Pengertian Dan Ciri Ciri Al Makky [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian al-makky dan al-madany Makkiyah adalah wahyu yang diturunkan kepada Nabi muhamamd shallAllahu ‘alaihi wa sallam sebelum berhijrah ke Madinah sedangkan Madaniyah adalah wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW setelah berhijrah ke Madinah.[1] Ada bebrapa definisi tentang al-Makky da al-Madany yang diberikan oleh para ulama’ yang mana masing-masing berbeda satu sama lain. Perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan kriteria yang ditetapkan untuk menetapkan Maky atau Madany pada sebuah surat atau ayat. Adapun pendapat yang dikemukankan ulama’ tafsir dalam hal ini : 1. Berdasarkan tempat turunya suatu ayat (tahdid makany).



‫ي َما نَزَ َل بِال َم ِديْنَ ِة‬ ُّ ِ‫ي َما نَزَ َل بِ َم َّكة َولَ ْو بَ ْعدَ ال ِه َج َرةِ َوال َمدَن‬ ُّ ‫ْال َم ِك‬



“Makkiyah ialah suatu ayat yang diturunkan di Makkah, sekalipun sesudah hijrah, sedangkan Madaniyah ialah yang diturunkan di madinah. Berdasarkan rumusan diatas, Makkiyah adalah semua surat atau ayat yang dinuzulkan di wilayah Mekkah dan sekitarnya. Sedangkan Madaniyyah adalah semua surat atau ayat yang dinuzulkan di Madinah. Adapun kelemahan pada rumusan ini karena tidak semua ayat al-Qur’an dimasukkan dalam kelompok Makiyyah atau Madaniyyah. Alasanya ada beberapa ayat al-Qur’an yang dunujulkan jauh di luar Makkah dan Madinah. 2.



Berdassarkan khittab/ seruan/ panggilan dalam ayat tersebut.



َ ‫ي َما َوقَ َع ِخ‬ َ ‫ي َما َوقَ َع ِخ‬ ‫طابًا ِِل ْه ِل ال َم ِديْنَ ِة‬ ُّ ‫طابًا ِِلَه ِل َم َكةّ َوال َمد َ ِن‬ ُّ ‫ْال َم ِك‬



“makkiy ialah ayat yang khittabnya/panggilannya ditujukan kepada penduduk Mekah, sedangkan Madaniyah ialah yang khittabnya ditunjukan kepada penduduk Madaniyah. Berdasarkan rumusan di atas, para ulama’ menyatakan bahwa setiap ayat atau surat yang dimulai dengan redaksi ‫الناس‬ masih kufur.



‫( يا أيها‬wahai sekalian manusia) dikategorikan Makkiyah, karena pada masa itu penduduk Mekkah pada umumnya Sedangkan ayat atau surat yang dimulai dengan ‫( يا أيها الذين أمنوا‬wahai orang-orang yang beriman)



dikategorikan Madaniyyah, kerena penduduk Madinah pada waktu itu telah tumbuh benih-benih iman mereka.



3. Berdasarkan masa turunya ayat tersebut (tartib zamany)



‫س ْو ِل‬ ُ ‫الر‬ َّ ‫جْر ِة‬ َ ‫ي َمانُ ِز َل قَبْ َل ِه‬ ُّ ‫اَلْ َم ِك‬,‫َوا ِْن َكانَ نُ ُز ْولُهُ ِبغَي ِْر َم َّك ِة‬ َ‫ي َمانُ ِز َل بَ ْعدَ َه ِذ ِه الْ ِهج َْرةِ َوا ِْن َكانَ ن ُ ُز ْولُهُ بِ َم َّكة‬ ُّ ِ‫َوالْ َمدَن‬



“ Makkiyyah ialah ayat diturunkan sebelum Nabi hijrah ke Madinah sekallipun turunnya di luar Mekkah, sedang Madamiyah ialah yang diturunkan sesudah Nabi hijrah, sekaipun turunya di Mekkah.” Dibanding dua rumusan sebelumnya, tampaknya rumusan al-Makky dan al-Madany ini lebih popular karena dianggap tuntas dan memenuhi unsure penyusunan ta’rif (definisi). 4.



Dari segi orang-orang yang dihadapinya (ta’yin syakhiyi).[2]



B. Klasifikasi Al-makky dan Al-madany Pada umumnya, para ulama’ membagi surat-surat al-Qur’an menjadi dua kelompok, yaitu Makkiyah dan Madiniyyah. Mereka berbeda pendapat dalam menetapkan jumlah masing-masing kelompoknya. Sebagian ulama’ mengatakan bahwa jumlah surat Makiyyah ada 94 surat,



1.



2.



3.



4.



sedangkan Madaniyyah ada 20 surat. Sebagian ulama’ lain mengatakan bahwa jumlah surat Makiyyah ada 84 surat, sedangkan yang Madaniyyah ada 30 surat. Perbedaan-perbedaan pendapat para ulama’ itu dikarenakan adanya sebagian surat yang seluruhnya ayat-ayat Makkiyah atau Madaniyyah dan juga ada sebagian surat lain yang tergolong Makkiyah dan Madaniyyah, tetapi didalamnya berisi sedikit ayat yang lain statusnya. Surat-surat al-Qur’an itu terbagi menjadi empat macam: Surat-surat Makkiyah murni Yaitu surat-surat Makiyayah yang seluruh ayat-ayatnya juga bersetatus Makiyyah semua, tidak ada satupun yang Madaniyyah. Surat-surat Madaniyyah murni Yaitu surat-surat Madaniyyah yang seluruh ayat-ayatnya juga bersetatus Madaniyyah semua, tidak ada satupun yang Makiyyah. Surat-surat Makiyyah yang berisi ayat Madaniyyah Yaitu surat-surat yang sebetulnya kebanyakan ayat-ayatnya adalah Makiyyah, sehingga bersetatus Makiyyah, tetapi didalamnya juga ada sedikit ayatnya yang berstatus Madaniyyah. Surat-surat Madaniyyah yang berisi ayat Makiyyah Yaitu surat-surat yang sebetulnya kebanyakan ayat-ayatnya adalah Madaniyyah, sehingga bersetatus Madaniyyah, tetapi ada juga didalamnya sedikit ayatnya yang bersetatus Makiyyah.



C. Ciri-ciri Khas Al-makky dan Al-madany Untuk bisa membedakan ayat-ayat yang masuk pada kategori Makiyyah dan Madaniyyah, para sarjana muslim merumuskan melalui cirri-ciri spesifik dalam menguraikan kronologis alQur’an, dalam dua titik tekan dalam usahanya itu,yaitu titik tekan analogi dan titik tekan tematis.[3] Ciri-ciri melalui titik tekan analogi 1. Makiyyah. a. Didalamnya terdapat ayat sajdah. b. Ayat-ayatnya di mulai dengan kata-kata “ Kalla.” c. Dimulai dengan “ Ya ayyuha an-nas.” dan tidak ada kalimat “ Ya ayyuhalladzi na amanu “, kecuali tujuh ayat ayat yang tetap tergolong Madaniyyah; yaitu : Q.S. al-Baqarah : 21,168, anNisa’ : 1, 133, 170, 174, al- Hujurat : 13, dan juga surat al-Hajj : 73 ( yang masih di perselisihkan para ulama’ ). d. Ayat-ayatnya mengandung kisah para Nabi, Rasul dan umat-umat terdahulu, kecuali Q.S. alBaqarah. e. Ayat-ayatnya berbicara tentang Nabi Adam dan iblis, kecuali Q.S. al-Baqarah f. Ayat-ayatnya di mulai dengan huruf terpotong-potong ( al-ahraf almuqatha’ah atau fawaatihussuwar) , seperti “Alim lam mim, alim lam ra,ha mim “, kecuali Q.S Al-Baqoroh dan Ali ‘Imron, sedang Q.S. al-Ra’ad masih diperselisihkan, dalam al-Qur’an terdapat 29 surat yang diawali dengan al-ahraf al-muqatha’ah yaitu : Q.S. al-Baqarah, ali Imran, al-An’am, Yunus, Hud, Yusuf, al-Ra’d, Ibrahim, al-Hijr, Maryam,Thaha, as-Syu’ara, al-Namh, al-Qashash, al-Ankabut, al-Ruum, Luqman, al-Sajdah, Yasin, Shad, al-Mukmin, Fushilat/ Hamim as-Sajdah, al-Syura, al-Zukhruf, al-Dukhan, al-Jatsiyah, al-Ahqaf, Qaf, dan al-Qaham. g. Surat atau ayat yang di awali atau di dalamnya terdapat kata-kata Alhamdulillah ( hamdalah ) dan kata-kata al-Hamd ( pujian ) lainnya, kecuali kata “ bihamdirabbika “ yang terdapat pada Q.S. alBaqarah :30 yang tergolong Madaniyyah. 2. Madaniyyah.



a. Mengandung ketentuan-ketentuan faraid dan had. b. Berisi sindiran terhadap kaum munafik, kecuali surat Al-ankabut. c. Mengandung uraian perdebatan dengan Ahli kitab ( Yahudi dan Nasrani ), yang berisi seruan menuju islam, kecurangan terhadap kitab, tindakan mereka menjauhi kebenaran, kecuali Q.S. alAn’am, al-Ra’d, al-Ankabut, al-Muddatstsir, dalam al-Qur’an kata “ ahlul kitab” di sebut sebanyak 31 kali dalam 9 surat dan 31 ayat. Sedangkan “ utul kitab “dan “ atinal kitab “ terulang sebanyak 10 surat dan 25 ayat. Ciri-ciri melalui titik tekan tematis[4] 1. Makiyyah. a. Banyak mengandung kata-kata sumpah ( qasam ). b. Ayat dan suratnya pendek-pendek dan bernada agak keras, misalkan dalam juz 30 ( juz ‘amma ) kecuali Q.S. al-Bayyinah, dan an-Nashr, dan kelompok surat panjang al-sab’u al-Thiwal hanya dua surat saja yang termasuk Makiyyah yaitu Q.S. al-An’am dan al-A’raf. c. Menjelaskan ajakan monotheisme, ibadah kepada Allah semata, risalah kenabian, hari kebangkitan dan pembalasan, hari kiamat, surga, neraka, dan mendebat kelompok musrikin dengan argumentasi-argumentasi rasional dan naqli. d. Menetapkan fondasi-fondasi umum pembentukan hukum syara’ dan keutamaan akhlaq yang harus di miliki masyarakat. 2. Madaniyyah. a. Mengungkap langkah-langkah orang-orang munafik, selain Q.S. al-Ankabut. b. Menjelaskan permasalahan ibadah, muamalah, hudud, bangunan rumah tangga, warisan, serta persoalan-persoalan hukum syara’, keutamaan jihad, hubungan social, hubungan internasional. c. Surat dan sebagian ayat-ayatnya panjang-panjang serta menjelaskan hukum dengan terang dan menggunakan ushlub yang terang pula, seperti kelompok “al-Sab’u al-Thiwal “ ( tujuh surat terpanjang ) yaitu : Q.S. al- Baqoroh, an- Nissa’, ali Imron, al- Maidah, al-A’raf, al-An’am, dalam penentuan satu surat lagi terjadi perbedaan pendapat dari kalangan ulama’, yaitu : Q.S. al-Anfal, at-Taubah, al-Kahfi, al-Mukminun.[5]