Procedure Bolt & Tightening [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BOLT TIGHTENING Document No. LREF-00-VDR/BBB-SOP00-0005-A4



Rev. : 0 Sheet No. 1 of 8



Pekerjaan Engineering, Procurement & Construction (EPC) Proyek Pembangunan Terminal LPG Refrigerated



PEMBERI KERJA



: PT. PERTAMINA (PERSERO)



KONTRAKTOR



: Konsorsium WIKA-PEN



SUB-KONTRAKTOR



: BANGUN BEJANA BAJA



NAMA PROYEK



: PEKERJAAN ENGINEERING, PROCUREMENT & CONSTRUCTION (EPC) PROYEK PEMBANGUNAN TERMINAL LPG REFRIGERATED



LOKASI



: TANJUNG SEKONG, MERAK MAS, BANTEN



NOMOR KONTRAK



: 051/F00000/2016-S0



0



21-SEP-16



IFR/IFA



REV.



DATE



DESCRIPTION



NLNM



BD



MST



PRE



CHK



APP



WIKA-POSCO



CHK



APP



PT. PERTAMINA



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BOLT TIGHTENING Document No. LREF-00-VDR/BBB-SOP00-0005-A4



Pekerjaan Engineering, Procurement & Construction (EPC) Proyek Pembangunan Terminal LPG Refrigerated



LEMBAR REVISI



No



Revisi



Tanggal



1



0



27-SEP-17



Perubahan Issue



Rev. : 0 Sheet No. 2 of 8



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BOLT TIGHTENING Document No. LREF-00-VDR/BBB-SOP00-0005-A4



Pekerjaan Engineering, Procurement & Construction (EPC) Proyek Pembangunan Terminal LPG Refrigerated



Rev. : 0 Sheet No. 3 of 8



DAFTAR ISI



1. TUJUAN ............................................................................................................................... 4 2. RUANG LINGKUP ............................................................................................................... 4 3. DEFINISI .............................................................................................................................. 4 4. DOKUMEN YANG TERKAIT / REFERENSI ....................................................................... 4 5. KETENTUAN UMUM ........................................................................................................... 4 5.1 Persiapan ..................................................................................................................................... 4 5.2 Pekerjaan Penguatan Baut .......................................................................................................... 5



6. TANGGUNG JAWAB KERJA ............................................................................................. 7 7. PENGECUALIAN .................................................................................................................7 8. REKAMAN ........................................................................................................................... 7 9. LAMPIRAN .......................................................................................................................... 7 9.1 Tanggung Jawab dan Urutan Kerja pada Pekerjaan Penguatan Baut....................................... 8 9.2 Simulasi sketsa........................................................................................................................... 8



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BOLT TIGHTENING Document No. LREF-00-VDR/BBB-SOP00-0005-A4



Pekerjaan Engineering, Procurement & Construction (EPC) Proyek Pembangunan Terminal LPG Refrigerated



Rev. : 0 Sheet No. 4 of 8



1. TUJUAN Prosedur bolt tightening ini dibuat sebagai acuan dalam pelaksanaan pekerjaan penguatan baut pada proyek PEKERJAAN ENGINEERING, PROCUREMENT & CONSTRUCTION (EPC) PROYEK PEMBANGUNAN TERMINAL LPG REFRIGERATED Tanjung Sekong – Banten. 2. RUANG LINGKUP Prosedur ini berlaku bagi semua bagian pekerjaan penguatan baut pada Proyek PEKERJAAN ENGINEERING, PROCUREMENT & CONSTRUCTION (EPC) PROYEK PEMBANGUNAN TERMINAL LPG REFRIGERATED Tanjung Sekong – Banten, yang terkait dengan Sistem Manajemen Mutu WIKA. 3. DEFINISI Pekerjaan bolt tightening meliputi pemasangan, cara proteksi, pola pengencangan baut dan urutannya. 4. DOKUMEN YANG TERKAIT / REFERENSI 4.1. Rencana Mutu / Quality Plan. 4.2. Drawing pipe isometric 4.3. ASTM A193/A193M 5. KETENTUAN UMUM 5.1. Persiapan 5.1.1. Pekerjaan stringing diawasi oleh pelaksana kontraktor-subkontraktor dan pengawas dari HSE WIKA. 5.1.2. Pastikan pekerjaan pengencangan baut ini sudah tercantum dalam dokumen SIKA 5.1.3. Persiapkan peralatan yang akan digunakan dan pastikan dalam keadaan layak pakai 5.1.4. Setiap pekerja wajib memakai alat pelindung diri yaitu : 



Safety shoes







Safety helmet







Sarung tangan







Kacamata safety







Safety vest



5.1.5. Peralatan yang digunakan ;



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BOLT TIGHTENING Document No. LREF-00-VDR/BBB-SOP00-0005-A4



Pekerjaan Engineering, Procurement & Construction (EPC) Proyek Pembangunan Terminal LPG Refrigerated







Crane 25 Ton







Hyab Crane 10 Ton







Lifting gear







Body harness







Scaffolding







Chain block 3 ton, lever block 2 ton



Rev. : 0 Sheet No. 5 of 8



5.1.6. Lakukan toolbox meeting sebelum memulai pekerjaan untuk refresh mengenai metode kerja serta segala resiko bahaya yang mungkin terjadi 5.1.7. Setiap pekerja wajib melaksanakan 5R 5.2. Pekerjaan Penguatan Baut 5.2.1. Memeriksa area untuk pengangkatan sudah dalam kondisi yang cukup untuk ruang alat angkat, badan kendaraan angkut dan jangkauan swing boom. Kondisi tanah stabil dan padat. 5.2.2. Letakkan plat untuk landasan outrigger jack, bisa juga menggunakan rangkaian balok kayu dengan ketebalan minimal 150 mm. 5.2.3. Untuk kasus pemasangan valve, pasang webbing sling dan lifting tackle dengan benar, webbing sling tidak boleh melintir dan tackle harus masuk terpasang penuh. 5.2.4. Pastikan dengan gas detector untuk kadar gas yang mungkin ada di area sekitar dengan gas detector. 5.2.5. Posisikan tubuh tidak dalam “line of fire” pekerjaan pengencangan bolt. Tidak memposisikan tangan di bawah lengan pengunci dan sejajar dengan arah penguncian bolt. 5.2.6. Periksa kembali bagian-bagian flange, bersihkan jika ada kotoran pasir,debu ataupun karat. 5.2.7. Masukkan kepala hammer wrenh ke dalam nut, jika sudah sesuai berikan pukulkan sebanyak 3 kali 5.2.8. Jika sudah tiga kali pukulan, lepaskan hammer wrench dari posisi nut. 5.2.9. Tentukan bolt yang berlawan 180ᵒ dari lubang pertama/lubang sebelumnya. Sehingga pola pengencangan harus didapat saling silang satu sama lain. 5.2.10. Jika sudah selesai untuk semua urutan baut, lakukan kembali langkah point 5.2.7 s/d 5.2.8 hingga nut terasa kencang dan mulai tidak bergerak ketika terpukul hammer.



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BOLT TIGHTENING Document No. LREF-00-VDR/BBB-SOP00-0005-A4



Pekerjaan Engineering, Procurement & Construction (EPC) Proyek Pembangunan Terminal LPG Refrigerated



Rev. : 0 Sheet No. 6 of 8



5.2.11. Untuk penguatan baut flange equipment atau valve yang sudah fix (tidak perlu adjust ketinggian) lakukan langkah kerja point 5.2.5 s/d 5.2.10.



6. TANGGUNG JAWAB DAN URUTAN KERJA Terdapat pada tabel urutan kerja (terlampir) 7. PENGECUALIAN Tidak Ada 8. REKAMAN Daily report 9. LAMPIRAN 9.1 Tanggung Jawab dan Urutan Kerja pada Pekerjaan Penguatan Baut 9.2 Sketch Pengencangan



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BOLT TIGHTENING Document No. LREF-00-VDR/BBB-SOP00-0005-A4



Rev. : 0 Sheet No. 7 of 8



Pekerjaan Engineering, Procurement & Construction (EPC) Proyek Pembangunan Terminal LPG Refrigerated



9.1 Tanggung Jawab dan Urutan Kerja pada Pekerjaan Penguatan Baut TANGGUNG JAWAB NO 1



2



3



4



KEGIATAN Memastikan pekerjaan yang dilakukan telah memenuhi ketentuan K3 dan melakukan koordinasi dengan Pelaksana mengenai keselamatan kerja. Memeriksa area pengangkatan, kondisi landasan dan kondisi sekitar pergerakan boom Peletakan plat atau balok kayu untuk landasan outrigger jacking Memposisikan alat angkat dengan benar



5



Memasang lifting gear dengan posisi yang tepat



6



Posisikan badan tidak dalam “line of fire” pengerjaan pengencangan baut



7



8



9



10



11



SAFETY MAN



PELAKSANA



1



1



OPERATOR & RIGGER



KET PIPE FITTER



2



3



4 5 6



Periksa kembali bagian-bagian flange, bersihkan jika ada kotoran pasir,debu ataupun karat.



7



Masukkan kepala hammer wrenh ke dalam nut, jika sudah sesuai berikan pukulkan sebanyak 3 kali



8



Jika sudah tiga kali pukulan, lepaskan hammer wrench dari posisi nut. Tentukan bolt yang berlawan 180ᵒ dari lubang pertama/lubang sebelumnya. Sehingga pola pengencangan harus didapat saling silang satu sama lain. Jika sudah selesai untuk semua urutan baut, lakukan kembali langkah pengencangan hingga nut terasa kencang dan mulai tidak bergerak ketika terpukul hammer.



9



10



11



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BOLT TIGHTENING Document No. LREF-00-VDR/BBB-SOP00-0005-A4



9.3



Pekerjaan Engineering, Procurement & Construction (EPC) Proyek Pembangunan Terminal LPG Refrigerated



Rev. : 0 Sheet No. 8 of 8



Sketch Pengencangan Pola pengencangan baut sebagai berikut : Flange dengan 4 bolt 1,3, 2, 4 Flange dengan 8 bolt 1, 5, 3, 7  2, 6, 4, 8 Flange dengan 12 bolt 1, 7, 4, 10  2, 8, 5, 11  3, 9, 6, 12 Flange dengan 16 bolt 1, 9, 5, 13  3, 11, 7, 15  2, 10, 6, 14  4, 12, 8, 16 Flange dengan 20 bolt 1, 11, 6, 16  3, 13, 8, 18  5, 15, 10, 20  2, 12, 7, 17 4, 14, 9, 19 f. Flange dengan 24 bolt 1, 13, 7, 19  4, 16, 10, 22  2, 14, 8, 20  5, 17, 11, 23  3, 15, 9, 21 6, 18, 12, 24 g. Flange dengan 28 bolt 1, 5, 8, 22  4, 18, 11, 25  6, 20, 13, 27  2, 16, 9, 23  5, 19, 12, 26  7, 21, 14, 28  3, 17, 10, 24 h. Flange dengan 32 bolt 1, 17, 9, 25  5, 21, 13, 29  3, 19, 11, 27  7, 23, 15, 31  2, 18, 10, 26  6, 22, 14, 30  4, 20, 12, 28  8, 24, 16, 32 a. b. c. d. e.