Perawatan Jenazah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perawat memiliki peran untuk merawat tubuh klien setelah kematian karena hubungan terapeutik perawat-klien yang telah terbina selama fase sakit, dengan demikian perawat mungkin lebih sensititif dalam menangani tubuh klien dengan martabat dan sensitifitas. Setelah kematian tubuh mengalami berbagai perubahan fisik. Tubuh klien harus ditangani



secepat



mungkin setelah kematian untuk mencegah kerusakan jaringan atau perubahan bentuk tubuh. Perawat memberikan kesempatan pada keluarga untuk melihat tubuh klien. Perawat harus meluangkan waktu dalam membantu keluarga yang berduka dan memberikan tawaran untuk menghubungi pelayanan pendukung, seperti pelayanansosial dan penasihat spiritual. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh perawat sebelum keluarga melihat tubuh klien: 1. Perawat menyingkirkan atau memberesi peralatan Peralatan medis seperti selang yang terpasang di tubuh klien dilepaskan,



diklem,



atau dipotong dengan panjang 2,5 cm dari kulit



klien dan diplester. Linen yang kotor dan berserakan disingkirkan. Semprotkan



deodoran



untuk



menghilangkan



bau



yang



tidak



menyenangkan. 2. Perawat menyiapkan jenazah klien dengan membuatnya tampak sealamiah dan senyaman mungkin. 3. Tubuh klien diletakkan dalam posisi terlentang dengan lengan disamping, telapak tangan menghadap ke bawah, atau melipat di atas dada (tergantung kepercayaan klien). Perawat meletakkan bantal atau gulungan handuk di bawah kepala untuk mencegah perubahan warna akibat pengumpulan darah. Kelopak mata ditutup, bisa menggunakan kassa lembab.



1



4. Perawat dapat meletakkan handuk di bawah dagu atau mengikat dagu agar menjaga mulut tetaptertutup. Gigi palsu klien dapat dipasang kembali untuk mempertahankan gambaran wajah normal. 5. Perawat membersihkan bagian tubuh yang basah dan membalut tubuh dengan kain atau gaunyang bersih, menyisir atau menyikat rambut, dan menutupi tubuh dengan linen bersih. Keluargadapat ikut dalam proses ini dan harus diberikan kesempatan.



berpartisipasi Perawat dapat



meletakkan kain sebagai penyerap yang diletakkan di bawah perineal atau rectal untuk menyeraprembesan feses dan urine akibat sfingter yang rileks. 6. Perawat dapat memberikan contoh kepada keluarga bagaimana mengungkapkan kasih sayang dan doa keselamatan untuk jenazah. Misalnya dengan memanggil namanya, dengan mengusap kepaladan menggenggam tangannya. 7. Perawat memasang tanda identitas jenazah sesuai dengan kebijakan dari rumah sakit. Perhatikan jika klien memiliki penyakit infeksi yang menular, perlu adanya pelabelan sesuai prosedur dirumah sakit untuk keamanan bagi pengurus jenazah. 8. Perawat bertanggung jawab melepas kepemilikan pribadi jenazah dan mencatat semuanya dalamcatatan medis, kemudian menyerahkan kepada keluarga. 9. Anggota keluarga berhak mendapat dan mengharapkan deskripsi yang jelas dari apa yang terjadi kepada klien, terutama untuk kasus-kasus yang mendadak. 10. Perawat dan tenaga medis perlu melengkapi dokumentasi perawatan jenazah klien sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan pihak rumah sakit. Berikut ini dokumentasi perawatan akhir kehidupan biasanya yang harus dilengkapi: A. Waktu dan tanggal kematian B. Nama tenaga kesehatan yang menyatakan kematian



2



C. Individu yang memberitahukan kematian, misalnya penyelenggara pelayanan kesehatan, anggota keluarga, tim rumah duka, perusahaan



permintaan organ,



pemakaman, penyelenggara pelayanan



spiritual dan siapa yang ada di tempat pada saat kematian. D. Permintaan donor organ atau jaringan dibuat dan oleh siapa. E. Persiapan khusus jenazah, misalnya didinginkan atau diperlukan ritual keagamaan ataubudaya. F. Tabung medis, alat, atau selang yang tertinggal pada jenazah. G. Barang-barang pribadi yang tertinggal dan diamankan dari jenazah. H. Barang pribadi yang diberikan kepada keluarga dengan deskripsi, data, waktu untuk siapadiberikan. I. Lokasi label identifikasi jenazah. J. Waktu jenazah dipindahkan dan tujuannya. K. Segala informasi yang relevan atau permintaan keluarga yang membantu menjelaskan situasi tertentu. 1.2



Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan kematian? 2. Apa saja tanda-tanda kematian pada seseorang? 3. Bagaimana asuhan keperawatan pada perawatan jenazah? 4. Apa hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan jenazah?



1.3



Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah : 1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan kematian. 2. Mengetahui tanda-tanda kematian. 3. Mengetahui asuhan keperawatan pada jenazah.. 4. Mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan selama perawatan jenazah



3



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Kematian Sekarat (dying) merupakan kondisi pasien yang sedang menghadapi kematian. Kematian (death) merupakan kondisi terhentinya pernapasan, nadi, dan tekanan darah, serta hilangnya respon terhadap stimulus eksternal, ditandai dengan terhentinya aktivitas listrik otak, atau dapat juga dikatakan terhentinya fungsi jantung dan paru secara menetap atau berhentinya kerja otak secara menetap. Meninggal dunia adalah keadaan insani yang diyakini oleh ahli kedokteran yang berwenang bahwa fungsi otak, pernafasan dan denyut jantung terhenti.jantung seseorang telah terhenti. Kematian terjadi bila: 1. Fungsi spontan pernafasan dan jantung telah terhenti secara pasti. 2. Penghentian ireversibel setiap fungsi otak telah terbukti. 2.2 Tanda -tanda Kematian Terdapat beberapa perubahan tubuh setelah kematian, diantaranya: rigor mortis (kaku) dapat terjadi sekitar 2-4 jam setelah kematian, algor mortis (dingin) suhu tubuh perlahan-lahan turun, dan post mortem decomposition, yaitu terjadi livor mortis pada daerah yang tertekan serta melunaknya jaringan yang dapat menimbulkan banyak bakteri. 1. Tanda Kematian Dini A. Pernafasan terhenti, penilaian > 10 menit (inspeksi, palpasi dan auskultasi) B. Terhentinya sirkulasi, penilaian 15 menit, nadi karotis tidak teraba C. Kulit pucat D. Tonus otot menghilang dan relaksasi E. Pembuluh darah retina bersegmentasi beberapa menit pasca kematian



4



F. Pengeringan kornea yang menimbulkan kekeruhan dalam 10 menit (hilang dengan penyiraman air) 2. Tanda pasti kematian A. Lebam mayat (livor mortis) B. Kaku mayat (rigor mortis) C. Penurunan suhu tubuh (algor mortis) D. Pembusukan (dekomposisi) E. Adiposera (lilin mayat) F. Mumifikasi 2.3 Perawatan Jenazah pada Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian Pengkajian masalah ini antara lain adanya tanda klinis saat menghadapi kematian (sekarat), seperti perlu dikaji adanya hilangnya tonus otot, relaksasi otot wajah, kesulitan untuk berbicara, kesulitan menelan, penurunan aktivitas gastrointestinal, melemahnya tanda sirkulasi, melemahnya sensasi, terjadi sianosis pada ekstremitas, kulit teraba dingin, terdapat perubahan tanda vital seperti, nadi melambat dan melemah, penurunan tekanan darah, pernafasan tidak teratur melalui mulut,



adanya



kegagalan



sensori



seperti



pandangan



kaburdan



menurunnya tingkat kesadaran. Pasien yang mendekati kematian ditandai dengan dilatasi pupil, tidak mampu bergerak, refleks hilang, nadi naik kemudian turun, respirasi cheyne stokes (nafas terdengar kasar), dan tekanan darah menurun. Kematian ditandai dengan terhentinya



pernafasan, nadi,



dantekanan darah, hilangnya respons terhadap stimulus eksternal, hilangnya pergerakan otot, dan terhentinya aktivitas otak. A. Fisik meliputi perubahan cardiovaskulair, gastro, perkemihan, persyarafan, persepsisensori, integritas kulit. B. Psikososial yaitu proses kehilangan C. Spiritual tentang kebutuhan akan cinta dan perhatian



5



Pengkajian keluarga A. Pengetahuan akan kondisi pasien B. Observasi tingkah laku C. Kaji respon patologi keluarga



NO 1.



2.



3.



4.



5.



6.



Tabel 1. Perubahan Fisiologis Sesudah Kematian PERUBAHAN INTERVENSI YANG BERHUBUNGAN Kekauan tubuh (rigor mortis) Sebelum terjadi rigor mortis, posisikan yang terjadi 2 sampai 4 jam tubuh dalam posisi anatomis, tutup mata sesudah kematian (yang dan mulut, dan pasang gigi palsu dalam mencakup kontraksi skelet dan mulut. otot polos akibat tidak adanya adenosin trifosfat) Penurunan suhu tubuh dengan Lepaskan plester dan balutkan dengan kehilangan elastisiatas kulit perlahan untuk menghindari kerusakan (algor mortis) 4 – 12 jam jaringan. Hindari menarik kulit atau bagian tubuh. Perubahan warna kulit Tinggikan kepala untuk mencegah menjadi keunguna (livor mortis) perubahan warna pada wajah pada bagian dependen akibat pecahnya sel darah merah (2030 menit kemudian) Pembusukan (dekomposisi) : Simpan tubuh dalam tempat yang dingin Pelunakan dan pencairan jarinan di kamar mayat rumah sakit atau di tubuh oleh fermentasi bakteri tempat lain yang ditujukan. ( 24 jam pasca mati) Adipocere adalah proses terbentuknya bahan yang berwarna keputihan, lunak dan berminyak yang terjadi di dalam jaringan lunak tubuh post mortem. Lemak akan terhidrolisis menjadi asam lemak bebas karena kerja lipase endogen dan enzim bakteri. Mummifikasi terjadi pada suhu panas dan kering sehingga tubuh akan terdehidrasi dengan cepat. Mummifikasi terjadi pada 12-14 minggu. Jaringan akan berubah menjadi keras, kering, warna coklat gelap, berkeriput dan tidak membusuk 6



2. Diagnosis Keperawatan A. Ketakutan berhubungan dengan ancaman kematian (proses sekarat) B. Keputusasaan berhubungan dengan penyakit terminal C. Berduka berhubungan dengan kehilangan orang yang dicintai 3. Perencanaan dan Tindakan Keperawatan Hal yang dapat dilakukan dalam perencanaan tujuan keperawatan adalah



membantu



mengurangi



depresi



dan



ketakutan



pasien,



memperatahankan harapan, membantu pasien menerima kenyataan, serta memberikan rasa nyaman. Rencana yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut, antara lain : A. Memberi dukungan dan mengembalikan kontrol diri pasien dengan cara penggunaan sumber pelayanan kesehatan. B. Membantu pasien mengatasi kesepian, depresi, dan rasa takut C. Membantu pasien mempertahankan rasa aman, percaya diri, dan harga diri D. Membantu pasien mempertahankan harapan yang dimiliki E. Membantu pasien menerima kenyataan F. Memenuhi kebutuhan fisiologis G. Memberi dukungan spiritual dengan memfasilitasi kegiatan spiritual pasien. 4. Pelaksanaan Perawatan jenazah dimulai setelah dokter menyatakan kematian klien. Jika klien meninggal karenakekerasan atau dicurigai akibat tindak kriminalitas, perawatan jenazah dilakukan setelah pemeriksaan medis lengkap melalui autopsi. A. Persiapan Alat a. Kasa atau perban gulung 3 helai atau 50 cm b. Sarung tangan c. Pengganjal dagu d. Kapas sublimat e. Kain penutup jenazah



7



f. Label identifikasi g. Plester penahan untuk menutup luka atau pungsi h. Tas plastik untuk tempat barang - barang klien i. Air dalam baskom j. Sabun k. Handuk l. Selimut mandi m. Daftar barang berharga n. Peniti o. Sisir B. Persiapan Perawat a. Mencuci tangan b. Mempersiapkan alat c. Menggunakan sarung tangan C. Prosedur Kerja a. Siapkan alat yang diperlukan dan bawa ke dalam ruangan b. Atur lingkungan di sekitar tempat tidur. Jika kematian terjadi pada unit multibed, jaga privasiklien yang lain, tutup pintu koridor, cuci tangan. c. Pastikan pasien sudah dalam kondisi meninggal (pupil melebar, nadi tidak teraba, henti nafas) d. Atur posisi jenazah supinasi atau posisi anatomis. e. Lepaskan semua alat – alat invasif yang masih terpasang pada tubuh jenazah f. Bersihkan badan. Dengan menggunakan air bersih, bersihkan area tubuh dari kotoran, sepertidarah, feses, atau muntahan. Jika



kotoran



terdapat



vagina,letakkan kasa



pada



untuk



area



rectum,



menutup



uretra,



atau



setiap lubang



dan



rekatkan dengan plester untuk mencegahpengeluaran lebih lanjut.



8



g. Bila ada luka tutup luka dengan kassa. Ganti balutan bila



ada.



Balutan yang



kotor



harusdiganti dengan yang



bersih. Bekas plester dihilangkan dengan bensin atau larutan yang lainsesuai dengan peraturan RS. h. Rapikan rambut dengan sisir rambut i. Tutup mata, dengan menggunakan kapas yang secara perlahan ditutupkan pada kelopak matadan plester jika mata tidak tertutup. j. Luruskan badan, dengan lengan diletakkan menyilang tubuh pada pergelangan tangan danmenyilang abdomen dan diikat dengan perban. k. Luruskan dan satukan kedua ibu jari kaki dan diikat dengan kassa perban. l. Ikat bagian kaki (lutut dan pergelangan kaki). m. Ambil gigi palsu jika diperlukan dan tutup mulut. Bila perlu lakukan pengikatan dagumenggunakan tali perban dari dbawah dagu ke kepala agar mulut tertutup. n. Lepaskan perhiasan dan barang berharga di hadapan keluarga. Pada umumnya semua cincin,anting, gelang, dll dilepas dan ditempatkan



pada



tas



plastic



tempat



barang



berharga,



termasukkacamata, kartu, surat, kunci, barang religi. Beri label identitas. o. Jaga keamanan barang berharga klien. Ikuti peraturan RS untuk barang berharga. Tempatkandi kantor perawat sampai dapat disimpan di tempat yang lebih aman atau diserahkan kepadakeluarga. p. Beri label nama,



identifikasi pada jenazah. Label identitas



umur



berisi



dan jenis kelamin,tanggal, nomor RS, nomor



kamar, dan nomor dokter. Sesuai dengan peraturan RS, ikatkanlabel identitas pada pergelangan tangan atau pergelangan kaki atau plester label pada dadadepan klien.



9



q. Tutup jenazah dengan kain penutup jenazah. r. Bereskan dan bersihkan kamar pasien. s. Dokumentasikan tindakan yang



telah dilakukan (identitas



pasien waktu meninggal, barangberharga yang diserahkan pada keluarga). D. Perawatan Jenazah Yang Akan Diotopsi a. Ikuti prosedur rumah sakit dan jangan lepas alat kesehatan b. Beri label pada pembungkus jenazah c. Beri label pada alat protesa yang digunakan d. Tempatkan jenazah pada lemari pendingin E. Perawatan terhadap Keluarga a. Dengarkan ekspresi keluarga b. Beri kesempatan bagi keluarga untuk bersama dengan jenazah selama beberapa saat c. Siapkan ruangan khusus untuk memulai rasa berduka d. Bantu keluarga untuk membuat keputusan serta perencanaan pada jenazah. e. Beri dukungan jika terjadi disfungsi berduka 5. Evaluasi Evaluasi terhadap masalah sekarat dan kematian secara umum dapat dinilai dari kemampuan untuk menghadapi atau menerima makna kematian, reaksi terhadap kematian, dan perubahan perilaku, yaitu menerima arti kematian. 2.4 Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan 1. Berikan barang Barang milik pasien pada keluarg aatau bawa barang tersebut ke kamar jenazah.Jika perhiasan atau uang diberikan pada keluarga pastikan ada perawat lain yang menemani dan minta tanda tangan keluarga untuk verifikasi penerimaan barang-barang berharga. 2. Berikan dukungan emosional (berempati) kepada keluarga yang ditinggalkan.



10



3. Mengangkat jenazah dilakukan secara perlahan untuk mencegah lecet dan kerusakan kulit 4. Apabila waktu kematian antara pukul 07.30 - 21.30 maka perawat yang bertugas melakukan koordinasi dengan admission, sehingga admission yang akan menghubungi yayasan pengurusan jenazah. Apabila kematian di atas pukul 21.30, perawat kontrol yang bertugas menghubungi pihak yayasan pengurusan jenazah



11



BAB III KESIMPULAN 3.1 Kesimpulan



12



DAFTAR PUSTAKA Hidayat, Aziz.A. 2006. Pengantar Konsep Dasar Manusia Aplikasi Konsep Proses Keperawatan.Jakarta :Salemba Medika. Potter & Perry.2006.Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep Proses dan Praktik Edisi 4.Jakarta:EGC. Potter & Perry. 2010. Fundamental Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Tim Penulis Poltekes Depkes Jakarta III. 2009. Panduan Praktik KDM I. Jakarta : Salemba Medika.



13