Profil Kawasan Cibinong Raya [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Profil kawasan sangat penting untuk diketahui sebagai pengenalan lokasi kajian terutama mengenai potensi dan permasalahan kawasan serta isu-isu strategis kawasan. Pada bagian ini dilakukan kajian terdahap gambaran umum Kawasan Cibinong Raya, mulai dari kondisi geografis sampai dengan kondisi sarana.



3-1



3.1. GAMBARAN UMUM KAWASAN CIBINONG RAYA 3.1.1. Kondisi Geografis dan Administrasi Kawasan Cibinong Raya Secara geografis kawasan Cibinong Raya yang merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Bogor terletak pada 6°18"0" - 6°47"10" Lintang Selatan dan 106°23"45" 107°13"30" Bujur Timur, yang berdekatan dengan Ibukota Negara sebagai pusat pemerintahan, jasa, dan perdagangan dengan aktifitas pembangunan yang cukup tinggi, dengan batasan wilayah sebagai berikut: 



Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Depok dan Kecamatan Gunung Putri.







Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Bogor, Kecamatan Ciawi, dan Kecamatan Megamendung.







Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Parung, Kecamatan Kemang, dan Kota Bogor.







Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Klapanunggal dan Kecamatan Sukamakmur.



Secara lebih rinci mengenai peta batas wilayah kawasan Cibinong Raya dapat dilihat pada Gambar 3.1. Luas kawasan Cibinong Raya yang menjadi ruang lingkup kegiatan sebesar 1.448,39 Ha. Secara lebih rinci, luas wilayah kegiatan dapat dilihat pada Tabel 3.1 dan secara spasial dapat dilihat pada Gambar 3.2. Tabel 3.1. Luas Wilayah Kegiatan No.



Wilayah



Luas (Ha)



1



Bojonggede



236,42



2



Pakansari



236,53



3



Stasiun Cibinong Simpang Sentul - Kandang Roda



4



Jumlah



57,70 917,74 1.448,39



Sumber: Hasil Analisis Foto Utara



3-2



Gambar 3.1. Peta Administrasi Cibinong Raya



3-3



Gambar 3.2. Peta Pengambilan Foto Udara Cibinong Raya



3-4



Gambar 3.3. Diagram Luas Wilayah Kegiatan 3.1.2. Kondisi Tutupan Lahan Kawasan Cibinong Raya Penggunaan Lahan merupakan aktivitas manusia pada dan dalam kaitannya dengan lahan, yang biasanya tidak secara langsung tampak dari citra. Penggunaan lahan telah dikaji dari beberapa sudut pandang yang berlainan, sehingga tidak ada satu definisi yang benar-benar tepat di dalam keseluruhan konteks yang berbeda. Hal ini mungkin, misalnya melihat penggunaan lahan dari sudut pandang kemampuan lahan dengan jalan mengevaluasi lahan dalam hubungannya dengan bermacam-macam karakteristik alami yang disebutkan di atas. Penggunaan lahan berkaitan dengan kegiatan manusia pada bidang lahan tertentu, misalnya permukiman, perkotaan, dan persawahan. Penggunaan lahan juga merupakan pemanfaatan lahan dan lingkungan alam untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam penyelenggaraan kehidupannya. Pengertian penggunaan lahan biasanya digunakan untuk mengacu pemanfaatan masa kini (present or current land use). Oleh karena aktivitas manusia di bumi bersifat dinamis, maka perhatian sering ditujukan pada perubahan penggunaan lahan baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Penutup lahan menggambarkan konstrukasi vegetasi dan buatan



yang



menutup permukaan lahan. Konstruksi tersebut seluruhnya tampak secara langsung dari citra penginderaan jauh. Tiga kelas data secara umum yang tercakup dalam penutup lahan: (1) struktur fisik yang dbangun oleh manusia, (2) fenomena biotik



3-5



seperti vegetasi alami, tanah pertanian, dan kehidupan binatang, (3) tipe pembangunan. Jadi, berdasarkan pada pengamatan penutup lahan, diharapkan untuk dapat menduga kegiatan manusia terhadap lahan. Namun, ada aktivitas manusia yang tidak dihubungkan secara langsung dengan penutupan lahan, seperti aktivitas rekreasi. Masalah-masalah lain termasuk penggunaan ganda yang dapat menjadi secara multan atau terjadi secara alternatif, penyusunan penggunaan vertikal, dan ukuran area minimum dari pemetaan. Selanjutnya, pemetaan penggunaan lahan dan penutupan lahan menyebabkan beberapa keputusan bijak harus dibuat, dan peta hasil tidak dapat dihindari mengandung beberapa informasi yang digeneralisasikan menurut skala dan tujuan aplikasinya (Sutanto, 1996). Tutupan lahan di Kawasan Cibinong Raya terdiri dari hutan, industri, kebun campuran, padang, perairan darat, perkebunan, permukiman, perternakan, sawah, sungai, dan tegalan. Lebih jelasnya mengenai tutupan lahan di Kawasan Cibinong Raya dapat dilihat pada Tabel 3.2 dan Gambar 3.3.



3-6



Tabel 3.2. Penggunaan Lahan Cibinong Raya Tahun 2016 No.



Penggunaan Lahan



Luas (Ha)



1



Badan Jalan



1.316,55



2



BTS



3



Danau



68,62



4



Fasilitas Kesehatan



13,30



5



Fasilitas Olahraga



306,31



6



Fasilitas Pendidikan



7



Fasilitas Sosial



8,12



8



Fasilitas Transportasi



2,80



9



Hutan



10



Industri



938,30



11



Kebun



360,37



12



Kolam



306,87



13



Lahan Kosong



14



Lapangan Olahraga



135,80



15



Perdagangan dan Jasa



355,19



16



Peribadatan



2,06



17



Perkantoran



202,50



18



Perkebunan



773,98



19



Permukiman



4.736,30



20



Perumahan



2.021,35



21



Peternakan



6,62



22



Rest Area



4,23



23



Sawah



4.124,74



24



Semak Belukar



6.271,56



25



Sirkuit



49,51



26



Situ



19,36



27



Sungai



224,73



28



Taman



13,63



29



Tegalan



894,12



30



Telekomunikasi



31



TPU



47,36



32



Wisata



18,66



0,21



Jumlah



51,57



3.882,01



3.741,66



0,11



30.898,50



Sumber: Hasil Interpretasi Foto Udara



3-7



Gambar 3.4. Penggunaan Lahan Cibinong Raya Tahun 2016



3-8



Gambar 3.5. Diagram Luas Penggunaan Lahan Cibinong Raya Tahun 2016



3.1.3. Kondisi Kependudukan Kawasan Cibinong Raya Kondisi kependudukan di Kawasan Cibinong Raya dapat dilihat berdasarkan angka jumlah penduduk terbesar yaitu di Kecamatan Cibinong 384.087 Jiwa, sedangkan jumlah penduduk terendah terdapat di Kecamatan Tajur Halang 112.381 Jiwa. Hal ini dapat dipahami karena Kecamatan Cibinong merupakan pusat Ibukota Kabupaten Bogor dan secara geografis berbatasan langsung dengan Kota Depok yang merupakan bagian dari kawasan metropolitan Jabodetabek. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.3.



3-9



Tabel 3.3. Jumlah Penduduk Kawasan Cibinong Raya Tahun 2014, 2015, dan 2016 Kecamatan Kecamatan Babakanmadang Kecamatan Bojonggede Kecamatan Cibinong Kecamatan Citeureup Kecamatan Sukaraja Kecamatan Tajurhalang Jumlah



2014



Jumlah Penduduk (Jiwa) 2015 2016



115.981



118.926



121.831



291.904 384.087 218.685 192.820 112.381 1.315.858



306.156 398.109 223.091 197.168 115.983 1.359.433



320.800 412.256 227.375 201.435 119.583 1.403.280



Sumber: BPS Kab. Bogor 2016



Gambar 3.6. Grafik Pertumbuhan Penduduk Cibinong Raya Tahun 2014, 2015, dan 2016



3.1.4. Kondisi Transportasi Kawasan Cibinong Raya Jalan merupakan prasarana pengangkutan darat yang penting untuk memperlancar hubungan antar daerah dan lebih utama untuk mempelancar perekonomian. Kabupaten Bogor memiliki letak geografis yang strategis bila dikaitkan dengan peranannya sebagai salah satu wilayah transit yang menghubungkan wilayah Metropolitan Jakarta dengan wilayah Metropolitan Bandung. Dengan kondisi seperti ini, maka prasarana jaringan jalan di Kabupaten Bogor selain memiliki fungsi lalu lintas



3-10



eksternal serta lalu lintas internal juga memiliki fungsi sebagai lalu lintas menerus (trough traffic). Kota-kota kecamatan dihubungkan oleh jaringan jalan regional dan jalan-jalan utama yang menghubungkan poros-poros yang membentuk pola jaringan jalan di Kabupaten Bogor. Jaringan jalan utama yang menghubungkan Poros Utara-Selatan terdiri dari 3 koridor, yaitu: 



Kabupaten Bogor - Depok - Jakarta Selatan







Kabupaten Bogor - Depok - Jakarta Timur







Kabupaten Bogor - Kabupaten Bekasi Selain itu, adanya Tol Jagorawi yang menghubungkan Jakarta - Ciawi turut



mendorong peranan lalu lintas menerus antar kota yang melalui Kabupaten Bogor. Berdasarkan fungsinya, pola jaringan jalan utama di Kabupaten Bogor dapat diklasifikasikan atas: 



Jalan bebas hambatan (Tol) yang menghubungkan Jakarta - Bogor - Ciawi







Jalan ateri primer yang menghubungkan Jakarta dengan Sukabumi melalui jalur Ciawi - Batas Cilandak, Jakarta - Bandung melaui Ciawi - Puncak, Bogor - Tajur Ciawi, dan Bogor - Gandaria







Jalan kolektor primer yang menghubungkan Bogor - Leuwiliang - Batas Rangkasbitung, Bogor - Parung - Ciputat, Parung - Serpong, Kemang Kedunghalang, Cibinong - Nanonggong, Cileungsi - Selajambe, dan Sawangan Cimanggis. Kabupaten Bogor memiliki beberapa terminal dan pemberhentian angkutan



umum penumpang. Terminal terutama melayani pergerakan internal (angkutan kota) dan pergerakan eksternal (angkutan antar kota), sedangkan perhentian terutama ditujukan untuk melayani pergerakan internal. Terminal-terminal tersebut antara lain Terminal Depok, Terminal Parung, Terminal Cileungsi, Terminal Citeureup, Terminal Leuwiliang, dan Terminal Jasinga. Perhentian yang ada yaitu Perhentian Cilebut, Bojonggede, Citayam, Depok I, dan Pondok Cina. Keberadaan terminal dan perhentian tersebut terutama ditujukan untuk melayani kebutuhan perangkutan umum di sekitar lokasi dan arah pergerakan. Wilayahwilayah di sebelah utara Kabupaten Bogor memiliki banyak terminal dan perhentian. Hal ini mencerminkan tingginya kebutuhan pergerakan internal di wilayah tersebut dan pergerakan eksternal (terutama ke wilayah Jakarta).



3-11



Pergerakan yang dilayani oleh Terminal Depok dan beberapa perhentian yang ada berperan dalam melancarkan aksesibilitas ke arah wilayah Jakarta. Terminal Parung terutama ditujukan untuk meningkatkan pergerakkan eksternal ke arah Tangerang dan pergerakan-pergerakan internal di wilayah sebelah barat laut Kabupaten Bogor. Terminal Cileungsi terutama ditujukan bagi pergerakan eksternal ke arah Bekasi dan pergerakan internal ke arah timur Kabupaten Bogor, yaitu di daerah-daerah Citeureup, Cileungsi, Jonggol, dan Cariu. Terminal Leuwiliang dan Terminal Jasingga terutama ditujukan bagi pergerakan eksternal ke arah Kabupaten Lebak dan wilayah selatan Kabupaten Bogor. Pergerakan eksternal ke arah Sukabumi dan Cianjur serta pergerakan internal ke arah wilayah selatan Kabupaten Bogor, terutama dilayani oleh Terminal Baranangsiang yang cukup padat ke arah wilayah Jakarta melalui Jalan Tol Jagorawi. Keberadaan terminal ini cukup penting karena sebagian besar pergerakan jarak jauh (antar kota) di wilayah Kabupaten Bogor berpusat di sini dan melakukan transit di terminal-terminal yang terletak di Kabupaten Bogor. Terminal lain yang terletak di Kota Bogor yang melayani beberapa trayek angkutan ke arah Kabupaten Bogor adalah Terminal Merdeka. Trayek angkutan kota yang melayani antara lain menuju ke arah barat (Dramaga, Leuwiliang, dan Ciomas) dan ke arah barat laut (Semplak dan Parung).



3.1.5



Kondisi Sarana Perkotaan Kawasan Cibinong Raya Kondisi sarana perkotaan di kawasan Cibinong Raya dapat diuraikan sebagai



berikut: a.



Sarana Pendidikan Salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan di suatu daerah adalah tersedianya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, maka melalui jalur pendidikan pemerintah secara konsisten berupaya meningkatkan SDM penduduk melalui berbagai program. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk melihat keberhasilan bidang pendidikan adalah tingkat buta huruf, artinya dengan rendahnya tingkat buta huruf menunjukan keberhasilan program pengentasan buta huruf dan untuk mencapai program tersebut harus didukung oleh sarana pendidikan yang memadai. Berdasarkan penyebaran fasilitas pendidikan, bangunan sekolah hampir tersebar merata di seluruh kecamatan di Kawasan Cibinong Raya, untuk sekolah negeri misalnya, mulai dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas terdapat



3-12



di semua kecamatan. Begitu juga dengan sekolah-sekolah swasta (umum maupun agama). Jumlah sarana pendidikan terbanyak terdapat di kecamatan Cibinong. Sedangkan jumlah sarana pendidikan yang paling sedikit adalah di Kecamatan Tajur Halang. Secara rinci, sarana pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.4. Jumlah Sekolah Menurut Status Sekolah di Cibinong Raya No. 1 2 3 4 5 6



SD



Kecamatan



N



Babakan Madang Bojonggede Cibinong Citeureup Sukaraja Tajurhalang



SMP S



N



SMA S



N



S



44



8



1



10



1



8



23 64 56 44 17



29 24 6 19 8



2 4 3 2 1



24 44 16 16 14



2 5 1 1 1



19 47 25 5 13



Sumber: BPS Kab. Bogor 2016



b.



Sarana Kesehatan Berdasarkan penyebaran fasilitas kesehatan, bangunan fasiitas pendidikan hampir tersebar merata di seluruh kecamatan di Kawasan Cibinong Raya, fasilitas kesehatan terdiri dari rumah sakit, puskesmas, posyandu, pos KB, dan Balai Pengobatan. Fasilitas kesehatan yang paling banyak terdapat di setiap kecamatan adalah posyandu. Secara rinci, sarana kesehatan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.5. Jumlah Sarana Kesehatan di Cibinong Raya Puskesmas & Puskesmas Pembantu



Kecamatan



Rumah Sakit 1



5



116



2



Babakan Madang Bojonggede



1



1



160



9



7



3



Cibinong



4



11



205



12



41



4



Citeureup



2



5



153



5



Sukaraja



5



177



9 -



6



Tajurhalang



2 -



14 -



3



85



7



9



No. 1



Pos Yandu



Pos KB



Balai Pengobatan



-



14



Sumber: BPS Kab. Bogor 2016



3-13



c.



Sarana Peribadatan Berdasarkan



penyebaran



fasilitas



peribadatan,



bangunan



fasiitas



peribadatan hampir di dominasi oleh mesjid dan langgar yang tersebar merata di seluruh kecamatan di Kawasan Cibinong Raya. Sehinga dapat disimpulkan bahwa mayoritas agama yang dianut penduduk di Kawasan Cibinong Raya adalah Agama Islam. Tabel 3.6. Jumlah Sarana Peribadatan di Cibinong Raya No.



2



Kecamatan Babakan Madang Bojonggede



3



Cibinong



185



356



15



1



1



-



4



Citeureup



126



239



4



-



2



-



5



Sukaraja



143



312



7



-



1



-



6



Tajurhalang



85



137



8



-



4



2



1



Mesjid



Langgar Gereja



Pura



Wihara



Litang



92



262



-



-



1



-



100



250



-



-



-



-



Sumber: BPS Kab. Bogor 2016



3-14