PPK Hematuria [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1. Pengertian (Definisi)



PANDUAN PRAKTIK KLINIS KELOMPOK SMF BEDAH BAGIAN BEDAH UROLOGI RSUDBANGIL KABUPATEN PASURUAN 2016-2018 HEMATURIA (Kode ICD : R. 31 ) Hematuria adalah darah dalam urin, baik makroskopis maupun mikroskopis. Secara mikroskopis, dikatakan terdapat hematuria bila pada pemeriksaan sedimen urin dengan menggunakan pembesaran kuat (40x) didapatkan lebih dari 2 eritrosit per lapangan pandang. Secara makroskopisterlihat/terdapat warna merah pada saat kencing.



2. Anamnesis



1. Keluhan utama 2. Sejak kapan mengalami hematuria, terus-menerus atau intermiten, apakah sekarang urin masih merah 3. Jenis hematuria : inisial, terminal, atau total 4. Disertai nyeri atau tidak, sifat nyeri 5. Apakah disertai benjolan / mrongkol di perutnya. Bila ya, sejak kapan diketahui, apakah tambah membesar 6. Apakah pernah keluar batu spontan apda waktu miksi 7. Apakah menderita batuk kronis 8. Apakah beberapa hari/minggu sebelumnya menderita pharingitis Obat apa saja yang diminum



3. Pemeriksaan Fisik



Pertama-tama penderita disuruh miksi dan ditampung di tempat yang bersih. Dilihat warna urinnya kemudian dilakukan pemeriksaan urinalisis. Selanjutnya pemeriksaan fisik dilakukan dengan tata cara sebagaimana lazimnya. Khusus untuk saluran air-kemih harus diperiksa secara teliti dan sistematis dimulai dari ginjal sampai ke meatus uretra eksterna dan juga skortum dan isinya serta colok dubur.



4. Kriteria Diagnosis 5.



Hematuria secara makroskopis dan mikroskopis Hematuria D



PANDUAN PRAKTIK KLINIS KELOMPOK SMF BEDAH BAGIAN BEDAH UROLOGI RSUDBANGIL KABUPATEN PASURUAN 2016-2018 HEMATURIA (Kode ICD : R. 31 ) iagnosis 6. Diagnosis Banding



Urin yang merah selain disebabkan adanya sel darah merah dapat juga disebabkan oleh bahan-bahan makanan, yang berasal dari : 1. Obat, misalnya : laxant yang mengandung Phenolphthalein. Makanan : bahan pewarna Rhodamine B. Keadaan ini disebut “Pseudo Hematuria”.



7. Pemeriksaan Penunjang



1. Pemeriksaan Laboratorium a. Urinalisis lengkap b. Kultur-urin dan test kepekaan antibiotik c. Sitologi-urin : indikasi pemeriksaan ini terjadi lebih kuat apabila hematuria tanpa disertai nyeri atau keluhan miksi yang lain. Urin untuk pemeriksaan sitologi adalah urin yang ditampung setelah penderita melakukan aktivitas fisik, bukan urin pertama pagi hari. d. Pemeriksaan darah lengkap e. Pemeriksaan faal ginjal f. Pemeriksaan faal hemostatis, bila ada kecenderungan perdarahan di tempat lain g. Kalau bisa pemeriksaan titer anti streptolisin O, khususnya pada anak-anak. 2. Pemeriksaan “Rontgen” a. Foto polos abdomen (BOF) b. Pielografi intravena c. USG d. CT Scan (atas induksi) 3. Pemeriksaan Sistoskopi : Segera dikerjakan bila urin masih merah. Bila urin sudah merah lagi, sitoskopi dikerjakan setelah ada pemeriksaan yang disebutkan di atas dan hasilnya menggugurkan indikasi untuk sistoskopi. Kalau sekaligus dikerjakan pielografi-retrograd dan pengambilan “sample” urin utnuk pemeriksaan sitologi.



tidak hasil tidak perlu atau



8. Terapi  Terapi Konservatif



 Konsultasi  Lama Perawatan



9. Edukasi 10. Prognosis 11. Tingkat Evidens 12. Tingkat Rekomendasi 13. Penelaah Kritis 14. Indikator Medis (hasil)



PANDUAN PRAKTIK KLINIS KELOMPOK SMF BEDAH BAGIAN BEDAH UROLOGI RSUDBANGIL KABUPATEN PASURUAN 2016-2018 HEMATURIA (Kode ICD : R. 31 ) Hematuria harus dianggap sebagai suatu gejala serius dari kelain di sepanjang traktus urinarius, sebelum pemeriksaan yang lengkapdan teliti membuktikan sebaliknya. Penderita dengan gross hematuria merupakan indikasi untuk dimasukkan rumah sakit. Hematuria biasanya akan berhenti sendiri. Sambil menegakkan diagnosis penyebab hematuria, maka dapat diberikan pengobatan simtomatis, yaitu : 1. Analgesik, bila disertai gejala koli, misal : Ketoprofen 1 x 1 supp 2. Transfusi, bial anemia cukup berat hematuria masih berlangsung 3. Koagulasi, bila hematuria masih berlangsung, misal : Tranexamic acid 1 tab tiap 8 jam 4. Dianjurkan minum yang banyak Selanjutnya bila diagnosis kausa telah dapat ditegakkan pengelolaan mengikuti protokol pengelolaan penyakit tersebut. Bila dengan pemeriksaan yang lengkap kausa dari hematuria belum dapat ditegakkan, maka dilakukan pemeriksaan/evaluasi berkala sebagai penderita ambulatorir (poliklinik). Komplikasi : clot retensi Diharapkan baik I / II / III / IV A/B/C Dokter Spesialis Bedah Urologi Ad Vitam : dubia ad bonam Ad Sanationam : dubia ad bonam Ad Fungsionam : dubia ad bonam



PANDUAN PRAKTIK KLINIS KELOMPOK SMF BEDAH BAGIAN BEDAH UROLOGI RSUDBANGIL KABUPATEN PASURUAN 2016-2018 HEMATURIA (Kode ICD : R. 31 ) 15.Kepustakaan



1. Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia. Pedoman Pelayanan Medik Edisi Kedua, 2006: 80. Rumah sakit Umum Dokter Soetomo Surabaya. Pedoman Diagnosis dan Terapi Bagian / SMF Ilmu Bedah Urologi Edisi III, 2008: 11-14.



PANDUAN PRAKTIK KLINIS SMF BEDAH UROLOGI



HEMATURIA



Pembimbing : dr. Fauzi Samlan Penyusun : dr. Cindy Prastica



RSUD BANGIL KABUPATEN PASURUAN 2018