Perkembangan Tingkat Kepuasan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PERKEMBANGAN TINGKAT KEPUASAN Alam sendiri telah mengisyaratkan bahwa semua fenomena alami yang berlangsung selalu memenuhi suatu azas yang dikenal sebagai azas aksi terkecil. Aksi terkecil dapat betupa penggunaan waktu tersingkat, jarak perpindahan terpendek, atau penggunaan energi terhemat. Penggunaan waktu dalam teknologi melibatkan waktu dan energi. Khusus bagi penggunaan energi dalam suatu proses, maka tingkat efisiensi merupakan ukuran kualitas dalam proses tersebeut. Oleh karena itu efisiensi berkaitan erat dengan tingkat kepuasan dalam pemanfaatan energi terhadap suatu karya ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Sehubungan dengan tingkat kepuasan, maka kualitas teknologi selalu ditingkatkan untuk mempertinggi tingkat efisiensinya. Nilai efisiensi tersebut menurut Rizal Astrawinata (1991) dapat didekati dengan data mengenai daya keluaran (Output Power) yang terdiri atas : 1. 2. 3. 4. 5.



Daya yang terkandung dalam produk Daya yang terbuang melalui aliran limbah Daya yang hilang melalui pertukaran karbon dengan lingkungan Daya yang terdaur ulang Daya yang termusnahkan karena proses irreversible



Adapun mengenai daya keluaran (Output Power) ini, jenisnya sangat bergantung pada keberlangsungan suatu proses. Kemudian daya lain adalah daya masukan (Imput Power), dapat terdiri atas : 1. Daya yang terkandung dalam bahan baku 2. Daya yang terbawa oleh arus kerja, fluida listrik, arus panas, penjalaran gelombang mekanik, dan lain-lain. Hukum kekekalan energi menghendaki “Daya masukan = Daya keluaran”, maka efisiensi (ef) dapat dinyatakan dengan : “Hasil bagi dari daya yang terkandung dalam produk” dengan “daya masukan ke dalam produk”. ef = Daya yang terkandung dalam produk Daya masukan ke dalam produk Nilai efiseinsi atau nilai hasil bagi tersebut selalu lebih kecil dari satu, karena selalu ada pelepasan energi menjadi energi panas, energi bungi, percikan energi atau material, dan lain-lain. Pelepasan energi merupakan energi yang tidak dapat digunakan kembali dalam proses yang sedang diamati. Seperti misalnya energi pembakaran bensin tidak semua energi menjadi energi gerak sehingga sepeda motor dapat dikendarai, akan tetapi terjadi pelepasan energi yang menjadi panas derunya badan mesin dan semburan gas buangnya, termasuk yang terkoverensi menjadi energi mekanik seperti grafit atau kerak dalam mesin.



Seiring dengan bertambahnya waktu, energi yang hilang atau termusnahkan karena proses irreversibel akan menumpuk atau akan mengakumulasi menjadi energi yang tidak terbarukan (nonrenewable energy) atau energi yang tidak dapat digunakan kembali, hal ini dalam termodinamika dengan proses spontan dan disertai dengan pembesaran atau bertambahnya kuantitas entropi (kesetimbangan termodinamika) alam semesta. Akibatnya energy yang masih dapat digunakan semakin menipis oleh karena itu tidak ada jalan lain demi kelangsungan hidup manusia, energi harus dihemat dan teknologi proses yang dipakai harus mempertinggi efisiensi penggunaan energinya. Keadaan inilah yang memotivasi manusia untuk selalu mempertinggi kualitas teknologi dewasa ini dan dimasa depan. Suatu proses tidak hanya penggunaan energi yang menjadi masalah , akan tetapi produk atau hasil samping yang berupa bahan buangan, berbentuk cair, padat, dan gas merupakan masalah besar yang harus pula ditangani agar dampaknya terhadap lingkungan dapat dikurangi. Penanganan hal ini juga menjadi tugas teknologi proses terutama dalam pengolahan limbah sebelum dilepas ke lingkungan oleh karena jenis material limbah yang berbeda akan membutuhkan penanganan yang berbeda pula. Hal yang dapat dilakukan pula adalah kita dapat juga memodifikasi produk hasil sampingnya, untuk diolah menjadi bahan yang bernilai ekonomi. Perkembangan teknologi terus berlangsung dalam mempertinggi nilai efisiensi, mereduksi produksi samping berupa bahan buangan atau limbah dengan cara mengolahya sebelum dibuang. Apabila pengembanan teknologi yang ramah lingkingan tidak diupayakan, maka laju degradasi kualitas lingkungan akan semakin besar, artinya kerusakan semakin parah dan kondisi ini tidak boleh dibiarkan, harus dapat direduksi.