatu (Setiawan, 2014 dikutif dalam Henny Syafitri 2018). Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kognitif merupakan proses berfikir seseorang untuk memperoleh pengetahuan dengan cara mengingat, memahami, dan menilai sesuatu. 2.2.2. Fungsi Kognitif Pada lansia mengalami kemunduran fisik juga sering mengalami kemunduran fungsi



intelektual termasuk fungsi kognitif. Kemunduran fungsi



kognitif dapat berupa mudah lupa (forgetfulnes) bentuk gangguan kognitif yang paling ringan diperkirakan dikeluhkan oleh 39% lanjut usia yang berusia 50-59 tahun, meningkat menjadi lebih dari 85% pada usia lebih dari 80 tahun. Mudah lupa ini bisa berlanjut menjadi gangguan kognitif ringan (Mild Cognitive Impairment-MCI) sampai ke demensia sebagai bentuk yang paling berat. 2.2.3. Aspek-aspek kognitif Fungsi kognitif seseorang meliputi berbagai fungsi berikut, anatara lain:



21



a.



Orientasi Orientasi dinilai dengan pengacuan pada personal, tempat dan waktu. Orientasi terhadap personal (kemampuan menyebutkan namanya sendiri ketika ditanya) menunjukkan informasi yang “overlearned”. Kegagalan dalam menyebutkan namanya sendiri sering merefleksikan negatifsm, distraksi, gangguan pendengaran atau gangguan penerimaan bahasa. Orientasi tempat dinilai dengan menanyakan negara, provinsi, kota, gedung dan lokasi dalam gedung. Sedangkan orientasi waktu dinilai dengan menanyakan tahun, musim, bulan, hari dan tanggal. Karena perubahan waktu lebih sering dari pada tempat, maka waktu dijadikan indeks yang paling sensitif untuk disorientasi.



b.



Bahasa Fungsi bahasa merupakan kemampuan yang meliputi 4 parameter, yaitu kelancaran, pemahaman, pengulangan dan naming. 1) Kelancaran Kelancaran merujuk pada kemampuan untuk menghasilkan kalimat dengan panjang, ritme dan melodi yang normal. Suatu metode yang dapat membantu menilai kelancaran pasien adalah dengan meminta pasien menulis atau berbicara secara spontan. 2) Pemahaman Pemahaman merujuk pada kemampuan untuk memahami suatu perkataan atau perintah, dibuktikan dengan mempunyai seseorang untuk melakukan perintah tersebut. 3) Pengulangan



22



Kemampuan seseorang untuk mengulangi suatu pernyataan atau kalimat yang diucapkan seseorang. 4) Naming Naming merujuk pada kemampuan seseorang untuk menamai suatu objek beserta bagian-bagiannya. c.



Atensi Atensi merujuk pada kemampuan seseorang untuk merespon stimulus spesifik



dengan



mengabaikan



stimulus



yang



lain



dari



luar



lingkungannya. 1) Mengingat segera Aspek ini merujuk pada kemampuan seseorang untuk mengingat sejumlah kecil informasi selama 60 Tahun Total



Frekuensi (F) 18 20 38 Olahan Primer



Persent (%) 47.4 % 52.6 % 100.0%



Berdasarkan data olahan tabel diatas dapat diketahui dari 38 responden yang tingkat umur 55-60 Tahun ada 18 Orang (47.4%) dan tingkat umur >60 ada 20 orang (52.6%) dapat di ketahui bahwa jumlah responden yang paling banyak yakni responden yang tingkat umur >60 Tahun ada 20 orang (52.6%) 4.2.3



Distribusi



Frekuensi



Berdasarkan



Pendidikan



Responden



di



Puskesmas Lubuk Pakam Pendidikan SD SMP/SMA Diploma Sarjana Total



Frekuensi (F) 5 8 11 14 38 Olahan Primer



Persent (%) 13.2 % 21.1 % 28.9 % 36.8 % 100.0%



Berdasarkan data hasil olahan dari tabel diatas di ketahui dari 38 responden yang tingkat pendidikan SD ada 5 orang (13.2 %) SMP/SMA ada 8 orang (21.1%) Diploma ada 11 orang (28.9%) dan Sarjana ada 14 orang (36.8%) dapat disimpulkan jumlah mayoritas responden yang tingkat pendidikan Sarjana ada 14 orang (36.8%).



38



4.2.4



Distribusi Frekuensi Berdasarkan fungsi kognitif lansia sebelum senam lansia dengan brain gym di Puskesmas Lubuk Pakam



Fungsi Kognitif Sebelum Kognitif Ringan Kognitif Sedang Kognitif Berat Total



Frekuensi (F)



Persent (%)



2 30 6 38



5.3 % 78.9 % 15.8 % 100.0% Olahan Primer



Berdasarkan data tabel hasi olahan diatas dapat diketahui dari 38 responden yang fungsi kognitif Ringan ada 2 orang (5.3 %) fungsi kognitif sedang ada 30 orang (78.9%) dam fungsi kognitif berat ada 6 orang (15.8%) dapat diketahui jumlah paling banyak responden yakni fungsi kognitif sedang ada 30 orang (78.9%) 4.2.5



Distribusi Frekuensi Berdasarkan fungsi kognitif lansia sesudah senam lansia dengan brain gym di Puskesmas Lubuk Pakam



Fungsi Kognitif Sesudah Normal Kognitif Ringan Kognitif Sedang Total



Frekuensi (F) 9 21 8 38 Olahan Primer



Persent (%) 23.7% 55.3% 21.1% 100.0%



Berdasarkan data tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 38 responden jumlah fungsi kognitif responden sesudah terapi senam otak fungsig kognitig normal ada 9 orang (23.7%) kognitif ringan ada 21 orang (55.3%) dan kognitif sedang ada 8 orang (21.1%) dapat disimpulkan bahwa jumlah responden yang fungsi kognitif paling banyak yakni responden yang fungsi kognitif nya Ringan ada 21 orang (55.3%).



39



4.3



Analisis BIvariat



4.3.1 Distribusi nilai rerata fungsi kognitif lansia sebelum senam lansia dengan brain gym di Puskesmas Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2021. Report F.K Sebelum Mean Median Minimum 3.11 3.00 Kognitif Ringan



Maximum Kognitif Berat



Std. Deviation .453



Range 2



Berdasarkan dari hasil tabel diatas nilai reratan fungsi kognitif sebelum adanya terapi senam lansi dengan brain gym sebesar 3.11 dengan median 3.00 dimna di peroleh nilai Max Kognitif berat dan Min Kognitif Ringan dengan standat devitiation 0.453 dan renge 2. 4.3.2 Distribusi nilai rerata fungsi kognitif lansia Sesudah senam lansia dengan brain gym di Puskesmas Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2021. Report F.K Sesudah Mean Median Minimum 1.97 2.00 Kognitif Normal



Maximum Kognitif Sedang



Std. Deviation .677



Range 2



Berdasarkan dari tabel diatas nilai rerata fungsi kognitif sesudah adanya terapi senam lansia dengan brain gym sebesara 1.97 dengan median 2.00 dimana di peroleh nilai Max kognitif sedang dan Min kognitif Normal dengan standart devisiasi 0.667 dan renge 2



40



4.3.3 Distribusi pengaruh fungsi kognitif lansia sebelum dan Sesudah senam lansia dengan brain gym di Puskesmas Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2021.



Pair 1 F.K Sebelum - F.K Sesudah



Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Upper t 1.398 8.600



df 37



Sig. (2tailed) .000



Berdasarkan data yang di peroleh diatas dimana fungsi kognitif sebelum dan sesudah dengan tingkat kepercayaan 95 % di peroleh nilai t 8.600 dengan Df 37 dan nilai sig.(2-Tailed ) 0.000 yang di mana dapat diketahui nilai α 0.05 < 0.000 dapat disimpulakan bahwa adanya pengaruh signifikan terhadap fungsi kogniti sebelum dan sesudah pemberian terapi senam lansia dengan brain gym di puskesmas lubuk pakam tahun 2021.



BAB V PEMBAHASAN 5.1 5.1.1



Analisis Univariat Distribusi Frekuensi Berdasarkan fungsi kognitif lansia sebelum senam lansia dengan brain gym di Puskesmas Lubuk Pakam Berdasarkan data tabel hasi olahan diatas dapat diketahui dari 38 responden



yang fungsi kognitif Ringan ada 2 orang (5.3 %) fungsi kognitif sedang ada 30 orang (78.9%) dam fungsi kognitif berat ada 6 orang (15.8%) dapat diketahui jumlah paling banyak responden yakni fungsi kognitif sedang ada 30 orang (78.9%). Penelitian ini sejalan dengan penelitian



Amila (2018)



dimana hasil



penelitian fungsi kognitif responden sebelum diberikan senam otak didapatkan bahwa mayoritas responden dengan nilai gangguan kognitif ringan sebanyak 18 lansia (85,7%) dan nilai gangguan kognitif sedang 3 lansia (14,3%). Dari hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar lansia telah terjadi penurunan kognitif. Pada lembar observasi MMSE yang terdapat 5 tahap yaitu orientasi, registrasi, perhatian & kalkulasi, mengingat kembali dan bahasa. Mayoritas responden mengalami penurunan pada tahap registrasi sebanyak 13 responden (61,9%), tahap perhatian & kalkulasi sebanyak 20 responden (95,3%), dan tahap bahasa sebanyak 21 responden (100%). Menurut Atun ( 2010, dalam Setiawan, 2014) mengatakan bahwa demensia merupakan suatu gangguan fungsi daya ingat yang terjadi perlahan-lahan, serta dapat mengganggu kinerja dan aktivitas sehari-hari. Penurunan fungsi ini disebabkan karena kurangnya jumlah sel secara anatomis. Menurut Azizah (2011,



36



37



dalam Cahyono, 2014) perubahan-perubahan pada diri manusia adalah sistem saraf, sistem susunan saraf mengalami perubahan anatomi dan atrofi yang progresif pada serabut saraf lansia. Lansia mengalami penurunan koordinasi dan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. 5.1.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan fungsi kognitif lansia Sesudah senam lansia dengan brain gym di Puskesmas Lubuk Pakam Berdasarkan data tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 38 responden jumlah fungsi kognitif responden sesudah terapi senam otak fungsig kognitig normal ada 9 orang (23.7%) kognitif ringan ada 21 orang (55.3%) dan kognitif sedang ada 8 orang (21.1%) dapat disimpulkan bahwa jumlah responden yang fungsi kognitif paling banyak yakni responden yang fungsi kognitif nya Ringan ada 21 orang (55.3%). Penelitian ini sejalan dengan Amila (2018) hasil penelitian sesudah senam intervensi senam otak didapat hasil mayoritas nilai kognitif responden sesudah dilakukan senam otak dengan nilai gangguan kognitif ringan sebanyak 14 lansia (66,7%), nilai kognitif normal sebanyak 5 lansia (23,8%) dan nilai fungsi kognitif sedang sebanyak 2 lansia (9,5%). Dari hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar lansia dengan kategori gangguan fungsi kognitif, tetapi sesudah dilakukan senam otak maka terjadi peningkatan pada fungsi kognitif, dan terjadi penurunan jumlah responden pada kategori gangguan fungsi kognitif ringan dan gangguan fungsi kognitif sedang Pada lembar observasi MMSE yang terdapat 5 tahap yaitu orientasi, registrasi, perhatian & kalkulasi, mengingat kembali dan bahasa. Mayoritas responden mengalami peningkatan pada tahap orientasi sebanyak 17 responden (81%) dan tahap registrasi sebanyak 14 responden (66,7%).



38



Menurut Paul dan Gail E. Dennison (2006 dalam, Festi 2010) bahwa membagi otak ke dalam tiga fungsi yakni, dimensi lateralis (otak kiri-kanan), dimensi pemfokusan (otak depan-belakang), dimensi pemusatan (otak atasbawah), masing-masing dimensi memiliki tugas tertentu, sehingga gerakan senam yang harus dilakukan dapat bervariasi. Dalam penelitian ini menggunakan cara non farmakologis yaitu terapi senam otak yang diberikan 4 kali seminggu dengan durasi ± 15 menit pada pagi hari selama 2 minggu secara rutin. Senam otak tidak saja akan memperlancar aliran darah dan oksigen ke otak, tetapi juga merangsang kedua belahan otak untuk bekerja sehingga didapat keseimbangan aktivitas kedua belahan otak secara bersamaan. 5.1.3 Distribusi nilai rerata fungsi kognitif lansia sebelum senam lansia dengan brain gym di Puskesmas Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2021. Berdasarkan dari hasil tabel diatas nilai reratan fungsi kognitif sebelum adanya terapi senam lansi dengan brain gym sebesar 3.11 dengan median 3.00 dimna di peroleh nilai Max Kognitif berat dan Min Kognitif Ringan dengan standat devitiation 0.453 dan renge 2. Penelitian ini sejalan dengan Fatsiwik Nunik andari (2018) dimana hasil berdasarkan tabel 2 di atas dengan jumlah sampel 15 orang lansia perempuan didapatkan bahwa mayoritas tertinggi skor gangguan fungsi kognitif sebelum melakukan senam otak yaitu gangguan fungsi kognitif sedang sebanyak 11 orang (73,3%), dan gangguan fungsi kognitif berat sebanyak 4 orang (26,7%). Menurut Nugroho (2012) Kondisi yang dialami lansia ini berpeluang untuk mengakibatkan masalah kesehatan pada kondisi fisik maupun masalah kesehatan



39



jiwa. Menurut Stanley, Bare (2007)



Penurunan fungsi kognitif ini akan



menimbulkan pergeseran bagi lansia khususnya peranan dalam berinteraksi sosial dengan keluarga ataupun masyarakat sehingga menyebabkan lansia merasa diasingkan dan tidak berguna. 5.1.4 Distribusi nilai rerata fungsi kognitif lansia sebelum senam lansia dengan brain gym di Puskesmas Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2021. Berdasarkan dari tabel diatas nilai rerata fungsi kognitif sesudah adanya terapi senam lansia dengan brain gym sebesara 1.97 dengan median 2.00 dimana di peroleh nilai Max kognitif sedang dan Min kognitif Normal dengan standart devisiasi 0.667 dan renge 2. Pada penelitian Fatsiwik Nunik andari (2018) dapat dilihat bahwa setelah diberikan



senam



otak



dari



15



responden



lansia



sebagian



besar



respondenmengalami gangguan fungsi kognitif ringan sebanyak 10 orang (66,7%), dan gangguan fungsi kognitif sedang sebanyak 5 orang (33,3%) dan dari 15 responden lansia



sebagian besar responden mengalami gangguan fungsi



kognitif sedang sebanyak 8 orang (53,3%), gangguan fungsi kognitif ringan sebanyak 5 orang (33,3%), dan gangguan fungsi kognitif berat sebanyak 2 orang (13,3%). Menurut hasil penelitian Maryati dkk (2013) terjadinya perubahan fungsi kognitif pada seseorang dikarenakan adanyafaktor predisposisi yang biasanya terjadi karena adanya gangguan biologis pada fungsi sistem saraf pusat. Gangguan biologis tersebut seperti gangguan suplai oksigen ke otak, degenerasi yang berhubungan dengan penuaan, pengumpulan zat beracun dalam jaringan otak,



40



penyakit Alzheimer, virusimunodefisiensi manusia (HIV), penyakit hati kronik, penyakit ginjal kronik, defisiensi vitamin (terutama tiamin), malnutrisi, abnormalitas genetik dan gangguan jiwa mayor. Hipoksia, gangguan metabolik, toksisitas dan infeksi, respons yang berlawanan terhadap pengobatan, perubahan struktur otak, seperti tumor atau trauma dan kekurangan atau kelebihan sensori merupakan faktor pencetus lain gangguan fungsi kognitif. Adanya perubahan struktur dan fungsi otak pada proses menua berhubungan dengan terjadinya penurunan dalam hal kecepatan, memori jangka pendek dan jangka panjang, serta memori kerja (Raz, Rodrigue, 2006 dalam Pascana, 2011). The U.S Departement of Health and Human Services (2011) merilis faktor risiko lain yang berpengaruh terhadap penurunan fungsi kognitif yaitu keturunan, jenjang pendidikan, cedera otak, racun, tidak melakukan aktivitas fisik, dan penyakit kronik seperti parkinson, jantung, stroke serta diabetes mellitus. Sebagian besar lansia justru mengurangi aktifitas fisiknya dengan berbagai alasan seperti merasa bahwa aktifitas fisik olahraga tidak cocok dilakukan di usia lanjut, atau lansia mengatakan bahwa mereka telah mengalami penurunan kesehatan sehingga tidak bisa lagi melakukan aktivitas fisik atau olahraga (Lee, Arthur & Avis, 2008; Baert, dkk, 2011). 5.1.5 Distribusi pengaruh fungsi kognitif lansia sebelum dan Sesudah senam lansia dengan brain gym di Puskesmas Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2021. Berdasarkan data yang di peroleh diatas dimana fungsi kognitif sebelum dan sesudah dengan tingkat kepercayaan 95 % di peroleh nilai t 8.600 dengan Df 37 dan nilai sig.(2-Tailed ) 0.000 yang di mana dapat diketahui nilai α 0.05 < 0.000



41



dapat disimpulakan bahwa adanya pengaruh signifikan terhadap fungsi kogniti sebelum dan sesudah pemberian terapi senam lansia dengan brain gym di puskesmas lubuk pakam tahun 2021. Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Purwanto (2009) bahwa dengan melakukan senam otak, banyak efek atau manfaat yang bisa diperoleh. Senam otak bertujuan untuk melatih mengaktifkan kerja otak. Hal ini dikarenakan latihan pada senam otak merupakan educational kinestology yang berarti ilmu tentang gerakan tubuh manusia (Septianti, 2016). Metode latihan educational kinestology ini mengakifkan kerja seluruh otak dengan menggunakan pembaruan pola gerakan tertentu untuk membuka bagian-bagian otak yang sebelumnya tertutup atau terhambat (Anggriyana, Atikah, 2010). Gerakan-gerakan olah tangan dan kaki yang sederhana dalam gerakan senam otak dapat memberikan efek berupa rangsangan atau stimulus pada otak. Stimulus yang muncul pada otak akan meningkatkan kemampuan kognitif, menyelaraskan kemampuan beraktivitas dan berfikir pada saat yang bersamaan, menyeimbangkan kontrol emosi dan logika, fungsi kinerja panca indera dimaksimalkan, menjaga kelenturan dan keseimbangan tubuh, meningkatkan ketajaman ingatan dan pengulangan kembali terhadap huruf atau angka, meningkatkan ketajaman dalam pendengaran dan penglihatan, meminimalisir kesalahan membaca dan mengingat, sertsa dapat meningkatkan respon terhadap rangsangan visual. Anggriyana dan Atikah (2010) menambahkan bahwa senam otak dapat melancarkan aliran darah dan oksigen ke otak, meningkatkan daya ingat dan konsentrasi serta meningkatkan energi tubuh. Hasil analisis statistik



42



terhadap perbedaan efektivitas peningkatan fungsi kognitif antara lansia laki-laki dan perempuan menunjukkan nilai p value = 0,025. Berdasarkan penelitian Jatmiko (2013) di Posyandu lansia Desa Kalicupak Lor Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas dengan desain pra eksperimen berjenis one group pretest posttest Design, didapatkan hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan pemberian latihan senam otak terhadap tingkat insomnia sebelum dan sesudah dengan nilai t hitung 4,605 (p value=0,0001). Didukung hasil penelitian Sumedi et.al (2010) di Panti Werdha Dewanata Cilacap dengan rancangan pretest-posttest without control group, didapatkan hasil p value 0,000 (α=0,05), adanya pengaruh senam terhadap penurunan skala insomnia di Panti Werdha Dewanata Cilacap.



BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1



Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh senam otak terhdap sungsi



kognitif pada lansia di puskesmas lubuk pakam tahun 2021 dapat disimpulan bahwa mayoritas responden mengalami gangguan fungsi kognitif sedang sebelum adanya intervensi senam lansi sedangkan responden mengalmin ganguan fungsi kognitif sedang sesudah dilakukan senam Lansia mayoritas mengalami gangguan fungsi kognitif ringan. Terdapat pengaruh yang bermakna pada fungsi kognitif sebelum dan sesudah dilakukan intervensi dimana nilai yang di peroleh dengan tingkat kepercayaan 95 % nilai P-Value 0.000 (p60 tahun Pendidikan 1. SD 2. SMP/SMA 3. Diploma 4. Sarjana Fungsi Kognitif 1. Fungsi kognitif normal = skor 27-30 2. Gangguan kognitif ringan = skor 21-26 3. Gangguan kognitif sedang = skor 11-20 4. Gangguan kognitif berat = skor 0-10



MASTER TABEL PENGARUH SENAM LANSIA DENGAN BRAIN GYM TERHADAP PENINGKATAN KOGNITIF PADA LANSIA DI PUSKESMAS LUBUK PAKAM TAHUN 2021 J K



P U en d



sebelum dan sesudah Orientasi O 1



O 2



O 3



O 4



O 5



Registrasi



O 6



O 7



O 8



O 9



1 0



R 1



R 2



Perhatian dan kalkulasi P D K 1



R 3



P D K 2



P D K 3



Mengingat



P D K 5



P D K 5



M 1



M 2



Bahasa M 3



B 1



B 2



B 3



B 4



B 5



B 6



B 7



B 8



B 9



1



1



1



0



1



0



1



0



1



1



1



0



1



1



0



1



0



0



0



0



1



1



1



0



1



0



1



0



1



0



1



1



0



0



1



1



1



1



1



0



1



1



1



0



1



0



1



0



1



1



1



1



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



2



2



1



0



0



1



0



1



1



0



1



1



1



0



0



1



1



1



1



1



0



0



0



0



1



1



1



1



1



0



0



0



0



1



1



1



1



1



1



1



0



1



0



0



1



1



1



0



1



0



1



0



1



1



0



0



1



0



1



0



1



0



1



2



2



0



1



0



1



0



1



1



1



1



0



0



1



1



1



0



0



0



1



1



1



1



1



1



0



0



0



0



1



1



1



1



1



1



1



1



0



0



0



0



0



0



0



0



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



0



0



0



1



1



2



2



2



0



1



0



1



1



1



1



0



0



1



1



1



1



1



0



0



0



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



1



0



1



1



1



1



0



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



1



1



2



3



0



1



0



1



0



0



0



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



0



1



1



1



0



1



1



1



1



1



1



1



1



1



0



1



0



1



0



1



1



1



0



1



0



1



0



1



0



1



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



2



2



3



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



0



0



0



0



0



1



1



1



1



0



1



0



1



0



1



0



1



1



1



1



1



1



1



0



0



1



1



2



4



1



1



1



1



0



1



1



1



0



1



0



1



1



1



1



1



0



1



0



1



0



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



0



1



1



1



1



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



0



0



1



1



4



0



0



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



0



0



0



0



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



1



1



1



1



0



0



1



0



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



4



0



1



0



1



0



1



1



1



0



1



1



0



1



0



0



0



0



1



1



1



0



1



0



1



0



1



0



1



1



0



0



1



1



1



1



1



0



1



1



1



0



1



0



1



0



1



1



1



1



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



2



1



4



0



0



1



0



1



1



0



1



1



1



0



0



1



1



1



1



1



0



0



0



0



1



1



1



1



1



0



0



0



0



1



1



1



1



1



1



1



0



1



0



0



1



1



1



0



1



0



1



0



1



1



0



0



1



0



1



0



1



0



2



2



4



0



1



0



1



0



1



1



1



1



0



0



1



1



1



0



0



0



1



1



1



1



1



1



0



0



0



0



1



1



1



1



1



1



1



1



0



0



0



0



0



0



0



0



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



0



0



0



1



1



2



2



4



0



1



0



1



1



1



1



0



0



1



1



1



1



1



0



0



0



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



1



0



1



0



1



1



0



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



1



3



0



1



0



1



0



0



0



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



0



1



1



1



0



1



1



1



1



1



1



1



1



1



0



1



0



1



0



1



1



1



0



1



0



1



0



1



0



1



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



1



2



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



1



1



1



1



1



1



1



1



0



1



0



1



0



1



0



1



1



2



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



0



0



0



0



1



2



3



0



1



0



1



0



1



1



1



1



0



0



1



1



1



0



0



0



1



1



1



1



1



1



0



0



0



0



1



1



1



1



1



1



1



1



0



0



0



0



0



0



0



0



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



0



0



0



1



1



1



2



3



0



1



0



1



1



1



1



0



0



1



1



1



1



1



0



0



0



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



1



0



1



1



1



1



0



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



1



2



2



3



0



1



0



1



0



0



0



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



0



1



1



1



0



1



1



1



1



1



1



1



1



1



0



1



0



1



0



1



1



1



0



1



0



1



0



1



0



1



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



2



1



2



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



0



0



0



0



0



1



1



1



1



0



1



0



1



0



1



0



1



1



1



1



1



1



1



0



0



1



2



1



1



1



1



1



1



0



1



1



1



0



1



0



1



1



1



1



1



0



1



0



1



0



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



0



1



1



1



1



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



0



0



1



1



1



0



0



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



0



0



0



0



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



1



1



1



1



0



0



1



0



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



2



1



4



0



1



0



1



0



1



1



1



0



1



1



0



1



0



0



0



0



1



1



1



0



1



0



1



0



1



0



1



1



0



0



1



1



1



1



1



0



1



1



1



0



1



0



1



0



1



1



1



1



1



0



1



0



1



0



1



0



1



1



2



1



4



0



0



1



0



1



1



0



1



1



1



0



0



1



1



1



1



1



0



0



0



0



1



1



1



1



1



0



0



0



0



1



1



1



1



1



1



1



0



1



0



0



1



1



1



0



1



0



1



0



1



1



0



0



1



0



1



0



1



0



2



2



4



0



1



0



1



0



1



1



1



1



0



0



1



1



1



0



0



0



1



1



1



1



1



1



0



0



0



0



1



1



1



1



1



1



1



1



0



0



0



0



0



0



0



0



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



0



0



0



1



1



2



2



4



0



1



0



1



1



1



1



0



0



1



1



1



1



1



0



0



0



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



1



0



1



1



1



1



0



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



1



2



2



3



0



1



0



1



0



0



0



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



0



1



1



1



0



1



1



1



1



1



1



1



1



1



0



1



0



1



0



1



1



1



0



1



0



1



0



1



0



1



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



2



3



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



1



1



1



1



1



1



1



1



0



1



0



1



0



1



0



1



2



3



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



0



0



0



0



2



2



4



0



1



0



1



0



1



0



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



1



0



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



1



1



0



1



0



1



0



1



0



1



2



4



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



0



1



0



0



0



0



0



0



1



1



0



0



2



1



2



0



1



0



1



0



1



1



1



0



1



1



0



1



0



0



0



0



1



1



1



0



1



0



1



0



1



0



1



1



0



0



1



1



1



1



1



0



1



1



1



0



1



0



1



0



1



1



1



1



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



1



1



0



0



1



0



1



1



0



1



1



1



0



0



1



1



1



1



1



0



0



0



0



1



1



1



1



1



0



0



0



0



1



1



1



1



1



1



1



0



1



0



0



1



1



1



0



1



0



1



0



1



1



0



0



1



0



1



0



1



0



1



1



3



0



1



0



1



0



1



1



1



1



0



0



1



1



1



0



0



0



1



1



1



1



1



1



0



0



0



0



1



1



1



1



1



1



1



1



0



0



0



0



0



0



0



0



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



0



0



0



1



1



1



1



3



0



1



0



1



1



1



1



0



0



1



1



1



1



1



0



0



0



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



1



0



1



0



1



1



0



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



1



4



0



1



0



1



0



0



0



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



0



1



1



1



0



1



1



1



1



1



1



1



1



1



0



1



0



1



0



1



1



1



0



1



0



1



0



1



0



1



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



2



1



4



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



1



1



1



1



1



1



1



1



0



1



0



1



0



1



0



1



2



2



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



1



0



0



0



0



0



2



2



2



0



1



0



1



0



1



1



1



1



0



0



1



1



1



0



1



0



1



1



1



1



1



1



1



0



1



0



1



1



1



1



1



1



1



1



1



0



1



0



0



0



0



0



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



1



0



1



0



1



1



Skr1



Skr2



Ket



Ket



10



26



4



2



15



20



3



3



16



21



3



2



12



22



3



2



20



20



3



3



12



26



3



2



16



28



3



1



21



25



2



2



10



26



4



2



15



20



3



3



16



21



3



2



10



22



4



2



20



20



3



3



20



30



3



1



20



27



3



1



16



21



3



2



12



22



3



2



20



20



3



3



12



26



3



2



16



28



3



1



21



25



2



2



11



26



3



2



15



20



3



3



16



21



3



2



12



22



3



2



20



20



3



3



20



30



3



1



20



27



3



1



10



21



4



2



17



25



3



2



10



26



4



2



15



20



3



2



16



21



3



2



10



22



4



2



20



20



3



3



20



30



3



1



20



27



3



1



16



27



3



1



Fungsi Kognitif 1.      Fungsi kognitif normal = skor 27-30 2. Gangguan kognitif ringan = skor 21-26 3. Gangguan kognitif sedang = skor 11-20 4.      Gangguan kognitif berat = skor 0-10



Hasil SPSS



Frequencies Jenis Kelamin



Valid



Frequency 20



Percent 52.6



Valid Percent 52.6



Cumulative Percent 52.6



Perempuan



18



47.4



47.4



100.0



Total



38



100.0



100.0



Laki Laki



Umur



Valid



Frequency 18



Percent 47.4



Valid Percent 47.4



Cumulative Percent 47.4



>60 Tahun



20



52.6



52.6



100.0



Total



38



100.0



100.0



55- 60 Tahun



Pendidikan Frequency Valid



Valid Percent 13.2



Cumulative Percent 13.2



SD



5



Percent 13.2



SMP/SMA



8



21.1



21.1



34.2



Diploma



11



28.9



28.9



63.2



Sarjana



14



36.8



36.8



100.0



Total



38



100.0



100.0



F.K Sebelum Frequency Valid



Kognitif Ringan Kognitif Sedang Kognitif Berat Total



2 30 6 38



Percent 5.3 78.9 15.8 100.0



Valid Percent 5.3 78.9 15.8 100.0



Cumulative Percent 5.3 84.2 100.0



F.K Sesudah Frequency Valid



Kognitif Normal Kognitif Ringan Kognitif Sedang Total



9 21 8 38



Percent 23.7 55.3 21.1 100.0



Valid Percent 23.7 55.3 21.1 100.0



Cumulative Percent 23.7 78.9 100.0



Means Case Processing Summary



F.K Sebelum



Cases Excluded N Percent 0 0.0%



Included N Percent 38 100.0%



Total N



Percent 100.0%



38



Report F.K Sebelum Mean 3.11



Median Minimum 3.00 Kognitif Ringan



Maximum Kognitif Berat



Std. Deviation .453



Range 2



Case Processing Summary



F.K Sesudah



Cases Excluded N Percent 0 0.0%



Included N Percent 38 100.0%



Total N 38



Percent 100.0%



Report F.K Sesudah Mean 1.97



Median Minimum 2.00 Kognitif Normal



Maximum Kognitif Sedang



Std. Deviation .677



Range 2



T-Test Paired Samples Statistics



Pair 1



F.K Sebelum



Mean 3.11



F.K Sesudah



1.97



N 38 38



Std. Deviation Std. Error Mean .453 .073 .677



.110



Paired Samples Correlations N Pair 1



F.K Sebelum & F.K Sesudah



38



Correlation .009



Sig. .956



Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference



Pair 1



F.K Sebelum - F.K Sesudah



Mean 1.132



Std. Deviation Std. Error Mean .811 .132



Lower .865



Paired Samples Test



Pair 1



F.K Sebelum - F.K Sesudah



Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Upper 1.398



t



df 8.600



37



Sig. (2-tailed) .000