PKM-K Lilin Aromaterapi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA LILIN AROMATERAPI DARI DAUN JERUK NIPIS DAN CENGKEH BIDANG KEGIATAN PKM KEWIRAUSAHAAN



Diusulkan oleh: Nama Lengkap Dahayu Widyadhana Vivi Alfia Nurun Ni’mah Dhea Bening Febrianti Bintang Bhakti Ramadhan Miftah Dedy Wijaksono



NIM 4112318014 4112318003 4112318006 4112318025 4112318027



Tahun Angkatan 2018 2018 2018 2018 2018



UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SEMARANG 2019



DAFTAR ISI



PENGESAHAN PROPOSAL PKM-KEWIRAUSAHAAN Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ............................................................................................................ I BAB 1. PENDAHULUAN ......................................................................................1 1.1



Latar Belakang ..........................................................................................1



1.2



Rumusan Masalah .....................................................................................2



1.3



Tujuan ........................................................................................................2



1.4



Luaran yang diharapkan ............................................................................2



1.5



Manfaat ......................................................................................................2



BAB 2. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA ............................................3 2.1



Prospek Usaha ...........................................................................................3



2.2



Kelebihan Produk Usaha ...........................................................................3



2.3



Peluang Pasar ............................................................................................3



2.4



Target Penjualan ........................................................................................3



2.5



Strategi Pemasaran ....................................................................................4



2.7



Analisis Kelayakan Usaha .........................................................................4



2.8



Rencana Pengembangan Usaha .................................................................5



BAB 3. METODE PELAKSANAAN .....................................................................6 3.1.



Tahapan pra-produksi ................................................................................6



3.2



Tahap Produksi ..........................................................................................8



3.3



Tahap Pasca Produksi ................................................................................8



DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................10 LAMPIRAN ........................................................... Error! Bookmark not defined. Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota, Biodata Dosen Pendamping .... Error! Bookmark not defined. Lampiran 2. Format Justifikasi Anggaran Kegiatan......... Error! Bookmark not defined. Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas .... Error! Bookmark not defined. Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana . Error! Bookmark not defined.



I



II



BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu contoh penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk penular (vektor) yaitu nyamuk Aedes spp. Sampai saat ini DBD masih menjadi suatu masalah kesehatan yang belum dapat diatasi. Berbagai cara telah ditempuh dalam pengendalian nyamuk, salah satunya yaitu menggunakan bahan kimia. Penggunaan bahan kimia secara terus menerus, selain berdampak buruk terhadap kesehatan manusia, juga akan membuat nyamuk menjadi resisten (Wilkinson dan Moore, 1982). Berbagai jenis tanaman ternyata juga mampu menjadi penolak serangga, bisa menjadi anti nyamuk oles alami atau sebagai insektisida alami pembasmi nyamuk. (Verheij, 1997). Oleh karena itu, salah satu alternatif cara pengendalian nyamuk yang lebih ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan manusia adalah dengan memanfaatkan tanaman yang banyak tumbuh di sekitar kita dan sudah sering digunakan masyarakat, seperti daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) dan cengkeh (Syzigium aromaticum). Daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) mengandung zat Limonoida. Limonoida adalah suatu zat yang dinilai beracun terhadap jentik nyamuk. Senyawa limonoida merupakan analog hormon juvenile pada serangga yang berfungsi sebagai pengatur pertumbuhan kutikula larva.Sebagai racun perut limonoida dapat masuk ke dalam tubuh larva nyamuk Aedes spp. Limonoida dapat masuk ke dalam tubuh larva Aedes spp melalui kulit atau dinding tubuh dengan cara osmosis, karena kulit atau dinding tubuh larva bersifat permeable terhadap senyawa yang dilewati, kemudian limonoida akan masuk ke sel-sel epidermis yang selalu mengalami pembelahan dalam proses pergantian kulit, sehingga sel-sel epidermis mengalami kelumpuhan (paralyisis) dan akhirnya mati. Cengkeh merupakan salah satu tumbuhan yang banyak terdapat di Indonesia dan berpotensi sebagai insektisida botani. Ekstrak bunga cengkeh yang mengandung eugenol, saponin, flavonoid dan tanin dapat membunuh larva Aedes aegypti.(Ardianto, 2008). Senyawa-senyawa kimia yang terkandung dalam tumbuhan-tumbuhan tersebut di atas bersifat larvasida. Cara kerja senyawa-senyawa kimia tersebut di atas adalah sebagai stomach poisoning atau racun perut yang dapat mengakibatkan gangguan sistem pencernaan larva Aedes aegypti, sehingga larva gagal tumbuh dan akhirnya mati (Suyanto, 2009). Berdasarkan permasalahan di atas, penulis mengusulkan untuk membuat lilin aromaterapi dari ekstrak daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) dan cengkeh (Syzigium aromaticum). Selain permasalahan diatas, lilin tersebut juga dapat digunakan sebagai arometerapi, dimana saat ini kondisi umum



1



sebagian besar mahasiswa mengalami padatnya jadwal dan banyaknya tugastugas, serta masyarakat umum saat ini yang dituntut serba capat oleh dunia kerja maupun global menyebabkan stress tidak dapat terhindari sehingga lilin aromaterapi ini dapat membantu merelaksasikan penggunanya. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang dihadapi sebagai berikut. 1. Bagaimana proses pembuatan lilin aromaterapi dari ekstrak daun jeruk nipis dan cengkeh? 2. Sejauh mana keuntungan mahasiswa bila memproduksi produk tersebut? 3. Bagaimana peluang bisnis produk tersebut di pasaran? 1.3 Tujuan Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari proposal ini sebagai berikut. 1. Mengetahui cara pembuatan lilin aromaterapi dari ekstrak daun jeruk nipis dan cengkeh. 2. Menghasilkan produk baru yang inovatif di pasaran. 3. Melatih kreativitas mahasiswa dalam memanfaatkan daun jeruk nipis dan cengkeh. 4. Menciptakan peluang bisnis baru. 1.4 Luaran yang diharapkan Berdasarkan tujuan yang sudah diuraikan di atas, dapat dideskripsikan luaran atau hasil yang ingin dicapai sebagai berikut. 1. Dihasilkannya produk lilin aromaterapi dari daun jeruk nipis dan cengkeh yang bermanfaat. 2. Menciptakan mahasiswa yang kreatif dan mandiri. 3. Terciptanya peluang usaha baru. 1.5 Manfaat Manfaat yang penulis harapkan dari penyusunan PKM-K ini adalah sebagai berikut. 1. Konsumen dapat memanfaatkan produk lilin aromaterapi dari daun jeruk nipis dan cengkeh untuk mengurangi penyakit DBD dan stress. 2. Harga lilin yang terjangkau dan mudah didapat sehingga menjangkau semua kalangan masyarakat. 3. Meningkatnya kreativitas mahasiswa dalam menemukan ide yang kreatif dan inovatif serta bermanfaat bagi dunia kewirausahaan. 4. Menumbuhkan jiwa wirausaha mahasiswa dan dapat membuka peluang usaha bagi orang lain.



2



BAB 2. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA 2.1 Prospek Usaha Prospek usaha merupakan gambaran tentang masa depan suatu produk atau perusahaan yang menunjukkan suatu harapan yang cerah dalam perkembangan usahanya atau kemajuan yang pesat. Prospek inovasi lilin aroma daun jeruk nipis (Citrus aurantiifolia) dan cengkeh (Syzygium aromaticum) sebagai pencegah pertumbuhan larva nyamuk dan alternatif aplikasi aromaterapi secara inhalasi (penghirupan) kedepannya diharapkan akan meningkat. Ada beberapa alasan yang mendasari, antara lain pertama di negara Indonesia penyakit yang disebabkan oleh nyamuk masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama, sehingga lilin ini dapat bermanfaat untuk mencegah pertumbuhan larva nyamuk. Alasan kedua kondisi umum sebagian besar mahasiswa mengalami padatnya jadwal dan banyaknya tugas–tugas, serta masyarakat umum saat ini yang dituntut serba cepat oleh dunia kerja maupun global menyebabkan stress tidak dapat terhindari sehingga lilin aromaterapi ini dapat membantu merelaksasikan penggunanya. Dapat disimpulkan bahwa usaha inovasi lilin aroma daun jeruk nipis dan cengkeh sebagai pencegah pertumbuhan larva nyamuk dan alternatif aplikasi aromaterapi secara inhalasi (penghirupan) ini cocok bagi enterpreuner yang akan memulai berwirausaha. 2.2 Kelebihan Produk Usaha Produk usaha inovasi lilin aroma daun jeruk nipis dan cengkeh yang akan kami lakukan memiliki beberapa keunggulan diantaranya. 1) Bahan baku dan peralatan yang digunakan mudah didapatkan. 2) Proses pembuatannya mudah dan harganya relatif terjangkau. 3) Produk memiliki inovasi yang jarang ditemui, sehingga daya saing rendah. 4) Memiliki banyak manfaat untuk berbagai kalangan masyarakat. 5) Produk awet dan dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama. 2.3 Peluang Pasar Peluang pasar dari inovasi lilin aroma daun jeruk nipis dan cengkeh ini sangat menjanjikan. Produk ini merupakan inovasi baru dengan banyak manfaat, sehingga dapat menarik minat masyarakat dari bebagai kalangan dan dapat dijadikan peluang yang besar. Produk ini dapat diperoleh di berbagai ecommerce, media sosial, dan toko–toko. Harga dan penampilan menarik menambah tingkat peluang pasarnya. 2.4 Target Penjualan Target penjualan produk inovasi lilin aroma daun jeruk nipis dan cengkeh utamanya akan dijual pada online shop sehingga masyarakat mudah mencari produk ini. Kami menargetkan penjualan dengan berbasis e-commerce



3



melalui aplikasi shopee, lazada, dan tokopedia. Selain e-commerce target penjualan kami juga melalui media sosial seperti instagram dan facebook. Kami juga hendak menjual ke toko–toko agar mempermudah pemasaran dan masyarakat di berbagai kalangan menjadi target penjualan. 2.5 Strategi Pemasaran Dalam melakukan pemasaran perlu adanya strategi yang berguna untuk mendukung dan melancarkan proses penjualan. Untuk usaha yang kami jalankan akan menggunakan strategi sebagai berikut. 1) Memanfaatkan online/ internet marketing. 2) Menayangkan iklan di media sosial. 3) Pembagian brosur yang berisi rincian produk. 4) Memberi insentif untuk rekomendasi. 2.6 Analisis Produk Gambaran produk yang akan kami jual nantinya akan dikemas menggunakan kotak mika, serta kami tambahkan logo untuk menarik konsumen. Adapun gambaran logo dan bentuk produk kami sebagai berikut. Logo produk



Bentuk produk



2.7 Analisis Kelayakan Usaha Produksi 6 hari = 50 buah lilin aromaterapi. Harga yang ditawarkan untuk “Lilin Aroma daun jeruk nipis dan Cengkeh”.  Harga = Rp 17.000  total penjualan 5 hari = Rp 17.000 × 50 = Rp 850.000  total 1 bulan = Rp 850.000 × 5 = Rp 4.250.000  total 4 bulan = Rp 4.250.000 × 4 = Rp 17.000.000 Keuntungan tiap 4 bulan = Total penjualan tiap 4 bulan – Harga Pokok Penjualan = Rp 17.000,000 – Rp 11.029.000 = Rp. 5.971.000



4



Keuntungan tiap 1 bulan = =



Keuntungan 4 bulan 4 Rp 5.971.000 4



= Rp 1.492.750 Break Event Point (BEP) Break Event Point (BEP) adalah volume penjualan di mana jumlah pendapatan dan jumlah bebannya sama, tidak ada laba atau rugi bersih (Henry Simamora, 2012:170). Harga pokok produk lilin aroma daun jeruk nipis dan cengkeh sebesar Rp 9.104 per buah. Adapun harga jual dari produk lilin aromaterapi ini sebesar Rp 17.000 dan kuantitas produksi sebesar 1000 buah per 4 bulan. Umur Harga (Rp) No Nama Unit ekonomis 1 Panci besar 1 buah 1 tahun 120.000 2 Blender 1 buah 5 tahun 325.000 3 Mangkuk 1 Buah 5 tahun 100.000 4 Cangkir Pyrex 1 Buah 1 tahun 82.000 5 Sohxlet 1 Buah 1 tahun 300.000 6 Termometer 1 Buah 6 bulan 63.000 Total 990.000 BEP Volume Produksi



Beban aset tetap



= Harga jual −Harga produksi Rp 990.000



= Rp 17.000− Rp 9.104 = 125 buah BEP Harga Produksi



= =



Beban aset tetap + Harga Pokok 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 Rp 990.000 +Rp 9.104 1000



= Rp 999,104 2.8 Rencana Pengembangan Usaha Rencana awal usaha akan dilakukan secara online dengan memanfaatkan media sosial dan e-commerce serta toko–toko yang harapannya lebih mudah dijangkau oleh masyarakat dari berbagai kalangan. Kami juga akan menerima pesanan untuk souvenir di pernikahan agar lebih mengenalkan produk kami di masyarakat. Setelah sukses dengan pemasaran melalui media sosial dan tokotoko, kami berencana akan membuka rumah produksi sendiri dan melakukan inovasi lilin aromaterapi lainnya.



5



BAB 3. METODE PELAKSANAAN Pelaksanaan pembuatan lilin aroma ini akan diuraikan sebagai berikut. 3.1. Tahapan pra-produksi a. Persiapan Pada tahap ini akan dilakukan proses penyiapan segala hal yang diperlukan dalam proses produksi, diantaranya terdapat bahan baku, bahan penolong, peralatan yang dibutuhkan. Berikut yang diperlukan. a. Parafin. b. Gelas untuk lilin. c. Cangkir Pyrex atau gelas kaca pengukur yang tahan panas. d. Sumbu lilin siap pakai. e. Pewarna lilin. f. Ekstrak/minyak wewangian. g. Termometer. h. Sendok kayu. i. Double boiler atau mangkuk atau panci kaca tahan panas. j. Bejana perendam. k. Air. l. Etanol. m. Sohxlet. n. N-heksana. b. Pembuatan Sampel Produk Pembuatan sampel atau contoh produk penting untuk dilakukan agar mengetahui bentuk produk. Selain itu sampel berguna untuk mengukur minat pasar terhadap produk tersebut. Tahap pembuatan sampel produk dibagi menjadi pembuatan lilin dan pembuatan minyak esensialnya (ekstraksi). Langkah membuat lilin 1. Siapakan bahan dan alat cuci gelas dan keringkan dengan memanaskannya. 2. Persiapkan sumbu, dan atur sumbu dalam gelas agar tetap tegak. 3. Buat double boiler (panci ganda) untuk melelehkan parafin. Hanya dibutuhkan panci berukuran sedang dan tungku kompor. Letakkan cangkir pengukur di dalam panci dan isi panci dengan air. 4. Air sebaiknya tidak dididihkan sepenuhnya karena akan menyebabkan lilin terlalu panas. Aduk lilin dengan sendok kayu supaya semua serpihan meleleh secara merata. 5. Uji suhu lilin. Sebaiknya jaga suhu lilin sekitar 65°-80° C. Tidak boleh meninggalkan lilin ketika dilelehkan. Hal ini mencegah lilin terlalu panas dan menjaga keamanan. Pada suhu ini, lilin dapat membakar kulit dengan mudah. 6. Tambahkan warna pada lilin.



6



7. Angkat lilin dari kompor. Setelah lilin mencapai suhu yang disarankan dan meleleh sepenuhnya, sisihkan gelas pengukur. Biarkan lilin mendingin sampai bersuhu 50° C. Minyak esensial atau wewangian akan menguap jika suhu lilin melebihi 50° C 8. Tambahkan minyak esensial. Untuk setiap 0,4 liter serpihan lilin, berikan 10 tetes minyak esensial. 9. Letakkan kertas koran di bawah gelas, sehingga mudah dibersihkan. Potongan lilin kering dapat diambil dan residunya dapat dibersihkan dengan mudah. 10. Tuangkan lilin ke dalam gelas secara perlahan. Lilin perlu dituang dengan perlahan dan hati-hati untuk mencegah lilin retak saat mengeras dan terbentuknya kantung udara di dalam gelas. 11. Berikan ruang di atas lilin saat dituang ke gelas. Ketika lilin menyala, lapisan teratas lilin akan meleleh dan menggenang di sekeliling sumbu. Jangan sampai lilin meluber saat pertama kali dinyalakan. 12. Berikan sedikit lagi lilin di atas lilin. Biasanya ada cekungan di sekeliling sumbu ketika lilin mulai mengeras. Anda cukup menuangkan lilin ke area cekungan ini dan goyangkan sedikit supaya permukaannya merata. 13. Potong sumbu sebelum dinyalakan. Tinggalkan 0,6 cm sumbu di atas lilin. Jika terlalu panjang, sumbu akan melengkung dan tidak terbakar dengan baik. Jika terlalu pendek, sumbu akan sulit menyala dan tenggelam di lilin yang mencair di bagian atas lilin. Langkah ekstraksi daun jeruk nipis 1. Simplisa dimasukan kedalam bejan kemudian dituangi dangan cairan penyari (etanol). 2. Rendam serbuk dalam pelarut yang sesuai selama beberapa hari pada temperature kamar terlindung dari cahaya (biasanya dilakukan pada temperatur 15o-20o C dalam waktu selama 3 hari). 3. sambil berulang-ulang diaduk. 4. setelah 5 hari diserkai, ampas diperas. 5. Pada ampas ditambah cairan penyari secukupnya, diaduk dan diserkai sehingga diperoleh seluruh sari. 6. Bejana ditutup dan dibiarkan ditempat sejuk, terlindung dari cahaya, selama 2 hari kemudian endapan dipisahkan. Langkah ekstraksi cengkeh 1. Tahapan penelitian diawali dengan mengeringkan bunga cengkeh dengan dijemur di bawah sinar matahari selama 1 minggu. 2. Setelah itu, bu-nga cengkeh kering ditumbuk sampai halus.



7



3. Bunga cengkeh diekstraksi menggunakan soxhlet dengan 100 mL pelarut pada suhu didihnya selama 15 siklus (+ 80 menit). Dari percobaan yang telah dilakukan dihasilkan rendemen ekstrak bunga cengkeh dengan pelarut n-heksana sebesar 17,61% dan kadar eugenol 65,02%. Sedangkan dengan pelarut benzene, rendemen ekstraks bunga cengkeh sebesar 18,90% dan kadar eugenol 8,81%. Oleh karena itu, ekstraksi minyak atsiri bunga cengkeh dengan menggunakan pelarut nheksana relatif lebih baik karena memberikan kadar eugenol lebih besar daripada pelarut benzena. 3.2 Tahap Produksi a. Pembuatan Produk Dilakukan proses produksi seperti cara yang sudah disebutkan. Lilin yang sudah jadi akan diseleksi kembali, mana produk yang tampilannya bagus dan tidak rusak setra dicek tingkat keharumannya. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan produk yang lebih baik tiap produksinya. b. Promosi dan pemasaran Dalam memulai suatu usaha dalam tahap awal, maka promosi masih sangat dibutuhkan. Karena usaha baru belum memiliki pangsa pasarnya. Proses promosi dan pemasaran dapat dilakukan dengan cara melakukan kerja sama dengan toko atau dengan menggunakan sosial media untuk promosi. Agar lebih menarik maka kemasan dibuat semenarik mungkin serta untuk melahirkan branding produk. 3.3 Tahap Pasca Produksi a. Pelaporan Keuangan Setelah proses produksi selesai, maka tahap yang tidak kalah penting yaitu tahap pelaporan keuangan. Dalam usaha yang akan dijalankan penulis akan secara rutin melakukan pencatatan setiap transaksi usaha, walapun usahanya masih skala kecil, pencatatan akuntansi penting dilakukan agar bisa mengatur keuangan perusahaan dengan baik. proses pelaporan keuangan juga menghindari kerugian yang besar. b. Evaluasi Selain proses pelaporan keuangan, selanjutnya adalah proses evaluasi. Proses evaluasi dilakukan bersamaan dengan proses pelaporan keuangan. Dalam evaluasi akan dibahas mengenai kendala-kendala selama melakukan proses sehingga nanti dapat diberikan solusi agar indusri ini dapat berkembang serta bertahan dipasaran.



8



BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 4.1 Anggaran Biaya Tabel 1. Biaya Produksi No Jenis Pengeluaran 1 Perlengkapan yang diperlukan 2 Bahan Habis Pakai 3 Biaya Perjalanan 3 Lain-Lain (Promosi) Total



Biaya (Rp) 990.000 9.104.000 375.000 560.000 11.029.000



4.2 Jadwal Kegiatan Tabel 2. Jadwal Kegiatan Bulan keKegiatan



I



II



III



IV



1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Persiapan alat dan bahan Uji coba pembuatan produk Pembuatan produk Promosi Penjualan produk Evaluasi kegiatan Laporan pertanggung jawaban



9



DAFTAR PUSTAKA Ardianto, T., 2008. Pengaruh Ekstrak Bunga Cengkeh (Syzygium aromaticum L.) terhadap Mortalitas Larva Aedes aegypti L. Skripsi, s.l.: Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. F, S., 2009. Efek Larvasida Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Larva Aedes aegypti L. Skripsi, s.l.: Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Haditomo, I., 2010. Efek Larvasida Ekstrak Daun Cengkeh (Syzygium aromaticum L.) terhadap Aedes aegypti L. Skripsi, s.l.: Fakultas Kedokteran Universita Sebelas Maret. Kho, Budi, 2019. Pengertian BEP (Break Even Point) dan Cara Menghitung BEP.[Online] Available at: http://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-bep-break-even-pointdan-cara-menghitung-bep/ [Accessed 1 Desember 2019]. Kurniawan, Doni AJi, 2015. Efektifitas Ekstrak Daun Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia) sebagai Anti Nyamuk Alami Tahun 2015. Karya Tulis Ilmiah, s.l.: Program Studi DIII Kesehatan Lingkungan Stikes Muhammadiyah Samarinda . Simamora, Henry, 2012. Akutansi Manajemen. Jakarta: Star Gate Publisher. Staff, W, 2014. Wikihow Cara Membuat Lilin Sendiri. [Online] Available at: https://id.m.wikihhow.com/Membuat-Lilin-Sendiri?amp=1 [Accessed 1 Desember 2019]. Verheij, E. E. M. & Coronel, R. E., 1997. Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 2: Buah-buahan yang dapat dimakan. In: Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 2: Buah-buahan yang dapat dimakan. Jakarta: PORSEA-Gramedia, pp. 232-237. Wilkinson, J.B. and R.J. Moore, 1982. Cosmeticology. In: 7th ed. London: George-Godwin, p. 325.



10