7 0 269 KB
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
1. Pengertian (Definisi) 2. Anamnesis
3. Pemeriksaan Fisik 4. Kriteria Diagnosis
5. Kriteria Kerja 6. Diagnosis Banding 7. Pemeriksaan Penunjang
8. Tata Laksana
ULKUS KORNEA KARENA BAKTERI Ulkus kornea yang timbul akibat infeksi kuman-kuman (bakteri) Mendadak mata merah, nyeri, seperti ada benda asing, epifora dan fotofobi, disertai penglihatan kabur 1. Visus dan refraksi 2. Slitlamp biomikroskopi dengan fluoresin - Mendadak mata merah, seperti ada benda asing, merah epifora dan fotofobi. - Visus : menurun - Hiperemi perikornea - Retroiluminasi : Infiltrate pada kornea berupa bercak putih pada epitel sampai stroma, bisa kecil tapi bisa menutup seluruh kornea, tidak jarang di atas lesi menjadi rapuh - Tes fluoresin : Hasil positif di tepi ulkus - Hipopion : berupa cairan kental di dalam bilik mata depan - Laboratorium : - Hapusan langsung : untuk mengetahui jenis kuman dengan pengecatan “Gram”. - Biakan kuman : untuk identifikasi kuman. Untuk keperluan pemeriksaan laboratorium ini bahan diambil dari tepi ulkus menggunakan kapas steril Ulkus kornea karena bakteeri Ulkus kornea akibat jamur : - Di sekitar infiltrate induk terdapat infiltrat satelit - Elemen jamur ditemukan di dalam bilik mata depan (hype) Laboratorium : scraping ulcus untuk pewarnaan (Gram, KOH, dll) dan kultur sensitivitas antibiotika
Antibiotic : Pemilihan Antibiotik : - Empiris selama 2 hari, kalau tidak membaik dilakukan scrapping untuk pewarnaan Gram dan kultur. - Tergantung hasil pewarnaan dan biakan kuman Cara pemberian :
- Topical - Sistemik Pemilihan rawat jalan / rawat inap : - Tergantung berat ringan ulkus Penatalaksanaan ulkus kornea yang dianjurkan ; Ukuran Ulkus Lokasi pada Kornea Penatalaksanaan A. 3 mm Tidak pada sumbu mata - Rawat Jalan - Antibiotik topical tiap jam B. 3 mm Pada sumbu mata - Rawat tinggal - Antibiotic topical tiap jam C. 3 mm + hypopyion Disegala tempat - Rawat inap - Antibiotic topical tiap jam - Antibiotic sistemik 9. Edukasi
Penyembuhan lama, perlu pengobatan secara teratur.
10. Prognosis
Dubius tergantung luas dan lokasi dan virulensi kuman
kerjasama
pasien
untuk
11. Tingkat Evidens 12. Tingkat Rekomendasi 13. Penelaah Kritis
14. Indikator
15. Kepustakaan
Patofisiologi - Ulkus kornea terjadi setelah adanya kerusakan epitel kornea. Walaupun kerusakan epitel terjadi dibagian tepi / perifer kornea, tetapi ulkus cenderung bermigrasi ke tengah kornea - Sering diikuti hipopion yaitu endapan sel-sel radang di dalam kamera anterior 1. External Disease and Cornea. Basic and Clinical Science Course. Section 8. California: American Academy of Ophthalmology, 2011. 2. Pedoman Diagnosis dan Terapi Bagian / SMF Ilmu Kesehatan Mata, RSU Dr. Soetomo Surabaya, 2006Smolin Gilbert, Thoft Richard A : The Cornea – Scientific Foundation and Clinical Practice, 1st ed, edited by Gilbert Smolin, 1983, pp 156-166 3. Grayson Merill : Disease of The Cornea, 2nd ed, CV Mosby, St. Louis, 1983, pp. 45-76 4. Vaughan D. Asbury T : General Ophthalmology, 11th ed, Lange Medical Publication, California, 1986, pp. 109-112
.