Perhitungan Perancangan JTM [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

I.



DASAR TEORI



A. SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) SUTM adalah konstruksi termurah untuk penyaluran tenaga listrik pada daya yang sama. Konstruksi ini terbanyak digunakan untuk konsumen dengan jaringan tegangan menengah yang digunakan di Indonesia. Ciri utama jringan ini adalah penggunaan penghantar telanjang yang ditopang dengan isolator pada tiang besi / beton. Penggunaan penghantar telanjang, dengan sendirinya harus diprhatikan factor yang terkait dengan minimum yang harus dipenuhi penghantar betegangan 20 kV tersebut antar fasa atau dengan bangunan atau dengan tanaman atau denagn jangkauan manusia. 1. Komponen Utama Konstruksi SUTM a. Penghantar 1) Penghantar Telanjang (BC : Bare Conductor) Konduktor dengan bahan utama tembaga(Cu) atau alluminium (Al) yang di pilin bulat padat , sesuai SPLN 42 -10 : 1986 dan SPLN 74 : 1987 Pilihan konduktor penghantar telanjang yang memenuhi pada dekade ini adalah AAC atau AAAC. Sebagai akibat tingginya harga tembaga dunia, saat ini belum memungkinkan penggunaan penghantar berbahan tembaga sebagai pilihan yang baik.



2) Penghantar Berisolasi Setengah AAAC-S (half insulated single core) Konduktor dengan bahan utama aluminium ini diisolasi dengan material XLPE (croslink polyetilene langsung), dengan batas tegangan 6 kV dan harus memenuhi SPLN No 43-5-6 tahun 1995



II.1.3 Penghantar Berisolasi Penuh (Three single core) XLPE dan berselubung PVC berpenggantung penghantar baja dengan tegangan Pengenal 12/20 (24) kV Penghantar jenis ini khusus digunakan untuk SKUTM dan berisolasi penuh. SPLN 43-5-2:1995Kabel b. Isolator Pada jaringan SUTM, Isolator pengaman penghantar bertegangan dengan tiang penopang/travers dibedakan untuk jenis konstruksinya adalah : 1) Isolator Tumpu Pin insulator



Pin post insulator



Line post insulator



2) Isolator Tarik pringan



Long rod



keterangan Material dasar isolator long road dapat berupa keramik atau gelas



c. Peralatan Hubung (Switching) Pada percabangan atau pengalokasian seksi pada jaringan SUTM untuk maksud kemudahan operasional harus dipasang Pemutus Beban



(Load Break Switch : LBS), selain LBS dapat juga dipasangkan Fused Cut-Out (FCO). d. Tiang 1) Tiang Kayu SPLN 115 : 1995 berisikan tentang Tiang Kayu untuk jaringan distribusi, kekuatan, ketinggian dan pengawetan kayu sehingga pada beberapa wilayah pengusahaan PT PLN Persero bila suplai kayu memungkinkan, dapat digunakan sebagai tiang penopang penghantar penghantar SUTM. 2) Tiang Besi Adalah jenis tiang terbuat dari pipa besi yang disambungkan hingga diperoleh kekuatan beban tertentu sesuai kebutuhan. Walaupun lebih mahal, pilihan tiang besi untuk area/wilayah tertentu masih diijinkan karena bobotnya lebih ringan dibandingkan dengan tiang beton. Pilihan utama juga dimungkinkan bilamana total biaya material dan transportasi lebih murah dibandingkan dengan tiang beton akibat diwilayah tersebut belum ada pabrik tiang beton. 3) Tiang Beton Untuk kekuatan sama, pilihan tiang jenis ini dianjurkan digunakan di seluruh PLN karena lebih murah dibandingkan dengan jenis konstruksi tiang lainnya termasuk terhadap kemungkinan penggunaan konstruksi rangkaian besi profil. 2



Konsep Perencanaan SUTM Jaringan distribusi tenaga listrik saluran udara ini, terutama untuk



distribusi tenaga listrik yang beroperasi secara radial, dengan jangkauan luas, biaya murah dengan keandalan kontinuitas penyaluran minimal tingkat-2. Untuk mengurangi luasnya dampak pemadaman akibat gangguan dipasang fasilitas fasilitas Pole Top Switch/ Air Break Switch, PBO,SSO,



FCO pada posisi tertentu. Pemakaian saluran udara sebagai system distribusi daerah perkotaan dapat dilakukan dengan memperpendek panjang saluran dan didesain menjadi struktur radila open loop. Pemakaian penghantar berisolasi guna mengurangi akibat gangguan tidak menetap dan pemasangan kawat petir dapat meningkatkan tingkat kontinuitas penyaluran Untuk perencanaan disuatu daerah baru, pemilihan PBO,SSO,FCO merupakan satu kesatuan yang memeperhatikan koordinasi proteksi dan optimasi operasi distribusi dan system pembumian transformator gardu induk pada jaringan tersebut. Pada penyulang utama system radial, disi pangkal harus dipasang PBO dengan setiappercabangan dipasang pemutus FCO khusus untuk system dengan pembumian langsung. Untuk system pembumian dengan tahanan tidak direkomendasikan penggunaan FCO. Pada system jaringan tertutup dengan instalasi gardu phi-section, seluruh pemutus menggunakan SSO. 3. Proteksi Jaringan Tujuan daripada suatu sistem proteksi pada Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) adalah mengurangi sejauh mungkin pengaruh gangguan pada penyaluran tenaga listrik serta memberikan perlindungan yang maksimal bagi operator, lingkungan dan peralatan dalam hal terjadinya gangguan yang menetap (permanen). Sistem proteksi pada SUTM memakai : a. Relai hubung tanah dan relai hubung singkat fasa‐fasa untuk kemungkinan gangguan penghantar dengan bumi dan antar penghantar. b. Pemutus Balik Otomatis PBO (Automatic Recloser), Saklar Seksi Otomatis SSO (Automatic Sectionaizer). PBO dipasang pada saluran utama, sementara SSO dipasang pada saluran pencabangan, sedangkan di Gardu Induk dilengkapi dengan auto reclosing relay. c. Lightning Arrester (LA) sebagai pelindung kenaikan tegangan peralatan akibat surja petir. Lightning Arrester dipasang pada tiang



awal/tiang akhir, kabel Tee–Off (TO) pada jaringan dan gardu transformator serta pada isolator tumpu. d. Pembumian bagian konduktif terbuka dan bagian konduktif extra pada tiap‐tiap 4 tiang atau pertimbangan lain dengan nilai pentanahan tidak melebihi 10 Ohm. e. Kawat tanah (shield wire) untuk mengurangi gangguan akibat sambaran petir langsung. Instalasi kawat tanah dapat dipasang pada SUTM di daerah padat petir yang terbuka. f. Penggunaan Fused Cut–Out (FCO) pada jaringan pencabangan. g. Penggunaan Sela Tanduk (Arcing Horn)



Pemasangan Pemutus Balik Otomatis (PBO), Saklar Seksi Otomatis (SSO), Pengaman Lebur dan Pemutus Tenaga (PMT) pada SUTM di pengaruhi oleh nilai tahanan pembumian sisi 20 kV transformator tenaga di Gardu Induk.



Table 1 karakteristik system pembumian Tahanan pembumian



Sisi 20 kV hulu GI Pada jaringan SUTM hilir



1. Nilai tahanan Pemutus tinggi



tenaga 



500 yang dilengkapi : 



ohm



 



tahanan



rendah 40 ohm



tiap tiap zona perlindungan yang



Relai arus lebih



dipilih . jenis SSo yang dipakai



fasa fasa



adalah dengan pengindera dan



Relai gangguan



penyetelan



tanah terarah



operasi antar SSO dan dilakukan



Reclosing relai



dengan koordinasi waktu



untuk



2. Nilai



Seklar seksi otomatis SSO pada







Pengaman



waktu.



lebur



Koordinasi



pada



titik



pengaman



percabangan jaringan dilengkapi



gangguan



SSO dan pengaman transformator



sesaat



distribusi



 Pemutus



tenaga



jaringan jenis penginderaan arus



pada gardu induk



gangguan. Koordinasi antara SSO



di lengkapi :



dilakukan







waktu



Relai arus lebih 



fasa fasa   3. Pembumian langsung



Saklar seksi otomatis SSO pada



dengan



Pengaman



koordinasi



lebur



Relai gangguan



pengaman



tanah



jaringan untuk gangguan fasa fasa



Reclosing relay



dengan elemen lebur yang tahan



untuk



surya ( tergantung ukuran KHA



gangguan



konduktor



sesaat



pengaman trafo distribusi



Pemutus



pada



sebagai



)



percabangan



dan



sebagai



tenaga 



pada Gardu



Pemutus balik otomatis ‐ PBO



Induk di lengkapi :



dipasang pada jaringan utama.



• relai arus lebih



Jarak antar PBO di sesuaikan



fasa‐fasa



dengan



• relai gangguan



penginderaan



tanah



tidak kurang dari 20 km.



• reclosing relay







kemampuan PBO,



biasanya



Saklar seksi otomatis –SSO pada



untuk



saluran utama atau pencabangan



gangguan sesaat



digunakan



untuk



pembagian



zona yang lebih kecil. SSO yang 4. Jaringan



tanpa



dipergunakan adalah dari jenis



pembumian



pengindera arus gangguan dan di pasang sesudah PBO OVR



(



Over



Voltage Relay )







Pengaman



lebur



digunakan



sebagai pengaman percabangan jaringan.







Pada



jaringan



mengambang



20



dengan



kV besar



kapasitas pembangkit tertentu sebaiknya di pasang pengaman hubung tanah dan antar fasa.



B. SALURAN UDARA TEGANGAN RENDAH (SUTR) Jaringan Distribusi Tegangan Rendah adalah bagian hilir dari suatu sistem tenaga listrik. Melalui jaringan distribusi ini disalurkan tenaga listrik kepada para pemanfaat / pelanggan listrik. Mengingat ruang lingkup konstruksi jaring distribusi ini langsung berhubungan dan berada pada lingkungan daerah berpenghuni, maka selain harus memenuhi persyaratan kualitas teknis pelayanan juga harus memenuhi persyaratan aman terhadap pengguna dan akrab terhadap lingkungan. Konfigurasi Saluran Udara Tegangan Rendah pada umumnya berbentuk radial.



1. Komponen utama konstruksi Jaringan Tegangan Rendah. Terdapat sejumlah komponen utama konstruksi pada Jaringan Tegangan Rendah : • Tiang Beton • Penghantar Kabel Pilin Udara (NFA2Y) • Penghantar Kabel Bawah Tanah (NYFGBY) • Perlangkapan Hubung Bagi dengan Kendali • Tension bracket • Strain clamp • Suspension bracket • Suspension Clamp • Stainless steel strip • Stopping buckle • Link • Plastic strap



• Joint sleeve Press Type ( Al – Al ; Al – Cu ) • Connector press type • Piercing Connector Type • Elektroda Pembumian • Penghantar Pembumian • Pipa galvanis • Turn buckle • Guy-wire insulator • Ground anchor set • Steel wire • Guy-Anchor • Collar bracket • Terminating thimble • U – clamp • Connector Block



2. Spesifikasi Teknis Material a. Tiang Untuk konstruksi jaringan SUTR yang berdiri sendiri dipakai tiang beton atau tiang besi dengan panjang 9 meter. Tiang beton yang dipakai dari berbagai jenis yang memiliki kekuatan beban kerja (working load) 200daN, 350daN dan 500daN (dengan angka faktor keamanan tiang=2 ) Pada titik yang memerlukan pembumian dipakai tiang beton yang dilengkapi dengan terminal pembumian. Pada dasarnya pemilihan kemampuan mekanis tiang SUTR berlandaskan kepada empat hal, yaitu : 1) Posisi fungsi tiang (tiang awal, tiang tengah, tiang sudut) 2) Ukuran penghantar 3) Jarak andongan (Sag) 4) Tiupan angin



Tiang Besi dipergunakan untuk konstruksi pada lingkungan dimana Tiang Beton tidak mungkin dipasang. Penggunaan tiang beton H-type tidak direkomen-dasikan karena tingkat kesulitan pemasangannya, dan lain-lain pertimbangan. b. Penghantar Jenis penghantar yang dipergunakan adalah kabel pilin udara (NFA2Y) aluminium twisted cable dengan inti alumunium sebagai inti penghantar Fasa dan almelec/ alumunium alloy sebagai netral. Penghantar Netral (N) dengan ukuran 3x35+N, 3x50+N, 3x70+N berfungsi sebagai pemikul beban mekanis kabel atau messenger. Untuk kepentingan jaminan pelaksanaan handling transportasi, panjang penghantar tiap haspel kurang lebih 1000 m. c. Pole Bracket Terdapat dua jenis komponen pole bracket : 1) Tension bracket, dipergunakan pada tiang ujung dan tiang sudut, Breaking capacity 1000 daN terbuat dari Alumunium Alloy 2) Suspension bracket dipergunakan pada tiang sudut dengan sudut lintasan sampai dengan 300. Breaking capacity 700 daN terbuat dari alumunium Alloy.Ikatan pole bracket pada tiang memakai stainless teel strip atau baut galvanized M30 pada posisi tidak melebihi 15 cm dari ujung tiang. d. Strain clamp Strain Clamp atau clamp tarik dipakai pada Pole Bracket tipe Tension Bracket. Bagian penghantar yang dijepit adalah penghantar netral. e. Suspension Clamp Fungsi Suspension Clamp adalah menggantung bagian penghantar netral pada tiang dengan sudut lintasan jaringan sampai dengan 30o. f. Stainless steel strip Pengikat Pole Bracket pada tiang yang diikat mati dengan stopping buckle. Dibutuhkan lebih kurang 120 cm untuk tiap tiang.



g. Plastic Strip (plastic tie) Plastic strap digunakan untuk mengikat kabel pilin yang terurai agar terlihat rapi dan kokoh. h. Penghantar Pembumian dan Bimetal Joint Untuk tiang yang tidak dilengkapai fasilitas pembumian. Penghantar yang diperlukan adalah Kawat Tembaga (BC). Sambungan penghantar BC dengan penghantar netral jaringan tidak boleh langsung, tetapi harus menggunakan bimetal joint. Sambungan ke penghantar netral yang memakai kabel alumunium, sambungan ke penghantar pembumian menggunakan Bimetal Joint Al-Cu. i. PHB-TR Penempatan Perlengkapan Hubung Bagi (PHB) dilakukan pada sisi luar trotoar yang tidak menggangu pejalan kaki. PHB dilindungi dengan pipa baja / patok pelindung kemungkinan tertabrak kendaraan bermotor. Panel PHB dan lapisan luar (metal sheath) kabel dan penghantar metal dibumikan bersama. Penghantar pembumian minimal dengan penampang 50 (lima puluh) mm² terbuat dari tembaga dengan nilai tahanan pembumian tidak lebih dari 10 (sepuluh) Ohm. Panel Perlengkapan Hubung Bagi tipe luar (IP 45) dipasang di atas pondasi dengan tinggi sekurang-kurangnya 60 cm dari permukaan tanah atau jalan. Pada bagian muka PHB dipasang sebanyak 3 (tiga) buah patok besi pelindung 4 inci setinggi 50 cm dan berjarak 60 cm dari Pondasi Panel PHB. Patok Pelindung dipasang 60 ( enam puluh ) cm dimuka panel PHB dan. Saklar masuk dari sirkit masuk ke PHB sekurang-kurangnya dari jenis pemisah. Perlindungan sirkit keluar sekurang – kurangnya memakai pengaman lebur jenis NH. Jumlah sirkit keluar sebanyak – banyaknya 6 ( enam ) sirkit. Lubang masuk kabel pada PHB dilindungi dengan cable gland. Terminasi kabel dari sirkit masuk dan sirkit keluar harus memakai sepatu kabel dan diberi tanda Fasa sesuai ketentuan.



Jika sirkit memakai kabel jenis alumunium core, sepatu kabel yang dipakai harus dari jenis bimetal lug ( Al-Cu). Tinggi patok pelindung sekurang-kurangnya 50 cm dan ditanam sekurang-kurangnya sedalam 50 cm. Jarak aman satu Panel PHB dengan lainnya dihitung berdasarkan jatuh tegangan sambungan pelayanannya, namun sekurang-kurangnya tidak melebihi 80 meter. Terdapat dua jenis PHB yang dipakai : 1) PHB utama, yang dipasok dari jalur SKTR utama 2) PHB cabang, yang dipasok dari PHB utama PHB-TR harus dibumikan pada tiap-tiap jarak 200 meter. Bagian yang dibumikan adalah titik netral PHB, selubung logam kabel dan Badan Panel (BKT).



II.



KETETAPAN PERANCANGAN Dalam perancangan ini telah diasumsikan beberapa hal yang menjadi acuan dalam penentuan bahan pada konstruksi JUTM dan JUTR. 1. Rata-rata jarak antar tiang



: 43 m



2. Jumlah pelanggan pada setiap tiang



: 5 pelanggan



3. Jumlah pelanggan dengan daya 900 VA



: 70 %



4. Jumlah pelanggan dengan daya 1300 VA



: 30 %



5. Faktor koreksi untuk penghantar SUTM



: 30 %



6. Faktor koreksi untuk penghantar SUTR



: 40 %



GAMBAR SITUASI



GAMBAR PEMASANGAN SUTM DAN SUTR



GAMBAR KONSTRUKSI JUTR, JUTM, DAN GD



PERHITUNGAN LUAS PENAMPANG PENGHANTAR JUTR -



Perhitungan Kapasitas Daya Trafo Trafo 1: o Total JUTR = 63 o Rata-rata sambungan per tiang adalah 5 sambungan Total = 63 x 5 = 315 sambungan o Rata- rata daya pada pelanggan 900 VA 70% x 315 = 220,5 220.5 x 900 = 198.450 VA o Rata-rata daya pada pelanggan 1300 VA 30% x 315 = 94.5 94.5 x 1300 = 122.850 VA o Jumlah perkiraan daya pelanggan pada trafo 1 adalah 198.450 + 122.850 = 321.300 VA o Rata-rata beban puncak 40% x 321.300 = 128.520 VA o 128.520 VA adalah kapasitas trafo 80%, untuk kapasitas 100% maka: 128.520 = 160,650 𝑘𝑉𝐴 0,8 Jadi, Untuk Trafo 1 kapasitas yang digunakan adalah Trafo 160 kVA



Trafo 2: o Total JUTR = 74 o Rata-rata sambungan per tiang adalah 5 sambungan Total = 74 x 5 = 370 sambungan o Rata- rata daya pada pelanggan 900 VA 70% x 370 = 259 259 x 900 = 233.100 VA



o Rata-rata daya pada pelanggan 1300 VA 30% x 370 = 111 111 x 1300 = 144.300 VA o Jumlah perkiraan daya pelanggan pada trafo 1 adalah 233.100 + 144.300 =377.400 VA o Rata-rata beban puncak 40% x 377.400 = 150.960 VA o 150.960 VA adalah kapasitas trafo 80%, untuk kapasitas 100% maka: 150.960 = 188,700 𝑘𝑉𝐴 0,8 Jadi, Untuk Trafo 2 kapasitas yang digunakan adalah Trafo 200 kVA



-



Perhitungan Luas Penampang Trafo 1 Pada perancangan ini, keluaran pada trafo 1 dibagi atas 4 jurusan dengan pembagian jumlah tiang masing-masing adalah 16, 16, 16, dan 15. Jurusan pertama ( 16 tiang ) o



Jumlah pelanggan pada 16 tiang 16 x 5 = 80 pelanggan



o



Jumlah daya pada pelanggan 900 VA 70% x 80 = 56 pelanggan 56 x 900 = 50.400 VA



o



Jumlah daya pada pelanggan 1300 VA 30% x 80 = 24 pelanggan 24 x 1300 = 31.200 VA



o



Jumlah daya pada jurusan 1



50.400 + 31.200 = 81.600 VA o



Jumlah arus pada penghantar 𝑖=



𝑖=



𝑖=



𝑆 √3 𝑥 𝑉 81.600 √3 𝑥 380 63.600 = 124 𝐴 658,18



Berdasarkan PUIL Tabel 7.3-5b luas penampang kabel yang digunakan adalah: 3 x 35 mm2 + 1 x 25 mm2 akan tetapi karena penggunaannya sudah sampai 94% dari batas kha maksimal dari pnghantar



maka



untuk



menanggulangi



kemungkinan



adanya



penambahan pelanggan ataupun penambahan daya maka jenis luas penampang kabel yang digunakan adalah 3 x 50 mm2 + 1 x 35 mm2 Untuk ketiga jurusan lainnya yaitu dengan jumlah tiang 16, 16 dan 15 diberikan luas penampang yang sama dengan diatas karena hanya berbeda satu tiang.



Trafo 2 Pada perancangan ini, keluaran pada trafo 2 dibagi atas 4 jurusan dengan pembagian jumlah tiang masing-masing adalah 19, 19, 18, dan 18. Jurusan pertama ( 19 tiang ) o



Jumlah pelanggan pada 19 tiang 19 x 5 = 95 pelanggan



o



Jumlah daya pada pelanggan 900 VA 70% x 95 = 66.5 pelanggan



66.5 x 900 = 59.850 VA o



Jumlah daya pada pelanggan 1300 VA 30% x 95 = 28.5 pelanggan 28.5 x 1300 = 37.050 VA



o



Jumlah daya pada jurusan 1 59.850 + 37.050 = 96.900 VA



o



Jumlah arus pada penghantar 𝑖=



𝑖=



𝑖=



𝑆 √3 𝑥 𝑉 96.900 √3 𝑥 380 96.900 = 147,22 𝐴 658,18 Jadi, berdasarkan PUIL Tabel 7.3-5b, maka luas penampang



kabel yang digunakan adalah: 3 x 50 mm2 + 1 x 35 mm2 Untuk ketiga jurusan lainnya yaitu dengan jumlah tiang 19, 18, dan 18 diberikan luas penampang yang sama dengan diatas karena jumlah tiang sama dan hanya berbeda 1 tiang.



Tabel Luas Penampang kabel JTR



PERHITUNGAN KAPASITAS KOMPONEN LOW VOLTAGE PANEL 1. Nilai kapasitas hantar arus FCO o Kapasitas daya trafo 1: 160 kVA o Arus nominal 𝑖=



𝑖=



𝑃 √3 𝑥 𝑉 160000 √3 𝑥 20000



𝑖 = 4,6 A Berdasarkan dari nilai arus yang didapatkan maka Fuse Link yang digunakan adalah 5 A. o Kapasitas daya trafo 2 : 200 kVA o Arus nominal 𝑖=



𝑖=



𝑃 √3 𝑥 𝑉 200000 √3 𝑥 20000



𝑖 = 5,77 A Berdasarkan dari nilai arus yang didapatkan maka Fuse Link yang digunakan adalah 6 A.



2. Nilai kapasitas hantar arus MCCB Gardu 1 / Trafo 1



𝑖=



𝑖=



𝑃 √3 𝑥 𝑉 160000 √3 𝑥 380



𝑖 = 243,09 𝐴 Berdasarkan dari nilai arus yang didapatkan maka MCCB yang digunakan adalah 250 A. Nilai kapasitas hantar arus MCCB Gardu 2 / Trafo 2



𝑖=



𝑖=



𝑃 √3 𝑥 𝑉 200000 √3 𝑥 380



𝑖 = 303,86 𝐴 Berdasarkan dari nilai arus yang didapatkan maka MCCB yang digunakan adalah 400 A 3. Nilai kapasitas hantar arus NH Fuse Gardu 1 Karena pada setiap gardu distribusi terdapat 4 jurusan maka untuk menghitung nilai arus yang harus digunakan pada NH Fuse adalah dengan cara sebagai berikut : i=



250 4



i = 62,5 A



jadi nilai arus NH Fuse yang dipasang adalah 63 A Nilai kapasitas hantar arus NH Fuse Gardu 2 Karena pada setiap gardu distribusi terdapat 4 jurusan maka untuk menghitung nilai arus yang harus digunakan pada NH Fuse adalah dengan cara sebagai berikut : i=



400 4



i = 100 A jadi nilai arus NH Fuse yang dipasang adalah 125 A



DAFTAR MATERIAL



Nomor I 1 2 3 4



Uraian JUTM Tiang Beton 11 m 250 daN Panjang JUTM Kawat AAAC 3 x 150 mm2 Tumpu Tunggal (T')



Pin Post Insulator 20 kV Traves Tumpu TM 3 UNP Cross Arm Brace TNP 50x50x5x700 mm Bare Bending Wire 20 mm Mur baut 5/8"x 300 mm Mur baut 5/8"x 250 mm Mur baut 1/2"x 50 mm Tanda Bahaya Stainless steel strap stopping buckle 5 Tumpu Ganda (T") Pin Post Insulator 20 kV Traves Tumpu TM UNP 10 Cross Arm Brace TNP 50x50x5x700mm Bare Bending Wire 20 mm Double Arming Bolt 5/8"x350 mm Mur Baut 5/8 x 250 mm Mur Baut 1/2" x 50 mm Tanda Bahaya Stainless steel strap stopping buckle Afspan Tunggal + Afspan Tunggal 6 (A'+A') Isolator Tarik 20 kV Traves Tumpu TM UNP 10 Cross Arm Brace TNP 50x50x5x700mm Double Arming Bolt 5/8"x350 mm Pin Post Insulator 20 kV Bare Bending Wire 20 mm Mur Baut 5/8" x 250 mm



Satuan



Volume



Jumlah



Batang Meter Meter Set



80 3440 3543,2 69



80 3440 10629,6



Set Buah Buah Meter Pasang Pasang Pasang Buah Meter Buah



3 1 1 3 1 1 1 1 1 1



207 69 69 207 69 69 69 69 69 69



Set



1



Set Buah Buah Meter Pasang Pasang Pasang Buah Meter Buah



6 2 2 6 4 1 2 1 1 1



Set



5



Set Buah Buah Pasang Set Meter Pasang



6 4 4 8 2 2 2



6 2 2 6 4 1 2 1 1 1



30 20 20 40 10 10 10



Mur baut 1/2"x 50 mm Joint Sleeve for AAAC Tanda Bahaya Stainless steel strap stopping buckle 7 Afspan Tunggal (A') Isolator Tarik 20 kV Traves Tumpu TM UNP 10 Cross Arm Brace TNP 50x50x5x700mm Double Arming Bolt 5/8"x350 mm Mur Baut 5/8" x 250 mm Mur Baut 1/2" x 50 mm Tanda Bahaya Stainless steel strap stopping buckle 8 Afspan Ganda (A") Isolator Tarik 20 kV Traves Tumpu TM UNP 10 Cross Arm Brace TNP 50x50x5x700mm Double Arming Bolt 5/8"x350 mm Pin Post Insulator 20 kV Bare Bending Wire 20 mm Mur baut 5/8"x 250 mm Mur Baut 1/2" x 50 mm Joint Sleeve for AAAC Tanda Bahaya Stainless steel strap stopping buckle II JUTR 1 Tiang Beton 9 m 350 daN 2 Panjang JUTR 3 Kabel LVTC 3 x 50 mm2 + 1 x 35 mm2 4 Suspension Assembly (SA)



Suspension Bracket suspension clamp Chain Link Stainless steel strap Stopping Buckle Plastik Strap



20 15 5 5 5



Pasang Buah Buah Meter Buah



4 3 1 1 1



Set



2



Set Buah Buah Pasang Pasang Pasang Buah Meter Buah



3 2 2 4 1 2 1 1 1



Set



2



Set Buah Buah Pasang Set Meter Pasang Pasang Buah Buah Meter Buah



6 2 2 4 1 1 1 2 3 1 1 1



6 4 4 8 2 4 2 2 2 4 12 4 4 8 2 2 2 4 6 2 2 2



Batang Meter Meter



90 3999 4159



90 3999 4159



Set



128



Buah Buah Buah Meter Buah Buah



1 1 1 2 2 2



128 128 128 256 256 256



Through Bolt



Buah



1



Set



9



Suspension Bracket suspension clamp Removable Ring Stainless steel strap stopping buckle Plastik Strap Through Bolt Wedge



Buah Buah Buah Meter Buah Buah Buah Buah



1 2 2 2 2 3 1 2



6 Dead End Assembly (DE)



Set



19



Buah Buah Buah Meter Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah



1 1 1 2 4 2 1 1 1 2 4 1



Set



21



Set Buah Buah Buah Buah Meter Buah Buah Buah Pasang



1 1 2 8 1 15 1 1 1 5



Set



1



Buah Set Buah



1 2 1



5 Large Angel Assembly (LA)



III 1



Suspension Bracket suspension clamp Turn Buckle Stainless steel strap stopping buckle Plastik Strap Through Bolt Wedge Pelindung Mekanik PVC 2mm 60 cm Link 25 x 50 mm Insulating Trip Removable Ring Tiang Penopang Tupang tarik



Double Beugel Turnbuckle Kaos Baja U Clamp Oval guy insulator (MV) Guy Wire Stay Rod (as specified) Guy wire foundation plate (as specified) Lempeng Penyambung 5 x 21 cm Mur baut 1/2" x 2 " 2



Tupang tekan



Beugel Double Beugel sanggal tumpang tekan 10x10 cm



128 1152 9 18 18 18 18 27 9 18 19 19 19 38 76 38 19 19 19 38 76 19



21 21 42 168 21 315 21 21 21 105 1 2 1



3



Anti Climbing Device Mur baut 1/2" x 2 " Plat Beton Bertulang



Buah Pasang Buah



1 7 1



Tupang tarik tiang bantu



Set



1



Set Buah Buah Buah Buah Meter Buah Buah Buah Pasang



2 2 4 14 2 25 1 1 1 8



Set



2



Set Set Unit Set Meter Meter Meter Set Set Set Set Buah Set Meter



3 3 1 1 6 6 3 1 1 1 6 2 2 12,7



Set



20



Buah Meter Buah



1 10,5 1



Double Beugel Turnbuckle Kaos Baja U Clamp Oval guy insulator (MV) Guy Wire Stay Rod (as specified) Guy wire foundation plate (as specified) Lempeng Penyambung 5 x 21 cm Mur baut 1/2"x 2" 4



Gardu Distribusi



Arrester FCO (Fuse Cut Out) Trafo 3 Fasa Rak Bagi TR Kabel Naik (dari lemari ke JTR) Kabel Turun (Output Trafo ke Lemari) Pipa Pelindung Kabel Naik Turun 3" Konstruksi Dudukan Arrester dan FCO Konstruksi Dudukan Trafo Konstruksi Lemari Bagi TR Double Beugel Khusus kabel Turun Elektroda Batang Turn Buckle Bare Conductor 5



Pembumian JTR



Elektroda Batang Bare Conductor Unimax Clamp



1 7 1 2 2 4 14 2 25 1 1 1 8 6 6 2 2 12 12 6 2 2 2 12 4 4 25,4 20 210 20