Percobaan Emulsi Empedu [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Percobaan Emulsi empedu



Tujuan : Mengetahui sifat empedu sebagai pengemulsi lemak Alat dan bahan : -



2 Tabung reaksi Rak tabung reaksi Pipet tetes Gelas ukur Aquades Empedu Minyak



(alat n bahan taruh spasi utk temple foto!) Teknik Percobaan: 1. Memasukan 1 mL minyak dan 10 mL air kedalam tabung reaksi 2. Memasukan 1 mL minyak, 9 mL air dan 1 mL empedu pada tabung reaksi yang lain. 3. Mengocok kuat-kuat kedua tbaung reaksi tersebut dan menempatkannya untuk beberapa lama di rak tabung reaksi. 4. Memperhatikan emulsi yang terjadi. (sertakan foto!)



Hasil Percobaan : Tabung 1 : Pada tabung berisi minyak dan air, setelah dikocok tidak ditemukan emulsi dan larutan jernih. Dengan lapisan minyak berada di atas air Tabung 2 : Pada tabung berisi minyak, air dan empedu, setelah dilakukan pengocokan ditemukan emulsi berwarna putih yang berada di permukaan air dan keadaan air yang mengeruh. (sertakan foto)



Pembahasan: Pada percobaan ini dapat dibuktikan bahwa empedu berfungsi sebagai emulgator yang diperoleh dari hasil positif pada percobaan tabung ke-2 yaitu terbentuknya emulsi yang stabil dari minyak



yang awalnya tidak bercampur dengan air. Emulsi yang dihasilkan pada pencampuran air, minyak dan empedu mengartikan bahwa empedu memegang peran penting dalam proses pencernaan lemak. Dimana garam-garam empedu memiliki peranan sebagai pengemulsi dan penghancur dari molekul-molekul besar lemak (dalam hal ini yang diuji adalah minyak) menjadi suspense dari lemak. Garam-garam empedu kemudian akan bergabung dengan lemak dan membentuk suatu kompleks yang larut dalam air atau disebut micelles. Itulah sebabnya dalam system pencernaan kita lemak bisa lebih mudah terserap (efek hidrotrofik) (Jevuska, 2009)



Kesimpulan : Empedu mempunyai fungsi sebagai emulgator yang menyebabkan emulsi stabil dari lemak dengan membentuk micelles yaitu kompleks yang larut dalam air. Sumber Jevuska. 2009. Proses Pembentukan dan Sekresi Empedu. LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIASISTEM GASTRO-ENTERO-HEPATOLOGI oleh SRI UMMI KALSUM. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA2013



Percobaan Keton



Tujuan : Mengetahui apakah terdapat badan keton di dalam urine. Alat dan bahan : -



Tabung reaksi Tabung ukur Pipet tetes Urine Kristal ammonium sulfat Na-nitroprussid 5% Ammonium hidroksida pekat



Langkah kerja : 1. Menyiapkan sebuah tabung reaksi bersih dan kering. Kemudian memasukan 5 mL urine kedalamnya



2. Membubuhkan Kristal ammonium sulfat sampai jenuh sedikit demi sedikit sampai tidak larut lagi 3. Menambahkan 2 – 3 tetes Na-nitroprussid 5% dan 1-2 ML ammonium hidroksida pekat. Kemudian mencampurkannya dan biarkan setengah jam . terbentuknya warna ungu menyatakan adanya zat-zat keton. Hasil percobaan : Setelah keempat bahan dicampurkan dan dibiarkan selama beberapa saat, ditemukan cincin berwarna ungu dibaawah larutan yang menandakan keberadaan zat-zat keton.



Pembahasan : Ketone bodies (senyawa keton dalam tubuh) adalah hasil oksidasi asam lemak yang tidak sempurna. Ketidakseimbangan hormonal terutama produksi insulin yang tidak cukup untuk mengimbangi aktivitas glukagon di dalam tubuh memungkinkan kondisi metabolisme yang cenderung mengarah ke produksi yang relatif banyak ketone bodies yang disebut ketosis. Adanya benda keton dalam urin sendiri dikarenakan metabolism lemak dan asam lemak secara berlebihan akibat kurangnya karbohidrat dalam tubuh sehingga simpanan asam lemak digunakan sebagai sumber energi. Jika produksi keton bodies melebihi penggunaannya di luar sel hati, maka keton bodies ini akan terakumulasi dalam plasma darah (ketonemia), dan diekskresikan bersama urin (ketonuria). Benda keton yang dijumpai di urine terutama adalah aseton dan asam asetoasetat.



Kesimpulan : Ketika dilakukan percobaan pada urine terdapat perubahan yaitu terbentuknya cincin berwarna ungu yang disimpulkan bahwa sample tersebut positif mengandung keton bodies. Ketika dilakukan percobaan pada urine tidak ditemukan perubahan, dapat disimpulkan bahwa sample urine ini normal atau negatif mengandung keton bodies.



Daftar Pustaka



Percobaan Berat Jenis Urine



Tujuan : Mengetahui berat jenis dari urine Alat dan bahan : -



Urinometer HIdrometer Thermometer Tabung ukur Urine



Langkah kerja : 1. Menampung urine ke dalam wadah yang telah disediakan. 2. Mengisi sebuah tabung urinometer dengan urin tersebut di atas dan letakkan hydrometer di dalamnya hingga urinometer pada posisi terapung. Kemudian mencatat suhu urin tersebut dengan menggunakan thermometer. 3. Bila suhu urin tidak sama dengan suhu tera, dilanjutkan dengan melakukan koreksi dengan cara menambahkan 0,001 pada angka yang dinyatakan hydrometer bagi tiap penambahan suhu 3C di bawah suhu tera 4. Kemudian membaca skala pada meniscus bawah urin dan menghitung dengan menggunakan rumus berikut BJ urin sesungguhnya – BJ ukur + (suhu urin – suhu tera) x 0,001 / 3 5. Mengkalikan dua angka terakhir berat jenis urin sesungguhnya tersebut di atas dengan koefisien Long (2,6). Hasilnya diperoleh secara kasar jumlah zat pada total dalam 1 Liter urin (garam).



Hasil Percobaan : No



Pemeriksaan urine



Hasil yang didapat



1



Berat Jenis Urine



BJ Ukur = 2



Suhu Tera = 27C



Berat jenis normal Suhu Urine = 25C



1,003 – 1,030



Jumlah zat dalam urine normal Kira-kira 50 gram per 1 L urine



Pembahasan : Urin atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Pengeluaran urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Berat jenis urine tergantung dari jumlah zat yang terlarut di dalam urine atau terbawa di dalam urine. Berat jenis plasma (tanpa protein) adalah 1010. Bila ginjal mengencerkan urine (misalnya sesudah minum air) maka berat jenisnya kurang dari 1010. Bila ginjal memekatkan urine (sebagaimana fungsinya) maka berat jenis urine naik di atas 1010. Daya pemekatan ginjal diukur menurut berat jenis tertinggi yang dapat dihasilkan, yang seharusnya dapat lebih dari 1025. Selain itu hal lain yang mempengaruhi BJ urin seseorang adalah komposisi urin, fungsi pemekatan ginjal, dan produksi urin itu sendiri. Keadaaan yang menimbulkan BJ urin rendah adalah kondisi tubuh pada udara dingin, diabetes insipidus, dan terlalu banyak mengkonsumsi air. Keadaan yang menimbulkan BJ urin tinggi adalah dehidrasi, protein uria, diabetes melitus. Isosthenuria adalah keadaan dimana BJ urine berkisar 1,010 dan hyposthenuria adalah BJ urine di bawah 1,008 Cakaran… Dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus berat jenis urine sesungguhnya dapat diketahui bahwa berat jenis urine yaitu 2,0013 telah melewati batas berat jenis urine normal yaitu 1,003 – 1,030. Sedangkan jumlah zat yang terlarut dalam urine yaitu 33,8 gr per 1 L urine yang mana berada mendekati jumlah zat normal yaitu kira-kira 50 gr per 1 L urine.



Kesimpulan : Pada percobaan tersebut disimpulkan bahwa berat jenis sample urine yang digunakan melebih batas normal berat jenis urine normal yaitu 1,003 – 1,030 yang menandakan adanya ketidak normalan pada urin tersebut yang terkait dengan kerja ginjal dalam memekatkan urine.



Daftar Pustaka :