Prevensi Primer, Sekunder, Tersien Apendisitis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Prevensi / pencegahan primer, sekunder, tersier Penyakit Apendisitis Keperawatan Komunitas



Disusun Oleh : Zahratul Hayati ( 1811142010084 )



Dosen Pembimbing : Ns, Pera Pura Bungsu, M.Kep, Sp. Kep. Kom



STIKES YARSI BUKITTINGGI SUMATERA BARAT TAHUN AJARAN 2020/2021



Prevensi primer , sekunder , tersier Apendisitis



Apendisitis akut adalah penyebab paling umum inflamasi akut pada kaudran bawah kanan rongga abdomen, penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat (Smeltzer,2001). Appendiktomy merupakan suatu pengangkatan appendiks terinflamasi menggunakan pendekatan endoskopy. (Marilynn,E.Doengoes,2000). Appendiks adalah : organ tambahan kecil yang menyerupai jari-jari, melekat pada sekum tempat dibawah katub ileocecal (Brunner,2002). Appendiks adalah : peradangan dari appendiks vermiformis, dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering. (Arif Mansjoer.dkk,2000). Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Appendiksitis adalah peradangan appendiks(ujung seperti jari-jari kecil sepanjang 10 cm, lekat pada sekum tepad dibawah katub ileosekal) ia disebabkan oleh bakteri, dicetuskan oleh sumbatan lumen seperti fekalit tumor appendiks dan cacing askaris. Sedangkan appendiktomy adalah suatu tindakan pembedahan atau pemotongan organ bagian appendiks.



Pencegahan Primer Pencegahan primer bertujuan untuk menghilangkan faktor risiko terhadap kejadian appendicitis. Upaya pencegahan primer dilakukan secara menyeluruh kepada masyarakat. Upaya yang dilakukan antara lain: a. Diet tinggi serat Berbagai penelitian telah melaporkan hubungan antara konsumsi serat dan insidens timbulnya berbagai macam penyaki. Hasil penelitian membuktikan bahwa diet tinggi serat mempunyai efek proteksi untuk kejadian penyakit saluran pencernaan. Serat dalam makanan mempunyai kemampuan mengikat air, selulosa, dan pektin yang membantu mempercepat sisi-sisa makanan untuk diekskresikan keluar sehingga tidak terjadi konstipasi yang mengakibatkan penekanan pada dinding kolon. b. Defekasi yang teratur



Makanan adalah faktor utama yang mempengaruhi pengeluaran feces. Makanan yang mengandung serat penting untuk memperbesar volume feces dan makan yang teratur mempengaruhi defekasi. Individu yang makan pada waktu yang sama setiap hari mempunyai suatu keteraturan waktu, respon fisiologi pada pemasukan makanan dan keteraturan pola aktivitas peristalt Frekuensi defekasi yang jarang akan mempengaruhi konsistensi feces yang lebih padat sehingga terjadi konstipasi. Konstipasi menaikkan tekanan intracaecal sehingga terjadi sumbatan fungsional appendiks dan meningkatnya pertumbuhan flora norma kolon. Pengerasan feces memungkinkan adanya bagian yang terselip masuk ke saluran appendiks dan menjadi media kuman/bakteri berkembang biak sebagai infeksi yang menimbulkan peradangan pada appendiks. Pencegahan Sekunder Pencegahan sekunder meliput i diagnosa dini dan pengobatan yang tepat untuk mencegah timbulnya komplikasi. Pencegahan tersier Dilakukan setelah sistem ditangani dengan strategi-strategi pencegahan sakunder. Pencegahan tersier di fokuskan pada perbaikan kembali kearah stabilitas sistem klien secara optima. Tujuan utamnya adalah untuk memperkuat resistansi terhadap treson untuk mencegah reaksi timbul kembali atau regresi sehingga dapat pertahankan energi. Pencegahan tersier cenderung untuk kembali pada pencegahan primer.