Periodisasi Berdasarkan Perkembangan Kehidupan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PERIODISASI BERDASARKAN PERKEMBANGAN KEHIDUPAN



Disusun oleh: Deri Sugianto Muhamad Helmi Muhamad Nurohman Wisnu Ginanjar



KELAS VII G SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 BANTARUJEG Jl. Lapang Olehraga Babakansari Bantarujeg, Majalengka 45464 2018



PERIODISASI BERDASARKAN PERKEMBANGAN KEHIDUPAN 1.



Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan a. Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana 1) Ekonomi Masih sangat bergantung pada alam. Jika sumber makanan disekitar sudah habis, mereka berpindah ke tempat lain. 2) Sosial Manusia pada masa ini hidupnya tidak menetap. Manusia pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana hidup secara berkelompok yang tersusun dari keluarga keluarga kecil. 3) Budaya Pada masa ini, manusia sudah mampu membuat alat alat sederhana antara lain kapak perimbas, kapak genggam kapak panetak. b. Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut 1) Kehidupan ekonomi a) Cara memperoleh makanan masih bersifat food gathering. b) Kehidupan berburu dan meramu seiring dengan kemajuan dalam pembuatan alat berburu. c) Selain berburu hewan di dekat mereka, mereka juga makan hewan laut (misalnya kerang yang kulitnya menjadi kjokkenmoddinger) d) Mulai melakukan kegiatan bercocok tanam sederhana dengan berpindah-pindah sesuai kesuburan tanah. e) Pada masa ini belum mengenal perdagangan barter karena makanan yang mereka peroleh hanya sekedar untuk mempertahankan hidup saja. 2) Kehidupan sosial a) Manusia pada masa ini sudah mulai hidup secara semi-sedenter dengan tinggal (menetap) di gua-gua alam. b) Pembagian tugas antara pria dan wanita sudah berkembang. c) Mulai muncul gua-gua alam yang disebut Abris Sous Roche yang merupakan tempat tinggal sementara.



Abris Sous Roche 3) Kehidupan Budaya Hasil kebudayaan masyarakat pada masa ini sudah menghasilkan berbagai budaya, meskipun belum berkembang pesat. Beberapa contoh kebudayaan yang digunakan dari batu yaitu chopper (kapak perimbas), pebble (kapak sumatra), chopping tool (kapak penetak), anak panah dari tulang (Bone Culture). Selain itu ditemukan beberapa lukisan-lukisan diantaranya : a) Lukisan pada kapak berupa garis sejajar dan lukisan mata. b) Lukisan pada dinding gua dengan menggunakan cat merah, putih, dan hitam. c) Lukisan cap tangan dengan warna merah, sebagai pelindung kekuatan dan penolak roh jahat.



Lukisan Manusia Gua



Adanya kepercayaan masyarakat pada masa ini dapat terlihat dalam upacara-upacara penguburan. Bukti-buktinya ditemukan di Gua Lawa, Sampung, Gua Sodong, dan Bukit Kerang di Sumatera Utara. Selain peralatan dari batu, tulang dan tanduk, pada masa ini dibuat peralatan dari bambu yang diolah menjadi peralatan sehari-hari seperti sudip, keranjang, bahan-bahan anyaman dan peralatan lainya.



Peralatan dari Batu dan Tulang



2.



Masa Bercocok Tanam a. Kehidupan Ekonomi Pada masa bercocok tanam, masyarakat prasejarah tidak lagi bergantung sepenuhnya pada alam lingkungan. Mereka mampu mengolah bahan yang disediakan alam untuk memenuhi kebutuhan. 1) Kebutuhan akan makanan dipenuhi dengan cara berladang dan beternak. Mereka membabat hutan dan semak belukar untuk ditanami keladi, ubi, sukun, durian, duku, salak, dan rambutan. 2) Mereka pun beternak ayam, kerbau, dan babi, serta memelihara anjing. Selain untuk dimakan, hewan ternak digunakan sebagai binatang korban. Meskipun telah bercocok tanam, perburuan binatang di hutan sesekali tetap dilakukan. 3) Kebutuhan akan tempat tinggal dipenuhi dengan membuat rumah sederhana dan kecil beratapkan daun-daunan. Atap rumah berbentuk bulat sampai ke tanah. Pada perkembangan berikutnya, bentuk rumah semakin besar dan dibangun di atas tiang-tiang. Tujuannya untuk menghindari banjir dan serangan bmatang buas. Rumah dibangun berdekatan dengan ladang.



4) Selain memenuhi kebutuhan primer, masyarakat prasejarah telah mengenal perdagangan barter. Sungai beserta perahu dan rakit memegang peranan penting dalam lalu-lintas perdagangan. b. Kehidupan Sosial Masyarakat prasejarah masa bercocok tanam telah menetap dalam perkampungan sederhana. Kehidupan menetap memberi kesempatan bagi mereka untuk menata kehidupan secara teratur. 1) Masyarakat tersusun menurut kelompok bertani. Mereka membangun perkampungan secara bergotong royong. Gotong royong dirasakan penting peranannya bagi kesejahteraan perkampungan. 2) Pembagian kerja semakin jelas. Pekerjaan yang menghabiskan banyak tenaga dilakukan oleh oleh kaum laki-laki, seperti membuka hutan, menyiapkan ladang untuk ditanami, dan membangun rumah. Kaum perempuan menabur benih, merawat rumah, dan menangani pekerjaan rumah tangga lainnya. 3) Gotong royong menumbuhkan kesadaran akan pentingnya seorang pemimpin kampung. Orang yang dipilih sebagai pemimpin biasanya adalah orang paling tua yang berwibawa. Pemimpin berperan menjaga agar gotong royong di antara sesama warga kampung tetap berlangsung. Aturan hidup bermasyarakat mulai diberlakukan. 4) Kehidupan bersama dalam perkampungan memungkinkan perkembangan bahasa sebagai alat komunikasi menjadi lebih majemuk. c. Kehidupan Budaya Kehidupan budaya manusia prasejarah tampak dalam kemahiran membuat alat, mengembangkan kesenian, dan membangun kepercayaan. 1) Kemahiran membuat alat semakin berkembang. Alat yang dihasilkan sudah halus buatannya. Alat itu digunakan untuk berladang dan perlengkapan upacara. Alat batu yang dihasilkan dan masa ini berciri neolithik. Selain alat batu, masyarakat prasejarah (khususnya perempuan) mampu membuat alat rumah tangga dan tanah liat seperti gerabah. Kerajinan tersebut diwariskan turun-temurun. 2) Keseman telah mencakup bidang kerajinan dan bangunan dan batu besar (megahitik). Selain seni lukis, masyarakat persejarah telah mampu membuat perhiasan dari batu pilihan dan kulit kerang. Hasil kerajinan itu berupa



gelang dan manik-manik. Bangunan megalitik diperlukan untuk kgiatan yang berhubungan dengan kepercayaan. 3) Corak kepercayaan tampak dan benda-benda jimat, penguburan, dan bangunan megalitik. Kepercayaan manusia prasejarah dan masa ini melanjutkan kepercayaan dan masa sebelumnya, namun telah diperkaya dengan beragam bentuk kegiatan upacara. Misalnya, upacara penguburan semakin rumit. Jenasah dibekali dengan bemacam-macam barang agar perjalanan ke alam baka terjamin. Kemudian, jenasah dikuburkan ke arah tertenth agar perjalanan kealam baka tidak tersesat. 3.



Masa Perundagian a.



Kehidupan ekonomi Pada masa perundagian, masyarakat prasejarah telah mampu mengatur kehidupannya. Mereka melakukan kegiatan bukan lagi sekadar memenuhi kebutuhan primer, melainkan untuk meningkatkan kesejahteraan. 1) Kebutuhan akan makanan dipenuhi dengan cara bertani di lading dan di sawah. Pertanian menjadi mata pencaharian tetap. Agar tidak sepenuhnya bergantung pada air hujan, dalam persawahan dilakukan pengaturan air. Selain bertani, petemakan tetap dilanjutkan. Bahkan hewan yang ditemakkan lebih beragam. Masyarakat prasejarah telah mampu beternak kuda dan berbagai jenis unggas. 2) Kebutuhan akan tempat tinggal dipenuhi dengan membangun pedesaan yang teratur. Teknik pembuatan rumah sudah lebih maju dibandingkan masa bercocok tanam. Masyarakat purba menetap di daerah pegunungan, dataran rendah, dan tepi pantai. Perdagangan masih bersifat barter, namun telah menjangkau tempat tempat yang jauh, yakni antarpulau. Barang yang dipertukarkan semakin beragam, seperti alat pertanian, alat upacara, dan hasil kerajinan.



b. Kehidupan sosial Masyarakat prasejarah masa perundagian tinggal dalam perkampungan yang semakin besar dan teratur. Jumlah warga yang semakin banyak membuat perlunya penataan masyarakat yang tegas dan ketat. 1) Masyarakat tersusun dalam kelompok yang majemuk. Ada kelompok petani, pedagang, dan tukang (undagi=tukang/pengrajin). Masyarakat semakin terbagi menurut keahlian yang dimiliki.



2) Semakin terbaginya masyarakat membuat pembagian kerja semakin tegas. Pada masa sebelumnya seseorang dapat melakukan beragam pekerjaan, seperti bercocok tanam, membuat alat, dan mengerjakan kerajinan. Pada masa perundagian, seseorang bekerja menurut keahlian yang dimiliki. 3) Pembagian masyarakat yang semakin majemuk mengakibatkan adanya perbedaan status. Seseorang diperlakukan sesuai dengan status yang dimiliki. Seorang pemimpin kampung diperlakukan berbeda dengan pemimpin upacara kepercayaan dan warga biasa. Perbedaan status itu diperlukan agar aturan dapat ditegakkan. Walaupun demikian, gotong royong tetap terjalin. c.



Kehidupan budaya 1) Kemahiran membuat alat sudah menggunakan teknologi. Alat yang dihasilkan terbuat dan logam, yakni perunggu dan besi. Alat itu digunakan untuk bertani, bertukang, peralatan rumah tangga, dan perlengkapan upacara. 2) Kesenian mencakup berbagai bidang, yakni seni lukis, kerajinan, seni ukir/ pahat, seni patung, dan arsitektur (bangunan). Kemampuan kesenian ditunjang oleh teknologi dan spesialisasi dalam masyarakat. (Munculnya golongan undagi/pengrajin mendukung munculnya golongan seniman). 3) Corak kepercayaan tampak dan benda-benda logam yang digunakan sebagai perlengkapan upacara. Kepercayaan manusia prasejarah dan masa ini melanjutkan kepercayaan dari masa sebelumnya, dengan aturan yang semakin jelas dan ketat. (Ada hukuman terhadap pelanggaran tertentu).