Perspektif Trend Dan Isu Dalam [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MATERI



:



NAMA KELOMPOK



:



PERSPEKTIF, TREND DAN ISU KOMUNIKASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN



1.Mukhlis Laia 2.Enjelina Oktaviani Zendato 3.Audyna Riski 4.RINI R.R Sihombing 5.Yolanda zulisa 6. Fitri Laras Martanti B.R zega 7.Roymanta Evenry Hotmando Sianturi



DOSEN PEMBIMBING : Ns.Masri Saragih, M.Kep



KATA PENGANTAR



Segala puju syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas Rahmat dan Karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah Komunikasi Keperawatan II tepat waktu. Penulisan makalah berjudul ‘’Perspektif, Trend dan Issu komunikasi dalam pelayanan kesehatan’’ dapat selesai karena bantuan banyak pihak. Penulis menyadari makalah ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama pada bagian isi. Kami menerima segala bentuk kritik dan saran demi penyempurnaan makalah ini. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami mohon maaf Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah konsep keperawatan II ini bermanfaat.



Medan,16 oktober 2020-10-15



Penulis.



DAFTAR ISI



Kata pengantar..................................................................................................i Daftar Isi.............................................................................................................ii Bab I : Pendahuluan.......................................................................................1 - Latar Belakang................................................................................1 - Tujuan.............................................................................................1 Bab II : Tinjauan Pustaka...................................................................................2 - Defenisi issu dan trend dalam pelayanan kesehatan......................2 - Faktor-faktor yang mempengaruhi issu dan trend......................3-4 - Konsep Trend dan Issu komunikasi dalam keperawatan.............4 - Nilai-nilai dalam Issu dan Trend....................................................4-5 - Pentingnya Komunikasi dalam Pelayanan Kesehatan...................5-6 - Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi............................6-7 - Issu dan Trend Komunikasi dalam keperawatan...........................7-8 - Anggota Tim Interdisiplin.......................................................... .8-11 Bab III : Penutup..............................................................................................12 - Kesimpulan....................................................................................12 - Saran..............................................................................................12 Daftar Pustaka...................................................................................................13



BAB I PENDAHULUAN



A.Latar belakang Keperawatan sebagai profesi dituntut untuk mengembangkan keilmuannya sebagai wujud kepeduliannya dalam meningkatkan kesejahteraan umat manusia baik dalam tingkatan preklinik maupun klinik. Untuk dapat mengembangkan keilmuannya maka keperawatan dituntut untuk peka terhadap perubahan-perubahn yang terjadi di lingkungannya setiap saat. Salah satu syarat yang paling penting dalam pelayanan kesehatan adalah pelayanan yang bermutu. Suatu pelayanan di katakan bermutu apabila memberikan kepuasan pada pasien. Kepuasan pada pasien dalam menerima pelayanan kesehatan mencakup beberapa dimensi. Salah satunya adalah dimensi kelancaran komunikasi antara petugas kesehatan (termasuk dokter) dengan pasien. Hal ini berarti pelayanan kesehatan bukan hanya berorientasi pada pengobatan secara medis saja, melainkan juga berorientasi pada komunikasi karena pelayanan melalui komunikasi sangat penting dan berguna bagi pasien, serta sangat membantu pasien dalam penyembuhan. B.Tujuan Tujuan Umum 1.Untuk mengetahui dan memahami manajemen keperawatan yaitu Tentang trend dan issu komunikasi dalam pelayanan kesehatan. Tujuan Khusus 1. Mampu memahami dan mengetahui tentang trend dan issu komunikasi dalam pelayanan kesehatan 2. mampu memahami dan mengetahui tentang komunikasi dalam pelayanan kesehatan 3. mampu memahami dan mengetahui tentang pentingnya komunikasi Dalam pelayanan kesehatan 4. Mampu memahami dan mengetahui tentang faktor yang mempengaruhi komunikasi. 5. Mampu memahami dan mengetahui tentang pemahaman kolaborasi 6. mampu memahami dan mengetahui tentang trend dan issu dalam Pelayanan kesehatan. BAB II PEMBAHASAN



A.Defenisi Trend dan issu komunikasi dalam Pelayanan Kesehatan Issu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat di perkirakan terjadi atau tidak terjadi pada masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter, sosial, politik, hukum, pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat, kematian ataupun tentang krisis. Atau sesuatu yang sedang dibicarakan oleh banyak orang namun belum jelas faktanya atau buktinya. Trend adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan analisa. Trend juga dapat didefenisikan sebagai salah satu gambaran ataupun informasi yang terjadi pada saat ini yang biasanya sedang populer di kalangan masyarakat. Jadi trend adalah sesuatu yang sedang dibicarakan oleh banyak orang saat ini dan kejadiannya berdasarkan fakta. Komunikasi merupakan proses kompleks yang melibatkan perilaku dan memungkinkan individu untuk berhubungan dengan orang lain dan dunia sekitarnya. Sedang komunikasi terapeutik adalah kemampuan atau ketrampilan perawat untuk membantu klien beradaptasi terhadap stres, mengatasi gangguan patologis dan belajar bagaimana berhubungan dengan orang lain. Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara, meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat. Pelayanan rumah sakit merupakan salah satu bentuk upaya yang diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Pelayanan rumah sakit berfungsi untuk memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu yang dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, dan pemulihan kesehatan yang bermutu dan terjangkau dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.



B.Faktor-faktor yang mempengaruhi Issu dan Trend 1. Faktor Agama dan Istiadat



Agama serta latar belakang adat-istiadat merupakan faktor utama dalam membuat keputusan etis. Setiap perawat disarankan untuk memahami nilai-nilai yang diyakini maupun kaidah agama yang dianutnya. Untuk memahami ini memang di perlukan proses. Semakin tua semakin banyak pengalaman belajar, seseorang akan lebih mengenal siapa dirinya dan nilai-nilai yang dimilikinya. 2. Faktor Sosial Berbagai faktor sosial terpengaruh terhadap pembuatan keputusan etis. Faktor ini antara lain meliputi perilaku sosial dan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, hukum, dan peraturan perundangundangan. Perkembangan sosial dan budaya juga terpengaruh terhadap kesehatan nasional. Pelayanan kesehatan yang tadinya berorientasi pada program medis lambat lain menjadi pelayanan komprehensif dengan pendekatan tim kesehatan. 3. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Pada area abad 20 ini, manusia telah berhasil mencapai tingkat kemajuan ilmu pengetahuan teknologi yang belum dicapai manusia pada abad sebelumnya. Kemajuan yang telah dicapai meliputi berbagai bidang. Kemajuan di bidang kesehatan telah mampu meningkatkan kualitas hidup serta memperpanjang usia manusia dengan ditemukannya berbagai mesin mekanik kesehatan, cara prosedur baru dan bahan-bahan/obat-obatan baru. Misalnya pasien dengan gangguan ginjal dapat diperpanjang usianya berkat adanya mesin hemodialisa. Ibuibu yang mengalami kesulitan hamil dapat di ganti dengan berbagai inseminasi. Kemajuan-kemajuan ini menimbulkan pertanyaanpertanyaan yang berhubungan etika. 4. Faktor Legislasi dan Keputusan Yuridis Perubahan sosial dan legislasi secara kontan saling berkaitan. Setiap perubahan sosial atau legislasi menyebabkan timbulnya tindakan yang merupakan reaksi peribahan tersebut. Legislasi merupakan jaminan tindakan menurut hukum sehingga orang yang bertindak tidak sesuai hukum dapat menimbulkan konflik. Saat ini aspek legislasi dan bentuk keputusan yuridis bagi permasalahan etika kesehatan sedang menjadi topik yang banyak di bicarakan . Hukum kesehatan telah menjadi sesuatu bidang ilmu, dan perundang-undangan baru banyak disusun untuk menyempurnakan perundang-undangan lama atau untuk mengantisipasi perkembangan permasalahan hukum kesehatan.



5. Faktor Keuangan Dana/keuangan untuk membiayai pengobatan dan perawatan dapat menimbilkan konflik. Untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat, pemerintah telah banyak berupaya dengan mengadakan berbagai program yang dibiayai pemerintah. 6. Faktor Pekerjaan Perawat perlu mempertimbangkan posisi pekerjaannya dalam pembuatan suatu keputusan. Tidak semua keputusan pribadi perawat dapat dilaksanakan, namun harus diselesaikan dengan keputusan/aturan tempat ia bekerja. Perawat yang mengutamakan kepentingan pribadi sering mendapatkan sorotan sebagai perawat pembengkang. Sebagai konsekuensinya, ia mendapatkan sanksi administrasi atau mungkin kehilangan pekerjaan. 7. Faktor Kode Etik Keperawatan Kelly (1987), dikutip oleh Robert Priharjo, menyatakan bahwa kode etik merupakan salah satu ciri/persyaratan profesi yang memberikan arti penting dalam penentuan, pertahanan dan peningkatan standar profesi. Kode etik menunjukan bahwa tanggung jawab kepercayaan dari masyarakat telah diterima oleh profesi. Untuk dapat mengambil keputusan dan tindakan yang tepat terhadap masalah yang menyangkut etika, perawat harus banyak berlatih mencoba menganalisis permasalahan-permasalahan etis. 8. Faktor Hak-Hak Pasien Hak-hak pasien pada dasarnya merupakan bagian dari konsep hakhak manusia. Hak merupakan suatu tuntutan rasional yang berasal dari interprestasi konsekuensi dan keprektisan suatu situasi. Pernyataan hakhak moral. Hak-hak pasien yang secara luas dikenal menurut megan (1998) meliputi hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang adil dan berkualitas, hak untuk di beri informasi, hak untuk melibatkan dalam pembuatan keputusan tentang pengobatan dan perawatan, hak untuk di beri informed concent, hak untuk mengetahui nama dan status tenaga kesehatan yang menolong, hak untuk mempunyai pendapat kedua (second opini), hak untuk diperlakukan dengan hormat, hak untuk konfidensialitas (termasuk privacy), hak untuk kompensasi terhadap cedera yang tdak legal dan hak untuk mempertahankan dignitas (pemulihan) termasuk menghadapi kematian dengan bangga.



C.Konsep Issu dan Trend dalam keperawatan 1. Menghargai keyakinan klien menurut budayanya. Perawat harus bisa menghargai keyakinan klien tetapi tetap melaksanakan tindakan untuk perawatan klien dengan mengganti dengan alternative lain. Misalnya klien yang tidak mengonsumsi obatobatan kimia, berpikir kritis mengganti dengan obat herbal yang telah terbukti pengobatannya. Misalnya di budaya jawa, brotowali sebagai obat untuk menghilangkan rasa nyeri. 2. Menghentikan kebiasaan buruk apabila klien mempunyai kebiasaan merokok pada saat setelah makan, maka perawat harus dapat melarang kebiasaan tersebut. Karena dapat membahayakan klien dan terapi penyembuhan dapat mengalami kegagalan. Contoh lain, kebiasaan bagi orang jawa yakni jika ada salah satu pihak keluarga atau sanak saudara yang sakit, maka untuk menjenguknya biasanya mereka mengumpulkan dulu semua saudaranya dan bersama-sama mengunjungi saudaranya yang sakit tersebut. Karena dalam budaya jawa dikenal prinsip ‘’mangan ora mangan, seng penting kumpul’’ 3. Mengganti kebiasaan pengobatan yang buruk Bagi masyarakat jawa dukun adalah yang pandai atau ahli dalam Mengobati penyakit melalui ‘’japa mantera’’, yakni doa yang diberikan oleh dukun kepada pasien. Misalnya, dukun pijat tulang (sangkal patung) khusus menangani orang sakit terkilir, patah tulang, jatuh atau salah urat. D. Nilai-nilai dalam Issu dan Trend 1. Nilai intelektual Nilai intelektual dalam praktik keperawatan terdiri dari : a. Body of knowledge b. Pendidikan spesialisasi (berkelanjutan) c. Menggunakan pengetahuan dalam berpikir secara kritis dan kreatif. 2. Nilai Komitmen Moral Pelayanan keperawatan diberikan dengan konsep altruistik dan memperhatikan kode etik keperawatan. Menurut Beaucham & Walters (1989) pelayanan profesional terhadap masyarakat memerlukan integritas, komitmen moral dan tanggung jawab etik.



3. Otonomi, Kendali dan Tanggung gugat Otonomi merupakan kebebasan dan kewenangan untuk melakukan tindakan secara mandiri. Hak otonomi merujuk kepada pengendalian kehidupan diri sendiri berarti bahwa perawat memiliki kendali terhadap fungsi mereka. Otonomi melibatkan kemandirian, kesediaan mengambil resiko dan tanggung jawab serta tanggung gugat terhadap tindakannya sendiri begitu pula sebagai pengatur dan penentu diri sendiri. Kendali mempunyai aplikasi pengaturan atau pengarahan terhadap sesuatu atau seseorang. E. Pentingnya Komunikasi dalam Pelayanan Kesehatan Manusia sebagai makhluk sosial tentunya selalu memerlukan orang lain dalam menjalankan dan mengembangkan kehidupannya. Hubungan dengan orang lain akan berjalin bila setiap individu melakukan komunikasi diantara sesamanya. Kepuasan dan kanyamanan serta rasa aman yang di capai oleh individu dalam berhubungan sosial dengan orang lain merupakan hasil dari suatu komunikasi. Komunikasi dalam hal ini menjadi unsur terpenting dalam mewujudkan integritas dari setiap manusia sebagai bagian dari sistem social. Komunikasi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari memberikan dampak yang sangat penting dalam kehidupan, baik secara individu maupun kelompok. Komunikasi yang terputus akan memberikan dampak pada buruknya hubungan antara individu atau kelompok. Tatanan klinik seperti rumah sakit yang dinyatakan sebagai salah satu sistem dari kelompok sosial mempunyai kepentingan yang tinggi pada unsur komunikasi. Komunikasi dilingkungan rumah sakit di yakini sebagai model utama untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang akan ditawarkan kepada konsumennya . konsumen dalam hal ini juga menyangkut dua sisi yaitu konsumen internal dan konsumen eksternal. Konsumen internal melibatkan unsur hubungan atar individu yang bekerja di rumah sakit, baik hubungan secara horizontal ataupun hubungan secara vertikal. Hubungan yang terjalin antar tim multidisiplin termasuk keperawatan, unsur penunjang lainnya, untuk administrasi sebagai provider merupakan gambaran dari sisi konsumen internal. Sedangkan konsumen eksternal lebih mengarah pada sisi menerima jasa pelayanan, yaitu klien baik secara individu, kelompok, keluarga maupun masyarakat yang ada di rumah sakit. Seringkali hubungan buruk yang terjadi pada suatu rumah sakit, diprediksi penyebabnya adalah buruknya sistem komunikasi antar individu yang terlibat dalam sistemtersebut. Hal ini terjadi karena beberapa sebab diantaranya adalah :



1. Lemahnya pemahaman mengenai penggunaan diri secara terapeutik saat melakukan interaksi dengan klien. 2. Kurangnya kesadaran diri para perawat dalam menjalankan komunikasi dua arah secara terapeutik. 3. Lemahnya penerapan sistem evaluasi tindakan (kinerja) individual yang berdampak terhadap lemahnya pengembangan kemampuan diri sendiri. Berdasarkan penjelasan diatas, maka perlu diupayakan suatu hubungan interpersonal yang mencerminkan penerapan komunikasi yang lebih terapeutik. Hal ini dimaksudkan untuk meminimalkan permasalahan yang dapat terjadi pada komunikasi yang di jalin oleh tim keperawatan dengan kliennya. Modivikasi yang perlu dilakukan oleh tim keperawatan dalam melakukan pendekatan dengan berlandaskan pada model konseptual sebagai dasar ilmiah dalam melakukan tindakan keperawatan. Sebagai contoh adalah melakukan komunikasi dengan menggunakan pendekatan model konseptual proses interpesonal. F. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Menurut Muharamiatul (2012), faktor yang mempengaruhi komunikasi antara lain 1. Situasi atau suasana Situasi atau suasana yang penuh kebisingan akan mempengaruhi baik atau tidaknya pesan yang di terima oleh komunikan, suara bising yang diterima komunikan saat proses komunikasi berlangsung membuat pesan tidak jelas, kabur, bahkan sulit diterima. Oleh karna itu, sebelum proses komunikasi dilaksanakan, lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa supaya tenang dan nyaman, komunikasi yang berlangsung dan dilakukan pada waktu yang kurang tepat mungkin diterima dengan kurang tepat pula, misalnya, apa bila perawat memberikan penjelasan kepada orangtua tentang cara menjaga kesterilan luka pada saat orangtua sedang sedih, tentu saja pesan tersebut kurang diterima dengan baik oleh orang tua karna perhatian orangtua tidak berfokus pada pesan yang di sampaikan perawat melainkan pada perasaan sedihnya. 2. Kejelasan Pesan Kejelasan pesan akan sangat mempengaruhi ke efektifan komunikasi. Pesan yang kurang jelas dapat ditafsirkan berbeda oleh komunikan sehingga antara komunikan dan komunikator dapat berbeda



persepsi tentang pesan yang disampaikan, hal ini akan sangat mempengaruhi pencapaian tujuan komunikasi yang dijalankan. Oleh karna itu, komunikator harus memahami pesan sebelum menyampaikannya pada komunikan, dapat dimengerti komunikan dan menggunakan artikulasi dan kalimat yang jelas. G.Issu dan Trend Komunikasi dalam Keperawatan Hubungan perawat dengan dokter adalah suatu bentuk hubungan interaksi yang telah cukup lemah dikenal ketika memberikan bantuan kepada pasien. Persepsi yang yang berbeda dalam memandang pasien, dalam prakteknya menyebabkan munculnya hambatan-hambatan teknik dalam melakukan proses kolaborasi. Kendala psikologi keilmuan dan individu, factor social, serta budaya menempatkan kedua profesi ini memunculkan kebutuhan akan upaya kolaborasi yang dapat menjadikan keduanya lebih solid dengan semangat kepentingan pasien. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa banyaknya aspek positif yang dapat timbul jika hubungan kolaborasi dokter dengan perawat berlangsung baik.American Nurses Credentialing Center (ANCC) melakukan risetnya pada 14 rumah sakit melaporkan bahwa hubungan dokter dengan perawat bukan hanya mungkin dilakukan, tetapi juga berlangsung pada hasil yang dialami pasien. Terdapat hubungan kolaborasi positif antara kualitas hubungan dokter perawat dengan kualita hasil yang didapatkan pasien. Hambatan kolaborasi dokter dengan perawat sering dijumpai pada tingkat profesional dan instutisional. Perbedaan status dan kekuasaan tetap menjadi sumber utama ketiksesuaian yang membatasi pendirian profesional dalam aplikasi kolaborasi. Dokter cenderung pria,dari tingkat ekonomi lebih tinggi dan biasanya fisik lebih besar dibanding perawat, sehingga iklim dan kondisi sosial masih mendukung dominasi dokter. Inti sesungguhnya dari konflik perawat dan dokter terletak pada perbedaan sikap profesional mereka terhadap pasien dan cara berkomunikasi diantara keduanya. Dari hasil berbagai penelitian di rumah sakit nampaknya perawat dalam memberikan asuhan keperawatan belum dapat melaksanakan fungsi kolaborasi khususnya dengan dokter. Perawat bekerja memberikan pelayanan kepada pasien berdasarkan instruksi medis yang juga didokumentasikan secara baik, sementara dokumentasi asuhan keperawatan meliputi proses keperawatan tidak ada. Disamping itu hasil wawancara penulis dengan beberapa perawat rumah sakit pemerintah dengan swasta, mereka menyatakan bahwa banyak



kendala yang dihadapi dalam melaksanakan kolaborasi, diantaranya pandangan dokter yang selalu menganggap bahwa perawat merupakan tenaga vokasional, perawat sebagai asistennya, serta kebijakan rumah sakit yang kurang mendukung. Isu tersebut jika tidak di tanggapi dengan benar dan profesional dikhawatirkan dapat menghambat upaya melindungi kepentingan pasien dan masyarakat yang membutuhkan jasa pelayanan kesehatan, serta menghambat upaya pengembangan dari keperawatan sebagai profesi. H. Anggota Tim Interdisiplin Tim pelayanan kesehatan interdisiplin merupakan sekelompok profesional yang mempunyai aturan yang jelas, tujuan umum dan berbeda keahlian. Tim akan berfungsi baik jika adanya konstribusi dalam anggota tim dalam memberikan pelayanan kesehatan terbaik. Anggota tim kesehatan meliputi : Pasien, perawat, dokter, fisioterapi, pekerja sosial, ahli gizi, manager, dan apoteker. Oleh karna itu tim kolaborasi hendaknya memiliki komunikasi yang efektif, bertanggung jawab dan saling menghargai antar sesama anggota tim. Perawat sebagai anggota membawa perspektif yang unik dalam interdisiplin tim. Perawat menfasilitasi dan membantu pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dari praktek profesi kesehatan lain. Perawat berperan sebagai penghubung penting antara pasien dan pemberi pelayanan kesehatan. Dokter memiliki peran utama dalam mendiagnosis, mengobati dan mencegah penyakit. Pada situasi ini dokter menggunakan modalitas pengobatan seperti pemberian obat dan pembedahan. Mereka sering berkonsultasi dengan anggota tim lainnya membuat refelan pemberian pengobatan. Kerja sama adalah menghargai pendapat orang lain dan bersedia memeriksa beberapa alternatif pendapat dan perubahan pelayanan. Asertifitas penting ketika individu dalam tim mendukung pendapat mereka dengan keyakinan. Tindakan asertif menjamin bahwa pendapatnya benar-benar di dengar dan konsesus untuk dicapai. Tanggung jawab, mendukung suatu keputusan yang di peroleh dari hasil konsesus dan harus terlibat dalam pelaksanaannya. Komunikasi artinya bahwa setiap anggota bertanggung jawab untuk membagi informasi penting mengenai perawatan pasien dan isu yang relefan untuk membuat keputusan klinis. Otonomi mencakup kemandirian anggota tim dalam batas kompetensinya. Kordinasi adalah efisiensi organisasi



yang di butuhkan dalam perawatan pasien, mengurangi duplikasi dan menjamin orang yang berkualifikasi dalam menyelesaikan permasalahan. Kolaborasi di dasarkan pada konsep tujuan umum, konstribusi praktis profesional, kolegalitas, komunikasi dan praktek yang di fokuskan pada pasien. Kolegalitas menekankan pada saling menghargai, dan pendekatan profesional untuk masalah-masalah dalam tim dari pada menyalahkan seseorang atau menghindari tanggung jawab, hensen menyarankan konsep dengan ari yang sama : mutualitas, dimana dia mengartikan sebagai sesuatu hubungan yang menfasilitasi suatu proses dinamis antara orang-orang ditandai oleh keinginan maju mencapai tujuan dan kepuasan setiap anggota. Kepercayaan adalah konsep umum untuk semua elemen kolaborasi. Tanpa rasa percaya, kerjasama tidak akan ada, asertif menjadi ancaman, menghindari diri tanggung jawab, terganggunya komunikasi. Otonom akan ditekan dan koordinasi tidak kan terjadi. Elemen kunci kolaborasi dalam kerjasama tim multidisipliner dapat digunakan untuk mencapai kolaborasi tim : - Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan - menggabungkan keahlian unik profesional. - Produktifitas maksimal serta efektifitas dan efesiensi sumber daya. - Meningkatkan profesionalisme dan kepuasan kerja, dan loyalitas - Meningkatkan kohensifitas antar profesional - Menumbuhkan komunikasi,kolegalitas, dan menghargai serta memahami orang lain. Berkaitan dengan isu kolaborasi dan soal menjalin kerjasama kemitraan dokter, perawat perlu mengantisipasi konsekuensi perubahan dari vokasional menjadi profesional. Status yuridis seiring perubahan perawat dari perpanjangan tangan dokter menjadi mitra dokter yang sangat kompleks. Tanggung jawab hukum juga akan terpisah untuk masing-masing kesalahan atau kelalaian. Yaitu, malpraktek medis, dan malpraktek keperawatan . perlu ada kejelasan dari pemerintah maupun para pihak yang terkait mengenai tanggung jawab hukum dari perawat, dokter maupun rumah sakit. Organisasi profesi perawat juga harus berbenah dan memperluas struktur organisasi agar dapat mengantisipasi perubahan. Komunikasi dibutuhkan untuk mewujudkan kolaborasi yang efektif, haltersebut perlu di tunjang oleh saran komunikasi yang dapat menyatukan data kesehatan pasien secara konfrehensif sehingga menjadi sumber informasi bagi semua anggota tim dalam pengambilan keputusan. Oleh karna itu perlu dikembangkan catatan status kesehatan pasien yang memungkinkan komunikasi dokter dan perawat terjadi secara efektif. Pendidikan perawat perlu terus ditingkatkan untuk meminimalkan kesenjangan profesional dengan



dokter melalui pendidikan berkelanjutan. Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan dapat dilakukan melalui pendidikan formal sampai kejenjang spesialis atau minimal melalui pelatihan-pelatihan yang dapat meningkatkan keahlian perawat .



BAB II PENUTUP A. Kesimpulan



Trend adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan analisa, trend juga dapat di defanisikan salah satu gambaran ataupun informasi yang terjadi pada saat ini yang biasanya sedang populer dikalangan masyarakat. Issu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau tidak terjadi pada masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneterm sosial, politik, hukum, pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat, kematian, ataupun tentang krisis. Komunikasi merupakan proses kompleks yang melibatkan perilaku dan memungkinkan individu untuk berhubungan dengan orang lain di dunia sekitarnya. Sedang komunikasi terapeutik adalah kemampuan atau ketrampilan perawat untuk membantu klien beradaptasi terhadap stres, mengatasi gangguan patologis dan belajar bagaimana berhubungan dengan orang lain. Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara, meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat. Pelayanan rumah sakit merupakan salah satu bentuk upaya yang diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Pelayanan rumah sakit berfungsi untuk memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu yang dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, dan pemulihan kesehatan yang bermutu dan terjangkau dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. B. Saran Bagi institut pendidikan penulis berharap makalah ini dapat menjadi referensi tambahan untuk Universitas Sari Mutiara pada khususnya dan semua pembaca pada umumnya. Bagi mahasiswa, setelah mempelajari dan memahami secara lebih dalam tentang konsep dan gambaran umum tentang trend dan issu komunikasi dalam pelayanan kesehatan diharapkan mahasiswa mampu melihat kejadian yang terjadi dilapangan.



DAFTAR PUSTAKA Alia Muharamiatul. 20012. Trend dan issu komunikasi dalam pelayanan kesehatan. Awalia.or.id/stats/statcurr.pdf, diakses sabtu,23 oktober 2016, pikul 20.00 WIB.



dakir.2016. Komunitas keperawatan aplikasi pelayanan. Yogyakarta: Graha Ilmu T A. Particia dan Anne griffin perry. 2005. Ajar Fundamental Keperawata: