Perkembangan Konsep Realitas Sosial [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PERKEMBANGAN KONSEP REALITAS SOSIAL



Supartiningsih



Pengantar 



Pelacakan historis perkembangan filsafat sosial dapat mengarahkan pada pemahaman tentang bagaimana para filsuf sosial dengan kurun masa yang berbeda mengkonsepsikan realitas sosial. Konsep realitas sosial yang muncul biasanya sangat berkait erat dengan kondisi dan situasi sosial yang terjadi



TIGA TAHAP SEJARAH FILSAFAT SOSIAL 











Tahap I: realitas sosial dipandang secara perenis Tahap II: realitas sosial sebagai sesuatu yang berkembang Tahap III: realitas sosial mempertimbangkan unsur baru yang tak terelakkan (misal: teknologi, bahasa, budaya)



Tahap Perenial Para filsuf memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang perenis. Realitas sosial merupakan kenyataan abadi yang tidak berubah. Filsafat sosial pada fase ini berupaya menganalisis struktur dasar hubungan sosial manusia dengan menggunakan perandaian-perandaian ideal dan kurang memperhatikan gejala-gejala sosial konkrit. Konsepsi yang muncul sering tidak dikaitkan secara intrinsik dengan realitas manusia sehingga hubungan filsafat sosial dan filsafat manusia kurang ditampakkan



Lanjutan… 







Tahap perenis memandang bahwa seluruh tertib baik keteraturan dunia maupun masyarakat berasal langsung dari suatu tata tertib dan dan keteraturan yang adi-manusiawi, abadi, tak berubah dan ahistoris (Veeger, 1993: 4-5). Plato dan Aristoteles: susunan masyarakat mencerminkan susunan kosmos yang abadi. Manusia punya kewajiban untuk menyesuaikan diri dengan susunan tersebut dan mentaatinya demi keselamatannya. Ketidaktaatan justru akan menghantarkan pada kehancuran



Lanjutan 











Abad Pertengahan: memperlihatkan pola dasar yang sama. Paham otonomi kosmos ala Plato dan Aristoteles diganti dengan paham heteronomi, yakni kepercayaan bahwa kosmos tidak berdiri sendiri tetapi bergantung pada kemahakuasaan Tuhan. Ketertiban kosmos adalah ketertiban yang telah diciptakan. Alam semesta sesungguhnya adalah cermin dari kehendak Tuhan. Hanya jenis ketergantungannya saja yang berbeda. Ketergantungan yang satu diganti dengan jenis ketergantungan yang lain



Tahap Dinamis-Historis 















Banyak diwarnai oleh cara pandang yang melihat realitas sosial sebagai sesuatu yang berkembang, sesuatu yang historis. Tampak pada pemikiran Hegel dengan dialektikanya dan teori-teori evolusi sosial. Ciri kemanusiaan tampak sangat menonjol pada pemikiran Nietzsche. Semakin positivistis pada puncaknya muncul dalam pemikiran Auguste Comte dan juga Emile Durkheim. Pada saat inilah corak pemikiran yang ada semakin kehilangan dimensi filosofisnya



Lanjutan…  







Struktur-struktur sosial yang tadinya mapan mulai dipertanyakan. Kesadaran individual mulai mengemuka dengan menguatnya keyakinan bahwa manusia mempunyai kebebasan untuk mengatur dunianya dan mempunyai kebebasan untuk mencari kebenaran dengan menggunakan kekuatan akalnya. Lepasnya otoritas agama yang selama ini menjadi acuan. Hal-hal yang berkaitan dengan pengorganisasian masyarakat, tata nilai yang mendasarinya mulai dipersoalkan dan menjadi bahan kajian yang menarik perhatian ilmuwanilmuwan sosial



Tahap Kontemporer Perkembangan konsep sosialitas pada tahap ini menunjukkan bahwa filsafat sosial mulai memandang realitas sosial secara seimbang dengan mempertimbangkan berbagai unsur yang tidak dapat dielakkan (Sudiarja, 1995: 11). Unsur-unsur yang dulu tidak pernah diperhitungkan sebagai unsur sosial seperti kemajuan teknologi, perkembangan bahasa dan unsur-unsur budaya, pada tahap ini mulai mendapat porsi perhatian. Filsafat sosial pada tahap ini menghindari asumsiasumsi yang bersifat global, ideologis dan metafisik. Filsafat sosial menampilkan diri sebagai disiplin yang bersifat lintas ilmu 



Lanjutan… 



Tokoh yang cukup fenomenal pada masa ini adalah Jürgen Habermas. Tokohtokoh Post Modernisme juga banyak mewarnai perbincangan teoritis filsafat sosial masa ini. Beragamnya wacana yang berkembang di masa ini menjadikan filsafat sosial semakin kaya perspektif. Tautan teoritis dengan persoalan-persoalan konkrit kehidupan masyarakat semakin menambah semarak munculnya konsep-konsep baru