Portofolio Kasus Demam Tifoid [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama



: Herlina



Portofolio Kasus Demam Tifoid Identitas Pasien Nama



Nn. EYS



Umur



17 Tahun



Jenis kelamin



Perempuan



Alamat



Jl. Rajawali Pasir Putih, Kel Tanah Merah Kec. Siak Hulu Kampar



Agama



Islam



Status perkawinan



Belum Kawin



Pekerjaan



Pelajar



Tanggal Masuk RS



9 Juli 2013



Medical Record



54 71 00



1. Subyektif Pasien mengeluh demam yang timbul sejak ± 7 hari SMRS, demam terutama tinggi pada sore hingga malam hari, mual (+), muntah (+), sakit kepala (+), nyeri ulu hati (+), badan terasa pegal-pegal, tidak ada menggiggil dan tidak berkeringat, riwayat perdarahan gusi (-), mimisan (-), BAK normal, BAB (+) normal. Pasien punya kebiasaan makan jajanan diluar. Adanya keluhan demam yang berlangsung selama 1 minggu dapat mengarah kepada demam tifoid, demam berdarah dengue, dan malaria. 2. Objektif Vital sign :



TD = 120/80 mmHg HR = 100 x/i RR = 20 x/i T = 38OC Pem. Rumple Leed = (-) Pem. Kepala = CA (-/-), SI (-/-), lidah kotor (+) Pem thoraks = gerakan dada simetris, suara napas vesikuler, Rh (-/-), Wh (-/-), BJ I dan II reguler, murmur (-), gallop (-) Pem Abdomen = perut datar, supel, NT epigastrium (+), H/L tidak teraba, Timpani, BU (+) normal Ekstremitas = akral hangat, CRT < 2 detik Hasil Laboratorium Hb = 12 g/dl Ht = 36% Widal S. H =1/160



WBC = 6700/µl PLT = 137.000



Widal S. O = 1/320 Hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium mendukung diagnosis ke arah demam tifoid. Pada kasus ini diagnosis ditegakkan berdasarkan : - Gejala klinis (minggu ke-1 pola demam reminen, dan minggu ke 2 dan 3 demam kontinu) - Riwayat kebiasaan yang kurang higienis (makan jajanan di luar) - Pemeriksaan fisik (lidah kotor) - Pemeriksaan laboratorium (pemeriksaan Widal S.H = 1/160 dan Widal S.O = 1/320) 3. Assesment (penalaran klinis) Demam yang terjadi pada pasien demam tifoid disebabkan oleh infeksi Salmonella typhi. Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya terjadi pada saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari 7 hari, disertai dengan atau tanpa gangguan kesadaran. Gejala prodromal pada demam tifoid berupa malaise, anoreksia, sakit kepala, rasa tidak enak di perut, dan nyeri seluruh tubuh. Pada minggu pertama demam berangsur-angsur naik, demam terutama pada sore dan malam hari (febris reminen), dan pada minggu kedua dan ketiga demam terus menerus tinggi (febris kontinua). Kemudian turun secara lisis. Gangguan gastrointestinal berupa bibir kering dan pecah-pecah, lidah kotor, berselaput putih dan pinggir hiperemis. Perut agak kembung dan nyeri tekan. Gejala demam tersebut disebabkan oleh endotoksin yang dieksresikan oleh basil S. typhi, sedangkan gejala pada saluran pencernaan disebabkan oleh kelainan pada usus. Dimana pada infeksi S. typhi, basil diserap di usus halus kemudian melalui pembuluh limfe masuk ke aliran darah sampai ke organ hati dan limfa. Basil yang menyebar ke seluruh tubuh masuk ke kelenjar limfoid usus halus, menimbulkan tukak pada mukosa di atas plaque peyeri. Hal tersebut menimbulkan rasa tidak nyaman di perut hingga dapat menimbulkan perdarahan dan perforasi usus. Pemeriksaan serologi (pemeriksaan Widal) ditujukan untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap antigen kuman S. typhi. Diagnosis dinyatakan bila titer O = 1/160, yang sesuai pada pasien ini. Pemeriksaan ini tepat dilakukan pada pasien ini, dimana demamnya telah berlangsung 1 minggu, mengingat titer O meningkat di akhir minggu 1. 4. Plan Diagnosis : upaya diagnosis sudah optimal dinilai dari penelusuran gejala klinis, pola kebiasaan pasien, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan widal yang mendukung ke arah diagnosis demam tifoid. Kekurangannya tidak dilakukan pemeriksaan kultur (gall culture) yang merupakan gold standar untuk pemeriksaan demam tifoid. Hal ini dikarenakan keterbatasan fasilitas.



Pengobatan : - IVFD D5% : NaCl = 2:1 20 tetes/menit - Paracetamol 3x500 mg



-



Novalgin injeksi k/p Ciprofloxacin infuse 200 mg/12 jam Domperidon 3x10 mg Ranitidine 1 ampul/8jam Antasida syr 3x1 C Drip neurobion/24 jam Diet ML rendah serat Bedrest



Penatalaksanaan utama pada kasus demam tifoid adalah istirahat, diet berupa diet ML rendah serat untuk meringankan kerja usus dan menghindari komplikasi perdarahan saluran cerna atau perforasi usus, dan pemberian antibiotik yang sesuai. Pada pasien ini antibiotik yang diberikan adalah ciprofloksasin infus 200 mg/12 jam. Penatalaksanaan lainnya berupa simtomatik berupa pemberian antipiretik, antiemetic, dan vitamin untuk mengatasi keluhan pasien dan pemberian antiulserasi berupa ranitidine dan antacid bertujuan untuk mengurangi kerusakan usus lebih lanjut. Pendidikan : edukasi kepada pasien untuk makan secara teratur, menjaga kebersihan diri dan makanan, dengan tidak makan jajanan di pinggir jalan yang dianggap tidak higienis.