POLTEKKESSBY Course 4371 MODULPRAKTIKTPS PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

VISI DAN MISI PROGRAM STUDI DIPLOMA III KESEHATAN LINGKUNGAN JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA



VISI : Menjadikan Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan Surabaya sebagai rujukan yang menghasilkan tenaga ahli madya yang memiliki integritas dengan keunggulan yang kompetitif bidang sanitasi perkotaan tahun 2025 MISI : 1. Melaksanakan



integrase



Tridharma



Perguruan



Tinggi



untuk



mendukung



pengembangan ilmu pengetahuan, moralitas, intergritas, dan kompetensi yang unggul serta kompetitif bidang sanitasi perkotaan. 2. Melaksanakan tata kelola organisasi dan sumber daya manusia yang baik, bersih, akuntabel, transparan , dan terukur. 3. Mengembangkan kerjasama dalam bidang penelitian, pengabdian masyarakat dan pengelolaan Pendidikan.



PENGESAHAN Modul Praktikum dengan judul : MODUL TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL Disusun oleh : Hadi Suryono, ST, MPPM Narwati, S.Si, M.Kes. Demes Nurmayanti, ST, M.Kes.



Telah disusun berdasarkan Rencana Pembelajaran Program Srudi (RPS) dan Kurikulum Pendidikan Tinggi Diploma III Kesehatan Lingkungan Surabaya dan dapat digunakan sebagai pedoman praktikum bagi mahasiswa.



Surabaya,



Agustus 2019



Ketua Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan Surabaya,



Nurhaidah, SKM, M.Kes. NIP. 197202081996022001



Dosen PJMK



Hadi Suryono, ST, MPPM NIP.196209301985031004



Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Surabaya,



Ferry Kriswandana, SST, MT NIP. 197007111994031003



KOMPETENSI YANG INGIN DICAPAI Setelah mengikuti perkuliahan praktek ini diharapkan mahasiswa memiliki kemampuan sebagai berikut: 1. melakukan pengambilan contoh/sampel air bersih untuk air PDAM melalui kran, air sumur/kolam, atau badan air lainnya secara bakteriologis. 2. Melakukan pengambilan sampel dan preparasi sampel makanan dan minuman secara bakteriologis 3. Memahami prinsip dan melakukan praktikum pengambilan sampel swab secara bakteriologis 4. Terampil mengambil sampel usap alat makanan secara bakteriologis 5. Terampil mengambil sampel nyamuk dari berbagai bentuk siklusnya meliputi stadium telur, larva, dan dewasa serta mengidentifikasinya. 6. Terampil me ngambil sampel lalat stadium dewasa 7. Terampil mengambil contoh tikus dewasa 8. Terampil melakukan pengambilan contoh air limbah secara fisik dan kimia 9. Terampil dalam melakukan pengambilan sampel udara untuk parameter kimia 10. Terampil dalam melakukan pengambilan sampel udara secara mikrobiologi. 11. Terampil dalam melakukan pengambilan sampel debu 12. Terampil melakukan pengambilan sampel tanah, memeriksa kelembaban tanah dan mengukur pH tanah



KATA PENGANTAR Buku/Diktat petunjuk praktikum Teknik Pengambilan Sampel ini disusun dengan maksud dan tujuan membantu mahasiswa dalam melaksanakan praktikum Teknik Pengambilan Sampel sebagai teknik dasar melakukan pengambilan sampel khususnya sampel lingkungan. Keahlian dan keterampilan kerja di laboratorium sangat membantu dalam memahami teori yang telah diperoleh di bangku kuliah sehingga dapat tercipta korelasi yang saling membangun antara teori dengan kenyataan di lapangan. Diktat praktikum ini disusun secara rinci dan sistematis, dilengkapi dengan gambar sehingga memudahkan praktikan memahami dan mempersiapkan diri sebelum melakukan kegiatan praktikum. Materi yang disajikan dalam diktat ini mencakup teknik dasar yang lazim dilakukan di Laboratorium pada umumnya. Harapan kami, buku ini dapat bermanfaat bagi praktikan Teknik Pengambilan Sampel serta bagi mahasiswa yang memerlukannya. Segala kritik dan saran yang bersifat membangun Surabaya, Agustus 2019 Tim Penyusun



PANDUAN UMUM KESELAMATAN KERJA DAN PENGGUNAAN PERALATAN LABORATORIUM Pada prinsipnya, untuk mewujudkan praktikum yang aman diperlukan Partisipasi seluruh praktikan dan pembimbing / asisten pada praktikum yang bersangkutan. Dengan demikian, kepatuhan setiap praktikan terhadap uraian panduan pada bagian ini akan sangat membantu mewujudkan praktikum yang aman. BAHAYA LISTRIK 



Perhatikan dan pelajari tempat-tempat sumber listrik ( Stop kontak dan circuit breaker) dan cara menyala-matikannya. Jika melihat ada kerusakan yang berpotensi menimbulkan bahaya, laporkan pada pembimbing/teknisi.







Hindari daerah atau benda yang berpotensi menimbulkan bahaya listrik ( sengatan listrik/ strum ) secara tidak sengaja, misalnya kabel yang terkelupas dll.







Tidak melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya listrik pada diri sendiri atau orang lain.







Keringkan bagian tubuh yang basah, misalnya, keringat atau sisa air wudhu.







Selalu waspada terhadap bahaya listrik pada setiap aktifitas praktikum



Kecelakaan akibat bahaya listrik yang sering terjadi adalah tersengat arus listrik. Berikut ini adalah hal-hal yang harus diikuti praktikan jika hal itu terjadi : 



Jangan panik







Matikan semua peralatan elektronik dan sumber listrik di meja masing-masing dan di meja praktikan yang tersengat arus listrik.







Bantu praktikan yang tersengat arus listrik untuk melepaskan diri dari sumber listrik.







Beritahukan dan minta bantuan pembimbing, praktikan lain dan orang di sekitar anda tentang terjadinya kecelakaan akibat listrik.



BAHAYA API 



Jangan membawa benda-benda mudah terbakar (Korek api, gas, dll) ke dalam ruang praktikum bila tidak disyaratkan dalam modul praktikum.







Jangan melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan api, percikan api atau panas yang berlebih.







Jangan melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya api atau panas berlebih pada diri sendiri atau orang lain.







Selalu waspada terhadap bahaya api atau panas berlebih pada setiap aktivitas praktikum.



Berikut ini adalah hal-hal yang harus diikuti praktikan jika menghadapi bahaya api atau panas berlebih : 



Jangan panik







Beritahukan dan minta bantuan pembimbing, praktikan lain dan orang di sekitar anda tentang terjadinya bahaya api atau panas berlebih.







Matikan semua peralatan elektronik dan sumber listrik di meja masing-masing







Menjauh dari ruang praktikum



BAHAYA BENDA TAJAM DAN LOGAM 



Dilarang membawa benda tajam (pisau, gunting dan sejenisnya) ke ruang praktikum bila tidak diperlukan untuk pelaksanakan praktek.







Dilarang memakai perhiasan dari logam misalnya cincin, kalung , gelang dll.







Hindari daerah, benda atu logam yang memiliki bagian tajam dan dapat melukai.







Tidak melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan luka pada diri sendiri atau orang lain.



BAHAYA BAHAN KIMIA 



Hindari kontak langsung dengan bahan kimia







Hindari menghisap langsung uap bahan kimia , tetapi kipaslah uap tersebut dengan tangan di muka anda , gunakan almari asam untuk menuangkan bahan-bahan yang bersifat asam kuat.







Baca tabel bahan kimia sekurang-kurangnya dua kali untuk menghindari terjadinya kesalahan







Pindahkan sesuai dengan jumlah yang diperlukan, jangan menggunakan bahan kimia secara berlebih







Hati-hati dalam menggunakan bahan-bahan yang dapat menimbulkan luka bakar misal ( H2SO4, HNO3, HCL ), basa kuat ( KOH, NaOH dan NH4OH )







Hindari dari api bahan-bahan yang mudah terbakar seperti eter, kloroform.



Berikut ini adalah hal-hal yang harus diikuti praktikan jika menghadapi bahaya bahan kimia : 



Bila kulit terkena bahan kimia, janganlah digaruk agar tidak tersebar.







Jika terkena percikan asam/basa, maka hal yang harus dilakukan adalah : A.



Asam pada pakaian diatasi dengan menggunakan ammonia encer.



B. Basa pada pakaian diatasi dengan menggunakan asam cuka encer, kemudian ammonia encer C. Asam/Basa pada meja/lantai diatasi dengan dicuci menggunakan air yang banyak. D.



Asam, Basa dan Zat-zat yang merusak kulit diatasi dicuci dengan air, kemudian diberi vaselin.



PENGGUNAAN PERALATAN PRAKTIKUM Berikut ini adalah panduan yang harus dipatuhi ketika menggunaan alat-alat praktikum : 



Sebelum menggunakan alat-alat praktikum, pahami petunjuk penggunaan alat.







Perhatikan dan patuhi peringatan (warning ) yang biasa tertera pada badan alat.







Pahami fungsi atau peruntukan alat-alat praktikum dan gunakannlah alat tersebut hanya untuk aktivitas yang sesuai fungsi atau peruntukannya. Menggunakan alat praktikum di luar fungsi atau peruntukannya dapat menimbulkan kerusakan pada alat tersebut dan bahaya keselamatan praktikan.







Pahami rating dan jangkauan kerja alat-alat



praktikum dan gunakanlah alat-alat



tersebut rating jangkauan kerjanya. Menggunakan alat praktikum di luar rating dan jangkauan kerjanya dapat menimbulkan kerusakan pada alat tersebut dan bahaya keselamatan praktikan. 



Benda/logam tajam, api/panas berlebih atau lainnya yang dapat mengakibatkan kerusakan pada alat tersebut.







Tidak melakukan aktifitas yang dapat menyebabkan kotor, coretan, goresan atau sejenisnya pada badan alat-alat praktikum yang digunakan.



SANKSI Pengabaian uraian panduan tersebut diatas dapat dikenakan sanksi tidak lulus mata kuliah praktikum yang bersangkutan



DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL ............................................................................................................ i VISI DAN MISI PRODI D.III ............................................................................................. ii KOMPETENSI YANG INGIN DICAPAI ............................................................................ iii KATA PENGANTAR



...................................................................................................... iv



TATA TERTIB PRAKTIKUM ........................................................................................... v DAFTAR ISI



. ................................................................................................................ vi



Praktek 1 Teknik Pengambilan Sampel Air Bersih Secara Bakteriologis ........................ 1 Praktek 2 Teknik Pengambilan Sampel Makanan Secara mikrobiologis ......................... 7 Praktek 3 Teknik Pengambilan Sampel Dubur (Rectal Swab) Secara Mikrobiologis ...... 15 Praktek 4 Teknik



Pengambilan



Sampel



Usap



Alat



Makanan



Secara



Bakteriologis .................................................................................................. 19 Praktek 5 Teknik Pengambilan Sampel Nyamuk ........................................................... 24 Praktek 6 Teknik Pengambilan Sampel Lalat ................................................................. 31 Praktek 7 Teknik Pengambilan Sampel Tikus ................................................................ 34 Praktek 8 Teknik Pengambilan Sampel Air Bersih Secara Fisik dan Kimia .................... 37 Praktek 9 Teknik Pengambilan Sampel Udara Parameter Kimia ................................... 43 Praktek 10 Teknik Pengambilan Sampel Udara Parameter Mikrobiologi ......................... 46 Praktek 11 Teknik Pengambilan Sampel Debu ............................................................... 49 Praktek 12 Teknik Pengambilan Sampel Tanah ............................................................. 51



Daftar Pustaka Lampiran



............................................................................................................... 54



1



TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL AIR BERSIH SECARA MIKROBIOLOGIS



1.1 Kompetensi yang ingin dicapai: Mahasiswa trampil melakukan pengambilan contoh/sampel air bersih untuk air PDAM melalui kran, air sumur/kolam, atau badan air lainnya secara bakteriologis.



1.2 TUJUAN :  Mahasiswa mengetahui pertimbangan dan prinsip pengambilan sampel air bersih secara mikrobiologis  Mahasiswa dapat melakukan praktik teknik pengambilan sampel air bersih secara bakteriologis/mikrobiologis di kran (air PDAM) atau di sumur pompa tangan  Mahasiswa dapat melakukan praktik teknik pengambilan sampel air bersih secara bakteriologis/mikrobiologis di reservoir/tandon atau di kolam  Mahasiswa dapat melakukan teknik pengambilan sampel air bersih di sungai/ air yang bergerak



1.3 Dasar Teori Air bersih merupakan kebutuhan pokok manusia. Tidak ada manusia yang bisa hidup tanpa keberadaan air. Dalam tubuh manusia sendiri hampir 95% terdiri dari air. Oleh sebab itu air untuk kebutuhan manusia harus memenuhi persyaratan fisik, kimia, bakteriologis maupun zat berbahaya lainnya. Air bersih yang tidak memenuhi



persyaratan



dapat



menyebabkan



penyakit-penyakit



yang dapat



disebabkan/ditularkan melalui air (Waterborne deseases) misalnya, thyphus, colera, disentri, muntaber, gatal-gatal di kulit, dan sebagainya. Pengambilan contoh air minum/ bersih secara bakteriologis dilakukan dalam rangka pemeriksaan air minum/bersih di laboratorium terhadap kandungan mikrobiologi dalam air bersih/minum tersebut. Pemeriksaan bakteriologis merupakan suatu usaha untuk memenuhi tersedianya salah satu kualitas air yang dipersyaratkan oleh Menteri Kesehatan RI dalam Permenkes RI No. 416/MEN.KES./PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan pengawasan kualitas air. Persyaratan lainnya adalah 1 Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan Sampel



tersedianya kualitas secara fisik, kimia, dan radiologis serta persyaratan kuantitas air bersih/minum. Dalam Permenkes 416/MEN>KES/PER/IX/1990 terdapat definisi air adalah sebagai berikut: -



Air adalah air minum, air bersih, air kolam renang, dan air pemandian umum.



-



Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.



-



Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Untuk



memenuhi



kebutuhan



air



yang



bebas



dari



kandungan



mikrobiologi/bakteri maka harus dilakukan pengujian-pengujian/pemeriksaan air



bersih/minum



terhadap



kandungan



bakteriologis.



Pemeriksaan



mikrobiologi/bakteriologis akan menghasilkan data yang akurat apabila sampel yang diperiksa berasal dari kegiatan pengambilan sampel air yang steril/aseptis.



1.4 PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1.4.1 Alat : a. Botol Sampel steril b. Botol tenggelam/ botol sampel dengan pemberat steril c. Lampu Bunsen/lampu spiritus d. Korek api e. Stop watch f. Thermometer g. Pengukur pH (pH meter atau kertas lakmus) h. Cool box (box pendingin) i. Tool box (box peralatan) j. Pinset k. Beker glass



1.4.2. Bahan a. Alkohol 70% b. Kertas pembungkus c. Tali / benang 2 Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan Sampel



d. Spiritus e. Icepack



1.4.3 LOKASI PRAKTIKUM Pelaksanaan praktikum ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi dalam mempersiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan sedangkan lokasi pengambilan sampel dilakukan di lapangan, sesuai jadual yang telah diatur.



1.4.4 PROSEDUR KERJA a.



Pengambilan sampel di kran atau di sumur pompa tangan 1). Kran dibuka penuh dan dibiarkan mengalir selama 2-3 menit, atau dalam waktu yang dianggap cukup untuk membersihkan pipa parsial, kemudian ditutup 2). Kran dipanaskan sampai cukup panas dengan nyala lampu spiritus/ Bunsen(diflambir) 3). Kran dibuka selama 1 – 2 menit, kemudian tutup botol dilepas dengan tangan kiri dan botol dipegang dengan tangan kanan. 4). Botol Sampel dibuka pembungkusnya dari bagian atas, kertas pembungkus ditaruh dalam cool box, kemudian mulut botol sampel diflambir dengan lampu Bunsen. 5). Botol diisi sampai penuh kemudian tuangkan ke dalam beker glass kurang lebih sepertiga bagian untuk pemeriksaan suhu atau pH kemudian mulut botol difalmbir lagi. 6). Botol yang telah berisi contoh air 2/3 bagian ( lebih besar dari 100 ml) kemudian dibungkus kembali dengan kertas pembungkus, diikat pada lehernya, kemudian ditempelkan kertas etiket dengan keterangan sebagai berikut: - jenis air sampel, misalnya: air PDAM, air Sumur Gali, dll. - lokasi pengambilan, misalnya: halaman belakang kampus D.III Kesling - waktu pengambilan : tanggal dan jam pengambilan - Jenis pemeriksaan, misalnya: pemeriksaan mikrobiologi - Nama dan tanda tangan petugas pengambil sampel.



3 Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan Sampel



Catatan: -



Air harus jelas berasal dari pipa parsial yang dihubungkan langsung dengan pipa induk



-



Contoh sebaiknya diambil dari kran yang biasa/sering dipakai.



-



Dihindarkan pengambilan sampel/contoh air dari alat-alat tambahan yang dipasang pada kran atau dari kran yang bocor.



-



Apabila kran bocor, harus dibersihkan lebih dahulu sebelum dilakukan pengambilan contoh.



a. Pengambilan sampel air di Sumur Gali, Reservoir/tendon air, Kolam 1). Bersihkan tangan dengan alcohol 70%. 2). Botol dipegang di bagian bawah, bungkus kertas dibuka, tangan tidak boleh bersentuhan dengan botol 3). Tali dilepas dengan pinset dan dililitkan di tangan kanan kemudian botol diturunkan pelan-pelan sampai mulut botol masuk minimum 10 cm dibawah permukaan air (bila tinggi air memungkinkan). 4). Botol yang telah terisi contoh air dibungkus kembali dengankertas pembungkus, diikat pada lehernya, kemudian ditempelkan keterangan seperti contoh pengambilan air 6.a.5). Catatan: -



Botol dihindarkan bersentuhan dengan dinding dan benda lainnya.



-



Botol pemeriksaan sisa chlor dan pH, contoh diambil dari botol yang lain, yang tidak diberi Natrium thio sulfat.



b. Pengambilan Contoh Air Sungai, Danau, dan Waduk Botol sampel yang digunakan dipilih yang tidak mengandung Natrium thio sulfat (Na2S2O3), sekalipun bila Natrium thio sulfat tidak memberikan pengaruh hasil analisa. Untuk mengambil air sungai, danau atau waduk, botol contoh dipegang di dekat dasarnya dan lehernya kebawah di bawah permukaan. Botol selanjutnya diputar sampai ujung leher sedikit ke atas dan mulut botol mengarah pada arah aliran. Bila tidak ada arah aliran seperti di waduk perlu



4 Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan Sampel



dibuat dengan cara mendorong maju horizontal dengan arah menjauh dari tangan. Bila kita berada di perahu pengambilan contoh air dilakukan pada tempattempat dekat perahu. Apabila tidak memungkinkan mengambil contoh air sebagaimana tersebut di atas, maka dapat dilakukan pengambilan seperti pengambilan contoh air sumur gali. Catatan: -



Contoh air dari sungai sebaiknya diambil dari bagian yang mengalir dan dekat dengan permukaan.



-



Bagian sungai yang diam sebaiknya dihindari



-



Untuk sungai yang lebar dan lurus contoh air diambil dari tepi, tetapi pada jarak paling sedikit 1 meter dari tepi sungai.



-



Pengambilan contoh air sungai yang tidak terjangkau tangan, contoh air dapat diambil dengan potol pemberat. Masukkan botol sampel yang telah diberi etiket(keterangan) ke dalam wadah (cool box/termos es) untuk menghindari terjadinya kontaminasi selama perjalanan. Segera kirim ke laboratorium dalam jangka waktu 1 x 24 jam, apabila keadaan tidak memungkinkan, maka contoh harus dibungkus dengan alumunium foil dan ditempatkan pada wadah pada suhu – 4oC selama dalam perjalanan/penyimpanan. Dapat ditempatkan pada termos es yang diberi es kering dan tertutup rapat dan gelap.



1.4.5



HASIL PRAKTIKUM Sampel air diambil memenuhi persyaratan pengambilan air secara mikrobiologis yakni tidak terjadi kontaminasi akibat kelalaian petugas sampling.



1.4.6 PENILAIAN HASIL PRAKTIKUM Kategori Penilaian Baik : Jika pengambilan sampel air tidak terjadi kontaminasi akibat kelalaian petugas.



5 Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan Sampel



Kurang : Jika pengambilan sampel air tidak terjadi kontaminasi akibat kelalaian petugas. 1.4.7 TUGAS



Buat laporan sesuai dengan ketentuan yang diberikan dosen pembimbing praktikum. 1.4.8 KESIMPULAN Setelah dilakukan proses pengambilan air secara kimia dan mikrobiologis dengan memperhatikan faktor2 yang mempengaruhi keakuratan hasil analisa terhadap sampel air. 1.4.9 EVALUASI 1. Sebutkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam tahap pengambilan sampel air secara kimia dan mikrobiologis. 2. Mengapa tahapan pengambilan sampel air secara mikrobiologis harus dilakukan secara aseptic? 3. Mengapa tahapan pengambilan sampel air secara mikrobiologis harus dilakukan dengan menghindari terjadinya aerasi?



6 Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan Sampel



TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL MAKANAN SECARA MIKROBIOLOGIS



2



2.1. KOMPETENSI YANG INGIN DICAPAI Mahasiswa terampil melakukan pengambilan sampel dan preparasi sampel makanan dan minuman secara bakteriologis. 2.2. TUJUAN :  Mahasiswa mengetahui pertimbangan dan prinsip pengambilan sampel makanan secara mikrobiologis  Mahasiswa dapat melakukan praktik teknik pengambilan sampel makanan minuman secara bakteriologis.  Mahasiswa dapat melakukan tahapan preparasi sampel makanan minuman guna pemeriksaan mikrobiologis



2.3. DASAR TEORI Makanan merupakan salah satu unsur penting untuk menjaga kesehatan manusia. Undang-undang No. 18 tahun 2012 tentang Pangan memuat bahwa Pangan merupakan segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan Pangan, bahan baku Pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman. Oleh karenanya dalam keseharian diperlukan upaya pengawasan dalam keamanan pangan dimana keamanan pangan menurut UU No 18 tahun 2012 adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat sehingga aman untuk dikonsumsi. Selain harus bergizi dan menarik, pangan juga harus bebas dari bahan-bahan berbahaya yang dapat berupa cemaran kimia, mikroba dan bahan lainnya. Mikroba dapat mencemari pangan melalui air, debu, udara, tanah, alat-alat pengolah (selama



7 Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan Sampel



proses produksi atau penyiapan) juga sekresi dari usus manusia atau hewan. Penyakit akibat pangan (food borne diseases) yang terjadi segera setelah mengkonsumsi pangan, umumnya disebut dengan keracunan. Pangan dapat menjadi beracun karena telah terkontaminasi oleh bakteri patogen yang kemudian dapat tumbuh dan berkembang biak selama penyimpanan, sehingga mampu memproduksi toksin yang dapat membahayakan manusia. Selain itu, ada juga makanan yang secara alami sudah bersifat racun seperti beberapa jamur/tumbuhan dan hewan. Umumnya bakteri yang terkait dengan keracunan makanan diantaranya adalah Salmonella, Shigella, Campylobacter, Listeria monocytogenes, Yersinia enterocolityca, Staphylococcus aureus, Clostridium perfringens, Clostridium botulinum, Bacillus cereus, Vibrio cholerae. Vibrio parahaemolyticus, E.coli enteropatogenik dan Enterobacter sakazaki. Kelompok kedua berasal dari makanan yang berfungsi sebagai media pertumbuhan bakteri, sehingga bakteri dapat berkembang biak, diantaranya bakteri Salmonella, Clostridium perfringens, Bacillus cereus, dan Escherichia coli enteropatogenik. Untuk mengetahui bahwa pangan sudah tercemar, dapat dilihat secara fisik dari tekstur makanan tersebut. Namun banyak makanan terutama yang sudah melewati suatu proses pengolahan, tetap mempunyai tekstur yang masih baik tetapi mengandung suatu cemaran seperti bakteri patogen, yang disebabkan oleh penanganan yang tidak memadai. Banyak faktor yang mempengaruhi jumlah serta jenis mikroba yang terdapat dalam makanan, diantaranya adalah sifat makanan itu sendiri (pH, kelembaban, nilai gizi), keadaan lingkungan dari mana makanan tersebut diperoleh, serta kondisi pengolahan ataupun penyimpanan. Jumlah mikroba yang terlalu tinggi dapat mengubah karakter organoleptik, mengakibatkan perubahan nutrisi / nilai gizi atau bahkan merusak makanan tersebut Dalam pengujian cemaran mikroba digunakan mikroba indikator, karena selain mudah dideteksi juga dapat memberikan gambaran tentang kondisi higienis dari produk yang diuji. Mikroba indikator adalah golongan atau spesies bakteri yang kehadirannya dalam makanan dalam jumlah diatas batas ( limit ) tertentu, merupakan pertanda bahwa makanan telah terpapar dengan kondisi-kondisi yang memungkinkan berkembang biaknya mikroba patogen. Mikroba indicator digunakan untuk menilai



8 Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan Sampel



keamanan dan mutu mikrobiologi makanan. Jumlah bakteri aerob mesofil, bakteri anaerob mesofil dan bakteri psikrofil dapat merupakan indikator bagi status/ mutu mikrobiologi makanan. Jumlah yang tinggi dari bakteri-bakteri tersebut seringkali sebagai petunjuk bahan baku yang tercemar, sanitasi yang tidak memadai, kondisi (waktu dan atau suhu) yang tidak terkontrol selama proses produksi atau selama penyimpanan ataupun kombinasi dari berbagai kondisi tersebut. Bakteri aerob mesofil dianggap sebagai mikroba indikator, meskipun sebenarnya kurang akurat dibandingkan dengan indikator lainnya. Bakteri anaerob mesofil merupakan indikator dari kondisi yang dapat menyebabkan adanya pertumbuhan mikroba anaerob penyebab keracunan makanan seperti C. perfringens dan C.botulinum. Sampel makanan yang diterima harus segera diuji begitu tiba di laboratorium. Sampel yang didinginkan dan mudah rusak harus dianalisa paling lambat 36 jam sesudah pengambilan sampel. Sampel beku harus disimpan dalam freezer sampai tiba waktunya untuk diuji, tetapi bila sampel diterima dalam keadaan dingin, jangan disimpan didalam freezer. Beberapa bakteri seperti vibrio banyak yang akan mati pada suhu sangat rendah (pembekuan). Untuk sampel yang tidak mudah rusak seperti makanan kaleng , dapat disimpan pada suhu ruang. Namun demikian, sampel tidak boleh disimpan terlalu lama karena ada mikroba yang dapat mati selama penyimpanan. Sampel yang akan dikirim ke laboratorium harus diupayakan tidak tercemar dengan bahan atau mikroba lain terhadap sampel. Selama dalam pengiriman ke laboratorium maka sifat sampel harus dijamin tidak mengalami perubahan sejak sampel diambil, dikemas dan dikirim ke laboratorium. Bila sampel berada dalam keadaan beku, harus terlebih dahulu dilelehkan dan pelelehan sedapat mungkin dilemari pendingin atau pada suhu kurang dari 450C selama paling lama 15 menit. Bila menggunakan suhu tinggi sebaiknya sampel diaduk secara teratur. Untuk sampel beku yang mudah meleleh seperti es krim, maka dapat diuji tanpa dilelehkan terlebih dahulu. Untuk sampel padat seperti daging mentah, harus terlebih dahulu dicincang sebelum dihomogenkan. Bila hanya ada satu sampel ditujukan untuk berbagai pengujian, maka sampel untuk uji mikrobiologi dicuplik terlebih dahulu sebelum pengujian lainnya dilakukan.



9 Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan Sampel



2.3. PELAKSANAAN PRAKTIKUM 2.3.1 Alat a. Kantong plastik steril/ botol steril b. Sarung tangan c. Sendok steril d. Pisau pemotong steril e. Pinset steril f. Kertas label g. Termos/ice box h. Alkohol i. Timbangan j. Labu erlenmeyer k. Pipet steril l. Autoclave m. Waterbath n. Kapas o. Tali kenur p. Aluminium foil q. Termometer r. Timbangan s. Formulir pemeriksaan t. Lampu spirtus u. Korek api v. Stapler machine w. Spidol x. Tas sampling



2.3.2. Bahan a. Sampel makanan dan minuman b. Air Pepton c. Alkohol 70% d. Formulir Pengambilan Sampel e. Alat tulis



10 Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan Sampel



2.3.3. LOKASI PRAKTIKUM Pelaksanaan praktikum ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi, sesuai jadual yang telah diatur.



2.3.4. PROSEDUR KERJA 2.3.4.1. Pengambilan Sampel Makanan a. Siapkan alat dan bahan b. Sterilkan alat yang akan digunakan mengambil sampel dengan cara : 1) Sterilisasi basah untuk media tanam (larutan pengencer pepton water) a)



Siapkan labu erlenmeyer yang berisi larutan pengencer pepton water 90 ml dengan jumlah sesuai kebutuhan



b) Sumbat labu erlenmeyer dengan kapas, tutup dengan aluminium foil / kertas payung, lalu diikat dengan tali kenur. Sterilkan ke dalam autoclave suhu 121 oC selama 15 menit



c)



d) Setelah disterilkan, masukkan ke dalam waterbath, dan cek suhunya sampai 55-60 oC untuk selanjutnya digunakan dalam preparasi sampel. 2) Penggunaan Alkohol 70% (kantong plastik) a)



Usap plastik dengan kapas yang telah diberi alkohol 70%



b) Sampel siap dimasukkan ke dalamnya. 3) Sterilisasi basah untuk alat dari bahan steinless steel (gunting, pinset, sendok) a)



Cuci bersih semua alat yang akan disterilkan, lalu keringkan



b) Bungkus alat dengan aluminium foil c)



Steril menggunakan autoclave/ oven, steril menggunakan suhu 121 oC selama 20 menit atau 134-135 oC selama 15 menit.



d) Alat siap digunakan c. Siapkan formulir pengambilan sampel sampel,. Formulir berisi : Kode sampel, lokasi pengambilan sampel makanan (nama TPM, alamat, tanggal pengambilan sampel, jenis sampel, parameter yang diperiksa dan nama petugas) d. Mintalah makanan kepada pengusaha sebanyak satu porsi, kemudian dibayar sebagaimana biasanya, sehingga dapat 11 Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan Sampel



dicegah kemungkinan diberikannya contoh yang sudah dipersiapkan sebelumnya. e. Ambil makanan ± 100 – 200 gram dari porsi ke dalam wadah sampel secara steril, yaitu dengan menggunakan sendok dan pisau yang steril. Bila diperlukan untuk sterilisasi di lapangan, pisau dipanaskan di atas lampu spirtus beberapa saat dan ditunggu sampai pisau kembali dingin, baru digunakan untuk memotong sampel makanan. Makanan dimasukkan ke dalam kantong plastik dengan ketentuan sbb: 1) Apabila pemeriksaan dilakukan secara total, maka semua makanan dimasukkan ke dalam satu wadah plastik steril (dicampurkan) 2) Apabila pemeriksaan dilakukan untuk setiap jenis makanan, maka setiap makanan dimasukkan ke dalam wadah sendirisendiri yang terpisah. Untuk itu diperlukan wadah yang cukup banyak sesuai dengan banyaknya jenis makanan. f. Lipat kantong plastik sampel pada bagian atas beberapa kali lipatan kemudian distekker dengan stapler machine. g. Beri label pada kantong plastik yang telah berisi sampel makanan yang berisi nomor kode dan tanggal pengambilan. h. Kirim sampel ke laboratorium dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) Segera setelah pengambilan sampel harus sudah sampai di laboratorium pemeriksa dalam waktu 1 x 24 jam. 2) Bila keadaan tidak memungkinkan, maka sampel harus dibungkus dengan aluminium foil dan ditempatkan pada suhu di bawah 40o C selama dalam penyimpanan dan perjalanan 3) Simpan sampel makanan dalam termos atau ice box.



2.3.5. Preparasi Sampel Makanan Jadi a. Siapkan larutan pengencer pepton water yang sudah disterilkan dalam labu erlenmeyer @ 90 ml b. Timbang sampel secara steril sebanyak 10 gram 12 Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan Sampel



c. Gerus/hancurkan sampel makanan tersebut secara steril dengan menggunakan blender/lumpang dan alu d. Masukkan sampel yang sudah hancur ke dalam labu erlenmeyer yang berisi pepton water secara steril. e. Sampel siap diperiksa



2.3.6. Pengambilan Sampel Minuman a. Siapkan alat dan bahan b. Apabila sampel hendak diencerkan, maka sampel dibuka secara steril, ambil 10 ml sampel lalu masukkan ke dalam larutan pengencer pepton water 90 ml secara steril (pengenceran 10 x). Namun apabila sampel tidak perlu diencerkan (misalnya air mineral dalam gelas/botol, air teh, dll), maka sampel dibuka secara steril dengan didekatkan pada lampu spirtus yang menyala. c. Sampel siap diperiksa



2.3.7. HASIL PRAKTIKUM Sampel makanan yang telah dihancurkan, dicampur dengan larutan pengencer (pepton water) secara steril. Semua kegiatan dilakukan secara aseptis.



2.3.8. PENILAIAN HASIL PRAKTIKUM



Kategori Penilaian Baik : Tiap tahapan dilakukan secara aseptis, volume atau berat sampel diambil secara tepat dan mengindahkan prinsip sterilitas dalam setiap kegiatan. Kurang : : Tiap tahapan dilakukan tidak secara aseptis, volume atau berat sampel diambil tidak tepat dan kurang mengindahkan prinsip sterilitas dalam setiap kegiatan.



2.3.9. TUGAS a. Buat bagan tahapan pengambilan sampel makanan hingga tahapan preparasi sampel. b. Buat pelaporan sementara dengan format : Judul Praktikum, Tujuan Praktikum, Tanggal Praktikum, Waktu Praktikum, Lokasi Praktikum, Dasar Teori, Alat dan Bahan, Prosedur Praktikum, Hasil, Kesimpulan, Pustaka.



13 Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan Sampel



2.3.10. KESIMPULAN Setelah dilakukan proses pengambilan dan tahapan preparasi sampel makanan dan minuman, buat kesimpulan.



2.3.11. EVALUASI a. Sebutkan jenis-jenis dan fungsi media pertumbuhan mikroba. b. Bagaimana cara membuat larutan media pengencer, jika sampel yang diperiksa sebanyak 5 sampel. c. Bagaimana sterilisasi alat dan media pertumbuhan mikroba.



14 Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan Sampel



TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL USAP DUBUR (RECTAL SWAB) SECARA MIKROBIOLOGIS



3



3.1. TUJUAN :  Mahasiswa mengetahui pertimbangan dan prinsip pengambilan sampel rectal swab secara aseptis  Mahasiswa dapat melakukan praktik teknik pengambilan sampel rectal swab secara aseptis 3.2. PENDAHULUAN Kualitas makanan olahan sangat bergantung pada kualitas bahan baku yang digunakan, kebersihan tempat pengolahan, kesehatan penjamah, dan kebersihan alat makan dan masak yang digunakan. Penjamah makanan mempunyai peran yang sangat besar dalam proses pengolahan makanan karena penjamah makanan dapat memindahkan bakteri pada makanan apabila mereka tidak menjaga higiene perorangan, seperti tidak mencuci tangan sebelum memegang makanan. Selain itu, kondisi sanitasi yang tidak memenuhi syarat juga dapat menentukan kualitas makanan yang disajikan, karena berbagai penyakit dapat terjadi akibat kondisi sani tasi yang tidak memenuhi syarat. Beberapa penyakit yang diakibatkan dari mengkonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri dan kondisi sanitasi yang buruk adalah kejang perut, diare berdarah, gangguan ginjal pada anak - anak (fatal), gangguan saraf pada lansia, kegagalan ginjal, gastroentritis, keracunan makanan. Oleh karena itu, untuk mengetahui kesehatan penjamah makanan, maka dapat dilakukan pengambilan sampel usap dubur (rectal swab) untuk kemudian diperiksa bakteri patogennya.



3.3.ALAT DAN BAHAN 1. Alat a. Lidi kapas steril b. Sarung tangan c. Spidol d. Kertas label e. Termos/ice box f. Alkohol



15 Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan Sampel



g. Timbangan h. Pipet steril i. Autoclave j. Tali kenur k. Timbangan l. Formulir pemeriksaan m. Lampu spirtus n. Korek api o. Alat makan dan alat masak (sendok, piring, garpu, mangkok, gelas, cangkir, wajan, panci, dll) 2. Bahan a. Media transport cairan buffer dalam botol @ 10 ml b. Alkohol 70% c. Alat tulis d. Kertas label e. Formulir pengambilan sampel 3.4.LOKASI PRAKTIKUM Pelaksanaan praktikum ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi, sesuai jadual yang telah diatur.



3.5.PROSEDUR KERJA Pengambilan Sampel Usap Dubur Penjamah (Rectal Swab) a. Persiapkan segala sesuatu untuk pemeriksaan usap dubur termasuk perispan, botol media transport, lidi kapas steril, alkohol, dan spirtus b. Semprot tangan petugas dengan alcohol 70% sebelum dan setelah menggunakan sarung tangan. c. Penderita diambil usap duburnya dengan posisi menungging (rukuk atau sujud) kedua belah tangannya memegang masing-masing pinggulnya. d. Pemeriksa berdiri di samping kiri (bagi yang kidal sebaliknya) dari penderita e. Tangan kiri pemeriksa memegang dan melebarkan lubang anus ke arah samping kiri kanan dengan merenggangkan dengan jari tangan kiri. Kemudian tangan kanan bersiap dengan lidi kapas steril dan dimasukkan ke dalam anus secara perlahan, diputar searah jarum jam dengan arah kira-kira



16 Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan Sampel



sejajar dengan badan penderita dan lidi kapas harus masuk sedalam kurang lebih 1 inchi (2,54 - 3 cm) f. Selama memasukkan lidi kapas diputar searah jarum jam dan ditarik dengan terus memutar ke arah yang sama sampai keluar g. Setelah lidi kapas dikeluarkan, segera masukkan ke dalam botol berisi media transport dengan menekan-nekan ke bawah botol. h. Lakukan prosedur usapan kedua pada penjamah makanan yang sama dengan menggunakan kapas lidi yang sama pula. Gunting kelebihan lidi kapas setinggi tutup botol atau bisa juga dipatahkan. Kemudian flambir bibir botol, kemudian ditutup rapat, beri kode dan tanggal pengambilan pada kertas label. Isi formulir pengambilan sampel , terlampir. Sampel siap dibawa ke laboratorium.



Keterangan : Jenis kuman yang biasa sebagai penyebab carier penyakit perut yaitu Salmonella typhy, Salmonella paratyphy, Vibrio cholerae, Shigella, Enterobacter pathogen. Jika sampel tiba di laboratorium dalam waktu 48 jam setelah pengumpulan, sampel dapat diletakkan di pendingin dengan suhu 4ºC. Pathogen dapat dikembalikan dari pendingin ke kondisi semula hingga 7 hari setelah pengumpulan specimen/sampel.



Selama



transportasi, pendinginan hingga 36 jam dapat dicapai dengan pengiriman dalam kotak yang terisolasi dengan disertakan es batu atau dry ice. 3.6. HASIL PRAKTIKUM Sampel dalam media transport dimasukkan ke dalam coolbox telah diberi kode sampel dan tanggal pengambilan sampel. 3.7. PENILAIAN HASIL PRAKTIKUM Kategori Penilaian Baik :



Pengambilan sampel dilakukan secara aseptis dan pengiriman sampel memperhatikan suhu penyimpanan sampel < 4ºC.



Kurang : Pengambilan sampel tidak dilakukan secara aseptis dan pengiriman sampel tidak memperhatikan suhu penyimpanan sampel < 4ºC. 3.8. TUGAS Buat bagan alur pengambilan sampel rectal swab untuk pemeriksaan bakteriologis.



17 Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan Sampel



Gambarkan dan sebutkan bagian saluran anus. 3.9 KESIMPULAN Setelah dilakukan proses pengambilan sampel rectal swab terhadap penjamah makanan, buat kesimpulan. 3.10. EVALUASI a. Sebutkan jenis media yang digunakan sebagai media transport pengambilan sampel rectal swab b. Berapa kebutuhan media jika pengambilan sampel dilakukan terhadap 15 penjamah makanan.



18 Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan Sampel



TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL USAP ALAT MAKANAN SECARA MIKROBIOLOGIS



4



4.1. KOMPETENI YANG AINGIN DICAPAI Mahasiswa terampil mengambil sampel usap alat makanan secara bakteriologis 4.2. TUJUAN :  Mahasiswa mengetahui pertimbangan dan prinsip pengambilan sampel usap alat makan/masak secara aseptis  Mahasiswa dapat melakukan praktik teknik pengambilan sampel usap alat makan/masak secara aseptis 4.3. DASAR TEORI Kualitas makanan olahan sangat bergantung pada kualitas bahan baku yang digunakan, kebersihan tempat pengolahan, kesehatan penjamah, dan kebersihan alat makan dan masak yang digunakan. Untuk mengetahui kualitas dari alat makan maupun masak yang digunakan untuk mengolah makanan, maka dapat dilakukan pengambilan sampel usap alat. Adapun tujuan dari pengambilan sampel usap alat bertujuan sebagai bahan pemeriksaan angka kuman kuman yang ada pada peralatan makan agar dapat diketahui sejauh mana tingkat hygienis atau kebersihan peralatan makan yang digunakan 4.4. PELAKSANAAN PRAKTIKUM 4.4.1. Alat



a. Lidi kapas steril b. Sarung tangan c. Spidol d. Kertas label e. Termos/ice box f. Alkohol g. Timbangan h. Pipet steril i. Autoclave j. Tali kenur 19 Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan Sampel



k. Timbangan l. Formulir pemeriksaan m. Lampu spirtus n. Korek api o. Alat makan dan alat masak (sendok, piring, garpu, mangkok, gelas, cangkir, wajan, panci, dll) 4.4.2. Bahan a.



Media transport cairan buffer dalam botol @ 10 ml



b.



Alkohol 70%



c.



Alat Tulis



d.



Form Pengambilan Sampel



e.



Kertas label



4.4.3. LOKASI PRAKTIKUM Pelaksanaan praktikum ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi, sesuai jadual yang telah diatur.



4.4.4. PROSEDUR KERJA Pengambilan Sampel Usap Alat Makan/Masak a. Siapkan sarung tangan yang steril untuk mulai pengambilan sampel b. Alat makan/masak yang akan diperiksa masing-masing diambil 4-5 buah tiap jenis yang diambil acak dari tempat penyimpanan c. Persiapkan



catatan



formulir



pemeriksaan



dengan



membagi



alat



masak/makan dalam kelompok-kelompok d. Persiapkan lidi kapas steril, kemudian buka tutup botol dan masukkan lidi kapas steril ke dalamnya e. Lidi kapas steril dalam botol ditekan ke dinding botol untuk membuang airnya, baru diangkat dan diusapkan pada setiap alat-alat yang diusapkan sampel satu kelompok selesai diusap. Permukaan tempat alat/perabot yang diusap yaitu : 1) Cangkir dan gelas : permukaan luar dan dalam bagian bibir setinggi 6 mm (π r2 t) 2) Sendok : permukaan bagian luar dan dalam seluruh mangkok sendok 3) Garpu : permukaan bagian luar dan dalam alat penusuk



20 Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan Sampel



4) Piring : permukaan dalam tempat makanan diletakkan f. Cara melakukan usapan pada : 1) Cangkir dan gelas dengan usapan mengelilingi bidang permukaan 2) Sendok dan garpu dengan usapan seluruh permukaan luar dan dalam 3) Piring dengan 2 (dua) usapan pada permukaan tempat makanan dengan menyilang siku-siku antara garis usapan yang satu dengan garis usapan kedua, dengan menggunakan bantuan jendela swab steril ukuran luas 8 inchi (50 cm2). g. Setiap bidang permukaan yang diusap dilakukan tiga kali berturut-turut dan satu lidi kapas digunakan untuk satu kelompok alat makan yang diperiksa h. Hal yang sama dilakukan pada peralatan masak, setiap usapan seluas 8 inci persegi atau 50 cm2 dilakukan tiga kali berturut-turut dan dianggap satu kelompok setelah dilakukan luas permukaan sebanyak 5 kali @luasnya 8 inci persegi i. Untuk setiap habis mengusap satu alat dari satu kelompok selalu dimasukkan ke dalam botol cairan diputar-putar dan ditekan ke dinding botol bagian dalam, demikian dilakukan berulang-ulang sampai semua kelompok diambil usapnya j. Pada usapan peralatan makan /masak setiap usapan alat harus mencapai luas sekitar 8 inci persegi atau 50 cm2 dan dilakukan lima kali (tempat) sehingga cukup mencapai luas 40 inci persegi atau 256 cm2 permukaan (1 inci=6,4 cm2) k. Setiap satu kelompok menggunakan satu swab yang diusapkan dengan cara seperti butir e l. Setelah semua kelompok alat makan/ peralatan masak selesai diusap, kapas lidi dimasukkan ke dalam botol, kocok dengan cara lidi kapas diaduk dalam cairan media transport, lalu lidinya dipatahkan atau digunting dan bibir botol dipanaskan dengan api spirtus baru ditutup sekerupnya. m. Beri kode dan tanggal pada kertas label. Tulis data-data sebagaimana yang tertera pada formulir pengambilan sampel dan kirim ke laboratorium. Adapun data yang tertera dalam formulir pengambilan sampel mencakup: 1) Nama pengirim 21 Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan Sampel



2) Alamat pengirim 3) Kode sampel 4) Tanggal/jam pengambilan sampel 5) Tanggal pengiriman sampel 6) Jenis sampel 7) Lokasi pengambilan sampel 8) Jenis pemeriksaan 9) Tanda tangan pengirim



Adapun teknik swab yang lain pada uji mikrobiologi dapat dilakukan seperti pada gambar berikut ini :  Siapkan alat dan bahan yang diperlukan, swap stick steril, jendela swab (transek logam steril), dan pelarut swap steril (extraction fluid)  Masukkan swap stick steril ke pelarut utk diusapkan ke seluruh permukaan dengan menggerakkan sambil memutar stick swap membujur dan melintang



V



Keterangan : Standart



yang



ditetapkan



1096/MENKES/PER/VI/2011



dalam TENTANG



Permenkes HIGIENE



RI



No.



SANITASI



JASABOGA , bahwa angka kuman peralatan makanan = 0 cfu/ cm2. Angka kuman E.coli nol koloni/ml atau 0 koloni / gr (Standar angka bakteri perabotan makan maksimal 500 koloni untuk 50 cm2 atau 10 koloni per cm2 permukaan.)



22 Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan Sampel



4.4.5. HASIL PRAKTIKUM Sampel dalam media transport dimasukkan ke dalam coolbox telah diberi kode sampel dan tanggal pengambilan sampel. 4.4.6. PENILAIAN HASIL PRAKTIKUM



Kategori Penilaian Baik : Pengambilan sampel dilakukan secara aseptis dan pengiriman sampel memperhatikan suhu penyimpanan sampel < 4ºC. Pengambilan sampel sesuai dengan tatacara pengambilan sampel usap alat makan/masak (jumlah dan cara melakukan) Kurang : Pengambilan sampel tidak dilakukan secara aseptis dan pengiriman sampel tidak memperhatikan suhu penyimpanan sampel < 4ºC. Pengambilan sampel tidak sesuai dengan tatacara pengambilan sampel usap alat makan/masak (jumlah dan cara melakukan) 4.4.7. TUGAS



Buat bagan alur pengambilan sampel usap alat makan/masak untuk pemeriksaan bakteriologis. Gambarkan teknik pengambilan sampel usap alat makan/masak pada masingmasing jenis alat makan/masak. 4.4.8. KESIMPULAN



Setelah dilakukan proses pengambilan sampel rectal swab terhadap penjamah makanan, buat kesimpulan. 4.4.9. EVALUASI a. Sebutkan jenis media yang digunakan sebagai media transport pengambilan sampel usap alat makan/masak. b. Berapa kebutuhan media jika pengambilan sampel dilakukan terhadap 5 jenis alat makan.



23 Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan Sampel



5 TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL NYAMUK



5.1. KOMPETENSI YANG INGIN DICAPAI: Mahasiswa terampil mengambil sampel nyamuk dari berbagai bentuk siklusnya meliputi stadium telur, larva, dan dewasa serta mengidentifikasinya. 5.2. TUJUAN :  Mahasiswa mengetahui pertimbangan dan prinsip pengambilan sampel nyamuk pada stadium telur,larva dan dewasa  Mahasiswa dapat melakukan praktik teknik pengambilan sampel nyamuk pada stadium telur, larva dan dewasa guna proses pengidentifikasian.



5.3. DASAR TEORI Nyamuk merupaan salah satu serangga Ordo Diptera, yang memiliki sepasang sayap berbentuk membrane. Tubuhnya yang kecil dengan enam kaki panjang. Ukuran tubuh nyamuk berbeda-beda, tapi tidak lebih dari 15 mm dengan berat tubuh 2 – 2,5 mg. Jumlah spesies nyamuk mencapai 2.700 jenis di dunia. Nyamuk jantan tidak menghisap darah, sedangkan nyamuk betina menghisap darah untuk mendapatkan protein dan pembentukan telur. (Hendra Widodo, 2013). Semua jenis nyamuk membutuhkan air untuk hidupnya, karena larva nyamuk melanjutkan hidupnya di air dan hanya bentuk dewasa yang hidup di darat. Telur biasanya diletakkan di atas permukaan air satu per satu atau berkelompok. Dalam satu kelompok biasa terdapat puluhan atau ratusan ribu telur nyamuk. Telur dapat bertahan hidup dalam waktu yang cukup lama dalam bentuk dorman (tidak aktif karena kondisi kering). Namun, bila air cukup tersedia, telur- telur itu biasanya menetas 2-3 hari sesudah diletakkan. Sehingga teknik pengambilan sampel telur nyamuk adalah menggunakan ovipositiontrap (ovitrap) yang dimodifikasi dengan kain keras yang diletakkan di bagian dalam wadah yang berfungsi sebagai tempat peletakkan telur nyamuk. Stadium larva memerlukan waktu kurang lebih satu minggu. Perkembangan larva dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya adalah temperatur, cukup tidaknya bahan makanan, ada tidaknya pemangsa dalam air dan lain sebagainya. Upaya pengambilan



24 Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan Sampel



sampel dalam stadium larva memerlukan pipet untuk memindahkan larva dari container ke botol sampel. Nyamuk dewasa yang baru keluar dari pupa berhenti sejenak di atas permukaan air untuk mengeringkan tubuhnya terutama sayap – sayapnya dan sesudah mampu mengembangkan sayapnya, nyamuk dewasa terbang mencari makan. Teknik pengambilan sampel dalam stadium dewasa ini dengan cara human baiting (umpan badan). Teknik pengambilan sampel nyamuk diperlukan untuk mendukung proses identifikasi. Pengumpulan dan penangkapan nyamuk merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan data entomologi tentang nyamuk pada suatu wilayah tertentu. Berbagai informasi dapat diperoleh dari kegiatan ini, diantaranya mengetahui jenis nyamuk yang kontak dengan orang atau binatang, mengetahui jenis nyamuk yang hinggap di dalam rumah atau di semak luar rumah baik sebelum maupun setelah menggigit orang. Kita juga dapat menghitung kepadatan vector nyamuk pada lokasi penangkapan termasuk mengtahui besaran angka gigitan pada manusia. Selain itu dengan pengumpulan jentik nyamuk kita dapat mengetahui jenis nyamuk yang berada di tempat perindukan tersebut. Dalam teknik pengambilan telur nyamuk dapat dilakukan dengan cara langsung mencari dan mengumpulkan telur yang ditemukan di tempat perindukan atau dengan cara tidak langsung, yaitu memasang tempat perindukan buatan sebagai jebakan agar nyamuk bertelur di dalamnya. Pengumpulan larva (jentik) dari lingkungan dapat dilakukan dengan cara langsung, yaitu melakukan kegiatan pencidukan atau pemipetan larva dari tempat-tempat perindukan nyamuk. Selain untuk mengetahui jenis jentik nyamuk yang terkumpul, kegiatan ini juga dapat untuk melakukan penghitungan kepadatan jentik pada suatu wilayah. Observasi berbagai tempat perindukan nyamuk sebaiknya dilakukan mendahului pengumpulan jentik sehingga pada saat kegiatan pengumpulan kita dapat langsung mengetahui lokasi yang menjadi



sasaran



pencidukan



jentik



dari



tempat



perindukannya.



Beberapa peralatan dibutuhkan dalam pengumpulan jentik, diantaranya adalah 1) cidukan jentik fungsinya sebagai alat untuk mengambil jentik nyamuk dari tempat perindukannya. Bentuk cidukan dapat bermacam-macam menyesuaikan bentuk dan posisi tempat perindukannya. 2) Botol jentik digunakan sebagai wadah penyimpanan



25 Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan Sampel



jentik nyamuk yang terkumpul dari lapangan. Setiap botol sebaiknya digunakan untuk menyimpan jentik nyamuk dari titik pengambilan yang sama. 3) Pipet tetes ujung tumpul digunakan untuk memindahkan jentik nyamuk dari cidukan ke dalam botol penyimpan. Ujung pipet dibuat tumpul agar jentik dalam berbagai ukuran dapat dengan mudah masuk ke dalam pipet sehingga dapat dipindahkan. 4) Kertas label mutlak diperlukan untuk memberikan kode tertentu pada botol penyimpanan jentik sehingga tidak tertukar lokasi titik pengambilan jentiknya. 5) Formulir survey juga dibutuhkan untuk mencatat segala informasi yang diperoleh baik mengenai kondisi sebelum dan setelah pengambilan jentik maupun informasi lingkungan sekitar yang diperlukan. Adapun teknik lain dengan cara tidak langsung adalah dengan memasang tempat perindukan buatan sebagai jebakan agar nyamuk bertelur di dalamnya 5.4. PELAKSANAAN PRAKTIKUM 5.4.1. Alat : a. Ovitrap b. Pipet c. Gayung d. Lampu senter e. Aspirator/ jarring dari kassa lembut atau kelambu 5.4.2. Bahan : a. Kain keras b. Air c. Botol sampel/ cup penampung d. Alat Tulis 5.4.3. LOKASI PRAKTIKUM Guna pemasangan peralatan ovitrap, pengambilan/pengumpulan telur, larva dan nyamuk dewasa, kegiatan dilakukan di lapangan (di luar laboratorium entomologi).



5.4.4. PROSEDUR PRAKTIKUM A, Teknik Pengambilan Sampel Telur Nyamuk  Siapkan ovitrap yang terbuat dari gelas plastik yang dilapisi kain keras di permukaan atas dan bersinggungan dengan permukaan air



26 Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan Sampel



 Letakkan ovitrap di sekitar container yang biasa terisi air  Biarkan ovitrap ± 24 jam  Amati telur nyamuk yang menempel di kain keras ovitrap  Lakukan identifikasi jenis telur nyamuk  Lakukan labelling B. Teknik Pengambilan Sampel Larva Nyamuk  Sinari container yang terdapat larva nyamuk  Gayung air tempat larva nyamuk berada  Pipet larva nyamuk yang telah ditemukan dalam gayung  Masukkan dalam botol sampel  Lakukan identifikasi jenis larva nyamuk, dengan cara :  Pipet larva dan diletakkan pada kaca obyek glass.  Matikan larva dengan menambahkan alkohol 70% (mematikan larva dapat juga dilakukan dengan penambahan alcohol 70% pada botol sampel (botol pengumpul dengan menggantikan air dengan alcohol 70%).  Tutup dengan kaca penutup/ cover glass.  Lakukan identifikasi secara mikroskopis menggunakan kunci identifikasi yang ada sesuai referensi  Labelling Catatan : Angka kepadatan larva/jentik diperlukan untuk mengetahui estimasi populasi dari suatu tempat perindukan. Semakin besar angka kepadatan jentik tentu dapat diasumsikan semakin banyak pula populasi vektor penyakit di suatu wilayah sehingga peluang penularan penyakitnya akan lebih tinggi. Angka kepadatan jentik ini menunjukkan rata-rata jentik nyamuk tertangkap untuk setiap spesies dari seluruh pencidukan yang dilakukan pada suatu tempat perindukan. Dapat dihitung dengan formula berikut : Angka kepadatan jentik = Jumlah jentik tertangkap per spesies / Jumlah pencidukan jentik



27 Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan Sampel



Sebagai contoh apabila dalam suatu tempat perindukan dilakukan pencidukan jentik sebanyak 100 kali ditemukan jentik Culex sebanyak 26 ekor, jentik Anopheles sebanyak 35 ekor maka dapat dihitung kepadatan jentik Culex sebesar 26/100 = 0,26 sedangkan kepadatan jentik Anopheles sebesar 35/100 = 0,35. Hal ini artinya angka kepadatan jentik Anopheles relative lebih tinggi dibandingkan kepadatan jentik Culex pada tempat perindukan tersebut. C. Teknik Pengambilan Sampel Nyamuk Dewasa



 Lakukan human baiting (umpan badan)/ media hinggap di tempat yang sekiranya terdapat nyamuk/ tempat peristirahatan nyamuk.  Ketika nyamuk dewasa menempel pada kulit badan, segera hisap nyamuk menggunakan aspirator, sebaiknya arah lubang pipa aspirator dari bagian ekor nyamuk. (Tangan kanan memegang batang aspirator)  Tutuplah bagian ujung lubang pipa aspirator dengan jari tangan kiri.  Masukkan nyamuk yang telah tertangkap ke dalam botol sampel/ tabung bertutup dengan meniup aspirator untuk mendorong nyamuk agar keluar dari batang pipa aspirator hingga masuk ke dalam botol/tabung sampel. Setelah itu kita tarik aspirator dari dalam botol/tabung sampel dan segera kita tutup kembali lubang kasa pada botol/tabung sampel dengan kapas/kasa agar nyamuk tidak keluar.  Lakukan labelling untuk proses identifikasi.



Gambar 1. Aspirator yang merupakan Alat Penangkap Nyamuk Dewasa



28 Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan Sampel



Menangkap nyamuk dewasa dapat juga dilakukan dengan menggunakan jaring. Adapun caranya adalah sebagai berikut : a. Tentukan lokasi keberadaan nyamuk dengan kepadatan yang tinggi. b. Jaring yang terbuat dari kain kasa lembut seperti bahan kain kelambu diayunkan guna nyamuk terperangkap didalamnya. c. Nyamuk yang terperangkap di dalam jaring selanjutnya dipindahkan ke dalam cup wadah /botol sampel dengan bantuan aspirator. (Teknik ini akan lebih mempecepat pekerjaan penangkapan nyamuk apabila dibandingkan dengan penangkapan satu per satu menggunakan aspirator) d. Beri labelling.



Gambar 2. Jaring Penangkap Nyamuk 5.4.5. HASIL PRAKTIKUM Ditemukan telur, larva dan nyamuk di lokasi perindukan nyamuk.



5.4.6. PENILAIAN TERHADAP HASIL * Pengumpulan telur, larva/jentik, dan nyamuk ditemukan pada lokasi yang mendukung kehidupan nyamuk. * Dapat mengestimasi jenis nyamuk yang ditemukan berdasarkan kebiasaan hidup nyamuk dan karakteristiknya sesuai referensi teoritis.



5.4.7. TUGAS Membuat uraian mengenai : morfologi, karakteristik habitat nyamuk, kebiasaan nyamuk (bertelur dan menggigit) siklus hidup nyamuk.



29 Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan Sampel



5.4.8. KESIMPULAN Telur, larva, dan nyamuk ditemukan pada lingkungan yang mendukung bagi perkembangbiakan perindukannya. Beberapa faktor lingkungan memberikan kontribusi bagi perkembangbiakan nyamuk.



5.4.9. EVALUASI 1. Sebutkan faktor-faktor yang mendukung perkembangbiakan nyamuk. 2. Sebutkan ciri-ciri telur, larva dan nyamuk berdasarkan jenisnya.



30 Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan Sampel



TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL LALAT



6



6.1. KOMPETENSI YANG INGIN DICAPAI: Mahasiswa terampil me ngambil sampel lalat stadium dewasa 6.2. TUJUAN :  Mahasiswa mengetahui pertimbangan dan prinsip pengambilan sampel lalat stadium dewasa  Mahasiswa dapat melakukan praktik teknik pengambilan sampel lalat pada stadium dewasa guna proses pengidentifikasian.



6.3. DASAT TEORI Lalat menimbulkan gangguan secara ekstrim dengan kehadiran mereka yang konstan memberikan kesan kotor dan kumuh serta yang lebih penting bahwa lalat merupakan vector pembawa penyakit Escheria coli ( muntaber ) dan Salmonella thyposa ( tipes ). Organisme patogenik ini terbawa oleh lalat dari tempat sampah, kotoran atau sumber lainnya yang kemudian ditransfer melalui mulut, bagian tubuh, kotoran manusia atau makanan ternak. Lalat berkembang biak dengan metamorfosis sempurna yang dimulai dari telur, larva, pupa dan imago. Lalat rumah mulai bertelur beberapa hari setelah keluar dari pupa, jumlah telur yang dihasilkan 5-6 kelompok dengan jumlah 75-100, telur putih dan oval. Pada musim panas, telur akan menetas dalam 12-24 jam menjadi larva yang berwarna krem didalam makanan dimana mereka tetaskan . Larva akan tumbuh menjadi pupa dalam 4-7 hari pada musim panas. Siklus hidup lalat berlangsung 7 – 45 hari . Siang hari lalat rumah akan beristirahat dilantai, dinding, dan langit – langit dalam ruangan, tumbuhan, pagar, sampah, dan permukaan lainnya. Sedangkan malam hari akan beristirahat pada langit – langit, kabel listrik dan gantungan lampu dalam ruangan, pagar, tepi – tepi bangunan dan tanaman. Lalat hijau dan lalat biru mempunyai siklus hidup yang relative pendek. Mereka berkembang dari telur sampai dewasa hanya 9 – 21 hari . telur dilettakkan pada material hewan yang telah membusuk atau potongan sayuran. Larva makan material ini sekitar 2 – 10 hari dan kemudian masuk kedalam tanah untuk menjadi



31 Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan Sampel



pupa. Mereka tertarik pada bangkai daging dan sayuran yang membusuk. Lalat merupakan merupakan serangga fototropik atau serangga yang tertarik cahaya, hingga posisi vertical dan ketinggiannya lebih dari 5 meter. Lalat sangat tertarik pada gula, susu, makanan olahan, darah, bangkai serta kotoran hewan dan manusia. Lalat memiliki kemampuan terbang yang baik, lalat rumah mempunyai kemampuan terbang mencapai 20 km sedangkan lalat hijau dan lalat biru hanya mampu terbang sejauh 6 – 9 km. 6.4. PELAKSANAAN PRAKTIKUM 6.4.1. Alat * Fly grill/fly trap * Hand counter 6.4.2. Bahan * Alat tulis 6.4.2. LOKASI PRAKTIKUM Guna pemasangan peralatan fly trap, pengambilan/pengumpulan lalat dewasa dilakukan di lapangan (di luar laboratorium entomologi) yang memiliki karakteristik lokasi sesuai referensi.



6.4.3 PROSEDUR PRAKTIKUM  Letakkan fly trap di tempat yang sekiranya banyak lalat  Biarkan fly trap sampai ada lalat yang tertangkap  Masukkan lalat dalam botol sampel, dan diberi label.  Lakukan identifikasi lalat Pengukuran kepadatan lalat dengan cara sebagai berikut : 1. Fly grill diletakkan mendatar pada titik lokasi pengukuran 2. Setiap titik lokasi dilakukan 10x pengukuran 3. Selama 30 detik lalat yang hinggap di fly grill dihitung dengan bantuan hand counter. 4. Setelah prosedur diatas dilakukan, kepadatan lalat dicatat dalam lembar isian. Formulir ini diisi tiap kali pengukuran dengan lama waktu 30 detik. Penentuan tingkat kepadatan lalat dihitung dengan cara diambil 5 dari 10



32 Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan Sampel



pengukuran yang paling banyak, selanjutnya hasil di rata-rata. Hasil ini dibandingkan dengan standard berikut : Index Kepadatan lalat : 



Jarang : ≤ 2







Sedang : >2-20







Tinggi : > 20



6.6. HASIL Penempatan alat perangkap lalat ditempatkan pada lokasi sesuai referensi.



6.7. PENILAIAN HASIL Kemampuan dalam meletakkan perangkap lalat (fly trap) sesuai dengan referensi.



6.4.4. TUGAS a. Buat maaping lokasi peletakan fly trap b. identifikasi lokasi yang menjadi tempat kesenangan lalat.



6.4.5. KESIMPULAN Lalat



yang



ditemukan



pada



perkembangbiakan perindukannya.



lingkungan



yang



mendukung



bagi



Beberapa faktor lingkungan memberikan



kontribusi bagi perkembangbiakan lalat.



6.4.7. EVALUASI 1. Sebutkan faktor-faktor yang mendukung perkembangbiakan lalat. 2. Sebutkan ciri-ciri lalat berdasarkan jenisnya.



33 Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan Sampel



7 TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL TIKUS



7.1. KOMPETENSI YANG INGIN DICAPAI: Mahasiswa terampil mengambil contoh tikus dewasa 7.2. TUJUAN :  Mahasiswa mengetahui pertimbangan dan prinsip pengambilan sampel tikus stadium dewasa  Mahasiswa dapat melakukan praktik teknik pengambilan sampel tikus pada 



stadium dewasa guna proses pengidentifikasian.



7.3. DASAR TEORI: Tikus merupakan salah satu binatang perusak dan vektor penyakit pesTikus merupakan mamalia yang masuk dalam suku Muridae, Spesies yang sering dikenal adalah mencit (Musssp), Tikus got (Rattus Norvegicus), Tikus Rumah (Rattus Rattus), tikus sawah (Rattus argentiverter), wirok (bandicota sp), dan curut/celurut (shrew). Tanda kehadiran tikus :  Kotoran Tikus selalu meninggalkan kotoran disekitar aktivitasnya dan merupakan salah satu tanda bahwa terdapatnya jejak tikus dengan melihat adanya kotoran tikus.  Track / Jejak Jejak tikus selalu mengikuti struktur bangunan, karena tikus bergerak dan berjalan malam hari lebih dominan menggunakan kumis dan rambutnya yang panjang dan berulang – ulang kali dilaluinya.  Gigitan Terdapat bekas gigitan akibat melakukan aktivitas mengerat pada benda – benda untuk mengasah gigi skullnya.  Liang / Lobang Jalan masuk kerumahnya selalu melalu lubang dipermukaan tanah yang dibentuknya sedemikian rupa untuk dapat memberikan perlindungan disaat panas dan hujan serta melindunginya dari predator / pemangsa tikus sendiri dengan



34 Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan Sampel



menggunakan liang / lobang palsu.  Runways Terdapatnya warna agak kehitam – hitaman pada area yang dilalui tikus secara berulang – ulang kali.  Grease marks/rub marks Untuk berusaha masuk kedalam ruangan yang tertutup tetapi diruangan tersebut terdapat indikasi makanan maka tikus berusaha masuk kedalam rungan tersebut dengan membuat lubang dipojok pintu atau diatas plafon dan sebagainya.  Bercak urin Tikus selalu meninggalkan beberapa bercak urine sebagai alat komunikasi antar tikus lainnya. Bercak urine tikus mempunyai ciri khas tersendiri.  Tikus hidup/mati Terdapatnya atau terlihatnya tikus hidup yang berkeliaran didaerah tersebut atau terdapatnya bangkai tikus.  Suara Ciri khas tikus selalu mengeluarkan suara yang mencicit adalah salah satu indikasi adanya tikus didaerah tersebut.  Bau Meninggalkan bau yang khas pada bekas jalannya tikus yang dilaluinya secara berulang-ulang kali untuk setiap harinya.



7.4. PELAKSANAAN PRAKTIKUM 7.4.1. Alat : Life trap 7.4.2. Bahan : Alat tulis 7.4.3. LOKASI PRAKTIKUM



Guna pemasangan peralatan lifetrap, pengambilan/pengumpulan telur, larva dan nyamuk dewasa, kegiatan dilakukan di lapangan (di luar laboratorium entomologi).



7.4.4. PROSEDUR KERJA  Letakkan life trap di jalur jalan tikus yang ditandai dengan adanya minyak di sekitarnya, ada kotoran tikus dan bulu tikus  Beri umpan makanan pada life trap 35 Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan Sampel



 Biarkan life trap ± 24 jam  Setelah tikus tertangkap, lakukan identifikasi tikus



7.4.5. HASIL



Penempatan alat perangkap lalat ditempatkan pada lokasi sesuai referensi.



7.4.6.



PENILAIAN HASIL



Kemampuan dalam meletakkan perangkap tikus (life trap) sesuai dengan referensi.



7.4.7. TUGAS a. Buat maaping lokasi peletakan life trap b. identifikasi lokasi yang menjadi tempat penangkapan tikus.



7.4.7.



KESIMPULAN



Tikus yang ditemukan pada lingkungan yang mendukung bagi perkembangbiakan



perindukannya.



Beberapa



faktor



lingkungan



memberikan kontribusi bagi perkembangbiakan tikus.



7.4.8. EVALUASI 1. Sebutkan faktor-faktor yang mendukung perkembangbiakan tikus. 2. Sebutkan ciri-ciri tikus berdasarkan jenis dan lokasi perindukannya.



36 Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan Sampel



TEKNIK PENGAMBILAN CONTOH AIR LIMBAH SECARA FISIK DAN KIMIA



8



1. Kompetensi yang ingin dicapai Mahasiswa terampil melakukan pengambilan contoh air limbah secara fisik dan kimia 2. Tujuan Praktikum: a. Tujuan umum Mempraktikkan teknik pengambilan air limbah secara fisik dan kimia. b. Tujuan khusus 1) Mempelajari alat dan bahan yang digunakan untuk mengambil sampel air limbah 2) Mempraktikkan prosedur kerja pengambilan sampel air limbah domestik untuk parameter fisik dan kimia. 3. Dasar Teori: Hampir di setiap aktivitas yang kita lakukan, kita menghasilkan limbah, mulai dari proses metabolisme di dalam tubuh hingga proses-proses industri yang berbasis teknologi tinggi. Limbah adalah sisa dari suatu usaha dan atau kegiatan manusia baik berbentuk padat, cair ataupun gas yang dipandang sudah tidak memiliki nilai ekonomis sehingga cenderung untuk dibuang. Pada pembahasan kali ini adalah tentang limbah cair. Secara umum dapat dikemukakan bahwa limbah cair adalah cairan buangan yang berasal dari rumah tangga dan industri serta tempat-tempat umum lainnya dan mengandung bahan atau zat yang dapat membahayakan kesehatan manusia serta mengganggu kelestarian lingkungan hidup. Limbah cair merupakan salah satu jenis sampah. Limbah cair yang terdekat dengan kehidupan manusia sehari-hari adalah limbah rumah tangga. Air limbah yang tidak memenuhi syarat dapat mencemari air permukaan (sungai, sumur, dan sumber air lainnya), dan apabila dikonsumsi manusia akan mempunyai potensi timbulnya berbagai macam penyakit perut, kulit, dan organ tubuh lainnya. Air minum yang tercemar air limbah yang mengandung logam berat dan sampai pada tubuh manusia yang mengkonsumsinya dapat



37 Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan Sampel



menyebabkan berbagai penyakit pada organ tubuh manusia (ginjal, hati, empedu, jantung, dll). Oleh sebab itu kualitas air limbah yang akan dibuang ke badan air harus memenuhi syarat kesehatan sehingga diperlukan adanya pengawasan yang tepat. Untuk



memperoleh



pengawasan



yang



tepat



memerlukan



penelitian



di



laboratorium yang didahului dengan mengambil contoh air sampel tersebut terlebih dahulu.



Pengertian Air Limbah Menurut Ehless dan Steel, air limbah adalah cairan buangan yang berasal dari rumah tangga, industri, dan tempat-tempat umum lainnya dan biasanya mengandung bahan atau zat yang dapat membahayakan kehidupan manusia serta mengganggu kelestarian lingkungan. Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, air limbah adalah sisa dari suatu usaha dan atau kegiatan yan berwujud cair. Air limbah dari suatu daerah permukiman yang telah dipergunakan untuk berbagai keperluan, harus dikumpulkan dan dibuang untuk menjaga lingkungan hidup yang sehat dan baik. Pengertian AirLimbah Domestik Menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 112 tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik, yang dimaksud dengan air limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari usaha dan atau kegiatan permukiman (real estate), rumah makan (restaurant), perkantoran, perniagaan, apartemen dan asrama. Menurut Sugiharto (1987), air limbah domestik adalah air yang telah dipergunakan yang berasal dari rumah tagga atau pemukiman termasuk di dalamnya air buangan yang berasal dari WC, kamar mandi, tempat cuci, dan tempat memasak. Limbah cair domestik terbagi dalam dua kategori yaitu: 1. Limbah cair domestik yang berasal dari air cucian, sepeti sabun, deterjen, minyak dan pestisida. 2. Limbah cair yang berasal dari kaskus, seperti sabun, shampoo, tinja dan air. Limbah cair menghasilkan senyawa organik berupa protein, kabohidrat, lemak, dan nukleat. Bahan organik dalam limbah cair dapat terurai menjadi nitrat, 38 Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan Sampel



fosfat, dan karbonat, sedangkan deterjen dapat terurai menjadi fosfat. Limbah cair domestik dapat mencemari badan air dan mengakibatkan penurunan kualitas air bila dibuang begitu saja tanpa adanya pengolahan terlebih dahulu.



Baku Mutu Air Limbah Domestik Air limbah domestik yang dilepas ke lingkungan, khususnya kantin haruslah memenuhi standar baku mutu air limbah domestik. Baku mutu air limbah domestik adalah batas atau kadar unsur pencemar atau jumlah unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam air limbah domestik yang akan dilepas ke air permukaan. Sesuai dengan lampiran Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik, antara lain berlaku bagi air limbah domestik yang bersumber dari usaha atau kegiatan permukiman (real estate) adalah seperti tabel berikut ini :



Baku Mutu Air Limbah Domestik: Parameter



Satuan



Kadar Maksimum -



PH



6 -9



BOD



mg/l



100



TSS



mg/l



100



Minyak dan Lemak



Mg/l



10



Sumber : Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik untuk Parameter PH, BOD, TSS, Minyak dan Lemak Cara Pengambilan Sampel Limbah Cair Ada tiga cara dalam pengambilan sampel limbah cair, diantaranya adalah: a). Grab sampling Grab sampling adalah pengambilan air sesaat pada waktu tertentu, air sesaat merupakan contoh air yang diambil pada satu kali pengambilan dari satu lokasi. Dengan demikian data hasil pengukuran hanya mewakili kualitas air pada saat dilakukan pengambilan dan pada titik pengambilan. Pengambilan contoh air sesaat ditujukan untuk badan air yang kualitasnya relatif stabil terhadap perubahan musim dan perubahan kedalaman badan air. Sebagai contoh, air sumur dalam memiliki kualitas air yang relatif stabil,



39 Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan Sampel



sehingga dengan pengambilan contoh air sesaat, sudah dapat mewakili kualitas badan air tersebut. Pengambilan contoh air sesaat juga digunakan dalam studi pendahuluan untuk mengetahui kualitas badan air secara umum.



b). Composit sampling Composit sampling adalah campuran contoh yang diambil dari satu titik yang sama pada waktu yang berbeda, dengan volume yang sama. Contoh air komposit (composite sample) adalah contoh air campuran yang diambil dari satu lokasi dengan beberapa kali periode pengambilan dalam rentang waktu tertentu. Periode pengambilan contoh pada umumnya dilakukan selama 24 jam dengan frekuensi pengambilan setiap 1, 2, atau 3 jam sekali. Pengambilan juga dapat dilakukan secara kontinyu selama 24 jam menggunakan pompa dengan debit yang konstan. Dengan demikian, data hasil pengukuran contoh air komposit merupakan data kualitas air rata-rata selama selang waktu tertentu. Pengambilan contoh air secara komposit ditujukan untuk badan air yang kualitasnya berubah terhadap waktu. Sebagai contoh, kantin yang diduga dicemari oleh buangan domestik dapat dipastikan bahwa kualitas air akan berubah setiap waktu tergantung pada air buangan domestik yang masuk.



c). Intregated Sampling Integrated sampling adalah campuran contoh yang diambil dari satu titik pada waktu yang sama, dengan titik yang berbeda. Contoh air gabungan tempat merupakan air gabungan yang diambil secara terpisah dari beberapa tempat dengan volume yang sama. Maksud dan tujuan pengambilan contoh air adalah mengambil contoh dari sampel yang akan diteliti dengan jumlah sekecil mungkin tetapi karakteristik dan komposisinya sama dengan karakteristik sampel secara keseluruhan. Untuk mendapatkan contoh air yang representatif diperlukan beberapa persyaratan sebagai berikut : a. Pemilihan lokasi yang tepat. b. Teknik pengambilan contoh air. c. Metode pengawetan.



40 Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan Sampel



Teknik Pengambilan Sampel Limbah Cair Menggunakan SNI 6989.58 : 2008 tentang Teknik Pengambilan Air limbah, maka prosedur yang digunakan adalah : A. Air limbah dan Air limbah rumah tangga 1). Semua wadah yang akan diisi dengan sampel harus dibilas dengan sampel minimal 3 kali. Pada waktu pengisian air ke dalam botol dan wadah lain hindari terjadinya aerasi. 2). Sampel yang diperlukan terdiri dari : 1 botol oksigen (diisi penuh) untuk pemeriksaan CO2 agresif 5 Liter air contoh dalam jerigen 2 botol plastik 500 mL diisi ¾ volume, masing-masing diawetkan dengan toluol dan H2SO4 pekat sebanyak 3 tetes. 3). Parameter lapangan yang perlu diperiksa antara lain, suhu udara dan air, pH, sisa klor, sulfida, BOD, DO dan CO2 agresif/bebas. 4). Contoh air harus langsung dikirim ke laboratorium dengan selang waktu maksimum 12 jam. 4. Pelaksanaan Praktikum A. Alat: 1) Botol sampel 2 buah 2) Botol oksigen 1 bh 3) Jerigen 5 liter 1 buah 4) Gayung 5) Gunting 6) Corong 7) Aluminium foil 8) Tissue



B. Bahan



:







Sampel limbah cair







Kertas etiket







Spidol/alat tulis







Pengawet



41 Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan Sampel



Metode Pengambilan Sampel Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel ini adalah integrated sampling atau gabungan tempat. Sampel diambil secara terpisah dari beberapa tempat dengan volume yang sama kemudian di campur menjadi satu. C. Prosedur kerja pengambilan sampel untuk uji fisik dan uji kimia



1) Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk pengambilan sampel. 2) Botol yang akan dipergunakan untuk mengambil sampel dibersihkan terlebih dahulu dan jangan lupa diberi label. 3) Membilas botol selama beberapa kali dengan sampel limbah cair. 4) Memasukkan sampel limbah cair yang akan diperiksa ke botol yang sudah dibilas tadi hingga penuh. Pada waktu pengisian air ke dalam botol dan wadah lain hindari terjadinya aerasi. 5) Menutup dengan aluminium foil terlebih dahulu sebelum ditutup dengan tutup botolnya. 6) Memasukkan ke dalam cooling box untuk mencegah adanya perubahan yang diakibatkan oleh kegiatan organisme. 7) Mengirim ke lab untuk pemeriksaan dengan waktu tidak boleh lebih dari 12 jam.



Catatan



:



Karena pengambilan sampel dilakukan dengan metode gabungan tempat, maka sampel diambil dari tempat yang berbeda dalam waktu yang sama dengan perbandingan volume yang sama pula. Kemudian sampel dari beberapa tempat dihomogenkan ke dalam jerigen. Batas waktu maksimal untuk pemeriksaan fisika dan kimia pada sampel limbah cair adalah 12 jam.



D. Prosedur kerja pengambilan sampel untuk uji mikrobiologi



1) Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk pengambilan sampel. 2) Menutup dengan aluminium foil terlebih dahulu sebelum ditutup dengan tutup botolnya. 3) Memasukkan ke dalam cooling box. 4) Selang waktu pengambilan sampel dengan analisa pemeriksaan maksimal 6 jam. 42 Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan Sampel



5) Memilih botol berwarna gelap dalam pengambilan sampel untuk menghindari masuknya sinar matahari secara langsung. 6) Melakukan sterilisasi pada botol yang akan digunakan sebagai wadah. 7) Memasukkan sampel limbah cair yang akan diperiksa ke botol steril hingga dua pertiga dari isi botol. 8) Membakar mulut botol sebelum ditutup.



E. Kesimpulan Prinsip pengambilan sampel tidak boleh terjadinya aerasi yaitu masuknya oksigen ke dalam air sampel selama proses pengambilan sampel maupun saat pengiriman sampel ke laboratorium sampai dengan siap untuk dilaksanakan pemeriksaan. Beberapa cara agar tidak terjadi aerasi diantaranya mengalirkan air melalui dinding botol, memasang pipa untuk memasukkan air sampel sampai dasar botol sampel, mengisi sampel penuh sampai tutup sampel (tidak ada rongga udara dalam air sampel) dan menggunakan botol gelap agar tidak menambah oksigen melalui fotosintesis oleh ganggang atau algae karena masuknya sinar matahari. F. Soal : a. Mengapa dalam pengambilan sampel air untuk pemeriksaan kimia tidak boleh terjadi aerasi? b. Apakah pengawetan perlu dilakukan untuk pengambilan air sampel limbah cair? c. Lakukan pengambilan air sampel di sungai yang mengalir, sampel di pipa outlet limbah industry dan sampel air di kolam / bak penampung limbah cair



43 Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan Sampel



TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL UDARA PARAMETER KIMIA



9



A. Kompetensi yang ingin dicapai: Mahasiswa terampil dalam melakukan pengambilan sampel udara untuk parameter kimia B. Tujuan 1) Mahasiswa memahami prinsip-prinsip yang dipertimbangkan pada saat melakukan pengambilan sampel udara 2) Mahasiswa dapat mengenal peralatan dan menggunakan alat pengambil sampel secara benar 3) Mahasiswa dapat melakukan pengambilan sampel udara dengan benar



C. Dasar Teori Analisis dan evaluasi kadar kontaminan udara semakin penting mengingat pengaruh polutan terhadap kesehatan. Cemaran kimia seperti gas SO2, H2S, NH3, NOx, debu dll, dapat mengganggu kesehatan para pekerja pabrik, laboratorium, maupun masyarakat sekeliling. Metoda analisa kontaminan udara tidak banyak berbeda dengan analisa kimia lainnya, kecuali diperlukan alat khusus untuk pengambilan contoh dari udara. Ada beberapa cara sampling dan analisa udara seperti metoda “ test tube detector” , “ impinger” , dan “ direct reading” atau metoda instrumental. Setiap metoda mempunyai kelebihan dan kekurangan baik ditinjau dari kecepatan, ketelitian, harga peralatan dan suku cadang. Kesemua alat di atas masih diimpor. Di antara tiga metoda di atas, metoda impinger merupakan metoda yang sesuai untuk kita. Metoda “ test tube detector” amat praktis, cepat dalam pengukuran, tetapi kurang teliti serta amat bergantung pada pengadaan “ tube detector yang sekali pakai terus dibuang. Metoda “ direct reading” , juga amat praktis, tetapi memerlukan sensor “ high-tech” yang rawan kerusakan, berharga mahal dan perlu kalibrasi setiap saat. Sedangkan metoda “ impinger” , memang memerlukan waktu lebih lama tetapi menghasilkan data cukup teliti ( handal) ,



44 Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan Sampel



dan luas pemakaian. Peralatan “ impinger” dapat dibuat sendiri, demikian pula reagen penangkap gas. Impinger sebagai alat sampling udara dapat dikombinasikan dengan metoda analisa biasa ( titrasi, gravimetri, elektrometri, spektrofoto meter dan kromatografi) sebagai alat ukur.



D. Pelaksanaan Praktikum 1. Alat a. Meja sampling b. Pompa hisap c. Air flow meter d. Midget impinger ukuran 60 ml e. Slang plastik penghubung f. Anemometer g. Psycrometer h. Kertas label i. Botol absorben j. Botol sampel 2. Bahan Pereaksi penyerap untuk masing – masing jenis parameter



3.



Prosedur Kerja 1. Ambil pereaksi penyerap sebanyak 20 ml sebanyak 20 ml (khusus parameter O3 harus dibungkus dengan kertas karbon/tidak boleh kena sinar matahari langsung) 2. Masukkan dalam midget impinger 3. Rangkaikan dengan pompa hisap, lalu hisap udara selama 30 menit dengan laju alir 0,4 liter/menit 4. Simpan contoh dalam lemari es



45 Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan Sampel



TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL UDARA PARAMETER



10



MIKROBIOLOGI



A. Kompetensi yang ingin dicapai: Mahasiswa terampil dalam melakukan pengambilan sampel udara secara mikrobiologi. B. Tujuan 1) Mahasiswa mengerti pertimbangan-pertimbangan yang diperlukan pada saat sebelum , saat mengukur maupun pasca melakukan pengukuran 2) Mahasiswa memahami prinsip kerja alat untuk pengambilan sampel udara secara mikrobiologi 3) Mahasiswa dapat melakukan pengambilan sampel udara secara mikrobiologi



C. Dasar Teori: Selain gas, partikel debu dan uap air, udara juga mengandung mikroorganisme. Di udara terdapat sel vegetatif dan spora bakteri, jamur, dan ganggang, virus dan kista protozoa. selama udara terkena sinar matahari, udara tersebut akan bersuhu tinggi dan berkurang kelembabannya. Selain mikroba yang mempunyai mekanisme untuk dapat toleran pada kondisi ini, kebanyakan mikroba akan mati. Udara terutama merupakan media penyebaran bagi mikroorganisme. Mereka terdapat dalam jumlah yang relatif kecil bila dibandingkan dengan di air atau di tanah. Mikroba udara dapat dipelajari dalam dua bagian, yaitu mikroba di luar ruangan dan mikroba di dalam ruangan Kelompok mikroba yang paling banyak di udara bebas adalah bakteri, jamur (termasuk di dalamnya ragi) dan juga mikroalge. Kehadiran jasad hidup tersebut di udara, ada yang dalam bentuk vegetatif (tubuh



jasad)



ataupun



dalam



bentuk



generatif



(umumnya



spora).



Mikrooganisme di udara dibagi menjadi 2, yaitu mikroorganisme udara di luar ruangan dan mikroorganisme udara di dalam ruangan. Mikroba paling banyak ditemukan di dalam ruangan.



46 Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan Sampel



D. Pelaksanaan Praktikum: a. Alat dan Bahan



1. Termometer 2. Psycrometer 3. Anemometer 4. Luxmeter 5. Petridish 6. Mikro Air Sampler 7. Lampu spirtus 8. Stopwatch 9. Timbangan analitik 10. Kertas timbang 11. Autoclave 12. Erlenmeyer 13. Aluminium foil 14. Tali rami 15. Kertas coklat 16. Etiket 17. Inkubator 18. Koloni counter 19. Spatula 20. Gelas ukur 21. Meteran 22. Kapas alkohol 23. Nutrient agar 24. Aquades



47 Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan Sampel



b. Prosedur Kerja 1. Membuat media nutrient agar 2. Sterilkan semua alat dan tempat titik yang dilakukan pengukuran dengan menggunakan alkohol 3. Memasang media nutrient agar yang sudah beku pada alt MAS dengan ketinggian + 1,5 meter dari lantai 4. Menutup kembali dengan penutup berpori pada badan alat 5. Menyalakan alat dan atur daya hisapnya sesuai dengan volum ruangan tersebut 6. Memberi etiket untuk menandai sampel dari titik oengukuran 7. Membungkus semua sampel dengan kertas coklat dan ditali rami 8. Mengeramkan di inkubator selama 2 x 24 jam



48 Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan Sampel



TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL DEBU



11



A. Kompetensi yang ingin dicapai: Mahasiswa terampil dalam melakukan pengambilan sampel debu



B. Tujuan 1) Mahasiswa mengetahui prinsip penggunaan alat pengambil contih debu 2) Mahasiswa mengetahui hal-hal yang dipertimbangkan pada saat sebelum dan saat melakukan pengambilan contoh debu 3) Mahasiswa mempu menghitung hasil contoh debu yang telah diambil



C. Alat dan Bahan 1. HVDS 2. Meja sampling/tripod 3. Air flow meter 4. Filter fiber watsman berdiameter 90-110 mm 5. Pinset 6. Kaset penyimpan filter 7. Desikator 8. Timbangan 9. Kertas filter



D. Prosedur Kerja 1. Dua buah filter dimasukkan dalam petridish dengan pinset, lalu dipanaskan dalam oven 100 oC selama 1 jam (untuk uji blangko) dengan tujuan menghilangkan uap air 2. Menyiapkan filter dalam petridish tersebut dalam desikator selama + 10 menit 3. Menimbang filter dalam timbangan analitik, sampai memperoleh bobot yang tetap, lalu catat hasilnya 4. Simpan dalam petridish, siap dibawa ke lapangan



49 Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan Sampel



5. Lakukan pengambilan sampel, pasang filter uji pada high volume dust sampler (HVDS) 6. Hisap udara selama 30 menit 7. Setelah selesai ambil filter dengan pinset masukkan ke dalam kaset penyimpan filter 8. Masukkan ke dalam desikator selama + 10 menit 9. Timbang kembali filter (baik contoh uji maupun blanko)



Cara menghitung kadar Debu:



Kadar Debu = W2 – W1 + perubahan berat filter blanko



Penjelasan: W2 = Berat Filter terpapar debu W1 = Berat Filter Kosong



Catatan : Pada saat mengukur debu filter holder dihadapkan berlawanan dengan arah angina. Parameter lain yang diukur pada saat mengukur debu adalah suhu udara, kelembaban udara, dan kecepatan angina. Hal lain yang dicatat adalah jam pengukuran, cuaca saat mengambil sampel.



50 Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan Sampel



12



TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL TANAH



A. KOMPETENSI YANG DICAPAI: Mahasiswa



terampil



melakukan



pengambilan



sampel



tanah,



memeriksa



kelembaban tanah dan mengukur pH tanah B. TUJUAN 1) Mahasiswa mengenal peeralatan yang digunakan untuk pengambilan sampel 2) Mahasiswa memahami proses pengambilan sampel dan dapat menghitung hasil akhir parameter tanah yang diukur.



C. DASAR TEORI: Teknik pengambilan sampel tanah mencakup tata cara dan penentuan macam sampel tanah yang diambil. Penerapan tata cara pengambilan dan macam sampel tanah disesuaikan dengan kebutuhan analisis sifat tanah yang hendak dilakukan. Adapun pengambilan sampel tanah yang biasa dilakukan dengan menggunakan peralatan sekop atau cangkul pada bagian permukaan tanah hingga batas mata sekop atau cangkul ataupun bahkan mata bor.



D. PELAKSANAAN PRAKTIKUM a. Alat :



Bahan :



1. Bor Auger



1. Plastik wadah sampel tanah



2. Thief 3. Sekop/ linggis 4. Cetok 5. Cangkul 6. Timbangan 7. Termos 8. Ayakan



b. PROSEDUR KERJA Untuk Limbah Heterogen



51 Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan Sampel



1. Tentukan titik pengambilan sampel tanah 2. Ukur arah angin (kecepatan angin tidak boleh lebih dari 40 km/ jam dalam pengambilan sampel) 3. Hilangkan/ bersihkan sampeh di atas tanah yang akan diambil 4. Jika tanah dalam keadaan kering, basahi tanah dengan seember air dan tunggu sekitar 20-30 menit sebelum dilakukan pengukuran 5. Bor tanah menggunakan auger pada kedalaman antara 25- 100 cm 6. Ambil tanah dari auger dan letakkan dalam plastik wadah sampel (berat sampel antara 200- 1000 gram) 7. Berikan label pada plastik berisi sampel tanah yang terdiri dari nomor sampel, petugas pengambil sampel, lokasi sampling, tanggal sampling, waktu sampling, kedalaman sampling, deskripsi lokasi sampling (tanaman sekitar lokasi sampling, topografi, latar belakang lokasi dan tujuan pemilihan lokasi), kecepatan angin saat sampling, cuaca sebelum dan saat sampling. 8. Simpan sampel tanah pada suhu 4° C dalam wadah plastik dan dalam keadaan gelap 9. Preparasi sampel tanah untuk analisa logam dan bahan organik dengan melakukan pengeringan (suhu 22°-40° C), penggerusan dan pengayakan.



Untuk Limbah Homogen (karung atau drum) 1. Tentukan lokasi pengambilan sampel tanah 2. Tentukan besar sampel dengan rumus minimal ( √ ) dimana n adalah jumlah karung/ drum. 3. Ukur arah angin (kecepatan angin tidak boleh lebih dari 40 km/ jam dalam pengambilan sampel) 4. Ambil tanah pada kedalaman antara 25- 100 cm tiap titik sampel 5. Letakkan dalam plastik wadah sampel (berat sampel antara 200- 1000 gram) 6. Berikan label pada plastik berisi sampel tanah yang terdiri dari nomor sampel, petugas pengambil sampel, lokasi sampling, tanggal sampling, waktu sampling, kedalaman sampling, deskripsi lokasi sampling (tanaman sekitar lokasi sampling, topografi, latar belakang lokasi dan tujuan pemilihan lokasi), kecepatan angin saat sampling, cuaca sebelum dan saat sampling.



52 Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan Sampel



7. Simpan sampel tanah pada suhu 4° C dalam wadah plastik dan dalam keadaan gelap 8. Preparasi sampel tanah untuk analisa logam dan bahan organik dengan melakukan pengeringan (suhu 22°-40° C), penggerusan dan pengayakan.



53 Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan Sampel



Daftar Pustaka: Badan POM RI, 2008. InfoPom : Pengujian Mikrobiologi Pangan. Vol. 9, No. 2, Maret 2008, Jakarta. Sumanto, Didik. Teknik Pengumpulan dan Penangkapan Nyamuk. http://didik.dosen.unimus.ac.id/2015/04/28/teknik-pengumpulan-dan-penangkapannyamuk. Diakses : 22 September 2016, Pukul : 09.30 WIB. WHO, 2002. Foodborne Disease Outbreaks: Guidelines for Investigation and Control. http://www.who.int/foodsafety/publications/foodborne_disease/Annex_9.pdf Widodo, Hendra, 2013. Parasitologi Kedokteran. D-Medika, Yogyakarta JIS K 0094. 1994, Sampling water and wastewater. Standard Methods for the Examination Of Water and Wastewater 20 th Edition (1998), 1060, Collection and Preservation, editor L.S.Clesceri, A.E.Greenberg, A.D.Eaton, APHA, AWWA and WPCF, Washington DC. Csuros, M. Environmental Sampling and Analysis for Technicians, Lewis Publishers, L835, ISBN 0-87371-835-6. Anwar Hadi, Prinsip Pengambilan Sampel Lingkungan, 2005, Jakarta



54 Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan Sampel



Lampiran 1 Identifikasi Jenis Nyamuk



55 Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan Sampel



Identifikasi Jenis Lalat Yang Sering Ditemui



Calliphoridae (Lalat Hijau)



Drosophilidae (lalat buah)



Syrphidae (lalat bunga)



Tabanidae (lalat kuda)



Sarcophagidae (Lalat Daging)



Muscidae (Lalat Rumah)



56 Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan Sampel



Identifikasi Jenis Tikus Yangh Sering Ditemui



Mencit (Muss sp)



Tikus Rumah (Rattus Rattus)



Wirok



Celurut



Tikus Got



Tikus Sawah



Formulir Pengambilan Sampel Makanan 1. Nama Instansi Pelaksana : ………………………………………………………………… 2. Nama Petugas Pengambil Sampel: ………………………………………………………



57 Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan Sampel



3. Tanggal/Bulan Pengambilan Sampel : …………………………………………………. 4. Jam Pengambilan Sampel : ……………………………………………………………….. 5. Jenis sampel dan Spesimen : a. Makanan : ……………..unit; Kode : ………………………. b. Usap Alat makan/masak : …………………..unit; Kode : ………………………. c. Usap Dubur Penjamah makanan : …………………..unit; Kode : …………… 6. Jumlah sampel/specimen yang diambil : …………….unit; Kode : ……………… 7. Nama lokasi pengambilan sampel : …………………………………………………….. 8. Alamat Pengambilan Sampel : ..………………………………………………………….. 9. Alamat Pembawa/ Penyimpan Sampel : ……………………………………….……… 10. Alamat laboratorium : …………………………………………………………….…………. 11. Tanggal Pengiriman ke Laboratorium : ………………………….……………………. 12. Jenis Pemeriksaan : ………………………………………………………………………….. 13. Tanda tangan dan NIP Petugas : .……………………………….………………………



58 Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan Sampel



BUKU HARIAN PENGAMBILAN CONTOH:



1.Tanggal pengambilan sampel: …………………………………………………………………... 2. Nama Tempat Pengambilan Sampel : ………………………………………………………… 3. Alamat Tempat Pengambilan Sampel : ………………………………………………………. 4. No.urut: ……………………………………………………………………………………………… … 5. Kode sampel: ……………………………………………………………………………………..…. 6. Jam Pengambilan Sampel:………………………………………………………………………. 7. Jenis Sampel: ……………………………………………………………………………………….. 8. Nama sampel:…………………………………………………………………………………… ….. 9. Tanggal Pengiriman Sampel : ……………………………………………………………….. 10. Jenis Pemeriksaan : ……………………………………………………………………………… 11. Nama Petugas Pengambil Sampel: …………………………………………………………… 12. Tanda tangan dan NIP Petugas : ………………………………………………………….. 13. Keterangan lain: ………………………………………………………………………………….



59 Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan Sampel