Penilaian Saham Dan Obligasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama : Agustina Dwi P. NIM : 13.60.0248



PENILAIAN SAHAM DAN OBLIGASI



A. PENILAIAN SAHAM Dalam penilaian saham dikenal adanya tiga jenis nilai yaitu : 1. Nilai buku adalah nilai saham berdasarkan nilai dalam pembukuan perusahaan (emiten). 2. Nilai intrinsik (nilai teoritis) adalah nilai saham yang sebenarnya (seharusnya terjadi). 3. Nilai pasar adalah nilai saham di pasar, ditunjukkan oleh harga pasar yang berlaku untuk saham Ketiga jenis nilai tersebut, diperlukan oleh investor untuk membantu dalam pembuatan keputusan membeli, menahan, ataupun menjual saham. Ada semacam rule of thumb tentang keputusan apa yang sebaiknya diambil investor berdasarkan informasi nilai intrinsik dan nilai pasar saham. PENENTUAN NILAI INTRINSIK SAHAM Tidak seperti nilai pasar (yang bisa dilihat dari harga saham di pasar), nilai intrinsik suatu saham hanya bisa diperkirakan dengan pendekatan tertentu. Pendekatan berbasis analisis fundamental yang bisa dilakukan adalah dengan: 1. Pendekatan nilai sekarang (present value) 2. Pendekatan Price Earning Ratio PENDEKATAN NILAI SEKARANG Dalam pendekatan ini, perhitungan nilai saham dilakukan dengan menghitung nilai sekarang (present value) semua aliran kas saham yang diharapkan di masa datang dengan tingkat diskonto sebesar tingkat return yang disyaratkan investor. Proses penilaian suatu saham akan meliputi : 1. Estimasi aliran kas masa depan 2. Estimasi tingkat return yang disyaratkan 3. Mendiskontokan setiap aliran kas dengan tingkat diskonto sebesar tingkat return yang disyaratkan.



4. Nilai sekarang setiap aliran kas tersebut dijumlahkan, sehingga diperoleh nilai intrinsik saham bersangkutan. n



CF



∑ (1+ kt )t



Vo =



t =1



t



Keterangan : Vo = nilai sekarang dari suatu saham CFt= aliran kas yang diharapakan pada periode t kt = return yang disyaratkan pada periode t n = jumlah periode aliran kas Aliran kas yang bisa dipakai dalam penilaian saham dengan pendekatan nilai sekarang adalah earning perusahaan, atau berupa earning yang dibagikan dalam bentuk dividen MODEL DISKONTO DIVIDEN (MDD) MDD merupakan model untuk mengestimasi harga saham dengan mendiskontokan semua aliran dividen yang akan diterima di masa datang. Secara matematis, model ini bisa ditulis sebagai berikut: ∞



Ṗo =



D



t ∑ (1+ k) t t =1



Keterangan : Ṗo = nilai intrinsik saha dengan model diskonto deviden ∑ Dt = deviden yang akan diterima dimasa mendatang K = tingkat return yang disyaratkan Contoh : Saham A menawarkan dividen tetap sebesar Rp800. Tingkat return yang disyaratkan investor adalah 20%. Berdasarkan data tersebut, maka nilai intrinsik saham A tersebut adalah: Ṗo = 800/20% = 4000 Ada tiga skenario pertumbuhan dividen yang biasanya dipakai sebagai model penilaian saham berbasis MDD:



1. Model pertumbuhan nol (zero growthmmodel) Model ini berasumsi bahwa dividen yangdibayarkan perusahaan tidak akan mengalami pertumbuhan (tetap dari waktu ke waktu). Rumus untuk menilai saham dengan model ini adalah sebagai berikut: Ṗo =



DO k



Keterangan : Do adalah devien yang diterima dalam jumlah konstan selama periode pembayran deviden dimasa mendatang k adalah tingkat return yang disyaratakan investor. 2. Model pertumbuhan konstan (constantmgrowth model) Model petumbuhan konstan (model Gordon), dipakai untuk menentukan nilai saham yang pembayaran dividennya mengalami pertumbuhan secara konstan selama waktu tak terbatas. Persamaan model pertumbuhan konstan ini bisa dituliskan sebagai berikut: Ṗo =



D1 k−g



3. Model pertumbuhan tidak konstan/ganda (supernormal growth model) Model ini sesuai untuk menilai saham perusahaan yang mempuyai karakteristik pertumbuhan yang ‘fantastis’ di tahuntahun awal, sehingga bisa membayarkan dividen dengan tingkat pertumbuhan yang ‘tinggi’. Setelah pertumbuhan dividen fantastis tersebut, perusahaan hanya membayarkan dividen pada tingkat yang ‘lebih rendah’, tapi konstan hingga waktu tak terbatas. Tahap-tahap perhitungan yang harus dilakukan untuk model ini adalah: 1. Membagi aliran dividen menjadi dua bagian: (a) bagian awal yang meliputi aliran dividen yang ‘fantastis’, dan (b) aliran dividen dengan pertumbuhan yang konstan. 2. Menghitung nilai sekarang dari aliran dividen yang fantastis (bagian awal). 3. Menghitung nilai sekarang dari semua aliran dividen selama periode pertumbuhan konstan (bagian b). 4. Menjumlahkan hasil perhitungan nilai sekarang dari kedua bagian perhitungan aliran dividen.



Proses perhitungan nilai saham dengan menggunakan model pertumbuhan dividen tidak konstan bisa dilakukan dengan rumus : n



Ṗo =



∑ t =1



DO (1+ g1 )t Dn (1+ gc )❑ 1 + + t k −gc (1+k ) (1+k )n



Keterangan : Ṗo = nilai intrinsik saham dengna modelpertumbuhan tidak normal n = jumlah tahun selama periode pembayaran dividen supernormal Do = deviden saat ini (tahuun pertama) G1 = pertumbuhan dividen super normal Dn = dividen akhir tahun pertumbuhan dividen super normal Gc = pertumbuhan dividen konstan K = tingkat return yang disyaratkan investor MENENTUKAN RETURN YANG DISYARATKAN Tingkat return yang disyaratkan, k, digunakan sebagai tingkat diskonto dalam model diskonto dividen. Tingkat return yang disyaratkan merupakan tingkat return minimal yang diharapkan investor sebagai kompensasi atas risiko untuk bersedia berinvestasi. Untuk berinvestasi pada aset lainnya yang berisiko, maka investor akan mnsyaratkan adanya tambahan returnsebagi premi risiko. Formulanya sebagai berikut : K = tingkat return bebas risiko + premi risiko MENENTUKAN TINGKAT PERTUMBUHAN Untuk menggunakan model pertumbuhan, tingkat pertumbuhan dividen g, harus diperkirakan. Tingkat pertumbuhan di amsa mendatang tidaklah selalu diprediksi. Salah satu cara untuk mengestismasi tingkat pertumbuhan deviden adalah menggunakan laba perusahaan. Tingkat pertumbuhan berkelanjutan = ROE x retention ratio Atau Tingkat pertumbuhan bekelanjutan = ROE x (1 – payout ratio ) Return on equity umumnya dihitung dengan menggunakan ukuran kinerja berdasarkan akuntansi. ROE = laba bersih / ekuitas



PENDEKATAN PER Pendekatan ini merupakan pendekatan yang lebih populer dipakai di kalangan analis saham dan para praktisi. Dalam pendekatan PER (pendekatan multiplier), investor akan menghitung berapa kali (multiplier) nilai earning yang tercermin dalam harga suatu saham. PER juga mencerminkan berapa rupiahkah yang harus dibayarkan investor saham untuk memperoleh satu rupiah earning perusahaan. Rumus yang dipakai dalam pendekatan ini: PER =



Harga Saham earning per lembar saham Atau Ṗo / E1=



D 1 ¿ E1 k −g



Keterngan : D1/E1 = rasio pembayaran deviden K = tingkat return yang disyaratkan dari investor saham bersangkutan G = tingkat pertumbuhan deviden yang diharapakan dari saham tersebut Pendekatan Penilaian Saham Lainnya Ada 3 pendekatan lain untuk menilai saham, yaitu: 1. Rasio harga /nilai buku saham Hubungan antara harga saham dan nilai buku per lembar saham bisa juga dipakai pendekatan alternatif untukmenetukan nilai suatu saham, karena secara teoritis, nilai pasar suatu saham haruslah mencerminkan nilai bukunya. 2. Rasio harga /aliran kas Pendekatan ini mendasarkan diri pad alairan kas perusahaan karena alirankas perusahaan merupakan lebih relevan dibanding data earning menurut laporna secar akuntansi. 3. Economic Value Added (EVA) EVA merupakan ukuran keberhasilan manajemen perusahaan dalam meningkatakan nilai tambah bagi perusahaan. EVA = (EBIT(1-pajak) – ((modal operasi) (presentase biaya modal setelah pajak)



B. PENILAIAN OBLIGASI Dalam kasus sekuritas obligasi, penentuan nilai intrisik obligasi akan relatif menjasi lebih mudah dibandingkan dengan penilaina sekuritas lain, karena waktu dan besarnya aliran kas operasi sudah dapat diketahui sebelumnya. Nilai intrinsik suatu obligasi akan sama dengan nilai sekarang dari aliran kas yang diharapkan dari obligasi tersebut. Perhitungan nilai atau harga obligasi dapat menggunakan persamaan berikut: (asumsi: waktu pembayaran Pp Ci/2  t (1  r/2)2n t1 (1 r/2) 2n



P 



Keterangan : P = nilai sekarang obligasi saat ini ( t=0) N = jumlah tahun sampai dengan jatuh tempo obligasi Ci = permbayaran kupon untuk obligasi i setiap tahun R = tingkat diskonto yang tepat atau tingkat bunga pasar Pp =nilai par dari obligasi Perhitungan penilaian obligasi umumnya menggunakan YTM (yield to maturity), yaitu tingkat return yang disyaratkan dengan asumsi bahwa obligasi akan dipertahankan sampai waktu jatuh tempo. Dengan mengetahui besar dan waktu pembayaran kupon, nilai par serta tingkat bunga disyaratkan, maka nilai atau harga obligasi bisa ditentukan dengan cara: 1. Menentukan nilai sekarang dari pendapatan kupon yang diperoleh setiap tahun, 2. Menentukan nilai sekarang dari nilai par yang akan diperoleh pada saat obligasi jatuh tempo, 3. Menjumlahkan nilai sekarang dari pendapatan kupon (1) dan nilai par (2). Contoh : Sebagai contoh, obligasi XYZ akan jatuh tempo pada 20 tahun mendatang. Obligasi tersebut mempunyai nilai par sebesar Rp. 1.000 dan memberikan kupon sebesar 16% per tahun (pembayarannya dilakukan 2 kali dalam setahun). Jika diasumsikan bahwa tingkat bunga pasar juga sebesar 16%, maka harga obligasi tersebut adalah:



40 160/2 1000 P   t t 1 (1  0.16/2) (1  0.16 /2) 40



= Rp 954 + Rp 46 = Rp 1.000 Jika tingkat bunga yang disyaratkan lebih kecil dari tingkat kupon yang dibayarkan obligasi, maka obligasi dijual pada harga premi (lebih tinggi dari nilai par-nya). Jika terjadi sebaliknya, yaitu tingkat bunga yang disyaratkan lebih besar dari tingkat kupon obligasi, maka obligasi akan ditawarkan pada harga diskon (lebih rendah dari nilai par). PREMIUN BONDS DAN DISCOUNT BONDS Harga obligasi yang ditawarkan dipasar umum umumnya dibedakan menurut apakah dijual pada , di atas, atua dobawah nilai nominalnya (niali par). 1. Premium bonds Obligasi dnegan harga lebih tinggi dari pada nominalnya dikatakan dijual pada harga premium. 2. Discount bonds Obligasi dengan harga lebih rendah dari pada nominalnya dikatakan dijual pada harga discount. 3. Par bonds Obligasi dengan harga sama dari pada nominalnya dikatakan dijual pada harga par. TINGKAT BUNGA DAN HARGA OBLIGASI Hubungan antara harga obligasi dan yield-nya akan terlihat seperti pada tabel dan gambar berikut ini: Tabel hubungan harga dan yield obligasi, untuk obligasi dengan umur 20 tahun dan kupon sebesar 16%



Yield (%) 8 10 16 18 Gambar hubungan 20harga dan kupon sebesar 16% 24



Harga obligasi 1.791,44 (Rp) 1.514,72 1.000 892,56 bunga untuk obligasi dengan umur 804,32 670,52



20 tahun dan



H 2 a 1 6 r0 7 7 0 0 g 94 0Y 0 8 a 1,12 ,i (  16 420 5e   24 4 R 2l 1 p d )5 ( 0 % 0 )     1 0 0 0 Dari gambar di atas, selain menunjukkan adanya hubungan yang terbalik   antara yield dengan harga obligasi, gambar tersebut juga mencerminkan adanya   5 empat hal penting lainnya, yaitu: 0 0 1. Jika yield di bawah tingkat kupon, harga jual obligasi akan lebih   tinggi dibanding nilai parnya (harga premi),   2. Jika yield di atas tingkat kupon, maka harga obligasi akan lebih rendah  



dari nilai parnya (harga diskon), 3. Jika yield sama dengan tingkat kupon yang diberikan maka harga obligasi tersebut akan sama dengan nilai parnya 4. Hubungan antara harga-yield tidak berbentuk garis lurus tetapi membentuk sebuah kurva cekung. Jika yield turun maka harga akan meningkat dengan kenaikan marginal yang semakin kecil, dan sebaliknya.



Dari keempat hal tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa harga obligasi akan berubah jika ada perubahan pada tingkat bunga pasar dan yield yang disyaratkan oleh investor dengan arah yang berlawanan.



Maturitas (tahun)



1 5 10 15 20 25



Harga obligasi pada tingkat bunga dan maturitas yang berbeda (Rp) 6%



10%



16%



18%



20%



1.185,36 1.426,40 1.744,16 1.980,00 2.156,2 2.286,4



1.106,68 1.231,76 1.373,96 1.460,76 1.514,7 1.547,4



1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000



967,20 935,44 908,32 896,93 906,56 897,66



936,60 877,60 830,12 811,16 804,32 802,20



Dengan demikian, hubungan antara tingkat bunga dan harga obligasi merupakan informasi penting bagi investor. Dengan memahami hubungan tingkat bunga dan harga obligasi, investor akan dapat mengendalikan dampak perubahan tingkat bunga tersebut terhadap harga obligasi, dengan cara memilih obligasi yang tingkat kupon dan maturitasnya sesuai dengan estimasi tingkat bunga yang akan terjadi. DURASI Salah satu konsep pengukuran umur obligasi disebut dengan durasi, diperkenalkan oleh Frederick Macaulay (± 50-an tahun lalu), dan selanjutnya banyak dipakai dalam penilaian obligasi. Durasi mengukur rata-rata tertimbang maturitas aliran kas obligasi, berdasarkan konsep nilai sekarang (present value). Dengan demikian, durasi suatu obligasi adalah sama dengan jumlah tahun yang diperlukan untuk bisa mengembalikan harga pembelian obligasi tersebut. n PV (CFt ) t  P t 1 1. Durasi Macaulay = D =



keterangan: t n PV(CFt) P



= periode dimana aliran kas diharapkan akan diterima = jumlah periode sampai jatuh tempo = nilai sekarang dari aliran kas pada periode t yang didiskonto pada tingkat YTM = Harga pasar obligasi



Durasi yang dimodifika si  D   D (1  r ) 2. Keterangan : D* r



= durasi yang dimodifikasi = YTM obligasi



%Perubahan harga 



-D  %perubahan dalam r 1  r 



3. Keterangan: P P -D* r



= perubahan harga = harga obligasi sebelumnya = durasi yang dimodifikasi ditambah dengan tanda negatip = perubahan pada tingkat bunga pasar



Sumber : Tandelilin, E. (TE). 2010. Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi. 1-th edition. Kanisius-Yogyakarta.