Perkembangan Fisik, Kognitif, Dan Sosial Emosi Pada Anak Berbakat [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PERKEMBANGAN FISIK, KOGNITIF, DAN SOSIAL EMOSI PADA ANAK BERBAKAT Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Perkembangan Anak Berkebutuhan Khusus Dosen Pengampu: Reza Febri Abadi, M.Pd



Disusun Oleh: Kelompok 4:



Estu Dharma Nugraha



2287190039



Rizky Agustin



2287190047



Tiara Putri



2287190054



PENDIDIKAN KHUSUS FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA 2019 1



KATA PENGANTAR



Alhamdulillah, senantiasa kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga kami semua diberi kesempatan yang luar biasa untuk menyelesaikan tugas makalah dengan judul “Perkembangan Fisik, Kognitif, dan Sosial Emosi pada Anak Berbakat” ini dengan tepat waktu. Adapun penulisan makalah ini merupakan bentuk dari pemenuhan tugas mata kuliah Perkembangan Anak Berkebutuhan Khusus. Pada makalah ini akan dibahas mengenai Perkembangan Fisik, Kognitif, dan Sosial Emosi pada Anak Berbakat. Selanjutnya, ucapan terima kasih tak lupa kami ucapkan kepada Bapak Reza Febri Abadi, M.pd , yang telah memberikan tugas tentang Perkembangan Fisik, Kognitif, dan Sosial Emosi pada Anak Berbakat sehingga dapat menambah pengetahuan dan informasi mengenai materi tersebut. Tak lupa dengan seluruh kerendahan hati, kami meminta kesediaan pembaca untuk memberikan kritik serta saran yang membangun mengenai penulisan makalah kami ini, untuk kemudian kami akan merevisi kembali pembuatan makalah ini di waktu berikutnya. Semoga dengan tersusunnya makalah ini, dapat menambah informasi untuk para pembaca.



Serang, 21 Oktober 2019



Kelompok 4



2



DAFTAR ISI



Contents KATA PENGANTAR..................................................................................................................................2 DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3 BAB I..........................................................................................................................................................4 PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4 A.



Latar Belakang.................................................................................................................................4



B.



TUJUAN.........................................................................................................................................5



C.



MANFAAT......................................................................................................................................5



D.



RUMUSAN MASALAH.................................................................................................................5



BAB II.........................................................................................................................................................6 PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6 A.



PENGERTIAN ANAK BERBAKAT..............................................................................................6



B.



PERKEMBANGAN FISIK ANAK BERBAKAT...........................................................................7



C.



PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK BERBAKAT...................................................................8



D.



PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK BERBAKAT......................................................................10



E.



PERKEMBANGAN EMOSIONAL ANAK BERBAKAT............................................................11



BAB III PENUTUP...................................................................................................................................12 A.



KESIMPULAN.............................................................................................................................12



B.



SARAN.........................................................................................................................................12



DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................13



3



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap anak memiliki anugrah tersendiri yang diberikan sang maha pencipta kepadanya melalui berbagai cara salah satunya adalah seperti anak yang berbakat. Anugrah yang diberikan bukan hanya saja berupa kelebihan namun terkadang kekuranganpun termasuk anugrah dari tuhan yang diberikan kepada umatnya. Setiap kelebihan dan kekurangan dalam diri manusia pada dasarnya harus disyukuri dan cara mensyukuri yang paling baik adalah dengan mengembangkan kekurangan menjadi suatu kelebihan dan menjadikan kelebihan sebagai perantara untuk membantu orang lain dalam hal kebaikan. Maka dari itu, untuk dapat mengembangkan bakat yang dimiliki oleh seorang anak berbakat



harus



mengetahui



tentang



perkembangannya.



Dengan



memahami



perkembangannya, orang tua atau guru akan dapat lebih mudah mengarahkan dan mendidik anak berbakat tersebut. Dalam makalah ini akan dibahas tentang perkembangan fisik, kognitif, dan sosial emosi pada anak berbakat. Dengan memahami hal tersebut, kita sebagai pembimbing nantinya diharapkan dapat memahami tentang aspek perkembangan tersebut agar kelak dapat menjadi guru atau pembimbing yang mumpuni. Anak berbakat juga termasuk ke dalam anak berkebutuhan khusus karena pada dasarnya anak berbakat memiliki perbedaan dengan anak lainnya sehingga perlu mendapatkan penanganan atau wadah untuk menampung anak berbakat tersebut.



B. TUJUAN



4



Dengan disusunnya makalah ini pembaca diharapkan dapat mengerti tentang perkembangan fisik, kognitif, dan sosial emosi pada anak berbakat.



C. MANFAAT Pembaca dapat mengetahui tentang perkembangan fisik, kognitif, dan sosial emosi pada anak berbakat



D. RUMUSAN MASALAH 1. 2. 3. 4. 5.



Apa yang dimaksud dengan anak berbakat? Bagaimana perkembangan fisik pada anak berbakat? Bagaimana perkembangan kognitif pada anak berbakat? Bagaimana perkembangan sosial pada anak berbakat? Bagaimana perkembangan emosi pada anak berbakat?



BAB II



5



PEMBAHASAN A. PENGERTIAN ANAK BERBAKAT Batasan anak berbakat secara umum adalah “mereka yang karena memiliki kemampuankemampuan yang unggul mampu memberikan prestasi yang tinggi”. Istilah yang sering digunakan bagi anak-anak yang memiliki kemampuan-kemampuan yang unggul atau anak yang tingkat kecerdasannya di atas rata-rata anak normal, diantaranya adalah; cerdas, cemerlang, superior, supernormal, berbakat, genius, gifted, gifted and talented, dan super. Daniel P. Hallahan dan James M. Kauffman (1982; 376) mengemukakan “Besides the word ‘gifted’ a variety of other terms have be en used to describ individuals who are superior in some way : “talented, creative, genius, and precocious, for example”. Precocity menunjukkan perkembangan yang sangat cepat. Beberapa anak gifted memperlihatkan precocity dalam area perkembangan seperti; bahasa, musik, atau kemampuan matematika. Martison dalam SC. Utami Munandar (1982; 7) memberikan batasan anak berbakat sebagai berikut; “Anak berbakat ialah mereka yang diidentifikasi oleh orang orang profesional memiliki kemampuan yang sangat menonjol, sehingga memberikan prestasi yang tinggi. Anak-anak ini membutuhkan program pendidikan yang berdiferensiasi dan atau pelayanan di luar jangkauan program sekolah yang biasa, agar dapat mewujudkan sumbangannya terhadap diri sendiri maupun terhadap masyarakat”. David G. Amstrong and Tom V. Savage (1983; 324) mengutip dari Public Law 91-230 (United States Statutes at Large 1971, p. 153) sebagai berikut : (1) The ter, “gifted and talented children” mean, in accordance with objective criteria prescribed by the commissioner, children who hav outstanding intelectual ability or creative talent, the development of which requires special activities or services not ordinarily provided by local educational agencies. Coleman (1985) mengemukakan secara konvensional anak berbakat adalah “mereka yang tingkat intellegensinya jauh di atas rata-rata anggota kelompoknya, yaitu IQ = 120 ke atas”. Sedangkan Renzulli (1979) melalui teorinya yang disebut “Three Dimensional Model” atau “Three-ring Conception” tentang keberbakatan. Keberbakatan mencakup tiga dimensi yang saling berkaitan,yaitu (a) kecakapan di atas rata-rata, (b) kreativitas, dan (c) komitmen pada tugas.



6



Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa anak berbakat itu disamping memiliki kemampuan intelektual tinggi, juga menunjukkan penonjolan kecakapan khusus yang bidangnya berbeda-beda antara anak yang satu dengan anak lainnya. Anak ini disebut juga “gifted and talented” yang berarti berbakat intelektual. Di sini kita harus membedakan antara bakat sebagai potensi bawaan dan bakat yang telah terwujud dalam prestasi yang tinggi. Semua anak berbakat mempunyai potensi yang ungul, tetapi tidak semuanya telah berhasil mewujudkan potensi unggul tersebut secara optimal. Pengertian keberbakatan dalam pengembangannya telah mengalami berbagai perubahan, dan kini pengertian keberbakatan selain mencakup kemampuan intelektual tinggi, juga menunjuk kepada kemampuan kreatif., bahkan menurut Clark (1986) dalam Conny Semiawan (1994), kreativitas adalah ekpresi tertinggi keberbakatan. Keberbakatan dipengaruhi oleh berbagai unsur kebudayaan, bahkan bagi sementara ahli sifat-sifat anak berbakat tersebut bercirikan “cultur bound” (dibatasi oleh batasan kebudayaan). Dengan demikian ada dua petunjuk kunci dalam mengamati dan mengerti keberbakatan tersebut yaitu : 1. Keberbakatan itu adalah ciri-ciri universal yang khusus dan luar biasa yang dibawa sejak lahir maupun yang merupakan hasil interaksi dari pengaruh lingkungannya. 2. Keberbakatan itu ikut ditentukan oleh kebutuhan maupun kecenderungan kebudayaan dimana seseorang yang berbakat itu hidup. (Conny semiawan; 1994 : 40).



B. PERKEMBANGAN FISIK ANAK BERBAKAT 1. Karakteristik Fisik pada Anak Berbakat a. Kuantitas input yang luar biasa dari lingkungan melalui kesadaran sensoris yang tinggi b. Kesenjangan yang luar biasa antara perkembangan fisik dan intelektual



7



c. Toleransi yang rendah terhadap kesenjangan antara standar-standar dan keterampilan atletik d. “Cartesian split”- dapat mencakup penolakan makhluk fisik dan penolakan terhadap kegiatan fisik. Anak berbakat selama usia sekolah sangat mungkin mengalami kesenjangan antara perkembangan fisik dan intelektual, dan sekolah secara tak sengaja mungkin menghambat aktivitas fisik mereka. Apabila perkembangan intelektual lebih cepat dari perkembangan fisik maka anak akan merasa tidak adekuat secara fisik; sementara itu jika tuntutan sensasi fisik kurang menantang secara intelektual akan menjadikan anak berbakat kurang tertarik dan tak akan memperoleh kepuasan melakukan kompetisi di dalam kelompok sebaya. Anak berbakat mungkin pula menunjukkan aktivitas fisik yang berlebihan, atau dia menghindari keterlibatan dirinya dalam aktivitas fisik dan hanya membatasi diri pada aktivitas mental.



C. PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK BERBAKAT



Hoyle dan Wilks (S.C.U Munandar, 1982) mendeskripsikan bahwa anak-anak berbakat menampilkan ciri-ciri perkembangan kognitif seperti berikut : 1. Memiliki kemampuan berpikir superior, berpikir abstrak, menggeneralisir fakta, memahami makna, dan memahami hubungan. 2. Memiliki hasrat ingin tahu (curiosity) yang luas. 3. Bersikap mudah untuk belajar. 4. Memiliki rentang minat yang luas (bervariasi) 5. Memiliki rentang perhatian yang luas yang memungkinkan daya berkonsentrasi bertahan



dalam



pemecahan



masalah



dan



berhasrat



tinggi



untuk



menyelesaikannya. 6. Memiliki kemampuan berbahasa tinggi, baik secara kuantitas maupun kualitas dibandingkan teman sebayanya. 7. Memiliki kecakapan bekerja efektif dan mandiri. 8. Memiliki kesiapan belajar lebih awal (sebelum usia sekolah). 8



9. Menunjukkan kekuatan pengamatan yang tajam. 10. Menunjukkan inisiatif dan originalitas pekerjaan intelektual. 11. Mampu dan siap merespon secara cepat terhadap gagasan baru. 12. Mampu mengingat secara cepat. 13. Memiliki minat luas terhadap masalah manusia dan dunia. 14. Memiliki imajinasi yang luar biasa. 15. Mampu mengikuti petunjuk yang sulit secara mudah. 16. Mampu membaca cepat. 17. Memiliki berbagai hobi. 18. Memiliki minat baca dalam berbagai bidang pengetahuan. 19. Sering dan efektif dalam menggunakan perpustakaan. 20. Menunjukkan



kemampuan



tinggi



dalam



matematika,



terutama



dalam



memecahkan masalah. Semua ciri perkembangan anak berbakat menunjukkan kemudahan yang dimilikinya dalam belajar. Namun semua ciri itu hendaknya tidak menjadikan kita berpikir bahwa anak berbakat akan selalu mudah dalam menjadi siswa terpandai di kelasnya. Apabila karakteristik tersebut tidak tersalurkan sebagaimana mestinya, tak mustahil muncul masalah-masalah perkembangan berupa : kebosanan terhadap pelajaran regular, kesulitan hubungan sosial dalam kelompok seusia, dipandang sombong oleh kawan sebayanya, sulit berkonformitas pada kelompok, frustasi karena ia harus jadi ‘penunggu’ dan masalah-masalah sejenis yang pada dasarnya berkaitan dengan masalah penyesuaian diri. Perkembangan kognitif anak berbakat juga disertai dengan perkembangan kemampuan intuitif yang akan mengarah kepada permunculan perilaku kreatif. Seperti dikemukakan pada bagian awal bab ini, bahwa kreativitas adalah ekspresi tertinggi dari keterbakatan.



D. PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK BERBAKAT



9



Kecenderungan menunjukkan bahwa perkembangan sosial anak berbakat memang lebih baik daripada anak pada umumnya. Clark (1988) menghimpun dan menyimpulkan berbagai hasil studi yang dilakukan banyak ahli tentang perkembangan sosial dan emosional anak berbakat sebagai berikut: 1. Anak berbakat, jika dibandingkan dengan teman sebayanya, merasa lebih senang dan puas dengan keadaan dirinya sendiri dan hubungan antarpribadinya. Mereka mempersepsikan dirinya memiliki kebebasan pribadi yang besar daripada kawankawannya.



Mereka



menghargai



bentuk-bentuk



interaksi



kerjasama



dan



demokratik dan kurang senang kompromi. Mereka menunjukkan perasaan positif berkenaan dengan dirinya dan orang lain. 2. Anak berbakat cenderung lebih mandiri dan kurang konformitas terhadap pendapat teman sebaya, lebih dominan, lebih mampu mengendalikan lingkungan, dan lebih kompetitif. 3. Anak berbakat cenderung lebih mandiri dan kurang konformitas terhadap pendapat teman sebaya, lebih dominan, lebih mampu mengendalikan lingkungan, dan lebih kompetitif. 4. Anak berbakat menunjukkan kecakapan kepemimpinan dan menjadi terlibat dalam kegiatan dan kepedulian sosial. Kepedulian akan masalah-masalah umum dan kesejahteraan orang lain tumbuh lebih awal daripada teman sebayanya. Anak berbakat lebih cepat sadar akan isu moralitas, jika dia terlibat dalam kepemimpinan kelompok maka dia cenderung lebih bersikap demokratis dan sangat minim menggunakan pendekatan otoriter atau demokrasi semu. 5. Anak berbakat lebih cenderung memilih kawan yang memiliki kesebayaan usia intelektual daripada memilih kawan secara kronologis berada pada usia yang sama. Oleh karena itu anak berbakat cenderung berkawan dengan anak yang usianya lebih tua dari dirinya dan dia tidak senang bermain dengan kawan seusia apalagi dengan anak yang berusia lebih muda. Karakteristik perkembangan sosial anak berbakat seperti diuraikan di atas dapat menimbulkan perilaku bermasalah seperti frustasi atas perasaan-perasaan yang tak tertantang, potensi kepemimpinan yang tak berkembang karena mungkin tidak 10



memperoleh kesempatan, kecenderungan mengambil pemecahan masalah secara cepat tanpa memperhitungkan kompleksitas masalah. Untuk itu program pendidikan bagi anak berbakat hendaknya mengakomodasikan kebutuhan akan : pemahaman tuntutan aktualisasi diri, penyaluran dorongan-dorongan yang divergen, keterlibatan dalam masalah-masalah sosial, pemahaman kepemimpinan, mengeksplor tataran berpikir tingkat tinggi, dan hal-hal lain yang memungkinkan peserta didik mengeksplorasi berbagai kesempatan yang ada di masyarakat serta cara-cara bagaimana memberikan kontribusi kepada masyarakat.



E. PERKEMBANGAN EMOSIONAL ANAK BERBAKAT 1. Karakteristik Afektif (perasaan) a. Akumulasi informasi yang besar tentang emosi yang belum dibawa ke dalam kesadaran b. Sensitivitas yang luar biasa terhadap harapan dan perasaan terhadap orang lain c. Rasa humor yang tinggi d. Kesadaran diri yang tinggi yang dibarengi oleh rasa berbeda dengan orang lain e. Idealisme dan rasa keadilan, yang muncul pada usia dini f. Perkembangan dini inner locus of control dan kepuasan g. Kedalaman dan intensitas emosi yang luar biasa. Karakteristik kehidupan emosi anak berbakat seperti itu memang menghendaki keseimbangan dengan pengembangan fungsi kognitif yang ada pada dirinya untuk mengembangkan kesadaran akan dunianya. Jika tidak, maka perilaku bermasalah yang mungkin muncul ialah rawan terhadap kritik orang lain, kebutuhan untuk diakui yang berlebihan, bersikap sinis dalam mengkritik orang lain yang akan menimbulkan gangguan hubungan antarpribadi, menentukan sendiri nilai-nilai hidup yang mungkin bertentangan dengan kekuasaan atau nilai-nilai yang disepakati, tidak toleran terhadap kelompok, merumuskan tujuan-tujuan yang tidak realistik, menarik dan mengisolasi diri, serta 11



perilaku bermasalah lain yang menunjukkan intoleransi baik terhadap diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan.



BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Melihat karakteristik perkembangan fisik, kognitif, dan sosial emosional pada anak berbakat, maka sepatutnya program pendidikan anak berbakat mempertimbangkan kebutuhannya. Karakteristik perkembangan anak berbakat seperti yang diuraikan di atas dapat menimbulkan perilaku bermasalah seperti frustasi atas perasaan yang tak tertantang, potensi kepemimpinan yang tak berkembang karena mungkin tidak memperoleh kesempatan, kecenderungan mengambil pemecahan masalah secara cepat tanpa memperhitungkan kompleksitas masalah.



B. SARAN Anak berbakat memang memiliki suatu kemampuan yang lebih dibandingkan anak pada umumnya, namun hal itu tidak membuat anak berbakat tidak memiliki masalah-masalah pada dirinya. Sebaliknya, dengan kemampuan lebih yang dimilikinya itulah yang membuat munculnya masalah dalam dirinya. Maka dari itu, anak berbakat juga membutuhkan perhatian dan penanganan sesuai dengan kebutuhannya tersebut agar anak berbakat dapat menjalin hubungan sosial dalam masyarakat dengan baik dan diterima oleh masyarakat.



12



DAFTAR PUSTAKA



Amin, Mohamad., dan Entang, Mohamad. (1984). Pedoman Bimbingan Penyuluhan Anak Luar Biasa. Jakarta: Dikgutentis Anastasi, Anna. (1990). Psychological Testing. Edisi ke-4. New York: Collier Macmilan Internasional Editions. Arieti, Silvano. (1976). Creativity Magic Synthesis. New York: The Macmilan Company. Baker, Harry J. (1993). Introduction to Exceptional Children. New York: The Macmilan Company. Bruch, Catherine B. (1984). The Faces and Forms of Creatifity. Los Angeles: The National/State Leadership Training Institute on the Gifted and Talented.



13



14



15