10 0 135 KB
SATUAN ACARA PENYULUHAN PENYAKIT HEMOFILIA PADA ANAK DI RUANG POLI ANAK RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA Stase Keperawatan Anak Pembimbing Akademik : Ns. Aries Abiyoga, S.Kep.M.kep
DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1 ACHMAD HIDAYATULLAH
P1908067
AZHAR AZIZ
P1908074
EGI RIZALDI
P1908083
LIE MERRY KRISTY
P1908099
MAWADDATUN NISA
P1908104
NORCAHYA
P1908111
SRI WULANDARI
P1908125
ZAHRA RATNASARI
P1908134
PROGRAM PROFESI NERS INSTITUT TEKNOLOGI & SAINS WIYATA HUSADA SAMARINDA 2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN 1. Pokok Bahasan
: Penyakit Hemofilia pada Anak
2. Sasaran
: Pengunjung ruang poli Anak
3. Waktu dan Tempat Tempat
: Ruang Tunggu poli Anak RSU AWS Samarinda
Waktu
: Rabu, 15 Januari 2020, Pukul WITA
4. Alokasi Waktu
: 30 menit
5. Pemberi Materi
: Mahasiswa ITKES Wiyata Husada Samarinda
6. Metode
: Ceramah dan diskusi
7. Media
: Power Point Presentation dan Leaflet
8. Tujuan instruksional a. Tujuan Umum Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit peserta mampu mengetahui dan memahami tentang Hemofilia b. Tujuan Khusus Setelah diberikan penyuluhan, peserta dapat: 1) Mengetahui dan memahami pengertian Hemofilia 2) Mengetahui dan memahami penyebab Hemofilia 3) Mengetahui dan memahami tanda dan gejala Hemofilia 4) Mengetahui dan memahami pencegahan Hemofilia 5) Mengetahui dan memahami penatalaksanaan Hemofilia 9. Sub Pokok Bahasan 1) Pengertian Hemofilia 2) Penyebab Hemofilia 3) Tanda dan gejala Hemofilia 4) Pencegahan Hemofilia 5) Penatalaksanaan Hemofilia
10. Kegiatan Penyuluhan Tahap Pendahuluan
Waktu Kegiatan Perawat 5 menit 1. Memberi salam
Kegiatan Klien 1. Menjawab
2. Memperkenalkan diri 3. Menjelaskan penyuluhan materi
dan
salam
Tanya
pokok
Jawab
akan
disampaikan
Media -
dan
tujuan 2. Mendengarkan
yang
4. Menggali
Metode Ceramah
dan memperhatikan 3. Menjawab
pengetahuan
pertanyaan
pasien tentang penanganan Penyajian
15 menit
hemophilia dirumah Menjelaskan materi 1. Mendengarkan
Ceramah
Power
penyuluhan
dan
dan
Point
memperhatikan
Tanya
Presenta
Jawab
tion
2. Menganjukan Penutup
pertanyaan 1. Menjawab
10 menit 1. Penegasan materi 2. Meminta
peserta
menjelaskan materi
untuk
disampaikan singkat
diberikan
telah
penyuluh
dengan 2. Membalas menggunakan
bahasa peserta sendiri 3. Memberikan
pertanyaan
kepada
peserta
tentang
materi
yang
telah
disampaikan 4. Menutup
acara
mengucapkan salam
11. Media Power Point Presentation dan Leaflet
dan
Tanya
pertanyaan yang Jawab
kembali
yang
LCD
salam
oleh
12. Materi (terlampir)
MATERI PENYULUHAN A. Definisi Hemofilia adalah gangguan pembekuan darah akibat kekurangan faktor pembeku darah yang disebabkan oleh kerusakan kromosom X. Darah pada penderita hemofilia tidak dapat membeku dengan sendirinya secara normal. Proses pembekuan darah berjalan amat lambat, tak seperti mereka yang normal. Penyebab Hemofilia adalah karena anak kekurangan faktor pembekuan VIII (Hemofilia A) atau faktor IX (Hemofilia B). B. Etiologi 1. Faktor congenital Bersifat resesif autosomal herediter. Kelainan timbul akibat sintesis faktor pembekuan darah menurun. Gejalanya berupa mudahnya timbul kebiruan pada kulit atau perdarahan spontan atau perdarahan yang berlebihan setelah suatu trauma. Pengobatan : dengan memberikan plasma normal atau konsetrat faktor yang kurang atau bila perlu diberikan transfusi darah. 2. Faktor didapat. Biasanya disebabkan oleh defisiensi faktor II ( protombin ) yang terdapat pada keadaan berikut : Neonatus, karena fungsi hati belum sempurna sehingga pembekuan faktor darah khususnya faktor II mengalami gangguan. Pengobatan : umumnya dapat sembuh tanpa pengobatan atau dapat diberikan. C. Tanda dan Gejala 1. Perdarahan berkepanjangan setelah sirkumsisi 2. Memar subkutan di atas tonjolan-tonjolan tulang (saat berumur 3-4 bulan)
3. Hematoma besar setelah infeksi 4. Perdarahan dari mukosa mulut, hidung, pencernaan, genetalia\ 5. Perdarahan Jaringan Lunak
Episode Perdarahan (selama rentang hidup) 3. Gejala awal
: Nyeri
4. Setelah nyeri : Bengkak, hangat dan penurunan mobilitas) 5. Jangka Panjang: Perdarahan berkepanjangan dalam otot menyebabkan kompresi saraf dan fibrosis otot. D. Komplikasi Komplikasi yang potensial meliputi: 1. Deformitas sendi, 2. Hemoragi dan 3. Kematian,Prognosis ini bergantung pada keparahan penyakit E. Pemeriksaan 1.
Uji Laboratorium (uji skrining untuk koagulasi darah) a.
Jumlah trombosit (normal)
b.
Masa protrombin (normal)
c.
Masa
trompoplastin
parsial
(meningkat,
mengukur
keadekuatan faktor koagulasi intrinsik) d.
Masa
perdarahan
(normal,
mengkaji
pembentukan
sumbatan trombosit dalam kapiler) e.
Assays fungsional terhadap faktor VIII dan IX (memastikan diagnostik)
f. 2.
Masa pembekuan trombin Biopsi hati (kadang-kadang) digunakan untuk memperoleh jaringan
untuk pemeriksaan patologi dan kultur. 3.
Uji fungsi hati (SGPT, SGOT, Fosfatase alkali, bilirubin)
F. Pencegahan Jika menderita hemofilia ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah perdarahan yaitu: 1. Menghindari penggunaan obat pengencer darah yang bisa menghambat pembekuan darah. 2. Menghindari obat nyeri yang berpotensi meningkatkan perdarahan. 3. Menghindari olahraga dengan banyak kontak fisik.
4. Menjaga kesehatan gigi dan gusi agar terhindar dari penyakit yang bisa menyebabkan perdarahan G. Penatalaksanaan Tindakan saat terjadi perdarahan a. Mencegah timbulnya hemartrosis (perdarahan dalam sendi). Artropati
(nyeri sendi) hemofilia yang terjadi disebabkan karena terjadi perdarahan berulang pada sendi. Kelainan ini bisa menetap bila pengobatan tidak efektif. Pada keadaan ini perlu tindakan dini. b. Bila terjadi perdarahan lakukan ”RICE” berikut yaitu : 1) Istirahatkan anggota tubuh yang luka (R) 2) Kompres bagian tubuh yang luka dan daerah sekitar dengan es atau bahan lain yang lembut dan beku/dingin (I), 3) Tekan dan ikat, sehingga bagian tubuh yang mengalami perdarahan tidak dapat bergerak. Gunakan perban elastis jangan terlalu keras (C) 4) Letakkan bagian tubuh tersebut dalam posisi lebih tinggi dari posisi dada dan letakkan diatas benda yang lembut seperti bantal (E). c. Berikan FVIII 30-40%. Penggunaan anti inflamasi non steroid untuk
menghilangkan rasa nyeri adalah efektif namun pemberian aspirin merupakan kontraindikasi. Pengobatan Pencegahan Tujuan pengobatan pencegahan ini adalah untuk mempertahankan FVIII dalam darah pada kadar hemostatik. Pengobatan pencegahan ada 2 yaitu : 1. Pencegahan primer
Pemberian FVIII secara regular, kontinyu dimulai saat sebelum anak berusia 2 tahun atau setelah anak menderita perdarahan sendi yang pertama kalinya. 2. Pencegahan sekunder Pemberian FVIII bisa secara regular atau kontinyu dimulai saat anak berusia lebih dari 2 tahun atau setelah terjadi perdarahan pada 2 atau lebih sendi.
Pengobatan dan pencegahan di rumah Orang tua/keluarga diajarkan cara pemberian pengobatan dibawah pengawasan Pusat Hemofilia disertai membuat laporan. Pengobatan di rumah yang terbaik adalah pemberian konsentrat FVIII. Pengobatan dirumah merupakan bagian dari perawatan komprehensif. American National Hemophilia Foundation mempunyai persyaratan perawatan dirumah yaitu: a.
Hindari trauma
b.
Frekuensi
perdarahan,
bila
perdarahan
terjadi 2-3 bulan sekali tidak perlu dilakukan pengobatan dirumah c.
Bila terjadi perdarahan lakukan tekhnik RICE : 1) Istirahatkan anggota tubuh yang luka (R) 2) Kompres bagian tubuh yang luka dan daerah sekitar dengan es atau bahan lain yang lembut dan beku/dingin (I), 3) Tekan dan ikat, sehingga bagian tubuh yang mengalami perdarahan tidak dapat bergerak. Gunakan perban elastis jangan terlalu keras (C) 4) Letakkan bagian tubuh tersebut dalam posisi lebih tinggi dari posisi dada dan letakkan diatas benda yang lembut seperti bantal (E).
d. Olahraga rutin, dengan memakai peralatan pelindung yang sesuai untuk olahraga e. Hindari olahraga berat atau kontak fisik f.
Berat badan harus dijaga terutama bila ada kelainan sendi karena berat badan berlebih akan memperberat nyeri sendi
g. Menjaga kebersihan mulut dan gigi h. Berkunjung rutin setiap 6-12 bulan ke klinik untuk meyakinkan bahwa penderita sehat fisik dan jasmani i.
Pihak sekolah sebaiknya diberi tahu bila anak mengalami hemophilia supaya dapat membantu penderita bila diperlukan
Perawatan dirumah sakit a. Penderita dengan inhibitor FVIII diawal terapi tidak dilakukan pengobatan dirumah
b. Kedaan psikososial penderita harus baik c. Minimal berusia 4 tahun d. Catatan Kesehatan/penggunaan FVIII harus baik e. Berkunjung rutin setiap 6-12 bulan ke klinik untuk meyakinkan bahwa
penderita sehat fisik dan jasmani f.
Hindari mengkonsumsi obat-obatan yang mempengaruhi kerja trombosit yang berfungsi membentuk sumbatan pada pembuluh darah, seperti asam salisilat, obat antiradang jenis nonsteroid, ataupun pengencer darah seperti heparin.
g. Kenakan tanda khusus seperti gelang atau kalung yang menandakan bahwa ia menderita hemofilia. Hal ini penting dilakukan agar ketika terjadi kecelakaan atau kondisi darurat lainnya, personel medis dapat menentukan pertolongan khusus.
DAFTAR PUSTAKA A.Price, Sylvia. 2006. Patofisiologi, kosep klinis proses-proses penyakit. Jakarta : EGC. Mansjoer, Arief dkk. (2001). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapus. Winknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Smeltzer and Bare. 2010. Keperawatan medikal bedah. Edisi 8.Jakarta ; EGC