PP 5-6 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS MATA KULIAH PERSPEKTIF PENDIDIKAN SD Modul 5 : Karakteristik Belajar Siswa Sekolah Dasar Dan Modul 6 : Layanan Pendidikan Bagis Siswa Sekolah Dasar



Disusun oleh : KELOMPOK 3



Riani



(835879276)



Reni Oktora



(835877914)



Nizariana



(



Teti Suryani



(835922871)



)



Tutor Pengampu: Anita Adesti, S.Pd., M.Pd.



FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPBJJ-UT PALEMBANG POKJAR BATURAJA 2017.1



KATA PENGANTAR



Assalamualaikum Wr.Wb



Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pemurah, karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam makalah ini kami membahas materi tentang “Karakteristik Belajar Siswa Sekolah Dasar Layanan Pendidikan Bagis dan Siswa Sekolah Dasar ”. Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman mata kuliahPerspektif Pendidikan SD yang sangat diperlukan dalam materi perkuliahan demi mendapatkan pemahaman yang maksimal dalam melakukan kegiatannya dan sekaligus melakukan apa yang menjadi tugas mahasiswa untuk memenuhi tugas pembuatan makalah ini. Penulis menyadari bahwa penulis tidak dapat menyusun makalah ini tanpa ada bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terimakasih atas dukungan sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis akan dengan senang hati menerima saran maupun kritik yang sifatnya membangun untuk perbaikan selanjutnya. Akhir kata penulis mohon maaf apabila ada kekurangaan dalam pembuatan makalah ini, semoga makalah yang telah dibuat dapat bermanfaat bagi semua pembaca.



ii



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR .............................................................................................



ii



DAFTAR ISI ...........................................................................................................



iii



BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................



1



A.



Latar Belakang .........................................................................................



1



B.



Rumusan Masalah ....................................................................................



2



C.



Tujuan Penulisan ......................................................................................



2



D.



Manfaat Penulisan ....................................................................................



2



BAB II PEMBAHASAN A.



Karakteristik Belajar Siswa Sekolah Dasar ..............................................



3



B.



Layanan Pendidikan Bagi Siswa Sekolah Dasar ......................................



12



BAB III PENUTUP .................................................................................................



20



A.



Kesimpulan ...............................................................................................



20



B.



Saran .........................................................................................................



20



DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................



21



3



BAB I PENDAHULUAN



A.



LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan upaya mewujudkan UUD 1945, yaitu memajukan kesejahtraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa serta ikut melaksanakan ketertiban dunia. Sesuai dengan UUD 45 pasal 27 pendidikan merupakan hak setiap warga negara Indonesia dimana pelaksanaannya diselenggarakan melalui Sistem Pendidikan Nasional, yang menyatakan bahwa masyarakat sebagai mitra pemerintah berkesempatan yang seluas-luasnya untuk berperan serta dalam penyelenggaraan pendidikan nasional. Karakteristik belajar siswa SD dapat dilihat dari bentuk – bentuk kegiatan belajar yang biasa dilakukan oleh siswa di SD tempat mereka belajar sehari – hari. Bentuk – bentuk kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa SD diharapkan dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk belajar menemukan, menyimak, meniru, menghafal, merangkai, mengamalkan, menganalisis, merespon, mengorganisasikan, mengambil keputusan, berlatih, menghayati, dan mengamati. Untuk mendukung hal tersebut guru juga dituntut untuk memberikan layanan bagi siswa. Tujuannya adalah memberi kemudahan belajar pada siswa SD agar mereka dapat belajar dengan percaya diri, menyadari kekurangan dan kelebihannya serta mampu berinteraksi secara baik dengan lingkungannya.



B.



RUMUSAN MASALAH 1.



Bagaimanakah karakteristik belajar siswa SD?



2.



Bagaimanakah Layanan Pendidikan bagi siswa SD?



C. TUJUAN PENULISAN 1. Untuk mengetahui karakteristik belajar siswa SD. 2.



Untuk mengetahui Layanan Pendidikan bagi siswa SD.



D. MANFAAT PENULISAN Setelah mempelajari makalah ini diharapkan kita dapat mengetahui dan mengerti berbagai karakteristik Belajar siswa SD dan bagaimana layanan pendidikan yang harus diberikan bagi siswa SD. 4



BAB II PEMBAHASAN



MODUL 5



: KARAKTERISTIK BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR



Kegiatan Belajar 1 : BENTUK – BENTUK KEGIATAN BELAJAR YANG BIASA DILAKUKAN SISWA SEKOLAH DASAR



A. Belajar Menemukan Karakteristik belajar siswa SD dapat dilihat dari bentuk – bentuk kegiatan belajar yang biasa dilakukan oleh siswa di SD tempat mereka belajar sehari – hari. Bentuk – bentuk kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa SD diharapkan dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk belajar menemukan, menyimak, meniru, menghafal, merangkai, mengamalkan, menganalisis, merespon, mengorganisasikan, mengambil keputusan, berlatih, menghayati, dan mengamati. Kegiatan pengembangan masing – masing kemampuan belajar pada siswa SD dapat dilakukan dengan berbagai cara, sesuai dengan karakteristik siswa dan kreatifitas guru, sehingga dengan demikian diharapkan kemampuan



belajar



siswa



SD



dapat



berkembang



secara



maksimal.



Untuk



mengembangkan kemampuan siswa dalam belajar menemukan, guru dapat menerapkan metode discovery learning yang dikemukakan oleh Bruner, selain itu dapat juga menggunakan metode eksperimen ( experimental method ).



B. Belajar Menyimak Pada kegiatan belajar menyimak, biasanya dilakukan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui permainan katan dan pertanyaan. Sedangkan untuk mengembangkan kemampuan belajar meniru, guru dapan menggunakan kegiatan bermain peran mengenai pekerjaan / profesi yang ada di sekitar siswa. Contoh kegiatan belajar yang dapat dilakukan oleh guru untuk belajar menyimak siswa adalah sebagai berikut: 1.



Bermain dengan kata, dengan cara mengajak siswa bermain dengan bahasa, seperti bercerita, membaca serta menulis. Gaya belajar ini sangat menyenangkan karena dapat membantu siswa mengingat nama, tempat, tanggal, dan hal – hal lainnya dengan cara mendengar kemudian menyebutkannya. Cara lain adalah dengan melakukan permainan “kuda bisik”. Melalui permainan ini, siswa dituntut untuk menyimak apa yang disampaikan oleh temannya untuk kemudian diteruskan kepada teman yang lain. 5



2.



Bermain dengan pertanyaan, misalnya, guru memancing keingintahuan dengan berbagai pertanyaan. Setiap kali muncul jawaban, kejar dengan pertanyaan , hingga didapatkan hasil yang paling akhir atau kesimpulan.



3.



Bermain dengan gambar, misalnya membuar gambar, merancang, dan melihat gambar, slide, video, atau film.



4.



Bermain dengan musik, misalnya menggali informasi, melalui syair atau kata – kata yang terdapat pada lagu tersebut.



C. Belajar Meniru Anak – anak merupakan pribadi yang sangat suka meniru ( modelling ) dari lingkungan sekitarnya. Guru dan orang tua merupakan lingkungan yang paling dekat dengan anak. Anak akan banyak sekali belajar melalui melihat, mengamati, menginternalisasi, hingga meniru dalam bentuk perilaku, bahkan hingga perilaku hasil meniru itu menetap sebagai suatu kebiasaan dan kegemaran. Oleh karena itu, sebagai guru hendaknya selalu memberi contoh yang baik karena budaya meniru siswa tersebut. Siswa akan berperilaku sesuai dengan apa yang biasa dilihatnya. Contohnya siswa bermain peran sabagai polisi lalu lintas, dokter, guru, ibu rumah tangga sesuai dengan apa yang biasanya mereka lihat sehari – hari. D. Belajar Menghafal Pada pengembangan kemampuan mengahafal, hendaknya siswa diberi bekal pengetahuan dan berpikir logis serta sistematis, sehingga siswa tidak hanya berada pada tingkatan ingatan dan pemahaman saja. Kecenderungan siswa belajar dengan metode menghafal ini disebabkan oleh budaya yang terjadi di sekolah yang pada umumnya didominasi oleh komunikasi satu arah, yaitu guru ke siswa dan kurang merangsang rasa ingin tahu, prakarsa maupun individualisasi. Siswa menjadi penerima yang pasif. Walaupun kurikulum Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) telah dicanangkan sebagai dasar strategi proses belajar mengajar, namun dalam praktik di lapangan yang terjadi masih dalam pola siswa Datang, Duduk, Dengar, Catat dan Hafal (D3CH) dan siswa tidak dibiasakan untuk belajar secara aktif. Lambat laun siswa menjadi cenderung suka mencari gampangnya saja dalam belajar. Hal ini akan terpola dalam banyak bentuk kebiasaan belajar, sehingga siswa kehilangan sense oflearning atau kepekaan untuk belajar. Oleh karena itu, guru sebagai pendidik harus membenahi metode belajar siswa. Disamping memberi bekal keterampilan belajar, guru harus berusaha membiasakan siswa menggunakan metode berfikir logis dan sistematis pada siswa dalam belajarnya. 6



E. Belajar Merangkai Untuk meningkatkan kemampuan merangkai , guru dapat menggunakan permainan aneka jenis binatang dengan karakteristiknya. Sedangkan untuk mengembangkan kemampuan mengamalkan, biasanya diterapkan pada mata pelajaran PPKn dan Agama karena pada mata pelajaran tersebut siswa diajarkan tentang nilai – nilai moral dan pengalamannya dalam kehidupan sehari – hari. F. Belajar Mengamalkan Kegiatan belajar mengamalkan biasanya erat kaitannya dengan mata pelajaran PPKn dan Agama, karena pada mata pelajaran tersebut anak diajarkan tentang nilai – nilai moral dan perilaku yang hendaknya ditampilkan pada saat mereka bersosialisasi di masyarakat. Contohnya pada saat mempelajari tentang sikap saling hormat – menghormati antara penganut agama yang satu dengan yang lain, siswa diajak untuk menanamkan nilai yang terkandung dari pelajaran tersebut dalam kehidupannya sehari – hari dengan cara menghormati teman yang sedang berpuasa, memberi selamat hari raya kepada teman yang sedang merayakan hari besar agamanya, dan lain –lain. G. Belajar Menganalisis Kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengembangkan kemampuan belajar menganalisis pada siswa SD adalah dengan menggunakan permainan teka –teki atau tebak – tebakan, sehingga anak terbiasa menganalisis suatu permasalahan berdasarkan informasi yang tersedia dan mencari jawabannya. Manfaat dari permainan teka – teki ini adalah: 1.



Mengasah daya ingat



2.



Belahar klarifikasi



3.



Mengembangkan kemampuan analisis



4.



Menghibur



G. Belajar Merespon Respon merupakan tanggapan yang diberikan oleh seseorang sebagai reaksi dari suatu tetentu. Contoh kegiatan yang dapat mengembangkan kemampuan merespon bagi siswa SD adalah dengan memberikan pertanyaan – pertanyaan seputar peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Misalnya bagaimana respon/tanggapan yang diberikan siswa apabila temannya sedang ditimpa musibah banjir, gempa bumi, atau tanah longsor. Belajar Mengorganisasikan Belajar mengorganisasikan disini sesuai dengan teori belajar humanistik yang dikemukakan Carl Rogers. Menurut Rogers yang penting dalam proses pembelajaran adalah pentingnya guru memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran, yaitu: 1.



Manusia memiliki kekuatan yang wajar untuk belajar



2.



Siswa akan mempelajari hal – hal yang bermakna bagi dirinya 7



3.



Pengorganisasian bahan pengajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide



baru sebagai bagian yang bermakna bagi siwa. Belajar yang bermakna dalam masyarakat modern berarti belajar tentang proses. Dalam



rangka



mengembangkan



kemampuan



mengorganisasikan,



guru



dapat



membiasakan siswa berpikir dalam bentuk skema, kemudian mengorganisasikan informasi atau pengetahuan yang diperolehnya ke dalam pemikirannyamasing – masing. Pengembangan mengorganisasikan ini sesuai dengan teori humanistik yang dikemukakan oleh Rogers. H. Belajar Mengambil Keputusan Pengembangan kemampuan untuk mengambil keputusan dapat dilakukan dengan metode problem solving atau pemecahan masalah. Sementara untuk mengembangkan kemampuan berlatih, guru dapat menggunakan metode bermain peran dengan cara mengajak siswa untuk praktik jual beli di warung sekolah. I.



Berlatih Untuk membiasakan anak berlatih melakukan kegiatan sehari –hari, guru dapat mengadakan kegiatan bermain peran, misalnya melakukan transaksi jual beli, seperti yang diterapkan di sekolah alam Ar-Ridho dalam pembelajaran matematika. Contoh lainnya adalah seorang guru melakukan praktik mengajar mata pelajaran IPS di SDN Kalisalak II Kebasen dan SD Gombong V, Kebumen. Salah satub kegiatannya adalah siswa diajak ke warung deket sekolah, dengan menanyakan berbagai jenis barang, harga beli dan harga jual.



J. Belajar Menghayati Kegiatan belajar menghayati biasanya dilakukan pada saat mengajarkan mata pelajaran kesenian. Pada mata pelajaran ini, siswa diajarkan bagaimana menghayati suatu peran (drama) dan menghayati sebuah lagu, sehingga dengan melakukan penghayatan tersebut, siswa dapat memahami karakter atau sifat dari tokoh yang diperankan atau makna yang terkandung dari sebuah lagu. K. Belajar Mengamati Untuk membelajarkan anak tentang kemampuan mengamati, contoh kegiatan yang dapat dilakukan adalah mengajak anak untuk mengenal ekosistem perairan laut yang memilki keanekaragaman hayati tinggi, yang menjadi sumber pangan, mineral, penghasilan, dan bibit budi daya serta berfungsi menyerap karbon dari udara. Kegiatan ini diterapkan dengan metode Edutainment (edukasi dan entertainment) seperti yang dilakukan oleh Gelanggang Samudra Ancol. 8



Kegiatan Belajar 2: MOTIVASI BELAJAR SISWA



Kata motif merupakan kata dasar motivasi yang diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Pengertian motivasi mengandung 3 hal penting, yaitu: hal yang mengawali kegiatan perubahan energi seseorang dan nampak sebagai kegiatan fisik, motivasi ditandai dengan adanya rasa, dan pemahaman terhadap motivasi sebagai respon dari adanya aksi berupa tujuan yang didasarkan atas kebutuhan. A. Ruang Lingkup Motivasi Pengertian motivasi sebagai perubahan energi yang ditandai dengan munculnya rasa tapi diawali dahulu dengan adanya tanggapan terhadap tujuan oleh Mc. Donald mengandung 3 aspek penting, yaitu: 1.



Motivasi adalah hal yang mengawali kegiatan perubahan energi pada seseorang, sehingga yang terlihat adalah yang menyangkut kegiatan fisik.



2.



Kemunculan motivasi ditandai dengan adanya rasa.



3.



Motivasi sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi yaitu tujuan. Sedangkan tujuan sendiri menyangkut soal kebutuhan. Teori tentang motivasi lahir dan dan berkembang dengan tingkatan – tingkatannya. Dalam hal ini ada beberapa teori tentang motivasi yang selalu terkait dengan



masalah kebutuhan (Teori Abraham Maslow), yaitu: 1.



Kebutuhan fisiologis seperti haus, lapar, kebutuhan untuk istirahat.



2.



Kebutuhan akan keamanan, bebas dari rasa cemas, dan khawatir.



3.



Kebutuhan akan cinta dan kasih, rasa diterima dalam suatu kelompok masyarakat.



4.



Kebutuhan akan penghargaan seperti dihargai karena kemampuan, kebutuhan untuk diakui kenaikan status atau pangkat pada diri seseorang.



5.



Kebutuhan untuk mewujudkamn diri sendiri, yakni mengembangkan bakat dengan usaha mencapai hasil dalam bidang pengetahuan, sosial, dan pembentukan pribadi. (Purwanto, 1990). Begitu pula dengan kegiatan belajar, sangat membutuhkan motivasi agar kegiatan



belajar pada diri siwa dapat bermanfaat dan berhasil. Sehubungan dengan hal tersebut, ada beberapa fungsi motivasi yaitu sebagai berikut: 1.



Motivasi sebagai motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan



2.



Motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya



3.



Motivasi dapat menjadi alat untuk menyeleksi perbuatan



4.



Motivasi berfungsi sebagai pendorong untuk usaha mencapai prestasi. 9



Berkaitan dengan jenis motivasi, ada beberapa sudut pandang yang membagi motivasi menjadi beberapa macam. Namun, disini kita hanya akan mengkaji motivasi intrinsik dan ekstrinsik saja. 1.



Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik adalah motif – motif yang menjadi aktif



atau berfungsi yang tidak memerlukan rangsangan dari luar diri seseorang, karena biasanya dalam diri seseorang tersebut sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contohnya adalah seseorang siswa yang melakukan kegiatan belajar karena ingin menambah ilmu, nilai, atau keterampilan. 2.



Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang didalam



aktifitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktifitas belajar. Sebagai contohnya adalah seseorang akan belajar hingga keesokan harinya akan dapat mengerjakan soal dengan baik dan mendapat nilai 100, dengan harapan akan mendapatkan hadiah dari orangtuanya. Anda sebagai guru perlu secara berhati –hati memilih motivasi yang tepat bagi kegiatan belajar siswa, karena dapat saja pemberian motivasi yang tidak tepat dapat mempengaruhi perkembangan belajar ke arah negatif. Di bawah ini akan diuraikan beberapa bentuk dan cara yang dapat menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah. 1.



Memberi nilai



2.



Hadiah



3.



Saingan/Kompetensi



4.



Ego involvement



5.



Memberi ulangan



6.



Mengetahui hasil



7.



Pujian



8.



Hukuman



9.



Hasrat untuk belajar



10.



Minat



Tujuan yang diakui Gaya belajar siswa perlu dipahami agar Anda dapat menentukan variasi cara dalam memotivasi belajar siswa dikelas. Berikut ini 3 kelompok siswa yang mempunyai gaya belajar sendiri – sendiri: 1.



Siswa yang berorientasi pada visual Pada umunya siswa yang bergaya belajar



visual, memiliki beberapa kekhasan seperti mereka memiliki kebutuhan yang kuat untuk melihat sesuatu secara visual agar mereka dapat memahami informasi yang mereka lihat 10



tersebut. Selain itu, ciri khas berikutnya adalah mereka biasanya memiliki kepekaan terhadap warna, dan memiliki pemahaman terhadap suatu hal yang artistik. 2.



Siswa yang berorientasi pada suara Para siswa yang kuat dalam hal



pendengarannya, akan dapat memahami dan mengingat suatu informasi dengan baik apabila guru menyampaikan sesuatu secara lisan atau berceramah. Masalah yang sering dialami siswa tipe ini adalah sulit menyerap informasi dalam bentuk tulisan dan otomatis memiliki kesulitan dalam menulis atau membaca. Pendekatan yang dapat dilakukan guru untuk siwa seperti ini adalah dengan menggunakan tape perekam sebai alat bantu atau melibatkan siswa dalam kelompok diskusi. Pendekatan selanjutnya adalah dengan melakukan review secara verbal dengan sesama teman atau dengan guru. 3. Siswa yang berorientasi pada benda yang dimanipulasi Karakter siswa yang mempunyai gaya belajar seperti ini adalah mereka selalu menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi utama agar mereka selalu dapat mengingat informasi tersebut. Siswa tipe ini juga tidak termasuk siswa yang suka diam lama atau duduk terlalu lama untuk mendengarkan penjelasan. Serba – Serbi Memotivasi Siswa SD Cara lain yang dapat Anda pelajari dan tiru agar memotivasi belajar siswa dapat meningkat adalah melalui bebrapa cara yang dikemukakan berikut ini. Dalam tulisannya, Agus Sampurno menceritakan 7 kebiasaan guru yang efektif untuk memotivasi siswanya agar lebih bersemangat dalam belajar: 1. Konsistensi 2. Perlakukan siswa sebagai individual 3. Jadikan lingkungan fisik kelas anfa sedapat mungkin bernuansa belajar 4. Lakukan penilaian terhadap siswa sesering mungkin tapi dengan alasan yang kuat 5. Dapatkan umpan balik dari cara anda mengajar dan bekerja 6. Libatkan diri anda dalam setiap ajang berbagi pengetahuan formal maupun informal 7. Membuka diri terhadap kebutuhan siswa.



11



MODUL 6



: LAYANAN PENDIDIKAN BAGI SISWA SEKOLAH DASAR



Kegiatan Belajar 1



: PRINSIP-PRINSIP BIMBINGAN DI SEKOLAH DASAR



A. Pengertian Bimbingan Menurut Agus Taufik (2007), istilah bimbingan pada umumnya dipahami sebagai upaya memberikan arahan, panduan, nasihat dan biasanya mengandung nilai-nilai yang bersifat menuntun ke arah yang baik. Menurut Agus Taufik (2005) bimbingan merupakan terjemahan dari suatu istilah dalam bahasa Inggris, yaitu guidance yang akar katany adalah guide. Shertzer dan Stone (1966) mengemukakan beberapa padanan dari kata guide yaitu: to direct, pilot, manage or steer. Bimbingan sering dipadankan dengan “konseling” yang diadopsi dari bahasa Inggris yaitu Counseling yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi “penyuluhan”. Pada akhir tahun sembilan puluhan , istilah penyuluhan dianggap tidak cocok lagi karena konotasinya lebih bersifat pemberian informasi, sedangkan konotasi konselng lebih bersifat hubungan antar dua pribadi, yaitu antara konselor dengan yang diberi bantuan. Dari definisi yang ada dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah sebagai suatu proses membantu individu siswa untuk dapat memahami diri,mengenal lingkungan dan merencanakan masa depannya, sehingga diharapkan dapat mencapai perkembangan yang optimal sebagai pribadi dan sebagai anggota masyarakat yang demokratis. B.



Tujuan Bimbingan Di Sekolah dasar Tujuan bimbingan dan konseling adalah memberi kemudahan belajar pada siswa SD agar mereka dapat belajar dengan percaya diri, menyadari kekurangan dan kelebihannya serta mampu berinteraksi secara baik dengan lingkungannya.



C.



Fungsi Bimbingan Di Sekolah Ada 6 fungsi bimbingan di sekolah yaitu: 1.



Fungsi Pengungkapan



2.



Fungsi Penyaluran



3.



Fungsi Penyesuaian



4.



Fungsi Pencegahan



5.



Fungsi Perkembangan



6.



Fungsi Perbaikan



D. Prinsip- prinsip Bimbingan di SD Ada 8 prinsip dalam bimbingan di SD yaitu : 1.



Bimbingan untuk semua 12



E.



2.



Bimbingan di SD dilaksanakan oleh guru semua kelas



3.



Bimbingan diarahkan untuk perkembangan kognitif dan afektif



4.



Bimbingan diberikan secara insidental dan informal



5.



Bimbingan ditekankan pada tujuan belajar dan kebermaknaan belajar



6.



Bimbingan difokuskan pada aset



7.



Bimbingan terhadap proses pendewasaan



8.



Program bimbingan dilaksanakan secara bersama



Peran Guru Dalam Program Bimbingan dan Konseling Dalam Proses bimbingan guru memiliki peran penting, karena guru mempunyai hubungan yang sangat dekat dengan siswa, sehingga siswa lebih terbuka terhadap guru. Bimbingan di SD dilaksanakan oleh guru kelas bersamaan dengan kegiatan pembelajaran



Kegiatan Belajar 2



: LAYANAN PENDIDIKAN UNTUK ANAK SEKOLAH DASAR



A. Layanan Pendidikan Anak Berbakat 1. Penergtian Anak Berbakat Anank berbakat adalah anak yang menunjukkan kemampuan/penampilan yang tinggi dalam bidang-bidang tertentu. Pendapat lain menyatakan jika anak berbakat adalah warga Negara yang memiliki kemampuan atau kecerdasan luar biasa. Kemampuan tersebut meliputi : a. kemampuan intelektual b. berpikir kreatif-produktif c. psikososial/kepemimpinan d. seni/kinestetik e. psikomotor 2. Layanan Pendidikan Anak berbakat di SD Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan pelayanan anak berbakat adalah a. pengidentifikasian anak berbakat b. layanan anak berbakat c. Strategi pembelajaran dan model layanan 1) Strategi pembelajaran harus diwarnai dengan kecepatan dan kompleksitas yang lebih sesuai dengan anak tersebut. Pembelajaran anak berbakat tidak hanya 13



mengembangkan intelektual semata, pembelajaran ini harus berorientasi pada modifikasi proses. 2) Model layanan berupa : model layanan kognitif-afektif, perkembangan moral, perkembangan nilai, layanan bidang khusus



B. Layanan Penyandang Layanan FIsik Perbedaan fisik disini ditekankan pada perbedaan fisik yang dapat terlihat oleh mata langsung, seperti tunanetra, tunarungu, tunadaksa.Layanan bimbingan terhadap penyandang kelainan fisik berbeda beda. 1. Layanan terhadap tunanetra Anak tuna=netra ditempatkan di deretan depan, agar dapat mendengar penjelasan guru dengan baik, alat peraga yang digunakan guru harus berwarna kontras, dan ruang belajar cukup terang dan cukup cahaya. 2. Layanan terhadap tunarungu Anak tunarungu harus mendapat layanan sesuai tingkat ketunarunguannya, jika tingkat ketunarunguannya parah maka harus ada bimbingan khusus. 3. Layanan terhadap tunadaksa Layanan pada anak tunadaksa dapat berupa layanan akademis, social, emosional, dan fisik/kesehatan



C. Layanan Terhadap Anak Dengan Gangguan Psikologis Besar kemungkinan anak dengan gangguan psikologis akan masuk SD biasa karena gangguan psikologis ini sulit diketahui dalam waktu singkat dan tidak semua orang mampu mengetahuinya. 1. Pengertian, Klasikasi dan karakteristik Anak Tunalaras Menurut PP No. 72 tahun 1991, tunalaras adalah gangguan atau hambatan atau kelainan tingkah laku, sehingga kurang dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Menurut UU tentang PLB di Amerika, tunalaras disebut dengan gangguan emosi.Gangguan emosi adalah suatu kondisi yang menunjukkan gejala-gejala ketidakmampuan menjalin hubungan yang menyenangkan dengan teman dan guru serta berlaku tidak pantas. Pengelompokan tunalaras menurut Rosembera, yaitu tingkah laku berisiko tinggi dan rendah.Contoh yang berisiko tinggi: hiperaktif, agresif, pembangkang, 14



delinkuensi dan anak yang menarik diri dari pergaulan aktif. Sedangkan contoh yang berisiko rendah yaitu autisme dan skizofrenia. Ciri-ciri anak tunalaras yaitu (1) perilakunya tidak dapat diterima oleh masyarakat dan biasanya melanggar norma budaya, aturan keluarga dan sekolah, (2) sering mengganggu, bersikap membangkang atau menentang dan tidak dapat bekerjasama. 2. Jenis Perilaku Menyimpang di Sekolah Biasa Contoh perilaku penyimpangan-penyimpangan anak yaitu: suka jail, iri hati, mencela, rewel, agresif, suka protes dan malas belajar. 3. Gejala-gejala Perilaku Menyimpang Perbuatan jahil adalah perbuatan yang dilakukan seseorang terhadap orang lain dengan maksud mengganggu atau membuat orang lain menjadi tidak nyaman atau menderita baik secara fisik maupun mental atau mengalami kehilangan sesuatu. Sementara si anak jahil merasa puas melihat korban menderita. Perbuatan iri hati yang berlebihan diwujudkan dengan perilaku mengganggu teman, berebut mainan, saling bantah, suka menyendiri, mengurung diri atau bahkan menunjukkan rasa murung.Anak dapat menjadi agresif dan suka menyerang hanya karena hal-hal sepele. Anak agresif yang suka menyerang temannya biasanya akan ditakuti, dimusuhi dan dijauhi teman-temannya. Anak yang suka menyela pembicaraan orang lain/ orang tuatetap ngotot untuk terus ikut dalam pembicaraan walaupun sudah disuruh menjauh. 4. Penyebab Perilaku Menyimpang Menurut Hendra Surya (2004) berbagai perilaku menyimpang yang dialami oleh anak usia antara 3-12 tahun pada umumnya dilatarbelakangi oleh suatu unsur pemuas ego perasaan seseorang. Perilaku menyimpang tersebut tanpa disadari oleh pemikiran, apakah perbuatan itu baik atau tidak. Timbulnya perasaan menyimpang karena ada suatu keinginan bawah sadar anak yang terhambat seperti keinginan anak yang selalu ingin diperhatikan. Perbuatan menyimpang terjadi karena merasa: a. Tidak diperhatikan Contoh: anak merasa bahwa orang tua lebih perhatian kepada adik baru. b. Disepelekan Contoh: orang tua tidak menghiraukan perkataan si anak. c. Kehadirannya dianggap tidak ada 15



Contoh: anak tidak diajak dalam permainan oleh saudara/ teman-temannya, padahal dirinya ingin sekali turut bermain. d. Tidak mendapat peran apapun e. Sebagai pelengkap penderita f. Takut kehilangan peran dalam lingkungannya Contoh: anak merasa terusik dan terancam perannya atas kehadiran orang baru di lingkungannya. 5. Memahami Anak Berperilaku Menyimpang Anak berperilaku menyimpang tidak berbeda dengan anak-anak lain pada umumnya. Mereka memiliki wajah manis, sangat menggemaskan, namun ia sering terlibat pertentangan dengan peraturan sekolah dan guru, sering menolak mengerjakan tugas, tidak suka membenahi peralatan atau duduk tertib di kelas, dia sering berbuat ribut di kelas dan marah-marah tanpa sebab. 6. Perlunya Saling Dukung Antarguru Jika terdapat siswa yang menunjukkan perilaku menyimpang, staf dan semua guru perlu bekerjasama untuk menciptakan perilaku positif di sekolah.Antar staf sekolah perlu saling memberikan informasi agar dapat ditetapkan langkah-langkah untuk melakukan tindakan bersama dalam mengatasi masalah tersebut.Para guru dapat memberikan rasa aman baik secara sosial maupun emosional, terutama untuk siswasiswa yang memiliki perilaku menyimpang yang umumnya tidak menerima perlakuan tersebut di lingkungan keluarga. Dukungan rekan sekerja bagi para guru dalam menghadapi anak-anak berperilaku menyimpang meliputi: a. Pemahaman dari sekolah secara keseluruhan bahwa perlu kebersamaan dalam mengatasi masalah. b. Pemahaman bahwa masalah-masalah perilaku yang besar membutuhkan pendekatan kelompok. c. Kesediaan wali kelas untuk menerima dukungan dan pemahaman bahwa dukungan bersifat normatif. d. Penyelenggaraan rapat oleh wali kelas dengan sesama kolega. e. Pengakuan bahwa penyimpangan perilaku seseorang bukan hanya tanggung jawab guru yang menyimpang tetapi merupakan tanggung jawab bersama. f. Perlunya pembentukan forum sekolah. g. Ketersediaan dukungan sesama rekan di dalam observasi kelas dengan saling tukar kelas. 16



7. Berbagai Hal yang perlu diperhatikan dalam Pelayanan Anak Keberhasilan dalam memberikan pelayanan terhadap anak sangat ditentukan oleh besarnya perhatian dan pengetahuan kita terhadap perilaku anak. Hal-hal yang berkaitan dengan perilaku menyimpang: a. Penyimpangan sebagai akibat Pada saat mulai masuk sekolah, anak telah membawa pengalaman dari keluarga ke dalam lingkungan sekolah yang penuh dengan tuntutan dan peraturan. Tidak semua anak mampu menyesuaikan diri terhadap tuntutan sekolah, sehingga terjadi benturan nilai yang akan nampak sebagai perilaku destruktif. Contoh: anak di rumah terbiasa berbicara dengan nada keras, membentak, berteriak, mencemooh dan saling menyalahkan. Hal ini akan terbawa ke lingkungan sekolah. Sebagai guru, kita wajib menyediakan program, pilihan, kerangka kerja disiplin yang dapat mengajarkan anak alternatif-alternatif untuk memberikan rasa memiliki, sehingga anak dapat meningkatkan pengendalian perilakunya. b. Perilaku destruktif Perilaku destruktif anak dapat berupa: terus menerus memanggil guru dan berbicara seenaknya, berjalan kesana kemari di kelas, menggerakkan kaki terus menerus di kursi, bersuara sangat keras, tidak mampu konsentrasi, dll. Istilah yang sering diberikan kepada anak berperilaku menyimpang adalah conduct-disordered



(berperilaku



menyimpang),



attention-deficit



disordered



(kurang perhatian), socio-emotionally disturbed (terganggu secara sosial dan emosional), hyperactive (hiperaktif). c. Perilaku mengajar Pendekatan yang dapat dilakukan guru untuk mengajarkan anak agar berperilaku baik adalah dengan memberikan pengarahan dalam hal-hal sebagai berikut: 1) Mengangkat tangan tanpa harus memanggil-manggil 2) Menunggu giliran daripada menyerobot 3) Duduk di atas tikar pada jam pelajaran 4) Duduk di kursi lebih dari beberapa menit 5) Berbicara dengan lebih perlahan 6) Berjalan di dalam kelas tanpa mengganggu dan menjengkelkan orang lain 7) Mempertimbangkan perasaan orang lain 8) Apa yang harus dilakukan ketika marah 17



Dalam program perubahan perilaku hendaknya dilakukan tanpa membuat anak merasa terbebani.Perubahan memerlukan waktu dan setiap anak punya daya tangkap yang berbeda.Keberhasilan perubahan dapat diukur dari penurunan frekuensi dan intensitas perilaku yang diharapkan. d. Cara mengatasi anak yang berperilaku menyimpang Reaksi yang biasanya muncul terhadap perilaku anak yang tidak biasa adalah teguran, hukuman atau nasihat.Perlu kita sadari bahwa anak memandang perbuatannya tersebut tidak salah, dia tidak menganggap dirinya sebagai pemicu atau penyebab perbuatan tersebut.Sikap reaktif dan perlakuan keras pada anak tidak akan menyelesaikan masalah dan membuat anak menjadi baik, tetapi tindakan yang baik adalah tindakan proaktif untuk menemukan cara-cara memecahkan dan mengatasi masalah dengan cara mengenali dan menganalisa sebab penyimpangan serta mencari solusi yang tepat. Cara mengatasai anak yang sering melakukan perilaku menyimpang: 1) Jangan emosional terhadap anak Walaupun perbuatan anak sudah melewati batas, sebagai guru kita tidak boleh terbawa emosi karena bentakan, omelan atau hukuman fisik hanya akan menimbulkan reaksi negatif dari si anak. Contoh: anak akan cenderung mengulangi perbuatan yang tidak baik secara lebih keras atau brutal sebagai kompensasi ketidaksenangannya. 2) Jangan kucilkan anak Tindakan pengucilan pada anak akan mengakibatkan anak berpikir negatif terhadap dirinya sendiri sehingga ia akan menjadi depresi, murung, kehilangan gairah hidup, pesimis, kurang inisiatif, selalu curiga, dan membenci orang lain. Tindakan yang dapat dilakukan untuk menghadapi anak yang berperilaku menyimpang: a) Lakukan pendekatan kasih sayang dengan cara: 1. Ajak anak ke tempat yang dapat menyenangkan hatinya. 2. Buat anak agar dapat mengungkapkan isi hatinya dengan sukarela tanpa paksaan. 3. Tunjukkan kesediaan kita untuk mendengarkan dengan sungguh-sungguh. 4. Ciptakan suasana yang menyenangkan. 5. Ajak anak menilai perbuatan yang telah dilakukan, sehingga dia dapat membayangkan seandainya perlakuan buruk itu menimpa dirinya. 18



b) Responsif terhadap perasaan anak dan berikan perhatian. c) Dengarkan suara hati anak dengan menciptakan hubungan baik dengan anak, meluangkan waktu untuk anak, dan mendengarkan keluh kesahnya. d) Binalah kasih sayang antaranak dengan berbuat adil terhadap semua anak, jangan membanding-bandingkan anak, dan usahakan untuk melakukan kegiatan bersama-sama dengan anak. D. Layanan Kegiatan Ekstrakurikuler 1. Pengertian Kegiatan Ekskul adalah kegiatan yang diselenggarakan diluar jam pelajaran yanag tercantum dalam susunan program sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah. 2. Tujuan kegiatan Ekstrakurikuler Melalui kegiatan ekstrakurikuler diharapkan siswa dapat mengaitkan antara pengetahuan yang diperoleh di sekolha dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan 3. Jenis kegiatan Ekstrakurikuler Jenis Ekskul dapat berupa : UKS, Pramuka, Olahraga, PMR dan lain-lain 4. Manfaat kegiatan Ekstrakurikuler Melalui kegiatan ekskul sisawa akan memperoleh secara maksimal pengembangan fisik, mental, emosional, kognitif dan sosial. 5. Pelaksanaan kegiatan Ekstrakurikuler Pelaksanan kegiatan ekskul biasanya adalah guru yang menguasai bidangnya. Factor yang perlu diperhatikan agar terlaksananya kegiatan ekskul adalah tersedianya fasilitas dan sarana sekolah.



19



BAB III KESIMPULAN DASAN SARAN



A. Kesimpulan Menghadapi anak di sekolah dengan karakteristik yang heterogen diperlukan kesabaran yang tinggi dari para guru.Hubungan antar guru dan siswa sebaiknya tidak terlalu formil, sehingga anak tidak terlalu asing dengan dunia sekolah. Guru harus dapat berperan sebagai orang tua yang dapat memperlakukan anak dengan kasih sayang. Kelainan sikap dan perilaku anak lebih banyak disebabkan kurangnya perhatian dan kasih sayang.Oleh karena itu, dengan rasa kasih sayang dan pengetahuan yang memadai tentang kelainan tingkah laku siswa, kita sebagai guru diharapkan mampu mengatasi persoalan-persoalan tersebut di sekolah.



B. Saran Dalam proses KBM guru hendaknya memahami karakteristik belajar siswa SD dan guru harus memahami layanan pendidikan bagi siswa SD secara rutin



20



DAFTAR PUSTAKA Wardani, IG.A.K, dkk. 2014. Perspektif Pendidikan di SD. Tangerang: Universitas Terbuka.



21