PPK Obgyn (Contoh) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) KETUBAN PECAH DINI PREMATURE RUPTURE OF THE MEMBRANE (PROM) 1.



Pengertian



Robeknya selaput korioamnion dalam kehamilan ( sebelum onset persalinan berlangsung ) Dibedakan :  PPROM ( Preterm Premature Rupture of Membranes ) Ketuban pecah pada usia kehamilan < 37 minggu  PROM ( Premature Rupture of Membranes ) Ketuban pecah pada usia kehamilan ≥ 37 minggu



2.



Anamnesis



1. Usia kehamilan > 20 minggu dari HPHT 2. Keluar cairan atau rembesan dari jalan lahir



3.



Pemeriksaan Fisik



1. Genitalia Eksterna : aliran ketuban ( + ) positif, bau cairan ketuban yang khas 2. Inspekulo : pengeluaran cairan ketuban dari ostium uteri eksternum, genangan cairan ketuban di forniks posterior 3. Pemeriksaan dalam ( VT ) : adanya cairan ketuban di dalam vagina, selaput ketuban ( - ) negatif



4.



Kriteria Diagnosis



1. Anamnesis 2. Pemeriksaan Fisik 3. Pemeriksaan penunjang : nitrazine test ( + ) positif, USG



5.



Diagnosis Kerja



Ketuban Pecah Dini / Premature Rupture of The Membrane (PROM )



6.



Diagnosis Banding



1. Fistula vesikovaginal dengan kehamilan 2. Stress inkontinensia



7.



Pemeriksaan Penunjang



1. Nitrazine test 2. Ultrasonografi



8.



Tata Laksana



a. Konservatif Dilakukan bila tidak ada penyulit baik pada ibu maupun janin, pada umur kehamilan 28 – 37 minggu , dirawat selama 2 hari Selama perawatan dilakukan 1) Observasi kemungkinan adanya amnionitis / tandatanda infeksi ( Febris, tachicardi ibu, leukositosis,



cairan ketuban berbau ) 2) Awasi tanda – tanda persalinan 3) Pemberian antibiotika p.o ( amoxicillin 3 x 500mg atau cefadroxil 2 x 500mg ) selama 3 – 5 hari atau parenteral ( amoxicillin 3 x 1 gram iv atau cefotaxime 2 x 1 gram iv ) 4) USG untuk menilai kesejahteraan janin 5) Pematangan paru janin dengan dexamethason 2 x 5 mg im ( 4 dosis ) b. Aktif  Pada umur kehamilan ≥ 37 minggu  Ada tanda amnionitis  Ada tanda – tanda persalinan  Gawat janin Pervaginam bila :  Pelvic score < 6 , terminasi dengan misoprostol 50 mcg / FP dilanjutkan dengan drip oksitosin  Pelvic score ≥ 6 , Drip oksitosin Dilakukan SC Cito apabila terdapat salah satu dari yang tersebut di bawah ini : 1) Terdapat kelainan letak 2) Riwayat SC sebelumnya 3) Makrosomia 4) Panggul sempit 5) Plasenta previa 6) Prolaps tali pusat 7) Ancaman ruptur uteri 8) Tanda-tanda fetal distress 9) Terdapat kontraindkasi dilakukan oksitosin drip 10) Oksitosin drip gagal 1. 2. 3. 4.



Kondisi penyakit ibu dan kondisi janin Tujuan dan tatacara tindakan medis Alternatif tindakan medis dan resikonya Rencana perawatan, pemberian obat-obatan dan tindakan yang akan dilakukan 5. Kemungkinan resiko dan komplikasi yang bisa terjadi kepada ibu dan janin 6. Prognosa penyakit dan prognosa terhadap tindakan yang dilakukan



9.



Edukasi (Hospital Health Promotion)



10.



Prognosis



Ad vitam : dubia ad bonam Ad sanationam : dubia ad bonam Ad fungsionam : dubia ad bonam



11.



Indikator (Outcome)



1. Tanda-tanda infeksi negative



2. Bayi lahir selamat 12.



Kepustakaan



1. Cunningham FG, Leveno KJ, Alexander JM, Bloom SL. Williams Obstetrics 23rd edition. Mc GrawHill. New York. 2010 2. LindheimerMD, Roberts JM, Cunningham FG. Chesley’s Hypertensive Disorders in Pregnancy 3rd ed. Elsevier. New York. 2009. 3. Cohen WR, Cherry and Merkatz’s Complicationof Pregnancy 5th ed. Lippincott Williams and Wilkins. Philadelphia. 2000. 4. Creasy RK, Resnik R, Maternal Fetal Medicine Principles and Practice 5th ed. Saunders. Philadelphia. 2004. Sumedang,



Mengetahui Ketua Komite Medik RSUD Kabupaten Sumedang



2017



Ketua KSM Obgyn



dr. H. Enceng, Sp.B



dr. H.Isfihani Zaenudin, Sp.OG



NIP. 19760624 200701 1 010



NIP. 19621127 199003 1 002



PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PREEKLAMSIA BERAT Suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya hipertensi disertai protein urine pada kehamilan 20 minggu atau lebih



1.



Pengertian



2.



Anamnesis



3.



Pemeriksaan Fisik



4.



Kriteria Diagnosis



5.



Diagnosis Kerja



Preeklamsia berat



6. 7.



Diagnosis Banding Pemeriksaan Penunjang



Kehamilan dengan hipertensi kronis 1. Pemeriksaan laboratorium :  Hb, hematokrit, leukosit, trombosit  Protein urine  Fungsi hati dan ginjal bila ada indikasi 2. Pemeriksaan KTG atas indikasi 3. Pemeriksaan foto rontgen thoraks atas indikasi 4. Pemeriksaan USG pada rencana rawat konservatif



8.



Tata Laksana



A. Perawatan aktif a. Indikasi Bila didapatkan satu/lebih keadaan di bawah ini : a) Ibu : 1. kehamilan > 37 minggu



1. Menentukan usia kehamilan 2. Riwayat hipertensi 3. Faktor resiko ( kejang, penurunan kesadaran, penglihatan kabur, nyeri kepala hebat, nyeri ulu hati ) 4. Pemeriksaan antenatal sebelumnya 1. Pada serangan akut ditemukan mengi, hiperinflasi dada, sianosis, takikardi, kesulitan untuk berbicara, retraksi dinding dada 2. Pada serangan berat terlihat berbicara sepatah demi sepatah kata, intensitas wheezing keras (pada seluruh fase ekspirasi dan inspirasi), penggunaan obat bantu nafas jelas, saturasi O2 < 90% 1. Kehamilan > 20 minggu 2. Didapatkan satu atau lebih gejala klinis preeklamsia berat



2. adanya gejala impending eklamsi b) Janin : 1. adanya tanda-tanda gawat janin 2. adanya tanda-tanda PJT yang disertai hipoksia c) Laboratorik :adanya HELLP syndrome b. Pengobatan medisinal 1. Infus larutan ringer laktat 2. Pemberian MgSO4 3. Pemberian antihipertensi ( Metildopa, Nifediphine, Amlodipine ) Cara pemberian MgSO4 : Pemberian melalui intravena secara kontinu a. Dosis awal : 4 gram (20 cc MgSO440 %) dilarutkan kedalam 100 cc ringer laktat, diberikan selama 15-20 menit. b. Dosis pemeliharaan: 10 gram (50cc MgSO4 40%) dalam 500 cc cairan RL, diberikan dengan kecepatan 1-2 gram/jam (20-30 tetes per menit) Syarat-syarat pemberian MgSO4 1. Harus tersedia antidotum MgSO4, yaitu kalsium glukonas 10% (1 gram dalam 10 cc) diberikan i.v dalam waktu 3-5 menit. 2. Refleks patella (+) kuat 3. Frekuensi pernafasan > 16 kali per menit 4. Produksi urin >30 cc dalam 1 jam sebelumnya (0,5 cc/kg bb/jam) Sulfas magnesikus dihentikan bila : 1. Ada tanda-tanda intoksikasi 2. Setelah 24 jam pasca salin 3. Dalam 6 jam pasca salin sudah terjadi perbaikan tekanan darah (normotensif). Antihipertensi diberikan bila TD diastol ≥ 110 mmHg Diuretikum tidak diberikan kecuali bila ada a. edem paru b. payah jantung kongestif c. edem anasarka Kardiotonika atas indikasi Perawatan dilakukan bersama dengan Sub Bagian Penyakit dalam / Jantung Lain-lain atas indikasi 1. Obat-obat antipiretik Diberikan bila suhu rektal di atas 38,5 0 C Dapat dibantu dengan pemberian kompres hangat 2. Antibiotika, diberikan atas indikasi 3. Antinyeri, diberikan atas indikasi



c. Pengelolaan Obstetrik Cara terminasi kehamilan Pervaginam bila :  Pelvic score < 6 , terminasi dengan misoprostol 50 mcg / FP dilanjutkan dengan drip oksitosin  Pelvic score ≥ 6 , Drip oksitosin Dilakukan SC Cito apabila terdapat salah satu dari yang tersebut di bawah ini : 1. Terdapat kelainan letak 2. Riwayat SC sebelumnya 3. Makrosomia 4. Panggul sempit 5. Plasenta previa 6. Prolaps tali pusat 7. Tanda-tanda maternal distress 8. Tanda-tanda fetal distress 9. Terdapat kontraindkasi dilakukan oksitosin drip 10. Oksitosin drip gagal B. Pengelolaan konservatif a. Indikasi : Kehamilan preterm (< 37 minggu) tanpa disertai tandatanda impending eklamsi dengan keadaan janin baik b. Pengobatan medisinal : Sama dengan perawatan medisinal pengelolaan secara aktif. Bila setelah 2 kali 24 jam tidak ada perbaikan maka keadaan ini dianggap sebagai kegagalan pengobatan medisinal dan harus diterminasi. Cara terminasi sesuai dengan pengelolaan aktif. 9.



Edukasi (Hospital Health 1. Perkembangan penyakit 2. Pengaruh penyakit terhadap ibu dan janin Promotion) 3. Penatalaksanaan diet / gizi



10.



Prognosis



Ad vitam : dubia ad bonam Ad sanationam : dubia ad bonam Ad fungsionam : dubia ad bonam



11.



Indikator (Outcome)



12.



Kepustakaan



1. Tidak terjadi pemanjangan hari perawatan 2. Tensi turun 3. Protein urin negative 1. Angsar M. Dikman. ″ Hipertensi dalam kehamilan ″ Simposium era baru pengobatan gagal jantung dan hipertensi Surabaya, 4 Agustus 1984. 2. Angsar M Dikman ″ Panduan Pengelolaan Hipertensi dalam kehamilan di Indonesia ″. Satgas Gestosis POGI



Edisi I, 1985. 3. Cunningham MD, Mac Donald PC, Gamt NF. Hypertensive Disorder in Pregnancy. William Obstetrics 20th ed 718-723, 1997.



Sumedang,



Mengetahui Ketua Komite Medik RSUD Kabupaten Sumedang



2017



Ketua KSM Obgyn



dr. H. Enceng, Sp.B



dr. H.Isfihani Zaenudin, Sp.OG



NIP. 19760624 200701 1 010



NIP. 19621127 199003 1 002