Pip [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

EVALUASI / PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN DOSEN : AGUNG N. M.Pd



DISUSUN OLEH :



Kelompok : NUR LAILI M.



11 411 002



ANITA GALUH S.W.



11411 004



ARDWIANITA RESTI



11 411 006



YULI SURYANTI



11 411 019



APRILIYANTI



11 411 021



DITA SHOLICHAH



11 411 024



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM IKIP PGRI MADIUN



1



2012



KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahNya serta menganugerahkan tetesan ilmu, kesehatan dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “EVALUASI/PENILAIAN”. Dalam makalah ini, penulis mengalami kesulitan dalam mendapatkaan sumber-sumber materi penunjang yang dapat menunjang terselesaikannya makalah ini. Akan tetapi hal itu bukanlah penghalang bagi kami untuk menyelesaikan makalah ini, justru menjadi tantangan yang harus bisa dituntaskan dengan cepat dan tepat. Namun demikian, disadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, baik ditinjau dari segi isi, metodologi penulisan, maupun analisanya. Oleh karena itu saran dan kritik penulis harapkan sebagai perbaikan dari makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.



Madiun, 10 April 2012



Penulis



2



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL....................................................................................................... 1 KATA PENGANTAR...................................................................................................... 2 DAFTAR ISI.................................................................................................................... 3 BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................... 4 1 . Latar Belakang............................................................................................................ 4 2 . Rumusan Masalah....................................................................................................... 4 3 . Tujuan......................................................................................................................... 4 4 . Manfaat........................................................................................................................ 5 BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................. 6 1 . Pengertian Evaluasi.................................................................................................... 6 2 . Fungsi Evaluasi dalam Pendidikan............................................................................ 6 3 . Prosedur Evaluasi...................................................................................................... 7 4 . Ruang lingkup Evaluasi.............................................................................................. 7 5. Metode Evaluasi.......................................................................................................... 8 6. Pemilihan atau Penyusunan Tes Hasil Belajar........................................................ 15 7. Jenis alat pengukur.................................................................................................... 17 8. Jenis Penilaian / Evaluasi berdasarkan cakupan kompetensi yang di ukur.... 20



BAB III PENUTUP.................................................................................................................. 23 A . Simpulan.......................................................................................................... ..... 23 B . Saran....................................................................................................................... 23 DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 24



3



BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Latar belakang pembuatan makalah



tentang Evaluasi/Penilaian



adalah karena merupakan hal yang penting sebagai calon pendidik untuk mengetahui tahapan-tahapan dalam proses pembelajaran peserta didik kelak. Makadari itu kami sebagai kelompok terakhir yang membahas tahapn terakhir yaitu Evaluasi merasa bahwa hal ini sangat berpengaruh besae dalam pendidikan, karena penilaian setiap peserta didik



juga



ditentukan



oleh



berhasilnya



guru/pengajar



dalam



memberikan nilai atau standart nilai yang bijaksana dan sesuai dengan kemampuan atau tidak. Jadi, pengetahuan untuk dapat mempelajari evaluasi juga sangat bermanfaat agar pengajar bisa menilai dengan maksimal dan dirasa tepat untuk mengukur kemampuan peserta didik..



B. RUMUSAN MASALAH Dari latar belakang diatas maka dapat dirumuskan hal-hal sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan evaluasi? 2. Sebutkan fungsi evaluasi dalam pendidikan! 3. Sebutkan prosedur-prosedur evaluasi! 4. Sebutkan ruang lingkup evaluasi! 5. Sebutkan dan jelaskan metode evaluasi! 6. Jelaskan pemilihan atau penyusunan tes hasil belajar! 7. Sebutkan jenis alat pengukur! 8. Sebutkan jenis penilaian berdasarkan cakupan kompetensi yang diukur!



4



C. TUJUAN Setelah mendiskusikan tema ini, maka kita dapat memperoleh beberapa tujuan sebagai berikut: 1. Mengetahui pengertian evaluasi/penilaian. 2. Mengetahui dengan jelas fungsi evaluasi dalam pendidikan. 3. Mengetahui prosedur-prosedur evaluasi. 4. Mengetahui ruang lingkup evaluasi. 5. Mengetahui dengan jelas metode evaluasi. 6. Mengetahui pemilihan atau penyusunan tes hasil belajar. 7. Mengetahui jenis-jenis alat pengukur. 8. Mengetahui jenis penilaian berdasarkan cakupan kompetensi yang diukur.



D. MANFAAT Dari tujuan diatas maka setelah mendiskusikan kita dapat memperoleh manfaat begitu besar, seperti: 1. Mengerti dan memahami arti evaluasi. 2. Mengerti dan memahami fungsi evaluasi dalam pendidikan. 3. Mengerti dan memahami prosedur-prosedur evaluasi. 4. Mengerti dan memahami ruang lingkup evaluasi. 5. Memahami dan dapat menerapkan metode evaluasi. 6.



Mengerti dan memahami pemilihan atau penyusunan tes hasil belajar.



7. Mengerti dan memahami jenis-jenis alat pengukur. 9. Mengerti dan memahami jenis penilaian berdasarkan cakupan kompetensi yang diukur.



5



BAB II PEMBAHASAN



A. PENGERTIAN EVALUASI Evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari pada sesuatu. Sesuai dengan pendapat tersebut maka evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai suatu tindakan atau suatu proses utuk menentukan nilai segala sesuatu dalam dunia pendidikan atau segala sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan.



B. FUNGSI EVALUASI DALAM PENDIDIKAN Fungsi evaluasi dalam pendidikan, antara lain: a. Untuk mengetahui tahap kesiapan dari pada anak-anak untuk menempuh suatu pendidikan tertentu. b. Untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang telah dicapai dalam proses pendidikan yang telah dihasilkan. c. Untuk mengetahui apakah suatu mata pelajaran yang kita ajarkan dapat kita lanjutkan dengan bahan yang baru ataukah kita harus mengulangi kembali bahan-bahan pelajaran yang telah lampau. d. Untuk mendapatkan bahan-bahan informasi dalam memberikan bimbingan tentang jenis pendidikan atau jenis jabatan yang cocok untuk anak tersebut. e. Untuk mendapatkan bahan-bahan informasi untuk menentukan apakah seorang anak dapat dinaikkan ke dalam kelas yang lebih tinggi ataukah harus mengulang di kelas semula. f. Untuk membandingkan apakah prestasi yang dicapai oleh anak-anak sudah dengan kapasitasnya atau belum. g. Untuk mentafsirkan apakah seorang anak telah cukup matang untuk kita lepaskan ke dalam masyarakat



atau untuk melanjutkan ke lembaga



pendidikan yang lebih tinggi. h. Untuk mengadakan seleksi. 6



i. Untuk mengetahui taraf efisiensi metode yang dipergunakan dalam lapangan pendidikan.



C. PROSEDUR EVALUASI Prosedur dalam mengadakan evaluasi dapat dibagi atas beberapa langkah atau beberapa step. Menganai pembagian langkah-langkah evaluasi ini ada beberapa pendapat. Yulien Stanley mengatakan bahwa : “Langkah-langkah evaluasi itu terdiri dari : menetapkan tujuan program, memilih alat yang layak, pelaksanaan



pengukuran,



memberikan



skor,



menganalisa



dan



menginterpretasikan skor, membuat catatan yang baik, menggunakan hasil-hasil pengukuran ( Yulien-Stanley, 1964, hal. 299 ). Menurut Mochtar Buchori M.Ed, “langkah-langkah pokok dalam evaluasi terdiri dari perencanaan, pengumpulan data, verifikasi data, analisa data dan penafsiran data ( Mochtar Buchari M.Ed, 1972, hal. 24 ).



D. PERENCANAAN PENILAIAN HASIL BELAJAR Perencanaan untuk suatu rangkaian kegiatan penilaian hasil belajar yang akan dilaksanakan dalam suatu program pendidikan dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu : 1. Perencanaan umum yaitu suatu perencanaan yang menyangkut segenap rencana kegiatan evaluasi hasil belajar dalam suatu jenis pendidikan tertentu. 2. Perencanaan khusus yaitu langkah-langkah perencanaan yang khusus dilakukan oleh setiap pengajar setiap kali ia akan mengadakan evaluasi hasil belajar. Persiapan-persiapan khusus untuk suatu tindakan evaluasi dapat kita bagi-bagi lagi dalam beberapa stap yaitu : a. Merumuskan tujuan. b. Menetapkan aspek-aspek yang dinilai. c. Menentukan metode. d. Menyiapkan alat-alat.



7



E. METODE EVALUASI A. TES Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh anak atau sekelompok anak sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau presentasi anak tersebut, yang dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau dengan nilai standar yang ditetapkan. Berdasarkan atas jumlah peserta atau pengikut tes, maka tes hasil belajar dapat dibedakan atas dua jenis yaitu : 1) Test individual, yaitu suatu tes dimana psda saat tes itu diberikan kita hanya menghadapi satu orang anak. 2) Test kelompok, yaitu dimana pada saat tes itu diberikan, kita menghadapi sekelompok anak. Ditinjau dari segi penyusunannya, tes hasil belajar dapat dibedakan atas tiga jenis, yaitu : 1) Tes buatan guru, yaitu tes yang disusun sendiri oleh guru yang akan mempergunakan tes tertentu. 2) Tes buatan orang lain yang tidak distandarisasikan. Tes yang dibuat oleh orang lain yang telah dianggap cukup baik. 3) Tes standard atau tes yang distandarisasikan, yaitu tes-tes yang telak cukup valid, dan reliable berdasarkan atas percobaan-percobaan terhadap sample yang cukup luas dan representatif. Apabila kita meninjau jenis tes hasil belajar dari segi bentuk jawaban atau bentuk respon, maka tes hasil belajar dibedakanatas dua jenis, yaitu : 1) Tes tindakan, yaitu apabila jawaban atau respon yang diberikan oleh anak itu berbentuk tingkah laku. 2) Tes verbal, yaitu apabila jawaban atau respon yang diberikan oleh anak berbentuk bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tertulis.



8



Ditinjau dari bentuk pertanyaan yang diberikan tes hasil belajar yang biasa dipergunakanoleh guru-guru, untuk menilai hasil belajar anak-anak di sekolah dapt dibedakanatas dua jenis, yaitu: 1) Tes Obyektif Tes obyektif disebut juga “short-answer” test atau “new-type” tes. Tes obyektif terdiri dari item-item yang dapat dijawab dengan jalan memilih salah satu alternatif yang benar dsri sejumlah alternatif yang tersedia, atau dengan mengisi jawaban yang benar dengan beberapa perkataan atau simbol. Tes obyektif dibagi lagi menjadi , antara lain: 



TES BENAR-SALAH



1. Pengertian Soal tes berbentuk kalimat berita atau pertanyaan yang mengandung dua kemungkinan, yaitu benar atau salah. Siswa diminta untuk menentukan pendapatnya mengenai pertanyaan-pertanyaan yang menjadi isi dari setiap sosial. Bentuk tes ini bermacam-macam variasinya jika dilihat dari segi pala pengerjaannya, yaitu: a. Tes Benar-Salah bentuk pernyataan. b. Tes Benar-Salah yang menuntut alasan. c. Tes Benar-Salah dengan membetulkan. d. Tes Benar-Salah Berganda.



2. Kebaikan-kebaikan tes Benar-Salah a. Mudah dan cepat dalam meniai b. Waktu mengerjakannya cepat. c. Penilaiannya objektif. d. Menyusun soalnya lebih mudah dibanding dengan tes pilihan berganda. e. Dapat dipakai berulang-ulang.



9



f. Mencakup bahan yang luas dan tidak banyak memakan tempat karena biasanya pertanyaan-pertanyaan singkat saja.



3. Kelemahan a. Lama menyusun soalnya dibanding dengan tes essay b. Kemungkinan mengira-ngira jawabannya besar. c. Menyusun pernyataan (soal) supaya pernyataan itu benar atau hanya salah satu adalah sulit. d. Kurang dapat membedakan murid yang pandai dari murid yang kurang pandai. e. Realiabilitasnya rendah. f. Bisa membingungkan rendah.



4. Cara menyusun soal. Syarat- syarat menyusun soal: a. Soal harus singkat, jelas, bukan kalimat majemuk. b. Jumlah soal harus banyak dan disusun atas dasar atas dasar tabel spesifikasi. c. Satu soal harus berisi satu persoalan. d. Tidak menggunakan kata-kata seperti: selalu, seringkali, pada umumnya, biasanya, karena kata-kata itu memudahkan murid untuk menerka jawaban. e. Setiap pernyataan/soal harus pasti salah atau betul 9tidak mendua arti). f. Jumlah soal yang betul dan yang salah harus seimbang. g. Urutan soal (yang betul dan yang salah) seharusnya tidak mengikuti pola yang teratur.



5. Skoring/penilaian nilai. Skoring tes Benar-Salah ada dua, yaitu: a. Dengan denda N=B–S



10



N = nilai/skor yang diperoleh B = jumlah item yang dijawab benar oleh siswa. S = jumlah item yang dijawab salah oleh siswa. Contoh : jumlah item ada 20 soal Adi mengerjakan tes itu dengan menjawab benar 16 buah, salah 3 buah, kosong 1 buah. Nilai adi adalah: 16 – 3 = 13. Jawaban kosong tidak mempengaruhi. Skoring ini dipakai apabila tes belum diketahui realiabilitasnya atau masih diragukan. b. Tanpa denda: N=B Yang diperhitungkan hanya jawaban yang benar. Skoring ini dipakai jika tes cukup dapat dipercaya. 



TES PILIHAN GANDA.



1. Pengertian Tes jenis ini pada pokoknya menghadapkan kepada siswa sejumlah alternatif jawaban, umumnya antara 3 sampai 5 alternatif untuk setiap soal dan tugas siswa adalah memilih salah satu di antara alternatif tersebut berdasarkan sesuatu dasar pertimbangan tertentu (kadangkadang, sebagai variasi, tidak ditentukan harus memilih satu, tetapi dimana perlu, harus lebih dari satu yang dipilih; tentu saja ini lebih sukar daripada variasi pilihan tunggal).



2. Jenis Tes Pilihan Berganda. a. Dilihat dari segi bentuknya stem soal-soal pilihan ganda bisa berupa: 1. Pertanyaan,



dimana



alternatif-alternatif



atau



optionsnya



merupakan kemungkinan-kemungkinan jawabannya. 2. Kalimat tidak sempurna di mana options-nya merupakan kemungkinan-kemungkinan terusannya.



11



3. Perintahnya di mana option-nya merupakan kemungkinankemungkinan pelaksanaannya, atau 4. Persoalan yang diungkapkan secara verbal, dengan gambar, grafik, denah dan sebagainya dimana options-nya merupakan pernyataan-pernyataan yang benar atau salah yang berasal dari persoalan gambar, grafik atau denah yang dimaksud.



b. Menurut kemungkinan cara menjawabnya, bisa dibedakan: 1. Variasi dengan satu jawaban benar per soal. 2. Sejumlah jawaban benar akan tetapi salah satu di antaranya paling benar per soal, 3. Satu jawabanyang salah per soal, 4. Penjawab menetukan sendiri apakah satu atau lebih options yang benar dan memilih sesuai dengan itu untuk setiap soal.



c. Secara umum tes pilihan ganda dibedakan menjadi lima seperti di bawah ini. 1. Tes pilihan ganda dengan menemukan satu-satunya jawaban yang benar. 2. Tes pilihan ganda dengan memilih jawaban yang terbaik. 3. Tes pilihan ganda dengan memilih lebih dari satu jawaban benar. 4. Tes pilihan ganda dengan soal kalimat negatif. 5. Tes pilihan ganda yang menggunakan gambar, bagan, peta dan lain-lain.



d. Kebaikan tes pilihan ganda. 1. Lebih fleksibel dan efektif. 2. Mencakup hampir seluruh bahan pelajaran. 3. Tepat untuk mengukur penguraian informasi, perbendaharaan kata-kata, pengertian-pengertian, aplikasi prinsip, rumus, serta kemampuan untuk pengintrepetasian data.



12



4. Koreksi dan penilaiannya mudah. 5. Obyektif. 6. Dapat dipakai berulang-ulang.



e. Kelemahan tes pilihan ganda. 1. Sulit serta membutuhkan waktu yang lama dalam menyusun soalnya. 2. Tidak dapat dipakai untuk mengukur kecakapan siswa dalam mengorganisasikan bahan. 



TES MENJODOHKAN.



1. Pengertian Tes bentuk ini sebenarnya merupakan bentuk khususdari tes pilihan berganda/jumlah. Isi yang membedakan keduanya adalah bahwa dalam bentuk



menjodohkan



tidak



hanyaada



satu



masalah



jawaban.



Jawabannya harus dituliskan dalam satu kemungkinan jawaban. Secara nyata dalam tes bentuk ini disediakan dua kelompok bahan, dan siswa harus mencari pasangan/jodoh-jodoh yang sesuai antara bahan yang terdapat pada kelompok pertama dan pada kelompok kedua.



2. Kebaikan tes menjodohkan a. Baik untuk mengukur proses mental yang rendah (knowledge). b. Kemungkinan untuk mengukur proses mental yang tinggi tetap ada tetapi sulit sekali. c. Obyektif. d. Mudah disusun.



3. Kelemahan.



13



Kelemahan dari soal tes bentuk ini adalah sukar untuk mengukur proses mental yang tinggi, dan siswa cenderung untuk membuat tafsiran-tafsiran. 



TES ISIAN.



1. Pengertian Tes isian adalah tes tertulis yang menuntut siswa untuk mengisikan perkataan, ungkapan atau kalimat pendek sebagai jawaban terhadap kalimat yang tidak lengkap, atau jawaban atas suatu pertanyaan atau jawaban atas asosiasi yang harus dilakukan. Sesuai dengan bentuknya, terdapat tiga jenis tes isian, yaitu: a. Bentuk pertanyaan dengan satu jawaban. Contoh: Siapakah proklamator bangsa Indonesia? b. Bentuk kalimat tidak lengkap. Siswa tinggal mengisi satu jawaban yang dibutuhkan. Contoh: Proklamator bangsa Indonesia adalah................. c. Bentuk Asosiasi. Persoalan diajukan dalam bentuk pertanyaan dan kemudian diikuti (digabungkan) dengan kalimat-kalimat tidak lengkap dan siswa diminta untuk mengisi/melengkapi kalimat tersebut. Contoh: Tulislah tempat dimana barang-barang berikut ini dihasilkan: 1. Aspal 2. Intan



....................... .......................



3. Batu Bara .......................



2. Kebaikan tes isian a. Mudah



dalam



penyusunannya,



ingatan/pengetahuan.



14



terutama



untuk



mengukur



b. Sedikit kesmpatan untuk menduga-duga jawaban. c. Cocok untuk siswa kelas/tingkat rendah.



3. Kelemahan tes isian. a. Sukar untuk mengukur proses mental yang tinggi. b. Sulit menyusun soal yang hanya satu jawaban, lebih-lebih untuk proses mental yang tinggi. c. Sulit penilaiannya jika terdapat bermacam-macam jawaban yang benar. 2) Tes Essay Tes essay adalah suatu bentuk tes yang terdiri dari suatu pertanyaan atau suatu suruhan yang menghendaki jawaban yang berupa uraian-uraian yang relatif panjang.



F. PEMILIHAN ATAU PENYUSUNAN TES HASIL BELAJAR Langkah yang ditempuh seperti yang akan dibicarakan dibawah ini: 1. Menyusun Lay-out Untuk mendapatkan suatu tes hasil belajar yang cukup representatif terhadap bahan yang ditetapkan dapat dilakukan dengan mengadakan analisa rasional. Artinya kita mengadakan analisa berdasarkan fikiranfikiran yang logis yang dikemukakan dalam suatu tes atau melalui sumber-sumber seperti: tujuan pelajaran, rencana pelajaran, buku-buku pedoman dan ketentuan lainnya. Dalam lay-out ini kita cantumkan beberapa hal yang penting yaitu: a. Ruang lingkup (scope) dari pengetahuan yang akan diukur sesuai dengan rencana pelajaran yang telah kita tetapkan dalam kurikulum atau dalam program evaluasi. b. Proporsi jumlah item daripada tiap-tiap sub materi. c. Jenis pengetahuan atau aspek proses mental yang hendak diukur. d. Bentuk tipe tes yang akan dipergunakan lebih dari satu bentuk / tipe tes.



15



2. Menulis Soal Banyaknya item yang ditulis hendaknya lebih banyak daripada item yang diperlukan, sehingga nantinya bisa dipilih item-item mana yang lebih baik.



3. Menata Soal Dalam pengaturan ini kita kelompokkan soal-soal menurut bentuknya. Jadi bukan menurut jenis materinya dan bukan pula menurut pola atas jenis pengetahuan yang hendak diukur. Dengan demikian ada kelompok soal multiple choice, ada kelompok soal matching dan sebagainya. Di samping pengaturan menurut kelompok, soal hendaknya diatur pula menurut taraf kesukarannya. Dengan perbandingan antara jumlah item ringan, sedang dan berat yang dianjurkan yaitu 3:5:2.



4. Menetapkan Skor Cara menskor yang banyak dilakukan adalah memberikan skor 1 (satu) untuk setiap jawaban yang betul. Tetapi kerap kali diberikan cara pemberian skor yang lain pula, misalnya untuk menghindari terjadinya pemberian skor yang terlampau rendah atau terlampau tinggi untuk pertanyaan-pertanyaan tertentu bisa saja menggunakan pemberian skor yang bergantung pada penting tidaknya suatu pertanyaan yang disebut pemerian skor atas dasar bobot.



5. Reproduksi Tes Reproduksi berupa ketikan, stensilan ataupun cetakan. Jumlahnya kita sesuaikan dengan kebutuhan.



6. Analisa Empiris Terhadap Suatu Tes Hasil Belajar



16



G. JENIS ALAT PENGUKUR Jenis alat pengukur yang banyak digunakan yaitu alat pengukur yang berbentuk ujian uraian (essay type test), ujian objektif (objektive type test), daftar cek (chek list), dan skala ukuran (rating scale).



A. UJIAN URAIAN Ujian ini biasanya berupa soal yang masing-masing mengandung permasalahan dan menuntut penguraian sebagai jawaban. Yang penting diperhatikan dalam penyusunan soal-soal ini ialah bahwa rumusan permasalahan hendaknya sedemikian jelas, sehingga setiap mahasiswa yang diuji dapat menangkap permasalahan yang ditanyakan tepat seperti yang dimaksudkan pleh pembuat soal. Rumusan dan perincian seperti ini amat diperlukan terutama untuk menjamin dan mempertinggi validitas dan reliabilitas.



Kebaikan dan Kelemahan a. Mahasiswa Mengorganisasikan sendiri jawaban. Ini merupakan keunggulan ujian uraian. Di sini mahasiswa dituntut untuk benar-benar menghasilkan sesuatu lebih daripada hanya mengenal saja, yaitu menghasilkan jawaban. Dengan demikian terhindarlah kemungkinan jawaban yang dibuat dengan menerka-nerka secara membabi buta saja. b. Jawaban berdasarkan pada kata-kata dan tulisan sendiri. Dalam hal ini mahasiswa yang memiliki kelancaran verbal dan kecakapan mengekspresikan pendapat akan memperoleh hasil yang baik. c. Ujian itu terbatas pada Sejumlah Kecil Pertanyaan Saja d. Penilaian yang Subyektif Kekurang-telitian penguji dalam memeriksa hasil ujian menyebabkan penilaian kemampuan mahasiswa secara sebyektif.



17



B. UJIAN OBYEKTIF 1. Ciri-ciri Ujian Obyektif a. Si Penjawab Bekerja terhadap Tugas-tugas yang sudah distruktur secara sempurna.



Mahasiswa



tidak



mempunyai



kesempatan



untuk



mengorganisasikan jawabannya sendiri. b. Si Teruji mencari jawaban dari pilihan yang telah disediakan. c. Soal yang dipakai cukup luas. d. Tiap soal benar salah 2. Soal Bentuk Benar Salah Soal ini berbentuk kalimat berita atau pernyataan, yang mengandung dua kemungkinan: Benar atau Salah. Orang yang diuji diminta menentukan pendapatnya mengenai pernyataan-pernyataan yang menjadi isi dari setiap soal dengan cara seperti tertera dalam petunjuk.



Kebaikan dan Kelemahan Soal bentuk pilihan ganda lebih fleksibel dan lebih efektif dari pada bentukbentuk soal yang lain. Soal bentuk ii amat efektif untuk mengukur penguraian informasi, perbendaharaan kata, pengertian-pengertian, aplikasi-aplikasi dari prinsip-prinsip, atau kemampuan untuk menginterprestasikan data. Satu-satunya hal yang tidak dapat diukur dengan soal bentuk ini ialah kemampuan mengorganisasikan bahan.



C. DAFTAR CEK DAN SKALA UKURAN Daftar cek atau skala ukuran biasanya dipakai untuk mengukur obyek yang tidak dapat dilakukan dengan memakai ujian uraian ataupun ujian obyektif seperti karya tulis dan karya penelitian. Daftar cek dan skala ukuran ini dipakai dalam pengukuran melalui pengamatan terstruktur. Sebelumnya pengamatan dalam rangka penyusunan alat pengukur dilakukan ditetapkan terlebih dahulu ciri-ciri prosedur atau hasil yang dianggap standard, dan dipilih ciri-ciri yang perlu dan dapat diukur. Ciri-ciri ini kemudian dituangkan kedalam daftar cek atau skala ukuran.



18



Syarat-Syarat Alat dan Prosedur Pengukuran Untuk suatu usaha pengukuran banyak pertimbangan-pertimbangan yang harus dibahas, yaitu kesahihan (validitas), Keterandalan (realiabilitas) dan kepraktisan. A. Validitas Suatu alat pengukur dikatakan valid jika ia benar-benar cocok untuk mengukur apa yang hendak diukur. Jadi suatu untuk mata kuliah tertentu dkatakan valid jika ia benar-benar cocok dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan untuk dicapai dengan penyajian matakuliah tersebut. a. Validitas Isi b. Validitas Konsep atau konstruksi c. Validitas Pengukuran setara d. Validitas Ramalan



B. Reliabilitas Suatu alat pengukur diakatakan reliabel jika ia menghasilkan suatu gambaran (hasil pengukuran) yang benar-benar dapat dipercaya. Ciri ini menunjukkan bahwa alat pengukur itu tidak rusak sehingga dapat diandalkan untuk membuahkan hasil pengukuran yang sebenarnya. Jika alat pengukurannya reliabel, pengukuran yang dilakukan berulang-ulang dengan memakai alat yang sama terhadap obyek dan subyek yang sama hasilnya akan tetap atau relatif sama. - Jenis Reliabilitas Ada tiga cara untuk memperhitungkan reliabilitas sebuah alat pengukur: • Pengulangan pengukuran yang sama • Pengujian ua lat yang setara (equivalent) • Membagi alat pengukur kedalam dua atau lebih bagian yang seimbang.



C. Kepraktisan Ada tiga hal yang dianggap sebagai ciri kepraktisan alat pengukur atau ujian. 1. Penghematan: Suatu ujian dikatakan praktis jika penggunaan waktu, tenaga dan biaya relatif kecil.



19



2. Kemudahan dalam pengadministrasian: Suatu ujian dikatakan praktis kalau mudah dalam pengadministrasiannya. 3. Kemudahan dalam penginterprestasian: Suatu ujian dikatakan praktis kalau mudah menginterprestasi hasilnya.



H. Jenis Penilaian / Evaluasi berdasarkan cakupan kompetensi yang di ukur Menurut PP. Nomor 19 tahun 2005 bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik terdiri atas ulangan harian , ulangan tengah semester , dan ulangan kenaikan kelas. 1. Ulangan Harian Ulangan harian merupakan kegiatan yang di lakukan oleh pendidik secara periodik untuk mengukur /



menilai



pencapaian kompetensi setelah



menyelesaikan satu kompetensi dasar (KD). Bentuk ulangan harian merujuk pada lisan, praktik / perbuatan, tugas dan produk. Frekuensi dan bentuk ulangan harian dalam satu semester di tentukan oleh pendidik dengan keluasan dan kedalaman materi. Sebagai tindak lanjut ulangan harian , yang di peroleh dari hasil tes tertulis, pengamatan , atau tugas di olah dan dianalisis oleh pendidik. Hal ini di maksudkan agar ketuntasan belajar siswa pada setiap kompetensi dasar lebih dini di ketahui oleh pendidik. Dengan demikian ulangan ini dapat diikuti dengan program tindak lanjut baik remidial atau pengayaan, sehingga perkembangan belajar siswa dapat segera di ketahui sebelum akhir semester. Dalam rangka memperoleh nilai tiap mata pelajaran selain dengan ulangan harian dapat dilengkapi dengan tugas-tugas lain seperti PR, proyek, pengamatan dan produk. Tugas-tugas tersebut dapat didokumentasikan dalam bentuk portofolio. Ulangan harian berfungsi sebagai diagnosis terhadap kesulitan belajar siwa.



2.



Ulangan Tengah Semester Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang di lakukan oleh



pendidik untuk mengukur pencapaian kompentensi peserta didik setelah melaksanakan 8-9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada



20



periode tersebut. Bentuk ulangan tengah semester selain tertulis dapat juga secara lisan, pratik/perbuatan, tugas dan produk. Sebagai tindak lanjut ulangan tengah semester , nilai ulangan tersebut diolah dan dianalisis oleh pendidik. Hal ini dimaksudkan agar ketuntasan belajar siswa dapat di ketahui sedini mungkin. Dengan demikian ulangan ini dapat di ikuti dengan program tindak lanjut remedial atau pengayaan, sehingga kemajuan balajar siswa dapat di ketahui sebelum akhir semester. 3. Ulangan Akhir Semester Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang di lakukan oleh pendidik untk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester satu. Cakupan



ulangan



akhir



semester



meliputi



seluruh



indikator



yang



merepresentasikan semua KD pada semester satu. Ulangan akhir semester dapat berupa tes tertulis, lisan , praktik/perbuatan pengamatan , tugas, produk. Sebagai tindak lanjut ulangan akhir semester adalah mengolah dan menganalisis nilai ulangan akhir semester. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa. Dengan demikian ulangan ini dapat di ikuti dengan program tindak lanjut baik remedial atau pengayaan, sehingga kemajuan belajar siswa dapat di ketahui sebelum akhir tahun pelajaran.



4. Ulangan Kenaikan Kelas Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang di lakukan oleh pendidik di akhir semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester genap. Cakupan ulangan kenaikan kelas meliputi seluruh indikator yang merespresentasikan KD pada semester tersebut. Ulangan kenaikan kelas dapat berbentuk tes tertulis, lisan , praktik / perbuatan, pengamatan , tugas dan produk. Sebagai tindak lanjut ulangan kenaikan kelas adalah mengolah dan menganalisis nilai ulangan kenaikan kelas. Hal ini di maksudkan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa. Dengan demikian ulangan ini dapat di ikuti dengan program tindak lanjut baik remidial atau pengayaan, sehingga kemajuan



21



balajar siswa untuk hal-hal yang bersifat esensial dapat di ketahui sedini mungkin sebelum menamatkan sekolah.



22



BAB III PENUTUP



A. SIMPULAN Dari makalah diatas kami dapat menyimpulkan bahwa evaluasi/penilaian dalam pendidikan sangatlah penting untuk mengetahui seberapa besar kemampuan anak didik, menilai seberapa besar siswa dapat menerima materi yang kita sampaikan sampai proses yang paling akhir dalam sebuah pembelajaran. Proses ini, merupakan proses yang menuntut membutuhkan banyak cara untuk mendapatkan nilai yang benar-benar sesuai dengan kemampuan siswa, contohnya ada banyak sekali tes untuk mengetahui seberapa besar kemampuan siswa sampai akhirnya didapat nilai yang sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa. B. SARAN Berdasarkan uraian makalah diatas, penulis menyarankan untuk kedepannya bagi calon pendidik untuk tetap memperhatikan tentang tahapan terakhir dalam pembelajaran yaitu evaluasi dengan baik dan benar ini agar anak didik mendapatkan nilai yang sesuai dengan kemampuan masing-masing. Materi ini disampaikan agar pembaca dapat membuat bahan evaluasi yang tepat. Jadi materi yang terdapat dalam makalah ini dapat dijadikan pedoman untuk membuat bahan evaluasi yang tepat dan benar.



23



DAFTAR PUSTAKA



Slameto. 2000. Evaluasi Pendidikan. Salatiga: P.T. Bumi Aksara Nurkancana, Wayan. Sumartana. 2001. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional



24



25