5 0 4 MB
PERBANDINGAN DESAIN KAPAL PURSE SEINE YANG DIOPERASIKAN DI SELAT MAKASSAR DENGAN KAPAL PURSE SEINE YANG DIOPERASIKAN DI LAUT FLORES
SKRIPSI
RATU ALANG FAJRIN L231 13 311
PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DEPARTEMEN PERIKANAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2018
PERBANDINGAN DESAIN KAPAL PURSE SEINE YANG DIOPERASIKAN DI SELAT MAKASSAR DENGAN KAPAL PURSE SEINE YANG DIOPERASIKAN DI LAUT FLORES
SKRIPSI
Oleh RATU ALANG FAJRIN L231 13 311
Skripsi sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Departemen Perikanan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin
PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DEPARTEMEN PERIKANAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2018
ABSTRAK
RATU ALANG FAJRIN. L 231 13 311. Perbandingan Desain Kapal Purse seine yang Dioperasikan di Selat Makassar dengan Kapal Purse seine yang Dioperasikan di Laut Flores. Dibawah Bimbingan St. Aisjah Farhum sebagai Pembimbing utama dan Ilham Jaya sebagai Pembimbing Kedua. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan desain kapal purse seine yang dioperasikan di Selat Makassar dan Laut Flores. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus dengan cara melakukan pengukuran secara langsung terhadap bentuk kapal, pengukuran ordinat kapal dan wawancara sebagai data primer. Sampel juga diperoleh dari data hasil penelitian pengukuran kapal purse seine yang beroperasi di perairan Selat Makassar dan Laut Flores. Data pengukuran kapal tersebut kemudian ditampilkan dalam tabel offset kapal, gambar lines plan dan general arrangement kapal dan kemudian dianalisis untuk mengetahui spesifikasi teknis kapal sampel. Hasil penelitian menunjukkan parameter desain kapal purse seine di Selat Makassar dan Laut Flores diperoleh secara umum tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kapal desain kapal di kedua perairan tersebut. Kata Kunci: kapal perikanan, purse seine, desain, selat makassar, laut flores
ABSTRACT
RATU ALANG FAJRIN. L 231 13 311. The Comparison of Purse Seine Ship Design Operated in the Makassar Strait and the Flores Sea. Under the Guidance of St. Aisjah Farhum as Principal Advisor and Ilham Jaya as Member Advisor. The purpose of this research is to analyze the differences in the design of purse seine vessels operated in the Makassar Strait and the Flores Sea. The method used in this research is case study with measuring directly on the shape of the ship, ship ordinates and interviews as primary data. This research also uses secondary data sourced from purse seine ship measurement research that operates in Makassar Strait and the Flores Sea. The measurement data of the vessel is shown in the offset table of the ship, draw lines plan and general arrangement of the vessel and then analyzed to determine the technical specifications of the sample vessel. The results show that the parameters of purse seine ship design in Makassar Strait with the Flores Sea, generally there is no difference between the purse seine ships in both waters. Keywords: fishing vessels, purse seine, design, makassar strait, flores sea
RIWAYAT HIDUP
RATU ALANG FAJRIN, dilahirkan pada tanggal 19 Juli 1995 di Kota Jakarta. Ayah bernama H. Agus Ridwan dan Ibu bernama Fitria Hayati Husain Aksa. Penulis adalah adalah anak kedua dari empat bersaudara Pada tahun 2007 penulis menyelesaikan Pendidikan dasar di SD Negeri 5 Lappa, Kecamatan Sinjai Utara. Pada tahun 2010 penulis kembali menyelesaikan Pendidikan sekolah menengah pertama di SMPN 3 Sinjai Utara. Ditahun 2013 penulis menyelesaikan Pendidikan sekolah menengah atas di SMAN 1 Sinjai Utara. Pada tahun 2013 penulis diterima di Universitas Hasanuddin melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Jurusan Perikanan, Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan (PSP). Selama kemahasiswaan
menjalani
perkuliahan,
diantaranya
pernah
penulis
menjabat
aktif
dalam
lembaga
sebagai anggota
Divisi
Pengaderan Keluarga Mahasiswa Profesi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan (KMP PSP FIKP UNHAS) 2014-2015, Deputi Kajian Strategis Himpunan Mahasiswa Jurusan Keluarga Mahasiswa Perikanan (HMJ KEMAPI FIKP UNHAS) periode 2015-2016, Bendahara Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HmI) Komisariat Perikanan Unhas periode 2016-2017 dan tergabung dalam anggota Unit Kegiatan Senitari Unhas (UST UNHAS) periode 2014-2015.
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu. Salam dan salawat terkirim kepada yang mulia Nabi Besar Muhammad SAW yang senantiasa menjadi contoh dan inspirasi bagi seluruh umat manusia. Berbagai kesulitan dan hambatan yang penulis alami sejak dari pelaksanaan penelitian hingga penyusunan skripsi ini, akan tetapi semua itu dapat dilewatii karena adanya dukungan, dorongan dan bantuan berbagai pihak, terkhusus dari orang tua penulis H. Agus Ridwan dan Fitria Hayati Husain Aksa yang senantiasa mengingatkan, memberi semangat serta berdoa sehingga penulisan ini dapat berjalan dengan lancar. Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada : 1.
Ibu Dr. Ir. St. Aisjah Farhum, M.Si selaku pembimbing utama yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan dan memberi banyak saran bermanfaat bagi penulis dalam menyusun skripsi ini.
2.
Bapak Ir. Ilham Jaya, MM Selaku pembimbing akademik sekaligus pembimbing anggota yang dengan sabar membimbing dan mengarahkan penulis selama penyusunan skripsi.
3.
Bapak Prof. Dr. Ir. Najamuddin, M.Sc, Bapak Ir. Mahfud Palo, M.Si, dan Bapak Dr. Ir. Faisal Amir, M.Si selaku tim penguji yang telah meluangkan banyak waktunya dan memberikan saran-saran yang bermanfaat bagi penulis.
4.
Bapak / Ibu Dosen Departemen Perikanan khususnya dosen Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan atas ilmu pengetahuan yang diberikan selama menempuh bangku kuliah.
5.
Seluruh staf akademik Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, terkhusus kepada Bapak Laode Esi, Bapak Gatot dan Ibu Hj. Rahmatia yang telah banyak membantu selama pengurusan kelengkapan administrasi.
6.
Kakak kandungku Ashri Khairan serta adik-adikku Maryam Shafira dan Feby Iswatun Hasanah yang tak hentinya mengalirkan doa, semangat dan motivasi kepada penulis.
7.
Teman sesama penelitian yaitu Citra Mauliana yang selalu memberi semangat dan kerjasama yang baik dalam suka maupun duka.
8.
Teman – teman terbaikku Ilaal, Citra, Lilis, Ningsih, Fatimah, Niah, Uni, Mega, Risma, Uci, Ainul dan semua teman – teman PSP#13 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas segala bantuan, dorongan dan kebersamaan yang sangat berarti bagi penulis.
9.
Kanda Ady Jufri, S.Pi, M.Si, Aulia Azhar Wahab, S.Pi, M.Si, A.Arminsyah Pangera, S.Pi, M.Si, Rezky Dwiyanti Risa, S.Pi, M.Si serta Sudirman S.Pi yang telah banyak membantu dan memberi motivasi kepada penulis selama penulisan skripsi.
10. Teman-teman #Belanak13 dan HmI Komisariat Perikanan Unhas yang telah memberikan semangat dan motivasi kepada penulis serta Himpunan tercinta KMP PSP FIKP UNHAS yang telah memberikan banyak pengalaman, pembelajaran, serta kebersamaan yang sangat berarti bagi penulis. SALAM ALAT TANGKAP BADAI PASTI BERLALU. Penulis sadar bahwa skripsi ini tidaklah sempurna. Meski demikian, penulis mengharapkan semoga tulisan ini dapat memberi manfaat khusunya dalam penelitian kapal perikanan.
Makassar,
Februari 2018
Ratu Alang Fajrin
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ................................................................................................
i
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................
ii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... iii I.
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................................
1
B. Tujuan......................................................................................................
2
C. Kegunaan ................................................................................................
2
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kapal Perikanan ......................................................................................
3
B. Kapal Purse seine ...................................................................................
4
C. Desain Kapal ...........................................................................................
5
D. Bentuk Badan dan Material Kapal ..........................................................
6
E. Dimensi Utama Kapal .............................................................................
9
F. Parameter Hidrostatis ............................................................................. 11 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat .................................................................................. 13 B. Alat dan Kegunaan.................................................................................. 13 C. Metode Penelitian ................................................................................... 14 D. Analisis Data ........................................................................................... 16 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Dimensi Utama Kapal di Selat Makassar dan Laut Flores ..................... 22 B. Rasio Dimensi Utama ............................................................................. 23 C. Kapasitas Kapal Purse seine di Perairan Selat Makassar dan Laut Flores (Tonnage) ............................................................................ 28 D. Bentuk Kapal ........................................................................................... 30 1. Rancangan Umum (General Arrangement) Kapal Purse seine yang Diteliti ........................................................................................ 30 2. Rencana Garis (Lines Plan) Kapal Purse seine yang Diteliti ........... 47 E. Parameter Hidrostatis Kapal Purse seine yang Diteliti........................... 60 F. Uji Beda Parameter Desain Kapal Purse seine Selat Makassar dengan Kapal Purse seine Laut Flores .................................................. 79
V. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 82 A. Kesimpulan .............................................................................................. 82 B. Saran ....................................................................................................... 82 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 83 LAMPIRAN ......................................................................................................... 85
DAFTAR TABEL
No
Halaman
1.
Nilai L/B, L/D, B/D untuk Purse seine .....................................................
9
2.
Data Hasil Penelitian Pengukuran Kapal Sebelumnya .......................... 14
3.
Dimensi Utama Kapal di Selat Makassar ............................................... 22
4.
Dimensi Utama Kapal di Laut Flores ...................................................... 23
5.
Rasio Dimensi Utama Kapal Purse seine yang Diteliti di Selat Makassar.................................................................................... 24
6.
Dimensi Utama Kapal Purse seine yang Diteliti di Laut Flores .............. 24
7.
Nilai panjang (L) dan GT kapal Purse seine di perairan Selat Makassar ....................................................................................... 28
8.
Nilai Panjang (L) dan GT Kapal Purse seine di Perairan Laut Flores ... 29
9.
Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 1 Kabupaten Takalar ........................ 61
10.
Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 2 Kabupaten Takalar ........................ 61
11.
Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 3 Kabupaten Takalar ........................ 62
12.
Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 4 Kabupaten Takalar ........................ 62
13.
Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 1 Kabupaten Barru ........................... 63
14.
Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 2 Kabupaten Barru ........................... 63
15.
Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 3 Kabupaten Barru ........................... 63
16.
Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 4 Kabupaten Barru ........................... 64
17.
Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 5 Kabupaten Barru ........................... 64
18.
Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 1 Kabupaten Pinrang ....................... 65
19.
Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 2 Kabupaten Pinrang ....................... 65
20.
Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 3 Kabupaten Pinrang ....................... 66
21.
Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 1 Kabupaten Pangkep ..................... 66
22.
Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 2 Kabupaten Pangkep ..................... 67
23.
Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 3 Kabupaten Pangkep ..................... 67
24.
Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 1 Kabupaten Sinjai ........................... 68
25.
Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 2 kabupaten Sinjai............................ 68
26.
Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 3 Kabupaten Sinjai ........................... 69
27.
Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 4 Kabupaten Sinjai ........................... 69
28.
Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 5 Kabupaten Sinjai ........................... 70
29.
Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 6 Kabupaten Sinjai ........................... 70
30.
Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 7 Kabupaten Sinjai ........................... 71
31.
Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 8 Kabupaten Sinjai ........................... 71
32.
Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 1 Kabupaten Bulukumba.................. 72
33.
Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 2 Kabupaten Bulukumba.................. 72
34.
Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 3 Kabupaten Bulukumba.................. 73
35.
Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 4 Kabupaten Bulukumba.................. 73
36.
Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 5 Kabupaten Bulukumba.................. 74
37.
Hasil Analisis Uji T .................................................................................. 80
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
1.
Badan kapal berbentuk Parallel Epipedium (Flat Bottom) ...............
6
2.
Badan kapal berbentuk penuh (U Bottom) .......................................
7
3.
Badan kapal berbentuk tajam (V Bottom) ........................................
7
4.
Badan kapal berbentuk round bottom .............................................
7
5.
Badan kapal berbentuk Akatsuki bottom ..........................................
8
6.
Peta Lokasi Penelitian ......................................................................
13
7.
Dimensi ukuran panjang kapal .........................................................
15
8.
Dimensi ukuran lebar kapal ..............................................................
15
9.
Tipe-tipe kasko kapal ........................................................................
20
10.
Kapal 1 Kabupaten Takalar ..............................................................
31
11.
Kapal 2 Kabupaten Takalar ..............................................................
32
12.
Kapal 3 Kabupaten Takalar ..............................................................
32
13.
Kapal 4 Kabupaten Takalar ..............................................................
32
14.
Kapal 1 Kabupaten Barru..................................................................
33
15.
Kapal 2 Kabupaten Barru..................................................................
33
16.
Kapal 3 Kabupaten Barru..................................................................
34
17.
Kapal 4 Kabupaten Barru..................................................................
34
18.
Kapal 5 Kabupaten Barru..................................................................
35
19.
Kapal 1 Kabupaten Pinrang ..............................................................
35
20.
Kapal 2 Kabupaten Pinrang ..............................................................
36
21.
Kapal 3 Kabupaten Pinrang ..............................................................
36
22.
Kapal 1 Kabupaten Pangkep ............................................................
37
23.
Kapal 2 Kabupaten Pangkep ............................................................
37
24.
Kapal 3 Kabupaten Pangkep ............................................................
38
25.
Kapal 1 Kabupaten Sinjai..................................................................
40
26.
Kapal 2 Kabupaten Sinjai..................................................................
40
27.
Kapal 3 Kabupaten Sinjai..................................................................
41
28.
Kapal 4 Kabupaten Sinjai..................................................................
41
29.
Kapal 5 Kabupaten Sinjai..................................................................
42
30.
Kapal 6 Kabupaten Sinjai..................................................................
42
31.
Kapal 7 Kabupaten Sinjai..................................................................
43
32.
Kapal 8 Kabupaten Sinjai..................................................................
43
33.
Kapal 1 Kabupaten Bulukumba ........................................................
44
34.
Kapal 2 Kabupaten Bulukumba ........................................................
44
35.
Kapal 3 Kabupaten Bulukumba ........................................................
45
36.
Kapal 4 Kabupaten Bulukumba ........................................................
45
37.
Kapal 5 Kabupaten Bulukumba ........................................................
46
38.
Rencana garis kapal 1 Kabupaten Takalar ......................................
48
39.
Rencana garis kapal 2 Kabupaten Takalar ......................................
48
40.
Rencana garis kapal 3 Kabupaten Takalar ......................................
49
41.
Rencana garis kapal 4 Kabupaten Takalar ......................................
49
42.
Rencana garis kapal 1 Kabupaten Barru..........................................
49
43.
Rencana garis kapal 2 Kabupaten Barru..........................................
50
44.
Rencana garis kapal 3 Kabupaten Barru..........................................
50
45.
Rencana garis kapal 4 Kabupaten Barru..........................................
50
46.
Rencana garis kapal 5 Kabupaten Barru..........................................
51
47.
Rencana garis kapal 1 Kabupaten Pinrang ......................................
51
48.
Rencana garis kapal 2 Kabupaten Pinrang ......................................
51
49.
Rencana garis kapal 3 Kabupaten Pinrang ......................................
52
50.
Rencana garis kapal 1 Kabupaten Pangkep ....................................
52
51.
Rencana garis kapal 2 Kabupaten Pangkep ....................................
52
52.
Rencana garis kapal 3 Kabupaten Pangkep ....................................
53
53.
Rencana garis kapal 1 Kabupaten Sinjai..........................................
53
54.
Rencana garis kapal 2 Kabupaten Sinjai..........................................
54
55.
Rencana garis kapal 3 Kabupaten Sinjai..........................................
54
56.
Rencana garis kapal 4 Kabupaten Sinjai..........................................
55
57.
Rencana garis kapal 5 Kabupaten Sinjai..........................................
55
58.
Rencana garis kapal 6 Kabupaten Sinjai..........................................
56
59.
Rencana garis kapal 7 Kabupaten Sinjai..........................................
56
60.
Rencana garis kapal 8 Kabupaten Sinjai..........................................
57
61.
Rencana garis kapal 1 Kabupaten Bulukumba ................................
57
62.
Rencana garis kapal 2 Kabupaten Bulukumba ................................
57
63.
Rencana garis kapal 3 Kabupaten Bulukumba ................................
58
64.
Rencana garis kapal 4 Kabupaten Bulukumba ................................
58
65.
Rencana garis kapal 5 Kabupaten Bulukumba ................................
58
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
1.
Tabel Uji T Rasio Ukuran Utama Kapal L/B .....................................
86
2.
Tabel Uji T Rasio Ukuran Utama Kapal L/D ...................................
86
3.
Tabel Uji T Rasio Ukuran Utama Kapal B/D ....................................
87
4.
Tabel Uji T Gross Tonnage Kapal ....................................................
87
5.
Tabel Uji T Coefficient Block (Cb) Kapal ..........................................
88
6.
Tabel Offset Kapal 1 Kabupaten Takalar .........................................
89
7.
Tabel Offset Kapal 2 Kabupaten Takalar .........................................
90
8.
Tabel Offset Kapal 3 Kabupaten Takalar .........................................
91
9.
Tabel Offset Kapal 4 Kabupaten Takalar .........................................
92
10.
Tabel Offset Kapal 1 Kabupaten Barru.............................................
93
11.
Tabel Offset Kapal 2 Kabupaten Barru.............................................
93
12.
Tabel Offset Kapal 3 Kabupaten Barru.............................................
93
13.
Tabel Offset Kapal 4 Kabupaten Barru.............................................
94
14.
Tabel Offset Kapal 5 Kabupaten Barru.............................................
94
15.
Tabel Offset Kapal 1 Kabupaten Pinrang .........................................
95
16.
Tabel Offset Kapal 2 Kabupaten Pinrang .........................................
95
17.
Tabel Offset Kapal 3 Kabupaten Pinrang .........................................
96
18.
Tabel Offset Kapal 1 Kabupaten Bulukumba ...................................
97
19.
Tabel Offset Kapal 2 Kabupaten Bulukumba ...................................
98
20.
Tabel Offset Kapal 2 Kabupaten Bulukumba ...................................
99
1
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara maritim yang sebagian besar wilayahnya terdiri dari perairan yang memiliki potensi sumberdaya perikanan yang cukup melimpah. Untuk memanfaatkan potensi sumberdaya perikanan yang ada maka diperlukan sarana dan prasarana yang cukup untuk menunjang kegiatan tersebut, yaitu sebagai alat bantu manusia dalam melakukan aktifitas khususnya dalam hal penangkapan. Alat bantu tersebut salah satunya adalah berupa kapal (Umam, 2007). Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis apapun, yang digerakkan dengan tenaga mekanik, tenaga angin atau ditonda, termasuk kendaraan berdaya dukung dinamis, kendaraan dibawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah (Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran). Kapal ikan adalah jenis alat angkut diatas air yang dipergunakan dalam usaha menangkap, mengumpulkan, budidaya sumberdaya akuatik ataupun kegiatan penelitian dan pelatihan dalam bidang perikanan. Berdasarkan operasi penangkapan ikan ada beberapa tipe kapal seperti Trawler, Purse Seine, Gill Net, Tuna Long Line dan lain-lain. Oleh karena itu kapal ikan yang berbeda memiliki karakteristik yang berbeda pula. Kapal-kapal penangkap ikan meliputi kapal-kapal perikanan yang digerakkan dengan tenaga manusia, dengan ukuran yang sangat kecil sampai kepada kapal induk yang mempunyai tonnage sampai 20.000 GT (Ayodhyoa, 1972). Purse seine merupakan salah satu alat tangkap yang metode pengoperasiannya melingkarkan jaring pada gerombolan ikan sehingga ikan terperangkap dalam jaring berbentuk cincin. Untuk menunjang pengoperasian alat
2
tangkap purse seine, dibutuhkan perencanaan desain untuk pembangunan sebuah kapal, sehingga kapal purse seine yang dihasilkan sesuai dengan standar kapal perikanan yang berlaku khususnya di Indonesia. Pada umumnya, di perairan Indonesia memiliki variasi desain kapal purse seine yang beragam. Kapal purse seine di Sulawesi Selatan banyak dioperasikan di perairan Selat Makassar dan Laut Flores. Kedua perairan tersebut memiliki kondisi perairan yang berbeda, terutama gelombang yang berhubungan dengan performance kapal dalam pengoperasian kapal purse seine. Terkait dengan hal tersebut maka penting untuk dilakukan penelitian untuk mempelajari desain serta perbandingan maupun penyebab perbedaan desain kapal purse seine yang dioperasikan pada kedua perairan di Sulawesi Selatan.
B. Tujuan Menganalisis perbedaan desain kapal purse seine yang dioperasikan di Selat Makassar dengan kapal purse seine yang dioperasikan di Laut Flores.
C. Kegunaan Hasil dari penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi bagi nelayan dan pengusaha perikanan sekaligus sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan kapal purse seine.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kapal Perikanan Kapal ikan adalah salah satu jenis dari kapal, dengan demikian sifat dan syarat-syarat yang diperlukan oleh suatu kapal akan diperlukan juga oleh kapal ikan, akan tetapi berbeda dengan kapal penumpang (passenger ship) dan kapal barang (cargo ship). Kapal ikan menangkap dan mencari ikan dilaut, dan mengangkut hasil tangkapan ke pelabuhan dalam keadaan masih segar. Untuk itu suatu kapal ikan memerlukan kecepatan yang besar dan kemampuan olah gerak kapal yang baik. Melihat kenyataan bahwa operasi kapal ikan akan banyak berhadapan dengan berbagai peristiwa laut, misalnya topan, badai, dan gelombang, suatu kapal ikan sangat memerlukan suatu konstruksi dan desain yang amat kuat, dibuat dengan perencanaan yang baik dan diperlakukan dengan baik pula, sehingga kapal selalu layak laut. Untuk dapat mengelola, menjaga, dan memperlakukan kapal dengan baik, sebagai tahap awal pihak pengelola kapal harus mengetahui dan memahami tentang fungsi dan nama dari bagian-bagian kapal. Selain itu bila ada kelainan fungsi dan perubahan bentuk desain dan konstruksi kapal, pengelola dapat segera melakukan perbaikan (Departemen Pendidikan Nasional, 2004). Fyson (1985) menjelaskan kapal ikan merupakan kapal yang dibangun untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan penangkapan ikan (fishing operation), menyimpan ikan, dan lain sebagainya yang di desain dengan ukuran, rancangan bentuk dek, kapasitas muat, akomodasi, mesin serta berbagai perlengkapan secara keseluruhan disesuaikan dengan fungsi dalam rencana operasi. Kapal ikan memiliki beberapa keistimewaan yang tidak dimiliki oleh jenis kapal lain. Keistimewaan pokok yang dimiliki oleh kapal ikan antara lain kecepatan, olah gerak (maneuverability), kelaiklautan (seaworthiness), luas perairan yang
4
dilayari (navigable area), kekuatan material kapal (structure), mesin penggerak (propulsion engine), perlengkapan penyimpanan (storage) dan alat penangkapan ikan (Nomura dan Yamazaki, 1975). B. Kapal Purse Seine Pukat cincin biasanya disebut juga dengan jaring kantong, karena sewaktu dioperasikan menyerupai kantong. Pukat cincin juga kadang-kadang disebut juga dengan jaring kolor karena pada bagian bawah jaring dilengkapi dengan tali kolor yang berguna untuk menyatukan bagian bawah jaring pada waktu operasi dengan cara menarik tali kolor tersebut. Prinsip penangkapan ikan dengan pukat cincin ialah dengan cara melingkari gerombolan ikan dengan jaring, setelah itu jaring pada bagian bawahnya dikuncupkan, dengan demikian gerombolan ikan akan terkurung dan tidak dapat melarikan diri, yang akhirnya akan tertangkap (Ayodhyoa, 1972). Fyson (1985) menyatakan bahwa purse seine ditujukan untuk menangkap kelompok ikan yang berenang bebas. Hasil tangkapan umumnya dalam jumlah banyak. Untuk itu kapal perlu dirancang agar memilki kapasitas daya muat/unit panjang yang lebih tinggi daripada Bottom Trawl. Oleh Karena itu pembuatan desain kapal pukat cincin ditujukan untuk mampu bergerak dengan kecepatan melingkar yang optimal, serta memiliki lambung yang dirancang khusus agar dapat menampung muatan yang optimum dengan tetap memilki kemampuan olah gerak dan berputar yang baik. Schmidt (1960) mengemukakan bahwa untuk mendesain sebuah kapal purse seine haruslah mempertimbangkan kebutuhan-kebutuhan umum seperti: •
Penggunaan tenaga yang efisien
•
Kapal dirancang untuk penangkapan pada cuaca baik atau buruk
•
Kapal dirancang dengan memperhatikan keamanan nelayan
5
•
Setting/Hauling harus singkat
•
Pengoperasian kapal pukat cincin harus efektif pada waktu operasi malam ataupun siang
C. Desain Kapal Desain adalah rancangan awal dalam menentukan atau sketsa gambar terhadap suatu objek sesuai dengan tujuan dan fungsi pembuatannya. Spesifikasi dari pembuatan gambar harus sesuai dengan garis besar dan persyaratan umum yang berlaku (Ayodhyoa, 1972). Monintja dkk (1986) mengatakan bahwa dalam perencanaan kapal, hal utama yang perlu diperhatikan adalah ukuran kapal, kapasitas ruang muat, lama operasi, macam alat tangkap, daya mesin dan lain-lain sehingga dapat menghasilkan sebuah kapal ikan yang layak laut. Selanjutnya menurut Monintja dkk (1986) bahwa perencanaan pembuatan suatu kapal ikan perlu diperhatikan efisiensi kapal ikan yang akan dibuat, yaitu: a. Keserasian atau kesesuaian jenis usaha b. Mudah dalam pelaksanaan operasi c. Biaya pembuatan sedikit d. Biaya eksploitasi yang kecil e. Cash flow yang baik Ayodhyoa (1972), mengatakan bahwa pada kenyataannya operasi kapal ikan akan banyak berhadapan dengan berbagai peristiwa laut, maka diperlukan konstruksi kapal yang kuat dan dibuat sebaik mungkin. Akan tetapi dalam pembuatan kapal sebaiknya juga dilihat dari segi operasi penangkapan yang memerlukan olah gerak selincah mungkin, sehingga sebaiknya tubuh kapal tidak terlalu berat dengan konstruksi yang ringan tetapi kuat. Ketentuan yang digunakan dalam pembuatan konstruksi lambung kapal perikanan adalah rangka kapal
6
sebaiknya melintang dengan memperhatikan kecepatan kapal, kemampuan olah gerak, kelayakan laut, peralatan penangkap ikan dan pengolahan ikan. Berdasarkan data statistik pada tahun 1962, perikanan purse seine menghasilkan sebanyak 15,1 % dari total hasil tangkapan berbagai alat tangkap di Jepang. Dengan demikian, purse seine merupakan alat penangkapan yang penting baik untuk perikanan pantai maupun perikanan lepas pantai (off shore) (Nomura dan Yamazaki, 1975 dalam Sudirman dan Mallawa, 2004). D. Bentuk Badan dan Material Kapal Bentuk dan jenis kapal ikan berbeda-beda, hal ini disebabkan oleh perbedaan tujuan usaha penangkapan, spesies target dalam usaha penangkapan dan kondisi perairan (Ayodhyoa, 1972). Kapal bagan perahu dalam operasi penangkapannya cenderung bersifat pasif karena tidak mengejar suatu kelompok ikan, sehingga kecepatan yang diperlukan tidak perlu terlalu tinggi. Berbeda dengan kapal purse seine yang berusaha mengejar kelompok ikan, harus mempunyai kecepatan yang tinggi (Risa, 2014). Menurut Dohri (1983) beberapa bentuk badan kapal dibawah garis air (WL) terdiri dari: 1. Badan kapal berbentuk Parallel Epipedium (Flat Bottom) (Gambar 1) 2. Badan kapal berbentuk penuh (U Bottom) (Gambar 2) 3. Badan kapal berbentuk tajam (V Bottom) (Gambar 3)
Gambar 1. Badan kapal berbentuk Parallel Epipedium (Flat Bottom) (Dohri, 1983)
7
Gambar 2. Badan kapal berbentuk penuh (U Bottom) (Dohri, 1983)
Gambar 3. Badan kapal berbentuk tajam (V Bottom) (Dohri, 1983)
Selain ketiga bentuk kapal yang dikemukakan oleh Dohri (1983) tersebut ditambahkan pula oleh Fyson (1985) bahwa terdapat bentuk round bottom (Gambar 4). Selain itu ditambahkan pula oleh Traung (1990) bentuk badan kapal berbentuk seperti huruf “U” dengan garis kaku dan biasa disebut sebagi bentuk kapal model keluarga Akatsuki (Gambar 5).
Gambar 4. Badan kapal berbentuk round bottom (Dohri, 1983)
8
Gambar 5. Badan kapal berbentuk Akatsuki bottom (Dohri, 1983)
Menurut Iskandar (1990), pemilihan bentuk V-bottom pada bagian haluan adalah dimaksudkan agar kapal dapat membelah air dengan baik. Ditambahkan pula oleh Kirana (2000) bahwa bentuk V pada bagian haluan kapal memungkinkan kapal untuk membelah massa air di depan kapal sehingga kapal dapat melaju dengan kecepatan tinggi. Dalam pemilihan atau penentuan bahan dalam pembuatan kapal harus diutamakan bahan yang tersedia dilokasi dan mudah didapat di pasaran produk dalam negeri. Material kapal yang umumnya digunakan adalah kayu, baja, dan lailain. Material yang digunakan memiliki kelebihan dan kekurangan sehingga perlu dicari pertimbangan-pertimbangan dalam rangka pengembangan kapal ikan pada masa yang akan datang (Fyson, 1985). Jika ditinjau dari segi ukuran kapal, makin besar ukuran kapal orang akan cenderung untuk menggunakan material besi yang batasannya biasanya 70-80 ton akan menggunakan steel sedangkan yang lebih kecil menggunakan material kayu (Ayodhyoa, 1972). Jenis kayu yang dipilih untuk pembuatan kapal pada umumnya terbatas pada berbagai jenis kayu yang telah terbukti ketahanannya untuk perkapalan. Jenis kayu tersebut antara lain kayu jati (Tectona gradis, LF), kayu ulin (Eusideroxylon swageni), kayu merbau (Instia spp.) (Pasaribu dkk, 1984 dalam Pratiwi, 2012).
9
E. Dimensi Utama Kapal Menurut Mulyanto dan Zyaki (1985) ukuran utama kapal terdiri dari, yaitu: panjang (L), lebar (B), dalam/tinggi (D). Ketiga ukuran ini mempunyai peranan penting dalam menentukan kapasitas serta dimensi lain yang berhubungan dengan stabilitas kapal seperti freeboard (F) dan draft (d). Selanjutnya Ayodhyoa (1972) mengatakan bahwa ukuran utama kapal menentukan ability (ketahanan) dari suatu kapal selama masa terpakai. Nilai dari L/B, L/D, B/D sangat penting karena dalam perhitungan L, B, D nilai-nilai tersebut perlu diperhitungkan baik dari segi perhitungan teori bangunan kapal, materi juga ketentuan-ketentuan peraturan yang berlaku. Tabel 1. Nilai L/B, L/D, B/D untuk Purse seine (Ayodhyoa, 1972) L (m) L/B L/D
B/D
L < 22
4,30
10,00
2,10
L > 22
4,50
11,00
2,15
Ayodhyoa (1972) mengemukakan tentang dasar-dasar pertimbangan dalam menentukan ukuran utama dan kesanggupan kapal sebagai berikut: a. Nilai L berhubungan erat dengan penempatan kamar mesin, tangki bahan bakar, tangka air tawar, palka ikan, ruang akomodasi, perlengkapan alat tangkap dan ruangan lainnya. Hal ini lebih dikenal dengan interior arrangement. b. Nilai B berhubungan erat dengan stabilitas dan daya dorong kapal. c. Nilai D berhubungan erat dengan tempat penyimpanan barang atau hasil tangkapan dan juga stabilitas. Perbandingan GT dan HP untuk kapal ikan berkisar antara 1:2,5 – 1:4,0 sesuai dengan kebutuhan dalam operasi penangkapan. Menurut Nomura dan Yamazaki (1975) perbandingan nilai kecepatan dan panjang (speed length ratio),
10
dengan persamaan: 𝑉 √𝐿 Dimana V: kecepatan kapal dalam knot L: panjang kapal dalam meter
Dengan batasan kecepatan sehubungan dengan nilai speed length ratio sebagai berikut: •
untuk kecepatan normal, speed length ratio = 1,811
•
untuk kecepatan rendah, speed length ratio = 1,448
•
untuk kecepatan tinggi, speed length ratio = 2,173
•
bila menggunakan mesin dengan tenaga berlebih serta punya bentuk khusus maka speed length ratio ~2,71
Kecepatan dari suatu kapal penangkap ikan merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dari operasi penangkapan. Kapal ikan dituntuk untuk dapat bergerak sangat lincah saat bergerak dengan kecepatan tinggi maupun rendah. Kecepatan tersebut dibutuhkan untuk menuju daerah penangkapan atau kembali ke tempat pendaratan ikan, mengejar kelompok ikan yang menjadi sasaran, maupun pada saat mengoperasikan alat tangkap. Hal ini yang menjadikan kapal ikan memiliki karakteristik yang berbeda dengan kapal yang lainnya (Pratiwi, 2012). Kapal ikan mempunyai keistimewaan pokok yang berbeda dengan kapal lain (Nomura dan Yamazaki, 1975) seperti: a. Kecepatan kapal: membutuhkan kecepatan yang tinggi untuk mengamati dan mengejar kelompok ikan serta membawa hasil tangkapan yang segar dalam waktu yang pendek. b. Kemampuan olah gerak kapal: membutuhkan olah gerak khusus yang baik pada saat pengoperasiannya seperti kemampuan steerability yang baik,
11
radius putaran (turning circle) yang kecil dan daya dorong mesin (propulsion engine) yang dapat dengan mudah bergerak maju dan mundur. c. Kelaik-lautan: laik (layak) digunakan untuk operasi penangkapan ikan dan cukup tahan untuk melawan kekuatan angin, gelombang, stabilitas yang tinggi dan daya apung yang cukup diperlukan untuk menjamin keamanan dalam pelayaran. d. Luas area pelayaran: area pelayaran kapal luas karena pelayarannya ditentukan oleh pergerakan kelompok ikan, daerah musim, perpindahan daerah penangkapan ikan, dan lain-lain. e. Konstruksi yang kuat: konstruksi harus kuat karena dalam operasi penangkapan ikan akan menghadapi kondisi alam yang berubah-ubah dan tahan terhadap getaran yang disebabkan oleh kerja mesin. f.
Daya dorong mesin: membutuhkan daya dorong mesin yang cukup besar, dengan volume mesin yang kecil dan getaran yang kecil pula.
g. Fasilitas penyimpanan dan pengolahan ikan: penyimpanan hasil tangkapan dalam ruang tertentu dengan fasilitas ruang pendingin, ruang pembekuan atau dengan es untuk menghindari pengaruh luas yang akan menurunkan mutu ikan. Pengolahan ikan membutuhkan mesin-mesin untuk pengolahan (pengalengan, pengolahan tepung ikan) pada kapal. h. Mesin-mesin
penangkapan:
umunya
dilengkapi
dengan
alat
bantu
penangkapan untuk membantu kelancaran operasi penangkapan ikan. F. Parameter Hidrostatis Dalam mempelajari konstruksi serta desain dari suatu kapal sangat diperlukan mengenai koefisien bentuk kapal antara lain (Ayodhyoa, 1972): a. Block coefficient (Cb) merupakan perbandingan antara isi careen denga nisi suatu bak dengan panjang (L), lebar (B), dan dalam/tinggi (D). Dari nilai Cb dapat dilihat apakah badan kapal mempunyai bentuk yang gemuk atau
12
ramping. Kapal yang mempunyai nilai Cb kecil mempunyai kecepatan yang tinggi, sedangkan kapal yang mempunyai Cb yang besar mempunyai kecepatan yang rendah. b. Prismatic coefficient (Cp) adalah perbandingan antara volume badan kapal yang berada dibawah permukaan air dengan volume sebuah prisma dengan luas penampang midship area dan panjang (L). c. Midship coefficient (Cm) adalah perbandingan luas antara penampang gading besar yang terendam air dengan luas suatu penampang yang lebar (B) dan dalam/tinggi (D). penampang gading besar (midship) yang besar terutama dapat dijumpai pada kapal sungai dan kapal-kapal barang sesuai dengan keperluan ruangan, muatan yang besar sedangkan untuk penampang gading besar yang tajam pada umumnya digunakan pada kapal-kapal layar. d. Coefficient waterplan (Cw) adalah besarnya luas area penampang membujur tengah kapal dibanding dengan 4 persegi panjang yang mengelilingi luas area tersebut. e. Coefficient vertical prosmatic
(Cvp) adalah
perbandingan
kapasitas
displacement kapal dengan volume yang dibentuk oleh luas area garis air dengan sarat air kapal. Isi carene () adalah bentuk badan kapal yang ada dibawah permukaan air dengan catatan bahwa tebal kulit, tebal lunas, sayap, tebal daun kemudi, baling-baling, dan lain-lain. Perlengkapan kapal yang terendam air tidak termasuk carene adalah volume badan kapal yang ada dibawah permukaan (tidak termasuk kulit dan lain-lain) (Pratiwi, 2012)
13
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - Februari 2017 berlokasi di daerah sepanjang Selat Makassar yaitu Kabupaten Takalar, Kabupaten Pinrang, Kabupaten Barru, dan Kabupaten Pangkep serta pada Laut Flores yaitu Kabupaten Sinjai dan Kabupaten Bulukumba.
Gambar 6. Peta Lokasi Penelitian B. Alat dan Kegunaan Penelitian ini menggunakan sampel kapal purse seine di perairan Selat Makassar yang berada di Kabupaten Takalar, Barru, Pangkep, dan Pinrang, sementara untuk kapal purse seine di perairan Laut Flores, berada di Kabupaten Sinjai dan Bulukumba. Pada objek penelitian akan dilakukan pengukuran langsung dengan menggunakan peralatan yaitu roll meter untuk menghitung dimensi utama kapal, bandul, waterpass dan penggaris untuk mengukur kelengkungan badan kapal, serta alat tulis menulis untuk menulis hasil pengukuran. Alat yang
14
digunakan untuk pengolahan data yaitu satu unit notebook dengan program Maxsurf dan Corel untuk mendesain dan menghitung parameter hidrostatis kapal. C. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode observasi dengan cara melakukan pengukuran secara langsung terhadap bentuk kapal, pengukuran ordinat kapal dan wawancara sebagai data primer. Penelitian ini juga menggunakan data sekunder yang bersumber dari data hasil penelitian pengukuran kapal purse seine yang beroperasi di perairan Selat Makassar dan Laut Flores. Data pengukuran kapal tersebut kemudian ditampilkan dalam tabel offset kapal, gambar lines plan dan general arrangement kapal dan kemudian dianalisis untuk mengetahui spesifikasi teknis kapal sampel. Data hasil penelitian pengukuran kapal sebelumnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2. Data hasil penelitian pengukuran kapal sebelumnya Nama Judul Skripsi Rezky Dwiyanti Risa
Sudirman
Heri Sutrawan Nurdin
Athirah Imran
Dwi Cahyo Josohadi Subroto
Tahun
Studi Desain Kapal Purse seine Di Desa Tamalate, Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar Keragaman Aspek Teknis Kapal Purse seine yang Dioperasikan Di Selat Makassar Sulawesi Selatan Studi kesesuaian Desain dan Konstruksi Kapal Purse seine Di Kelurahan Tana Lemo Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba Identifikasi Kapal Perikanan Di Kecamatan Liukkang Tuppabiring Kabupaten Pangkep
2014
Efektivitas Peraturan Tentang Jalur Pengoperasian Purse seine Di Kecamatan Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba
2015
2016
2010
2014
1. Dimensi utama kapal Menurut Nomuradan Yamazaki (1975) pengukuran dimensi utama kapal (principal dimension), meliputi:
15
a. Lunas kapal ditempatkan pada posisi horizontal dengan menggunakan waterpass. Garis lunas dianggap sebagai base line dengan posisi badan kapal tegak dan horizontal.
Gambar 7. Dimensi ukuran panjang kapal
b. Mengukur LOA (Length Over All) atau L, yaitu pajang keseluruhan dari kapal yang diukur dari ujung buritan sampai keujung haluan. c. Mengukur LWL (Length Water Line), yaitu panjang garis air yang diukur dari perpotongan garis akhir pada garis tegak buritan. d. Mengukur LBP (Length Between Perpendicullars), yaitu panjang antara garis tegak depan (FP) dengan garis tegak belakang (AP) pada garis air (LWL).
Gambar 8. Dimensi ukuran lebar kapal
16
e. Mengukur BOA (Breadth Over All) atau B, yaitu lebar terbesar dari kapal yang diukur dari kulit lambung kapal disamping kiri sampai kulit lambung kapal sebelah kanan. f.
Mengukur H atau D (Depth), yaitu jarak tegak dari garis dasar sampai garis geladak yang terendah pada bagian tengah kapal.
g. Mengukur T atau d (draft), yaitu jarak vertikal antara garis air (load water line) atas pada garis air muat dengan garis dasar (base line).
2. Selain menggunakan data panjang total (L), lebar (B), dan dalam/tinggi kapal (D), juga diukur panjang (L), lebar (B), dan dalam/tinggi (D) bangunan dek kapal untuk menentukan bobot kapal (GT) 3. Bentuk kapal, selain mengukur ukuran utama kapal, juga dilakukan pengukuran pada lambung kapal untuk melihat apakah lambung kapal tersebut berbentuk datar, lancip (V), maupun berbentuk U. 4. Perbandingan desain dan keragaman kapal, selain melakukan pengukuran juga dilakukan wawancara dengan nelayan setempat mengenai hal-hal berikut ini: •
Tenaga penggerak meliputi jenis dan kekuatan mesin kapal
•
Desain kapal meliputi bentuk lambung kapal
•
Jenis alat bantu penangkapan
•
Jenis hasil tangkapan
D. Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Ratio ukuran utama kapal (principal dimension) meliputi L/B, L/D, B/d dan D/d. 2. Perhitungan Tonnase Kapal
17
Nilai tonnase kapal didapatkan dari rumus GT = (a + b) x 0,353 Keterangan:
GT
: Tonnase kapal (GT)
a
: Volume ruangan tertutup diatas dek (m³)
b
: volume ruangan tertutup di bawah dek (m³)
a=pxlxt dimana:
p = panjang ruangan diatas dek (m) l = lebar ruangan di atas dek (m) t = tinggi ruangan di atas dek (m)
b = p x l x d x Cb dimana:
p = panjang dek kapal, yaitu jarak mendatar sepanjang dek dari haluan hingga buritan l = lebar kapal bagian dalam, yaitu jarak mendatar antara kedua sisi dalam kulit lambung pada bagian kapal yang lebar (m) d = dalam kapal, yaitu jarak tegak lurus antara bagian bawah dek hingga bagian atas lunas, diukur pada bagian lebar terlebar (m) Cb = koefisien blok
3. Parameter Hidrostatis Parameter hidrostatis kapal dianalisis secara numerik berdasarkan data hasil pengukuran geometri bentuk kapal dengan menggunakan perhitungan naval architecture. Formula yang digunakan untuk perhitungan tersebut adalah sebagai berikut (Fyson, 1985). •
Water Plane (Aw), dengan formula Simpson 1: Aw = h/3 (Y0 + 4Y1 + 2Y2 +…+ 4Yn + Yn+1 dimana:
h = tinggi tiap ordinat y = jarak antara tiap ordinat
18
•
Ton Displacement (∆) diperoleh dengan rumus:
x dimana:
= volume displacement. = densitas air laut (1,025 ton/m³).
•
Block coefficient (Cb), diperoleh dengan rumus: 𝐶𝑏
∇ (𝐿𝑥𝐵𝑥𝐷)
dimana:
volume displacement L = panjang kapal (m) B = lebar kapal (m) d = draft kapal (m)
•
Midship coefficient/gading besar (Cm), diperoleh dengan rumus: 𝐶𝑚 =
𝐴ᵩ (𝐵𝑤𝑙 𝑥 𝑑)
dimana:
𝐴ᵩ = luas area tengah kapal (m²) Bwl = lebar garis air (m) D = draft (m)
•
Prismatic coefficient (Cp), diperoleh dengan rumus: 𝐶𝑝
∇ (𝐴ᵩ 𝑥 𝐿𝑤𝑙)
dimana:
∇ = volume displacement (m³) 𝐴ᵩ = luas area tengah kapal (m²) Lwl = panjang garis air (m)
•
Ton per Centimeter Immersion (TPC), diperoleh dengan rumus: 𝑇𝑃𝐼 =
𝐴𝑤 𝑥 1.025 100
dimana:
Aw = waterplane
19
•
Jarak titik apung (KB), diperoleh dengan rumus: 𝐾𝐵 =
1 ∇ (2.5 𝑥 𝑑 − ) 3 𝐴𝑤 ∇ = volume displacement
dimana:
Aw = waterplane •
Jarak Titik apung (KB) – Metacenter (BM), diperoleh dengan rumus: 𝐵𝑀 =
𝐼 ∇ 𝐼 = moment inertia
dimana:
∇ = volume displacement •
Jarak Metacenter (KM), diperoleh dengan rumus: KM = KB + BM dimana:
KB = jarak titik apung BM = metacenter
•
Jarak Titik Apung – Metacenter Longitudinal (BML), diperoleh dengan rumus: 𝐵𝑀𝐿 = dimana:
𝐼𝐿 ∇ 𝐼𝐿 = moment of the waterplane area sepanjang sumbu transverse ∇ = volume displacement
•
Jarak Metacenter Longitudinal (KML), diperoleh dengan rumus: KML = KB + BML dimana:
Kb = jarak titik apung BML = metacenter longitudinal
20
4. Bentuk Kapal Analisis perbedaan bentuk kapal dilakukan secara deskriptif dengan melihat bentuk kasko kapal berdasarkan gambar desain kapal. Terdapat beberapa variasi bentuk kasko kapal, yaitu:
Gambar 9. Tipe-tipe kasko kapal (a) “V” bottom, yaitu tipe kasko kapal yang memiliki bentuk seperti huruf “V” (b) Round bottom, yaitu tipe kasko kapal dengan bentuk bulat hampir setengah lingkaran (c) Round flat bottom, yaitu tipe kasko kapal dengan bentuk bulat yang rata pada bagian bawahnya (d) “U” bottom, yaitu tipe kasko kapal yang memiliki bentuk seperti huruf “U”
21
(e) “Akatsuki” bottom, yaitu tipe kasko kapal yang berbentuk hampir menyerupai huruf “U”, akan tetapi setiap lekukannya membentuk suatu sudut dengan rata pada bagian bawahnya (f) Hard chin bottom, yaitu tipe kasko kapal yang memiliki bentuk hampir sama dengan “Akatsuki” bottom, akan tetapi pertemuan antara lambung kiri dan kanan kapal pada bagian lunas membentuk suatu sudut seperti dagu (Rouf, 2004). 5. Uji T Perbandingan desain antara kapal purse seine yang dioperasikan di perairan Selat Makassar dengan kapal purse seine yang dioperasikan di Laut Flores akan dilakukan melalui uji t, dengan menggunakan variable-variabel teknis; ratio ukuran utama kapal, nilai gross tonnage (GT) kapal dan nilai Coefficient Block (Cb) kapal.
22
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Dimensi Utama Kapal di Selat Makassar dan Laut Flores Dimensi utama kapal adalah ukuran yang terdiri dari Panjang (L), Lebar (B), Tinggi (D), dan draft (d). Hasil ukuran dimensi utama kapal purse seine di Perairan Selat Makassar dan Laut Flores terdiri dari 28 unit kapal dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4. Tabel 3. Dimensi utama kapal di Selat Makassar TAKALAR Kapal L B Kapal 1 21,22 4,25 Kapal 2 21,34 5,20 Kapal 3 22,05 5,00 S Kapal 4 22,09 4,55 E BARRU L Kapal L B A Kapal 1 15,72 3,8 T Kapal 2 15,3 3,64 Kapal 3 21,20 4,6 M Kapal 4 20,02 3,33 A Kapal 5 17,98 3,61 K PINRANG A Kapal L B S Kapal 1 18 3,72 S Kapal 2 16 3,39 A Kapal 3 20 3,36 R PANGKEP Kapal L B Kapal 1 10,37 1,32 Kapal 2 10,29 1,14 Kapal 3 11,56 1,24
D 1,79 1,92 1,60 1,91
d 1,43 1,53 1,28 1,70
D 1,41 1,25 1,54 1,04 1,16
d 0,86 0,85 1,15 0,92 0,90
D 1,14 1,03 1,02
d 0,84 0,90 0,90
D 0,50 0,42 0,43
d 0,40 0,34 0,34
23
Tabel 4. Dimensi utama kapal di Laut Flores SINJAI Kapal L B Kapal 1 18,35 4,20 L Kapal 2 21,04 4,05 A Kapal 3 18,44 3,93 U Kapal 4 18,80 4,30 T Kapal 5 18,78 3,54 Kapal 6 23,12 4,15 F Kapal 7 18,60 4,25 L Kapal 8 19,00 4,00 O BULUKUMBA R Kapal L B E Kapal 1 24 5,30 S Kapal 2 21 4,50 Kapal 3 20 3,70 Kapal 4 17 3,00 Kapal 5 17 3,20
D 1,75 1,70 1,80 1,80 1,05 1,45 1,85 1,30
d 1,2 1,2 1,25 1,25 0,80 0,90 1,10 1,00
D 2,20 1,20 1,20 1,00 1,00
d 1,50 0,90 0,90 0,70 0,70
Data dimensi ukuran utama kapal purse seine yang di ukur di perairan Selat Makassar bervariasi yaitu dengan panjang berkisar antara 10,29 – 22,09 meter; lebar berkisar antara 1,14 – 5,20 meter; tinggi berkisar antara 0,42 – 1,92 meter; dan draft berkisar antara 0,34 – 1,70 meter. Sedangkan pada perairan Laut Flores didapatkan data panjang kapal berkisar antara 17 – 24 meter; lebar berkisar antara 3,00 – 5,30 meter; tinggi berkisar antara 1,0 – 2,20 meter; dan draft berkisar antara 0,70 – 1,50 meter. B. Rasio Dimensi Utama Dalam menganalisis kelayakan desain kapal purse seine pada tahap awal maka dilakukan perbandingan antara dimensi utama kapal yang disebut rasio perbandingan ukuran utama kapal. Fyson (1985) menyatakan bahwa nilai rasio dimensi utama memiliki nilai yang dapat mempengaruhi kapal pada saat pengoperasian. (Tabel 5 dan 6).
24
Tabel 5. Rasio dimensi utama kapal purse seine yang diteliti di Selat Makassar TAKALAR Kapal L/B L/D B/D Kapal 1 4,99 11,85 2,37 Kapal 2 4,10 11,11 2,70 Kapal 3 4,41 14,06 3,12 S Kapal 4 4,85 11,56 2,38 E BARRU L Kapal L/B L/D B/D A Kapal 1 4,13 11,14 2,69 T Kapal 2 4,20 12,24 2,91 Kapal 3 4,60 13,76 2,98 M Kapal 4 6,01 19,25 3,20 A Kapal 5 4,98 15,5 3,11 K PINRANG A Kapal L/B L/D B/D S Kapal 1 4,83 15,78 3,26 S Kapal 2 4,71 15,53 3,29 A Kapal 3 5,95 19,60 3,29 R PANGKEP Kapal L/B L/D B/D Kapal 1 7,85 20,74 2,64 Kapal 2 9,02 24,5 2,71 Kapal 3 9,32 26,88 2,88 Ayodhyoa (1972) 4,30 – 4,50 10,00 – 11,00 2,10 – 2,15 Tabel 6. Dimensi utama kapal purse seine yang diteliti di Laut Flores SINJAI Kapal L/B L/D B/D Kapal 1 4,36 10,48 2,4 L Kapal 2 5,19 12,37 2,38 A Kapal 3 4,69 10,24 2,18 U Kapal 4 4,37 10,44 2,38 T Kapal 5 5,30 17,88 3,37 Kapal 6 5,57 15,94 2,86 F Kapal 7 4,37 10,05 2,29 L Kapal 8 4,75 14,61 3,07 O BULUKUMBA R Kapal L/B L/D B/D E Kapal 1 4,52 10,90 2,40 S Kapal 2 4,66 17,50 3,75 Kapal 3 5,40 16,66 3,08 Kapal 4 5,66 17 3 Kapal 5 5,31 17 3,20 Ayodhyoa (1972) 4,30 – 4,50 10,00 – 11,00 2,10 – 2,15
25
Nilai rasio L/B pada kapal purse seine di Perairan Selat Makassar berkisar antara 4,10 – 9,32; L/D 11,11 – 26,88; dan B/D berkisar antara 2,37 – 3,29; sedangkan nilai rasio L/B pada kapal purse seine di Perairan Laut Flores berkisar antara 4,36 – 5,66; L/D 10,05 – 17,88; B/D 2,18 – 3,75. Dimana menurut Ayodhyoa (1972), rasio ukuran utama kapal purse seine yang standar, yaitu nilai rasio L/B 4,30 – 4,50; L/D 10,00 – 11,00; B/D 2,10 – 2,15. Pada kapal purse seine yang diteliti di kedua perairan menunjukkan bahwa nilai L/B kapal belum sesuai dengan pernyataan Ayodhyoa (1972). Dalam hal ini nilai rasio L/B kapal purse seine yang diteliti lebih besar dari nilai standar, tetapi pada kapal purse seine 1, kapal 4, kapal 7 di Laut Flores tepatnya di Kabupaten Sinjai, dan kapal 3 di Selat Makassar pada Kabupaten Takalar sudah sesuai dengan standar Ayodhyoa (1972) yaitu dengan nilai rasio L/B 4,36; 4,37; 4,37; dan 4,41. Nilai rasio L/B kapal yang lebih besar dari standar akan mengakibatkan mengecilnya tahanan gerak kapal sehingga akan mempengaruhi kecepatan kapal. Menurut Nurdin (2010), sesuai dengan pernyataan Ayodhyoa (1972) bahwa jika nilai L/B mengecil maka akan berpengaruh buruk pada kecepatan kapal. Namun jika nilai L/B membesar maka dapat menambah kecepatan kapal. Untuk penyesuaian terhadap rasio standar, perlu dilakukan penambahan nilai B dengan tetap memperhatikan nilai L untuk memberikan stabilitas yang baik pada kapal. Hal ini sesuai pernyataan Ayodhyoa (1972), yaitu jika nilai B diperbesar maka diperoleh hal-hal positif antara lain initial ability akan membesar atau dengan kata lain metacenter height membesar dan nilai period of oscillation mengecil. Untuk nilai rasio L/D, dari semua sampel kapal purse seine di kedua perairan yang diteliti, kapal purse seine 1, 3, 4, dan 7 di Laut Flores tepatnya di Kabupaten Sinjai, dan kapal purse seine 1 di Selat Makassar pada Kabupaten Bulukumba sudah sesuai dengan yang disarankan oleh Ayodhyoa (1972) yaitu
26
dengan nilai rasio L/D sebesar 10,48; 10,24; 10,44; 10,05; dan 10,90. Sedangkan sampel kapal purse seine yang lain di kedua perairan memiliki rasio L/D diluar standar yang disarankan. Nilai L/D kapal di kedua perairan lebih besar dari yang disarankan, dimana nilai rasio L/D kapal yang lebih besar dari nilai standar akan mengakibatkan kekuatan memanjang melemah. Menurut Nurdin (2010) sesuai dengan pernyataan Ayodhyoa (1972) bahwa jika nilai L/D membesar maka kekuatan memanjang kapal akan melemah. Nilai L/D kapal di kedua perairan yang tidak termasuk dalam standar disebabkan nilai depth (D) kapal yang rendah. Oleh karena itu, perlu dilakukan penambahan nilai depth (D) pada kapal-kapal tersebut dengan tetap mempertahankan nilai L untuk penyesuaian terhadap nilai standar rasio L/D agar kapal memiliki (longitudinal strength) kekuatan memanjang yang baik. Seperti yang dikatakan Ayodhyoa (1972) bahwa, jika nilai depth (D) diperbesar maka diperoleh hal-hal positif antara lain longitudinal strength (kekuatan memanjang) akan membaik sehingga kapal akan lebih kuat terhadap gerakan bending (lengkung) yang berarah keatas dan kebawah. Nilai rasio B/D dari semua sampel kapal purse seine di kedua perairan yang diteliti juga berada diluar standar yang disarankan oleh Ayodhyoa (1972) dimana nilai B/D lebih besar dari yang disarankan. Menurut Nurdin (2010) hal ini terjadi dikarenakan nilai depth (D) terlalu rendah sehingga tidak sesuai dengan lebar kapal. Pada kapal purse seine yang diteliti stabilitasnya akan naik namun longitudinal strength (kekuatan mendorong) kapal akan melemah, dimana hal ini sesuai dengan pernyataan Ayodhyoa (1972) bahwa jika nilai B/D membesar maka
stabilitas
akan
membaik
namun
longitudinal
strength
(kekuatan
mnedorong) kapal akan memburuk. Untuk penyesuaian terhadap nilai standar rasio B/D maka perlu dilakukan penambahan nilai depth (D) dengan penyesuaian terhadap nilai B untuk mendapatkan longitudinal strength (kekuatan mendorong)
27
kapal yang baik dengan stabilitas yang baik. Sesuai dengan pernyataan Ayodhyoa (1972), bahwa jika nilai depth (D) diperbesar maka akan diperoleh halhal positif antara lain kekuatan memanjang (longitudinal strength) akan membaik sehingga kapal akan lebih kuat terhadap gerakan bending (lengkung) yang berarah keatas dan kebawah. Ketidaksesuaian nilai-nilai rasio kapal purse seine yang diteliti dengan nilai standar Ayodhyoa (1972), disebabkan oleh pembuatan kapal yang tidak berdasarkan perhitungan naval architect. Selain itu, kurangnya pengetahuan pengrajin kapal mengenai kesesuaian ukuran kapal dengan alat tangkap yang digunakan akan mempengaruhi penentuan ukuran utama kapal yang akan dibuat. Sebagai perbandingan dari hasil penelitian sebelumnya terhadap kapal purse seine di Kabupaten Bulukumba (Nurdin, 2010) menunjukkan bahwa nilai rasio L/B berkisar antara 4,53 – 5,41 menunjukkan lebih besar dari standar Ayodhyoa (1972). Nilai rasio L/D berkisar antara 10,91 – 17,50 hanya satu kapal dari tiga kapal sampel yang sesuai dengan standar Ayodhyoa (1972), yaitu dengan nilai rasio L/D sebesar 10,91. Sedangkan nilai rasio B/D menunjukkan lebih besar dari standar Ayodhyoa (1972). Adapun hasil penelitian kapal purse seine di Kabupaten Takalar (Risa, 2014) menunjukkan bahwa hanya satu dari keempat sampel kapal purse seine yang sesuai dengan standar Ayodhyoa (1972) yaitu dengan nilai rasio L/B 4,41. Sedangkan nilai rasio L/D dan B/D lebih besar dari nilai standar Ayodhyoa (1972).
28
C. Kapasitas Kapal Purse seine di Perairan Selat Makassar dan Laut Flores (Tonnage) Kapasitas (tonnage) kapal adalah suatu besaran yang menunjukkan kapasitas atau volume ruangan-ruangan yang tertutup dan dianggap kedap air yang berada di dalam kapal. Kapasitas kapal dapat dilihat dari nilai gross tonnage (GT). Kesesuaian nilai panjang (L) dan GT sampel kapal purse seine di perairan Selat Makassar dan Laut Flores dapat dilihat pada Tabel 7 dan 8. Tabel 7. Nilai panjang (L) dan GT kapal purse seine di perairan Selat Makassar TAKALAR Kapal L (m) GT Ayodhyoa (1972) L (m) GT Kapal 1 21,22 53,45 > 20 50 - 90 Kapal 2 21,34 87,51 > 20 50 - 90 Kapal 3 22,05 62,21 > 20 50 - 90 S Kapal 4 22,09 64,76 > 20 50 - 90 E BARRU L Kapal L (m) GT L (m) GT A T Kapal 1 15,72 11 < 20 5 - 50 Kapal 2 15,30 8,45 < 20 5 - 50 M Kapal 3 21,20 64,93 > 20 50 - 90 A Kapal 4 20,02 41 > 20 50 - 90 K Kapal 5 17,98 12 < 20 5 - 50 A PINRANG S Kapal L (m) GT L (m) GT S Kapal 1 18 40 < 20 5 - 50 A R Kapal 2 16 12,42 < 20 5 - 50 Kapal 3 20 55,11 > 20 50 - 90 PANGKEP Kapal L(m) GT L (m) GT Kapal 1 Kapal 2 Kapal 3
10,37 10,29 11,56
5,60 5,21 7,35
< 20 < 20 < 20
5 - 50 5 - 50 5 - 50
29
Tabel 8. Nilai panjang (L) dan GT kapal purse seine di perairan Laut Flores SINJAI Ayodhyoa (1972) Kapal L (m) GT L (m) GT L Kapal 1 18,35 40,18 < 20 5 - 50 A Kapal 2 21,04 56,38 > 20 50 - 90 U Kapal 3 18,44 40,58 < 20 5 - 50 T Kapal 4 18,80 42,12 < 20 5 - 50 Kapal 5 18,78 40,84 < 20 5 - 50 F Kapal 6 23,12 55,95 > 20 50 - 90 L Kapal 7 18,60 41,72 < 20 5 - 50 O Kapal 8 19,00 43,48 < 20 5 - 50 R BULUKUMBA E Kapal L (m) GT L (m) GT S Kapal 1 24 65,07 > 20 50 - 90 Kapal 2 21 25,26 > 20 50 - 90 Kapal 3 20 20,11 > 20 50 - 90 Kapal 4 17 9,1 < 20 5 - 50 Kapal 5 17 8,8 < 20 5 - 50 Berdasarkan tabel, Nilai GT di perairan Selat Makassar memiliki kisaran nilai 5,6 GT – 87,5 GT. Sedangkan pada perairan Laut Flores berkisar antara 8,8 GT – 65 GT. Menurut Ayodhyoa (1972) kapal yang memiliki nilai L (panjang) kurang dari 20 meter (L < 20 meter) nilainya berkisar antara 5 – 50 GT sedangkan kemampuan untuk kapal yang memiliki nilai L (panjang) lebih dari 20 meter (L > 20 meter) memiliki nilai GT berkisar antara 50 – 90 GT. Berdasarkan Tabel 7, dapat diketahui bahwa hanya nilai gross tonnage (GT) kapal purse seine 4 di Selat Makassar tepatnya di Kabupaten Barru yang tidak sesuai dengan nilai standar GT Ayodhyoa (1972) berdasarkan ukuran panjang L > 20 dengan nilai sebesar 41, sedangkan sampel kapal yang lain di perairan Selat Makassar sudah sesuai dengan nilai standar. Pada Tabel 8, sebanyak dua sampel kapal purse seine di perairan Laut Flores tepatnya pada Kabupaten Bulukumba tidak sesuai dengan nilai standar gross tonnage (GT) Ayodhyoa (1972), dengan masing-masing nilai berdasarkan
30
panjang kapal L > 20 yaitu kapal 2 sebesar 25,26; dan kapal 3 sebesar 20,11. Sedangkan sampel kapal yang lain di perairan Laut Flores sudah sesuai dengan standar Ayodhyoa (1972). Sebagai perbandingan dari hasil penelitian sebelumnya terhadap kapal purse seine di Kabupaten Takalar (Risa, 2014) bahwa nilai panjang kapal purse seine yang diteliti L > 20 untuk nilai gross tonnage (GT) PS 1 sebesar 53,45; PS 2 sebesar 87,51; PS 3 sebesar 62,21; dan PS 4 sebesar 64,76. Berdasarkan ukuran panjang (L) untuk nilai GT, keempat sampel kapal di Kabupaten Takalar sudah sesuai dengan nilai standar menurut Ayodhyoa (1972). Untuk kapal purse seine di Kabupaten Indramayu (Kirana, 2000) bahwa nilai panjang kapal purse seine yang diteliti L < 20 untuk gross tonnage (GT) sebesar 28 ton, sudah sesuai dengan nilai GT menurut Ayodhyoa (1972). D. Bentuk Kapal 1. Rancangan Umum (General Arrangement) Kapal Purse seine yang Diteliti Rancangan umum (general arrangement) merupakan gambar yang menunjukkan secara umum kelengkapan ruang kapal yang dapat dilihat dari atas dan samping kapal. Kelengkapan ruang dari sampel kapal di perairan Selat Makassar dan Laut Flores tampak samping dapat dilihat dari sudut samping kapal secara berurutan dari buritan ke haluan, yaitu: a. Ruang kemudi b. Ruang mesin utama c. Ruang ABK d. Tangki BBM e. Palka, digunakan sebagai tempat penyimpanan hasil tangkapan. f.
Ruang alat, digunakan sebagai tempat penyimpanan tali, jangkar, serta alat-alat untuk pengoperasian kapal.
31
Rancangan umum dari sampel kapal di perairan Selat Makassar dapat dilihat pada Gambar 10 sampai Gambar 24.
Gambar 10. Kapal 1 Kabupaten Takalar (Risa, 2014)
Gambar 11. Kapal 2 Kabupaten Takalar (Risa, 2014)
32
Gambar 12. Kapal 3 Kabupaten Takalar (Risa, 2014)
Gambar 13. Kapal 4 Kabupaten Takalar (Risa, 2014)
33
Dimensi LOA : 15,72 m BOA : 3,80 m D : 1,41 m
Gambar 14. Kapal 1 Kabupaten Barru (Sudirman, 2016)
Dimensi LOA : 15,30 m BOA : 3,64 m D : 1,25 m
Gambar 15. Kapal 2 Kabupaten Barru (Sudirman, 2016)
34
Dimensi LOA : 21,20 m BOA : 4,60 m D : 1,54 m
Gambar 16. Kapal 3 Kabupaten Barru (Sudirman, 2016)
Dimensi LOA : 20,02 m BOA : 3,33 m D : 1,04 m
Gambar 17. Kapal 4 Kabupaten Barru (Sudirman, 2016)
35
Dimensi LOA : 17,98 m BOA : 3,61 m D : 1,16 m
Gambar 18. Kapal 5 Kabupaten Barru (Sudirman, 2016)
Dimensi LOA : 18 m BOA : 3,72 m D : 1,14 m
Gambar 19. Kapal 1 Kabupaten Pinrang (Sudirman, 2016)
36
Dimensi LOA : 16 m BOA : 3,39 m D : 1,03 m
Gambar 20. Kapal 2 Kabupaten Pinrang (Sudirman, 2016)
Dimensi LOA : 20 m BOA : 3,36 m D : 1,02 m
Gambar 21. Kapal 3 Kabupaten Pinrang (Sudirman, 2016)
37
Dimensi LOA : 10,37 m BOA : 1,32 m D : 0,50 m
Gambar 22. Kapal 1 Kabupaten Pangkep (Imran, 2014)
Dimensi LOA : 10,29 m BOA : 1,14 m D : 0,42 m
Gambar 23. Kapal 2 Kabupaten Pangkep (Imran, 2014)
38
Dimensi LOA : 20 m BOA : 3,36 m D : 1,02 m
Gambar 24. Kapal 3 Kabupaten Pangkep (Imran, 2014) Berdasarkan Gambar 10 dan Gambar 12 dapat diketahui bahwa kapal purse seine 1 dan 2 di perairan Selat Makassar tepatnya di Kabupaten Takalar memiliki satu bangunan diatas kapal yang terdiri dari ruang kemudi dan ruang ABK, satu ruang mesin yang terletak di bagian buritan kapal, tiga palka yang terletak di bagian tengah yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan hasil tangkapan dan satu palka yang terletak di bagian haluan kapal yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan tali dan jangkar, serta satu ruang akomodasi yang terletak dibagian haluan kapal. Pada kapal purse seine 2 dan 4 di Kabupaten Takalar (Gambar 11 dan 13) memiliki satu bangunan di atas kapal yang terdiri dari ruang kemudi dan ruang ABK, satu ruang mesin yang terletak di bagian buritan kapal, empat palka yang terletak di bagian tengah yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan tali dan jangkar, serta satu ruang akomodasi yang terletak di bagian haluan kapal. Gambar 14, 15, 17, dan 18 menunjukkan bahwa kapal purse seine di perairan Selat Makassar yang berasal dari Kabupaten Barru memiliki satu palka yang di gunakan untuk menyimpan hasil tangkapan, satu bangunan di atas kapal yang terdiri dari ruang kemudi dan ruang ABK, satu ruang mesin yang berada di
39
bagian buritan kapal, serta satu palka yang digunakan sebagai tempat untuk menyimpan alat-alat penangkapan seperti tali dan jangkar yang berada di tengah kapal. Sedangkan pada kapal 3 (Gambar 16) di Kabupaten Barru memiliki dua palka yang di gunakan sebagai tempat penyimpanan hasil tangkapan dan alatalat penangkapan, dan memiliki satu bangunan di atas kapal yang terdiri dari ruang kemudi dan ruang ABK, serta memiliki satu ruang mesin yang terletak dibawah ruang kemudi dan ruang ABK. Pada kapal purse seine yang diteliti di Kabupaten Pinrang (Gambar 19, 20, dan 21) masing-masing memiliki satu palka sebagai tempat penyimpanan ikan, satu bangunan di atas kapal yang berfungsi sebagai ruang kemudi sekaligus ruang ABK, serta ruang mesin yang berada di bagian buritan kapal. Kapal purse seine 1 dan 3 Kabupaten Pangkep (Gambar 22 dan 24) tidak memiliki bangunan di atas kapal, menggunakan ruang mesin sekaligus ruang kemudi, palka berada di tengah kapal, serta ruang alat untuk menyimpan tali dan jangkar berada di haluan kapal. Pada kapal 2 di Kabupaten Pangkep (Gambar 23), kapal tersebut memiliki tiga palka, dengan satu palka berfungsi sebagai ruang alat Adapun rancangan umum kapal purse seine di perairan Laut Flores dapat dilihat pada Gambar 25 sampai Gambar 37.
40
Dimensi LOA : 18,35 m BOA : 4,20 m D : 1,75 m
Gambar 25. Kapal 1 Kabupaten Sinjai
Dimensi LOA : 21,04 m BOA : 4,05 m D : 1,70 m
Gambar 26. Kapal 2 Kabupaten Sinjai
41
Dimensi LOA : 18,44 m BOA : 3,93 m D : 1,80 m
Gambar 27. Kapal 3 Kabupaten Sinjai
Dimensi LOA : 18,80 m BOA : 4,30 m D : 1,80 m
Gambar 28. Kapal 4 Kabupaten Sinjai
42
Dimensi LOA : 18,78 m BOA : 3,54 m D : 1,05 m
Gambar 29. Kapal 5 kabupaten Sinjai
Dimensi LOA : 23,12 m BOA : 4,15 m D : 1,45 m
Gambar 30. Kapal 6 Kabupaten Sinjai
43
Dimensi LOA : 18,60 m BOA : 4,25 m D : 1,85 m
Gambar 31. Kapal 7 Kabupaten Sinjai
Dimensi LOA : 19,00 m BOA : 4,00 m D : 1,30 m
Gambar 32. Kapal 8 Kabupaten Sinjai
44
Dimensi LOA : 24 m BOA : 5,30 m D : 2,20 m
Gambar 33. Kapal 1 Kabupaten Bulukumba (Nurdin, 2010)
Dimensi LOA : 21 m BOA : 4,50 m D : 1,20 m
Gambar 34. Kapal 2 Kabupaten Bulukumba (Nurdin, 2010)
45
Dimensi LOA : 20 m BOA : 3,70 m D : 1,20 m
Gambar 35. Kapal 3 Kabupaten Bulukumba (Nurdin, 2010)
Dimensi LOA : 17,00 m BOA : 3,00 m D : 1,00 m
Gambar 36. Kapal 4 Kabupaten Bulukumba (Subroto, 2015)
46
Dimensi LOA : 17,00 m BOA : 3,20 m D : 1,00 m
Gambar 37. Kapal 5 Kabupaten Bulukumba (Subroto, 2015) Berdasarkan Gambar 25, 28, dan 30 dapat diketahui bahwa kapal purse seine di perairan Laut Flores tepatnya berada di Kabupaten Sinjai memiliki dua tingkat bangunan di atas kapal yang terdiri dari ruang kemudi dan ruang ABK, ruang mesin terletak pada bagian buritan kapal, memiliki satu palka sebagai tempat penyimpanan hasil tangkapan di bagian tengah kapal, dan pada haluan kapal terdapat ruang alat sebagai tempat untuk menyimpan tali dan jangkar. Sedangkan pada Gambar 26, 27 dan 29 kapal tersebut memiliki dua palka yang masing-masing terletak di tengah kapal, dan ruang alat pada haluan kapal. Pada Gambar 31 di perairan Laut Flores dapat dilihat bahwa kapal tersebut memiliki satu bangunan di atas kapal dan satu palka yang berada di tengah kapal, sedangkan kapal pada Gambar 32 memiliki dua tingkat bangunan di atas kapal dengan tiga palka sebagai tempat menyimpan hasil tangkapan yang masing-masing terletak di bagian tengah kapal, serta pada haluan terdapat ruang alat sebagai tempat untuk menyimpan tali dan jangkar.
47
Untuk Gambar 33 sampai Gambar 37, kapal purse seine yang berada di perairan laut Flores tepatnya di Kabupaten Bulukumba memiliki satu bangunan di atas kapal yang terdiri dari ruang kemudi serta ruangan ABK sebagai tempat istirahat. Palka yang terdapat pada kapal terdiri dari palka jangkar yang berada di ujung haluan kapal serta palka hasil tangkapan yang berada di tengah kapal. Sedangkan ruang mesin terletak di bawah ruang kemudi kapal. General arrangement (Rancangan umum) untuk kapal purse seine yang ada di perairan Selat Makassar dan Laut Flores secara umum memiliki desain yang hampir sama. Perbedaan general arrangement pada kedua perairan hanya terletak di bagian bentuk dan jumlah palka, serta tata letak bangunan di atas kapal. 2. Rencana Garis (Lines Plan) Kapal Purse seine yang Diteliti Rencana garis (lines plan) merupakan gambar dalam bentuk rencana garis kapal yang dibuat pada masing-masing garis air dan ordinat. Rencana garis (lines plan) kapal purse seine yang diteliti secara umum dibagi menjadi beberapa ordinat membujur sepanjang badan kapal dengan jarak setiap ordinat yaitu sepanjang satu meter. Kapal purse seine yang diteliti juga dibagi atas lima garis air (water line) yang sama, yaitu mulai dari garis air terendah (base line) hingga garis air tertinggi (draft). Gambar rencana garis (lines plan) kapal pada setiap garis air dan ordinat yang diproyeksikan kedalam tiga buah gambar, yaitu: a. Body plan adalah gambar rencana garis kapal dari arah depan (irisan melintang kapal tampak depan). b. Profile plan merupakan gambar bentuk irisan memanjang kapal tampak samping.
48
c. Half breadth plan merupakan gambar irisan melintang setengah lebar kapal tampak atas. Pada gambar ini juga ditunjukkan buttock line, yaitu garis sejajar dengan center line. Berikut gambar rencana garis kapal purse seine yang diteliti di perairan Selat Makassar dapat dilihat pada Gambar 38 sampai 52.
Gambar 38. Rencana garis kapal 1 Kabupaten Takalar (Risa, 2014)
Gambar 39. Rencana garis kapal 2 Kabupaten Takalar (Risa, 2014)
49
Gambar 40. Rencana garis kapal 3 Kabupaten Takalar (Risa, 2014)
Gambar 41. Rencana garis kapal 4 Kabupaten Takalar (Risa, 2014)
Gambar 42. Rencana garis kapal 1 Kabupaten Barru (Sudirman, 2016)
50
Gambar 43. Rencana garis kapal 2 Kabupaten Barru (Sudirman, 2016)
Gambar 44. Rencana garis kapal 3 Kabupaten Barru (Sudirman, 2016)
Gambar 45. Rencana garis kapal 4 Kabupaten Barru (Sudirman, 2016)
51
Gambar 46. Rencana garis kapal 5 Kabupaten Barru (Sudirman, 2016)
Gambar 47. Rencana garis kapal 1 Kabupaten Pinrang (Sudirman, 2016)
Gambar 48. Rencana garis kapal 2 Kabupaten Pinrang (Sudirman, 2016)
52
Gambar 49. Rencana garis kapal 3 Kabupaten Pinrang (Sudirman, 2016)
Gambar 50. Rencana garis kapal 1 Kabupaten Pangkep
Gambar 51. Rencana garis kapal 2 Kabupaten Pangkep
53
Gambar 52. Rencana garis kapal 3 Kabupaten Pangkep Adapun rencana garis kapal purse seine di perairan Laut Flores dapat dilihat pada Gambar 53 sampai 65.
Gambar 53. Rencana garis kapal 1 Kabupaten Sinjai
54
Gambar 54. Rencana garis kapal 2 Kabupaten Sinjai
Gambar 55. Rencana garis kapal 3 Kabupaten Sinjai
55
Gambar 56. Rencana garis kapal 4 Kabupaten Sinjai
Gmabar 57. Rencana garis kapal 5 Kabupaten Sinjai
56
Gambar 58. Rencana garis kapal 6 Kabupaten Sinjai
Gambar 59. Rencana garis kapal 7 Kabupaten Sinjai
57
Gambar 60. Renacan garis kapal 8 Kabupaten Sinjai
Gambar 61. Rencana garis kapal 1 Bulukumba (Nurdin, 2010)
Gambar 62. Rencana garis kapal 2 Kabupaten Bulukumba (Nurdin, 2010)
58
Gambar 63. Rencana garis kapal 3 Kabupaten Bulukumba (Nurdin, 2010)
Gambar 64. Rencana garis kapal 4 Kabupaten Bulukumba
Gambar 65. Rencana garis kapal 5 Kabupaten Bulukumba
59
Berdasarkan Gambar diatas, dapat diketahui bahwa kapal purse seine di perairan Selat Makassar tepatnya di Kabupaten Takalar memiliki bentuk badan kapal berbentuk “V”, kapal di Kabupaten Barru memiliki bentuk badan kapal “U” dengan posisi haluan lebih tinggi daripada buritan kapal. Pada kapal purse seine di Kabupaten Pinrang menunjukkan haluan kapal berbentuk “V” sedangkan pada bagian tengah sampai buritan kapal memiliki lambung berbentuk “U. Kapal purse seine di Kabupaten Pangkep menunjukkan badan kapal berbentuk “V” dan adapula berbentuk Akatsuki bottom serta memiliki haluan yang lebih tinggi daripada buritan kapal. Untuk kapal purse seine di Laut Flores tepatnya di Kabupaten Sinjai memiliki bentuk badan kapal yang sama dengan kapal purse seine yang berada di Selat Makassar yakni bentuk “U”, “V” dan Akatsuki Bottom. Adapun untuk melihat perbedaan tingkat kegemukan antar bentuk badan kapal yang diperoleh dapat dilihat dari koefisien bentuk yang dimiliki kapal dari masing-masing bentuk. Secara umum kapal purse seine yang diteliti memiliki bentuk badan kapal pada bagian haluan berbentuk “V”. Hal ini dapat memudahkan kapal untuk membelah massa air di depan kapal sehingga kapal dapat melaju dengan kecepatan tinggi. Sedangkan pada bagian buritan kapal berbentuk “U”, bentuk ini memungkinkan kapal memiliki tahanan yang tidak terlalu besar, kmampuan untuk membelah gelombang yang cukup baik, dan memungkinkan volume ruang palka yang maksimum. Variasi bentuk kasko kapal purse seine yang ada diperairan Laut Flores dan Selat Makassar memiliki bentuk yang sama dikarenakan kondisi kedua perairan tersebut yang saling terkait. Selat Makassar dan Laut Flores sama-sama mendapat pengaruh dari angin monsoon. Pada musim tertentu, kondisi cuaca di perairan tersebut tergolong ekstrem, hal ini mengakibatkan beberapa nelayan berpindah fishing ground di teluk bone. Dikarenakan kondisi musim tersebut,
60
maka kapal purse seine di perairan Selat Makassar dan Laut Flores memiliki bentuk kasko yang bervariasi meliputi bentuk “U’, “V”, dan Akatsuki bottom agar supaya biasa menyesuaikan dengan kondisi perairan pada kedua wilayah tersebut. Sebagai pembanding dari hasil penelitian sebelumnya terhadap kapal purse seine di Kabupaten Bulukumba (Nurdin, 2010) menunjukkan bentuk badan kapal purse seine pada bagian haluan dan bagian tengah kapal berbentuk “V”, sedangkan padabagian buritannya berbentuk “U”. bagian haluan dan buritan kapal yang diteliti berada pada posisi yang lebih tinggi dari bagian tengah kapal sesuai dengan jenis kapalnya, yaitu kapal ikan. Untuk kapal purse seine di Kabupaten takalar (Risa, 2014) menunjukkan bentuk badan kapal purse seine pada bagian haluan sampai tengah kapal berbentuk “V”, dan pada bagian buritan berbentuk “U”. serta kapal purse seine di Kabupaten Indramayu (Kirana, 2000) menunjukkan bentuk badan kapal purse seine pada bagian haluan berbentuk “V” dan berbentuk round type pada bagian midship hingga ke buritan kapal. E. Parameter Hidrostatis Kapal Purse seine yang Diteliti Parameter
hidrostatis
merupakan
suatu
ukuran
atau
nilai
yang
menggambarkan kapal secara statis serta kelayakan desain sebuah kapal. Parameter hidrostatis untuk kapal purse seine di perairan Selat Makassar yang diteliti dapat dilihat pada Tabel 8 sampai 22.
61
Tabel 9. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 1 Kabupaten Takalar No.
Parameter
WL 1
WL 3
WL 5
1
Ton displacement (ton)
0.2789
8.2486
29.9492
2
Water area (Aw) (m^2)
3.1400
17.6000
32.7247
3
Ton Per Centimeter (TPC)
0.0322
0.1804
0.3354
4
Coefficient block (Cb)
0.0394
0.1905
0.3731
5
Coefficient prismatic (Cp)
0.3250
0.3429
0.4187
6
Coefficient waterplane (Cw)
0.0909
0.2500
0.4179
7
Coefficient midship (Co)
0.1212
0.5556
0.8911
8
Longitudinal Centre Buoyancy (LCB) (m)
0.7447
-0.3153
-0.2705
9
Jarak KB (m)
0.1378
0.3476
0.5357
10
Jarak BM (m)
8.5481
0.3240
0.2489
11
Jarak KM (m)
8.6859
0.6716
0.7847
12
Jarak BML (m)
9.4804
41.1013
3.3438
13
Jarak KML (m)
18.1662
41.7729
4.1285
Tabel 10. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 2 Kabupaten Takalar No.
Parameter
WL 1
WL 3
WL 5
1 2
Ton displacement (ton) Water area (Aw) (m^2)
0.1969 3.9467
6.7317 15.7093
26.8126 29.5133
3 4 5 6 7 8 9
Ton Per Centimeter (TPC) Coefficient block (Cb) Coefficient prismatic (Cp) Coefficient waterplane (Cw) Coefficient midship (Co) Longitudinal Centre Buoyancy (LCB) (m) Jarak KB (m)
0.0405 0.0590 0.9733 0.2424 0.0606 1.0872 0.1504
0.1610 0.3182 0.6660 0.4567 0.4778 0.2690 0.3606
0.3025 0.6716 0.6838 0.7577 0.9821 -0.0242 0.5379
10 11 12 13
Jarak BM (m) Jarak KM (m) Jarak BML (m) Jarak KML (m)
15.0197 15.1701 27.7082 42.8783
0.5105 0.8711 34.2828 35.1539
0.3022 0.8401 2.2915 3.1315
62
Tabel 11. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 3 Kabupaten Takalar No.
Parameter
WL 1
WL 3
WL 5
1
Ton displacement (ton)
0.6041
9.4637
32.6165
2
Water area (Aw) (m^2)
4.9867
16.7733
38.5147
3
Ton Per Centimeter (TPC)
0.0511
0.1719
0.3948
4
Coefficient block (Cb)
0.0788
0.2263
0.3842
5
Coefficient prismatic (Cp)
0.3059
0.4310
0.4716
6
Coefficient waterplane (Cw)
0.1333
0.2467
0.4650
7
Coefficient midship (Co)
0.2576
0.5250
0.8146
8
Longitudinal Centre Buoyancy (LCB) (m)
0.1199
-0.2518
-0.2643
9
Jarak KB (m)
0.1273
0.3165
0.5579
10
Jarak BM (m)
3.4340
0.2192
0.3220
11
Jarak KM (m)
3.5612
0.5357
0.8799
12
Jarak BML (m)
27.2627
41.7223
3.0428
13
Jarak KML (m)
30.8239
42.2580
3.9227
Tabel 12. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 4 Kabupaten Takalar No.
Parameter
WL 1
WL 3
WL 5
1
Ton displacement (ton)
0.2149
8.2655
32.752
2
Water area (Aw) (m^2)
2.9667
19.1760
40.1800
3
Ton Per Centimeter (TPC)
0.0304
0.1966
0.4118
4
Coefficient block (Cb)
0.0268
0.1787
0.3802
5
Coefficient prismatic (Cp)
0.8833
0.4949
0.5150
6
Coefficient waterplane (Cw)
0.0758
0.2550
0.4780
7
Coefficient midship (Co)
0.0303
0.3611
0.7382
8
Longitudinal Centre Buoyancy (LCB) (m)
0.8732
0.4230
-0.0280
9
Jarak KB (m)
0.1431
0.3598
0.5682
10
Jarak BM (m)
15.0764
0.4140
0.3394
11
Jarak KM (m)
15.2195
0.7738
0.9077
12
Jarak BML (m)
28.6949
56.7394
3.4584
13
Jarak KML (m)
43.9145
57.5132
4.3660
63
Tabel 13. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 1 Kabupaten Barru No.
Paremeter
WL 1
WL 3
WL 5
1
Ton displacement (ton)
1.4540
10.8400
24.0600
2
Water area (Aw) (m^2)
16.4760
34.1520
40.4060
3
Ton Per Centimeter (TPC)
0.1690
0.3500
0.4140
4
Coefficient block (Cb)
0.2900
0.4200
0.5000
5
Coefficient prismatic (Cp)
0.5800
0.6200
0.6400
6
Coefficient midship (Co)
0.5000
0.6900
0.7900
7
Longitudinal Centre Bouyancy (LCB)
4.9000
4.6000
4.4200
8
Jarak KB (m)
0.1100
0.3300
0.5300
9
Jarak BM (m)
3.5500
2.6100
1.6000
10
Jarak KM (m0
3.7000
2.9000
2.1100
11
Jarak BML (m)
70.9200
30.3700
19.9600
12
Jarak KML (m)
71.0400
30.7000
20.5000
Tabel 14. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 2 Kabupaten Barru No.
Paremeter
WL 1
WL 3
WL 5
1
Ton displacement (ton)
1.8460
10.4000
22.5200
2
Water area (Aw) (m^2)
18.0300
29.9450
40.5190
3
Ton Per Centimeter (TPC)
0.1850
0.3070
0.4150
4
Coefficient block (Cb)
0.2410
0.3790
0.4420
5
Coefficient prismatic (Cp)
0.6790
0.6340
0.6250
6
Coefficient midship (Co)
0.3550
0.5970
0.7070
7
Longitudinal Centre Bouyancy (LCB)
-0.5730
-0.7500
-0.9750
8
Jarak KB (m)
0.0960
0.3080
0.5130
9
Jarak BM (m)
2.9810
1.9330
1.5000
10
Jarak KM (m0
3.0770
2.2410
2.0130
11
Jarak BML (m)
72.7390
26.2740
24
12
Jarak KML (m)
72.8350
26.5820
24.5130
Tabel 15. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 3 Kabupaten Barru No.
Paremeter
WL 1
WL 3
WL 5
1
Ton displacement (ton)
2.7890
21.1800
49.6700
2
Water area (Aw) (m^2)
42.6724
51.7910
67.6940
3
Ton Per Centimeter (TPC)
0.2420
0.5310
0.6940
4
Coefficient block (Cb)
0.2720
0.3860
0.4860
5
Coefficient prismatic (Cp)
0.5640
0.5590
0.6410
6
Coefficient midship (Co)
0.5000
0.6980
0.7640
7
Longitudinal Centre Bouyancy (LCB)
9.3320
8.5080
7.9060
8
Jarak KB (m)
0.1530
0.4440
0.7230
9
Jarak BM (m)
3.4820
2.2960
1.6970
10
Jarak KM (m)
3.6350
2.7400
2.4190
11
Jarak BML (m)
84.1500
47.1040
33.7130
12
Jarak KML (m)
84.3010
47.5480
34.4350
64
Tabel 16. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 4 Kabupaten Barru No.
Paremeter
WL 1
WL 3
WL 5
1
Ton displacement (ton)
1.5530
12.1600
29.1700
2
Water area (Aw) (m^2)
16.5600
38.1780
50.0700
3
Ton Per Centimeter (TPC)
0.1700
0.3910
0.5130
4
Coefficient block (Cb)
0.2980
0.3690
0.4650
5
Coefficient prismatic (Cp)
0.5950
0.5930
0.6480
6
Coefficient midship (Co)
0.5010
0.6220
0.7170
7
Longitudinal Centre Bouyancy (LCB)
9.0480
9.3390
8.9980
8
Jarak KB (m)
0.1230
0.3570
0.5830
9
Jarak BM (m)
1.5630
1.4870
1.1320
10
Jarak KM (m0
1.6800
1.8440
1.7150
11
Jarak BML (m)
134.1760
65.5880
44.0730
12
Jarak KML (m)
134.2990
65.9450
44.6550
Tabel 17. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 5 Kabupaten Barru No.
Paremeter
WL 1
WL 3
WL 5
1
Ton displacement (ton)
1.1600
9.8410
24.0700
2
Water area (Aw) (m^2)
12.5640
33.4260
42.7420
3
Ton Per Centimeter (TPC)
0.1290
0.3430
0.4380
4
Coefficient block (Cb)
0.2690
0.3600
0.4550
5
Coefficient prismatic (Cp)
0.5380
0.5810
0.6380
6
Coefficient midship (Co)
0.5010
0.6160
0.7130
7
Longitudinal Centre Buoyancy (LCB) (m)
0.8590
0.0250
-0.3810
8
Jarak KB (m)
0.1200
0.3550
0.5750
9
Jarak BM (m)
1.5860
1.6990
1.2310
10
Jarak KM (m0
1.7060
2.0550
1.8060
11
Jarak BML (m)
81.2580
52.1780
31.8020
12
Jarak KML (m)
81.7380
52.5330
32.3770
65
Tabel 18. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 1 Kabupaten Pinrang No.
Parameter
WL 1
WL 3
WL 5
1
Ton displacement (ton)
0.7371
7.9767
20.0420
2
Water area (Aw) (m^2)
22.0790
45.3542
66.8122
3
Ton Per Centimeter (TPC)
0.2263
0.4649
0.6848
4
Coefficient block (Cb)
0.1384
0.3104
0.3797
5
Coefficient prismatic (Cp)
0.5170
0.6608
0.7210
6
Coefficient waterplane (Cw)
0.5649
0.6769
0.7678
7
Coefficient midship (Co)
0.1291
0.2926
0.3388
8
Longitudinal Centre Buoyancy (LCB) (m)
0.5082
-0.1511
-0.2964
9
Jarak KB (m)
0.1391
0.3928
0.6524
10
Jarak BM (m)
12.4109
1.3479
0.9513
11
Jarak KM (m)
12.5500
1.7407
1.6037
12
Jarak BML (m)
310.3975
194.6220
37.9460
13
Jarak KML (m)
322.9476
196.3627
39.5497
Tabel 19. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 2 Kabupaten Pinrang No.
Parameter
WL 1
WL 3
WL 5
1
Ton displacement (ton)
0.2163
4.9353
14.0548
2
Water area (Aw) (m^2)
10.9882
33.7008
52.644
3
Ton Per Centimeter (TPC)
0.1126
0.3454
0.5396
4
Coefficient block (Cb)
0.0646
0.2478
0.328
5
Coefficient prismatic (Cp)
0.2667
0.4661
0.6848
6
Coefficient waterplane (Cw)
0.2051
0.3365
0.4333
7
Coefficient midship (Co)
0.0605
0.2565
0.3024
8
Longitudinal Centre Buoyancy (LCB) (m)
0.4194
-0.2544
-0.2536
9
Jarak KB (m)
0.1436
0.4024
0.6632
10
Jarak BM (m)
20.0531
1.0784
0.9492
11
Jarak KM (m)
20.1967
1.4808
1.6124
12
Jarak BML (m)
320.1398
195.6737
36.4048
13
Jarak KML (m)
240.3364
197.1545
38.0171
66
Tabel 20. Nilai parameter Hidrostatis Kapal 3 Kabupaten Pinrang No.
Parameter
WL 1
WL 3
WL 5
1
Ton displacement (ton)
0.8753
9.3618
23.1540
2
Water area (Aw) (m^2)
20.1552
53.1965
75.1046
3
Ton Per Centimeter (TPC)
0.2066
0.5453
0.7698
4
Coefficient block (Cb)
0.1656
0.3471
0.4382
5
Coefficient prismatic (Cp)
0.4769
0.5749
0.6142
6
Coefficient waterplane (Cw)
0.5037
0.6917
0.7111
7
Coefficient midship (Co)
0.0669
0.2353
0.3098
8
Longitudinal Centre Buoyancy (LCB) (m)
0.6973
0.0547
-0.6410
9
Jarak KB (m)
0.1359
0.3928
0.6497
10
Jarak BM (m)
10.7087
1.2776
0.8855
11
Jarak KM (m)
10.8446
1.6704
1.5353
12
Jarak BML (m)
260.9192
238.5114
54.2167
13
Jarak KML (m)
271.7638
240.1817
55.7520
Tabel 21. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 1 Kabupaten Pangkep No.
Parameter
WL 1
WL 3
WL 5
1
Ton displacement (ton)
0.3015
0.9785
2.0040
2
Water area (Aw) (m^2)
3.6920
6.3300
8.7130
3
Ton Per Centimeter Immersion (TPC)
0.0380
0.0650
0.0890
4
Coefficient block (Cb)
0.4600
0.4170
0.4360
5
Coefficient prismatic (Cp)
0.7820
0.6980
0.7110
6
Coefficient midship (Cm)
0.5880
0.5980
0.6140
7
Coefficient waterplane (Cw)
0.7690
0.7370
0.7780
8
Longitudinal Centre Bouyancy (LCB) (m)
4.6910
4.5660
4.4490
9
Jarak KB (m)
0.0830
0.1680
0.2550
10
Jarak BM (m)
62.8600
39.9150
28.2630
11
Jarak KM (m)
0.3180
0.4590
0.6080
12
Jarak BML (m)
62.8600
39.9150
28.2630
13
Jarak KML (m)
62.9430
40.0830
28.5170
67
Tabel 22. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 2 Kabupaten Pangkep No.
Parameter
WL 1
WL 3
WL 5
1
Ton displacement (ton)
0.1811
0.7970
1.7360
2
Water area (Aw) (m^2)
3.5030
6.7940
9.0730
3
Ton Per Centimeter (TPC)
0.0360
0.0700
0.0930
4
Coefficient block (Cb)
0.3520
0.3900
0.4360
5
Coefficient prismatic (Cp)
0.9070
0.7660
0.7450
6
Coefficient midship (Cm)
0.3980
0.5100
0.5860
7
Coefficient waterplane (Cw)
0.7900
0.7730
0.7950
8
Longitudinal Centre Bouyancy (LCB) (m)
4.7790
4.7220
4.5610
9
Jarak KB (m)
0.0740
0.1520
0.2250
10
Jarak BM (m)
0.2850
0.4650
0.4480
11
Jarak KM (m)
0.3590
0.6170
0.6720
12
Jarak BML (m)
110.8970
50.0080
34.7920
13
Jarak KML (m)
110.9700
50.1600
35.0160
Tabel 23. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 3 Kabupaten Pangkep No.
Parameter
WL 1
WL 3
WL 5
1
Ton displacement (ton)
0.2352
0.8299
1.8370
2
Water area (Aw) (m^2)
3.6000
6.7940
10.3440
3
Ton Per Centimeter Immersion (TPC)
0.0370
0.0700
0.1060
4
Coefficient block (Cb)
0.4130
0.4140
0.4080
5
Coefficient prismatic (Cp)
0.7620
0.7330
0.7420
6
Coefficient midship (Cm)
0.5420
0.5650
0.5500
7
Coefficient waterplane (Cw)
0.7340
0.7880
0.8010
8
Longitudinal Centre Bouyancy (LCB) (m)
5.0510
5.1070
4.9770
9
Jarak KB (m)
0.0710
0.1460
0.2230
10
Jarak BM (m)
0.2010
0.3570
0.5070
11
Jarak KM (m)
0.2720
0.5030
0.7300
12
Jarak BML (m)
109.1970
61.2010
46.5980
13
Jarak KML (m)
109.2680
61.3470
46.8220
68
Adapun nilai parameter hidrostatis kapal purse seine di perairan Laut Flores dapat dilihat pada Tabel 24 sampai Tabel 36 Tabel 24. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 1 Kabupaten Sinjai No.
Parameter
WL 1
WL 3
WL 5
1
Ton displacement (ton)
4.9290
17.1500
35.3200
2
Water area (Aw) (m^2)
21.8990
37.9310
49.9210
3
Ton Per Centimeter (TPC)
0.2240
0.3890
0.5120
4
Coefficient block (Cb)
0.2940
0.3380
0.4050
5
Coefficient prismatic (Cp)
0.6650
0.6020
0.6200
6
Coefficient midship (Cm)
0.4420
0.5610
0.6530
7
Coefficient waterplane (Cw)
0.6430
0.6740
0.7510
8
Longitudinal Centre Bouyancy (LCB) (m)
8.9830
8.9440
8.6660
9
Jarak KB (m)
0.2490
0.5120
0.7680
10
Jarak BM (m)
1.2930
1.4570
1.1910
11
Jarak KM (m)
1.5420
1.9690
1.9590
12
Jarak BML (m)
51.8680
33.1510
28.2720
13
Jarak KML (m)
52.1170
33.6630
29.0390
Tabel 25. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 2 kabupaten Sinjai No.
Parameter
WL 1
WL 3
WL 5
1
Ton displacement (ton)
5.7040
18.0100
36.6100
2
Water area (Aw) (m^2)
23.0290
37.4700
51.7130
3
Ton Per Centimeter Immersion (TPC)
0.2360
0.3840
0.5300
4
Coefficient block (Cb)
0.3240
0.3630
0.3970
5
Coefficient prismatic (Cp)
0.6650
0.6180
0.6260
6
Coefficient midship (Cm)
0.4870
0.5870
0.6330
7
Coefficient waterplane (Cw)
0.6430
0.6800
0.7350
8
Longitudinal Centre Bouyancy (LCB) (m)
10.0470
9.9380
9.5290
9
Jarak KB (m)
0.2410
0.4970
0.7580
10
Jarak BM (m)
0.9700
1.0140
1.0180
11
Jarak KM (m)
1.2110
1.5110
1.7760
12
Jarak BML (m)
62.2020
41.1120
35.7730
13
Jarak KML (m)
62.4430
41.6090
36.5310
69
Tabel 26. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 3 Kabupaten Sinjai No.
Parameter
WL 1
WL 3
WL 5
1
Ton displacement (ton)
5.3370
17.7500
36.0900
2
Water area (Aw) (m^2)
21.1140
36.4580
48.0390
3
Ton Per Centimeter Immersion (TPC)
0.2160
0.3740
0.4920
4
Coefficient block (Cb)
0.3060
0.3430
0.4080
5
Coefficient prismatic (Cp)
0.6620
0.5870
0.6120
6
Coefficient midship (Cm)
0.4620
0.5830
0.6670
7
Coefficient waterplane (Cw)
0.6160
0.6590
0.7410
8
Longitudinal Centre Bouyancy (LCB) (m)
9.1000
8.9590
8.6370
9
Jarak KB (m)
0.2460
0.5240
0.7920
10
Jarak BM (m)
1.0740
1.2610
1.0370
11
Jarak KM (m)
1.3210
1.7850
1.8290
12
Jarak BML (m)
46.8090
30.6860
26.8110
13
Jarak KML (m)
47.0550
31.2100
27.6030
Tabel 27. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 4 Kabupaten Sinjai No.
Parameter
WL 1
WL 3
WL 5
1
Ton displacement (ton)
5.0330
17.8400
37.2800
2
Water area (Aw) (m^2)
21.4320
38.9610
50.9700
3
Ton Per Centimeter Immersion (TPC)
0.2200
0.3990
0.5220
4
Coefficient block (Cb)
0.2900
0.3310
0.4020
5
Coefficient prismatic (Cp)
0.6570
0.5950
0.6210
6
Coefficient midship (Cm)
0.4420
0.5570
0.6480
7
Coefficient waterplane (Cw)
0.6290
0.6780
0.7500
8
Longitudinal Centre Bouyancy (LCB) (m)
9.0540
8.9570
8.6480
9
Jarak KB (m)
0.2580
0.5360
0.8050
10
Jarak BM (m)
1.2150
1.4740
1.1780
11
Jarak KM (m)
1.4730
2.0110
1.9830
12
Jarak BML (m)
48.7330
33.7220
27.9920
13
Jarak KML (m)
48.9910
34.2590
28.7970
70
Tabel 28. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 5 Kabupaten Sinjai No.
Parameter
WL 1
WL 3
WL 5
1
Ton displacement (ton)
2.7550
9.6390
20.7200
2
Water area (Aw) (m^2)
16.9700
33.4470
45.6910
3
Ton Per Centimeter Immersion (TPC)
0.1740
0.3430
0.4680
4
Coefficient block (Cb)
0.3310
0.3320
0.3850
5
Coefficient prismatic (Cp)
0.7310
0.6600
0.6750
6
Coefficient midship (Cm)
0.4530
0.5040
0.5710
7
Coefficient waterplane (Cw)
0.7240
0.7250
0.7660
8
Longitudinal Centre Bouyancy (LCB) (m)
9.4820
9.3150
8.7360
9
Jarak KB (m)
0.1530
0.3400
0.5180
10
Jarak BM (m)
0.8910
1.5450
1.5410
11
Jarak KM (m)
1.0440
1.8850
2.0590
12
Jarak BML (m)
83.2440
58.4890
44.6480
13
Jarak KML (m)
83.3960
58.8290
45.1650
Tabel 29. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 6 Kabupaten Sinjai No.
Parameter
WL 1
WL 3
WL 5
1
Ton displacement (ton)
4.0980
13.3900
27.4000
2
Water area (Aw) (m^2)
22.0810
37.9620
53.7210
3
Ton Per Centimeter (TPC)
0.2260
0.3890
0.5510
4
Coefficient block (Cb)
0.3190
0.3620
0.3720
5
Coefficient prismatic (Cp)
0.7090
0.6900
0.6550
6
Coefficient midship (Cm)
0.4500
0.5240
0.5680
7
Coefficient waterplane (Cw)
0.6690
0.7150
0.7330
8
Longitudinal Centre Bouyancy (LCB) (m)
11.2420
11.1080
10.8810
9
Jarak KB (m)
0.1740
0.3740
0.5710
10
Jarak BM (m)
0.9540
1.3410
1.4260
11
Jarak KM (m)
1.1280
1.7150
1.9970
12
Jarak BML (m)
102.3340
59.2540
52.5830
13
Jarak KML (m)
102.5080
59.6280
53.1530
71
Tabel 30. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 7 Kabupaten Sinjai No.
Parameter
WL 1
WL 3
WL 5
1
Ton displacement (ton)
4.2150
14.4600
30.1300
2
Water area (Aw) (m^2)
3
Ton Per Centimeter (TPC)
20.4140 0.2090
34.7130 0.3560
47.4470 0.4860
4
Coefficient block (Cb)
0.2810
0.3330
0.3800
5
Coefficient prismatic (Cp)
0.6610
0.6080
0.6000
6
Coefficient midship (Cm)
0.4250
0.5480
0.6330
7
Coefficient waterplane (Cw)
0.6230
0.6680
0.7240
8
Longitudinal Centre Bouyancy (LCB) (m)
9.0350
8.9880
8.7630
9
Jarak KB (m)
0.2250
0.4660
0.7050
10
Jarak BM (m)
1.2470
1.4300
1.2490
11
Jarak KM (m)
1.4720
1.8970
1.9540
12
Jarak BML (m)
55.8830
33.6030
30.2430
13
Jarak KML (m)
56.1080
34.0690
30.9480
Tabel 31. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 8 Kabupaten Sinjai No.
Parameter
WL 1
WL 3
WL 5
1
Ton displacement (ton)
3.2800
11.3600
24.2100
2
Water area (Aw) (m^2)
16.9470
30.1960
46.0080
3
Ton Per Centimeter (TPC)
0.1740
0.3100
0.4720
4
Coefficient block (Cb)
0.2930
0.3320
0.3590
5
Coefficient prismatic (Cp)
0.6870
0.6250
0.6100
6
Coefficient midship (Cm)
0.4270
0.5300
0.5880
7
Coefficient waterplane (Cw)
0.6420
0.6750
0.7550
8
Longitudinal Centre Bouyancy (LCB) (m)
9.2810
9.1760
8.9720
9
Jarak KB (m)
0.1990
0.4240
0.6470
10
Jarak BM (m)
0.9050
1.2150
1.3760
11
Jarak KM (m)
1.1040
1.6390
2.0230
12
Jarak BML (m)
59.2070
36.2080
37.3820
13
Jarak KML (m)
59.4060
36.6320
38.0300
72
Tabel 32. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 1 Kabupaten Bulukumba No.
Parameter
WL 1
WL 3
WL 5
1
Ton displacement (ton)
2.4462
31.0691
89.7482
2
Water area (Aw) (m^2)
13.7224
42.1875
68.2889
3
Ton Per Centimeter (TPC)
0.1407
0.4324
0.700
4
Coefficient block (Cb)
0.1057
0.3481
0.5403
5
Coefficient prismatic (Cp)
0.3649
0.4536
0.5531
6
Coefficient waterplane (Cw)
0.3039
0.4845
0.6320
7
Coefficient midship (Cm)
0.2897
0.7674
0.9769
8
Longitudinal Centre Buoyancy (LCB) (m)
0.1490
1.1995
1.3938
9
Jarak KB (m)
0.3587
0.5938
0.8226
10
Jarak BM (m)
0.6903
0.4420
0.3292
11
Jarak KM (m)
1.049-
1.0358
1.1518
12
Jarak BML (m)
13.5315
11.1031
6.1491
13
Jarak KML (m)
14.5804
12.1389
7.3009
Tabel 33. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 2 kabupaten Bulukumba No.
Parameter
WL 1
WL 3
WL 5
1
Ton displacement (ton)
1.3447
13.2479
33.5612
2
Water area (Aw) (m^2)
23.7204
35.2168
57.2152
3
Ton Per Centimeter (TPC)
0.2431
0.3610
0.5865
4
Coefficient block (Cb)
0.1677
0.4028
0.4943
5
Coefficient prismatic (Cp)
0.4829
0.4976
0.5084
6
Coefficient waterplane (Cw)
0.6063
0.6585
0.7774
7
Coefficient midship (Cm)
0.3472
0.8095
0.9722
8
Longitudinal Centre Buoyancy (LCB) (m)
1.3958
3.3093
3.0384
9
Jarak KB (m)
0.1482
0.3777
0.5592
10
Jarak BM (m)
11.7519
1.3978
0.9956
11
Jarak KM (m)
11.9001
1.7755
1.5548
12
Jarak BML (m)
64.8137
25.4613
9.2584
13
Jarak KML (m)
76.7139
27.2368
10.8132
73
Tabel 34. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 3 Kabupaten Bulukumba No.
Parameter
WL 1
WL 3
WL 5
1
Ton displacement (ton)
0.7083
11.1973
31.3458
2
Water area (Aw) (m^2)
8.6170
23.0219
37.7228
3
Ton Per Centimeter (TPC)
0.0883
0.236
0.3867
4
Coefficient block (Cb)
0.1411
0.3928
0.4917
5
Coefficient prismatic (Cp)
0.2252
0.4723
0.5060
6
Coefficient waterplane (Cw)
0.528
0.5795
0.6671
7
Coefficient midship (Cm)
0.6267
0.8316
0.9717
8
Longitudinal Centre Buoyancy (LCB) (m)
1.5713
3.5625
3.0880
9
Jarak KB (m)
0.2233
0.4252
0.6464
10
Jarak BM (m)
0.5808
0.4327
0.2905
11
Jarak KM (m)
0.8041
0.8578
0.9370
12
Jarak BML (m)
50.1748
34.1010
4.3313
13
Jarak KML (m)
50.9789
34.9588
5.2683
Tabel 35. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 4 Kabupaten Bulukumba No.
Parameter
WL 1
WL 3
WL 5
1
Ton displacement (ton)
5.3560
17.5500
36.7300
2
Water area (Aw) (m^2)
22.9330
39.4410
57.3840
3
Ton Per Centimeter (TPC)
0.2350
0.4040
0.5880
4
Coefficient block (Cb)
0.3130
0.3290
0.3530
5
Coefficient prismatic (Cp)
0.6690
0.6060
0.5940
6
Coefficient midship (Cm)
0.4680
0.5440
0.5940
7
Coefficient waterplane (Cw)
0.6360
0.6420
0.6940
8
Longitudinal Centre Bouyancy (LCB) (m)
10.0970
10.0020
9.6130
9
Jarak KB (m)
0.2300
0.4810
0.7370
10
Jarak BM (m)
1.0250
1.2910
1.4320
11
Jarak KM (m)
1.2550
1.7720
2.1690
12
Jarak BML (m)
65.8780
42.0070
38.2690
13
Jarak KML (m)
66.1080
42.4880
39.0050
74
Tabel 36. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 5 Kabupaten Bulukumba No.
Parameter
WL 1
WL 3
WL 5
1
Ton displacement (ton)
3.0160
10.8900
23.2400
2
Water area (Aw) (m^2)
18.2760
36.4230
47.8680
3
Ton Per Centimeter (TPC)
0.1870
0.3730
0.4910
4
Coefficient block (Cb)
0.3270
0.3290
0.3970
5
Coefficient prismatic (Cp)
0.7310
0.6510
0.6790
6
Coefficient midship (Cm)
0.4470
0.5050
0.5840
7
Coefficient waterplane (Cw)
0.7310
0.7220
0.7710
8
Longitudinal Centre Bouyancy (LCB) (m)
9.4410
9.1420
8.5940
9
Jarak KB (m)
0.1630
0.3600
0.5440
10
Jarak BM (m)
1.0130
1.6870
1.5620
11
Jarak KM (m)
1.1760
2.0470
2.1060
12
Jarak BML (m)
82.5150
59.0520
42.4440
13
Jarak KML (m)
82.6780
59.4120
42.9870
Ton displacement (∆) merupakan nilai yang menunjukkan beban/massa badan kapal pada posisi water line tertentu. Massa badan kapal pada water line 1 – water line 5 untuk kapal purse seine di perairan Selat Makassar untuk kapal 1 Kabupaten Takalar berkisar antara 0,2798 – 29,9492 ton; Kapal 2 berkisar antara 0,1969 – 26,8126 ton; Kapal 3 0,6041 – 31,8210 ton; Kapal 4 0,2149 – 32,7520 ton. Untuk Kapal purse seine di Kabupaten Barru pada Kapal 1 berkisar antara 1,4540 – 24.0600 ton; Kapal 2 1,8460 – 22,5200 ton; Kapal 3 2,7890 – 49,6700 ton; Kapal 4 1,5530 – 29,1700 ton; Kapal 5 berkisar antara 1,1600 – 24,0700 ton. Kapal purse seine 1 pada Kabupaten Pinrang memiliki nilai 0,7371 – 20,0420 ton; Kapal 2 berkisar antara 0,2163 – 14,0548 ton; Kapal 3 0,8753 – 23,1540 ton. Pada kapal purse seine 1 di Kabupaten Pangkep memiliki kisaran nilai 0,3015 – 2,0040 ton; Kapal 2 0,1811 – 1,7360 ton; Kapal 3 0,2352 – 1,8370 ton. Sedangkan nilai Ton displacement (∆) kapal purse seine di Perairan Laut Flores tepatnya di Kabupaten Sinjai memiliki kisaran nilai 4,9290 – 35,3200 ton; Kapal 2 5,7040 – 36,6100 ton; Kapal 3 5,3370 – 36,0900 ton; Kapal 4 5,0330 – 37,2800 ton; Kapal 5 memiliki kisaran nilai 2,7550 – 20,7200 ton; Kapal 6 4,0980 –
75
27,4000 ton; Kapal 7 4,2150 – 30,1300 ton; Kapal 8 3,2800 – 24,2100 ton. Untuk kapal purse seine 1 di Kabupaten Bulukumba memiliki kisaran nilai 2,4462 – 89,7482 ton; Kapal 2 1,3447 – 33,5612 ton; Kapal 3 0,7083 – 31,3458 ton; Kapal 4 5,3560 – 36,7300 ton; dan kapal 5 berkisar antara 3,0160 – 23,2400 ton. Nilai ini berfungsi untuk mengestimasi berat kapal. Water Area (Aw) merupakan nilai yang menunjukkan luas area kapal pada posisi water line tertentu secara horizontal longitudinal. Luas area pada kapal purse seine di perairan Selat Makassar tepatnya pada Kapal purse seine 1 di Kabupaten Takalar memiliki kisaran nilai 3,1400 – 32,7247 m2; Kapal 2 3,9467 – 29,5133 m2; Kapal 3 4,9867 – 38,5147 m2; Kapal 4 2,9667 – 40,1800 m2. Untuk kapal purse seine 1 di Kabupaten Barru memiliki kisaran nilai 16,4760 – 40,4060 m2; Kapal 2 18,0300 – 40,5190 m2; Kapal 3 42,6724 – 67,6940 m2; Kapal 4 16,5600 – 50,0700 m2; kapal 5 12,5640 – 42,7420 m2. Untuk kapal purse seine di Kabupaten Pinrang, pada kapal 1 miliki kisaran nilai 22,0790 – 66,8122 m2; Kapal 2 10,9882 – 52,6440 m2; Kapal 3 20,1552 – 75,1046 m2. Pada kapal purse seine 1 di Kabupaten Pangkep memiliki kisaran nilai 3,6920 – 8,7130 m2; Kapal 2 3,5030 – 9,0730 m2; Kapal 3 berkisar antara 3,6000 – 10,3440 m2. Sedangkan untuk nilai Water area (Aw) kapal purse seine di perairan Laut Flores tepatnya di Kabupaten Sinjai, pada kapal 1 berkisar antara 21,8990 – 49,9210 m2; Kapal 2 23,0290 – 51,7130 m2; Kapal 3 21,1140 – 48,0390 m2; Kapal 4 21,4320 – 50,9700 m2; Kapal 5 memiliki kisaran nilai 16,9700 – 45,6910 m2; Kapal 6 22,0810 – 53,7210 m2; Kapal 7 20,4140 – 47,4470 m2; kapal 8 16,9470 – 46,0080 m2. Untuk kapal purse seine 1 di Kabupaten Bulukumba berkisar antara 13,7224 – 68,2889 m2; Kapal 2 23,7204 – 57.2152 m2; Kapal 3 8,6170 – 37,7228 m2; Kapal 4 22,9330 – 57,3840 m2; Kapal 5 berkisar antara 18,2760 – 47,8680
76
m2. Semakin besar nilai water area maka kapal memiliki kemampuan menerima distribusi muatan secara horizontal. Ton Per Centimeter Immersion (TPC) merupakan nilai yang menunjukkan jumlah beban/massa yang dibutuhkan untuk mengubah draft sebesar 1 cm. Besarnya massa yang dibutuhkan untuk mengubah posisi draft sebesar 1 cm pada kisaran water line 1 – water line 5, untuk kapal purse seine di perairan Selat Makassar tepatnya di Kabupaten Takalar pada kapal 1 memiliki kisaran nilai 0,0322 – 0,3354; Kapal 2 0,0405 – 0,3025; Kapal 3 0,0511 – 0,3948; Kapal 4 0,0304 – 0,4118. Untuk kapal purse seine Kabupaten Barru, pada kapal 1 berkisar antara 0,1690 – 0,4140; Kapal 2 0,1850 – 0,4150; Kapal 3 0,2420 – 0,6940; Kapal 4 0,1700 – 0,5130; Kapal 5 0,1290 – 0,4380. Pada kapal purse seine 1 di Kabupaten Pinrang memiliki kisaran nilai 0,2263 – 0,6848; Kapal 2 0,1126 – 0,5396; Kapal 3 0,2066 – 0,7698. Untuk kapal purse seine 1 di Kabupaten Pangkep berkisar antara 0,0380 – 0,0890; Kapal 2 0,0360 – 0,0930; Kapal 3 0,0370 – 0,1060. Sedangkan untuk nilai Ton Per Centimeter Immersion (TPC) kapal purse seine di perairan Laut Flores tepatnya di Kabupaten Sinjai, pada kapal 1 memiliki kisaran nilai 0,2240 – 0,5120; Kapal 2 0,2360- 0,5300; Kapal 3 0,2160 – 0,4920; kapal 4 0,2200 – 0,5220; Kapal 5 berkisar antara 0,1740 – 0,4680; Kapal 6 0,2260 – 0,5510; Kapal 7 0,2090 – 0,4860; Kapal 8 0,1740 – 0,4720. Untuk kapal purse seine di Kabupaten Bulukumba, pada kapal 1 berkisar antara 0,1407 – 0,7000; Kapal 2 0,2431 – 0,5865; Kapal 3 0,0883 – 0,3867; Kapal 4 0,2350 – 0,5880; dan Kapal 5 berkisar antara 0,1870 – 0,4910. Nilai ini berfungsi untuk mengestimasi beban/massa maksimum yang dapat di toleransi oleh kapal. Bentuk badan kapal dapat dideskripsikan melalui coefficient of fineness yang digunakan dalam penelitian meliputi:
77
1.
Coefficient block (Cb) merupakan perbandingan antara isi carene dengan isi suatu bak dengan panjang (L), lebar (B), dan tinggi (D). nilai yang dapat mendeskripsikan tingkat kegemukan suatu kapal adalah Cb (Coefficient block). Nilai ini bergerak dari 0 – 1. Semakin mendekati nilai 1, kapal dikatakan semakin gemuk dan sebaliknya dikatakan ramping jika mendekati nilai 0. Nilai coefficient block pada water line 5 untuk kapal purse seine yang diteliti di perairan Selat Makassar tepatnya di Kabupaten Takalar berkisar antara 0,3731 - 0,6716. Nilai coefficient block untuk kapal purse seine di Kabupaten Barru berkisar antara 0,4420 – 0,5000. Kapal purse seine di Kabupaten Pinrang memiliki kisaran nilai Cb 0,3280 – 0,4382. Dan kapal purse seine di Kabupaten Pangkep memiliki kisaran nilai 0,4080 – 0,4360. Hal ini menunjukkan nilai coefficient block kapal purse seine yang diteliti di perairan Selat Makassar tepatnya di Kabupaten Takalar, Barru, Pinrang, dan Pangkep
tidak
sesuai
dengan
standar
menurut
Ayodhyoa
(1972).
Sedangkan kapal purse seine yang diteliti di perairan Laut Flores tepatnya di Kabupaten Sinjai memiliki kisaran nilai Cb 0,3590 – 0,4080; untuk kapal purse seine di Kabupaten Bulukumba berkisar antara 0,3530 – 0,5403; hal ini menunjukkan bahwa kapal purse seine yang diteliti di perairan Laut Flores pada Kabupaten Sinjai dan Bulukumba memiliki nilai coefficient block yang tidak sesuai dengan nilai standar menurut Ayodhyoa (1972). 2.
Coefficient of Prismatic (Cp) adalah perbandingan antara volume badan kapal yang berada dibawah permukaan air dengan volume sebuah prisma dengan luas penampang midship area dan panjang kapal. Nilai coefficient of prismatic (Cp) pada water line 5 untuk kapal purse seine yang diteliti di perairan Selat Makassar tepatnya di Kabupaten Takalar berkisar antara 0,4187 – 0,6838. Pada kapal purse seine di Kabupaten Barru memiliki kisaran nilai Cp 0,6250 – 0,6480. Kapal purse seine di Kabupaten Pinrang
78
berkisar antara 0,6142 – 0,7210. Kabupaten Pinrang dengan nilai Cp 0,7110 – 0,7450. Hal ini menunjukkan bahwa nilai coefficient of prismatic kapal purse seine di perairan Selat Makassar hanya beberapa kapal yang memenuhi
standar
Ayodhyoa
(1972)
yaitu
kapal
purse
seine
2
KabupatenTakalar dengan nilai Cp 0,6838; kapal purse seine 1 Kabupaten Pinrang dengan nilai 0,7210; kapal purse seine 2 Kabuapten Pinrang 0,6848; dan kapal purse seine di Kabupaten Pangkep dengan nilai Cp 0,7110; 0,7450; dan 0,7420. Sedangkan nilai coefficient of prismatic kapal purse seine di perairan Laut Flores tepatnya di Kabupaten Sinjai memiliki kisaran nilai Cp 0,6000 – 0,6750. Kapal di Kabupaten Bulukumba, nilai coefficient of prismatic berkisar antara 0,5060 – 0,6790. Hal ini menunjukkan nilai coefficient of prismatic kapal purse seine di perairan Laut Flores tidak sesuai dengan standar menurut Ayodhyoa (1972) tetapi pada kapal purse seine 5 Kabupaten Sinjai dan kapal purse seine 5 Kabupaten Bulukumba sudah sesuai dengan standar Ayodhyoa (1972) dengan nilai Cp masing-masing 0,6750 dan 0,6790. 3.
Coefficient
of
midship
(Co)
merupakan
perbandingan
luas
antara
penampangan gading besar yang terendam air dengan luas suatu penampang yang lebarnya B dan tinggi D. Nilai coefficient of midship kapal purse seine di perairan Selat Makassar teapatnya di Kabupaten Takalar pada water line 5 berkisar antara 0,8146 – 0,9821. Kapal purse seine di Kabupaten Barru memiliki kisaran nilai Co 0,7070 – 0,7900. Di Kabupaten Pinrang, kapal purse seine memiliki nilai Co 0,3024 – 0,3388. Dan nilai Co kapal purse seine di Kabupaten Pangkep berkisar antara 0,5500 – 0,6140. Berdasarkan nilai diatas dapat dilihat bahwa nilai coefficient of midship kapal purse seine di perairan Selat Makassar tidak sesuai dengan nilai standar menuruut Ayodhyoa (1972), hanya beberapa kapal yang sesuai dengan nilai
79
standar Ayodhyoa (1972) yaitu kapal 1 dan 3 Kabupaten Takalar dengan nilai 0,8911 dan 0,8146; serta kapal 1 dan 3 Kabupaten Barru dengan nilai Co 0,7900 dan 0,7640. Sedangkan nilai coefficient of prismatic kapal purse seine di perairan Laut Flores yang terdapat di Kabupaten Sinjai memiliki kisaran nilai Co 0,5710 – 0,6530. Dan kapal purse seine di Kabupaten Bulukumba memiliki nilai Co yang berkisar antara 0,5840 – 0,9769, hal tersebut menunjukkan bahwa kapal purse seine yang diteliti di perairan Laut Flores tidak sesuai dengan nilai standar menurut Ayodhyoa (1972). Jarak LCB (longitudinal centre buoyancy) merupakan jarak maya dimana titik pusat daya apung vertical berada. BM (radius metacenter) merupakan jarijari metacenter vertical dan BML adalah jari-jari metacenter longitudinal. Sedangkan KM adalah jarak maya titik metacenter longitudinal dari base line dan KML adalah jarak maya titik metacenter longitudinal. Parameter hidrostatis berupa LCB, KB, BM, BML, KML merupakan parameter yang berhubungan dengan nilai B (titik pusat apung kapal) dan nilai M (metacenter) sehingga sangat mempengaruhi stabilitas dari sebuah kapal. Berdasarkan nilai parameter hidrostatis pada masing-masing kapal purse seine diatas, dapat disimpulkan bahwa kapal di perairan Selat Makassar memiliki bentuk yang kecil dan ramping dibandingkan dengan kapal purse seine di perairan Laut Flores yang umumnya memiliki ukuran dan bentuk yang besar. F. Uji Beda Parameter Desain Kapal Purse seine Selat Makassar Dengan Kapal Purse seine Laut Flores Perbedaan desain antara kapal purse seine yang dioperasikan di perairan Selat Makassar dengan kapal purse seine yang dioperasikan di Laut Flores dihitung menggunakan analisis uji T, dengan menggunakan variabel-variabel
80
teknis seperti rasio ukuran utama kapal, nilai GT kapal dan nilai Coefficient Block (Cb) kapal. Tabel 37. Hasil analisis Uji T Parameter L/B L/D B/D Gross tonnage (GT) Coefficient block
Analisis Uji T 0.197 0.163 0.499 0.803 0.362
Pada tabel diatas, hasil analisis uji T kapal purse seine di perairan Selat Makassar dan Laut Flores berdasarkan nilai rasio ukuran utama L/B kapal diperoleh nilai Sig. (2-Tailed) sebesar 0,197. L/D kapal diperoleh nilai 0,163. B/D kapal diperoleh nilai 0,499. Dari ketiga nilai tersebut masing-masing lebih besar dari 0,05 (P > 0,05) maka disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara desain kapal purse seine di perairan Selat Makassar dan di perairan Laut Flores berdasarkan uji statistik dengan menggunakan variabel nilai rasio ukuran utama kapal. Untuk parameter GT kapal purse seine di perairan Selat Makassar dan Laut Flores diperoleh nilai Sig. (2-Tailed) 0,803 dimana 0,803 > 0,05 maka disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara desain kapal purse seine di perairan Selat Makassar dan Laut Flores. Hasil uji T kapal purse seine di perairan Selat Makassar dan di perairan Laut Flores berdasarkan nilai Coefficient block (Cb) kapal diperoleh nilai Sig. (2Tailed) sebesar 0,362 dimana 0,362 > 0,05 maka disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara desain kapal purse seine di perairan Selat Makassar dan di perairan Laut Flores. Hasil uji T, untuk parameter desain kapal purse seine di Selat Makassar dengan kapal purse seine di Laut Flores diperoleh bahwa secara umum tidak terdapat perbedaan antara kapal purse seine Selat Makassar dengan kapal
81
purse seine Laut Flores. Hal ini sejalan dengan hasil perhitungan numerik untuk semua variabel diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan kapal purse seine Selat Makassar dengan kapal purse seine Laut Flores.
82
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian perbandingan desain antara kapal purse seine di Selat Makassar dan kapal purse seine di Laut Flores dengan menggunakan parameter rasio ukuran utama kapal meliputi L/B, L/D, dan B/D, nilai gross tonnage (GT) kapal dan nilai Coefficient Block (Cb) kapal diperoleh bahwa umumnya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara desain kapal di kedua perairan tersebut. B. Saran Untuk memberikan keamanan dan kenyamanan dalam pengoperasian pada kapal ikan, maka perlu adanya perbaikan nilai rasio ukuran utama kapal sesuai dengan kriteria yang ada.
83
DAFTAR PUSTAKA
Ayodhyoa. 1972. Kapal Perikanan. Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Identifikasi Struktur dan Bagian-Bagian Kapal Perikanan. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. Jakarta. Dohri, M. dan N. Soedjana. 1983. Kecakapan Bahari 1. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta. Fyson, J. 1985. Design of Fishing Vessel. FAO-Fishing News Book, Ltd. England. Imran, A. 2014. Identifikasi Kapal Perikanan di Kecamatan Liukkang Tuppabiring Kabupaten Pangkep. Skripsi. Universitas Hasanuddin. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Makassar. Iskandar, B. H. 1990. Studi Tentang Desain dan Konstruksi Kapal Gillnet di Indramayu. Skripsi. Institut Perikanan dan Ilmu Kelautan. Bogor. Kirana, D. I. 2000. Studi Tentang Kapal Purse Seine di Eretan Wetan, Indramayu. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Bogor. Monintja, D. R., Pasaribu, B. P., dan Jaya, I. 1986. Manajemen Penangkapan Ikan. Direktorat Jenderal Perikanan. Semarang Mulyanto, D. R. dan A. Zyaki. 1985. Pengertian Dasar Besaran-Besaran Kapal. Semarang: Direktorat Jenderal Perikanan. Nomura dan Yamazaki. 1975. Fishing Techniques. Tokyo: Japan International Cooperation Agency. Nurdin, H.S. 2010. Studi kesesuaian Desain dan Konstruksi Kapal Purse Seine di Kelurahan Tana Lemo Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba. Skripsi. Makassar: Universitas Hasanuddin, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Pratiwi, Lastri. 2012. Analisis Desain Kapal Cantrang di Desa Aeng Batu-Batu Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar. Skripsi. Universitas Hasanuddin. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Makassar. Risa, R. D. 2014. Studi Desain Kapal Purse Seine di Desa Tamalate Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar. Skripsi. Universitas Hasanuddin. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Makassar.
84
Rouf, A. R. A. 2004. Bentuk Kasko dan Pengaruhnya Terhadap Tahanan Kasko Kapal Ikan. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Bogor. Schmidt, P. G. 1960. Purse Seining: Deck Design and Equipment. Fishing Boat of The World 2. Fishing News Book Ltd. Farham, Surrey, England. Subroto, D. C. J. 2015. Efektivitas Peraturan Tentang Jalur Pengoperasian Purse seine Di Kecamatan Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba. Skripsi. Universitas Hasanuddin. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Makassar. Sudirman. 2016. Keragaman Aspek Teknis Kapal Purse seine yang Dioperasikan di Selat Makassar Sulawesi Selatan. Skripsi. Universitas Hasanuddin. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Makassar. Sudirman dan Achmar Mallawa. 2004. Teknik Penangkapan Ikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Traung. 1990. Fishing Boats of The World: 2. Fishing News (Book). England. Umam, M. 2007. Desain dan Konstruksi Kapal Purse Seine “Semangat Baru” di Galangan Kapal Pulau Tidung. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Bogor. Undang-Undang No. 21 tahun 1992. Tentang Pelayaran. www.stp.kkp.go.id
LAMPIRAN
86
Lampiran 1. Uji T berdasarkan variabel L/B Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Std. Error
Difference
Difference Difference
Lower Upper
Sig. (2F Nilai Equal variances assumed
10.139
Sig.
t
df
.004 1.325
Equal variances not assumed
tailed)
Mean
26
.197
.66205
.49948 -.36465 1.68875
1.412 16.445
.176
.66205
.46874 -.32946 1.65356
Lampiran 2. Uji T berdasarkan variabel L/D Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Sig. (2-
F Nilai Equal variances assumed Equal variances not assumed
1.646
Sig.
t
.211 1.435
df
Mean
Std. Error
tailed) Difference Difference
Difference Lower
Upper
26
.163
2.30487
1.60634
-.99701 5.60675
1.479 24.211
.152
2.30487
1.55836
-.90994 5.51968
87
Lampiran 3. Uji T berdasarkan variabel B/D Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Sig. (2-
F Nilai Equal variances
Sig.
5.276
assumed
t
.030
df
.685
Equal variances not assumed
Mean
tailed)
Std. Error
Difference Difference
Difference Lower
Upper
26
.499
.10508
.15341 -.21027
.42043
.664 19.773
.515
.10508
.15835 -.22547
.43562
Lampiran 4. Uji T berdasarkan variabel gross tonnage (GT) Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Sig. (2-
F Nilai Equal variances assumed Equal variances not assumed
7.722
Sig.
t
.010 -.252
df
tailed)
Mean
Std. Error
Difference Difference
Difference Lower
Upper
26
.803
-2.26077
8.96733
-20.69337 16.17184
-.260 23.797
.797
-2.26077
8.67979
-20.18305 15.66151
88
Lampiran 5. Uji T berdasarkan variabel Coefficient block (Cb) kapal Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Sig. (2-
F Nilai Equal variances assumed Equal variances not assumed
.176
Sig. .679
t .927
df
tailed)
Mean
Std. Error
Difference Difference
Difference Lower
Upper
26
.362
.02469
.02663
-.03004
.07942
.949 25.269
.352
.02469
.02602
-.02886
.07824
89
Lampiran 6. Tabel Offset Kapal 1 Kabupaten Takalar Half Breadth Plan Ordinat
Base line
WL 0.5
WL 1
WL 2
WL 3
WL 4
WL 5
0,0 1,0
0,1000
2,0
0,3000
0,2000
3,0
0,1000
0,4000
0,5000
4,0
0,2000
0,5000
0,6000
5,0
0,2000
0,4000
0,6000
0,7000
6,0
0,4000
0,7000
1,0000
0,8000
7,0
0,5000
0,9000
1,2000
1,2000
0,4000
0,8000
1,2000
1,5000
1,4000
8,0 9,0
0,2000
0,6000
0,9000
1,3000
1,6000
1,7000
10,0
0,3000
0,7000
1,0000
1,4000
1,7000
1,9000
11,0
0,2000
0,3000
0,6000
0,9000
1,2000
1,4000
12,0
0,1000
0,1000
0,4000
0,7000
0,9000
1,2000
13,0
0,3000
0,6000
0,8000
1,0000
14,0
0,2000
0,5000
0,7000
0,9000
15,0
0,1000
0,4000
0,6000
0,8000
16,0
0,3000
0,5000
0,8000
17,0
0,2000
0,4000
0,7000
18,0
0,1000
0,3000
0,6000
19,0
0,5000
20,0
0,2000
90
Lampiran 7. Tabel Offset Kapal 2 Kabupaten Takalar Half Breadth Plan Ordinat
Base line
WL 0.5
WL 1
WL 2
WL 3
WL 4
WL 5
0,0 1,0
0,1000
2,0
0,1000
0,4000
3,0
0,3000
0,6000
0,2000
0,5000
0,7000
4,0 5,0
0,0000
0,3000
0,6000
0,8000
6,0
0,1000
0,5000
0,7000
0,9000
0,0000
0,2000
0,6000
0,8000
1,0000
7,0 8,0
0,0000
0,2000
0,3000
0,7000
0,9000
1,1000
9,0
0,0500
0,4000
0,7000
1,1000
1,3000
1,6000
10,0
0,2000
0,7000
0,9000
1,7000
1,9500
1,9000
11,0
0,0800
0,6000
0,7000
1,5000
1,7000
1,8000
12,0
0,0000
0,5000
0,5000
1,0000
1,4000
1,5000
0,3000
0,4000
0,8000
1,2000
1,3000
0,2000
0,6000
1,0000
0,8000
15,0
0,2000
0,5000
0,6000
16,0
0,0000
0,3000
0,2000
13,0 14,0
17,0 18,0 19,0 20,0
0,1000
91
Lampiran 8. Tabel Offset Kapal 3 Kabupaten Takalar Half Breadth Plan Ordinat
Base line
WL 0.5
WL 1
WL 2
WL 3
WL 4
WL 5
0,2000
0,4000
0,7000
0,0 1,0 2,0 3,0 4,0
0,2000
0,4000
0,6000
0,9000
5,0
0,3000
0,5000
0,8000
1,1000
6,0
0,2000
0,3000
0,5000
0,8000
1,1000
1,4000
7,0
0,3000
0,4000
0,6000
0,9000
1,2000
1,5000
8,0
0,3000
0,5000
0,7000
1,0000
1,3000
1,6000
9,0
0,3000
0,5000
0,8000
1,1000
1,3000
1,7000
10,0
0,3000
0,5000
0,9000
1,2000
1,4000
1,8000
11,0
0,2000
0,3000
0,7000
0,9000
1,2000
1,6000
12,0
0,2000
0,3000
0,5000
0,8000
1,1000
1,5000
13,0
0,1000
0,2000
0,5000
0,7000
1,0000
1,4000
14,0
0,4000
0,6000
0,9000
1,1000
15,0
0,2000
0,4000
0,6000
0,9000
16,0
0,1000
0,2000
0,4000
0,8000
0,2000
0,3000
0,6000
0,2000
0,5000
17,0 18,0 19,0 20,0 21,0 22,0
92
Lampiran 9. Tabel Offset Kapal 4 Kabupaten Takalar Half Breadth Plan Ordinat
Base line
WL 0.5
WL 1
WL 2
WL 3
WL 4
WL 5
0,0 1,0 2,0
0,2000
3,0
0,1000
0,6000
4,0
0,4000
0,8000
0,2000
0,6000
0,9000
0,1000
0,6000
0,9000
1,1000
0,1000
0,3000
0,8000
1,1000
1,4000
5,0 6,0 7,0 8,0
0,0000
0,2000
0,5000
1,0000
1,3000
1,5000
9,0
0,1000
0,3000
0,7000
1,2000
1,4000
1,6000
10,0
0,3000
0,5000
0,9000
1,4000
1,6000
1,8000
11,0
0,1000
0,3000
0,8000
1,3000
1,5000
1,7000
12,0
0,0000
0,2000
0,7000
1,0000
1,2000
1,5000
0,1000
0,5000
0,9000
1,1000
1,4000
14,0
0,3000
0,7000
1,0000
1,2000
15,0
0,1000
0,5000
0,8000
1,1000
16,0
0,4000
0,7000
1,0000
17,0
0,2000
0,5000
0,8000
0,2000
0,5000
13,0
18,0 19,0
0,3000
20,0
0,2000
21,0 22,0
93
Lampiran 10. Tabel offset kapal 1 Kabupaten Barru No. WL 0 WL 1 WL 2 WL 3 WL 4 Ordinat 0 0 0 0 1.7 2.24 1 0 0 1.83 2.63 2.9 2 0 1.52 2.81 3.26 3.41 3 0 2.2 3.23 3.54 3.69 4 0 2.32 3.38 3.68 3.78 5 0 2.32 3.38 3.68 3.78 6 0 1.93 2.93 3.30 3.47 7 0 1.46 2.33 2.80 3.02 8 0 0.91 1.59 2.07 2.31 9 0 0.36 0.66 0.94 1.19 10 0 0.00 0.00 0.00 0.00 Lampiran 11. Tabel offset kapal 2 Kabupaten Barru No. WL 0 WL 1 WL 2 WL 3 Ordinat 0 0 0 0 0 1 0 0.51 0.856 1.146 2 0 0.845 1.243 1.485 3 0 1.13 1.471 1.627 4 0 1.183 1.552 1.711 5 0 1.1 1.417 1.583 6 0 0.934 1.254 1.439 7 0 0.706 0.974 1.176 8 0 0.514 0.704 0.877 9 0 0.27 0.404 0.512 10 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1.21 1.562 1.5652 1.375 1.075 0.7 0.37
0 0 1.01 1.592 1.791 1.801 1.66 1.405 1 0.5032
0 0 1.67 1.91 1.9602 1.974 1.878 1.637 1.277 0.723
2.35 2.99 3.49 3.77 3.84 3.84 3.55 3.12 2.45 1.36 0
WL 4
WL 5
0 1.334 1.605 1.726 1.779 1.703 1.568 1.326 1.033 0.603 0
1.261 1.532 1.669 1.782 1.82 1.761 1.628 1.443 1.15 0.698 0
Lampiran 12. Tabel offset kapal 3 Kabupaten Barru No WL WL 1 WL 2 WL 3 WL 4 Ordinat 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
WL 5
0 1.462 1.8751 2 2.058 2.08 2.012 1.83 1.51 0.882
WL 5 0 1.8514 2.02 2.11 2.17 2.17 2.133 2.02 1.705 1.042
94
Lampiran 13. Tabel offset kapal 4 Kabupaten Barru No WL 1 WL 2 WL 3 WL 4 Ordnat 0 0 0 0 0 1 0.866 0.078 0.08 0.073 2 0.984 0.904 0.822 0.749 3 1.316 1.289 1.236 1.175 4 1.429 1.411 1.385 1.357 5 1.516 1.509 1.496 1.479 6 1.563 1.551 1.539 1.524 7 1.571 1.556 1.542 1.528 8 1.555 1.543 1.529 1.516 9 1.431 1.416 1.401 1.385 10 1.24 1.22 1.203 1.175 11 0.554 0.503 0.475 0.45 12 0 0 0 0
WL 5 0 0.063 0.665 1.101 1.339 1.448 1.497 1.502 1.484 1.361 1.151 0.425 0
Lampiran 14. Tabel offset kapal 5 Kabupaten Barru No Ordnat 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
WL
WL
WL
WL
WL
0 0 0 0 0 0.058 0.116 0.243 0.554 0.74 0.806 0.81 0.812 0.78 0.652 0.491 0.33 0.15 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0.192 0.569 0.83 1.06 1.19 1.256 1.26 1.231 1.153 0.985 0.817 0.637 0.46 0.296 0.151 0.059 0
0 0.06 0.124 0.34 0.56 0.788 1.01 1.2 1.33 1.44 1.506 1.51 1.504 1.402 1.24 1.04 0.856 0.652 0.46 0.287 0.091 0
0.111 0.299 0.48 0.71 0.935 1.11 1.26 1.39 1.51 1.591 1.626 1.64 1.604 1.523 1.377 1.206 1.017 0.807 0.603 0.355 0.121 0
0.228 0.56 0.785 0.97 1.131 1.273 1.41 1.54 1.64 1.69 1.69 1.683 1.654 1.593 1.469 1.329 1.163 0.982 0.76 0.518 0.252 0
95
Lampiran 15. Tabel offset kapal 1 Kabupaten Pinrang No. Ord. 0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0 9.0 10.0 11.0 12.0 13.0 14.0 15.0 16.0 17.0
Base line
0.2400 0.3000 0.4200 0.5400 0.6000 0.4200 0.2400 0.1200 0.0600
WL 0.5
0.5400 0.6000 0.7800 0.9000 0.7800 0.6600 0.4200 0.3000 0.1800
Half Breadth Plan WL 1 WL 2
0.0600 0.3600 0.6000 0.7800 0.9600 1.0800 1.1400 1.0200 0.9000 0.7200 0.5400 0.3600 0.1800
0.3000 0.7200 0.9000 1.1400 1.2600 1.3200 1.3800 1.2000 1.0800 0.9000 0.7200 0.5400 0.3600 0.0600
WL 3
WL 4
WL 5
0.3000 0.6600 0.9600 1.1400 1.2600 1.3800 1.4400 1.5000 1.4400 1.2600 1.0800 0.9000 0.7200 0.5400 0.2400
0.2400 0.6600 0.9000 1.0800 1.3200 1.4400 1.5000 1.5600 1.6200 1.5000 1.3800 1.2600 1.0800 0.9000 0.6600 0.3600
0.6000 0.9600 1.1400 1.3200 1.4400 1.5000 1.5600 1.6200 1.6800 1.6200 1.5000 1.3800 1.2000 1.0200 0.7800 0.4800
WL 4 0.42 0.6600 0.7800 0.9000 0.9600 1.1400 1.2600 1.3200 1.3800 1.3200 1.2600 1.0800 0.9600 0.7800 0.4800 0.1200
WL 5 0.78 0.8400 0.9600 1.0200 1.1400 1.2600 1.3800 1.5000 1.5600 1.5000 1.4400 1.3800 1.2000 0.9000 0.6000 0.2400
Lampiran 16. Tabel offset kapal 2 Kabupaten Pinrang No. Ord. 0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0 9.0 10.0 11.0 12.0 13.0 14.0 15.0 16.0
Base line
0.0600 0.1800 0.1200 0.0600
WL 0.5
0.0600 0.1200 0.1800 0.4800 0.2400 0.2400 0.1200
Half Breadth Plan WL 1 WL 2
0.0600 0.2400 0.4200 0.5400 0.6600 0.7800 0.7200 0.6000 0.3600 0.2400 0.1200
0.2400 0.3600 0.6000 0.7200 0.8400 0.9600 1.0200 0.9600 0.8400 0.6600 0.6000 0.2400 0.1200
WL 3 0.3600 0.4800 0.7200 0.8400 0.9600 1.0800 1.2000 1.2600 1.1400 1.0200 0.9000 0.7800 0.4800 0.2400
96
Lampiran 17. Tabel offset kapal 3 Kabupaten Pinrang No. Ord. 0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0 9.0 10.0 11.0 12.0 13.0 14.0 15.0 16.0 17.0 18.0 19.0 20.0
Base line
0.3000 0.6600 0.7800 0.6000 0.4200 0.2400 0.1800 0.1200 0.0600
WL 0.5
0.0600 0.2400 0.4200 0.7200 0.9000 0.9600 0.7800 0.6600 0.4200 0.3600 0.2400 0.1200
Half Breadth Plan WL 1 WL 2 WL 3
0.3600 0.6000 0.7800 0.9000 1.0200 0.9600 0.8400 0.7200 0.6000 0.4200 0.2400 0.1200
0.2400 0.4800 0.6600 0.8400 0.9600 1.0800 1.2000 1.2600 1.2000 1.0800 0.9600 0.7800 0.6600 0.5400 0.3600 0.0600
0.3600 0.6000 0.8400 0.9600 1.1400 1.2000 1.3200 1.3800 1.4400 1.3800 1.2600 1.1400 1.0200 0.8400 0.7200 0.4800 0.2400
WL 4
WL 5
0.3600 0.6600 0.8400 1.0200 1.1400 1.2600 1.3200 1.3800 1.5000 1.5600 1.5000 1.4400 1.3200 1.1400 0.9600 0.8400 0.6000 0.3000
0.6600 0.8400 1.0200 1.2000 1.2600 1.3800 1.4400 1.5000 1.5600 1.6200 1.5600 1.5000 1.3600 1.2600 1.1400 0.9600 0.7800 0.5400
97
Lampiran 18. Tabel offset Kapal 1 Bulukumba Ordinat
1/2 lebar
Tinggi
0
0
0
0
0
1
187
105
2
193
122
3
199
4
214
5
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
187
189
184
181
177
173
160
148
89
27
193
192
190
188
186
183
180
175
170
133
199
198
195
194
192
189
186
178
146
214
213
211
209
206
203
200
197
230
155
230
225
224
221
218
214
211
6
245
218
245
242
239
237
234
231
7
242
228
242
239
237
235
232
8
242
225
242
239
237
235
234
9
260
215
260
256
253
251
10
255
211
255
253
249
11
246
212
246
244
12
250
220
250
248
13
250
210
250
14
247
210
15
236
16
235
17
130
140
150
160
170
180
190
200
161
149
129
72
170
159
147
132
130
86
193
187
179
170
158
138
91
208
204
198
192
183
175
163
147
119
61
229
225
220
214
208
200
192
182
170
159
124
121
118
116
114
230
228
224
219
213
207
201
194
183
175
232
229
227
223
219
214
208
200
193
186
163
150
107
72
28
23
176
164
147
126
79
248
245
243
240
235
229
222
216
208
200
42
193
181
168
152
135
102
247
245
242
241
238
233
229
223
217
211
56
204
195
187
179
168
147
131
117
241
240
237
234
230
225
222
217
211
205
245
243
240
238
236
233
230
225
220
214
198
192
184
176
164
153
133
103
43
208
200
195
187
177
166
147
140
245
243
240
238
235
231
228
223
218
213
60
208
201
194
186
178
169
156
138
120
247
239
236
232
229
226
221
217
213
208
57
203
197
191
183
176
169
157
143
120
80
36
200
236
230
228
221
217
214
210
206
201
205
235
214
211
206
201
198
194
188
183
196
190
184
177
170
163
155
145
132
119
98
38
177
171
165
156
148
139
128
114
101
81
61
212
213
212
205
200
194
188
183
177
171
40
164
157
150
141
134
125
115
103
91
80
65
52
18
186
231
186
178
172
166
159
152
145
38
140
132
125
116
108
109
90
78
68
59
51
40
29
19
163
214
163
154
144
141
128
119
23
110
101
94
87
81
74
64
57
43
34
27
20
15
10
8
20
126
153
126
112
106
101
93
21
107
117
107
96
90
83
77
84
79
71
63
55
45
37
30
21
13
8
70
62
53
45
37
27
20
14
7
22
65
58
65
58
51
42
32
23
41
36
41
28
22
15
25
10
24
26
7
26
18
98
Lampiran 19. Tabel offset Kapal 2 Bulukumba Ordinat
1/2 Lebar
Tinggi
0
10
20
30
40
50
0
0
0
0
1
169.5
52
2
184
67
169.5
168.5
184
181
3
190
77
190
4
192
94
5
199
6
60
70
80
90
164.5
159
151.5
149
177
171.5
163.5
152
125
188
186
182
177
170
158
111
192
191
189
187
182
176.5
169.5
100
199
197.5
195
192.5
186.5
181
204
110
204
202
200
195
190
7
205
115
205
201.5
198
194
8
205.5
113
205.5
203
200
9
205.5
113
205.5
202.5
10
198
115
198
11
194
115
12
188
118
13
176
14
100
110
159.5
144
116
174
164
145
114
184
176
167
150.5
132
78
190
184.5
178
169.5
158
140
107
38.5
196
191.5
186.5
181.5
173.5
163.5
150.5
139
82.5
199.5
195
191
187
181
173
164
150.5
131
78
196
193
189
184
179
173
165
156
143
123
85
194
190
187
183
178
172
165
157
146
133
112
75
188
183.5
179
174
168.5
162.5
154
143
132.5
115.5
91
62
124
176
173.5
168
162
156
149
140
129
118.5
103
86
67
161
128
161
155.5
149
141.5
134
124.5
104
102
89.5
76
61
48
15
140.5
130
140.5
133.5
126
117
108
98
87.5
75
63.5
53
41.5
32
16
123
142
123
122
113.5
104.5
95
86.5
75.5
65
54
44
34
25.5
17
91
90
91
84
75
64.5
54
44.5
34
24
14
18
68
63
68
65
55
44.5
34.5
24
11.5
19
44
30
44
29
16.5
20
40
14.5
40
24
21
0
0
0
99
Lampiran 20. Tabel offset Kapal 3 Bulukumba Ordinat 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1/2 lebar 0 164 173 184 190 196.5 208.5 208 212 210 211.5 208 204 199 189 175 157.5 136.5 102.5 70 17
Tinggi 0 60 65 73 80 92 105 114 122 125 126 122 127 130 135 143 144 145 84 38 7
0 0 164 173 184 190 196.5 208.5 208 212 210 211.5 208 204 199 189 175 157.5 136.5 102.5 70 17
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
160 171 183 185 195 209 203.5 209 203.5 208.5 206 201 193.5 186 173 146.5 130 100 60 0
155 166.5 179 180 191 199.5 199.5 204 199 203.5 201.5 195 188 181 166.5 137.5 120 86.5 40
149 160.5 173 174 186.5 194 195 199 193.5 198.5 196.5 190 181.5 174.5 159.5 125.5 106.5 72.5 16.5
138 152 167 166 180.5 188.5 188.5 194 188 193.5 190.5 183.5 174.5 168 150 113 94 60.5
121 140.5 159 157 173.5 181.5 181.5 187.5 181 187.5 185.5 176 167.5 158.5 140.5 100 89 46.5
126 146.5 144 164 172 173.5 180.5 174 181 178 170 158.5 150 130 86.5 63.5 29.5
131 125 154.5 161.5 164.5 173 165 173 172 160.5 149 140.5 117 74 50 18
141.5 149 152 163 156 165 163.5 151 139 130.5 105 61 38.5 8
114 129.5 136 151 142.5 154 153.5 141 126.5 117.5 94 43.5 29
95 116.5 136 123 146 141.5 127 110.5 101 78.5 33.5 21
74 114 94.5 124.5 126 108.5 88 84 62 24 15
66 53 102 107 92 73 64 45 16 10.5