Petunjuk Teknis Sidi Bali Oke [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

I.



PENDAHULUAN Penyelenggaraan imunisasi di Indonesia mengacu pada Permenkes RI No. 12 Tahun 2017, diwajibkan semua fasilitas kesehatan baik pemerintah dan swasta ikut berperan dalam penyelenggaraan imunisasi. Pada tahun 2018 cakupan imunisasi di Provinsi Bali untuk Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) sebesar 99,0 %, sedangkan Imunisasi Lanjutan untuk DPT-HB-Hib 81,3% dan Campak 85,1%. Capaian imunisasi lanjutan juga sudah mencapai target nasional sebesar 60%. Untuk imunisasi anak sekolah, dari pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) capaian imunisasi DT 99,20% dan Td 100,97%. Capaian ini juga telah melampaui target nasional sebesar 95%. Capaian ini hampir merata pada semua kabupaten/kota. Hasil survei Riskesdas 2018 menunjukkan IDL di Provinsi Bali mencapai 87%, sehingga ada selisih 17% dibandingkan data yang dilaporkan secara rutin. Hal itu menunjukkan kemungkinan data Pusdatin yang dipakai sebagai target untuk menghitung cakupan imunisasi secara rutin masih lebih rendah dari sasaran yang real yang ada di Provinsi Bali. Kemungkinan lainnya dasar perhitungan capaian imunisasi belum mempergunakan kohort imunisasi dengan baik, sehingga memungkinkan terjadi under reporting pada beberapa puskesmas yang memiliki fasilitas kesehatan swasta sehingga jejaring belum optimal atau dapat terjadi over reporting pada beberapa layanan kesehatan yang menghitung capaian tidak berdasarkan data by name tapi dalam bentuk aggregate (rekapan). Sejalan dengan situasi tersebut diatas, hasil monitoring dan evaluasi terhadap penyelenggaraan imunisasi di Provinsi Bali, menunjukkan sebagai besar petugas belum memahami dengan baik pencatatan berbasis kohort. Register Pencatatan Penyelenggaraan Imunisasi (Buku Kuning) yang diharapkan sebagai pencatatan kohort di tingkat fasilitas pelayanan kesehatan belum diisi dengan baik. Kalaupun telah diisi buku kohort imunisasi berbasis PWS, sehingga sebagian besar diisi oleh pustu atau bidan pemegang wilayah dan dilaporkan dalam bentuk data rekapan ke puskesmas. Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan terdepan yang wajib melaporkan hasil kegiatan ke kabupaten/kota juga kesulitan menyalin register kohort dari pustu, karena harus menulis ulang. Akurasi data menjadi semakin rendah dengan minimnya kemampuan rekapitulasi data pelayanan imunisasi dari pelayanan swasta yang mengambil vaksin program, karena pelaporan masih dalam bentuk tulis tangan. Jejaring antar puskesmas dalam satu wilayah kabupaten/kota sebagian besar belum dilaksanakan, demikian juga jejaring antara kabupaten/kota. Hal tersebut sangat berdampak pada semua kabupaten/kota mengingat mobilisasi penduduk sangat tinggi di Provinsi Bali. Dengan jumlah sasaran yang mendapatkan pelayanan imunisasi sangat tinggi di Provinsi Bali, memberikan dampak pada jaminan ketersediaan logistik vaksin dan pendukungnya, karena pemantauan terhadap stok opname dan indeks pemakaian vaksin belum dapat dilakukan dengan benar. Salah satu upaya untuk menanggulangi situasi tersebut dengan mengoptimalkan pencatatan berbasis kohort di tingkat layanan kesehatan seperti puskesmas dan puskesmas pembantu. Mengoptimalkan jejaring pelayanan



1



imunisasi terutama untuk fasilitas kesehatan yang melakukan layanan kesehatan diluar puskesmas dan puskesmas pembantu. Mengoptimalkan pemantauan logistik vaksin dan pendukungnya mulai dari penerimaan, distribusi sampai pada logistik yang tidak dapat dipakai. Untuk dapat membantu pengisian kohort dengan akurasi data yang baik, maka diinisiasi Sistim Informasi dan Data Imunisasi (SIDI) yang merupakan kohort imunisasi dalam bentuk digital dan dirancang khusus sehingga sederhana dan mudah dalam aplikasinya. Mengingat pelayanan imunisasi memiliki sasaran yang banyak dan didukung oleh banyaknya fasilitas pelayanan kesehatan, maka perlu dikembangkan beberapa jenis aplikasi SIDI untuk tingkat Jejaring Faskes, Pustu, Puskesmas, Kabupaten/Kota dan Provinsi yang saling terkait dan mendukung Dengan adanya group di aplikasi WhatsApp bagi seluruh petugas imunisasi di layanan kesehatan pada masing-masing puskesmas, demikian juga dimasing-masing kabupaten/kota, maka sangat memungkinkan memberi informasi cepat termasuk pengiriman laporan bulanan melalui aplikasi WA (WhatsApp) Web. Penggunaan SIDI Bali mulai disosialisasikan akhir tahun 2018 dan mulai diterapkan sejak awal tahun 2019. II.



TUJUAN 1.



Umum Tersedianya data dan informasi tentang sasaran yang diimunisasi per wilayah banjar, desa, puskesmas, kabupaten /kota dan provinsi dalam bentuk kohort yang dipantau sejak lahir sampai dengan bayi dibawah dua tahun.



2.



Khusus a. Tersedianya data dan informasi sasaran yang diimunisasi per banjar di tingkat pustu. b. Tersedianya data dan informasi sasaran yang diimunisasi per desa di tingkat puskesmas. c. Tersedianya data dan informasi sasaran yang diimunisasi per puskesmas di tingkat kabupaten/kota. d. Tersedianya data dan informasi sasaran yang diimunisasi per kabupaten/kota di tingkat provinsi. e. Tersedianya data dan informasi sasaran yang diimunisasi di fasiltas kesehatan seperti rumah sakit, klinik, Praktek Mandiri Dokter dan Praktek Mandiri Bidan. f. Terbentuk jejaring penyelenggraan imunisasi pada tingkat fasilitas kesehatan, kabupaten/kota dan provinsi g. Tersedia data dan informasi logistik imunisasi ditingkat fasilitas kesehatan, kabupaten/kota dan provinsi h. Terlaporkan penyelenggaraan imunisasi dan kegiatan logistik dari tingkat layanan, kabupaten/kota dan provinsi. i. Terpantau kegiatan penyelenggaraan imunisasi dan transaksi logistik ditingkat fasilitas kesehatan, kabupaten/kota dan provinsi



2



III. SASARAN 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Petugas pengelola imunisasi puskesmas se-Provinsi Bali Petugas pengelola logistik imunisasi puskesmas se-Provinsi Bali Petugas pengelola imunisasi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota se-Bali Petugas pengelola logistik imunisasi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota seBali Petugas pengelola imunisasi Dinas Kesehatan Provinsi Bali Petugas pengelola logistik imunisasi Dinas Kesehatan Provinsi Bali



IV. GAMBARAN UMUM Sistim Informasi & Data Imunisasi (SIDI) Bali, terdiri dari SIDI tingkat fasilitas kesehatan, SIDI tingkat kabupaten/kota dan SIDI tingkat provinsi. Untuk tingkat fasilitas kesehatan terdiri dari SIDI Puskesmas, SIDI Jejaring, SIDI Pustu dan SIDI Logistik Puskesmas. SIDI tingkat kabupaten/kota dan provinsi terdiri dari SIDI Kabupaten/Kota, SIDI Logistik Kabupaten/Kota, SIDI Provinsi dan SIDI Logistik Provinsi. Masing-masing puskesmas memiliki SIDI Puskesmas yang berbeda, sehingga ada sebanyak 120 SIDI Puskesmas se-Bali. SIDI Jejaring dan SIDI Logistik Puskesmas, masing-masing 1 file untuk semua faskes dan puskesmas se-Bali. Sedangkan untuk SIDI Pustu disediakan 6 jenis file untuk Pustu se-Bali, ada isian 5, 10, 15, 20, 25 dan 30 banjar. SIDI puskesmas dipergunakan untuk Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) puskesmas sehingga dapat menggambarkan situasi pelaksanaan imunisasi per desa/kelurahan. Dasar pemantauan adalah data kohort bayi dan baduta (bayi dibawah dua tahun) yang masukkan melalui fasilitas REGISTER KOHORT IMUNISASI. Fasilitas lainnya adalah DATA DASAR, kumulatif bulanan dari JANUARI s/d DESEMBER, KUMULATIF, KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) dan GRAFIK. Gambaran menu utama SIDI Puskesmas seperti Gambar 1 dibawah ini.



3



SIDI Pustu dipergunakan untuk Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) Pustu sehingga dapat menggambarkan situasi pelaksanaan imunisasi per banjar/dusun. Agak berbeda sedikit dengan SIDI Puskesmas, pada SIDI Pustu dasar pemantauan adalah data kohort bayi dan baduta (bayi dibawah dua tahun) yang masuk melalui fasilitas nama banjar/dudum pada REGISTER KOHORT IMUNISASI. Fasilitas lainnya adalah DATA DASAR, kumulatif bulanan dari JANUARI s/d DESEMBER, KUMULATIF, KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) dan GRAFIK. Gambaran menu utama SIDI Pustu seperti Gambar 2 dibawah ini.



SIDI Jejaring dipergunakan untuk memperkuat keterlibatan fasilitas kesehatan lainnya diwilayah puskesmas seperti rumah sakit, klinik, BKIA, Praktek Mandiri Dokter (PMD) dan Praktek Mandiri Bidan (PMB). sehingga dapat menggambarkan pelaksanaan imunisasi disetiap jejaring puskesmas termasuk pelaksanaan imunisasi diluar vaksin program. Terdiri dari informasi kontak tenaga pengelola imunisasi tingkat provinsi, kabupaten/kota, puskesmas dan rumah sakit/klinik/PMD/PMB yang difasilitasi pada KONTAK PROV/KAB/KOTA, KONTAK PUKESMAS dan KONTAK RS/ KLINIK/LAINNYA. Pengisian data kohort bayi dan baduta yang mendapatkan imunisasi dimasukkan melalui REGISTER. Gambaran menu utama SIDI Jejaring seperti Gambar 3 dibawah ini.



4



SIDI Logistik Puskesmas dipergunakan untuk memantau kegiatan logistik imunisasi puskesmas tidak hanya vaksin juga sampai ADS dan pelarut. Semua transaksi logistik yang dilakukan dimasukkan pada REGISTER. Untuk dapat melakukan pemantauan dan pelaporan bulanan maka DATA DASAR wajib diisi dan dilengkapi lebih dulu. Laporan bulanan dapat diliat pada bulan JANUARI s/d DESEMBER. Pemantauan stok maksimal dan minimal puskesmas melalui MONITORING. Gambaran menu utama SIDI Logistik Puksesmas seperti Gambar 4 dibawah ini.



SIDI Kabupaten/Kota dan SIDI Provinsi dipergunakan untuk Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) kabupaten/kota dan provinsi sehingga dapat menggambarkan situasi pelaksanaan imunisasi per kabupaten/kota dan provinsi. Masing-masing Kabupaten/Kota dan Provinsi memiliki SIDI yang berbeda. Berbeda dengan SIDI Puskesmas, data yang dimasukkan adalah data kumulatif atau aggregate dari laporan masing-masing puskesmas atau kabupaten/kota. Data aggregate dimasukkan dalam laporan setiap bulan JANUARI s/d DESEMBER. Fasilitas lainnya adalah DATA DASAR, KUMULATIF, KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) dan GRAFIK. Gambaran menu utama SIDI Kabupaten/Kota dan Provinsi seperti Gambar 5 dan 6 dibawah ini. 5



SIDI Logistik Kabupaten/kota dan Provinsi dipergunakan untuk memantau kegiatan logistik imunisasi kabupaten/kota dan provinsi. Sama dengan SIDI Logistik Puskesmas, SIDI kabupaten/Kota dan provinsi juga dapat memantau vaksin, ADS dan pelarut. Semua transaksi logistik yang dilakukan dimasukkan pada REGISTER. Untuk dapat melakukan pemantauan dan pelaporan bulanan maka DATA DASAR wajib diisi dan dilengkapi lebih dulu. Laporan bulanan dapat diliat pada bulan JANUARI s/d DESEMBER. Pemantauan stok maksimal dan minimal kabupaten/kota dan provinsi melalui MONITORING. Gambaran menu utama SIDI Logistik Kabupaten/Kota dan Provinsi seperti Gambar 7 dan 8 dibawah ini.



6



V.



MANAJEMEN DATA Manajemen data, menjadi sangat penting untuk mendapatkan laporan yang akurat. Salah satu kelemahan dalam pelaporan program pada umumnya adalah tidak adanya pemahaman yang sama tentang manajemen data sehingga setelah data tercatat langsung dilaporkan. Dalam penyelenggaraan imunisasi penguatan jejaring sangat dibutuhkan karena pelayanan imunisasi tidak hanya dilakukan di puskesmas tapi juga di rumah sakit dan praktisi kesehatan. Pelayanan imunisasi tidak hanya dilakukan oleh pelayanan kesehatan pemerintah tetapi juga oleh pelayanan swasta. Serta dalam pengunaan vaksin, juga diperbolehkan menggunakan vaksin non program untuk pelayanan imunisasi dasar. Dalam pengembangan SIDI dilengkapi dengan pemahaman yang sama tentang manajemen data, bagi semua tenaga kesehatan yang melaksanakan penyelenggaraan imunisasi. Yang dimaksud dengan manajemen data adalah sebuah proses yang wajib dilakukan terdiri dari entry data, pengumpulan data, pelaporan dan validasi data. Manajemen data merupakan kegiatan yang saling terkait. Pada SIDI Bali, manajemen seperti pada skema dibawah ini : 7



Mekanisme Manajemen Data : Diawali dengan entry data, selanjutnya dilakukan pengumpulan data untuk masing-masing tingkat. Setelah dilakukan pengumpulan data, dapat dilakukan entry data lagi untuk melengkapi data yang didapat selama proses pengumpulan data. Pelaporan dapat dilakukan setiap bulan dan validasi dapat dilakukan setiap saat bila diperlukan. Penjelasan tentang manajemen data secara rinci : 1. Entry Data Entry data merupakan proses memasukkan data sasaran yang melakukan imunisasi dan dilakukan disemua fasilitas kesehatan yang melayani imunisasi termasuk fasilitas kesehatan yang memakai vaksin non program untuk imunisasi dasar. Entry data dilakukan pada masing-masing fasilitas kesehatan seperti puskesmas, pustu, rumah sakit, klinik, praktek dokter/bidan swasta. Pelayanan imunisasi yang dimasukkan by name setiap bulan berbasis kohort. Pelayanan imunisasi yang dilakukan sebulan penuh dan tidak ada “tutup buku” pada setiap tanggal 25 bulan berjalan. Data entry juga dilakukan di masing-masing kabupaten/kota dan provinsi dalam bentuk data rekapan yang berasal dari masing-masing 2. Pengumpulan Data Proses pengumpulan data pada SIDI Bali, dilakukan 3 kali dan diberi istilah Jejaring Puskesmas (pengumpulan data pertama), Jejaring Kabupaten/Kota (pengumpulan data kedua) dan Jejaring Provinsi (pengumpulan data ketiga). SIDI Pustu/Bidan Penanggung Jawab Wilayah



SIDI JEJARING RS



SIDI Jejaring Klinik



SIDI PUSKESMAS dan SDI LOGISTIK PUSKESMAS



SIDI Jejaring PMB



SIDI Jejaring PDS



Jejaring puskesmas terdiri dari data yang dikumpulkan oleh semua fasilitas pelayanan kesehatan yang ada diwilayah kerja puskesmas seperti pelayanan di puskesmas induk, posyandu, pustu, polindes, rumah sakit, Praktek Bidan Mandiri (PBM), Praktek Mandiri Dokter dan klinik, seperti gambar disebelah.



Pengumpulan data pada jejaring puskesmas, akan berasal dari 2 jenis SIDI (SIDI Jejaring dan SIDI Pustu). Untuk proses pengumpulan data dapat dilakukan dengan melakukan proses copy dan paste dari masing-masing



8



SIDI. Langkah untuk pengumpulan data dari SIDI Jejaring ke SIDI Puskesmas : a. Buka file puskemas yang akan diisi dan SIDI Jejaring yang akan dipindahkan dan lakukan filter pada masing-masing sheet register pada kedua file untuk memudahkan proses mengcopy. Contoh SIDI Klinik Artha Bunda yang berada di wilayah Puskesmas II Denpasar Barat. Sebelum melakukan filter pastikan krusor berada pada bidang kerja exel seperti contoh dibawah ini. Semua baris yang berada dibawah judul kolom disebut bidang kerja



Lakukan filter dengan memilih Home, Sort & Filter dan Pilih Filter Pilih Sort & Filter Pilih Filter



Tanda sudah difilter



b. Pastikan file jejaring yang dikirim telah melakukan entry data dengan benar, dengan cara melakukan pengecekan data. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memberikan masukan ke faskes jejaring untuk melakukan perbaikan. Seperti contoh pada SIDI Klinik Artha Bunda ada beberapa yang perlu dilakukan proses cleaning data Ingatkan selalu kesepakatan untuk mengutamakan NIK anak, bila belum ada dapat dipakai NIK ibu. NIK anak agar diuapayakan diisi bila telah ada Tanya dan ingatkan tentang kelengkapan data alamat sasaran termasuk desanya



9



SIDI yang dipakai perlu diganti karena sudah disempurnakan, sehingga No HP orang tua sasaran dihilangkan. Nama bayi bila memungkinkan diganti atau dilengkapi bila telah ada namanya.



Tanggal lahir menjadi salah satu hal utama yang harus diperhatikan, karena akan sangat membantu proses filter berikutnya.



Tanggal pelaksanaan imunisasi, contoh pemberian HB0