Program BK SMKN 1 Lintongnihuta [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PROGRAM TAHUNAN BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 LINTONGNIHUTA TAHUN PELAJARAN 2018/2019



A. Rasional Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang didirikan sebagai tempat berlangsungnya proses pendidikan oleh pendidik (guru) kepada peserta didik. Pendidik di sekolah tidak hanya guru mata pelajaran saja, tetapi terdapat juga guru bimbingan dan konseling atau konselor. Guru bimbingan dan konseling atau konselor merupakan guru yang menyelenggarakan bimbingan dan konseling di sekolah. Bimbingan dan konseling merupakan upaya sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan serta terprogram untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik/ konseli yang optimal. Guru bimbingan dan konseling atau konselor di sekolah berperan membantu tercapainya perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir peserta didik. Selama ini guru bimbingan dan konseling terkesan hanya berfungsi untuk membantu menyelesaikan peserta didik yang bermasalah saja. Guru bimbingan dan konseling sering disebut sebagai polisi sekolah. Tetapi sebenarnya pada dasarnya guru bimbingan dan konseling merupakan sahabat peserta didik dan ditujukan tidak untuk peserta didik yang bermasalah saja, tetapi ditujukan bagi semua peserta didik, baik yang bermasalah maupun tidak. Dalam melaksanakan bimbingan dan konseling, dibuat program terlebih dahulu. Kemudian program yang telah dibuat, diberikan melalui layanan bimbingan dan konseling untuk peserta didik. Layanan bimbingan dan konseling dilaksankan secara langsung (tatap muka) antara guru bimbingan dan konseling atau konselor dengan konseli dan tidak langsung (menggunakan media tertentu), dan diberikan secara individual (jumlah peserta didik/ konseli yang dilayani satu orang), kelompok (jumlah peserta didik/ konseli yang dilayani lebih dari satu orang), klasikal (jumlah peserta didik/ konseli yang dilayani lebih dari satuan kelompok), dan kelas besar atau lintas kelas (jumlah peserta didik/ konseli yang dilayani lebih dari satuan klasikal).



1



Setiap individu, termasuk peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Baik dalam hal sikap, minat, bakat, kepribadian, dan sebagainya. Oleh karena itu dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling juga tidak dapat disamakan antara peserta didik/ konseli. Pemberian layanan diberikan sesuai kebutuhan peserta didik. Kebutuhan peserta didik dapat dilihat, beberapa diantaranya dari hasil observasi dan ITP. Observasi dapat dilihat dengan mengamati kebutuhan apa yang dibutuhkan oleh peserta didik. Sedangkan, dari hasil tes ITP kita dapat mengetahui tugas-tugas perkembangan mana saja yang belum dan sudah dicapai oleh peserta didik, sehingga kita dapat mengarahkan dan mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik.



B. Dasar Hukum Dalam penyelenggaraan bimbingan dan konseling, guru bimbingan dan konseling atau konselor memiliki landasan kinerja profesi berupa perundangan yang berlaku. Landasan perundang-undangan yang dimaksud antara lain sebagai berikut. 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 4301). 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indoensia Nomor 5410). 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 194, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4941). 4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor.



2



5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2009 tentang Program Pendidikan Profesi Guru dalam Jabatan. 6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. 7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. 8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. 9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 160 tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013. 10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 57 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. 11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62 tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. 12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 tahun 2014 tentang Kegiatan Kepramukaan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. 13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64 tahun 2014 tentang Peminatan pada Pendidikan Menengah. 14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 111 tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. 15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2015 tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik, Penyelenggaraan Ujian Nasional,



dan



Penyelenggaraan



Ujian



Sekolah/Madrasah/Pendidikan



Kesetaraan pada SMP/MTs atau yang Sederajat dan SMA/MA/SMK atau yang Sederajat. 16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 57 tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah Melalui Ujian



3



Nasional, dan Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan Melalui Ujian Sekolah/Madrasah/Pendidikan Kesetaraan pada SMP/MTs atau yang Sederajat dan SMA/MA/SMK atau yang Sederajat. 17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 82 tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Sekolah. 18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 53 tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar dalam Pendidikan.



C. Visi dan Misi 1. Visi dan Misi Sekolah Visi Menjadi lembaga unggulan dalam pendidikan, pelatihan dan ketahanan seni budaya di tingkat nasional maupun internasional serta pengembangan teknologi penyiaran yang berahlak mulia pada tahun 2019. Misi 1. Menyiapkan tamatan yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan menjadi tenaga profesional. 2. Memberikan bekal keahlian kepada tamatan sebagai pelaku, pelatih, penata, dan pengelola seni pertunjukan serta teknik penyiaran yang bermutu dan mampu mengembangkan diri secara berkelanjutan untuk meningkatkan taraf hidup dirinya. 3. Melaksanakan kegiatan penggalian, pelestarian dan pengembangan seni pertunjukan dalam rangka mewujudkan sekolah sebagai etalase budaya Jawa Barat untuk tujuan wisata budaya.



2. Visi dan Misi Bimbingan dan Konseling Visi Mewujudkan layanan bimbingan dan konseling yang professional dalam memfasilitasi perkembangan peserta didik/ konseli menuju pribadi yang unggul dalam seni pertunjukkan serta teknologi penyiaran di tingkat nasional maupun internasional.



4



Misi 1. Mengembangkan peserta didik menjadi pribadi yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan nantinya dapat menjadi tenaga professional di bidang pekerjaannya. 2. Menjadikan peserta didik seni pertunjukan dan teknik penyiaran yang bermutu dan dapat mengembangkan potensinya serta menjadi pribadi yang mandiri dan bermental kuat dalam menjalani kehidupannya. 3. Menjadikan peserta didik yang cinta terhadap budayanya dan dapat mengembangkan seni pertunjukan agar sekolah dapat menjadi etalase budaya Jawa Barat untuk tujuan wisata budaya.



D. Deskripsi Kebutuhan Untuk mengetahui kebutuhan peserta didik kelas X, XI, dan XII di SMK Negeri 1 Lintongnihuta, dilakukan need assessment dengan menggunakan Inventori Tugas Perkembangan (ITP) dan melakukan observasi. Inventori Tugas Perkembangan (ITP) digunakan untuk mengetahui tugas perkembangan



yang



seharusnya



dicapai



peserta



didik/konseli.



Tugas



perkembangan yang diuraikan dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Kemandirian Peserta Didik (SKKPD). Adapun rincian tugas perkembangannya ialah sebagai berikut. Tabel 1. Rincian Tugas Perkembangan Peserta Didik Aspek Perkembangan 1. Landasan hidup religious



2. Landasan Perilaku Etis



3. Kematangan Emosi



4. Kematangan Intelektual



Tataran Internalisasi Tujuan Pengenalan Akomodasi Tindakan Mempelajari hal Mengembangkan Melaksanakan ibadah ihwal ibadah pemikiran tentang atas keyakinan kehidupan beragama. sendiri disertai sikap toleransi. Mengenal keragaman Menghargai Berperilaku atas sumber norma yang keragaman sumber dasar keputusan yang berlaku di norma sebagai rujukan mempertimbangkan masyarakat. pengambilan aspek-aspek etis. keputusan. Mempelajari cara- Bersikap toleran Mengekpresikan cara menghindari terhadap ragam perasaan dalam carakonflik dengan orang ekspresi perasaan diri cara yang bebas, lain. sendiri dan orang lain. terbuka dan tidak menimbulkan konflik. Mempelajari cara- Menyadari akan Mengambil cara pengambilan keragaman alternative keputusan dan keputusan dan keputusan dan pemecahan masalah



5



Aspek Perkembangan



5. Kesadaran Tanggung Jawab Sosial



6. Kesadaran Gender



7. Pengembangan Pribadi



8. Perilaku Kewirausahaan (Kemandirian Perilaku Ekonomis)



9. Wawasan dan Kesiapan Karir



10. Kematangan Hubungan dengan Teman Sebaya



11. Kesiapan Diri untuk Menikah dan Berkeluarga



Tataran Internalisasi Tujuan Pengenalan Akomodasi Tindakan pemecahan masalah konsekuensi yang atas dasar secara objektif. dihadapinya. informasi/data secara objektif Mempelajari Menyadari nilai-nilai Berinteraksi dengan keragaman interaksi persahabatan dan orang lain atas dasar sosial. keharmonisan dalam kesamaan (equality). konteks keragaman interaksi sosial. Mempelajari perilaku Menghargai Berkolaborasi secara kolaborasi antar jenis keragaman peran laki- harmonis dengan lain dalam ragam laki atau perempuan jenis dalam kehidupan sebagai asset keragaman peran. kolaborasi dan keharmonisan hidup. Mempelajari Menerima keunikan Menampilkan keunikan diri dalam diri dengan segala keunikan diri secara konteks kehidupan kelebihan dan harmonis dalam sosial. kekurangannya. keragaman. Mempelajari strategi Menerima nilai-nilai Menampilkan hidup dan peluang untuk hidup hemat, ulet, hemat, ulet, sungguhberperilaku hemat, sungguh-sungguh, dan sungguh, dan ulet, sungguh- kompetitif sebagai kompetitif atas dasar sungguh, dan asset untuk mencapai kesadaran sendiri. kompetitif dalam hidup mandiri. keragaman kehidupan. Mempelajari Internalisasi nilai-nilai Mengembangkan kemampuan diri, yang melandasi alternative peluang dan ragam pertimbangan perencanaan karir pekerjaan, pendidikan pemilihan alternatif dengan dan aktifitas yang karir. mempertimbangkan terfokus pada kemampuan peluang pengembangan dan ragam karir. alternatif karir yang lebih terarah. Mempelajari cara- Menghargai nilai-nilai Mempererat jalinan cara membina kerjasama dan persahabatan yang kerjasama dan toleransi lebih akrab dengan toleransi dalam sebagai dasar untuk memperhatikan pergaulan dengan menjalin persahabatan norma yang berlaku. teman sebaya. dengan teman sebaya. Mengenal norma- Menghargai norma- Mengekspresikan norma pernikahan norma pernikahan dan keinginannya untuk dan berkeluarga. berkeluarga sebagai mempelajari lebih landasan bagi intensif tentang terciptanya kehidupan norma pernikahan masyarakat yang dan berkeluarga. harmonis.



Pada tabel 1 dirumuskan 11 aspek tugas perkembangan yang terdiri dari landasan hidup religius, landasan perilaku etis, kematangan emosional, kematangan intelektual, kesadaran tanggung jawab, peran sosial sebagai pria atau



6



wanita, penerimaan diri dan pengembangannya, kemandirian perilaku ekonomis, wawasan dan persiapan karir, kematangan hubungan dengan teman sebaya, serta persiapan diri untuk menikah dan hidup berkeluarga. Adapun siswa yang telah mencapai tugas perkembangan ditunjukkan dengan pencapaian setiap aspek perkembangan pada tataran tindakan. Deskripsi kebutuhan pada program ini dirumuskan berdasarkan hasil need assessment menggunakan instrumen ITP (Inventori Tugas Perkembangan) pada peserta didik. Untuk memperjelas kebutuhan siswa, asesmen juga dilakukan dengan strategi asesmen lingkungan, artinya guru bimbingan dan konseling mengobservasi masalah apa yang sekiranya banyak dialami oleh siswa, baik dari segi pengembangan dirinya, kemampuan bersosialisasi di kelas, kesulitan belajarnya, atau kebingungan memahami ragam jurusan di SMK. Karena itu, hasil asesmen kebutuhan dikolaborasikan antara hasil ITP dari aspek-aspek perkembangannya dengan hasil asesmen lingkungan berupa observasi kelas. Need assessment atau asesmen kebutuhan merupakan salah satu langkah yang penting untuk dilakukan dalam tahap persiapan dalam perencanaan program. Kegiatan asesmen kebutuhan berupa pengidentifikasian bagaimana kebutuhan peserta didik dengan instrumen tertentu untuk dijadikan dasar pertimbangan pengembangan program bimbingan dan konseling di sekolah. Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam asesmen kebutuhan meliputi: 1. Mengidentifikasi data yang dibutuhkan untuk penyusunan program layanan. Data yang dibutuhkan berupa data yang mengungkap tugas-tugas perkembangan serta



dinamika kelompok. Data tugas perkembangan



didasarkan pada Standar Kompetensi Kemandirian peserta didik, sedangkan dinamika kelompok didasarkan pada interaksi kelompok yang terjadi di dalam dan luar kelas, baik interaksi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, maupun kelompok dengan kelompok. 2. Memilih instrumen pengumpulan data sesuai kebutuhan. Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data yaitu ITP (Inventori Tugas Perkembangan). ITP digunakan untuk mengungkap pencapaian tugas perkembangan pada aspek-aspek yang terdiri dari landasan hidup religius, landasan perilaku etis, kematangan emosi, kematangan



7



intelektual,



kesadaran



tanggung



jawab



sosial,



kesadaran



gender,



pengembangan pribadi, perilaku kewirausahaan, wawasan dan kesiapan karir, kematangan hubungan dengan teman sebaya, dan kesiapan diri untuk menikah dan berkeluarga. Aspek perkembangan yang perlu dicapai juga mencakup pada tataran internalisasi tujuan yaitu pengenalan, akomodasi, dan tindakan. 3. Mengumpulkan, mengolah, menganalisis, dan menginterpretasi data hasil asesmen kebutuhan. Pengumpulan data dilakukan pada peserta didik dengan cara peserta didik mengerjakan soal-soal dari Inventori Tugas Perkembangan (ITP). Dari pengolahan data, diketahui pencapaian tugas perkembangan sebagai berikut. Tabel 2. Deskripsi Kebutuhan Peserta Didik/Konseli Bidang Layanan Pribadi



Hasil Asesmen Kebutuhan Landasan Hidup Religius



Landasan Perilaku Etis



Kematangan Emosional



Kematangan Intelektual Kesadaran Tanggung Jawab Penerimaan Diri dan Pengembangannya



Kemandirian Perilaku Ekonomis Wawasan Persiapan Karir Persiapan Diri untuk Pernikahan dan Hidup Berkeluarga



Sosial



Landasan Perilaku Etis Kematangan Intelektual Kesadaran Tanggung Jawab Peran Sosial sebagai



8



Rumusan Kebutuhan Pentingnya sholat dan berdoa dalam kehidupan sehari-hari Belajar agama untuk hidup di dunia dan akhirat Sabar kunci kesuksesan Menerapkan perilaku jujur dalam keseharian Tertib dan patuh dengan aturan di lingkungan Mampu mengemukakan pendapat kepada orang lain Kemampuan menghadapai kecemasan Pengendalian emosi yang baik Kemampuan membela hak pribadi Pentingnya melakukan introspeksi diri Pentingnya disiplin dalam segala aspek kehidupan Mengetahui dan menerima kondisi fisik diri sendiri Mampu mengembangkan diri menjadi lebih baik Tidak mengharapkan pemberian orang lain Berupaya meningkatkan keahlian diri Mampu memilih pasangan/ teman hidup Memiliki kesiapan untuk menikah Mengetahui dan memahami cara membangun keluarga yang baik Reproduksi yang sehat Bersikap hormat kepada orang tua Bersikap rasional dalam berperilaku Berpartisipasi pada lingkungan Peran sosial sesuai jenis kelamin



Pria atau Wanita Kematangan Hubungan dengan Teman Sebaya



Belajar



Kematangan Intelektual Kesadaran Tanggung Jawab Kemandirian Perilaku Ekonomis



Wawasan Persiapan Karir Peran Sosial sebagai Pria atau Wanita Penerimaan Diri dan Pengembangannya Wawasan Persiapan Karir



Karir



Perilaku dan kegiatan sesuai jenis kelamin Memahami perilaku orang lain Mampu bekerjasama dengan orang lain Mampu berhubungan sosial dengan orang lain Mampu menilai dalam kehidupan seharihari Bertanggung jawab atas tindakan pribadi Berupaya menghasilkan uang dengan cara halal Bersikap hemat dan dapat menyisihkan uang untuk ditabung Kesungguhan untuk belajar Cita-cita sesuai jenis kelamin Mampu mengembangkan cita-cita yang dimilikinya Memahami jenis-jenis pekerjaan



Selain kebutuhan peserta didik, guru bimbingan dan konseling juga mendeskripsikan kebutuhan sarana dan prasarana bimbingan dan konseling sebagai berikut. Tabel 3. Rumusan Kebutuhan Sarana dan Prasarana Hasil Asesmen Kebutuhan Ruang kerja guru bimbingan dan konseling atau konselor yang professional



Instrument BK yang standar atau baku



Rumusan Kebutuhan dalam Bentuk Kegiatan Guru bimbingan dan konseling atau konselor membuat proposal permohonan pengadaan ruang kerja profesi bimbingan dan konseling yang sesuai dengan contoh dalam Permendikbud No. 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Guru bimbingan dan konseling atau konselor membuat proposal permohonan pengadaan instrumen BK yang standar/baku



E. Tujuan Rumusan tujuan dibuat berdasarkan deskripsi kebutuhan peserta didik/ konseli. Rumusan tujuan yang akan dicapai disusun dalam bentuk perilaku yang harus dikuasai peserta didik/ konseli setelah memperoleh layanan bimbingan dan konseling. Rumusan tujuan disajikan dalam tabel dibawah ini. Tabel 4. Rumusan Tujuan Peserta Didik/Konseli Bidang Layanan Pribadi



Rumusan Kebutuhan Pentingnya sholat dan berdoa dalam kehidupan sehari-hari



9



Rumusan Tujuan Peserta didik/ konseli mengerjakan perintah agama



Belajar agama untuk kehidupan di dunia dan akhirat Sabar kunci kesuksesan



Menerapkan perilaku jujur dalam keseharian Tertib dan patuh dengan aturan di lingkungan Mampu mengemukakan pendapat kepada orang lain Kemampuan kecemasan



menghadapi



Pengendalian emosi yang baik



Kemampuan membela hak pribadi Pentingnya melakukan introspeksi diri Pentingnya disiplin dalam segala aspek kehidupan Mengetahui dan menerima kondisi fisik diri sendiri



Mampu mengembangkan menjadi lebih baik



diri



Tidak mengharapkan pemberian orang lain



Berupaya keahlian diri



meningkatkan



Mampu memilih teman hidup



pasangan/



Memiliki kesiapan untuk menikah Mengetahui dan memahami cara membangun keluarga yang baik Reproduksi yang sehat



Sosial



Bersikap hormat kepada orang tua



10



sholat dan berdoa dalam kehidupan sehari-hari Peserta didik/ konseli menyadari dan belajar agama untuk kehidupan dunia dan akhiratnya Peserta didik/ konseli menjadi pribadi yang sabar dalam kehidupannya Peserta didik/ konseli menjadi pribadi yang jujur Peserta didik/ konseli bersikap taat dan patuh dengan aturan yang terdapat di lingkungannya Peserta didik/ konseli mampu mengemukakan pendapat kepada orang lain Peserta didik/ konseli mampu menghadapi kecemasan yang dirasakannya sehari-hari Peserta didik/ konseli mampu mengendalikan emosinya dengan baik Peserta didik/ konseli mampu membela hak pribadinya sendiri Peserta didik/ konseli mampu melakukan introspeksi diri agar dapat menjadi lebih baik Peserta didik/ konseli mempunyai sikap disiplin dalam segala aspek kehidupannya Peserta didik/ konseli mensyukuri kondisi fisiknya sehingga dapat mengoptimalkannya Peserta didik/ konseli mampu mengembangkan diri menjadi leebih baik daripada sebelumnya Peserta didik/ konseli memiliki prinsip untuk tidak mengharapkan pemberian dari orang lain Peserta didik/ konseli berupaya meningkatkan keahlian yang dimilikinya Peserta didik/ konseli mampu untuk memilih pasangan/ teman hidupnya Peserta didik/ konseli memiliki kesiapan untuk menikah Peserta didik/ konseli mengetahui dan memahami cara membangun keluarga yang baik Peserta didik/ konseli mengetahui dan memahami reproduksi yang sehat Peserta didik/ konseli bersikap hormat kepada orang tuanya



Bersikap berperilaku



rasional



dalam



Berpartisipasi pada lingkungan



Peran sosial sesuai jenis kelamin Perilaku dan kegiatan sesuai jenis kelamin Memahami perilaku orang lain Mampu bekerjasama dengan orang lain Mampu berhubungan sosial dengan orang lain Belajar



Mampu menilai kehidupan sehari-hari



dalam



Bertanggung jawab atas tindakan pribadi Berupaya menghasilkan dengan cara halal



uang



Bersikap hemat dan menyisihkan uang ditabung



dapat untuk



Kesugguhan untuk belajar Karir



Cita-cita sesuai jenis kelamin



Mampu mengembangkan citacita yang dimilikinya Memahami jenis-jenis pekerjaan



Peserta didik/ konseli brsikap rasional dalam berperilaku sehari-hari Peserta didik/ konseli turut berpartisipasi pada lingkungannya Peserta didik/ konseli berperan sosial sesuai jenis kelaminnya Peserta didik/ konseli berperilaku dan berkegiatan sesuai jenis kelamin Peserta didik/ konseli mampu memahami perilaku orang lain Peserta didik/ konseli mampu bekerjasama dengan orang lain Peserta didik/ konseli mampu berhubungan sosial dengan orang lain Peserta didik/ konseli mampu menilai dalam kehidupan seharihari Peserta didik/ konseli bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukannya Peserta didik/ konseli berupaya menghasilkan uang dengan cara yang halal Peserta didik/ konseli memiliki kebiasaan hemat dan dapat menyisihkan uang untuk ditabung Peserta didik/ konseli memiliki kesungguhan untuk belajar Peserta didik/ konseli memiliki cita-cita yang sesuai dengan jenis kelaminnya Peserta didik/ konseli mampu mengembangkan cita-cita yang dimilikinya Peserta didik/ konseli memahami jenis-jenis pekerjaan yang ada



F. Komponen Program Komponen program bimbingan dan konseling terdiri dari layanan dasar, layanan responsif, layanan perencanaan individual, dan dukungan sistem. Berikut deskripsi masing-masing komponen. 1. Layanan dasar Layanan dasar adalah proses pemberian bantuan kepada semua peserta didik/konseli



yang



berkaitan



dengan



pengembangan



keterampilan,



pengetahuan, dan sikap dalam bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir yang



11



diperlukan dalam pelaksanaan tugas-tugas perkembangan mereka. Strategi layanan dasar yang dapat dilaksanakan antara lain adalah klasikal, kelas besar/lintas kelas, kelompok dan menggunakan media tertentu. Materi layanan dasar dapat dirumuskan atas dasar hasil asesmen kebutuhan, asumsi teoritik yang diyakini berkontribusi terhadap kemandirian, dan kebijakan pendidikan yang harus diketahui oleh peserta didik/konseli. 2. Layanan perencanaan individual Layanan peminatan dan perencanaan individual merupakan proses pemberian bantuan kepada semua peserta didik/konseli dalam membuat dan mengimplementasikan rencana pribadi, sosial, belajar, dan karir. Tujuan utama layanan ini ialah membantu peserta didik belajar memantau dan memahami pertumbuhan dan perkembangannya sendiri dan mengambil tindakan secara proaktif terhadap informasi tersebut. Pelayanan peminatan mulai dari pemilihan dan penetapan minat, pendampingan peminatan, pengembangan dan penyaluran minat, evaluasi dan tindak lanjut. Aktivitas layanan peminatan dan perencanaan individual yang langsung diberikan kepada peserta didik/konseli dapat berupa kegiatan konseling individual, konseling kelompok, bimbingan kelas besar atau lintas kelas, bimbingan kelompok, konsultasi dan kolaborasi. Guru bimbingan dan konseling atau konselor memimpin kolaborasi dengan pendidik pada satuan pendidikan dan berperan mengkoordinasikan layanan peminatan, memberikan informasi yang luas dan mendalam tentang kelanjutan studi dan dunia kerja, sampai penetapan dan pemilihan studi lanjut. 3. Layanan responsif Layanan responsif adalah pemberian bantuan terhadap peserta didik/konseli yang memiliki kebutuhan dan masalah yang memerlukan bantuan dengan segera. Tujuan layanan ini ialah memberikan (1) layanan intervensi terhadap peserta didik yang mengalami krisis, peserta didik/konseli yang telah membuat pilihan yang tidak bijaksana atau peserta didik/konseli yang membutuhkan bantuan penanganan dalam bidang kelemahan yang spesifik dan (2) layanan pencegahan bagi peserta didik/konseli yang berada di ambang pembuatan pilihan yang tidak bijaksana. Isi dari layanan responsif ini



12



antara lain berkaitan dengan penanganan masalah-masalah belajar, pribadi, sosial, dan karir. Isi dari layanan responsif ini antara lain berkaitan dengan penanganan masalah-masalah belajar, pribadi, sosial, dan karir. Berkaitan dengan tujuan program Bimbingan dan konseling di atas, isi layanan responsif adalah sebagai berikut; (1) Masalah-masalah yang berkaitan dengan belajar: kebiasaan belajar yang salah dan kesulitan penyusunan rencana pelajaran. (2) Masalah yang berkaitan dengan karir, misalnya, kecemasan perencanaan karir, kesulitan penentuan kegiatan penunjang karir, dan kesulitan penentuan kelanjutan studi. (3) Masalah yang berkaitan dengan perkembangan sosial antara lain konflik dengan teman sebaya dan keterampilan interaksi sosial yang rendah. (4) Masalah yang berkaitan dengan perkembangan pribadi antara lain konflik anatara keinginan dan kemampuan yang dimiliki, dan memiliki pemahaman yang kurang tepat tentang potensi diri. 4. Dukungan sistem Dukungan sistem merupakan semua aktivitas yang dimaksudkan untuk mendukung dan meningkatkan (1) staf bimbingan dan konseling dalam melaksanakan layanan dasar, layanan peminatan dan perencanaan individual, layanan responsif, dan (2) staf personalia sekolah yang lain dalam melaksanakan program-program pendidikan di sekolah. Komponen dukungan sistem terdiri atas aktivitas manajemen yang menetapkan, memelihara, dan meningkatkan program bimbingan dan konseling secara keseluruhan. Berkaitan dengan pelayanan terhadap program bimbingan dan konseling, komponen dukungan sistem menangani pengembangan program bimbingan dan konseling yang meliputi pengelolaan sumberdaya dana, materi, dan fasilitas; pengembangan staf, pendidikan orang tua, konsultasi dengan guru dan personalia sekolah yang lain; pemanfaatan sumberdaya masyarakat; hubungan masyarakat; pengembangan profesional konselor, dan penelitian dan pengembangan. Setelah guru bimbingan dan konseling atau konselor menentukan komponen layanan, lalu mempertimbangkan porsi waktu dari masing-masing komponen layanan, apakah kegiatan itu dilakukan dalam waktu tertentu atau



13



terus menerus. Berapa banyak waktu yang diperlukan untuk melaksanakan layanan bimbingan dan konseling dalam setiap komponen program perlu dirancang dengan cermat. Perencanaan waktu ini harus dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor didasarkan kepada isi program dan dukungan manajemen. Besaran persentase dalam setiap layanan dan setiap jenjang satuan pendidikan didasarkan pada data hasil asesmen kebutuhan peserta didik/konseli dan satuan pendidikan. Dengan demikian besaran persentase bisa berbeda-beda antara satuan pendidikan yang satu dengan yang lainnya. Dibawah ini disajikan tabel mengenai alokasi waktu penyelenggaraan bimbingan dan konseling. Tabel 5. Alokasi Waktu Pelayanan Bimbingan dan Konseling Program Layanan Dasar Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual Layanan Responsif Dukungan Sistem



Alokasi 25 – 35% 25 – 35%



Perhitungan Waktu 30% X 24 = 7,2 30% X 24 = 7,2



15 – 25% 10 – 15% Jumlah jam



25% X 24 = 6,0 15% X 24 = 3,6 24



G. Bidang Layanan Bimbingan dan konsling pada satuan pendidikan mencakup empat bidang layanan, yaitu bidang layanan yang memfasilitasi perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir. Pada hakikatnya perkembangan tersebut merupakan satu kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan dalam setiap diri individu peserta didik/ konseli. Berikut dijelaskan masing-masing bidang layanan secara lebih rinci. 1. Pribadi. Bidang pribadi ialah proses pemberian bantuan dari guru bimbingan dan konseling atau konselor kepada peserta didik/konseli untuk memahami, menerima,



mengarahkan,



mengambil



keputusan,



dan



merealisasikan



keputusannya secara bertanggung jawab tentang perkembangan aspek pribadinya, sehingga dapat mencapai perkembangan pribadi yang optimal dan mencapai kemandirian, kebahagiaan, kesejahteraan dan keselamatan dalam kehidupannya.



Bidang



layanan



pribadi



berfokus



pada



memfasilitasi



pengembangan diri dan potensi siswa, yang meliputi pemahaman kelebihan



14



dan kekurangannya, pengembangan potensi, penerimaan diri, dan pencapaian kematangan diri. 2. Sosial. Bidang sosial ialah proses pemberian bantuan dari guru bimbingan dan konseling atau konselor kepada peserta didik/konseli untuk memahami lingkungannya dan dapat melakukan interaksi sosial secara positif, terampil berinteraksi sosial, mampu mengatasi masalahmasalah sosial yang dialaminya, mampu menyesuaikan diri dan memiliki keserasian hubungan dengan lingkungan sosialnya sehingga mencapai kebahagiaan dan kebermaknaan dalam kehidupannya.Bidang layanan sosial berfokus pada membantu siswa mengembangkan kemampuan berinteraksi dengan orang lain, memahami lingkungan sosial, menghargai keragaman, dan bekerjasama dengan orang lain. 3. Belajar. Bidang belajar ialah proses pemberian bantuan guru bimbingan dan konseling atau konselor kepada peserta didik/ konseli antara lain adalah mengenali potensi diri untuk belajar, memiliki sikap dan keterampilan belajar, terampil merencanakan pendidikan, memiliki kesiapan menghadapi ujian, memiliki kebiasaan belajar teratur dan mencapai hasil belajar secara optimal sehingga dapat mencapai kesuksesan, kesejahteraan, dan kebahagiaan dalam kehidupannya. Bidang layanan belajar berfokus pada pengarahan untuk membantu para individu dala menghadapi dan memecahkan masalah-masalah akademik, seperti pengenalan kurikulum, pemilihan jurusan, cara belajar, penyelesaian tugas-tugas, dll. 4. Karir. Bidang karir ialah proses pemberian bantuan guru bimbingan dan konseling atau konselor kepada peserta didik/ konseli untuk memahami pertumbuhan, perkembangan, eksplorasi, aspirasi dan pengambilan keputusan karir sepanjang rentang hidupnya secara rasional dan realistis berdasar informasi potensi diri dan melihat kesempatan yang tersedia di lingkungan hidupnya untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupannya. Bidang layanan karir memfasilitasi individu dalam perencanaan, pengembangan, dan pemecahan masalah-masalah karir seperti pemahaman minat dan kepribadian yang berkaitan dengan pekerjaan, pemahaman jabatan dan tugas-tugas kerja, pemahaman kondisi diri dan lingkungan, penyesuaian pekerjaan, dll.



15



H. Rencana Kegiatan (Action Plan) Dalam membantu guru bimbingan dan konseling atau konselor mencapai tujuan Bimbingan dan Konseling selama satu tahun diperlukan rencana kegiatan yang memberikan panduan untuk penyusunan program tahunan dan semesteran. Rencana kegiatan (action plan) bimbingan dan konseling merupakan rencana detail yang menguraikan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Di dalamnya memuat bidang layanan (pribadi, sosial, karir, belajar), tujuan layanan, komponen program, kegiatan layanan, kelas, materi, metode layanan, media yang digunakan, dan evaluasi layanan. Secara rinci, rencana kegiatan (action plan) dipaparkan dalam tabel berikut. Tabel 6. Rencana Kegiatan (Action Plan) Bidang Layanan Pribadi



Tujuan Layanan Peserta didik/ konseli mengerjakan perintah agama sholat dan berdoa dalam kehidupan sehari-hari Peserta didik/ konseli menyadari dan belajar agama untuk kehidupan dunia dan akhiratnya Peserta didik/ konseli menjadi pribadi yang sabar dalam kehidupannya Perserta didik/ konseli menjadi pribadi yang jujur Peserta didik/ konseli bersikap taat dan patuh dengan aturan yang terdapat di lingkungannya Peserta didik/ konseli mampu mengemukakan pendapat kepada orang lain



Komponen Program Layanan responsive dan layanan dasar



Kegiatan Layanan Konseling kelompok dan bimbingan kelompok



Layanan dasar dan layanan responsive



Materi



Metode



Media



Evaluasi



X, XI, dan XII



Pentingnya sholat dan berdoa bagi kita



Ceramah, diskusi



Power point



Proses dan hasil



Bimbingan klasikal dan konseling kelompok



X, XI, dan XII



Belajar agama sebagai pedoman hidup



Ceramah, diskusi



Power point



Proses dan hasil



Layanan dasar



Bimbingan klasikal



X dan XI



Sabar merupakan hal yang baik



Ceramah, diskusi



Video



Proses dan hasil



Layanan responsive



Konseling kelompok



XI dan XII



Jujur penting



itu



Ceramah, diskusi



Video



Proses dan hasil



Layanan perencanaan individual



Konseling individu



XII



Taat dan patuh agar lingkungan damai dan tentram



Ceramah, diskusi



Video



Proses dan hasil



Layanan responsive



Konseling kelompok



X dan XI



Mengembangk an keterampilan mengemukaka n pendapat



Ceramah, diskusi



Power point



Proses dan hasil



16



Kelas



Peserta didik/ konseli mampu menghadapi kecemasan yang dirasakannya sehari-hari Peserta didik/ konseli mampu mengendalikan emosinya dengan baik Peserta didik/ konseli mampu membela hak pribadinya sendiri Peserta didik/ konseli mampu melakukan introspeksi diri agar dapat menjadi lebih baik Peserta didik/ konseli mempunyai sikap disiplin dalam segala aspek kehidupannya Peserta didik/ konseli mensyukuri kondisi fisiknya sehingga dapat mengoptimalka nnya Peserta didik/ konseli mampu mengembangka n diri menjadi lebih baik daripada sebelumnya Peserta didik/ konseli memiliki prisip untuk tidak mengharapkan pemberian dari orang lain



Layanan responsive



Konseling kelompok



X dan XI



Kecemasan hal yang wajar dan harus dihadapi dalam hidup



Ceramah, diskusi



Power point



Proses dan hasil



Layanan perencanaan individual



Konseling individu



X dan XI



Ceramah, diskusi



Video



Proses dan hasil



Layanan dasar



Bimbingan kelompok



X dan XI



Mengendalika n emosi merupakan hal yang baik untuk kita dan orang lain Hak pribadi sudah sewajarnya dibela



Ceramah, diskusi



Video



Proses dan hasil



Layanan dasar dan layanan responsive



Bimbingan klasikal dan konseling kelompok



X dan XI



Introspeksi diri untuk hidup yang lebih baik



Ceramah, diskusi



Video



Proses dan hasil



Layanan perencanaan individual



Konseling individu



XI



Disiplin merupakan salah satu faktor penentu kesuksesan



Ceramah, diskusi



Video



Proses dan hasil



Layanan dasar



Bimbingan kelompok



X dan XI



Bersyukur atas kondisi apapun dari fisik kita



Ceramah, diskusi



Video



Proses dan hasil



Layanan perencanaan individual



Konseling individu



X dan XI



Ceramah, diskusi



Power point



Proses dan hasil



Layana perencanaan individual



Konseing individu



XI



Hidup itu dinamis dan pengembanga n diri merupakan suatu keharusan Berusaha dulu tanpa mengharapkan pemberian orang lain



Ceramah, diskusi



Video



Proses dan hasil



17



Peserta didik/ konseli berupaya meningkatkan keahlian yang dimilikinya Peserta didik/ konseli mampu untuk memilih pasangan/ teman hidupnya



Sosial



Peserta didik/ konseli memiliki kesiapan untuk menikah Peserta didik/ konseli mengetahui dan memahami cara membangun keluarga yang baik Peserta didik/ konseli mengetahui dan memahami reproduksi yang sehat Peserta didik/ konseli bersikap hormat kepada orang tuanya Peserta didik/ konseli bersikap rasional dalam berperilaku sehari-hari Peserta didik/ konseli turut berpartisipasi pada lingkungannya Peserta didik/ konseli berperan sosial sesuai jenis kelaminnya Peserta didik/ konseli berperilaku dan berkegiatan sesuai jenis kelamin



Layanan responsive



Konseling kelompok



XII



Orang yang kompeten adalah orang yang dapat meningkatkan keahliannya Pasangan/ teman hidup merupakan bagian dari diri yang tidak bisa terlepaskan Siapkan dirimu untuk menikah



Ceramah, diskusi



Power point



Proses dan hasil



Layanan dasar



Bimbingan kelompok



XI



Ceramah, diskusi



Power point



Proses dan hasil



Layanan dasar



Bimbingan kelompok



X



Ceramah, diskusi



Power point



Proses dan hasil



Layanan dasar dan layanan responsive



Bimbingan klasikal dan konseling kelompok



X, XI, dan XII



Membangun keluarga yang baik



Ceramah, diskusi



Power point



Proses dan hasil



Layanan responsive



Konseling kelompok



X dan XI



Reproduksi yang sehat seperti apa dan bagaimana



Ceramah, diskusi



Power point



Proses dan hasil



Layanan dasar



Bimbingan kelompok



XI



Ceramah, diskusi



Video



Proses dan hasil



Layanan perencanaan individual



Konseling individu



X



Hormat kepada orang tua merupakan keharusan Sikap rasional itu penting



Ceramah, diskusi



Video



Proses dan hasil



Layanan dasar



Bimbingan klasikal



X dan XI



Ceramah, diskusi



Power point



Proses dan hasil



Layanan dasar



Bimbingan klasikal



X dan XI



Berpartisipasi pada lingkungan merupakan hal baik Menempatkan diri sesuai peran kita di masyarakat



Ceramah, diskusi



Video



Proses dan hasil



Layanan dasar



Bimbingan klasikal



X dan XI



Perilaku dan kegiatan yang cocok untuk masingmasing jenis kelamin



Ceramah, diskusi



Power point



Proses dan hasil



18



Peserta didik/ konseli mampu memahami perilaku orang lain Peserta didik/ konseli mampu bekerjasama dengan orang lain



X, XI, dan XII



Layanan dasar



Bimbingan klasikal dan konseling kelompok Bimbingan kelompok



Layanan dasar



Bimbingan kelompok



XI



Peserta didik/ konseli mampu menilai dalam kehidupan sehari-hari Peserta didik/ konseli bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukannya Peserta didik/ konseli berupaya menghasilkan uang dengan cara yang halal Peserta didik/ konseli memiliki kebiasaan hemat dan dapat menyisihkan uang untuk ditabung Peserta didik/ konseli memiliki kesungguhan untuk belajar



Layanan perencanaan individu



Konseling individu



X dan XI



Layanan dasar



Bimbingan klasikal



X dan XI



Layanan responsive



Konseling kelompok



X, XI, dan XII



Layanan dasar



Bimbingan klasikal



Layanan dasar



Peserta didik/ konseli memiliki citacita yang sesuai dengan jenis kelaminnya



Layanan responsive



Peserta didik/ konseli mampu berhubungan sosial dengan orang lain Belajar



Karir



Layanan dasar dan layanan responsive



Yuk pahami perilaku orag lain karena setiap individu itu unik Kerjasama merupakan hal yang baik



Ceramah, diskusi



Power point



Proses dan hasil



Ceramah, diskusi



Video



Proses dan hasil



Individu adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain Cara menilai agar hidup lebih baik



Ceramah, diskusi



Power point



Proses dan hasil



Ceramah, diskusi



Power point



Proses dan hasil



Menerima setiap konsekuensi dari setiap tindakan yang dilakukan Yuk mencari uang dengan jalan yang baik



Ceramah, diskusi



Power point



Proses dan hasil



Ceramah, diskusi



Power point



Proses dan hasil



XI



Hemat dan menabung adalah kebiasaan orang-orang sukses



Ceramah, diskusi



Video



Proses dan hasil



Bimbingan kelompok



X dan XI



Ceramah, diskusi



Video



Proses dan hasil



Konseling kelompok



X dan XI



Belajar dengan sungguhsungguh, maka akan didapatkan hasil yang baik dikemudian hari Cita-cita apa dan bagaimana yang sesuai dengan jenis kelamin



Ceramah, diskusi



Power point



Proses dan hasil



19



XI



Peserta didik/ konseli mampu mengembangka n cita-cita yang dimilikinya Peserta didik/ konseli memahami jenis-jenis pekerjaan yang ada



Layanan dasar



Bimbingan kelompok



X



Layanan dasar



Bimbingan kelompok



X dan XI



Kembangkan cita-citamu untuk alternative karirmu kedepannya Memahami jenis-jenis pekerjaan itu penting



Ceramah, diskusi



Power point



Proses dan hasil



Ceramah, diskusi



Video



Proses dan hasil



I. Pengembangan Tema/ Topik Layanan Bimbingan dan Konseling Pengembangan tema atau topik layanan bimbingan dan konseling dilakukan berdasarkan rincian deskripsi kebutuhan yang mencakup bidang layanan pribadi, sosial, belajar, dan karir. Pengembangan tema akan memudahkan guru bimbingan dan konseling dalam memetakan rencana pelaksanan layanan. Secara rinci pengembangan tema atau topik layanan bimbingan dan konseling ialah sebagai berikut. Tabel 7. Pengembangan Tema/Topik Layanan Bimbingan dan Konseling Bidang Layanan Pribadi



Rumusan Kebutuhan Pentingnya sholat dan berdoa dalam kehidupan sehari-hari



Belajar agama untuk kehidupan di dunia dan akhirat Sabar kunci kesuksesan



Menerapkan perilaku jujur dalam keseharian Tertib dan patuh dengan aturan di lingkungan



Mampu mengemukakan pendapat kepada orang lain Kemampuan menghadapi kecemasan



Tujuan Layanan Peserta didik/ koseli mengerjakan perintah agama sholat dan berdoa dalam kehidupan seharihari Peserta didik/ konsli menyadari dan belajar agama untuk kehidupan dunia dan akhiratnya Peserta didik/ konseli menjadi pribadi yang sabar dalam kehidupannya Peserta didik/ konseli menjadi pribadi yang jujur Peserta didik/ konseli bersikap taat dan patuh dengan aturan yang terdapat di lingkungannya Peserta didik/ konseli mampu mengemukakan pendapat kepada orang lain Peserta didik/ konseli mampu menghadapi kecemasan yang



20



Topik/ Tema Sholat dan berdoa



Belajar agama



Sabar



Jujur



Tertib dan patuh



Mengemukakan pendapat



Kecemasan



Pengendalian yang baik



emosi



Kemampuan hak pribadi



membela



Pentingnya melakukan introspeksi diri



Pentingnya disiplin dalam segala aspek kehidupan Mengetahui dan menerima kondisi fisik diri sendiri Mampu mengembangkan menjadi lebih baik



diri



Tidak mengharapkan pemberian orang lain



Berupaya meningkatkan keahlian diri



Mampu memilih pasangan/ teman hidup



Memiliki kesiapan untuk menikah Mengetahui memahami membangun yang baik



dan cara keluarga



Reproduksi yang sehat



Sosial



Bersikap hormat kepada orang tua Bersikap rasional dalam berperilaku Berpartisipasi lingkungan



pada



dirasakannya sehari-hari Peserta didik/ konseli mampu mengendalikan emosinya dengan baik Peserta didik/ konseli mampu membela hak pribadinya sendiri Peserta didik/ konseli mampu melakukan introspeksi diri agar menjadi lebih baik Peserta didik/ konseli mempunyai sikap disiplin dalam segala aspek kehidupannya Peserta didik/ konseli mensyukuri kondisi fisiknya sehingga dapat mengoptimalkannya Peserta didik/ konseli mampu mengembangkan diri menjadi lebih baik daripada sebelumnya Peserta didik/ konseli memiliki prinsip untuk tidak mengharapkan pemberian dari orang lain Peserta didik/ konseli berupaya meningkatkan keahlian yang dimilikinya Peserta didik/ konseli mampu untuk memilih pasangan/ teman hidupnya Pserta diidk/ konseli memiliki kesiapan untuk menikah Peserta didik/ konseli mengetahui dan memahami cara membangun keluarga yang baik Peserta didik/ konseli mengetahui dan memahami reproduksi yang sehat Peserta didik/ konseli bersikap hormat kepada orang tuanya Peserta didik/ konseli bersikap rasional dalma berperilaku sehari-hari Peserta didik/ konseli turut berpartisipasi pada lingkungannya



21



Mengendalikan emosi Membela pribadi



hak



Introspeksi diri



Disiplin



Kondisi fisik



Pengembangan diri



Tidak mengharapkan pemberian orang lain Meningkatkan keahlian diri



Pemilihan pasangan/ teman hidup Kesiapan menikah



untuk



Membangun keluarga



Reproduksi sehat



Hormat kepada orang tua Sikap rasional



Partisipasi lingkungan



pada



Peran sosial sesuai jenis kelamin



Peserta didik/ konseli berperan sosial sesuai jenis kelaminnya Peserta didik/ konseli berprilaku dan berkegiatan sesuai jenis kelamin Peserta didik/ konseli mampu memahami perilaku orang lain Peserta didik/ konseli mampu bekerjasama dengan orang lain Peserta didik/ konseli mampu berhubungan sosial dengan orang lain Peserta didik/ konseli mampu menilai dalam kehidupan sehari-hari Peserta didik/ konseli bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukannya Peserta didik/ konsli berupaya menghasilkan uang dengan cara yang halal Peserta didik / konseli memiliki kebiasaan hemat dan dapat menyisihkan uang untuk ditabung Peserta didik/ konseli memiliki kesungguhan untuk belajar Peserta didik/ konseli memiliki cita-cita yang sesuai dengan jenis kelaminnya Peserta didik/ konseli mampu mengembangkan cita-cita yang dimilikinya Peserta didik/ konsli memahami jenis-jenis pekerjaan yang ada



Perilaku dan kegiatan sesuai jenis kelamin



Memahami orang lain



perilaku



Mampu bekerjasama dengan orang lain Mampu berhubungan sosial dengan orang lain Belajar



Mampu menilai daam kehidupan sehari-hari Bertanggung jawab atas tindakan pribadi



Berupaya menghasilkan uang dengan cara yang halal Bersikap hemat dan dapat menyisihkan uang untuk ditabung



Kesungguhan belajar Karir



Cita-cita kelamin



untuk



sesuai



jenis



Mampu mengembangkan citacita yang dimilikinya Memahami pekerjaan



jenis-jenis



Peran sosial sesuai jenis kelamin Perilaku dan kegiatan sesuai jenis kelamin Pemahaman perilaku orang lain Kerjasama



Hubungan sosial



Kemampuan menilai Tanggung jawab atas tindakan pribadi Upaya menghasilkan uang Sikap hemat dan menabung



Kesungguhan belajar Cita-cita sesuai jenis kelamin



Pengembangan cita-cita



Pemahaman jenis pekerjaan



J. Evaluasi, Pelaporan , dan Tindak Lanjut 1. Evaluasi Evaluasi



dalam



bimbingan



dan



konseling



merupakan



proses



pembuatan pertimbangan secara sistematis mengenai keefektivan dalam mencapai tujuan program bimbingan dan konseling berdasar pada ukuran



22



(standar) tertentu. Dengan demikian evaluasi merupakan proses sistematis dalam mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang efisiensi, keefektivan, dan dampak dari program dan layanan bimbingan dan konseling terhadap perkembangan pribadi, sosial belajar, dan karir peserta didik/konseli. Evaluasi berkaitan dengan akuntabilitas yaitu sebagai ukuran seberapa besar tujuan bimbingan dan konseling telah dicapai. 2. Pelaporan Pelaporan proses dan hasil dari pelaksanaan program dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan bagaimana peserta didik berkembang sebagai hasil dari layanan bimbingan dan konseling. Laporan akan digunakan sebagai pendukung program lanjutan untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan program selanjutnya. Laporan jangka pendek akan menfasilitasi evaluasi aktivitas program jangka pendek. Laporan jangka menengah dan jangka panjang akan merefleksikan kemajuan ke arah perubahan dalam diri semua peserta didik. Isi dan format laporan sejalan dengan kebutuhan untuk menyampaikan kepentingan.



informasi Laporan



secara



juga



akan



efektif



kepada



menjadi



seluruh



informasi



pemangku



penting



bagi



pengembangan profesionalitas yang diperlukan bagi konselor atau guru bimbingan dan konseling. 3. Tindak Lanjut Tindak lanjut atas laporan program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling akan menjadi alat penting dalam tindak lanjut untuk mendukung program sejalan dengan yang direncanakan, mendukung setiap peserta didik yang dilayani, mendukung digunakannya materi yang tepat, mendokumentasi proses, persepsi, dan hasil program secara rinci, mendokumentasi dampak jangka pendek, menengah dan jangka panjang, atas analisis keefektivan program digunakan untuk mengambil keputusan apakah program dilanjutkan, direvisi, atau dihentikan, meningkatkan program, serta digunakan untuk mendukung perubahan-perubahan dalam sistem sekolah.



23



K. Sarana dan Prasarana Selain rumusan dalam bentuk perilaku, hasil analisis asesmen kebutuhan juga digunakan untuk mengidentifikasi infrastruktur program bimbingan dan konseling. Standar infrastruktur mengacu pada lampiran Permendikbud No. 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Infrastruktur atau sarana dan prasarana yang dibutuhkan bimbingan dan konseling dituangkan dalam tabel di bawah ini. Tabel 8. Kebutuhan Sarana dan Prasarana Kebutuhan Sarana



Prasarana



Sarana dan Prasarana yang Tersedia Ruang kerja bimbingan dan konseling sudah ada dan cukup luas, tetapi masih belum sesuai dengan penataan ruang bimbingan konseling yang seharusnya yang terdapat dalam Permendikbud No. 111 Tahun 2014. Lemari berkas dan dokumen bimbingan dan konseling sudah cukup banyak, namun penempatan data masih belum disesuaikan. Tersedianya beberapa alat pengumpul data non tes seperti biodata peserta didik/ konseli, ITP, formatformat surat (perjanjian, panggilan, home visit, dan pengunduran diri), buku kasus, dsb, namun masih kurangnya alat pengumpul data. Kemudian dibutuhkan juga computer, printer yang dapat dijadikan sebagai tempat penyimpan datadata. Selain itu juga media yang digunakan dalam layanan bimbingan dan konseling masih minim.



Sarana Prasarana yang Dibutuhkan Ruang kerja bimbingan dan konseling disesuaikan dengan penataan ruang bimbingan konseling yang seharusnya yang terdapat dalam Permendikbud No. 111 Tahun 2014.



Diatur ulang untuk penempatan berkas dan dokumen bimbingan dan konseling. Ditambahnya alat pengumpul data agar dapat diketahui kebutuhan peserta didik secara lebih jelas. Seperti diadakannya psikotes sebagai salah satu alat pengumpul data tes. Selain itu untuk alat pengumpul data non tes dapat ditambah dengan menggunakan DCM, AUM, AKPD. Kemudian disediakan computer dan printer untuk dapat menyimpan data-data bimbingan dan konseling. Selain itu ditambah media-media untuk pelayanan bimbingan dan konseling seperti infocus, berbagai film dan CD interaktif sebagai bahan penunjang pengembangan keterampilan pribadi, sosial, belajar dan karir. Disamping itu juga dibutuhkan buku-buku



24



Tujuan Kegiatan Ruang bimbingan dan konseling dapat lebih nyaman dan merasa terjaga privasinya.



Berkas dan dokumen bimbingan dan konseling lebih tersusun rapi. Membantu proses pemberian layanan bimbingan dan konseling berjalan dengan baik kepada siswa.



yang dapat dijadikan sebagai media bimbingan dan konsling. Papan informasi juga dibutuhkan agar siswa dapat memperoleh informasi yang berguna bagi siswa.



L. Anggaran Biaya Dalam melaksanakan layanan bimbingan dan konseling, diperlukan adanya dukungan berupa usulan dana. Usulan dana yang dibutuhkan dirinci secara jelas agar dapat dipenuhi sejalan dengan program bimbingan dan konseling secara keseluruhan. Rencana anggaran biaya diuraikan sebagai berikut. Tabel 9. Rencana Anggaran Biaya No



Jenis Barang



1.



Foto Copy dan Print



2.



Transport



Kebutuhan - Instrumen Perkembangan - Program BK - Format-format BK - Home visit



Tugas



Jumlah barang x harga



Jumlah Harga Keseluruhan



250 x 1000



Rp. 250.000



500 x 300 250 x 600 12 x 50.000 12 x 75.000 Jumlah



Rp. 150.000 Rp. 150.000 Rp. 600.000 Rp. 900.000 Rp. 2.050.000



Mengetahui, Kepala Sekolah



Lintongnihuta, Guru BK



PARLINDUNGAN SILABAN PEMBINA TK. I NIP. 19591101 198102 1 002



DEBORAH S. RAJAGUKGUK NIP. 19940909 201903 2 021



25



Juli 2019