Pra Proposal - 16011 [PDF]

  • Author / Uploaded
  • angga
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TEKNIK PEMERIKSAAN CT SCAN THORAX DENGANSPLIT-BOLUS (BIPHASIC) INJECTION CONTRAST PADA KASUS KANKER PAYUDARA DI DEPARTEMEN RADIOLOGI RSUPN DR. CIPTO MANGUNKUSUMO JAKARTA PUSAT Pra Proposal Pengajuan Judul Skripsi Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Diploma IV Teknik Radiologi Semarang



Diajukan oleh: ANGGA SALIRO NIM P1337430216011



PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TEKNIK RADIOLOGI JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG 2019



BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kanker payudara (breast cancer) adalah kanker yang paling sering didiagnosis pada wanita di seluruh dunia, dengan 1,7 juta kasus baru didiagnosis pada tahun 2012. Kanker payudara menjadi penyebab utama kedua kematian terkait kanker pada wanita di seluruh dunia, dan penyebab utama kematian terkait kanker di negara-negara kurang berkembang. Rerata prognosis peluang bertahan hidup seseorang dengan kanker payudara adalah 85% di negara maju. Sebagian besar dari 15% pasien yang tersisa mengalami kematian akibat metastasis, yaitu penyebaran kanker dari satu bagian tubuh ke bagian yang lain (Dictionary of Cancer Term, NCI), karena penyakit mereka menjadi kebal obat. Di Amerika Serikat saja, terdapat 231.840 kasus baru dan 40.290 kematian terkait diperkirakan akan terlihat pada tahun 2015 (Umberto Veeronesi, 2017). Angka kejadian penyakit kanker di Indonesia (136.2/100.000 penduduk) berada pada urutan 8 di Asia Tenggara, sedangkan di Asia urutan ke 23. Angka kejadian tertinggi di Indonesia untuk laki laki adalah kanker paru yaitu sebesar 19,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 10,9 per 100.000 penduduk, yang diikuti dengan kanker hati sebesar 12,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 7,6 per 100.000 penduduk. Sedangkan angka kejadian untuk perempuan yang tertinggi adalah kanker payudara yaitu sebesar 42,1 per 100.000 penduduk



dengan rata-rata kematian 17 per 100.000 penduduk yang diikuti kanker leher rahim sebesar 23,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 13,9 per 100.000 penduduk. (KEMENKES RI, 2019) Pencitraan diagnostik sangat penting untuk menentukan stadium penyakit pada pasien dengan diagnosis kanker. Tata laksana seperti itu sangat penting untuk menentukan jenis dan agresivitas opsi perawatan yang akan ditawarkan kepada pasien(Myers. R, 2006). CT scan Thorax dengan media kontras adalah salah satu modalitas yang memegang peran penting dalam diagnosa kanker payudaara. Pemeriksaan ini bukan menjadi gold standart sehingga pemeriksaan rutin untuk pasien tanpa gejala dengan penyakit tahap awal tidak diindikasikan. Jika timbul gejala, investigasi yang sesuai harus diminta: misalnya, untuk nyeri tulang, pencitraan tulang isotop, untuk sesak napas, Chest X-Ray(CXR) pada awalnya; jika radiografi normal dan diduga



limfangitis. Dalam



pemeriksaan ini Fossa supraclavicula, chest, dan liver harus diperiksa dengan menggunakan media kontras intravaskular. (Barter, S. 2014) Tujuan utama dari computed tomography thorax adalah sebagai informasi tambahan diagnostik untuk radiografi Thorax konvensional. Perhiasan dan benda-benda logam harus dilepas sebelum pasien ditempatkan terlentang di atas meja dengan lengan terangkat. Pembuatan scanogram untuk memudahkan radiographer menentukan kisaran lapang pemindaian. CT Thorax rutin mencakup pemindaian dari apeks hingga ke dasar paru-paru, seringkali dalam ketebalan irisan 7 sampai 10 mm,



sedangkan CT Thorax resolusi tinggi mencakup perolehan irisan yang lebih tipis, dari 2 hingga 3 mm, yang diperoleh pada titik-titik tertentu di dada. Namun, jika masalah utamanya adalah keganasan paru, pemindaian dilanjutkan hingga ke kelenjar adrenal karena sejumlah keganasan bermetastasis di sini. Penggunaan media kontras intravena penting untuk visualisasi struktur dengan mediastinum (Bontrager, 2005). Bahan kontras IV digunakan untuk beberapa tujuan. Oppacification pembuluh darah awal mungkin berguna untuk lokalisasi anatomi, membedakan



pembuluh



darah



dari



massa,



menentukan



tingkat



perpindahan atau invasi pembuluh darah oleh tumor, menilai penyakit pembuluh darah tertentu seperti aneurisma, stenosis, atau hilangnya integritas pembuluh darah yang mengakibatkan ekstravasasi kontras media. Distribusi media kontras pada ekstravaskular dalam berbagai jaringan membantu mengkonfirmasi pasokan darah yang utuh dari organorgan tubuh dan, sampai batas tertentu, memberikan beberapa penilaian fungsional seperti kekeruhan pada saluran kemih. Seringkali tumor dan parenkim normal tidak meningkat pada tingkat yang sama atau pada waktu yang sama. Peningkatan diferensial ini, yang meningkatkan perbedaan atenuasi antara jaringan normal dan abnormal, dapat digunakan untuk keuntungan untuk memaksimalkan pendeteksian lesi. Namun, waktu pemindaian dan protokol injeksi kontras harus dipilih dengan hati-hati karena beberapa lesi dapat ditutupi oleh peningkatan jaringan. Tingkat peningkatan media kontras adalah hasil dari kombinasi faktor kompleks,



termasuk tingkat, jumlah, dan konsentrasi bahan kontras yang diberikan, kecepatan injeksi, waktu pemindaian, curah jantung, ekspansi plasma, redistribusi ekstravaskular, dan filtrasi ginjal dan ekskresi bahan kontras (Seeram, 2009). Menurut R. Bruening (2006), dalam bukunya yang berjudul Protocols for Multislice CT Second Edition, protokol rutin CT Thorax dalam sebuah daftarnya menggunakan monophasic injection 80 ml media kontras, dengan flow rate 3 ml/s dan saline flush 30 ml. Dalam beberapa kondisi, pemeriksaan CT Thorax membutuhkan pemindaian pada sumbu z yang lebih panjang untuk pencitraan seluruh thorax. Dengan demikian, bolus kontras



yang digunakan perlu



dimodifikasi untuk memperhitungkan cakupan longitudinal yang lebih besar dan untuk secara bersamaan opacify tiga wilayah vascular (pulmonary arteries, coronary arteries, and thoracic aorta) tanpa meningkatkan atenuasi jantung kanan ke titik yang dapat menghasilkan artefak akibat media kontras (Lee M. Mitsumori, 2010). Protokol Split-bolus merupakan metode inovatif injeksi medium kontras yang melibatkan pemisahan bolus menjadi dua atau tiga bagian dengan jeda variabel antara injeksi. Protokol ini telah diusulkan untuk mendapatkan opacification yang cukup dari seluruh aorta. Baru-baru ini, protokol ini diselidiki untuk urografi CT, angiografi CT jantung, perfusi paru dalam angiografi CT Dual Source paru, karsinoma pankreas, dan deteksi serta karakterisasi lesi hati fokal pada pasien onkologis (Michele Scialpi, 2016).



Meenurut hasil pengamatan penulis mengenai pemeriksaan CT Scan Thorax dengan kontras pada klinis kanker payudara di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo



Jakarta



Pusat,



terdapat



pasien



yang



dilakukan



pemeriksaan CT Scan Thorax dengan injeksi media kontras menggunakan teknik split bolus (bi-phasic). Injeksi media kontras dilakukan dengan skema phase I :35 ml media kontras, diikuti 35 ml saline, phase II : 25 ml media kontras, 20 ml saline. Pemasukan media kontras dilakukan bersamaan dengan scanning yang menggunakan delayed time 40 s atau sesuai dengan durasi injection time. Teknik ini dilakukan dengan tujuan untuk menghindari streak artefak akibat penumpukan media kontras dan menurut beberapa radiografer setempat, teknik ini justru kurang tepat bila digunakan dalam pemeriksaan yang bertujuan untuk menampakkan sistem vaskuler karena citra yang dihasilkan dengan teknik ini adalah citra CT Scan Thorax dengan fase arteri dan vena secara bersamaan. Sejauh pengetahuan penulis, belum ada penelitian yang membahas tentang penggunaan split-bolus biphasic injection pada pemeriksaan thorax, khususnya pada kasus kanker payudara. Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, penulis bertujuan untuk memaparkan teknik CT Scan Thorax dengan kontras yang menggunakan teknik split bolus biphasic injection pada klinis kanker payudara di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta Pusat ini pada karya tulis ilmiah dengan judul “Teknik Pemeriksaan CT Scan Thorax dengan Split Bolus



(biphasic) Injection Contrast pada Kasus Kanker Payudara di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta Pusat”. B. RUMUSAN MASALAH Adapun permasalah yang dapat penulis rumuskan berdasarkan latar belakang masalah tersebut adalah bagiamana teknik CT Scan Thorax dengan kontras yang menggunakan teknik split bolus biphasic injection pada klinis kanker payudara di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta Pusat. C. TUJUAN PENELITIAN Selaras dengan rumusan masalah tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui teknik CT Scan Thorax dengan kontras yang menggunakan teknik split bolus biphasic injection pada klinis kanker payudara di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta Pusat. D. MANFAAT PENULISAN Manfaat penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pembaca mengenai teknik CT Scan Thorax dengan kontras yang menggunakan teknik split bolus biphasic injection pada klinis kanker payudara. 2. Manfaat Praktisi Secara Praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi tolak ukur dalam prosedur pemeriksaan teknik CT Scan Thorax dengan kontras



yang menggunakan teknik split bolus biphasic injection pada klinis kanker payudara. E. KEASLIAN PENELITIAN 1. Arwinny Pratiwi. 2019.Prosedur Pemeriksaan Ct Scan Thorax Pada Klinis



Kanker



Payudara



di



Instalasi



Radiologi



RSU



Haji



Surabaya.Penelitian ini memiliki kesamaan pada klinis namun menggunakan monophasic injection, bi-phase scanning (Arteri-Vena), berfokus pada teknik bolus tracking dan teknik injeksi melalui saphena magna. 2. Lee Matsumori, et al. 2010. Triphasic-Contrast Bolus For Whole Chest ECG-Gated 64 MDCT of Patients With Non Spesific Chest Pain: Evaluation of Arterial Enchancement And Streak Artefact. Penelitian ini membahas penelitian kuantitatif mengenai peningkatan enhcement dari arteri dan streak artefak pada penggunaan 2 kombinasi triphasiccontrast bolus untuk pemeriksaan whole chest ECG-Gated. 3. Michele Scialpi. 2016. Split-Bolus Single-Pass Multidetector-Row CT Protocol for Diagnosis of Acute Pulmonary Embolism. Penelitian ini memiliki kesamaan yaitu menggunakan teknik split bolus yang sama yaitu biphase injection dan single-pass scanning. Namun memiliki perbedaan karena penelitian ini menggunakan Multidetector CT, merupakan sebuah penelitian kuantitatif



yang berfokus pada



enhancement yang dihasilkan, dosis radiasi, serta dilakukan dalam



pemeriksaan CTPA (Computed Tomography Pulmonary Angiography) dengan klinis Pulmonary Embolism (PE). 4. Salah Zein-El-Dine. 2018. Multi-Phasic Contrast Injection Protocol Enhances The Visualization of The Thoracic Vasculature During Chest CT.



Penelitian



ini



merupakan



penelitian



kuantitatif



yang



membandingkan contrast enhancement dan dosis radiasi antara penggunaan split-bolus triphasic dengan tanpa menggunakan split bolus (monophasic) pemeriksaan chest CT.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Prinsip Dasar CT-Scan 2. Teknik Injeksi Split-Bolus Media Kontras 3. Anatomi Thorax 4. Patologi Kanker Payudara 5. Prosedur Pemeriksaan CT-Scan Thorax



BAB III METODE PENELITIAN A. RANCANGAN PENELITIAN 1. JENIS PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penyusunan Tugas Akhir in yaitu jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus yang menggambarkan dan menjelaskan secara sistematis semua yang berhubungan dengan teknik CT Scan Thorax dengan kontras yang menggunakan teknik split bolus biphasic injection pada klinis kanker payudara di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta Pusat. 2. SUBYEK PENELITIAN Subyek penelitian ini adalah 1 Dokter Spesialis Radiologi, 2 Radiografer, 1 Dokter Pengirim dan 1 Pasien. 3. LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian yaitu di Departemen Radiologi RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta Pusat B. METODE PENGAMBILAN DATA 1. Observasi Peneliti melakukan pengamatan terhadap proses pemeriksaan CT Scan Thorax dengan kontras yang menggunakan teknik split bolus biphasic injection pada klinis kanker payudara di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta Pusat.



2. Wawancara Peneliti melakukan wawancara langsung denga Radiografer, Dokter Spesialis Radiologi dan Dokter Pengirim untuk memperoleh data dan informasi yang berhubungan dengan penelitian. 3. Dokumentasi Peneliti



menggunakan



pemeriksaan



teknik



CT



dokumen Scan



yang Thorax



berhubungan dengan



kontras



dengan yang



menggunakan teknik split bolus biphasic injection pada klinis kanker payudara di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta Pusat seperti soft file DICOM pemeriksaan dan hasil ekspertisenya. C. INSTRUMENTASI PENGUMPULAN DATA 1. Pedoman Observasi 2. Pedoman Wawancara 3. Perekam Suara 4. Kamera Digital



D. ALUR PENGUMPULAN DATA



Teknik CT Scan Thorax dengan kontras



Teknik CT Scan Thorax dengan kontras yang menggunakan teknik split bolus biphasic injection pada klinis kanker payudara di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta Pusat



Teknik CT Scan Thorax dengan kontras menurut teori Bontrager (2014) dan Bruening (2006)



Rumusan Masalah



Pengumpulan Data



Observasi



Wawancara



Pengolahan dan Analisa



Pembahasan



Kesimpulan dan Saran



Dokumentasi



Daftar Pustaka Barter S., Britton P. 2014.Recommendations for Cross-Sectional Imaging In Cancer Management, Second Edition. London : The Royal College Of Radiologists. Bontrager, Kenneth L Dan John P. Lampignano. 2005. Textbook OfRadiographic Positioning and Related Anatomy. St Louis: Elsevier Mosby Bruening, R., Et Al. 2006. Protocol for Multslice CT, Second Edition. Verlag Berlin Heidberg :Springer. KEMENKES RI. Www.Depkes.Go.Id. Dipublikasikan : 31 Januari 2019. Hari Kanker Sedunia 2019.Diakses Pukul 21.00, 18 Oktober 2019. Matsumori Lee M., Et Al. 2010. Triphasic Contrast Bolus for Whole-Chest ECGGated 64-MDCT of Patient with Nonspecific Chest Pain :Evaluation of Arterial Enhancement and Streak Artifact. American Jornal OfRadiology. Myers, R., Minuk, T., Johnston, M., and Diagnostic Imaging Guidelines Panel. 2006. Diagnostic Imaging InBreast Cancer. Toronto :Cancer Care Ontario. Scialpi, M., Et Al. 2016. Split-Bolus Single-Pass Multidetector-Row CT Protocol for Diagnosis of Acute Pulmonary Embolism. Publised Online :Iran J Radiol. Seeram, E. 2009. Computed Tomography: Physical Principles, Clinical Applications, and Quality Control, Second Edition, WB Saunders Company, Philadelphia. Veronesi Umberto, Et Al. 2017. Breast Cancer :Inovations In Research And Management. Switzerland :Springer.