Pertemuan Ke 4 PPT Perencanaan Operasi KA [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PERENCANAAN OPERASI KERETA API Bekasi 2022



Bab I : pasal 1 : ayat 2 “ Kereta api adalah sarana perkeretaapian dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan sarana perkeretaapian lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di jalan rel yang terkait dengan perjalanan kereta api”



BAB III TATANAN PERKERETAAPIAN Pasal 4 Kereta api menurut jenisnya terdiri dari: a. kereta api kecepatan normal; b. kereta api kecepatan tinggi; c. kereta api monorel; d. kereta api motor induksi linear; e. kereta api gerak udara; f. kereta api levitasi magnetik; g. trem; dan h. kereta gantung.



UNSUR - UNSUR DALAM PERENCANAAN OPERASI KERETA API 1. MENDAPATKAN VOLUME ANGKUTAN 2. MENGHITUNG JUMLAH KERETA API YANG DIBUTUHKAN 3. MENENTUKAN JENIS KERETA API 4. MENENTUKAN JENIS RANGKAIAN KERETA API 5. KURVA GERAK KERETA API 6. GRAFIK PERJALANAN KERETA API 7.



JUMLAH SARANA YANG DIBUTUHKAN DAN PEREDARAN SARANA



1. MENDAPATKAN VOLUME ANGKUTAN Bagi angkutan penumpang : 1. Volume penumpang dalam dua jam sibuk pagi/jurusan 2. Volume penumpang dalam satu hari/ 2 jurusan 3. Volume penumpang menurut kelas tempat duduk kereta api 4. Asal - tujuan



Bagi angkutan barang : 1. Volume barang kiriman 2. Asal - tujuan



tiap



kelompok



barang



Volume dan asal – tujuan angkutan tersebut bagi angkutan penumpang sudah akan dapat diperkirakan apakah cocok untuk angkutan moda bus way, guided bus, trem, monorail, LRT (light rail transit) atau HRT (heavy rail train).



Berkaitan kepentingan perencanaan ada 2 macam : 1. Untuk kepentingan suatu waktu, misalnya guna penerbitan GAPEKA baru 2. Untuk kepentingan pembangunan, misalnya 5 tahun, 10 tahun atau 20 tahun ke depan.



Contoh untuk kepentingan pembangunan, Perkiraan asal – tujuan dan volume penumpang / hari/ 2 jurusan pada jalur – jalur di daerah jabotabek



Keterangan : 1. Jakarta – Manggarai 2. KA Bandara ( lintas manggarai



2. MENGHITUNG JUMLAH KERETA API YANG DIBUTUHKAN Jenis sarana moda angkutan yang dipergunakan menentukan jumlah kereta api. Karena kapasitas angkutnya yang berbeda beda



NO



1 2 3 4 5 6



Jenis Moda angkutan Heavy Rail Train (HRT) Linier Motor Car (LMC) Mono Rail (MR) Light Rail Transit (LRT) Automatic Guided Transit (AGT) Guided Bus (GB)



Kapasitas angkut (penumpang) Maksimum 1 set 2 set 3set jam/1 jurusan 1000/4 krt 560/ 4 krt 500/4 krt 300/4 krt 190/4 krt



2000/4 krt 1120/ 4 krt 1000/4 krt 600/4 krt 380/4 krt



3000/4 krt 900/4 krt -



80.000 45.000 40.000 25.000 15.000



120/2 bus



240/2 bus



-



1.000



Heavy Rapid Transit (HRT) merupakan sistem transportasi metropolitan yang menggunakan kereta berkinerja tinggi, digerakkan secara elektrik, beroperasi di jalur eksklusif, tanpa jalur persilangan dengan peron stasiun yang besar, serta memiliki kapasitas besar (GTZ, 2003). Termasuk kereta api berat sebagaimna yang dimiliki PT. KAI.



linear motor car (LMC) adalah KRL yang motornya line air, ialah rotonya pada roda dan statornya ditengah jalan rel yang memiliki 2 rel



Monorel adalah sistem transportasi yang menggunakan rel tunggal, roda dari karet.



LRT seperti KRL, tetapi lebih pendek, lebih sempit dan kecuali roda, pernagkat bawah dan kerangka, dibuat dari alumunium.



Automatic Guided Transit, salah satu jenis infrastruktur angkutan ringan dengan lintasan atau permukaan kendaraan yang mendukung dan memandu secara fisik satu atau lebih kendaraan tanpa pengemudi di sepanjang jalurnya



Guided Bus adalah bus yang dapat dikemudikan dengan cara eksternal, biasanya di jalur khusus yang tidak termasuk lalu lintas lain, memungkinkan pemeliharaan jadwal bahkan selama jam-jam sibuk.



Menghitung jumlah kereta api (KA) : Jika volume (jumlah) angkutan = J penumpang (pnp) Kapasitas angkut/KA = K pnp/KA Maka jumlah KA : KA = J/KA Jadi jika diketahui dari hasil survey jumlah penumpang / 1 jam/ 1 jurusan pada jam sibuk pagi misalkan ada 25.000 penumpang, maka sebaiknya dipilih LRT



Contoh jumlah rangkaian KA/ hari/ 2 Jurusan dan Armada KRL di Jalur-jalur KA jabodetabek



3. MENENTUKAN JENIS KERETA API Berdasar hasil dari pengumpulan data hasil



survey jenis kereta api yang dikehendaki penumpang, sudah dapat dihitung berapa jumlah kereta api tiap jenis kereta api



Contoh hasil mengenai jenis jabotabek



studi kereta



kasus api di



4. MENENTUKAN JENIS RANGKAIAN KERETA API ✓ Jenis kereta api ada kaitannya dengan perlawanan terhadap tarikan mesin dari pergesekan antara bagian-bagian mesin sampai pergesekan roda dengan penumpu rodanya, ditambah perlawanan angin dan pada lereng berupa tanjakan, dan sebaliknya dorongan pada turunan. ✓ Perlawanan atau dorongan tersebut berpengaruh terhadap angka skselerasi dan deselerasi, yang pada gilirannya berpengaruh terhadap kecepatan maksimum kereta api. Pada waktu pengadaan sarana baru pabrik pembuatnya supaya memberitahukan rumus tentang perlawanan tersebut. Dan supaya diberitahukan apakah perlawanan gesekan dan perlawanan angin sudah dikalkulasikan terhadap angka akselerasi dan deserelasi dan bagaimana pedomannya.



✓ Faktor yang menentukan : 1. Memperhitungkan lurus dan datar 2. Jika pada lintas lurus perlawanan gesekan dan angin belum diperhitungkan serta ada tanjakan 3. Lintas ada lengkungnya



5. KURVA GERAK KERETA API Adalah lukisan grafik gerak kereta api dari percepatan (akselerasi), kecepatan Vi (yang diatur/ditetapkan) atau meluncur, pengereman (deselerasi) dan waktu berhenti di stasiun berikutnya.



• Waktu tersebut sebagai bahan untuk melukis Gapeka • Maka sebelum melukis Gapeka dibuat table terlebih dahulu untuk lintas yang bersangkutan.



Daftar Data Untuk Melukis Grafik Perjalanan Kereta Api Grafik perjalanan kereta api berlaku mulai tanggal : ……………………………………………………………………………………… Lintas : …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..



stasiun



Antara dua stasiun terdekat



Akselerasi Jarak (m) Waktu (dtk)



Panjang (m)



Keterangan : Tvi = waktu gerak pada kecepatan yg diatur Tg = jumlah waktu gerak Tb = waktu berhenti distasiun



Deselerasi Waktu (dtk)



Panjang (m)



Tvi (dtk)



Tg (dtk)



Tg (mnt)



Tb (mnt)



Tb b/x/!! KA



b = berhenti untuk naik turun penumpang/ tambah-kurang muatan/ gerbong barang. x = bersilang, sebut nomor KA !! = disusul, sebut nomor KA



Jam



6. GRAFIK PERJALANAN KERETA API



a. Uraian tentang grafik perjalanan kereta api Gapeka adalah lukisan garis grafis perjalanan kereta api yang ordinatnya merupakan susunan titik titik tempat dan absisnya (jarak tegak lurus suatu titik dari sumbu-y) merupakan susuanan



titik – titik waktu, atau sebaliknya, berdasar peraturan perjalanan kereta api yang terkait.



Ketentuan UUKA 23/07 perjalanan kereta api sbb :



yang



terkait



Bab X pasal 121 : ayat 1 “pengoperasian kereta api yang dimulai dari stasiun keberangkatan, bersilang, bersusulan, dan berhenti distasiun tujuan diatur berdasarkan grafik perjalanan kereta api”



Ayat 2 : “ grafik perjalanan kereta api sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dibuat oleh pemilik prasarana perkeretaapian sekurang-kurangnya berdasarkan : a. Jumlah kereta api b. Kecepatan yang diizinkan c. Relasi asal dan tujuan d. Rencana persilangan dan penyusulan



Terkait Gapeka : ✓ Selama berlakunya grafik perjalanan kereta api, yang disingkat Gapeka, unsur-unsur sub a,b,c, dan d tersebut diatas kondisinya seharusnya tetap sesuai dengan pada waktu diajukan untuk menyususn Gapeka. ✓ Terkait jumlah kereta api, seharusnya kondisi jenis, jumlah dan kualitas sarana masih tetap. ✓ Terkait kecepatan yang diizinkan, berarti kondisini prasarana masih tetap ✓ Terkait relasi asal tujuan, berarti lukisan perjalanan kereta api harus tetap sebagaimana saat gapeka terkait mulai diberlakukan.



b. Uraian tentang melukis grafik perjalanan kereta api



ISI GAPEKA



Sesuai dengan fungsi Grafik, dalam tiap lembaran Grafik ditulis atau digambarkan semua informasi untuk keperluan operasi keretaapi yaitu semua informasi untuk mendukung keamanan, keselamatan dan kelancaran operasi keretaapi, termasuk untuk pelayanan terhadap pemakai jasa,



1. FUNGSI GAPEKA a. Sebagai acuan utama peraturan perjalanan KA yang dijadikan dasar/rencana operasi KA dari masing-masing jenis KA. b. Sebagai program produksi jasa angkutan. c. Sebagai media pendapatan.



untuk



dapat



memprediksi



perolehan



d. Sebagai media untuk dapat memprediksi biaya produksi. e. Sebagai media untuk dapat memprediksi Laba Rugi Perusahaan. f. Sebagai dasar penyusunan Stamformasi. g. Sebagai dasar perhitungan PSO (Public Service Obligation), IMO (Infrastructur Maintenanse Operator) dan TAC (Track Acses Charge).



h. Sebagai dasar penyusunan dinasan awak KA (Masinis, Kondektur, Plka, RAC). i. Sebagai dasar perhitungan Waktu Peredaran gerbong, Kereta dan Lokomotif (WPG, WPK dan WPL). j. Sebagai dasar pembuatan Ikhtisar jam kerja di tiaptiap stasiun. k. Sebagai dasar pembuatan jadwal penilik jalan. l. Sebagai dasar untuk memprediksi kebutuhan pegawai.



GAPEKA memuat program perjalanan ( berdasarkan sifat perjalanannya ) : 1. KA yg berjalan setiap hari (KA biasa ) 2. KA yg dijalankan pada hari-hari tertentu 3. KA yg tidak dijalankan di hari-hari tertentu, KA yg dijalankan pada hari-hari tertentu yg berkaitan dg hari libur atau hari besar nasional lainnya. 4. KA yg garis perjalanannya telah diatur namun belum ditentukan/diumumkan kapan KAtsb akan dijalankan ( KA Fakultatif )



Penyesuaian atau Pengubahan GAPEKA dilakukan dg cara menerbitkan : 1. Maklumat Perjalanan Kereta Api ( MALKA ) 2. Telegram Maklumat ( TEM ) 3. Pemberitahuan tentangperjalanan kereta api Fakultatif & Luar Biasa dan tentang pembatalan KA Biasa pada tiap-tiap hari selama satu bulan takwim ( PPK ) 4. Perubahan dan Tambahan Grafik ( P & T )



7. JUMLAH SARANA YANG DIBUTUHKAN DAN PEREDARAN SARANA a. Jumlah sarana ❖ Jumlah sarana atau armada adalah berdasar kondisi jam sibuk ❖ Jam sibuk bagi kereta api komuter adalah jam 06.00 – 08.00 menuju pusat kota ❖ Jam sibuk bagi kereta api penumpang jarak sedang jam 06.00 – 10.00 kedua jurusan ❖ Jam sibuk bagi kereta api jarak jauhjam 18.00 – 20.00 kedua jurusan ❖ Jam sibuk kereta api barang pada prinsipnya ditentukan oleh pengirim/penerima, ialah hari ini kirim, besok pagi anatara jam 09.00 – 10.00 sampai distasiun tujuan dan dapat dibongkar.



Cara menghitungnya ada 6 tahap Tahap I Menghitung waktu tempuh pada jam sibuk pagi/jurusan, atau rata-ratanya, yang dibutuhkan dalam 1 keberangkatan dari stasiun awal hingga stasiun akhir (Tsb), ditambah waktu tunggu distasiun akhir untuk balik ke satsiun awal (Tbb), jumlah Tsb + Tbb adalah waktu tempuh (Ttb).



Tahap II Menghitung waktu tempuh pada jam sibuk pagi/jurusan, atau rata-ratanya, yang dibutuhkan dalam 1 keberangkatan dari stasiun akhir hingga stasiun awal (Tsp), ditambah waktu tunggu distasiun awal untuk balik ke stasiun akhir (Tbp), jumlah Tsp + Tbp adalah waktu tempuh (Ttp) Untuk kereta api komuter pada umumnya Ttb = Ttp



Tahap III Menghitung jumlah rangkaian kereta api yang dioperasikan, dengan rumus : a. Bagi waktu tempuh Ttb = Ttb, ialah n = (2xTtb)/HW ; HW = Headway b. Bagi waktu tempuh Ttb yang tidak sama dengan Ttp, ialah; n = (Ttb+Ttp)/HW



Tahap IV Menambah cadangan operasi kereta api atau tidak, misalnya menambah 10%, maka kebutuhan operasi kereta api menjadi : 1,10 x n. selanjutnya pedoman ini yang akan dipergunakan. Tahap V Menambah cadangan untuk pemeliharaan di Dipo : 7,5% dari 1,1 n dan perawatan di balaiyasa : 7,5% dari 1,1 n ; jumlah : 15% x 1,1 n = 0,165 n Tahap VI Menghitung rangkaian keseluruhan, atau armada, ialah : A = 1,1 n + 0,165 n + 1,265 n ✓ Pada angkutan komuter, jika rangkaian terdiri dari 4 KRL/KA, maka armada + 4 x 1,265 n ✓ Cara menghitung kebutuhan lokomotif juga ditempuh dengan cara tersebut diatas.



b. Peredaran Sarana Suatu dipo induk traksi akan membuat ikhtisar peredaran sarana, dalam hal ini peredaran rangkaian dan lokomotif Ikhtisar peredaran sarana adalah gambaran peredaran sarana dari saat berangkat sampai kembali di dipo induknya, kemudian kelanjutannya Disamping itu dibuat buku peredaran sarana yang memuat keterangan tanggal